BAB II Kajian Pustaka -...

13
5 BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA Menurut Laksmi Prihantoro dkk, 1986 (dalam Trianto, 2010: 137) mengatakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Menurut Sutrisno dkk, (2007: 1.29) IPA merupakan salah satu dari banyak jenis ilmu pengetahuan, mempunyai tiga aspek yaitu sebagai proses, sebagai prosedur dan sebagai produk. a. IPA sebagai proses Memahami IPA berarti memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya. Para ilmuan mempergunakan berbagai prosedur empirik dan analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam semesta ini. Prosedur-prosedur tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains. b. IPA sebagai prosedur Yang dimaksud IPA sebagai prosedur adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu atau penelitian pada umumnya yang lazim disebut model ilmiah c. IPA sebagai produk IPA sebagai produk diartikan sebagai hasil proses yang berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah maupun luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Pembelajaran IPA yang menggunakan percobaan sederhana akan menuntun siswa untuk menemukan proses terjadinya kenampakan-

Transcript of BAB II Kajian Pustaka -...

Page 1: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

5

BAB II

Kajian Pustaka

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat IPA

Menurut Laksmi Prihantoro dkk, 1986 (dalam Trianto, 2010: 137)

mengatakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan

aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan

sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan

proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan

mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA

akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.

Menurut Sutrisno dkk, (2007: 1.29) IPA merupakan salah satu dari

banyak jenis ilmu pengetahuan, mempunyai tiga aspek yaitu sebagai proses,

sebagai prosedur dan sebagai produk.

a. IPA sebagai proses

Memahami IPA berarti memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta

dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk

menginterpretasikannya. Para ilmuan mempergunakan berbagai prosedur

empirik dan analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam semesta

ini. Prosedur-prosedur tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains.

b. IPA sebagai prosedur

Yang dimaksud IPA sebagai prosedur adalah metodologi atau cara yang

dipakai untuk mengetahui sesuatu atau penelitian pada umumnya yang

lazim disebut model ilmiah

c. IPA sebagai produk

IPA sebagai produk diartikan sebagai hasil proses yang berupa

pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah maupun luar sekolah ataupun

bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan.

Pembelajaran IPA yang menggunakan percobaan sederhana akan

menuntun siswa untuk menemukan proses terjadinya kenampakan-

Page 2: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

6

kenampakan alam sekitar mereka dan memahami fakta-fakta untuk

menginterprestasikanya. Hal tersebut perlu arahan guru agar siswa mampu

menemukan fakta-fakta secara ilmiah. Sebuah penemuan yang telah

diperoleh melalui proses dan prosedur yang berupa pengetahauan perlunya

arahan guru untuk menunutn siswa untuk menuliskanya pada catatan

menggunakan Mind Mapping, agar lebih mudah untuk siswa mengingat

kembali penemunanya dan sebagai bahan bacaan untuk penyebaran

pengetahuan.

Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis

kompetensi (Depdiknas, 2003: 2 dalam dalam Trianto, 2010: 138) adalah

sebagai berikut:

a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

c. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan

teknologi.

d. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan

melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Hakekat IPA meliputi IPA sebagai proses yaitu proses yang

dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan

mengembangkan produk-produk sains, berupa pengetahuan yang

sebelumnya belum didapatkan, bisa berupa pengetahuan yang diperoleh

melalui penemuan diri sendiri atau membaca referensi dari penemuan-

penemuan terdahulu yang tertulis. IPA sebagai prosedur yaitu metodologi

yang dipakai untuk mengetahui sesuatu atau penelitian, adanya

menghubungkan pengetahuan yang terdahulu dengan pengetahuan yang

baru, sehingga membentuk kesimpulan berupa pemahaman atau sebuah

konsep. IPA sebagai produk maksudnya adalah hasil dari proses berupa

pengetahuan, sekumpulan konsep-konsep dan fakta hasil dari proses dan

prosedur yang telah ditempuh yang dapat dirangkai dan saling terkait

berdasarkan kebenaran pengetahuan yang didapatkan.

Page 3: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

7

2.1.1.1 Pemebelajaran IPA di SD

Menurut Standar Isi SD/MI Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana

bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat

sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang alam sekitar.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak

berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada

penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan

membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja

ilmiah secara bijaksana.

2.1.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Menurut Standar Isi, mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 4: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

8

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.2 Model Kooperatif

2.1.2.1 Pengertian Model kooperatif

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kelompok, terdapat unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Seperti yang dikatakan Suprijono (2014:73) pembelajaran kooperatif

merupakan suatu bentuk pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dalam

menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan.

Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan

memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Menurut Slavin dalam Etin

(2007:4) model pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dimana

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

yang anggotanya 4 sampai 6 orang. Tidak jauh berbeda pendapat Agus

(2010:61) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil

berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan

kemammpuan sosial.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, peneliti menyimpulkan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pelajaran yang dilakukan

oleh suatu siswa secara berkelompok terdiri dari 4-6 orang.

Page 5: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

9

2.1.2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan

kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai

tujuan atau penguasaan materi. Menurut Rusman (2014: 209) pembelajaran

kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan

pembelajaran penting, yaitu:

a. Hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif digunakan untuk

mencapai hasil belajar kompetensi akademik dan model ini unggul dalam

membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

b. Penerimaan terhadap keragaman, untuk mengajarkan kepada siswa

keterampilan kerja sama, kolaborasi dan saling bergantung satu dengan

yang lainnya di dalam masyarakat yang beragam.

c. Pengembangan keterampilan sosial, untuk melancarkan hubungan kerja dan

tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membangun

komunikasi antaranggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan

dengan membagi tugas antaranggota.

2.1.2.3 Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Anita Lie (2010:31), untuk mencapai hasil yang maksimal,

lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan:

1. Saling ketergantungan positif. Keberhasilan suatu pembelajaran sangat

bergantung pada usaha setiap anggotanya. Semua anggota bekerja demi

tercapainya satu tujuan yang sama.

2. anggung jawab perseorangan. Setiap siswa harusbertanggungjawab untuk

melakukan yang terbaik demi kelancaran pembelajaran dalam kelompok.

3. Tatap muka. Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap

muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini memberikan kesempatan

kepada siswa untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain. Setiap

anggota kelompok mempunyai latar belakang pengalaman, keluarga dan

prestasi belajar yang berbeda satu dengan yang lain. Dengan demikian

Page 6: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

10

terwujud sikap untuk saling menghargai perbedaan, memanfaatkan

kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing siswa.

4. Komunikasi antaranggota. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung

pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengar dan kemampuan

mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

5. Evaluasi proses kelompok. Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi

kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama

mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran kooperatif

memberikan hal-hal positif di dalam kelompok bertanggungjawab demi

kelompoknya, memberikan kesempatan kepada siswa yang satu dengan

yang lain agar saling menghargai atas berbagai pendapat, sehingga dapat

saling bertukar pengalaman untuk menyelesaikan masalah.

2.1.3 Model Mind Mapping

Konsep Mind Mapping diperkenalkan oleh Tony Busan pada tahun

1970-an, sangat efektif untuk memunculkan ide terpendam yang dimiliki. Mind

Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki.

Herdian (2009:80) menyebutkan bahwamMind Mapping merupakan teknik

penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak

agar optimum. Model pembelajaran Mind Mapping adalah satu teknik

mencatat yang mengembangkan gaya belajar siswa siswa secara visual.

Dengan melibatkan kobinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya

memudahkan otak siswa untuk menyerap informasi yang diasmpaikan oleh

seorang guru dan sekitarnya. Mind Mapping yang dibentuk oleh siswa akan

berbeda macam bentuknya, hal ini disebabkan perbedaan emosi dan perasaan

yang dialami oleh tiap-tiap siswa. peran guru dalam menciptakan suasana

belajar yang yang menyenagkan akan mempengaruhi hasil dari peta pikiran

yang dibentuk oleh siswa. dengan demikian guru diharusakan menciptakan

susana yang menyenangkan yang mendukung kondisi belajar siswa dalam

pembuatan Mind Mapping.

Page 7: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

11

2.1.3.1 Pengertian Mind Mapping

Teknik mencatat peta dalam pikiran (Mind Mapping) merupakan salah

satu teknik yang dikembangkan oleh Tony Buzan. Menurut Tony dalam

Miftahul (2010:307) Seseorang biasanya memulainya dengan menulis gagasan

utama ditengah halaman dan dari situlah, ia bisa membentangkanya keseluruh

arah untuk menciptakan semacam diagram yang terdiri dari kata kunci-kata

kunci, frasa-frasa, konsep-konsep, fakta-fakta, dan gambar-gambar.

Mind Mapping bisa digunakan untuk membantu penulisan esai atau

tugas-tugas yang berkaitan dengan penugasan konsep. Ia merupakan strategi

ideal untuk melejitkan pemikiran siswa. Tony (2004:122).

Sebuah teknik pembuatan catatan dan pengorganisasian pemikiran yang

didiasin untuk memenuhi kebutuhan seluruh otak harus menyertakan tidak

hanya kata-kata, angka, susunan, rangkaian, dan garis-garis, tetapi juga

warna, gambar-gambar, dimensi, simbol-simbol, irama visual, dan lain-lain

dengan kata lain peta pikiran.

Mind Mapping bisa digunakan untuk membentuk, menvisualisasi,

mendesain, mencatat, memecahkan masalah, membuat keputudan, merevisi,

dan mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa mengerjakan tugas-tugas

yang banyak sekalipun. Pada hakikatnya, Mind Mapping digunakan untuk

mempercepat arus pemikiran suatu topik sekaligus menjadi strategi ampuh bagi

belajar siswa.

2.1.3.2 Manfaat Mind Mapping

Mind Mapping bisa digunakan untuk membantu penulisan esai atau

tugas-tugas yang berkaitan dengan konsep. Mind Mapping adalah strategi ideal

untuk melejitkan pemikiran siswa. bisa digunakan untuk membentuk,

memvisualisasi, mendesain, mencatat, memecahkan masalah, membuat

keputusan, merevisi, dan mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa dapat

mengerjakan tugas-tugas yang banyak sekalipun.

Tony (2004:122) sifat peta pikiran secara erat berhubungan dengan

fungsi pikiran, dan dipergunnakan nyaris dalam setiap aktivitas di mana

Page 8: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

12

pikiran, ingatan, rencana atau kreativitas dilibatkan. Penerapan peta pikiran ini

biasanya untuk penulisan pidato, penulisan esai, model ujian, rapat dan

komunikasi, dan untuk membuat catatan pembelajaran.

2.1.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping

a) Kelebihan Mind Mapping

Membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga

dapat menciptakan suatu produk yang dapat bermanfaat bagi diri dan

lingkunganya. Motivasi yang tinggi dapat menambahkan kepercayaan

diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu dalam mengembangkan

potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya terutama potenssi yang

berhubungan dengan kreativifatas

b) Kekurangan Mind Mapping

Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan Mind

Mapping akan relatif lebih lama dan memerlukan banyak peralatan dan

warna, Diperlukan imajinasi dan kreatifitas yang tinggi untuk

menghasilkan Mind Mapping yang baik. Tetapi semakin kita banyak

berlatih hal ini dapat diatasi, disamping guru memberikan lingkungan

yang positif dan motivasi kepada anak.

2.1.3.4 Langkah-langkah Mind Mapping

Mind Mapping merupakan salah model pembelajaran Kooperatif

dimana konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk

bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

Menurut Rahayu Ratri, dkk (2012: 48) langkah-langkah pembelajaran

menggunakan Mind Mapping antara lain sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi dan tujuan yang ingin dicapai.

2. Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5

orang peserta didik.

3. Peserta didik diminta berdiskusi dengan temannya mengenai

materi/permasalahan yang disampaikan guru (Mind).

Page 9: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

13

4. Tiap kelompok diminta untuk memaparkan hasil diskusi di depan kelas

secara serentak (Mapping).

5. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan

menambah materi yang belum diungkap oleh peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran.

Untuk menggunakan mind map, ada beberapa langkah-langkah persiapan

Mind Map oleh Miftahul (2013:307)

1. Mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kunci dari

ceramah tersebut.

2. Menunjukan jaringan-jaringan dan relasi-relasi di antara berbagai

poin/gagasan/kata kunci yang terkait dengan materi pelajaran.

3. Membrainstorming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya

tentang topik tersebut.

4. Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan

memvisualisasikan semua aspek dari topik yang dibahas.

5. Menyusun gagasana dan informasi dengan membuatnya bisa diakses

dalam satu lembar saja.

6. Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan-

permasalahan.

7. Mereview pwlajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.

Langkah pembelajaran Mind Mapping, maka dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah pembelajaran Mind Mapping yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5

orang peserta didik.

2. Guru menyampaikan materi dan tujuan yang akan dicapai.

3. Setelah terbentuk kelomppok, guru menberikan perintah untuk

melakukan diskusi kelompok, yaitu membuat langkah-langkah

pembuatan Mind Mapping dengan rutan sebagai berikut:

Page 10: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

14

a. Mencatat hasil ceramah dan mentimak poin-poin atau kata

kunci dari ceramah tersebut.

b. Menujukan jaring-jaring dan relasi-relasi di antara berbagai

poin/gagasan/kata kunci yang terkait dengan materi pelajaran.

c. Menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa

diakses dalam satu lembar saja.

4. Tiap kelompok diminta untuk memaparkan hasil diskusi di depan kelas

secara serentak (Mapping).

5. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan

menambah materi yang belum diungkap oleh peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran.

2.1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perkembangan mental siswa yang lebih baik jika

dibandingkan dengan kondisi siswa sebelum belajar. Poerwanti (2008:137)

mengungkapkan bahwa, hasil belajar merupakan suatu kualitas pemahaman

siswa terhap materi pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru

diharuskan memberi kuantitas yang berupa angka-angka pada kualitas dari

suatu gejala yang bersifat abstrak. Sedangkan hasil belajar yang diperoleh siswa

adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa. semakin

tinggi proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil

belajar yang diperoleh siswa. proses belajar merupakan penunjang hasil belajar

yang dicapai siswa (Sudjana, 2010:22)

Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang

terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan mebelajaran. Tidak jauh berbeda

menurut Hamalik (2008:114) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak

tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti. Kemudian Mulyono

Abdurrahman (2009:37) juga berpendapat bahwa hasil belajar merupakan

kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.

Page 11: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

15

Berdasarkan pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru pada akhir kegiatan

pembelajaran atau akhir program untuk menentukan angka hasil belajar

peserta didik. Dengan demikian, hasil belajar diharapkan agar dapat

membentuk pribadi yang mau belajar dan mendapatkan nilai lebih baik lagi.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang terdahulu yang menggunakan model

pembelajaran mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan, salah satunya dilakukan oleh

Yoga Dwi Prasojo pada tahun 2012 yang berjuddu “Upaya peningkatan

hasil Belajar Siswa menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping

Pada Siswa Kelas 5 SDN Dadapayam 02 Semester II Tahun Pelajaran

2012/2013” dengan menerapkan model Mind Mapping untuk

meningkatkan hasil belajar IPA siswa. hasil penelitian juga menunjukan

bahwa spenerapan model Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar

IPA yaitu ditunjukan dari nilai rata-rata pra siklus dengan ketuntasan

37,5% meningkat pasa siklus I yaitu 50% dan siklus kedua meningkat lagi

dengan ketuntasan 100%. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian

yang akan dilakukan, dengan menerapkan model yang sama yaitu Mind

Mapping untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Silverius Novie Paranso

pada tahun 2013 dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa

Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping Siswa Kelas 5 SDN

Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun

Ajaran 2012/2013” penerapkan model Mind Mapping untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5. Hasil yang di peroleh dalam

penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar IPA dari tiap siklus

pada pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Mind Mapping.

Hal ini ditunjukan dengan presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada

pra siklus 45% menjadi 70,3% pada pembelajaran siklus I. Pada tahap

Page 12: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

16

pembelajaran siklus II presentase kelulusan meningkat menjadi 100%.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian ynng akan dilakukan, yaitu

dengan menerapkan model mind mipping yang diharapkan dapat

meningkatkan hasil pembelajaran IPA di kelas 5 SD.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Petra Suci Indriyani pada

tahun 2013 dengan judul “Upaya Peningkatan Kreativitas dan Hasil

Belajar IPA Materi Energi dan Perubahanya Melalui Model Pembelajaran

Mind Mapping Siswa Kelas 4 SD Negeri Tambakboyo 02 Ambarawa

Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013” penerapkan model

pembelajaran mind mapping untukk menigkatkan hasil belajar mata

pelajaran IPA pada siswa kelas 4. Hasil dalam penelitian ini terjadi

peningkatan hasil belajar dari tiap siklus. Dengan presentase ketuntasan

hasil belajar pra siklus adalah 32% menjadi 93,3% hasil belajar siswa

tuntas pada siklus I. Pada tahap pembelajaran siklus II presentase ketuntasa

meningkat menjadi 100%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil

pemeblajaran IPA.

Penelitian yang akan dilakukan memiliki perbedaan dengan

penelitian sebelumnya, karenana penggunaan model kooperatif penerapan

model pembelajaran Mind Mapping. Sehingga akan menarik perhatian

siswa, sehingga suasana pembelajaran akan lebih aktif dan menarik.

2.3 Kerangka Pikir

Menggunakan model mind mapping berbantuan media gambar,

pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam

penjelasan model pembelajaran mind mapping berbanuan media gambar

itu sendiri. Penelitian ini, menggunkan model pembelajaran mind mapping

berbantuan media gambar dimana harapanya adalah bahwa dengan

menggunakan model dan model pembelajaran ini, siswa dapat

Page 13: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15596/2/T1_292013061_BAB II... · membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi

17

memaksimalkan informasi yang dimiliki tentang materi ini, dapat hasil

belajar IPA siswa.

Tabel 2.1 Skema Kerangka Pikir

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka hipotesisi

penelitian ini adalah :

Diduga upaya penigkatan hasil belajar IPA dengan penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif melalui Mind Mapping dapat meingkatkan hasil

belajar siswa IPA kelas 5 SD Negeri 01 Jumo Kecamatan Kedungjati

Kabupaten Grobogan semester I tahun pelajaran 2017/2018.

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Guru

Guru belum menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif melalui

Mind Mapping, siswa pasif dan

kurang aktif mencatat hasil belajar

Guru menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif

melalui mind Mapping

Diduga dengan menggunakan

Model Pembelajaran

Kooperatif melalui Mind

Mapping dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas 5 SD

Negeri 01 kedungjati

Siswa

Hasil belajar

rendah

Siklus I

Menggunakan

Model

Pembelajaran

Kooperatif melalui

Mind Mapping

Siklus II

Menggunakan

Model

Pembelajaran

Kooperatif melalui

Mind Mapping