BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id · 24 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Perusahaan
BAB III Pembahasan Makrovnikov
-
Upload
chairul-budi-prasetyo -
Category
Documents
-
view
36 -
download
0
Transcript of BAB III Pembahasan Makrovnikov
BAB III
PEMBAHASAN
1. Hukum Makrovnikov
Dalam kimia Organik, aturan Markovnikov dirumuskan oleh ahli kimia Vladimir
Vasilevich Markovnikov pada tahun 1870. Aturan tersebut berdasarkan aturan Zaytsef, yang
menyatakan bahwa alkena yang memiliki gugus alkil yang terbanyak pada atom-atom karbon
ikatan rangkapnya, terdapat dalam jumlah terbesar dalam campuran produk eliminasi (alkena
yang tersubsitusi lebih melimpah). Pada aturan Markovnikov, "Ketika sebuah alkena tidak
simetris bereaksi dengan hidrogen halida memberikan alkil halida, hidrogen menambah
karbon dari alkena yang memiliki sejumlah besar substituen hidrogen, dan halogen ke
karbon yang alkena dengan jumlah lebih sedikit dari substituen hidrogen”.
Alkena asimetris adalah alkena seperti propena dimana gugus-gugus atau atom-atom
yang terikat pada kedua ujung ikatan rangkap C=C tidak sama. Sebagai contoh, pada propena
terdapat satu atom hidrogen dan sebuah gugus metil pada salah satu ujung, tetapi terdapat dua
atom hidrogen pada ujung yang lain dari ikatan rangkap, maka akan diperoleh dua
kemungkinan karbokation yang terbentuk.
Sesuai dengan aturan Markovnikov yang mengatakan ‘‘Apabila sebuah senyawa HX
diadisi ke sebuah alkena asimetris, maka atom hidrogen akan terikat pada atom karbon yang
sebelumnya mengikat lebih banyak atom hidrogen”.
Dalam hal ini, hidrogen menjadi terikat ke gugus CH2, karena gugus CH2 memiliki
lebih banyak hidrogen dibanding gugus CH. Perhatikan bahwa hanya hidrogen yang terikat
langsung pada karbon ikatan rangkap yang dihitung. Atom-atom hidrogen yang terdapat pada
gugus CH3 tidak dihitung.
Pada adisi alkena dengan hidrogen halida, HX, apabila rantai atom C diantara ikatan
rangkap C=C berbeda hasil reaksinya berupa campuran. Dalam Hukumnya, Markovnikov
menyatakan bahwa terjadi pembentukan kation C+ pada C=C, karena rantai atom C yang
terpanjang lebih bersifat non polar sehingga daya dorong terhadap elektron lebih kuat,
terbentuklah -C = C+. Ikatan HX akan putus, terbentuk H+ dan X-. H akan mengikat atom C
bernomor lebih kecil dibanding X. Berikut adalah contoh reaksinya :
CH2=CHCH2CH2CH3 + HBr CH3CHBrCH2CH2CH3 + CH2BrCH2CH2CH2CH3
2. Hukum Anti-Makrovnikov
Adisi HBr pada alkena kadang-kadang berjalan mematuhi aturan markovnikov,
tetapi kadang-kadang tidak(efek ini tak dijumpai pada HCl dan HI). Dikarenakan pada
hidrogen klorida tidak mengalami adisi radikal bebas terhadap alkena karena relative
pemaksapisahan homolisis HCl menjadi radikal bebas. Sedangkan pada hydrogen iodide
tidak menjalani reaksi ini karena adisi I- terhadap alkena bersifat endoterm dan terlalu
lambat untuk membentuk suatu reaksi rantai. Reaksi rantai merupakan pembentukan awal
beberapa radikal bebas yang akan mengakibatkan perkembangbiakan radikal-radikal
bebas baru dalam suatu reaksi pembentukan. Selain itu energy yang diperlukan I- untuk
merebut sebuah hydrogen dari ikatan C-H sangat besar (tahap itu sangat endoterm).
Akibatnya radikal iodide tak dapat membentuk ikatan dalam suatu reaksi rantai, I - adalah
suatu contoh radikal bebas stabil, suatu radikal bebas yang tak dapat merebut halogen.
Anti markovnikov dari HBr terjadi karena terbentuk radikal bebas dari peroksida
atau oksigen yang menyerang HBr. Selanjutnya terbentuk radikal bebas Br▪ yang
menyerang ikatan rangkap pada alkena dan terbentuk radikal bebas atom C (pada ikatan
rangkap) yang lebih stabil.
Oksigen dari udara cenderung bereaksi lambat dengan alkena menghasilkan
beberapa peroksida organik, sehingga dengan sendirinya akan terdapat beberapa
peroksida organik dalam alkena. Dengan demikian, reaksi dengan oksigen ini adalah
reaksi yang cenderung terjadi sebelum semua udara dikeluarkan dari sistem. Apabila
hidrogen bromida dan alkena sama-sama mengandung peroksida organik dalam jumlah
kecil, maka reaksi adisi berlangsung dengan cara berbeda dan dihasilkan 1-
bromopropana. Reaksi ini terkadang disebut sebagai adisi Anti-Markovnikov atau Efek
Peroksida.
Untuk lebih jelasnya, maka sebaiknya ikuti penjelasan ini melalui mekanisme
reaksi atau tahapan reaksi berikut. Mula-mula senyawa ROOR dipanaskan akan
mengalami pemutusan ikatan dan membentuk radikal oksi atau alkoksi, RO.
ROOR (dengan pemanasan 400oC - 600oC) → 2 RO
Radikal RO ini bertumbukan dengan molekul-molekul HBr, maka RO akan menarik H
membentuk ROH, sedang brom yang tertinggal adalah ion Br+.
RO + HBr → ROH + Br
Kemudian untuk selanjutnya ion Br+ atau radikal Br ini menyerang propena pada atom C
berikatan rangkap yang mengikat atom H terbanyak.
CH2=CHCH3 + Br → CH2Br-CH(CH3)-
CH2Br-CH(CH3)- + ROH → CH2Br -CH2CH3 + RO
2 RO → ROOR
Pada akhir reaksi, senyawa alkil peroksida terbentuk kembali. Demikianlah
mekanisme reaksi anti Markovnikov.
BAB IV
KESIMPULAN
Anti markovnikov dari HBr terjadi karena terbentuk radikal bebas dari peroksida atau
oksigen yang menyerang HBr. Selanjutnya terbentuk radikal bebas Br▪ yang
menyerang ikatan rangkap pada alkena dan terbentuk radikal bebas atom C (pada
ikatan rangkap) yang lebih stabil.
Markovnikov menyatakan bahwa terjadi pembentukan kation C+ pada C=C, karena
rantai atom C yang terpanjang lebih bersifat non polar sehingga daya dorong terhadap
elektron lebih kuat, terbentuklah -C = C+. Ikatan HX akan putus, terbentuk H+ dan
X-. H akan mengikat atom C bernomor lebih kecil dibanding X.