BAB III STANDAR KERAHASIAN DATA
Transcript of BAB III STANDAR KERAHASIAN DATA
55
BAB III
STANDAR KERAHASIAN DATA
A. Standar Kerahasian Data Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 13/POJK.02/2018 Tentang Inovasi Keuangan Digital disektor
Jasa Keuangan
Berdasarkan kajian bab sebelumnya bahwa kerahasian data adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan keuangan yang menurut kelaziman wajib
dirahasiakan. Dalam Pasal 30 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
13/POJK.02/2018 Tentang Inovasi Keuangan Digital disektor Jasa
Keuangandisimpulkan bahwa rahasia data dimaknai dengan adanya (2) ayat, ayat
1 menjelaskan: 1) menjaga kerahasian, 2) menjaga keutuhan, 3) ketersedian data
pribadi, data transaksi, dan data keuangan yag dikelolanya sejak data diperoleh
hingga data tersebut dimusnahkan. Lalu ayat 2 menjelaskan ketentuan
pemanfaatan data dan informasi pengguna 1) memperoleh persetujuan dari
pengguna, 2) menyampaikan batasan pemanfaatan data dan informasi kepada
pengguna, 3) menyampaikan setiap perubahan dan 4)media dan metode yang
dipergunakan dalam memperoleh data dan informasi. Dari 2 ayat tersebut masih
memiliki makna umum dan tidak dijelaskan secara tegas1.
Pengaturan rahasia bank selanjutnya mengalami perubahan dari waktu ke
waktu yang dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu: Pertama,Pengertian
rahasia bank yang hanya meliputi keterangan mengenai nasabah penyimpan dana
dan simpanannya saja. Pengertian ini sangat terbatas dan berlaku sejak 10
November 1998 dengan dikeluarkannya undang-undang Nomor 10 tahun 1998
tentang undang-undang perbankan.Kedua,Pengertian rahasia bank meliputi
keterangan-keterangan mengenai keadaan keuangan dan lain-lain dari segala
1Pasal 30 angka 1 dan 2 peraturan otoritas jasa keuangan Nomor
13/POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital Di Sektor Jasa Keuangan.
56
macam nasabah yang hanya menggunakan jasa bank. Pengertian ini sangat luas
meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan nasabah dan diterapkan dalam
ketentuan yang berlaku dari tahun 1960 sampai tanggal 10 November 1998
dengan lahirnya undang-undang nomor 10 tahun 1998.
Dalam penelaahan studi ini, standar menjaga kerahasian merupakan
suatu kewajiban perusahaan untuk menjaga kerahasian data nasabah. Kewajiban
bank untuk merahasiakan mengenai nasabah penyimpanan dan simpanannya
dapat dituangkan secara eksplisit dan implisit dalam kontrak yang dibuat oleh
pihak dan nasabah. Hal ini berarti, meskipun kewajiban merahasiakan tidak
dicantumkan secara ekplisit dalam kontrak, tidak menjadikan bank terlepas dari
ketentuan merahasiakan karena dalam melaksanakan suatu perjanjian harus
didasarkan itikad baik antara pihak-pihak. Dalam sisi internal bank kewajiban
merahasiakan keterangan tentang nasabahnya tidak diatur dalam kontak
penyimpanan dana dibank, namun pada umumnya dicantumkan dalam peraturan
perusahaan tentang kewajiban pegawai bank untuk menjaga kerahasian keadaan
keuangan nasabah sesuai dengan yang diperintahkan oleh Undang-Undang Nomo
7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomo 10 tahun 19982.
Prinsip kerahasian bank yang mewajibkan bank untuk merahasiakan
segala sesuatu tentang nasabah penyimpanan dan simpanannya bertujuan untuk
melindungi kepentingan nasabahsecara individual. Sehingga standar kerahasian
data dibuat diperlukan agar nasabah akan merasa aman terhindar dari penyalah
gunaan pihak-pihak tertentu3. Sehingga berdasarkan penelaahan data standar
tersebut adalah, Pertama, Penghormatan Kerahasian, Pimpinan atau staf dalam
satu perusahaanmenghormati kerahasiaan data nasabah walaupun sudah berakhir
masa perjanjian bersama, Seperti, tidak memberikan kemudahan siapapun untuk
2Marnia Rani, “perlindungan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Kerahasian Dan
Keamanan Data Pribadi Nasabah Bank” JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2
NO.(program studi ilmu Hukum Universitas Matirim Raja Ali Haji, 2017), hlm 174 3Marnia Rani, “perlindungan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Kerahasian Dan
Keamanan Data Pribadi Nasabah Bank”, hlm 175
57
dapat mengakses data kecuali adanya perintah inkrah pengadilan untuk
pengusutan perkara pidana, perpajakan dan nasabah penyimpan telah meninggal
dunia.
Beberapa contoh hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
sejauh mana informasi rahasia dapat diungkapkan yaitu 1) jika persetujuan untuk
mengungkapkan diberikan oleh penerima jasa, kepentingan semua pihak
termasuk pihak ketidak yang kepentingannnya dapat terpengaruh harus
dipertimbangkan; 2) Pengungkapan diharuskan oleh hukum, misal untuk
menghasilkan dokumen atau memberikan bukti dalam proses hukum dan untuk
mengungkapkan adanya pelanggaran hukum kepada publik; 3) Ketika ada
kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkannya. Misal muntuik
mematuhi standar teknis dan aturan etika, melindungi kepentingan profesional
anggota dalam persidangan, mentaati penelaahan mutuik atau penelaahan sejawat
IA atau bada profesioanl lainnya, menanggapi permintaan atau investigasi oleh
IAI atau badan pengatur
Kedua, Standar bersifat mutlak (absolute theory) dan standar bersifat
relatif (relative theory4). Standar mutlak berlaku kepentingan hak individu
(perseorangan). Aturan tersebut seperti contoh yang diberlakukan di Negara
Swiss No.47 mengenai “Perbankan dan bank Tabungan” November 1934. Akibat
standar tersebut kejahatan keuangan oleh koruptor aman di bank-bank Swis.
Selanjutnya standar bersifat relatif ( terbatas) semua keterangan tentang nasabah
dan keuangannya yang tercatat dibank wajib dirahasiakan. Namun bila ada
alasan yang dapat dibenarkan oleh Undang-Undang, rahasia bank mengenai
keuangan nasabah yang bersangkutan boleh dibuka ( diungkapkan ) kepada
pejabat yang berwenang, misalnya pejabat perpajakan,pejabat penyidik tindak
pidana ekonomi. Standar tersebut dianut Amerika Serikat, Belanda, Malaysia,
Singapura dan Indonesia.
4Ardian Sutedi, Hukum Perbankan, (Jakarta:Sinar Grafika, 2014), hlm 6-7
58
Ketiga. Standar Kepercayaan. Kerahasiaan bank tersebut utamanya untuk
menjaga kepercayaan nasabah yang penyimpan uangnya dan data di bank agar
merasa aman . Dalam standar kepercayaan nasabah wajib mempercayai
seutuhnya dokumen yang mengenai identitas atau data nasabah kepada
perusahaan yang menyimpan datanya tersebut, agar nasabah dan perusahaan
menjalankan tugasnya berjalan dengan baik serta aman karena adanya ikatan
kepercayaan hal ini dalam bentuk merahasiakan data bank menjadi acuan
menjaga kerahasiaan informasi yang berkaitan dengan nasabahnya. termasuk
orang yang tidak jelas identitas maupun legalitasnya bank diwajibkan melakukan
pencatatan informasi mengenai nasabahnyayang juga harus dilakukan. dalam
kerangka menjaga kepercayaan adalah diberlakukannya kewajiban untuk
melaporkan transaksi yang mencurigakan pihak nasabah wajib mencantumkan
baik sumber maupun peruntukan dari dana tersebut kalau nasabah tidak mau
menjelaskan, pihak bank akan memasukkan transaksi tersebut sebagai transaksi
yang mencurigakan. Menjaga kerahasiaan nasabah merupakan kewajiban bank
yang dilindungi oleh undang-undang sekalipun ada masalah hukum terhadap
nasabahnya, tanpa memenuhi persyaratan yang diberlakukan undang-undang,
pihak bank wajib memberikan data5.
Seperti kasus Dalam kasus seperti dikutip dari www.kontan.co.id dimana
bank melakukan investigasi terkait adanya indikasi kebocoran data nasabah dari
hasil laporan Bareskrim bahwa tenaga marketing bank diduga melakukan
penyalahgunaan data nasabah.Kekuatan safety dalam hal server, firewall dan
pertukaran informasi di merchant menjadi persoalan pada kasus tersebut6.
Dalam standar kepercayaan bank mempunyai wewenang untuk membuka
rahasia bank sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 ayat (2) peraturan bank
Indonesianomor 2/19/PBI/2000 tentang persyaratan dan tata cara pemberian
5Krisna Wijaya, Menjaga Kepercayaan Bank, dalam ekonomi.kompas.com,
diakses pada tanggal 30 agustus 2019. 6Dessy Rosalina, Kasus Data Nasabah Bocor,dalam keuangan.kontan.co.id,
diakses pada tanggal 1 september 2019.
59
perintah izin tertulis membuka rahasia bank,bahwa keterangan mengenai nasabah
selain nasabah penyimpan bukan merupakan keterangan yang wajib dirahasiakan
oleh bank. Bahwa bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah
penyimpanyan, kecuali telah ada Mengenai kemungkinan perintah izin membuka
kerahasiaan bank dapat dilakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
yaitu: 1) untuk kepentingan perpajakan 2) Untuk kepentingan peradilan pidana;
3) Untuk kepentingan tukar menukar informasi antar bank (dirahasiakannya);
4)Untuk kepentingan piutang bank 5) untuk perkara perdata antar bank dengan
nasabahnya.
Dari ketentuan larangan pembukaan rahasia bank menurut ketentuan Pasal 40
ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan tersebut
dapat dikecualikan beberapa kondisi tertentu. Dengan demikian Indonesia
menganut teori nisbi,yaitu bahwa pemberian data dan informasi yang
menyangkut kerahasian bank kepada pihak lain dimungkinkan dengan alasan
tertentu. Tetapi mengenai pihak yang harus menyimpan rahasia karena profesi
dan pekerjaannya hampir sama ketentuannya dengan Swiss yaitu menyangkut
semua pihak yang berhubungan dengan kegiatan bank. Kecuali seperti dalam
pasal 40 ayat (1) ini merupakan pembatasan terhadap berlakunya rahasia bank.
Seperti kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi.
Kerahasiaan juga mengharuskan staf yang memperoleh informasi selama
melakukan jasa profesional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan
informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau keuntungan pihak ketiga7.
Berdasarkan standar tersebut, maka disimpulkan bahwa standard kerahasian data
dimaknai dengan orang maupun lembaga yang mempunyai akses terhadap
informasi rahasia tentang penerima jasa tidak boleh mengungkapkannya kepada
publik. Karena itu tidak boleh membuat pengungkapan yang tidak disetujui
kepada orang lain kecuali pada urusan urusan pidana dan perpajakan.
7Telaah Data, 2019
60
Sehingga dalam kasus tersebut terlihat bahwa sistem keamanan untuk
nasabah harus efektif dalam perusahaan termasuk Bank. Bank mempunyai
peranan penting dalam pengawasan data nasabahnya, pembobolan rekening
pribadi oleh Oknum Pegawai Bank Mandiri itu, bahwa bank telah lalai dalam
prinsip kehati-hatian dalam penyelenggaraan transaksi. Pembobolan data nasabah
dalam penyebarluasan informasi kerahasiaan nasabah kepada orang lain yang
bertentangan dengan Undang-UndangNomor 10 Tahun 1998 Pasal 40 Ayat (1)
Tentang ” Bank Wajib Merahasiakan Keterangan Mengenai Nasabah Penyimpan
dan Simpanannya”, pelanggaran Undang-Undang ITE ( Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang ITE), Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No :1/Pojk.07/2013 Tentang : “ Perlindungan
Konsumen Sektor Jasa Keuangan”, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 1998 Tentang : “Perubahan Atas Undang-Undang nomor 7 Tahun 1998
Tentang Perbankan”, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1998 Tentang
Perlindungan Konsumen, yang menyebabkan Kerugian Materiil dan Immateriil.
Berdasarkan kajian dan kasus yang dikaji maka dapat dinilai bahwa untuk
menjaga kerahasian data nasabah harus mempunyai pengawasan yang sangat
efektif supaya rahasia bank tidak bocor dan data nasabah tetap utuh dari awal
sampai berakhirnya masa perjanjian. Keutuhan data nasabah merupakan hal yang
harus dijaga agar tidak diselewengkan kepada pihak ketiga dengan membocorkan
rahasia data nasabah atau dengan menjual data. Selanjutnya untuk
menyampaikan setiap perubahan data agar tetap utuh bertujuan pemanfaatan data
dan informasi kepada pengguna dalam hal terdapat perubahan tujuan
pemanfaatan data dan informasi. Kemudian media dan metode yang
dipergunakan bank dalam memperoleh data nasabah dan informasi harus
terjamin kerahasiaan, keamanan, serta keutuhannya8. Dari kajian penelaahan
8Fajar Anjungroso, Peraturan Ojk Yang Diatur Urusan Industri Fintech, dala
Tribunnews.com, diakses pada tanggal 24 agustus 2019.
61
maka terlihat bahwa kerahasian data dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
seperti dalam tabel berikut
TABEL 3.1
STANDAR KERAHASIAN DATA BERDASARKAN ATURAN OTORITAS
JASA KEUANGAN
No Wilayah Deskripsi
1 Pengertian Kerahasian data di sektor jasa keuangan digital
adalah suatu layanan teknologi finansial
atau fintechuntuk menjunjung tinggi perlindungan
dan kerahasiaan data oleh lembaga otoritatif atas
keuangan nasabah dan atau konsumen.
2 Prosedur 1. Penyampaian laporan keuangan untuk
regulatory sandbox ke Otoritas Jasa Keuangan
oleh lembaga keuangan
2. Mendaftarkan dan mendapat izin untuk
melakuksn akses atas data nasabah fintech
3. Lembaga keuangan dapat melakukan inovasi
keuangan digital (IKD) dengan berpegang pada
kepercayaan atas kerahasian data nasabah.
Konsep IKD diantaranya meliputi
(penghimpunan modal, pengelolaan investasi,
penyelesaian transaksi)
3 Proses
Sisi Kelembagaan 1. Membuat sistem dengan memberikan tanggung
jawab beberapa komponen atas data nasabah
seperti memberikan tanggung jawab pada 1
orang untuk registrasi nasabah, 1 orang untuk
in put data, satu orang untuk mengelola data, 1
orang untuk menyimpan data
2. memberlakukan sandi untuk setiap nasabah
yang hanya dipegang oleh nasabah itu sendiri
3. memberlakukan sistem regulasi untuk
membuka data nasabah melalui beberapa
proses rahasia
Sisi Nasabah 1. Tidak memberikan kepercayaan kepada
siapapun untuk membuka data yang dimiliki
62
2. Mengatur jadwal pertemuan dengan pihak
lembaga keuangan yang berhubungan dengan
investasi dana serta orang orang yang terlibat di
dalamnya.
Sumber Sekunder : Olah Data, 2019
B. Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Standar Kerahasian
Data Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
13/POJK.02/2018 Tentang Inovasi Keuangan Digital disektor Jasa
Keuangan.
Islam merupakan agama berisi nasihat dan peraturan untuk mengatur
kehidupan manusia agar sesuai dengan syariat islam yang mengarahkan kepada
falah. Islam sebgai agama rahmatan lil-lain berarti agama islam berfungsi untuk
memberikan keamanan kenyamanan bagi seluruh makhluk. Islam pun telah
mengatur seluruh perkara dengan peraturannya yang jelas tidak terkecuali
masalah muamalah. Saat ini lemabaga keuangan syariah telah mengambangkan
beberapa inovasi dan krefatifitas dalam produk unggulan.
Inovasi dan kreatifitas dalam layanan inovasi keuangan digital menjadi
suatu hal yang tidak asing lagi karena mengingat semakin berkembangnya zaman
dunia teknologi saat ini, akan tetapi perlu diingat bahwa inovasi layanan tidak
boleh melanggar dari nilai-nilai dasar hukum ekonomi Islam seperti dalam
melakukan layanan transaksi online.
Dalam hal ini, terkait dengan kajian ini dalam layanan transaksi online
dalam standar kerahasian data bagi nasabah yang meminjam atau menabung.
Sehingga lembaga keuangan sangat beperan aktif dalam menjaga data nasabah
yang mereka simpan agar tidak bocor dan diselewengkan bagi pihak yang tidak
bertanggung jawab. Dalam kajian hukum ekonomi Syariah kerahasian data yang
dipahami dengan suatu layanan teknologi finansial ataufintechuntuk menjunjung
tinggi perlindungan dan kerahasiaan data oleh lembaga otoritatif atas keuangan
nasabah dan atau konsumen dapat dimaknai denganmenjaga privasi data
63
seseorang. Sehingga untuk menjaga privasi data seseorang perlunya asas
perlindungan konsumen.
Dalam konteks kaidah usul fiqh untuk penerapan maqasyid syariah
merupakan penjabaran dari maqashid (Tujuan) besarnya yaitu metodehifdzul mal
(menjaga dan memenuhi hajat dan maslahat akan harta). Didalam maqasyida
syariah atau bisa disebut kulliyat al-khamsah memliki lima prinsip yaitu: 1)
Hifdzu din (melindungi agama) 2) Hifdzu nafs (melindung jiwa) 3) Hidfzu aql
(melindungi pikiran) 4) Hifdzu mal (melindungi harta) dan 5) Hidfzu nasab
(melindungi keturunan)9
Dalam kajian ini bisa dikaitan dengan teori hidfzu mal (melindungi harta)
karena perlunya suatu metode kaidah usqul fiqh agar terjaga sesuai dengan nilai-
nilai Islam. seperti dalam menjaga standar kerahasian data perlu sekali aturan
agar suatu data seseorang bisa terjaga agar tidak bocor atau diselewengkan
dengan orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan kajian standar kerahasian
data berkaitan sadd adz-dzariah, berdasarkan pengertian Sadd Adz-dzari‟ah itu
sendiri kata as-sadd berarti menutup sesuatu yang cacat atau rusak dan
menimbun lubang. Secara bahasa, dzarai‟ merupakan jama dari dzari‟ah yang
artinya jalan menuju sesuatu. Sementara menurut istilah dzari‟ah dikhususkan
dengan sesuatu yang membawa pada perbuatan yang dilarang dan mengandung
kemudaratan10.Sehingga metode sadd al-Dzari‟ah (menutup jalan), maksudnya
menutup jalan kepada mafsada untuk menutup menutup cela bagi orang tidak
bertanggung jawab melakukan kejahatan dalam pembocoran data nasabah
tersebut Untuk ssadd Al-Dzari‟ah ini perintah ada dua macam yaitu perintahnya
sendiri maslahat dan kedua wasilah kepada maslahat. Sementara larangan ada
dua macam pula yaitu, larangannya sendiri karena adanya mafsadah. Oleh karena
9 Karim Adiwarman A, Oni Sahroni., maqashid Bisnis Dan Keuangan Islam
Sintesis Fikih Dan Ekonomi, (Depok:PT RAJAGRAFINDO persada:2017), hlm 5. 10
Anis Jumiati, Tinjauan Dzari‟ah Terhadap Sita Jaminan Fidusia Di BMT
Surya Mandiri Milarak Ponorogo, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, Fakultas
Syariah Jurusan Hukum ekonomi, Hlm 62.
64
itu, sadd al-Dzari‟ah adalah seperempat dari agama11
. Dari hubungan antara
maqashid/tujuan ini muncul kaidah-kaidah seperti12
:
صدالمقاماحكائلساللو
Apabila yang dituju itu wajib, maka media menuju kepada yang wajib juga
wajib. Sebaliknya apabila yang dituju itu haram, maka usaha menuju yang haram
juga haram. sehingga metode saddu dzariah merupakan cela untuk mencega
segala sesuatu yang menjadi jalan menuju kerusakan. Oleh karena itu, apabila
ada pebuatan baik yang akan mengakibatkan terjadinya kerusakan, maka
hendaklah perbuatan yang baik itu dicegah agar tidak terjadi kerusakan. Seperti
halnya dalam layanan keuangan digital dalam menjaga standar kerahasian data
bisa menutup cela bagi pihak ketiga untuk membocorkan data karena bila
mendatangkan untuk kebaikan atau kemaslahatan bagi umat kemudian di dalam
menilai buruknya suatu cara sangat tergantung kepada tujuan.
Jadi apabila dari metode Sadd Adz-dzari‟ah, yaitu melaksanakan suatu
pekerjaan yang semula mengandung kemaslahatan untuk menuju kepada suatu
kerusakan (kemafsadatan). apabila dibandingkan dengan metode penentuan
Dzari‟ah untuk menentukan apakah berbuatan dilarang atau tidak, karena bisa
menjadi sarana (adz-dzari‟ah) terjadinya suatu perbuatan lain yang dilarang,
maka secara umum hal itu dapat dilihat dari dua hal, yaitu: Pertama, motif atau
tujuan yang mendorong seseorang untuk melaksanakan suatu perbuatan itu akan
berdampak kepada sesuatu yang dihalalkan atau diharamkan. Kedua, akibat yang
terjadi dari perbuatan, tanpa harus melihat kepada motif dan nilai pelaku.
sehingga akibat atau dampak yang sering kali terjadi suatu perbuatan adalah
sesuatu yang dilarang atau mafsadah, maka perbuatan itu harus dicegah.Dalam
konsep metodeSadd Adz-dzari‟ah, Jika suatu berbuatan itu membawa kepada
11
H.A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqh, (Jakarta:PRENADAMEDIA
GROUP:2016), hlm 30-31 12
“bagi setiap wasilah (media) hukumnya adalah sama dengan hukum tujuan”
65
yang buruk maka perbuatan itu dilarang tanpa peduli kepada niat pelakunya
tetapi pandangan diarahkan pada hasil atau akibat perbuatannya13
.
Sehingga di dalam hukum ekonomi syariah layanan keuangan digital
memerlukan perlindungan konsumen yang merupakan hal yang harus di
perlukan karena keterkaitan dengan privasi data seseorang yang harus dijaga. Hal
tersebut dapat dinilai Seperti di dalam Al-Qur‟an dalam Surat An-Nur, ayat 27
sampai dengan 28:
Q.S An-Nur ayat 2714
:
Q.S An-Nur Ayat 2815
13
Anis Jumiati, Tinjauan Dzari‟ah Terhadap Sita Jaminan Fidusia Di BMT Surya
Mandiri Milarak Ponorogo, hlm 63. 14
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian
itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat”. 15
dan jika kamu tidak menemui seseorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu
masuk sebelum kamu mendapatkan izin. Dan jika dikatakan kepadamu, “kembalilah!”
maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
66
Nilai nilai tersebut memperlihatkan bahwa dalam Islam persoalan hak
privasi merupakaan hal yang tidak diabaikan. Misalnya privasi dalam data yang
tidak bisa sembarangan disampaikan karena berhubungan dengan seseorang atau
sumpah. Privasi dalam rumah, dalam data nasabah perusahaan. Sehingga seorang
muslim merasa mendapatkan perlindungan atas aktfitas usaha mereka. Aktifitas
berbasis online yang memiliki kemudahan dari pinjam meminjam dapat saja
dilakanakan asal tidak keluar dari nilai nilai Syari‟ah. .
Memahami kerahasian yang menyangkut data nasabah perusahaan berperan
penting dalam menjadi standar kerahasian data yang melalui sistem elektronik
harus dilaksanakan. Teknologi financial sendiri merupakan salah satu layanan
berbasis softwer dan teknologi modern sebagai penyedian jasa keuangan.
perusahaan teknologi financial pada umumnya adalah perusahaan start-up yang
memberikan layanan dan solusi keuangan kepada pelanggan. Dalam hal itu
lembaga keuangan syariah menekankan prinsip yang diantaranya harus jujur,
adil,amanah, dan al-ihsan. Agar nasabah bisa mendapatkan hak-haknya sebagai
nasabah berjalan dengan baik oleh lembaga keuangan. Penjelasan atas nilai nilai
tersebut dideskripsikan sebagai berikut:
1. Jujur
Jujur yaitu sesuainya ucapan lisan dengan kenyataan lahir dan batin
seseorang. Jujur suatu modal dalam berbisnis yang dibangun untuk menjaga
kepercayaan orang lain. Untuk memperbaiki kinerja bisnis, seseorang ketika
menawarkan barang dagangan harus sesuai, tidak ada cacat yang di
sembunyikan jika ada kecacatan atau aib pada barang tersebut wajib baginya
untuk memberi tahu hal tersebut kepada pembeli dan tidak ada yang ditutupi,
dengan begitu tidak
67
ada pihak yang dirugikan sehingga memiliki kepercayaan terhadap penjual.
Dalam beberapa ayat Allah SWT telah memerintahkan untuk berlaku
jujurseperti di dalam Al-Qur‟an pada Q.S. At Taubah ayat 11916
.
Seperti dalam Hadist dari sahabat „Abdullah bin Mas‟ud Radhiyallahu‟anhu
juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta.
Kejujuran dalam etika bisnis Islam ini sangat penting sekali Sebagaimana
diterangkan juga dalam Al-Qur‟an dan Hadits bahwa berbagai kebaikan dan
pahala akan diberikan kepada orang yang jujur baik didunia maupun diakhirat17
.
seseorang yang jujur suatu hal yang menyampaikan kebenaran dinyatakan
sebagai orang yang bertakwa. Seperti halnya dalam melakukan suatu transaksi
layanan di sebuah lembaga keuangan konsumen atau perusaaan lebih harus
menekankan nilai kejujuran sehingga dalam melakukan perjanjian yang terkait
dengan simpanan atau privasi data akan bisa terselenggara dengan prosedur yang
sesuai.
Baik perusahaan memiliki nilai kejujuran yang mampu untuk menjaga
kerahasiaan data pemangku kepentingan privasi nasabah yang telah disimpan
oleh perusahaan tersebut. Memiliki nilai kejujuran dalam perusahaan memiliki
manfaat diantaranya supaya Tidak ada orang yang bisa dibohongi, bisa terjaga
namabaik, membuat pelanggan setia, bisnis bertahan lama dan tidak
merugikan orang lain18
. Sehingga kejujuran dalam etika bisnis berjalan dengn
sehat merupakan bisnis yang dilandasi kerjasama yang baik, keterbukaan, dan
16
Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar 17
Dewi Maharani, Penerapan Kejujuran Dan Tanggung Jawab Dalam Etika
Bisnis Syariah Pada Wirausaha Muslim Di Kecamatan Medan Marelan, hlm 26. 18
Nurul Hikmah , Penerapan Sikap Jujur Dalam Berbisnis, dalam Kompasiana,
diakses Pada Tanggal 24 Agustus 19.00 WIB
68
kejujuran antara kedua belah pihak tidak ada suatu pihak yang diuntungkan dan
ada pihak lain yang dirugikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Bersikap Jujur akan menuaikan berkah serta akan memudahkan kita
mendapatkan berbagai jalan keluar serta menjauhi perilaku dusta yang dapat
mengantarkan pada kebinasaan sehingga mendapati kelapangan dan jalan keluar
atas perilaku jujur. Dari sisi penelaahan kajian penelitian ini, kejujuran untuk
komitmen merahasiakan data nasabah dan tidak digunakan untuk kepentingan
lainnya. Jika aturan ini dilaksanakan maka nilai nilai hukum ekonomi syari‟ah
dari aspek kejujuran sudah dilaksanakan.
2. Amanah
Amanah yaitu suatu sikap yang bisa dipercaya. Segala sesuatu yang
dipercayakan kepada mansuia yang menyangkut hak dirinya hak orang lain
maupun hak Allah SWT. Dalam konteks ayat-ayat Al-Quran, amanah punya
beberapa makna. Pertama, terkait dengan larangan menyembunyikan kesaksian
atau keharusan memberikan kesaksian yang benar . Kedua, terkait dengan
keadilan atau pelaksanaan hukum secara adil. Ketiga, terkait dengan sifat
khianat. Keempat, terkait dengan sifat manusia yang mampu memelihara
stabilitas rohaninya, tidak berkeluh kesah bila ditimpa kesusahan, tidak
melampaui batas ketika mendapat kesenangan . Dan Kelima, dipahami dalam
pengertian sangat luas sebagai tugas keagamaan maupun
kemanusiaan. Sebagaimana dalam firman Allah SWT yang terdapat seperti Al-
Qur‟an dalam surah antara lain:
69
Q.S. Al-baqarah ayat 28319
:
Q.S. An-Nisa ayat 5820
:
Q.S. Al-Ma‟arij ayat 3221
:
Sifat amanah yang diberikan kepada seseorang dinilai memiliki
kemampuan untuk mengembannya dengan kemampuannya bisa juga
menyalahgunakan amanah tersebut dalam hubungan antar sesama manusia
amanah menjadi jaminan terpeliharanya keselamatan hubungan tersebut.
Amanah adalah sifat yang dapat dipercaya dalam diri seseorang dalam segala hal
19
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. 20
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. 21
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya.
70
maupun untuk etika bisnis sepertinya dalam transaksi. Amanah salah satu akhlak
muslim yang paling penting untuk mengikuti syariat Islam.
Sifat amanah ini bukan hannya harus dimiliki oleh seorang pelaku bisnis
saja namun juga semua anggota yang berperan dalam perusahaan atau lembaga-
lembaga besar maupun kecil, karena dengan menanamkan sifat amanah dalam
diri individunnya ini akan membuat usaha yang dijalankan dapat bertahan lama.
Dengan rasa tanggung jawab yang besar pada seorang pelaku bisnis ini akan
menyadarkan seorang pebisnis muslim bahwa bukan hannya keuntungan yang
dicari namun juga kemaslahatan bersama. Dengan begitu bukan hannya
keuntungan yang didapat namun juga kemaslahatan dunia dan akhirat, yang akan
membuat pelaku bisnis merasa bangga dan ketenangan hati22
.
Penerapan Etika dalam bisnis Islam bahwa etika sebenarnya tidak
bertujuan untuk menyusahkan atau membelenggu manusia dengan peraturan
yang membelenggu kreativitas. Namun etika disini bertujuan untuk membantu
manusia yang melakukan bisnis tetap pada aturan dan prinsip Syariah yang di
ajarkan Nabi Muhammad. Etika tidak hannya bertujuan untuk kesejahteraan
konsumen dan pemberi jasa namun juga memperoleh Ridho Allah inilah yang
terpenting aktifitas bisnis tidak diridhoi Allah bisa berpotensial merusak
keberkahan dalam Islam.Sehingga dengan sifat amanah yang dapat dipercaya ini
akan membuat mitra bisnis bertahan dan terus menjalin hubungan dengan baik.
Amanah bukan hannya dapat dipercaya namun juga bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya. Jadi amanah
adalah mengembalikan hak kepada pemiliknya baik itu barang ataupun jasa yang
diberikan, kita sebagai penjaga amanah tidak boleh mengurangi atau mengambil
lebih dari apa yang sudah ditentukan pada akad awal23
.
22
Siti Muzay, Implementasi Amanah dalam Bisnis Islam, dalam kompasiana,
diakses pada tanggal 22 Agustus 2019. 23
Ika, Amanah dalam Etika Bisnis Islam, dalam dikompasiana, diakses pada
tanggal 24 Agustus 2019.
71
Dalam sebuah perusahaan bila individu memiliki sifat amanah ini akan
melahirkan sebuah perusahaan atau lembaga yang kuat karena dilandasi oleh
sikap saling percaya dan besarnya rasa tanggung jawab pada setiap kewajiban
yang dibebankan pada anggotannya. Dalam Etika bisnis sifat amanah memiliki
peranan penting karena tanpa adanya rasa kepercayaan dan tanggung jawab,
maka akan adanya kecerobohan dari salah satu pihak demikian mengakibatkan
hancurnya hubungan mitra bisnis yang dijalankan dan pembatalan akad
perjanjian dalam bisnis yang dijalani. Berdasarkan etika bisnis pelaku bisnis
harus memiliki amanah dengan menampilkan sikap keterbukaan, kejujuran,
pelayanan yang optimal, apalagi berhubungan dengan pelayanan masyarakat.
Dengan sifat amanah tersebut pelaku usaha memiliki tanggung jawab
untuk mengamalkan kewajiban-kewajibannya supaya melakukan aktifitas bisnis
berjalan dengan sesuai etikanya konsumen pun merasa puas dengan kegiatan
perusahaan pemberi jasa yang memiliki nilai amanah, sepertinya dalam lembaga
keuangan atau perbankan nasabah memiliki simpanan uang atau data yang
disimpan sehingga bank memiliki amanah untuk menyimpan data nasabah
dengan rahasia supaya tidak ada pihak ketiga mengetahuinnya. Tujuan utama
bank menerapkan prinsip kehati-hatian adalah agar nasabah memperoleh tingkat
perlindungan dan penjaminan hukum yang memadai atas kepercayaan nasabah
yang diberikan kepada bank untuk mengelola dana yang disimpannya tersebut.
Apabila rahasia bank bocor nasabah tidak akan bisa percaya kepada perusahaan
tersebut dengan menjaga kerahsian data dengan amanah yaitu perusahaan harus
mengedepankan tanggung jawab, tidak ada konflik kepentingan ketika
menjalankan tugas.
3. Keadilan
Keadilan suatu bentuk pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak
dan kewajiban. Keadilan juga dapat berarti suatu tindakan yang tidak berat
sebelah atau tidak memihak ke salah satu pihak, memberikan sesuatu kepada
orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya. Bertindak secara adil berarti
72
mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan yang salah
bertindak jujur dan tepat menurut peraturan dan hukum yang telah ditetapkan
serta tidak bertindak sewenang-wenang24
.Keadilan pada dasarnya terletak pada
keseimbangan atau keharmonisan antara penuntutan hak dan menjalankan
kewajiban berdasarkanmanusia diharapkan untuk tidak hanya menuntut hak dan
melupakan kewajibannya sama sekali.
Dalam Islam Bahkan kata yang digunakan untuk menampilkan sisi atau
wawasan keadilan juga tidak selalu berasal dari akar kata „adl. Sedangkan
kata „adl tersebut, yaitu sesuatu yang benar sikap yang tidak memihakpenjagaan
hak-hak seseorang dan cara yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam Al-
Quran agar manusia memenuhi janjitugas dan amanat yang dipikulnya
melindungi golongan yang menderita lemah dan kekurangan merasakan
semangat kesatuan.Secara konkrit fase terpenting dalam keadilan yang
dibawakan oleh Al-Quran itu adalah sifatnya sebagai perintah agamabukan
sekadar sebagai acuan etika atau dorongan mora. Pelaksanaannya merupakan
pemenuhan kewajiban Agamadalam amal perbuatan seorang Muslim pada hari
perhitungan (yaum al-hisab) kelak25
.
Nilai adil dalam berbisnis dan melarang berbuat curang atau berlaku
dzalim Rasulullah SAW diutus Allah Swt untuk membangun keadilan
kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang misalnya dalam takaran
timbangan yaitu jika orangyang apabila menerima takaran dari orang lain
meminta untuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang
selalu dikurangi. Dalam Al Quran memerintahkan kepada kaum muslimin untuk
menimbang dan mengukur dengan cara yang benar dan jangan sampai
melakukan kecurangan dalam bentuk pengurangan takaran dan timbangan. Hal
24
Farida Farammus, Adil dalam Ekonomi Islam, dalam kompasiana.com, diakses
pada tanggal 24 Agustus 2019. 25
Gading Mahendradata, dkk., Keadilan dalam Islam dan Bisnis, dalam
gadingmahendradata.wordpress.com, diakses pada tanggal 24 Agustus 2019..
73
ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Q.S An-Nahl ayat 90 dan Q.S.
Al-Muthaffifin ayat 1-3.
Q.S An-Nahl ayat 9026
:
Q.S. al-Muthaffifin ayat 1-327
:
Berdasarkan ayat ayat tersebut ditafsirkan adanya kebencian Allah Swt
atas pelaku usaha yang melakukan kecurangan dengan memberikan ancaman
berupa kenistaan dan kecelakaan bagi mereka. Dalam ayat tersebut juga
menjaskan bahwa perbuatan curang menghilangkan nilai nilai kemartabatan dan
keluhuran jiwa kemanusiaan.Oleh karenanya kualitas kepercayaan, amanah dan
berlaku transparan dalam berbisnis menjadi bagian penting nilai nilai etika
berbisnis sebagai bagian dari Hukum Ekonomi Syari‟ah.
Nilai adil yaitu diperlukan untukdibangun dalam sebuah perusahaan atau
lembaga harus memperhatikan semua pemangku kepentingan tugas dan
wewenang dalam tugasnya. Nilai adil maksudnya ketika para pihak melakukan
akad (perjanjian) akan menjelankan akad sesuai dengan kehendak dan
kemampuan para pihak tersebut. Adil dalam konteks Lembaga Keuangan
perbankan dalam kerahasian data bahwa nasabah harus adil dalam melakukan
26
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran. 27
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan
menimbang), yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka
minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi
74
transaksi sedangkan perusahaan harus adil dalam memberikan informasi bank
kepada nasabah.
4. Al-Ihsan
Al-Ihsan didefinisikan ihsan adalah ketika menyembah Allah seakan-
akan kamu melihat Dia kerana walaupun kamu tidak melihatnya dia melihatmu.
melaksanakan ibadah dalam Islam suatu yang luas dan meliputi setiap perkara
yang Allah suka serta ridhoi maka bisa meluaskan konsep ihsan ini dalam
kehidupan seharian. konsep ihsan sentiasa untuk mencapai kecemerlangan dan
kesempurnaan dalam setiap perkara yang kita dilakukan dengan kefahaman
bahawa Allah melihat kita28
.
Dalam konsep ihsan bahwa betapa pentingnya sifat ihsan dalam
pekerjaan dan bahwa kita tidak boleh bermalas-malas atau sambil lewat dalam
membuat sembarang kerja. Misal seseorang yang berusaha untuk menjadi
perfectionist dalam setiap pekerjaan mungkin kelihatan sombong. Namun
sebenarnya terdapat sentuhan kerohanian (sense of spirituality) di situ apabila dia
mencoba untuk mencapai kesempurnaan seolah-olah dia akan membentangkan
kerjanya di hadapan Allah. Untuk menjadikan ihsan ada didalam diri kita
mempunyai ada beberapa hal yang harus kita tanam yaitu, Keikhlasan, Luangkan
masa untuk merangka pelan tindakan, Nikmati apa yang sedang kita lakukan dan
Rendah diri. Dalam sebuah Hadits yang cukup panjang di mana Rasulullah SAW
ditanya perihal Islam, iman, dan ihsan, beliau menuturkan tentang ihsan sebagai
berikut29
:
أن تـعبـــد الله كأنــك تـراه فإن ل تكن تـراه فإنه يـراك
Imam Nawawi dalam menjelaskan definisi ihsan tersebut menuturkan
bahwa bila seseorang didalam ibdahnya mampu melihat secara nyata Tuhannya
28
Muhammad Yunus, Aplikasi Manajemen Ihsan dalam Bisnis, dalam
kompasiana.com, diakses pada tanggal 21 Agustus 2019.
29
Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, maka bila
engkau tak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu.(HR Muslim)
75
maka sebisa mungkin ia tidak akan meninggalkan sedikit pun sikap khusyuk dan
khudlu‟ (merendah diri) di dalam ibadahnya tersebut30
.
Dalam etika bisnis perilaku ihsan dituntut untuk dilakukan dengan
berihsan seorang pedagang tak akan berbuat curang pada dagangannya karena
merasa selalu diperhatikan oleh Allah. Seorang pegawai tak akan melakukan
perilaku curang karena ia sadar sebagai hamba Allah tak pernah luput dari
pengawasannya. Bahwa Seorang atasan tak akan pernah bertindak sewenang-
wenang kepada bawahannya karena ia merasa sedang berada di hadapan Allah.
Dengan berihsan di manapun seorang hamba berada tak akan pernah mampu
berlaku menyimpang, curang, zalim, menyalahi aturan dan perilaku negatif
lainnya karena ia merasa di manapun selalu dalam pengawasan Allah31
.Sehingga
dari konsep ihsan disimpulkan dalam standar kerahasian data yaitu perusahaan
juga harus mengedepankan konsep berbagi bukan berlomba lomba hanya untuk
mencari keuntungan karena kepentingan nasabah ialah tugas yang harus
dilaksanakan.
Dalam hubungannya dengan fintech Peer to Peer lending dengan
hubungan kerahasiaan data juga tidak bisa diabaikan, sebab berbagai kasus
penyelewengan data dalam menagih menjadi trend persoalan akibat tidak
komitmennya pada sebuah lembaga keuangan untuk memberlakukan kerahasiaan
data nasabah. prinsip perlindungan konsumen yang berkaitan kerahasian data
dapat menjadi tolak akur akan privasi pribadi yang harus dijaga. sehingga dalam
kajian kerahasian data telah sesuai dengan keterangan tersebut dalam Hukum
Ekonomi Syariah yang memudahkan nasabah untuk bertransaksi karena sejatinya
Islam memudahkan manusianya untuk bermuamah dan menjadi maslahat untuk
umat. Berdasarkan berbagai kajian pandangan Hukum Ekonomi Syari‟ah maka
dapat dinilai pandangan tersebut sebagaimana dalam tabel berikut:
30
(Imam Nawawi, al-Minhâj Syarh Shahîh Muslim ibnil Hajjâj, Kairo: Darul
Ghad Al-Jadid, 2007, jilid I, juz 1, halaman 161). 31
Yazid Muttaqin, di akses dari islam.nu.or.id, di akses pada tanggal 5
September 2019 .
76
HUKUM EKONOMI SYARI’AH
TABEL 3.2
STANDAR KERAHASIAN DATA DALAM PANDANGAN
HUKUM EKONOMI SYARI‟AH
NO STANDAR KERAHASIAN
DATA
SISI HUKUM EKONOMI
SYARI’AH
1 Kerahasian Data Bisa dipakai untuk kemaslahatan
2 Standar Kerahasian Data:
A Penghormatan kerahasiaan
dengan memberikan berbagai
aturan protectif
(perlindungan)
Dapat dilakukan untuk menjaga
kerahasian yang berhubungan
kepentingan usaha halal
B Komitmen kepercayaan
lembaga atas rahasia data
Wajib dimiliki dan dijaga sesuai dengan
nilai-nilai syari‟ah
C Aturan dengan standar
bersifat mutlak dan relatif
Hukum Ekonomi Syari‟ah tidak
memberi hak mutlak dan relatif jika
kerahasian data tersebut mengundang
kemudharatan kerahasian data tersebut
tidak bisa dipakai.
Sumber Sekunder:Telaah Data 2019
GAMBAR 3.1
STANDAR KERAHASIAN DATA BERDASARKAN PERATURAN
OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.02/2018 DALAM
PANDANGAN HUKUM EKONOMI SYARI‟AH
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 13/POJK.02/2018 Tentang
Inovasi Keuangan Digital disektor
Jasa Keuangan.
STANDAR KERAHASIAAN
DATA
1. Amanah
2. Kejujuran
3. Kemaslahaata
n
Sumber Sekunder: Telaah Data, 2019
77
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berhubungan standar
kerahasian data pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/Pojk.02/2018
1. Standar Kerahasian Data berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 13/POJK.02/2018 Tentang Inovasi Keuangan Digital Di Sektor Jasa
merupakan standar kerahasian data bagi perusahaan atau lembaga keuangan
perbankan berupa pemberian password yang dapat diolah sendiri oleh
pemilik data, dan perusahaan memberikan satu orang penanggung jawab
atas data nasabah serta memberikan sanksi jika terjadi kebocoran rahasia
nasabah.
2. Dalam telaah Hukum Ekonomi Syari‟ah, diperbolehkan memberikan standar
kerahasian data karena memiliki prinsip jujur, amanah, adil dan al-ihsan
yang akan mendatangkan kemaslahatan artinya, dapat dilakukan untuk
menjaga kerahasian yang berhubungan kepentingan usaha halal, Kerahasian
data wajib dimiliki dan dijaga sesuai dengan nilai-nilai syari‟ah, jika terjadi
pelanggaran oleh nasabah untuk kecurangan serta memberikan
kemudharatan untuk semua, maka kerahasian data dihapus untuk
kepentingan tersebut
B. Saran
1. Kepada Lembaga Keuangan Perbankan Syariah dapat mengatur tambahan
kebijakan seperti membuat aturan rotasi perperiodik agar tidak ada seorang
karyawan pun yang memegang kendali proses dari awal sampai akhir
supaya transaksi dan data tidak dapat dimanipulasi
78
2. Kementerian Komunikasi dan Informatika bisa memberikan kebijakan yang
perlu dilakukan untuk menjaga keutuhan data atau informasi secara
kekonsistenan data atau program baik internal maupun ekternal,
mengidentifikasi memberi label pada masing-masing data yang
memverifikasi kevalidan data dan serta mengharuskan semua perubahan
data tercatat untuk memudahkan dalam pengecekan atau pemeriksaan.
79
DAFTAR PUSTAKA
A. Peraturan dan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa
Keuangan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perindungan
konsumen.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi
Produk Bank dan Penggun Data Pribadi Nasabah.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi
Produk Bank dan Penggun Data Pribadi Nasabah
B. BUKU
Adiwarman A Karim, 2007, Ekonomi Makro Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Ali Lukman, dkk, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka.
Anonimoes, 2009, Ensiklopedi Ekonomi Bisnis dan Manajemen, Jakarta: Cipta
Adi Pustaka.
Arius Doni, 2008,Pengantar Ilmu Kriptografi: TeoriAnalisis dan
Implemtas,Jogjakarta:Andy Offset.
Asnan Furinto, 2017, Menelusuri Inovasi Esensi Berbagai Studi Untuk Inspirasi
Inovasi, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Bintang Sanusi dan Dahlan, 2000, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan
Bisnis,Bandung : Citra Aditya Bakti
Bungin Burhan, 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Chishti Susanne, 2016, Nos BarberisThe Fintech Book: The Financial
Technology Handbook for Investors enterpeneuers and Visionaries,
London: Wiley.
80
Elnora, W. Stuart danSalomon R. Michael, 2003, Marketing Real People
RealChoicesNew Jersey: International Edition. Prentice Hall.
Fandy, Tjiptono, 2005, Pemasaran Jasa, Edisi Pertama. Malang: Bayu Media
Publishing.
Gazali, dkk, 2010, Hukum Perbankan. Jakarta:Sinar Grafika.
Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan Nasional Indoneisa, Jakarta:Prenada
Media Group.
Huda Nurul dan Heykal Mohamma, 2010, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan
Teoretis Dan Praktis,Jakarta:Prenada Media Group.
Ismail, 2017, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana.
Kuswadi, 2008, Memahami Rasio Rasio Keuangan Bagi Orang Awam, Jakarta:
PT. Elexmedia Kompotindo.
Kuncoro Mudrajat, 2009, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi.
Jakarta:Erlangga.
Lestari. 2019. Peluang Berkarya Di Tengah Revolusi Industridalam Aryan Danil
Mirza dkk, Revolusi Industri 4.0, Jawa Barat Jejak.
Mufid Moh. 2018. ushul fiqh ekonomi dan keuangan kontemporer. Jakarta:
Kencana.
Philip, Kotler, 2005, Manajamen PemasaranJilid 1 dan 2. Jakarta: PT.
IndeksKelompok Gramedia
.
Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung, 2019, Sistem Informasi
Manajemen Konsep dan Studi Kasus, Jakarta:Seribu Bintang.
situmorang helmi Syafizal, dkk, 2010, Analisis Data Untuk Riset Menajemen dan
Bisnis, Medan:USU Press.
Sutrisno Edy, 2010, Budaya Organisasi, Jakarta: Gramedia.
Suma Amin Muhmmad, 2008, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan
Keuangan Islam, Jakarta:Kholam.
Soekamto Soerjono dan Sri Madmuji, 2014, Penelitian Hukum Normatof Suatu
Tinjauan Singkat,Jakarta: PT Raja Grafindo.
81
Soekanto, Soerjono,dkk,2016, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT
Raja Grafindo.
Sutedi Ardian, 2014, Hukum Perbankan, Jakarta:Sinar Grafik.
Viyasa Rahyaputra, dkk, 2018, Menyongsong Kewirausahaan Digital
Indoneisa,Jakarta:Ugm Press.
Waridah Emma, 2017, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta:Bmedia.
Yunus Husein, 2003, Rahasia Bank : Privasi Versus Kepentingan Umum,
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
C. JURNAL
Ali Imron. Menerapkan Hukum Islam Yang Inovatif Dengan Metode Sadd
Dzari‟ah. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum QISTI.
Ashabul Fadhli. 2016. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penerapan Akad As-
Salam Dalam Transaksie-Commerce, Jurnal Pemikiran Hukum
IslamMazahibVol XV, No. 1.
Bustanul Arifien Rusyadi. 2015. Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
Melalui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa. Universitas Islam
Indonesia.
Dodi Yarli. 2018.Analisis Tijarah Pada Transaksi Fintech Syariah Dengan
Pendekatan Maqhaid. Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam, Vol. 9 No. 2.
(STEI) Tazkia Bogor.
Hifdhotul Munawaroh. 2018. Sadd Al- Dzari‟at Dan Aplikasinya Pada
Permasalahan Fiqih Kontemporer, Jurnal Ijtihad Vol. 12 No. 1.
Miswan Ansori. 2019. Perkembangan Dan Dampak Financial Technology
(Fintech) Terhadap Industry Keuangan Syariah Di Jawa Tengah. Jurusan Studi
KeislamanV Ol. 5 No. 1. Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.
Marnia Rani. 2014. perlindungan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Kerahasian
Dan Keamanan Data Pribadi Nasabah Bank. JURNAL SELAT, VOL. 2
NO.(program studi ilmu Hukum Universitas Matirim Raja Ali Haji, 2017)
82
Novalia Bella Gita.Dkk. 2018. Peran Fintech Meningkatkan Keuangan Inklusif
Pada Umkm Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah Vol 3, No 1
(2018). Universitas Unmuh Surabaya.
Nurdhin Baroroh. 2017. Metamorfosis “Illat Hukum” Dalam Sad Adz-Dzari‟ah
Dan Fath Adz-Dzariah (Sebuah Kajian Perbandingan). Volume 5, Nomer 2.
Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Rati Maryani Pailati. 2016. Perlindungan Hukum Konsumen Perbankan Oleh
Otoritas Jasa Keuangan. Jurnal Ius Vol Iv. Universitas Mataram.
Soediro. 2018. Prinsip Keamanan, Privasi Dan Etika Dalam Uu Informasi Dan
Transaksi Elektronik Dalam Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Kosmik Hukum
Vol. 18 No. 2. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
D. INTERNET
https://bahasahatinurani.wordpress.com/2013/03/12/rahasia-dan-privasi-sebuah-
arti-kata/ diakses pukul 19.00 WIB
Farrel Alfaiz ,file:///C:/Users/ASUSA43E/Documents/TUGAS%20AWAL-
AKHIR/SKRIPSI/bahhan/Essay-Booklet-Access18.pdf
Agent of Trust, https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-bank.html
diakses pada tanggal 19 juni 2019 jam 10.00
https://duniakampus7.com/2015/04/sistem-operasional-lembaga keuangan.html
diakses pada tanggal 19 juni 2019 jam 10.00
http://repository.radenintan.ac.id/3926/1/Skripsi%20Full%20A.pdfdi akses pada
tanggal 14 Mei 2019
http://repository.unpas.ac.id/41818/4/F.%20BAB%201.pdfdiakses pada tanggal
14 Mei 2019
83
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Dwi Astuti
TTL : Palembang, 05 Juni 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke : 2 dari 3 bersaudara
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Swadaya 1 Rt 07 Rw 02 Kelurahan Sukajadi
Kabupaten banyuasin kecamatan talang kelapa
No. Hp : 0853-6811-3347
Orang Tua
Nama Ayah : Abdullah
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Nama Ibu : Suyati (Alm)
Pekerjaan : -
Alamat : Jl. Swadaya 1 Rt 07 Rw 02 kelurahan sukajadi
kabupaten banyuasin kecamatan talang kelapa
84
Riwayat Pendidikan Formal
SD/MI : Negeri 7 Sukajadi 2010
SMP/MTS : Negeri 51 Palembang 2013
SMA/MA : SMA AISYIYAH 1 Palembang 2015
PTN/PTS : UIN Raden Fatah Palembang 2019