BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis...

12
65 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Adapun penelitian yang akan diterapkan adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Seperti yang dikemukakan Mulyasa (2009: 36) bahawa Penelitian Tindakan Sekolah merupakan upaya peningkatan kinerja sistem pendidikan dan meningkatkan menejemen sekolah agar menjadi produktif, efektif dan efisien. jenis penelitian ini perlu diperkenalkan kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah nelalui pendidikan dan pelatihan (diklat) PTS. Dalam pelaksanaan diklat PTS, diharapkan kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat (1) memahami PTS sebagai bagian dari penelitian ilmiah, (2) memahami makna PTS, (3) memahami penyusunan usulan PTS, (4) melaksanakan dan melaporkan hasil PTS yang dilakukannya. Menurut Direktorat Tendik (2008: 4) Langkah – Langkah PTS terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap PTS dapat dilihat pada gambar berikut:

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis...

65

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Adapun penelitian yang akan diterapkan adalah

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah jenis penelitian

yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas

sekolah. Seperti yang dikemukakan Mulyasa (2009: 36)

bahawa Penelitian Tindakan Sekolah merupakan upaya

peningkatan kinerja sistem pendidikan dan meningkatkan

menejemen sekolah agar menjadi produktif, efektif dan

efisien. jenis penelitian ini perlu diperkenalkan kepada

kepala sekolah dan pengawas sekolah nelalui pendidikan

dan pelatihan (diklat) PTS. Dalam pelaksanaan diklat PTS,

diharapkan kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat

(1) memahami PTS sebagai bagian dari penelitian ilmiah,

(2) memahami makna PTS, (3) memahami penyusunan

usulan PTS, (4) melaksanakan dan melaporkan hasil PTS

yang dilakukannya.

Menurut Direktorat Tendik (2008: 4) Langkah –

Langkah PTS terdiri atas empat tahap, yaitu planning

(Rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan

reflection (refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap PTS

dapat dilihat pada gambar berikut:

66

1. Rangangan/rencana awal, sebelum mengadakan

penelitian peneliti menyusun rumusan masalah,

tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrument penelitian dan perangkat

pembelajaran

2. Tindakan dilakukan setelah rancangan disusun.

Tindakan merupakan bagian yang akan dilakukan

dalam Penelitian Tindakan Sekolah dalam penelitian

3. Pengamatan dilakukan waktu guru dibimbing dalam

menyusun PTK. Instrumen yang umum dipakai

adalah lembar observasi,dan cacatan lapangan yang

dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang

tidak dapat terekam melalui lembar observasi,

misalnya kemampuan menyusun PTK dari latar

belakang masalah dan pelaksanaan tindakan kelas

4. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan

mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan

yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc

Taggart (dalam Ritawati, 2008:69). Proses penelitian

merupak proses daur ulang atau siklus yang dimulai

aspek , mengembangkan perencanaan, melakukan

observasi terhadap tindakan dan melakukan refleksi

terhadap perencanaan kegiatan tindakan dan kesuksesan

67

hasil yang diperoleh. Pada setiap akhir tindakan dinilai

dengan instrument kemampuan guru menyusun PTK.

1. Perencanaan

Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan

menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan

peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini

merupakan upaya memperbaiki kekurangan guru dalam

menyusun PTK kegiatan yang akan dilakukan adalah (1)

menyusun jadwal bimbingan menyusun PTK, (2)

membuat dan meyiapkan instrumen penelitian berupa

lembar observasi memperoleh data nontes, (3)

menyiapkan refleksi dan perbaikan dalam melaksanakan

PKB.

2. Tindakan

Tindakan adalah aktivitas yang dirancang dengan

sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau

perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga proses

pelaksanaan PKB dilaksanakan lebih maksimal dan baik.

Dengan adanya pelaksanaan PKB dapat

meningkatkan kemampuan guru menyusun PTK dan

menguasai knmpetensi – kompetensi guru secara

keseluruhan. Dengan hal ini guru akan mudah dalam

mengerjakan administrasi yang menyangkut dengan

tugas pokoknya dalam meningkatkan karir.

3. Observasi

Observasi adalah mengamati hasil atau dampak

68

dari tindakan-tindakan yang dilakukan pengawas.

Observasi dilaksanakan peneliti selama kegiatan

berlangsung. Observasi meliputi pengawas terhadap guru.

4. Refleksi

Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan

mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan.

Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan

revisi terhadap rencana selanjutnya atau terhadap

rencana awal siklus II.

Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil

kemampuan guru dalam mengajar siklus I. Jika

kemampuan tersebut belum memenuhi nilai target yang

telah ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II dan

masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan

dicarikan alternatif pemecahannnya pada siklus II.

Pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan di

wilayah Kabupaten Grobogan. Kegiatan penelitian ini

untuk mencari keberhasilan pelaksanaan

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dalam

peningkatan karir guru ini diselenggarakan selama 2

kali, yaitu pada tanggal 7 Januari 2016 dan pada

tanggal 19 Januari 2016. Penelitian yang dilaksanakan

ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas

mengenai tingkat keberhasilan akademis yang telah

diraih. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang

dapat digambarkan sebagai berikut:

69

Tabel 3.1: Pokok-pokok Rencana Kegiatan PTS

SIKLUS LANGKAH RENCANA KEGIATAN

HASIL

Siklus

1

Perencanaan · Identifikasi

masalah dan

penetapan

tindakan

· Perumusan skenario tindakan

· Persiapan

tindakan:

instrumen, sarana

prasarana,

kolaborator, jadwal, dsb.

· Penentuan macam-

macam data yang

diperlukan dan

bagaimana cara memperolehnya.

· Identifikasi

masalah

· Penetapan

tindakan

· Rumusan masalah

· Judul penelitian

· Rumusan tujuan

penelitian

· Proposal

penelitian · Instrumen dan

jenis data yang

dibutuhkan

· Langkah-langkah

pengumpulan data

Pelaksanaan · Setting tindakan

sesuai dengan

skenario

· Pelaksanaan

tindakan sesuai

dengan skenario

· Tindakan dapat

dilaksanakan

sesuai skenario

Pengamatan · Pengamatan dilakukan dengan

instrumen

· Data diperoleh

sesuai prosedur

· Seluruh kejadian dalam proses

tindakan dicatat

dalam lembar

observasi dan

catatan lapangan

· Data kuantitatif · Data kualitatif

· Catatan

peristiwa selama

proses tindakan

Refleksi · Evaluasi tindakan

dan data-data yang diperoleh

· Pertemuan

membahas hasil

evaluasi

· Merencanakan langkah-langkah

siklus 2

· Perubahan atau

perbailkan yang terjadi

· Masalah atau

kesulitan yang

dialami

· Peristiwa yang terjadi di luar

skenario

70

· Rencana

langkah-langkah siklus 2.

Siklus

2

Perencanaan Rencana langkah

sesuai refleksi siklus

1

Pelaksanaan Pelaksanaan sesuai

skenario siklus 2

Pengamatan Pengamatan sesuai

rencana siklus 2

Refleksi Evaluasi siklus 2

Secara ringkas langkah-langkah pelaksanaan PKB

dapat diuraikan sebagai berikut:

Tahap 1: Setiap awal tahun semua guru wajib

melakukan evaluasi diri untuk merefleksikan kegiatan

yang telah dilakukan pada tahun ajaran sebelumnya.

Evaluasi diri dan refleksi merupakan dasar bagi seorang

guru untuk menyusun rencana kegiatan pengembangan

keprofesian yang akan dilakukan pada tahun tersebut.

Bagi guru yang mengajar pada lebih dari satu sekolah,

maka kegiatan evaluasi diri dilakukan di sekolah

induknya

Deskripsi evaluasi diri terhadap butir-butir

dimensi tugas utama/indikator kinerja guru, kompetensi

untuk menghasilkan publikasi ilmiah dan karya inovatif,

kompetensi lain yang dimiliki untuk menunjang

pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas (misalnya

TIK, bahasa Asing, dsb), dan kompetensi lain yang

dimiliki untuk melaksanakan tugas tambahan (misalnya

Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan, Kepala Bengkel,

71

dsb). Deskripsi usaha-usaha yang telah saya lakukan

untuk mempememenuhi dan mengembangkan berbagai

kompetensi tersebut. Deskripsi kendala yang saya hadapi

dalam memenuhi dan mengembangkan berbagai

kompetensi yang terkait dengan pelaksanaan tugas

utama/indikator kinerja guru dan/atau kinerja guru

dengan tugas tambahan. Deskripsi pengembangan

keprofesian berkelanjutan yang masih saya butuhkan

dalam memenuhi dan mengembangkan berbagai

kompetensi dan dimensi tugas utama/indikator kinerja

guru.

Tahap 2: Hasil evaluasi diri guru yang dilengkapi

dengan dokumen pendukung antara lain perangkat

pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru yang

bersangkutan selanjutnya akan digunakan untuk

menentukan profil kinerja guru dalam menetapkan

apakah guru akan mengikuti program peningkatan

kinerja untuk mencapai standar kompetensi profesi atau

kegiatan pengembangan kompetensi lebih lanjut.

Tahap 3: Melalui konsultasi dengan Kepala

Sekolah, Guru dan Koordinator Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan membuat perencanaan

kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Konsultasi ini diperlukan untuk menentukan apakah

kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

dilaksanakan di sekolah, di KKG/MGMP/MGBK,

72

dan/atau di LPMP/PPPPTK. Apabila kegiatan

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan

di luar sekolah, perlu dikoordinasikan dengan

KKG/MGMP/MGBK dan koordinator pengembangan

keprofesian berkelanjutan di tingkat kabupaten/kota.

Tahap 4: Koordinator pengembangan keprofesian

berkelanjutan tingkat sekolah bersama dengan Kepala

Sekolah, menetapkan dan menyetujui rencana final

kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi

guru (Format 2-3). Perencanaan tersebut memuat

kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang

akan dilakukan oleh guru baik secara mandiri dan/atau

bersama-sama dengan guru lain di dalam sekolah, di

KKG/MGMP/MGBK maupun kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. Dinas Pendidikan

diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan pengembangan

keprofesian berkelanjutan yang akan dilaksanakan di

kabupaten/kota dan memberikan anggaran atau subsidi

kepada sekolah maupun KKG/MGMP/MGBK.

Tahap 5: Guru menerima rencana program

pengembangan keprofesian berkelanjutan yang mencakup

kegiatan yang akan dilakukan di dalam dan/atau luar

sekolah. Rencana kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan juga mencakup sasaran yang akan dicapai

dalam kurun waktu tertentu setelah guru mengikuti

program pengembangan keprofesian berkelanjutan. Jika

73

diperlukan, dalam melaksanakan kegiatan pengembangan

keprofesian berkelanjutan, seorang guru dapat menerima

pembinaan berkelanjutan dari seorang guru pendamping.

Guru pendamping tersebut ditetapkan oleh kepala

sekolah dengan syarat telah berpengalaman dalam

melaksanakan proses pembelajaran dan telah mencapai

standar kompetensi yang telah ditetapkan serta memiliki

kinerja minimal baik berdasarkan hasil penilaian kinerja

guru.

TAHAP 6: Guru selanjutnya melaksanakan

kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang

telah direncanakan baik di dalam dan/atau di luar

sekolah. sekolah berkewajiban menjamin bahwa

kesibukan guru melaksanakan kegiatan pengembangan

keprofesian berkelanjutan tidak mengurangi kualitas

pembelajaran peserta didik.

Setiap pengawas satuan pendidikan baik secara

berkelompok maupun secara perorangan wajib menyusun

rencana program pengawasan. Program pengawasan

terdiri atas (1) program pengawasan tahunan, (2) program

pengawasan semester, (3) rencana kepengawasan

manajerial (RKM), dan (4) rencana kepengawasan

akademik (RKA). Program pengawasan tahunan pengawas

satuan pendidikan disusun oleh kelompok pengawas

satuan pendidikan di kabupaten/kota melalui diskusi

terprogram. Kegiatan penyusunan program tahunan ini

74

diperkirakan berlangsung selama 1(satu) minggu

(Sudjana, 2006: 14).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan

Kedungjati Kabupaten Grobogan dan dilaksanakan mulai

bulan Januari-Maret 2016.

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru-guru gugus

Hasanuddin Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan.

3.4. Indikator Keberhasilan

Analisis data kuantitatif ini dilakukan karir guru

dengan menggunakan pendekatan persentase yang

dikemukakan oleh (Ade Rusliana, 2007:6) dengan rumus

sebagai berikut:

Skor yang diperoleh (F)

Persentase perolehan skor = X 100%

Skor Maksimum (N)

Rentang skor masing masing kriteria dihitung

pembagian makna dibawah ini:

80% - 100% Sangat Baik 70% - 79% Baik 60% - 69% Cukup

<50% Kurang Sumber: Aderusliana (2007:6)

75

Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan yang dilaksanakan pengawas TK/SD dalam

meningkatkan karir guru dalam hal ini menyusun PTK di

Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan dikatakan

berhasil jika nilai persentase yang diperoleh minimal >

75%

Terdapat beberapa indikator mengembangkan

keprofesian melalui tindakan reflektif yaitu:

a. Guru melakukan evaluasi diri secara spesifik,

lengkap, dan didukung dengan contoh pengalaman

diri sendiri.

b. Guru memiliki jurnal pembelajaran, catatan

masukan dari teman sejawat atau hasil penilaian

proses pembelajaran sebagai bukti yang

menggambarkan kinerjanya

c. Guru melakukan penelitian, mengembangkan karya

inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya

seminar, konferensi) dan aktif dalam melaksanakan

PKB

76