BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...

24
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru kelas 5 SD Negeri 1 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Di dapatkan nilai prasiklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dalam tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Pra Siklus No KKM Keterangan Frekuensi Persentase (%) 1. 75 Tuntas 19 61% 2. 75 Belum tuntas 12 39% Niai minimum 60 Nilai maksimum 90 Rata-rata 76,9 Tabel diatas menunjukkan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian/prasiklus dalam mata pelajaran IPA dengan KKM 75. Dengan jumlah siswa 31 ketuntasan hanya sebesar 61% atau 19 siswa dan siswa yang tidak tuntas mencapai 39% atau 12 siswa. Untuk lebih jelasnya rincian daftar nilai hasil belajar siswa akan disajikan dalam tabel distribusi. Penyajian data hasil belajar siswa dengan menggunakan tabel distribusi rentang nilai IPA kelas 5 SD Negeri 1 Jumo pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus

Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan observasi dan

wawancara terhadap guru kelas 5 SD Negeri 1 Jumo Kecamatan Kedungjati

Kabupaten Grobogan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Di dapatkan

nilai prasiklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dalam tabel distribusi

ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Pra Siklus

No KKM Keterangan Frekuensi Persentase (%)

1. 75 Tuntas 19 61%

2. 75 Belum tuntas 12 39%

Niai minimum 60

Nilai maksimum 90

Rata-rata 76,9

Tabel diatas menunjukkan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa sebelum

dilakukan penelitian/prasiklus dalam mata pelajaran IPA dengan KKM 75. Dengan

jumlah siswa 31 ketuntasan hanya sebesar 61% atau 19 siswa dan siswa yang tidak

tuntas mencapai 39% atau 12 siswa. Untuk lebih jelasnya rincian daftar nilai hasil

belajar siswa akan disajikan dalam tabel distribusi. Penyajian data hasil belajar

siswa dengan menggunakan tabel distribusi rentang nilai IPA kelas 5 SD Negeri 1

Jumo pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

33

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Nilai Pra Siklus Hasil Belajar IPA Kelas 5

Nilai 60 65 70 75 80 85 90 Jumlah

frekuensi 2 1 5 8 8 5 2 31

Persentase 6% 4% 16% 26% 26% 16% 6% 100%

Berdasarkan tabel 2 diata dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai

pada nilai 60 sebanyak 2 siswa dengan persentase 6%, nilai 65 sebanyak 1 siswa

dengan persentase 3%, nilai 70 sebanyak 5 siswa dengan persentase 17%, nilai 75

sebanyak 8 siswa dengan persentase 26%, nilai 80 sebanyak 8 siswa dengan

persentase 26%, nilai 85 sebanyak 5 siswa dengan persentase 5% dan nilai 90

sebanyak 2 siswa dengan persentase 6%.

Berdasarkan tabel 4.2 berikut ini disajikan diagram presentase rentang nilai

belajar siswa kelas 5 pada pra siklus, yang dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah

ini.

Gambar 4.1

Diagram Presentase Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Gambar 4.1 diagram hasil belajar matematika pra siklus, dapat dijadikan

dasar dalam menyekesaikan permasalahan yang ada. Berdasarkan observasi

terdapat proses pembelajaran IPA, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan

rendahnya hasil belajar siswa. Adanya pemilihan model belajar yang kurang tepat,

sehingga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran guru memerlukan pembelajaran

yang lebih inovatif. Kondisi tersebut membuat siswa kurang mempunyai

penguasaan materi pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.

6% 4%

16%

26% 26% 26%

6%0%

10%

20%

30%

60 65 70 75 80 85 90

Pra Siklus

Pra Siklus

34

Solusi untuk mengatasi ketidak tuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD

Negeri 1 Jumo adalah dengan penerapan model kooperatif pembelajaran melalui

model Mind Mapping pada mata pelajaran IPA yang dilaksanakan dalam dua siklus,

yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada siklus I diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan

refleksi, hasil tindakan dan observasi, refleksi, dan tindak lanjut. Kegiatan

pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi 3 kali pertemuan dalam alokasi waktu

6x35 menit pada setiap pertemuanya.

4.1.2.1 Perencanaan Siklus I

Tahap perencanaan siklus I diawali dengan menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan Kompetensi dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi

organ pencernaan manusia dan hubunganya dengan makanan dan kesehatan.

Brdsarkan KD dalam kegiatan pelajaran ditentukan penggunaan model

pembelajaran kooperatif melalui mind mapping, menyediakan lembar evaluasi hasil

belajar, dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa. observer/pengamat

dilakukan oleh guru kelas 5 dan peneliti berperan sebagai pengajar.

4.1.2.2 Pelaaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I

Siklus I dilaksanalan dalam tiga kali pertemuan dalam alokasi waktu 6x35

menit pada hari selasa dan rabu, tanggal 25-26 Juli 2017. Pada pelaksanaanya,

tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas dengan

berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat

sebelumnya oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

melalui mind mapping.

35

4.1.2.3 Pertemuan Pertama Siklus I

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam, berdoa, absensi kehadiran

siswa, memeriksa kesiapan belajar siswa, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, guru melakukan apersepsi. guru membagi siswa menjadi kelompok

yang terdiri dari 5-6 anak. Guru memberikan berbagai pertanyaan kepada kelompok

siswa secara acaka mengenai identigikasi dan fungsi alat pencernaan makanan pada

manusia untuk menggali pengetahuan siswa sebelum diberikan materi oleh guru.

Guru menampilkan dan memberi penjelasan sistem pencernaan manusia dan

gangguan yang dialami oleh alat pencernaan manusia. Guru membagikan LKS yang

berisikan gambar sebagai topik utama dan sub topik kepada masing-masing

kelompok untuk di diskusiakn kelompok. Guru membagikan kartu kendali untuk

pengendalian pengembangan mind mapping yang dibuat oleh siswa. Guru

memberikan perintah untuk membuat mind mapping tentang materi yang telah

dibahas bersama utuk dikembangkan topik dan subtopik materi sehinggan

membentuk mind mapping. siswa menarik garis antar topik dan subtopik untuk

dijadikan mind mapping. dengan menggunkana kartu kendali yang telah dibagikan

guru, siswa mengembangkan mind mapping. setelah siswa selesai mengembangkan

materi, siswa mempresenasikan hasil disepan kelas untuk ditanggapi kelompok

lain. Pada kegiatan akhir siswa bersama guru menyimpulkan hasil pelajaran dan

mereflaksi pembelajaran pada hari ini.

4.1.2.4 Refleksi Pertemuan Pertama Siklus I

Pada refleksi pertemuan pertama dilakukan oleh guru kelas dan peneliti,

tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar.

Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh

guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai

oleh guru kelas digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki kegiatan yang belum

dilakukan sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP sebagai acuan untuk

memperbaiki pada siklus I pertemuan kedua.

36

4.1.2.5 Pertemuan Kedua Siklus I

Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan salam, berdoa,

mengabsen kehadiran siswa, memeriksa kesiapan belajar siswa, menyampaikan

tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi.

Guru menjelaskan kandungan gizi yang ada dalam setiap makanan serta

manfaatnya pada tubuh manusia. Dengan menampilkan gambar-gambar makanan

guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menggali pengetahuan siswa yang

digunakan guru untuk menggolongkan dan membantu pembagian kelompok. siswa

dibagi menjadi kelompok dengan beranggotakan 5-6 siswa pada setiap

kelompoknya. Guru memberikan pertanyaan kepada kelompok siswa secara acak

tentang identifikasi dan jenis makanan dan kesehatan dengan dilanjutkan penjelasan

materi oleh guru. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) berupa kertas

karton, kata-kata topik dan subtopik untuk didiskusikan kelompok dan kartu kendali

untuk menjadikan pengendalian pengembangan mind mapping yang dilakukan

anak. Siswa abekerja sama dalam kelompok untuk menentukan topik dan subtopik

materi untuk disusun dalam mind mapping. siswa menarik garis antar topik dan sub

topik untuk dijadikan mind mapping. Setelah selesai menyusun mind mapping

siswa mempresentasikan hasilnya dan dilanjut tanya jawab dengan kelompok lain

yang ingin memberikan taggapan.

Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan merefleksi

pembelajaran pada hari ini. Selanjutnya siswa diminta untuk mengerjakan soal

evaluasi pembelajaran untuk hasil belajar untuk materi pertemuan pertama dan

kedua siklus I, untuk siswa yang belum tuntas memenuhi KKM dalam mengerjakan

soal evaluasi, siswa akan diberikan tambahan soal remidial.

4.1.2.6 Refleksi Pertemuan Kedua Siklus I

Pada refleksi pertemuan kedua dilakukan oleh guru kelas dan peneliti, tugas

guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar. Pada

kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh guru

kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai oleh

37

guru kelas pada pertemuan pertama digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk

memperbaiki pada siklus II.

4.1.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I

Hasil tindakan dan observasi siklus I dapat dilihat berdasarkan hasil belajar

dan hasil observasi mengajar guru serta hasil observasi belajar siswa selama

pembelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind

mapping. adapun hasil belajar siwa dan hasil observasi terhadap aktifitas guru dan

siswa pada siklus i sebagai berikut :

4.1.3.1 Hasil Tindakan Siklus I

Hasil belajar siswa diperoleh melalui nilai soal tes evaluai yang dikerjakan

siswa pada siklus I pertemuan ketiga yang dilakukan pada hari rabu 26 Juli 2017

setelah pelaksanaan pembelajaran petemuan kedua siklus I. Soal evaluasi berjumlah

20 butir soal berbentuk pilihan ganda. Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa

kelas 5 mata pelajarn IPA siklus I menunjukkan masih ada beberapa siswa yang

memperoleh nilai dibawah KKM 75. Dari 31 siswa terdapat 6 siswa yang

mendapatkan nilai < 75 dan 25 siswa memperoleh nilai ≥ 75. Berikut ini akan

dijabarkan dalam tabel ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 pada siklus I sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Pada Siklus I

No KKM Keterangan Frekuensi Persentase (%)

1. ≥ 75 Tuntas 25 80,7%

2. < 75 Belum tuntas 6 19,3%

Niai minimum 60

Nilai maksimum 100

Rata-rata 82,9

Setelah dilakukan tindakan pada pembelajaran siklus I penerapan model

pembelajaran kooperatif melalui mind mapping, tabel diatas menunjukkan masih

38

ada sebagian siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar dengan KKM 75.

Dengan jumlah siswa 31 siswa, siswa yang tuntas 80,7% atau 25 siswa, dan siswa

yang belum tuntas mencapai 19,3% atau 6 siswa. Nilai ninimal 60 dan nilai

maksimal 100, sedangkan nilai rata-rata adalah 82,9. Untuk lebih jelas rincian hasil

belajar disajikan dalam bentuk tabel frekuensi nilai sebagai berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Hasil Belajar IPA Kelas 5

Nilai 60 65 70 75 80 85 90 95 100 Jumlah

frekuensi 2 3 3 2 - 8 6 5 2 31

Persentase 6% 10% 10% 6% 0% 26% 20% 16% 6% 100%

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa siswa yang

mendapatkan nilai 60 sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar 6%, nilai 65

sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar 10%, nilai 70 terdapat 3 siswa dengan

persentase sebesar 10%, nilai 85 sebanyak 8 siswa dengan persentase 26%, nilai

antara 90 sebanyak 6 siswa dengan persentase 20%, nilai 95 terdapat 5 siswa dengan

persentase 16% dan nilai 100 terdapat 2 siswa dengan persentase 6%. Berdasarkan

tabel diatas berikut ini disajikan diagram presentase hasil belajar yang dapat dilihat

pada gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 4.2

Diagram Persentase

Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Pada Siklus 1

6%10% 10%

6%

0%

26%

20%16%

6%0%

10%

20%

30%

60 65 70 75 80 85 90 95 100

Siklus I

Siklus I

39

4.1.3.2 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus I

a. Pertemuan Pertama Siklus I

Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh bapak Ana Aristiana,

A.ma dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang

sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.

Hasil analisi lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.5 sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Pertama Siklus I

No Indikator Butir

Pengamatan

Hasil observasi

Ya Tidak

1. Kegiatan awal 4 4 0

2. Kegiatan inti 9 9 0

3. Kegiatan akhir 3 2 1

Jumlah 16 15 1

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada

pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan

pembelajaran dan belum semua indikator dilaksanakan oleh guru. Terdapat 15 butir

pengamatan yang sudah terlaksana dan 1 butir pengamatan yang tidak terlaksana

dari keseluruhan 16 butir pengamatan. Pada proses pembelajaran, guru tidak

bersama siswa membahas hasil pembelajaran sebelum menarik kesimpulan yang

dilakukan dalam pembelajaran yang disebabkan oleh keterbatasan waktu dalam

pembelajaran, sehingga guru tidak melaksanakan kegiatan tersebut.

Dari pengamatan kegiatan guru secara umum proses pebelajaran terlaksana

dengan cukup baik sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif

melalui mind mapping. Namun masih ada salah satu kekurangan kegiatan yang

belum terlaksana seperti keterangan diatas.

40

Tabel 4.6

Hasil Observasi Belajar Siswa Pertemuan Pertama Siklus I

No Indikator Butir

Pengamatan

Hasil Observasi

Ya Tidak

1. Kegiatan awal 4 4 0

2. Kegiatan inti 9 9 0

3. Kegiatan akhir 3 1 1

Jumlah 16 15 1

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada

pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan

pembelajaran dan belum semua indikator dilaksankan oleh siswa. Terdapat 16 butir

pengamatan yang sudah terlaksana dan 1 butir pengamatan yang tidak terlaksana

dari keseluruhan 16 butir pengamatan. Dalam proses pebelajaran, siswa belum

melakukan pembahasan hasil pembelajaran bersama guru.

Dari pengamatan kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran

terlaksana dengan cukup beik sesuai dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif melalui mind mapping. Namun masih ada kekurangan beberapa kegiatan

yang belum terlaksana seperti keterangan diatas.

b. Pertemuan Kedua Siklus I

Pada pertemuan kedua, observasi masih dilakukan bapak Ana Aristiana,

A.ma. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang

sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.

Hasil analisi lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut:

41

Tabel 4.7

Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Kedua Siklus I

No Indikator Butir

Pengamatan

Hasil observasi

Ya Tidak

1. Kegiatan awal 4 3 1

2. Kegiatan inti 9 9 0

3. Kegiatan akhir 3 1 0

Jumlah 16 15 1

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada

pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 1 indikator kegiatan

pembelajaran san belum semua indikator dilaksankan oleh guru. Terdapat 15 butir

pengamatan yang sudah terlaksana dan 1 butir pengamatan yang tidak terlaksana

dari keseluruhan 16 butir pengamatan. Pada kegiatan awal guru tidak

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dari pengamatan kegiatan guru secara umum

proses pembelajaran terlaksana dengan cukup baik sesuai dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif melalui mind mapping. Namun masih ada kekurangan

beberapa kegiatan yang belum terlaksana seperti keterangan diatas.

Tabel 4.8

Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus I

No Indikator Butir

Pengamatan

Hasil observasi

Ya Tidak

1. Kegiatan awal 4 3 1

2. Kegiatan inti 9 9 0

3. Kegiatan akhir 3 1 0

Jumlah 16 15 1

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada

pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan

pembelajaran dan belum semua indikator dilaksanakan oleh siswa. Terdapat 15

42

butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 1 butir pengamatan yang tidak

terlaksana dari keseluruhan 16 butir pengamatan. Pada kegiatan awal siswa tidak

menyimak tujuan pembelajaran yang seharusnya disampaikan oleh guru. Dari

pengamatan kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan

cukup baik sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind

mapping. Namun masih ada kekurangan beberapa kegiatan yang belum terlaksana

seperti keterangan diatas.

4.1.3.3 Refleksi Siklus I

a. Hasil Belajar Siswa

Evaluasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes pada akhir

pembelajaran siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan ini dapat

dilihat dari nilai rata-rata kelas pada pra siklus yang semula 76,9 meningkat

menjadi 82,9 pada siklus I dan persentase ketuntasan dari pra siklus yang hanya

61% menjadi 80,7%.

b. Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa

Berdasarkan hasil observasi, penerapan model pembelajaran kooperatif

melalui mind mapping guru sudah berjalan dengan baik, namun ada kegiatan yang

tidak terlaksana pada pertemuan pertama yaitu Pada proses pembelajaran, guru

tidak membahas hasil pembelajaran bersam dengan siswa. Pada pertemuan kedua

yaitu pada proses pembelajaran, guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.

Hal ini berdampak pada proses pembelajaran, dimana pada awal pembelajaran

siswa masih kebingungan pembelajaran apakah yang akan didapatkan dalam

pembelajaran.

Jika guru tidak membahas bersama siswa membahas hasil pembelajaran,

maka guru tidak bisa meluruskan pemahaman siswa yang masih kurang sesuai

dengan tujuan pembelajaran sebelum melakukan kesimpulan kegiatan

pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa dimana guru tidak bisa

meluruskan pemahaman siswa yang masih kurang tepat sebelum melakukan

kesimpulan kegiatan pembelajaran dengan tapat dan hasil belajar siswa masih di

bawah kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.

43

4.1.3.4 Tindak Lanjut Siklus I

Berdasarkan data hasil belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa dan persentase ketuntasan sudah terjadi peningkatan, namun hasil ini belum

mencapai indikator kerja yang ditetapkan yaitu 90% dari keseluruhan jumlah siswa.

Meskipun penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping oleh

guru sudah berjalan dengan baik, namun untuk siswa masih terdapat beberapa

kekurangan. Kekurangan yang masih terjadi dalam pembelajaran siklus I akan

diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, dan untuk kelebihan yang ada

akan dipertahankan.

4.1.4 Deskripsi Siklus II

Setelah melakukan analisis, evaluasi dan refleksi hingga diperoleh data dari

hasil pembelajaran siklus I menggunakan penerapan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping maka dilakukan

penelitian tindak lanjut dengan melakukan perencanaan penelitian siklus II. Pada

siklus II diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan

observasi, hasil tindakan dan observasi, refleksi, dan tindak lanjut. Kegiatan

pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi 3 kali pertemuan dalam alokasi

waktu 6x35 menit.

4.1.4.1 Perencanaan Siklus II

Tahap perencanaan siklus II diawali dengan penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar (KD) 1.4

Mengidentifikasi organ peredaran darah manusia.

Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan

tindak lanjut. Berdasarkan KD dalam kegiatan pembelajaran dapat ditentukan

model yang akan dilakukan adalan penerapan model pembelajaran kooperatif

melalui mind mapping, menyediakan lembar evaluasi hasil belajar, dan lembar

observasi aktivitas guru dan siswa. Observer/pengamat dilakukan oleh guru kelas

5 dan peneliti berperan sebagai pengajar

44

4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II

Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dalam alokasi waktu 6x35

menit pada hari kamis dan jumat tanggal 27-28 Juli 2017. Pada pelaksanaannya,

tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas dengan

berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang telah dibuat

sebelumnya oleh peneliti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui

mind mapping.

4.1.4.3 Pertemuan Pertama Siklus II

Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan

memberikan salam, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa

dalam mengawali kegiatan pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran,

guru melakukan apersepsi.

Kegiatan inti guru menampilkan gambar-gambar alat peredaran darah

manusia dilanjut tanya jawab dengan siswa untuk mengukur pengetahuan siswa.

Guru membagi siswa kedalam kelompok dengan beranggotakan 5-6 anak pada

setiap kelompoknya. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai identifikasi dan

fungsi alat peredaran darah manusia dengan menampilkan gambar alat peredaran

darah. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok

yang berisi potongan topik utama, sub topik dan kertas karton untuk didiskusikan

kelompok. Guru memberikan kartu kendali untuk pengendalian proses berpikir

siswa dalam mengembangkan mind mapping. guru memberikan perintah untuk

membuat mind mapping tentang materi yang telah dibahas bersama. Siswa

melakukan kerja kelompok untuk mengembangkan topik dan subtopik materi

sehingga membantuk mind mapping. siswa manarik garis antar topik dan ubtopik

untuk dijadikan mind mapping. sisbersama kelompok mempresentasikan hasil

didepan kelas dan guru memberikan kesempatan bagi kelompok lain untuk

menanggapi kelompok yang maju. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

membahas hasil pmebelajaran dan menarik kesimpulan bersama.

45

4.1.4.4 Refleksi Pertemuan Pertama Siklus II

Pada refleksi pertemuan pertama dilakukan oleh guru kelas dan peneliti,

tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar.

Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh

guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai

oleh guru kelas digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki kegiatan yang belum

dilakukan sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP dengan mengacu pada lembar

observasi siklus I.

4.1.4.5 Pertemuan Kedua Siklus II

Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan

memberikan salam, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa

dalam mengawali kegiatan pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran,

guru melakukan apersepsi.

Pada kegiatan inti guru mengajak siswa untuk mengecek adanya denyut

nadi dan denyut jantung pada tubuh masing-masing siswa. guru menjelaskan

adanya peredaran darah didalam tubuh manusia. Guru membagi siswa dalam

kelompok, dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 anak. Guru

menampilkan alur peredaran darah manusia dengan dilanjutkan tanya jawab dengan

siswa. guru menjelaskan gangguan apa saja yang dapat dialami pada peredaran

darah manusia. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing

kelompok yang berisi potongan topik utama, subtopik dan kertas karton. Guru

membagikan kartu kendali untuk menjadikan pengendalian pengembangan mind

mapping yang akan dibuat siswa. siswa bekerja sama dalam kelompok untuk

mengembangkan topik dan subtopik materi sehingga membentuk mind mapping.

siswa menarik garis antar topik dan subtopik untuk dijadikan mind mapping. untuk

mengantisipasi siswa yang gaduh karena kebingungan dalam pembelajaran, guru

memanfaatkan kartu pintar yang berisikan materi pelajaran untuk membantu siswa.

siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil didepan kelas dan kelompok lain

bertanya kepada kelompok yang memaparkan hasil mind mapping yang dibuat.

46

Pada kegiatan penutup, guru bersa,a siswa membahas hasil pembelajaran dan

membuat kesimpulan bersama dilanjut dengan tes evaluasi siklus II.

4.1.4.6 Refleksi Pertemuan Kedua Siklus II

Pada refleksi pertemuan kedua dilakukan oleh guru kelas dan peneliti, tugas

guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar. Pada

kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh guru

kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai oleh

guru kelas pada siklus I dan pertemuan kedua digunakan oleh peneliti sebagai acuan

untuk memperbaiki pada plaksanaan pembelajaran selanjutnya.

4.1.5 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus II

Hasil tindakan dan observasi siklus II dapat dilihat berdasarkan hasil belajar

dan hasil observasi mengajar guru serta hasil observasi belajar siswa selama

penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping. Adapun hasil

belajar siswa dan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada siklus II

sebagai betikut:

4.1.5.1 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus II

Hasil belajar siswa diperoleh melalui nilai soal tes evaluasi yang dikerjakan

siswa pada siklus II pertemuan kedua. Soal evaluasi berjumlah 20 butir soal dengan

berbetuk piliha ganda. Terlihat bahwa nilai hasil belajar siswa kelas 5 pada mata

pelajaran IPA siklus II menunjukkan msaih ada beberapa siswa yang memperoleh

nilai dibawah KKM 70. Dari 31 siswa terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai

dibawah 75 dan 29 siswa memperoleh nilai ≥ 75. Berikut ini akan dijabarkan dalam

tabel ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 pada silus II sebagai berikut:

47

Tabel 4.9

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 Pada Siklus II

No KKM Keterangan Frekuensi Persentase (%)

1. 75 Tuntas 29 93.5%

2. 75 Belum tuntas 2 6.5%

Niai minimum 65

Nilai maksimum 100

Rata-rata 86.2

Setelah dilakukan tindakan pada pembelajaran siklus II penerapan model

pembelajaran kooperatif melalui mind mapping, tabel diatas menunjukkan

peningkatan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 pada siklus II dengan

KKM 75. Dengan jumlah siswa 31, siswa yang tuntas 93,5% atau 29 siswa, dan

siswa yang tidak tuntas mencapai 6.5% atau 2 siswa. Nilai minimal 65, nilai

maksimal 100, sedangkan nilai rata-rata 86.2. Untuk lebih jelas rincian hasil belajar

disajikan dalam bentuk tabel frekuensi nilai sebagai berikut:

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Hasil Belajar IPA Kelas 5

Nilai 65 70 75 80 85 90 95 100 Jumlah

frekuensi 1 1 3 5 6 6 7 2 31

Persentase 3% 3% 9% 16% 20% 20% 23% 6% 100%

Berdasarkan tabel 6 diatas nilai IPAsiklus II dapat diketahui bahwa siswa yang

mendapatkan nilai pada nilai 52 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3%, nilai 70

sebanyak 1 siswa dengan persentase 3%, nilai 75 sebanyak 3 siswa dengan

persentase 9%, nilai 80 sebanyak 5 siswa dengan persentase 16%, nilai 85 sebanyak

6 siswa dengan persentase 6% siswa, nilai 90 sebanyak 6 siswa dengan persentase

20%, nilai 95 sebanyak 7 siswa dengan persentase 23%, dan nilai 100 sebanyak 2

siswa dengan persentase 6%. Berdasarkan tabel diatas berikut diasajikan diagram

4.3 yang akan dilihat sebagai berikut.

48

Gambar 4.3

Diagram Persentase Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Pada Siklus II

4.1.5.2 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus II

a. Pertemuan Pertama Siklus II

Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh bapak Ana Aristiana

A.ma dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang

sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mappinng.

Hasil analisis lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Pertama Siklus II

No Indikator Butir Pengamatan Hasil Observasi

Ya Tidak

1. Kegiatan awal 4 4 0

2. Kegiatan inti 9 9 0

3. Kegiatan akhir 3 3 0

Jumlah 16 16 0

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada

pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan dan 16

butir pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan kegiatan guru secara

umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai penerapan model

pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.

3% 3%

9%

16%20% 20%

23%

6%0%

10%

20%

30%

65 70 75 80 85 90 95 100

Siklus II

Siklus II

49

Tabel 4.12

Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus II

No Indikator Butir Pengamatan Hasil Observasi

Ya Tidak

1. Kegiatan awal 4 3 0

2. Kegiatan inti 9 9 0

3. Kegiatan akhir 3 3 0

Jumlah 16 16 0

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada

pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan

pembelajaran dan 16 butir pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan

kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.

b. Pertemuan Kedua Siklus II

Pada pertemuan kedua, observasi masih dilakukan oleh bapak Ana

Aristiana, A.ma. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa

yang sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind

mapping. Hasil analisis lembar observasi dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.13

Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Kedua Siklus II

No Indikator Butir Pengamatan Hasil Observasi

Ya Tidak

1. Kegiatan awal 4 3 0

2. Kegiatan inti 9 9 0

3. Kegiatan akhir 3 3 0

Jumlah 16 16 0

50

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada

pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan dan 16 butir

pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan kegiatan guru secara umum

proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.

Tabel 4.14

Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus II

No Indikator Butir Pengamatan Hasil Observasi

Ya Tidak

1. Kegiatan awal 4 3 0

2. Kegiatan inti 9 9 0

3. Kegiatan akhir 3 3 0

Jumlah 16 16 0

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa

pada pertemuan kedua dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan

pembelajaran dan 16 butir pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan

kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.

4.1.5.2 Refleksi Siklus II

a. Hasil Belajar Siswa

Evaluasi hasil belajar siswa yng diperoleh dari hasil tes pada akhir

pembelajaran siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan ini dapat

dilihat dari nilai rata-rata kelas pada siklus I yang semula 82,9 meningkat menjadi

86.2 pada siklus II dan persentase ketuntasan dari siklus I yang hanya 80.7%

menjadi 93.5%.

b. Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa

Berdasarkan hasil observasi, penerapan model pembelajaran kooperatif

melalui mind mapping oleh guru sudah berjalan dengan baik. Hal ini berdampak

51

pada hasil belajar siswa yang meningkat, dan siswa mudah dalam memahami

pembelajaran.

4.1.5.4 Tindak Lanjut Siklus II

Dilihat dari observasi, guru telah memperbaiki kekurangan yang terdapat

pada siklus I dalam pelaksanaan siklus II ini, sehingga hasil belajar siswa dapat

mencapai persentase ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 90%. Pada siklus II

persentase ketuntasan sudah mencapai 93.5%, dari 31 siswa yang tuntas 29 siswa

sedangkan yang tidak tuntas 2 siswa. Dengan demikian penelitian ini dikatakan

telah berhasil karena persentase ketuntasan lebih dari 90%. Dikarenakan target

indikator kerja telah tercapai pada siklus II, maka penelitian ini hanya dilakukan

dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.2 Hasil Analisis Data

Analisis data akan diuraikan melalui perbandingan rata-rata hasil belajar

siswa kelas 5 SD Negeri 1 Jumo pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dengan

perbandingan yang dilakukan, dapat diketahui perbedaan dan peningkatan yang

ditentukan. Perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar IPA dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.15

Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

1 Tuntas 19 61% 25 80,7% 29 93.5%

2 Tidak Tuntas 12 39% 6 19,3% 2 6.5%

Jumlah 38 100% 38 100% 38 100%

52

Sesuai tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA, terdapat

peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pra siklus hanya 19 siswa

yang tuntas mencapai KKM dengan persentase (61%) sementara untuk siswa yang

tidak tuntas berjumlah 12 siswa (39%). Siklus I terdapat 25 siswa tuntas (80,7%)

dan 6 siswa tidak tuntas (19,3%). Indikator keberhasilan ketuntasan belum tercapai

pada siklus I, oleh karena itu perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Siklus II telah

terlaksana dan didapat 29 siswa (93.5%) mencapai ketuntasan hasil belajar, namun

masih terdapat 2 siswa (6.5%) yang belum tuntass. Dengan demikian dari setiap

tindakan mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa. Perbandingan

persentase ketuntasan hasil belajar IPA pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat

digambarkan dala diagram sebagai berikut:

Gambar 4.4

Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Selain ketuntsan belajar yang meningkat, nilai rata-rata hasil belajar siswa

juga mnegalami peningkatan. Perbandingan persentase nilai rata-rata hasil belajar

IPA dapat dilihat dalam tabel 4.16.

61%

81%

93%

39%

19%

7%0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

53

Tabel 4.16

Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar IPA

Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Hasil Tindakan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata

Hasil Belajar IPA

76.9 82.9 86.2

Dari tabel diatas terdapat peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada

pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pra siklus dengan nilai rata-rata 76.9, kemudian

setelah mendapatkan tindakan pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 82.9

dan sesudah dilakukan perbaikan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPA

meningkat menjadi 86.2. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif melalui mind mapping dalam pembelajaran IPA dapat

mengurangi jumlah siswa yang tidak mencapai ketuntasan. Selain itu penerapan

model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping dapat meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Jumo93.5%.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas 5 SD

Negeri 1 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun ajaran

2017/2018, dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada

kegiatan pembelajaran yang dilakukan di siklus I dan siklus II dengan

menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.

Rincian data peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II adalah

sebagai berikut:

4.3.1 Pra Siklus

Berdasarkan hasil observasi tahap pra silus di kelas 5 SD Negeri 1 Jumo,

ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajajaran IPA masih rendah. Hal

ini berdasarkan hasil belajar siswa masih banyak siswa yang mendapat nilai

dibawah KKM, dimana KKM yang di tentukan adalah 75. Dari jumlah 31 siswa

yang mencapai KKM ada 19 siswa dengan persentase 61%, terlihat bahwa

perolehan nilai di kelas 5 masih rendah. Meskipun nilai tertinggi telah mencapai 90

54

tetapi nilai terendah 60. Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1

Jumo disebabkan adanya pemilihan model belajar yang kurang tepat, sehingga

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran guru memerlukan pembelajaran yang lebih

inovatif. Kondisi tersebut membuat siswa kurang mempunyai penguasaan materi

pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.

Akibat pemilihan model belajar yang kurang tepat siswa sulit memahami

apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa merasa cepat bosan. Dengan

penerapan model belajar yang kurang tepat, siswa tidak mendapatkan pengalaman

belajar yang menyenangkan dan mudah diserap oleh siswa. Hal ini akan berdampak

pada pemahaman siswa terhadap materi sehingga berpengaruh dengan hasil belajar

siswa.

Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind

mapping ini sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran IPA, karean

penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping dapat melejitkan

pemikiran siswa dalam mengembangkan pemikiranya. Pada hakikatnya mind

mapping digunakan untuk membrainstorming suatu topik sekaligus menjadi model

ampuh bagi pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

melalui mind mapping pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil belajar sebagai

berikut:

4.3.2 Siklus I

Siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif melalui mind

mapping. Diperoleh siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM 75 mencapai

25 siswa dengan persentase 80,7% dan siswa tidak mencapai KKM 75 berjumlah 6

siswa dengan persentase 19.3%. Rata-rata nilai kelas adalah 82.9 dengan nilai

minimal 60 dan nilai maksimal 100.

4.3.3 Siklus II

Siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind

mapping. Diperoleh siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM 75 mencapai

29 siswa dengan persentase 93.5% dan siswa tidak mencapai KKM 75 berjumlah

2 siswa dengan persentase 6.5%. Rata-rata nilai kelas adalah 86.2 dengan nilai

minimal 65 dan nilai maksimal 100. Berdasarkan data yang diperoleh dan

55

pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif melalui mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa

kelas 5 SD Negeri 1 Jumo.