PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN ...
Embed Size (px)
Transcript of PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA
BAHASA MANDARIN MELALUI
METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE
DI SD NEGERI 03 JATEN KARANGANYAR
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai
Derajat Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR
Universitas Sebelas Maret
Oleh:
FITRIA LIANAWATI
C 9608044
PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSEMBAHAN
Penulis mempersembahkan karya ini untuk:
Orangtua yang selalu memberi doa dan dukungan moral maupun materiil,
Kedua kakakku yang juga selalu memberikan semangat,
Semua teman yang selalu mendukungku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
天下无难事,只怕有心人
tiān xià wú nán shì, zhǐ pà yǒu xīn rén
Di bawah langit ini tidak ada hal yang sulit bagi orang yang bersungguh-sungguh.
(anonim)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan judul “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa
Mandarin melalui Metode Total Physical Response di SD Negeri 03 Jaten
Karanganyar” ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Ahli Madya Bahasa China pada Program Studi DIII Bahasa China Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret..
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati akan
menerima setiap masukan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Terima kasih
penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang yang telah membantu selesainya tugas
akhir ini:
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret, yang telah memberi kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.
2. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku Ketua Program D3 Bahasa
China, yang telah memberikan nasehat dan bimbingan pada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.
3. M. Bagus Sekar Alam, S.S., M.Si., selaku Pembimbing Akademik, yang
telah memberikan nasehat dan bimbingan pada penulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Drs. Yohanes Suwanto, M.Hum., selaku Pembimbing I, yang telah
memberikan nasehat, bimbingan dan arahan pada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan tugas akhir dengan baik.
5. Feng Huai Zhong selaku Pembimbing II, yang telah memberikan nasehat,
bimbingan dan arahan pada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir dengan baik.
6. Hj. Endang Widowati, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 03 Jaten
Karanganyar, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
magang di SD Negeri 03 Jaten.
7. Reni ANS, S.E. ,S.Pd., selaku Ketua Program RSBI, yang telah membantu
penulis sehingga bisa mengajar dan mengambil data sekolah yang
diperlukan.
8. Istianah, S.Pd. dan Sih Armiati, S.Pd., selaku Guru Kelas 1 B, yang telah
banyak membantu penulis dalam pengajaran.
9. Orangtua yang selalu memberi doa dan dukungan moral maupun materiil
pada penulis
10. Semua teman dari D3 Bahasa China angkatan 2008, terutama Fenti,
Anggun, Andri dan Anna yang selalu membantu dalam semua hal.
Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan informasi tentang pembelajaran bahasa Mandarin.
Surakarta, Juli 2011
Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Fitria Lianawati, 2011. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin
Melalui Metode Total Physical Response di SD Negeri 03 Jaten Karanganyar.
Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Pengajaran bahasa Mandarin yang baik sangat dipengaruhi oleh pemilihan
metode yang tepat. Penelitian ini lebih ditekankan pada masalah:
a) Bagaimanakah penerapan metode Total Physical Response dalam membantu
pengenalan kosakata di kelas 1 B SDN 03 Jaten? b) Apa sajakah hambatan yang
dihadapi siswa dalam mengenalkan kosakata Bahasa Mandarin di kelas 1 B SDN
03 Jaten? c) Bagaimanakah penanganan hambatan pengenalan kosakata dengan
menggunakan metode Total Physical Response di kelas 1 B SDN 03 Jaten?
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk: a) menjelaskan penerapan metode
Total Physical Response dalam membantu pengenalan kosakata di kelas 1 B SDN
03 Jaten. b) mengetahui hambatan yang dihadapi siswa dalam mempelajari
kosakata Bahasa Mandarin di kelas 1 B SDN 03 Jaten. c) mengetahui penanganan
hambatan pengenalan kosakata dengan menggunakan metode Total Physical
Response di kelas 1 B SDN 03 Jaten. Laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan
hasil penelitian dengan pengumpulan data melalui kegiatan belajar mengajar
dengan siswa, observasi dan studi pustaka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Total Physical Response
dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Mandarin di kelas. Hal ini
dibuktikan dengan peningkatan nilai yang dicapai sebelum dan sesudah
penggunaan metode Total Physical Response. Dalam kegiatan belajar mengajar
terdapat hambatan-hambatan seperti, kesulitan siswa dalam memahami makna
kosakata dan pelafalan nada yang kurang tepat, tidak adanya buku bahasa
Mandarin sebagai acuan, serta alokasi waktu yang terbatas. Adapun solusi dari
hambatan-hambatan tersebut antara lain, guru praktikan akan melafalkan kosakata
berulang-ulang dengan nada yang tepat, memberikan materi ajar yang menarik,
serta mengarahkan siswa untuk lebih fokus dalam kegiatan belajar mengajar.
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah metode Total
Physical Response dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam proses
pembelajaran kosakata. Pelaksanaan metode tersebut dalam kelas bahasa
Mandarin dapat membangun motivasi siswa dalam belajar kosakata. Selain itu,
dengan memberikan dan melakukan perintah dapat membantu siswa dalam
menghafal kosakata. Oleh karena itu, metode Total Physical Response dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan penguasaan kosakata
bahasa Mandarin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN .......................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... viii
摘要 ............................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 7
E. Metode Penelitian ................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 9
A. Pembelajaran Bahasa Mandarin pada Anak .......................... 9
1. Bahasa Mandarin ............................................................... 9
2. Pembelajaran Bahasa Mandarin pada Anak ...................... 12
B. Penguasaan Kosakata ............................................................. 15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
1. Pengertian Kosakata .......................................................... 15
2. Proses Penguasaan Kosakata ............................................. 17
3. Pengajaran Kosakata .......................................................... 19
C. Metode TPR (Total Physical Response) ................................ 21
1. Pengertian Metode TPR ..................................................... 21
2. Karakteristik Metode TPR ................................................. 24
3. Bentuk Aktivitas dengan Metode dalam PBM .................. 25
4. Teori Pembelajaran Metode TPR ...................................... 26
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode TPR ......................... 28
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................... 31
A. Gambaran Umum Sekolah ..................................................... 31
B. Kegiatan Praktik Kerja ........................................................... 34
1. Kegiatan Observasi ............................................................ 34
2. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............... 35
3. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar ........................... 62
C. Hasil Evaluasi Pembelajaran .................................................. 69
D. Hambatan dalam Proses Belajar Mengajar ............................ 71
E. Upaya Penanganan ................................................................. 72
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 74
A. Kesimpulan ............................................................................ 74
B. Saran............................................................................... ....... 75
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 76
LAMPIRAN .................................................................................................. 77

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Daftar Siswa 1 B SD Negeri 03 Jaten………………………... 34
TABEL 3.2 Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar…………………………... 62
TABEL 3.3 Daftar Nilai Ujian…………………………………………….. 70

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA
MANDARIN MELALUI METODE TOTAL PHYSICAL
RESPONSE DI SD NEGERI 03 JATEN
KARANGANYAR
Fitria Lianawati1
Drs. Yohanes Suwanto, M.Hum2 Feng Huai Zhong
3
ABSTRAK
2011. Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pengajaran bahasa Mandarin yang baik sangat dipengaruhi oleh
pemilihan metode yang tepat. Penelitian ini lebih ditekankan pada
masalah: a) Bagaimanakah penerapan metode Total Physical
Response dalam membantu pengenalan kosakata di kelas 1 B SDN
03 Jaten? b) Apa sajakah hambatan yang dihadapi siswa dalam
mengenalkan kosakata Bahasa Mandarin di kelas 1 B SDN 03
Jaten? c) Bagaimanakah penanganan hambatan pengenalan
kosakata dengan menggunakan metode Total Physical Response di
kelas 1 B SDN 03 Jaten?
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk: a) menjelaskan
penerapan metode Total Physical Response dalam membantu
pengenalan kosakata di kelas 1 B SDN 03 Jaten. b) mengetahui
hambatan yang dihadapi siswa dalam mempelajari kosakata
Bahasa Mandarin di kelas 1 B SDN 03 Jaten. c) mengetahui
penanganan hambatan pengenalan kosakata dengan menggunakan
metode Total Physical Response di kelas 1 B SDN 03 Jaten.
Laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil penelitian
dengan pengumpulan data melalui kegiatan belajar mengajar
dengan siswa, observasi dan studi pustaka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Total Physical
Response dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
1 Mahasiswa Jurusan D III Bahasa China dengan NIM C9608044
2 Dosen Pembimbing I
3 Dosen Pembimbing II
Mandarin di kelas. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai
yang dicapai sebelum dan sesudah penggunaan metode Total
Physical Response. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat
hambatan-hambatan seperti, kesulitan siswa dalam memahami
makna kosakata dan pelafalan nada yang kurang tepat, tidak
adanya buku bahasa Mandarin sebagai acuan, serta alokasi waktu
yang terbatas. Adapun solusi dari hambatan-hambatan tersebut
antara lain, guru praktikan akan melafalkan kosakata berulang-
ulang dengan nada yang tepat, memberikan materi ajar yang
menarik, serta mengarahkan siswa untuk lebih fokus dalam
kegiatan belajar mengajar.
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah metode
Total Physical Response dapat memenuhi kebutuhan peserta didik
dalam proses pembelajaran kosakata. Pelaksanaan metode tersebut
dalam kelas bahasa Mandarin dapat membangun motivasi siswa
dalam belajar kosakata. Selain itu, dengan memberikan dan
melakukan perintah dapat membantu siswa dalam menghafal
kosakata. Oleh karena itu, metode Total Physical Response dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan penguasaan
kosakata bahasa Mandarin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini bahasa Mandarin menjadi mata pelajaran yang sudah diajarkan
sejak usia anak-anak. Banyak sekolah-sekolah di Indonesia mengajarkan bahasa
Asing seperti bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Perancis dan bahasa
Mandarin. Sekolah- sekolah SD di Indonesia sudah mulai memperkenalkan
bahasa Mandarin sebagai salah satu mata pelajaran intrakulikuler maupun
ekstrakulikuler. Hal itu disebabkan karena pengenalan bahasa Asing pada usia
anak-anak lebih mudah. Perlu diketahui bahwa bahasa merupakan kebiasaan,
begitulah teori bahasa yang sering dikenal karena usia anak-anak merupakan usia
pembentukan kepribadian, pengembangan bakat, termasuk keterampilan bahasa.
Dalam pembelajaran bahasa Asing (khususnya bahasa Mandarin),
penguasaaan kosakata memainkan peran yang sangat penting. Kosakata
merupakan komponen bahasa yang menghubungkan empat keterampilan bahasa
yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Penguasaan kosakata pada
anak-anak dapat dilakukan dengan cara mendengar, membaca, menulis, melatih
pengucapan, terus menerus dan berulang-ulang. Tiga tahapan dalam belajar
bahasa harus dikuasai, yaitu pengenalan, pemahaman, dan pengembangan. Usia
anak-anak adalah usia yang paling mudah untuk mempelajari bahasa, dan
penyampaian materi pada anak-anak tentulah berbeda dengan cara penyampaian
untuk orang dewasa. Pengenalan bahasa merupakan tahap yang bagus untuk
1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mempelajari bahasa pada anak-anak selanjutnya merupakan tahap pemahaman
dan pengembangan. Beberapa pakar bahasa mendukung pandangan “semakin dini
anak belajar bahasa asing, semakin mudah anak menguasai bahasa itu”.
SDN 03 Jaten adalah sekolah tingkat Sekolah Dasar RSBI (Rintisan
Sekolah Berbasis Internasional). Di sekolah tersebut bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris menjadi bahasa pengantar dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Bahasa Mandarin adalah mata pelajaran baru yang diajarkan dan menjadi mata
pelajaran tambahan ekstra sekolah di SDN 03 Jaten. Waktu yang dialokasikan
untuk mata pelajaran adalah 35 menit setiap pertemuan. Penulis menyadari bahwa
waktu yang diberikan untuk memberikan materi sangatlah sedikit yaitu 35 menit
setiap pertemuan dan satu pertemuan setiap minggu. Dengan alokasi waktu yang
sangat sedikit, penulis berusaha menggunakan waktu itu sebaik-baiknya untuk
bisa mengajar dengan baik dan bisa membuat siswa tertarik pada pelajaran bahasa
Mandarin. Untunglah di setiap kelas terdapat media pembelajaran yang lengkap
sehingga sangat menunjang dalam proses belajar mengajar, sehingga penulis
dapat memaksimalkan pengajaran bahasa Mandarin di sekolah tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Asing, banyak siswa yang merasa
bosan dengan teknik mengajar bahasa Asing secara tradisional, dan mereka
menginginkan cara baru yang lebih menyenangkan. Begitu pula yang terjadi pada
siswa kelas 1 B di SDN 03 Jaten. Guru biasanya akan mengajar dengan metode
konvensional yaitu metode ceramah yang mengharapkan siswa duduk tenang,
mendengarkan, mencatat dan menghafal materi yang diajarkan. Kegiatan Belajar
Mengajar ( KBM ) menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kondisi seperti itu tidak akan menyulitkan penulis untuk mengajarkan bahasa
Mandarin. Para siswa cenderung pasif dalam menerima materi pelajaran. Banyak
siswa yang lebih senang main bersama teman yang lain daripada memperhatikan
materi pelajaran. Pada usia anak-anak sebenarnya lebih mudah untuk
menyampaikan materi pelajaran berupa pengenalan kosakata karena anak-anak
akan cenderung lebih mudah mengingat daripada orang dewasa. Namun, mereka
lebih suka bermain daripada belajar. Penulis memilih metode pembelajaran yang
tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Pemilihan metode yang tepat untuk mengajarkan bahasa Mandarin pada
para siswa sangat penting. Penggunaan metode yang konvensional akan membuat
para siswa tidak mau memperhatikan pelajaran dan bermain sendiri dengan teman
yang lain. Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai materi suatu
subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan baik. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model
pembelajaran tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Timbul
pertanyaan apakah mungkin dikembangkan suatu model pembelajaran yang
sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh para guru sebagai
dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat
membantu meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar. Berkenaan
dengan hal itu, maka dengan memperhatikan berbagai konsep dan teori belajar
dikembangkanlah suatu metode pembelajaran yang disebut dengan metode
pembelajaran Total Physical Response (TPR). Penulis memilih metode Total

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Physical Response (TPR) untuk mengajarkan bahasa Mandarin di kelas 1 B SDN
03 Jaten.
Metode Total Physical Response (TPR) adalah metode pengajaran bahasa
asing yang didasarkan pada koordinasi ucapan dan gerakan. Pendengaran anak-
anak akan lebih berkembang daripada pengucapan. Guru akan memberikan
instruksi secara jelas dan pelan sehingga para siswa dapat mengerti maksud guru.
Menurut penulis metode tersebut dirasakan dapat meningkatkan minat siswa
dalam mempelajari bahasa Mandarin. Para siswa akan lebih menyukai metode
pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Metode tersebut juga
dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat lebih
memudahkan pengenalan kosakata bahasa Mandarin pada siswa.
Metode TPR (Total Physical Response Method) yang dikembangkan oleh
James Asher, seorang profesor psikologi Universitas Negeri San Jose California,
dipandang sebagai metode yang sesuai untuk mengajarkan bahasa Mandarin pada
usia anak-anak yang pembelajarannya lebih mengutamakan kegiatan langsung
berhubungan dengan kegiatan fisik dan gerakan. Dalam metode TPR ini, Asher
mengatakan bahwa semakin sering atau semakin intensif memori seseorang
diberikan stimulasi maka semakin kuat asosiasi memori berhubungan dan
semakin mudah untuk mengingat. Kegiatan mengingat ini dilakukan secara verbal
dengan aktivitas gerak. Dari sisi perkembangan, Asher melihat keberhasilan
belajar bahasa kedua pada orang dewasa adalah sebagai proses yang paralel
dengan pencapaian bahasa pertama anak. Dia mengklaim bahwa berbicara
langsung kepada anak adalah suatu proses memberi perintah dimana anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
merespon secara fisik lebih dulu sebelum dia mampu menghasilkan respon secara
verbal. Lebih lanjut, Asher yang juga menyimpulkan bahwa peran faktor emosi
sangat efektif dalam pembelajaran bahasa anak, artinya belajar bahasa dengan
melibatkan permainan dengan bergerak yang bisa dikombinasikan dengan
bernyanyi atau bercerita akan dapat mengurangi tekanan belajar bahasa seseorang.
Dia percaya bahwa dengan keceriaan dalam diri anak akan memberikan dampak
yang baik bagi belajar bahasa anak.
Metode TPR ini sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan bahasa
dan juga mengandung unsur gerakan permainan sehingga dapat menghilangkan
stres pada peserta didik karena masalah-masalah yang dihadapi dalam
pelajarannya terutama pada saat mempelajari bahasa asing, dan juga dapat
menciptakan suasana hati yang positif pada peserta didik yang dapat memfasilitasi
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam
pelajaran tersebut. Makna atau arti dari bahasa sasaran dipelajari selama
melakukan aksi.
Kegiatan pengenalan bahasa Mandarin dengan metode ini diharapkan
dapat berlangsung secara terus menerus dan bertahap apalagi dengan
pembelajaran dengan cara menarik sehingga anak bisa senang dan ceria akan bisa
memaksimalkan kemampuan belajar bahasa Asing pada anak. Penulis memilih
judul “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin melalui Metode Total
Physical Response di SD Negeri 03 Jaten Karanganyar”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penerapan metode Total Physical Response (TPR) dalam
membantu pengenalan kosakata di kelas 1 B SDN 03 Jaten?
2. Apa sajakah hambatan yang dihadapi siswa dalam mengenalkan kosakata
Bahasa Mandarin di kelas 1 B SDN 03 Jaten?
3. Bagaimanakah penanganan hambatan pengenalan kosakata dengan
menggunakan metode Total Physical Response (TPR) di kelas 1 B SDN
03 Jaten?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk :
1. menjelaskan penerapan metode Total Physical Response (TPR) dalam
membantu pengenalan kosakata di kelas 1 B SDN 03 Jaten.
2. mengetahui hambatan yang dihadapi siswa dalam mempelajari kosakata
Bahasa Mandarin di kelas 1 B SDN 03 Jaten.
3. mengetahui penanganan hambatan pengenalan kosakata dengan
menggunakan metode Total Physical Response (TPR) di kelas 1 B SDN
03 Jaten.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat teoretis :
Menambah wawasan tentang penerapan metode yang inovatif selain metode lain
yang sudah sering digunakan di sekolah-sekolah, diharapkan dapat dijadikan
sebagai referensi bagi penelitian tentang penggunaan metode TPR dalam
pembelajaran bahasa Asing pada umumnya dan bahasa Mandarin pada khususnya.
2. Manfaat praktis :
a. Bagi siswa :
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengenalan kosakata
bahasa Asing setelah mengikuti proses belajar mengajar yang kreatif,
inovatif dan menyenangkan melalui metode Total Physical Response
(TPR).
b. Bagi guru :
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru, khususnya guru bahasa
Asing untuk menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Permasalahan pengajaran kosakata
dapat terpecahkan dengan menggunakan metode Total Physical
Response (TPR).
c. Bagi SDN III Jaten :
Diharapkan dapat menambahkan metode pembelajaran Total Physical
Response (TPR) dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
d. Bagi Mahasiswa :
Diharapkan dapat dijadikan panduan mengerjakan penelitian tentang
metode Total Physical Response dalam pembelajaran bahasa.
E. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mengadakan pencatatan
secara sistematis mengenai tingkah laku siswa pada waktu kegiatan belajar
mengajar maupun di luar kelas. Penulis melakukan pengamatan yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran serta data yang akurat.
2. Studi pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan berbagai
literatur dan buku yang sesuai dengan tema yang diteliti maupun yang berkaitan
dengan materi penelitian. Penulis mengumpulkan literatur dan buku dari
perpustakaan pusat Universitas Sebelas Maret dan perpustakaan Fakultas Sastra
dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Bahasa Mandarin pada Anak
1. Bahasa Mandarin
Dalam pengertian yang sempit, Mandarin berarti Putonghua (普通话) dan
Guoyu (國語) yang merupakan dua bahasa standar yang hampir sama yang
didasarkan pada bahasa lisan Beifanghua. Putonghua adalah bahasa resmi Cina
dan Guoyu adalah bahasa resmi Taiwan. Putonghua - yang biasanya malah
dipanggil Huayu juga adalah salah satu dari empat bahasa resmi Singapura.
Dalam pengertian yang luas, Mandarin berarti Beifanghua (secara harafiah
berarti bahasa percakapan Utara), yang merupakan sebuah kategori yang luas
yang mencakup beragam jenis dialek percakapan yang digunakan sebagai bahasa
lokal di sebagian besar bagian utara dan barat daya Cina, dan menjadi dasar bagi
Putonghua dan Guoyu. Beifanghua mempunyai lebih banyak penutur daripada
bahasa apapun yang lainnya dan terdiri dari banyak jenis termasuk versi-versi
yang sama sekali tidak dapat dimengerti.
Dalam bahasa Mandarin, ada 3 hal yang harus diperhatikan sebagai berikut
:
a. Pelafalan Bahasa Mandarin
1. Suku kata dalam bahasa Mandarin dibedakan menjadi 3 bagian; initial, final
dan nada. Lafal awal adalah initial, bagian yang lain adalah final, nada adalah
9

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
seluruh tinggi rendahnya suara. Nada juga dianggap sebagai bagian yang
membentuk suku kata, karena nada berfungsi untuk membedakan makna dalam
bahasa Mandarin.. contoh “tāng, táng, tăng, tàng” 4 huruf ini initial semuanya
[tang], finalnya semuanya [ang] (dalam tanda kurung adalah tanda internasional,
tanda internasional dalam daftar dihilangkan), hanya karena nada berbeda, makna
tentu tidak sama, masing-masing mewakili 4 sifat yang berbeda dalam bahasa
Mandarin (minimal ada satuan bahasa yang bermakna), dalam penulisannya
menjadi 4 huruf yang berbeda.
Sejak tahun 1918 ketika itu ponetik alfabet nasional bahasa Mandarin yang
dikeluarkan departemen pendidikan menggunakan 1 set alfabet cara baca yang
dirumuskan berbentuk huruf Han. 1 set alfabet ini vokal yang utama dan suara
akhir digabung menggunakan sebuah indikasi tanda (contoh
:ㄠ=[au],ㄢ=[an]), mencerminkan tradisi dua jiwa, yaitu initial dan final.
Ponetik alfabet tersebar luas dan merata, dampaknya sangat besar. Propinsi
Taiwan terus menggunakannya sampai sekarang. Tahun 1958 rancangan Hanyu
Pinyin yang menggunakan huruf latin (daftar 2 initial Beijing , daftar 3 final
Beijing ). Mulai sejak tahun 1978, nama orang nama tempat di Tiongkok secara
bersama-sama ditulis menggunakan alfabet hanyu pinyin, telah menggantikan
semua macam cara baca lama “wei tuo ma shi deng”.
2. Bahasa Mandarin adalah bahasa yang bernada. Pembelajaran nada baca (
shēngdiào ) dalam bahasa Mandarin sangat penting digunakan dalam suatu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
percakapan atau kosakata sehari-hari. Nada baca mempunyai peranan penting
dalam menentukan arti dari kata yang
dilafalkan. Nada baca bahasa Mandarin memiliki 4 nada, yaitu :
a. Nada 1, dengan simbol ( — ) : nada datar, dilafalkan dengan nada dibaca datar
dan panjang.
b. Nada 2, dengan simbol ( / ) : nada naik, dilafalkan seperti orang bertanya.
c. Nada 3, dengan simbol ( V ) : nada manja, dilafalkan dengan nada turun
kemudian naik.
d. Nada 4, dengan simbol ( \ ) : nada marah, dilafalkan dengan nada tinggi.
b. Hanyu Pinyin
Hanyu Pinyin adalah huruf latin yang mewakili huruf han (汉字) yang
digunakan untuk mempermudah membaca huruf han (汉字). Dahulu kala dalam
pengucapan lafal huruf Han kebanyakan menggunakan cara baca “dua huruf yang
sesuai”. Contoh : “东” (semua setuju). Cara ini jelas terlalu sepele, susah
membaca yang standar. Tahun 1610 Masehi, seorang Misionaris Perancis datang
ke Tiongkok, dia adalah penghubung Tiongkok. Tahun 1626 dia menulis sebuah
Buku [biaya pengetahuan Confusianism Barat tengah], pertama-tama mencatat
pengucapan huruf Han menggunakan alfabet kombinasi dalam huruf Latin.
Selama di Tiongkok dia berkenalan dengan Hanyun, seorang raja petualang yang
berkelas, menggabungkan pertolongan mereka dengan dasar buku barat ponetik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
bahasa Mandarin Misionaris Limadoudeng [keajaiban huruf barat], menyusun
buku Tiongkok bagian pertama yang diubah dalam glosarium kombinasi huruf
Latin.
c. Huruf Han
Perkembangan huruf Han bisa kita bedakan menjadi dua tahap besar.
Sejak tulisan dalam
batok kura-kura dinasti Shang sampai bentuk kaligrafi zaman dinasti Qing adalah
satu tahap, sejak masa pemerintahan dinasti Qin dan Han kebawah adalah satu
tahap yang lain. Tulisan kuno termasuk kategori yang terlebih dahulu, tulisan
modern termasuk kategori yang selanjutnya. Intinya, struktur huruf dari zaman
dinasti sampai sekarang ini tidak mengalami perubahan yang terlalu besar. Bahasa
Mandarin memiliki tulisan yang menggunakan karakter tertentu sejak lebih dari
6.500 tahun. Pembentukan tulisan yang disebut Hanzi ini didasarkan pada bentuk-
bentuk gambaran rupa suatu benda yang mewakilinya. Tercatat lebih dari 25.000
karakter yang telah diciptakan bangsa China, namun untuk sekarang ini yang
sering digunakan dalam pembelajaran Bahasa Mandarin hanya 5.000 hingga
12.000 karakter saja.
2. Pembelajaran Bahasa Mandarin pada Anak
Dalam pembelajaran bahasa Mandarin ada empat aspek keterampilan
bahasa, yaitu :
1. Menyimak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Menulis
3. Mendengar
4. Berbicara
Menyimak merupakan salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa
Mandarin yang dapat mempermudah mengenal nada dan huruf-huruf Mandarin.
Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang
sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai
suatu bahasa. Seseorang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak
beberapa bunyi yang didengar, belajar menirukan, kemudian mencoba untuk
menerapkan dalam percakapan. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak
tak pernah terlewati. Menyimak dilakukan untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan, dan memahami komunikasi. Menyimak pada
hakikatnya adalah mendengarkan atau memahami suatu bahan.
Menulis merupakan salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa
Mandarin yang penting dan sulit. Menulis berpengaruh terhadap bisa tidaknya
dalam penulisan huruf-huruf Mandarin. Setiap penulisan huruf-huruf Mandarin,
terdapat urutan-urutan goresan yang sudah ditentukan. Dalam pembelajaran
bahasa Mandarin diharuskan sering menulis huruf-huruf Mandarin, agar dapat
menghafal dan menulis dengan benar setiap kata atau kosakata dalam bahasa
Mandarin.
Dalam aspek keterampilan mendengar, pendengar harus mendengarkan
setiap kosakata atau kalimat yang menggunakan nada. Karena setiap nada
bunyinya berbeda-beda. Jika pendengar mendengar salah satu kosakata salah,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
maka artinya pun juga berbeda dan salah. Dalam aspek mendengar ini harus
benar-benar membutuhkan konsentrasi tinggi.
Berbicara merupakan salah satu aspek yang dimiliki setiap manusia.
Berbicara selalu tidak jauh-jauh dengan bahasa, karena bahasa merupakan unsur
penting dalam berkomunikasi dengan orang lain. Di dalam pembelajaran bahasa
Mandarin berbicara sangat dibutuhkan untuk melatih agar dalam mengucapkan
setiap kalimat menggunakan nada dapat benar dan tepat. Berbicara dalam bahasa
Mandarin juga dapat dilakukan dengan sering menirukan setiap kata-kata yang
diucapkan guru.
Metode pembelajaran bahasa Mandarin untuk anak-anak hendaklah
memperhatikan unsur-unsur berikut ini :
1. Kata-kata saja tidaklah cukup. Aktivitas untuk anak-anak harusnya
meliputi gerakan dan melibatkan rasa dari bahasa tersebut.
2. Bermain dalam belajar bahasa dengan menyanyi lagu bahasa Mandarin
atau menceritakan cerita.
3. Variasi dalam kelas. Ketika konsentrasi atau perhatian siswa mulai
berkurang, variasi dalam mengajar adalah hal yang baik.
4. Anak-anak akan lebih mudah akrab dengan situasi kegiatan belajar
mengajar yang menyenangkan jika dilakukan secara rutin.
5. Anak-anak suka bekerja-sama dengan teman-teman lainnya dalam
kegiatan belajar-mengajar. Mereka akan lebih merasa senang jika dapat
bermain sekaligus belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dalam belajar bahasa Mandarin anak-anak cukup mendengar dan
berbicara apa yang diajarkan guru. Dalam aspek tersebut, anak-anak akan
mendengarkan kosakata yang diajarkan oleh guru, kemudian anak-anak akan
berbicara dengan pelafalan yang benar.
Anak-anak cukup dikenalkan dengan huruf Hanzi, tidak perlu mampu
menulis dengan benar. Hanyu-pinyin dapat membantu dalam mempelajari bahasa
Mandarin, anak-anak akan lebih mudah mengerti. Anak-anak akan cenderung
lebih mudah dalam melafalkan bahasa Mandarin dengan benar. Guru hanya cukup
melafalkan kosakata berulang-ulang dengan nada yang benar, kemudian anak-
anak akan menirukan yang dilafalkan oleh guru.
B. Penguasaan Kosakata
1. Pengertian Kosakata
Kosakata menurut Coady dan Huckin (1997:210) adalah perbendaharaan
kata yang dimiliki oleh seseorang. Kekayaan kata yang berada dalam ingatannya,
yang akan menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca.
Menurut Teuku Iskandar (1985:1), kosakata atau perbendaharaan kata
adalah keseluruhan kata dalam suatu bahasa. Begitu pula pendapat Tarigan
(1985:959), kosakata merupakan sejumlah kata yang membuat atau membentuk
suatu bahasa.
Menurut Soedjito (1992:1) kosakata (perbendaharaan kata) dapat diartikan
sebagai berikut :
1. Semua kata yang terdapat dalam satu bahasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis.
3. Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan.
4. Daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan
praktis.
Kosakata atau perbendaharaan kata adalah satuan bahasa yang kita pakai
untuk mengacu pada barang, perbuatan, sifat atau gagasan apa saja yang bertalian
dengan kehidupan kita (Depdikbud, 1998:16).
Menurut Hari Mukti Kridalaksana (1984;89) kosakata sama dengan
leksikon. Adapun yang dimaksud leksikon itu sendiri adalah :
1. Komponen bahasa yang memuat secara informatif tentang makna dan
pemakaian kata dalam bahasa.
2. Kekayaan kosakata yang dimiliki seseorang pembicara atau penulis.
3. Daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan singkat dan
praktis.
Dari berbagai batasan atau definisi tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa kosakata itu merupakan sejumlah kata yang dimiliki oleh seseorang atau
sekelompok orang atau merupakan kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa
yang mengandung informasi makna dan pemakaiannya. Jadi seseorang dikatakan
menguasai kosakata apabila ia mengetahui maknanya serta dapat
menggunakannya dalam kegiatan berbahasa sehari-hari dimanapun ia berada. Dan
secara fungsional, anak mampu menguasai dan menggunakan sejumlah kosakata
yang dipelajarinya dalam komunikasi kehidupan sehari-hari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Proses Penguasaan Kosakata
Proses penguasaan kosakata telah dimulai seseorang sejak masih bayi.
Anak dapat merespon dengan baik kosakata yang diucapkan orang lain. Oleh
karena itu, kosakata yang pertama kali dikuasai adalah kosakata dengar.
Kemudian baru dapat menguasai kosakata bicara.
Ketika anak mulai dapat membaca, maka anak mulai menguasai kosakata
baca. Kosakata tulis dikuasai seseorang paling akhir setelah seseorang menguasai
dengar, kosakata bicara, dan kosakata baca.
Siswa SD kelas 1 termasuk pada masa kanak-kanak, dalam tahap
penguasaan kosakata akan senantiasa tertarik untuk mengenal dan mempelajari
kata-kata baru seperti kosakata bahasa Mandarin.
Dalam artikel lepas yang ditulis oleh E. Kosasih, masa emas belajar
bahasa, beberapa pakar bahasa mendukung pandangan”semakin dini anak belajar
bahasa asing, semakin mudah anak menguasai bahasa itu” Mc Laughlin dan
Ganesee menyatakan bahwa anak-anak lebih mudah memperoleh bahasa tanpa
banyak kesukaran dibandingkan dengan orang dewasa.
Menurut Tarigan (1985:2), kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas
bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin
kaya kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan untuk
terampil berbahasa. Pendapatnya adalah :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1. Kuantitas dan kualitas, tingkatan dan kedalaman kosakata sesorang merupakan
indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangan mentalnya.
2. Perkembangan kosakata adalah merupakan perkembangan konseptual:
merupakan suatu tujuan pendidikan dasar bagi setiap sekolah atau perguruan.
3. Semua pendidikan pada prinsipnya adalah pengembangan kosakata yang juga
merupakan pengembangan konseptual.
4. Suatu program yang sistematis bagi pengembangan kosakata akan dipengaruhi
oleh usia, jenis kelamin, pendapatan kemampuan bawaan dan status sosial.
5. Faktor-faktor geografis juga turut mempengaruhi perkembangan kosakata.
6. Seperti juga halnya dalam proses membaca yang membimbing seseorang dari
yang telah diketahui ke arah yang belum atau tidak diketahui; maka telaah
kosakata yang efektif pun beranjak dengan arah yang sama; dari kata-kata
yang sudah diketahui menuju kata-kata yang belum diketahui.
Siswa SD yang termasuk pada masa anak-anak memiliki rasa ingin tahu
yang besar terhadap segala sesuatu yang terindera oleh dirinya. Rasa ingin tahu ini
memotivasi siswa untuk mencari sesuatu yang baru saja dikenalnya. Pada usia
SD, siswa akan mempelajari kata-kata baru untuk memperluas pengetahuan
kosakatanya baik secara individual atau dengan bantuan orang lain, dalam hal ini
dapat dibantu oleh guru atau teman sekelas, baik menggunakan atau tanpa media,
serta dengan cara atau teknik-teknik tertentu.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam proses pembelajaran bahasa
yaitu :
1. Siswa yang berkemauan besar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2. Adanya keinginan untuk berhasil.
3. Tujuan yang realistis dan mudah dicapai.
4. Adanya silabus yang sesuai.
5. Adanya situasi pembelajaran yang sesuai.
6. Adanya materi pengajaran yang memadai.
7. Tersedianya tenaga pengajar yang cukup terlatih dan memiliki pengabdian
tinggi.
Penelitian ini akan mengujicobakan cara mempermudah siswa kelas 1 SD
dalam belajar bahasa Mandarin, terutama dalam hal penguasaan terhadap kosakata
bahasa Mandarin. Penggunaan metode Total Physical Response (TPR) dalam
merangsang tumbuhnya motivasi belajar siswa terhadap materi kosakata yang
diberikan.
3. Pengajaran Kosakata
Pengajaran bahasa dapat diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang
bertujuan membimbing siswa agar dapat menerima dan mempergunakan bahasa
sesuai dengan fungsinya. Pengajaran kosakata merupakan bagian dari pengajaran
bahasa. Dengan demikian, pengajaran kosakata itu merupakan kegiatan belajar
mengajar yang berusaha membimbing siswa agar dapat menerima dan
mempergunakan kosakata sesuai dengan fungsinya. Pada prinsipnya tujuan
pengajaran adalah agar para siswa terampil berbahasa yaitu terampil menyimak,
terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Tujuan pengajaran kosakata adalah agar siswa mampu memahami kata
atau istilah dan mampu mempergunakannya dalam tindak berbahasa baik itu
berbicara., membaca, ataupun menulis. Berbagai metode, serta strategi maupun
teknik pengajaran kosakata dapat dipilih dan diterapkan oleh seorang guru untuk
mencapai hasil yang optimal. Keoptimalan ini berarti siswa dapat menguasai
kosakata sebanyak-banyaknya dan dapat mempergunakannya dalam tindak
berbahasa secara tepat.
Dalam keterampilan berbahasa Mandarin, penguasaan kosakata memegang
peranan penting. Kualitas keterampilan berbahasa Mandarin seseorang jelas
bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Tarigan
(1985:2) menyatakan bahwa semakin kaya kosakata yang dimiliki maka semakin
besar pula kemungkinan terampil dalam berbahasa.
Penerapan dalam pengajaran bahasa Mandarin di Sekolah Dasar
menyiratkan bahwa :
1. Pokok bahasan dikembangkan menjadi bahan pembelajaran yang mencakup
unsur-unsur bahasa dan penggunaan bahasa melalui empat ketrampilan
bahasa.
2. Unsur-unsur bahasa Mandarin yaitu tata bahasa, kosakata, ejaan dan lafal
hendaknya disajikan dalam lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang
juga mencakup lingkup budaya sasaran dan budaya siswa.
3. Pembelajaran unsur bahasa ditujukan untuk mendukung penguasaan dan
pengembangan empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
membaca, dan menulis, bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur
bahasa itu sendiri.
4. Dalam proses belajar mengajar, keempat keterampilan bahasa pada hakikatnya
tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, ketrampilan berbahasa harus
dikembangkan secara terpadu.
Teknik yang dilakukan guru untuk meningkatkan penguasaan kosakata
bahasa Mandarin SD biasanya dilakukan dengan cara langsung. Artinya kosakata
tersebut dihubungkan secara langsung dengan benda-benda, situasi atau gerak
yang terkandung di dalamnya.
Siswa dalam belajar bahasa Mandarin sangat bergntung pada guru,
sehingga pengajaran bahasa Mandarin di SD masih bersifat tradisional. Padahal
jika guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat dapat menunjang
keberhasilan pengajaran kosakata.
Penelitian ini akan mengujicobakan metode Total Physical Response
(TPR) sebagai upaya untuk mempermudah proses penguasaan kosakata bahasa
Mandarin pada siswa kelas 1 SD.
C. Metode TPR (Total Physical Response)
1. Pengertian Metode TPR (Total Physical Response)
Menurut Richards J dalam bukunya Approaches and Methods in Language
Teaching, TPR didefinisikan:
“a language teaching method built around the coordination of speech and action;
it attempts to teach language through physical (motor) activity”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Jadi metode TPR (Total Physical Response) merupakan suatu metode
pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi perintah (command), ucapan
(speech) dan gerak (action); dan berusaha untuk mengajarkan bahasa melalui
aktivitas fisik (motor).
Sedangkan menurut Larsen dan Diane dalam Technique and Principles in
Language Teaching, TPR atau disebut juga ”the comprehension approach” atau
pendekatan pemahaman yaitu suatu metode pendekatan bahasa asing dengan
instruksi atau perintah.
Metode ini dikembangkan oleh seorang professor psikologi di Universitas
San Jose California yang bernama James J. Asher yang telah sukses dalam
pengembangan metode ini pada pembelajaran bahasa asing pada anak-anak. Ia
berpendapat bahwa pengucapan langsung pada anak atau siswa mengandung suatu
perintah, dan selanjutnya anak atau siswa akan merespon kepada fisiknya sebelum
mereka memulai untuk menghasilkan respon verbal atau ucapan.
Metode TPR ini sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan bahasa
dan juga mengandung unsur gerakan permainan sehingga dapat menghilangkan
stress pada peserta didik karena masalah-masalah yang dihadapi dalam
pelajarannya terutama pada saat mempelajari bahasa asing, dan juga dapat
menciptakan suasana hati yang positif pada peserta didik yang dapat memfasilitasi
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam
pelajaran tersebut. Makna atau arti dari bahasa sasaran dipelajari selama
melakukan aksi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Guru atau instruktur memiliki peran aktif dan langsung dalam menerapkan
metode TPR ini. Menurut Asher ”The instructor is the director of a stage play in
which the students are the actors”, yang berarti bahwa guru (instruktur) adalah
sutradara dalam pertunjukan cerita dan di dalamnya siswa sebagai pelaku atau
pemerannya. Guru yang memutuskan tentang apa yang akan dipelajari, siapa yang
memerankan dan menampilkan materi pelajaran.
Siswa dalam TPR mempunyai peran utama sebagai pendengar dan pelaku.
Siswa mendengarkan dengan penuh perhatian dan merespon secara fisik pada
perintah yang diberikan guru baik secara individu maupun kelompok.
Pengertian lain dari TPR adalah sebuah model pembelajaran yang
mengoptimalkan kinerja anggota tubuh kita. model ini didasari dari teori
pemerolehan bahasa pada anak dan model TPR sangatlah cocok dalam
pembelajaran bahasa lain selain bahasa asli. Mengapa TPR sangat cocok dalam
pembelajaran bahasa Mandarin, menurut pendapat ahli bahwa:
1. Model ini mudah dimengerti karena siswa di buat untuk mengalaminya,
2. Model ini memberikan pemahaman kepada siswa tentang fungsi dari kata
tertentu,
3. Model ini sangat menyenangkan dan siswa tidak sadar sedang belajar
4. Model ini cocok untuk siswa pemula dan siswa remaja.
Asher percaya baahwa sangat penting untuk belajar dasar bahasa asing
dilihat dari bagaimana anak-anak belajar bahasa ibu mereka. Dalam hal ini , TPR
menganggap bahwa seorang siswa yang baik ketika dia belajar dengan aktif dan
dapat menangkap arti yang dia dengar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Karakteristik Metode TPR (Total Physical Response)
Latihan dengan menggunakan perintah adalah merupakan aktivitas utama
yang dilakukan guru di dalam kelas dari metode TPR. Latihan berguna untuk
memperoleh gerakan fisik dan aktivitas dari siswa. Dalam hal ini, para siswa
dapat memainkan peran sebagai pendengar dan penampil.
Mereka akan mendengarkan dengan seksama dan akan merespon secara
fisik apa yang diperintahkan oleh guru.
Para siswa perlu merespon dengan baik secara individu maupun
berkelompok. Mereka hanya memberikan pengaruh yang kecil dalam isi
pembelajaran karena pembahasannya ditentukan oleh guru. Pada awal
pembelajaran, para siswa juga diharapkan dapat mengenali dan merespon
kombinasi yang sebelumnya telah diajarkan. Misalnya, guru mengarahkan para
siswa dengan "Jalanlah ke meja!" dan "Duduklah di kursi". Itu adalah ucapan
yang sering didengar uuntuk melatih respon. Selain itu, para siswa mengaevaluasi
kemajuan mereka sendiri. Mereka didorong siap untuk berbicara setiap waktu.
Dalam metode TPR, seorang guru memainkan peran secara aktif dan
langsung: sebagai sutradara panggung yang bermain dimana para siswa sebagai
pemainnya.Guru memutuskan apa yang akan diajarkan, bagaimana model
pembelajarannya, menyajikan bahan pengajarandan memilih sarana pendukung
yang bisa digunakan di dalam kelas. Oleh karena itu, guru harus menyiapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dengan baik pelajaran yang akan diajarkan. Guru sangat disarankan untuk menulis
apa saja yang diucapkan, terutama ucapan perintah. Biasanya tidak ada waktu
untuk membuat secara spontan.
Dalam memberikan umpan balik pada para siswa, guru diwajibkan untuk
mengikuti contok pemberian umpan balik dari orang tua ke anak-anak mereka.
Demikian dengan guru yang seharusnya menolerir sedikit kesalahan dalam
berbicara, dia harus menghindari banyak koreksi. Dalam hal ini sangat tidak
disarankan untuk mengoreksi kesalahan karena akan menghambat para siswa
dalam melakukan gerakan fisik atau berbicara.
Singkatnya, dalam TPR, para guru bertanggungjawab untuk memberikan
perintah dan memantau gerakan fisik yang dibuat siswa. Sebaliknya, para siswa
menirukan guru secara lisan maupun tertulis.
Dalam proses belajar-mengajar, guru memerintahkan pada para siswa
kemudian mereka melakukan gerakan fisik. Para siswa menunjukkan bahwa
mereka memahami perintah dan melakukan gerakan sendiri, sedangkan guru
hanya memantau gerakan siswa. Interaksi antara guru dan siswa dpat dilakukan
secara lisan ataupun tertulis. Selanjutnya, para siswa akan menanggapi dengan
lisan dan guru akan menanggapi secara tertulis.
3. Bentuk Aktivitas dengan Metode TPR (Total Physical Response)
dalam PBM (Proses Belajar Mengajar)
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode TPR ini
banyak sekali aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa antara lain:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
a. Latihan dengan menggunakan perintah (Imperative Drill), merupakan
aktivitas utama yang dilakukan guru di dalam kelas dari metode TPR.
Latihan berguna untuk memperoleh gerakan fisik dan aktivitas dari siswa.
b. Dialog atau percakapan (conversational dialogue).
c. Bermain peran (Role Play), dapat dipusatkan pada aktivitas sehari-hari
seperti di sekolah, restoran, pasar, dll.
d. Presentasi dengan OHP atau LCD
e. Aktivitas membaca (Reading) dan menulis (Writing) untuk menambah
perbendaharaan kata dan juga melatih pada susunan kalimat berdasarkan
tenses dan sebagainya.
4. Teori pembelajaran Metode TPR (Total Physical Response)
Teori pembelajaran bahasa TPR yang diterapkan pertama kali oleh Asher
ini mengingatkan pada beberapa pandangan para psikolog, misalnya Arthur
Jensen yang pernah mengusulkan sebuah model 7 langkah unutk mendeskripsikan
perkembangan pembelajaran verbal anak. Model ini sangat mirip dengan
pandangan Asher tentang penguasaan bahasa anak. Asher menyajikan 3 hipotesa
pembelajaran yang berpengaruh yaitu:
a. Terdapat bio-program bawaan yang spesifik untuk pembelajaran bahasa
yang menggambarkan sebuah alur yang optimal untuk pengembangan
bahasa pertama dan kedua.
b. Lateralisasi otak menggambarkan fungsi pembelajaran yang berbeda pada
otak kiri dan kanan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c. Stres mempengaruhi aktivitas pembelajaran dan apa yang akan dipelajari
oleh peserta didik, stress yang lebih rendah kapasitasnya maka
pembelajaran menjadi lebih baik.
Asher juga menjelaskan lebih lanjut tentang 3 hipotesa yang berpengaruh
diatas yaitu:
1. Bio-Program
TPR merupakan metode yang sangat cocok untuk pembelajaran bahasa
asing. Asher menyatakan bahwa proses pengajaran dan pembelajaran bahasa
kedua harus mencerminkan proses yang natural. Untuk alasan tersebut. ada 3
proses yang penting yaitu:
a. Sebelum anak-anak mengembangkan kemampuan berbicara, mereka lebih
mengembangkan kemampuan mendengar.
Pada fase pembelajaran bahasa yang pertama mereka pelajari, mereka
mampu memahami pengucapan yang rumit, yang sangat susah untuk ditiru
secara spontan. Asher menyatakan bahwa sangat memungkinkan untuk
menghasilkan bahasa lisan selama periode mendengarkan.
b. Kemampuan anak-anak dalam pemahaman mendengarkan dapat diperoleh
karena anak-anak menaggapi secara fisik untuk bahasa lisan dalam bentuk
perintah.
c. Ketika dasar kemampuan mendengarkan diperkuat, maka kemampuan
berbicara akan berkembang secara alami. Metode yang lain juga memgang
prinsip-prinsip ini.
2. Lateralisasi Otak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Asher menyatakan bahwa Total Physical Response menekankan untuk
belajar melalui belahan otak kanan, sedangkan metode pengajaran bahasa kedua
melalui belahan otak kiri. Asher menyatakan bahwa otak dibedakan sesuai dengan
fungsinya. Dia mengklaim bahwa pembelajaran bahasa pada anak melalui gerakan
motorik melalui belahan otak kanan. Aktivitas otak kanan terjadi sebelum otak
kiri dapat memproduksi proses bahasa.
3. Mengurangi Stres
Dalam pembelajaran bahasa yang terpenting adalah tidak adanya tekanan.
Kesuksesan dari pembelajaran bahasa pertama terjadi dalam lingkungan yang
bebas tekanan. Menurut Asher, lingkungan pembelajaran bahasa orang dewasa
sering menyebabkan kestresan dan kecemasan. Dengan berfokus pada gerakan
dapat menghindarkan dari tekanan dan dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan. Para siswa juga akan dapat mencurahkan semua energi untuk
belajar.
Demikian tentang metode pembelajaran TPR yang mungkin terdengar asing di
telinga Anda. Metode TPR ini bukanlah metode baru yang sekiranya lebih baik di
antara metode-metode pembelajaran yang lain. Namun, ada baiknya menurut saya
jika seorang instruktur atau guru mempergunakan metode ini karena metode ini
sangat bermanfaat dalam meningkatkan motivasi belajar anak terutama dalam
bahasa.
5. Kelebihan dan kekurangan Metode TPR (Total Physical Response)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Setiap metode, seperti metode TPR (Total Physical Response) pasti
mempunyai kelebihan maupun kekurangan dalam penerapannya. Dalam kegiatan
belajar-mengajar diharapkan pengajar dapat menerapkan metode tersebut
semaksimal mungkin.
Kelebihan dari metode TPR adalah sebagai berikut:
1. Metode TPR jika digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan. Para siswa akan menikmatinya,
dan metode ini dapat menggantikan suasana yang biasanya membosankan
menjadi sangat menyenangkan.
2. Metode TPR sangat mengesankan. Dalam penerapannya dapat membantu
siswa mengenali frase atau kata-kata.
3. Membantu para siswa yang sangat aktif dikelas karena pembeajaran ini
banyak dilakukan dengan gerakan fisik.
4. Metode ini dapat digunakan dalam kelas besar dan kelas kecil. Dalam hal
ini, tidak masalah berapa banyak siswa yang akan diberi materi pelajaran,
para siswa akan mengikuti.
5. Metode ini dapat digunakan dalam kelas campuran. Gerakan fisik bisa
dipahami secara efektif jadi para siswa mampu memahami dan
menerapkan target yang akan dipelajari.
6. Dalam metode ini tidak perlu banyak persiapan atau bahan pengajaran.
Dalam hal ini, guru yang paling berhak dalam menentukan materi dan apa
yang akan dilatih (latihan sebelumnya akan sangat membantu), serta tidak
banyak menghabiskan waktu untuk mempersiapkan materi pelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
7. Metode ini sangat efektif diterapkan untuk anak-anak atau remaja.
8. Metode ini memanfaatkan kerja otak kiri dan otak kanan, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan bahasa siswa.
Selain kelebihan tersebut, TPR memiliki beberapa kekurangan sebagai
berikut:
1. Siswa yang tidak terbiasa melakukan gerakan atau cenderung pasif
mungkin akan merasa malu jika melakukan gerakan fisik. Hal itu akan
menyebabkan guru yang menunjukkan gerakannya bukan para siswa. Para
siswa akan lebih senang untuk menulis daripada melakukan gerakan.
2. Siswa yang berada dalam kelompok tidak dapat menampilkan gerakan
yang dia pahami pada seluruh siwa, kemungkinan hanya guru yang dapat
menampilkan pada seluruh siswa.
3. Metode ini hanya cocok untuk siswa pemula atau anak-anak, meskipun
mungkin cocok juga untuk orang dewasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Sekolah SD Negeri 03 Jaten
SD Negeri 03 Jaten berdiri tahun 1974 dengan nama SD Inpres. Dulu
sebelum SD Negeri 03 Jaten terbentuk, awalnya adalah tanah milik penduduk
yang luasnya 4375 m2. Pertama-tama perkembangannya, SD Negeri 03 Jaten
memiliki jumlah murid hanya sedikit yang dibagi atas bagian A dan bagian B
dengan tenaga pengajar yang terbatas pula. Sebagai kepala sekolah yang pertama
adalah, H Soepadmi Umar. Pada permulaanya SD Negeri 03 Jaten masih berstatus
swasta penuh. Kemudian dengan seiring waktu disahkan oleh pemerintah
menetapkan sekolah yang berstatus negeri.
Dengan berjalannya waktu SD Negeri 03 Jaten berkembang menjadi salah
satu Sekolah Dasar Negeri favorit di Karanganyar. Pada tahun 2009 SD Negeri 03
Jaten melakukan sebuah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI).
Dengan adanya RSBI SD Negeri 03 Jaten menjadi Sekolah Dasar yang paling
dituju oleh masayarakat. Sejak awal berdirinya SD Negeri 03 Jaten telah beberapa
kali mengalami pergantian kepemimpinan, yakni antara lain:
1. H. Soepadmi Umar S
2. Dra. Hj. Sri Hartinah
3. Hj. Purwanti, B.A.
4. Drs. Agus Saptomo
31

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
5. Hj. Endang Widowati, S.Pd.
2. Visi dan Misi SDN 03 Jaten
Visi
“Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, berwawasan perspektif
global dan menjadi insan yang cerdas, berprestasi, dan bermartabat”.
Misi
1) Menjadi sarana pengembangan bakat dan minat bagi siswa.
2) Membentuk siswa menjadi manusia cerdas yang dapat berkompetensi di
dunia pendidikan.
3) Memberikan bekal untuk dapat survive dan menghadapi tantangan hidup.
4) Mewujudkan pendidikan yang mampu menghasilkan insan yang bermoral.
Tujuan
1) Memberi fasilitas bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa untuk memperoleh pendidikan khusus.
2) Mengembangkan potensi bakat dan minat siswa untuk lebih maksimal.
3) Untuk mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dimasyarakat dan mampu
menjawab tantangan perubahan zaman yang sangat cepat di era
globalisasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3. Kegiatan Ekstrakurikuler SD Negeri 03 Jaten
a. Drumband
b. Tari
c. Taewondo
d. Rebana
e. Seni Rupa
f. Pramuka
g. Musik dan Vokal
h. Mading
i. Kelompok Ilmiah
4. Keadaan Sekolah dan Lingkungan Belajar Mengajar
SD Negeri 03 Jaten beralamat di :
Jalan : Jl. Raya Solo-Tawangmangu km 09
Telepon : (0271) 821234
Desa : Jaten
Kecamatan: Jaten
Kabupaten : Karanganyar
Kode Pos : 57771
Provinsi : Jawa Tengah
Berdasarkan letaknya yang berada di tepi jalan raya, maka lokasi SD
Negeri 03 Jaten mudah dijangkau oleh kendaraan umum dan mempunyai letak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
yang strategis. Dengan demikian akan mendukung kelancaran proses belajar
mengajar.
B. Kegiatan Praktik Kerja
1. Kegiatan Observasi
Kelas yang di observasi adalah kelas I B. Kelas I B mempunyai ruangan
yang cukup luas, ditempati oleh siswa-siswi sebanyak 30 orang dengan perincian
13 putra dan 17 putri. Kelas I B yang digunakan untuk praktik mengajar oleh
praktikan menggunakan metode Total Physical Response (TPR) dalam mengajar
bahasa Mandarin di kelas I B SD Negeri 03 Jaten.
Daftar Nama Siswa Kelas 1 B SDN 3 Jaten
Tahun Pelajaran 2010/2011
TABEL 3.1 Daftar Siswa 1 B SDN 03 Jaten
No No
Induk
Nama Siswa Jenis
Kelamin
1 4018 ADIMAS PUTRA PAMUNGKAS Laki-laki
2 4019 ADINDA RISKY DEWI Perempuan
3 4020 AHNAF TSAQIF FADHILAH Laki-laki
4 4021 ALIFA'AN PUTRA KISTRI FIRDAUSA
RAMADANI
Laki-laki
5 4022 ALYA YOFINTA Perempuan
6 4023 ANNORA ORLEN INDA NATHANIELA Perempuan
7 4024 APRISIAN SETYO AJI Laki-laki
8 4025 ATHA RILIES ADINE ARIFSANO Laki-laki
9 4026 BERLIANA AYU SANCANA Perempuan
10 4027 BINTANG ARDI NUR NUGRAHA Laki-laki
11 4028 DAIVA BILLIE SUSANTO Laki-laki
12 4029 DEDRA LANJAR RIFATH DWIWANDA Laki-laki
13 4030 FAHREZA MUHAMMAD DESNATA Laki-laki
14 4031 FARAH NUR SALSABILLA YUSUF Perempuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
15 4032 GHALUH LINTANG KEDHATON ARDHOLESTA Perempuan
16 4033 GARDASUARA MISTORTOIFY Laki-laki
17 4034 GILANG PERMATASARI Perempuan
18 4035 IRBAH RAKHA CITRATSANI Perempuan
19 4036 KARTIKA SEPTIA ASMARA Perempuan
20 4037 KHAERUNIAH HIKMAH TAULANI Perempuan
21 4038 MAHAZANNI NAJWA AL-SYIFA ODE Perempuan
22 4039 NABILLA PUTRI SARI FATIKHAH Perempuan
23 4040 NADYA NURHALIZA Perempuan
24 4041 NAOMI CAHAYA DEWI Perempuan
25 4042 RELODYA SINARGALIH GHIFARI Perempuan
26 4043 RIZKY AKNAN DWI NANDA Laki-laki
27 4044 RIZKY VERA OKTARINA Perempuan
28 4045 WHENA SEPTYA MULYA Laki-laki
29 4046 ZARENA ISDIHAR NURTARISA Perempuan
30 4076 ADITYA PRASETYO Laki-laki
2. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran
yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas
tertentu sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian
materi kurikulum yang telah dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan
setempat.
Dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Mandarin di SDN 03 Jaten, guru
praktikan mempersiapkan materi ajar sendiri. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dibuat 4 kali sesuai dengan materi ajar, dengan perinciannya sebagai
berikut:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
Sekolah : SDN 03 Jaten
Mata pelajaran : Bahasa Mandarin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Judul : Pekerjaan / 工作(gōngzuò)
Kelas/ semester : 1 B/ 2
Alokasi waktu : 1x 35 menit
Pertemuan ke : 1 dan 2
1. Standar kompetensi:
Siswa mampu mengucapkan kosakata dalam Bahasa Mandarin dengan benar.
2. Kompetensi dasar :
Siswa mampu mengucapkan kata-kata dalam kalimat Bahasa Mandarin dengan
pelafalan dan nada yang benar dengan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru
praktikan.
3. Indikator:
a) Mampu menulis huruf pinyin mengenai profesi.
b) Mengenal kosakata bahasa Mandarin tentang profesi.
c) Mampu mengucapkan kosakata dengan pelafalan dan nada yang
benar.
4. materi pelajaran:
1. Nada (shēng diào)
Nada baca bahasa Mandarin memiliki 4 nada, yaitu :
a. Nada 1, dengan simbol ( — ) :nada datar, dilafalkan dengan nada dibaca datar
dan panjang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Nada 2, dengan simbol ( / ) :nada naik, dilafalkan seperti orang bertanya.
c. Nada 3, dengan simbol ( V ) :nada manja, dilafalkan dengan nada turun
kemudian naik.
d. Nada 4, dengan simbol ( \ ) :nada marah, dilafalkan dengan nada tinggi.
2. Kosakata 生词 (shengci)
PEKERJAAN
gōng zuò (工作)
(KONG CUO)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
1. KEPALA SEKOLAH
Xiào Zhǎng (校长)
(Siao Cang)
2. GURU
Lǎo Shī (老师)
(Lao Se)
3. SATPAM
Bǎo ān Rén Yuán (保安人员)
(Pao an Ren Yuen)
4. TUKANG KEBUN
Yuán Dīng (园丁)
(Yuen Ting)
5. PETANI
Nóng Mín (农民)
(Nong Min)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
6. POLISI
Jǐng Chá(警察)
(Cing Ca)
7. DOKTER
Dài Fu (大夫)
(Tai Fu)
Yī Shēng (医生)
(I Seng)
8. PERAWAT
Hù Shi (护士)
(Hu Se)
9. PILOT
Fēi Xíng Yuán (飞行员)
(Fei Sing Yuen)
10. SOPIR
Sī Jī(司机)
(Se Ci)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3. Pertanyaan:
1. a. zhè shì shén me tú huà?(ini gambar apa?)
zhè shì ...... (ini adalah ......)
b. nà shì shén me tú huà?(itu gambar apa?)
nà shì ...... (itu adalah ......)
5. Metode pembelajaran :
Model Pembelajaran Ceramah
6. Media pembelajaran:
a) Kertas kerja
b) Power point
c) Papan Tulis (white board)
7. Sumber belajar:
Dari Pengajar
8. Pola pembelajaran :
No Kegiatan Belajar Waktu
1.
2.
1.
2.
PENDAHULUAN
Guru mengucapkan salam pada para siswa
Guru mengabsen setiap siswa
KEGIATAN INTI
Guru melafalkan setiap kosakata
Guru menjelaskan arti setiap kata dalam bahasa Indonesia
5’
25’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3.
4.
5.
6.
1.
2.
Siswa menirukan setiap kosakata yang dilafalkan oleh guru
Guru menunjukkan gambar berbagai macam profesi
Guru memerintahkan setiap siswa menyebutkan setiap kata sesuai gambar
Setiap siswa menebak setiap gambar dalam bahasa Mandarin
KEGIATAN AKHIR
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
Guru mengucapkan salam
5’
9. Penilaian
1) Indikator, Teknik, dan Bentuk Penilaian
Indikator teknik bentuk Contoh instruksi
Mampu menulis huruf
pinyin mengenai profesi.
Tes tulis Menulis huruf
pinyin
Terjemahkan kata-
kata di bawah ini
ke dalam bahasa
China!
Mengenal kosakata
bahasa Mandarin
tentang profesi.
Tes tulis Menempelkan
gambar
Tempelkanlah
gambar pada kata
yang tepat!
Mampu mengucapkan
kata-kata dengan
pelafalan dan nada yang
benar.
Tes lisan Mengucapkan
setiap kosakata
sesuai dengan
gambar yang
Sebutkanlah setiap
kosakata dalam
bahasa Mandarin!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
ditentukan guru.
2) Instrumen Penilaian
A. Terjemahkan kata-kata di bawah ini ke dalam bahasa China!
1. Perawat =
2. Kepala Sekolah=
3. Dokter =
4. Sopir =
5. Guru =
B. Tempelkanlah gambar pada kata yang tepat!
1. Bao An Ren Yuan (Pao An Ren Yuen)
2. Jing Cha (Cing Ca)
3. Yuan Ding (Yuen Ting)
4. Fei Xing Yuan (Fei Sing Yuen)
5. Nong Min (Nong Min)
No uraian Skor jumlah
I Pinyin benar
Pinyin kurang tepat
Pinyin salah
II Gambar benar
Gambar salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
III Pelafalan benar
Pelafalan kurang tepat
Pelafalan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
Sekolah : SDN 03 Jaten
Mata pelajaran : Bahasa Mandarin
Judul : Tempat Umum /公共场所(gōng gòng chǎng suǒ)
Kelas/ semester : 1 B/ 2
Alokasi waktu : 1x 35 menit
Pertemuan ke : 3 dan 4
1. Standar kompetensi:
Siswa mampu mengucapkan kosakata dalam Bahasa Mandarin dengan benar.
2. Kompetensi dasar :
Siswa mampu mengucapkan kata-kata dalam kalimat Bahasa Mandarin dengan pelafalan
dan nada yang benar dengan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru praktikan.
3. Indikator:
a) Mengenal kosakata bahasa Mandarin tentang tempat umum.
b) Mampu menulis huruf pinyin mengenai tempat umum.
c) Mampu mengucapkan kata-kata dengan pelafalan dan nada yang benar.
4. materi pelajaran:
1. Kosakata 生词 (shengci)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tempat Umum
Public Places
gōng gòng chǎng suǒ(公共场所)
(Kong Kong Cang Suo)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1. Sekolah
School
Xué Xiào (学校)
(Sue Siao)
2. Bank
Bank
Yín Háng (银行)
(Yin Hang)
3. Kantor Pos
Post Office
Yóu Jú (邮局)
(You Ji)
4. Pasar
Market
Shì Chǎng (市场)
(Se Cang)
5. Mal
Mall / Department Store
Bǎi Huò Gōng Sī (百货公司)
(Pai Huo Kong Se)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
6. Rumah
House
Jiā (家)
(Cia)
7. Rumah Sakit
Hospital
Yī Yuàn (医院)
(i yuen)
8. Terminal
Bus Stasion
Chē Zhàn (车站)
(Ce Can)
9. Bandara
Airport
Fēi Jī Chǎng (飞机场)
(Fei Ci Cang)
10. Stasiun
Railway Station
Huǒ Chē Zhàn (火车站)
(Huo Ce Can)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
5. Metode pembelajaran :
Model Pembelajaran Ceramah
6. Media pembelajaran:
a) Kertas kerja
b) Power point
c) Papan Tulis ( white board )
7. Sumber belajar:
Dari Pengajar menyesuaikan dengan materi pelajaran bahasa Inggris.
8. Pola pembelajaran :
No Kegiatan Belajar Waktu
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
PENDAHULUAN
Guru mengucapkan salam pada para siswa
Guru mengabsen setiap siswa
KEGIATAN INTI
Guru melafalkan setiap kosakata
Guru menjelaskan arti setiap kata dalam bahasa Indonesia
Siswa menirukan setiap kosakata yang dilafalkan oleh guru
Guru menunjukkan gambar berbagai macam tempat umum
Guru memerintahkan setiap siswa menyebutkan setiap kata sesuai
gambar
Setiap siswa menebak setiap gambar dalam bahasa Mandarin
KEGIATAN AKHIR
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
Guru mengucapkan salam
5’
25’
5’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
9. Penilaian
1) Indikator, Teknik, dan Bentuk Penilaian
Indikator teknik bentuk Contoh instruksi
Mampu menulis huruf
pinyin mengenai profesi.
Tes tulis Menghubungkan
kata
Artikanlah kata-kata di sebelah
kiri kemudian hubungkanlah ke
kata-kata yang ada di sebelah
kanan dengan tepat!
Mengenal kosakata
bahasa Mandarin
tentang profesi.
Tes tulis Menulis huruf
pinyin dan
bahasa
Indonesia
Gambar apakah ini? Tulislah
dalam bahasa Indonesia dan
bahasa China!
Mampu mengucapkan
kosakata dengan
pelafalan dan nada yang
benar.
Tes lisan Mengucapkan
setiap kosakata
sesuai dengan
gambar yang
ditentukan guru.
Sebutkanlah setiap kosakata
dalam bahasa Mandarin!
2) Instrumen Penilaian
A. Artikanlah kata-kata di sebelah kiri kemudian hubungkanlah ke kata-kata yang
ada di sebelah kanan dengan tepat!
a. Huǒ Chē Zhàn
b. Yín Háng
c. Jiā
d. Xué Xiào
e. Bǎi Huò Gōng Sī
1. Sekolah
2. Stasiun
3. Mal
4. Bank
5. Rumah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
B. Gambar apakah ini? Tulislah dalam bahasa Indonesia dan bahasa China!
1.
zhè shì shén me tú huà?
=
=
2.
zhè shì shén me tú huà?
=
=
3.
zhè shì shén me tú huà?
=
=
4.
zhè shì shén me tú huà?
=
=
5.
zhè shì shén me tú huà?
=
=

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
No uraian Skor jumlah
I Arti benar
Arti salah
II Arti dan pinyin benar
Arti dan pinyin kurang tepat
Arti dan pinyin salah
III Pelafalan benar
Pelafalan kurang tepat
Pelafalan salah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
Sekolah : SDN 03 Jaten
Mata pelajaran : Bahasa Mandarin
Judul : Pekerjaan /教学设备 (jiào xué shè bèi)
Kelas/ semester : 1 B/ 2
Alokasi waktu : 1x 35 menit
Pertemuan ke : 5 dan 6
1. Standar kompetensi:
Siswa mampu mengucapkan kosakata dalam Bahasa Mandarin dengan benar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Kompetensi dasar :
Siswa mampu mengucapkan kata-kata dalam kalimat Bahasa Mandarin dengan pelafalan
dan nada yang benar dengan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru praktikan.
3. Indikator:
a) Mampu menulis huruf pinyin mengenai alat-alat sekolah.
b) Mengenal kosakata bahasa Mandarin tentang alat-alat sekolah.
c) Mampu mengucapkan kosakata dengan pelafalan dan nada yang benar.
4. materi pelajaran:
1. Kosakata 生词 (shengci)
ALAT – ALAT SEKOLAH
jiào xué shè bèi(教学设备)
(ciao sue se pei)
1. Buku
书
shū (shu)
2. Buku pelajaran
课本
kè běn (ke pen)
3. Pensil
铅笔
qiān bǐ (cien pi)
4. Bolpoin
圆珠笔

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
yuán zhū bǐ (yuen cu pi)
5. Penggaris
尺子
chĕ zi (ce ce)
6. Penghapus
橡皮
xiàng pí (xiang pi)
7. Tas Sekolah
书包
shū bāo (shu pao)
8. Meja
桌子
zhuō zi (chuo ce)
9. Kursi
椅子
yī zi (yi ce)
10. Papan Tulis
白般
bǎi bān (pai pan)
11. Komputer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
电脑 diàn nǎo (tien nao)
5. Metode pembelajaran :
Model Pembelajaran TPR (Total Physical Response)
6. Media pembelajaran:
a) Kertas kerja
b) Power point
c) Papan Tulis ( white board )
7. Sumber belajar:
Dari Pengajar
8. Pola pembelajaran :
No Kegiatan Belajar Waktu
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PENDAHULUAN
Guru mengucapkan salam pada para siswa
Guru mengabsen setiap siswa
KEGIATAN INTI
Guru melafalkan setiap kosakata
Guru menjelaskan arti setiap kata dalam bahasa Indonesia
Siswa menirukan setiap kosakata yang dilafalkan oleh guru
Guru menunjukkan gambar berbagai macam profesi
Guru memerintahkan setiap siswa menyebutkan setiap kata sesuai gambar
Setiap siswa menebak setiap gambar dalam bahasa Mandarin
KEGIATAN AKHIR
5’
25’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
1.
2.
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
Guru mengucapkan salam
5’
9. Penilaian
1) Indikator, Teknik, dan Bentuk Penilaian
Indikator teknik bentuk Contoh instruksi
Mampu menulis huruf
pinyin mengenai alat-
alat sekolah.
Tes tulis Menulis huruf
pinyin
Terjemahkan kata-kata di
bawah ini ke dalam bahasa
China!
Mengenal kosakata
bahasa Mandarin
tentang alat-alat sekolah.
Tes tulis Menulis huruf
pinyin dan bahasa
Indonesia
Gambar apakah ini?
Tulislah dalam bahasa
Indonesia dan bahasa
China!
Mampu mengucapkan
kosakata dengan
pelafalan dan nada yang
benar.
Tes lisan Menyebutkan
benda yang
dimaksud guru
dalam bahasa
Mandarin
Sebutkan benda-benda
tersebut dalam bahasa
Mandarin!
2) Instrumen Penilaian
A. Terjemahkan kata-kata di bawah ini ke dalam bahasa China!
1. Papan Tulis =
2. Buku =
3. Bolpoin =

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4. Tas Sekolah =
5. Komputer =
B. Gambar apakah ini? Tulislah dalam bahasa Indonesia dan bahasa China!
1.
=
=
2.
=
=
3.
=
=
4.
=
=
5.
=
=

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
No uraian Skor jumlah
I Pinyin benar
Pinyin kurang tepat
Pinyin salah
II Arti dan pinyin benar
Arti dan pinyin kurang tepat
Arti dan pinyin salah
III Pelafalan benar
Pelafalan kurang tepat
Pelafalan salah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
Sekolah : SDN 03 Jaten
Mata pelajaran : Warna-warna/ 颜 色 (yánsè)
Kelas/ semester : 1 B/ 2
Alokasi waktu : 1x 35 menit
Pertemuan ke : 7 dan 8
1. Standar kompetensi:
Siswa mampu mengucapkan kosakata dalam Bahasa Mandarin dengan benar.
2. Kompetensi dasar :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Siswa mampu mengucapkan kata-kata dalam kalimat Bahasa Mandarin dengan pelafalan
dan nada yang benar dengan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru praktikan.
3. Indikator:
a) Mampu menulis huruf pinyin mengenai berbagai macam warna.
b) Mengenal kosakata bahasa Mandarin tentang berbagai macam warna.
c) Mampu mengucapkan kosakata dengan pelafalan dan nada yang benar.
4. materi pelajaran:
1. Kosakata 生词 (shengci)
WARNA-WARNA
颜色
yánsè
(yen se)
1. merah
red
红色
hóng sè
(hong se)
2. hijau
green
绿色
lǜ sè
(lu se)
3. kuning
yellow
黄色
huáng sè
(huang se)
4. biru
blue
蓝色

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
lán sè
(lan se)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
5. putih
white
白色
bái sè
(pai se)
6. hitam
black
黑色
hēi sè
(hei se)
7. jingga
orange
橙色
chéng sè
(ceng se)
8. ungu
purple
紫色
zǐ sè
(ce se)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
5. Metode pembelajaran :
Model Pembelajaran TPR (Total Physical Response)
6. Media pembelajaran:
a) Kertas kerja
b) Power point
c) Papan Tulis ( white board )
7. Sumber belajar:
Dari Pengajar
8. Pola pembelajaran :
No Kegiatan Belajar Waktu
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PENDAHULUAN
Guru mengucapkan salam pada para siswa
Guru mengabsen setiap siswa
KEGIATAN INTI
Guru melafalkan setiap kosakata
Guru menjelaskan arti setiap kata dalam bahasa Indonesia
Siswa menirukan setiap kosakata yang dilafalkan oleh guru
Guru menunjukkan gambar berbagai macam warna
Guru memerintahkan setiap siswa menyebutkan setiap kata sesuai
gambar
Setiap siswa menebak setiap gambar dalam bahasa Mandarin.
Guru menyanyikan lagu tentang warna dalam bahasa Mandarin.
Siswa menirukan menyanyikan lagu tersebut.
KEGIATAN AKHIR
5’
25’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
1.
2.
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
Guru mengucapkan salam
5’
9. Penilaian
1) Indikator, Teknik, dan Bentuk Penilaian
Indikator teknik bentuk Contoh instruksi
Mampu menulis huruf
pinyin mengenai
berbagai macam warna.
Tes tulis Menghubungkan
kata
Artikanlah kata-
kata di sebelah kiri
kemudian
hubungkanlah ke
kata-kata yang ada
di sebelah kanan
dengan tepat!
Mengenal kosakata
bahasa Mandarin
tentang berbagai macam
warna.
Tes tulis Menempelkan
gambar
Tempelkanlah
gambar pada kata
yang tepat!
Mampu mengucapkan
kosakata dengan
pelafalan dan nada yang
benar.
Tes lisan Mengucapkan
setiap kosakata
sesuai dengan
gambar yang
ditentukan guru.
Sebutkanlah setiap
kosakata dalam
bahasa Mandarin!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2) Instrumen Penilaian
A. Artikanlah kata-kata di sebelah kiri kemudian hubungkanlah ke kata-kata yang
ada di sebelah kanan dengan tepat!
a. Hitam
b. Ungu
c. Merah
d. Putih
e. Jingga
6. chéng sè (ceng se)
7. hēi sè (hei se)
8. bái sè (pai se)
9. hóng sè (hong se)
10. zǐ sè (ce se)
B. Tempelkanlah gambar pada kata yang tepat!
1. 绿色
lǜ sè (lu se)
2. 蓝色
lán sè (lan se)
3. 黄色
huáng sè (huang se)
4. 红色
hóng sè (hong se)
5. 黑色
hēi sè (hei se)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
No uraian Skor jumlah
I Arti benar
Arti salah
II Gambar benar
Gambar salah
III Pelafalan benar
Pelafalan kurang tepat
Pelafalan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
3. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar bahasa Mandarin di kelas 1 B SDN 03 Jaten dilaksanakan dalam
8 pertemuan, 4 kali pertemuan untuk pemberian materi ajar dan 4 kali pertemuan untuk
mengadakan tes uji kompetensi.
Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar
TABEL 3.2 Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar
Pertemuan
ke
Tanggal Materi
1 4 Februari 2011 kosakata tentang Pekerjaan (gōngzuò)
2 10 Februari 2011 Uji Kompetensi
3 17 Februari 2011 kosakata tentang Tempat Umum (gōng gòng chǎng suǒ)
4 24 Februari 2011 Uji Kompetensi
5 3 Maret 2011 kosakata tentang Alat-alat Sekolah (jiào xué shè bèi)
6 10 Maret 2011 Uji Kompetensi
7 18 Maret 2011 Ksakata tentang Warna (yánsè)
8 25 Maret 2011 Uji Kompetensi
Bahasa Mandarin bukanlah mata pelaran inti di SDN 03 Jaten, melainkan mata
pelajaran tambahan dan waktu yang diberikan hanya 35 menit untuk setiap pertemuan.
Guru praktikan harus membuat para siswa merasa senang dalam mengikuti mata
pelajaran bahasa Mandarin, karena bahasa Mandarin merupakan bahasa yang baru untuk
mereka. Untuk itu guru praktikan menerapkan metode pembelajaran Total Physical
Response (TPR). Siswa merasa sangat senang mengikuti kegiatan belajar mengajar
dengan menerapkan metode pembelajaran ini karena mereka bisa merasakan belajar
sambil bermain.
1. Pertemuan 1 dan 2
Bahasa Mandarin merupakan mata pelajaran tambahan di kelas 1 B SDN Jaten
03, para siswa belum mengenal kata-kata yang umum dalam bahasa Mandarin. Pada
pertemuan pertama, guru praktikan mengajarkan siswa ucapan salam dalam bahasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Mandarin seperti: “shàng wǔ hǎo!” yang berarti “selamat pagi!”, menanyakan kabar
seperti: “nǐ men hǎo ma?” yang berarti “bagaimana kabar kalian?”, kemudian
menjawab dengan kalimat “wǒ hěn hǎo,xiè xiè” yang berarti “saya baik-baik saja,
terima kasih”. Selain ucapan salam, guru praktikan juga mengajarkan kalimat perintah
yang akan digunakan dalam setiap pertemuan yaitu: “qǐng nǐ zhàn qǐ lái” yang berarti
“tolong berdiri sebentar” dan “qǐng nǐ dú zhè ge cí yī biàn” yang berarti “tolong baca
kata ini”.
Guru praktikan kemudian menjelaskan tentang 4 nada yang ada dalam bahasa
Mandarin, kemudian siswa menirukan setiap nada yang dilafalkan guru. Setelah siswa
mengerti tentang nada, guru menjelaskan kosakata tentang Pekerjaan (gōngzuò). Guru
menampilkan gambar melalui ms. power point tentang 10 kosakata tentang Pekerjaan
(gōngzuò) yaitu:
Pekerjaan
gōng zuò (工作)
1. Kepala Sekolah
Xiào Zhǎng (校长)
2. Guru
Lǎo Shī (老师)
3. Satpam
Bǎo ān Rén Yuán (保安人员)
4. Tukang Kebun
Yuán Dīng (园丁)
5. Petani
Nóng Mín (农民)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
6. Polisi
Jǐng Chá(警察)
7. Dokter
Dài Fu (大夫)
Yī Shēng (医生)
8. Perawat
Hù Shi (护士)
9. Pilot
Fēi Xíng Yuán (飞行员)
10.Sopir
Sī Jī(司机)
Materi ajar bahasa Mandarin menggunakan hanzi dan pinyin, tetapi para siswa
cukup mengerti pinyin dengan nada, hanzi hanya digunakan
untuk pengenalan karakter huruf Mandarin. Guru melafalkan setiap kosakata dengan
nada yang benar, kemudian para siswa menirukan setiap kosakata.
Pada pertemuan kedua, guru praktikan mengadakan uji kompetensi untuk
mengetahui pemahaman kosakata oleh para siswa. Sebelum tes dimulai, guru praktikan
mengulang kembali materi ajar tentang Pekerjaan (gōngzuò). Uji kompetensi meliputi tes
lisan 20 menit dan tes tertulis 10 menit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2. Pertemuan 3 dan 4
Pada pertemuan ketiga, guru praktikan menjelaskan 10 kosakata tentang Tempat
Umum (gōng gòng chǎng suǒ) dengan menggunakan ms. power point. Penjelasan
kosakata tersebut terdiri dari hanzi dan pinyin. Guru melafalkan setiap kosakata dengan
nada yang benar, kemudian para siswa menirukan setiap kosakata.
Guru menampilkan gambar melalui ms. power point tentang 10 kosakata tentang
Tempat Umum (gōng gòng chǎng suǒ) yaitu:
Tempat Umum
gōng gòng chǎng suǒ(公共场所)
1.Sekolah
Xué Xiào (学校)
2.Bank
Yín Háng (银行)
3.Kantor Pos
Yóu Jú (邮局)
4.Pasar
Shì Chǎng (市场)
5.Mal
Bǎi Huò Gōng Sī (百货公司)
6.Rumah
Jiā (家)
7.Rumah Sakit
Yī Yuàn (医院)
8.Terminal
Chē Zhàn (车站)
9.Bandara
Fēi Jī Chǎng (飞机场)
10.Stasiun
Huǒ Chē Zhàn (火车站)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Pada pertemuan keempat, guru praktikan mengadakan uji kompetensi untuk
mengetahui pemahaman kosakata oleh para siswa. Sebelum tes dimulai, guru praktikan
mengulang kembali materi ajar tentang Tempat Umum (gōng gòng chǎng suǒ). Uji
kompetensi meliputi tes lisan 20 menit dan tes tertulis 10 menit.
3. Pertemuan 5 dan 6
Pada pertemuan kelima, guru praktikan menjelaskan 11 kosakata dengan tema
Alat-alat Sekolah (jiào xué shè bèi). Dalam pejelasan kosakata tersebut menggunakan
gambar melalui ms. power point dan menggunakan media realia (benda nyata). Guru
akan menunjuk setiap benda sesuai dengan materi ajar, kemudian melafalkan dalam
bahasa Mandarin dengan nada yang tepat. Setiap siswa menirukan kosakata tersebut.
Setelah itu, guru akan menunjuk setiap benda, kemudian para siswa akan menebak benda
tersebut dengan bahasa Mandarin. Setiap siswa menyiapkan alat-alat sekolah, kemudian
guru menunjuk setiap siswa untuk menebak benda yang dimaksud guru. Setelah itu,
siswa akan berdiri dan melafalkan benda tersebut dalam bahasa Mandarin dengan keras.
Kosakata yang diajarkan yaitu:
Alat – Alat Sekolah
jiào xué shè bèi(教学设备)
1.Buku
书 (shū)
2.Buku teks
课本 (kè běn)
3.Pensil
铅笔 (qiān bǐ)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
4.Bolpoin
圆珠笔 (yuán zhū bǐ)
5.Penggaris
尺子 (chĕ zi)
6.Penghapus
橡皮 (xiàng pí)
7.Tas Sekolah
书包 (shū bāo
)8.Meja
桌子 (zhuō zi)
9.Kursi
椅子 (yī zi)
10.Papan Tulis
白般 (bǎi bān)
11.Komputer
电脑 (diàn nǎo)
Pada pertemuan keenam, guru praktikan mengadakan uji kompetensi untuk
mengetahui pemahaman kosakata oleh para siswa. Sebelum tes dimulai, guru praktikan
mengulang kembali materi ajar tentang Alat-alat Sekolah (jiào xué shè bèi). Uji
kompetensi meliputi tes lisan 20 menit dan tes tertulis 10 menit.
4. Pertemuan 7 dan 8
Pada pertemuan ketujuh, guru praktikan menjelaskan 8 kosakata dengan tema
Warna (yánsè). Dalam penjelasan kosakata tersebut guru menampilkan video yang berisi
nyanyian tentang warna dalam bahasa Mandarin. Para siswa terlihat antusias menonoton
dan mendengar nyanyian dalam video tersebut. Guru menyanyikan lagu tersebut,
kemudian para siswa menirukan dengan menyanyikan lagu tersebut. Setelah itu, guru
melafalkan setiap warna dalam bahasa Mandarin dengan nada yang benar, kemudian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
siswa menirukan setiap kosakata dan menulis kosakata tersebut. Kosakata yang diajarkan
yaitu:
WARNA-WARNA
颜色
yánsè
1.merah
红色 (hóng sè)
2.hijau
绿色 (lǜ sè)
3.kuning
黄色 (huáng sè)
4.biru
蓝色 (lán sè)
5.putih
白色 (bái sè)
6.hitam
黑色 (hēi sè)
7.jingga
橙色 (chéng sè)
8.ungu
紫色 (zǐ sè)
Pada pertemuan kedelapan, guru praktikan mengadakan uji kompetensi untuk
mengetahui pemahaman kosakata oleh para siswa. Sebelum tes dimulai, guru
praktikan mengulang kembali materi ajar tentang Warna (yánsè). Uji kompetensi
meliputi tes lisan 20 menit dan tes tertulis 10 menit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
C. Hasil Evaluasi Pembelajaran
Berikut merupakan tabel penilaian kelas 1 B dengan menggunakan metode
Ceramah pada tes 1 dan tes 2, metode Total Physical Response pada tes 3 dan 4
melalui tes tertulis dan tes lisan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
TABEL 3.3 Daftar Nilai Ujian
No Nama Tes 1 Tes 2 Tes 3 Tes 4
1 ADIMAS PUTRA 50 50 75 80
2 ADINDA RISKY 40 50 70 80
3 AHNAF TSAQIF 55 55 80 80
4 ALIFA'AN PUTRA 50 55 80 85
5 ALYA YOFINTA 50 40 70 80
6 ANNORA ORLEN 55 45 85 85
7 APRISIAN SETYO 50 55 70 85
8 ATHA RILIES 50 50 70 80
9 BERLIANA AYU 40 55 75 85
10 BINTANG ARDI 50 40 70 70
11 DAIVA BILLIE 40 50 70 80
12 DEDRA LANJAR 50 60 80 80
13 FAHREZA 50 40 80 70
14 FARAH NUR 55 55 75 85
15 GHALUH 45 55 85 80
16 GARDASUARA 50 50 80 80
17 GILANG 55 45 85 85
18 IRBAH RAKHA 70 70 70 80
19 KARTIKA SEPTIA 55 55 85 85
20 KHAERUNIAH 55 55 85 85
21 MAHAZANNI 50 50 70 80
72 72

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
22 NABILLA PUTRI 45 50 75 85
23 NADYA 45 55 70 80
24 NAOMI CAHAYA 55 60 85 85
25 RELODYA 55 55 85 85
26 RIZKY AKNAN 50 60 70 80
27 RIZKY VERA 55 50 70 85
28 WHENA SEPTYA 45 50 85 80
29 ZARENA ISDIHAR 50 50 80 85
30 ADITYA 55 45 85 85
D. Hambatan-hambatan dalam Proses Belajar Mengajar
Penerapan Kegiatan Belajar Mengajar menggunakan metode Total
Physical Response (TPR) sebenarnya sudah baik dalam meningkatkan penguasaan
kosakata bahasa Mandarin. Namun ada beberapa hambatan-hambatan yang
dihadapi siswa yaitu sebagai berikut:
a. Bahasa Mandarin yang terdiri dari hanyu pinyin dan 4 nada yang berbeda
membuat para siswa kesulitan untuk melafalkan setiap kata dengan nada
yang benar. Para siswa juga kesulitan untuk memahami makna dari setiap
kata bahasa Mandarin. Guru praktikan lebih menekankan aspek mendengar
dan berbicara. Ada beberapa siswa yang belum bisa berbicara kosakata
bahasa Mandarin dengan nada yang benar.
73

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Tidak adanya buku bahasa Mandarin sebagai acuan mengajar bahasa
Mandarin, sehingga guru praktikan mencari materi ajar sendiri.
c. Alokasi waktu yang terbatas yaitu 35 menit dalam setiap pertemuan. Guru
praktikan menjadi kurang maksimal dalam mengajarkan kosakata bahasa
Mandarin. Guru mengajarkan materi ajar harus sesuai dengan waktu yang di
berikan, sehingga guru kurang bisa mengawasi perkembangan penguasaan
kosakata setiap siswa.
d. Dalam penerapan metode TPR, siswa belajar sambil bermain, tetapi hal itu
membuat siswa tidak fokus dalam pemahaman materi kosakata. Mereka
akan lebih cenderung bermain-main dengan temannya dan tidak
memperhatikan yang diajarkan oleh guru praktikan.
e. Siswa selalu ramai dan sulit untuk mengendalikan siswa agar bisa tenang
dan memperhatikan yang diajarkan guru.
E. Upaya Penanganan dalam Proses Belajar Mengajar
Ada beberapa upaya penanganan yang dilakukan penulis untuk mengatasi
hambatan dalam proses belajar mengajar yaitu:
a. Bahasa Mandarin yang terdiri dari hanyu pinyin dan nada mempersulit
siswa dalam pelafalan dan pemahaman makna, maka guru praktikan akan
melafalkan kosakata yang sudah diajarkan berulang-ulang dengan nada yang
benar. Para siswa akan terbiasa untuk mendengarkan dan dapat melafalkan
kosakata tersebut dengan benar.
74

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Guru praktikan harus mempersiapkan materi ajar dengan baik, sehingga
dapat menarik perhatian siswa untuk belajar bahasa Mandarin. Penyampaian
materi ajar dapat melalui microsoft power point, gambar atau realia.
c. Alokasi waktu yang terbatas dapat menghambat pembelajaran kosakata. Hal
itu dapat diatasi dengan cara pengulangan materi setiap pertemuan dan
secara terus-menerus, sehingga para siswa dapat cepat memahami dan
menghafal materi yang diajarkan.
d. Guru praktikan mengarahkan siswa untuk lebih fokus dalam pemahaman
materi kosakata. Guru akan membuat suasana yang menyenangkan dan
tidak monoton, sehingga mereka dapat belajar sambil bermain.
e. Jika ada siswa yang ramai dan sulit dikendalikan maka guru praktikan akan
menasehati siswa untuk lebih memperhatikan pelajaran.
75

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian, penulis menyimpulkan bahwa metode Total
Physical Response (TPR) dapat digunakan sebagai teknik dalam meningkatkan
penguasaan kosakata dan meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.
Hasil akhir menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan pada prestasi siswa
dalam tes penguasaan kosakata setelah penelitian dilakukan. Hal ini dapat dilihat
dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis dalam mengajar bahasa Mandarin.
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat di ambil adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan pelafalan dalam bahasa Mandarin dapat ditingkatkan. Hal ini
bisa dilihat dari evaluasi keterlibatan siswa saat kegiatan belajar mengajar dan
proses pengamatan saat melakukan gerakan. Dengan melakukan tahapan
pelafalan hanyu pinyin yang berulang -ulang dengan nada yang benar, siswa
bisa melatih kemampuan dalam pelafalan yang benar setiap pertemuan.
2. Siswa akan lebih akrab dengan kata-kata bahasa Mandarin. Mereka bisa
merespon perintah penulis dengan benar. Dengan belajar kosakata
menggunakan TPR, para siswa bisa mengingat kata-kata bahasa Mandarin
tanpa ketegangan.
3. Motivasi siswa dalam belajar kosakata dapat ditingkatkan. Dengan belajar
kosakata menggunakan TPR, para siswa dapat bermain saat mereka belajar
kosakata.
75

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TPR
dapat memenuhi kebutuhan peserta didik muda dalam proses pembelajaran
kosakata. Pelaksanaan metode TPR dalam kelas bahasa Mandarin dapat
membangun motivasi siswa dalam belajar kosakata. Selain itu, dengan
memberikan dan melakukan perintah dapat membantu siswa dalam menghafal
kosakata. Oleh karena itu, TPR dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
meningkatkan penguasaan kosakata.
B. Saran
1. Guru bahasa Mandarin
Guru Mandarin harus mempelajari karakteristik setiap siswa agar mengetahui
apa yang siswa butuhkan dan masalah tentang perkembangan mereka. Guru
harus memilih cara yang paling cocok untuk meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar bahasa Mandarin.
2. Praktikan lain
Penelitian ini hanyalah salah satu upaya dalam peningkatan penguasaan
kosakata siswa. Ada banyak teknik yang dapat digunakan sebagai objek
penelitian. Oleh karena itu, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan tambahan untuk penelitian lebih lanjut tentang
masalah efektivitas pengajaran kosakata untuk para siswa.