BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...
88
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode merupakan hal yang sangat penting diperlukan dalam suatu
penelitian dengan tujuan untuk memandu seseorang peneliti. Suatu penelitian
akan digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Nazir (1993, hlm. 31) bahwa
metode penelitian akan memandu seorang peneliti mengenai urutan-urutan
bagaimana penelitian dilakukan. Kemudian Surachmad (1998, hlm. 131)
mengemukakan bahwa metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode grounded
theory. Jadi desain penelitian mualai dari perumusan masalah, pengumpulan data,
pengolahan data sampai membuat hasil penelitian tidak menggunakan uapaya
kuantifikasi atau perhitungan statistik seperti penelitian dengan pendekatan
kuantitatif. Sedangkan metode grounded theory adalah teori yang diperoleh secara
induktif dari penelitian dan fenomena yang dijelaskannya. Metode ini digunakan
karena bukan untuk menguji teori atau memulai penyelidikan dengan pegangan
pada suatu teori tertentu lalu membuktikannya, melainkan dengan berpegangan
pada suatu bidang kajian proses Diklat, implementasi hasil Diklat dan proses
pembelajaran pada anak usia dini. Jadi teori dasar yang dilandaskan pada data
secara terus menerus sebagai layaknya grounded theory yang memberikan
peluang bagi ditemukannya pola, konstruk atau teori baru berdasarkan data-data
dan teori yang saling terkait dalam hubungan timbal balik (Straus dan Corbin,
Lincoln dalam Moleong 2011).
Komponen dalam metode penelitian kualitatif meliputi antara lain; alasan
menggunakan metode kualitatif, tempat atau lokasi penelitian, instrumen
penelitian, informan dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data rencana pengujian keabsahan data (Sugiyono, 2010, hlm. 145).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data
yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Peneliti mengadakan
88
89
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengamatan dan mencari data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
responden yang diamati. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kasus. Fokus penyajiannya adalah data berbentuk narasi dan tidak akan di
temukan analisis statistik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi
hasil diklat berjenjang tingkat dasar yang berbasis kompetensi oleh tutor PAUD
dalam proses pembelajaran pada anak usia dini dan analisis secara deskriptif
dengan menggunakan metode kualitatif. Peneliti langsung terjun kelapangan
selama 1 bulan dimulai pada tanggal 18 juni 2016 di PAUD Ihya As Sunnah
selanjutnya pada Tanggal 19 mei 2016 di PAUD Ghifari, Peneliti secara terus
menerus melaksanakan wawancara dengan informan secara mendalam untuk
mengumpulkan data. Dengan kata lain, peneliti model grounded bergerak dari
data menuju konsep. Data yang telah diperoleh dianalisis menjadi fakta, dan dari
fakta diinterpretasi (penafsiran) menjadi konsep. Jadi prosesnya adalah data
menjadi fakta, fakta menjadi konsep.
Menurut sugiyono (2010, hlm.1) metode kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyektif alamiah, sebagai
lawannya adalah eksperimen, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan triangulasi (gabungan) analisis data
bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna
dari pada generalisasi.
Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang ilmiah, atau natural
setting, sehingga metode penelitian ini disebut sebagai metode naturalistik. Obyek
yang alamiah adalah obyek apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga
kondisi peneliti saat memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar
dari obyek relatif tidak berubah. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi
instrumen kunci. Obyek dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran pada
anak usia dini.
Sejalan dengan pendapat Sugyono, Nana Syaodih (2007, hlm. 94)
mengemukakan bahwa “Penelitian Kualitatif (qualitative Research) bertolak
dari filsafat kontruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berasumsi
jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social
experience) yang di interpretasikan oleh individu-individu. Penelitian
kualitatif ditujukan untuk fenomena-fenomena sosial dari sudut partisipatif,
partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi,
diminta data memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya.
90
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang
pasti adalah data-data yang terjadi sebagaimana adanya, buka data yang sekedar
terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan
terucap. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan
penelitian kuantitatif Nana Syaodih (2007, hlm. 95) mengemukkan karakteristik
penelitian kualitatif sebagai berikut: (1) kajian naturalistik, melihat situasi nyata
yang berubah secara, alamiah, terbuka, tidak ada rekayasa pengontrolan variabel,
(2) analisis induktif, mengungkap data kasus, detil untuk menemui kategori,
dimensi, hubungan penting dan asli dengan pertanyaan yang terbuka, (3) holistik.
totalitas fenomena dipahami sebagai sistem yang kompleks, keterkaitan
menyeluruh tidak dipotong padahal terpisah, sebab akibat, (4) data kualitatif,
persepsi pengalaman orang, (5) hubungan persepsi dan pribadi, hubungan akrab
peneliti dengan informan pengalaman pribadi peneliti penting untuk pemahaman
fenomena-fenomena, (6) dinamis, perubahan terjadi terus lihat proses desain
fleksibel, (7) orientasi keunikan, tiap situasi khas, pahami sifat khusus dan dalam
konteks sosial historis, analisis silang kasus (8) empati netral, subyektif murni,
tidak dibuat-buat.
Karakteristik diatas menjadi acuan bagi penulis dalam melaksanakan
penelitian sehingga terhindar dari penggunaaan metode yang tidak sejalan yang
dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan penelitian.
Dengan demikian, pada proses penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif
yang prosesnya berlangsung secara alamiah dimana peneliti sebagai instrumen
utamanya. Penggunaan metode dalam pendekatan ini berpijak pada tujuan pokok
penelitian, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis data dan informasi lapangan
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terhadap implementasi hasil diklat tingkat
berjenjang dasar berbasis kompetensi oleh tutor PAUD dalam proses
pembelajaran anak usia dini yang diselenggarakan oleh HIMPAUDI Kota
Tasikmalaya di ponpes Nurul Iman Kecamatan Indihiang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Ciri-ciri penelitian studi kasus adalah peneliti menggambarkan partisipan
penelitian didalam keseluruhan tingkah laku dengan riwayat timbulnya tingkah
laku, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan tingkah laku.
91
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Di dalam studi kasus peneliti mencoba untuk mencermati individu atau
sebuah unit secara mendalam. Peneliti mencoba menemukan sebuah variabel
penting yang melatar belakangi timbulnya perkembagan variabel tersebut.
Tekanan penelitiannya adalah (a) mengapa individu tersebut bertindak demikian,
(b) apa wujud tindakan itu dan (c) bagaimana ia bertindak bereaksi terhadap
lingkungannya konsekwensi dari studi kasus yang dilakukan dengan baik adalah
bahwa studi tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu relatif lama.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan Penelitian
Pengambilan sumber data di dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010, hlm 300) mengemukakan bahwa
teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data atau responden
dengan pertimbangan tertentu. Sumber data atau responden penelitian dapat
memberikan data sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu partisipan penelitian
yang mampu mengemukakan, menjelaskan, menyatakan, serta mengaplikasikan
kemampuannya dalam berkenaan dengan aspek-aspek yang ingin diungkapkan
dalam penelitian ini.
Partisipan merupakan sumber utama yang memiliki kedudukan penting dalam
suatu penelitian, karena didalam subyek penelitian inilah terdapat variabel-
variabel yang menjadi kajian untuk diteliti. Dalam penelitian ini partisipan yang
akan diteliti terdiri dari tiga bagian, pertama, sebagai “sumber informasi “ yaitu
responden tutor PAUD yang dapat memberikan data tentang dirinya serta
bagaimana pengalamannya yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran. Kedua,”Sumber Informan”, sumber data lain yang dapat
memberikan informasi pelengkap tentang hal-hal yang tidak terungkap dari
subyek penelitian, dan sekaligus sebagai triangulasi untuk menjamin akurasi data.
Partisipan adalah tutor PAUD yang telah mengikuti diklat berjenjang tingkat
dasar, pengelola PAUD Ihya Assunnah dan PAUD Ghifari kota Tasikmalaya,
pantia Diklat Himpaudi. Dengan demikian penelitian ini mendeskripsikan
implementasi hasil diklat berjenjang tingkat dasar oleh tutor PAUD dalam proses
pembelajaran pada anak usia dini.
92
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Spadley (1961) dalam Sugiyono (2010, hlm.61) mengemukakan bahwa
pemilihan sumber data atau informan sebaiknya memenuhi kriteria-kriteria
sebagai berikut:
(1) Cukup lama dan intensif dengan informasi yang akan mereka
berikan; (2) Masih terlibat penuh dengan kegiatan yang diinformasikan;
(3) mempunyai cukup banyak waktu untuk memberikan informasi; (4)
mereka tidak direkayasa dalam pemberian infromasinya; (5) mereka siap
memberi informasi dengan ragam pengalamannya.
Partisipan dalam penelitian ini dipilih untuk mendapatkan kemudahan
peneliti dalam melakukan analisis dan mendapatkan hasil penelitian yang
memungkinkan untuk membandingkan dan mengkonstraskan. Penambahan
sumber data atau informan akan dihentikan apabila data yang ada sudah jenuh.
Data yang sudah jenuh di sini maksudnya adalah apabila dari berbagai informan,
baik yang lama maupun yang baru tidak memberikan data yang baru atau berbeda
dengan yang lain.
Tabel 3.1 Informan Penelitian
No Nama Status Kode
1. Rahma Mardia, M.Pd Panitia hinpaudi Kota
Tasikmalaya dan
Pengelola PAUD Ghifari
RM
2. Yulyawati, S.Pd Pengelola PAUD Ihya As
Sunnah
Y
3. Yani Nuryani, S.Pd Panitia Diklat Himpaudi YN
4. Hj. Santi Kusuma Dewi, S.Pd Penitia Diklat Himpaudi
SK
5. Nenden Nurjanah Tutor PAUD Ihya As
Sunnah
NN
6. Nita Mulyani Tutor PAUD Ghifari NM
7. Desi Maria Lestari Tutor PAUD Ghifari DM
Sumber : Arsip Peneliti Hasil Wawaancara, 2016
93
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PAUD Ihya Assunnah dan PAUD Ghifari di
kota Tasikmalaya. Pemilihan kedua PAUD ini karena kedua lembaga ini
merupakan lembaga yang sudah terakreditasi dikota Tasikmalaya. Ketertarikan
peneliti untuk mengkaji secara mendalam mengenai Implementasi Hasil Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar Oleh Tutor PAUD dalam proses pembelajaran pada
anak usia dini yang diselenggarakan oleh Himpaudi kota Tasikmalaya.
Pemilihan lokasi ini didasarkan pada ketertarikan peneliti untuk mengkaji
secara mendalam mengenai Tutor PAUD yang mengikuti Diklat Berjenjang
Tingkat dasar dalam mendesain perencanaan pembelajaran, penerapan strategi
pelaksanaan pembelajaran, penilaian evaluasi pembelajaran terhadap anak usia
dini. implementasinya seperti apa? Ada perubahan atau sama sekali tidak ada
peningkatan.
C. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan yang disesuaikan dengan kebutuhan, adapun teknik yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu; pengamatan/observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Berikut uraian dari ketiga teknik tersebut:
1. Pengamatan/Observasi
Observasi yaitu memperlihatkan sesuatu dengan mempergunakan mata.
Sedangkan Arikunto (1996, hlm. 146) memaparkan konsep observasi sebagai
berikut:
Observasi atau yang disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indera. Jadi pengobservasian dapat dilakukan melalui pengamatan,
pendengaran, pencium, peraba, dan pengecap.
Pengamatan/observasi dalah upaya aktif peneliti mengumpulkan data
dengan berbuat sesuatu, memilih apa yang diamati dan terlibat secara aktif di
dalamnya. Menurut Guba dan Lincoln (1981, hlm. 191-193) dalam Moleong
(2011, hlm. 174-175) menyatakan bahwa terdapat enam alasan mengapa pada
penelitian kualitatif menggunakan teknik pengamatan untuk mengumpulkan data,
yaitu: (1) Teknik pengamatan ini didasarkan pada pengalaman secara langsung,
94
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2) Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati fenomena-
fenomena yang terjadi kemudian mencatatnya; (3) Pengamatan memungkinkan
peneliti mencatat peristiwa atau fenomena yang terjadi yang berkaitan dengan
pengetahuan yang proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh
dari data; (4) Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, kemungkinan pada data
yang sudah didapat ada yang keliru atau bias; (5) Teknik pengamatan
memungkinkan peneliti mampu memahami situasi yang rumit; (6) Dalam kasus-
kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya tidak memungkinkan,
pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.
Peneliti langsung melakukan observasi kelapangan selama 3 minggu, minggu
pertama di PAUD Ihya As Sunnah, minggu ke 2 di PAUD Ghifari dan terakhir
dikantor Himpaudi Kota Tasikmalaya. Pada tanggal 18 mei 2016 pada pukul
07.30 peneliti melakukan observasi kelapangan yaitu ke PAUD Ihya As Sunnah
dengan memperhatikan dan mengamati anak-anak akan melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Setelah selesai keesokan harinya pada tanggal 19 mei 2016 pada
pukul 08.00 peneliti sama melakukan observasi kelapangan yaitu ke PAUD
Ghifari memperhatikan situasi proses pembelajaran anak.
Teknik Observasi di lakukan pada saat awal kegiatan penelitian di lapangan
dengan pengamatan (1) bagaimana implementasi dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran pada anak usia dini? (2) bagaimana implementasi dalam penerapan
strategi pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini? (3) bagaimana
implementasi dalam evaluasi pembelajran pada anak usia dini?
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang penting untuk memeriksa
keakuratan data hasil observasi. Wawancara juga dapat digunakan untuk
mengumpulkan sebuah informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi.
Menurut Estenberg (2002) dalam Sugiyono (2010, hlm. 317) mendefinisikan
wawancara (interview) sebagai berikut “a meeting of two persons to exchange
information and idea through question and responses, resulting in communication
and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
95
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti langsung melakukan observasi kelapangan selama 3 minggu, minggu
pertama di PAUD Ihya As Sunnah, minggu ke 2 di PAUD Ghifari dan terakhir
dikantor Himpaudi Kota Tasikmalaya. Pada tanggal 18 mei 2016 peneliti
melaksanakan wawancara di PAUD Ihya As Sunnah dengan Tutor PAUD yang
mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar yaitu saudara NN. Pada tanggal 27
mei 2016 peneliti melaksanakan wawancara di PAUD Ghifari dengan 2 orang
Tutor yaitu NM dan DM. Pada tanggal 3 juni 2016 peneliti melaksanakan
wawancara dengan panitia Diklat yang bertempat di kantor Himpaudi, peneliti
mewawancarai ketua Himpaudi tentang bagaiamana penyelenggaraan Diklat
Berjenjang Tingkat dasar.
Yang menjadi informan adalah (1) Tutor PAUD Ihya Assunnah dan PAUD
Ghifari (2) pengelola PAUD Ihya Assunnah dan PAUD Ghifari (3) penyelenggara
Diklat Berjenjang Tingkat Dasar (Himpaudi). Pedoman tersebut sifatnya fleksibel,
sehingga dapat dikembangkan dan diubah sesuai dengan kebutuhan penelitian
dalam studi ini digunakan wawancara langsung. Data yang diperoleh dari Tutor
PAUD dan pengelola PAUD adalah (a) perencanaan dan tujuan pembelajaran (b)
materi pembelajaran (c) penetapan dan jadwal pelaksanaan pembelajaran (d)
penyajian materi pembelajaran (e) metode Pembelajaran (f) evaluasi (g) sikap dan
strategi mengajar pendidik, (h) pengaturan ruang/motorik, (i) sarana
Pembelajaran.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Studi
dokumentasi ini untuk melacak berbagai hal yang berkaitan dengan fokus
penelitian meliputi a) materi Tutor PAUD di peroleh melalui sertifikat b)
fotopolio perkembangan anak usia dini, c) jadwal kegiatan harian dan mingguan,
d) hasil pengamatan terhadap perkembangan anak usia dini.
Studi dokumentasi sangat penting sebagai gambaran lebih jelas tentang
implementasi hasil diklat Tutor PAUD, yang berfungsi sebagai triangulasi
terhadap keterangan dari informan. Teknik pengumpulan data yang lain
96
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan untuk melengkapi teknik observasi dan wawancara yaitu berupa studi
dokumentasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm.85) bahwa data
penelitian kualitatif diperoleh dari sumber manusia atau “Human
Resources”melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi terdapat sumber data
yang merupakan “non Human Resources “berupa dokumnetasi yang mana
bahannya telah ada, telah tersedia, dan siap pakai serta tidak memerlukan biaya.
Studi dokumentasi berguna karena dapat memberikan gambaran yang lebih
jelas mengenai pokok penelitian berupa proses pembelajaran, data yang ingin
didapati melalui studi dokumentasi adalah informasi mengenai (a) perencanaan
pembelajaran, (b) tujuan pembelajaran, (c) pelaksanaan pembelajaran, (d)
dokumen hasil evaluasi, (e) catatan perkembangan anak, dan (f) kurikulum
pembelajaran.
Peneliti mengumpulkan data penelitian, melakukan pengamatan (observasi)
dan wawancara kepada responden lapangan. Dalam mengumpulkan data tersebut
peneliti perlu menghimpun informasi yang akurat dan mencatat data selama
penelitian berlangsung dari awal memasuki lapangan sampai penelitian berakhir.
Catatan-catatan itu disebut catatan lapangan. Menurut Bogdan dan Biklen
Moleong ( 2011, hlm. 209), catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa
yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data
dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
Penelitian ini menggunakan studi dokumentasi yang dapat berupa bahan
tertulis maupun film yang dapat dijadikan sumber data karena dalam banyak hal
dokumen digunakan sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk mrnguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Data didapat melalui studi dokumentasi
ini adalah: perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan pengembangannya. Peneliti dalam melakukan penelitian
mengandalkan pengamatan, wawancara dan catatan lapangan. Catatan lapangan
adalah catatan tertulis tentang apa yang dilihat, dialami dan dipikirkan dalam
rangka pengumpulan data dan refleksi dalam penelitian kualitatif.
Catatan terdiri atas dua bagian, yakni (1) deskripsi yaitu tentang apa yang
sesungguhnya diamati, yang benar-benar terjadi menurut apa yang peneliti lihat,
97
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengar atau amati dengan alat, tanpa diwarnai oleh pandangan atau tafsiran
peneliti, dan (2) komentar, tafsiran, refleksi, pemikiran atau pandangan peneliti
tentang apa yang diamatinya.
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 61) menjelaskan bahwa dalam penelitian
kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah
terfokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan
instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan
membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan
wawancara.
4. Langkah-langkah Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, tahap memperoleh kredibilitas penelitia dan tahap
pelaporan, keempat tahap tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a) Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas,
nyata dan lengkap mengenai masalah yang akan diteliti. Tahapan persiapan ini
diawali dengan penjajakan lapangan untuk menentukan permasalahan atau fokus
penelitian. Tahapan persiapan ini secara rinci meliputi: pemilihan topik penelitian,
mengkaji leteratur yang relevan, observasi lapangan sekaitan dengan topik
tersebut, penyusunan serta perizinan untuk melakukan penelitian.
b) Tahapan Pelaksanaan
Pada tahapan pelaksanaan ini, peneliti mengumpulkan data sesuai dengan
fokus masalah dan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Terkait dengan pengumpulan data
ini, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan yaitu angket, lembar wawancara,
kamera foto, dan alat perekam suara.
Peneliti secara langsung mengamati dan mengikuti secara aktif proses
Pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD Ihya As Sunnah dan selanjutnya di
PAUD Ghifari. Kegiatan ini dilakukan dari baris masuk kelas sampai
memperhatikan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.
98
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti melakukan wawancara langsung kepada informan dalam penelitian
ini, yaitu Tutor PAUD, Pengelola PAUD, peneliti melakukan wawancara setelah
anak-anak bubar sekolah, sesudah selesai wawancara dengan Tutor PAUD,
peneliti bergegas menuju kantor Himpaudi guna melakukan wawancara dengan
panitia Diklat Himpaudi.
Studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti melalui dokumen yang
dimiliki meliputi; profil PAUD Ihya As Sunnah, PAUD Ghifari, dan Profil
Himpaudi , skema kepengurusan, foto-foto kegiatan belajar dan foto-foto kegiatan
Diklat Berjenjang Tingkat Dasar.
Setelah data-data yang dibutuhkan telah peneliti kumpulkan, maka
selanjutnya adalah kegiatan pengolahan data hasil penelitian, seperti yang kita
ketahui bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan selama dan
setelah dari lapangan. Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun data-data serta
informasi yang terkumpul lalu disesuaikan dengan kajian penelitian ini yaitu
mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD Ihya
As Sunnah dan PAUD Ghifari. Selanjutnya data-data yang sudah terkumpul dari
lapangan selanjutnya dikaji secara mendalam menggunakan teori-teori dan
konsep-konsep dari beberapa ahli pendidikan yang dikemukakan pada kajian teori
untuk kemudia disimpulkan dan diberikan rekomendasi pada pihak-pihak yang
terkait agar bisa dipakai sebagai bahan masukan dalam melaksanakan kegiatan
organisasi mereka untuk lebih produktif, efektif, dan efisien.
c) Tahapan Memperoleh Kredibilitas Penelitan
Semua data-data yang telah diperoleh dari lapangan dan dikumpulkan
selama penelitian berlangsung, sebelum melakukan analisis peneliti akan menguji
kredibilitas datanya terlebih dahulu, adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti untuk menguji kredibilitas data tersebut meliputi:
1) Member Check
Kegiatan ini merupakan tahap seleksi dan penafsiran sebuah data. Setiap
data yang diperoleh selalu dilakukan cek ulang dan diteliti kembali kepada
sumber aslinya, yaitu informan penelitian. Selanjutnya data yang sudah dicek,
akan diolah dan ditafsirkan. Kegiatan ini dilakukan selama penelitian berlangsung
99
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sampai penelitian ini dianggap selesai. Peneliti melaksanakan wawancara dengan
Informan yaitu Tutor PAUD, panitia Diklat, dan Pengelola PAUD Ihya As
Sunnah dan PAUD Ghifari, peneliti kembali melakukan cek ulang kepada
Informan untuk diolah dan ditafsirkan selama penelitian dilakukan. Langkah –
langkah Member Check yaitu peneliti membaca hasil observasi dari PAUD Ihya
As Sunnah dan PAUD Ghifari, peneliti mendengarkan deskripsi verbal partisipan,
peneliti melakukan kajian literatur dengan memberikan tinjauan mengenai apa
yang telah dibahas atau dibicarakan di PAUD Ihya As Sunnah dan PAUD Ghifari
tentang permasalahan penelitian yang diajukan atau yang ditanyakan, peneliti
melakukan Pengumpulan Data artinya proses pemilahan pernyataan dan data-data
yang signifikan, selanjutnya peneliti melakukan analisi data, pembentukan konsep
(pengkodean, kategorisasi, pembentukan tema) dan pengembangkan konsep
(menyeleksi data-data yang telah ada) yang ada di PAUD Ihya As Sunnah dan
PAUD Ghifari.
2) Triangulasi Data
Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Triangulasi digunakan untuk menguji kredibilitas data, yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber
data Sugiyono ( 2010, hlm. 330).
Sugiyono (2010, hlm 330) menambahkan bahwa triangulasi data berarti
peneliti menggunakan banyak sumber data yang berbeda-beda. Peneliti
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data
yang berbeda. Peneliti menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen,
arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan wawancara lebih dari
satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbada.
3) Kerahasiaan
Kegiatan ini dilakukan untuk menjamin kerahasiaan semua informasi yang
diberikan oleh informan penelitian, diupayakan hanya diketahui oleh peneliti.
Data atau informasi yang diberikan oleh seorang informan tidak diperlihatkan
kepada responden lainnya. Kerahasiaan yang dimaksud dalam penelitian ini lebih
bersifat pribadi, artinya hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pribadi
100
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
responden yang terungkap dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti
saja.
4) Tahapan Pelaporan
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam penulisan tesis ini, sebelum
tesis ini dapat dijadikan rujukan bagi penelitian berikutnya, maka terlebih dahulu
draft tesis ini dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Masukan-masukan dan
saran perbaikan dari dosen pembimbing sangat bermanfaat untuk
menyempurnakan draft tesis ini. Setelah draft tesis ini dirasakan oleh dosen
pembimbing layak untuk mengikuti sidang, maka peneliti diperbolehkan untuk
mengikuti sidang tahap satu dan sidang tahap dua, setelah dinyatakan lulus maka
tesis ini pun akan dipublikasikan dalam jurnal dan dijadikan acuan bagi penelitian
selanjutnya yang memiliki topik yang sama.
d) Triangulasi Data
Selain menggunakan reduksi data peneliti juga menggunakan teknik
Triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam
pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara
terhadap objek penelitian (Moleong, 2011, hlm. 330).
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda
(Nasution, 2003, hlm. 115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi
ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk
memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna
untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi
bersifat reflektif. Denzin (dalam Moloeng, 2011), membedakan empat macam
triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik dan teori. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu:
1) Triangulasi metode, dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau
data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian
kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei.
Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh
mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara
101
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bebas dan wawancara terstruktur atau peneliti menggunakan wawancara dan
obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti
juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran
informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan
diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini
dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan
penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah
jelas, misalnya berupa teks atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya,
triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek lainnya
tetap dilakukan.
2) Triangulasi antar-peneliti, dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari
satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui
memperkaya khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari
subjek penelitian. Tetapi perlu diperhatikan bahwa orang yang diajak
menggali data itu harus yang telah memiliki pengalaman penelitian
dan bebas dari konflik kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan
melahirkan bias baru dari triangulasi.
3) Triangulasi sumber data, adalah menggali kebenaran informai tertentu
melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui
wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat
(participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan
resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-
masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang
selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula
mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan
keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal. Penelitian ini
menggunakan Triangulasi sumber data yang ada di PAUD Ihya As Sunnah
dan PAUD Ghifari, selain melalui wawancara, observasi dan dokumentasi
peneliti menggunakan obsevasi terlibat, dokumen tertulis, arsif, dokumen
sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto yang
ada di PAUD Ihya As Sunnah dan PAUD Ghifari. Sehingga memperkuat data
yang telah ada.
102
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Terakhir adalah triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa
sebuah rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk
menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang
dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman
pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik secara
mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini
paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika
membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih
jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda.
Triangulasi dengan sumber data artinya membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Patton dalam Moleong (2011, hlm. 331).
Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
D. Analisis Data
Analisis data menurut (Creswell, 2014, hlm. 274) merupakan proses
berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat
sepanjang penelitian. Maksudnya, analisis data kualitatif bisa saja melibatkan
proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan
bersama-sama.
Penelitian kualitatif lebih bersifat konstruksionistik, yang beranggapan
bahwa realistis itu tidak tunggal, tetapi majemuk, ada hubungan yang dinamik dan
103
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
interaktif di antara individu-individu pelaku. Menurut Trisnamansyah dalam
Sugiyono (2010, hlm. 48) data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa narasi
deskriptif. Tidak ada analisis data secara statistik dalam penelitian kualitatif.
Analisisnya bersifat naratif kualitatif, mencari kesamaan dan perbedaan informasi.
Analis data dalam penelitian kualitatif tidak dinantikan sampai semua data
terkumpul, tetapi dilakukan secara berangsur setelah selesai mendapatkan
sekumpulan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumen. Penafsiran
diarahkan pada menemukan esensi atau hal-hal mendasar dari kenyataan.
Menurut Bogdan dalam Sugyono (2010, hlm.88) menyatakan bahwa analis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan lain, sehingga
dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain. Analis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Analisi data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan
hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data
lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah
hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila
berdasarkan data yang dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik
triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang
menjadi teori
Analisis data melibatkan pengumpulan data yang terbuka, yang didasarkan
pada pertanyaan-pertanyaan umum, analisis informasi dari partisipan. Model
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Miles
Huberman (1984, hlm. 21-23) dalam Emzir (2012, hlm. 131), yang digambarkan
sebagai berikut:
104
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Masa Pengumpulan Data
REDUKSI DATA
Antisipasi Selama Pasca
PENYAJIAN DATA
Selama Pasca = Analisis
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Selama Pasca
Gambar 3.1 Komponen dan Analisis Data (Flow Model)
menurut Miles (1992)
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul
dari càtatan-catatan tertulis di lapangan. Sebagaimana kita ketahui, reduksi data,
berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif
berlangsung. Sebenarnya bahkan sebelum data benar-benar terkimpul, antisipasi
ákan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitinya memutuskan (acapkali
tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan
penelitian, dan pendekátan pengumpulan data yang mana yang dipilihnya. Selama
pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya (membuat
ringkasan, mengkode, menelusur tema, rnembuat gugus-gugus, membuat partisi,
menulis memo). Reduksi data/proses-transformasi ini berlanjut terus sesudah
penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.
Penyajian data, Alur penting yang kedua dan kegiatan analisis adalah
penyajian data. Miles dan Huberman membatasi suatu “penyajian” sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Béraneka penyajian yang dapat ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari mulai dari alat pengukur bensin, surat kabar, sampai
layar komputer. Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami
apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh mengailalisis
ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dan
penyajian-penyajian tersebut.
105
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam pelaksanaan penelitian Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono
(2010,hlm. 341) yakin bahwa penyajian-penyajian yang lebih balk merupakan
suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Penyajian-penyajian
yang dimaksud meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan.
Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu
bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis dapat
melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan
yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang
dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
Menarik Kesimpulan/Verifikasi, Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah
menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang
penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan.
penjelasan, konfigurasi-koritigurasi yang mungkin, alur sebab- akibat, dan
proposisi. Peneliti yang berkompeten akan menangani kesimpulan-kesimpulan itu
dengan longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan,
mula-mula belum jelas, namun dengan meminjam istilah kiasik dan Glaser dan
Strauss (1967) kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan
kokoh. Kesimpulan-kesimpulan “final” mungkin tidak muncul sampai
pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya kumpulan -kumpulan
catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang
yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana, tetapi
seringkali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, sekalipun
seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannya “secara induktif”.
Penarikan kesimpulan, dalam pandangan Miles dan Huberman (1984) dalam
Sugiyono (2010,hlm. 341), hanyalah sebagian dan satu kegiatan dan konfigurasi
yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas
dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-
catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan memakan tenaga
dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk
mengembangkan “kesepakatan intersubjektif,” atau juga upaya-upaya yang luas
untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.
106
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Singkatnya, makna-makna yang muncul dan data harus diuji kebenarannya,
kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakañ validitasnya. Jika tidak
demikian, yang dimiliki adalah cita-citá yang menarik mengenai sesuatu yang
terjadi dan yang tidak jelas kebenaran dan kegunaannya.
Gambar 3.2
Komponen-komponen Analisis Data (Interactive Model) menurut Miles
(1992).
Menurut Diagram hubungan antar komponen model interaktif, analisis data
kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus-menerus. Masalah
reduksi data penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi
gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang
saling susul menyusul.
Proses seperti tersebut sesungguhnya tidak lebih rumit, berbicara secara
konseptual, daripada jenis-jenis analisis yang digunakan oleh para peneliti
kuantitatif. Peneliti kualitatif pun harus terpaku perhatiannya pada reduksi data
(menghitung mean, standar deviasi, indeks), penyajian data (tabel korelasi,
cetakan angka-angka regresi), dan penarikan kesimpulan/verifikasi (derajat
signifikansi, perbedaan eksperimental/ kontrot). Soalnya ialah bahwa kegiatan itu
dilakukan melalui batasan-batasan yang jelas, metode yang sudah dikenal,
patokan-patokan yang memberi pedoman, dan kegiatannya lebih berupa peristiwa
berturutan jika dibandingkan dengan kegiatan yang berulang atau siklus. Di sisi
lain, para peneliti kualitatif nenempati posisi yang lebih bersifat longgar, dan juga
lebih bersifat perintis.
107
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Keabsahan Data
Menurut Moeleong (2011, hlm 175), untuk mendapatkan keabsahan data maka
peneliti menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu:
a) Derajat kepercayaan (credibility)
Teknik ini dapat dilakukan dengan jalan: Keikutsertaan peneliti sebagai
instrumant (alat) tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi
memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti, sehingga memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Peneliti
menggunakan teknik credibility ikut serta membantu Tutor ke kelas untuk
melaksanakan pembelajaran di PAUD Ihya As Sunnah dan PAUD Ghifari
sehingga peneliti benar-bena mempercayai dan memahami pembelajaran yang
dilaksanakan Tutor terhadap anak usia dini.
b) Keteralihan (transferability) dengan cara uraian rinci. Teknik ini meneliti agar
laporan hasil fokus penelitian dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang
menggambarkan kontek tempat penelitian diadakan. Uraiannya harus
mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca
agar mereka dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh. Peneliti
melakukan penelitian secermat mungkin dengan mewawancarai Tutor PAUD
Ihya As Sunnah dan membuat catatan sehingga hasil penelitian mendapatkan
penemuan-penemuan yang diperoleh secara akurat.
c) Kebergantungan (dependabiliy) dengan cara auditing ketergantungan.Teknik
tidak dapat dilaksanakan bila tidak dilengkapi dengan catatan pelaksanaan
keseluruhan proses dan hasil penelitian. Pencatatan itu diklasifikasikan dari
data mentah sehingga formasi tentang pengembangan instrument sebelum
auditing dilakukan agar dapat mendapatkan persetujuan antara auditor dan
auditi terlebih dahulu. Setelah peneliti melaksanakan keseluruhan proses dan
hasil penelitian di PAUD Ihya As Sunnah, PAUD Ghifari, serta Kantor
Himpaudi, karena datanya masih mentah maka peneliti melakukan auditing
sehingga hasil datanya menjadi tersusun baik.
d) Kepastian (confirmability)
Pada penelitian kualitatif kriteria kepastian atau objektivitas hendaknya harus
menekankan pada datanya bukan pada orang atau banyak orang. Peneliti
108
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menekankan pada hasil penelitian secara objektif bukan pada Tutor,
Pengelola maupun Panitia Diklat, tetapi hasil dari penelitian seadanya tanpa
dibuat-buat artinya pasti tidak ditambah-tambah ataupun dikurangi.
E. Definisi Operasional
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas dan tepat serta untuk menghindari
kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang digunakan dalam penelitian ini,
diperlukan definisi operasional dari beberapa istilah yang berkenaan dengan judul
dan fokus permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap fix.
Pengertian yang sangat sederhana tentang implementasi adalah sebagaimana
yang diungkapkan oleh Jones (1991, hlm.120), dimana implementasi diartikan
sebagai "getting thejob done" dan "doing it". Tetapi di balik kesederhanaan
rumusan yang demikian berarti bahwa implementasi kebijakan merupakan
suatu proses kebijakan yang dapat dilakukan dengan mudah. Namun
pelaksanaannya, menurut Jones menuntut adanya syarat yang antara lain:
adanya orang atau pelaksana, uang dan kemampuan organisasi atau
yangsering disebut dengan resources, Lebih lanjut Jones merumuskan batasan
implementasi sebagai proses penerimaan sumber daya tambahan, sehingga
dapat mempertimbangkan apa yang harus dilakukan. Implementasi menurut
Van Meter dan Vanhorn dalam buku The Policy Implementation Process: A
Conceptual Framework, menjelaskan bahwa:“Implementasi adalah tindakan-
tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau
kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya
tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan” (Meter dan
Vanhorn, 1975, hlm. 447). Pengertian implementasi hasil diklat dalam
penelitian ini adalah penerapan hasil diklat bagi tutor paud berbasis
kompetensi dalam meningkatkan proses pembelajaran anak usia dini.
109
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Hasil Diklat
Adalah keluaran (output) yaitu kuantitas lulusan yang disertai kualitas
perubahan tingkah laku Tutor PAUD yang didapat melalui kegiatan belajar
membelajarkan. Pengertian hasil dari diklat dalam penelitian ini adanya
kualitas Tutor PAUD dalam proses pembelajaran terhadap anak usia dini.
Perubahan Tutor PAUD berupa tingkah laku yang mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotor yang sesuai dengan kebutuhan belajar yang mereka
perlukan. Pemahaman atau pengetahuan yang dimiliki oleh Tutor PAUD yang
siap untuk diimplementasikan
3. Diklat adalah upaya untuk meningkatkan, mengembangkan, dan membentuk
pegawai melalui upaya pendidikan dan pelatihan baik berupa diklat
berjenjang, diklat kursus, diklat fungsional, dan diklat operasional yang
banyak diterapkan oleh suatu organisasi dalam rangka meningkatkan
kemampuan kerja karyawan dalam menghadapi aktivitasnya, yang diupayakan
dapat meningkatkan pelayanan masyarakatnya. Diklat dasar adalah salah satu
tahap dari tiga tahap diklat berjenjang. Diklat berjenjang adalah proses
pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk memenuhi tuntutan
kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang terdiri dari
guru, guru pendamping, dan pengasuh yang dilaksanakan secara
berkesinambungan dan berjenjang (Dasar, Lanjutan, dan Mahir).
4. Kompetensi Tutor PAUD adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang Tutor yang meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi Tutor PAUD yang
mempunyai kedudukan dan posisi yang sangat penting untuk meningkatkan
kinerja Tutor dalam pengembangan aspek kemampuan yang dimiliki oleh
anak. Tutor PAUD Adalah seseorang yang memiliki kemampuan,
keterampilan, dan wewenang untuk memberikan bimbingan kepada anak Usia
Dini, dan telah memiliki kualifikasi akademik.
5. Pendidikan Anak Usia Dini
Adalah upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai usia
enam tahun atau sebelum masuk sekolah dasar yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
110
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki
jenjang pendidikan lebih lanjut. Anak usia dini adalah kelompok anak yang
berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik.
Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini merupakan
masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang.
6. Proses Pembelajaran pada anak usia dini.
Pembelajaran untuk anak usia dini memegang peranan yang sangat penting
bagi pembentukan kemampuan dan sikap belajar pada tahap yang lebih lanjut.
Dalam suatu pembelajaran peran guru bukan semata-mata memberikan
informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar
(directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai.
Adalah proses interaksi yang terjadi antara Tutor dengan anak usia dini yang
berkaitan dengan pengembangan aspek kemampuan yang dimiliki anak yaitu,
aspek kognitif, aspek psikomotor, aspek afektip, aspek moral, aspek bahasa,
aspek seni, dan aspek sosial. Aspek tersebut dikembangkan oleh Tutor PAUD
melalui proses pembelajaran dengan cara melalui bermain belajar.