BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode...

21
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Pendapat Winarno Surakhmad (1995:131) metode merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknis atau alat tertentu. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1997:4) seorang tokoh bidang penelitian memberikan pengertian metode sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu kebenaran pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Sesuai dengan tujuannya yakni untuk menguji suatu hipotesis maka peneliti menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian berbasis kelas. Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan mandiri atau secara kolaboratif, baik dengan teman sejawat, kepala sekolah, dosen dan pihak-pihak lain yang relevan dengan Penelitian Tindakan Kelas. Sudah lebih dari 10 tahun yang lalu Penelitian Tindakan Kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan. 1. Penelitian : Menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan : Menunjukkan pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas : Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode...

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Pendapat Winarno Surakhmad (1995:131) metode merupakan cara yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya untuk menguji

serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknis atau alat tertentu.

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1997:4) seorang tokoh bidang penelitian

memberikan pengertian metode sebagai usaha untuk menemukan,

mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu kebenaran pengetahuan, usaha

mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Sesuai dengan

tujuannya yakni untuk menguji suatu hipotesis maka peneliti menggunakan

Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

PTK adalah suatu penelitian berbasis kelas. Penelitian Tindakan Kelas dapat

dilakukan mandiri atau secara kolaboratif, baik dengan teman sejawat, kepala

sekolah, dosen dan pihak-pihak lain yang relevan dengan Penelitian Tindakan

Kelas. Sudah lebih dari 10 tahun yang lalu Penelitian Tindakan Kelas dikenal dan

ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam Bahasa Inggris adalah

Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang

terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.

Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga

pengertian yang dapat diterangkan.

1. Penelitian : Menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan : Menunjukkan pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan

untuk siswa.

3. Kelas : Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang

pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah

sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang

sama dari guru yang sama pula.

17

Penggabungan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2)

tindakan, (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang

dilakukan oleh siswa. Adapun ciri-ciri khusus dari Penelitian Tindakan Kelas ini

adalah sebagai berikut:

a. Adanya tindakan (action) yang nyata dari guru atau mahasiswa, karena

keduanya melaksanakan dua peran yaitu sebagai guru model dan sebagai

peneliti.

b. Tindakan itu dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan

pendidik atau peneliti.

c. Untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis.

d. Apa masalah, mengapa terjadi, dan bagaimana memecahkan masalah.

3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan

tahapan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang

lazim dilalui, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4)

Refleksi. Adapun penjelasan untuk masing-masing tahapannya adalah sebagai

berikut:

1. Tahap Pertama: Menyusun rancangan tindakan (planing)

Dalam hal ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh

siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang

ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan

tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Jika yang

digunakan dalam penelitian ini bentuk terpisah maka peneliti dan pelaksana,

harus melakukan kesepakatan terlebih dahulu. Dikarenakan pelaksana guru

peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan

kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera dan

kepentingan guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara

wajar, realistis dan dapat dikelola dengan mudah.

2. Tahap kedua: Pelaksanaan Tindakan (acting)

Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan

tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini

guru pelaksana harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan

dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

18

3. Tahap ketiga: pengamatan (observing)

Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Sebetulnya kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan

pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu

tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang

sama.

4. Tahap ke empat: Refleksi (Reflecting)

Tahap ke empat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini dilakukan ketika guru pelaksana sudah

selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

3.3. Latar Penelitian

3.3.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri Kauman Lor 01

Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang Jawa Tengah. Penulis mengambil lokasi

atau tempat ini dikarenakan tempatnya yang tidak terlalu jauh, sehingga dapat

lebih mudah menjangkau sekolah tersebut. Penelitian dilakukan di kelas IV SD

Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

3.3.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 18 Maret 2016 sebagai proses penelitian

siklus pertama yang dilakukan dalam dua kali pertemuan dan pada tanggal 7 April

2016 sebagai proses siklus kedua yang dilakukan hanya satu kali pertemuan saja.

3.3.3 Subjek Penelitian

Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Kauman Lor

01 Kabupaten Semarang, Jawa Tengah berjumlah 25 siswa, terdiri dari 10 siswa

laki-laki dan 15 siswa perempuan, pada semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Karakteristik siswa kelas IV SD Negeri Kauman Lor 01 dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Siswa tergolong pandai ada 4 orang anak

2. 15 siswa berkemampuan rata-rata

3. 6 siswa berkemampuan rendah

19

Karakteristik siswa seperti diatas, dapat dikemukakan bahwa dalam proses

pembelajaran yang berlangsung setiap hari hanya siswa-siswa yang tergolong

pandai saja yang biasanya aktif dan siswa yang berkemampuan rendah biasanya

sangat tergantung pada siswa lain yang aktif.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011).

a. Variabel Bebas (X)

Menurut Sugiyono (2011) “Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat”. Variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah penggunaan

model pembelajaran problem based learning dan metode demonstrasi.

b. Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y)’Variabel Terikat adalah variabel

yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Yang

menjadi variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam pokok bahasan “Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi

dan Benda Langit”.

3.5 Definisi Variabel

Definisi masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Upaya peningkatan, memiliki arti sebagai usaha secara terprogram dan terarah

untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Hasil belajar menurut Nawawi dalam K.Brahim (2007:39) adalah sebagai

tingkat keberhasilan siswa dalam memperlajari materi pelajaran di sekolah

yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes pada materi

pelajaran IPA.

3. Model Problem Based Learning dan Metode Demonstrasi:

a. Model Problem Based Learning menurut Pannen (2001:85) mengatakan

dalam model pembelajaran PBL , siswa diharapkan untuk terlibat dalam

20

proses penelitian yang mengaharuskannnya untuk mengidentifikasi

permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut

untuk pemecahan masalah. Smith & Ragan (2002:3), seperti dikutip

Visser, mengatakan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan

PBL merupakan usaha untuk membentuk suatu proses pemahaman isi

suatu mata pelajaran pada seluruh kurikulum.

b. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, sistuasi,

atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun

tiruannya, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode

demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pembelajaran akan lebih

berkesan secara mendalam, seghingga membentuk pengertian dengan

baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa

yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

3.6 Rencana Tindakan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, langkah-langkah atau prosedur

umum yang dapat dilakukan meliputi :

1. Pengembangan atau penetapan fokus masalah penelitian

2. Perencanaan tindakan perbaikan

3. Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi

4. Analisis dan refleksi

5. Perencanaan tindak lanjut

Untuk lebih jelasnya langkah-langkah tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Pengembangan atau Penetapan Fokus Penelitian

2. Merasakan adanya masalah

Permasalahan yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas harus benar-

benar merupakan masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran

21

yang dikelolanya, bukan masalah yang disarankan, apalagi disarankan oleh pihak

luar. Permasalahan tersebut dapat bersumber dari siswa, guru, bahan ajar,

kurikulum, hasil belajar, dan interaksi pembelajaran.

a. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini yang penting dilakukan adalah menghasilkan gagasan-gagasan

awal mengenai permasalahan aktual yang dialami guru di kelas. Berangkat

dari gagasan awal tersebut guru dapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki

keadaan dengan menggunakan PTK.

b. Analisis Masalah

Setelah memperoleh sekian banyak permasalahan melalui proses identifikasi,

maka selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah-masalah tersebut

untuk menentukan urgensi mengatasinya. Dalam hal ini nantinya akan

ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi.

c. Perumusan Masalah

Setelah menetapkan fokus penelitian, maka perlu dilakukan perumusan

masalah secara lebih jelas, spesifik dan operasional. Tahapan-tahapan diatas

akan membentuk sebuah siklus dan siklus tersebut diulang dengan perbaikan-

perbaikan yang diperlukan dan kemudian mengarah pada pencapaian hasil

yang diharapkan dalam suatu kegiatan PTK yang dilakukan. Penelitian ini

dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang

terdiri dari dua siklus dan dengan beberapa langkah-langkah kegiatan.

3.6.1 Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi masalah

2) Menyusun rencana pembelajaran perubahan kenampakan permukaan bumi

dan benda langit.

3) Memilih dan menentukan pendekatan dan model pembelajaran yang tepat

yaitu penggunaan Model Problem Based Learning dengan berbantuan Metode

Demonstrasi.

22

4) Mempersiapkan alat peraga dan media berupa sebuah gambar yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran.

5) Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru

beserta indikatornya (lampiran hal.91-93).

6) Merancang dan menyusun lembar soal evaluasi (lampiran hal.80).

a. Tindakan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan sesuai dengan

skenario pembelajaran meliputi 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan penutup. Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:

1) Memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama.

2) Membuka pelajaran meliputi tujuan pembelajaran dan materi yang akan

disampaikan.

3) Guru memberikan sebuah gambar berupa gambaran awal sebuah hutan

yang hijau dan rimbun, kemudian memberikan beberapa gambar lain

berupa gambar hutan yang terbakar, gambar hutan yang gundul dan yang

terakhir adalah gambar terjadinya longsor.

4) Setelah guru selesai memberikan beberapa gambar kemudian guru

meminta siswa untuk menceritakan setiap gambar yang sudah diberikan

serta menanyakan apa sebenarnya masalah yang terjadi dan akibat yang

muncul sehingga menyebabkan timbulnya masalah.

5) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok 5 siswa)

untuk berdiskusi.

6) Guru menjelaskan bagaimana cara mengerjakan tugas kelompok yang

sudah dibagikan beberapa gambar yang berbeda-beda.

7) Guru membimbing dan membantu siswa dalam menyelesaikan tugas

kelompok.

8) Siswa mempresentasikan hasil dari diskusi kelompoknya.

9) Membahas hasil diskusi secara bersama-sama.

10) Melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi yang belum

dimengerti.

23

11) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah

dilakukan.

12) Guru membagikan soal tes tertulis (pilihan ganda dan uraian) untuk

dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman

dan tingkat keberhasilan belajar siswa.

13) Pemantapan dan tindak lanjut dengan mendorong siswa untuk kembali

mempelajari materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

b. Observasi

Pada tahap pengamatan pembelajaran tentang perubahan kenampakan

permukaan bumi dan benda langit dilakukan dengan menggunakan lembar

observasi tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru beserta indikatornya.

Adapun aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Perilaku Guru

a. Guru memberikan sebuah gambaran permasalahan yang menyebabkan

perubahan kenampakan permukaan bumi.

b. Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar.

c. Guru membimbing penyelidikan siswa tentang masalah perubahan

kenampakan permukaan bumi.

d. Guru mengembangkan dan membantu menyajikan hasil karya dari

setiap kelompok.

e. Guru menganalisis dan mengevaluasi proses bagaimana setiap

kelompok memecahkan masalah.

2. Perilaku Siswa

a. Siswa secara berkelompok mengurutkan beberapa gambar yang

menjadi masalah dari perubahan kenampakan permukaan bumi.

b. Siswa menceritakan awal dari permasalahan bagaimana awal

terjadinya perubahan kenampakan permukaan bumi.

c. Siswa menuliskan solusi bagaimana untuk mengurangi akibat dari

adanya perubahan kenampakan permukaan bumi.

d. Siswa mempresentasikan hasil dari kerja kelompoknya.

e. Siswa mengomentari hasil diskusi dari kelompok lain.

24

d. Refleksi

Dari hasil observasi peneliti bersama teman sejawat mengadakan refleksi

untuk mengetahui kebaikan dan kekurangan pada saat berlangsungnya proses

pembelajaran. Adapun kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran siklus I

adalah sebagai berikut :

1. Kekurangan :

a) Saat menyampaikan tujuan pembelajaran seharusnya ditulis di depan kelas

dan tidak hanya disampaikan saja.

b) Penyampaian materi masih kurang sesuai.

c) Dalam pembagian kelompok sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu apa

yang akan dikerjakan dalam kelompok tersebut, agar sisa tidak gaduh saat

berkelompok.

d) Belum semua anak beraktivitas dan berpendapat.

e) Soal sebaiknya harus disesuaikan kembali dengan indikator pembelajaran.

2. Kebaikan :

a) Penyampaian materi yang cukup baik.

b) Siswa mampu berdiskusi dengan baik.

c) Penggunaan media dan alat peraga dalam pembelajaran yang menarik.

Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk

mengevaluasi guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil evaluasi

digunakan untuk merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan

materi yang berbeda namun masih dalam satu bab pembelajaran.

3.6.2 Siklus II

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

a) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan materi yang berbeda yaitu

tentang perubahan kenampakan benda langit.

25

b) Memilih dan menetukan pendekatan serta model pembelajaran yang tepat

yaitu Model Problem Based learning dengan berbantuan Metode

Demonstrasi.

c) Mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan dalam perbaikan

pembelajaran.

d) Menyusun lembar kerja siswa.

e) Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru

beserta indikatornya.

f) Merancang dan menyusun soal evaluasi.

2. Tindakan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan indikator yang berbeda

namun masih berkesinambungan yaitu tentang perubahan kenampakan benda

langit, berikut adalah langkah-langkahnya:

1) Memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama.

2) Membuka pelajaran meliputi tujuan pembelajaran dan materi yang akan

disampaikan.

3) Menuliskan judul materi serta tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

4) Memberikan motivasi kepada siswa berupa beberapa pertanyaan mengenai

jenis-jenis benda langit.

5) Beberapa siswa melakukan sebuah percobaan yang mengarah pada sebuah

permasalahan, yaitu mengenai perubahan kenampakan benda langit

terutama pada perubahan fase bulan.

6) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok 3 siswa)

untuk berdiskusi.

7) Guru menjelaskan bagaimana cara mengerjakan tugas kelompok yang

sudah dibagikan dalam bentuk lembar kertas (dilampirkan pada hal.)

8) Guru membimbing dan membantu siswa dalam menyelesaikan tugas

kelompok.

26

9) Siswa mempresentasikan hasil dari diskusi kelompoknya.

10) Membahas hasil diskusi secara bersama-sama.

11) Melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi yang belum

dimengerti.

12) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah

dilakukan.

13) Guru membagikan soal tes tertulis (pilihan ganda dan uraian) untuk

dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman

dan tingkat keberhasilan belajar siswa.

14) Pemantapan dan tindak lanjut dengan mendorong siswa untuk kembali

mempelajari materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

3. Observasi

Tahap dalam pengamatan perbaikan pembelajaran tentang perubahan

kenampakan benda langit dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru beserta indikatornya. Adapun aspek-

aspek yang diamati sebagai berikut :

a) Perilaku Guru

b) Guru memberikan sebuah gambaran permasalahan mengenai perubahan

kenampakan benda langit.

c) Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar.

d) Guru membimbing diskusi siswa tentang bagaimana proses perubahan

kenampakan benda langit.

e) Guru mengembangkan dan membantu menyajikan hasil karya dari setiap

kelompok.

f) Guru menganalisis dan mengevaluasi proses bagaimana setiap kelompok

memecahkan masalah.

g) Guru mengarahkan pada kesimpulan bersama.

h) Perilaku Siswa

i) Siswa secara langsung mengajukan pertanyaan dan melakukan diskusi dalam

memecahkan masalah.

27

j) Siswa menceritakan permasalahan bagaimana awal terjadinya perubahan

benda langit.

k) Siswa mendengarkan dan memahami pendapat orang lain.

4. Refleksi

Hasil observasi peneliti mengadakan refleksi untuk mengetahui kebaikan

dan kekurangan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Secara umum

hampir semua aspek yang menjadi fokus pengamatan yaitu berupa kekurangan-

kekurangan pada pembelajaran siklus I telah dilaksanakan dengan baik oleh

peneliti pada perbaikan pembelajaran siklus II. Keberhasilan perbaikan

pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:

a) Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran sudah ditulis di depan papan tulis.

b) Penyampaian materi sudah cukup baik.

c) Sudah hampir semua atau bisa dikatakan 75% siswa ikut berpastisipasi dan

aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk

mengevaluasi guru dan siswa selama pembelajaran. hasil evaluasi dipergunakan

sebagai dasar untuk menyusun laporan.

3.7 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang dipakai adalah dalam bentuk tes. Tes adalah

serangkaian pernyataan, latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Tes dalam penelitian ini merupakan buatan guru. Tes

digunakan karena dianggap sebagai alternative terbaik untuk mendapatkan data

nilai prestasi siswa. Dengan tes dapat diperoleh data yang valid. Untuk

mendapatkan hasil kemampuan siswa dapat diperoleh dari penerapan Model

Problem Based Learning dengan berbantuan Metode Demonstrasi pada

kompetensi dasar tentang perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda

langit dengan memberikan sebuah tes. Tes ini dilakukan setiap akhir pertemuan.

28

Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengumpulan data melalui tes sebagai

berikut:

1) Menyusun soal tes dengan berpedoman pada SK, KD kelas IV dan buku paket

BSE IPA kelas IV semester 2.

2) Soal disusun berdasarkan tujuan pembelajaran dan untuk mengidentifikasi

kemampuan siswa. Soal ini diberikan pada setiap akhir pertemuan.

3) Dari jawaban siswa yang dikerjakan secara individu tersebut diperiksa serta

dianalisis sehingga dapat diperoleh data kemampuan siswa.

3.8 Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik kelas

IV pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan

dengan menggunakan Model Problem Based Learning berbantuan Metode

Demonstrasi instrumennya adalah soal-soal tes pilihan ganda dan uraian untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik. Soal yang digunakan dalam siklus I adalah

20 soal yang terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian, kemudian pada

siklus II soal tes dibuat 15 soal yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal

uraian. Berikut adalah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang

digunakan dalam membuat soal pada siklus I dan II:

29

Tabel 3.1

SK, KD dan Indikator Pada Soal Mata Pelajaran IPA Kelas IV Siklus I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

9. Memahami

perubahan

kenampakan

permukaan bumi dan

benda langit

9.1. Mendeskripsikan

perubahan

kenampakan

permukaan bumi

9.1.1.

Mengidentifikasi

perubahan daratan,

yang disebabkan oleh

air dan udara

misalnya: perubahan

akibat pasang surut air

laut, badai, erosi dan

kebakaran

9.1.2. Menjelaskan

pengaruh air laut

pasang dan surut bagi

nelayan dan dermaga

yang dangkal,

pengaruh erosi

kebakaran hutan bagi

makhluk hidup dan

lingkungannya.

30

Tabel 3.2

SK, KD dan Indikator Pada Soal Mata Pelajaran IPA Kelas IV Siklus II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

9. Memahami

perubahan

kenampakan

permukaan bumi dan

benda langit

9.2. Mendeskripsikan

posisi bulan dan

kenampakan bumi

dari hari ke hari.

9.2.1.

Mengidentifikasi

kedudukan benda

langit misalnya

mengamati

penampakan benda

langit, waktu dan

“posisi matahari”

terbit dan teggelam,

penampakan bulan

dari hari ke hari.

9.2.2. Mencari

informasi tentang

kedudukan benda

langit.

3.9 Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan

yang dilakukan (Ridwan, 2004:104).

Pendapat Arikunto (2010) observasi seringkali diartikansebagai suatu aktiva

yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Didalam

pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan,

meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra.

3.10 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan bentuk tes pilihan ganda dan butir soal uraian. Pilihan

ganda dan uraian sangat tepat digunakan untuk dapat mengetahui seberapa

kemampuan siswa dalam memahami dan mengorganisasikan gagasan atau hal-hal

yang dipelajari.

31

3.11 Validasi Data

Validasi menunjukkan suatu taraf di mana alat pengukur itu memenuhi

tujuan pengukuran semula. Dengan perkataan lain, bila alat pengukur itu tidak

dengan teliti dan tetap mengukur apa yang menjadi tujuan yang seharusnya

diukur, maka alat itu tidak memiliki validitas untuk maksud tersebut. Dapat terjadi

bahwa sebuah alat pengukur memiliki reliabilitas yang tinggi tanpa dapat

digunakan untuk tujuan tertentu. Pengertian validitas tak dapat dipisah dari

tujuan-tujuan tertentu yang akan diukur, termasuk didalamnya subjek yang harus

menjalani pengukuran.

Hal ini peneliti mendapatkan hasil berupa data pada soal pilihan ganda

yang sudah diketahui hasil validitasnya. Hasil yang diperoleh yaitu berupa nilai

formatif siswa dengan bentuk soal pilihan ganda dan uraian yang dikerjakan

setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus, namun dalam hal uji validitas ini

hanya pada soal pilihan ganda saja yang diujikan. Pengolahan data validasi ini

menggunakan sistem program SPSS 16.0, berikut hasil data soal yang valid:

Tabel 3.3

Hasil Soal yang Valid dan Tidak Valid Pada Siklus I dan II

Siklus Data Valid Tidak Valid

Siklus I 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 16, 18, 19

2, 6, 17, 20

Siklus II 1, 3, 4, 6, 8, 11, 12, 14, 16,

18, 19

2, 5, 7, 9, 10, 13, 15,

17, 20

3.12 Reliabilitas Data

Reliabilitas menunjukkan alat pengukuran itu dari pengaruh-pengaruh luar

yang tidak diperhitungkan. Dengan demikian maka hasil pengukuran sebuah nilai

haruslah betul-betul merupakan data yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor

selain dari alat itu sendiri.

32

3.13 Analisis Pengolahan Data

Analisis data hasil penelitian skripsi berbasis penelitian tindakan kelas

dengan statistik deskriptif, adalah hasil analisis data sederhana yang melalui

tahapan berikut:

1. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil

penelitian pelaksana pembelajaran di kelas, observasi keaktifan siswa,

motivasi belajar, dan hasil belajar.

2. Reduksi Data

Dalam tahap ini, peneliti memilih dan memilah data yang relevan serta tidak

relevan (data yang tidak relevan dibuang).

3. Pemaparan Data

Dalam tahap ini peneliti memaparkan data-data yang terseleksi dalam bentuk

(urutan jenis data):

a. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas.

- Tabulasi, menghitung rata-rata, dan presentase

- Analisis dan interpretasi data

b. Data Hasil Tes

Teknik penghitungan data hasil pada tes prinsipnya sama dengan analisis

data hasil observasi motivasi belajar siswa karena n > 1, yaitu:

- Mentabulasi nilai hasil belajar

- Menghitung rata-rata dan presentase

- Membuat tabel ketuntasan hasil belajar dan diagram ketuntasan hasil

belajar siswa

- Melakukan analisis butir soal untuk mengetahui tingkat kesukaran

soal

- Untuk analisis butir soal, pergunakan indeks tingkat kesukaran butir

soal berikut ini.

33

Tabel 3.4

Indeks Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen

dalam Anas Sudjono (2001:372)

Interval Nilai Interpretasi/ Makna

0,00 – 0,30 Sukar (Sk)

0,31 – 0,70 Sedang (Sd)

0,71 – 1,00 Mudah (Md)

- Menyusun tabel distribusi frekuensi

- Membuat diagram

Arikunto (2009:207) bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

suatu soal disebut dengan indeks kesukaran soal. Indeks kesukaran butir adalah

bilangan yang menunjukkan dan mudahnya soal. Indeks kesukaran butir dapat

dihitung dengan formula:

p

keterangan :

p: indeks kesukaran butir

B: jumlah responden yang menjawab benar

JS: jumlah responden seluruhnya

4. Bandingkan Hasil Analisis Data Setiap Siklus (dalam bentuk matriks, tabel

atau deskriptif)

5. Hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu

membandingkan nilai tes antar siklus maupun indikator kerja, untuk

mengetahui nilai rata-rata pada pre tes maupun post tes tiap siklus digunakan

rumus :

34

∑ : jumlah nilai siswa dalam suatu kelas

N : jumlah siswa dalam suatu kelas

R : nilai rata-rata kelas

3.14 Hasil Indeks Kesukaran Butir Soal Siklus I

Hasil pengolahan indeks kesukaran butir soal pada siklus I menunjukan

bahwa dari 15 soal pilihan ganda dua soal yang sukar yaitu pada soal nomor 6 dan

12. Kemudian soal dengan indeks sedang terdapat tiga soal yaitu pada nomor 2, 7

dan 8. Selanjutnya soal yang memiliki indeks mudah terdapat cukup banyak yaitu

10 soal yaitu pada nomor 1, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 13, 14 dan 15.

3.15 Hasil Indeks Kesukaran Butir Soal Siklus II

Hasil pengolahan indeks kesukaran butir soal pada siklus II di dapat bahwa

dari 10 soal pilihan ganda terdapat dua soal yang dikategorikan sedang yaitu pada

soal nomor 4 dan 10, kemudian soal yang dikategorikan mudah terdapat jauh

lebih banyak yaitu 8 soal yang terdapat pada nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8 dan 9. Dalam

siklus II ini tidak terdapat soal yang dikategorikan sukar.

3.16 Indikator Kerja

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil

belajar antara siklus 1 dan 2, dimana hasil belajar siswa pada siklus 2 ada

peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus 1. Indikator

keberhasilan juga ditetapkan dengan tingkat ketuntasan belajar mencapai 75%

siswa memperoleh nilai di atas KKM untuk belajar IPA, dengan KKM = 65.

3.17 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian disini adalah bentuk bagan atau urutan pelaksanaan

dalam proses penelitian, mulai dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Bagan yang

dimaksud adalah fase-fase dalam penelitian tin dakan kelas, Kemmis dan Mc

Taggart menggambarkannya dalam siklus sebagai berikut:

35

Gambar 3.1

Bagan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc Taggart

Evaluasi/ Refleksi

Hasil Penelitian (Pencapaian Indikator

Penilaian sebesar 75% siswa tuntas)

Perencanaan

Tindakan Perbaikan

(Siklus I)

Pelaksanaan

Tindakan Perbaikan

(Siklus II)

Tindakan/Observasi

Rencana Awal

(Prasiklus)

Evaluasi/ Refleksi

Tindakan/Observasi

Evaluasi/ Refleksi

Tindakan/Observasi

36

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara mandiri

namun masih dengan bantuan guru kelas ini bertujuan untuk meningkatkan

kinerja guru dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bukan hanya berusaha

mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran seperti

kesulitan dalam memahami materi, tetapi juga untuk memberikan beberapa solusi

berupa tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut.

Peneliti tindakan kelas merupakan studi sistematis yang dilakukan dalam

upaya memperbaiki praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan yang

praktis namun berpengaruh bagi perkembangan hasil belajar siswa.

Proses PTK merupakan suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan. Di

dalam dan di antara siklus itu terdapat informasi yang merupakan balikan.

Penekanan dalam penelitian harus memberikan kesempatan pada peneliti untuk

melakukan tindakan beberapa siklus agar berfungsi efektif. Penelitian tindakan

kelas merupakan suatu proses yang dinamis dari aspek perencanaan tindakan,

observasi dan refleksi.