BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

16
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen yaitu PIC, head of counter, head of supervisor, dan head of marketing di dealer astra Pekanbaru dan Kampar. Perolehan data dilakukan pada tanggal 8sampai 19Januari 2020. Pada tabel 4.1 dijelaskan bahwa kuesioner yang disebarluaskan adalah sebanyak 84 kuesioner. Kuesioner yang dikembalikan sebanyak 79 kuesioner. Kuesioner yang tidak kembali dan tidak lengkap sebanyak 5 kuesioner. Jadi jumlah sampel pengamatan sebanyak 79 pengamatan. Banyaknya kuesioner yang tidak kembali disebabkan karena responden bersikap protektif terhadap hal-hal yang menyangkut tentang kinerja manajerial. Tabel 4.1 Distribusi Kuesioner Penelitian Keterangan Jumlah Kuesioner Jumlah Kuesioner yang disebar 84 Kuesioner yang tidak kembali 4 Kuesioner yang tidak lengkap 1 Kuesioner yang digunakan 79 Sumber : Data diolah, 2020 Tabel 4.2, menyajikan informasi berupa data demografi responden meliputi usia, jenis kelamin, dan lama bekerja. Tabel 4.2 Profil Responden Keterangan Frequency Percent Usia 20 30 tahun 34 43,0 31 40 tahun 42 53,2 41 50 tahun 3 3,8 > 50 tahun 0 0,0 Jenis Kelamin Laki-laki 63 79,7 Perempuan 16 20,3 Lama bekerja < 1 tahun 0 0,0 1 3 tahun 2 2,5 3 5 tahun 29 36,7 > 5 tahun 48 60,8 Sumber : Data diolah, 2020 Berdasarkan data statistik frekuensi di atas, diketahui bahwa mayoritas jumlah responden berdasarkan umuradalah rentang 31-40 tahun sebanyak 53,2%.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen yaitu PIC,

head of counter, head of supervisor, dan head of marketing di dealer astra

Pekanbaru dan Kampar. Perolehan data dilakukan pada tanggal 8sampai 19Januari

2020. Pada tabel 4.1 dijelaskan bahwa kuesioner yang disebarluaskan adalah

sebanyak 84 kuesioner. Kuesioner yang dikembalikan sebanyak 79 kuesioner.

Kuesioner yang tidak kembali dan tidak lengkap sebanyak 5 kuesioner. Jadi

jumlah sampel pengamatan sebanyak 79 pengamatan. Banyaknya kuesioner yang

tidak kembali disebabkan karena responden bersikap protektif terhadap hal-hal

yang menyangkut tentang kinerja manajerial.

Tabel 4.1 Distribusi Kuesioner Penelitian

Keterangan Jumlah Kuesioner

Jumlah Kuesioner yang disebar 84

Kuesioner yang tidak kembali 4

Kuesioner yang tidak lengkap 1

Kuesioner yang digunakan 79

Sumber : Data diolah, 2020

Tabel 4.2, menyajikan informasi berupa data demografi responden

meliputi usia, jenis kelamin, dan lama bekerja.

Tabel 4.2 Profil Responden

Keterangan Frequency Percent

Usia 20 – 30 tahun 34 43,0

31 – 40 tahun 42 53,2

41 – 50 tahun 3 3,8

> 50 tahun 0 0,0

Jenis Kelamin Laki-laki 63 79,7

Perempuan 16 20,3

Lama bekerja < 1 tahun 0 0,0

1 – 3 tahun 2 2,5

3 – 5 tahun 29 36,7

> 5 tahun 48 60,8 Sumber : Data diolah, 2020

Berdasarkan data statistik frekuensi di atas, diketahui bahwa mayoritas

jumlah responden berdasarkan umuradalah rentang 31-40 tahun sebanyak 53,2%.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

47

Universitas Muhammadiyah Riau

Sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 79,7%.

Responden rata-rata telah bekerja lebih dari lima tahunsebanyak 60,8%.

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik dalam penelitian ini merujuk pada rata rata (mean) dan simpangan

baku (standar deviation) dari seluruh variabel dalam penelitian ini yaitu TQM

(X1), Sistem Pengukuran Kinerja (X2), Sistem Penghargaan (X3), Budaya

Organisasi (X4), dan Kinerja Manajerial (Y) sebagaimana ditunjukkan pada tabel

4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3Statistik Deskriptif

Keterangan N Min Max Mean Std Deviation

Total Quality Management 79 12,00 45,00 30,9367 8,81046

Sistem Pengukuran Kinerja 79 13,00 45,00 29,6709 9,38728

Sistem Penghargaan 79 13,00 45,00 27,5823 9,01794

Budaya Organisasi 79 16,00 50,00 34,1013 9,34193

Kinerja Manajerial 79 11,00 39,00 28,0633 7,06080

Valid N 79

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel 4.3, diatas dapat diketahui bahwa

n atau jumlah data responden yaitu 79 orangyang berasal dari populasi

manajemen/penanggung jawab dealer Astra Pekanbaru dan Kampar. Masing-

masing variabel akan dijabarkan sesuai dengan data pada tabel diatas sebagai

berikut:

4.2.1 Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM) memiliki nilai mean30,9367yang

mengandung arti bahwa adanya Total Quality Management (TQM)yang cukup

tinggi oleh manajemen pada dealer Astra di Kota Pekanbaru dan Kampardengan

standar deviasi sebesar 8,81046yang artinya bahwa nilai mean lebih besar dari

standar deviasi, sehingga mengindikasi bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut

dikarenakan standar deviasi adalah pencerminan penyimpangan yang sangat

tinggi, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang normal dan tidak

menyebabkan bias. Nilai minimum sebesar 12,00 dan nilai maksimum sebesar

45,00.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

48

Universitas Muhammadiyah Riau

4.2.2 Sistem Pengukuran Kinerja

Sistem pengukuran kinerja memiliki nilai mean29,6709yang mengandung

arti bahwa adanya sistem pengukuran kinerja yang cukup tinggi oleh manajemen

pada dealer Astra di Kota Pekanbaru dan Kampardengan standar deviasi sebesar

9,38728yang artinya bahwa nilai mean lebih besar dari standar deviasi, sehingga

mengindikasi bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut dikarenakan standar

deviasi adalah pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga

penyebaran data menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias.

Nilai minimum sebesar 13,00 dan nilai maksimum sebesar 45,00.

4.2.3 Sistem Penghargaan (Reward)

Sistem penghargaan memiliki nilai mean27,5823yang mengandung arti

bahwa adanya sistem penghargaan yang cukup tinggi oleh manajemen pada dealer

Astra di Kota Pekanbaru dan Kampardengan standar deviasi sebesar 9,01794yang

artinya bahwa nilai mean lebih besar dari standar deviasi, sehingga mengindikasi

bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut dikarenakan standar deviasi adalah

pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data

menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai minimum

sebesar 13,00 dan nilai maksimum sebesar 45,00.

4.2.4 Budaya Organisasi

Budaya organisasi memiliki nilai mean34,1013yang mengandung arti

bahwa adanya budaya organisasi yang cukup baik oleh manajemen pada dealer

Astra di Kota Pekanbaru dan Kampardengan standar deviasi sebesar 9,34193yang

artinya bahwa nilai mean lebih besar dari standar deviasi, sehingga mengindikasi

bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut dikarenakan standar deviasi adalah

pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data

menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai minimum

sebesar 16,00 dan nilai maksimum sebesar 50,00.

4.2.5 Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial memiliki nilai mean28,0633yang mengandung arti

bahwa adanya budaya organisasi yang cukup baik oleh manajemen pada dealer

Astra di Kota Pekanbaru dan Kampardengan standar deviasi sebesar 7,06080yang

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

49

Universitas Muhammadiyah Riau

artinya bahwa nilai mean lebih besar dari standar deviasi, sehingga mengindikasi

bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut dikarenakan standar deviasi adalah

pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data

menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai minimum

sebesar 11,00 dan nilai maksimum sebesar 39,00.

4.3 Uji Kualitas Data

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau validnya suatu

kuesioner. Kuesioner yang dikatakan valid akan mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Uji validitas dikatakan valid apabila r hitung > r table..Dalam

melakukan pengujian, peneliti menggunakan alat bantu berupa program statistik

SPSS version 24.0.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas data Total Quality Management (TQM)

Variabel Item R hitung R table Kesimpulan

TQM TQM1 0,753 0,221 Valid

TQM2 0,852 0,221 Valid

TQM3 0,855 0,221 Valid

TQM4 0,794 0,221 Valid

TQM5 0,667 0,221 Valid

TQM6 0,690 0,221 Valid

TQM7 0,704 0,221 Valid

TQM8 0,714 0,221 Valid

TQM9 0,668 0,221 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada tabel diatas, uji validitas data variabel Total Quality Management

(TQM) terdapat 9 item pernyataan. Dari pengujian validitas dengan pengujian

SPSS menyatakan bahwa pada variabel Total Quality Management (TQM)(X1),

terdapat 9 item pernyataan seluruh item dinyatakan valid dan bisa dimasukkan

dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis.

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas data Sistem pengukuran kinerja

Variabel Item R hitung R table Kesimpulan

Sistem pengukuran

kinerja

SPK1 0,768 0,221 Valid

SPK2 0,822 0,221 Valid

SPK3 0,823 0,221 Valid

SPK4 0,835 0,221 Valid

SPK5 0,797 0,221 Valid

SPK6 0,870 0,221 Valid

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

50

Universitas Muhammadiyah Riau

Variabel Item R hitung R table Kesimpulan

SPK7 0,801 0,221 Valid

SPK8 0,798 0,221 Valid

SPK9 0,761 0,221 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada tabel diatas, uji validitas data variabel sistem pengukuran kinerja

terdapat 9 item pernyataan. Seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan bisa

dimasukkan dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis.

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas data Sistem penghargaan (reward)

Variabel Item R hitung R table Kesimpulan

Sistem

penghargaan

(reward)

R1 0,678 0,221 Valid

R2 0,770 0,221 Valid

R3 0,725 0,221 Valid

R4 0,793 0,221 Valid

R5 0,778 0,221 Valid

R6 0,726 0,221 Valid

R7 0,735 0,221 Valid

R8 0,795 0,221 Valid

R9 0,729 0,221 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada tabel diatas, uji validitas data variabel sistem penghargaan (reward)

terdapat 9 item pernyataan. Seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan bisa

dimasukkan dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis.

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas data Budaya organisasi

Variabel Item R hitung R table Kesimpulan

Budaya Organisasi

BO1 0,895 0,221 Valid

BO2 0,834 0,221 Valid

BO3 0,869 0,221 Valid

BO4 0,836 0,221 Valid

BO5 0,780 0,221 Valid

BO6 0,749 0,221 Valid

BO7 0,747 0,221 Valid

BO8 0,791 0,221 Valid

BO9 0,784 0,221 Valid

BO10 0,804 0,221 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada tabel diatas, uji validitas data variabel budaya organisasiterdapat 10

item pernyataan. Seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan bisa dimasukkan

dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

51

Universitas Muhammadiyah Riau

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas data Kinerja Manajerial

Variabel Item R hitung R table Kesimpulan

Kinerja Manajerial

KM1 0,788 0,221 Valid

KM2 0,841 0,221 Valid

KM3 0,783 0,221 Valid

KM4 0,806 0,221 Valid

KM5 0,775 0,221 Valid

KM6 0,799 0,221 Valid

KM7 0,808 0,221 Valid

KM8 0,801 0,221 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada tabel diatas, uji validitas data variabel budaya organisasiterdapat

8item pernyataan. Seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan bisa dimasukkan

dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan dalam

kuesiner dapat diandalkan.Untuk mengukur reliabilitas digunakan nilai cronbach

alpha. Jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,600 dan nilai dari cronbach

alpha if item deleted pada masing-masing pertanyaan lebih dai 0,600 maka

kuesioner dianggap reliabel.

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Status

TQM(X1) 0,930 Reliabel

Sistem Pengukuran Kinerja (X2) 0,952 Reliabel

Sistem Penghargaan (X3) 0,932 Reliabel

Budaya Organisasi (X4) 0,956 Reliabel

Kinerja Manajerial (Y) 0,944 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.9menunjukkan semua variabel yang

dijadikan instrumen dalam penelitian ini menunjukkan tingkat reliabiliitas yang

bisa dipercaya dan dinyatakan telah handal.Dibuktikan dengan nilai cronbach’s

alpha semua variabel yang lebih dari 0,600.

4.3.3 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji adanya variabel pengganggu atau

residual dalam model regresi yang memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi

normalitas data, dapat dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov

Test (K-S), dengan ketentuan nilai probabilitas signifikan K-S ≥ 5 persen atau

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

52

Universitas Muhammadiyah Riau

0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Hasil uji normalitas ditunjukkan

dalam tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 79

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,76326918

Most Extreme Differences Absolute ,086

Positive ,086

Negative -,060

Test Statistic ,086

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai signifikansi 0,200 yang berarti

lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

4.3.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas menguji model regresi apakah ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas. Jika nilai toleransi lebih dari 0,1 dan atau VIF

kurang dari 10, maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas. Hasil pengujian

multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Perhitungan Keterangan

Tolerance VIF

TQM 0,296 3,383 Tidak terjadi multikolinearitas

Sistem Pengukuran

kinerja

0,159 6,306 Tidak terjadi multikolinearitas

Sistem Penghargaan 0,204 4,902 Tidak terjadi multikolinearitas

Budaya Organisasi 0,325 3,081 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

53

Universitas Muhammadiyah Riau

Berdasarkan tabel 4.11, dapat dijelaskan bahwa semua variabel bebas

mempunyai nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Dapat disimpulkan bahwa

seluruh variabel bebas dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.

4.3.5 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas menguji apakah terjadi ketidaksamaan varians dari

variabel absolute residual pengamatan ke pengamatan yang lain dalam suatu

model regresi. Tingkat signifikansi yang berada di atas 0,05 menunjukkan model

regresi dikatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian

heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12 Hasil Uji Heterokedastisitas

Variabel Sig Keterangan

TQM 0,159 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sistem pengukuran kinerja 0,121 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sistem penghargaan 0,120 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Budaya Organisasi 0,305 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari

semua variabel yang diteliti mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi

heterokedastisitas.

4.3.6 Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear sederhana dilakukan untuk menguji pengaruh

beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi linear berganda

digunakan untuk menganalisis pengaruh TQM (X1), Sistem Pengukuran Kinerja

(X2), Sistem penghargaan (X3) dan Budaya Organisasi (X4) pada Kinerja

Manajerial (Y). Hasil analisis regresi linear sederhana disajikan pada Tabel 4.13

berikut.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

54

Universitas Muhammadiyah Riau

Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4,882 1,271 3,840 ,000 X1 ,144 ,067 ,179 2,143 ,035 X2 ,284 ,086 ,378 3,310 ,001 X3 ,169 ,079 ,215 2,139 ,036 X4 ,166 ,060 ,219 2,742 ,008

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada tabel 4.13 hasil perhitungan regresi linear berganda dengan

menggunakan program SPSS 24.0 didapatkan hasil sebagai berikut:

Y = 4,882 + 0,144X1 + 0,284X2 +0,169X3 + 0,166X4

1) Nilai konstanta sebesar 4,882 menunjukkan bahwa apabila variabel bebas

(X1,X2,X3 dan X4) sama dengan nol, maka kinerja manajerial akan

bernilai sebesar 4,882. Artinya variabel bebas (TQM, sistem pengukuran

kinerja, reward, dan budaya organisasi) mampu meningkatkan variabel

kinerja manajerial yang dilihat dari nilai konstanta.

2) Nilai koefisien variabel TQM (X1) adalah 0,144 menunjukkan bahwa

apabila nilai TQM meningkat sebesar satu satuan maka akan

meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0,144 satuan

3) Nilai koefisien variabel sistem pengukuran kinerja (X2) adalah 0,284

menunjukkan bahwa apabila nilai Sistem Pengukuran Kinerja meningkat

sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar

0,284 satuan

4) Nilai koefisien variabel sistem penghargaan (X3) adalah 0,169

menunjukkan bahwa apabila nilai Sistem Penghargaan (reward)

meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kinerja manajerial

sebesar 0,169 satuan

5) Nilai koefisien variabel budaya organisasi (X4) adalah 0,166 menunjukkan

bahwa apabila nilai Budaya Organisasi meningkat sebesar satu satuan

maka akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0,166 satuan.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

55

Universitas Muhammadiyah Riau

4.3.7 Koefisien Determinasi

Uji koefesien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

persentase sumbangan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen.Dilihat dari seberapa besar nilai koefesien determinasi atau R

square.Berikut tabel koefesien determinasi yang dihasilkan dalam penelitian:

Tabel 4.14 Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 ,920a ,847 ,839 2,83697

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Nilai adjusted R square yang ditunjukkan pada Tabel 4.14, sebesar 0,839.

Artinya variabel Total Quality Management (X1), Sistem Pengukuran Kinerja

(X2), Sistem Penghargaan (X3), Budaya Organisasi (X4) mampu mempengaruhi

kinerja manajerial sebesar 83,9%. Sisanya sebesar 16,1% dijelaskan oleh faktor-

faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian.

4.3.8 Uji t (Parsial)

Uji t atau uji parsial digunakan untuk membuktikan hipotesis masing-

masing pengaruh variabel bebas dari dua buah mean sampel yang diambil secara

random untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan (Sudjiono,

2010). Hasil uji t ditunjukkan pada tabel 4.15 sebagai berikut:

Tabel 4.15 Hasil Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4,882 1,271 3,840 ,000

X1 ,144 ,067 ,179 2,143 ,035

X2 ,284 ,086 ,378 3,310 ,001

X3 ,169 ,079 ,215 2,139 ,036

X4 ,166 ,060 ,219 2,742 ,008

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil pengolahan data, 2020

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

56

Universitas Muhammadiyah Riau

Berdasarkan hasil uji pada tabel di atas diperoleh hasil:

1) Variabel TQM (X1) mampu mempengaruhi variabel Kinerja Manajerial

(Y) hal ini dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 2,143> t tabel 1,993

dengan signifikansi 0,035 (< 0,05).

2) Variabel Sistem Pengukuran Kinerja (X2) mampu mempengaruhi variabel

Kinerja Manajerial (Y) hal ini dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 3,310>

t tabel 1,993 dengan signifikansi 0,001 (< 0,05).

3) Variabel Sistem Penghargaan (X3) mampu mempengaruhi variabel

Kinerja Manajerial (Y) hal ini dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 2,139>

t tabel 1,993 dengan signifikansi 0,036 (< 0,05).

4) Variabel Budaya Organisasi (X4) mampu mempengaruhi variabel Kinerja

Manajerial (Y) hal ini dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 2,742> t tabel

1,993 dengan signifikansi 0,008 (< 0,05).

4.3.9 Uji F (Simultan)

Uji Simultan (Uji F) bertujuan untuk menguji apakah model yang

digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak untuk digunakan sebagai alat

analisis dalam menguji pengaruh variabel independen pada variabel dependennya.

Hasil uji F pada ditunjukkan pada Tabel 4.15 sebagai berikut.

Tabel 4.16 Hasil Uji Simltan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 3293,102 4 823,276 102,291 ,000b

Residual 595,581 74 8,048

Total 3888,684 78

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Berdasarkan hasil uji pada tabel di atas diperoleh nilai Fhitung

sebesar 102,291> F tabel 2,50dengan signifikansi F = 0,000 lebih kecil dari α =

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel TQM, Sistem Pengukuran Kinerja,

Sistem Penghargaan dan Budaya Organisasi mampu memprediksi dan

mempengaruhi kinerja manajerial .

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

57

Universitas Muhammadiyah Riau

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Total quality management (TQM) terhadap Kinerja

Manajerial

Hipotesis pertama (H1) pengaruh total quality management (TQM) terhadap

Kinerja Manajerial. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa signifikansi variabel

total quality management (TQM) adalah sebesar 0,035< 0,05 sehingga H1

diterima, hal ini memiliki arti bahwa total quality management (TQM) mampu

mempengaruhi variabel Kinerja Manajerial. Nilai koefisien regresi total quality

management (TQM) sebesar 0,144menunjukkan adanya pengaruh positif total

quality management (TQM) pada Kinerja Manajerial sehingga semakin baik total

quality management (TQM) maka akan meningkatkan Kinerja Manajerial.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positifsignifikansi antara

variabel TQM dengan kinerja manajerial hal ini dikarenakan dalam penerapan

total quality management telah mencakup aspek fungsi manajemen yang

menentukan kebijakan kualitas, sasaran dan tanggung jawab untuk

memaksimalkan kontrol terhadap kualitas manajemen. Hal ini akan membantu

memperbaiki kualitas manajemen yang rendah sehingga yang mendorong

peningkatan kinerja manajerial. Nasution (2016) menjelaskan bahwa TQM akan

mampu mendeteksi hal-hal yang tidak sesuai dengan pengendalian mutu sehingga

hal ini akan meningkatan aspek dalam kinerja suatu manajemen.

Hasil penelitian ini mendukung teori kontijensi yang menyatakan bahwa

dalam sistem akuntansi manajemen informasi seperti kualitas manajemen dalam

TQM akan berdampak pada desain sistem pengendalian internal, sehingga

penerapan TQM membuktikan teori kontijensi bahwa aplikasi konsep sistem

kontrol terbaik dalam suatu perusahaan adalah perlu keterlibatan variabel sistem

informasi manajemen untuk meningkatakan kinerja manajerial. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian Minje (2013), Pamungkas (2015), Laiya (2018) dan

Lubis (2018) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh positifsignifikansi antara

total quality management terhadap kinerja manajerial. Semakin baik total quality

management pada suatu perusahaan akan meningkatkan kinerja manajerial.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

58

Universitas Muhammadiyah Riau

4.4.2 Pengaruh Sistem pengukuran kinerja terhadap Kinerja Manajerial

Hipotesis kedua (H2) pengaruh sistem pengukuran kinerjaterhadap Kinerja

Manajerial. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa signifikansi variabel sistem

pengukuran kinerjaadalah sebesar 0,001 < 0,05 sehingga H1 diterima, hal ini

memiliki arti bahwa sistem pengukuran kinerjamampu mempengaruhi variabel

Kinerja Manajerial. Nilai koefisien regresi sistem pengukuran kinerjasebesar

0,284 menunjukkan adanya pengaruh positif sistem pengukuran kinerjapada

Kinerja Manajerial sehingga semakin baik sistem pengukuran kinerjamaka akan

meningkatkan Kinerja Manajerial.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sistem pengukuran kinerja

berpengaruh positifsignifikansi terhadap kinerja manajerial. Hal ini dikarenakan

pengukuran kinerja adalah suatu hal yang penting dilaksanakan untuk mengetahui

apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat kesenjangan dari rencana yang telah

ditentukan atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.

Sistem pengukuran kinerja yang dilakukan oleh perusahaan akan memotivasi

manajer untuk bekerja lebih baik karena prestasi kerjanya sangat diperlukan

perusahaan. Sianipar (2013) mengatakan bahwa dalam sistem informasi

manajemen terdapat informasi kinerja yang komprehensif dari sistem pengukuran

kinerja akan memberikan informasi yang lebih spesifik dan relevan untuk proses

pengambilan keputusan, sehingga dapat meningkatkan kinerja manajerial.

Menurut Sianipar (2013); Ivani & Ratnawati (2015); Winarsih (2015) variabel

sistem pengukuran kinerjatermasuk kedalam sistem akuntansi manajemen yang

berkaitan dengan teori induk (grand theory) kontijensi.

Hasil penelitian ini mendukung teori kontijensi yang membahas informasi

sistem akuntansi manajemen untuk mengetahui pentingnya peranan sistem

pengukuran kinerja yang dilakukan oleh manajerial sehingga memberikan

informasi untuk strategi evaluasi yang dilakukan oleh manajerial terhadap

perusahaan sehingga mendukung fungsi kerja manajerial untuk perbaikan

terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Winarsih (2015), Pujianto (2016) dan Faroji (2018) yang menemukan bahwa

terdapat pengaruh positif signifikansiantara sistem pengukuran kinerja terhadap

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

59

Universitas Muhammadiyah Riau

kinerja manajerial. Semakin baik sistem pengukuran kinerja pada suatu

perusahaan akan meningkatkan kinerja manajerial.

4.4.3 Pengaruh Reward terhadap Kinerja Manajerial

Hipotesis ketiga (H3) pengaruh sistem penghargaan terhadap Kinerja

Manajerial. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa signifikansi variabel sistem

penghargaanadalah sebesar 0,036 < 0,05 sehingga H1 diterima, hal ini memiliki

arti bahwa sistem penghargaan mampu mempengaruhi variabel Kinerja

Manajerial. Nilai koefisien regresi sistem penghargaan sebesar 0,169

menunjukkan adanya pengaruh positif signifikansistem penghargaan pada Kinerja

Manajerial sehingga semakin baik sistem penghargaan maka akan meningkatkan

Kinerja Manajerial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem penghargaan yang

dilaksanakan perusahaan telah mampu memberikan dorongan dan motivasi

terhadap kinerja manajerial. Hal ini dikarenakan penghargaan dapat menarik

perhatian karyawan dan memberi informasi atau mengingatkan dan mengubah

kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat

untuk memenuhi tujuan organisasi.Sistem penghargaan adalah segala bentuk

pengembalian baikfinansial maupun non finansial yang diterima karyawankarena

jasa yang disumbangkan ke perusahaan (Mintje, 2013). Begitu juga dengan sistem

penghargaan (reward)yang berbasis kinerja mendorong karyawan

mengubahkecenderungan mereka dari semangat untuk memenuhikepentingan diri

sendiri ke semangat memenuhi kepentinganorganisasi. Reward yang berbasis

kinerja memberikan duamanfaat, yaitu memberi motivasi dan memberi informasi

(Hermawan, 2014).

Hasil penelitian ini mendukung teori kontijensi yang menyatakan bahwa

penghargaan yang diberikan kepada karyawan akan mendorong kesuksesan

perusahaan karena semangat yang tumbuh dari karyawan untuk perbaikan

perusahaan. Menurut Minje (2013) dan Setyani et al (2015) variabel sistem

penghargaan termasuk kedalam sistem akuntansi manajemen yang berkaitan

dengan teori induk (grand theory) kontijensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Setyani et al (2015), Purba & Hamdayani (2017) yang menemukan

bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara sistem penghargaan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

60

Universitas Muhammadiyah Riau

terhadap kinerja manajerial. Semakin baik sistem penghargaan pada suatu

perusahaan akan meningkatkan kinerja manajerial.

4.4.4 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial

Hipotesis keempat (H4) pengaruh budaya organisasi terhadap Kinerja

Manajerial. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa signifikansi variabel sistem

penghargaanadalah sebesar 0,008 < 0,05 sehingga H4 diterima, hal ini memiliki

arti bahwa budaya organisasi mampu mempengaruhi variabel Kinerja Manajerial.

Nilai koefisien regresi budaya organisasi sebesar 0,166 menunjukkan adanya

pengaruh positif budaya organisasi pada Kinerja Manajerial sehingga semakin

baik budaya organisasi maka akan meningkatkan Kinerja Manajerial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh

positif terhadap kinerja manajerial. Hal ini dikarenakan budaya organisasi di

perusahaan memberikan dorongan dalam diri karyawan. Karyawan yangmerasa

nyaman dengan kebijakan organisasi yangditerapkan mampu menumbuhkan

penilaian yangpositif dari karyawan terhadap organisasi, yangberimbas pada

kontrol akan semangat kerja dankomitmen yang dimiliki karyawan.

Timbulnyasemangat dan komitmen untuk bekerja merupakanbagian dari motivasi

karyawan atas pekerjaan yang dilakukan. Manajer yang sudah memahami

keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai

suatu kepribadian organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan diwujudkan

menjadi perilaku keseharian mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi kinerja

manajer. Didukung dengan sumber daya manusia yang ada, sistem dan teknologi,

strategi perusahaan dan logistik, masing - masing kinerja manajer yang baik akan

menimbulkan kinerja organisasi yang baik pula (Harahap, 2016).

Hasil penelitian ini mendukung teori kontijensi yaitu dengan informasi yang

diterima oleh manajerial tentang nilai-nilai yang dianut oleh karyawan dijadikan

strategi untuk meningkatkan kinerja sehingga mendorong peningkatan sumber

daya manusia yang ada. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ahmad

(2018), Silvana (2015), Ardini (2018) dan Yolanda (2016) yang menemukan

bahwa terdapat pengaruh positif antara budaya organisasi terhadap kinerja

manajerial. Semakin baik budaya organisasi pada suatu perusahaan akan

meningkatkan kinerja manajerial.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen

61

Universitas Muhammadiyah Riau

4.4.5 Pengaruh TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan

Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial

Hipotesis kelima (H5) pengaruh TQM, sistem pengukuran kinerja, sistem

penghargaan dan budaya organisasi terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan

tabel 4.14 diketahui bahwa signifikansi seluruh variabel indepnden adalah sebesar

0,000 < 0,05 sehingga H5 diterima, hal ini memiliki arti bahwa secara simultan

variabel TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan budaya

organisasi mampu mempengaruhi variabel Kinerja Manajerial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel

independen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial hal ini dikarenakan

total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan

budaya organisasi yang diterapkan diperusahaan mampu memberikan dorongan

kepada manajemen perusahaan sehingga meningkatkan kinerja manajerial. Total

quality management yang baik akan membuat manajer secara terus menerus

memperbaiki sistem kerja, selain itu pengukuran kinerja yang dilaksanakan di

perusahaan juga akan bersama-sama mendorong perbaikan terhadap kinerja

karyawan. Hal ini juga mendukung sehingga mampu memperbaiki nilai-nilai

sehingga budaya organisasi juga menjadi baik. Keberaadaan semua variabel

independen ini pada akhirnya berkontribusi kepada tendensi para manajer untuk

memperbaiki kualitas dan kuantitas pekerjaannya sehingga menambah kinerja

manajerial(Primadana, 2014).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Minje (2013), Jusuf (2013)

dan Primadana dkk (2014) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh positif

antara pengaruh TQM, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan

budaya organisasi terhadap kinerja manajerial. Semakin baik TQM, sistem

pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan budaya organisasi pada suatu

perusahaan akan meningkatkan kinerja manajerial.