BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode...
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Pendapat Winarno Surakhmad (1995:131) metode merupakan cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya untuk menguji
serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknis atau alat tertentu.
Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1997:4) seorang tokoh bidang penelitian
memberikan pengertian metode sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu kebenaran pengetahuan, usaha
mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Sesuai dengan
tujuannya yakni untuk menguji suatu hipotesis maka peneliti menggunakan
Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK adalah suatu penelitian berbasis kelas. Penelitian Tindakan Kelas dapat
dilakukan mandiri atau secara kolaboratif, baik dengan teman sejawat, kepala
sekolah, dosen dan pihak-pihak lain yang relevan dengan Penelitian Tindakan
Kelas. Sudah lebih dari 10 tahun yang lalu Penelitian Tindakan Kelas dikenal dan
ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam Bahasa Inggris adalah
Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang
terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.
Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga
pengertian yang dapat diterangkan.
1. Penelitian : Menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan : Menunjukkan pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
untuk siswa.
3. Kelas : Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula.
17
Penggabungan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2)
tindakan, (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa. Adapun ciri-ciri khusus dari Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah sebagai berikut:
a. Adanya tindakan (action) yang nyata dari guru atau mahasiswa, karena
keduanya melaksanakan dua peran yaitu sebagai guru model dan sebagai
peneliti.
b. Tindakan itu dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pendidik atau peneliti.
c. Untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis.
d. Apa masalah, mengapa terjadi, dan bagaimana memecahkan masalah.
3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan
tahapan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang
lazim dilalui, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4)
Refleksi. Adapun penjelasan untuk masing-masing tahapannya adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Pertama: Menyusun rancangan tindakan (planing)
Dalam hal ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang
ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Jika yang
digunakan dalam penelitian ini bentuk terpisah maka peneliti dan pelaksana,
harus melakukan kesepakatan terlebih dahulu. Dikarenakan pelaksana guru
peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan
kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera dan
kepentingan guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara
wajar, realistis dan dapat dikelola dengan mudah.
2. Tahap kedua: Pelaksanaan Tindakan (acting)
Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini
guru pelaksana harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.
18
3. Tahap ketiga: pengamatan (observing)
Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu
tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang
sama.
4. Tahap ke empat: Refleksi (Reflecting)
Tahap ke empat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini dilakukan ketika guru pelaksana sudah
selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
3.3. Latar Penelitian
3.3.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri Kauman Lor 01
Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang Jawa Tengah. Penulis mengambil lokasi
atau tempat ini dikarenakan tempatnya yang tidak terlalu jauh, sehingga dapat
lebih mudah menjangkau sekolah tersebut. Penelitian dilakukan di kelas IV SD
Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
3.3.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 18 Maret 2016 sebagai proses penelitian
siklus pertama yang dilakukan dalam dua kali pertemuan dan pada tanggal 7 April
2016 sebagai proses siklus kedua yang dilakukan hanya satu kali pertemuan saja.
3.3.3 Subjek Penelitian
Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Kauman Lor
01 Kabupaten Semarang, Jawa Tengah berjumlah 25 siswa, terdiri dari 10 siswa
laki-laki dan 15 siswa perempuan, pada semester II tahun pelajaran 2015/2016.
Karakteristik siswa kelas IV SD Negeri Kauman Lor 01 dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Siswa tergolong pandai ada 4 orang anak
2. 15 siswa berkemampuan rata-rata
3. 6 siswa berkemampuan rendah
19
Karakteristik siswa seperti diatas, dapat dikemukakan bahwa dalam proses
pembelajaran yang berlangsung setiap hari hanya siswa-siswa yang tergolong
pandai saja yang biasanya aktif dan siswa yang berkemampuan rendah biasanya
sangat tergantung pada siswa lain yang aktif.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011).
a. Variabel Bebas (X)
Menurut Sugiyono (2011) “Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat”. Variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah penggunaan
model pembelajaran problem based learning dan metode demonstrasi.
b. Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y)’Variabel Terikat adalah variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Yang
menjadi variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam pokok bahasan “Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi
dan Benda Langit”.
3.5 Definisi Variabel
Definisi masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Upaya peningkatan, memiliki arti sebagai usaha secara terprogram dan terarah
untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Hasil belajar menurut Nawawi dalam K.Brahim (2007:39) adalah sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam memperlajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes pada materi
pelajaran IPA.
3. Model Problem Based Learning dan Metode Demonstrasi:
a. Model Problem Based Learning menurut Pannen (2001:85) mengatakan
dalam model pembelajaran PBL , siswa diharapkan untuk terlibat dalam
20
proses penelitian yang mengaharuskannnya untuk mengidentifikasi
permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut
untuk pemecahan masalah. Smith & Ragan (2002:3), seperti dikutip
Visser, mengatakan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan
PBL merupakan usaha untuk membentuk suatu proses pemahaman isi
suatu mata pelajaran pada seluruh kurikulum.
b. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, sistuasi,
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun
tiruannya, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode
demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pembelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam, seghingga membentuk pengertian dengan
baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa
yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
3.6 Rencana Tindakan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, langkah-langkah atau prosedur
umum yang dapat dilakukan meliputi :
1. Pengembangan atau penetapan fokus masalah penelitian
2. Perencanaan tindakan perbaikan
3. Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi
4. Analisis dan refleksi
5. Perencanaan tindak lanjut
Untuk lebih jelasnya langkah-langkah tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Pengembangan atau Penetapan Fokus Penelitian
2. Merasakan adanya masalah
Permasalahan yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas harus benar-
benar merupakan masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran
21
yang dikelolanya, bukan masalah yang disarankan, apalagi disarankan oleh pihak
luar. Permasalahan tersebut dapat bersumber dari siswa, guru, bahan ajar,
kurikulum, hasil belajar, dan interaksi pembelajaran.
a. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini yang penting dilakukan adalah menghasilkan gagasan-gagasan
awal mengenai permasalahan aktual yang dialami guru di kelas. Berangkat
dari gagasan awal tersebut guru dapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki
keadaan dengan menggunakan PTK.
b. Analisis Masalah
Setelah memperoleh sekian banyak permasalahan melalui proses identifikasi,
maka selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah-masalah tersebut
untuk menentukan urgensi mengatasinya. Dalam hal ini nantinya akan
ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi.
c. Perumusan Masalah
Setelah menetapkan fokus penelitian, maka perlu dilakukan perumusan
masalah secara lebih jelas, spesifik dan operasional. Tahapan-tahapan diatas
akan membentuk sebuah siklus dan siklus tersebut diulang dengan perbaikan-
perbaikan yang diperlukan dan kemudian mengarah pada pencapaian hasil
yang diharapkan dalam suatu kegiatan PTK yang dilakukan. Penelitian ini
dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang
terdiri dari dua siklus dan dengan beberapa langkah-langkah kegiatan.
3.6.1 Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi masalah
2) Menyusun rencana pembelajaran perubahan kenampakan permukaan bumi
dan benda langit.
3) Memilih dan menentukan pendekatan dan model pembelajaran yang tepat
yaitu penggunaan Model Problem Based Learning dengan berbantuan Metode
Demonstrasi.
22
4) Mempersiapkan alat peraga dan media berupa sebuah gambar yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
5) Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru
beserta indikatornya (lampiran hal.91-93).
6) Merancang dan menyusun lembar soal evaluasi (lampiran hal.80).
a. Tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan sesuai dengan
skenario pembelajaran meliputi 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan penutup. Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
1) Memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama.
2) Membuka pelajaran meliputi tujuan pembelajaran dan materi yang akan
disampaikan.
3) Guru memberikan sebuah gambar berupa gambaran awal sebuah hutan
yang hijau dan rimbun, kemudian memberikan beberapa gambar lain
berupa gambar hutan yang terbakar, gambar hutan yang gundul dan yang
terakhir adalah gambar terjadinya longsor.
4) Setelah guru selesai memberikan beberapa gambar kemudian guru
meminta siswa untuk menceritakan setiap gambar yang sudah diberikan
serta menanyakan apa sebenarnya masalah yang terjadi dan akibat yang
muncul sehingga menyebabkan timbulnya masalah.
5) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok 5 siswa)
untuk berdiskusi.
6) Guru menjelaskan bagaimana cara mengerjakan tugas kelompok yang
sudah dibagikan beberapa gambar yang berbeda-beda.
7) Guru membimbing dan membantu siswa dalam menyelesaikan tugas
kelompok.
8) Siswa mempresentasikan hasil dari diskusi kelompoknya.
9) Membahas hasil diskusi secara bersama-sama.
10) Melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi yang belum
dimengerti.
23
11) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan.
12) Guru membagikan soal tes tertulis (pilihan ganda dan uraian) untuk
dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman
dan tingkat keberhasilan belajar siswa.
13) Pemantapan dan tindak lanjut dengan mendorong siswa untuk kembali
mempelajari materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
b. Observasi
Pada tahap pengamatan pembelajaran tentang perubahan kenampakan
permukaan bumi dan benda langit dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru beserta indikatornya.
Adapun aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
1. Perilaku Guru
a. Guru memberikan sebuah gambaran permasalahan yang menyebabkan
perubahan kenampakan permukaan bumi.
b. Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar.
c. Guru membimbing penyelidikan siswa tentang masalah perubahan
kenampakan permukaan bumi.
d. Guru mengembangkan dan membantu menyajikan hasil karya dari
setiap kelompok.
e. Guru menganalisis dan mengevaluasi proses bagaimana setiap
kelompok memecahkan masalah.
2. Perilaku Siswa
a. Siswa secara berkelompok mengurutkan beberapa gambar yang
menjadi masalah dari perubahan kenampakan permukaan bumi.
b. Siswa menceritakan awal dari permasalahan bagaimana awal
terjadinya perubahan kenampakan permukaan bumi.
c. Siswa menuliskan solusi bagaimana untuk mengurangi akibat dari
adanya perubahan kenampakan permukaan bumi.
d. Siswa mempresentasikan hasil dari kerja kelompoknya.
e. Siswa mengomentari hasil diskusi dari kelompok lain.
24
d. Refleksi
Dari hasil observasi peneliti bersama teman sejawat mengadakan refleksi
untuk mengetahui kebaikan dan kekurangan pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran. Adapun kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran siklus I
adalah sebagai berikut :
1. Kekurangan :
a) Saat menyampaikan tujuan pembelajaran seharusnya ditulis di depan kelas
dan tidak hanya disampaikan saja.
b) Penyampaian materi masih kurang sesuai.
c) Dalam pembagian kelompok sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu apa
yang akan dikerjakan dalam kelompok tersebut, agar sisa tidak gaduh saat
berkelompok.
d) Belum semua anak beraktivitas dan berpendapat.
e) Soal sebaiknya harus disesuaikan kembali dengan indikator pembelajaran.
2. Kebaikan :
a) Penyampaian materi yang cukup baik.
b) Siswa mampu berdiskusi dengan baik.
c) Penggunaan media dan alat peraga dalam pembelajaran yang menarik.
Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk
mengevaluasi guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil evaluasi
digunakan untuk merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan
materi yang berbeda namun masih dalam satu bab pembelajaran.
3.6.2 Siklus II
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan materi yang berbeda yaitu
tentang perubahan kenampakan benda langit.
25
b) Memilih dan menetukan pendekatan serta model pembelajaran yang tepat
yaitu Model Problem Based learning dengan berbantuan Metode
Demonstrasi.
c) Mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan dalam perbaikan
pembelajaran.
d) Menyusun lembar kerja siswa.
e) Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru
beserta indikatornya.
f) Merancang dan menyusun soal evaluasi.
2. Tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan indikator yang berbeda
namun masih berkesinambungan yaitu tentang perubahan kenampakan benda
langit, berikut adalah langkah-langkahnya:
1) Memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama.
2) Membuka pelajaran meliputi tujuan pembelajaran dan materi yang akan
disampaikan.
3) Menuliskan judul materi serta tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
4) Memberikan motivasi kepada siswa berupa beberapa pertanyaan mengenai
jenis-jenis benda langit.
5) Beberapa siswa melakukan sebuah percobaan yang mengarah pada sebuah
permasalahan, yaitu mengenai perubahan kenampakan benda langit
terutama pada perubahan fase bulan.
6) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok 3 siswa)
untuk berdiskusi.
7) Guru menjelaskan bagaimana cara mengerjakan tugas kelompok yang
sudah dibagikan dalam bentuk lembar kertas (dilampirkan pada hal.)
8) Guru membimbing dan membantu siswa dalam menyelesaikan tugas
kelompok.
26
9) Siswa mempresentasikan hasil dari diskusi kelompoknya.
10) Membahas hasil diskusi secara bersama-sama.
11) Melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi yang belum
dimengerti.
12) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan.
13) Guru membagikan soal tes tertulis (pilihan ganda dan uraian) untuk
dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman
dan tingkat keberhasilan belajar siswa.
14) Pemantapan dan tindak lanjut dengan mendorong siswa untuk kembali
mempelajari materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
3. Observasi
Tahap dalam pengamatan perbaikan pembelajaran tentang perubahan
kenampakan benda langit dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru beserta indikatornya. Adapun aspek-
aspek yang diamati sebagai berikut :
a) Perilaku Guru
b) Guru memberikan sebuah gambaran permasalahan mengenai perubahan
kenampakan benda langit.
c) Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar.
d) Guru membimbing diskusi siswa tentang bagaimana proses perubahan
kenampakan benda langit.
e) Guru mengembangkan dan membantu menyajikan hasil karya dari setiap
kelompok.
f) Guru menganalisis dan mengevaluasi proses bagaimana setiap kelompok
memecahkan masalah.
g) Guru mengarahkan pada kesimpulan bersama.
h) Perilaku Siswa
i) Siswa secara langsung mengajukan pertanyaan dan melakukan diskusi dalam
memecahkan masalah.
27
j) Siswa menceritakan permasalahan bagaimana awal terjadinya perubahan
benda langit.
k) Siswa mendengarkan dan memahami pendapat orang lain.
4. Refleksi
Hasil observasi peneliti mengadakan refleksi untuk mengetahui kebaikan
dan kekurangan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Secara umum
hampir semua aspek yang menjadi fokus pengamatan yaitu berupa kekurangan-
kekurangan pada pembelajaran siklus I telah dilaksanakan dengan baik oleh
peneliti pada perbaikan pembelajaran siklus II. Keberhasilan perbaikan
pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
a) Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran sudah ditulis di depan papan tulis.
b) Penyampaian materi sudah cukup baik.
c) Sudah hampir semua atau bisa dikatakan 75% siswa ikut berpastisipasi dan
aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk
mengevaluasi guru dan siswa selama pembelajaran. hasil evaluasi dipergunakan
sebagai dasar untuk menyusun laporan.
3.7 Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang dipakai adalah dalam bentuk tes. Tes adalah
serangkaian pernyataan, latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Tes dalam penelitian ini merupakan buatan guru. Tes
digunakan karena dianggap sebagai alternative terbaik untuk mendapatkan data
nilai prestasi siswa. Dengan tes dapat diperoleh data yang valid. Untuk
mendapatkan hasil kemampuan siswa dapat diperoleh dari penerapan Model
Problem Based Learning dengan berbantuan Metode Demonstrasi pada
kompetensi dasar tentang perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda
langit dengan memberikan sebuah tes. Tes ini dilakukan setiap akhir pertemuan.
28
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengumpulan data melalui tes sebagai
berikut:
1) Menyusun soal tes dengan berpedoman pada SK, KD kelas IV dan buku paket
BSE IPA kelas IV semester 2.
2) Soal disusun berdasarkan tujuan pembelajaran dan untuk mengidentifikasi
kemampuan siswa. Soal ini diberikan pada setiap akhir pertemuan.
3) Dari jawaban siswa yang dikerjakan secara individu tersebut diperiksa serta
dianalisis sehingga dapat diperoleh data kemampuan siswa.
3.8 Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik kelas
IV pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan
dengan menggunakan Model Problem Based Learning berbantuan Metode
Demonstrasi instrumennya adalah soal-soal tes pilihan ganda dan uraian untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik. Soal yang digunakan dalam siklus I adalah
20 soal yang terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian, kemudian pada
siklus II soal tes dibuat 15 soal yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal
uraian. Berikut adalah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang
digunakan dalam membuat soal pada siklus I dan II:
29
Tabel 3.1
SK, KD dan Indikator Pada Soal Mata Pelajaran IPA Kelas IV Siklus I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
9. Memahami
perubahan
kenampakan
permukaan bumi dan
benda langit
9.1. Mendeskripsikan
perubahan
kenampakan
permukaan bumi
9.1.1.
Mengidentifikasi
perubahan daratan,
yang disebabkan oleh
air dan udara
misalnya: perubahan
akibat pasang surut air
laut, badai, erosi dan
kebakaran
9.1.2. Menjelaskan
pengaruh air laut
pasang dan surut bagi
nelayan dan dermaga
yang dangkal,
pengaruh erosi
kebakaran hutan bagi
makhluk hidup dan
lingkungannya.
30
Tabel 3.2
SK, KD dan Indikator Pada Soal Mata Pelajaran IPA Kelas IV Siklus II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
9. Memahami
perubahan
kenampakan
permukaan bumi dan
benda langit
9.2. Mendeskripsikan
posisi bulan dan
kenampakan bumi
dari hari ke hari.
9.2.1.
Mengidentifikasi
kedudukan benda
langit misalnya
mengamati
penampakan benda
langit, waktu dan
“posisi matahari”
terbit dan teggelam,
penampakan bulan
dari hari ke hari.
9.2.2. Mencari
informasi tentang
kedudukan benda
langit.
3.9 Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan
yang dilakukan (Ridwan, 2004:104).
Pendapat Arikunto (2010) observasi seringkali diartikansebagai suatu aktiva
yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Didalam
pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan,
meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra.
3.10 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan bentuk tes pilihan ganda dan butir soal uraian. Pilihan
ganda dan uraian sangat tepat digunakan untuk dapat mengetahui seberapa
kemampuan siswa dalam memahami dan mengorganisasikan gagasan atau hal-hal
yang dipelajari.
31
3.11 Validasi Data
Validasi menunjukkan suatu taraf di mana alat pengukur itu memenuhi
tujuan pengukuran semula. Dengan perkataan lain, bila alat pengukur itu tidak
dengan teliti dan tetap mengukur apa yang menjadi tujuan yang seharusnya
diukur, maka alat itu tidak memiliki validitas untuk maksud tersebut. Dapat terjadi
bahwa sebuah alat pengukur memiliki reliabilitas yang tinggi tanpa dapat
digunakan untuk tujuan tertentu. Pengertian validitas tak dapat dipisah dari
tujuan-tujuan tertentu yang akan diukur, termasuk didalamnya subjek yang harus
menjalani pengukuran.
Hal ini peneliti mendapatkan hasil berupa data pada soal pilihan ganda
yang sudah diketahui hasil validitasnya. Hasil yang diperoleh yaitu berupa nilai
formatif siswa dengan bentuk soal pilihan ganda dan uraian yang dikerjakan
setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus, namun dalam hal uji validitas ini
hanya pada soal pilihan ganda saja yang diujikan. Pengolahan data validasi ini
menggunakan sistem program SPSS 16.0, berikut hasil data soal yang valid:
Tabel 3.3
Hasil Soal yang Valid dan Tidak Valid Pada Siklus I dan II
Siklus Data Valid Tidak Valid
Siklus I 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 18, 19
2, 6, 17, 20
Siklus II 1, 3, 4, 6, 8, 11, 12, 14, 16,
18, 19
2, 5, 7, 9, 10, 13, 15,
17, 20
3.12 Reliabilitas Data
Reliabilitas menunjukkan alat pengukuran itu dari pengaruh-pengaruh luar
yang tidak diperhitungkan. Dengan demikian maka hasil pengukuran sebuah nilai
haruslah betul-betul merupakan data yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
selain dari alat itu sendiri.
32
3.13 Analisis Pengolahan Data
Analisis data hasil penelitian skripsi berbasis penelitian tindakan kelas
dengan statistik deskriptif, adalah hasil analisis data sederhana yang melalui
tahapan berikut:
1. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil
penelitian pelaksana pembelajaran di kelas, observasi keaktifan siswa,
motivasi belajar, dan hasil belajar.
2. Reduksi Data
Dalam tahap ini, peneliti memilih dan memilah data yang relevan serta tidak
relevan (data yang tidak relevan dibuang).
3. Pemaparan Data
Dalam tahap ini peneliti memaparkan data-data yang terseleksi dalam bentuk
(urutan jenis data):
a. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas.
- Tabulasi, menghitung rata-rata, dan presentase
- Analisis dan interpretasi data
b. Data Hasil Tes
Teknik penghitungan data hasil pada tes prinsipnya sama dengan analisis
data hasil observasi motivasi belajar siswa karena n > 1, yaitu:
- Mentabulasi nilai hasil belajar
- Menghitung rata-rata dan presentase
- Membuat tabel ketuntasan hasil belajar dan diagram ketuntasan hasil
belajar siswa
- Melakukan analisis butir soal untuk mengetahui tingkat kesukaran
soal
- Untuk analisis butir soal, pergunakan indeks tingkat kesukaran butir
soal berikut ini.
33
Tabel 3.4
Indeks Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen
dalam Anas Sudjono (2001:372)
Interval Nilai Interpretasi/ Makna
0,00 – 0,30 Sukar (Sk)
0,31 – 0,70 Sedang (Sd)
0,71 – 1,00 Mudah (Md)
- Menyusun tabel distribusi frekuensi
- Membuat diagram
Arikunto (2009:207) bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
suatu soal disebut dengan indeks kesukaran soal. Indeks kesukaran butir adalah
bilangan yang menunjukkan dan mudahnya soal. Indeks kesukaran butir dapat
dihitung dengan formula:
p
keterangan :
p: indeks kesukaran butir
B: jumlah responden yang menjawab benar
JS: jumlah responden seluruhnya
4. Bandingkan Hasil Analisis Data Setiap Siklus (dalam bentuk matriks, tabel
atau deskriptif)
5. Hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu
membandingkan nilai tes antar siklus maupun indikator kerja, untuk
mengetahui nilai rata-rata pada pre tes maupun post tes tiap siklus digunakan
rumus :
34
∑ : jumlah nilai siswa dalam suatu kelas
N : jumlah siswa dalam suatu kelas
R : nilai rata-rata kelas
3.14 Hasil Indeks Kesukaran Butir Soal Siklus I
Hasil pengolahan indeks kesukaran butir soal pada siklus I menunjukan
bahwa dari 15 soal pilihan ganda dua soal yang sukar yaitu pada soal nomor 6 dan
12. Kemudian soal dengan indeks sedang terdapat tiga soal yaitu pada nomor 2, 7
dan 8. Selanjutnya soal yang memiliki indeks mudah terdapat cukup banyak yaitu
10 soal yaitu pada nomor 1, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 13, 14 dan 15.
3.15 Hasil Indeks Kesukaran Butir Soal Siklus II
Hasil pengolahan indeks kesukaran butir soal pada siklus II di dapat bahwa
dari 10 soal pilihan ganda terdapat dua soal yang dikategorikan sedang yaitu pada
soal nomor 4 dan 10, kemudian soal yang dikategorikan mudah terdapat jauh
lebih banyak yaitu 8 soal yang terdapat pada nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8 dan 9. Dalam
siklus II ini tidak terdapat soal yang dikategorikan sukar.
3.16 Indikator Kerja
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil
belajar antara siklus 1 dan 2, dimana hasil belajar siswa pada siklus 2 ada
peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus 1. Indikator
keberhasilan juga ditetapkan dengan tingkat ketuntasan belajar mencapai 75%
siswa memperoleh nilai di atas KKM untuk belajar IPA, dengan KKM = 65.
3.17 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian disini adalah bentuk bagan atau urutan pelaksanaan
dalam proses penelitian, mulai dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Bagan yang
dimaksud adalah fase-fase dalam penelitian tin dakan kelas, Kemmis dan Mc
Taggart menggambarkannya dalam siklus sebagai berikut:
∑
35
Gambar 3.1
Bagan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc Taggart
Evaluasi/ Refleksi
Hasil Penelitian (Pencapaian Indikator
Penilaian sebesar 75% siswa tuntas)
Perencanaan
Tindakan Perbaikan
(Siklus I)
Pelaksanaan
Tindakan Perbaikan
(Siklus II)
Tindakan/Observasi
Rencana Awal
(Prasiklus)
Evaluasi/ Refleksi
Tindakan/Observasi
Evaluasi/ Refleksi
Tindakan/Observasi
36
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara mandiri
namun masih dengan bantuan guru kelas ini bertujuan untuk meningkatkan
kinerja guru dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bukan hanya berusaha
mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran seperti
kesulitan dalam memahami materi, tetapi juga untuk memberikan beberapa solusi
berupa tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut.
Peneliti tindakan kelas merupakan studi sistematis yang dilakukan dalam
upaya memperbaiki praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan yang
praktis namun berpengaruh bagi perkembangan hasil belajar siswa.
Proses PTK merupakan suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan. Di
dalam dan di antara siklus itu terdapat informasi yang merupakan balikan.
Penekanan dalam penelitian harus memberikan kesempatan pada peneliti untuk
melakukan tindakan beberapa siklus agar berfungsi efektif. Penelitian tindakan
kelas merupakan suatu proses yang dinamis dari aspek perencanaan tindakan,
observasi dan refleksi.