BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...

16
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Prasiklus Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 2 minggu di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Bugel 02 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bahwa tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi masih sangat rendah. Hal ini dapat dilhat dari hasil nilai ulangan harian IPA yang hampir semua siswa dibawah ketuntatasan belajar KKM >65. Hasil belajar siswa pada prasiklus sebelum diadakan tindakan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Nilai Ulangan Tengah Semester IPA Siswa Kelas 5 Sebelum Tindakan (Prasiklus) No Interval nilai Jumlah Sisiwa Persentase (%) Mencapai KKM 65 1 ≥65 7 35% Tuntas 2 <65 13 65% Tidak tuntas Jumlah 20 100% Rata-rata 62 Nilai terendah 50 Nilai tertinggi 80 Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM ≥65 sebanyak 7 siswa atau 35%, sedangkan siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 13 siswa atau 65%. Dengan nilai rata-rata 62 sedangkan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Dengan masalah ini maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD materi “Gaya“ untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Bila disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.1:

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Prasiklus

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 2 minggu di

kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Bugel 02 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

yang berjumlah 20 siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bahwa

tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi masih sangat rendah.

Hal ini dapat dilhat dari hasil nilai ulangan harian IPA yang hampir semua siswa

dibawah ketuntatasan belajar KKM >65.

Hasil belajar siswa pada prasiklus sebelum diadakan tindakan penelitian

dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Tengah Semester IPA Siswa Kelas 5

Sebelum Tindakan (Prasiklus)

No Interval nilai Jumlah Sisiwa

Persentase (%)

Mencapai KKM 65

1 ≥65 7 35% Tuntas 2 <65 13 65% Tidak tuntas

Jumlah 20 100%

Rata-rata 62 Nilai terendah 50 Nilai tertinggi 80

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai di

atas KKM ≥65 sebanyak 7 siswa atau 35%, sedangkan siswa yang mendapat nilai

kurang dari KKM sebanyak 13 siswa atau 65%. Dengan nilai rata-rata 62

sedangkan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50.

Dengan masalah ini maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan

kelas dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe

STAD materi “Gaya“ untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Bila disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar

4.1:

44

Gambar 4.1

Hasil Nilai Prasiklus

Berdasarkan persentase nilai ulangan harian IPA siswa kelas 5 SD Negeri

Bugel 02 dapat dikatakan hasil belajar siswa rendah dan rendahnya hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, metode pembelajaran yang masih

ceramah, pembelajaran masih berpusat pada guru.

Berdasarkan data hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Bugel 02 Semester

II Tahun Pelajaran 2003/2014, penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah disusun. Dalam penelitian

ini penulis menggunakan model pembelajaran Cooperatife Learning Tipe STAD

untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus.

Siklus I dan siklus II.

4.2 Pelaksanaan Siklus I

4.2.1 Pertemuan I

1. Rencana Tindakan

Setelah memperoleh data mengenai hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD

Negeri Bugel 02, peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 5 untuk

perencanaan siklus I pertemuan I yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2014.

Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar pada siklus I pertemuan I peneliti

menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan pada saat mengajar seperti

0

5

10

15

Jum

lah

Sisw

a

Nilai

<65

≥65

45

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menyiapkan soal tes dan lembar observasi.

Selain itu peneliti juga mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan,

misalnya lembar kerja siswa (LKS), buku pelajaran, serta alat peraga.

2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan

Pertemuan I siklus I dengan standar kompetensi 5. Memahami hubungan

antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya dan kompetensi dasarnya 5.1

Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan

(gaya gravitasi, gaya magnet, gaya gesek) dan indikatornya antara lain:

membandingkan kecepatan jatuh dua buah benda (yang berbeda berat, bentuk dan

ukuran) dari ketinggian tertentu, menyimpulkan bahwa gaya gravitasi

menyebabkan benda bergerak ke bawah, mengelompokkan benda-benda yang

bersifat magnetis dan non magnetis, menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam

menembus beberapa benda melalui percobaan, memberi contoh penggunaan gaya

magnet dalam kehidupan sehari-hari, membuat magnet, membandingkan gerak

benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar-halus), menjelaskan berbagai

cara memperkecil atau memperbesar gaya gesekan, menjelaskan manfaat dan

kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I pertemuan I ini berupa hasil

lembar observasi yang diterapkan oleh guru siswa seperti pada tabel 4.3 berikut.

1). Lembar Observasi Kinerja Guru

Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD oleh

observer pada siklus I pertemuan I dapat dilihat pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru Pertemuan I

No

Aspek yang diamati

Skor Ya Tidak

1 Kegiatan Awal 1 2 2 Kegiatan Inti 3 5 3 Kegiatan Penutup 1 1

Jumlah 5 8

46

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa pertemuan I siklus I pembelajaran

dengan model STAD sudah diterapkan oleh guru dengan total nilai keseluruhan

kinerja guru dari 13 aspek yang ditentukan setelah diamati ada 5 kegiatan yang

dilakukan guru yaitu guru menjelaskan materi guru membimbing siswa

membentuk kelompok memfasilitasi siswa melaksanakan diskusi di dalam kelas,

dan melaksanakan evaluasi, dan ada 8 kegiatan yang tidak dilakukan guru yaitu

guru tidak begitu menjelaskan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang akan di

capai,tidak memfasilitasi siswa agar bertanggung jawab penuh dalam kelompok,

untuk lebih jelasnya bias di lihat pada lampiran 20 .

2). Lembar Observasi Kinerja Siswa

Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD oleh

observer pada pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 4.3 :

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kinerja Siswa Pertemuan I

No

Aspek Yang Diamati

Skor 1 2 3 4

1 Kegiatan/aktivitas Siswa 7 3 2 Jumlah 7 3 2

Total nilai keseluruhan kinerja siswa 31 Persentase Kinerja Siswa 64,5%

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa pertemuan I pembelajaran dengan

model STAD sudah diterapkan oleh guru dan total nilai jika di kalikan 2x7= 14,

3x3=9, 2x4=8, dan kemudian dihitung 14+9+8= 31, ଷଵସ଼%100ݔ = 64,5%

artinya keseluruhan kinerja siswa yang aktif dalam menggunakan model

pembelajaran STAD sebesar 64,5%, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

lampiran 21.

3. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan I, dari hasil

lembar observasi kinerja guru pada pertemuan I, kekurangan guru dalam mengajar

antara lain tidak melakukan apersepsi, tidak menyampaikan tujuan pembelajaran,

tidak memfasilitasi siswa dalam kelompok belajar sedangkan pada lembar

47

observasi kinerja siswa, kekurangannya antara lain siswa tidak terlibat aktif dalam

diskusi kelompok, dan kurang memahami materi yang dijelaskan oleh guru.

4.2.2 Pertemuan II

1. Rencana Tindakan

Setelah melihat kekurangan dari pertemuan I peneliti menyiapkan semua

perlengkapan yang diperlukan pada saat mengajar untuk pertemuan II dan

mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan seperti RPP, lembar

evaluasi siswa, buku pelajaran, serta alat peraga.

2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan

Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 24 April 2014 dengan standar

kompetensi, kompetensi dasar yang sama dengan pertemuan I. Proses kegiatan

pembelajaran pertemuan II berlangsung, guru kelas 5 sebagai observer untuk

mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan

mengisi lembar observasi yang telah disediakan seperti pada pertemuan I.

3. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I pertemuan II ini berupa hasil

lembar observasi yang diterapkan oleh guru siswa seperti pada tabel 4.4 berikut.

1). Lembar Observasi Kinerja Guru

Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD oleh

observer pada siklus I pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.4 :.

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Pertemuan II

No

Aspek yang diamati

Skor Ya Tidak

1 Kegiatan Awal 2 1 2 Kegiatan Inti 4 4 3 Kegiatan Penutup 2 0

Jumlah 8 5

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa pertemuan II siklus I pembelajaran

dengan model STAD sudah diterapkan oleh guru dengan total nilai keseluruhan

kinerja guru dari 14 aspek yang ditentukan setelah diamati ada 8 kegiatan yang

48

dilakukan guru yaitu guru telah melakukan apersepsi dan menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan materi dan memfasilitasi siswa bekerja kelompok,dan

ada 5 kegiatan yang tidak dilakukan guru yaitu guru tidak memfasilitasi siswa

dalam memberikan tanggapan, tidak membimbing siswa yang pintar membantu

teman sekelompoknya yang lain dalam berdiskusi, untuk lebih jelasnya lihat pada

lampiran 20.

2). Lembar Observasi Kinerja Siswa

Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada

pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kinerja Siswa Pertemuan II

No

Aspek yang diamati

Skor 1 2 3 4

1 Kegiatan/aktivitas Siswa 6 4 2 Jumlah 6 4 2

Total nilai keseluruhan kinerja siswa 32 Persentase Kinerja Siswa 66,6

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa pertemuan II pembelajaran dengan

model STAD sudah diterapkan oleh guru dan total nilai jika di kalikan 2x6= 12,

3x4=12, 2x4=8, dan kemudian jika dihitung 12+12+8= 32, ଷଶସ଼%100ݔ = 66,6%

artinya keseluruhan kinerja siswa yang aktif dalam menggunakan model

pembelajaran STAD sebesar 66,6% ,untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

lampiran 21.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar IPA siswa pada siklus I akan disajikan seperti tabel 4.6 :

49

Tabel 4.6

Hasil Belajar IPA Siklus I

No Interval nilai Frekuensi Persentase (%)

Mencapai KKM 65

3 ≥65 17 85% Tuntas 4 <65 3 15% Tidak tuntas

Jumlah 20 100%

Rata-rata 80,1 Nilai terendah 55 Nilai tertinggi 100

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui pencapaian hasil belajar siswa pada siklus

I dari total siswa berjumlah 20 siswa dalam satu kelas. Diketahui jumlah siswa

yang memperoleh nilai di atas KKM ≥65 sebanyak 17 siswa dengan persentase

85% dan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 3 siswa dengan

persentase 15%, dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 80,1 dan nilai tertinggi

adalah 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 55 untuk lebih jelas silahkan lihat

lampiran 16 halaman 129.

Data dari hasil belajar IPA siswa pada siklus I disajikan dalam bentuk

diagram batang dan dapat dilihat pada gambar 4.2 :

Gambar 4.2 Hasil Belajar IPA Siklus I

0

5

10

15

20

Jum

lah

Sisw

a

Nilai

<65≥65

50

Berdasarkan data hasil perolehan hasil belajar IPA siswa Siklus I diketahui

jumlah siswa yang tuntas atau mendapatkan nilai ≥65 sebanyak 17 dan siswa yang

belum tuntas atau mendapatkan nilai <65 sebanyak 3 siswa.

5. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan II siklus I

dari hasil lembar observasi kinerja guru pada pertemuan II, kekurangan guru

dalam mengajar antara lain guru kurang memfasilitasi siswa dalam diskusi

kelompok, kurang memfasilitasi siswa dalam memberikan tanggapan bagi

kelompok yang presentasi. Pada lembar observasi kinerja siswa, kekurangannya

antara lain bewberapa siswa kurang bertanggung jawab dalam diskusi kelompok,

siswa masih kurang aktif dalam bertanya.

Dari pencapaian hasil belajar IPA siswa kelas 5 pada pertemuan I dan II

siklus I dapat dikatakan indikator kinerja dalam penelitian ini belum tercapai.

Melihat kekurangan dari hasil kinerja guru, kinerja siswa dan hasil belajar IPA

pada siklus I, kegiatan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe

STAD dilanjutkan pada siklus II sebagai pemantapan keberhasilan pada siklus I.

4.3 Pelaksanaan Siklus II

4.3.1 Pertemuan I

1. Rencana Tindakan

Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dari siklus I, perencanaan

pembelajaran pada siklus II pertemuan I ini sebagai pemantapan dan tindak lanjut

dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Sebelum memulai kegiatan belajar

mengajar sama halnya seperti pada pertemuan sebelumnya, peneliti menyiapkan

semua perlengkapan seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga,

menyiapkan soal evaluasi dan lembar observasi.

2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan

Pertemuan I siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2014 dengan

kompetensi dasar 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat

51

pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat, dan indikatornya :mengidentifikasi

berbagai jenis pesawat sederhana misal: pengungkit, bidang miring, katrol dan

roda, menggolongkan berbagai alat umah tangga sebagai pengungkit bidang

miring, katrol, dan roda, mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat

sederhana, mendemontrasikan cara menggunakan pesawat sederhana.

3. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II pertemuan I ini berupa hasil

lembar observasi yang diterapkan oleh guru siswa seperti pada tabel 4.7 berikut.

1). Lembar Observasi Kinerja Guru

Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada

siklus I pertemuan I dapat dilihat pada tabel 4.7:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Pertemuan I

No

Aspek yang diamati

Skor Ya Tidak

1 Kegiatan Awal 3 0 2 Kegiatan Inti 6 2 3 Kegiatan Penutup 2

Jumlah 11 2

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa pertemuan I siklus II model

pembelajaran cooperative learning tipe STAD sudah diterapkan oleh guru dengan

total nilai keseluruhan kinerja guru dari 13 aspek yang ditentukan, setelah diamati

ada 11 kegiatan yang dilakukan guru yaitu kehiatan dalam meberikan apersepsi,

menjelaskan materi, membimbing siswa membentuk kelompok, dan memfasilitasi

siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok, dan ada 2 kegiatan yang tidak

dilakukan guru yaitu tidak memfasilitasi siswa dalam memberikan tanggapan dan

tidak menyimpulkan materi yang telah dipelajari, untuk lebih jelasnya lihat pada

lampiran 22.

2). Lembar Observasi Kinerja Siswa

Penerapan model pembelajaran STAD pada pertemuan 1 dapat dilihat pada

tabel 4.8 :.

52

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kinerja Siswa Pertemuan I

No

Aspek yang diamati

Skor 1 2 3 4

1 Kegiatan/aktivitas Siswa 12 Jumlah 12

Total nilai keseluruhan kinerja siswa 36 Persentase kinerja siswa 75%

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa pertemuan I pembelajaran dengan

model STAD sudah diterapkan oleh guru dan total nilai jika di kalikan 3x12 = 36 ,

dan kemudian dihitung ଷସ଼%100ݔ = 75% artinya keseluruhan kinerja siswa

yang aktif dalam menggunakan model pembelajaran STAD sebesar 75% , untuk

lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran 23.

3. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan I, dari hasil

lembar observasi kinerja guru pada pertemuan I, kekurangan guru dalam mengajar

yaitu guru tidak memfasilitasi siswa dalam memberikan tanggapan kepada siswa

yang presentasi sedangkan pada lembar observasi kinerja siswa, kekurangannya

antara lain siswa kurang berani dalam bertanya, kurang kreatif dalam

mempresentasikan hasil kerja kelompok..

4.3.2 Pertemuan II

1. Rencana Tindakan

Setelah melihat kekurangan dari pertemuan I peneliti menyiapkan semua

perlengkapan yang diperlukan pada saat mengajar untuk pertemuan II dan

mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan seperti RPP, lembar

evaluasi siswa, buku pelajaran, serta alat peraga.

2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan

Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2014 dengan standar

kompetensi, kompetensi dasar yang sama dengan pertemuan I.

53

3. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II pertemuan II ini berupa hasil

lembar observasi yang diterapkan oleh guru siswa seperti pada tabel 4.9 berikut.

1). Lembar Observasi Kinerja Guru

Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD oleh

observer pada siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9 Hasil Observasi Kinerja Guru Pertemuan II

No

Aspek yang diamati

Skor Ya Tidak

1 Kegiatan Awal 3 0 2 Kegiatan Inti 8 0 3 Kegiatan Penutup 2 0

Jumlah 13 0

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa pertemuan II siklus II pembelajaran

dengan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD sudah diterapkan

oleh guru dengan total nilai keseluruhan kinerja guru dari 13 aspek yang

ditentukan setelah diamati ada 13 kegiatan yang dilakukan guru dan tidak

kegiatan yang tidak dilakukan guru untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran 22.

2). Lembar Observasi Kinerja Siswa

Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD oleh

observer pada pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.10 :

Tabel 4.10 Hasil Observasi Kinerja Siswa Pertemuan II

No

Aspek yang diamati

Skor 1 2 3 4

1 Kegiatan/aktivitas Siswa 0 0 12 Jumlah 0 0 12

Total nilai keseluruhan kinerja siswa 48 Persentase kinerja siswa 95,8%

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa pertemuan II pembelajaran

dengan model STAD sudah diterapkan oleh guru dan total nilai jika di kalikan

4x12 = 48 , dan kemudian dihitung ସ଼ସ଼%100ݔ = 100% artinya keseluruhan

54

kinerja siswa yang aktif dalam menggunakan model pembelajaran STAD sebesar

100%, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran 23.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar IPA siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11 :

Tabel 4.11 Hasil Belajar IPA Siklus II

No Interval nilai Frekuensi Persentase (%)

Mencapai KKM 65

3 ≥65 20 100% Tuntas 4 <65 0 0% Tidak tuntas

Jumlah 20 100%

Rata-rata 96,5 Nilai terendah 80 Nilai tertinggi 100

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai di

atas KKM ≥65 sebanyak 20 siswa dengan persentase 100% dan tidak ada siswa

yang mendapatkan nilai di bawah KKM, dan dengan perolehan nilai rata-rata

sebesar 96,5 dan nilai tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 80.

Data dari hasil belajar IPA pada siklus II disajikan dalam diagram batang

dan dapat dilihat pada gambar 4.3 :

55

Gambar 4.3 Hasil Belajar IPA Siklus II

Berdasarkan data perolehan hasil belajar IPA siswa Siklus II diketahui

jumlah siswa yang tuntas atau mendapatkan nilai ≥65 sebanyak 20 tidak ada siswa

yang tidak tuntas.

5. Refleksi

Dari hasil pelaksanaan siklus II pertemuan I dan II dengan penerapan

model pembelajaran cooperative learning tipe STAD hasil belajar IPA siswa

meningkat jika dibandingkan siklus I pertemuan I dan II. Penelitian pada siklus II

tergolong sangat baik sehingga peneliti tidak melaksanakan siklus berikutnya.

Jika dibuat rekapitulasi hasil belajar IPA siswa dalam prasiklus, siklus I

pertemuan I dan II, dan siklus II pertemuan I dan II, dapat dilihat pada tabel 4.12

:

0

5

10

15

20

Jum

lah

Sisw

aNilai

<65

≥65

56

Tabel 4.12 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No

Nilai

Prasiklus Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa

Persentase Jumlah Siswa

Persentase Jumlah Siswa

Persentase

1 ≥65 7 35% 17 85% 20 100% 2 <65 13 65% 3 15% 0 0% Jumlah 20 100 20 100 20 100

Rekapitulasi hasil belajar pada tabel 4.12 diketahui adanya peningkatan

jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

pada tiap siklusnya. Sebelum diberikan tindakan, banyaknya siswa yang tuntas

hanya sebagian kecil jika dibandingkan banyaknya siswa yang tidak tuntas.

Dari pencapaian hasil belajar siswa sebelum diberikan tindakan (prasiklus)

siswa yang tuntas hanya 7 siswa atau 35%, dan siswa yang tidak tuntas sebanyak

13 siswa atau 65%. Dengan diberikan tindakan berupa model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe STAD pada siklus I siswa yang tuntas meningkat

menjadi 17 siswa atau 85% dan siswa yang tidak tuntas 3 siswa atau 15%,

sedangkan pada sklus II dengan model pembelajaran yang sama, siswa yang

tuntas bertambah menjadi 20 siswa atau 100% dan tidak ada siswa yang tidak

tuntas.

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative

Learning Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N

Bugel 02.

Perolehan ketuntasan hasil belajar IPA siswa pada prasiklus, siklus I, dan

siklus II dalam bentuk diagram batang pada gambar 4.4 :

57

Gambar 4.4

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

4.4 Pembahasan

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri

Bugel 02 Kota Salatiga ditemukan bahwa hasil belajar IPA siswa masih sangat

rendah, hal ini disebabkan penyampaian materi dengan metode ceramah dan tanpa

media yang mendukung dalam penyampain materi pembelajaran, siswa hanya

mendengarkan penjelasan guru saja, sehingga keaktifan dan kekreatifan siswa

sama sekali tidak terlihat.

Dari pencapaian hasil belajar IPA siswa pada saat peneliti melakukan

observasi, siswa yang mencapai nilai di atas KKM ≥65 , dalam prasiklus sebanyak

7 siswa atau 35% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 13 siswa atau 65%.

Oleh karena itu peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas dengan

model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD untuk meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas 5, dan hasil belajar tersebut didapat dari hasil perolehan

nilai siklus I dan siklus II.

1. Siklus I

Pertemuan I dan II dengan penerapan model pembelajaran Cooperative

Learning Tipe STAD siswa yang mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan

0

5

10

15

20

Prasiklus SIklus I Siklus II

<65

≥65

58

Minimal (KKM ≥65) atau siswa yang tuntas sebesar 17 siswa atau 85% dan

siswa yang belum tuntas sebanyak 3 siswa atau 15%.

.

2. Siklus II

Pertemuan I dan II dengan penerapan model pembelajaran Cooperative

Learning Tipe STAD siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa atau 100%.

Berdasarkan pencapaian hasil belajar yang didapatkan pada siklus I dan

siklus II dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD

dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Bugel 02 Kota

Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014, seperti yang sudah di jelaskan

pada bab sebelumnya bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil

belajar serta melatih siswa berbicara dan berani mengajukan pendapat di depan

umum sehingga terciptanya interaksi yang teratur antar siswa di dalam kelas, hasil

belajar yang diperoleh mudah di ingat kembali karena merupakan hasil berpikir

bersama, prestasi lebih bermakna karena siswa bekerja sama memecahkan

persoalan melalui kerja sama dalam kelompok, dan memotivasi siswa yang lemah

atau kurang menguasai materi untuk belajar secara aktif (Rusman:2011).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Elfira, Sriyanti berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (Stad) SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semseter II Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian menunjukkan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian skripsi PTK patrisius berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (Stad) SD negri kalibeji 01 Kecamatan tuntang kabupaten semarang semester I tahun pelajaran 2013/2014 “.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.