Bab IV Hasil dan Pembahasan - Perpustakaan Digital...
Transcript of Bab IV Hasil dan Pembahasan - Perpustakaan Digital...
Hasil dan Pembahasan
BBaabb IIVV HHaassiill ddaann PPeemmbbaahhaassaann
Hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya disajikan dalam
format tabel, gambar serta narasi. Melalui perhitungan dan analisis diharapkan
dapat diketahui kondisi dan faktor – faktor yang mempengaruhi proses oksidasi
besi serta zat organik dengan ozon maupun ozon/UV.
Pembahasan pada bab ini akan dimulai dari hasil analisis kualitas air sumur di
daerah Bandung, dilanjutkan dengan hasil penelitian pendahuluan mengenai
produksi ozon dari generator. Kemudian diteruskan dengan pengukuran waktu
paruh ozon, kelarutan ozon serta pengaruh ozon terhadap fisik-kimia air.
Informasi yang diperoleh dari penelitian pendahuluan ini digunakan sebagai dasar
penelitian utama yaitu menyangkut debit pemompaan udara serta waktu reaksi.
Pembahasan hasil penelitian utama dilakukan untuk mengetahui penyisihan besi
dan zat organik dengan oksidasi ozon serta ozon/UV. Selain itu juga dilakukan
analisa statistik terhadap hasil yang diperoleh pada penelitian utama mengenai
penyisihan besi untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhinya. Pada
data – data hasil oksidasi besi juga dilakukan analisa untuk mendapatkan kinetika
reaksi yang terjadi.
IV.1 Kualitas Air Sumur di Daerah Bandung
Air sumur yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari air sumur penduduk di
Kelurahan Kebonwaru Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Sesaat setelah
diambil dari sumur air masih terlihat bersih, namun 1 menit berikutnya air
menjadi berwarna dan tidak bening lagi. Menurut penuturan penduduk yang
menggunakan sumur tersebut mereka terkadang harus menunggu hingga
seminggu agar air dapat digunakan untuk keperluan sehari – hari. Penggunaan
langsung air dari sumur di daerah tersebut menimbulkan noda pada pakaian yang
dicuci menggunakannya. Diperkirakan kondisi ini disebabkan kandungan besi
yang cukup tinggi pada air sumur yang dipergunakan penduduk.
Thesis 25305020 IV-1
Hasil dan Pembahasan
Hasil analisa kualitas air dari sumur di wilayah studi pada bulan Juni adalah
ditunjukkan dengan tabel IV-1:
Tabel IV-1 Kualitas Air Sumur Kelurahan Kebonwaru Kecamatan Batununggal, Kota Bandung
Satuan Satuan Baku Mutu* Sumur-1 Sumur-2 Kualitas Ket Kualitas Ket
pH - 6.5-8,5 7,01 memenuhi 7,03 memenuhi T (˚C) Normal 24,6 memenuhi 24,5 memenuhi
Turbiditas NTU 15 18 tidak memenuhi 38,8 tidak memenuhiTDS mg/l 1000 676 memenuhi 549 memenuhi
Warna TCU 15 5 memenuhi 5 memenuhi Kesadahan mg/l 500 214 memenuhi 240 memenuhi
Klorida mg/l 250 61,28 memenuhi 25,62 memenuhi Flourida mg/l 1,5 <0,001 memenuhi <0,001 memenuhi
Nitrat mg/l 50 1,025 memenuhi 0,12 memenuhi Nitrit mg/l 3 0,092 memenuhi 0,008 memenuhi Sulfat mg/l 250 31,29 memenuhi 35,92 memenuhi Besi mg/l 0,3 2,24 tidak memenuhi 3,01 tidak memenuhi
Mangan mg/l 0,1 1,439 tidak memenuhi 1,1142 tidak memenuhiNatrium mg/l 200 41,895 memenuhi 34,53 memenuhi
Kalium mg/l - 9,623 - 8,7 -
* Baku Mutu Air Minum sesuai SK Mentri Kesehatan RI 907/MENKES/SK/VII/2002
Hasil analisa air sumur yang dilakukan menunjukkan kualitas air sumur yang
belum memenuhi baku mutu sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002 Tanggal 29 Juli 2002 Tentang Syarat-Syarat Dan
Pengawasan Kualitas Air Minum adalah untuk parameter turbiditas, besi dan
mangan. Nilai parameter – parameter tersebut diharapkan dapat memenuhi baku
mutu setelah melalui oksidasi dengan ozon maupun ozon/UV yang diikuti dengan
proses filtrasi. Parameter yang selanjutnya menjadi fokus pada penelitian ini
adalah besi serta paramater zat organik. Zat organik di dalam air sumur secara
alami adalah berupa materi humus yang dapat berikatan dengan logam
membentuk senyawa kompleks yang sukar teroksidasi. Oleh karena itulah dalam
pembahasan ini konsentrasi zat organik juga diperhitungkan.
Thesis 25305020 IV-2
Hasil dan Pembahasan
Pengukuran besi dan zat organik pada sumur 1 di bulan Maret dapat dilihat pada
tabel IV-2 berikut:
Tabel IV-2 Konsentrasi Besi dan Zat Organik Sumur 1
Fetotal 3.65 mg/l
Fe2+ 0.0068 mg/l
Fe3+ 3.21 mg/l
Zat organik 9 mg/l (sebagai TOC)
Hasil analisa menunjukkan sebagian besi berada dalam bentuk besi(III) namun
diperkirakan juga terdapat kandungan besi yang berikatan dengan zat organik.
Selisih dari konsentrasi besi total dengan jumlah besi(II) dan besi(III) diasumsikan
sebagai konsentrasi besi yang berikatan dengan zat organik yaitu sebesar 0,432
mg/l.
IV.2 Produksi Ozon dari Generator
Konsentrasi ozon yang terukur dari 50 ml sampel udara keluaran dari generator
adalah sebesar 100 ppm(udara) yang berarti (dengan asumsi 1 mol gas = 24,4 L
untuk T = 25˚C, P = 1 atm ):
Volume ozon di dalam udara keluaran = 100 ml/1000000ml x 50 ml
= 0,005 ml
Mol ozon = 0,005 ml/24,4 ml/mmol = 0,000205 mmol
Massa ozon = 0,000205 mmol x 48 mg/mmol = 0,009836 mg
Konsentrasi ozon = 0,009836mg/50 ml = 0,1967 mg/l = 0,2 mg/l
Berdasarkan debit pemompaan yang dialirkan ke dalam generator, produksi ozon
dari generator adalah seperti pada tabel IV-4.
Thesis 25305020 IV-3
Hasil dan Pembahasan
Tabel IV-3 Produksi Ozon dari Generator
Debit pemompaan 2 Lpm 1 Lpm 0,5 Lpm
Waktu 1,5 detik 3 detik 6 detik
Volume sampel 50 mL 50 mL 50 mL
Produksi ozon(gas) 66,67 ppm/detik 33,33 ppm/detik 16,67 ppm/detik
Hasil pengukuran menunjukkan produksi ozon sebanding dengan besarnya debit
pemompaan. Semakin besar debit pemompaan maka produksi ozon juga akan
semakin besar. Konsentrasi ozon yang dihasilkan maksimal 66,67 ppm(gas)/detik
untuk debit pemompaan 2 lpm. Jika input gas yang digunakan adalah oksigen
murni, diperkirakan produksi ozon dari generator akan jauh lebih besar.
Secara teoretis perbandingan oksigen dengan ozon yang dihasilkan adalah 3:2,
dari persamaan reaksi pembentukan ozon, yaitu:
3O2 2O3
Menggunakan asumsi kadar oksigen di udara sebesar 20,9%, didapatkan efesiensi
generator ozon sebesar 0,07% dari perhitungan sebagai berikut:
Volume sampel = 50 ml
Volume Oksigen = 0,209 x 50 ml = 10,45 ml
Volume Ozon teoretis = 2/3 x 10.45 = 6.97 ml
Volume ozon sebenarnya = 50 ml x 100 ppm = 0,005 ml
Efisiensi generator = %100.
.×
teoretisozonvol
sebenarnyaozonvol
= 0,005/6.97x100% = 0,07%
Efisiensi generator ozon dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen yang dialirkan ke
dalam generator serta kualitas gas yang digunakan. Untuk generator yang
menggunakan udara sebagai input gas, maksimum konsentrasi ozon yang dapat
dihasilkan adalah 3-5% sedangkan untuk penggunaan oksigen sebagai input gas
konsentrasi maksimum ozon dapat mencapai 8-14% (US EPA, 1999). Input gas
yang masuk ke generator haruslah dalam kondisi yang aman bagi generator
Thesis 25305020 IV-4
Hasil dan Pembahasan
tersebut. Gas ataupun udara yang digunakan haruslah bersih dan kering dengan
titik embun maksimum -60˚C dan bebas dari kontaminan (US EPA, 1999).
IV.3 Kelarutan Ozon Dalam Air
Ozon merupakan gas yang sedikit terlarut di dalam air. Umumnya konsenstrasi
ozon yang digunakan pada pengolahan air < 14% (US EPA, 1999).Pengukuran
kelarutan ozon di dalam air aquades, air kran dan air sumur dangkal dilakukan
dengan beberapa perlakuan yaitu reaktor tunggal, reaktor seri dan variasi debit
pemompaan udara.
Konsentrasi ozon yang terukur pada penelitian ini sebenarnya adalah konsentrasi
sisa ozon karena ozon merupakan gas yang sangat reaktif. Kereaktifan ozon
menyulitkan bagi pengukuran kelarutan ozon di dalam air secara langsung tanpa
terjadi reaksi oksidasi dengan senyawa lain yang terdapat di dalam air.
Diperkirakan terjadi kehilangan konsentrasi ozon sekitar 10% selama persiapan
pengukuran (Hoignẻ dan Bader, 1975).
Pengukuran kelarutan ozon sebaiknya dilakukan secara online untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang lebih tepat. Pengukuran ozon dengan Indigo dapat
memberikan hasil yang akurat, gampang dan cepat, karena reagen yang diguakan
hanya mengandung satu ikatan karbon rangkap yang akan bereaksi dengan ozon
(Bader dan Hoignẻ, 1981). Metode Indigo dapat digunakan untuk pengukuran
konsentrasi ozon dari 0,005 mg/l hingga 30 mg/l (Bader dan Hoignẻ, 1981).
Kelarutan ozon maksimal di dalam air pada temperatur 20 ˚C adalah sebesar 570
ppm dengan menggunakan ozon murni (Kinman, 1975 dalam US EPA 1999).
Menggunakan persamaan dari Lenntech, 1998 dapat dilakukan perhitungan rasio
kelarutan ozon di dalam air pada temperatur 25˚C:
log10s = -0,25 –0,013T [˚C]
T=25 ˚C, maka s = 0,266 mg/l air tiap mg/l gas
Thesis 25305020 IV-5
Hasil dan Pembahasan
Untuk generator ozon yang menghasilkan konsentrasi ozon sebesar 0,2 mg/l
didapatkan secara teoretis kelarutan ozon di dalam air sebesar 0,054 mg/l. Hasil
percobaan akan coba dibandingkan dengan hasil perhitungan ini.
4.3.1 Reaktor Tunggal
Kelarutan ozon untuk reaktor tunggal dari 3 jenis air dengan debit pemompaan 0,5
lpm disajikan pada tabel IV-5 dan Gambar IV-1. Hasil percobaan menunjukkan
kelarutan ozon pada air sumur lebih tinggi dibandingkan aqudes dan air kran.
Selama 2 jam ozonasi konsentrasi maksimal ozon untuk air sumur adalah 0,67
mg/l, untuk air kran 0,15 mg/l dan untuk aquades sebesar 0,22 mg/l.
Kelarutan ozon pada air kran menunjukkan konsentrasi yang paling rendah,
kondisi ini mungkin disebabkan masih terdapat sisa klor pada air kran. Klorin
dapat bereaksi dengan ozon dan dapat mengganggu pengukuran kadar ozon di
dalam air (Hoignẻ, 1994). Standar penggunaan ozone meter juga menyatakan
bahwa pembacaan konsentrasi ozon terlarut akan terganggu jika di dalam air
tersebut masih terdapat sisa klor. Untuk itu sebaiknya dilakukan analisa sisa ozon
di dalam air kran.
Konsentrasi sisa ozon berbeda – beda untuk kondisi air yang berbeda pula.
Kelarutan ozon sangat dipengaruhi oleh pH air, temperatur, kekeruhan serta
adanya materi – materi di dalam air yang dapat bereaksi dengan ozon.
Tabel IV-4 Kelarutan Ozon dalam Air (mg/L) Aquades Air Kran Air Sumur
Waktu
(menit)
[O3]
mg/l pH
T
(˚C)
[O3]
mg/l pH
T
(˚C)
[O3]
mg/l pH
T
(˚C)
0 0 6.26 25 0 7.1 25.4 0 7.66 25.7
10 0.15 5.98 25.1 0.05 7.48 25.3 0.18 7.8 26
20 0.14 5.92 25.3 0.06 7.03 25.4 0.36 7.9 26
30 0.2 5.66 25.2 0.07 7.17 25.7 0.52 7.99 25.9
40 0.15 5.55 25.2 0.08 7.29 26.4 0.46 8.07 25.9
60 0.22 5.93 25.5 0.12 7.2 26.6 0.38 8.12 26
90 0.19 5.47 25.6 0.15 7.04 26.8 0.64 8.11 25.9
Thesis 25305020 IV-6
Hasil dan Pembahasan
Aquades Air Kran Air Sumur
Waktu
(menit)
[O3]
mg/l pH
T
(˚C)
[O3]
mg/l pH
T
(˚C)
[O3]
mg/l pH
T
(˚C)
120 0.21 4.77 25.8 0.14 7.3 26.6 0.67 8.18 25.9
Kelarutan ozon yang terukur pada penelitian ini sangat kecil (maksimum sebesar
0,67 mg/l pada ozonasi air sumur dengan waktu 120 menit) dibandingkan
kelarutan maksimum menurut teori yaitu 570 mg/l. Kecilnya konsentrasi ozon
yang terukur disebabkan kadar ozon yang dilarutkan ke dalam air juga sangat
kecil yaitu sebesar 100 ppm atau 0,2 mg/L yang setara dengan maksimal
66,67ppm/detik untuk pemompaan 2 lpm.
Namun jika konentrasi ozon yang ditemukan ini dibandingkan terhadap
perhitungan teoretis bahwa untuk 0,2 mg/l ozon di udara kelarutannya di dalam air
sebesar 0,054 mg/l pada temperatur 25˚C, maka kelarutan ozon yang terukur lebih
besar. Perbedaan nilai konsentrasi kelarutan ozon antara perhitungan dan
pengukuran mungkin disebabkan pada perhitungan hanya mempertimbangkan
temperatur, tanpa mempertimbangkan kandungan lain di dalam air, waktu kontak
antara ozon dengan air maupun proses transfer massa yang terjadi.
y = -1E-05x2 + 0.0029xR2 = 0.9559
y = -4E-05x2 + 0.0062xR2 = 0.5189
y = -7E-05x2 + 0.014xR2 = 0.768
0
0.1
0.2
0.30.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)
Kons
entr
asi O
zon
(mg/
L)
'aquades'
'air kran'
'air sumur'
Poly. ('air kran')
Poly. ('aquades')
Poly. ('air sumur')
Gambar IV-1 Kurva Kelarutan Ozon dalam Air
Thesis 25305020 IV-7
Hasil dan Pembahasan
4.3.2 Reaktor Seri
Hasil ozonasi untuk reaktor seri pada aquades dan air sumur menunjukkan besar
konsentrasi ozon di kedua reaktor tidak jauh berbeda (Gambar IV-2 dan IV-3).
Hal ini menunjukkan bahwa pada gas keluaran dari reaktor pertama masih
terdapat ozon dalam jumlah yang cukup untuk menjalankan reaktor kedua. Jika
dijalankan hanya satu reaktor gas keluaran dari reaktor tersebut memungkinkan
untuk diresirkulasi.
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0 50 100 150
Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Ozo
n (m
g/l)
Reaktor 1
Reaktor 2
Gambar IV-2 Reaktor Seri Untuk Aquades
Pada gambar IV-2 menunjukkan kelarutan ozon pada air sumur dengan debit
pemompaan sebesar 1 lpm. Kelarutan ozon dapat mencapai 1 mg/l setelah 90
menit ozonasi pada reaktor 1. Pemasangan reaktor secara seri menunjukkan hasil
yang tidak jauh berbeda di antara kedua reaktor. Hal ini menunjukkan bahwa sisa
ozon dari reaktor pertama masih cukup untuk mengoksidasi air pada reaktor
kedua.
Sisa ozon yang besar bisa disebabkan volume reaktor yang kecil yaitu 2 L
sehingga masih banyak ozon yang langsung terlepas lagi ke udara setelah kontak
dengan air yang tidak begitu dalam. Pada penelitian ini reaksi hanya dilakukan
untuk debit reaktor maksimal 2 L, volume reaktor tidak dapat diperbesar karena
keterbatasan ketersediaan peralatan.
Thesis 25305020 IV-8
Hasil dan Pembahasan
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 50 100 150Waktu (menit)
Kon
sens
tras
i ozo
n (m
g/l)
reaktor 1
reaktor 2
Gambar IV-3 Reaktor Seri Untuk Air Sumur
4.3.3 Pada Perbedaan Debit Pemompaan
Percobaan menggunakan debit pemompaan yang berbeda bertujuan untuk
mengetahui hubungan debit dengan kelarutan ozon serta untuk mendapatkan
besarnya debit optimum yang sebaiknya digunakan.
Perbedaan debit pemompaan ternyata menghasilkan kelarutan ozon yang berbeda.
Dari gambar IV-8 terlihat bahwa kelarutan ozon di dalam air sumur yang terbesar
didapatkan dengan pemompaan 1 lpm, dan terkecil pada pemompaan 0,5 lpm.
Hasil ini menunjukkan bahwa kelarutan ozon tidak berbanding lurus dengan
besarnya debit pemompaan. Debit pemompaan yang terlalu besar atau terlalu kecil
justru memberikan nilai kelarutan yang lebih kecil.
Thesis 25305020 IV-9
Hasil dan Pembahasan
Kelarutan Ozon dalam Air Sumur
y = -7E-05x2 + 0.014xR2 = 0.768
y = -0.0001x2 + 0.0204xR2 = 0.9687
y = -6E-05x2 + 0.0151xR2 = 0.9612
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Ozo
n (m
g/L)
0.5lpm1lpm2lpmPoly. (0.5lpm)Poly. (1lpm)Poly. (2lpm)
Gambar IV-4 Kelarutan Ozon pada Beberapa Debit pemompaan
Kelarutan ozon juga seharusnya memperhatikan proses transfer gas yang terjadi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi transfer gas seperti ukuran gelembung,
diameter pori, volume dan bentuk reaktor juga harus menjadi pertimbangan untuk
mendapatkan desain reaktor yang lebih baik. Debit pemompaan yang optimum
untuk penelitian ini dengan reaktor yang dipakai adalah 1 lpm.
4.3.4 Pengaruh Kelarutan Ozon Terhadap pH Air
Untuk mengetahui apakah ozonasi mempengaruhi pH air, pada setiap
pengambilan sampel air dilakukan pengukuran pH. Hasil percobaan menunjukkan
reaksi ozonasi mempengaruhi pH air dan menunjukkan hubungan yang berbeda –
beda sesuai dengan jenis air yang digunakan. Hubungan waktu ozonasi dengan pH
air pada 3 jenis air yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar
IV-5. Hubungan yang didapatkan antara waktu ozonasi dengan pH air mengikuti
pola regresi polinomial. Untuk air sumur dan air kran terjadi kecenderungan
kenaikan pH namun untuk aquades justru terjadi kecenderungan penurunan pH.
Penyebab turunnya pH pada aquades belum dapat dijelaskan pada penelitian ini.
Thesis 25305020 IV-10
Hasil dan Pembahasan
y = -6E-05x2 + 0.0106x + 7.6975R2 = 0.9505
y = 2E-05x2 - 0.0025x + 7.2417R2 = 0.0345
y = -4E-05x2 - 0.0045x + 6.0584R2 = 0.7964
44.5
55.5
66.5
77.5
88.5
0 20 40 60 80 100 120 140Waktu (menit)
pH
'Aquades'
'air kran'
'air sumur'
Poly. ('air sumur')
Poly. ('air kran')
Poly. ('Aquades')
Gambar IV-5 Kurva Kondisi pH Air dengan Ozonasi
Hubungan antara konsentrasi ozon dengan pH air pada air yang berbeda juga
menunjukkan hasil yang berbeda. Kelarutan ozon di dalam aquades cenderung
menyebabkan terjadinya penurunan pH dari 6,3 hingga menjadi 5 pada
konsenstrasi ozon 0,19 mg/l. Hubungan ozon dengan pH air pada aquades
mengikuti regresi polinomial (gambar IV-6)
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25Konsentrasi Ozon (mg/L)
pH
depan belakang
Gambar IV-6 Hubungan Konsentrasi Ozon Terhadap pH Aquades
Thesis 25305020 IV-11
Hasil dan Pembahasan
y = -5.0259x3 - 20.749x2 + 3.3401x + 7.1189R2 = 0.1233
5
5.5
6
6.5
7
7.5
8
0 0.05 0.1 0.15 0.2Konsentrasi Ozon (mg/L)
pH
Series1Poly. (Series1)
Gambar IV-7 Hubungan Konsentrasi Ozon Terhadap pH Air Kran
Pada air kran pH cenderung tidak banyak mengalami perubahan karena adanya
konsentrasi ozon di dalam air hingga 0,15 mg/l seperti terlihat pada Gambar IV-11
di atas.
y = -0.5059x2 + 1.0727x + 7.6525R2 = 0.8511
7.6
7.7
7.8
7.9
8
8.1
8.2
8.3
0 0.2 0.4 0.6 0.8Konsentrasi Ozon (mg/L)
pH
Gambar IV-8 Hubungan Konsentrasi Ozon Terhadap pH Air Sumur
Sedangkan untuk air sumur kenaikan konsentrasi ozon di dalam air menghasilkan
kenaikan pH air (Gambar IV-8). Terjadinya kenaikan pH air setelah ozonasi pada
air sumur disebabkan oleh hasil oksidasi yang terjadi di dalam air.. Oksidasi zat
organik akan menghasilkan gas karbondioksida yang akan menaikkan pH air.
Untuk mengetahui lebih detail penyebab kenaikan pH sebaiknya dilakukan pula
analisis alkalinitas air sebelum dan setelah ozonasi.
Thesis 25305020 IV-12
Hasil dan Pembahasan
IV.4 Waktu Paruh Ozon Di Dalam Air
Setelah dilakukan ozonasi selama 120 menit kemudian konsentrasi sisa ozon di
dalam aquades diukur hingga selang waktu 60 menit setelah ozonasi. Didapatkan
hasil bahwa terjadi penurunan konsentrasi ozon terlarut. Dari data ini diketahui
bahwa waktu paruh ozon di dalam aquades adalah 60 menit. Gambar berikut
menunjukkan penurunan konsentrasi ozon di dalam aquades dari dua reaktor yang
awalnya dijalankan secara seri.
y = -0.0019x + 0.2043R2 = 0.9209
y = -0.0017x + 0.1927R2 = 0.8932
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0 20 40 60 80waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Ozo
n (m
g/L)
depan
belakang
Linear (depan)
Linear (belakang)
Gambar IV-9 Kurva Konsentrasi Ozon Setelah Ozonasi
Kedua reaktor menunjukkan pola yang hampir sama, dimana terjadi penurunan
setengah konsentrasi setelah 60 menit. Waktu paruh ozon pada air murni yang
didapat dari penelitian Hoigně and Bader tahun 1975, yaitu pada pH 8 dan
temperatur 25˚C adalah 200 menit dengan konsentrasi ozon awal sebesar 12 – 14
mg/l. Pada penelitian Hoignẻ dan Bader dilakukan penyesuaian pH menggunakan
buffer sodium fosfat yang pada penelitian penulis tidak dilakukan, mungkin inilah
yang menyebabkan perbedaan hasil yang didapatkan.
Peluruhan ozon mengikuti reaksi orde nol atau orde satu. Peluruhan ozon terjadi
lebih cepat dengan adanya alkalinitas dan menjadi lebih lambat dengan adanya
senyawa alkohol alifatik, ion klorida dan ion karbonat. Sedangkan aseton dapat
menstabilkan kelarutan ozon di dalam air (Hoignẻ and Bader, 1976). Dengan
demikian diperkirakan peluruhan ozon pada air kran akan lebih lambat daripada
peluruhan pada aquades, sedangkan peluruhan ozon pada air sumur bisa lebih
Thesis 25305020 IV-13
Hasil dan Pembahasan
lambat atau lebih cepat tergantung pada komposisi senyawa yang terdapat di
dalam air tersebut.
IV.5 Pengaruh Ozon dan Ozon/UV Terhadap Kualitas Air Tanah
Setelah dilakukan ozonasi serta penggabungan ozon/UV air yang diuji coba
difiltrasi menggunakan kertas saring hasil filtrasi ini selanjutnya dianalisa
kembali. Berikut (Tabel IV-6) hasil analisa ozonasi serta ozon/UV untuk dua
sumber air:
Tabel IV-5 Kualitas Air Setelah Direaksikan dengna Ozon dan Ozon/UV Sumur 1 Sumur 2
Satuan Satuan Standar Awal Ozon Ozon/UV Awal Ozon Ozon/UVpH 6,5-8,5 7,01 8,1 8,17 7,03 7,78 7, 87 T (˚C) Normal 24,6 24,7 24,5 24,5 24,6 24,7
Turbiditas NTU 5 18 1,5 1,7 38,8 1,6 1,6 TDS mg/l 1000 676 682 658 549 543 538
Warna TCU 15 5 5 5 5 5 5 Kesadahan mg/l 500 214 226 212 240 208 228
Klorida mg/l 250 61,28 53,75 51,74 25,62 34,16 22,1 Flourida mg/l 1.5 <0,001 <0,001 0,026 <0,001 <0,001 <0,001
Nitrat mg/l 50 1,025 0,523 1,229 0,12 0,2 0,513 Nitrit mg/l 3 0,092 0,02 0,007 0,008 0,003 0,008 Sulfat mg/l 250 31,29 30,85 29,57 35,92 28,32 29,57 Besi mg/l 0.3 1,62 0,0081 0 2,2375 0 0,0179
Mangan mg/l 0.1 0,7195 0 0,278 0,5572 0,0239 0,1371 Natrium mg/l 200 62,8425 45,47 44,085 51,795 36,085 34,49 Kalium mg/l - 10,7772 10,2225 10,3275 9,744 8,6075 8,31
Hasil ozonasi maupun aplikasi ozon/UV pada kedua air sumur menunjukkan
kualitas air telah memenuhi baku mutu, kecuali untuk parameter mangan pada
hasil ozon/UV sumur 2.
Selama proses reaksi dengan ozon secara fisik terlihat adanya peningkatan
intensitas warna air sebagaimana terlihat pada Gambar IV-10. Jika diamati pada
dasar wadah terbentuk endapan. Warna dan endapan yang timbul menunjukkan
hasil logam – logam yang terdapat di dalam air yang dapat teroksidasi dengan
ozon. Dari warna yang timbul diperkirakan sebagan besar berasal dari warna
endapan besi(III) oksida serta endapan mangan(IV) oksida.
Thesis 25305020 IV-14
Hasil dan Pembahasan
Sumur 1, 5 menit
Sumur 1, 10 menit Sumur 1, 15 menit Sumur 1, 20 menit
Sumur 2, 5 menit
Sumur 2, 10 menit Sumur 2, 15 menit
Sumur 2, 20 menit
Gambar IV-10 Hasil Ozonasi Sumur 1 dan 2
Hasil oksidasi menggunakan ozon/UV secara fisik menunjukkan intensitas warna
yang lebih rendah daripada hasil ozonasi. Perbandingan warna air dari sumur 1dan
2 menunjukkan pada sumur 2 intensitas warna yang terbentuk lebih rendah.
Sumur 1
Sumur 2
Gambar IV-11 Hasil Ozon/UV Sumur 1 dan 2 Setelah 20 menit
Pada Gambar IV-12 hingga IV-14 memperlihatkan perbandingan penampakan
fisik dari hasil ozonasi maupun ozon/UV dari kiri ke kanan adalah kondisi awal,
hasil ozonasi dan hasil ozonasi-filtrasi.
Thesis 25305020 IV-15
Hasil dan Pembahasan
Gambar IV-12 Hasil Ozonasi Sumur 1
Gambar IV-13 Hasil Ozon/UV Sumur 1
Pada gambar terlihat bahwa setelah ozonasi maupun ozon/UV warna air berubah
menjadi lebih kekuningan. Namun setelah dilakukan penyaringan diperoleh air
yang lebih bening daripada kondisi awal.
Thesis 25305020 IV-16
Hasil dan Pembahasan
Gambar IV-14 Hasil Ozon/UV Sumur 2
IV.6 Penyisihan Besi Dan Organik Dari Air Sumur Dengan
Ozonasi 4.6.1 Penyisihan Besi
Besi yang terkandung di dalam air tanah dalam penelitian berada dalam bentuk
besi terlarut, koloid dan dalam bentuk berikatan dengan zat organik. Rata – rata
konsentrasi besi total yang terukur adalah antara 2 – 4 mg/l. Keberadaan besi dan
materi lainnya menyebabkan air berwarna agak kekuningan. Pada penelitian ini
konsentrasi besi diukur sebelum dan setiap selang waktu tertentu, konsentrasi
yang diukur adalah konsentrasi besi terlarut atau hasil dari filtrasi menggunakan
kertas saring.
Konsentrasi besi yang diukur sebagai konsentrasi besi total terlarut mengalami
penurunan drastis pada 20 menit pertama setelah ozonasi dengan rata – rata
penyisihan besi sebesar 95%. Konsentrasi besi maksimum yang diijinkan untuk
air minum menurut SK Menteri Kesehatan adalah 0,3 mg/l standar ini juga sesuai
dengan standar EPA. Meskipun konsentrasi besi melebihi standar tersebut tidak
membahayakan kesehatan manusia, namu menimbulkan gangguan warna dan bau.
Gambar - gambar berikut memperlihatkan konsentrasi besi serta besarnya
penyisihan besi pada variasi perlakuan.
Thesis 25305020 IV-17
Hasil dan Pembahasan
Ozonasi Sumur 1, 0.5 lpm
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
0 10 20 30 40 60 90 120Waktu (menit)
Kons
entr
asi B
esi
(mg/
l)
6.4
6.66.8
77.2
7.4
7.67.8
88.2
8.4
pH
[Fe]1
[Fe]2
pH1
pH2
penyisihan besi sumur 1, 0.5 lpm
0102030405060708090
100
0 20 40 60 80 100 120 140
waktu (menit)
pers
en p
enyi
siha
n
Gambar IV-15 Ozonasi Sumur 1, 0.5 lpm
Setelah 20 menit ozonasi pada sumur 1 dengan debit pemompaan 0,5 lpm
didapatkan sisa besi terlarut di dalam air sebesar 0,026 mg/L dengan penyisihan
mencapai 95,2%. Hasil ozonasi untuk reaktor seri pada percobaan ini
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Kondisi ini sesuai dengan hasil
percobaan sebelumnya yang menunjukkan besarnya ozon yang tersisa pada
reaktor seri hampir sama pada reaktor pertama maupun reaktor kedua.
Ozonasi Sumur 1, 1 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
0 10 20 30 40 60 90 120Waktu (menit)
Kons
entr
asi B
esi
(mg/
l)
6.8
7
7.2
7.4
7.6
7.8
8
8.2
8.4
8.6
pH
[besi1]
[besi]2
pH1
pH2
penyisihan besi sumur 1, 1 lpm
0
20
40
60
80
100
0 20 40 60 80 100 120 140waktu (menit)
pers
en p
enyi
siha
n
Series1Series2
Gambar IV-16 Ozonasi Sumur 1, 1 lpm
Sedangkan untuk debit pemompaan 1 lpm, diperoleh sisa besi total terlarut
sebesar 0,03 – 0,05 ppm dengan penyisihan mencapai 98,24 – 98,8 % pada reaktor
yang dipasang seri. Kondisi pH air setelah ozonasi seperti pada hasil sebelumnya
juga menunjukkan terjadinya kenaikan pH. Kondisi pH awal air juga sedikit
berbeda karena pH air dipenaruhi oleh temperatur serta tekanan udara pada saat
percobaan dilangsungkan. Sehingga walaupun berasal dari sumber yang sama
nilai pH dapat sedikit berbeda untuk tiap percobaan. Pada penelitian ini digunakan
Thesis 25305020 IV-18
Hasil dan Pembahasan
air sumur tanpa pengawetan terlebih dahulu dengan pertimbangan penambahan
bahan kimia akan dapat menggangu proses ozonasi.
Ozonasi Sumur 2, 0.5 lpm
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
0.2
0 10 20 30 40 60 90Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i (m
g/l)
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
8
8.1
pH
[besi]
pH
Penyisihan Besi Sumur 2, 0.5 lpm
0
20
40
60
80
100
0 20 40 60 80 100waktu (menit)
Pers
en P
enyi
siha
n
Gambar IV-17 Ozonasi Sumur 2, 0.5 lpm
Untuk sumur kedua dengan debit pemompaan 0,5 lpm konsentrasi besi total
terlarut yang tersisa setelah 20 menit reaksi adalah 0,39 ppm dengan penyisihan
mencapai 80,07%. Hasil ozonasi pada sumur pertama dan sumur kedua
menunjukkan hasil yang berbeda.
Ozonasi Sumur 2, 1 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
0 10 20 30 40 60 90Waktu (menit)
Kons
entr
asi B
esi (
mg/
l)
6.6
6.8
7
7.2
7.4
7.6
7.8
8
8.2
pH
[Fe]
pH
penyisihan besi sumur 2, 1 lpm
0
20
40
60
80
100
0 20 40 60 80 100
waktu (menit)
pers
en p
enyi
siha
n
Gambar IV-18 Ozonasi Sumur 2, 1 lpm
Sedangkan untuk debit pemompaan 1 lpm dengan air dari sumur dua setelah 20
menit ozonasi konsentrasi ozon terlarut bersisa sebesar 0,47 ppm dengan
persentase penyisihan besi mencapai 84,32 %. Untuk kondisi ini sisa besi terlarut
melebihi konsentrasi yang dibolehkan. Sementara itu pH air mengalami kenaikan
dari sekitar 7,1 hingga 8,1.
Thesis 25305020 IV-19
Hasil dan Pembahasan
Ozonasi Sumur 2, 2 lpm
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
1.6
1.8
0 10 20 30 40 60 90Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i (m
g/l)
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
8
8.1
8.2
pH[Fe]
pH
penyisihan besi sumur 2,2 lpm
0102030405060708090
100
0 20 40 60 80 100
waktu (menit)
pers
en p
enyi
siha
n
Gambar IV-19 Kurva Konsentrasi Ozon Setelah Ozonasi pada Debit 2 lpm untuk Air dari Sumur 2
Hasil ozonasi air sumur kedua dengan debit pemompaan 2 lpm menunjukkan sisa
besi terlarut yang lebih kecil yaitu sebesar 0,29 ppm. Penyisihan besi yang didapat
setelah 20 menit ozonasi mencapai 86,85%.
Dari hasil yang diperoleh diketahui waktu reaksi optimum untuk penyisihan besi
dari air tanah yang digunakan adalah 20 menit. Pada penelitian Rohmatun (2006)
penurunan Fe-EDTA menggunakan hidrogen peroksida sebagai oksidator
memerlukan waktu minimal 120 menit, sedangkan untuk aplikasi hidrogen
peroksida/UV waktu yang diperlukan adalah 60 menit. Dilihat dari waktu reaksi
penyisihan besi menggunakan ozon memerlukan waktu yang lebih singkat dari
pada penggunaan hidrogen peroksida maupun hidrogen peroksida/UV.
4.6.2 Penyisihan Zat Organik
Konsentrasi zat organik yang terdapat di dalam air diukur sebagai nilai Karbon
Organik Total (TOC) dan sebagai angka Permanganat. Nilai TOC awal air tanah
yang diteliti berkisar sekitar 9 mg/l sedangkan nilai permanganat 2,9 – 3,3 mg/l.
Rendahnya nilai permanganat menunjukkan masih ada zat organik yang tidak
dapat teroksidasi oleh permanganat sehingga tidak terdeteksi. Dari hasil ini
sebenarnya dapat disimpulkan bahwa angka permanganat tidak dapat mewakili
konsentrasi zat organik yang terdapat di dalam air tanah. Namun untuk penelitian
ini pengukuran nilai permanganat tetap dilakukan untuk melihat perubahan yang
terjadi selama reaksi dengan ozon dan ozon/UV.
Thesis 25305020 IV-20
Hasil dan Pembahasan
Percobaan untuk mengetahui penyisihan zat organik setelah ozonasi dilakukan
dengan debit pemompaan optimal yang didapat dari percobaan pada penyisihan
besi yaitu dengan debit 1 lpm. Setelah dilakukan percobaan diperoleh nilai zat
organik yang berbeda. Nilai TOC yang terukur menunjukkan penurunan
sementara angka permanganat berfluktuasi (Gambar 4-20 dan 4-21).
Penyisihan Zat organik denganOzonasi
0123456789
10
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)
TOC
(mg/
l)
toc total
toc terlarut
Gambar IV-20 Penyisihan Zat Organik dengan Ozonasi
Gambar di atas menunjukkan nilai TOC total air serta nilai TOC terlarut yang
merupakan nilai TOC setelah dilakukan filtrasi dengan kertas saring. Pada grafik
terlihat bahwa terjadi kecenderungan oksidasi zat organik yang berupa partikulat
terlebih dahulu yang sebagian diubah juga menjadi bentuk terlarut. Namun setelah
25 menit ozonasi semua zat organik telah berubah menjadi bentuk terlarut namun
masih menyisakan konsentrasi sebesar 4 mg/l.
Reaksi ozon dengan zat organik bersifat selektif. Ozon dapat mengoksidasi zat
organik berikatan tak jenuh menghasilkan aldehid (formaldehid, asetaldehid,
gloksal, metiglioksal) dan asam karboksilat (formik, asetat, glioksilat, piruvat dan
asam ketomelanik) (Camel and Bermond, 1998). Sisa oksidasi serta zat organik
yang tidak dapat teroksidasi oleh ozon terukur sebagai TOC pada akhir reaksi.
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, hasil pengukuran angka permanganat
menunjukkan hasil yang berfluktuasi dan nilai permanganat setelah ozonasi justru
lebih besar daripada nilai permanganat sebelum ozonasi. Kondisi ini menunjukkan
Thesis 25305020 IV-21
Hasil dan Pembahasan
bahw terdapat zat organik yang tidak dapat dioksidasi dengan permanganat di
awal percobaan namun setelah dilakukan ozonasi zat organik tersebut menjadi
lebih sederhana sehingga dapat dioksidasi dengan permanganat. Nilai oksidator
ozon memang lebih besar daripada permanganat yaitu sebesar 2,07 V untuk ozon
dan maksimal 1,68 V untuk permanganat. Selain itu kandungan mangan di dalam
air akan bereaksi dengan ozon membentuk permanganat yang akan meningkatkan
nilai permanganat dari air tersebut (Hoignẻ, 1994).
Konsentrasi Zat Organik Sebagai Angka Permanganat
y = 0.0002x3 - 0.0214x2 + 0.5172x + 1.962R2 = 0.7966
y = 0.0013x2 + 0.0401x + 2.4158R2 = 0.8662
0
1
2
3
4
5
6
7
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Ang
ka P
erm
anga
nat (
mg/
l)
0.5lpm Ozon
1 lpm ozon
Poly. (0.5lpm Ozon)
Poly. (1 lpm ozon)
Gambar IV-21 Kurva Konsentrasi Zat Oganik Setelah Ozonasi
Kurva nilai permanganat setelah ozonasi untuk Debit pemompaan yang berbeda
juga menunjukkan hasil yang berbeda. Pada pemompaan 1 lpm terjadi
kecenderungan kenaikan nilai permanganat sementara pada debit pemompaan
yang lebih kecil (0,5 lpm) nilai permanganat justru berfluktuasi. Setelah reaksi
selama 20 menit diperoleh nilai permanganat pada pemompaan 1 lpm sebesar 6,45
mg/l sedangkan pembacaan TOC menunjukkan nilai 6 mg/l. Pembacaan nilai
permanagat yang lebih tinggi bisa disebabkan gangguan mangan, diketahui di
dalam air tersebut terdapat kandungan mangan berkisar sekitar 1,439 mg/l.
Thesis 25305020 IV-22
Hasil dan Pembahasan
IV.7 Penyisihan Besi Dan Organik Dari Air Sumur Dengan
Ozonasi Dan UV
Penggabungan ozonasi dengan sinar UV dimaksudkan untuk menginisiasi
terbentuknya radikal hidroksi (OH*) yang memiliki potensial redoks yang lebih
besar daripada ozon (sehingga terjadi mekanisme AOP). Percobaan dengan
penggabungan ozon dan sinar UV dilakukan menggunakan air dari sumber yang
sama dengan percobaan ozonasi. Variasi debit dilakukan untuk penyisihan besi
sementara untuk pengukuran TOC dilakukan pada debit optimum yang didapat
dari percobaan untuk mengetahui penyisihan besi.
4.7.1 Penyisihan Besi
Konsentrasi besi awal air sumur yang diteliti berkisar antara 1,4 – 2,3 mg/l untuk
sumur 1 dan antara 1,7 – 2 mg/l untuk sumur 2. Konsentrasi besi awal ini agak
berbeda dengan kondisi air pada percobaan ozonasi walaupun diambil dari sumber
yang sama namun pada pengambilan yang berbeda.
Ozon/UV Sumur 1
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
0 10 20 30 40 60 90 120Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i (m
g/l)
7
7.2
7.4
7.6
7.8
8
8.2
8.4
8.6
pH
[Fe]0.5 lpm
[Fe]1 lpm
[Fe]2 lpm
pH 2 lpm
pH 1 lpm
pH 0.5 lpm
Gambar IV-22 Ozon /UV Sumur 1
Pada Gambar 4-22 terlihat perubahan konsentrasi besi terlarut serta perubahan pH
air yang terjadi. Terjadi penurunan konsentrasi besi yang signifikan pada 10 menit
Thesis 25305020 IV-23
Hasil dan Pembahasan
pertama, namun konsentrasi mencapai nilai yang stabil setelah menit ke-20 reaksi.
Hasil ini hampir sama dengan hasil percobaan ozonasi. Adapun tingkat penyisihan
yang tebesar justru terjadi untuk debit pemompaan 0.5 lpm. Debit ini selanjutnya
menjadi debit optimum untuk pengukuran konsentrasi zat organik sebagai TOC.
Penyisihan Besi dengan O3+UV
0102030405060708090
100
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)
Peny
isih
an B
esi (
%)
0.5 lpm
1 lpm
2 lpm
Gambar IV-23 Kurva Penyisihan Besi dengan Ozonasi dan UV Sumur 1
Persentase penyisihan besi terlarut setelah reaksi selama 20 menit untuk Debit
pemompaan 0,5 lpm adalah sebesar 92,97% dengan konsentrasi akhir 0,16 mg/l
dari konsentrasi besi awal 2,24 mg/l. Sementara untuk pemompaan 1 lpm terjadi
penyisihan besi sebesar 86,16% dari konsentrasi awal 1,39 menjadi 0,15 mg/l.
Untuk Debit pemompaan 2 lpm peenyisihan besi sebesar 85,89% dari konsentrasi
awal 1,70mg/l menjadi 0,24 mg/l setelah 20 menit reaksi. Dilihat dari tingkat
penyisihan kondisi optimum juga di dapat pada Debit pemompaan 0,5 lpm.
Pada percobaan menggunakan ari dari sumur kedua juga didapatkan hasil yang
optimal pada Debit pemompaan 0,5 lpm. Namun konsentrasi besi yang diinginkan
yaitu maksimal 0,3 mg/l tidak tercapai. Pada pemompaan 0,5 lpm penyisihan besi
sebesar 80,25% setelah 20 menit reaksi dari konsentrasi 1,66mg/l menjadi 0,33
mg/l. Penyisihan besi untuk pemompaan 1 lpm adalah sebesar 55,56% dari
konsentrasi 2,01 menjadi 0,74 mg/l sedangkan pemompaan 2 lpm didapatkan
penyisihan sebesar 62,59 % dari konsentrasi awal yang sama. Hasil percobaan
dengan air dari sumur kedua ini ditunjukkan pada gambar 4-21 dan 4-22 berikut
ini.
Thesis 25305020 IV-24
Hasil dan Pembahasan
Ozon/UV Sumur 2
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
0 10 20 30 40 60Waktu (menit)
Kons
entra
si B
esi (
mg/
l)
6.0
6.5
7.0
7.5
8.0
8.5
9.0
pH
[Fe]0.5 lpm
[Fe]1 lpm
[Fe]2 lpm
pH 0.5 lpm
pH 1 lpm
pH 2 lpm
Gambar IV-24 Ozon + UV Sumur 2 Penyisihan Besi dengan Ozon + UV Sumur 2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 20 40 60 80 100Waktu (menit)
% P
enyi
siha
n
0.5 lpm
1 lpm
2 lpm
Gambar IV-25 Kurva Penyisihan Besi dengan Ozonasi dan UV Sumur 2
4.7.2 Penyisihan Zat Organik
Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, untuk pengukuran TOC
dilakukan pada reaksi dengan Debit pemompaan 0,5 lpm. Sedangkan nilai
permanganat diukur untuk perbedaan Debit pemompaan. Sumber air yang
digunakan dalam pengukuran TOC serta angka permanganat berasal dari sumur 1.
Angka permanganat hasil oksidasi pada debit 0,5 lpm menunjukkan nilai yang
lebih rendah daripada pemompaan yang lebih besar (Gambar IV-26). Penggunaan
UV menyebabkan terjadi dekomposisi ozon lebih cepat yang menyebabkan
berkurangnya pembentukan permanganat dari oksidasi mangan. Namun pada
pemompaan yang lebih besar, sisa ozon yang terdapat di dalam air menjadi lebih
Thesis 25305020 IV-25
Hasil dan Pembahasan
banyak sehingga pembentukan permanganat pun menjadi lebih besar. Berdasarkan
data pengukuran TOC (Gambar IV-27), setelah 20 menit reaksi terjadi penyisihan
hingga 100% zat organik, sehingga nilai permanganat yang terbaca diperkirakan
berasal dari oksidasi mangan.
Angka Permanganat Air Sumur dengan Ozon+UV
y = -0.0004x2 + 0.0933x + 2.3823R2 = 0.8232
y = 0.0009x2 - 0.0748x + 4.1178R2 = 0.762
y = 0.0001x2 - 0.0201x + 3.6472R2 = 0.0914
012345
6789
10
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)
Angk
a P
erm
anga
nat (
mg/
l)
0.5lpm1lpm2lpmPoly. (2lpm)Poly. (1lpm)Poly. (0.5lpm)
Gambar IV-26 Angka Permanganat dengan Ozonasi dan UV
Hasil yang pengukuran nilai TOC menunjukkan terjadinya penyisihan zat organik
mencapai 100% setelah 20 menit reaksi. Nilai TOC awal air yang diteliti adalah
sebesar 9 mg/l yang mengandung 5 mg/l TOC terlarut (Gambar 4-27).
Penggunaan ozon/UV dapat mengoksidasi zat organik yang terdapat didalam air
sumur baik zat organik yang terlarut maupun yang tidak terlarut.
Penyisihan Zat organik dengan Ozonasi + UV
-10123456789
10
0 10 20Waktu (menit)
TOC
(mg/
l)
30
toc total
toc terlarut
Gambar IV-27 Kurva Penyisihan Zat Organik dengan Ozonasi dan UV
Thesis 25305020 IV-26
Hasil dan Pembahasan
IV.8 Analisa Statistik Penyisihan Besi
Untuk mengetahui pengaruh dari berbagai perlakuan yang diberikan pada
percobaan penyisihan besi dilakukan analisa statistik inferens (ANOVA) berupa
analisa multifaktorial. Analisa multifaktorial dilakukan karena penelitian yang
dilakukan melibatkan lebih dari dua faktor dengan level lebih dari dua. Data yang
digunakan untuk analisa multifaktorial ini menggunakan waktu reaksi selama 20
menit yaitu waktu optimum yang didapatkan dari percobaan terdahulu. Data
analisa ditampilkan pada tabel 4-3 berikut ini:
Tabel IV-6 Data Analisa Multifaktorial untuk Besi Level Faktor Efesiensi
Sumur
(A)
Debit
pemompaan,
Lpm (B)
UV
watt
( C )
R1 R2 Total
0,5 95,02 91,19 186,21
1 98,24 98,90 197,14
2
0
98,56 99,01 197,57
0,5 92,64 93,29 185,93
1 89,16 88,73 177,89
1
2
3x10
85,89 85,94 171,83
0,5 80,07 80,00 160,07
1 84,32 83,78 168,10
2
0
86,85 86,89 173,74
0,5 85,19 85,09 170,28
1 81,18 81,61 162,79
2
2
3x10
81,05 80,98 162,03
Total 1058,16 1055,41 2113,57
Faktor – faktor yang akan dilihat pengaruhnya pada analisa ini meliputi faktor
replikasi, sumber air, Debit pemompaan serta penggunaan sinar UV. Hasil
rekapitulasi ANOVA multifaktorial dapat dilihat pada tabel 4-4. Sedangkan
langkah analisa serta perhitungan dari analisa ini dapat dilihat pada lampiran.
Thesis 25305020 IV-27
Hasil dan Pembahasan
Tabel IV-7 Hasil Rekapitulasi ANOVA Multifaktor sumber variasi df SS MS F hit F HIPOTESIS
replikasi 1 0,32 0,32 0,44 4,84 diterima
efek utama:
A 1 595,53 595,53 829,43 4,84 ditolak
B 2 0,81 0,41 0,57 3,98 diterima
C 1 113,00 113,00 157,38 4,84 ditolak
interaksi 2 faktor
AB 2 7,60 3,80 5,29 3,98 diterima
AC 1 61,60 61,60 85,80 4,84 ditolak
BC 2 150,04 75,02 104,48 3,98 ditolak
interaksi 3 faktor
ABC 2 1,02 0,51 0,71 3,98 diterima
error 11 7,90 0,72
total 23
Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa replikasi memberikan perbedaan yang
tidak signifikan. Hasil percobaan pada replikat pertama maupun kedua
menunjukkan hasil yang hampir sama dan dapat diambil nilai rata – ratanya untuk
mewakili data tersebut. Pengaruh sumber air sumur yang digunakan serta
penggunaan sinar UV menunjukkan perbedaan yang signifikan, berarti kedua
faktor ini sangat berpengaruh terhadap penyisihan besi terlarut di dalam air.
Perbedaan debit pemompaan menunjukkan nilai perbedaan yang tidak signifikan.
Sementara itu interaksi antara faktor sumber air dan debit pemompaan tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan begitu pula dengan interaksi ketiga
faktor utama. Namun interaksi antara sumber air dengan penggunaan sinar UV
dan interaksi antara debit pemompaan dengan penggunaan sinar UV menunjukkan
perbedaan yang signifikan.
4.8.1 Pengaruh Sumber Air yang Digunakan
Air sumur yang digunakan berasal dari dua lokasi yang berbeda namun tidak
terlalu berjauhan yaitu di daerah Cicadas Bandung. Untuk mengetahui perbedaan
pengaruh sumber air tersebut variasi perlakuan terhadap kedua sumber diplot ke
dalam grafik – garik pada gambar 4-24 di bawah ini. Secara umum konsentrasi
besi awal pada sumur 1 berkisar antara 1,39 – 3,6 mg/l sementara sumur 2
Thesis 25305020 IV-28
Hasil dan Pembahasan
memiliki kandungan besi antara 1,66 – 3,01 mg/l. Secara umum rentang
konsentrasi besi kedua sumur ini tidak jauh berbeda.
Setelah dilakukan percobaan dengan beberapa variasi Debit pemompaan dan
penggunaan sinar UV didapatkan bahwa air pada sumur 1 menunjukkan tingkat
penyisihan besi yang lebih tinggi daripda air pada sumur 2. Konsentrasi besi
terlarut pada sumur 1 setelah 20 menit reaksi lebih kecil dari 0,3 mg/l. Sedangkan
air pada sumur 2 menunjukkan perilaku yang berbeda ketika diberi ozon dan
gabungan ozon dan sinar UV. Gambar – gambar berikut menunjukkan kondisi
oksidasi besi air dari kedua sumber.
Ozonasi dengan Pemompaan 0.5 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0 10 20 30 40 60 90 120Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i (m
g/l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100%
Pen
yisi
han
[Fe] 1
[Fe]. 2
% Peny.1
% Peny. 2
Ozon/UV dengan Pemompaan 0.5 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
0 10 20 30 40 60 90Waktu (menit)
Kons
entra
si B
esi (
mg/
l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n
[Fe] 1
[Fe]2
% Peny. 1
% Peny. 2
Ozonasi dengan Pemompaan 1 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0 10 20 30 40 60 90Waktu (menit)
Kon
setr
asi B
esi (
mg/
l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n[Fe] 1
[Fe] 2
% Peny. 1
% Peny. 2
Ozon /UV dengan Pemompaan 1 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
0 10 20 30 40 60 90Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i (m
g/l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n
[Fe] 1
[Fe] 2
% Peny. 1
% Peny. 2
Ozonasi dengan Pemompaan 2 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
0 10 20 30 40 60 90Waktu (menit)
Kons
entra
si B
esi
(mg/
l)
010
2030
405060
7080
90100
% P
enyi
siha
n[Fe] 1"
[Fe] 2
% Peny. 1
% Peny. 2
Ozon/UV dengan Pemompaan 2 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
0 10 20 30 40 60 90Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i (m
g/l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n
[Fe] 1
[Fe]2
% Peny.1
% Peny. 2
Gambar IV-28 Kurva Oksidasi dan Penyisihan Besi dalam Berbagai Kondisi
Thesis 25305020 IV-29
Hasil dan Pembahasan
Dengan penambahan sinar UV penyisihan besi pada sumur 2 justru menjadi lebih
rendah dibandingkan penyisihan besi dengan ozon saja. Hal ini berbeda dengan
hipotesa awal yang menyatakan penambahan sinar UV akan meningkatkan reaksi
oksidasi yang terjadi
4.8.2 Pengaruh Debit pemompaan
Selanjutnya pada gambar IV-29 ditampilkan grafik – grafik yang menunjukkan
hubungan antara debit pemopaan dengan penyisihan besi pada beberapa
perlakuan. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa debit pemompaan tidak
memberikan pengaruh yang signifikan pada penyisihan besi untuk 20 menit
reaksi. Pada gafik terlihat untuk ozonasi pada sumur 1 hasilnya memang
menunjukkan kondisi yang hampir sama begitu pula pada saat penggunaan
gabungan ozon dan sinar UV untuk air dari sumur 1. Sedangkan pada sumur 2
terlihat ada perbedaan tingkat penyisihan untuk masing – masing debit
pemompaan. Namun pola konsentrasi besi di dalam air serta pola penyisihan
besinya menunjukkan kesamaan. Perbedaan terlihat pada konsentrasi besi awal.
Jadi secara umum dapat dikatakan debit pemompaan tidak memberi pengaruh
yang signifikan untuk penyisihan besi.
Thesis 25305020 IV-30
Hasil dan Pembahasan
Ozonasi Sumur 1
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0 10 20 30 40 60Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i (m
g/l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n[Fe]0.5 lpm
[Fe]1 lpm
[Fe]2 lpm
% Peny.0.5 lpm
% Peny.1 lpm
% Peny.2 lpm
Ozonasi Sumur 2
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
0 10 20 30 40 60 90Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i (m
g/l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n[Fe]0.5 lpm
[Fe]1 lpm
[Fe]2 lpm
% Peny.0.5 lpm
% Peny.1 lpm
% Peny.2 lpm
Ozon/UV Sumur 1
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
0 10 20 30 40 60Waktu (menit)
Kons
entra
si B
esi (
mg/
l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n0.5 lpm
1 lpm
2 lpm
0.5 lpm
1 lpm
2 lpm
Ozon/UV Sumur 2
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
0 10 20 30 40 60Waktu (menit)
Kons
entr
asi B
esi (
mg/
l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n
0.5 lpm
1 lpm
2 lpm
0.5 lpm
1 lpm
2 lpm Gambar IV-29 Kurva Pengaruh Debit pemompaan pada ozonasi dan Ozon/UV
4.8.3 Pengaruh Penggunaan Sinar UV
Penggabungan sinar UV dengan ozonasi diharapkan akan menginisiasi terjadinya
proses AOP, namun untuk penyisihan besi hal ini tidak begitu terlihat. Pola
penyisihan besi justru tidak jauh berbeda dengan ozonasi saja. Hasil analisa
statistik menunjukkan penggunaan UV memberikan pengaruh yang cukup
signifikan, secara visual memang terliahat perbedaan tingkat peyisihan antara
ozonasi dengan penggabungan ozon/UV, namun yang terjadi justru tingkat
penyisihan besi menjadi lebih kecil dengan adanya UV. Jika diperhatikan lebih
lanjut besarnya tingkat penyisihan besi apda ozonasi disebabkan konsentrasi besi
awal yang lebih bear daripada yang digunakan pada penggabungan ozon/UV
sementara konsentrasi besi setelah reaksi hampir sama. Kondisi ini terjadi pada
sumur 1, lain halnya dengan kondisi pada air dari sumur 2 yang menunjukkan
setelah reaksi dengan ozon /UV konsentrasi besi terlarut yang tersisa masih tinggi.
Thesis 25305020 IV-31
Hasil dan Pembahasan
Ozonasi dan Ozon/UV Sumur 1, 0.5 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0 10 20 30 40 60Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i Ter
laru
t (m
g/l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n B
esi
[Fe]ozon
[Fe]ozon/uv
% Peny.ozon
% Peny.ozon/uv
Ozonasi dan Ozon + UV Sumur 2, 0.5 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
0 10 20 30 40 60Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i Ter
laru
t (m
g/l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n B
esi
[Fe]ozon
[Fe]ozon/uv
% Peny.ozon
% Peny.ozon/uv
Ozonasi dan Ozon + UV Sumur 1, 1 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
0 10 20 30 40 60Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i Te
rlaru
t (m
g/l)
0102030405060708090100
% P
enyi
siha
n B
esi
ozon
ozon+uv
% Peny.ozon
% Peny.ozon/uv
Ozonasi dan Ozon/UV Sumur 2, 1 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
0 10 20 30 40 60Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i Ter
laru
t (m
g/l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n B
esi
[Fe]ozon
[Fe]ozon/uv
% Peny.ozon
% Peny.ozon/uv
Ozonasi dan Ozon + UV Sumur 1, 2 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
0 10 20 30 40 60Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i Ter
laru
t (m
g/l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n B
esi
ozon
ozon+uv
% Peny.ozon
% Peny.ozon/uv
Ozonasi dan Ozon/UV Sumur 2, 2 lpm
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
0 10 20 30 40 60Waktu (menit)
Kon
sent
rasi
Bes
i Ter
laru
t (m
g/l)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% P
enyi
siha
n B
esi
[Fe]ozon
[Fe]ozon/uv
% Peny.ozon
% Peny.ozon/uv
Gambar IV-30 Kurva Pengaruh Penggunaan UV Terhadap Penyisihan Besi
Jika dibandingkan dengan kondisi yang terjadi pada zat organik, penggunaan UV
justru menunjukkan hasil yang jauh lebih baik. Pada gambar IV-31 ditampilkan
konsentrasi zat organik sebagai nilai TOC pada ozonasi dan penggabungan
ozon/UV baik nilai TOC total maupun nilai TOC terlarutnya. Ozonasi saja hanya
mampu menyisihkan 55, 56% TOC total setelah 25 menit reaksi dari konsentrasi
awal sebesar 9 mg/l. Namun penggunaan sinar UV mampu menyisihkan TOC
hingga 100% dengan hanya 20 menit reaksi.
Thesis 25305020 IV-32
Hasil dan Pembahasan
0123456789
10
0 5 10 15 20 25 30Waktu (menit)
TOC
(mg/
l)
ozon+UV, toc total
ozon+UV, toc terlarut
ozon, toc total
ozon, toc terlarut
Gambar IV-31 Kurva Pengaruh Penggunaan UV Terhadap Penyisihan Zat
Organik
Hasil penyisihan zat organik menunjukkna hasil yang sesuai dengan hipotesa
awal, bahwa penggabungan ozon/UV akan dapat menyisihkan lebih banyak zat
organik karena melibatkan reaksi hidroksil radikla yang bersifat tak selektif
terhadap zat organiki. Sementara ozon merupakan oksidator yang selektif untuk
zat organik sehingga tidak semua zat organik dapat dioksidasi dengan ozon saja.
IV.9 Kinetika Reaksi Penyisihan Besi 4.9.1 Orde Reaksi
Orde reaksi merupakan parameter yang menunjukkan sejauh mana suatu reaksi
dipengaruhi oleh konsentrasi masing – masing reaktan. Pada penelitian ini faktor
yang akan dilihat orde reaksinya adalah faktor konsentrasi besi terhadap reaksi
ozonasi maupun ozon/UV. Hal ini dikarenakan ozon yang digunakan dalam
konsentrasi yang berlebih begitu pula dengan sinar UV nya, sebagaimana hasil
yang diperoleh dari percobaan pendahuluan untuk konsentrasi ozon yang
digunakan dan percobaan yang telah dilakukan oleh Rohmatun (2006).
Berikut ini data yang selanjutnya digunakan dalam perhitungan kinetika reaksi:
Tabel IV-8 Hasil Reaksi Ozonasi Waktu [Fe] mg/l Sumur 1 [Fe] mg/l Sumur 2
t 0,5 lpm 1 lpm 2 lpm 0,5 lpm 1 lpm 2 lpm 0 3,58 3,11 3,11 1,96 3,01 2,24 10 0,65 0,29 0,27 0,55 0,63 0,29 20 0,25 0,04 0,05 0,39 0,47 0,29
Thesis 25305020 IV-33
Hasil dan Pembahasan
Waktu [Fe] mg/l Sumur 1 [Fe] mg/l Sumur 2 t 0,5 lpm 1 lpm 2 lpm 0,5 lpm 1 lpm 2 lpm
30 0,11 0,04 0,04 0,22 0,20 0,07 40 0,05 0,03 0,03 0,34 0,47 0,08
60 0.05 0,22 0,22 0,52 0,29 0,18
Tabel IV-9 Hasil Reaksi Penggabungan Ozon/UV
Waktu [Fe] mg/l Sumur 1 [Fe] mg/l Sumur 2
t 0,5 lpm 1 lpm 2 lpm 0,5 lpm 1 lpm 2 lpm
0 2,24 1,39 1,70 1,66 2,01 2,01
10 0,57 0,31 0,31 0,79 0,76 0,74
20 0,16 0,15 0,24 0,33 0,74 0,75
30 0,10 0,10 0,12 0,40 0,71 0,75
40 0,09 0,21 0,18 0,41 0,76 0,70
60 0,12 0,12 0,12 0,38 0,87 0,74
Untuk mendapatkan nilai orde reaksi dilakukan plot data kedalam bentuk grafik
antara data konsentrasi terhadap waktu pada berbagai persamaan orde reaksi
mulai dari reaksi orde nol, orde 1 dan orde 2. Dari grafik yang didapat dilakukan
linearisasi untuk mendapatkan persamaan reaksninya beserta nilai koefisien
determinasi (r2) dari masing – masing grafik. Orde reaksi yang sesuai adalah orde
reaksi yang memiliki nilai koefisien determinasi terbesar. Berikut ini contoh
grafik untuk perhitungan orde reaksi ozonasi sumur 1
Sumur 1 ozon orde nol
y = -0.0008x + 0.0354R2 = 0.4908
y = -0.0011x + 0.0354R2 = 0.5636
y = -0.0011x + 0.0353R2 = 0.5601
-0.02
-0.01
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0 20 40 60 80
Waktu(menit)
C (m
olar
)
sumur 1,0.5 lpm ozon
sumur1, 1 lpm
sumur1, 2lpm
Linear (sumur 1,0.5 lpmozon)
Linear (sumur1, 1 lpm )
Linear (sumur1, 2lpm)
Gambar IV-32 Grafik Persamaan Reaksi Orde Nol Ozonasi Sumur 1
Thesis 25305020 IV-34
Hasil dan Pembahasan
Sumur 1 ozon orde 1 y = -0.0447x - 1.3555R2 = 0.9675
y = -0.0486x - 1.635R2 = 0.8202
y = -0.0497x - 1.6172R2 = 0.8585
-4
-3.5
-3
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
00 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Log
Csumur1,0.5lpm
sumur1, 1lpm
2 lpm
Linear (sumur1,0.5lpm)
Linear (sumur1, 1lpm)
Linear (2 lpm)
Gambar IV-33 Grafik Persamaan Reaksi Orde Satu Ozonasi Sumur 1
Sumur 1 ozon orde 2 y = 25.899x - 128.6R2 = 0.8736
y = 47.681x - 24.053R2 = 0.9253
y = 54.433x - 131.25R2 = 0.9698
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
1/C
sumur1,0.5lpm
sumur1,1lpm
sumur1,2lpm
Linear (sumur1,0.5lpm)
Linear (sumur1,1lpm)
Linear (sumur1,2lpm)
Gambar IV-34 Grafik Persamaan Reaksi Orde Dua Ozonasi Sumur 1
Pada grafik – grafik di atas terlihat bahwa orde reaksi yang sesuai untuk Debit
pemompaan 0,5 lpm adalah orde 1 dimana nilai koefisien deterninasi terbesar
diberikan oleh orde satu sebesar 0,97. Pada debit 1 lpm persamaan laju reaksi
yang memiliki nilai koefisien determinasi terbesar adalah persamaan reaksi orde
dua, yaitu sebesar 0,93 dan debit 2 lpm juga mengikuti orde 2 dengan koefisien
determinasi sebesar 0,97.
Setelah semua data diplotkan diperoleh hasil sebagaimana tercantum pada tabel
IV-10. Air dari sumur 1 memiliki orde reaksi 1 unutk debit pemompaan 0,5 lpm
dengan ozonasi serta untuk debit 2 lpm pada penggabungan ozon/UV. Sedangkan
perlakukan lainnya menunjukkan orde yang sesuai adalah reaksi orde 2.
Thesis 25305020 IV-35
Hasil dan Pembahasan
Tabel IV-10 Hasil Rekapitulasi Perhitungan orde Reaksi r2 untuk orde
Sumur
Debit
pemompaan
(lpm)
UV
(watt) nol satu dua
Orde
Terpilih
0,5 0,491 0,968 0,874 1
1 0,564 0,820 0,925 2
2
0
0,560 0,859 0,970 2
0,5 0,671 0,891 0,968 2
1 0,566 0,598 0,470 1
1
2
3x10
0,583 0,715 0,715 1
0,5 0,621 0,716 0,664 1
1 0,565 0,599 0,413 1
2
0
0,602 0,848 0,817 1
0,5 0,671 0,676 0,596 1
1 0,330 0,266 0,206 nol
2
2
3x10
0,407 0,361 0,313 nol
orde rata-rata 0,552 0,668 0,661 1
Untuk sumur kedua didapatkan nilai orde reaksi pada penggabungan ozon/UV
dengan pemompaan 1 dan 2 lpm mengikuti reaksi orde nol sedangkan kondisi
lainnya menunjukkan reaksi orde 1. namun ode reaksi rata – rata dari reaksi
penyisihan besi terlarut menunjukkan reaksi orde 1 yang berarti laju reaksi
penyisihan besi sebanding dengan konsentrasi besi yang terdapat di dalam air.
Sehingga persamaan laju reaksi penyisihan besi dari air tanah adalah:
][][0Fek
dtFed
=
Dari persamaan tersebut dapat dihitung konsentrasi besi pada waktu t sebagai:
[ ] [ ] ktot eFeFe −=
4.9.2 Konstanta Laju Reaksi
Dengan didapatkannya nilai orde reaksi penyisihan besi terlarut, selanjutnay dapat
ditentukan besarnya konstanta laju reaksi dari masing – masing variasi perlakuan.
Orde reaksi yang digunakan adalah orde reaksi satu semu, karena pada reaksi
Thesis 25305020 IV-36
Hasil dan Pembahasan
konsntrasi ozon serta sinar UV sangat besar dan berlebih, sehingga yang
mempengaruhi reaksi hanyalah konsentrasi besinya saja.
Nilai konstanta laju reaksi diperoleh dari persamaan reaksi yang didapatkan.
Untuk reaksi orde satu persamaan reaksinya adalah:
Log C = - kt/2,3 atau log C = - 0,43kt, dimana C adalah sisa konsentrasi besi paa
waktu t. Selanjutnya dengan memplotkan nilai log C dan nilai t akan diperoleh
nilai konstanta laju reaksi (k) yaitu sebagai slope (kemiringan) garisnya.
Misalnya untuk ozonasi pada sumur 1 didapatkan grafik log C terhadap t seperti
pada gambar IV-32, nilai k untuk debit pemompaan 0,5 lpm adalah -0.0447/0,434
= 0,03/menit. Hasil perhitungan seluruh nilai k ditampilkan pada tabel IV-11.
Tabel IV-11 Perhitungan Nilai k
Sumur Debit pemompaan
(lpm) UV (watt)
Persamaan k (1/menit)
0.5 y=-0,0447x-1,3555 0,103
1 y=-0,0486x-1,635 0,112
2
0
y=-0,0497x-1,6172 0,115
0.5 y=-0,0354x-1,5866 0,082
1 y=-0,0214x-1,8937 0,049
1
2
3x10
y=-0,0236x-1,7888 0,054
0.5 y=-0,0194x-1,6622 0,045
1 y=-0,0211x-1,541 0,049
2
0
y=-0,0357x-1,6361 0,082
0.5 y=-0,015x-1,6763 0,035
1 y=-0,0087x-1,6158 0,020
2
2
3x10
y=-0,0091x-1,6116 0,021
Thesis 25305020 IV-37
Hasil dan Pembahasan
Konstanta laju reaksi untuk ozonasi baik pada sumur 1 maupun sumur 2 memiliki
nilai paling besar pada pemompaan 2 lpm, sedangkan untuk aplikasi Ozon/UV
nilai terbesar didapat dari pemompaan 0,5 lpm. Efektifitas ozonasi meningkat
dengan peningkatan debit pemompaan yang berarti juga peningkatan jumlah ozon
yang dikontakkan dengan air..
Laju reaksi ozon dengan zat terlarut di dalam air mengikuti laju reaksi orde 1 baik
dari segi konsentrasi ozon maupun konsentrasi materi terlarutnya (Hoigne and
Bader, 1981). Hasil penelitian menunjukkan orde reaksi yang sesuai dengan
penelitian Hoigne dan Bader tersebut. Oksidasi besi dengan ozon/UV berjalan
lebih baik pada laju ozonasi yang lebih rendah.
Menggunakan nilai konstanta laju reaksi yang diperoleh dilakukan perhitungan
konsentrasi besi pada waktu t untuk masing – masing perlakuan dan dibandingkan
dengan data yang diperoleh dari percobaan. Gambar – gambar berikut
memperlihatkan perbandingan hasil perhitungan konsentrasi besi pada waktu t
dengan hasil pengukuran sebenarnya.
Ozonasi Sumur 1, 0.5 lpm
00.5
11.5
22.5
33.5
4
0 20 40 60Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l Pengukuran
Perhitungan
Ozonasi Sumur 2, 0.5 lpm
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
0 10 20 30 40 50Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l Pengukuran
Perhitungan
Ozonasi Sumur 1, 1 lpm
00.5
11.5
22.5
33.5
0 20 40 60Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l Pengukuran
Perhitungan
Ozonasi Sumur 2, 1 lpm
0.000.50
1.001.502.002.50
3.003.50
0 10 20 30 40 50Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l Pengukuran
Perhitungan
Thesis 25305020 IV-38
Hasil dan Pembahasan
Ozonasi Sumur 1, 2 lpm
0.000.501.001.502.002.503.003.50
0 20 40 60Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l Pengukuran
Perhitungan
Ozon/UV Sumur1, 0.5 lpm
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
0 10 20 30 40 50Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l Pengukuran
Perhitungan
Ozon/UV Sumur1, 0.5 lpm
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
0 10 20 30 40 50Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l Pengukuran
Perhitungan
Ozon/UV Sumur 2, 0.5 lpm
0.000.200.400.600.801.001.201.401.601.80
0 10 20 30 40 50Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l Pengukuran
Perhitungan
Ozon/UV Sumur 1, 1 lpm
0.000.200.400.600.801.001.201.401.60
0 10 20 30 40 50Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l Pengukuran
Perhitungan
Ozon/UV Sumur 2, 0.5 lpm
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
0 10 20 30 40 50Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l
Pengukuran
Perhitungan
Ozon/UV Sumur 1, 2 lpm
0.000.200.400.600.801.001.201.401.601.80
0 10 20 30 40 50Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l Pengukuran
Perhitungan
Ozon/UV Sumur 2, 0.5 lpm
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 10 20 30 40 50Waktu (menit)
[Fe]
mg/
l Pengukuran
Perhitungan
Gambar IV-35 Grafik – Grafik Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan Konsentrasi Besi di Dalam Air Sumur
Thesis 25305020 IV-39