PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK...

92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh Endang Susilowati S841102018 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR) DAN THINK ALOUD READING (TAR) TERHADAP KOMPETENSI MEMBACA CERITA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

Transcript of PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK...

Page 1: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

Endang Susilowati

S841102018

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

DAN THINK ALOUD READING (TAR) TERHADAP KOMPETENSI

MEMBACA CERITA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

Page 2: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Page 3: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Page 4: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Page 5: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca cerita anak merupakan bagian dari standar kompetensi yang harus

dikuasai oleh siswa kelas V Sekolah Dasar, baik pada semester satu maupun dua.

Kegiatan ini bertujuan mengasah kemampuan, pemahaman, dan penalaran dari cerita

yang disajikan. Lebih rinci lagi, siswa diharapkan mampu mengidentifikasi tokoh,

tema, latar, menceritakan kembali dengan kalimat sendiri, mengambil nilai moral

yang baik, bahkan sampai memberi kritik mengenai cerita tersebut.

Membaca dengan baik dan menyenangkan mampu menciptakan reading

interest dan reading society bagi siswa. Dengan demikian, membaca bukan lagi

sebagai aktivitas yang membosankan melainkan sebagai suatu kebiasaan yang

melekat pada diri pribadi. Ketertarikan membaca inilah yang belum masuk pada

mayoritas siswa. Padahal, pembelajaran bahasa, baik bahasa Indonesia, Inggris,

Jawa maupun bahasa asing lainnya termuat kompetensi membaca. Kompas

memberitakan bahwa terkait budaya baca, masyarakat Indonesia menempati posisi

terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur berdasarkan data yang dilansir

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) atau Organisasi

Pengembangan Kerjasama Ekonomi (Kompas, 18 Juni 2009).

Saat ini, penanaman cinta membaca di kelas rendah masih minim. Membaca

seolah-olah sebagai aktivitas tuntutan dan sekadar kewajiban yang harus dilakukan

siswa dihadapan gurunya. Di luar kelas, siswa tidak akan tertarik untuk melakukan

1

Page 6: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

aktivitas itu lagi. Kekurangtertarikan untuk membaca ini kemungkinan besar akan

dibawa hingga dewasa. Menurut Jacob Oetama, rendahnya budaya baca ini

menyebabkan Human Index Indonesia berada pada peringkat 107 dari 177 negara

(Kompas, 20 September 2008).

Jika kita perhatikan, negara-negara maju adalah negara yang penduduknya

memiliki intensitas membaca tinggi. Berlawanan dengan itu, negara berkembang

yang sulit mengejar ketertinggalan adalah negara yang masyarakatnya memiliki

intensitas membaca yang rendah. Hal ini berkaitan dengan ilmu yang diperoleh dari

membaca kemudian diaplikasikan dalam kehidupan. Data Badan Pusat Statistik

tentang budaya baca masyarakat Indonesia tahun 2003, 2006, dan 2009

menunjukkan bahwa prosentase penduduk berumur lebih dari 10 tahun 84-90 %

menghabiskan waktu untuk menonton televisi, 50-23 % mendengarkan radio, dan

23-18% membaca majalah/koran (Kompas, 28 April 2012).

Mengingat begitu pentingnya kebiasaan membaca, maka penanaman

kebiasaan membaca pada jenjang Sekolah Dasar menjadi hal penting yang harus

diperhatikan praktisi pendidikan. Kompetensi membaca selayaknya dikemas dalam

suatu kegiatan fun sehingga menjadi pengalaman yang benar-benar melekat pada

pribadi anak sepanjang hayat. Sejatinya pembelajaran sastra di Sekolah Dasar harus

memberikan pengalaman pada murid yang berkontribusi pada empat tujuan, (1)

pencarian kesenangan pada buku, (2) penginterpretasian bacaan sastra, (3)

mengembangkan kesadaran bersastra, dan (4) mengembangkan apresiasi (Huck

1987 cit. Putra 2011). Jika hal ini dapat terwujud, maka pembelajaran kompetensi

membaca dapat dikatakan berhasil.

Page 7: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Ada beberapa penyebab kekurangberhasilan pembelajaran membaca di

Sekolah Dasar. Salah satunya ialah metode pembelajaran yang monoton. Kebiasaan

pembelajaran membaca yang dilakukan yaitu (1) salah satu siswa membaca cerita

kemudian siswa lain mendengarkan; (2) siswa membaca cerita secara estafet, dibagi

tiap siswa satu atau dua paragraf (3) siswa membaca dalam hati (individu); dan (4)

guru yang membaca cerita, sedangkan siswa mendengarkan. Cara keempat ini

mendominasi dalam pembelajaran membaca di kelas.

Dominasi keaktifan kelas seharusnya dipegang oleh siswa, bukan guru.

Wamendiknas mengungkapkan bahwa siswa yang tidak diberikan kesempatan untuk

mengekspresikan pendapat yang berbeda akan mematikan kreativitas siswa (Fasli

Jalal, Kompas, 4 Desember 2011). Jika pembelajaran berorientasi pada siswa, maka

hasil belajar berupa pengalaman akan diperoleh dan melekat pada diri siswa. Guna

meningkatkan kualitas kompetensi membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia,

maka diperlukan pembenahan dari sistem dan metode pengajaran tersebut.

Tercapainya pemahaman cerita sehingga melekat dalam diri siswa diperoleh

melalui beberapa prinsip belajar. Prinsip tersebut adalah kebebasan respon dari

siswa, kesempatan mengkristalkan rasa pribadi terhadap cerita, dan peran guru

sebagai pendorong saat siswa bereksplorasi (Rosenblatt 1938 cit. Gani 1988). Ketiga

prinsip tersebut dapat dicapai jika orientasi belajar berpusat pada siswa. Shared Book

Reading (SBR) adalah salah satu metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa

sebagai pusat pebelajar. Membaca nyaring (read aloud) yang dilakukan bersama-

sama dipercaya mampu memperbaiki proses dan hasil kompetensi membaca cerita

siswa. Penelitian Dhaif (1990) membuktikan bahwa read aloud memberikan

Page 8: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kontribusi yang positif bagi siswa dalam memahami bacaan. Pembelajaran dengan

SBR menyenangkan sehingga motivasi belajar pun meningkat.

Selain metode pengajaran, motivasi belajar juga memengaruhi kompetensi

membaca cerita siswa. Pemuasan kebutuhan merupakan motif yang menggerakan

seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Oleh karena itu, faktor

motivasi berpengaruh besar terhadap keterlibatan anak dalam pembelajaran

membaca.

Pendapat bahwa kompetensi membaca cerita dipengaruhi oleh penerapan

SBR dan motivasi belajar belum teruji kebenarannya. Di samping itu, penerapan

metode SBR dalam pembelajaran bahasa Indonesia belum pernah diteliti. Oleh

karena itu, penelitian ini berusaha membuktikan penerapan SBR dalam pembelajaran

kompetensi membaca siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran Think Aloud

Reading (TAR) dengan mempertimbangkan motivasi belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat diidentifikasi

permasalahannya sebagai berikut. (1) Penanaman kebiasaan membaca kepada siswa

merupakan hal penting yang harus ditanamkan oleh guru pada jenjang Sekolah

Dasar. Namun, pembelajaran membaca pada jenjang SD belum dapat menimbulkan

siswa membiasakan diri untuk membaca buku pada waktu luang. (2) Kompetensi

membaca siswa lah yang diharuskan meningkat sehingga pembelajaran harus

berpusat pada siswa. (3) Aktivitas membaca memerlukan lingkungan yang kondusif,

maka diperlukan learning center agar kebutuhan siswa yang berkaitan dengan

Page 9: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

aktivitas membaca terpenuhi. (4) Diperlukan metode yang baik sehingga siswa

senang dan tidak bosan mengikuti pembelajaran.

Masalah-masalah tersebut diidentifikasi kembali kemudian didapatkan fakta

penghambat suksesnya pembelajaran membaca pada jenjang Sekolah Dasar.

Misalnya, pemilihan metode pembelajaran yang kurang menarik sehingga siswa

kurang antusias untuk mengikuti pembelajaran, buku cerita yang disajikan kurang

bagus, motivasi belajar siswa kurang, dan guru kurang menanamkan kegiatan

membaca sebagai sebuah pengalaman bagi diri siswa.

C. Batasan Masalah

Seluruh permasalahan yang diidentifikasi di atas tidak dapat diteliti secara

keseluruhan sehubungan dengan terbatasnya waktu penelitian. Oleh karena itu,

penelitian ini dibatasi pada metode pembelajaran membaca cerita yang

mempertimbangkan faktor motivasi belajar siswa kelas V semester 2 se-Kabupaten

Karanganyar tahun akademik 2011/2012 dalam kompetensi membaca cerita anak.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas,

maka masalah-masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan kompetensi membaca cerita antara siswa yang belajar

dengan metode pembelajaran SBR dan yang belajar dengan TAR?

2. Apakah terdapat perbedaan kompetensi membaca cerita antara siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi dan yang memiliki motivasi belajar rendah?

Page 10: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar dalam

memengaruhi kompetensi membaca cerita?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian eksperimen ini adalah untuk menjelaskan dan

mendeskripsikan:

1. terdapat tidaknya perbedaan kompetensi membaca cerita antara siswa yang

belajar dengan metode pembelajaran SBR dan yang belajar dengan TAR.

2. terdapat tidaknya perbedaan kompetensi membaca cerita antara siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi dan yang memiliki motivasi belajar rendah.

3. terdapat tidaknya interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar

dalam memengaruhi kompetensi membaca cerita.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperkaya khazanah

teori/keilmuan yang terkait dengan kompetensi membaca cerita dalam

hubungannya dengan metode pembelajaran SBR, TAR dan motivasi belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa, sebagai masukan yang dapat menambah pemahaman mereka tentang

seberapa baik variabel-variabel yang diteliti sehingga bisa digunakannya sebagai

pemacu untuk memperbaiki diri.

Page 11: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Bagi Guru, sebagai masukan yang dapat memperluas dan memperdalam

pemahaman mereka tentang variabel-variabel yang diteliti sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai acuan untuk mempersiapkan program pembelajaran secara

terarah tentang variabel-variabel tersebut.

c. Bagi Peneliti Lain, sebagai masukan yang menambah pemahaman wawasan

keilmuan dan penelitian guna merancang penelitian lebih lanjut dengan desain

penelitian yang berbeda dan jangkauan populasi yang lebih luas.

Page 12: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis

1. Hakikat Kompetensi Membaca Cerita

a. Kompetensi Membaca

Reading is about understanding written texts (Pang et al. 2003). Sejalan

dengan pendapat Pang et al. tersebut, Djojosuroto (2006) memberikan definisi

membaca yaitu kegiatan memahami makna atau pesan yang disampaikan penulis

melalui teks bacaan. Oleh karena itu kepahaman pesan yang diterima oleh pembaca

merupakan target yang ingin dan harus dicapai. Makna atau pesan yang dimaksud

meliputi makna konseptual, makna proporsional dan makna kontekstual (Nuttal

1982 cit. Djojosuroto 2006).

Tahapan membaca yaitu: (1) pengenalan, (2) peleburan, (3) intra-integrasi,

(4) ekstra-integrasi, (5) penyimpanan, (6) pengingatan, dan (7) pengkomunikasian

(Buzan 1995 cit. Hernowo 2003). Pengenalan meliputi kegiatan mengenali simbol-

simbol di dalam buku. Peleburan yaitu proses penyesuaian dan asimilasi diri

pembaca berhubungan dengan buku. Intra-integrasi yaitu proses menghubung-

hubungkan antara materi yang satu dengan materi yang lain. Ekstra-integrasi yaitu

taraf mencapai sesuatu yang relevan dengan diri pembaca. Penyimpanan materi yang

didapat dari buku oleh otak. Pengingatan terhadap apa-apa yang didapat dari buku

dan mengeluarkannya suatu saat kita butuh. Terakhir pengkomunikasian adalah

komunikasi interpersonal maupun antarpersonal.

8

Page 13: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Parkinson (2002) menyebutkan bahwa keterampilan membaca mencakup: (1)

memahami informasi, (2) memilih mana yang relevan dengan tujuan dan dapat

menilai koherensi teks, (3) mengapresiasi perbedaan kenyataan, ide dan gagasan, (4)

memahami makna implisit teks yang dibaca, (5) mengevaluasi informasi dan

mendeteksi jika ada informasi yang bias, dan (6) mengapresiasi penggunaan bahasa

penulis. Keterampilan membaca yang diungkap oleh Parkinson ini adalah

keterampilan yang didapat tingkat tinggi. Pemerolehan tiap tingkatan ini bergantung

dari usia dan tingkat kemahiran pembaca.

Kompetensi dijelaskan oleh Palan (2007) sebagai definisi mengenai perilaku.

Secara terperinci, definisi ini merujuk pada karakteristik yang mendasari perilaku

yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai

atau keahlian. Selanjutnya, kompetensi sebagai kombinasi dari keterampilan (skill),

pengetahuan (knowledge), dan perilaku (attitude) (Wyatt 1997 cit. Fuad dan Ahmad

2009). Dengan demikian, kompetensi merupakan bentuk nyata unjuk kerja siswa

sebagai hasil dari keterampilan, pengetahuan dan perilaku dalam dirinya.

Kompetensi membaca dapat dirumuskan sebagai kemampuan anak dalam

membaca dan memahami pesan yang disampaikan oleh penulis melalui tujuh

tahapan yaitu pengenalan, peleburan, intra-integrasi, ekstra-integrasi, penyimpanan,

pengingatan, dan pengkomunikasian dengan maksud mencapai enam tingkatan

keterampilan yaitu (1) memahami informasi, (2) memilih mana yang relevan dengan

tujuan dan dapat menilai koherensi teks, (3) mengapresiasi perbedaan kenyataan, ide

dan gagasan, (4) memahami makna implisit teks yang dibaca, (5) mengevaluasi

Page 14: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

informasi dan mendeteksi jika ada informasi yang bias, dan (6) mengapresiasi

penggunaan bahasa penulis.

Adapun yang diukur dalam membaca pemahaman cerita mencakup enam

tingkatan yaitu literal, reorganisasi, simpulan, prediksi, evaluasi dan respon individu

(Harsiati 2003). Kemampuan literal merupakan kemampuan memahami isi teks

berdasarkan aspek kebahasaan yang tersurat. Kemampuan reorganisasi adalah

pencarian/penataan kembali ide pokok dan ide penjelas dalam paragraf maupun ide-

ide pokok paragraph yang mendukung tema bacaan. Simpulan yaitu kemampuan

memahami isi teks baik yang tersirat maupun tersurat kemudian menyimpulkannya.

Prediksi merupakan kemampuan menduga-duga cerita lanjutan berdasarkan

simpulan isi sebelumnya. Evaluasi adalah kemampuan menilai keakuratan ,

kemanfaatan, dan kejelasan isi teks. Terakhir, respon individu merupakan bentuk

respon pembaca setelah membaca teks. Berdasarkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar membaca cerita anak kelas V, tingkatan yang dicapai hanyalah

sampai ke tingkatan keempat. Hal ini disebabkan dengan tingkat kematangan anak

yang belum mencapai tingkatan kelima dan keenam.

b. Cerita Anak

Cerita anak adalah cerita yang ditujukan untuk anak-anak, dan bukan cerita

tentang anak (Hardjana 2006). Jadi, yang membaca cerita tersebut adalah anak-anak,

walaupun yang bukan anak-anak pun boleh membacanya. Hal terpenting yang perlu

diperhatikan adalah sasaran pembaca ceritanya.

Hardjana (2006) menambahkan bahwa tokoh dalam cerita anak tidaklah

harus terdiri dari anak, melainkan apa saja atau siapa saja yang dapat dijadikan

Page 15: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

tokoh/pelaku dalam sebuah cerita tersebut. Orang tua, kakek-nenek, binatang,

bahkan peri atau makhluk halus pun boleh menjadi tokoh dalam cerita anak asalkan

isinya memberikan amanat yang positif bagi anak.

Cerita anak merupakan bagian dari cerita fiksi. Cerita anak yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah cerita fiksi anak kelompok fiksi realistik

(Nurgiyantoro 2005). Kenney (1966), mengemukakan bahwa cerita fiksi adalah

kisah yang menceritakan kejadian yang terpancang oleh waktu tertentu, peristiwa

terjadi setelah peristiwa lain. Cerita ini sambung-sinambung membentuk alur cerita

yang mudah dicerna oleh anak. Hardjana (2006) menyimpulkan juga bahwa cerita

fiksi adalah cerita yang dibentuk, yang dibuat, yang diadakan, atau cerita yang

diciptakan berdasarkan rekaan semata.

Penamaan cerita fiksi atau prosa fiksi berdasarkan alasan karena adanya

prosa yang bukan fiksi atau prosa non fiksi. Dulu cerita yang sekarang dinamakan

prosa fiksi itu berupa dongeng-dongeng yang termasuk klasifikasi cerita rakyat (folk

literature) yang merupakan bagian dari kebudayaan rakyat (folklore) (Waluyo

2006).

Fiksi realistik dapat dipahami sebagai cerita yang berkisah tentang isu-isu

pengalaman kehidupan anak secara nyata, berkisah tentang realitas kehidupan

(Mitchell 2003). Cerita dalam fiksi realistik ini menampilkan tokoh seorang atau

berberapa anak sebagai tokoh utama yang mengalami permasalahan sebagaimana

yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam cerita tersebut biasanya

ditampilkan cerita bagaimana anak menyelesaikan problem yang mereka hadapi

Page 16: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

sesuai dengan kemampuan mereka. Dengan demikian, cerita fiksi realistik memberi

relevansi yang besar dalam kehidupan mereka.

Dalam cerita fiksi, pengarang mengolah imajinasinya dengan dunia

kenyataan yang dihadapi. Teks fiksi selalu bercerita tentang tokoh atau subjek yang

disusun dalam bentuk prosa. Nurgiyantoro (2005) mengemukakan bahwa anak

adalah subjek yang menjadi fokus perhatian, dan itu harus tercermin secara konkret

dalam cerita fiksi anak. Dengan demikian, anak menjadi tokoh sentral dan selalu

diceritakan dari awal sampai akhir cerita. Hal ini bukan berarti semua tokoh dalam

cerita adalah anak. Orang tua, kakak, guru, tetangga, dan orang-orang yang

berinteraksi dengan tokoh anak merupakan gambaran kisah nyata kehidupan sehari-

hari.

Penciptaan cerita fiksi realistik melibatkan unsur dari dalam diri pengarang

maupun faktor luar (Stanton 1964). Dengan demikian, cerita anak tercipta

berdasarkan pengalaman penulis, baik pengalaman langsung dalam dirinya,

pengalaman orang lain melalui pengamatan ataupun melalui buku yang dibaca.

Faktor luar yang berpengaruh adalah lingkungan tempat tinggal penulis, latar

belakang penulis dengan pertimbangan penting yaitu untuk siapa buku tersebut

ditulis.

Dari uraian pendapat di atas, dapat disimpulakan bahwa cerita anak yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah cerita fiksi realistik yang berkisah tentang

dunia anak-anak dengan tokoh utama anak yang memiliki nilai pendidikan terpuji

bagi anak. Penciptaan cerita anak dipengaruhi oleh pengarang melalui

Page 17: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pengalamannya dan juga dipengaruhi oleh lingkungan. Pada cerita anak juga

berkisah mengenai hal-hal yang imajinatif.

Cerita tersusun atas struktur cerita atau unsur pembangun cerita. Unsur-unsur

pembangun cerita fiksi meliputi: tema cerita, plot atau kerangka cerita, penokohan

dan perwatakan, setting atau tempat kejadian cerita atau juga disebut latar, sudut

pandangan pengarang atau point of view, latar belakang, dialog atau percakapan,

gaya bahasa/gaya bercerita, waktu penceritaan dan amanat (Waluyo 2006).

Pendekatan dalam pangkajian karya sastra pasti melewati tahap ini. Penganalisisan

satu persatu hal yang menyangkut karya sastra untuk mengungkap secara

menyeluruh isi karya sastra.

Sebuah karya sastra yang dianalisis perbagian seperti penjelasan di atas

disebut sebagai strukturalisme karya sastra. Winarni (2009) memaparkan bahwa

analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti,

semendetail, dan mendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan

aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna keseluruhan. Jadi,

unsur-unsur dalam karya sastra dianalisis dahulu secara detail, kemudian dicari

keterjalinan maknanya secara keseluruhan.

Strukturalisme mengandung tiga hal pokok (Piaget 1971 cit. Endraswara,

2003). Pertama, gagasan keseluruhan (wholeness), dalam arti bahwa bagian-bagian

atau unsurnya menyesuaikan diri dengan seperangkat kaidah intrinsik yang

menentukan baik keseluruhan struktur maupun bagian-bagiannya. Kedua, gagasan

transformasi (transformation), struktur itu menyanggupi prosedur transformasi yang

terus menerus memungkinkan pembentukan bahan-bahan baru. Ketiga, gagasan

Page 18: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

keteraturan yang mandiri (self regulation) yaitu tidak memerlukan hal-hal diluar

dirinya untuk mempertahankan prosedur transformasinya, struktur itu otonom

terhadap rujukan sistem lain.

Kemampuan mengidentifikasi cerita yaitu kemampuan siswa dalam

menganalisis sebuah karya sastra meliputi : tema cerita, plot atau kerangka cerita,

penokohan dan perwatakan, setting atau tempat kejadian cerita atau juga disebut

latar, sudut pandangan pengarang atau point of view, latar belakang, dialog atau

percakapan, gaya bahasa/gaya bercerita, waktu penceritaan dan amanat. Pemaparan

tiap unsur ini harus detail dan teliti agar didapatkan konsep cerita secara utuh.

Melalui identifikasi cerita, diharapkan pada tingkat pembelajaran selanjutnya, siswa

dapat mengapresiasi cerita.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi

membaca cerita dalam penelitian ini adalah bentuk nyata unjuk kerja sebagai hasil

dari keterampilan, pengetahuan, dan perilaku dalam memahami pesan yang

disampaikan penulis melaui tujuh tahapan yaitu pengenalan, peleburan, intra-

integrasi, ekstra-integrasi, penyimpaan, pengingatan, dan pengkomunikasian dengan

empat tingkatan yaitu literal, reorganisasi, simpulan, dan prediksi cerita fiksi

realistik yang berkisah tentang dunia anak-anak dengan tokoh utama anak yang

memiliki nilai pendidikan terpuji bagi anak.

Page 19: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2. Metode Pembelajaran yang Diterapkan

a. Shared Book Reading (SBR)

SBR adalah membaca interaktif yang terjadi ketika siswa bersama-sama

membaca atau berbagi dalam pembacaan buku besar dengan bimbingan dari guru

(Holdaway 2001). Buku atau teks harus bisa dibaca oleh semua siswa sehingga

ukuran buku dan posisi duduk siswa sangat diperhatikan. Holdaway menambahkan

bahwa kegiatan membaca yang menguntungkan para siswa adalah membaca dengan

cara yang alamiah dan bahan otentik, bukan penggalan atau sinopsis cerita.

Empat fokus utama dalam SBR adalah pemahaman, kosakata, struktur teks

dan tekstur teks (Taylor cit. Fisher et al. 2008). Konstruksi pemahaman sangat

dibantu oleh gambar yang dominan dibandingkan teks pada tiap halaman. Prediksi

cerita lanjutan memunculkan kosakata yang berbeda dari masing-masing siswa yang

dapat menambah perbendaharaan kosakata teman yang lain. Struktur teks yaitu

dialog dalam cerita yang sambung-sinambung membentuk alur. Tekstur teks

meliputi gambar yang dapat dianalisis dan diprediksi mengenai cerita yang

dimaksud serta cerita lanjutannya.

Page 20: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan

keterampilan membaca juga untuk memperkenalkan sikap membaca yang baik pada

usia dasar agar nantinya memiliki kemapanan dalam berbahasa, pembelajar sebagai

pusat dan dikembangkan dengan pendekatan pedagogik menggunakan bacaan anak

yang sesungguhnya (Ministry of Education Singapore 2011). Pembiasaan membaca

dapat melatih anak-anak untuk melakukannya sebagai suatu kebiasaan dan bukan

suatu tuntutan dari orang dewasa kepada mereka. Tujuan jangka panjang SBR yaitu

siswa menjadi pembaca yang mandiri (Swartz et al. 2000).

Modeling is the primary way through which teachers can demonstrate for

their students how readers can interact with texts (Taylor cit. Fisher et al. 2008).

Model adalah cara mendasar guru dapat menunjukkan kepada siswa bagaimana

pembaca berinteraksi dengan teks. Melalui SBR inilah guru dapat membimbing

bagaimana membaca judul, membaca percakapan, teks bertanya, teks perintah secara

kontekstual sesuai jalannya cerita dengan atraktif.

Gambar 1. Penggunaan Buku dalam Membaca Metode SBR (Ministry of Education Northern Ireland, 2010)

Page 21: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Di dalam SBR tertanam nilai moral kepada anak. Tahap berpikir anak-anak

usia SD adalah pada tahap operasional konkret (7-11 tahun) menuju pada

operasional formal (11-15 tahun). Pada tahap ini, penanaman nilai moral sangat

efektif karena perkembangan afektif utama tahap operasional konkret adalah

konservasi perasaan (Djaali 2008).

Manfaat yang dapat diperoleh dari SBR (Swartz et al. 2000) ialah (1) develop

an understanding of phonology and word analysis, mengembangkan pemahaman

fonologi dan analisis kata; (2) demonstrate the process of reading,

mendemonstrasikan proses membaca; (3) use with individuals, small groups, or

whole class; berguna bagi individu, kelompok kecil maupun kelas secara

keseluruhan; (4) model comprehension strategies, strategi model pemahaman dalam

membaca. Siswa belajar melalui berbagi membaca dan berbagi pengalaman. Berbagi

membaca dan pengalaman mendorong siswa untuk berpikir, berbicara dan menulis

semua yang mereka pelajari. Pembelajaran secara eksplisit yaitu pemahaman tentang

fonem, lafal, tata bahasa, dan keterampilan bahasa lain juga termasuk pada aktivitas

untuk meningkatkan aktivitas siswa.

Adapun tahapan persiapan sampai pelaksanaan SBR sebagai berikut.

1) Langkah-langkah sebelum Pelaksanaan SBR

a) Identifikasi tujuan instruksional lebih dahulu untuk menentuan jenis buku yang

akan dibaca.

b) Mengatur tempat duduk siswa sehingga semua siswa dapat melihat teks. Siswa

duduk dilantai dengan pola setengah lingkaran dan guru duduk di kursi yang tidak

terlalu tinggi

Page 22: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c) Persiapkan alat penjepit buku dan spidol.

2) Proses Pembelajaran dengan SBR

Guru yang menerapkan SBR di kelas membutuhkan pelatihan terlebih dahulu.

Desain pembelajaran ini tampak pada gambar berikut.

a) Buku cerita bergambar dalam ukuran besar (big books) dipersiapkan oleh guru.

Sharing dimulai dari cover depan yaitu mengenai judul, bagaimana penulisan

judul, penulis cerita, penerbit, analisis gambar pada cover, dan prediksi cerita dari

informasi dalam cover buku. Mengidentifikasi gambar dan narasi dalam lembar

pertama berisi cerita perkenalan (introduction), kemudian memprediksi cerita

selanjutnya. Demikian seterusnya. Siswa dapat membaca keras maupun pelan

berdasarkan intonasi cerita. Guru secara aktif memancing prediksi lanjutan cerita

dari siswa.

b) Berbagi pengalaman dalam menulis. Siswa terlibat dalam menulis secara

bersama-sama maupun mandiri.

c) Aktivitas berbahasa siswa.

Gambar 2. Proses Pembelajaran dengan Metode SBR (MoE Singapore 2011)

Page 23: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3) Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran SBR

a) Guru memperkenalkan shared reading. Perkenalan ini meliputi percakapan

tentang isi cerita, kosa kata, dan konsep lain atau keterampilan lain yang

mendukung suksesnya metode SBR.

b) Guru dan siswa membaca bersama-sama mulai dari cover buku. Identifikasi

penulis buku, judul, tahun terbit, penerbit, dan kota terbit.

c) Identifikasi gambar cover dan judul pada buku sehingga anak dapat memprediksi

kira-kira bagaimana isi cerita dalam buku tersebut.

d) Pembacaan cerita secara bersama-sama. Guru memberikan penekanan kata-kata

penting yang dibaca.

e) Prediksi cerita selanjutnya dari satu halaman ke halaman berikutnya.

f) Setelah selesai, guru mengingatkan kembali cerita yang baru saja dibaca melalui

pemberian pertanyaan yang dijawab siswa.

Gambar 3. Suasana di Kelas SBR (Ministry of Education Northern Ireland, 2010)

Page 24: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Think Aloud Reading (TAR)

Oster (2001) menjelaskan bahwa TAR adalah suatu metode pembelajaran,

siswa memverbalisasikan pikiran ketika siswa membaca. Dengan demikian, siswa

dapat terarahkan menuju suatu strategi sehingga mereka dapat memahami bacaan.

Dengan metode ini, pembaca dapat memprediksi dan memvisualisasikan bacaan.

Teachers verbalise what is going on in their mind as they read and how they

attempt to solve problems in their reading (Department of Education and Training

Australia 1999). Jadi, dari awal pembelajaran, guru akan memberitahukan kepada

siswa apa yang akan mereka lakukan dan bagaimana siswa berusaha menyelesaikan

persoalan dalam kegiatan membacanya. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa tujuan

metode pembelajaran TAR adalah untuk verbalisasi proses berpikir dalam

memahami bacaan.

Prediksi dapat diketahui ketika siswa mengekspresikan komentar-komentar

mereka. Apa kira-kira cerita lanjutan atau fakta apa yang kemungkinan akan terjadi

selajutnya. Baumann seperti yang dikutip Oster (2001) menambahkan bahwa

didalam metode TAR tercakup juga verivikasi, pengungkapan kembali, dan

membaca untuk klarifikasi makna. Oster dalam penelitiannya tentang metode TAR

menemukan bahwa metode TAR dapat meluruskan penangkapan informasi yang

keliru dari siswa dan membantu siswa yang kesulitan menginterpretasikan makna.

Hal yang tercakup dalam metode pembelajaran TAR adalah menjawab pertanyaan

dalam gambar berikut.

Page 25: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Interaksi antara siswa dan guru menjadi bagian penting dalam metode TAR.

Metode ini dapat membuat siswa lebih interaktif ketika membaca. Oster (2001)

mengatakan bahwa metode TAR dapat menjadikan siswa nyaman melakukan

kegiatan membaca. Peer sharing dan diskusi kelas menjadikan suasana kelas lebih

hidup. Di samping itu, siswa tidak merasa takut untuk berbicara dan berpartisipasi di

dalam kelas TAR.

1) Langkah-langkah Sebelum Pelaksanaan TAR

a) Pilih bacaan yang akan dibaca nyaring oleh siswa yang mengandung kosakata

yang kurang familiar dan signifikan pada materi.

b) Proses berpikir

(1) Making predictions. Membuat prediksi.

Dari judul buku, saya kira bahwa setelah ini nelayan akan….

(2) Decoding. Bagaimana mengatakan “kata” dengan benar.

Gambar 4. Cakupan dalam TAR (Oster 2011)

Page 26: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Bagaimana mengucapkan kata ini?

(3) Describing. Pengembangan imajinasi melalui mendeskripsian istilah tertentu

yang belum diketahui siswa.

(4) Making analogies. Menghubungkan pengetahuan awal untuk mendapatkan

informasi selanjutnya.

(5) Verbalizing. Pengucapan.

(6) Monitoring understanding. Dapat mengkoreksi pemahaman cerita.

2) Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran TAR

a) Baca cerita dengan nyaring, kemudian berhenti pada kalimat tertentu (sesuai

ketentuan guru). Proses berpikir seperti pada bagian b di atas harus diutarakan

kepada siswa agar mereka mengetahui apa yang harus mereka lakukan nanti.

b) Siswa melanjutkan membaca cerita sementara guru membuat contoh untuk

konsep yang sama kemudian ulangi lagi langkah pertama.

c) Mengundang siswa untuk berpartisipasi dalam poin –poin penting dalam teks.

d) Setelah proses ini, siswa dapat bertukar pikiran secara berpasangan untuk

mengutarakan isi bacaan di depan kelas.

Kedua metode pembelajaran tersebut memiliki karakteristik yang hampir

sama. Metode SBR menekankan pada kegiatan sharing sehingga terjadi diskusi

antarsiswa, sedangkan metode TAR menekankan pada berpikir secara individu.

Adapun rincian persamaan dan perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 1

halaman 23 berikut.

Page 27: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

No. Aspek SBR TAR Sama /Berbeda

1. Pusat pembelajaran

Siswa Siswa Sama

2. Peran guru Sebagai fasilitator Sebagai fasilitator Sama 3. Cara

pembacaan Dibaca nyaring (read aloud)

Dibaca nyaring (read aloud)

Sama

4. Learning center

Diperlukan learning center sebagai tempat pembelajaran.

Diperlukan learning center sebagai tempat pembelajaran.

Sama

5. Media pembelajaran

Buku berukuran besar yang didominasi oleh gambar. Gambar merupakan faktor utama.

Dapat berupa buku, maupun teks saja. Gambar bukan merupakan faktor utama.

Berbeda

6. Jumlah buku/teks yang diperlukan

Satu buah Diperlukan sebanyak jumlah siswa

Berbeda

7. Inti kegiatan Sharing buku dengan teman dan guru

Membaca teks secara individu. Berusaha keras menemukan makna sendiri.

Berbeda

8. Ringkasan kegiatan

Siswa membaca buku besar dengan teks yang ditutup lebih dahulu. Siswa menduga-duga kira-kira apa maksud gambar tersebut. Mereka sharing dengan teman untuk menjawabnya. Setelah ada siswa yang menjawab benar, barulah teks dibuka. Kemudian, siswa memprediksi cerita pada halaman berikutnya.

Masing-masing siswa membaca teks cerita secara nyaring dan bersama-sama. Dengan panduan guru, siswa berhenti pada bagian tertentu. Kemudian siswa menjawab pertanyaan guru mengenai isi cerita tersebut, makna kosakata baru, dsb.

Berbeda

Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan SBR dan TAR

Page 28: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3. Hakikat Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata move yang artinya bergerak. Salah satu unsur

motivasi adalah motif (=motive, alasan, atau sesuatu untuk memotivasi) (Irianto

2005). Motivasi sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang (innerstate) yang

mendorong, mengaktifkan, atau menggerakkan, dan yang mengarahkan atau

menyalurkan perilaku ke arah tujuan (Knoontz 2001 cit. Pujadi 2007). Senada

dengan pendapat tersebut, Harefa (2003) menyatakan bahwa motivasi adalah

penggerak manusia, yang memicu, mengarahkan dan mengorganisasi perilakunya.

Motivasi dalam diri berangkat dari kebutuhan. Maslow membuat hierarki

kebutuhan manusia berjenjang lima tingkatan. (1) kebutuhan fisik dan biologis, (2)

kebutuhan akan keselamatan dan keamanan, (3) kebutuhan sosial, (4) kebutuhan

akan penghargaan, dan (5) kebutuhan akan aktualisasi diri.

Motivasi dapat disimpulkan sebagai keadaan dalam diri manusia yang

menggerakkan suatu perilaku berdasarkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dasar

pencapaian tujuan tersebut adalah adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhannya

yang berbeda antara satu orang dan orang yang lain. Motivasi dapat datang dari

dalam diri manusia yang disebut dengan motivasi internal dan dapat dari luar

(lingkungan) yang disebut dengan motivasi eksternal.

b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang memengaruhi motivasi

belajar siswa, yaitu (1) harapan guru, (2) instruksi langsung, (3) umpan balik yang

tepat, (4), penguatan dan hadiah, dan (5) hukuman. Harapan guru mendorong siswa

Page 29: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

untuk mencapai target yang diharapkan oleh guru. Instruksi langsung menjadikan

siswa tergerak untuk melakukan seperti apa yang diinstruksikan. Umpan balik yang

tepat dari guru menjadikan siswa memantapkan apa yang mereka lakukan benar dan

memperbaiki apa yang mereka lakukan salah/keliru. Penguatan dan hadiah

menjadikan siswa lebih tergerak lagi karena adanya dorongan untuk

mendapatkannya. Adanya hukuman menjadikan siswa berusaha menghindarinya.

c. Motivasi Belajar

Berdasarkan simpulan definisi motivasi di atas, maka motivasi belajar dapat

disimpulkan sebagai penggerak manusia untuk mencapai tujuan melalui kegiatan

belajar. Motivasi belajar tidak akan tumbuh dan terbentuk jika orang tidak memiliki

keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya; karenanya

dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu agar orang menginginkan semangat untuk

belajar dapat termotivasi (Manis 2010). Brophy (2004) menjelaskan tentang

motivasi siswa dalam konteks di kelas yaitu the degree to which students invest

attention and effort in various pursuits. Motivasi siswa adalah derajat sejauh mana

siswa memberikan perhatian dan usaha dalam pencarian sesuatu.

Motivasi tiap siswa berbeda-beda tergantung dari kebutuhannya. Jika siswa

belajar karena bertujuan memenuhi kebutuhan penghargaan saja, maka pujian dan

sanjungan dari guru dan teman sudah dapat memenuhi kebutuhan siswa tersebut.

Namun, jika kebutuhan siswa adalah aktualisasi diri, maka ia akan berusaha sekeras

mungkin untuk belajar dalam rangka menambah ilmu pengetahuan mereka. Dalam

tujuan kedua ini belajar akan lebih menyenangkan karena adanya keinginan dan

semangat yang kuat dalam dirinya.

Page 30: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Broophy (2004) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi berciri: (1) menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab

pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau

kebetulan; (2) memilih tujuan dan realitas tetapi menantang dari tujuan yang terlalu

mudah dicapai atau terlalu besar resikonya; (3) mencari situasi atau pekerjaan di

mana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik

atau tidaknya hasil pekerjaannya; (4) senang bekerja sendiri dan bersaing untuk

mengungguli orang lain; (5) mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi

masa depan yang lebih baik; dan (6) tidak tergugah untuk sekadar mendapatkan

keuntungan, ia akan mencari apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi,

suatu ukuran keberhasilan. Pendapat Broophy tersebut selanjutnya sebagai dimensi

yang diukur dalam motivasi belajar siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian Rahmawati (2010) yang berjudul Pengaruh Strategi Know What

To Learn (KWL) dan Direct Reading Activity (DRA) terhadap Kemampuan

Membaca Intensif Ditinjau dari Kebiasaan Membaca (Eksperimen pada Siswa

Kelas XI SMA Negeri Wilayah Sragen Barat). Hasil penelitian membuktikan bahwa

siswa yang belajar dengan strategi KWL memiliki kemampuan membaca intensif

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan strategi DRA. Kebiasaan

membaca juga memiliki pengaruh besar, yaitu siswa yang memiliki kebiasaan

mambaca baik menunjukkan kemampuan membaca intensif yang lebih baik

dibandingkan siswa yang kurang terbiasa membaca. Hal ini relevan dalam variabel

Page 31: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

hal yang akan diteliti yaitu membaca. Namun, penelitian ini akan menerapkan

strategi inovatif yang belum pernah diteliti dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Penelitian Justice et al. (2002) berjudul Using Storybook Reading to Promote

Emergent Literacy. Hasil penelitian membuktikan bahwa guru, professional lain, dan

orang tua dapat menerapkan teknik shared reading sebagai kreasi positif interaksi

sosial dalam buku cerita. Kemudian, pengalaman shared reading dapat membantu

mengembangkan motivasi dan pengetahuan yang tinggi dari pembaca. Dengan

demikian, penelitian ini dapat dijadikan bukti bahwa shared reading memberikan

kontribusi yang besar dalam pengalaman membaca siswa sehingga penelitian secara

eksperimental penerapan pada pembelajaran bahasa Indonesia layak untuk diteliti.

Penelitian Trivette et al. (2007) berjudul Relative Effectiveness of Dialogic,

Interactive, and Shared Reading Interventions. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian perlakuan dengan shared reading menunjukkan hasil yang positif. Dua

hal yang terbukti efektivitasnya yaitu membaca dialog dan shared book reading

yang interaktif. Penelitian ini juga membuktikan efektivitas shared book approach

dalam membaca.

Shared Reading: Modeling Comprehension, Vocabulary, Text Structures,

and Text Features for Older Reader yang diteliti oleh Fisher et al. (2008). Hasil

penelitian membuktikan bahwa dengan menerapkan shared reading, guru

mefokuskan pada empat kategori yaitu pemahaman, kosa kata, struktuk teks dan

fitur teks. Dengan demikian, esensi membaca didapatkan melalui shared reading.

Penelitian ini membuktikan lagi bahwa shared reading terbukti memberikan makna

untuk siswa. Hal ini semakin menguatkan bahwa shared reading harus diteliti dalam

Page 32: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pembelajaran bahasa Indonesia dan jika hasilnya bagus layak untuk diterapkan oleh

guru bahasa Indonesia.

Learning-Centered Community College and English as a Second Language

Programme oleh Bista (2010). Penelitian ini relevan dalam hal perlunya learning

center bagi siswa untuk mendukung pembelajaran bahasa kedua. Learning center

terbukti mengubah gaya belajar dari pembelajaran yang berpusat kepada guru

menjadi berpusat kepada siswa. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena

berbagai hal yang mendukung pembelajaran tersedia di kelas sebagai learning

center. Desain learning center di kelas juga akan diterapkan di kelas SBR. Oleh

karena itu, penelitian ini akan membuktikan peran learning center dalam

pembelajaran membaca bagi siswa Sekolah Dasar kelas V.

Penelitian Pantaleo (2005) berjudul Reading Young Children’s Visual Texts.

Hasil penelitian membuktikan bahwa anak di jenjang Elementary dan Primary

sangat membutuhkan bahan bacaan dengan gambar dan teks visual. Hal tersebut

membatu mereka dalam berimajinasi dan menagkap maksud teks. Penelitian ini

relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu pentingnya gambar visual

dan teks untuk membaca cerita. Dunia anak yang penuh imajinasi membuat mereka

memiliki pendapat yang berbeda mengenai maksud gambar dan teks tersebut.

Namun, dengan penerapan shared reading pemahaman siswa mengenai maksud teks

akan diperoleh melalui bimbingan guru.

Page 33: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

C. Kerangka Berpikir

a. Perbedaan Kompetensi Membaca Cerita antara Siswa yang Belajar dengan

Metode Pembelajaran SBR dan yang Belajar dengan TAR

Pembelajaran membaca dengan metode pembelajaran SBR pada siswa

mengondisikan siswa sebagai pusat pembelajar utama. Keterlibatan siswa secara

penuh dalam usaha memahami teks dan tekstur bacaan dipandu oleh guru dalam

perannya sebagai fasilitator. Proses membaca dengan nada yang benar, fonologi,

memprediksi cerita selanjutnya, menganalisis gambar, serta pemahaman alur cerita

dilakukan dengan peran serta siswa secara totalitas.

Proses membaca dalam TAR tidak mendetail seperti dalam metode SBR.

Dengan demikian, diduga kompetensi membaca yang belajar dengan SBR lebih

tinggi daripada yang belajar dengan metode TAR.

b. Perbedaan Kompetensi Membaca Cerita antara Siswa yang Memiliki

Motivasi Belajar Tinggi dan yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Motivasi belajar yang tinggi mendorong siswa tertarik untuk mengikuti

pembelajaran membaca. Dorongan dari dalam diri siswa ini menjadi motor

penggerak usaha siswa memahami cerita yang dibaca. Siswa akan menikmati

seluruh aktivitas pembelajaran membaca sebagai kegiatan menyenangkan, bukan

tugas tuntutan guru.

Dorongan rendah menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Kegiatan membaca dirasa berat dan membosankan. Motivasi yang

rendah ini mempengaruhi aktivitas membaca yang pada akhirnya memengaruhi

kompetensi membacanya. Oleh karena itu, diduga siswa yang memiliki motivasi

Page 34: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

belajar rendah akan memiliki kompetensi membaca yang rendah pula, sedangkan

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, kompetensi membacanya tinggi pula.

c. Pengaruh Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar

terhadap Kompetensi Membaca Cerita

Metode pembelajaran dan motivasi belajar merupakan dua faktor yang

diduga memengaruhi kompetensi membaca siswa. Penerapan metode yang sama

dalam kondisi dan situasi yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda.

Sebagai contoh, perbedaan motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Dengan

demikian, untuk mendapatkan kompetensi membaca yang maksimal, faktor

motivasi siswa perlu diperhatikan dan dirangsang.

Pada kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa penerapan SBR,

maka akan ada dua kelompok siswa di dalam kelas. Siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi, akan memiliki kompetensi membaca tinggi. Demikian sebaliknya,

siswa yag memiliki motivasi belajar rendah dan diberi perlakuan SBR, tentu akan

memiliki kompetensi membaca cerita rendah pula.

Selanjutnya pada kelas kontrol, yaitu yang diberi perlakuan dengan metode

pembelajaran TAR dan memiliki motivasi belajar tinggi, kompetensi membacanya

akan tinggi pula. Namun, masih kalah lebih tinggi dengan kelompok ekperimen. Di

kelompok lain, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah maka akan memiliki

kompetensi membaca rendah pula. Hasilnya, nilai siswa pada kelompok terakhir ini

lebih rendah dari siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada kelompok

eksperimen.

Page 35: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Berdasarkan uraian di atas, diduga terdapat pengaruh interaksi antara

metode pembelajaran membaca dan motivasi belajar terhadap kompetensi membaca

cerita. Untuk mempermudah pemahaman alur berpikir ini, perhatikan bagan berikut.

D. Hipotesis Penelitian

Berlandaskan dekripsi teori dan kerangka berpikir yang telah dijabarkan di

atas, dapat diajukan hipotesis, sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan kompetensi membaca cerita siswa yang belajar dengan

metode pembelajaran SBR dengan siswa yang belajar dengan metode

pembelajaran TAR.

2. Terdapat perbedaan kompetensi membaca cerita siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi dan yang memiliki motivasi belajar rendah.

3. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar dalam

memengaruhi kompetensi membaca cerita.

Tinggi SBR

Motivasi Belajar

Rendah TAR

Siswa

Metode Pembelajaran

Kompetensi Membaca Cerita

Gambar 5. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Page 36: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitan

Penelitian ini dilaksanakan di dua SD di Kabupaten Karanganyar yang

terpilih sebagai sampel penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan, yaitu

mulai bulan Desember 2011 sampai dengan Juli 2012. Adapun rincian waktu dan

jenis kegiatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Jadwal Penelitian

No. Jenis Kegiatan Des. Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli

1. Mengajukan Usulan Proposal x---

2. Revisi Proposal -xx-

3. Seminar Proposal ---x

4. Revisi Proposal II x---

5. Pengurusan Surat Izin -x--

6. Pelaksanaan

Pembuatan Instrumen

--xx

7. Revisi Instrumen xx--

8. Uji Coba Instrumen --xx

9. Analisis Hasil Uji Coba xx--

10. Pelaksanaan Eksperimen dan

Pengumpulan Data

--xx xx

11. Analisis Data xx--

12. Penyusunan Laporan --xx xxxx

13. Sidang Tesis dan Revisi xxxx

32

Page 37: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuasi eksperimen. Kuasi

eksperimen atau eksperimen semu merupakan jenis penelitian yang dipergunakan

dalam bidang non eksakta, dalam hal ini kompetensi membaca cerita siswa.

Eksperimen ini bertujuan menguji metode pembelajaran Shared Book Reading dan

Think Aloud Reading, serta pengaruh motivasi belajar dalam penerapannya untuk

pembelajaran membaca cerita.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh metode

pembelajaran SBR dan TAR terhadap kemampuan membaca cerita secara

keseluruhan maupun secara kelompok yang ditinjau dari motivasi belajarnya.

Dalam penelitian ini, tingkat motivasi dibedakan atas kelompok siswa yang

bermotivasi tinggi dan siswa yang bermotivasi rendah.

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan desain faktorial sederhana 2 x 2. Desain faktorial yang digunakan tampak

pada gambar 6 berikut.

Metode Pembelajaran

Motivasi

Belajar

A

B

A1

(SBR)

A2

(TAR)

B1

Tinggi A1B1 A2B1

B2

Rendah A1B2 A2B2

Gambar 6. Rancangan Faktorial 2 X 2

Keterangan: Sel A1B1 : Kelompok yang belajar dengan MP SBR dan memiliki

motivasi belajar tinggi Sel A1B2 : Kelompok yang belajar dengan MP SBR dan memiliki

motivasi belajar rendah Sel A2B1: Kelompok yang belajar dengan MP TAR dan memiliki

motivasi belajar tinggi Sel A2B2: Kelompok yang belajar dengan MP TAR dan memiliki

motivasi belajar rendah

Page 38: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Sampel penelitian ini ada dua kelompok. Kelompok tersebut adalah

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen penelitian ini

akan diberi perlakuan dengan metode SBR dan kelompok kontrol dalam penelitian

ini adalah metode TAR. Setiap kelompok terdiri atas dua subkelompok, yaitu

subkelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan subkelompok siswa

yang memiliki motivasi belajar rendah. Penerapan metode SBR pada penelitian ini

disebut variabel bebas A1 dan metode TAR disebut variabel bebas A2. Variabel bebas

sekundernya adalah dua kategori motivasi belajar yaitu siswa yang memiliki

motivasi tinggi (B1) dan rendah (B2).

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD/MI

Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 448 sekolah.

Adapun sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok pada sekolah yang

berbeda. Satu kelompok penelitian belajar dengan SBR, yaitu kelas V SDN 3

Matesih, Kabupaten Karanganyar. Satu kelompok belajar dengan meetode

pembelajaran TAR yaitu kelas V SDN 1 Matesih, Kabupaten Karanganyar.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster

random sampling. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, peneliti mencari

informasi ke Depdiknas Kabupaten Karanganyar mengenai sekolah yang memiliki

tingkat kesetaraan sama. Setelah mendapat informasi tersebut, kemufian dilanjutkan

pada langkah berikutnya. Langkah-langkah dalam teknik tersebut sebagai berikut.

(1) Dari 448 sekolah tersebut diacak sekolah mana yang dijadikan sampel sehingga

Page 39: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

didapat dua sekolah sampel. Pengacakan mendapatkan SD N 3 Matesih dan SD N 1

Matesih. Kemudian peneliti mencari informasi kembali tentang kedua sekolah

tersebut ke Depdiknas. Didapatkan informasi bahwa kedua sekolah merupakan

sekolah yang setara. Kesetaraan ini meliputi: (a) memiliki akreditasi yang sama, (b)

merupakan sekolah yang sering maju dalam perlombaan tingkat kabupaten dan

selalu bersaing, (c) memiliki nilai rata-rata UN Bahasa Indonesia yang hampir sama

(SD N 3: 83,4 dan SD N 1: 83,6), (d) kedua sekolah merupakan sekolah yang

terletak di kota kecamatan; (2) Dari sekolah yang didapat, diacak lagi satu sekolah

yang diberi perlakuan SBR dan satu sekolah diberi perlakuan TAR . Dari teknik ini

terpilih SD N 3 Matesih sebagai kelompok yang belajar dengan metode

pembelajaran SBR dan SD N 1 Matesih sebagai kelompok yang belajar dengan TAR.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini menerapkan jenis penelitian eksperimen yang melibatkan dua

variabel bebas yaitu (1) penerapan metode membaca yang dibagi menjadi dua yaitu

SBR dan TAR, serta (2) motivasi belajar yang dibedakan dalam dua kategori yaitu

motivasi rendah dan tinggi. Selain dua variabel bebas tersebut, pada penelitian ini

variabel terikatnya adalah kompetensi membaca cerita anak yang diukur sebelum

dan setelah diberikan perlakuan.

Secara operasional, kompetensi membaca cerita adalah nilai yang diperoleh

siswa setelah mengerjakan tes membaca cerita. Adapun komponen-komponen yang

terdapat dalam kompetensi membaca cerita yaitu (1) memahami informasi; (2)

memilih hal yang relevan dengan tujuan dan dapat menilai teks; (3) mengapresiasi

Page 40: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

perbedaan kenyataan, ide, dan gagasan; dan (4) memahami makna implisit teks yang

dibaca.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan nontes. Teknik

tes digunakan untuk mengumpulkan data kompetensi membaca cerita anak.

Sementara itu, teknik nontes digunakan untuk mengumpulkan data motivasi belajar

yaitu dengan memberikan angket yang harus ditanggapi responden.

Kelompok siswa yang diberi perlakuan SBR diberi perlakuan selama 12 jam

pelajaran. Materi diberikan berdasarkan langkah-langkah yang digunakan dalam

pembelajaran membaca dengan SBR. Kelompok siswa yang belajar dengan metode

pembelajara TAR diberi perlakuan selama 12 jam pelajaran. Materi diberikan

berdasarkan pada langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran membaca

dengan metode TAR.

Data yang diambil adalah data pada kegiatan membaca cerita yaitu data

pada pretes dan postes. Teknik pengumpulan data melalui beberapa tahap rencana

program pembelajaran penelitian. Langkah-langkah kerjanya berupa awal pertemuan

untuk pembekalan materi secara umum, yaitu tentang cerita dan membaca cerita

dengan kedua metode pada setiap kelasnya. Pada pertemuan berikutnya, siswa sudah

mulai praktik membaca cerita, baik kelas kontrol (kelompok kelas yang diberi

perlakuan dengan metode TAR maupun kelas eksperimen (kelompok kelas yang

diberi dengan metode SBR). Pada saat perlakukan penelitian, peneliti bertindak

sebagai pemantau pelaksanaan perlakukan baik pada kelas kontrol maupun kelas

eksperimen.

Page 41: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

F. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data

Seperti yang telah disampaikan pada subbab variabel penelitian di atas,

penelitian ini menggunakan satu variabel terikat yaitu kompetensi membaca cerita.

Adapun variabel yang dieksperimenkan atau variabel bebasnya adalah dua metode

pembelajaran, yaitu metode SBR dan TAR. Dua variabel atribut, yaitu motivasi

belajar tinggi dan rendah. Untuk itulah diperlukan dua instrumen untuk mengukur

variabel yang digunakan dan sekaligus digunakan untuk pengambilan data

penelitian. Dua instrumen yang dimaksud adalah instrumen untuk mengukur

kompetensi membaca cerita dan instrumen untuk mengukur variabel atribut, yaitu

motivasi belajar siswa.

1. Kompetensi Membaca Cerita Anak

Kompetensi membaca cerita anak dapat diukur dengan menggunakan tes

kognitif. Tes kogitif ini berupa alat ukur dalam bentuk soal pilihan ganda dengan

empat alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d. Responden diminta memilih salah satu

jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan.

Dimensi yang diukur dalam kompetensi membaca cerita meliputi: (1)

pemahaman literal, (2) reorganisasi, (3) simpulan, (4) prediksi, (5) evaluasi, dan (6)

respon individu. Berlandaskan kompetensi dasar membaca pemahaman kelas V SD,

maka dimensi yang diukur dalam penelitian ini adalah dimensi 1 s.d. 4 dengan

instrumen berbentuk pilihan ganda.

Adapun indikator kompetensi membaca cerita dapat dirumuskan sebagai

berikut. (1) Siswa mampu memahami dan mengerti informasi eksplisit yang

disajikan dalam teks; sepeti fakta, definisi, kosakata, tanggal dan waktu; (2) Siswa

Page 42: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

mampu mengolah dan mengombinasikan informasi untuk memperoleh informasi

tambahan; (3) Siswa mampu mengidentifikasi makna implisit di dalam teks serta

mampu menarik simpulan tentang hal, konsep, masalah, atau pendapat di dalam

teks; dan (4) Siswa mampu memprediksi apa yang akan terjadi pada isi cerita.

Indikator tersebut dapat diturunkan ke dalam kisi-kisi penyusunan instrumen

atau aspek-aspek yang dinilai dalam kegiatan membaca cerita. Untuk lebih

mudahnya, berikut tabel kisi-kisi instrumen membaca cerita sebelum diujicobakan.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Sebelum Diujicobakan

Dimensi Indikator Nomor Soal Jumlah

Pemahaman literal Memahami dan mengerti informasi

eksplisit yang disajikan dalam teks;

seperti fakta, definisi, kosakata,

tanggal dan waktu.

1, 3, 5, 6, 9,

14, 15, 26, 29,

32, 33, 35, 39,

40

14

Reorganisasi Kemampuan mengolah dan

mengombinasikan informasi untuk

memperoleh informasi tambahan.

2, 4, 11, 12,

13, 17, 37

7

Simpulan

(Inference)

Kemampuan mengindentifikasi

makna implisit di dalam teks serta

kemampuan menarik kesimpulan

tentang hal, konsep, masalah, atau

pendapat di dalam teks.

7, 8, 10, 16,

18, 19, 20, 24,

28, 30, 31, 34,

36, 38, 41, 42,

43

18

Prediksi Kemampuan siswa memprediksi

apa yang akan terjadi pada isi

cerita.

21, 22, 23, 25,

44, 45

6

Jumlah 45

Page 43: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Cara penskoran yaitu jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal dikalikan

100, atau dirumuskan sebagai berikut.

Skor: Ђ仆 x 100

Keterangan:

x = jumlah jawaban benar

y= jumlah soal (36 soal)

Skor maksimun 100

Uji validitas yang digunakan untuk butir soal kompetensi membaca cerita

dengan uji validitas iteman yaitu menggunakan korelasi point biserial dengan rumus

sebagai berikut.

r pbi (i) = 呻搔͟ ]ƼiƼ܊砷呻呻呻能܊

(Arikunto 2003)

r pbi (i) = koefisien korelasi point biserial 贯黔伸 = rerata skor subjek yang menjawab betul pada item yang dicari validitasnya. 贯 呻呻呻 = rerata skor total.

St = standar deviasi skor total.

pi = proporsi siswa yang menjawab benar point ke-i

qi = proporsi siswa yang menjawab salah point ke-i

Uji releabilitas yang digunakan untuk kompetensi membaca adalah dengan

rumus KR-20 yaitu sebagai berikut.

Page 44: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

rii=瓶瓶能囊 (

∑]ƼiƼ͟²

rii : reliabilitas tes secara keseluruhan.

pi : proporsi responden yang menjawab benar

qi : proporsi responden yang menjawab salah

∑piqi : jumlah hasil perkalian antara pi dan qi

k : banyaknya item

S2t : varians

Kriteria :

0,00 < rii< 0,20 : reliabilitas sangat rendah.

0,20 < rii < 0,40 : reliabilitas rendah.

0,40 < rii < 0,60 : reliabilitas cukup.

0,60 < rii < 0,80 : reliabilitas tinggi.

0,80 < rii < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi.

(Arikunto 2003)

2. Motivasi Belajar

Motivasi Belajar diketahui melalui hasil nontes. Instrumen yang digunakan

untuk mengukur motivasi adalah angket dalam bentuk pilihan ganda dengan 5

alternatif jawaban, yaitu A, B, C, D, dan E yang terdiri dari 40 butir soal dan skor

maksimal yang dapat dicapai adalah 200 dengan keterangan skor jawaban sebagai

berikut.

Gambar 7. Penyekoran Motivasi Belajar

Jawaban A B C D E

Pertanyaan positif 5 4 3 2 1

Pertanyaan negatif 1 2 3 4 5

Page 45: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Uji validitas yang digunakan untuk butir soal motivasi belajar adalah dengan

menggunakan korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut.

rXiXt = 坡∑܊Ƽ܊ 能(∑ЂƼ)(∑܊ )税{坡 ∑܊Ƽ潜 –纵∑܊Ƽ邹潜{坡∑܊ 潜能纵܊ 邹潜}

Uji releabilitas motivasi belajar adalah dengan rumus α Cronbach sebagai

berikut. rii = 瓶瓶能囊(1 − ∑]i͟ ²

)

rii : reliabilitas tes secara keseluruhan

pi : proporsi subjek yang menjawab benar

qi : proporsi subjek yang menjawab dengan salah

S pi qi : jumlah hasil perkalian antara pi dan qi

k : banyaknya item yang valid

St 2 : varians total

Kriteria :

0,00 < rii< 0,20 : reliabilitas sangat rendah.

0,20 < rii < 0,40 : reliabilitas rendah.

0,40 < rii < 0,60 : reliabilitas cukup.

0,60 < rii < 0,80 : reliabilitas tinggi.

0,80 < rii < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi.

(Arikunto 2003)

Page 46: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Instrumen Tes Membaca Cerita Anak

Sebelum penelitian dilakukan, telah disediakan 45 soal untuk mengukur

kompetensi membaca. Setelah itu, dilakukan validasi dengan validasi konseptual,

yaitu dengan sintesis teori dan konsultasi dengan konsultan ahli. Konsultan yang

dimaksud adalah kedua pembimbing tesis dan kedua guru yaitu dari SD Negeri 1

Matesih, Catur Wahyu Widati, S.Pd serta Sri Sukenti, S.Pd. dari SD Negeri 3

Matesih. Guru tersebut adalah guru yang mengajar pada kelas kontrol dan

eksperimen. Tahap selanjutnya adalah uji coba instrumen. Pengujicobaan ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen. Instrumen diujicobakan

pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gantiwarno, Kabupaten Karanganyar sejumlah 35

siswa. berdasarkan hasil uji coba diperoleh ada 9 soal yang tidak valid. Adapun soal

yang tidak valid adalah soal nomor 1, 4, 7, 10, 16, 20, 31, 43, dan 45. Data tersebut

dapat dilihat pada lampiran 1 c.

2. Instrumen Motivasi Belajar Siswa

Instrumen motivasi belajar berupa angket tes pilihan ganda dengan lima

alternatif jawaban. Validasi tes menggunakan korelasi product moment. Adapun

pengujian reliabilitasnya menggunakan rumus α Cronbach. Pada awalnya disediakan

40 soal. Namun, setelah diujicobakan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gantiwarno,

Karanganyar diperoleh tujuh soal yang tidak valid yaitu soal nomor 9, 10, 16, 26, 28,

34, dan 40 (dapat dilihat pada lampiran 2 c).

Page 47: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

H. Pelaksanaan Eksperimen

Eksperimen ini dilakukan dalam kelas yang telah terpilih sebagai sampel

pada materi membaca cerita anak. Pelaksanaan perlakuan selama 12 kali pertemuan

dengan materi bacaan yang sama antara kelompok siswa yang belajar dengan

metode pembelajaran SBR dan kelompok siswa yang belajar dengan metode TAR.

1. Pengarahan pada Petugas Lapangan

Langkah pertama sebelum perlakuan adalah memberikan pengarahan pada

petugas lapangan (guru bahasa Indonesia di kelas sampel). Dalam pengarahan

tersebut disampaikan hal-hal yang harus dilakukan oleh pengajar pada kelas sampel,

serta tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa pada saat pelaksanaan perlakuan.

Tujuan pengarahan ini ialah agar perlakuan benar-benar sesuai dengan langkah-

langkah dan prosedur yang telah ditentukan.

2. Materi Eksperimen

a. Pelaksanaan Perlakuan pada Kelompok Siswa yang Belajar dengan Metode

Pembelajaran SBR

Pelaksanaan perlakuan diawali dengan cara guru memberikan umpan

pertanyaan seputar membaca cerita anak, motivasi membaca, dan cerita anak yang

pernah dibaca. Kemudian, guru menuliskan tujuan yang hendak dicapai setelah

pembelajaran pada papan tulis. Big books dikeluarkan kemudian siswa mulai

membaca. Pertama, membaca cover buku. Pembahasan meliputi penulisan judul,

siapa penulis cerita, identifikasi gambar pada cover untuk memprediksi kira-kira apa

isi cerita yang dibaca dan apakah ada gayung sambut antara judul dengan tokoh

Page 48: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

nantinya. Setelah itu, mulai membaca per halaman buku sampai pada bagian akhir.

Kegiatan terakhir adalah guru memberikan tes kepada siswa.

b. Pelaksanaan Perlakuan pada Siswa yang Belajar dengan Metode

Pembelajara TAR

Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan cara siswa bertanya jawab dengan

guru mengenai cerita anak. Setelah itu, guru menuliskan tujuan yang hendak dicapai

pada pembelajan hari itu. Siswa membaca teks secara individu. Setelah kegiatan

membaca selesai, guru memberikan tes dengan pertanyaan seputar cerita anak

tersebut.

I. Validitas Perlakuan

Validitas perlakukan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah; validitas

internal dan validitas eksternal (Sumanto, 1995: 116). Kedua validitas ini digunakan

untuk menjaga kesahihan penelitian. Validitas internal dilakukan dengan mengontrol

beberapa variabel ekstra, yaitu; (1) mencegah kejadian khusus yang dapat

memengaruhi subjek selama perlakuan; (2) menghindarkan kehilangan subjek dalam

perlakuan; (3) memperketat administrasi tes; (4) mencegah timbulnya kejadian-

kejadian tertentu; (5) mencegah instrumen yang tidak reliabel.

Validitas eksternal ditempuh dengan melakukan kontrol terhadap sampel

sesuai karakteristik populasi dan menetapkan kelas perlakuan secara acak. Selain itu,

dilakukan juga kontrol dengan tidak memberitahu siswa bahwa mereka sedang

menjadi objek penelitian, serta mempertahankan suasana kelas seperti apa adanya

(alamiah) dan tidak mendambakan harapan-harapan khusus.

Page 49: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

J. Teknik Analisis Data

Analisis data dibagi dua yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Statistik deskriptif meliputi tendensi sentral (untuk mengetahui harga mean, median

dan modus), tendensi penyebaran (untuk mencari varians, standar deviasi, dan

simpangan), membuat daftar frekuensi relatif dan kumulatif serta histogram.

Sementara itu, statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik

ANAVA dua jalur dengan prosedur sebagai berikut.

1. Carilah jumlah kuadrat keseluruhan, jumlah kuadrat antarkelompok, dan jumlah

kuadrat di dalam kelompok.

2. Pecahkah jumlah kuadrat antarkelompok menjadi tiga macam jumlah kuadrat.

3. Tentukan jumlah derajat bebas yang dikaitkan dengan tiap-tiap sumber variasi.

4. Carilah nilai kuadrat mean dengan membagi setiap jumlah derajat bebas masing-

masing.

5. Hitunglah rasio F bagi pengaruh-pengaruh utama dan interaksi dengan membagi

kuadrat mean antarkelompok dengan kuadrat mean di dalam kelompok bagi

masing-masing tiga kelompok tersebut.

6. Mencari angka rasio F.

Sebelum analisis dilaksanakan, semua data perlu diperiksa. Pemeriksanaan

ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik sampel populasi yang akan

menantukan rumus yang digunakan. Pemeriksaaan data atau sering disebut uji

persyaratan dalam Budiyono (2009), meliputi :

a. setiap sampel diambil secara random

Page 50: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

b. setiap populasi saling independen dan setiap data saling independen dalam

kelompok

c. setiap populasi berdistribusi normal (uji normalitas)

d. setiap populasi bervariansi sama (uji homogenitas)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang digunakan

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas digunakan teknik uji Lilliefors.

Langkah-langkah yang digunakan:

a. Hasil pengamatan X1, X2, X2................Xn dijadikan bilangan baku

Z1,Z2,Z3,..................Zn dengan rumus ( dan s masing-masing

merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).

b. Data sampel tersebut diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi.

c. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi baku,

kemudian dihitung peluang F ( Zi ) = P ( Z< Zi)

d. Selanjutnya dihitung Z1, Z2.....................,Zn yang lebih kecil atau sama dengan

Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S ( Zi), maka :

S (Zi) =

n Z yang Z Z banyaknyaZ n i 2 1 . ,......... , £

e. Menghitung selisih F (Zi) –S (Zi) kemudian menentukan harga mutlaknya

dengan rumus :

f. Mengambil harga F (Zi) – S (Zn) yang paling besar diantara harga-harga

mutlak selisih

s

XXZ i

i

-= X

)()( iiobs ZSZFMaxL -=

obsL

Page 51: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

g. Kemudian dikonsultasikan dengan. pada taraf signifikansi 5 %.

Hipotesis :

HO : sampel dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Kriteria < Lt, maka hipotesis Ho diterima atau sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

(Sudjana 2002)

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan teknik Uji

Bartlett. Ketentuan uji Bartlett sebagai berikut :

a. Hipotesis Pengujian

1) Ho :

2) Ho :

3) Ho : Ho salah satu tanda tidak sama dengan ( F) tidak berlaku.

b. Tolak Ho χ2 hitung > χ 2 tabel pada taraf nyata a : 0,05 dan dk ( k-1).

c. Prosedur pengujian

1) Menggunakan skor-skor X dari yang terkecil sampai yang terbesar.

2) Menyusun skor Y berdasarkan skor X, dilanjutkan dengan menghitung

varians Y-nya. Jika skor X tunggal, maka varians Y sama dengan nol.

3) Menghitung dk tiap kelompok, yakni n kelompok dikurangi satu.

4) Menghitung 1/dk, log Si2, ( dk ) log Si2, ( dk) si2.

5) Menghitung varians gabungan semua skor dengan rumus:

tabelL

obsL

22

12 AA ss =

22

12 BB ss =

222

212

122

112 BABABABA ssss ===

Page 52: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

6) Menghitung harga satuan B dengan rumus :

B = (log S2) -

7) Menghitung harga χ 2 dengan rumus

8) Membandingkan harga χ 2 hitung hitung dengan χ 2 tabel yang terdapat pada

tabel Chi-kuadrat dengan ( 1 -a ) dan dk ( k-1).

(Sudjana 2002)

K. Hipotesis Statistik

Untuk menguji hipotesis nol (H0), hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.

1. Hipotesis pertama

H0 = µA1 < µA2

H1 = µA1 > µA2

2. Hipotesis Kedua

H0= µB1 < µB2

H1 = µB1 > µB2

3. Hipotesis Ketiga

H0 = AxB =0

H1 = AxB =1

þýü

îíì

-S-S

=)1(

)2( 22

niSini

S

)1( -S ni

{ }22 log)1()10( SiniBInX -S-=

Keterangan: A : Metode Pembelajaran B : Motivasi membaca µA1 : Rerata skor kompetensi membaca cerita untuk kelompok siswa yang diajar dengan metode SBR µA2 : Rerata skor kompetensi membaca cerita untuk

kelompok siswa yang diajar dengan TAR. µB1 : Rerata skor kompetensi membaca cerita untuk

kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. µB2 : Rerata skor kompetensi membaca cerita untuk

kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. AxB : Interaksi antara metode pembelajaran SBR dan motivasi belajar.

Page 53: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mendeskripsikan:

(1) apakah terdapat perbedaan kompetensi membaca cerita siswa yang belajar

dengan metode pembelajaran SBR dan TAR; (2) apakah terdapat perbedaan

kompetensi membaca cerita siswa yan g memiliki motivasi belajar tinggi dan

rendah; (3) apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran (SBR dan TAR)

dan motivasi belajar terhadap kompetensi membaca siswa. Dalam mencapai tujuan

tersebut, diperlukan sebuah pengujian dengan perlakuan yang telah direncanakan,

tahap berikutnya adalah pengujian hipotesis sebagaimana yang telah diungkapkan.

Namun, sebelum menguji hipotesis, pada bab ini akan dikemukakan deskripsi data

dari setiap variabel yang diteliti, baik baris, kolom, maupun sel dalam desain

faktorial.

1. Data Kompetensi Membaca Cerita Kelompok Siswa yang Belajar dengan

Metode Pembelajaran SBR

a. Tendensi Sentral

Kelompok yang diberi perlakuan pada penelitian ini adalah kelas V SD

Negeri 3 Matesih. Setelah diberikan perlakuan, responden berjumlah 35 diberi tes

kompetensi membaca cerita. Hasil penilaian tes membaca cerita anggota responden

tersebut dilaporkan sebagai berikut.

49

Page 54: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Ukuran atau tendensi besaran yang akan disajikan pada kelas eksperimen ini

adalah besaran nilai rerata hitung (mean), nilai tengah (median), dan nilai yang

paling banyak muncul (modus). Dari hasil penghitungan dapat dilaporkan bahwa

nilai rerata sama dengan 75,60. Median atau nilai tengah sama dengan 78, modus

atau nilai yang banyak muncul sama dengan 78 dengan frekuensi sama dengan 8.

Seluruh data tersebut dapat dilihat pada lampiran 3 e.

b. Tendensi Penyebaran

Tendensi penyebaran data dari nilai kompetensi membaca cerita yang belajar

dengan metode SBR ini meliputi ukuran atau nilai maksimum, minimum, varians,

dan simpangan baku (standar deviasi). Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan

nilai maksimum 92, nilai minimum 56, varians 64,84, dan simpangan baku 8,05.

Berdasarkan sebaran data tersebut dapat disusun distribusi frekuensinya

sebagaimana tampak pada tabel 4, sedangkan histogram frekuensinya dapat dilihat

pada gambar 8.

Tabel 4. Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran SBR

No. Inteval Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Relatif (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

56-61

62-67

68-73

74-79

80-86

87-92

2

4

6

11

11

1

5,8

11,4

17,2

31,4

31,4

2,8

Jumlah 35 100

Page 55: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Histogram distribusi frekuensinya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 8.

2. Data Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar

Berdasarkan hasil tes kompetensi membaca

terhadap 35 siswa sebagai anggota sampel, dapat dilaporkan hasil perhitungan

tendensi sentral dan tendensi penyebaran sebagai berikut.

a. Tendensi Sentral

Tendensi sentral dari data kompetensi membaca c

belajar dengan metode TAR

dan nilai yang terbanyak muncul (modus). Berdasarkan hasil

mean 70,7, median 70,

lampiran 3f.

b. Tendensi Penyebaran

Tendensi penyebaran dari data nilai kompetensi membaca cerita yang

belajar dengan metode TAR

0

2

4

6

8

10

12

55,5-61,5 61,5

2

Fre

kuen

si

Histogram distribusi frekuensinya dapat dilihat pada gambar berikut:

Histogram Frekuensi Nilai Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran SBR

Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode

Berdasarkan hasil tes kompetensi membaca cerita yang telah diujikan

terhadap 35 siswa sebagai anggota sampel, dapat dilaporkan hasil perhitungan

tendensi sentral dan tendensi penyebaran sebagai berikut.

Tendensi sentral dari data kompetensi membaca cerita kelompok siswa yang

TAR meliputi rerata hitung (mean), nilai tengah (median),

dan nilai yang terbanyak muncul (modus). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

dan modus 67. Hasil perhitungan dapat dilihat pada

Tendensi penyebaran dari data nilai kompetensi membaca cerita yang

TAR ini meliputi nilai maksimum, minimum, varians, dan

61,5-67,5 67,5-73,5 73,5-78,5 78,5-86,5 86,5-92,5

4

6

11 11

1

Batas Atas dan Bawah

51

Histogram distribusi frekuensinya dapat dilihat pada gambar berikut:

si Membaca

dengan Metode TAR

yang telah diujikan

terhadap 35 siswa sebagai anggota sampel, dapat dilaporkan hasil perhitungan

erita kelompok siswa yang

meliputi rerata hitung (mean), nilai tengah (median),

perhitungan diperoleh

dapat dilihat pada

Tendensi penyebaran dari data nilai kompetensi membaca cerita yang

ini meliputi nilai maksimum, minimum, varians, dan

Page 56: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

simpangan baku. Berdasarkan hasil perhitungan

minimum 42, varians 112,9,

Berdasarkan sebaran data tersebut dapat disusun distribusi frekuensi

sebagaimana tampak pada tabel

gambar 9 berikut.

Tabel 5. Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca CeritaSiswa yang

Gambar 9. Histogram Frekuensi Nilai Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Bela

0

2

4

6

8

10

12

14

16

41,5

Fre

kuen

si

No. Inteval

1.

2.

3.

4.

5.

6.

42

51

59

68

77

86

Jumlah

simpangan baku. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai maksimum

minimum 42, varians 112,9, dan simpangan baku 10,6.

Berdasarkan sebaran data tersebut dapat disusun distribusi frekuensi

sebagaimana tampak pada tabel 5, sedangkan histogram frekuensi dapat dilihat pada

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Ceritayang Belajar dengan Metode Pembelajaran TAR

Histogram Frekuensi Nilai Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran

41,5-50,5 50,5-59,5 59,5-67,5 67,5-76,5 76,5-85,5 85,5

1

4

15

10

5

Batas Atas dan Bawah

Inteval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

(%)

42-50

51-59

59-67

68-76

77-85

86-94

1

4

15

10

5

4

2,9

11,4

42,9

28,6

14,3

11,4

Jumlah 35 100

52

didapat nilai maksimum 94,

Berdasarkan sebaran data tersebut dapat disusun distribusi frekuensi

, sedangkan histogram frekuensi dapat dilihat pada

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita TAR

Histogram Frekuensi Nilai Kompetensi Membaca Cerita Pembelajaran TAR

85,5-94,5

4

Page 57: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3. Data Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Mempunyai Motivasi Belajar

Rendah

Berdasarkan hasil tes kompetensi membaca yang telah diujikan terhadap 70

siswa sebagai anggota sampel, dapat dilaporkan hasil perhitungan tendensi sentral

dan tendensi penyebarannya. Data kompetensi membaca cerita siswa yang

mempunyai motivasi belajar tinggi sebagai berikut.

a. Tendensi Sentral

Ukuran sentral dari data motivasi belajar siswa kelas eksperimen ini meliputi

ukuran besaran nilai rerata (mean), nilai tengah (median), dan nilai yang banyak

muncul (modus). Berdasarkan hasil penghitungan, diperoleh harga mean atau nilai

rerata sama dengan 67,37. Sementara itu, harga median atau nilai tengah sama

dengan 67. Selanjutnya modus 67 dengan frekuensi sebanyak 6. Seluruh

penghitungan dapat dilihat pada lampiran 3 j.

b. Tendensi Penyebaran

Tendensi penyebaran dari data nilai kompetensi membaca cerita siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi ini meliputi ukuran atau nilai maksmum, nilai

minimum, varians, dan simpangan baku. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai

maksimum 83, nilai minimum 42, varians 72,71 dan simpangan baku 8,53.

Berdasarkan sebaran data tersebut dapat disusun distribusi frekuensi

sebagaimana tampak pada tabel 6, sedangkan histogram frekuensi dapat dilihat pada

gambar 10 berikut.

Page 58: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 6. Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca CeritaSiswa yang Mempunyai Motivasi Belajar

No. Inteval

1.

2.

3.

4.

5.

6.

42

49

56

63

70

77

Jumlah

Gambar 10. Histogram Frekuensi Nilai Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah

0

2

4

6

8

10

12

41,5-48,5 48,5

1

Fre

kuen

si

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Ceritayang Mempunyai Motivasi Belajar Rendah

Inteval Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Relatif (%)

42-48

49-55

56-62

63-69

70-76

77-83

1

1

7

11

10

5

2,9

2,9

20

34,2

28,6

14,3

Jumlah 35 100

Histogram Frekuensi Nilai Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah

48,5-55,5 55,5-62,5 62,5-69,5 69,5-76,5 76,5-83,5

1

7

1110

5

Batas Atas dan Bawah

54

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita

Histogram Frekuensi Nilai Kompetensi Membaca Cerita

Page 59: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

4. Data Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Mempunyai Motivasi Belajar

Tinggi

Berdasarkan hasil tes kemampuan membaca cerita yang telah diujikan

terhadap 70 siswa sebagai anggota sampel, dapat dilaporkan hasil perhitungan

tendensi sentral dan tendensi penyebaran data kompetensi membaca cerita siswa

yang mempunyai motivasi belajar tinggi sebagai berikut.

a. Tendensi Sentral

Tendensi sentral dari data nilai kompetensi membaca cerita kelompok siswa

yang mempunyai motivasi belajar tinggi ini meliputi ukuran besaran nilai mean,

median, dan modus. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh mean sama dengan

78,91, median 81, dan modus 81 (Lihat lampiran 3 k).

b. Tendensi Penyebaran

Tendensi penyebaran dari data kompetensi membaca cerita kelompok siswa

yang mempunyai motivasi belajar tinggi ini meliputi nilai maksimum, nilai

minimum, varians, dan simpangan baku. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat

nilai maksimum 94, nilai minimum 67, varians 48,85, dan simpangan baku 6,99.

Berdasarkan sebaran data tersebut dapat disusun distribusi frekuensi

sebagaimana tampak pada tabel 7, sedangkan histogram frekuensi dapat dilihat pada

gambar 11 pada halaman 53 berikut.

Page 60: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 7. Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Mempunyai Motivasi Belajar Tinggi

Gambar 11. Histogram Frekuensi Nilai Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

0

2

4

6

8

10

12

14

66,5-71,5

8

Fre

kuen

siNo. Inteval

1.

2.

3.

4.

5.

6.

67

72

77

82

87

92

Jumlah

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Mempunyai Motivasi Belajar Tinggi

Histogram Frekuensi Nilai Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

71,5 71,5-76,5 76,5-81,5 81,5-86,5 86,5-91,5 91,5-96,5

3

13

7

2 2

Batas Atas dan Bawah

Inteval Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Relatif (%)

67-71

72-76

77-81

82-86

87-91

92-96

8

3

13

7

2

2

22,8

8,6

37,2

20

5,7

5,7

Jumlah 35 100

56

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita

Histogram Frekuensi Nilai Kompetensi Membaca Cerita

96,5

Page 61: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

5. Data Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode

Pembelajaran SBR dan Mempunyai Motivasi Belajar Tinggi

Berdasarkan hasil tes kompetensi membaca yang telah diujikan terhadap 35

siswa yang belajar dengan metode pembelajaran SBR, dapat dilaporkan hasil

perhitungan tendensi sentral dan tendensi penyebaran. Data kemampuan membaca

cerita siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi sebagai berikut.

a. Tendensi Sentral

Tendensi sentral dari data nilai kompetensi membaca cerita kelompok siswa

yang belajar dengan metode pembelajaran SBR dan mempunyai motivasi belajar

tinggi ini meliputi ukuran besaran nilai mean, median, dan modus. Berdasarkan hasil

perhitungan, diperoleh mean sama dengan 81,44; median 81, dan modus 78 (Lihat

lampiran 3 m).

b. Tendensi Penyebaran

Tendensi penyebaran dari data kompetensi membaca cerita kelompok siswa

yang belajar dengan metode pembelajaran SBR dan mempunyai motivasi belajar

tinggi ini meliputi nilai maksimum, nilai minimum, varians, dan simpangan baku.

Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai maksimum 92, nilai minimum 78,

varians 12,73, dan simpangan baku 3,57.

Berdasarkan sebaran data tersebut dapat disusun distribusi frekuensi

sebagaimana tampak pada tabel 8, sedangkan histogram frekuensi dapat dilihat pada

gambar 12 berikut.

Page 62: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 8. Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Mempunyai Motivasi Belajar Tinggi

No. Interval

1.

2.

3.

4.

5.

78-80

81-83

84-86

87-89

90-92

Jumlah

Gambar 12. Histogram Frekuensi yang BelMempunyai Motivasi Belajar Tinggi

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

77,5-80,5

6

Fre

kuen

si

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran Mempunyai Motivasi Belajar Tinggi

Interval Frekuensi

Absolut

Frekuensi Relatif

(%)

80

83

86

89

92

6

9

1

1

1

33,4

55,8

5,6

5,6

5,6

18 100

Histogram Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran SBRMempunyai Motivasi Belajar Tinggi

80,5-83,5 83,5-86,5 86,5-89,5 89,5-90,5

9

1 1 1

Batas Atas dan Bawah

58

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita dengan Metode Pembelajaran SBR dan

Frekuensi Relatif

nsi Membaca Cerita Siswa SBR dan

Page 63: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

6. Data Kompetensi Membaca cerita Siswa yang Belajar dengan Metode

Pembelajaran SBR dan Mempunyai Motivasi Belajar Rendah

Berdasarkan hasil tes kompetensi membaca yang telah diujikan terhadap 35

siswa yang belajar dengan metode pembelajaran SBR, dapat dilaporkan hasil

perhitungan tendensi sentral dan tendensi penyebaran untuk siswa yang mempunyai

motivasi belajar rendah. Data kemampuan membaca cerita siswa yang mempunyai

motivasi belajar rendah sebagai berikut.

a. Tendensi Sentral

Tendensi sentral dari data nilai kompetensi membaca cerita kelompok siswa

yang belajar dengan metode pembelajaran SBR dan mempunyai motivasi belajar

rendah ini meliputi ukuran besaran nilai mean, median, dan modus. Berdasarkan

hasil perhitungan, diperoleh mean sama dengan 69,41, median 72, dan modus 72

(Lihat lampiran 3 n).

b. Tendensi Penyebaran

Tendensi penyebaran dari data kompetensi membaca cerita kelompok siswa

yang belajar dengan metode pembelajaran SBR dan mempunyai motivasi belajar

rendah ini meliputi nilai maksimum, nilai minimum, varians, dan simpangan baku.

Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai maksimum 78, nilai minimum 56,

varians 45,13, dan simpangan baku 6,72.

Berdasarkan sebaran data tersebut dapat disusun distribusi frekuensi

sebagaimana tampak pada tabel 9, sedangkan histogram frekuensi dapat dilihat pada

gambar 13 berikut.

Page 64: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 9. Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Mempunyai Motivasi Belajar Rendah

No. Interval

1.

2.

3.

4.

5.

56-60

61-64

65-68

69-72

73-78

Jumlah

Gambar 13. Histogram Frekuensi yang Mempunyai Motivasi Belajar Rendah

0

1

2

3

4

5

6

55,5-60,5

2Fre

kuen

si

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran SBRMempunyai Motivasi Belajar Rendah

Interval Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Relatif (%)

60

64

68

72

78

2

3

1

6

5

11,8

17,6

5,9

35,3

29,4

Jumlah 17 100

Histogram Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran SBRMempunyai Motivasi Belajar Rendah

60,5-64,5 64,5-68,5 68,5-72,5 72,5-78,5

3

1

6

5

Batas Atas dan Bawah

60

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita SBR dan

Kompetensi Membaca Cerita Siswa SBR dan

Page 65: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

7. Data Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode

Pembelajaran TAR dan Mempunyai Motivasi Belajar Tinggi

Berdasarkan hasil tes kompetensi membaca yang telah diujikan terhadap 35

siswa yang belajar dengan metode pembelajaran TAR, dapat dilaporkan hasil

perhitungan tendensi sentral dan tendensi penyebaran siswa yang mempunyai

motivasi belajar tinggi sebagai berikut.

a. Tendensi Sentral

Tendensi sentral dari data nilai kompetensi membaca cerita kelompok siswa

yang belajar dengan metode pembelajaran TAR dan mempunyai motivasi belajar

tinggi ini meliputi ukuran besaran nilai mean, median, dan modus. Berdasarkan hasil

perhitungan, diperoleh mean sama dengan 77,39, median 76,56, dan modus 70

(Lihat lampiran 3 p).

b. Tendensi Penyebaran

Tendensi penyebaran dari data kompetensi membaca cerita kelompok siswa

yang belajar dengan metode pembelajaran TAR dan mempunyai motivasi belajar

tinggi ini meliputi nilai maksimum, nilai minimum, varians, dan simpangan baku.

Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai maksimum 94, nilai minimum 67,

varians 71,43, dan simpangan baku 8,45.

Berdasarkan sebaran data tersebut dapat disusun distribusi frekuensi

sebagaimana tampak pada tabel 10, sedangkan histogram frekuensi dapat dilihat

pada gambar 14 halaman 59 berikut.

Page 66: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 10. Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Mempunyai Motivasi Belajar Tinggi

No. Interval

1.

2.

3.

4.

5.

67

73

79

85

91

Jumlah

Gambar 14. Histogram Frekuensi yang BelMempunyai Motivasi Belajar Tinggi

0

1

2

3

4

5

6

7

8

66,5-72,5

8

Fre

kuen

si

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran TARMempunyai Motivasi Belajar Tinggi

Interval Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Relatif (%)

67-72

73-78

79-84

85-90

91-96

8

2

4

3

1

44,4

11,1

22,2

16,7

5,6

Jumlah 18 100

Histogram Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran TARMempunyai Motivasi Belajar Tinggi

72,5 72,5-78,5 78,5-84,5 84,5-90,5 90,5-95,5

2

4

3

1

Batas Atas dan bawah

62

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita TAR dan

nsi Membaca Cerita Siswa TAR dan

Page 67: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

8. Data Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode

Pembelajaran TAR dan Mempunyai Motivasi Belajar Rendah

Berdasarkan hasil tes kompetensi membaca yang telah diujikan terhadap 35

siswa yang belajar dengan metode pembelajaran TAR, dapat dilaporkan hasil

perhitungan tendensi sentral dan tendensi penyebaran siswa yang mempunyai

motivasi belajar rendah sebagai berikut.

a. Tendensi Sentral

Tendensi sentral dari data nilai kompetensi membaca cerita kelompok siswa

yang belajar dengan metode pembelajaran TAR dan mempunyai motivasi belajar

tinggi ini meliputi ukuran besaran nilai mean, median, dan modus. Berdasarkan hasil

perhitungan, diperoleh mean sama dengan 67,18, median 67, dan modus 67 (Lihat

lampiran 3).

b. Tendensi Penyebaran

Tendensi penyebaran dari data kompetensi membaca cerita kelompok siswa

yang belajar dengan metode pembelajaran TAR dan mempunyai motivasi belajar

rendah ini meliputi nilai maksimum, nilai minimum, varians, dan simpangan baku.

Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai maksimum 86, nilai minimum 42,

varians 116,28, dan simpangan baku 10,78.

Berdasarkan sebaran data tersebut dapat disusun distribusi frekuensi

sebagaimana tampak pada tabel 11, sedangkan histogram frekuensi dapat dilihat

pada gambar 15 berikut.

Page 68: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 11. Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Mempunyai Motivasi Belajar Rendah

No. Interval

1.

2.

3.

4.

5.

42

51

60

69

78

Jumlah

Gambar 15. Histogram Frekuensi yang Bel Mempunyai Motivasi Belajar Rendah

0

1

2

3

4

5

6

7

41,5-50,5

1

Fre

kuen

si

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran Mempunyai Motivasi Belajar Rendah

Interval Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Relatif (%)

42-50

51-59

60-68

69-77

78-86

1

3

7

2

4

5,9

17,6

41,2

11,8

23,5

Jumlah 17 100

Histogram Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran TAR Mempunyai Motivasi Belajar Rendah

50,5-59,5 59,5-68,5 68,5-77,5 77,5-86,5

3

7

2

4

Batas Atas dan Bawah

64

Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Membaca Cerita ajar dengan Metode Pembelajaran TAR dan

Kompetensi Membaca Cerita Siswa dan

Page 69: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis merupakan syarat yang harus ditempuh untuk

mendapatkan simpulan yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengujian

persyaratan analisis dilakukan setelah data induk diperoleh. Pengujian ini diperlukan

agar data induk yang dikumpulkan dan dideskripsikan benar-benar memenuhi

persyaratan teknik analisis yang digunakan, dalam hal ini Anava dua jalan. Oleh

sebab itu, sebelum analisis data dengan teknik Anava dua jalan dilakukan, harus

diperiksa seluruh data yang ada. Pengujian persyaratan analisis tersebut meliputi

pengujian normalitas data dan homogenitas varians.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

benar-benar berdistribusi normal. Sementara itu, uji homogenitas dilakukan agar

dapat diketahui bahwa varians yang ada benar-benar homogen. Berikut dapat dilihat

kedua pengujian persyaratan analisis:

1. Uji Normalitas Data

a. Hasil Uji Normalitas Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar

dengan Metode Pembelajaran SBR

Teknik yang digunakan untuk uji normalitas data kompetensi membaca

cerita kelas eksperimen adalah teknik Lilliefors. Adapun hipotesis yang

dikemukakan adalah H0 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

dan H1= sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan

penghitungan terhadap data tersebut, diperoleh harga Lo maksimum sebesar 0,1413

(lihat lampiran 4c). Menilik daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 35

dan taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh harga L t = 0,1498. Berdasarkan harga-

Page 70: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

harga tersebut dapat dilihat bahwa 0,1413< 0,1498 sehingga Lo < Lt. L hitung atau

empiris lebih kecil daripada L tabel. Simpulan dari pengujiannya adalah data

kompetensi membaca cerita kelompok siswa yang belajar dengan metode

pembelajaran SBR berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Normalitas Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar

dengan Metode Pembelajaran TAR

Sebagaimana uji normalitas yang dipakai pada data kelas siswa yang belajar

dengan metode pembelajaran SBR, pengujian data kelas ini juga menggunakan

teknik Lilliefors. Adapun hipotesis yang dikemukakan adalah H0 = sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal dan H1= sampel tidak berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Pengujian data kompetensi membaca cerita kelas kontrol

ini menghasilkan Lo maksimum sebesar 0,1323 (lihat lampiran 4 d). Berdasarkan

daftar nilai kritis L uji Lilliefors dengan n = 35 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh

harga L t = 0,1498. Berdasar itulah maka dapat dikatakan bahwa Lo < L t. L hitung

atau empiris lebih kecil daripada L tabel. Simpulannya adalah bahwa data

kompetensi membaca cerita siswa pada kelas yang belajar dengan metode TAR

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

c. Hasil Uji Normalitas Data Membaca Cerita pada Motivasi Belajar Tinggi

Dengan teknik statistik yang sama, pengujian normalitas data motivasi

belajar tinggi menghasilkan Lo maksimum sebesar 0,1424 (lihat lampiran 4 e).

Adapun hipotesis yang dikemukakan adalah H0 = sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal dan H1= sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Berdasarkan daftar nilai kritis L uji Lilliefors dengan n = 35 dan taraf

Page 71: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

signifikansi α = 0,05 diperoleh L t = 0,1498. Berdasar itulah maka dapat dikatakan

bahwa Lo < L t. L hitung atau empiris lebih kecil daripada L tabel. Simpulannya

adalah bahwa data motivasi belajar tinggi siswa berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

d. Hasil Uji Normalitas Data Membaca Cerita pada Motivasi Belajar Rendah

Selanjutnya, uji Lilliefors juga dipakai untuk menguji data motivasi belajar

kategori rendah. Adapun hipotesis yang dikemukakan adalah H0 = sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal dan H1= sampel tidak berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Dari penghitungan (lihat lampiran 4 f ), diperoleh harga

Lo maksimum sebesar 0,1283. Dengan menggunakan daftar nilai kritis L uji

Lilliefors dengan n = 35 dan taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh L t = 0,1498.

Berdasar itulah, dapat dikatakan bahwa Lo < L t. L hitung atau empiris lebih kecil

daripada L tabel. Simpulannya adalah bahwa data motivasi belajar pada pada

motivasi belajar rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

e. Hasil Uji Normalitas Data Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar

dengan Metode Pembelajaran SBR dan Mempunyai Motivasi Belajar Tinggi

Dengan teknik statistik yang sama, pengujian normalitas data siswa kelas

yang belajar dengan metode pembelajaran SBR dan mempunyai motivasi belajar

tinggi menghasilkan Lo maksimum sebesar 0,1234 (lihat lampiran 4 g). Adapun

hipotesis yang dikemukakan adalah H0 = sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal dan H1= sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Berdasarkan daftar nilai kritis L uji Lilliefors dengan n = 18 dan taraf

signifikansi α = 0,05 diperoleh L t = 0,200. Berdasar itulah maka dapat dikatakan

Page 72: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

bahwa Lo < L t. L hitung atau empiris lebih kecil daripada L tabel. Simpulannya

adalah bahwa data kompetensi belajar siswa yang belajar dengan metode

pembelajaran SBR dan mempunyai motivasi belajar tinggi berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

f. Hasil Uji Normalitas Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan

Metode Pembelajaran SBR dan Mempunyai Motivasi Belajar Rendah

Sebagaimana uji normalitas yang dipakai pada data kelas siswa yang belajar

dengan metode pembelajaran SBR, pengujian dan memiliki motivasi belajar tinggi,

data kelas ini juga menggunakan teknik Lilliefors. Adapun hipotesis yang

dikemukakan adalah H0 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

dan H1= sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian

data kemampuan membaca cerita kelas kontrol ini menghasilkan Lo maksimum

sebesar 0,1182 (lihat lampiran 4 h ). Berdasarkan daftar nilai kritis L uji Lilliefors

dengan n = 17 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh harga L t = 0.206. Berdasar itulah

maka dapat dikatakan bahwa Lo < L t. L hitung atau empiris lebih kecil daripada L

tabel. Simpulannya adalah bahwa data kompetensi membaca cerita siswa pada kelas

yang belajar dengan metode SBR dan mempunyai motivasi belajar rendah berasal

dari populasi yang berdistribusi normal.

g. Hasil Uji Normalitas Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan

Metode Pembelajaran TAR dan Mempunyai Motivasi Belajar Tinggi

Dengan teknik statistik yang sama, pengujian normalitas data kompetensi

membaca cerita siswa kelas ini menghasilkan Lo maksimum sebesar 0.1698 (lihat

lampiran 4 i). Berdasarkan daftar nilai kritis L uji Lilliefors dengan n = 18 dan taraf

Page 73: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

signifikansi α = 0,05 diperoleh L t = 0,200. Berdasar itulah maka dapat dikatakan

bahwa Lo < L t. L hitung atau empiris lebih kecil daripada L tabel. Simpulannya

adalah bahwa data kompetensi membaca cerita siswa yang belajar dengan metode

pembelajaran TAR dan mempunyai motivasi belajar tinggi berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

h. Hasil Uji Normalitas Kompetensi Membaca Cerita Siswa yang Belajar dengan

Metode Pembelajaran TAR dan Mempunyai Motivasi Belajar Rendah

Uji normalitas dilakukan dengan mempergunakan teknik Lilliefors. Dengan

teknik ini, pengujian normalitas data kompetensi membaca cerita siswa yang belajar

dengan metode pembelajaran TAR dan memilik motivasi rendah menghasilkan Lo

maksimum sebesar 0,1591 (lihat lampiran 4 j). Berdasarkan daftar nilai kritis L uji

Lilliefors dengan n = 17 dan taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh L t = 0,206.

Berdasar itulah maka dapat dikatakan bahwa Lo < L t. L hitung atau empiris lebih

kecil daripada L tabel. Simpulannya adalah bahwa data kompetensi membaca cerita

siswa yang belajar dengan metode pembelajaran TAR dan mempunyai motivasi

belajar rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Pengujian Homogenitas Varians

a. Hasil Uji Homogenitas Kompetensi Membaca Cerita antarbaris (Baris A1

dengan Baris A2)

Uji Bartlett digunakan untuk menguji homogenitas varians membaca cerita.

Hipotesis yang dikemukakan yaitu H0: sampel berasal dari populasi yang homogen,

melawan H1: sampel berasal dari populasi yang tidak homogen. Berdasar uji

homogenitas varians data kompetensi membaca cerita yang telah dilakukan,

Page 74: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

diperoleh harga χ2 = 0,962 (lihat lampiran 5a). Berdasarkan tabel distribusi Chi-

Kuadrat dengan dk atau derajat kebebasan = 1 dan taraf signifikansi α = 0,05,

diperoleh harga χt2

= 3,841. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa χ2 = 0,962 <

χt2

= 3,841 atau berada di luar daerah kritik sehingga dapat disimpulkan bahwa

kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.

b. Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar antarkolom (B1 dengan B2)

H0: sampel berasal dari populasi yang homogen, melawan H1: sampel berasal

dari populasi yang tidak homogen. Dengan uji statistik yang sama untuk varians data

motivasi belajar, diperoleh harga χ2 = 0,649 (lihat lampiran 5 b). Berdasarkan tabel

distribusi Chi-Kuadrat dengan dk atau derajat kebebasan = 1 dan taraf signifikansi α

= 0,05, diperoleh harga χt2 = 3,841. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa χo

2 =

0,649 < χt2

= 3,841 atau berada di luar daerah kritik sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.

c. Hasil Uji Homogenitas Sel A1B1 dengan A2B1

Hipotesis yang dikemukakan yaitu H0: sampel berasal dari populasi yang

homogen, melawan H1: sampel berasal dari populasi yang tidak homogen. Uji

homogenitas sel A1B1 dengan A2B1 dengan uji Bartlett menghasilkan harga χ2 =

0,06 (lihat lampiran 5 c). Berdasarkan tabel distribusi Chi-Kuadrat dengan dk atau

derajat kebebasan = 1 dan taraf signifikansi α = 0,05, diperoleh harga χt2

= 3,841.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa χ2 = 0,06 < χt

2 = 3,841 atau berada di luar

daerah kritik sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi

yang homogen.

Page 75: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

d. Hasil Uji Homogenitas Sel A1B1 dengan A1B2

Sama dengan sel lainnya, hipotesis yang dikemukakan yaitu H0: sampel

berasal dari populasi yang homogen, melawan H1: sampel berasal dari populasi yang

tidak homogen. Dengan uji statistik yang sama untuk sel Sel A1B1 dengan A1B2

diperoleh harga χ2 = 1,022 (lihat lampiran 5 d). Berdasarkan tabel distribusi Chi-

Kuadrat dengan dk atau derajat kebebasan = 1 dan taraf signifikansi α = 0,05,

diperoleh harga χt2

= 3,841. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa χ2 = 1,022 <

χt2

= 3,841 atau berada di luar daerah kritik sehingga dapat disimpulkan bahwa

kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.

e. Hasil Uji Homogenitas Sel A1B1 dengan A2B2

Sebelum melalui tahap penghitungan, hipotesis yang dikemukakan adalah

H0: sampel berasal dari populasi yang homogen, melawan H1: sampel berasal dari

populasi yang tidak homogen. Dengan teknik yang sama, uji homogenitas untuk sel

A1B1 dengan A2B2 diperoleh harga χ2 = 0,8289 (lihat lampiran 5 e). Berdasarkan

tabel distribusi Chi-Kuadrat dengan dk atau derajat kebebasan = 1 dan taraf

signifikansi α = 0,05, diperoleh harga χt2

= 3,841. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa χ2 = 0,8289 < χt

2 = 3,841 atau berada di luar daerah kritik sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.

f. Hasil Uji Homogenitas Sel A2B1 dengan A2B2

Hipotesis yang dikemukakan adalah H0: sampel berasal dari populasi yang

homogen, melawan H1: sampel berasal dari populasi yang tidak homogen. Uji

homogenitas untuk sel Sel A2B1 dengan A2B2 diperoleh harga χ2 = 0,016 (lihat

lampiran 5 e). Berdasarkan tabel distribusi Chi-Kuadrat dengan dk atau derajat

Page 76: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

kebebasan = 1 dan taraf signifikansi α = 0,05, diperoleh harga χt2

= 3,841. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa χ2 = 0,016 < χt

2 = 3,841 atau berada di luar daerah

kritik sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang

homogen.

g. Hasil Uji Homogenitas Sel A1B2 dengan A2B2

Sebelum melalui tahap penghitungan, hipotesis yang dikemukakan adalah

H0: sampel berasal dari populasi yang homogen, melawan H1: sampel berasal dari

populasi yang tidak homogen. Hasil perhitungan uji Bartlett untuk sel Sel A1B2

dengan A2B2 diperoleh harga χ2 = 0,147(lihat lampiran 5 g). Berdasarkan tabel

distribusi Chi-Kuadrat dengan dk atau derajat kebebasan = 1 dan taraf signifikansi α

= 0,05, diperoleh harga χt2

= 3,841. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa χ2 =

0,147 < χt2

= 3,841 atau berada di luar daerah kritik sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.

h. Hasil Uji Homogenitas Sel A1B2 dengan A2B1

Sama dengan sel lainnya, hipotesis yang dikemukakan yaitu H0: sampel

berasal dari populasi yang homogen, melawan H1: sampel berasal dari populasi yang

tidak homogen. Uji homogenitas untuk sel Sel A1B2 dengan A2B1 diperoleh harga χ2

= 0,0345 (lihat lampiran 5 h). Berdasarkan tabel distribusi Chi-Kuadrat dengan dk

atau derajat kebebasan = 1 dan taraf signifikansi α = 0,05, diperoleh harga χt2

=

3,841. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa χ2 = 0,0345 < χt

2 = 3,841 atau

berada di luar daerah kritik sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal

dari populasi yang homogen.

Page 77: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Data uji normalitas dan homogenitas tersebut dapat dilihat pada tabel 11

berikut.

Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas

Normalitas Homogenitas

Baris/Kolom/

Sel

Lo Maks L tabel Keputusan Antarbaris/

Antarkolom/

Antarsel

χ2 χtabel

2 Keputusan

A1 0,1413 0,1498 Lo Maks< L tabel A1- A2 0,962 3,841 χ2 <χt

2

A2 0,1323 0,1498 Lo Maks< L tabel B1 - B2 0,649 3,841 χ2 <χt

2

B1 0,1424 0,1498 Lo Maks< L tabel A1B1 - A2B1 0,06 3,841 χ2 <χt

2

B2 0,1283 0,1498 Lo Maks< L tabel A1B1- A1B2 1,022 3,841 χ2 <χt

2

A1B1 0,1234 0,200 Lo Maks< L tabel A1B1- A2B2 0,8289 3,841 χ2 <χt

2

A1B2 0,1182 0,206 Lo Maks< L tabel A2B1 - A2B2 0,016 3,841 χ2 <χt

2

A2B1 0,1698 0,200 Lo Maks< L tabel A1B2 - A2B2 0,147 3,841 χ2 <χt

2

A2B2 0,1591 0,206 Lo Maks< L tabel A1B2 - A2B1 0,0345 3,841 χ2 <χt

2

C. Pengujian Hipotesis

Setelah melalui tahapan pemeriksaan data dengan pengujian persyaratan data

yang meliputi uji normalitas dan homogenitas varians, maka dapat dilanjutkan

dengan tahapan selanjutnya. Data sudah dinyatakan berdistribusi normal dan

variansnya berasal dari varians yang homogen. Dengan demikian, dapat dilanjutkan

dengan pengujian hipotesis. Berikut ini dijabarkan pengujian setiap hipotesis yang

telah dikemukakan.

1. Perbedaan Kompetensi Membaca Cerita antara Metode Pembelajaran SBR

dengan Metode Pembelajaran TAR

Hipotesis pertama menyatakan bahwa, Ho tidak ada perbedaan antara

kompetensi membaca cerita siswa yang belajar dengan metode pembelajaran SBR

dan metode pembelajaran TAR . Hipotesis nol ini melawan H1, bahwa terdapat

Page 78: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

perbedaan yang signifikan antara kompetensi membaca cerita siswa yang belajar

dengan metode pembelajaran SBR dan metode TAR. Selanjutnya untuk menguji

hipotesis tersebut, digunakan teknik analisis varians (Anava) dua jalan.

Berdasarkan penghitungan dengan teknik Anava dua jalan sebagaimana yang

terlampir (lampiran 6) didapat Fobs = 173,66. Berdasarkan tabel distribusi F dengan

dk pembilang sama dengan 1 dan dk penyebut sama dengan 66 pada taraf nyata α =

0,05 diperoleh Ft seharga 3,99. Hal ini berarti bahwa Fobs > Ft sehingga Ho ditolak.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H1 diterima atau terdapat perbedaan

rataan yang signifikan antara metode pembelajaran SBR dan TAR terhadap

kompetensi membaca cerita siswa.

2. Perbedaan Kompetensi Membaca Cerita antara Siswa yang Mempunyai

Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah

Hipotesis kedua menyatakan bahwa Ho tidak ada perbedaan pengaruh antara

kompetensi membaca siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa

yang memiliki motivasi belajar rendah. Hipotesis nol ini melawan H1 yang

menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kompetensi membaca

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kompetensi membaca siswa yang

memiliki motivasi belajar rendah.

Berdasarkan analisis data inferensial dengan teknik Anava dua jalan

diperoleh harga Fobs= 146,89 (lihat lampiran 6). Berdasarkan tabel distribusi F

dengan dk pembilang sama dengan 1 dan dk penyebut sama dengan 66 pada taraf

nyata α = 0,05 diperoleh Ft seharga 3,99. Berdasarkan harga-harga tersebut dapat

dikatakan bahwa Fobs > Ft. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak.

Page 79: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Simpulannya adalah H1 diterima atau terdapat perbedaan rataan yang signifikan

antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki

motivasi belajar rendah terhadap kompetensi membaca cerita.

3. Pengaruh Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar

terhadap Kompetensi Membaca Cerita

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Ho, tidak terdapat interaksi antara

metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap kompetensi membaca cerita.

Hipotesis nol ini melawan H1 yang menyatakan bahwa terdapat interaksi antara

metode pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap kompetensi membaca cerita.

Sebagaimana pada pengujian hipotesis pertama dan kedua di atas, pengujian

hipotesis ketiga ini juga menggunakan teknik Anava dua jalan. Berdasarkan

penghitungan pada lampiran 6, diperoleh harga Fobs = 838,57. Berdasarkan tabel

distribusi F dengan dk pembilang sama dengan 1 dan dk penyebut sama dengan 66

pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh Ft seharga 3,99. Berdasarkan harga-harga ini

dapat dikatakan bahwa Fobs > Ft. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Hob

ditolak. Simpulannya adalah H1 diterima atau terdapat interaksi antara metode

pembelajaran dan motivasi belajar terhadap kompetens membaca cerita.

Berdasarkan ketiga pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa

bagi populasi, dalam hal ini siswa kelas 5 SD Kabupaten Karanganyar, terdapat

perbedaan kompetensi membaca cerita jika ditinjau dari perbedaan metode

pembelajaran (metode pembelajaran SBR dan TAR), motivasi belajar yang

dikategorikan tinggi dan rendah, dan interaksi keduanya. Pengujian hipotesis ini

masih sebatas untuk mengetahui signifikansi antarvariabelnya. Secara lebih lanjut

Page 80: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

belum diketahui dari setiap variabel manakah yang memiliki derajat perbedaan lebih

tinggi.

Pertama, pengujian variabel metode pembelajaran belum diketahui metode

pembelajaran manakah yang memiliki tingkat lebih baik antara metode SBR atau

TAR. Kedua, pengujian variabel motivasi belajar belum diketahui kompetensi

membaca cerita kelas manakah yang lebih tinggi antara siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi dan rendah. Terakhir, pengujian interaksi antara metode

dengan motivasi belajar. Berdasarkan pengujian, interaksinya memang dapat

diterima bahwa antarvariabel memiliki efek gabung yang signifikan. Namun

demikian, belum dapat diketahui kompetensi membaca siswa kelas mana yang lebih

baik, kelas yang belajar dengan metode pembelajaran SBR atau TAR. Secara lebih

lanjut efek gabung yang bagaimana dari interaksi keduanya.

Berdasarkan pemerian di atas, perlu dilakukan pengujian lanjut pascaanava.

Untuk melakukan pengujian pascaanava, dalam penelitian ini digunakan metode

Scheffe` pada setiap hipotesis. Berikut hasil pengujian pascaanava. Adapun hasil

penghitungannya dapat dilihat pada lampiran 6.

Pertama, pengujian pada variabel metode pembelajaran. Berdasarkan

pengujian signifikansi dengan metode Scheffe`, diperoleh harga Fh = 4,944. Harga

ini lebih besar daripada Ft dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 66 pada taraf

nyata α = 0,05 yang seharga 3,99. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

kompetensi membaca cerita siswa pada kelas SBR dan TAR menunjukkan perbedaan

yang signifikan. Simpulannya adalah metode SBR lebih baik daripada metode TAR.

Page 81: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Kedua, komparasi antarkolom, dalam hal ini pengujian variabel motivasi

belajar. Dengan metode pengujian yang sama, dapat diperoleh harga Fh = 11,41.

Harga ini lebih besar daripada Ft dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 66 pada

taraf nyata α = 0,05 yang seharga 3,99. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

kompetensi membaca cerita siswa memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang

memiliki motivasi belajar rendah menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Simpulannya adalah siswa yang memiliki motivasi belajartinggi lebih baik daripada

siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dalam hal kompetensi membaca cerita.

Ketiga, komparasi antarsel dalam hal ini adalah interaksi antara metode dan

motivasi belajar. Dengan metode pengujian yang sama, yaitu dengan metode

Scheffe` (lampiran 7), dapat disimpulkan interaksinya sebagai berikut:

1. Kompetensi membaca cerita siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi pada

kelas SBR dan SBR motivasi belajar rendah menunjukkan perbedaan yang

signifikan. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 4,462 yang lebih

besar dari Ft seharga 3,99. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata

yang signifikan antara sel A1B1 ( metode pembelajaran SBR pada siswa yang

mempunyai motivasi belajar tinggi) dan A1B2 (metode pembelajaran SBR pada

siswa yang memiliki motivasi belajar rendah).

2. Kompetensi membaca cerita siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi pada

kelas SBR dan TAR motivasi belajar tinggi tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 1,946 yang lebih

kecil dari Ft seharga 3,99. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

rerata yang signifikan antara sel A1B1 ( metode pembelajaran SBR pada siswa

Page 82: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

yang mempunyai motivasi belajar tinggi) dan A2B1 (metode pembelajaran TAR

pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi).

3. Kompetensi membaca cerita siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi pada

kelas SBR dan TAR motivasi belajar rendah menunjukkan perbedaan yang

signifikan. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 6,09 yang lebih

besar dari Ft seharga 3,99. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata

yang signifikan antara sel A1B1 ( metode pembelajaran SBR pada siswa yang

mempunyai motivasi belajar tinggi) dan A2B2 (metode pembelajaran TAR pada

siswa yang memiliki motivasi belajar rendah).

4. Kompetensi membaca cerita siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada

kelas SBR dan TAR motivasi belajar rendah tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 0,1489 yang lebih

kecil dari Ft seharga 3,99. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata

yang signifikan antara sel A1B2 ( metode pembelajaran SBR pada siswa yang

mempunyai motivasi belajar rendah) dan A2B2 (metode pembelajaran TAR pada

siswa yang memiliki motivasi belajar rendah).

5. Kompetensi membaca cerita siswa kelas TAR yang memiliki motivasi belajar

tinggi dan SBR motivasi belajar rendah tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 0,472 yang lebih

kecil dari Ft seharga 3,99. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

rerata yang signifikan antara sel A2B1 ( metode pembelajaran TAR pada siswa

yang mempunyai motivasi belajar tinggi) dan A1B2 (metode pembelajaran SBR

pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah).

Page 83: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

6. Kompetensi membaca cerita siswa kelas TAR yang memiliki motivasi belajar

tinggi dan TAR motivasi belajar rendah tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 1,151 yang lebih

kecil dari Ft seharga 3,99. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

rerata yang signifikan antara sel A2B1 ( metode pembelajaran TAR pada siswa

yang mempunyai motivasi belajar tinggi) dan A2B2 (metode pembelajaran TAR

pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah).

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Bertolak dari paparan analisis data di atas terlihat jelas bahwa ketiga

hipotesis yang diajukan diterima. Seluruh hipotesis nol (H0) ditolak. Kompetensi

membaca cerita siswa yang belajar dengan metode pembelajaran SBR lebih baik

daripada siswa yang belajar dengan metode TAR. Selanjutnya, kompetensi membaca

cerita siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang

memiliki motivasi belajar rendah. Sementara itu, terdapat interaksi antara metode

pembelajaran dan motivasi belajar terhadap kompetensi membaca cerita.

Pada hipotesis ketiga, interaksi digolongkan menjadi enam, yaitu interaksi

antarsel. Interaksi antarsel secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 13. Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar

No. Interaksi

1. A1B1 ≠ A1B2

2. A1B1 = A2B1

3. A1B1≠A2B2

4. A1B2 = A2B2

5. A1B2 = A2B1

6. A2B1= A2B2

Page 84: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

1. Kompetensi membaca cerita siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi jauh

lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah apabila belajar

dengan metode pembelajaran SBR.

2. Kompetensi membaca cerita siswa yang motivasi belajarnya tinggi, apabila

belajar dengan SBR mapun TAR hasilnya tidak jauh berbeda. Hal ini berarti tidak

terdapat perbedaan kompetensi membaca cerita bagi siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi apabila belajar dengan metode SBR maupun TAR.

3. Kompetensi membaca cerita siswa yang belajar dengan metode pembelajaran

SBR dan memiliki motivasi belajar tinggi jauh lebih baik daripada siswa yang

belajar dengan metode pembelajaran TAR pada siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah.

4. Kompetensi membaca cerita siswa yang memiliki motivasi belajar rendah baik

pada pembelajaran dengan metode SBR maupun TAR tidaklah berbeda. Hal ini

berarti bahwa bagi siswa yang memiliki motivasi rendah, belajar dengan metode

pembelajaran SBR maupun TAR hasilnya sama.

5. Kompetensi membaca cerita siswa yang belajar dengan metode TAR pada

motivasi tinggi dan SBR motivasi rendah tidaklah berbeda. Artinya, siswa yang

belajar denga metode pembelajaran TAR, walaupun memiliki motivasi tinggi,

tetapi hasilnya sama dengan siswa yang belajar dengan SBR motivasi rendah.

6. Kompetensi membaca cerita siswa yang belajar dengan metode pembelajaran

TAR pada motivasi belajar tinggi dan rendah tidak menunjukkan perbedaan.

Artinya, pembelajaran TAR untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

maupun rendah hasilnya sama saja.

Page 85: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Berdasarkan simpulan analisis di atas, ada beberapa interaksi antarsel empiris

tersebut yang tidak sejalan jika dikorelasikan secara teoretis. Interaksi antarsel

tersebut adalah interaksi sel A1B1 dengan A2B1 (simpulan 2). Secara teoritik,

kompetensi membaca cerita pada siswa yang belajar dengan metode SBR dan

memiliki motivasi tinggi akan jauh lebih baik saripada siswa yang belajar dengan

metode TAR dan memiliki motivasi belajar rendah. Teori konseptual tersebut

terbantahkan dengan data empirik bahwa hasil keduanya sama saja. Hal ini akan

membantah teori keunggulan metode SBR dibading metode TAR yang sama-sama

ditinjau dari motivasi belajar tinggi.

Demikian pula pada simpulan nomor 4 dan 5. Secara konseptual kompetensi

membaca cerita siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah jika belajar

dengan metode SBR seharusnya lebih baik dari siswa yang diajar dengan merode

TAR, baik untuk motivasi belajar rendah ataupun tinggi. Namun, secara empirik

justru tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

E. Keterbatasan Penelitian

Usaha untuk menjaga kesahihan hasil penelitian telah dilakukan berbagai

upaya pengontrolan. Namun, karena keterbatasan dalam penelitian ini, maka mash

terdapat beberapa faktor yang sulit dikendalikan. Tidak adanya perbedaan rerata

yang signifikan antara siswa yang belajar dengan TAR yang memiliki motivasi tinggi

dan rendah kemungkinan disebabkan oleh kelemahan-kelemahan yang terdapat

dalam pengelolaan eksperimen. Adapun kelemahan-kelemahan dalam eksperimen

ini antara lain:

Page 86: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

1. sampel tidak diasramakan dan tidak dibatasi ruang geraknya, sehingga penelitian

ini tidak dapat mengendalikan tindak bahasa mereka.

2. latar belakang siswa sangat beragam sehingga mereka memiliki pengalaman yang

berbeda dalam kaitannya dengan kompetensi membaca.

3. perlakuan hanya dapat dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar

berlangsung, sehingga peneliti tidak secara leluasa untuk mengontrol efek dan

variabel lainnya.

4. kemampuan guru satu dengan yang lain, walaupun diasumsikan sama, tetapi

kenyataannya tidak selamanya dapat sama benar. Hal ini akan memengaruhi

dalam kualitas perlakuan yang diberikan.

Kelemahan-kelemahan ini dikemukakan sebagai bahan pertimbangan untuk

menormalisasikan hasil penelitian dan bukan bertujuan untuk pembelaan.

Page 87: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

1. Terdapat perbedaan kompetensi membaca cerita siswa yang diajar dengan

metode pembelajaran SBR dengan siswa yang belajar dengan metode TAR.

Kompetensi membaca siswa kelas V SD Negeri 3 Matesih yang belajar dengan

metode SBR lebih baik daripada siswa kelas V SD Negeri 1 Matesih yang belajar

dengan metode TAR. Dengan demikian, penerapan metode pembelajaran SBR

dalam pembelajaran membaca cerita lebih baik daripada metode TAR.

2. Terdapat perbedaan kompetensi membaca cerita antara siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi dan rendah. Kompetensi membaca cerita siswa yang

mempunyai motivasi belajar tinggi apabila diajar dengan metode SBR, hasilnya

akan lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi rendah.

3. Terdapat interaksi antara penerapan metode pembelajaran dan motivasi belajar

terhadap kompetensi membaca cerita siswa. Adapun interaksi yang terjadi antara

metode pembelajaran dan motivasi belajar dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Kompetensi membaca cerita siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan

rendah akan menunjukkan perbedaan yang signifikan apabila belajar dengan

metode pembelajaran SBR.

b. Kompetensi membaca cerita siswa yang motivasi belajarnya tinggi, apabila

belajar dengan SBR mapun TAR hasilnya tidak jauh berbeda. Hal ini berarti tidak

83

Page 88: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

terdapat perbedaan kompetensi membaca cerita bagi siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi apabila belajar dengan metode SBR maupun TAR.

c. Kompetensi membaca cerita siswa yang belajar dengan metode pembelajaran

SBR dan memiliki motivasi belajar tinggi jauh lebih baik daripada siswa yang

belajar dengan metode pembelajaran TAR pada siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah.

d. Kompetensi membaca cerita siswa yang memiliki motivasi belajar rendah baik

pada pembelajaran dengan metode SBR maupun TAR tidaklah berbeda. Hal ini

berarti bahwa bagi siswa yang memiliki motivasi rendah, belajar dengan metode

pembelajaran SBR maupun TAR hasilnya sama.

e. Kompetensi membaca cerita siswa yang belajar dengan metode TAR pada

motivasi tinggi dan SBR motivasi rendah tidaklah berbeda. Artinya, siswa yang

belajar denga metode pembelajaran TAR, walaupun memiliki motivasi tinggi,

tetapi hasilnya sama dengan siswa yang belajar dengan SBR motivasi rendah.

f. Kompetensi membaca cerita siswa yang belajar dengan metode pembelajaran

TAR pada motivasi belajar tinggi dan rendah tidak menunjukkan perbedaan.

Artinya, pembelajaran TAR untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

maupun rendah hasilnya sama saja.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui ketiga hipotesis penelitian yang

diajukan dapat diterima. Pertama, penerapan metode pembelajaran SBR lebih baik

daripada metode pembelajaran TAR dalam meningkatkan kompetensi membaca

cerita siswa. Kedua, semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka kompetensi

Page 89: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

membaca ceritanya semakin baik pula. Ketiga, terdapat interaksi antara metode

pembelajaran dan motivasi belajar terhadap kompetensi membaca siswa.

B. Implikasi

1. Upaya Meningkatkan Kompetensi Membaca Cerita Siswa dengan Metode

Pembelajaran SBR

Penelitian tentang pengaruh metode pembelajaran terhadap kompetensi

membaca cerita ditinjau dari motivasi belajar menyimpulkan bahwa kompetensi

membaca cerita yang belajar dengan metode pembelajaran SBR lebih baik daripada

siswa yang belajar dengan metode TAR.

Metode pembelajaran SBR adalah metode belajar dengan pokok kegiatan

sharing atau bertukar pikiran dan pendapat mengenai cerita antara siswa dengan

guru dan antarsiswa. Di lain pihak, metode pembelajaran TAR adalah metode

pembelajaran dengan siswa membaca sendiri secara individual dan pada akhirnya

hal yang kurang dipahami siswa dapat ditanyakan kepada guru. Kedua metode

pembelajaran ini dilaksanakan dengan read aloud atau dibaca keras. SBR dan TAR,

keduanya termasuk metode pembelajaran inovatif. Namun, untuk membaca cerita

yang ditinjau juga dari motivasi siswa, metode pembelajaran TAR kurang

mendorong motivasi siswa karena dilaksanakan secara individu. Berbeda dengan

SBR yang dilaksanakan secara klasikal dengan desain pengaturan tempat duduk dan

suasana kelas, metode ini lebih unggul.

Secara teoritis, penelitian ini berimplikasi pada bertambahnya khasanah

keilmuan dan terbukanya pemikiran baru tentang metode pembelajaran membaca

Page 90: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

bagi siswa. Secara praktis, berlandaskan hasil penelitian ini diharapkan guru dan

praktisi pendidikan pandai-pandai memilih metode pembelajaran yang tepat untuk

setiap kompetensi yang diharapkan. Dengan bertambahnya wawasan tentang

alternatif metode pembelajaran membaca diharapkan target pembelajaran dapat

tercapai secara maksimal.

Secara paedagogis, penelitian ini berimplikasi pada meningkatnya prestasi

siswa dalam membaca cerita. Dengan kualitas pembelajaran yang baik, siswa akan

dapat meningkatkan hasil belajarnya. Siswa juga dapat mengetahui sejauh mana

kemampuannya dalam hal membaca cerita atau seberapa tingkat motivasi

belajarnya. Hasil penelitian ini juga berimplikasi dijadikannya refleksi dan koreksi

diri bagi siswa. Dengan mengetahui tingkat motivasi belajarnya sekaligus

pengaruhnya terhadap kompetensi membaca cerita, iswa akan lebih meningkatkan

belajarnya. Secara umum, meningkatnya hasil belajar siswa ini menjadi salah satu

indikator keberhasilan pembelajaran.

2. Upaya Meningkatkan Kompetensi Membaca Cerita Siswa dengan

Meningkatkan Motivasi Belajar

Letak keberhasilan di dalam membaca cerita tidak hanya pada pemilihan

metode pembelajaran yang tepat. Selain dari pemilihan metode, motivasi belajar

juga memegang peranan yang sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya

hipotesis kedua bahwa kompetensi membaca cerita siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

Selain itu, interaksi keduanya membuktikan bahwa metode pembelajaran dan

motivasi belajar berpengaruh terhadap kompetensi membaca cerita. Apalagi metode

Page 91: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

SBR dirancang dalam suasana yang santai, akrab dan menyenangkan. Hal ini tentu

membangkitkan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil temuan di atas, dapat diimplikasikan bahwa pemilihan

metode pembelajaran akan berpengaruh pula pada motivasi belajar siswa,

selanjutnya motivasi belajar ini akan mempengaruhi hasil pembelajaran. Dengan

demikian, motivasi belajar siswa seharusnya dirangsang oleh guru agar kualitas

pembelajaran semakin baik.

C. Saran

Setelah memaparkan hasil penelitian, simpulan dan implikasinya terhadap

dunia pendidikan berikut ini akan disampaikan beberapa saran terkait usaha

peningkatan kompetensi membaca cerita. Secara lebih khusus, peningkatan

kompetensi membaca cerita siswa di dua SD, yaitu SD Negeri 1 Matesih dan SD

Negeri 3 Matesih. Beberapa saran yang dapat dijadikan bahan refleksi dan koreksi

diri sebagai berikut:

1. Siswa hendaknya mengetahui dan memahami bahwa motivasi belajar

berpengaruh terhadap kompetensi membaca cerita. Dengan demikian, siswa akan

berusaha memacu motivasi belajar mereka agar prestasi belajar semakin berhasil.

2. Guru bidang studi bahasa Indonesia hendaknya menerapkan metode SBR dalam

pembelajaran membaca cerita. Metode ini terbukti lebih efektif dibandingkan

dengan metode TAR dalam pembelajaran membaca cerita. Dengan menerapkan

metode ini, guru akan dapat meningkatkan kompetensi membaca cerita.

3. Para pengambil kebijakan sekolah, terutama Kepala Sekolah maupun para Wakil

Kepala Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana yang

Page 92: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK …/Pengaruh...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHARED BOOK READING (SBR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

mendukung pembelajaran membaca cerita dengan metode SBR. Selain itu,

hendaknya dapat memberikan kontribusi dengan memberikan saran dan teguran

bagi guru terhadap kualitas pembelajaran membaca cerita sehingga tercipta

harmonisasi antarpelaksana terkait.

4. Pemerintah maupun lembaga terkait hendaknya secara bersama-sama

memberikan motivasi, arahan dan kebijakan dalam hal penerapan metode

pembelajaran yang efektif sekaligus menyediakan sarana prasaran yang memadai

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.