BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian yang berjudul Penggunaan Story Mapping dalam Pembelajaran
Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Citapen Jln. Tentara Pelajar No. 16
Kelurahan Empang Sari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
2. Populasi dan Sampel
Pengertian populasi menurut Arikunto (2006:130) menyebutkan “Populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian”.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas V SD Negeri
Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sebagai subyek penelitian. Karena
populasi dalam penelitian ini berjumlah sedikit yaitu 30 siswa, maka penelitian
ini merupakan penelitian populasi, artinya sampel diambil adalah keseluruhan
jumlah populasi dan diambil sesuai dengan kebutuhan peneliti. Kategori yang
dipilih yaitu sampling jenuh.“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2010:124). Maka
sampel penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya yang berjumlah 30 orang siswa terdiri atas 14 siswa
laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Oleh karena itu hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa kelas V SD
Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
Tabel 3.1
Data Siswa Kelas V SD Negeri Citapen
NO NAMA SISWA Jenis
Kelamin
1 Dzika Nurfadila P P
2 Khamelya Shafira K P
3 Magfirani Medianna P
4 Muhamad Alvin Nauval L
34
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
(Lanjutan)
NO NAMA SISWA Jenis
Kelamin
5 Muhamad Farhan F L
6 Muhamad Hisyam A L
7 Nadin Talitha A P
8 Natasya Mulki P P
9 Putriana Tasya P
10 Renata Indriani P
11 Rifqi Ali Musyaffa L
12 Salman Dafa L
13 Salma Muti Hafzha P
14 Salma Nabila A S P
15 Septi Septea L
16 Shebian Alvasi L
17 Syaraini A L P
18 Syahril Dwi Purnama L
19 Triyas Tama Putra L
20 Viola Putri A P
21 Yasfik Albani M L
22 Riswan L
23 Najma Hayatuna P
24 Salsabila H Z P
25 Mentari A N Y P
26 Fikri Lukman Nul Hakim L
27 Sukma Bunga W P
28 Faisal Mazin Julviar L
29 Ariq L
30 Ghisela P
Peneliti menetapkan siswa-siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya sebagai sampel penelitian ini adalah karena alasan-
alasan berikut ini:
a. SD Negeri Citapen telah melaksanakan pengajaran bahasa Inggris sesuai
dengan kurikulum (KTSP).
b. Penelitian ini memerlukan Sekolah Dasar dengan lingkungan yang mulai
berkembang.
35
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Lokasi SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yang secara
administratif berada di kota, sehingga dimungkinkan pembelajaran bahasa
Inggrisnya pun sudah mulai berkembang dengan baik.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif. Adapun
metode penelitianya, peneliti menggunakan metode eksperimen. Menurut
Arikunto (2006 : 3) “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan
sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 72) bahwa “Metode penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen
adalah metode penelitian yang digunakan yang disengaja dilakukan oleh peneliti
untuk mencari hubungan sebab akibat dari pengaruh perlakuan.
Secara lebih khusus metode penelitian eksperimen yang digunakan adalah
penelitian pre-experimental study. Pada tipe pre-experimental study tidak terdapat
kelas kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen tipe pre-experimental study karena penelitian ini dilaksanakan
di satu kelas yaitu di kelas V SD Negeri Citapen, dan tidak ada kelas kontrol.
Peneliti menggunakan metode penelitian jenis pre-experimental study ini adalah
karena peneliti merasa cocok dan sesuai dengan variabel-variabel yang
berhubungan dengan judul penelitian.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian One-Group Pre-test-
Post-test. Sugiyono (2009: 74) mengungkapkan bahwa dikatakan pre-
experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-
sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut mempengaruhi terhadap
terbentuknya variabel dependen.
Adapun alasan digunakannya desain tersebut adalah penelitian ini baru dan
untuk menghindari resiko kegagalan maka dalam penelitian ini hanya
36
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan satu kelompok dan tidak ada kelompok pembanding. Pada tipe ini
terdapat mencakup tiga langkah yaitu melakukan pre-test terhadap subjek
penelitian, membarikan perlakuan atau treatment terhadap subjek penelitian dan
melakukan pos-test setelah dilakukannya perlakuan atau treatment. Dengan
demikian hasil perlakuan atau treatment dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan atau treatment.
Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian yang akan dilakukan
peneliti dalam penelitian pembelajaran bahasa Inggris pada kemampuan membaca
pemahaman siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran dan strategi
evaluasi Story Mapping, maka dibuat desain penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.1
One-Group Pre-test-Post-test
Keterangan:
O1 : Hasil pre-test
O2 : Hasil post-test
X : Perlakuan dengan menggunakan strategi Story Mapping
Penelitian penggunaan strategi Story Mapping ini menggunakan desain pre-test
dan post-test pada satu kelas sebagai subjek penelitian. Desain ini merupakan
pembanding antara kondisi sebelum treatment (perlakuan) dengan setelah
treatment (perlakuan) atau melalui perbandingan hasil pre-test dan post-test, atau
istilah lainya disebut dengan One Group Pre-test-Post-test Design.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan,
pelaksanaan, dan pengolahan.
1. Tahap Perencanaan
a. Melakukan observasi ke sekolah yang dijadikan subjek penelitian
O1 X O2
(Pre-Test) (Treatment) (Post-Test)
37
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Memilih kelas sebagai subjek dalam penelitian
c. Penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan tes awal (pre-test).
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi Story Mapping
dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa.
c. Melakukan observasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan
strategi Story Mapping.
d. Pelaksanaan tes akhir (post-test).
e. Membagikan kuesioner/angket.
Tabel 3.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Hari/ Tanggal Waktu
1. Melakukan pre-test Senin, 08 April 2013 08.10 – 09.20
2. Melakukan pembelajaran
pertama Jum’at, 12 April 2013 07.00 – 08.10
3. Melakukan pembelajaran
kedua Senin, 15 April 2013 12.30 – 13.20
4. Melakukan post-test Senin, 15 April 2013 13.20 – 13.40
5. Membagikan
kuesioner/angket Sabtu, 20 April 2013 15.00 – 15.15
3. Tahap Analisis Data
a. Melakukan analisis deskriptif kemampuan membaca pemahaman siswa.
b. Mengklasifikasikan data berdasarkan data hasil pre-test, post-test, dan gain.
c. Melakukan uji statistik untuk menguji hipotesis.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2009 : 224). Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2012
di Kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sebagai
38
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
subjek penelitian. Prosedur yang ditempuh dalam tahapan pengumpulan data ini
adalah dengan melakukan penelitian secara langsung ke objeknya melalui
pembelajaran langsung di kelas V sebagai eksperimen. Selain itu, teknik yang
akan digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan masalah
dalam penelitian ini yaitu melalui tes membaca pemahaman dalam bentuk tes
penugasan, dan lembar observasi untuk melihat struktur RPP serta lembar
observasi untuk mengetahui keterlaksanaan strategi Story Mapping.
Tabel 3.3
Jenis, Teknik Pengumpulan, Instrumen dan Sumber Data
No. Jenis Data Teknik
Pengumpulan Instrumen Sumber
1. RPP Observasi Pedoman
Observasi Guru
2.
Kemampuan Membaca
Pemahaman siswa (pre-
test)
Tes Tertulis
(penugasan)
Lembar
Evaluasi Siswa
3. Proses penggunaan strategi
Story Mapping Observasi
Pedoman
Observasi Guru
4.
Kemampuan Membaca
Pemahaman siswa (post-
test)
Tes Tertulis
(penugasan)
Lembar
Evaluasi Siswa
5. Respons Siswa terhadap
pembelajaran
Kuesioner
Angket
Lembar
Kuesioner/
Angket
Siswa
1. Teknik Tes: Tes Membaca Pemahaman
Peneliti menggunakan teknik tes untuk dapat mengumpulkan data penelitian.
Tes dalam penelitian ini dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran. Tes yang
dilakukan pada awal pembelajaran disebut pre-test dengan tujuan untuk
mengetahui konsepsi awal pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
39
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebelum dilakukan perlakuan atau treatment, sedangkan tes yang dilakukan di
akhir pembelajaran disebut post-test dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran setelah diberi perlakuan atau treatment.
2. Teknik Observasi
Peneliti menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati proses
pembelajaran yaitu pada saat peneliti melakukan treatment (perlakuan) di kelas
yang dijadikan tempat penelitian yaitu di kelas V SD Negeri Citapen. Observasi
ini dilakukan terhadap guru yang melakukan pembelajaran. Pada penelitian ini,
yang menjadi guru adalah peneliti dan observernya adalah salah satu mahasiswa
dari tingkat empat UPI Kampus Tasikmalaya. Observasi ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan
pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi
Story Mapping. Instrumen ini menggunakan rating scale, yaitu pemberian tanda
check list (√). Lembar observasi ini tidak diujicobakan, tetapi dikoordinasikan
kepada observer agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengisian lembar
observasi tersebut. Teknik observasi ini dilakukan untuk menunjang proses
pembelajaran dan melengkapi teknik tes yaitu pre-test dan post-test.
3. Kuesioner/angket Respons Siswa
Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui respons siswa dan
memperkuat bahwa pembelajaran lebih menyenangkan dan lebih mengaktifkan
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran, maka seluruh siswa diberikan
kuesioner/angket. Adapun instrumen kuesioner ini berupa pertanyaan
menggunakan rating scale yang membutuhkan jawaban YA dan TIDAK.
Pengadaan kuesioner ini untuk menunjang proses pembelajaran yang dilakukan
siswa dan melihat respons siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
F. Instrumen dan Proses Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2009: 102) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Lebih lanjut
Sugiyono (2009: 222) menyatakan bahwa “Terdapat dua hal penting utama yang
40
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan
kualitas pengumpulan data”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berupa lembar observasi dan lembar tes sebanyak lima soal yang diujikan di awal
sebelum perlakuan (pre-test) dan di akhir sesudah perlakuan (post-test).
Lembar observasi berupa format atau blangko pengamatan. Format yang
disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan
akan terjadi. (Arikunto, 2006: 229).
Peneliti menggunakan instrumen yang diperuntukkan bagi siswa kelas V SD
Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sehingga diperoleh data
mengenai kemampuan siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya dalam membaca pemahaman.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen (Tes)
Standar
Kompetensi
Materi
Pokok Indikator Soal
No.
Soal
Skala
(Rentang Skor)
(a) (b) (c) (d) (e)
Memahami
kalimat, pesan
tertulis, dan teks
dekriptif
bergambar sangat
sederhana secara
tepat dan
berterima
Kalimat
dan pesan
tertulis
dalam
bahasa
Inggris
(teks/cerita
naratif)
Menetapkan alur
cerita 1 1 – 4
Menetapkan tema 2 1 - 4
Menetapkan tokoh 3 1 - 4
Menetapkan latar 4 1 - 4
Menetapkan pesan
yang disampaikan 5 1 - 4
Kriteria penilaian:
Siswa mendapat nilai 4 jika siswa menjawab dengan tepat
Siswa mendapat nilai 3 jika siswa menjawab dengan cukup tepat
Siswa mendapat nilai 2 jika siswa menjawab dengan kurang tepat
Siswa mendapat nilai 1 jika siswa menjawab dengan tidak tepat
41
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penyusunan instrumen tes hendaklah terlebih dahulu menyusun kisi-kisi soal.
Dalam menyusun instrumen tes, peneliti melakukan penyusunan kisi-kisi soal tes,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Menentukan standar kompetensi yang akan digunakan. Standar
kompetensi yang digunakan adalah memahami tulisan bahasa Inggris
dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana dalam konteks
sekolah.
Langkah 2. Menentukan kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang digunakan
adalah memahami kalimat, pesan tertulis, dan teks dekriptif
bergambar sangat sederhana secara tepat dan berterima.
Langkah 3. Menentukan ruang lingkup materi pelajaran yang akan diujikan
berdasarkan pokok bahasan. Adapun ruang lingkup materi yang akan
diberikan pada penelitian ini adalah memahami teks/cerita tentang
binatang (animals) yang berjudul The Tiger and Fox.
Langkah 4. Merumuskan tujuan pengajaran khusus yaitu:
a. Melalui membaca siswa dapat menetapkan alur teks/cerita The
Tiger and Fox.
b. Melalui membaca siswa dapat menetapkan tema dalam teks/cerita
The Tiger and Fox.
c. Melaui membaca siswa dapat menetapkan tokoh dalam teks/cerita
The Tiger and Fox.
d. Melalui membaca siswa dapat menetapkan latar dalam teks/cerita
The Tiger and Fox.
e. Melalui membaca siswa dapat menetapkan pesan dalam
teks/cerita The Tiger and Fox.
Langkah 5. Menentukan teks/cerita naratif yang akan dijadikan soal. Penelitian
ini menggunakan teks/cerita naratif tentang binatang (animals) yang
berjudul The Tiger and Fox.
Langkah 6. Menetapkan jumlah butir soal berdasarkan topik dan aspek tujuan.
Jumlah soal tes yang diberikan adalah sebanyak lima butir.
42
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah 7. Membuat graphic organizer atau gambar peta cerita yang berisi
unsur-unsur dari suatu teks/cerita naratif. Seperti alur (plot), tema
(theme), tokoh (character), latar (setting), dan pesan yang
disampaikan dalam teks/cerita (message of the text).
Langkah 8. Mengidentifikasi bentuk-bentuk soal tes, dan tes yang digunakan
dalam penelitian ini berupa tes penugasan. Yaitu siswa menentukan
alur (plot), tema (theme), tokoh (character), latar (setting), dan pesan
yang disampaikan dalam teks/cerita (message of the text).
2. Proses Pengembangan Instrumen
a. Pengujian Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2006: 168) “Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Lebih
lanjut Arikunto menyatakan “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat”.
Tes hendaknya memiliki tingkat kevalidan atau kesahihan yang tinggi. Untuk
menguji validitas setiap butir, maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud
dikorelasikan dengan skor total (Arikunto, 2006:176-178).
Untuk mengetahui valid atau tidaknya soal-soal yang telah dibuat maka
terlebih dahulu peneliti mengujicobakan soal-soal yang telah dibuat terhadap
sekolah yang dianggap sama karakteristiknya dengan kelas penelitian. Sekolah
yang dianggap sama karakteristiknya dengan sekolah penelitian adalah SD Negeri
3 Karangpawitan Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis karena SD Negeri
3 Karangpawitan merupakan Sekolah Dasar dengan lingkungan yang mulai
berkembang dan pembelajaran bahasa Inggrisnya pun mulai berkembang dengan
baik.
Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Karangpawitan
Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.
Namun tidak semua siswa mengikuti tes uji instrumen. Banyak siswa yang
mengikuti tes uji instrumen adalah sebanyak 15 orang. Dalam pengisiannya soal-
soal ini diisi sendiri oleh siswa sesuai kemampuannya dengan bimbingan guru.
43
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria pengujian validitas adalah dengan membandingkan antara koefisien
korelasi (rhitung) dengan nilai tabel korelasi Pearson Product Moment (r tabel).
Kriterianya: “jika rhitung> rtabel maka instrumen valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel
maka instrumen tidak valid” (Arikunto, 2006: 276).
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian adalah uji validitas item.
Validitas item ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item
total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor
item dengan skor total item. Dari hasil penghitungan korelasi akan didapat suatu
koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item
dan untuk menentukan apakah suatu item itu layak digunakan atau tidak. Dalam
penelitian ini perhitungan uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS
16.0. for windows. Langkah-langkah uji validitas pada program SPSS adalah
sebagai berikut:
Entry data atau buka file data yang akan diuji.
Pilih menu Analyze >>Correlate>>Bivariate
Gambar 3.2
Menu Analyze >>Correlate>>Bivariate
Klik semua item dan skor total, masukan ke kotak Variables, klik OK.
Gambar 3.3
Kotak Dialog Bivariate Correlations
Hasil dari penghitungan koefisien korelasi (r hitung) dibandingkan dengan r
tabel product moment. “Jika didapatkan harga r hitung > r tabel, maka butir
44
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebelumnya jika harganya r hitung < r
tabel, maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.”
Interpretasi terhadap koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
(Arikunto, 2006: 276).
Tabel 3.5
Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 – 1,00 Tinggi
Antara 0,600 – 0,800 Cukup
Antara 0,400 – 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 – 0,400 Rendah
Antara 0,000 – 0,200 Sangat rendah (Tak berkolerasi)
Berdasarkan hasil uji coba lima butir soal kepada 15 siswa di SD Negeri 3
Karangpawitan Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis, diketahui bahwa seluruh
butir soal valid. Penghitungan uji validitas ini dilakukan menggunakan program
SPSS 16.0. for windows. Hasil uji validitas soal dapat dilihat pada tabel 3.6
sebagai berikut.
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Instrumen
No. Soal Koefisien Korelasi Interpretasi Validitas
1. 1 Validitas Tinggi
2. 0,83 Validitas Tinggi
3. 0,76 Validitas Cukup
4. 0,58 Validitas Agak rendah
5. 0,59 Validitas Agak rendah
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijabarkan bahwa terdapat dua soal yang
memiliki interpretasi validitas tinggi, dua soal yang yang memiliki tingkat
validitas cukup dan satu soal yang memiliki interpretasi validitas agak rendah.
45
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka, berdasarkan hasil uji validitas tersebut soal-soal yang telah diujikan dapat
dinyatakan valid.
b. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data maka
harus dilakukan uji reliabilitas. Sebagaimana yang diungkapkan Arikunto (2006:
178) bahwa “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen itu sudah baik”.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas Alpha.
Arikunto (2006: 196) menyatakan bahwa “Rumus Alpha digunakan untuk
mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau
soal uraian”. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan metode
Cronbach’s Alpha yang perhitungannya menggunakan bantuan komputer pada
program SPSS 16.0 for indows. Langkah-langkah uji reliabilitas pada program
SPSS adalah sebagai berikut:
Entry data atau buka file data yang akan diuji.
Pilih menu Analyze >>Scale>>Reliability Analysis.
Gambar 3.4
Menu Analyze >>Scale>>Reliability Analysis
Klik semua item (kecuali skor total), kemudian masukan ke kotak Items.
Gambar 3.5
Kotak Dialog Reliability Analysis
Klik Statistics, pada kotak dialog Descriptives for klik Scale if Item
Deleted.
46
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.6
Kotak Dialog Reliability Analysis: Statistics
Klik Continue, kemudian klik OK.
Setelah melakukan uji validitas, item-item soal itu diuji reliabilitasnya yang
bertujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga
hasil suatu pengukuran itu dapat dipercaya. Untuk koefisien reliabilitas yang
menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi dinyatakan dengan . Tolak ukur
untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok
ukur yang dibuat oleh Guilford pada tabel 3.8. Hasil perhitungan pengujian
reliabilitas dengan menggunakan uji Cronbach’s Alpha dalam program SPSS.
16.0 for windows sebagai berikut:
Tabel 3.7
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.871 5
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach.
Kriterianya yaitu bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted
memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Cronbach’s Alpha
keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi,
Uyanto (2009:275).
47
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari hasil perhitungan, diperoleh koefisien reabilitas tes tipe uraian adalah
0,871. Berdasarkan klasifikasi pada Tabel 3.7, dapat disimpulkan bahwa soal tipe
uraian dalam instrumen penelitian ini diinterpretasikan sebagai soal yang yang
memiliki reliabilitas sangat tinggi.
Tabel 3.8
Kriteria Reliabilitas Butir Soal
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 < ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,40 < ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang
≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi
≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Membaca Pemahaman
Item Soal Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Nilai Alpha
Cronbach Keterangan
1 0,797 0,871 Reliabel
2 0,817 0,871 Reliabel
3 0,849 0,871 Reliabel
4 0,860 0,871 Reliabel
5 0,869 0,871 Reliabel
c. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran butir soal digunakan untuk menunjukan derajat atau tingkat
kesukaran butir soal. Apakah soal yang dijadikan instrumen tergolong sukar,
sedang, atau mudah. Untuk menghitung indeks kesukaran digunakan jumlah rata-
rata setiap butir soal ( X ) dan nilai maksimum (SMI) dari setiap butir soal,
dengan menggunakan rumus, berikut:
Keterangan
IK : Indeks kesukaran
48
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X : Jumlah rata-rata setiap butir soal
SMI : Nilai maksimum dari setiap butir soal
Perhitungan indeks kesukaran dalam pengembangan instrumen penelitian ini
menggunakan program Microsoft Excel 2007.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung validitas pada Microsoft
excel adalah:
a. Memasukan skor yang diperoleh siswa. Untuk pemberian skor yaitu 1-4.
b. Mengitung rata-rata soal
c. Menghitung indeks kesukaran
Kriteria daya pembeda butir soal yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10
Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran ( IK ) Interpretasi
0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah
0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang
0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar
Dari hasil perhitungan, diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal yang
disajikan dalam Tabel 3.11 di bawah ini:
Tabel 3.11
Hasil Perhitungan Nilai Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal
No.
Soal Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi IK
1. 0,52 Sedang
2. 0,60 Sedang
3. 0,67 Sedang
4. 0,55 Sedang
5. 0,32 Sukar
Berdasarkan data yang telah diuji cobakan, maka rekapitulasi hasil uji coba
dapat dilihat pada Tabel 3.12.
49
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.12
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
G. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2010:335) menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data adalah cara yang ditempuh untuk mengolah data sehingga data
yang diperoleh akan memberi arti positif terhadap pokok permasalahan yang
diteliti. Teknik analisis data hasil penelitian dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
1. Persiapan
Pada tahap kegiatan ini antara lain: mengecek kelengkapan identitas pengisi,
mengecek kelengkapan data, dan mengecek isian data.
2. Tabulasi
Pada tahap kegiatan ini antara lain: memberikan skor terhadap item-item soal
yang perlu diberi skor, mentabulasikan setiap data yang berhasil dikumpulkan ke
dalam tabel, menghitung jumlah skor dan nilai dari setiap jawaban pre-test
maupun pada post-test.
No.
Soal
Validitas Reliabilitas IK
Nilai Interpretasi Nilai
Cronbach's
Alpha
Interpretasi Nilai Interpretasi
1. 1 Valid
0,871
0,797 Reliabil 0,52 Sedang
2. 0,83 Valid 0,817 Reliabil 0,60 Sedang
3. 0,76 Valid 0,849 Reliabil 0,67 Sedang
4. 0,58 Valid 0,860 Reliabil 0,55 Sedang
5. 0,59 Valid 0,869 Reliabil 0,32 Sukar
50
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Analisis Statistik
Pada langkah analisis statistik penelitian ini yaitu menggunakan uji statistik
komparasi. Analisis komparasi (Uji t) digunakan untuk memprediksi
perbandingan atau perbedaan antara dua variabel bebas. Dalam analisis ini,
langkah-langkah yang dilakukan, antara lain:
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum masing-
masing variabel. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini
adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program
Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for windows.
Data yang diolah yaitu data kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V
SD Negeri Citapen. Tingkat kemampuan membaca pemahaman diukur melalui tes
yaitu pre-test dan post-test, dengan cakupan butir-butir soalnya dalam satu standar
kompetensi tentang memahami kalimat dan pesan tertulis. Hasil pre-test dan post-
test ini dioalah dan dianlisis untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
membaca pemahaman.
Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa setelah pembelajaran,
maka dilakukan analisis terhadap nilai yang diperoleh siswa dari pre-test dan post-
test. Kategori kemampuan membaca pemahaman didasarkan pada interval
kategori hasil belajar menurut Cece Rakhmat dan Solehudin (2006:65) dengan
ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.13
Rambu-rambu Interval Kategori Hasil Belajar
No. Rambu-rambu Interval Nilai Kategori
1. X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi
2. ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi
3. ideal - 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang
4. ideal - 1,5 Sideal ≤ X < ideal - 0,5 Sideal Rendah
5. X < ideal - 1,5 Sideal Sangat Rendah
51
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penjelasan:
ideal = Xideal
Xideal = 100
Sideal = ideal
Cece Rakhmat dan Solehudin (2006:65)
Ini berarti Xideal (nilai ideal) = 100, ideal = 50, dan Sideal = 16,67. Dengan
demikian (setelah dilakukan pembulatan desimal) interval kategori hasil belajar
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.14
Interval Kategori Hasil Belajar
No. Interval Nilai Kategori Kemampuan
Membaca Pemahaman
1. X ≥ 75 Sangat Tinggi
2. 58 ≤ X < 75 Tinggi
3. 42 ≤ X < 58 Sedang
4. 25 ≤ X < 42 Rendah
5. X < 25 Sangat Rendah
Analisis deskriptif ini juga berkaitan dengan upaya untuk menjawab rumusan
masalah a pada Bab I, yaitu “Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas V SD Negeri Citapen sebelum menggunakan strategi Story Mapping dalam
pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar?”
Untuk dapat menjawab rumusan masalah tersebut, prosedur pengolahan data
meliputi:
1) Pemberian skor dan nilai terhadap jawaban pre-test dan post-test siswa.
2) Melakukan olah data statistik deskriptif terhadap nilai pre-test dan post-test
siswa.
3) Berdasarkan hasil olah data statistik deskriptif, maka dideskripsikan kualitas
membaca pemahaman siswa.
4) Untuk melengkapi informasi membaca pemahaman siswa juga dilakukan
perhitungan normal gain antara nilai pre-test dengan nilai post-test.
52
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Normal gain adalah perbandingan antara selisih nilai post-test dengan nilai pre-
test dan selisih nilai ideal dengan nilai pre-test. Normal gain ini digunakan untuk
mengetahui peningkatan membaca pemahaman siswa setelah pembelajaran
dilaksanakan. Rumus normal gain menurut Meltzer (2002) adalah:
Normal Gain =
Efektifitas normal gain didasarkan pada klasifikasi dari Arikunto (1999:22),
yaitu:
Tabel 3.15
Kategori Interpretasi Normal Gain
Normal Gain Tafsiran
< 0,40 Tidak Efektif
0,40 – 0,55 Kurang Efektif
0,56 – 0,75 Cukup Efektif
> 0,76 Efektif
b. Uji Hipotesis
Pengolahan data yang dilakukan untuk uji hipotesis berhubungan dengan
keperluan uji signifikansi peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada
kelas yang dijadikan penelitian, serta untuk menjawab rumusan masalah bagian b
pada Bab I yaitu “bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V
SD Negeri Citapen setelah menggunakan strategi Story Mapping dalam
pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar?”
Dalam penelitian ini, seluruh teknik pengolahan data untuk keperluan uji
stastik (uji hipotesis) sepenuhnya menggunakan program aplikasi software
SPSS16.0 for Windows. Rambu-rambu uji hipotesis tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Uji Asumsi
Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi ini
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai pengolahan data yang akan
digunakan. Apakah data yang diperoleh diolah dengan parametrik, atau dengan
non parametrik.
53
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2010:71). Jika data tersebut berdistribusi
normal, maka data dianalisis menggunakan statistik parametrik. Sedangkan jika
data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non
parametrik. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program
SPSS 16.0. for windows dengan Uji kolmogorov-smirnov. Langkah-langkah
penggunaan program SPSS 16.0 untuk menguji normalitas adalah sebagai berikut:
Entry data atau buka file data yang akan dianalisis.
Pilih menu Analyze>>Nonparametric Tests>>1-Sampel K-S.
Gambar 3.7
Menu Analyze>>Nonparametric Tests>>1-Sampel K-S
Masukkan nilai ke kotak Test Variable List, kemudian klik OK.
Gambar 3.8
Kotak Dialog One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
54
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah
dengan memperhatikan bilangan pada Asymp.Sig (2-tailed). Untuk menentukan
kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:
(1) Menetapkan hipotesis.
(2) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya a = 0,05.
(3) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.
(4) Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
(5) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka sampel bukan berasal dari populasi
yang berdistribusi normal artinya tidak berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih
kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama
atau tidak. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan terhadap data pre-test
dan data post-test. Sama seperti untuk uji normalitas. Pada kolom Sig. terdapat
bilangan yang menunjukkan taraf signifikansi yang diperoleh. Jika signifikansi
yang diperoleh>α, maka variansi setiap sampel sama (homogen). Jika signifikansi
yang diperoleh<α, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Pada
penelitian ini, uji homogenitas data akan dilakukan dengan bantuan komputer
program SPSS 16.0.
Masukkan data yang akan dianalisis .
Pilih menu Analyze>>Deskriptives Statistics>>Explore.
Gambar 3.9
Menu Analyze>>Deskriptives Statistics>>Explore
55
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Masukkan nilai pada Dependent List, dan kelas pada Factor List.
Gambar 3.10
Kotak Dialog Explore
Klik Plots, pilih Levense Test untuk Untransormed, klik Continue, lalu
OK.
Gambar 3.11
Kotak Dialog Explore: Plots
Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji homogenitas adalah
dengan memperhatikan bilangan pada (Sig.) Based on Mean. Untuk menetapkan
homogenitas digunakan pedoman sebagai berikut:
a) Menentukan hipotesis.
b) Tetapkan tarap signifikansi uji, misalnya a = 0,05.
c) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.
d) Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka variansi setiap sampel sama
(homogen).
e) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka variansi setiap sampel tidak sama
(tidak homogen).
56
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Uji Hipotesis Statistik
a) Uji Komparasi
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, kemudian dilakukan uji
hipotesis komparasi antara kemampuan membaca pemahaman sebelum dan
setelah siswa belajar dengan strategi Story Mapping. Pengujian hipotesis
menggunakan t test. Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya
membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan, atau membandingkan kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen maka digunakan t test sampel related. Dan
dalam penelitian ini membandingkan hasil pre-test dan hasil post-test dengan
menggunakan yang ada pada program SPSS 16.0 for windows yaitu paired
sample t test (uji dua sampel berpasangan).
Langkah-langkah perhitungan uji t pada paired sample t test adalah sebagai
berikut:
Masukkan data yang akan dianalisis pada sheet data view.
Gambar 3.12.
Sheet Data View
Pilih menu Analyze>>Compare Means>>Paired Sample T-Test
Gambar 3.13
Menu Analyze>>Compare Means>>Paired Sample T-Test
57
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Masukan nilai ke kotak Paired Variables, kemudian klik OK.
Gambar 3.14
Kotak Dialog Paired Sample T-Test
Cara mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata pre-test dengan rerata post-test
adalah dengan memperhatikan bilangan pada Sig. (2-tailed). Langkah-langkah
pengujian Paired Samples T Test adalah menentukan hipotesis, menentukan
tingkat signifikansi. Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika signifiknsi 2
tailed > α atau signifiknsi 2 tailed > 0,05 dan Ha diterima jika signifikansi 2
tailed < α atau signifiknsi 2 tailed < 0,05.
b) Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian tentang penggunaan strategi Story Mapping
ditetapkan pengambilan keputusannya sebagai berikut.
(1) Hipotesis nol (Ho)
Tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan
dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V SD Negeri
Citapen belajar dengan menggunakan strategi Story Mapping.
(2) Hipotesis alternatif (Ha)
Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan dalam
pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V SD Negeri
Citapen belajar dengan menggunakan strategi Story Mapping.
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
58
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
- µ1 adalah kemampuan membaca pemahaman sebelum siswa belajar dengan
menggunakan strategi Story Mapping.
- µ2 adalah kemampuan membaca pemahaman setelah siswa belajar dengan
menggunakan strategi Story Mapping.
Ketentuan yang digunakan adalah jika µ1 = µ2, maka Ha ditolak dan H0
diterima, yaitu “tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman membaca yang
signifikan dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V
SD Negeri Citapen belajar dengan menggunakan strategi Story Mapping”. Dan
jika µ1 ≠ µ2, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu “terdapat perbedaan
kemampuan pemahaman membaca yang signifikan dalam pembelajaran Bahasa
Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V SD Negeri Citapen belajar dengan
menggunakan strategi Story Mapping”.
Setelah mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari hasil
pengolahan data, maka dapat disimpulkan mengenai berpengaruh tidaknya strategi
Story Mapping terhadap kemampuan membaca pemahaman dalam pembelajaran
Bahasa Inggris siswa kelas V di SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya.
H. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Bertolak dari judul penelitian maka penelitian ini mempunyai dua variabel,
yaitu variabel bebas (indevendent variable) dan variabel terikat (dependent
variable). Kedua variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (Indevendent Variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini berupa penggunaan strategi Story
Mapping dalam pembalajaran bahasa Inggris.
59
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman
siswa. Variabel penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 3.1
Variabel Bebas dan Variabel Terikat
X = Penggunaan Story Mapping dalam pembalajaran bahasa Inggris.
Y = Kemampuan membaca pemahaman siswa.
2. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya kesalahpahaman mengenai istilah yang digunakan
dalam penggunaan judul ini, maka peneliti menjelaskan beberapa definisi yang
berhubungan dengan judul penelitian, yaitu sebagai berikut:
a. Story Mapping atau bagan cerita pada dasarnya sama dengan mind mapping,
semantic mapping, semantic webbing yang menuntut siswa membuat bagan-
bagan dari wacana yang dibacanya. Informasi yang ada di dalam suatu wacana
harus dapat dipilah oleh siswa agar mampu menyusun organisasi wacana yang
dibaca dengan baik.
Story Mapping adalah strategi pembelajaran yang menggunakan graphic
organizer untuk membantu siswa belajar unsur-unsur dari sebuah cerita. Dalam
penelitian ini Story Mapping digunakan sebagai strategi pembelajaran dan
strategi evaluasi membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Inggris.
b. Membaca pemahaman adalah perbuatan membaca yang dilakukan dengan hati-
hati dan teliti dengan tujuan untuk memahami keseluruhan isi bacaan sampai
pada hal yang paling kecil.
c. Pembelajaran bahasa Inggris adalah pembelajaran bahasa yang dilaksanakan
di sekolah, dimana materi yang dipelajari adalah mengenai bahasa Inggris.
Adapun materi yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah mengenai
membaca teks bahasa Inggris.
X Y