BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian...

15
59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Wonogiri dengan mengambil beberapa kecematan yaitu : Kecamatan Wonogiri, Kecamatan Bulukerto dan Kecamatan Pracimantoro. 2. Waktu Penelitian direncanakan pada bulan September sampai bulan November 2016. Adapun kegiatan penelitian ini meliputi tahap persiapan pelaksanaan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan perincian sebagai berikut: Tabel 3.1. Jadwal Penelitian NO Rencana Kegiatan Tahun 2015/2016 Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober Nov 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan a. Observasi b. Identifikasi masalah c. Pengajuan judul d. Penyusunan proposal 2. Pelaksanaan a. Seminar proposal b. Pengumpulan data penelitian c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development Index sudah dituangkan dalam kebijakan pemerintah bidang keolahragaan, terutama terkait dengan standar pelayanan minimal keolahragaan sebagaimana tertuang dalam peraturan pemerintah RI Nomor 16 tahun 2007 pasal 92, yang memberikan penjelasan operasional tentang persyaratan standar pelayanan minimal keolahragaan yang meliputi : ruang terbuka untuk berolahraga, sumber daya manusia, partisipasi masyarakat dan tingkat kebugaran jasmani masyarakat. Oleh karena untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terkait pembangunan olahraga maka penelitian ini juga termasuk penelitian evaluatif atau penelitian evaluasi.

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Wonogiri dengan mengambil

beberapa kecematan yaitu : Kecamatan Wonogiri, Kecamatan Bulukerto dan

Kecamatan Pracimantoro.

2. Waktu

Penelitian direncanakan pada bulan September sampai bulan November 2016.

Adapun kegiatan penelitian ini meliputi tahap persiapan pelaksanaan sampai

penyusunan laporan penelitian, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

NO Rencana Kegiatan

Tahun 2015/2016

Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober Nov

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

a. Observasi

b. Identifikasi masalah

c. Pengajuan judul

d. Penyusunan proposal

2. Pelaksanaan

a. Seminar proposal

b. Pengumpulan data

penelitian

c. Penyusunan Laporan

B. Metode Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport

Development Index sudah dituangkan dalam kebijakan pemerintah bidang keolahragaan,

terutama terkait dengan standar pelayanan minimal keolahragaan sebagaimana tertuang

dalam peraturan pemerintah RI Nomor 16 tahun 2007 pasal 92, yang memberikan

penjelasan operasional tentang persyaratan standar pelayanan minimal keolahragaan

yang meliputi : ruang terbuka untuk berolahraga, sumber daya manusia, partisipasi

masyarakat dan tingkat kebugaran jasmani masyarakat.

Oleh karena untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terkait pembangunan

olahraga maka penelitian ini juga termasuk penelitian evaluatif atau penelitian evaluasi.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

60

Evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan

menginterpretasikan informasi yang umumnya diperoleh melalui pengukuran untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program. Evaluasi dilaksanakan

untuk menguji obyek/ kegiatan dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan

keputusan (Depdiknas, 2002).

Evaluasi merupakan penilaian sistematik tentang operasi dan atau hasil sebuah

program atau kebijakan, dibandingkan dengan serangkaian patokan tersurat atau tersirat,

sebagai cara untuk berkontribusi bagi perbaikan program atau kebijakan. Evaluasi

merupakan sebuah bentuk spesialisasi penelitian ilmu sosial, meskipun demikian,

“evaluasi memiliki tujuan fundamental untuk melakukan penilaian tentang kelebihan

dan keunggulan program serta kebijakan’.(Tashakkori & Teddlie, 2010:443). Yang

membedakan evaluasi dengan peneltian terapan lainnya adalah, bahwa evaluasi

mengarah pada kesimpulan evaluatif, dan upaya untuk mencapainya membutuhkan

pengidentifikasian patokan data dan performa serta integrasi keduanya.

Dalam bidang evaluasi, harus memenuhi kebutuhan informasi pihak – pihak

yang menyepakati dan memerlukan evaluasi (para pemangku kepentingan). Menurut

Tashakkori & Teddlie (2010:443) menyatakan bahwa “Evaluasi mencakup tiga aktivitas

utama : deskripsi, perbandingan dan prediksi”. Yang menopang tiga aktivitas ini adalah

tuntutan evaluasi untuk melakukan penelian tentang kelebihan dan keunggulan aspek

yang dievaluasi. Tuntutan informasi yang berkualitas tinggi inilah yang mengharuskan

evaluasi mengumpulkan data dalam bentuk kata – kata (misalnya melalui ulasan

dokumen atau wawancara) kemudian mengubah data tersebut secara statistik maupun

data yang berbentuk angka (misalnya frekuensi, presentase) yang dipandang sebagai

kualitas/besaran yang harus diubah secara konseptual (misalnya sebagian besar

masyarakat Kabupaten Wonogiri melakukan olahraga seminggu tiga kali).

Berdasarkan uraian di atas, metode penelitian yang tepat adalah menggunakan

metode campuran antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam konteks evaluasi. Datta

(1997a : 347) menyatakan bahwa “rancangan metode campuran telah digunakan di

dalam evaluasi selama lebih dari tiga dasawarsa untuk menjawab berbagai pertanyaan

formatif, proses, deskriptif, dan implementatif”. Hal tersebut untuk menghindari

penimbunan metode ke dalam kategori kualitatif atau kuantitatif yang besar dan tanpa

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

61

makna namun berusaha menyatakan secara akurat tindakan yang dilakukan terhadap

datanya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method dimana

langkah – langkah penelitiannya menggabungkan dua bentuk penelitian sebelumnya

yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif yang digunakan bersama – sama

dalam suatu kegiatan sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable,

dan obyekif. Menurut Creswell (2010:5) menyatakan bahwa “penelitian campuran

merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara pendekatan kualitatif

dan pendekatan kuantitatif”. Adapun strategi – strategi dalam melakukan penelitian

campuran menurut Creswell (2010:22-23) adalah sebagai berikut :

1. Strategi metode campuran sekuensial/bertahap (sequential mixed methods)

merupakan strategi bagi peneliti untuk menggabungkan data yang ditemukan dari

satu metode dengan metode lainnya. Strategi ini dapat dilakukan dengan interview

terlebih dahulu untuk mendapatkan data kualitatif, lalu diikuti dengan data

kuantitatif. Strategi ini menurut Creswell (2010:316-318) dibagi menjadi tiga bagian

yaitu :

a. Strategi eksplanatoris sekuensial. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data

dan analisis data dengan Kuantitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan

pengumpulan data dan analisis data secara kualitatif yang dibangun

berdasarkan data awal kuantitatif. Bobot atau prioritas yang digunakan pada

data kuantitatif.

b. Strategi eksploratoris sekuensial. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data

dan analisis data dengan Kualitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan

pengumpulan data dan analisis data secara kuantitatif yang dibangun

berdasarkan data awal kualitatif. Bobot atau prioritas yang digunakan pada data

kualitatif. Kelemahan metode ini yaitu memerlukan waktu, tenaga dan biaya

yang besar.

c. Strategi transformatif sekuensial. Dilakukan dalam dua tahap, pertama metode

kuantitatif dan tahap kedua metode kualitatif, begitu juga sebaliknya. Peranan

perspektif teori dari peneliti akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses

/tahap penelitian. Perspektif teori ini bisa ditulis secara eksplisit atau implisit.

Misalnya perspektif teori ilmu sosial (teori adopsi, teori leadership) atau teori

advokasi/partisipatoris (gender, ras, kelas). Bobot dapat diberikan pada salah

satu dari keduanya atau dibagikan sama rata pada masing – masing tahap

penelitian.

2. Strategi metode campuran konkuren/sewaktu – waktu (concurrent mixed methods)

merupakan penelitian yang menggabungkan data kuantitatif dan data kualitatif

dalam satu waktu. Menurut Creswell (2010:320-324) metode ini dibagi menjadi tiga

strategi yaitu :

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

62

a. Strategi trianggulasi konkuren. Dalam model ini peneliti menggunakan metode

kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data

maupun analisisnya, kemudian membandingkan data yang diperoleh untuk

mengetahui perbedaan atau kombinasi.

b. Strategi embedded konkuren. Merupakan metode penelitian yang

mengkombinasikan penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif

secara simultan (bersama-sama) dengan bobot yang berbeda. Pada model ini

ada metode primer, untuk memperoleh data yang utama dan metode sekunder,

untuk memperoleh data pendukung metode primer. Dalam kasus ini, penelitian

kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan untuk

membangun hipotesis atau teori baru.

c. Strategi transformatif konkuren. Metode ini merupakan gabungan antara modul

triangulation dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada

satu tahap/fase penelitian dan pada waktu yang sama dengan menggunakan

teori perspektif tertentu. Bobot metode bisa sama dan bisa tidak. Penggabungan

data dapat dilakukan dengan merging, connecting atau embedding (mencampur

dengan bobot sama, menyambung dan mencampur dengan bobot tidak sama).

3. Prosedur metode campuran transformatif (transformative mixed methods) merupakan

prosedur penelitian dimana peneliti menggunakan kacamata teoritis sebagai

overaching yang didalamnya terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif.

Perspektif inilah yang nantinya akan menjadi kerangka kerja untuk topik penelitian,

teknik pengumpulan data dan hasil yang diharapkan dari penelitian.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan strategi embedded

konkuren dimana tujuan penelitian metode campuran konkuren adalah untuk

mendapatkan informasi tentang ruang terbuka, SDM, partisipasi masyarakat, dan

kebugaran jasmani masyarakat Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. Dalam

penelitian ini tes dan lembar observasi untuk mendapatkan data kuantitatif dan pada

waktu bersamaan akan dieksplorasi dengan menggunakan wawancara atau observasi

kualitatif terhadap partisipan di lokasi penelitian.

Alasan mengkombinasikan data kuantitatif dan data kualitatif ini adalah agar

mendapatkan informasi yang lebih akurat dalam memahami masalah penelitian dengan

mengonvergensi data kualitatif dan data kuantitatif. Penelitian campuran ini tidak hanya

untuk menilai bahwa suatu program atau kebijakan sudah berjalan baik, kurang baik,

atau tidak baik tetapi data yang diperoleh dari sampel dianalisis sesuai dengan rumus

penentuan indeks untuk menentukan katagori sesuai indeks yang didapat kemudian

diinterpretasikan. Sehingga hasil datanya berupa data kuantitatif atau kualitatif.

Berdasarkan dari hasil penelitian mixed method berbasis evaluasi ini pengambil

kebijakan dapat memperbaiki unsur – unsur yang lemah dari kebijakan, yang tujuan

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

63

akhirnya adalah meningkatkan mutu dari implementasi kebijakan, sehingga sebuah

lembaga dapat ditingkatkan mutu kinerjanya.

C. Populasi dan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan

cluster sampling. Stratifikasi diperlukan untuk menjawab kondisi daerah dan

masyarakat yang ada di Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah yang sangat

heterogen. Cluster sampling digunakan untuk mewakili luas wilayah yang akan

dijadikan sampling sehingga akan terwakili, Menurut Mutohir dan Maksum (2011 : 60)

“cluster sampling diunakan untuk mengurangi biaya akibat tingkat penyebaran sampel

yang meluas”.

Karakter dasar dari populasi yang akan digunakan adalah : 1) perbedaan

tingkat kemajuan suatu wilayah, 2) Perbedaan gender, 3) Perbedaan usia yaitu : anak

usia 7-12 tahun, remaja usia 13-17 tahun dan dewasa usia 18-40 tahun. Dikarenakan

BPS tidak mengklasifikasikan daerah berdasarkan tingkat kemajuan, maka dengan

mengacu tingkat kemajuan daerah tersebut, hal – hal yang dipertimbangkan meliputi

luas wilayah, kepadatan penduduk, pendapatan daerah, pendidikan dan juga kesehatan

suatu wilayah. Selain karakteristik diatas yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihan

sampel adalah letak geografisnya dan kondisi iklimnya, mengingat Kabupaten Wonogiri

merupakan Kabupaten terluas keempat di Propinsi Jawa Tengah dengan kondisi

masyarakat yang heterogen.

Sedangkan komponen cluster yang digunakan adalah kecamatan,

desa/kelurahan yaitu terdiri dari 25 kecamatan, 43 kelurahan dan 251 desa di Kabupaten

Wonogiri yang akan diambil 3 Kecamatan, masing – masing kecamatan diambil 3

kelurahan/desa dimana setiap kelurahan diambil 30 orang dengan pembagian 15 laki –

laki dan 15 perempuan sehingga dalam satu kecamatan jumlah sample terdapat 90 orang

sehingga dari 3 Kecamatan total seluruhnya yaitu 270 sampel.

Berdasarkan uraian karakteristik pemilihan sampel di atas, maka sampel dalam

penelitian ini adalah Kecamatan Wonogiri yang berada di tengah Kota Wonogiri,

Kecamatan Bulukerto berada di wilayah timur dengan cuaca yang dingin dan

Kecamatan Pracimantoro berada di wilayah selatan dengan cuaca yang panas . Berikut

gambar skema area sampling :

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

64

Gambar 3.1 Skema Area Sampling

(Agus Kristiyanto, 2012)

D. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah informasi tentang

ruang terbuka, SDM, partisipasi masyarakat, dan kebugaran jasmani masyarakat

Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. Menurut Mutohir dan Maksum (2007:62)

data SDI menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari data

partisipasi masyarakat, ruang terbuka, SDM dan kebugaran jasmani. Sedangkan data

sekunder antara lain jumlah penduduk, luas wilayah, dan potensi keolahragaan. Menurut

Sugiyono (2014:62) sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya dari orang lain atau dapat berwujud dokumen.

Maka dari pernyataan di atas teknik atau cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan data adalah :

1. Observasi, data yang akan dikumpulkan melalui observasi adalah data sekunder yaitu

tentang luas wilayah, jumlah penduduk, dan potensi keolahragaan sebagai data

kontrol, sedangkan data primer yaitu data tentang sumber daya manusia

keolahragaan dan data tentang ruang terbuka.

2. Kuesioner, digunakan untuk menggali pertanyaan pada informan mengenai

partisipasi masyarakat terhadap olahraga yang dilakukan setiap hari. Tujuan pokok

penyusunan kuesioner adalah untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan

penelitian. Melalui kuesioner, data yang diperoleh memiliki validitas dan realiblitas

yang tinggi sehingga perumusan variabel kuesioner menjadi sangat penting.

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

65

3. Tes, data yang akan dikumpulkan melalui tes adalah tingkat kebugaran jasmani

masyarakat, tes yang digunakan adalah Multi Stage Fitness (MFT) karena tes ini

dianggap relevan untuk digunakan berbagai usia, seperti anak – anak usia 7-12 tahun,

remaja usia 13 -17 tahun, maupun dewasa usia 18 – 40 tahun.

4. Interview/Wawancara, digunakan untuk menggali informasi dari para narasumber

yang kredibel sebagai data penguat dari data yang diobservasi. Sumber data dalam

penelitian ini diperoleh dari sumber atau informan yaitu dari Pemerintah Kabupaten

Wonogiri yang terkait antara lain Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonogiri

(Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga dan bagian pembinaan prestasi olahraga),

Kecamatan terkait yang dalam penelitian ini mengambil tiga kecamatan sebagai

sempel penelitian yaitu Kecamatan Wonogiri, Kecamatan, Bulukerto dan Kecamatan

Pracimantoro (Kepala kecamatan dan bidang olahraga), KONI Kabupaten Wonogiri

(Ketua Umum KONI, Ketua bidang pembinaan prestasi, Ketua Bidang Sarana dan

Prasarana), dan sumber data lain yang dianggap memungkinkan.

5. Dokumen, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Menurut Sugiyono

(2013:240) “Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang”. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian saat menggumpulkan data sebagai

hasil tentang pembangunan olahraga di Kabupaten Wonogiri. Dokumen tersebut

antara lain tentang program kerja KONI Kabupaten Wonogiri, catatan prestasi

olahraga Kabupaten Wonogiri, catatan olahraga unggulan Kabupaten Wonogiri,

PERDA Kabupaten Wonogiri, Tabel statistik Kabupaten Wonogiri tentang Indeks

Pembangunan Manusia, dan dokumen lain yang dapat memberikan informasi untuk

data penelitian.

Keempat teknik pengumpulan data yang digunakan mempunyai instrument

masing – masing. Penjelasan tentang instrument yang digunakan akan dipaparkan

secara rinci pada bagian instrument pengumpulan data.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mendapatan data tentang hasil pembangunan olahraga di Kabupaten

Wonogiri, maka instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

teknik pengumpulan datanya adalah :

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

66

1. Lembar observasi untuk mendapatkan data kontrol berupa luas wilayah, jumlah

penduduk dan potensi keolahragaan dengan menggunakan lembar observasi. Lembar

tersebut digunakan saat melakukan observasi di kecamatan yang menjadi sampel

penelitian untuk menambah informasi data peneliti. Selain itu, wawancara yang

dilakukan kepada informan juga dianggap kredibel untuk menggali informasi lebih

dalam mengenai perkembangan olahraga di kecamatan tersebut dengan beberapa

pertanyaan diantaranya :

a. Olahraga apa yang paling diminati oleh masyarakat di kecamatan ini?

b. Prestassi apa saja yang sudah dicapai oleh kecamatan ini dalam bidang olahraga?

c. Adakah kegiatan olahraga rutin yang dilaksanakan untuk membangkitkan animo

masyarakat dalam berolahraga?

d. Bagaimana peran serta masyarakat dalam memajukan olahraga di kecamatan ini?

e. Sejauh mana perhatian pemerintah kabupaten/kota terhadap perkembangan

olahraga di kecamatan ini?

f. Bagaimana sarana prasarana olahraga di kecamatan ini?

g. Seberapa tinggi kesadaran masyarakat dalam menjaga sarana dan prasarana

olahraga yang dimiliki?

Jawaban – jawaban dari pertanyaan tersebut akan menjadi tambahan

informasi dari data yang diobservasi, sehingga data yang didapat memiliki validitas

yang tinggi.

Tabel 3.2 Lembar Observasi Data Kontrol

1. Nama kecamatan :

2. Jumlah penduduk total :

3. Jumlah penduduk usia

7 tahun keatas

:

4. Olahraga yang paling

menonjol/berprestasi di

kecamatan ini

: Jenis olahraga (pilih salah satu yang menonjol)

1) Sepak bola, 2) Bolavoli, 3) Bulutangkis, 4) Atletik,

5) Senam, 6) Basket, 7) Renang, 8) Beladiri, 9) Lain –

lain, sebutkan………

5. Olahraga yang

berpeluang

dikembangkan di

kecamatan ini

: Jenis olahraga (pilih salah satu yang menonjol)

1) Sepak bola, 2) Bolavoli, 3) Bulutangkis, 4) Atletik,

5) Senam, 6) Basket, 7) Renang, 8) Beladiri, 9) Lain –

lain, sebutkan………

Alasan untuk dikembangkan (pilih salah satu yang

paling dominan) 1) dukungan alam, 2) animo

masyarakat, 3) ketersediaan sarana/prasarana, 4)

dukungan SDM, 5) lain – lain, sebutkan……….

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

67

2. Lembar observasi untuk memperoleh data luas ruang terbuka untuk berolahraga.

Pada lembar observasi tercantum nama lapangan, jenis (indoor, outdoor), luas, dan

status kepemilikan. Adapun lembar observasi yang digunakan seperti pada table

berikut :

Tabel 3.3 Lembar Observasi Data Ruang Terbuka

No Nama Lapangan Jenis

(indoor/outdor)

Luas (m²) Status kepemilikan

(pemerintah/swasta)

1

2

3

4

5

Luas total (m²)

Selain data yang diperoleh dari lembar observasi mengenai ruang terbuka,

peneliti melakukan wawancara kepada narasumber yang dianggap kredibel untuk

menggali informasi lebih lanjut. Beberapa pertanyaan yang akan diajukan peneliti

diantaranya :

a. Bagaimana ketersediaan ruang terbuka olahraga di kecamatan ini?

b. Bagaimana kondisi dan kelayakan ruang terbuka olahraga di kecamatan ini?

c. Apakah ada upaya pemerintah setempat untuk memperluas atau membangun ruang

terbuka olahraga yang baru?

d. Apakah pemanfaatan ruang terbuka olahraga sudah sesuai dengan fungsinya?

e. Seberapa banyak ruang terbuka yang sudah beralih fungsi?

f. Mengapa ruang terbuka tersebut dialihfungsikan?

g. Apakah ruang terbuka olahraga yang dimiliki pemerintah/swasta mudah diakses

oleh masyarakat?

Jawaban dari narasumber akan menambah informasi tentang ruang terbuka

olahraga,sehingga data yang dikumpulkan tidak hanya sekedar data tertulis tetapi juga

data hasil wawancara.

3. Lembar observasi untuk mendapatkan data tentang jumlah sumber daya manusia

keolahragaan.

4. Angket atau kuesioner untuk mengungkap partisipasi masyarakat dalam

berolahraga. Angket ini diberikan kepada masyarakat yang menjadi sampel

penelitian untuk melaksanakan tes kebugaran jasmani terlebih dahulu sebelum

mengisi angket yang diberikan oleh peneliti.

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

68

Tabel 3.4 Lembar Observasi SDM Keolahragaan

Jenis Profesi

Jumlah Menurut Jenis Kelamin Jumlah Menurut Sertifikasi

Laki – laki Perempuan Sertifikasi Non

Sertifikasi

Guru

Penjas

SD

SMP

SLTA

Pelatih Olahraga

Instruktur Olahraga

Profesi lain………

(dosen olahraga,

wasit/ juri, dll)

Jumlah

5. Seperangkat Multi Stage Fitness Test (MFT) untuk mengetes data kebugaran

jasmani masyarakat. Adapun prosedur tes MFT berdasarkan Australian Sports

Commissions (1991) sebagai berikut :

a. Perlengkapan

1) Pita cadence untuk lari bolak – balik

2) Lintasan lari

3) Mesin pemutar kaset (Tape recorder)

4) Jarak yang bermarka 20 meter pada permukaan yang datar, rata dan tidak

licin.

5) Stopwatch

6) Kerucut pembatas atau patok (4)

7) Formulir

b. Prosedur pelaksanaan

1) Ceklah kecepatan mesin pemutar kaset dengan menggunakan periode

kalibrasi satu menit dan sesuaikan jarak lari bilamana perlu (telah

dijelaskan di dalam pita rekaman dan di dalam manual pitanya)

2) Ukurlah jarak 20 meter tersebut dan berilah tanda dengan pita dan

pembatas jarak.

3) Jalankan pita candencenya.

4) Instruksikan kepada testi untuk lari kearah ujung/akhir yang berlawann

dan sentuhkan satu kaki di belakang garis batas pada saat terdengar

bunyi “tuut”. Apabila testi telah sampai sebelum bunyi “tuut”, testi harus

bertumpu pada titik putar, menanti tanda bunyi, kemudian lari kearah

garis yang berlawanan agar supaya dapat mencapai tepat pada saat tanda

berikutnya berbunyi.

5) Pada akhir tiap menit interval waktu di antara dua bunyi “tuut” makin

pendek, oleh karena itu, kecepatan lari makin bertambah cepat.

6) Testi harus dapat mencapai garis ujung pada waktu yang ditentukan dan

tidak terlambat. Tekankan kepada testi agar berputar dan lari kembali,

bukannya lari membuat belokan melengkung, karena akan memakan

lebih banyak waktu.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

69

7) Tiap testi harus berlari selama mungkin sehingga testi tidak dapat lagi

mengejar tanda bunyi “tuut” dari pita rekaman. Kriteria untuk

menghentikan testi adalah apabila testi tertinggal tanda bunyi “tuut” dua

kali lebih dari dua langkah di belakan garis ujung.

c. Penilaian

Catatlah level dan shuttle terakhir yang dapat dilakukan atau

diselesaikan testi.

Hasil dari penghitungan tersebut kemudian disesuaikan dengan tabel

penilai VO2Max untuk menentukan norma atau kategori tingkat kebugaran

peserta tes. Norma yan digunakan berpatokan pada norma kebugaran menurut

Kenneth H.Cooper (Mutohir dan Maksum, 2007 : 183), sebagai berikut :

Tabel 3.5 Norma Kebugaran Menurut Kenneth H.Cooper

Jarak yang ditempuh (mil) Konsumsi oksigen (ml) Kategori kebugaran

Kurang dari 1.0 mil 28.0 atau kurang Kurang sekali

1.0 s/d 1.24 mil 28.1 s/d 34 Kurang

1.25 s/d 1.49 mil 35 s/d 42 Sedang

1.50 s/d 1.74 mil 43 s/d 52 Baik

1.75 s/d 1.74 mil 52 atau lebih Baik sekali

Instrumen data di atas akan diperkuat dengan hasil wawancara dari beberpa

narasumber yang dapat dipercaya sebagai tambahan informasi. Alat ukur yang

digunakan untuk mengumpulkan data memiliki validitas yang tinggi karena alat ukur

yang diunakan merupakan standar yang telah dipatenkan dalam Sport Development

Index (SDI) yang tercantum dalam kuesioner versi SDI tahun 2007 SDI KK – OR 2006

oleh Mutohir dan Maksum (2007 : 171 – 183).

F. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data peneliti melakukannya selama berada di lapangan,

bahwa dalam penelitian kualitatif dimungkinkan melakukan analisis data pada waktu

peneliti berada di lapangan atau setelah kembali dari lapangan. Sementara itu menurut

Bungin (2010:64) alur analisis yang dilakukan mengikuti model analisis interaktif.

Analisis dalam penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu; (1) tahap

pengumpulan data, (2) tahap reduksi data, (3) tahap penyajian data, (4) tahap penarikan

kesimpulan/verifikasi.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

70

Gambar 3.2. Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif

(Bungin, 2010:64)

Dalam gambar tersebut terlihat adanya kegiatan yang saling terkait dan

merupakan rangkaian yang tidak berdiri sendiri-sendiri. Penyajian data selain berasal

dari hasil reduksi, perlu juga dilihat kembali dalam proses pengumpulan data untuk

memastikan bahwa tidak ada data penting yang tercecer. Demikian pula dalam

verifikasi ternyata ada kesimpulan yang masih meragukan dan belum disepakati

kebenaran maknanya, maka kembali ke proses pengumpulan data. Tindakan

memvalidasi data sangat penting dalam penarikan kesimpulan. Berikut penjelasan tiap-

tiap analisis data tersebut.

1. Tahap pengumpulan data

Data dikumpulkan diawali dengan melakukan pengamatan di tempat

penelitian. Selanjutnya dilakukan wawancara dengan informan. Sebagai

tambahannya, peneliti mengambil data dokumentasi yang sesuai dengan objek

penelitian.

2. Reduksi data

Dari data yang begitu banyak dan kompleks serta masih campur aduk, maka

perlu dilakukan reduksi data. Data yang direduksi adalah data yang diperoleh dari

hasil observasi dan hasil wawancara. Reduksi data adalah bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

3. Penyajian data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk

penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks,

grafik, jaringan dan bagan yang fungsinya menjelaskan, meringkas,

DATA COLECCTION

DATA REDUCTION CONCLUTION

DRAWING & VERIFYING

DATA DISPLAY

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

71

menyederhanakan data yang kompleks agar data menjadi mudah dipahami oleh

pembaca, sehingga dapat dicerna dengan jelas apa yang sedang terjadi, selanjutnya

baru dilakukan langkah analisis.

4. Penarikan kesimpulan

Langkah ini dilakukan setelah penyajian data sesuai dengan tema masing-

masing dengan menarik kesimpulan dan verifikasi yang tidak lepas dari data yang di

analisis untuk mengambil tindakan.

Tujuan Analisis Data kualitatif yaitu agar peneliti mendapatkan makna

hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang

dirumuskan dalam penelitian. Prinsip pokok teknik analisis data kualitatif ialah

mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik,

teratur, terstruktur dan mempunyai makna.

Dalam perencanaan penelitian ini teknik analisis dilakukan berdasarkan data

yang telah terkumpul meliputi keempat dimensi SDI, kemudian masing – masing

dimensi dihitung indeksnya.

Gambar 3.3 Unit analisis SDI

(Agus Kristiyanto,2012)

1. Analisis dimensi ruang terbuka

Angka ruang terbuka diukur berdasarkan rasio luas ruang terbuka yang ada

dengan jumlah penduduk yang berusia 7 tahun ke atas. Angka standart ruang

terbuka yang diadopsi oleh Komite Olympiade adalah 3,5m² per orang. Sehingga

R

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

72

nilai maksimum luas ruang terbuka adalah 3,5m² dan nilai minimumnya adalah 0m².

Rumus yang digunakan untuk mendapatkan angka indeks ruang terbuka adalah :

Indeks ruang terbuka = Nilai Aktual –Nilai Minimum

Nilai Maksimum – Nilai Minimum

(Agus Kristiyanto, 2012:46)

2. Analisis sumber daya manusia (SDM)

Indeks SDM diukur berdasarkan rasio jumlah SDM keolahragaan dengan

jumlah penduduk yang berusia di atas 7 tahun. Nilai maksimum yang sudah

ditentukan SDI adalah 2,08 dan nilai minimumnya 0,00. Untuk mendapatkan nilai

indeks SDM menggunakan rumus sebagai berikut :

Indeks SDM = Nilai Aktual –Nilai Minimum

Nilai Maksimum – Nilai Minimum

(Agus Kristiyanto, 2012:48)

3. Analisis dimensi partisipasi

Angka partisipasi diukur berdasarkan rasio antara peserta kegiatan dengan

jumlah populasi yang berusia 7 tahun ke atas saat penelitian dilakukan. Partisipasi

olahraga masyarakat mengacu pada frekwensi aktivitas olahraga yang dilakukan

minimal tiga kali setiap minggunya. Rumus untuk mendapatkan angka indeks

partisipasi masyarakat adalah :

Indeks partisipasi = Nilai Aktual –Nilai Minimum

Nilai Maksimum – Nilai Minimum

(Agus Kristiyanto, 2012:46)

4. Analisis dimensi kebugaran

Peneliti akan memfokuskan pada tiga klasifikasi sampel yaitu anak – anak

usia 7 – 12 tahun, remaja usia 13 – 17 tahun, dan dewasa usia 18 – 40 tahun. Untuk

menghitung indeks kebugaran secara keseluruhan terlebih dahulu peneliti

menghitung kebugaran masing – masing klasifikasi usia dengan mengunakan tes

Multistage Fitness Tes (MFT). Nilai maksimum kebugaran adalah 40,5 dan nilai

minimumnya 20,1. Langkah selanjutnya yaitu menghitung indeks kebugaran

menggunakan rumus sebagiaberikut :

Indeks kebugaran = Nilai Aktual –Nilai Minimum

Nilai Maksimum – Nilai Minimum

(Agus Kristiyanto, 2012:47)

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... · c. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport Development

73

Setelah mendapatkan nilai indeks dari masing – masing usia kemudian

menghitung indeks kebugaran secara keseluruhan menggunaan rumus sebagai

berikut :

Indeks kebugaran = IK. Anak – anak + 2 x IK. Remaja + IK. Dewasa

4

(Agus Kristiyanto, 2012:47)

Setelah semua nilai indeks dari keempat indikator pembangunan olahraga

didapatkan maka tahap selanjutnya menghitunng indeks secara keseluruhan dengan

menggunakann rumus :

SDI= Indeks ruang terbuka + Indeks SDM + Indeks Partisipasi + Indeks Kebugaran

4

(Agus Kristiyanto, 2012:48)

Setelah mendapatkan hasil dari indeks keseluruhan, kemudian menentukan

tingkat indeks berdasarkan table norma sebagaimana table 3.6

Tabel 3.6 Norma SDI

Angka Indeks Norma / Kategori

0,800 – 1,000 Tinggi

0,500 – 0,799 Menengah

0,000 – 0,499 Rendah

(Agus Kristiyanto, 2012:48)

Hasil dari data yang sudah dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel,

grafik dan diagram yang ditambah dengan penjelasan secara naratif agar lebih mudah

dipahami sebagai data yang bersifat kuantitatif. Sedangkan data kualitatif yang berupa

hasil wawancara dari berbagai narasumber akan disajikan dalam bentuk teks berupa

rangkaian pertanyaan disertai jawaban dari para narasumber. Tahap analisis data yang

terakhir adalah penarikan kesimpulan serta verifikasiya. Penarikan kesimpulan berupa

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga

setelah diteliti kemudian menjadi jelas. Kesimpulan yang dibuat dapat menjawab

rumusan masalah yang diperkuat dengan berbagai data, sehingga dapat dijadikan

kesimpulan yang dipaparkan adalah hasil dari sajian data berupa data kuantitatif dan

data kualitatif yang saling menguatkan satu sama lain.