Asesmen Literasi Vefra Yuliani

35
TUGAS 3 RESUME PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA “LITERASI ASSESMEN” OLEH VEFRA YULIANI (14175036) DOSEN PEMBIMBING: PROF. DR. FESTIYED, MS DR. DJUSMAINI DJAMAS, M.SI i

description

Asesmen Literasi Vefra Yuliani

Transcript of Asesmen Literasi Vefra Yuliani

TUGAS 3 RESUMEPENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA

“LITERASI ASSESMEN”

OLEH

VEFRA YULIANI

(14175036)

DOSEN PEMBIMBING:

PROF. DR. FESTIYED, MSDR. DJUSMAINI DJAMAS, M.SI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2015

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Literasi

Assesmen ini untuk memenuhi syarat dari mata kuliah Pengembangan Evaluasi

dan Proses Pembelajaran Fisika.

Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak

khususnya kepada dosen penmbimbing, yang telah membantu dalam penulisan

resume dan matriks ini, mudah-mudahan amal baik yang diberikan akan mendapat

imbalan dari yang Maha Kuasa, amiin. Kami sangat berharap makalah dan

matriks ini bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, sangat diharapkan saran

dan kritik demi perbaikan penulisan ini.

Padang, Maret 2015

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1A. Latar Belakang……………………………………….………………………2B. Rumusan Masalah……...……………………………….……………………2C. Tujuan Penulisan.......………………………………….……………………..2D. Manfaat Penulisan…….……………………………….……………………..2

BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................3A. Pengertian Assessmen...................................................................................3B. Prinsip-Prinsip Asesmen Yang Baik.............................................................4C. Perubahan Asesmen Dan Konsekuensinya..................................................8D. Peran Kritis Asesmen Kelas.........................................................................9E. Fungsi Dan Tujuan Assessmen...................................................................17

BAB III PENUTUP.............................................................................................19A. Kesimpulan..................................................................................................19B. Saran...........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang

menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar, bukan hanya sebagai cara yang

digunakan untuk menilai hasil belajar. Kegiatan penilaian harus dapat

memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan

mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya

secara optimal (Zainal, 2012).

Agar penilaian terhadap pembelajaran Fisika di kelas dapat dilaksanakan

dengan baik, setiap pihak yang peduli terhadap kualitas sekolah dan siswa di

negeri ini harus berjuang bersama-sama untuk mengembangkan kemampuan

menilai (assessment literacy). Kemampuan menilai adalah kuncinya. Orang yang

mampu melakukan penilaian (assessment literates) adalah mereka yang

memahami prinsip dasar penilaian. Pemahaman akan makna penilaian yang baik

saja tidaklah cukup. Kita juga harus memahami bagaimana penilaian

menghubungkan kualitas pembelajaran dengan upaya untuk mempertahankan

alternatif penilaian yang seimbang. Kita harus patuh dan berupaya memenuhi

standard yang ditetapkan, dan saling membantu jika penilaian yang dilakukan

gagal memenuhi standard ini.

Dalam sistem pendidikan di masa yang akan datang, pengujian terstandar

(standardized testing) dan penilaian kelas (classroom assessment) akan tetap ada.

Kita harus dapat menghargai perbedaan antara kedua jenis penilaian tersebut dan

mampu menjamin kualitas kedua penilaian yang dilakukan. Pada masa yang akan

datang, kedua penilaian ini akan terus digunakan, baik sebagai penyedia informasi

untuk pembuatan keputusan maupun sebagai media pengajaran. Kita harus

memahami perbedaan antara kedua penggunaannya agar dapat memanfaatkan

kekuatan kedua jenis penilaian ini semaksimal mungkin untuk meningkatkan

pembelajaran. Pada masa yang akan datang, penilaian tertulis dan kinerja akan

tetap ada. Masing-masing memiliki aturan yang berbeda untuk memperoleh hasil

yang baik. Orang yang mampu melakukan penilaian dengan baik memahami

1

makna kualitas penilaian secara menyeluruh dan memahami bahwa kita tidak

pernah dibenarkan untuk melakukan penilaian yang tidak baik. Kemampuan

melakukan penilaian adalah tujuan utama dalam penilaian kelas.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan asesmen?

2. Apa prinsip asesmen yang baik?

3. Bagaimanakah perubahan asesmen dan konsekuensinya?

4. Apa peran kritis asesmen kelas?

5. Apa fungsi dan tujuan asesmen?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian asesmen.

2. Untuk mengetahui prinsip asesmen yang baik.

3. Untuk mengetahui perubahan asesmen dan konsekuensinya.

4. Untuk mengetahui peran kritis asesmen kelas.

5. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan asesmen.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah :

1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca

khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.

2. Membantu mahasiswa memahami tentang bagaimana pelaksanaan asesmen

dalam pendidikan

3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Pengembangan Evaluasi

dan Proses Pembelajaran Fisika.

2

BAB IIKAJIAN TEORI

A. Pengertian Assessmen

Istilah asesmen diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses

kemajuan dari hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diatikan oleh

kumano (2001) sebagai “the process of collecting data which show the

development of learning”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen

merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajara siswa. Namun

walaupun proses belajar siswa merupakan hal yang dinilai dalam asesmen factor

hasil belajar tidak dikesampingkan. Allah berfirman dalam Quran surat Ar-Ra’du

ayat 37 yang berbunyi,

Artinya: “37. Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai

peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu

mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu,

maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap

(siksa) Allah”.

Allah juga berfirman dalam Quran surat An-Naml ayat 32 yang berbunyi,

Artinya: “32. Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah aku

pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan

sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)”.

Assessmen merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode

yang biasa dFisikakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara

menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Penilaian adalah

penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk

3

memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta

didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses

penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau

prestasi belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan

oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil

belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai

umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses

program pembelajaran.

Untuk memulai pengembangan profesional yang diperlukan untuk

menjamin penilaian yang berkualitas tinggi di kelas, beberapa hal yang harus

terlebih dahulu dFisikahami oleh setiap pendidik antara lain:

1. Memahami prinsip-prinsip dasar asesmen yang berkualitas

2. Bertindak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirancang

3. Mengupayakan penggunaan yang seimbang berbagai alternatif asesmen

B. Prinsip-Prinsip Asesmen Yang Baik

Ada beberapa macam prinsip assessmen yang baik menurut Stiggins (1994:

9-15) diantaranya yaitu:

1. Clear thinking and effective communication (pemikiran yang jelas dan

komunikasi efektif). Penilaian yang baik menuntut pemikiran yang jernih dan

komunikasi yang efektif. Angka bukan merupakan satu-satu cara untuk

mengkomunikasi hasil belajar siswa. Guru dapat menggunakan gambar,

ilustrasi, dan contoh untuk mengkomunikasikan hasil. Meskipun tingkat

pencapaian sering kali diterjemahkan menjadi skor, ada dua fakta penting

yang perlu dFisikahami. Pertama, angka bukanlah satu-satunya cara untuk

menyatakan pencapaian. Kita dapat memanfaatkan kata-kata, gambar,

ilustrasi, contoh, dan berbagai cara lainnya. Kedua, simbol untuk menyatakan

pencapaian siswa sama bermaknanya dan sama bergunanya dengan definisi

pencapaian dan kualitas penilaian yang digunakan untuk menghasilkannya.

2. Teachers in charge (guru yang memegang peranan). Guru berperan

mengarahkan penilaian untuk menentukan apa yang harus dipelajari oleh

siswa dan apa yang siswa rasakan berkaitan dengan penilaian yang dilakukan.

4

Dalam berbagai konteks pendidikan, hasil penilaian tingkat

kotamadya/kabupaten, provinsi, nasional seolah-olah dianggap sebagai satu-

satunya hasil penilaian yang menentukan. Penilaian ini bahkan tidak dapat

disamakan dengan dengan penilaian kelas yang dilakukan oleh guru,

berkaitan dengan dampaknya terhadap keadaan siswa. Gurulah yang

menentukan bagaimana bentuk interaksi yang dilakukan dengan siswanya,

rata-rata sebanyak satu kali setiap dua atautiga menit (mengajukan pertanyaan

dan menginterpretasikan jawaban, mengamati kinerja siswa, memeriksa

pekerjaan rumah, menggunakan tes dan kuis). Umumnya, penilaian dalam

kelas berlangsung secara terus menerus. Dengan demikian, jelas bahwa

penilaian kelas adalah penilaian yang paling mudah dilakukan oleh guru.

3. Student as the key users (siswa sebagai pengguna yang harus diperhatikan).

Siswa adalah pihak yang paling memanfaatkan hasil penilaian. Melalui

penilaian kelas, mereka dapat mempelajari kinerjanya serta mempelajari

standar kualitas kinerjanya dari guru. Tidak seorang pun, selain siswa, yang

dapat memanfaatkan menggunakan hasil penilaian kelas yang dilakukan oleh

guru untuk menetapkan apa yang dapat mereka harapkan dari diri mereka

sendiri. Siswa dapat memperkirakan peluang keberhasilannya berdasarkan

kinerja yang ditunjukkan oleh hasil penilaian sebelumnya. Tidak ada satu

keputusan lain yang dapat memberikan pengaruh lebih besar pada

keberhasilan siswa. Banyak pihak yang berkepentingan hasil penilaian kepala

sekolah, wali kelas dan orang tua. Namun, siswa adalah orang yang paling

penting dan berkepentingan terhadap hasil penilaian. Firman Allah:

Artinya: “8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-

orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi

saksi dengan. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap

sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak. Berlaku

5

adillah, karena itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah

kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang

kamu kerjakan.”

4. Clear and appropriate targets (Sasaran yang jelas dan sesuai). Mutu kegiatan

penilaian bergantung pada kejelasan dan kelayahan hasil belajar yang akan

dinilai. Dalam hal ini pemahaman guru tentang makna perilaku belajar dan

kemampuannya dalam merumuska perubahan perilaku siswa sebagai tujuan

pengajaran merupakan prasarat bagi penilaian yang baik. Kita tidak dapat

menilai hasil pendidikan secara efektif jika kita tidak mengetahui dan

memahami apa sebenarnya nilai keluaran tersebut. Ada berbagai jenis

keluaran dari sistem pendidikan kita, mulai dari penguasaan materi sampai

kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks.

Firman Allah:

Artinya: “39. Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan

keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak

kamu akan mengetahui”

5. High Quality assessment (Penilaian berkualitas). Penilaian yang baik

merupakan suatu keharusan dalam setiap konteks penilaian. Dalam setiap

konteks penilaian ada 5 standar yang harus dipenuhi yaitu:

a. Target dan tujuan pengajaran yang jelas.

b. Tujuan penialian yang jelas.

c. Penggunaan teknik penilaian yang tepat dan memadai.

d. Komprehensip (menentukan sampel yang tepat).

e. Perencanaan dan pelaksanaan yang memungkinkan guru dapat

mengontrol sumber yang dapat mengkotaminasi hasil belajar.

Allah berfirman:

6

Artinya: “17. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia

dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan)”.

6. Attention to interpersonal impact (Perhatian terhadap dampak antarpersonal).

Penilaian merupakan kegiatan interpersonal yang komplek dan tidak pernah

merupakan kegiatan yang ilmiah murni. Oleh karena itu, guru harus menjaga

mutu penilaian setinggi mungkin dan mengkomunikasikan dengan cara yang

peka dan pribadi. Kita harus selalu berusaha melaksanakan penilaian yang

baik, mengkomunikasikan hasilnya secara hati-hati dan pribadi, dan

mengantisFisikasi hasilnya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk

memberikan dukungan terhadap siswa yang pencapaiannya rendah. Semakin

muda siswa, semakin penting adanya bimbingan bagi mereka.

7. Assessment as instruction (Penilaian sebagai pembelajaran). Penilaian dan

pengajaran dapat menjadi suatu kesatuan. Potensi terbesar yang tersimpan

dalam penilaian kelas adalah kemampuannya untuk menjadikan siswa sebagai

mitra penuh dalam proses penilaian. Siswa yang mampu mendalami sasaran

pencapaian secara menyeluruh mampu secara percaya diri melakukan

evaluasi, baik terhadap hasil kerjanya sendiri maupun hasil kerja temannya.

Tantangan yang kita hadapi dalam penilaian kelas adalah memastikan bahwa

siswa memiliki seluruh informasi yang diperlukannya, dalam bentuk yang

mudah dFisikahami, pada waktu yang tepat sehingga digunakan secara

efektif.

Asesmen dapat digunakan sebagai pemberi informasi dalam pengambilan

keputusan dan sebagai alat bantu mengajar (teaching tools) dalam pembelajaran.

Semua pendidik perlu membentuk landasan kemampuan asesmen kelas untuk :

1. Mempersiapkan diri untuk memenuhi tantangan pemahaman asesmen kelas di

institusinya dengan merancang tugas-tugas rumah dengan jelas dan

mengkomunikasikan tujuan dan visi (harapannya) dengan jelas.

2. Menyadari peran utamanya dalam proses asesmen di institusi dengan

sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.

3. Memprioritaskan pengembangan kemampuan profesional dalam asesmen.

7

4. Memahami dinamika interpersonal dalam asesmen kelas & menjalin

kemitraan yang baik dengan peserta didik dalam proses menentukan hasil

belajar yang bernilai serta mentransfernya menjadi asesmen yang berkualitas.

C. Perubahan Asesmen Dan Konsekuensinya

Tabel 1. Perbedan Asesmen Dulu dengan Asesmen Sekarang

Perubahan Peranan

Sebelumnya Sekarang

Guru Mengajar Menentukan hasil belajar; mengajar; melakukan asesmen primer/ utama

Siswa Diases Assess Self & PeerKepala Sekolah Menafsirkan hasil tes

bakuMenafsirkan hasil&menyiapkan dukungan dalam assesmen kelas

Perubahan Praktik

Sebelumnya Sekarang

Tujuan Akuntabilitas Akuntabilitas; PembelajaranPenggunaan Hasil tes menyeleksi

dari paling tinggi ke bawah

Hasil menyeleksi dari paling tinggi ke bawah dan dari kelas ke tingkat sekolah (up)

Target Umum tidak terbuka Sangat terfokusMetode Terutama SR Terutama assesmen esai dan

kinerja dengan sejumlah SR

Perubahan penting dalam pandangan asesmen:

1. Asesmen melayani fungsi pembelajaran dan pertanggungjawaban.

2. Informasi asesmen bernilai diturunkan dari konteks asesmen berskala besar

dan diangkat dari asesmen berbasis kelas.

3. Asesmen berperan paling baik ketika siswa memahami dengan baik target

pencapaian hasil belajar sebelum pelaksanaannya.

4. Asesmen dapat menggunakan berbagai metode bukan hanya tes PG.

8

Allah berfirman mengenai perubahan ke arah yang lebih baik dalam QS Al-

Ankabut ayat 26 dan An-Nissa ayat 98 yang berbunyi:

Artinya : “26. Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim:

"Sesungguhnya aku akan ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku

(kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana”

Artinya : “98. kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun

anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui

jalan (untuk)”

D. Peran Kritis Asesmen Kelas

Secara garis besar peran kritis asesmen dapat digunakan untuk pencapaian

suatu prestasi maksimal dari peserta didik. Terdapat dua kategori asesmen, yaitu

penilaian berskala besar dan penilaian kelas.

1. Asesmen Skala Besar. Asesmen skala besar diidentifikasikan sebagai

kebijakan penilaian yang dijadikan standar pada daerah cakupan yang lebih

luas dan dijadikan patokan atau dijadikan acuan dalam penilaian didaerah

(atau dalam sekup yang lebih kecil sekolah).

2. Asesmen Kelas. Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan

pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian

kompetensi atau hasil belajar peserta didik selama mengikuti proses

pembelajaran. Untuk kepentingan itu dilakukan pengumpulan data sebagai

informasi akurat untuk pengambilan keputusan. Pengumpulan data dengan

prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi dasar atau

indikator yang akan dinilai yang dalam subunit terdahulu kita sebut dengan

9

asesmen. Dari proses asesmen ini, pendidik akan memperoleh potret atau

profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah stkitar kompetensi

dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam Kurikulum 2013 masing-

masing sekolah. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan

melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,

pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk menunjukkan

pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi

tentang hasil belajar peserta didik.

Dalam pelaksanaan penilaian kelas ini pendidik akan membandingkan hasil

belajar peserta didik dalam periode waktu tertentu dengan hasil yang dimiliki

peserta didik tersebut sebelumnya atau dengan kriteria tertentu dan sebaiknya,

hasil belajar siswa ini tidak dibandingkan dengan peserta didik lainnya.

Pembandingan semacam ini disebut dengan penilaian acuan patokan atau

penilaian acuan kriteria. Penilaian kelas atau asesmen berbasis kelas ini

dianjurkan untuk digunakan karena penilaian kelas mempunyai beberapa

keunggulan yang tidak dimiliki oleh model asesmen yang lain (Balitbang

Depdiknas, 2006) seperti berikut:

a. Dalam asesmen berbasis kelas, pengumpulan data sebagai informasi

kemajuan belajar baik formal maupun informal harus selalu dilaksanakan

dalam suasana yang menyenangkan, hal ini memungkinkan adanya

kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang

dFisikahami dan mampu dikerjakannya.

b. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkan

dengan hasil belajar siswa lain ataupun prestasi kelompok, tetapi dengan

prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya; atau dengan

kompetensi yang dipersyaratkan, sehingga dengan demikian siswa tidak

terdiskriminasi dalam klasifikasi lulus atau tidak lulus, pintar atau bodoh,

bisa masuk ranking berapa, dan sebagainya, tetapi lebih diarahkan pada

fungsi motivasi, dan bantuan agar siswa dapat mencapai kompetensi yang

dipersyaratkan.

c. Pengumpulan informasi dalam asesmen berbasis kelas ini harus dilakukan

dengan menggunakan variasi cara, dilakukan secara berkesinambungan

10

sehingga gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi, dan

terpotret secara akurat.

d. Dalam pelaksanaannya siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang

tersedia, tetapi lebih dituntut untuk dapat mengeksplorasi dan memotivasi

diri untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan

masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri dan sesuai dengan

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

e. Proses pengumpulan informasi untuk dapat menentukan ada tidaknya

kemajuan belajar yang dicapai siswa dan perlu tidaknya siswa diberikan

bantuan secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan, sehingga

dengan demikian siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi

belajarnya, dengan pemberian bantuan dan bimbingan yang sesuai.

f. Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses pembelajaran tetapi

dapat dilaksanakan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung

(penilaian proses). Hasil kerja atau karya siswa yang berbentuk 2 dimensi

yang dapat dikumpulkan dalam portofolio dan yang berbentuk 3 dimensi

(produk) terutama dihasilkan melalui proses pembelajaran. Karya tersebut

dapat juga bersumber atau berasal dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler,

kegiatan sekolah, kegiatan OSIS, kegiatan lomba antar sekolah, bahkan

kegiatan hobi pribadi. Dengan demikian, penilaian kelas mengurangi

dikhotomi antara proses pembelajaran dan kegiatan penilaian serta antara

kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Terdapat beberapa peran kritis asesmen kelas, yaitu:

1. Penilaian terhadap Hasil Pembelajaran

a. Sasaran yang terarah terutama terhadap: pemikiran, pemahaman atas

materi FISIKA dan penerapannya; kebiasaan berpikir yang produktif

(berpikir kritis, berpikir kreatif, mengatur diri sendiri); karaketristik

FISIKA.

b. kemampuan berpikir tinggi (Higher Order Thinking Skills, HOTS).

c. Karakteristik FISIKA.

11

Berikut ini adalah pengelompokan utama sasaran pencapaian menurut

Stiggins (1994:67):

a. Penguasaan siswa atas pengetahuan materi subjek inti;

b. Kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuannya untuk berpikir

dan menyelesaikan masalah;

c. Kemampuan untuk menunjukkan keterampilan yang terkait dengan

pencapaian tertentu, misalnya melakukan tindakan psikomotor;

d. Kemampuan untuk membuat produk yang terkait dengan jenis

pencapaian tertentu, misalnya produk FISIKA (taksidermi, kerangka,

herbarium);

e. Pencapaian perasaan atau keadaan afektif tertentu, seperti sikap, minat,

dan motivasi.

2. Penilaian yang Terarah pada Proses Pembelajaran FISIKA

a. Penilaian kinerja dan/atau penilaian otentik

b. Proses FISIKA diturunkan dari data

c. Kooperatif dan kolaboratif

d. Hands-on dan minds-on

e. Keterampilan praktik dan komunikasi

f. Sikap ilmiah dan nilai yang terkandung dalam FISIKA

3. Metode Penilaian Kelas

a. Respon terpilih

Istilah yang lebih sering digunakan untuk respon terpilih adalah

“objective paper and pencil test” atau uji tertulis. Istilah ini dapat

menimbulkan kesalahpahaman bahwa penilaian yang dilakukan tidak

melibatkan subjektivitas, bahwa segala sesuatu yang terkait dengannya

bersifat “ilmiah“, dan bahwa ada resiko terjadinya kebiasan yang disebabkan

oleh pendapat penilai. Respon terpilih dapat digunakan untuk menilai aspek

pengetahuan, pemikiran, dan afektif. Jenis respon terpilih dapat berupa:

pilihan berganda, benar/salah, menjodohkan, dan isian singkat.

Tiga langkah dasar yang harus dilakukan oleh pengembang soal ujian:

(i) membuat rancangan atau cetakbiru pengujian yang menyajikan kerangka

12

pencapaian; (ii) mengidentifikasi unsur spesifik pengetahuan dan pemikiran

yang akan dinilai; (iii) mengubah unsur-unsur tersebut menjadi soal ujian.

b. Penilaian Essay

Penilaian essay merupakan metodologi yang paling sesuai pada keadaan

tertentu. Essay membuat kita dapat menangkap setidaknya sebagian unsur

yang paling berharga. Lebih jauh lagi, sejak siswa dilibatkan sebagai mitra

pada proses penilaian, metode penilaian seperti essay ini lebih mudah

dilaksanakan. Metode essay dapat digunakan untuk menilai pengetahuan,

pemikiran, prosedur, dan afektif. Menurut Stiggins (1994: 134) metodologi

penilaian essay memiliki tiga kekuatan utama:

1) Essay dapat memudahkan kita mempelajari pencapaian siswa atas

sasaran pencapaian yang kompleks dan sulit.

2) Format essay memudahkan kita melakukan penilaiaan hasil belajar

dengan waktu dan tenaga yang minimal.

3) Penilaian essay dapat dFisikadukan dengan proses pembelajaran secara

produktif.

Penilaian essay juga memiliki resiko. Kecerobohan dapat menyebabkan

hal-hal berikut:

1) Kurangnya gambaran atas jenis hasil belajar yang akan dipelajari dan

dinilai.

2) Kegagalan untuk menghubungkan format essay dengan sasaran

pencapaian yang sesuai.

3) Kegagalan untuk menentukan sampel yang mewakili domain sasaran

4) Kegagalan untuk mengendalikan sumber kebiasaan yang dapat

mengganggu penilaian yang subjektif.

Tes esai menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan,

merumuskan, dan mengemukakan sendiri jawabannya. Ini berarti peserta

didik tidak memilih jawaban, akan tetapi memberikan jawaban dengan kata-

katanya sendiri secara bebas. Tes esai dapat digolongkan menjadi dua bentuk,

yaitu tes esai jawaban terbuka (extended-response) dan jawaban terbatas

(restricted-response) dan hal ini tergantung pada kebebasan yang diberikan

13

kepada peserta didik untuk mengorganisasikan atau menyusun ide-idenya dan

menuliskan jawabannya.

Pada tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas, peserta didik

mendemonstrasikan kecakapannya untuk: (1) menyebutkan pengetahuan

faktual, (2) menilai pengetahuan faktualnya, (3) menyusun ide-idenya, dan

(4) mengemukakan idenya secara logis dan koheren. Sedangkan pada tes esai

jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik lebih dibatasi pada bentuk dan

ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus dinyatakan konteks jawaban

yang harus diberikan oleh peserta didik. Esai terbuka/tak terstruktur

merupakan bentuk asesmen otentik. Tes esai memiliki potensi untuk

mengukur hasil belajar pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. Butir

tes esai memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyusun,

menganalisis, dan mensintesiskan ide-ide, dan peserta didik harus

mengembangkan sendiri buah pikirannya serta menuliskannya dalam bentuk

yang tersusun atau terorganisasi. Kelemahan esai adalah berkaitan dengan

penskoran. Ketidakkonsistenan pembaca merupakan penyebab kurang

objektifnya dalam memberikan skor dan terbatasnya reliabilitas tes. Namun

hal ini dapat diminimalkan melalui penggunaan rubrik penilaian, dan penilai

ganda (inter-rater).

c. Penilaian Kinerja atau Penilaian Otentik

Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai

bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana

yang telah dilakukan dalam suatu program. Pemantauan didasarkan pada

kinerja (performance) yang ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas

atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan suatu

hasil dari unjuk kerja tersebut. Asesmen kinerja adalah penelusuran produk

dalam proses. Artinya, hasil-hasil kerja yang ditunjukkan dalam proses

pelaksanaan program itu digunakan sebagai basis untuk dilakukan suatu

pemantauan mengenai perkembangan dari satu pencapaian program tersebut.

Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas

kinerja (performance task), rubrik performansi (performance rubrics), dan

cara penilaian (scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi

14

topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik

performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu

performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut. Cara

penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic scoring, yaitu pemberian skor

berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas performansi; (2)

analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang

berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3) primary traits scoring,

yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan dari suatu

performansi dan kondisi penyelesaian tugas.

Dalam penilaian kinerja, siswa diminta melakukan aktivitas yang

menunjukkan keterampilan tertentu dan/atau membuat produk tertentu.

Hasilnya, metode penilaian ini membuat kita dapat menangkap banyak hasil

pendidikan yang bersifat kompleks dan tidak dapat diterjemahkan dalam ujian

tertulis. Dalam penilaian kinerja, kita mengamati siswa saat mereka bekerja,

atau memeriksa produk yang dibuat, dan menilai kecakapan yang

ditunjukkan. Pengamatan digunakan untuk memberikan pendapat subjektif

atas tingkat pencapaian siswa. Evaluasi tersebut dilakukan berdasarkan

perbandingan kinerja siswa terhadap standar yang telah ditentukan.

Metode penilaian kinerja muncul sebagai penemuan baru dengan

sejumlah kelebihan dibandingkan tes tertulis. Dalam banyak hal, penemuan

baru ini menarik perhatian pendidik di setiap tingkatan pendidikan. Aplikasi

metode ini antara lain menggunakan nama penilaian otentik (authentic

assessments), penilaian alternatif (alternative assessments), pameran,

demonstrasi, dan contoh kerja siswa (student work samples). Jenis penilaian

ini dFisikandang sebagai metode yang dapat memberikan penilaian otentik

atau penilaian yang sangat tepat atas pencapaian siswa (Wiggins, 1989 in

Stiggins, 1994: 161).

d. Penilaian kelompok, pribadi dan antar teman

Penilaian kelompok, pribadi, dan antar teman dapat digunakan terutama

untuk penilaian formatif, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan

sebagai penilaian sumatif, meski tidak efektif.

15

1) Penilaian Kelompok.

Kelebihan utama dari penilaian kelompok adalah bahwa beban

penilaian menjadi jauh berkurang. Ada pula keuntungan dari sisi pendidikan,

termasuk di dalamnya pengembangan sejumlah keterampilan penting seperti

keterampilan memimpin dan bekerja dalam kelompok, keterampilan

berkomunikasi, dan kemampuan berorganisasi. Selain itu, hasil yang dicapai

dengan bekerja secara berkelompok akan lebih baik, bahkan masalah yang

lebih rumit pun dapat diselesaikan. Masalah utama yang dihadapi dalam

pembelajaran berkelompok adalah menetapkan tingkat kontribusi masing-

masing anggota kelompok. Tidak ada cara yang paling ideal untuk

menyelesaikan masalah ini, tapi ada berbagai strategi yang dapat dicoba.

Salah satunya, setiap anggota kelompok diberi nilai yang sama. Strategi

lainnya, setiap anggota kelompok diberi nilai yang berbeda-beda sesuai

kinerja masing-masing. Hal ini dapat dilakukan melalui penilaian antar teman

(peer assessment).

2) Penilaian Pribadi dan Antar teman.

Penilaian pribadi dan antar teman merupakan bentuk penilaian inovatif

yang mendukung pembelajaran siswa. Penilaian pribadi adalah proses di

mana siswa dilibatkan dan bertanggung jawab untuk menilai hasil kerjanya

sendiri. Hal ini mendorong siswa untuk mandiri dan meningkatkan

motivasinya. Penilaian antar teman adalah proses di mana siswa dilibatkan

dalam penilaian kerja siswa lain. Siswa harus memiliki pemahaman yang

jelas mengenai apa yang harus mereka cari dalam hasil kerja temannya.

Penilaian pribadi dapat digunakan untuk membantu mengembangkan

kemampuan siswa untuk memeriksa dan berpikir kritis mengenai proses

pembelajaran yang mereka jalani, membantu siswa menentukan kriteria apa

yang harus digunakan untuk menilai hasil kerja dan menerapkan hal ini secara

objektif terhadap hasil kerja untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang

sedang berlangsung. Penilaian pribadi dapat disertakan sebagai bagian

penilaian mata pelajaran atau sebagai sebuah latihan yang dipersyaratkan

dalam mata pelajaran tersebut.

16

Penilaian antar teman dapat digunakan untuk mengembangkan

kemampuan siswa untuk bekerjasama, bersikap kritis terhadap hasil kerja

siswa lain, dan menerima kritik dan umpan balik dari siswa lain atas hasil

kerjanya sendiri. Penilaian antar teman dapat memberikan gambaran kepada

siswa mengenai kriteria apa saja yang digunakan untuk menilai. Penilaian

antar teman juga dapat digunakan untuk menentukan nilai hasil kerja siswa

untuk keperluan sumatif.

E. Fungsi dan Tujuan Assessmen

1. Fungsi Assessmen

Penilaian mempunyai sejumlah fungsi di dalam proses pembelajaran, yaitu:

a. Sebagai alat guna mengetahui apakah siswa talah menguasai pengetahuan,

nilai-nilai, norma-norma dan keterampilan yang telah diberikan oleh guru.

b. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan

kegiatan belajar.

c. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar

d. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa

e. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa

f. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa

2. Tujuan Assessmen

Terdapat 6 tujuan penilaian dalam kaitannya dengan belajar mengajar

(Sukardi, 2008: 9) yaitu:

a. Menilai ketercapaian tujuan. Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode

penilaian, dan cara belajar siswa. Cara penilaian biasanya akan menentukan

cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode

evaluasi yang digunakan oleh siswa.

b. Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi. Belajar

dikategorikan sebagai kognitif, psikomotoris, dan afektif. Batasan tersebut

umumnya dieksplisitkan sebagai pengetahuan, keterampilan dan sikap/nilai.

Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam proporsi yang tepat

c. Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui. Setiap siswa

masuk kelas dengan membawa pengalamannya masing-masing, serta

karakteristiknya. Guru perlu mengetahui keadaan siswanya agar guru dapat

17

berangkat dari pengalaman siswa yang beragam dalam memulai

pembelajarannhya. Guru perlu mengetahui dan memperhatikan kekuatan,

kelemahan dan minat siswa sehingga mereka termotivasi untuk belajar atas

dasar apa yang telah mereka miliki dan mereka butuhkan

d. Memotivasi belajar siswa. Penilaian juga harus dapat memotivasi belajar

siswa. Guru harus menguasai bermacam-macam teknik memotivasi siswa.

Hasil penilaian akan menstimulasi tindakan siswa. Dengan merencanakan

secara sistematik sejak pretes sampai ke postes, guru dapat membangkitkan

semangat siswa untuk tekun belajar secara kontinu

e. Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling. Informasi

diperlukan jika bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan, informasi

yang berkaitan dengan problem pribadi seperti data kemampuan, kualitas

pribadi, kemampuan bersosialisasi dan skor hasil belajar

f. Menjadikan hasil evaluasi dan penilaian sebagai dasar perubahan kurikulum.

Hasil evaluasi siswa, pengalaman kerja siswa, analisis kebutuhan masyarakat,

dan analisis pekerjaan merupakan teknik konensional yang sering digunakan

untuk mengubah kurikulum

18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Agar penilaian terhadap pembelajaran FISIKA di kelas dapat

dilaksanakan dengan baik, setiap pihak yang peduli terhadap kualitas

sekolah dan siswa di negeri ini harus berjuang bersama-sama untuk

mengembangkan kemampuan menilai (assessment literacy). Kemampuan

menilai adalah kuncinya.

Nuryani (1995) menyatakan 7 prinsip assessment yang baik, yaitu:

Pemikiran yang jelas dan komunikasi efektif, Guru yang memegang

peranan, Siswa sebagai pengguna yang harus diperhatikan, Sasaran yang

jelas dan sesuai, Penilaian yang baik, Perhatian terhadap dampak

antarpersonal, Penilaian sebagai pembelajaran.

B. Saran

Hendaknya setiap para pendidik menerapkan 7 prinsip asesmen yang

baik dalam proses pembelajaran. Sehingga diharapkan akan memberikan

dampak positif terhadap kualitas pendidikan nantinya.

19

20

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Depdiknas. 2006. Panduan Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Nurayani Y. Rustman, (—-). Trend Penilaian Pembelajaran FISIKA Masa Depan. http://www.p4tkFisika.org/jurnal/index.html?poppy_k__devi2.htm. Di akses 1 Maret 2015.

Stiggins,R.J. 1994. Student-Centered Class Room Assessment. NewYork: Macmillan Publishing Company.

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara

Wulan, A.R. 2007. Pembekalan Kemampuan Performance Assessment Kepada Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inquiry. Disertasi Doktor kependidikan, Program studi Pendidikan FISIKA. Sekolah pascasarjana Universitas pendidikan Indonesia.

Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Zainul, A. 2001. Mengajar di Perguruan Tinggi. ”Alternative Assessment”. Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

21