BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Gambaran …
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Gambaran …
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografis
Puskesmas Nambo Merupakan Puskesmas Induk Non-Perawatan yang
didefenitif berdiri sejak bulan Juni 2010. Puskesmas yang berdiri diatas lahan
seluas 16.171 m3 ini terletak di Kelurahan Nambo Kecamatan Nambo,
Puskesmas ini merupakan pemekaran dari Puskesmas Abeli.
Sekilas tentang letak wilayah Kerja Puskesmas Nambo :
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Konda
2) Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Kendari
3) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo Utara Konsel
4) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Abeli
Wilayah Kerja Puskesmas Nambo terletak dibagian Timur Kota Kendari
dan Seluruh wilayah berada didaratan Pulau Sulawesi. Luas wilayah menurut
kelurahan sangat beragam, Kelurahan Bungkutoko merupakan Kelurahan yang
paling luas, kemudian menyusul Kelurahan Nambo, Kelurahan Sambuli,
Kelurahan Petoaha dan Kelurahan Tondonggeu.
b. Kependudukan
Berdasarkan hasil pendataan terakhir, jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Nambo adalah 8.247 jiwa yang tersebar dalam 5 (Lima) wilayah
kelurahan.
35
Adapun untuk lebih jelasnya distribusi penduduk perkelurahan, disajikan
dalam tabel berikut ini:
Tabel 1. Distribusi Jumlah Penduduk per Kelurahan
No. Kelurahan Jumlah Penduduk
( Jiwa ) Jumlah KK
1. Petoaha 1992 491
2. Nambo 1616 301
3. Bungkutoko 1885 366
4. Sambuli 1.832 512
5. Tondonggeu 1002 254
J U M L A H 8327 1924 Sumber : Profil puskesmas Nambo , 2018
c. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi
Berdasarkan data terakhir, kehidupan sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Nambo, dimana mata pencaharian
terbesar penduduk adalah petani/nelayan (62 %) pedagang/industri (11 %).
Selebihnya adalah PNS/ABRI (9 %), dan sisanya buruh, sopir dan pekerja
lainnya (18 %).
Masyarakat terdiri dari berbagai macam suku, seperti suku Bugis, Muna,
Tolaki, Buton, Jawa, Bajo dan Makassar. Sebagian besar penduduk memeluk
agama Islam. Agama lain yang dianut adalah Kristen, Katolik dan Hindu.
d. Sarana dan Prasarana
1) Sarana Pendidikan dan sarana Ibadah di wilayah kerja Puskesmas
Nambo dapat dilihat pada tabel berikut ini :
36
Tabel 2. Sarana Pendidikan dan Sarana Ibadah
No
.
KEL
Sarana Pendidikan Sarana Ibadah
TK SD MTS SMP SMA SMK Masjid Gereja
1. Petoaha 1 1 - - - 3 -
2. Nambo 1 2 - 2 1 1 1 -
3. Bungkutoko - 2 1 - - - 2 -
4. Sambuli - 3 - 1 - - 2 -
5. Tondonggeu - 1 - - - 2 -
Jumlah 2 9 1 3 1 1 10 - Sumber : Profil puskesmas Nambo , 2018
2) Sarana Kesehatan
Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
maka sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Adapun fasilitas kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas Nambo adalah sarana kesehatan berupa :
a) Puskesmas Induk yang merupakan puskesmas rawat jalan yang
berlokasi di jalan poros Nambo - Moramo, Kelurahan Nambo
Kecamatan Nambo Kota Kendari yang terdiri dari : Ruang Kepala
Puskesmas, Ruang UGD, Ruang Tata Usaha, Ruang Loket
Kartu/pendaftaran, ruang Poli Umum, Ruang Poli Gigi, Ruang KIA,
Ruang Farmasi, Gudang Obat, Ruang Gizi, Imunisasi, Ruang TB,
Ruang Promkes, Kesling, P2M, Ruang laboratorium, Aula, Ruang
persalinan.
b) Puskesmas Pembantu yang terdiri dari 4 buah yaitu di Kelurahan
sambuli, Nambo, Petoaha dan Tondonggeu.
c) Posyandu balita yang terdiri dari : 11 Posyandu
1) Posyandu Merpati Keluaran Petoaha
37
2) Posyandu Kasih Ibu Kelurahan Petoaha
3) Posyandu Gaya Baru Kelurahan Petoaha
4) Posyandu Delima Kelurahan Nambo
5) Posyandu Wekoila Kelurahan Nambo
6) Posyandu Kasih Ibu Kelurahan Sambuli
7) Posyandu , putra Harapan KelurahanSsambuli
8) Posyandu Harapan Bunda Kelurahan Tondonggeu
9) Posyandu Nelayan Kelurahan Bungkutoko
10) Posyandu Padamg Pasir Kelurahan Bungkutoko
11) Posyandu Pokadulu Kelurahan Bungkutoko
d) Posyandu lansia yang terdiri dari 7 Posyandu
3) Sarana dan Transportasi dan Komunikasi
Puskesmas Nambo terletak di Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli.
Sarana transportasi yang dimiliki Puskesmas Nambo saat ini terdiri dari
6 (enam) unit kendaraan roda dua dan 2 (dua) unit kendaraan roda
empat. Sarana komunikasi telekomunikasi baik, tetapi jaringan internet
masih susah.
e. Tenaga Kesehatan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas Nambo memiliki beberapa staf sebagai pelaksana
tugasnya, yang masing-masing bekerja sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing.
38
Jenis Ketenagaan di Puskesmas Nambo tahun 2018 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. Jumlah Ketenagaan di Puskesmas Nambo
NO NAMA KETENAGAAN PNS PTT / HONORER /
MENGABDI
1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat (S.1) 2 2
4 Perawat (D.3) 1 5
5 Perawat (D.1 SPK) 2
6 Perawat Gigi (D.III) 1 1
7 Bidan (D.IV) 2
8 Bidan (D.III) 2 5
9 Bidan (D.I) 0
10 Kesehatan Masyarakat (S.1) 6 3
11 Gizi (S.1) 1 1
12 Gizi (D.III) 1
13 Gizi (SPAG) 1
14 Kesehatan Lingkungan (D.III) 1
15 Farmasi (S.1) 1
16 Farmasi (D.III) 1 1
17 Non Kesehatan (S.1) 0
18 Non Kesehatan (SMU / SMK) 0 0
TOTAL 24 21
Sumber : Profil puskesmas Nambo, 2018
2. Gambaran Status Gizi Balita
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan
usia balita, jenis kelamin balita, umur ibu, pendidikan ibu, dan suku ibu, yang
dijekaskan sebagai berikut :
39
Tabel. 4 Distribusi sampel berdasarkan karakteristik usia balita dan jenis kelamin balita,
umur ibu, pendidikan ibu, dan suku ibu.
Sumber : Data Primer
Pada tabel 4 di atas terlihat bahwa sebagian besar (56,2%) sampel nalita
berusia 25-60 bulan dan sebagian besar (52,8%) berjenis kelamin laki-laki.
Responden ibu balita sebanyak 83,2% berusia 20-35 tahun dengan pendidikan
ibu sebanyak 40,4% berpendidikan SMP dan 20% suku bugis.
Karakteristik n %
Jenis kelamin balita
L 47 52,8
P 42 47,2
Umur balita
6-11 bl' 11 12,4
12-24 bl 28 31,4
25-60 bl 50 56,2
Umur ibu
15-20 th 5 5,6
21-35 th 74 83,2
36-50 th 10 11
Pendidikan Ibu
SD 10 11,2
SMP 36 40,4
SMA 31 34,8
D1 1 1,1
D2 2 2,2
D3 5 5,6
S1 4 4,5
Suku
Bajo 1 1,1
Bugis 27 30,3
Buton 25 28,1
Jawa 2 2,2
Menui 2 2,2
Muna 5 5,6
Tolaki 26 29,2
Wawonii 1 1,1
Total 89 100
40
b. Status Gizi balita
Distribusi sampel menurut Status Gizi Balita berdasarkan Indeks BB/U,
TB/U, dan BB/TB, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
1) Indikator BB/U
Tabel 5.Distribusi sampel menurut Status Gizi Balita Berdasarkan Indikator BB/U
Status Gizi N %
Gizi Baik 85 95,5
Gizi Kurang 3 3,4
Gizi Buruk 1 1,1
Total 89 100 Sumber : Data Primer
Ket : n = Jumlah
Pada tabel 5 di atas terlihat bahwa sebagian besar (95,5 %) bersatatus gizi
Baik dan sebagian kecil (3,4%) Bersatus Gizi Kurang dan (1,1%) Berstatus
Gizi Buruk.
2) Indikator TB/U
Tabel 6. Distribusi sampel menurut Status Gizi Balita Berdasarkan Indikator TB/U
Status Gizi N %
Tinggi 1 1,1
Normal 82 92,1
Pendek 6 6,7
Total 89 100 Sumber : Data Primer
Ket : n = Jumlah
Pada tabel 6 di atas terlihat bahwa sebagian besar (92,1%) berstatus gizi
Normal dan sebagian kecil (6,7%) bersatus Gizi Pendek dan (1,1%) berstatus
Gizi Tinggi.
41
3) Indikator BB/TB
Tabel 7. Distribusi sampel menurut Status Gizi Balita Berdasarkan Indikator BB/TB
Status Gizi N %
Gemuk 2 2,2
Normal 80 89,9
Kurus 6 6,7
Sangat Kurus 1 1,1
Total 89 100 Sumber : Data Primer
Ket : n = Jumlah
Pada tabel 7 di atas terlihat bahwa sebagian kecil yaitu (2,2%) berstatus
Gizi Gemuk, sebagian besar (89,9%) berstatus Gizi Normal dan sebagian kecil
(6,7%) bersatus Gizi Kurus dan sebagian kecil (1,1%) Berstatus Gizi Sangat
Kurus.
3. Gambaran Pola Asuh Makan
Distribusi Sampel menurut Pola Asuh makan dapat dilihat pada tabel 7
di bawah ini :
Tabel 8. Distribusi Menurut pola Asuh Makan
Kategori N %
Baik 77 86.5
Tidak Baik 12 13.5
Total 89 100.0
Sumber : Data Primer
Ket : n = Jumlah
Pada Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa Pola Asuh Makan sebagian
besar (86,5%) dalam kategori baik, dan sebagian kecil (13,5%) dalam kategori
tidak baik.
42
4. Gambaran Pola Asuh Kebersihan
Distribusi Sampel menurut Pola Asuh Kebersihan dapat dilihat pada
tabel 8 di bawah ini :
Tabel 9. Distribusi Menurut Pola Asuh Kebersihan
Kategori N %
Baik 67 75.3
Tidak baik 22 24.7
Total 89 100.0
Sumber : Data Primer
Ket : n = Jumlah
Pada Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa Pola Asuh Kebersihan sebagian
besar (75,3%) dalam kategori baik, dan sebagian kecil (24,7%) dalam kategori
tidak baik.
5. Gambaran Pola Asuh Kesehatan
Distribusi Sampel menurut Pola Asuh Kesehatan dapat dilihat pada tabel
9 di bawah ini :
Tabel 10. Distribusi Menurut Pola Asuh Kesehatan
Kategori N %
Baik 87 97,8
Tidak baik 2 2,2
Total 89 100.0
Sumber : Data Primer
Ket : n = Jumlah
Pada Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa Pola Asuh Kesehatan
sebagian besar (97,8%) dalam kategori baik, dan sebagian kecil (2,2%) dalam
kategori tidak baik.
43
6. Gambaran Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Balita
Distribusi sampel menurut Pola Asuh Ibu (Pola Asuh Makan, Pola Asuh Kebersihan, Pola Asuh Kesehatan) dan Status
Gizi Balita (berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, BB/TB) dapat dilihat pada Tabel 11, Tabel 12, dan Tabel 13.
Tabel 11. Distribusi Pola Asuh Makan dan status Gizi Balita
Sumber : Data Primer
n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n %
Baik 75 84 2 2,2 0 0 77 87 71 80 5 5,6 1 1,1 77 87 2 2.2 72 80.9 3 3,4 0 0 77 86.5
Tidak Baik 10 11.2 1 1,1 1 1,1 12 14 11 12.4 1 1.1 0 0 12 14 0 0 8 9.0 3 3.4 1 1.1 12 13.5
Total 85 96 3 3,4 1 1,1 89 100 82 92.1 6 6.7 1 1.1 89 100 2 2.2 80 89.9 6 6.7 1 1.1 89 100
Totaltinggi Total Gemuk Normal KurusSangat
kurus
Pola Asuh
Makan
Status Gizi indeks BB/U Status Gizi indeks TB/U Status Gizi indeks BB/TB
Gz BaikGz
KurangGz Buruk Total Normal Pendek
44
Tabel 12. Distribusi Pola Asuh kebersihan dan status Gizi Balita
Sumber : Data Primer
Tabel 13 Distribusi Pola Asuh kesehatan dan status Gizi Balita
Sumber : Data Primer
n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n %
Baik 65 73 2 2,2 0 0 67 75 62 70 4 4,5 1 1,1 67 75 2 2,2 62 70 3 3,4 0 0 67 75
Tidak Baik 20 23 1 1,1 1 1,1 22 25 20 23 2 2,2 0 0 22 25 0 0 18 20 3 3,4 1 1,1 22 25
Total 85 96 3 3,4 1 1,1 89 100 82 92 6 6,7 1 1,1 89 100 2 2,2 80 90 6 6,7 1 1,1 89 100
Sangat
kurusTotalPendek tinggi Total Gemuk Normal Kurus
Pola Asuh
Kebersihan
Status Gizi indeks BB/U Status Gizi indeks TB/U Status Gizi indeks BB/TB
Gz BaikGz
KurangGz Buruk Total Normal
n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n %
Baik 84 94 3 3,4 0 0 87 98 80 90 6 6,7 1 1,1 88 98 2 2,2 79 89 6 6,7 0 0 87 98
Tidak Baik 1 1,1 0 0 1 1,1 2 2,2 2 2,2 0 0 0 0 2 2,2 0 0 1 1,1 0 0 1 1,1 2 2,2
Total 85 96 3 3,4 1 1,1 89 100 82 92 6 6,7 1 1,1 89 100 2 2,2 80 90 6 6,7 1 1,1 89 100
KurusSangat
kurusTotalNormal Pendek tinggi Total Gemuk Normal
Pola Asuh
Kesehatan
Status Gizi indeks BB/U Status Gizi indeks TB/U Status Gizi indeks BB/TB
Gz BaikGz
KurangGz Buruk Total
45
Pada Tabel 11 diatas menunjukkan bahwa Pola Asuh makan dengan
kategori baik sebagian besar (84,3%) berdasarkan indeks BB/U berstatus gizi
baik, dan sebagian kecil (2,2%) berstatus Gizi kurang.
Pola Asuh Makan dengan kategori baik sebagian besar (79,8%)
berdasarkan indeks TB/U berstatus gizi Normal, dan sebagian kecil (5,6%)
berstatus Gizi Pendek, dan sebagian kecil (1,1%) berstatus Gizi Tinggi.
Pola Asuh Makan dengan kategori baik sebagian besar (80,9%)
berdasarkan indeks BB/TB berstatus gizi Normal, dan sebagian kecil (3,4%)
berstatus Gizi Kurus, dan sebagian kecil (2,2%) berstatus Gizi Gemuk.
Pada Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa Pola Asuh Kebersihan
dengan kategori baik sebagian besar (73%) berdasarkan indeks BB/U berstatus
gizi baik, dan sebagian kecil (2,2%) berstatus Gizi kurang.
Pola Asuh Kebersihan dengan kategori baik sebagian besar (69,7%)
berdasarkan indeks TB/U berstatus gizi Normal, dan sebagian kecil (4,5%)
berstatus Gizi Pendek, dan sebagian kecil (1,1%) berstatus Gizi Tinggi.
Pola Asuh Kebersihan dengan kategori baik sebagian besar (69,7%)
berdasarkan indeks BB/TB berstatus gizi Normal, dan sebagian kecil (3,4%)
berstatus Gizi Kurus, dan sebagian kecil (2,2%) berstatus Gizi Gemuk.
Pada Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa Pola Asuh Kesehatan dengan
kategori baik hamper seluruhnya (94,4%) berdasarkan indeks BB/U berstatus
gizi baik, dan sebagian kecil (3,4%) berstatus Gizi kurang.
46
Pola Asuh Kesehatan dengan kategori hampir seluruhnya (97,8%)
berdasarkan indeks TB/U berstatus gizi Normal, dan sebagian kecil (6,7%)
berstatus Gizi Pendek, dan sebagian kecil (1,1%) berstatus Gizi Tinggi.
Pola Asuh Kesehatan dengan kategori baik sebagian besar (88,8%)
berdasarkan indeks BB/TB berstatus gizi Normal, dan sebagian kecil (6,7%)
berstatus Gizi Kurus, dan sebagian kecil (2,2%) berstatus Gizi Gemuk.
B. PEMBAHASAN
1. Gambaran Status Gizi Balita usia 6 – 59 bulan
Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi
didalam tubuh. Bila tubuh cukup memperoleh zat – zat gizi dan digunakan
secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara
umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2001).
Hasil penelitian status gizi balita berdasarkan indeks :
1) BB/U
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (95,5 %) bersatatus
Gizi Baik dan sebagian kecil (3,4%) bersatus Gizi Kurang dan (1,1%)
berstatus Gizi Buruk. Hal ini menggambarkan bahwa hampir semua balita
diwilayah kerja puskesmas Nambo berstatus gizi baik, sebagian kecil
berstatus gizi kurang dan masih ada yang berstatus gizi buruk yaitu 1 orang,
dari kelurahan Tondonggeu
47
2) TB/U
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (92,1% ) berstatus
Gizi Normal dan sebagian kecil (6,7%) bersatus Gizi Pendek dan (1,1%)
berstatus Gizi Tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar balita
di wilayah kerja Puskesmas Nambo bestatus gizi normal, dan sebagian kecil
berstatus Gizi Pendek dan Gizi Tinggi.
3) BB/TB
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil yaitu (2,2%)
berstatus Gizi Gemuk, sebagian besar (89,9%) berstatus Gizi Normal dan
sebagian kecil (6,7%) bersatus Gizi Kurus dan sebagian kecil (1,1%)
berstatus Gizi Sangat Kurus.
Hasil Penelitian berdasarkan tiga indeks status gizi balita di wilayah
kerja Puskesmas Nambo menggambarkan bahwa sebagian besar status gizi
balita baik dan normal.
2. Gambaran Pola Asuh Makan Pada Balita usia 6 – 59 bulan
Pola asuh makan adalah cara makan seseorang atau sekelompok orang
dalam memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh
fisiologi, psikologi budaya dan sosial (Waryana, 2010). Pada prinsipnya
pemberian makanan kepada balita bertujuan untuk mencukupi zat – zat gizi yang
dibutuhkan balita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pola Asuh Makan pada balita
sebagian besar (86,5%) dalam kategori baik, dan sebagian kecil (13,5%) dalam
kategori tidak baik. Hal ini menggambarkan bahwa Pola asuh makan oleh
48
ibu – ibu balita diwilayah kerja Puskesmas Nambo sebagian besar kategori baik
dan hanya sebagian kecil dengan kategori tidak baik. Pola asuh adalah salah satu
faktor yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam hal
ini ibu, dalam proses pengasuhan sangatlah penting karena pemberian nutrisi
yang lengkap dan seimbang dapat menjadi dasar untuk tumbuh kembang anak
yang optimal (Fikawati, dkk dalam Munawaroh 2015).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Setyowati dkk (2017),
menyimpulkan bahwa peran ibu yang paling berpengaruh terhadap status gizi
balita adalah pola asuh makanan.
3. Gambaran Pola Asuh Kebersihan Pada Balita usia 6 – 59 bulan
Anwar (2000), menyatakan asuh kesehatan meliputi perilaku ibu
memelihara kebersihan rumah, hygiene makanan, dan sanitasi lingkungan.
Pemberian nutrisi tanpa memperhatikan kebersihan akan meningkatkan risiko
balita mengalami infeksi, seperti diare.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pola Asuh Kebersihan sebagian
besar (75,3%) dalam kategori baik dan sebagian kecil (24,7%) dalam kategori
tidak baik. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar kesadaran ibu – ibu
balita diwilayah kerja Puskesmas Nambo sudah baik dan sebagian kecil saja
yang tidak baik.
4. Gambaran Pola Asuh Kesehatan Pada Balita usia 6 – 59 bulan
Asuh kesehatan berdasarkan aspek pola asuh menurut Engle et.al (1997),
meliputi perawatan anak balita dalam keadaan sakit seperti pencari pelayanan
kesehatan. Status kesehatan merupakan salah satu aspek pola asuh yang dapat
49
mempengaruhi status gizi balita kearah yang lebih baik. Balita merupakan
kelompok yang rentan terhadap penyakit. Hal ini berkaitan dengan interaksi
terhadap sarana dan prasarana yang ada di lingkungan rumah tangga dan
lingkungan sekelilingnya
Hasil penelitian menunjukkann bahwa Pola Asuh Kesehatan sebagian
besar (97,8%) dalam kategori baik dan sebagian kecil (2,2%) dalam kategori
tidak baik. Hal ini menggambarkan bahwa pola asuh ibu dalam pola asuh
kesehatan sangat baik, kesadaran ibu – ibu untuk memeriksakan anaknya ketika
sakit ke tempat pelayanan kesehatan.