Bab IV Analisis Hasil Penelitian dan · PDF filedata berasal dari populasi yang memiliki...
Transcript of Bab IV Analisis Hasil Penelitian dan · PDF filedata berasal dari populasi yang memiliki...
38
Bab IV Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan
Analisis dilakukan untuk membuktikan hubungan antar variabel bebas dan terikat
serta antar variabel bebas. Mekanisme pembuktian hipotesis mengikuti kaidah
yang telah dipaparkan dalam sub bab II.11. Analisis data dilakukan berdasarkan
data yang diolah dari kuesioner yang dikembalikan oleh responden.
Dalam analisis data digunakan analisis korelasi dan regresi ganda, yang terlebih
dahulu data perlu dilakukan uji persyaratan analisis antara lain dilakukan
pengujian persyaratan analisis terhadap asumsi-asumsi bahwa data harus
homogenitas, normalitas, dan linieritas.
IV.1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Pengujian validitas dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis faktor dan analisis
item. Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing
indikator dengan skor total variabel. Analisis item dilakukan dengan
mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor total variabel. Korelasi
menggunakan korelasi pearson product moment.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik internal consistency teknik belah
dua yang dianalisis dengan menggunakan rumus Spearman Brown, sebagai
berikut :
rbrbr+
=12
11 (IV.1)
Dimana :
r11 = reliabilitas
rb = korelasi product moment
39
Uji coba instrumen sebaiknya dilakukan di luar jangkauan daerah yang akan
diteliti agar mendapatkan hasil yang valid dan reliabel. Hasil uji coba dilakukan
pada 10 responden pada Dinas Pendidikan, disebar secara acak. Hasil uji coba
sebagai berikut:
(1) Jumlah item uji coba variabel kesiapan Internet (ketersediaan infrastruktur
TIK) (X1) adalah 14 buah. Setelah dianalisis dengan uji validitas dan
reliabilitas, maka tidak terdapat item yang gugur, karena semua item valid
dan reliabel. Dengan demikian, jumlah item yang akan disebar pada
responden adalah tetap 14 buah.
(2) Jumlah item uji coba variabel pemanfaatan TIK (X2) adalah 16 buah.
Setelah dianalisis dengan uji validitas dan reliabilitas, maka terdapat item
yang gugur yaitu item no : A10d, A10e, A10f, dan A10g. Dengan
demikian, jumlah item yang akan disebar pada responden adalah 12 buah.
(3) Jumlah item uji coba variabel usaha pencapaian kecakapan TIK (X3)
adalah 7 buah. Setelah dianalisis dengan uji validitas dan reliabilitas, maka
tidak terdapat item yang gugur. Dengan demikian, jumlah item yang akan
disebar pada responden adalah tetap 7 buah.
(4) Jumlah item uji coba variabel usaha tingkat kecakapan TIK (X4) adalah 7
buah. Setelah dianalisis dengan uji validitas dan reliabilitas, maka tidak
terdapat item yang gugur. Dengan demikian, jumlah item yang akan
disebar pada responden adalah tetap 7 buah.
(5) Jumlah item uji coba variabel kesenjangan digital (Y) adalah 4 buah.
Setelah dianalisis dengan uji validitas dan reliabilitas, maka tidak terdapat
item yang gugur. Dengan demikian, jumlah item yang akan disebar pada
responden adalah tetap 4 buah.
Perhitungan uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran C.
IV.2. Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisis ini adalah untuk menguji apakah data memenuhi
persyaratan kondisi analisis korelasi dan regresi atau tidak, yaitu bahwa data harus
homogenitas, normalitas, dan lineritas.
40
IV.2.1. Uji Homogenitas dan Normalitas Distribusi
Pengujian homogenitas dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan di bawah ini.
Tabel IV.1 Tabel hasil uji homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
X1 Based on Mean .339 4 95 .851 Based on Median .276 4 95 .893 Based on Median and with adjusted df .276 4 91.145 .893 Based on trimmed mean .312 4 95 .869X2 Based on Mean .239 4 95 .916 Based on Median .160 4 95 .958 Based on Median and with adjusted df .160 4 92.484 .958 Based on trimmed mean .245 4 95 .912X3 Based on Mean 1.369 4 95 .251 Based on Median 1.229 4 95 .304 Based on Median and with adjusted df 1.229 4 89.083 .304 Based on trimmed mean 1.428 4 95 .231X4 Based on Mean .158 4 95 .959 Based on Median .125 4 95 .973 Based on Median and with adjusted df .125 4 93.034 .973 Based on trimmed mean .152 4 95 .962
Hasil yang ditunjukkan oleh Tabel IV.1 di atas adalah untuk menguji apakah
sampel yang diambil mempunyai varians yang sama (homogen). Pedoman
mengambil keputusan adalah :
(1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, data berasal dari
populasi yang memiliki varians tidak sama.
(2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, data berasal dari
populasi yang memiliki varians sama.
Pada hasil di atas, terlihat bahwa signifikansi mean (rata-rata) seluruh variabel
(X1, X2, X3 dan X4) berada di atas 0,05 (misal Sig. mean X1= 0,851). Demikian
pula jika dasar pengukuran dari median data, angka Sig. keempat variabel bebas
berada di atas 0,05 (misal sig median X1 = 0,893). Maka bisa dikatakan bahwa
data berasal dari populasi yang memiliki varians sama atau disebut homogen.
Sedangkan pengujian normalitas distribusi dengan menggunakan Plot (Q-Q Plot)
dapat dilihat pada gambar di lampiran E. Pada lampiran D, gambar Q-Q Plot
dibuat untuk seluruh variabel bebas X1, X2, X3 dan X4. Pada gambar Q-Q Plot
menunjukkan bahwa jika suatu distribusi data normal, data akan tersebar di
41
sekeliling garis. Garis itu berasal dari nilai skor z. Dari gambar, terlihat bahwa
seluruh data pada variabel bebas tersebar di sekeliling garis. Oleh sebab itu dapat
dikatakan bahwa distribusi adalah normal. Kesimpulan dari uji analisis ini adalah
analisis korelasi maupun regresi dapat dilanjutkan.
IV.2.2. Uji Linieritas Regresi
Pada bagian ini akan dilakukan pengujian linieritas regresi. Berikut adalah hasil
pengujian linieritas regresi seperti yang ditunjukkan pada Tabel IV.2 di bawah ini.
Tabel IV.2 Tabel ANOVA untuk regresi linier
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 17.150 4 4.287 6.186 .000(a) Residual 65.840 95 .693 Total 82.990 99
a Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b Dependent Variable: Y
Analisis dari uji Anava atau F test yang ditunjukkan pada Tabel IV.2 di atas,
didapat F hitung adalah 6,186 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena
probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai
untuk memprediksi variabel terikat Y atau variabel pengurangan kesenjangan
digital.
IV.3. Analisis Data
Pada bagian ini akan dilakukan serangkaian pengujian terhadap hipotesis dengan
menggunakan teknik analisis statistik yang sudah ditentukan semula, yaitu analisis
korelasi, regresi baik sederhana maupun ganda akan diuraikan pada bagian
selanjutnya.
42
IV.3.1. Analisis Korelasi untuk Kesiapan Internet (X1) terhadap
Pengurangan Kesenjangan Digital (Y)
Pengaruh variabel kesiapan internet (X1) terhadap variabel pengurangan
kesenjangan digital (Y) dengan menggunakan uji T, sedangkan besarnya pengaruh
diketahui berdasarkan angka Beta atau Standadized Coefficients. seperti yang
digambarkan dalam Tabel IV.3 di bawah ini.
Tabel IV.3 Hasil analisis korelasi X1 terhadap Y Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.648 1.681 .980 .329 X1 .231 .089 .254 2.599 .011
a Dependent Variable: Y
Hubungan linier antara kesiapan internet (X1) terhadap pengurangan kesenjangan
digital (Y) dapat ditentukan sebagai berikut:
(1) Penentuan hipotesis
H0 = tidak ada hubungan linier antara kesiapan internet (X1) terhadap
pengurangan kesenjangan digital.
H1 = ada hubungan linier antara kesiapan internet (X1) terhadap
pengurangan kesenjangan digital.
(2) Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan cara membandingkan nilai
angka t penelitian dengan angka t tabel. Jika t penelitian > t tabel maka H0
ditolak dan H1 diterima, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis
SPSS (Tabel IV.3) maka angka t penelitian sebesar 2,599, sedangkan
angka t tabel sebesar 1,98 (nilai derajat kebebasan 100-2 = 98, taraf
signifikansi 0,05).
(3) Maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat
hubungan linier antara kesiapan internet terhadap pengurangan
kesenjangan digital. Besar pengaruhnya adalah 25,4%.
43
IV.3.2. Analisis Korelasi untuk Pemanfaatan TIK (X2) terhadap
Pengurangan Kesenjangan Digital (Y)
Pengaruh variabel pemanfaatan TIK (X2) terhadap variabel pengurangan
kesenjangan digital (Y) dengan menggunakan uji T, sedangkan besarnya pengaruh
diketahui berdasarkan angka Beta atau Standadized Coefficients. seperti yang
digambarkan dalam Tabel IV.4di bawah ini.
Tabel IV.4 Hasil analisis korelasi X2 terhadap Y Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.795 1.145 2.441 .016 X2 .185 .066 .274 2.816 .006
a Dependent Variable: Y
Hubungan linier antara pemanfaatan TIK (X2) terhadap kesenjangan digital (Y)
dapat ditentukan dengan cara yang sama dengan cara di atas.
(1) Penentuan hipotesis
H0 = tidak ada hubungan linier antara pemanfaatan TIK (X2) terhadap
pengurangan kesenjangan digital.
H1 = ada hubungan linier antara pemanfaatan TIK (X2) terhadap
pengurangan kesenjangan digital.
(2) Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan cara membandingkan nilai
angka t penelitian dengan angka t tabel. Jika t penelitian > t tabel maka H0
ditolak dan H1 diterima, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis
SPSS (Tabel IV.4) maka angka t penelitian sebesar 2,816, sedangkan
angka t tabel sebesar 1,98 (nilai derajat kebebasan 100-2 = 98, taraf
signifikansi 0,05).
(3) Maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat
hubungan linier antara pemanfaatan TIK terhadap pengurangan
kesenjangan digital. Besar pengaruhnya adalah 27,4%.
44
IV.3.3. Analisis Korelasi Upaya Pencapaian Kecakapan TIK (X3) terhadap
Pengurangan Kesenjangan Digital (Y)
Pengaruh variabel usaha pencapaian kecakapan TIK (X3) terhadap variabel
pengurangan kesenjangan digital (Y) dengan menggunakan uji T, sedangkan
besarnya pengaruh diketahui berdasarkan angka Beta atau Standadized
Coefficients. seperti yang digambarkan dalam Tabel IV.5 di bawah ini.
Tabel IV.5 Hasil analisis korelasi antara X3 terhadap Y Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.477 .846 4.109 .000 X3 .233 .077 .291 3.009 .003
a Dependent Variable: Y Hubungan linier antara usaha pencapaian kecakapan TIK (X3) terhadap
pengurangan kesenjangan digital (Y) dapat ditentukan dengan cara yang sama
dengan cara di atas.
(1) Penentuan hipotesis
H0 = tidak ada hubungan linier antara usaha pencapaian kecakapan
TIK (X3) terhadap pengurangan kesenjangan digital.
H1 = ada hubungan linier antara usaha pencapaian kecakapan TIK
(X3) terhadap pengurangan kesenjangan digital.
(2) Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan cara membandingkan nilai
angka t penelitian dengan angka t tabel. Jika t penelitian > t tabel maka H0
ditolak dan H1 diterima, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis
SPSS (Tabel IV.5 maka angka t penelitian sebesar 3,009, sedangkan angka
t tabel sebesar 1,98 (nilai derajat kebebasan 100-2 = 98, taraf signifikansi
0,05).
(3) Maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat
hubungan linier antara usaha pencapaian kecakapan TIK terhadap
pengurangan kesenjangan digital. Besar pengaruhnya adalah 29,1%.
45
IV.3.4. Analisis Korelasi Tingkat Kecakapan TIK (X4) terhadap
Pengurangan Kesenjangan Digital (Y)
Pengaruh variabel tingkat kecakapan TIK (X4) terhadap variabel pengurangan
kesenjangan digital (Y) dengan menggunakan uji T, sedangkan besarnya pengaruh
diketahui berdasarkan angka Beta atau Standadized Coefficients. seperti yang
digambarkan dalam Tabel IV.6 di bawah ini.
Tabel IV.6 Hasil analisis korelasi antara X4 terhadap Y Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.413 .921 2.619 .010 X4 .401 .102 .368 3.922 .000
a Dependent Variable: Y Hubungan linier antara tingkat kecakapan TIK (X4) terhadap kesenjangan digital
(Y) dapat ditentukan dengan cara yang sama dengan cara di atas.
(1) Penentuan hipotesis
H0 = tidak ada hubungan linier antara tingkat kecakapan TIK (X4)
terhadap pengurangan kesenjangan digital.
H1 = ada hubungan linier antara tingkat kecakapan TIK (X4) terhadap
pengurangan kesenjangan digital.
(2) Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan cara membandingkan nilai
angka t penelitian dengan angka t tabel. Jika t penelitian > t tabel maka H0
ditolak dan H1 diterima, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis
SPSS (Tabel IV.6 maka angka t penelitian sebesar 3,922, sedangkan angka
t tabel sebesar 1,98 (nilai derajat kebebasan 100-2 = 98, taraf signifikansi
0,05).
(3) Maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat
hubungan linier antara tingkat kecakapan TIK terhadap pengurangan
kesenjangan digital. Besar pengaruhnya adalah 36,8%.
46
IV.3.5. Analisis Korelasi antar Variabel X1 terhadap X2, X3, X4
Korelasi antar variabel bebas dapat dilihat dalam Tabel IV.7
Tabel IV.7 Hasil analisis korelasi bivariate antar variabel Correlations
X1 X2 X3 X4 Pearson Correlation 1 .626(**) .547(**) .436(**)
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000
X1
N 100 100 100 100 Pearson Correlation .626(**) 1 .340(**) .156
Sig. (2-tailed) .000 . .001 .122
X2
N 100 100 100 100 Pearson Correlation .547(**) .340(**) 1 .247(*)
Sig. (2-tailed) .000 .001 . .013
X3
N 100 100 100 100 Pearson Correlation .436(**) .156 .247(*) 1
Sig. (2-tailed) .000 .122 .013 .
X4
N 100 100 100 100 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Berdasarkan Tabel IV.7 relasi X1 dengan X2, X3 adalah sebesar 0,626, 0,547, Hal
ini menunjukkan korelasi yang cukup kuat (karena di atas 0,5) dan signifikan.
Sedangkan korelasi X1 dengan X4 (0,436), korelasi X2 dengan X3, X4 (0,340,
0,156) dan korelasi X3 dan X4 (0,247) menunjukkan korelasi yang lemah (karena
di bawah 0,5).
IV.3.6. Analisis Korelasi dan Regresi Ganda X1, X2, X3X4 secara Gabungan
dengan Pengurangan Kesenjangan Digital (Y)
Analisis data pada bagian ini adalah pengolahan nilai besar pengaruh variabel-
variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) secara bersama-sama terhadap pengurangan
kesenjangan digital. Hasil pengolahan ditunjukkan pada tabel-tabel di bawah ini.
47
Tabel IV.8 Hasil analisis korelasi X1, X2, X3, X4 terhadap Y Correlations
Y X1 X2 X3 X4 Y 1.000 .254 .274 .291 .368X1 .254 1.000 .626 .547 .436X2 .274 .626 1.000 .340 .156X3 .291 .547 .340 1.000 .247
Pearson Correlation
X4 .368 .436 .156 .247 1.000Y . .001 .003 .002 .000X1 .001 . .000 .000 .000X2 .003 .000 . .000 .061X3 .002 .000 .000 . .007
Sig. (1-tailed)
X4 .000 .000 .061 .007 .Y 100 100 100 100 100X1 100 100 100 100 100X2 100 100 100 100 100X3 100 100 100 100 100
N
X4 100 100 100 100 100
Tabel IV.9 Hasil analisis korelasi ganda X1, X2, X3, X4 terhadap Y Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .466(a) .217 .184 .827 a Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b Dependent Variable: Y
Tabel IV.10 Hasil ringkasan Anova untuk uji signifikan ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 18.041 4 4.510 6.597 .000(a) Residual 64.949 95 .684 Total 82.990 99
a Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b Dependent Variable: Y
Tabel IV.11 Hasil analisis regresi ganda X1, X2, X3, X4 terhadap Y Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) .734 1.588 .462 .645 X1 .162 .130 .178 1.250 .214 X2 .174 .080 .258 2.181 .032 X3 .171 .087 .213 1.969 .052 X4 .385 .112 .353 3.451 .001
a Dependent Variable: Y
48
IV.4. Interpretasi Data
Membahas hasil penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap pengujian
hipotesis. Walaupun hasil analisis statistik itu sendiri sudah merupakan suatu
kesimpulan, tetapi belum memadai tanpa ada pembahasan yang dikaitkan dengan
rumusan masalah. Pembahasan pengujian hipotesis diuraikan sebagai berikut.
Berdasarkan nilai R square yang menunjukkan besarnya pengaruh secara
gabungan variabel korelasi kesiapan internet (X1), pemanfaatan TIK (X2), upaya
pencapaian kecakapan TIK (X3), dan tingkat kecakapan TIK(X4) (lihat tabel
IV.9), maka dapat dihitung nilai koefisien determinasi dengan rumus sebagai
berikut :
KD = R square (r2) x 100% (IV.2)
= 21,7%
Angka tersebut berarti bahwa variabel kesiapan internet (X1), pemanfaatan TIK
(X2), upaya pencapaian kecakapan TIK (X3), dan tingkat kecakapan TIK (X4)
mempengaruhi pengurangan kesenjangan digital sebesar 21,7%. Sisanya sebesar
78,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model yang dikembangkan.
Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan kebenaran pengaruh variabel X1, X2,
X3, dan X4 terhadap Y. Uji hipotesis menggunakan uji angka F dengan
menggunakan hasil pengolahan data dalam tabel IV.10.
Hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
H0 = tidak ada hubungan linier antara variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y
H1 = ada hubungan linier antara variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y
Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F penelitian dengan nilai
F tabel. Berdasarkan perhitungan SPSS maka didapatkan nilai F penelitian adalah
6,186. Nilai F tabel dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 dan derajat kebebasan
dengan ketentuan numerator : jumlah variabel – 1 atau 4 dan denumerator sebesar
49
sampel-4 atau 96, maka didapatkan nilai F tabel sebesar 2,46. Berdasarkan nilai
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima atau terdapat
hubungan linier antara kesiapan internet (X1), pemanfaatan TIK (X2), usaha
pencapaian kecakapan TIK (X3), dan tingkat kecakapan TIK (X4) terhadap
pengurangan kesenjangan digital (Y).
Persamaan regresi ganda dari rumus II.4 adalah
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 (IV.1)
= 0,734 + 0,178 X1 + 0,258X2 + 0,213X3 + 0,353X4
Dimana :
X1 = kesiapan internet
X2 = pemanfaatan TIK
X3 = upaya pencapaian kecakapan TIK
X4 = tingkat kecakapan TIK
Y = pengurangan kesenjangan digital
Konstanta sebesar 0,734 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari
variabel kesiapan internet (X1), pemanfaatan TIK (X2), upaya pencapaian
kecakapan TIK (X3), dan tingkat kecakapan TIK (X4), maka nilai pengurangan
kesenjangan digital (Y) adalah sebesar 0,734. Koefisien regresi dari nilai kesiapan
internet sebesar 0,178 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +)
satu skor akan memberikan peningkatan skor sebesar 0,178, dan begitu seterusnya
untuk variabel-variabel lainnya.
Berdasarkan Tabel IV.10 dari uji anova atau Ftes, ternyata didapat Fhitung adalah
6,597 dengan tingkat signifikan 0,000 karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil
dari 0,05 sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi pengurangan
kesenjangan digital. Untuk menguji signifikansi kesiapan internet, pemanfaatan
TIK, upaya pencapaian kecakapan TIK, dan tingkat kecakapan TIK secara
simultan terhadap pengurangan kesenjangan digital sebagai berikut :
50
Kaidah pengujian signifikansi regresi berganda :
Jika Fhitung > Ftabel, maka signifikan
Jika Fhitung < Ftabel, maka tidak signifikan
Ternyata Fhitung > Ftabel atau 6,597 > 2,46 maka signifikan.
IV.5. Pengukuran Pengurangan Kesenjangan Digital
Konsep pengukuran pengurangan kesenjangan digital yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mengacu pada konsep yang dijelaskan oleh Prof. Dr.
Sugiyono (23). Pada konsep tersebut dijelaskan bahwa pengukuran nilai
pengurangan kesenjangan digital dapat dilakukan dengan cara:
(1) Menentukan nilai atau skor ideal; skor ideal adalah skor dimana responden
memberikan nilai maksimal.
(2) Menentukan skor hasil penelitian.
(3) Membandingkan skor hasil penelitian dengan skor ideal.
Untuk keperluan tersebut maka terdapat empat variabel yang akan dihitung yaitu
kesiapan internet, pemanfaatan TIK, upaya pencapaian kecakapan TIK, dan
tingkat kecakapan TIK sebagai berikut :
(1) Skor ideal untuk penelitian pengurangan kesenjangan digital :
100 x 2 x 44 = 8800
(2) Skor hasil penelitian untuk pengurangan kesenjangan digital : 601
(3) Perbandingan skor hasil penelitian dengan skor ideal adalah :
601/8800 = 0,7
Berdasarkan model tahapan pengurangan kesenjangan digital yang sudah
dirancang pada sub bab III.4 maka pengurangan kesenjangan digital pada guru-
guru SMU Negeri Kotamadya Bandung telah mencapai tahap 3, dengan skor 0,7.
Hal ini berarti guru-guru SMU Negeri Kotamadya Bandung telah mencapai
kondisi pengurangan kesenjangan digital sebagai berikut :
51
(1) Sudah ada upaya untuk kesiapan internet dalam hal ketersediaan akses
TIK di rumah dan di tempat kerja.
(2) Dari sisi pemanfaatan TIK, sudah pada tahap pernah berinternet, dapat
memanfaatkan internet untuk mendapatkan informasi, serta sudah bisa
menggunakan email.
(3) Dari sisi upaya pencapaian TIK, sudah melakukan upaya pelatihan TIK
dan pembelajaran sendiri demi keperluan pekerjaan sekarang dan masa
datang.
(4) Dari sisi tingkat kecakapan TIK, sudah berada pada tahap percaya diri
dalam mencari informasi di internet, menggunakan search engine, email,
dan dapat membaca web berbahasa inggris. Tetapi masih belum percaya
diri untuk menggunakan internet chat-room, membuat web/halaman
internet personal, mendownload serta menginstalasi perangkat lunak ke
perangkat TIK.
IV.6. Analisis Kondisi Responden
Pada bagian ini akan dilakukan analisis mengenai kondisi responden dalam
rangka pengurangan kesenjangan digital. Dari hasil survei, analisis kondisi para
responden dibagi dalam beberapa analisis berikut ini :
(1) Analisis antara upaya yang dilakukan responden dalam hal pencapaian
kecakapan TIK terhadap ketersediaan akses TIK.
(2) Analisis antara tingkat kecakapan TIK responden terhadap ketersediaan
akses TIK.
(3) Analisis antara pemanfaatan TIK oleh responden terhadap ketersediaan
akses TIK.
(4) Analisis pendapat responden mengenai internet
Masing-masing analisis dijelaskan pada bagian selanjutnya.
52
IV.6.1. Analisis dalam Hal Upaya Pencapaian Kecakapan TIK dengan
Ketersediaan Akses TIK
Analisis dalam hal motivasi responden melakukan upaya pencapaian kecakapan
TIK dengan ketersediaan akses TIK dilakukan untuk mendapatkan kejelasan
sejauh mana responden sudah melakukan upaya pencapaian kecakapan TIK baik
ketika akses TIK sudah tersedia maupun belum tersedia. Analisis akan dibuat
dalam bentuk kuadran I hingga IV agar mempermudah pembacaan hasil analisis,
seperti yang tampak pada Gambar IV.1. Akses TIK Tersedia Tidak Tersedia
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
Gambar IV.1 Kuadran upaya responden dan ketersediaan akses TIK
Penjelasan setiap kuadran adalah sebagai berikut :
(1) Kuadran I : Responden dalam kuadran I adalah responden yang
memiliki upaya tinggi dalam upaya pencapaian kecakapan TIK dan akses
TIK sudah tersedia. Pada kuadran I ini adalah kondisi ideal.
(2) Kuadran II : Responden yang termasuk dalam kuadran II adalah
responden yang memiliki upaya tinggi dalam upaya pencapaian kecakapan
TIK dan akses TIK tidak tersedia.
(3) Kuadran III : Responden yang sesuai dengan kuadran III adalah responden
yang memiliki upaya rendah dalam upaya pencapaian kecakapan TIK
padahal akses TIK sudah tersedia.
(4) Kuadran IV: Kriteria kuadran IV adalah responden yang memiliki upaya
rendah dalam upaya pencapaian kecakapan TIK dan akses TIK tidak
tersedia. Dalam kuadran ini, responden berada dalam kondisi yang
terburuk.
Upaya Responden
Tinggi
Rendah
53
Penjelasan kriteria responden dalam setiap kuadran seperti yang digambarkan
dalam Tabel IV.12 berikut ini.
Tabel IV.12 Kriteria responden kuadran upaya responden dan akses TIK Jawaban Item untuk Kuadran : No. Kriteria Responden
I II III IV Upaya Pencapaian Kecakapan TIK 1. Responden sudah melakukan
upaya pembelajaran sendiri yang berkaitan dengan pekerjaan sekarang
Minimal Salah satu C3 dan C4 = Ya C4 dan C3 = Tidak
Jawaban Item untuk Kuadran : No. Kriteria Responden I II III IV
2. Responden sudah melakukan upaya pembelajaran sendiri yang berkaitan dengan pekerjaan masa datang
Minimal Salah satu C3 dan C4 = Ya C4 dan C3 = Tidak
Ketersediaan akses TIK 3. Terdapat jaringan komputer di
tempat responden bekerja jaringan = Ya
jaringan = Tidak
jaringan = Ya
Jaringan = Tidak
4. Terdapat fasilitas on-line di tempat responden bekerja
on-line = Ya
on-line = Tidak
on-line = Ya
on-line = Tidak
5. Responden memiliki fasilitas komputer di rumah atau di tempat bekerja
A1 dan A4 = Ya
Salah satu A1 atau A4 = tidak
A1 dan A4 = Ya
Salah satu A1 atau A4 = tidak
6. Responden memiliki akses internet di tempat bekerja
A8b =ya A8b = tidak
A8b = Ya
A8b = Tidak
Berikut hasil analisis ditampilkan dalam Gambar IV.2.
Akses TIK Tersedia Tidak Tersedia
Kuadran I
3 orang
Kuadran II
89 orang
Kuadran III
Tidak ada
Kuadran IV
8 orang
Gambar IV.2 Hasil analisis antara upaya dan ketersediaan akses TIK
Dari hasil analisis pada Gambar IV.2 di atas, terlihat bahwa hampir seluruh
responden (89%) sudah memiliki upaya yang tinggi untuk berusaha belajar sendiri
kecakapan TIK yang mendukung pekerjaan sekarang maupun yang akan datang,
Tinggi
Upaya Responden
Rendah
54
walaupun akses TIK tidak tersedia. Dan tidak ada responden yang memiliki upaya
rendah padahal akses TIK tersedia.
IV.6.2. Analisis dalam Hal Tingkat Kecakapan TIK dengan Ketersediaan
Akses TIK
Analisis antara tingkat kecakapan TIK dengan akses TIK ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran mengenai kondisi tingkat kecakapan TIK dengan akses
TIK yang tersedia atau tidak tersedia. Hasil analisis digambarkan dalam bentuk
kuadran I hingga IV seperti gambar berikut ini. Akses TIK Tersedia Tidak Tersedia
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
Gambar IV.3 Kuadran tingkat kecakapan TIK dan ketersediaan akses TIK
Setiap kuadran memiliki penjelasan sebagai berikut :
(1) Kuadran I : Responden dalam kuadran I adalah responden yang
percaya diri sepenuhnya untuk tingkat kecakapan TIK tinggi dan akses
TIK sudah tersedia. Pada kuadran I ini adalah kondisi ideal.
(2) Kuadran II : Responden yang termasuk dalam kuadran II adalah
responden yang percaya diri sepenuhnya untuk tingkat kecakapan TIK dan
akses TIK tidak tersedia.
(3) Kuadran III : Responden yang sesuai dengan kuadran III adalah responden
yang percaya diri sebagian untuk tingkat kecakapan TIK padahal akses
TIK sudah tersedia.
(4) Kuadran IV: Kriteria kuadran IV adalah responden yang percaya diri
sebagian untuk tingkat kecakapan TIK dan akses TIK tidak tersedia.
Dalam kuadran ini, responden berada dalam kondisi yang terburuk.
Terdapat 5 kriteria responden untuk setiap kuadran tingkat kecakapan TIK dan
akses TIK, yang dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tingkat Kecakapan
TIK
Percaya diri sepenuhnya
Percaya diri sebagian
55
Tabel IV.13 Kriteria kuadran tingkat kecakapan TIK dan akses TIK Jawaban Item untuk Kuadran : No. Kriteria Responden
I II III IV Tingkat Kecakapan TIK 1. Tingkat kecakapan TIK Seluruh B1 a – B1 g =
percaya diri Sebagian B1 a – B1 g = Tidak percaya diri
Ketersediaan Akses TIK 2. Terdapat jaringan komputer di
tempat responden bekerja jaringan = Ya
jaringan = Tidak
jaringan = Ya
jaringan = Tidak
3. Terdapat fasilitas on-line di tempat responden bekerja
on-line = Ya
on-line = Tidak
on-line = Ya
on-line = Tidak
Jawaban Item untuk Kuadran : No. Kriteria Responden I II III IV
4. Responden memiliki fasilitas komputer di rumah atau di tempat bekerja
A1 dan A4 = Ya
Salah satu A1 atau A4 = tidak
A1 dan A4 = Ya
Salah satu A1 atau A4 = tidak
5. Responden memiliki akses internet di tempat bekerja
A8b =ya A8b = tidak A8b = Ya
A8b = Tidak
Analisis kondisi responden antara tingkat kecakapan TIK dengan ketersediaan
akses TIK dapat dilihat pada gambar berikut ini. Akses TIK Tersedia Tidak Tersedia
Kuadran I
Tidak ada
Kuadran II
Tidak ada
Kuadran III
3 orang
Kuadran IV
97 orang
Gambar IV.4 Hasil analisis tingkat kecakapan TIK dengan akses TIK
Berdasarkan analisis yang dijelaskan pada Gambar IV.4, menunjukkan bahwa
tidak ada responden yang percaya diri seluruhnya dalam tingkat kecakapan TIK,
baik ketika akses TIK tersedia maupun tidak tersedia. Dan baru 3 responden yang
percaya diri sebagian padahal akses TIK sudah tersedia, sisanya 97% responden
sudah memiliki tingkat percaya diri sebagian untuk tingkat kecakapan TIK,
walaupun akses TIK tidak tersedia. Seluruh responden merasa percaya diri
sebagian karena rata-rata responden menjawab belum percaya diri dalam hal
menggunakan :
(1) Menggunakan e-mail untuk berkomunikasi dengan yang lain.
(2) Menggunakan internet chat-rooms untuk kontak dengan orang lain.
(3) Membuat web/halaman internet personal.
Tingkat Kecakapan TIK
Percaya diri seluruhnya
Percaya diri sebagian
56
(4) Mendownload dan menginstall perangkat lunak ke komputer.
IV.6.3. Analisis dalam Hal Pemanfaatan TIK dengan Ketersediaan Akses
TIK
Analisis antara hal pemanfaatan TIK oleh responden dengan ketersediaan akses
TIK dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai sejauh mana
responden sudah memanfaatkan TIK dalam kehidupan sehari-harinya baik untuk
mendukung pekerjaan maupun kepentingan pribadinya. Analisis akan dibuat
dalam bentuk kuadran I hingga IV, seperti pada Gambar IV.5. Akses TIK Tersedia Tidak Tersedia
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
Gambar IV.5 Kuadran pemanfaatan TIK dan ketersediaan akses TIK
Kuadran pemanfaatan TIK dan ketersediaan akses TIK dijelaskan sebagai berikut:
(1) Kuadran I : Responden dalam kuadran I adalah responden yang sudah
memanfaatkan TIK sepenuhnya dan akses TIK sudah tersedia. Pada
kuadran I ini adalah kondisi ideal.
(2) Kuadran II : Responden yang termasuk dalam kuadran II adalah
responden yang sudah memanfaatkan TIK sepenuhnya walaupun akses
TIK tidak tersedia.
(3) Kuadran III : Responden yang sesuai dengan kuadran III adalah responden
yang memanfaatkan TIK sebagian padahal akses TIK sudah tersedia.
(4) Kuadran IV: Kriteria kuadran IV adalah responden yang baru
memanfaatkan TIK sebagian walaupun akses TIK sudah tersedia.
Dalam kuadran pemanfaatan TIK dan akses TIK memiliki 7 kriteria yang
dijelaskan dalam tabel berikut.
Pemanfaatan TIK
Memanfaatkan seluruhnya
Memanfaatkan sebagian
57
Tabel IV.14 Kriteria pemanfaatan TIK dan akses TIK setiap kuadran Jawaban Item untuk Kuadran : No. Kriteria Responden
I II III IV Pemanfaatan TIK 1. Responden sudah mengirim
atau menerima e-mail A2 = Ya A2 = Tidak
2. Responden sudah pernah menggunakan internet A9 = Ya A9 = Tidak
3. Responden sudah pernah memanfaatkan internet
A10 a – A10 c = sudah seluruhnya
A10 a – A10 c = baru sebagian
Jawaban Item untuk Kuadran : No. Kriteria Responden I II III IV
Ketersediaan Akses TIK 4. Terdapat jaringan komputer di
tempat responden bekerja jaringan = Ya
jaringan = Tidak
jaringan = Ya
jaringan = Tidak
5. Terdapat fasilitas on-line di tempat responden bekerja
on-line = Ya
on-line = Tidak
on-line = Ya
on-line = Tidak
6. Responden memiliki fasilitas komputer di rumah atau di tempat bekerja
A1 dan A4 = Ya
Salah satu A1 atau A4 = tidak
A1 dan A4 = Ya
Salah satu A1 atau A4 = tidak
7. Responden memiliki akses internet di tempat bekerja
A8b =ya A8b = tidak
A8b = Ya
A8b = Tidak
Hasil analisis responden dalam hal pemanfaatan TIK dan ketersediaan akses TIK
seperti yang digambarkan berikut ini. Akses TIK Tersedia Tidak Tersedia
Kuadran I
Tidak ada
Kuadran II
Tidak ada
Kuadran III
3 orang
Kuadran IV
97 orang
Gambar IV.6 Hasil analisis antara pemanfaatan TIK dan akses TIK
Berdasarkan hasil analisis dari Gambar IV.6, ternyata tidak ada responden yang
sudah memanfaatkan TIK seluruhnya untuk keperluan pekerjaan maupun
kebutuhan kehidupan sehari-harinya. Baru 3 responden yang sudah tersedia akses
TIK tetapi masih memanfaatkan TIK sebagian. Dan sisanya, sebesar 97% dari
responden walaupun akses TIK tidak tersedia, tetapi sudah mencoba untuk
memanfaatkan TIK. 100% responden baru memanfaatkan TIK sebagian, karena
Pemanfaatan TIK
Memanfaatkan seluruhnya
Memanfaatkan sebagian
58
rata-rata responden belum pernah menggunakan internet dalam hal sebagai
berikut:
(1) untuk chatting dengan teman/relasi
(2) untuk menemukan informasi mengenai produk atau jasa
(3) untuk memesan produk atau jasa
(4) untuk melakukan online-banking atau membeli produk finansial
(5) untuk mencari beberapa informasi kesehatan
(6) untuk mencari pekerjaan
IV.6.4. Analisis Pendapat Responden Mengenai Internet
Analisis dilakukan terhadap jawaban dari kuesioner nomor A13, yang menyatakan
pendapat mengenai internet adalah :
a. memerlukan kemampuan komputer tingkat tinggi
b. tidak cukup mudah untuk mendapatkan aksesnya
c. terlalu banyak memerlukan waktu
d. terlalu mahal untuk menggunakannya
e. kurang berguna atau informasi kurang menarik
f. tidak ada sesuatu untuk saya
Hasil survei menyatakan yang berpendapat setuju sebanyak 39 orang, hal ini
berarti masih sekitar 40% (hampir setengah) guru menyatakan internet
memerlukan kemampuan komputer tingkat tinggi dan hampir 50% menyatakan
terlalu mahal untuk menggunakannya. Hasil survei dapat dilihat pada Gambar
IV.7.
59
Pendapat Internet
komputer tingkat tinggi
39 tidak mudah akses
25
terlalu banyak memerlukan w aktu, 32 terlalu
mahal, 47
informasi kurang
menarik, 11
tidak ada sesuatu 12
05
101520253035404550
internet
Res
pond
en
Gambar IV.7 Hasil survei pendapat internet
Hasil ini menunjukkan bahwa sekitar setengah dari jumlah guru yang disurvei
memang belum terbiasa menggunakan internet sehingga masih berpendapat setuju
membutuhkan kemampuan komputer tingkat tinggi. Hal ini perlu menjadi
perhatian pihak sekolah dan pemerintah.
IV.7. Permasalahan dan Penyebab Kesenjangan Digital
Dari hasil analisis pada sub bab IV.6, dapat diambil kesimpulan analisis kondisi
responden seperti yang dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel IV.15 Kesimpulan hasil analisis Ketersediaan Akses TIK Aspek Tingkat Tersedia Tidak tersedia
Tinggi 3 orang 89 orang Upaya pencapaian kecakapan TIK Rendah - 8 orang Memanfaatkan seluruhnya - -
Pemanfaatan TIK Memanfaatkan sebagian 3 orang 97 orang
Percaya diri sepenuhnya - -
Tingkat kecakapan TIK Percaya diri sebagian 3 orang 97 orang
Dari Tabel IV.15 didapat kesimpulan bahwa responden berada pada kondisi
terburuk (berada dalam kuadran IV) pada kondisi akses TIK tidak tersedia dengan
60
pemanfaatan TIK para responden belum memanfaatkan seluruhnya dan tingkat
kecakapan TIK yang belum percaya diri sepenuhnya. Sementara dalam hal upaya
pencapaian kecakapan TIK, 89% responden sudah memiliki upaya tinggi
walaupun akses TIK masih terbatas. Dan kesimpulan lainnya, hampir setengah
dari jumlah guru masih berpendapat bahwa internet memerlukan kemampuan
komputer tingkat tinggi.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat terlihat bahwa permasalahan utama yang
menyebabkan masih terjadinya kesenjangan digital adalah :
(1) Ketersediaan akses TIK yang masih terbatas.
(2) Tingkat kecakapan TIK; belum ada yang percaya diri sepenuhnya untuk
melakukan pemanfaatan pada akses internet dan sebagian masih setuju
bahwa internet membutuhkan kemampuan komputer tingkat tinggi.
(3) Dari sisi pemanfaatan TIK, belum ada yang sudah memanfaatkan akses
TIK sepenuhnya sebagai kebutuhan dalam pekerjaan dan kehidupan
sehari-hari.
Sementara itu, dalam hal upaya pencapaian kecakapan TIK sebagian besar sudah
memiliki upaya yang tinggi walaupun dengan segala akses TIK yang terbatas,
misal seorang guru tidak diberi satu komputer personal. Padahal dengan
tersedianya fasilitas akses TIK, selain dapat mengurangi kesenjangan digital,
seorang guru dapat meraih beberapa kesempatan seperti berikut :
(1) Pengembangan Profesional, diantaranya :
(a) Meningkatkan pengetahuan
(b) Berbagi sumber diantara rekan sejawat/sedepartemen
(c) Bekerjasama dengan guru-guru dari luar negeri
(d) Kesempatan untuk menerbitkan /mengumumkan secara langsung
(e) Mengatur komunikasi secara teratur
(f) Berpatisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik lokal maupun
internasional.
(2) Sumber bahan mengajar , diantaranya :
(a) Mengakses rencana belajar mengajar dan metodologi baru
(b) Bahan baku dan bahan jadi cocok untuk segala bidang pelajaran
61
(c) Mengumumkan dan berbagi sumber. Sangat tingginya
popularitas/sangat tingginya minat untuk meningkatkan siswa lebih
terfokus belajar.
Adapun penyebab permasalahan-permasalahan di atas, dari hasil wawancara
dengan beberapa responden yang berasal dari SMU yang berbeda, memiliki
jawaban yang hampir sama, yaitu di antaranya :
(1) Tidak memiliki dana untuk memenuhi kebutuhan akses dan perangkat
TIK, yang salah satunya menyebabkan guru tidak terbiasa menggunakan
TIK dalam pekerjaan/kebutuhan hidup sehari-harinya.
(2) Belum memiliki prioritas dalam hal penggunaan TIK dalam pekerjaannya.
(3) Sebagian besar guru masih kurang memiliki kompetensi TIK dan belum
terbiasa menggunakannya, sehingga tidak memiliki kepercayaan diri untuk
menggunakannya, apalagi dapat mengeksplorasi lebih jauh
pemanfaatannya baik untuk mendukung pekerjaan maupun keperluan
hidup sehari-harinya.
(4) Kurangnya media/sumber-sumber pembelajaran TIK untuk para guru.
(5) Tidak ada SDM teknis yang khusus mengelola dan memelihara
ketersediaan akses dan perangkat TIK. Karena sebenarnya, sebagai
contoh, seluruh SMU sudah pernah memiliki akses internet, tetapi karena
tidak ada yang khusus mengelola dan memelihara ketersediaan akses dan
perangkat TIK tersebut, maka pada akhirnya rusak, tidak berjalan, kena
virus, atau berhenti berlangganan internet.
IV.8. Strategi untuk Mengurangi Kesenjangan Digital
Berdasarkan hasil analisis kondisi permasalahan dan penyebab-penyebabnya yang
disebutkan pada sub bab IV.6 dan IV.7, maka diusulkan beberapa strategi yang
dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut dalam rangka mengurangi
kesenjangan digital sebagai berikut :
(1) Penanaman motivasi dan pembiasaan memanfaatkan TIK kepada tiap
individu; Hal ini bertujuan untuk bersama-sama berupaya mewujudkan
62
pola kerja/kehidupan baru dengan menggunakan TIK, karena terjadi pola
komunikasi yang berbeda, pola kerja yang berbeda, dan sebagainya.
Sehingga diharapkan para guru dapat beradaptasi dan membiasakan diri
untuk memanfaatkan ketersediaan akses TIK yang ada dengan optimal
untuk keperluan pekerjaan maupun kepentingan kehidupan sehari-hari
sehingga akan mengurangi kesenjangan digital. Bila masih terdapat
keterbatasan akses TIK (seperti kondisi responden saat ini) misal satu
komputer disediakan untuk beberapa orang guru, maka permasalahan ini
dapat diatasi dengan pembuatan jadwal pemakaian secara bergiliran.
Dengan pembuatan jadwal, diharapkan dapat membantu pembiasaan
terhadap pola kerja/kehidupan yang baru menggunakan TIK.
(2) Penyiapan SDM (guru); Sehingga SDM (guru) mampu mengembangkan
literasi TIK dan kompetensi guru dalam mengintegrasikan TIK ke dalam
pembelajaran. Bila perlu guru mengadopsi atau mengadaptasi strategi
pembelajaran yang telah terbukti efektif dan mengkomunikasikannya
dengan kolega.
(3) Penyediaan perangkat lunak untuk pembelajaran TIK internal sekolah;
Seperti buku, modul, LKS, program kaset audio, VCD/DVD, CD-ROM
interaktif, dan lain-lain, dapat dilakukan dengan cara membeli produk
yang telah ada di pasar atau memproduksi sendiri.
(4) Penyiapan fasilitas infrastruktur TIK yang memadai; Tidak dapat
dipungkiri, saat ini biaya untuk ketersediaan fasilitas infrastruktur TIK
masih tinggi, khususnya untuk pengadaan dan pemeliharaan TIK, seperti
komputer, internet, dan lain-lain. Terdapat beberapa cara yang dapat
dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak sekolah, di antaranya
sebagai berikut :
(a) Bekerjasama dengan para vendor penyedia TIK, seperti dengan
penyedia jasa internet, penyedia perangkat TIK, dan sebagainya. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan kemudahan dalam hal ketersediaan
infrastruktur TIK misal dalam sistem kerja sama sewa perangkat,
kredit pembayaran dalam periode tertentu, jasa langganan dengan
biaya khusus/spesial dengan pembentukan kerja sama yang saling
63
menguntungkan kedua belah pihak, dan sebagainya. Strategi ini
mungkin dilakukan karena pihak sekolah memiliki banyak sumber
daya manusia (sebagai pelanggan tetap dari sisi perusahaan/bisnis)
yang akan tetap/rutin memanfaatkan (atau berlangganan) terhadap
fasilitas (atau jasa) yang disediakan oleh para vendor tersebut.
(b) Menggunakan perangkat lunak open source untuk mengurangi biaya
pengadaan dan pemeliharaan perangkat lunak.
(5) Penyiapan tenaga teknis; fasilitas TIK yang ada di sekolah hendaknya
didukung oleh beberapa tenaga teknis yang memiliki keahlian atau
keterampilan dalam mengelola dan memelihara peralatan tersebut untuk
mengatasi permasalahan operasional sehari-hari.
(6) Pengupayaan rencana program-program pembelajaran TIK untuk jarak
jauh; Seperti e-learning, telecenter, distance learning, tv pendidikan, dan
sebagainya, khususnya untuk meningkatkan fasilitas pembelajaran TIK
secara umum. Hal ini bertujuan untuk menyediakan bahan pembelajaran
TIK terutama untuk para guru Indonesia yang terletak jauh di daerah yang
sulit atau bahkan tidak mungkin dijangkau.
(7) Kepemimpinan; Kepala sekolah dan atau beberapa guru panutan di
sekolah menyadari penuh pentingnya peran TIK untuk pembelajaran dan
berupaya untuk terus mempelajari dan menerapkannya di sekolah.
(8) Dukungan kebijakan; Baik pemerintah maupun pihak sekolah
mengeluarkan kebijakan untuk memprioritaskan pengintegrasian TIK.