BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik...
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan diuraikan
kedalam tiga sub judul yaitu setting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek
penelitian. Setting tempat akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya
penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai penentuan waktu/jadwal
penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan dibahas
mengenai kondisi siswa kelas 4yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 4 Sobo Kecamatan Geyer Kabupaten
Grobogan. SDN 4 Sobo terletak di 7 km dari kecamatan yaitu Kecamatan Geyer.
SDN 4 Sobo dekat dengan perlintasan kereta api pada batas bagian selatan, pada
bagian barat berbatasan dengan areal persawahan untuk bagian utara dan timur
berbatasan dengan pemukiman warga. Sebagai SD inti unit Sobo prasarana fisk
yang dimiliki sekolah ini meliputi 6 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 perpustakaan
dengan buku penjang yang cukup lengkap, 2 rumah dinas, tempat parkir dan
halaman sekolah cukup luas. Penelitian dilakukan di SDN 4 Sobo dikarenakan SD
tersebut mudah dijangkau karena letaknya cukup strategis.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2013/2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah
karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belejar mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu juga
disesuaikan dengan SK yang akan di ajarkan yaitu perubahan lingkungan fisik.
18
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Kegiatan
pelaksanaan
Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal PTK
2
SIKLUS I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3
SIKLUS II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 Pelaporan
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan februari sampai
dengan bulan Mei 2014. Pada bulan Februari dipergunakn peneliti untuk
mengadakan persiapan meliputi penyusunan proposal penelitian dan instrumen
yang diperlukan. Setelah itu pada bulan Maret minggu ke-3 setelah kegiatan UTS
semester II dan jeda, peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus
I. Pada minggu ke-4 peneliti melanjutkan penelitian tindakan kelas pada siklus II.
Pada bulan April sampai bulan Mei peneliti melakukan pengolahan data hasil
penelitian, membuat laporan hasil penelitian dan konsultasi laporan serta
persiapan ujian.
3.1.3 Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu siswa kelas 4 SDN 4 Sobo
pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Siswa kelas 4 SDN 4 Sobo berjumlah
24 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dengan
karakteristik yang heterogen. Tingkat kemampuan siswa bervariasi ada yang
kurang, ada pula yang sedang dan ada pula beberapa yang mempunyai
kemampuan di atas rata-rata. Sebagian besar berasal dari latar belakang yang
sama. Sebagian besar pekerjaan orang tua mereka adalah sebagai petani. Sehingga
siswa kurang mendapat dukungan orang tua hal belajar.
Penelitian ini dilakukan di kelas 4 pada mata pelajaran IPA karena hasil
belajar siswa masih rendah. Dari data ulangan IPA pada tes semester I tahun 2013
yang baru saja dilaksanakan masih banyalk siswa di SD tersebut yang mengalami
kesulitan dalam mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari rata – rata nilai mata
pelajaran IPA yang masih kurang dari KKM. Di SDN 4 Sobo telah ditetapkan
KKM untuk mata pelajaran IPA yaitu 75. Nampak terdapat 15 siswa dari 24 siswa
yang nilainya masih kurang dari KKM, dan hanya 9 siswa yang nilainya sudah
mencapai dan melebihi KKM yang ditentukan. Data tersebut menunjukkan bahwa
hanya 37,5% dari jumlah siswa yang sudah memenuhi nilai KKM dan 62,5% dari
jumlah siswa masih belum memenuhi KKM. Untuk meningkatkan hasil belajar
siswa tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran SAVI.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research) dengan mengunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc
Taggart yang terdiri dari empat tahapan tahap pelaksanaan.
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif
(Classroom Action Research) yang biasanya disingkat PTK. “PTK adalah
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/
meningkatkan mutu praktik pembelajaran” (Arikunto, 2009:58). Sedangkan
menurut Slameto (2009:106) penelitian kelas adalah suatu upaya untuk
menjelaskan berbagai aspek dari hubungan antar-ketergantungan materi- subjek,
pembelajaran dan pengajaran sehubungan dengan isu totalitas dan logika internal
dari tugas sosial mengkontruksi pengetahuan dar proses belajar mengajar.
Kasbolah (2006:9) penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya
guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki keadaan yang tidak/kurang memuaskan dan atau untuk
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan
kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan.
3.2.2 Desain Penelitian
Desain penelitian ini berdasarkan konsep pokok penelitian tindakan
menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2006:66) terdiri atas 4 tahapan,
keempat tahapan itu meliputi, (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan
tindakan (acting), (3) observasi (observating), dan (4) refleksi (reflecting).
Sesudah suatu siklus telah diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi,
kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam
bentuk siklus tersendiri. Adapun penjelasan untuk masing –masing tahap adalah
sebagai berikut:
Gambar 3.1 Model spiral Kemmis dan Mc Taggart
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian
tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang
melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Hal
ini dilakukan untuk mengurangi unsur subjetivitas pengamatan serta mutu
kecermatan amatan yang dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti
menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus
untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Pada tahap pelaksanaan ini harus sesuai apa yang sudah dirumuskan dalam
rancangan. Keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan
secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.
Tahap 3 : Pengamatan (observating)
Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat.
Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan
penelitian tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan
sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung pada waktu yang sama.sambil
melakukan pengamatan balik ini, juga dilakukan kegiatan mencatat sedikit demi
sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus
berikutnya.
Tahap 4 : Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini dilaksanakan sesudah selesai melakukan
tindakan. Kemudian guru pelaksana berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Jika penelitian ini dilakukan
melalui beberapa siklus, maka dalam refleksis menjadi pertimbangan untuk
melakukan tindakan siklus berikutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk
siklus, yaitu satu putaran kegiatan yang berurutan yang kembali kelangkah. Jadi
sebuah siklus terdiri dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi.
3.3 Variabel yang akan Diteliti
Menurut Sugiyono (2013:60) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua variabel yaitu:
a) Variabel Bebas (X)
Variabel bebas yang sering disebut variabel independen merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat (variabel dependen). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas yaitu model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual,
Intelektual).
b) Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat (variabel dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas ( variabel independen).
Variabel terikat yang akan dipengaruhi variabel terikat yaitu hasil belajar IPA
kelas 4. Dalam hal ini hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah
melakukan proses belajar mengajar di kelas yang telah diajarkan oleh guru. Hasil
belajar digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran.
3.4 Rencana Tindakan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Desain penelitian didasarkan pada konsep
pokok penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137)
menyatakan bahwa ada empat tahap tindakan utama dalam penelitian tindakan
diantaranya adalah perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(Observing) dan refleksi (reflecting). Berikut ini rincian dari keempat tahapan
penelitian tindakan kelas:
Siklus I meliputi:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan
tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran SAVI.
Tahap perencanaan meliputi :
1) Membuat rancangan pembelajaran siklus I pokok bahasan “perubahan
lingkungvan fisik”.
2) Membuat pedoman observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
3) Menyusun alat evaluasi untuk menyaring data prestasi siswa;
4) Merencanakan dan melaksanakan diskusi dengan kolaborator untuk
melihat perkembangan aktivitas siswa dan guru selama kegiatan
belajar-mengajar berlangsung.
5) Mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan.
6) Merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa.
7) Menetapkan lokasi objek serta lamanya waktu pengamatan/ observasi.
Berikut merupakan lokasi objek dan lamanya waktu yang direncanakan
dalam observasi:
a) Lokasi objek observasi: Lingkungan sekitar sekolah
b) Alokasi waktu: 25 menit
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran
sesuai dengan perencanaan. Observasi ini dilakukan oleh observer untuk
mengamati dan menilai pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI yang
dilakukan guru atau peneliti ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada
tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
skenario yang telah di rencanakan, antara lain :
Pertemuan pertama
1) Kegiatan Awal ( 10 menit )
a. Guru mengucapakan salam
b. Menyiapkan siswa untuk belajar
c. Guru menyiapkan media pembelajaran
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
e. Apersepi : Anak-anak tadi jalan kaki atau naik sepeda ? Bagaimana
situasi jalan dari rumahmu sampai sekolah.
2) Kegiatan Inti (50 Menit )
Eksplorasi
a. Memperlihatkan video suasana hujan disertai angin kencang.
b. Siswa mengamati video yang ditampilkan guru. (Visual, Intelektual)
c. Guru mengadakan tanya jawab hubungannya dengan video yang
ditampilkan guru. (Auditoty, Intelektual)
Elaborasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing. (Somatis)
c. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. (Auditory)
d. Guru membagikan lembar kerja hubungannya dengan perubahan
lingkungan yang disebabkan oleh angin dan hujan . (Intelektual)
e. Siswa melakukan percobaan tentang angin dan hujan. (Somatis,
Auditory, Visual, Intelektual)
f. Siswa secara berkelompok menuliskan hasil percobaanya. ( Visual,
Intelektual)
g. Siswa secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
. (Somatis, Auditory)
h. Kelompok yang lain menanggapi apabila ada hal yang tidak jelas
dengan presentasi yang maju. (Auditory, Intelektual)
i. Guru memberikan masukan apabila siswa mengalami kesulitan dalam
presentasi. (Auditory)
Konfirmasi
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
(Auditory, Intelektual)
b. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Perubahan
lingkungan fisik yang disebabkan oleh angin dan hujan. (Auditory,
Intelektual)
3) Kegiatan penutup (10 menit)
a. Guru memberikan penguatan penerapan
b. Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan berikutnya
c. Guru menutup kegiatan pembelajaran
Pertemuan Kedua
1) Kegiatan Awal ( 10 menit )
a. Guru mengucapakan salam
b. Menyiapkan siswa untuk belajar
c. Guru menyiapkan media pembelajaran
d. Apersepi : Siapa yang pernah mencuci baju ? Supaya lekas kering apa
yang kalian lakukan ?.
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
2) Kegiatan Inti (50 Menit )
Eksplorasi
a. Guru bertanya jawab tentang pengaruh cahaya matahari yang
menguntungkan dan merugikan. (auditory, Intelektual)
Elaborasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing. (Somatis)
c. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. (Auditory)
d. Guru membagikan beberapa potong gambar yang berhubungan dengan
pengaruh cahaya matahari yang menguntungkan dan merugikan .
(Intelektual)
e. Siswa berkelompok merangkai beberapa potongan gambar yang
diberikan oleh guru. (Somatis, Auditory, Visual, Intelektual)
f. Siswa secara berkelompok menggambar sesuai dengan apa yang telah
disusunnnya. (Somatis, Auditory, Visual, Intelektual)
g. Siswa secara bergantian mempresentasikan hasil karyanya di depan
kelas . (Somatis, Auditory)
h. Kelompok yang lain menanggapi apabila ada hal yang tidak jelas
dengan presentasi yang maju. (Auditory, Intelektual)
i. Guru memberikan masukan apabila siswa mengalami kesulitan dalam
presentasi. (Auditory)
Konfirmasi
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
(Auditory, Intelektual)
b. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Perubahan
lingkungan fisik yang disebabkan oleh matahari. (Auditory,
Intelektual)
3) Kegiatan penutup (10 menit)
a. Guru memberikan pengutan penerapan
b. Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan berikutnya
c. Guru menutup kegiatan pembelajaran
Pertemuan Ketiga
1) Kegiatan Awal ( 10 menit )
a. Guru mengucapakan salam
b. Menyiapkan siswa untuk belajar
c. Guru menyiapkan media pembelajaran
d. Apersepi : Pernahkan kalian pergi ke pantai ? apa saja yang kalian lihat
disana ?.
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
2) Kegiatan Inti (50 Menit )
Eksplorasi
a. Guru bertanya jawab tentang pengaruh gelombang laut terhadap
lingkungan fisik. (auditory, Intelektual)
Elaborasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing. (Somatis)
c. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. (Auditory)
d. Siswa berkelompok mengamati kegiatan demontrasi yang dilakukan
oleh guru. (Somatis, Auditory, Visual, Intelektual)
e. Siswa secara berkelompok menuliskan hasil yang lakukan dari hasil
pengamatan.(Visual, Intelektual)
Konfirmasi
a. Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
c. Siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi, dapat
mengumpulkan lembar jawabannya kepada guru.
3) Kegiatan penutup (10 menit)
a. Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan berikutnya
b. Guru menutup kegiatan pembelajaran
c. Pengamatan (observing )
1) Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas mengamati pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan siswa sesuai skenario pembelajaran yang telah
direncanakan.
2) Pengamat mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru
dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3) Pengamat mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan hasil
pengamatan.
d. Refleksi ( reflekting )
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah di capai dari
proses pembelajaran. Melakukan analisis terhadap temuan - temuan yang berupa
hambatan, dan kekurangan yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai
masukan untuk siklus ke II.
Rencana Siklus II
Pada siklus II kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada
siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu
yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian, sehingga terdapat
kemungkinan pembelajaran dilakukan kurang dari tiga pertemuan. Siklus II
merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus
sebelumnya.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian perlu dilakukan untuk memperoleh
data atau informasi. Teknik dan instrumen pengumpulan data memiliki makna
yang berbeda. Teknik pengumpulan data dapat artikan cara atau prosedur yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumen pengumpul data
adalah instrumen atau perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini antara lain:
a. Teknik tes
“Tes merupakan prosedur penggukuran yang sengaja dirancang secara
sistematis, untuk mengukur indikator/kompetensi tertentu, dilakukan prosedur
administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik” Slameto dkk
(2011:4.5). Tes dalam penelitian ini dilaksanakan pada akhir pembelajaran pada
siklus I dan II. Bentuk istrumen tes ini berupa lembar evaluasi pada akhir
pembelajaran.
b. Teknik nontes
a) Observasi
Obsevasi merupakan kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk
mengetahui seberapa besar efek tindakan yang telah tercapai. Menurut
Sugiyono (2013:203) teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan
bila, penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam observasi
penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan ketrampilan
guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model SAVI.
b) Dokumentasi
“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen rapat, surat kabar,
majalah, prasasti, agenda dan sebagainya” (Arikunto, 2012: 206).
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar nama
siswa dan nilai awal IPA sebelum dilakukan penelitian. Dari data tersebut
dapat diketahui kemampuan awal siswa, sehingga dapat digunakan sebagai
perbandingan setelah penelitian dilakukan.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui hasil belajar di kelas 4 dalam mata pelajaran IPA di SDN 4 Sobo
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobongan setelah mengunakan model
pembelajaran SAVI adalah:
1) Tes
Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes pilihan ganda. Tes
pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah
kognitif. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses
belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus yang
memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian.
Kisi-kisi intrumen tes untuk mengukur hasil belajar IPA disusun berdasarkan
Standar Kompetensi 10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan. Kompetensi Dasar 10.1 Mendeskripsikan
berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari,
dan gelombang air laut) terdapat pada kisi-kisi soal siklus I dan 10.2
Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi,
abrasi, banjir, dan longsor) serta 10.3 Mendeskripsikan cara pencegahan
kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) terdapat pada kisi-kisi
soal siklus II. Lebih lengkapnya kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil
belajar IPA dapat dilihat pada tabel 3.2 dan 3.3 berikut ini:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Evaluasi Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator No. Item
Jumlah
item
10.
Memahami
perubahan
lingkungan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
daratan
10.1 Mendeskripsikan
berbagai penyebab
perubahan lingkungan
fisik (angin, hujan,
cahaya matahari, dan
gelombang air laut)
Mengidentifikasi pengaruh angin yang menguntungkan. 11, 12, 15, 16,
17, 18, 19, 20,
21
9
Mengidentifikasi pengaruh angin yang merugikan 2, 3, 4, 5 4
Mengidentifikasi pengaruh hujan yang menguntungkan. 1, 22 2
Mengidentifikasi pengaruh hujan yang merugikan. 6, 13, 14, 23,
24, 25
6
Mengidentifikasi pengaruh matahari yang menguntungkan 8, 27, 28, 29 4
Mengidentifikasi pengaruh matahari yang merugikan 7, 26, 31, 35 4
Mengidentifikasi pengaruh gelombang air laut terhadap lingkungan
fisik
9, 10, 30, 32,
33, 34
6
JUMLAH 35 35
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Evaluasi Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator No. Item
Jumlah
item
10.
Memahami
perubahan
lingkungan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
daratan
10.2 Menjelaskan
pengaruh perubahan
lingkungan fisik
terhadap daratan
(erosi, abrasi, banjir,
dan longsor)
Mendiskripsikan pengaruh (erosi, abrasi, banjir, longsor, gempa
dan gunung meletus) terhadap perubahan lingkungan fisik daratan
1, 2, 5, 11, 13,
21, 26, 34, 35
9
10.3 Mendeskripsikan
cara pencegahan
kerusakan lingkungan
(erosi, abrasi, banjir,
dan longsor)
Menyebutkan cara penanganan kerusakan lingkungan akibat gempa
bumi dan gunung meletus
6, 7, 8, 9, 10,
12,17, 29
8
Mengidentifikasi cara pencegahan kerusakan lingkungan (banjir,
abrasi, erosi, dan tanah longsor).
4, 14, 15, 16,
18, 22, 23, 27,
28, 30, 31, 33
12
Menerapkan kegiatan pencegahan kerusakan lingkungan 3, 19, 20, 24,
25, 32
6
JUMLAH 35 35
2) Lembar Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan proses
pembelajaran. Dalam lembar observasi berisi tentang hal-hal yang dapat
mengukur aktivitas siswa dan ketrampilan guru dalam pembelajaran yang
dilakukan dengan mengunakan model pembelajaran SAVI. Lembar observasi
diisi oleh observer dengan cara memberikan tanda centang pada kolom skor.
Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala Likers) yaitu skor 4-1, skor yang
menunjukkan sikap positif. Skor 4 baik sekali, 3 baik, 2 cukup dan i kurang.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Kegiatan Mengajar Guru
Kegiatan
Pembelajaran
SAVI
Indikator No
Tahap
persiapan
Guru mengecek kesiapan ruang, alat, dan media
pembelajaran 1
Guru memeriksa kesesuaian lokasi pembelajaran 2
Guru membimbing siswa untuk berdoa 3
Guru mengabsen siwa 4
Guru memeriksa kesiapan siswa 5
Tahap inti
pembelajaran
Guru menciptakan lingkungan yang positif 6
Guru memberikan tujuan pembelajaran yang jelas
dan bermakna 7
Guru memberikan pertanyaan yang memberi
manfaat positif tentang pembelajaran IPA
merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan
tidak sulit.
8
Guru membangkitkan rasa ingin tahu (auditori/A,
intelektual/I) 9
Guru mengajak pembelajar / siswa terlibat penuh
sejak awal dengan membimbing berkomunikasi
langsung dengan siswa selama pembelajaran
10
Guru memberi kesempatan kepada siswa melakukan
pengamatan fenomena dunia nyata(visual/V) 11
Guru melakukan uji coba kolaboratif dengan
berbagai pengetahuan dengan siswa dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan
(auditori/A dan intelektual/I)
12
Guru melaksanakan kegiatan belajar yang
melibatkan seluruh otak, seluruh tubuh (somatic/S,
auditori/A, visual/V, intelektual/I)
13
Guru menciptakan proyek belajar berdasarkan
kemitraan / kelompok dan berdasar tim (somatis/S,
auditori/A, visual/V, intelektual/I). 14
Guru memberikan masukan pada proyek belajar
berdasarkan kemitraan / kelompok 15
Guru memberikan umpan balik 16
Guru membantu siswa membuat kesimpulan 17
Tahap penutup
pembelajaran
Guru memberikan penguatan penerapan 18
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan
berikutnya 19
Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup 20
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Kegiatan Belajar Siswa
Kegiatan
Pembelajaran
SAVI
Indikator No
Pra
pembelajaran
Mempersiapkan perlengkapan belajar 1
Antusias mengikuti pembelajaran 2
Tahap
persiapan
Memperhatikan secara seksama ketika guru
menjelaskan tujuan pembelajaran 3
Menjawab apersepsi dari guru 4
Muncul rasa ingin tahu dari pertanyaan yang
disampaikan guru 5
Terlibat penuh sejak awal dengan aktif bertanya 6
Tahap inti Melakukan kerja kelompok 7
pembelajaran Melakukan pengamatan tentang fenomena dunia
nyata secara kelompok 8
Adanya interaksi positif antar siswa 9
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan berkelompok 10
Berfikir untuk memecahkan masalah 11
Bertanya jawab dengan guru dari pembelajaran yang
sudah dilakukan 12
Membuat kesimpulan dari materi yang telah
diajarkan 13
Tahap penutup
pembelajaran
Merefleksikan pembelajaran 14
Menjawab salam penutup dari guru 15
3.6 Validitas dan Reliabilitas
Sesuatu yang penting yang harus dilakukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian kepada siswa adalah menguji alat / instrumen penilaian.
Istrumen yang baik apabila memenuhi syarat ketepatan (valid) dan konsisten
(reliabilitas). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama.
3.6.1 Uji Validitas
Validitas yaitu ketepatan yang mengukur yang dimiliki oleh sebutir item
untuk mengukur apa yang seharusnya oleh Sudijono (Slameto dkk 2011:8.10). Uji
validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap
item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI. Untuk mengetahui
validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas 4
SDN 1 Sobo Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Untuk mengetahui valid
dan tidak suatu item dapat digunakan SPSS 17.0 for Windows, suatu item
instrument penelitian dianggap valid jika koefisien corrected item to total
correlation ≥ 0,344. Penetapan koefisien korelasi (r) terdapat didasarkan table
nilai –nilai r product moment berdasarkan jumlah siswa. Dari table nilai-nilai r
product moment diperoleh nilai validitas sebesar 0,344 untuk responden
berjumlah (N) = 33 dan dengan taraf signifikan sebesar 5% (Sugiyono, 2010:373).
Hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.6 dan 3.7
Tabel 3.6
Hasil Validitas Item Soal Siklus I
Jumlah Soal Valid Valid tidak dipakai
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30 ,31, 32, 33,
34, 35
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28, 29,
32
13 ,17, dan 28
Tabel 3.7
Hasil Validitas Item Soal Siklus II
Jumlah Soal Valid Valid tidak dipakai
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30 ,31, 32, 33,
34, 35
2, 7, 8, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 32, 33,
34, 35
15 dan 35
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil
pengukuran yang konstran atau ajeg (Slameto dkk 2011:8.12). Secara sederhana
reliabel digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama.
Pengujian Reliabilitas biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Untuk
menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang
dikemukakan oleh Sekaran (Priyatno, 2010:98) dalam Tabel 3.8
Tabel 3.8
Tingkat Reliabilitas Instrument
Indeks Kriteria
α ≥ 0.8
α ≥ 0.7
α ≤0.6
Reliabilitas baik
Reliabilitas dapat
diterima
Reliabilitas kurang baik
3.7 Uji Taraf Kesukaran
Sebelum peneliti mengadakan evaluasi pada tiap siklus peneliti membuat
soal tes. Tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kualitas soal
dari lembar tes harus memenuhi validitas (ketepatan) dan reliabelitas (keajengan).
Selain itu yang terpenting dalam menentukan kualitas soal adalah tingkat
kesukaran soal. Dalam lembar tes yang dibuat harus ada keseimbangan tingkat
kesukaran dari butir soal sedang, mudah dan sukar.
Nilai tingkat kesukaran (TK) suatu item intrumen dapat ditentukan dengan
membagi antara jumlah siswa menjawab benar dengan jumlah siswa peserta tes
yang dapat dirumuskan sebagai berikut (Purwanto, 2013:99).
TK = ∑𝑩
∑ 𝑷
Keterangan :
TK = Tingkat kesukaran
∑ B = jumlah siswa menjawab benar
∑ P = Jumlah siswa peserta tes
Nilai tingkat kesukaran suatu item instrument merentang antara 0 sampai
1. Apabila tingkat kesukaran meliputi sukar sedang, dan mudah, maka kriteria
tingkat kesukaran instrument meliputi (Purwanto, 2013:201):
Tabel 3.9
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrument
Rentang Kriteria
0,00 – 0,32 Sukar
0,33 – 0,66 Sedang
0,67 - 1,00 Mudah
Purwanto (2013:100) menjelaskan nilai tingkat kesukaran suatu item
instrumen sebesar 0 terjadi apabila semua siswa menjawab salah, sebaliknya nilai
tingkat kesukaran sesuatu item instrument sebesar 1 terjadi apabila semua siswa
menjawab benar. Item instrumen sebaiknya berkriteria sedang, karena apabila
item instrument terlalu mudah dan terlalu sukar, maka instrument tidak dapat
membedakan kemampuan siswa.
Hasil analisis tingkat kesukaran item soal diujikan pada siswa kelas 4
SDN 1 Sobo dengan jumlah kesuluruhan responden 33 siswa adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.10
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,32 Sukar 14, 22, dan 24 3
0,33 – 0,66 Sedang 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 21, 23, 25, 26, 27,
29, dan 32
14
0,67 -1,00 Mudah 1, 2, 3, 11, 12, 15, 16, dan 20 8
Total 25
Dari data tabel analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan
bahawa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 25 soal terdapat 3 soal dengan kategori sukar, 14 soal dengan kategori
sedang, dan 8 soal dengan kategori mudah.
Tabel 3.11
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,32 Sukar 31, 32, dan 34 3
0,33 – 0,66 Sedang 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27, dan 28
16
0,67 -1,00 Mudah 2, 7, 8, 29, 30 dan 33 6
Total 25
Dari data tabel hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 25 soal terdapat 3 soal dengan kategori sukar, 16 soal dengan kategori
sedang, dan 6 sola dengan kategori mudah.
3.8 Analisis Data
Teknik untuk menganalisis data dari hasil observasi dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Sedangkan tes hasil belajar
dianalisis dengan menggunakan analisis rata-rata, presentase ketuntasan belajar
secara klasik. Berikut ini rumus untuk mengukur rata-rata, presentase ketuntasan
secra klasikal dan daya serap klasikal:
a. Mengukur rata-rata
X = Σ x
𝑵
Keterangan:
X = nilai rata-rata
Σ x = jumlah nilai yang diperoleh
N = jumlah siswa
b. Presentase ketuntasan belajar secara klasikal
KB = 𝑁𝑆
𝑁 x 100 %
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar
NS = jumlah nilai yang diperoleh
N = jumlah siswa
Sedangkan untuk aktivitas siswa dan ketrampilan guru dibagi menjadi
lima kategori yaitu tinggi, sedang, rendah kurang, sangat rendah. Sebelum itu
dilakukan penilaian terhadap perolehan skor pada lembar obsevasi dengan rumus
presentase.
Rumus presentase
Presentase = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 %
Selanjutnya hasil persentase lembar observasi dikonversikan pada tabel
kualifikasi. Berikut ini disajikan tabel kualifikasi hasil persentase skor observasi
aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran di kelas menurut
pendapat Arikunto (2007:245):
Tabel 3.12
Kualifikasi Persentase Skor Observasi
Presentase skor yang diperoleh Kategori
80% ≤ μ ≤100% Tinggi
60% ≤ μ ≤79% Sedang
40% ≤ μ ≤59% Rendah
20% ≤ μ ≤39% Kurang
0% ≤ μ ≤19% Sangat rendah
3.9 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 4 SDN
4 Sobo dengan menggunakan model pembelajaran pada mata pelajaran IPA
meliputi indikator proses dan hasil dijabarkan sebagai berikut:
a. Indikator Proses
Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari tindakan yang
dilakukan oleh guru kepada siswa dalam menerapkan model pembelajaran
SAVI pada mata pelajaran IPA. Kinerja guru dan aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran SAVI
dapat dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan secara signifikan
minimal dengan kualifikasi B ( Baik) dengan skor antara 80% ≤ NR ≤
90%.
b. Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPA. Penerapan
model pembelajaran SAVI dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar IPA
apabila siswa mengalami ketuntasan belajar individu ≥ 75 atau mengalami
ketuntasan belajar klasikal sebesar 80% dari 24 siswa.