BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...

27
Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian yang berjudul Penggunaan Story Mapping dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Citapen Jln. Tentara Pelajar No. 16 Kelurahan Empang Sari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. 2. Populasi dan Sampel Pengertian populasi menurut Arikunto (2006:130) menyebutkan “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sebagai subyek penelitian. Karena populasi dalam penelitian ini berjumlah sedikit yaitu 30 siswa, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi, artinya sampel diambil adalah keseluruhan jumlah populasi dan diambil sesuai dengan kebutuhan peneliti. Kategori yang dipilih yaitu sampling jenuh.“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2010:124). Maka sampel penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yang berjumlah 30 orang siswa terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Oleh karena itu hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Tabel 3.1 Data Siswa Kelas V SD Negeri Citapen NO NAMA SISWA Jenis Kelamin 1 Dzika Nurfadila P P 2 Khamelya Shafira K P 3 Magfirani Medianna P 4 Muhamad Alvin Nauval L

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian yang berjudul Penggunaan Story Mapping dalam Pembelajaran

Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Citapen Jln. Tentara Pelajar No. 16

Kelurahan Empang Sari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.

2. Populasi dan Sampel

Pengertian populasi menurut Arikunto (2006:130) menyebutkan “Populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian”.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas V SD Negeri

Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sebagai subyek penelitian. Karena

populasi dalam penelitian ini berjumlah sedikit yaitu 30 siswa, maka penelitian

ini merupakan penelitian populasi, artinya sampel diambil adalah keseluruhan

jumlah populasi dan diambil sesuai dengan kebutuhan peneliti. Kategori yang

dipilih yaitu sampling jenuh.“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2010:124). Maka

sampel penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan

Tawang Kota Tasikmalaya yang berjumlah 30 orang siswa terdiri atas 14 siswa

laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Oleh karena itu hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa kelas V SD

Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.

Tabel 3.1

Data Siswa Kelas V SD Negeri Citapen

NO NAMA SISWA Jenis

Kelamin

1 Dzika Nurfadila P P

2 Khamelya Shafira K P

3 Magfirani Medianna P

4 Muhamad Alvin Nauval L

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

34

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

(Lanjutan)

NO NAMA SISWA Jenis

Kelamin

5 Muhamad Farhan F L

6 Muhamad Hisyam A L

7 Nadin Talitha A P

8 Natasya Mulki P P

9 Putriana Tasya P

10 Renata Indriani P

11 Rifqi Ali Musyaffa L

12 Salman Dafa L

13 Salma Muti Hafzha P

14 Salma Nabila A S P

15 Septi Septea L

16 Shebian Alvasi L

17 Syaraini A L P

18 Syahril Dwi Purnama L

19 Triyas Tama Putra L

20 Viola Putri A P

21 Yasfik Albani M L

22 Riswan L

23 Najma Hayatuna P

24 Salsabila H Z P

25 Mentari A N Y P

26 Fikri Lukman Nul Hakim L

27 Sukma Bunga W P

28 Faisal Mazin Julviar L

29 Ariq L

30 Ghisela P

Peneliti menetapkan siswa-siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan

Tawang Kota Tasikmalaya sebagai sampel penelitian ini adalah karena alasan-

alasan berikut ini:

a. SD Negeri Citapen telah melaksanakan pengajaran bahasa Inggris sesuai

dengan kurikulum (KTSP).

b. Penelitian ini memerlukan Sekolah Dasar dengan lingkungan yang mulai

berkembang.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

35

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Lokasi SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yang secara

administratif berada di kota, sehingga dimungkinkan pembelajaran bahasa

Inggrisnya pun sudah mulai berkembang dengan baik.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif. Adapun

metode penelitianya, peneliti menggunakan metode eksperimen. Menurut

Arikunto (2006 : 3) “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan

sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh

peneliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 72) bahwa “Metode penelitian

eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen

adalah metode penelitian yang digunakan yang disengaja dilakukan oleh peneliti

untuk mencari hubungan sebab akibat dari pengaruh perlakuan.

Secara lebih khusus metode penelitian eksperimen yang digunakan adalah

penelitian pre-experimental study. Pada tipe pre-experimental study tidak terdapat

kelas kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Penelitian ini menggunakan

metode eksperimen tipe pre-experimental study karena penelitian ini dilaksanakan

di satu kelas yaitu di kelas V SD Negeri Citapen, dan tidak ada kelas kontrol.

Peneliti menggunakan metode penelitian jenis pre-experimental study ini adalah

karena peneliti merasa cocok dan sesuai dengan variabel-variabel yang

berhubungan dengan judul penelitian.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian One-Group Pre-test-

Post-test. Sugiyono (2009: 74) mengungkapkan bahwa dikatakan pre-

experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-

sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut mempengaruhi terhadap

terbentuknya variabel dependen.

Adapun alasan digunakannya desain tersebut adalah penelitian ini baru dan

untuk menghindari resiko kegagalan maka dalam penelitian ini hanya

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

36

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan satu kelompok dan tidak ada kelompok pembanding. Pada tipe ini

terdapat mencakup tiga langkah yaitu melakukan pre-test terhadap subjek

penelitian, membarikan perlakuan atau treatment terhadap subjek penelitian dan

melakukan pos-test setelah dilakukannya perlakuan atau treatment. Dengan

demikian hasil perlakuan atau treatment dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan atau treatment.

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian yang akan dilakukan

peneliti dalam penelitian pembelajaran bahasa Inggris pada kemampuan membaca

pemahaman siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran dan strategi

evaluasi Story Mapping, maka dibuat desain penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1

One-Group Pre-test-Post-test

Keterangan:

O1 : Hasil pre-test

O2 : Hasil post-test

X : Perlakuan dengan menggunakan strategi Story Mapping

Penelitian penggunaan strategi Story Mapping ini menggunakan desain pre-test

dan post-test pada satu kelas sebagai subjek penelitian. Desain ini merupakan

pembanding antara kondisi sebelum treatment (perlakuan) dengan setelah

treatment (perlakuan) atau melalui perbandingan hasil pre-test dan post-test, atau

istilah lainya disebut dengan One Group Pre-test-Post-test Design.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan,

pelaksanaan, dan pengolahan.

1. Tahap Perencanaan

a. Melakukan observasi ke sekolah yang dijadikan subjek penelitian

O1 X O2

(Pre-Test) (Treatment) (Post-Test)

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

37

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Memilih kelas sebagai subjek dalam penelitian

c. Penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan tes awal (pre-test).

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi Story Mapping

dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman siswa.

c. Melakukan observasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan

strategi Story Mapping.

d. Pelaksanaan tes akhir (post-test).

e. Membagikan kuesioner/angket.

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Hari/ Tanggal Waktu

1. Melakukan pre-test Senin, 08 April 2013 08.10 – 09.20

2. Melakukan pembelajaran

pertama Jum’at, 12 April 2013 07.00 – 08.10

3. Melakukan pembelajaran

kedua Senin, 15 April 2013 12.30 – 13.20

4. Melakukan post-test Senin, 15 April 2013 13.20 – 13.40

5. Membagikan

kuesioner/angket Sabtu, 20 April 2013 15.00 – 15.15

3. Tahap Analisis Data

a. Melakukan analisis deskriptif kemampuan membaca pemahaman siswa.

b. Mengklasifikasikan data berdasarkan data hasil pre-test, post-test, dan gain.

c. Melakukan uji statistik untuk menguji hipotesis.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2009 : 224). Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2012

di Kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sebagai

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

38

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

subjek penelitian. Prosedur yang ditempuh dalam tahapan pengumpulan data ini

adalah dengan melakukan penelitian secara langsung ke objeknya melalui

pembelajaran langsung di kelas V sebagai eksperimen. Selain itu, teknik yang

akan digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan masalah

dalam penelitian ini yaitu melalui tes membaca pemahaman dalam bentuk tes

penugasan, dan lembar observasi untuk melihat struktur RPP serta lembar

observasi untuk mengetahui keterlaksanaan strategi Story Mapping.

Tabel 3.3

Jenis, Teknik Pengumpulan, Instrumen dan Sumber Data

No. Jenis Data Teknik

Pengumpulan Instrumen Sumber

1. RPP Observasi Pedoman

Observasi Guru

2.

Kemampuan Membaca

Pemahaman siswa (pre-

test)

Tes Tertulis

(penugasan)

Lembar

Evaluasi Siswa

3. Proses penggunaan strategi

Story Mapping Observasi

Pedoman

Observasi Guru

4.

Kemampuan Membaca

Pemahaman siswa (post-

test)

Tes Tertulis

(penugasan)

Lembar

Evaluasi Siswa

5. Respons Siswa terhadap

pembelajaran

Kuesioner

Angket

Lembar

Kuesioner/

Angket

Siswa

1. Teknik Tes: Tes Membaca Pemahaman

Peneliti menggunakan teknik tes untuk dapat mengumpulkan data penelitian.

Tes dalam penelitian ini dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran. Tes yang

dilakukan pada awal pembelajaran disebut pre-test dengan tujuan untuk

mengetahui konsepsi awal pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

39

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebelum dilakukan perlakuan atau treatment, sedangkan tes yang dilakukan di

akhir pembelajaran disebut post-test dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman

siswa terhadap materi pembelajaran setelah diberi perlakuan atau treatment.

2. Teknik Observasi

Peneliti menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati proses

pembelajaran yaitu pada saat peneliti melakukan treatment (perlakuan) di kelas

yang dijadikan tempat penelitian yaitu di kelas V SD Negeri Citapen. Observasi

ini dilakukan terhadap guru yang melakukan pembelajaran. Pada penelitian ini,

yang menjadi guru adalah peneliti dan observernya adalah salah satu mahasiswa

dari tingkat empat UPI Kampus Tasikmalaya. Observasi ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan

pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi

Story Mapping. Instrumen ini menggunakan rating scale, yaitu pemberian tanda

check list (√). Lembar observasi ini tidak diujicobakan, tetapi dikoordinasikan

kepada observer agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengisian lembar

observasi tersebut. Teknik observasi ini dilakukan untuk menunjang proses

pembelajaran dan melengkapi teknik tes yaitu pre-test dan post-test.

3. Kuesioner/angket Respons Siswa

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui respons siswa dan

memperkuat bahwa pembelajaran lebih menyenangkan dan lebih mengaktifkan

kegiatan siswa dalam proses pembelajaran, maka seluruh siswa diberikan

kuesioner/angket. Adapun instrumen kuesioner ini berupa pertanyaan

menggunakan rating scale yang membutuhkan jawaban YA dan TIDAK.

Pengadaan kuesioner ini untuk menunjang proses pembelajaran yang dilakukan

siswa dan melihat respons siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

F. Instrumen dan Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009: 102) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Lebih lanjut

Sugiyono (2009: 222) menyatakan bahwa “Terdapat dua hal penting utama yang

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

40

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan

kualitas pengumpulan data”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

berupa lembar observasi dan lembar tes sebanyak lima soal yang diujikan di awal

sebelum perlakuan (pre-test) dan di akhir sesudah perlakuan (post-test).

Lembar observasi berupa format atau blangko pengamatan. Format yang

disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan

akan terjadi. (Arikunto, 2006: 229).

Peneliti menggunakan instrumen yang diperuntukkan bagi siswa kelas V SD

Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sehingga diperoleh data

mengenai kemampuan siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota

Tasikmalaya dalam membaca pemahaman.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen (Tes)

Standar

Kompetensi

Materi

Pokok Indikator Soal

No.

Soal

Skala

(Rentang Skor)

(a) (b) (c) (d) (e)

Memahami

kalimat, pesan

tertulis, dan teks

dekriptif

bergambar sangat

sederhana secara

tepat dan

berterima

Kalimat

dan pesan

tertulis

dalam

bahasa

Inggris

(teks/cerita

naratif)

Menetapkan alur

cerita 1 1 – 4

Menetapkan tema 2 1 - 4

Menetapkan tokoh 3 1 - 4

Menetapkan latar 4 1 - 4

Menetapkan pesan

yang disampaikan 5 1 - 4

Kriteria penilaian:

Siswa mendapat nilai 4 jika siswa menjawab dengan tepat

Siswa mendapat nilai 3 jika siswa menjawab dengan cukup tepat

Siswa mendapat nilai 2 jika siswa menjawab dengan kurang tepat

Siswa mendapat nilai 1 jika siswa menjawab dengan tidak tepat

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

41

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyusunan instrumen tes hendaklah terlebih dahulu menyusun kisi-kisi soal.

Dalam menyusun instrumen tes, peneliti melakukan penyusunan kisi-kisi soal tes,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1. Menentukan standar kompetensi yang akan digunakan. Standar

kompetensi yang digunakan adalah memahami tulisan bahasa Inggris

dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana dalam konteks

sekolah.

Langkah 2. Menentukan kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang digunakan

adalah memahami kalimat, pesan tertulis, dan teks dekriptif

bergambar sangat sederhana secara tepat dan berterima.

Langkah 3. Menentukan ruang lingkup materi pelajaran yang akan diujikan

berdasarkan pokok bahasan. Adapun ruang lingkup materi yang akan

diberikan pada penelitian ini adalah memahami teks/cerita tentang

binatang (animals) yang berjudul The Tiger and Fox.

Langkah 4. Merumuskan tujuan pengajaran khusus yaitu:

a. Melalui membaca siswa dapat menetapkan alur teks/cerita The

Tiger and Fox.

b. Melalui membaca siswa dapat menetapkan tema dalam teks/cerita

The Tiger and Fox.

c. Melaui membaca siswa dapat menetapkan tokoh dalam teks/cerita

The Tiger and Fox.

d. Melalui membaca siswa dapat menetapkan latar dalam teks/cerita

The Tiger and Fox.

e. Melalui membaca siswa dapat menetapkan pesan dalam

teks/cerita The Tiger and Fox.

Langkah 5. Menentukan teks/cerita naratif yang akan dijadikan soal. Penelitian

ini menggunakan teks/cerita naratif tentang binatang (animals) yang

berjudul The Tiger and Fox.

Langkah 6. Menetapkan jumlah butir soal berdasarkan topik dan aspek tujuan.

Jumlah soal tes yang diberikan adalah sebanyak lima butir.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

42

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah 7. Membuat graphic organizer atau gambar peta cerita yang berisi

unsur-unsur dari suatu teks/cerita naratif. Seperti alur (plot), tema

(theme), tokoh (character), latar (setting), dan pesan yang

disampaikan dalam teks/cerita (message of the text).

Langkah 8. Mengidentifikasi bentuk-bentuk soal tes, dan tes yang digunakan

dalam penelitian ini berupa tes penugasan. Yaitu siswa menentukan

alur (plot), tema (theme), tokoh (character), latar (setting), dan pesan

yang disampaikan dalam teks/cerita (message of the text).

2. Proses Pengembangan Instrumen

a. Pengujian Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2006: 168) “Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Lebih

lanjut Arikunto menyatakan “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat”.

Tes hendaknya memiliki tingkat kevalidan atau kesahihan yang tinggi. Untuk

menguji validitas setiap butir, maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud

dikorelasikan dengan skor total (Arikunto, 2006:176-178).

Untuk mengetahui valid atau tidaknya soal-soal yang telah dibuat maka

terlebih dahulu peneliti mengujicobakan soal-soal yang telah dibuat terhadap

sekolah yang dianggap sama karakteristiknya dengan kelas penelitian. Sekolah

yang dianggap sama karakteristiknya dengan sekolah penelitian adalah SD Negeri

3 Karangpawitan Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis karena SD Negeri

3 Karangpawitan merupakan Sekolah Dasar dengan lingkungan yang mulai

berkembang dan pembelajaran bahasa Inggrisnya pun mulai berkembang dengan

baik.

Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Karangpawitan

Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.

Namun tidak semua siswa mengikuti tes uji instrumen. Banyak siswa yang

mengikuti tes uji instrumen adalah sebanyak 15 orang. Dalam pengisiannya soal-

soal ini diisi sendiri oleh siswa sesuai kemampuannya dengan bimbingan guru.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

43

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian validitas adalah dengan membandingkan antara koefisien

korelasi (rhitung) dengan nilai tabel korelasi Pearson Product Moment (r tabel).

Kriterianya: “jika rhitung> rtabel maka instrumen valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel

maka instrumen tidak valid” (Arikunto, 2006: 276).

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian adalah uji validitas item.

Validitas item ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item

total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor

item dengan skor total item. Dari hasil penghitungan korelasi akan didapat suatu

koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item

dan untuk menentukan apakah suatu item itu layak digunakan atau tidak. Dalam

penelitian ini perhitungan uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS

16.0. for windows. Langkah-langkah uji validitas pada program SPSS adalah

sebagai berikut:

Entry data atau buka file data yang akan diuji.

Pilih menu Analyze >>Correlate>>Bivariate

Gambar 3.2

Menu Analyze >>Correlate>>Bivariate

Klik semua item dan skor total, masukan ke kotak Variables, klik OK.

Gambar 3.3

Kotak Dialog Bivariate Correlations

Hasil dari penghitungan koefisien korelasi (r hitung) dibandingkan dengan r

tabel product moment. “Jika didapatkan harga r hitung > r tabel, maka butir

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

44

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebelumnya jika harganya r hitung < r

tabel, maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.”

Interpretasi terhadap koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

(Arikunto, 2006: 276).

Tabel 3.5

Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 – 1,00 Tinggi

Antara 0,600 – 0,800 Cukup

Antara 0,400 – 0,600 Agak rendah

Antara 0,200 – 0,400 Rendah

Antara 0,000 – 0,200 Sangat rendah (Tak berkolerasi)

Berdasarkan hasil uji coba lima butir soal kepada 15 siswa di SD Negeri 3

Karangpawitan Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis, diketahui bahwa seluruh

butir soal valid. Penghitungan uji validitas ini dilakukan menggunakan program

SPSS 16.0. for windows. Hasil uji validitas soal dapat dilihat pada tabel 3.6

sebagai berikut.

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Instrumen

No. Soal Koefisien Korelasi Interpretasi Validitas

1. 1 Validitas Tinggi

2. 0,83 Validitas Tinggi

3. 0,76 Validitas Cukup

4. 0,58 Validitas Agak rendah

5. 0,59 Validitas Agak rendah

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijabarkan bahwa terdapat dua soal yang

memiliki interpretasi validitas tinggi, dua soal yang yang memiliki tingkat

validitas cukup dan satu soal yang memiliki interpretasi validitas agak rendah.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

45

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka, berdasarkan hasil uji validitas tersebut soal-soal yang telah diujikan dapat

dinyatakan valid.

b. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data maka

harus dilakukan uji reliabilitas. Sebagaimana yang diungkapkan Arikunto (2006:

178) bahwa “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen itu sudah baik”.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas Alpha.

Arikunto (2006: 196) menyatakan bahwa “Rumus Alpha digunakan untuk

mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau

soal uraian”. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan metode

Cronbach’s Alpha yang perhitungannya menggunakan bantuan komputer pada

program SPSS 16.0 for indows. Langkah-langkah uji reliabilitas pada program

SPSS adalah sebagai berikut:

Entry data atau buka file data yang akan diuji.

Pilih menu Analyze >>Scale>>Reliability Analysis.

Gambar 3.4

Menu Analyze >>Scale>>Reliability Analysis

Klik semua item (kecuali skor total), kemudian masukan ke kotak Items.

Gambar 3.5

Kotak Dialog Reliability Analysis

Klik Statistics, pada kotak dialog Descriptives for klik Scale if Item

Deleted.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

46

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.6

Kotak Dialog Reliability Analysis: Statistics

Klik Continue, kemudian klik OK.

Setelah melakukan uji validitas, item-item soal itu diuji reliabilitasnya yang

bertujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga

hasil suatu pengukuran itu dapat dipercaya. Untuk koefisien reliabilitas yang

menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi dinyatakan dengan . Tolak ukur

untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok

ukur yang dibuat oleh Guilford pada tabel 3.8. Hasil perhitungan pengujian

reliabilitas dengan menggunakan uji Cronbach’s Alpha dalam program SPSS.

16.0 for windows sebagai berikut:

Tabel 3.7

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.871 5

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach.

Kriterianya yaitu bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted

memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Cronbach’s Alpha

keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi,

Uyanto (2009:275).

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

47

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil perhitungan, diperoleh koefisien reabilitas tes tipe uraian adalah

0,871. Berdasarkan klasifikasi pada Tabel 3.7, dapat disimpulkan bahwa soal tipe

uraian dalam instrumen penelitian ini diinterpretasikan sebagai soal yang yang

memiliki reliabilitas sangat tinggi.

Tabel 3.8

Kriteria Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 < ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,40 < ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang

≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi

≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Membaca Pemahaman

Item Soal Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Nilai Alpha

Cronbach Keterangan

1 0,797 0,871 Reliabel

2 0,817 0,871 Reliabel

3 0,849 0,871 Reliabel

4 0,860 0,871 Reliabel

5 0,869 0,871 Reliabel

c. Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran butir soal digunakan untuk menunjukan derajat atau tingkat

kesukaran butir soal. Apakah soal yang dijadikan instrumen tergolong sukar,

sedang, atau mudah. Untuk menghitung indeks kesukaran digunakan jumlah rata-

rata setiap butir soal ( X ) dan nilai maksimum (SMI) dari setiap butir soal,

dengan menggunakan rumus, berikut:

Keterangan

IK : Indeks kesukaran

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

48

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X : Jumlah rata-rata setiap butir soal

SMI : Nilai maksimum dari setiap butir soal

Perhitungan indeks kesukaran dalam pengembangan instrumen penelitian ini

menggunakan program Microsoft Excel 2007.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung validitas pada Microsoft

excel adalah:

a. Memasukan skor yang diperoleh siswa. Untuk pemberian skor yaitu 1-4.

b. Mengitung rata-rata soal

c. Menghitung indeks kesukaran

Kriteria daya pembeda butir soal yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran ( IK ) Interpretasi

0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah

0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang

0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar

Dari hasil perhitungan, diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal yang

disajikan dalam Tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11

Hasil Perhitungan Nilai Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal

No.

Soal Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi IK

1. 0,52 Sedang

2. 0,60 Sedang

3. 0,67 Sedang

4. 0,55 Sedang

5. 0,32 Sukar

Berdasarkan data yang telah diuji cobakan, maka rekapitulasi hasil uji coba

dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

49

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.12

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

G. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2010:335) menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data adalah cara yang ditempuh untuk mengolah data sehingga data

yang diperoleh akan memberi arti positif terhadap pokok permasalahan yang

diteliti. Teknik analisis data hasil penelitian dilakukan dengan urutan sebagai

berikut:

1. Persiapan

Pada tahap kegiatan ini antara lain: mengecek kelengkapan identitas pengisi,

mengecek kelengkapan data, dan mengecek isian data.

2. Tabulasi

Pada tahap kegiatan ini antara lain: memberikan skor terhadap item-item soal

yang perlu diberi skor, mentabulasikan setiap data yang berhasil dikumpulkan ke

dalam tabel, menghitung jumlah skor dan nilai dari setiap jawaban pre-test

maupun pada post-test.

No.

Soal

Validitas Reliabilitas IK

Nilai Interpretasi Nilai

Cronbach's

Alpha

Interpretasi Nilai Interpretasi

1. 1 Valid

0,871

0,797 Reliabil 0,52 Sedang

2. 0,83 Valid 0,817 Reliabil 0,60 Sedang

3. 0,76 Valid 0,849 Reliabil 0,67 Sedang

4. 0,58 Valid 0,860 Reliabil 0,55 Sedang

5. 0,59 Valid 0,869 Reliabil 0,32 Sukar

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

50

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Analisis Statistik

Pada langkah analisis statistik penelitian ini yaitu menggunakan uji statistik

komparasi. Analisis komparasi (Uji t) digunakan untuk memprediksi

perbandingan atau perbedaan antara dua variabel bebas. Dalam analisis ini,

langkah-langkah yang dilakukan, antara lain:

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum masing-

masing variabel. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini

adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program

Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for windows.

Data yang diolah yaitu data kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V

SD Negeri Citapen. Tingkat kemampuan membaca pemahaman diukur melalui tes

yaitu pre-test dan post-test, dengan cakupan butir-butir soalnya dalam satu standar

kompetensi tentang memahami kalimat dan pesan tertulis. Hasil pre-test dan post-

test ini dioalah dan dianlisis untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam

membaca pemahaman.

Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa setelah pembelajaran,

maka dilakukan analisis terhadap nilai yang diperoleh siswa dari pre-test dan post-

test. Kategori kemampuan membaca pemahaman didasarkan pada interval

kategori hasil belajar menurut Cece Rakhmat dan Solehudin (2006:65) dengan

ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.13

Rambu-rambu Interval Kategori Hasil Belajar

No. Rambu-rambu Interval Nilai Kategori

1. X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi

2. ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi

3. ideal - 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang

4. ideal - 1,5 Sideal ≤ X < ideal - 0,5 Sideal Rendah

5. X < ideal - 1,5 Sideal Sangat Rendah

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

51

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penjelasan:

ideal = Xideal

Xideal = 100

Sideal = ideal

Cece Rakhmat dan Solehudin (2006:65)

Ini berarti Xideal (nilai ideal) = 100, ideal = 50, dan Sideal = 16,67. Dengan

demikian (setelah dilakukan pembulatan desimal) interval kategori hasil belajar

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.14

Interval Kategori Hasil Belajar

No. Interval Nilai Kategori Kemampuan

Membaca Pemahaman

1. X ≥ 75 Sangat Tinggi

2. 58 ≤ X < 75 Tinggi

3. 42 ≤ X < 58 Sedang

4. 25 ≤ X < 42 Rendah

5. X < 25 Sangat Rendah

Analisis deskriptif ini juga berkaitan dengan upaya untuk menjawab rumusan

masalah a pada Bab I, yaitu “Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa

kelas V SD Negeri Citapen sebelum menggunakan strategi Story Mapping dalam

pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar?”

Untuk dapat menjawab rumusan masalah tersebut, prosedur pengolahan data

meliputi:

1) Pemberian skor dan nilai terhadap jawaban pre-test dan post-test siswa.

2) Melakukan olah data statistik deskriptif terhadap nilai pre-test dan post-test

siswa.

3) Berdasarkan hasil olah data statistik deskriptif, maka dideskripsikan kualitas

membaca pemahaman siswa.

4) Untuk melengkapi informasi membaca pemahaman siswa juga dilakukan

perhitungan normal gain antara nilai pre-test dengan nilai post-test.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

52

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Normal gain adalah perbandingan antara selisih nilai post-test dengan nilai pre-

test dan selisih nilai ideal dengan nilai pre-test. Normal gain ini digunakan untuk

mengetahui peningkatan membaca pemahaman siswa setelah pembelajaran

dilaksanakan. Rumus normal gain menurut Meltzer (2002) adalah:

Normal Gain =

Efektifitas normal gain didasarkan pada klasifikasi dari Arikunto (1999:22),

yaitu:

Tabel 3.15

Kategori Interpretasi Normal Gain

Normal Gain Tafsiran

< 0,40 Tidak Efektif

0,40 – 0,55 Kurang Efektif

0,56 – 0,75 Cukup Efektif

> 0,76 Efektif

b. Uji Hipotesis

Pengolahan data yang dilakukan untuk uji hipotesis berhubungan dengan

keperluan uji signifikansi peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada

kelas yang dijadikan penelitian, serta untuk menjawab rumusan masalah bagian b

pada Bab I yaitu “bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V

SD Negeri Citapen setelah menggunakan strategi Story Mapping dalam

pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar?”

Dalam penelitian ini, seluruh teknik pengolahan data untuk keperluan uji

stastik (uji hipotesis) sepenuhnya menggunakan program aplikasi software

SPSS16.0 for Windows. Rambu-rambu uji hipotesis tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Uji Asumsi

Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi ini

dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai pengolahan data yang akan

digunakan. Apakah data yang diperoleh diolah dengan parametrik, atau dengan

non parametrik.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

53

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2010:71). Jika data tersebut berdistribusi

normal, maka data dianalisis menggunakan statistik parametrik. Sedangkan jika

data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non

parametrik. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program

SPSS 16.0. for windows dengan Uji kolmogorov-smirnov. Langkah-langkah

penggunaan program SPSS 16.0 untuk menguji normalitas adalah sebagai berikut:

Entry data atau buka file data yang akan dianalisis.

Pilih menu Analyze>>Nonparametric Tests>>1-Sampel K-S.

Gambar 3.7

Menu Analyze>>Nonparametric Tests>>1-Sampel K-S

Masukkan nilai ke kotak Test Variable List, kemudian klik OK.

Gambar 3.8

Kotak Dialog One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

54

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah

dengan memperhatikan bilangan pada Asymp.Sig (2-tailed). Untuk menentukan

kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:

(1) Menetapkan hipotesis.

(2) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya a = 0,05.

(3) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

(4) Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

(5) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka sampel bukan berasal dari populasi

yang berdistribusi normal artinya tidak berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih

kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama

atau tidak. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan terhadap data pre-test

dan data post-test. Sama seperti untuk uji normalitas. Pada kolom Sig. terdapat

bilangan yang menunjukkan taraf signifikansi yang diperoleh. Jika signifikansi

yang diperoleh>α, maka variansi setiap sampel sama (homogen). Jika signifikansi

yang diperoleh<α, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Pada

penelitian ini, uji homogenitas data akan dilakukan dengan bantuan komputer

program SPSS 16.0.

Masukkan data yang akan dianalisis .

Pilih menu Analyze>>Deskriptives Statistics>>Explore.

Gambar 3.9

Menu Analyze>>Deskriptives Statistics>>Explore

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

55

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masukkan nilai pada Dependent List, dan kelas pada Factor List.

Gambar 3.10

Kotak Dialog Explore

Klik Plots, pilih Levense Test untuk Untransormed, klik Continue, lalu

OK.

Gambar 3.11

Kotak Dialog Explore: Plots

Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji homogenitas adalah

dengan memperhatikan bilangan pada (Sig.) Based on Mean. Untuk menetapkan

homogenitas digunakan pedoman sebagai berikut:

a) Menentukan hipotesis.

b) Tetapkan tarap signifikansi uji, misalnya a = 0,05.

c) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

d) Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka variansi setiap sampel sama

(homogen).

e) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka variansi setiap sampel tidak sama

(tidak homogen).

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

56

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Uji Hipotesis Statistik

a) Uji Komparasi

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, kemudian dilakukan uji

hipotesis komparasi antara kemampuan membaca pemahaman sebelum dan

setelah siswa belajar dengan strategi Story Mapping. Pengujian hipotesis

menggunakan t test. Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya

membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan, atau membandingkan kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen maka digunakan t test sampel related. Dan

dalam penelitian ini membandingkan hasil pre-test dan hasil post-test dengan

menggunakan yang ada pada program SPSS 16.0 for windows yaitu paired

sample t test (uji dua sampel berpasangan).

Langkah-langkah perhitungan uji t pada paired sample t test adalah sebagai

berikut:

Masukkan data yang akan dianalisis pada sheet data view.

Gambar 3.12.

Sheet Data View

Pilih menu Analyze>>Compare Means>>Paired Sample T-Test

Gambar 3.13

Menu Analyze>>Compare Means>>Paired Sample T-Test

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

57

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masukan nilai ke kotak Paired Variables, kemudian klik OK.

Gambar 3.14

Kotak Dialog Paired Sample T-Test

Cara mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata pre-test dengan rerata post-test

adalah dengan memperhatikan bilangan pada Sig. (2-tailed). Langkah-langkah

pengujian Paired Samples T Test adalah menentukan hipotesis, menentukan

tingkat signifikansi. Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika signifiknsi 2

tailed > α atau signifiknsi 2 tailed > 0,05 dan Ha diterima jika signifikansi 2

tailed < α atau signifiknsi 2 tailed < 0,05.

b) Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian tentang penggunaan strategi Story Mapping

ditetapkan pengambilan keputusannya sebagai berikut.

(1) Hipotesis nol (Ho)

Tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan

dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V SD Negeri

Citapen belajar dengan menggunakan strategi Story Mapping.

(2) Hipotesis alternatif (Ha)

Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan dalam

pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V SD Negeri

Citapen belajar dengan menggunakan strategi Story Mapping.

H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

58

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

- µ1 adalah kemampuan membaca pemahaman sebelum siswa belajar dengan

menggunakan strategi Story Mapping.

- µ2 adalah kemampuan membaca pemahaman setelah siswa belajar dengan

menggunakan strategi Story Mapping.

Ketentuan yang digunakan adalah jika µ1 = µ2, maka Ha ditolak dan H0

diterima, yaitu “tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman membaca yang

signifikan dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V

SD Negeri Citapen belajar dengan menggunakan strategi Story Mapping”. Dan

jika µ1 ≠ µ2, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu “terdapat perbedaan

kemampuan pemahaman membaca yang signifikan dalam pembelajaran Bahasa

Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V SD Negeri Citapen belajar dengan

menggunakan strategi Story Mapping”.

Setelah mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari hasil

pengolahan data, maka dapat disimpulkan mengenai berpengaruh tidaknya strategi

Story Mapping terhadap kemampuan membaca pemahaman dalam pembelajaran

Bahasa Inggris siswa kelas V di SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota

Tasikmalaya.

H. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Bertolak dari judul penelitian maka penelitian ini mempunyai dua variabel,

yaitu variabel bebas (indevendent variable) dan variabel terikat (dependent

variable). Kedua variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Indevendent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini berupa penggunaan strategi Story

Mapping dalam pembalajaran bahasa Inggris.

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/5495/6/S_ING_KDTASIK_0903628_Chapter3.pdf · yani yuliani, 2013 penggunaan story mapping dalam pembelajaran

59

Yani Yuliani, 2013 PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman

siswa. Variabel penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 3.1

Variabel Bebas dan Variabel Terikat

X = Penggunaan Story Mapping dalam pembalajaran bahasa Inggris.

Y = Kemampuan membaca pemahaman siswa.

2. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya kesalahpahaman mengenai istilah yang digunakan

dalam penggunaan judul ini, maka peneliti menjelaskan beberapa definisi yang

berhubungan dengan judul penelitian, yaitu sebagai berikut:

a. Story Mapping atau bagan cerita pada dasarnya sama dengan mind mapping,

semantic mapping, semantic webbing yang menuntut siswa membuat bagan-

bagan dari wacana yang dibacanya. Informasi yang ada di dalam suatu wacana

harus dapat dipilah oleh siswa agar mampu menyusun organisasi wacana yang

dibaca dengan baik.

Story Mapping adalah strategi pembelajaran yang menggunakan graphic

organizer untuk membantu siswa belajar unsur-unsur dari sebuah cerita. Dalam

penelitian ini Story Mapping digunakan sebagai strategi pembelajaran dan

strategi evaluasi membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Inggris.

b. Membaca pemahaman adalah perbuatan membaca yang dilakukan dengan hati-

hati dan teliti dengan tujuan untuk memahami keseluruhan isi bacaan sampai

pada hal yang paling kecil.

c. Pembelajaran bahasa Inggris adalah pembelajaran bahasa yang dilaksanakan

di sekolah, dimana materi yang dipelajari adalah mengenai bahasa Inggris.

Adapun materi yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah mengenai

membaca teks bahasa Inggris.

X Y