BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1 Proses Kerja Produser · alat atau menyewa alat-alat produksi yang...
Transcript of BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1 Proses Kerja Produser · alat atau menyewa alat-alat produksi yang...
1
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1 Proses Kerja Produser
Menurut Rusman Latief (2017:4) Produser diartikan sebagai (1) orang yang
menghasilkan (2) pengusaha sandiwara (film), dan (3) orang yang bertugas
melaksanakan produksi siaran. Disimpulkan produser adalah orang atau pengusaha
yang bertugas memproduksi film sandiwara, di siaran televisi dan radio. Pada film
umumnya diketahui bahwa produser adalah pengusaha film atau pembuat film.
Sementara dalam industri penyiaran televisi dan radio (broadcasting) disebut
sebagai pembuat program siaran televisi dan radio. Ada beberapa istilah produser
pada industri televisi menurut Rusman Latief (2017:6) :
Executive producer (EP) dalam bahasa indonesia ditulis eksekutif produser
adalah orang yang bertanggung jawab atas pengadaan dana, perlengkapan, dan
sebagainya dalam pembuatan suatu film atau acara siaran televisi.
Co-executive producer : senior eksekutif produser level kedua. Tugasnya
membantu EP mewakili dalam beberapa tugas misalnya menghadiri meeting dengan
tim kreatif atau penulis naskah.
Supervising producer: produser senior yang bertugas mengawasi proses kreatif,
dan juga memberikan arahan dan saran-saran untuk mengasilkan ide yang baik sesuai
dengan target program yang akan di produksi. Supervising producer juga melakukan
supervisi pada program yang sesuai keahliannya, misalnya supervisi pada program
sport atau pada program musik.
2
Producer : orang yang bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan
produksi. Melakukan koordinasi pelaksanaan pra produksi, produksi dan pasca
produksi. Dalam menjalankan tugasnya produser diawasi oleh produser eksekutif.
Co-producer : produser junior yang akan memasuki jenjang produser. Tugasnya
sebagian besar melakukan fungsi kreatif, bertanggung jawab untuk satu atau lebih
fungsi manajemen produksi, misalnya secara teknis melakukan tanggung jawab
sebuah program, tetapi juga masih mengurusi pekerjaan lain dan secara administratif
masih co-producer, yaitu berhubungan dengan salary yang berhak dia dapatkan.
Coordinator producer : disebut juga production coordinator. Produser yang
bertugas mengelola jadwal program dan mengatur staf produksi yang bekerja dalam
beberapa tim kerja. Pada beberapa stasiun istilah cordinator producer ini dapat
disebut koordinator liputan. Tugasnya adalah mengatur staf produksi yang akan
melakukan tugasnya disesuaikan dengan tingkat keahlian masing-masing staf.
Consulting producer : produser yang bertugas membantu para produser dalam
memberikan bimbingan dan pengawasan untuk pengembangan materi program
secara kreatif yang mengkhususkan diri pada format program tertentu.
Associate producer : disebut asisten produser atau juga producer assintant (PA).
Bertugas mempersiapkan kebutuhan produksi. Menghubungi bagian-bagian yang
terlibat dalam produksi; make up, talent, studio, editing, wardrobe, special effect,
transportasi, art desainer, dan lainnya. Mempersiapkan materi shooting, dan
mengumpulkan hasil shooting untuk selanjutnya masuk post production.
3
Chase producer : produser yang bertanggung jawab pada program yang
jadwalnya padat, misalnya program talkhow dan berita. Produser ini yang mengatur
jadwal pengisi acara sesuai dengan kebutuhan program.
Segment producer : produser yang bertanggung jawab pada materi untuk sebuah
program pada segment tertentu, dan bertanggung jawab kepada produser utama dari
program tersebut. Segment producer biasanya berlaku jika program yang di produksi
merupakan program yang berskala besar melibatkan banyak materi, pengisi acara,
dan kru.
Line producer : bertugas mengatur kru dan mencari kru yang akan dipekerjakan,
karena terjadi keterbatasan kru pada sebuah program, maka diperlukan kru tambahan
yang bekerja sebagai freelance. Line producer juga bertugas untuk mempersiapkan
alat atau menyewa alat-alat produksi yang akan digunakan. Menangani operasional
sehari-hari proyek. Melaksanakan tugas-tugas mendasar, seperti mempersiapkan
skrip, tetapi ada pula yang dipekerjakan untuk menjadi orang suruhan.
Field producer : disebut produser palaksana atau produser lapangan. tugasnya
mengoordinasi liputan dilapangan. Menghubungi dan menjalin kerja sama dengan
pengisi acara dan bertanggung jawab mendapat narasumber atau materi liputan
dilapangan.
Editing producer : bertugas mengawasi aspek kreatif pada saat editing. Editing
produser mulai bekerja saat master shooting didapatkan dari lapangan, dalam editing
nonlinier mulai dari render, yaitu mengubah gambar audio vidio kedalam bentuk
data. Kemudian tahapan offline hingga online editing. Ia mengawasi secara detail
4
proses editing, memberikan arahan kepada editor dalam hal estetika dan materi yang
tepat sesuai tujuan dan pesan yang ingin disampaikan dalam program.
Post producer : produser yang mengawasi pasca-produksi secara keseluruhan.
Mulai dari editing, narasi, dubbing, dan mixing. Produser ini bekerja sesuai pedoman
awal program tersebut. Pentingnya post-producer, karena ada beberapa materi yang
kadang tidak sesuai konsep dan hasil yang didapatkan di lapangan.
Producer director (PD) : tugasnya sama dengan produser pada umumnya,
sedangkan director atau dikenal dengan istilah program director (PD) atau pengarah
acara, bertugas secara pelaksanaan teknis saja, yaitu menerjemahkan naskah menjadi
audio video.
3.1.1 Pra Produksi
Berpikir tentang produksi televisi bagi seorang produser professional, berarti
mengembangkan gagasan sebagai materi produksi itu,selain menghibur, dapat
menjadi suatu sajian yang bernilai, dan memiliki makna.
Nurul muslimin (2018:31) “tahap pra produksi mengacu pada hal-hal yang
dilakukan oleh tim produksi sebelum eksekusi pengambilan gambar (shooting) dalam
membuat sebuah film (sebelum produksi film).”
Segala bentuk kegiatan yang dilakukan sebelum masa produksi seperti
menentukan sebuah ide atau gagasan, pematangan konsep, hingga persiapan teknis
serta koordinasi tim (crew) sangat penting bagi sebuah program sebelum melakukan
produksi.
3.1.2 Produksi
5
Tahap produksi yaitu eksekusi terhadap apa yang telah direncanakan pada pra
produksi, pada tahap ini produser bertugas memastikan semua perlengkapan,
perizinan, jadwal apakah semuanya sudah disiapkan sesuai dengan rencana di pra
produksi dan mengawasi proses berjalannya shooting agar sesuai rencana.
Selama proses produksi produser dibantu oleh sutradara merealisasikan treatment
yang sudah dibuat, serta mengawasi jalannya produksi sesuai dengan jadwal kegiatan
yang sudah disepakati,mengingatkan akan kondisi kesehatan tim dan selalu
berkoordinasi atas kesiapan dan kelengkapan alat operational.
Nurul muslimin (2018:104) “Tahap dimana semua hal yang dibicarakan dalam
tahap praproduksi telah selesai (fixed) tetap. Diusahakan tidak ada perubahan yang
signifikan jika sudah masuk dalam wilayah produksi, karena wilayah ini adalah
ruang eksekusi sebuah keputusan karya kolektif”
3.1.3 Pasca Produksi
Pada tahap pasca produksi produser bertugas membantu pengecekan kelengkapan
alat yang telah dipakai pada saat produksi, mengembalikan ke tempat penyewaan alat
dan memeriksa hasil shoot apakah ada scene yang terlewat atau tidak.
Setelah tahap produksi produser beserta tim produksi me-review hasil liputan dan
memeriksa kelengkapan konten yang dibutuhkan, setelah itu melakukan koordinasi
terhadap tim editor dan sutradara untuk mengatursusunan fakta agar peristiwa itu
lebih bermakna (essensial). Hasil editing akan di review dan jika terdapat
kekurangan maka dilakukan revisi.
3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Produser
6
Menurut rusman latief (2017:105) “seorang produser harus bertanggung jawab
atas segala yang dilakukan, menyelesaikan pekerjaan hinnga akhir. Dapat dipercaya
dengan segala tugas yang dibebankan kepadanya. Memikul beban pekerjaan dengan
segala resikonya termasuk resiko kerja anak buahnya.”
Jika dalam pelaksanan kerja terjadi kelalaian yang mengakibatkan kerugian,
segala resiko yang terjadi siap dipertanggungjawabkan. Jika pimpinannya atau client
(sponsorship) memberikan tugas kepadanya, dia dapat membuat nyaman
pimpinannya. Produser andal tidak membebankan resiko tanggung jawab kepada
anak buah. Ungkapan populer “tidak ada anak buah yang salah, komandan lah yang
salah” seorang produser harus melindungi bawahannya. Meskipun dia tidak terpilih
menduduki posisi produser oleh bawahannya, karena produser ditunjuk dan diangkat
oleh pemimpin diatasnya, yaitu eksekutif produser atau kepada divisi produksi.
Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan
yang ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif manapun managemen produksi,
sesuai dengan anggaran yang telah disepakati oleh executive producers.
Pada proses program dokumenter televisi ini, produser memiliki peran dan
tanggung jawab diantaranya:
1. Pra produksi
a. Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk produksi
b. Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau skenario film
c. Menyusun rancangan untuk produksi
d. Memastikan tersedianya materi film, mulai dari rundown acara,
rencana acara, hingga berbagai kelengkapan dalam pembuatan film
dokumenter.
7
e. Bertanggung jawab dalam produksi dan menentukan crew yang akan
dipilih dalam produksi nanti.
f. Produser juga bertanggung jawab memantau produksi, sekaligus
mengarahkan apa yang harus dilakukan oleh para crew atau
narasumber.
2. Produksi
a. Produser bertugas sebagai pemimpin pelaksana produksi dan
mengkoordinasikan segala yang sudah disiapkan pada saat
pra produksi.
b. Memantau crew dalam produksi, agar semua yang sudah
direncanakan dapat terealisasikan saat memberikan arahan apabila
crew mendapatkan kesulitan.
c. Mengecek kondisi dan kelengkapan peralatan yang di pakai untuk
shooting.
d. Selalu stand by dan bertanggung jawab pada saat produksi sedang
berlangsung.
3. Pasca produksi
a. Melakukan evaluasi pasca selesai shooting.
b. Mereview hasil rekaman film yang sudah diambil sebelum masuk ke
proses editing.
c. Melakukan kordinasi terhadap editor, penata audio, dan penulis
naskah.
8
3.1.5 Proses Penciptaan Karya
1. Konsep kreatif
Sebuah tim produksi memerlukan kru di bagiannya masing-masing, maka
dari itu hal pertama yang produser lakukan adalah melakukan pemilihan
crew dimulai mulai dari pemilihan penulis naskah, sutradara, kameramen,
audioman, lighting, artistik, editor, pemilihan crew yang produser lakukan
berdasarkan kemampuan masing-masing di bidangnya. Lalu setelah
semua crew sudah terpilih produser mengadakan rapat menentukan ide
cerita apa yang akan dibuat, kemudian akan dikembangkan oleh penulis
naskah. Kemudian produser bekerja sama dengan penulis naskah dan
sutradara berusaha menentukan lokasi yang dapat mencangkup semua
scene yang dari awal hingga akhir agar menarik.
2. Konsep produksi
Dalam produksi, produser memiliki hak untuk menentukan siapa crew
yang akan diajak bekerja sama, karena nantinya akan berpengaruh dalam
proses produksi bila ada crew yang sulit untuk saling mengerti atau
bekerja sama. Dalam tim inti ini membutuhkan lima orang crew dengan
jobdesk masing-masing yang telah di tentukan.
3. Konsep teknis
Setelah naskah selesai dibuat, kemudian diadakan bedah naskah. Salah
satu yang perlu disesuaikan adalah alat-alat untuk shooting. Menentukan
penyewaan alat apa saja yang akan digunakan dan berapa budget yang
dibutuhkan untuk penyewaan.
3.1.6 Kendala dan Solusi
9
Pada saat pembuatan film dokumenter, penulis mengalami beberapa kendala
diantara nya :
1. Pengaturan jadwal shooting yang bentrok dengan jadwal kuliah dan
sertifikasi kompetisi di kampus
2. Rute perjalanan ke lokasi shooting yang dilalui cukup sulit dan terkadang
cuaca juga menghambat perjalanan untuk sampai ke lokasi
3. Untuk menemui sesepuh kampung agak sulit karna harus melalui
sekretariat gunung api purba untuk perizinan masuk ke kampung pitu.
Solusi yang dilakukan :
1. Karena sewa peralatan untuk keperluan shooting (kamera) cukup
mahal kami meminimalisir budget. untuk penginapan, konsumsi,
seperti membawa persediaan bahan makanan dari rumah
2. Meminta surat izin dari kampus agar Shooting dapat berjalan sesuai
jadwal.
3. Sebelum kembali kelokasi untuk meminta izin kepada pengurus
serketariat gunung api purba setempat, kami membuat janji atau
mengkonfirmasi terlebih dahulu.
10
Lembar Kerja Produser
1. Konsep Produser.
2. Deskripsi Program.
3. Working Schedule.
4. Breakdown Budgeting.
5. Shooting Schedule.
6. Call Sheet.
7. Daily Production Report.
8. Equipment List.
11
3.1.7.1.Konsep Produser
Dalam membuat konsep sebuah program tidaklah mudah,banyak
pertimbangan hal yang harus dilakukan, disini penulis dan tim mencobamembuat
program yang menarik di tonton oleh masyarakat. Dokumenter yang penulis buat
ini menceritakan tentang sebuah desayang dimana mempunyai suatu sejarah yang
mempunyai banyak makna terkandung didalamnya Film dokumenter ini
menginformasikan tentang kampung yang selama ratusan tahun hanya dihuni 7
keluarga saja. Kampung pitu adalah sebuah komunitas adat yang masih tetap
eksis di tengah gempuran budaya masyarakat yang semakin modern. Komunitas
adat ini berada di dataran tinggi Pegunungan Nglanggeran. Tepatnya di
Padukuhan Tlogo, Desa Nglanggeran, kecamatan Patuk, Kabupaten
Gunungkidul. Desa yang ditemukan oleh Abdi Dalem Yogyakarta dulu. Tepat di
puncak Gunung Nglanggeran, tempat dimana Kampung Pitu berada dan belum
dihuni oleh satu orang pun. Seorang Abdi Dalem Keraton Yogyakarta pergi
kesana dan menemukan sebuah pohon yang sangat langka bernama pohon
Kinang Gadung Wulung, didalam pohon tersebut ia menemukan sebuah keris
yang memiliki kesaktian tinggi. Siapapun yang berhasil menjaga keris pusaka ini
dan membersihkan daerah disekitarnya akan mendapat imbalan tanak untuk anak
keturunannya dan itu membuat siapun yang berhasil melaksanakannya yang
mampu bertahan di Kampung Pitu. Banyak orang sakti ingin tinggal disana untuk
mengukur kekuatan mereka, namun tetap saja hanya orang orang „Pilihan Alam‟
yang dapat bertahan hingga saat ini. Selalu banyak cobaan bagi warga yang
berkediaman disana sehingga yang tertinggal hanya tujuh kepala keluarga.
12
Sesuai namanya “pitu” kampung ini hanya terdiri dari tujuh kepala
keluarga. Sebagian warga kampung pitu percaya ada kekuatan magis yang
membuat kampung pitu hanya dapat dihuni oleh tujuh kepala keluarga. Setiap
ada keluarga lain yang masuk, kampung tersebut mengalami musibah, misalnya
sakit, bahkan meninggal dunia. Oleh sebab itu, selalu ada alasan yang membuat
kampung pitu hanya dihuni oleh tujuh keluarga, seolah ada yang mengatur untuk
tetap seperti itu.
. Dalam dokumenter ini penulis menampilkan beberapa suatu informasi yang
saat ini menjadi sebuah sejarah penting yang dimana banyak dari masyarakat
atapun kalangan penonton belum mengetahuinya. Penulis tidak menambahkan
narasi dalam dokumenter ini, tetapi lebih condong kepada penjelasan narasumber
dengan disisipkan videoatau foto untuk memperjelas isi wawancara narasumber.
3.1.7.2.Deskripsi program
Kategori Program : Informasi & Dokumentasi
Media : Televisi
Format Program : Dokumenter
Judul Program : Jelajah “eksistensi kampung pitu”
Durasi Program :13 menit
Target Audience : Semua Umur :Anak (6 – 12 Tahun)
Remaja(13 –17 Tahun)
Dewasa (18–35 Tahun)
Orang Tua (36 –45Tahun)
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Status Ekonomi Sosial : B (Menengah ke atas)
13
C (Menengah ke bawah)
Karakteristik Produksi : Record(Single kamera)
Jam Tayang :16.00-16.15
Alasan :saat waktu sore hari, karna pada jam berikut
biasanya masyarakat sedang menonton televisi program berita atau program
informasi lainnya.
14
3.1.7.3.Working Scehedule
Tabel III.1 Working Scehedule
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Production Company : NATURAL PRODUCTION Producer : Inggit Prihantini
Project Title : Eksistensi kampung pitu Director : Luthfi Rustiawan
Duration : 13 Menit
No
Tahap
Aktifitas
Target Per Minggu
Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pra
Produksi
Penemuan Ide ♣
2 Pengembangan
Gagasan
♣
3 Penulisan Naskah ♣
4 Produksi Shooting ♣ ♣ ♣ ♣ ♣
15
5 Daily Production
Report
♣
6 Evaluasi Produksi ♣
7 Pasca
Poduksi
Capturing ♣
8 Logging ♣
9 On Line Editing ♣
16
3.1.7.4.Breakdown Budgeting
Tabel III.2 Breakdown Budgeting
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Production Company :NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit P
Project Title :eksistensi kampung pitu Director : Luthfi R
Durasi : 13 Menit
No
.
Nama Barang Jumlah
Barang
Harga
Satuan
Total Ket
PRA PRODUKSI
1 Print Dispro 2 Rp. 10.000 Rp. 20.000
2. Fotocopy Surat
Bimbingan
5 Rp. 1.000 Rp. 5.000
Biaya Tak
Terduga
Rp.
200.000
Rp. 200.000
3. Riset pertama 1
mobil
5 Orang Rp. 100.000
4 Konsumsi Riset
Pertama
5 Orang Rp. 20.000
x 5
Rp. 100.000
5 Riset Kedua 1
mobil
5 Orang Rp. 100.000
6 Konsumsi Riset
Kedua
5 Orang Rp. 20.000
x 5
Rp. 100.000
17
TOTAL Rp 625.000
PRODUKSI
5. Tripod 1 Rp. 35.000 Rp.105.000 Sewa (3
hari)
6. Clip On 1 Rp. 50.000 Rp. 150.000 Sewa (3
hari)
7. Battery Alkalin A4 1
Rp. 75.000 Rp. 75.000 Beli
8. Camera Sony MC
1500
1 Rp.
175.000
Rp. 525.000 Sewa (3
hari)
9. Memory Camera
Ekstrim Pro 64GB
1 Rp. Milik
Sendiri
10. Battery sony NP-
F570
1 Sewa (3
hari)
11. Charger sony 1 Sewa (3
hari)
12. Bags+box+hitam
tripod+pouch
1 Sewa (3
hari)
13. LED vidio lighting
140
1 Rp 75.000 Rp 225.000 Sewa (3
hari)
14. Laptop acer 1 Milik
sendiri
15. Fee 3 Narasumber Rp
500.000
Rp 1.500.000
16. Konsumsi 5 orang Rp 50.000 Rp 500.000 10 hari (20
18
kali
makan)
17. Fee Kantor Desa
dan Sekretariat
Desa Nglanggeran
Rp.
500.000
Rp. 500.000
Transportasi
1. Mobil 1 Rp. 800.000 Milik
sendiri
2. Motor 1 Rp.
100.000
Rp. 100.000 Milik
Sendiri
3. Tol Rp 500.000
TOTAL Rp. 4.980.000
PASCA PRODUKSI
Laptop Lenovo 1 Milik
Sendiri
1. Headset 1 Milik
Sendiri
2. Buku dan dispro Rp.
300.000
Rp. 300.000
TOTAL Rp. 300.000
Total Keseluruhan Rp. 5.905.000
19
3.7.1.5.Shooting Schedulle
Tabel III.3 Shooting Schedulle
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Perusahaan Produksi :NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit P
Nama Program : Eksistensi kampung pitu Director :Luthfi R
Durasi : 13 Menit
No Hari dan Tanggal Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan
1
21 April 2019
08.00 - 08.30 Prepare perlengkapan
2 08.30 – 10.30 Pengumpulan Narasumber
3 10.30 – 12.00 Shooting Narasumber mbah
yatno
4 12.00 – 12.30 Ishoma
5 12.30 – 15.00 Shooting Narasumber pak rt
kampung pitu
6 15.00 – 15.30 Ishoma
7 15.30 – 17.00 Shooting Narasumber anak
anak kampung pitu
8 17.00-18.30 Break
20
9 18.30-21.00 Shooting kegiatan malam
kampung pitu
1
22 April 2019
08.00 – 08.30 Sarapan
2 08.30 – 09.00 Prepare alat dan perlengkapan
3 09.00 – 12.00 Shooting kegiatan ritual
4 12.00 – 12.30 Ishoma
5 12.30 – 15.00 Shooting kegiatan ritual
6 15.00 – 15.30 Ishoma
7 15.30 – 17.00 Pengambilan stock shoot
8 17.00 Produksi Kedua Selesai
1
23 April 2019
08.00 - 08.30 Sarapan
2 08.30 – 09.00 Prepare alat dan perlengkapan
3 09.00 – 12.00 Shooting
4 12.00 – 12.30 Ishoma
5 12.30 – 15.00 Shooting
6 15.00 – 15.30 Ishoma
7 15.30 – 17.00 Shooting
8 17.00 Produksi Ketiga Selesai
21
9 22.00 Pengembalian alat
3.7.1.6.Call Sheet
Tabel III.4Call Sheet
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Perusahaan Produksi :NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit P
Nama Program : Eksistensi kampung pitu Director :Luthfi R
Durasi : 13 Menit
No Nama Jabatan No.Telpon
1. Inggit Prihantini Produser 087873624227
2. Luthfi Rustiawan Sutradara 081211531276
3. Krismonnisa Penulis Naskah 0089610021898
4. Aditya suranta Penata Kamera 089688793151
5. Candra adi saputra Editor 081911929881
6. Pak aan Narasumber 081904218374
22
3.1.7.7.Daily Production Report
Tabel III.5Daily Production Report
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Perusahaan Produksi :NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit P
Nama Program :Eksitensi kampung pitu Director :Luthfi R
Durasi : 13 Menit tanggal : 21 April 2019
Keterangan Terjadwal pelaksanaan
Call crew 08.00 09.00
Produksi 10.00 10.00
Evaluasi metting 21.00 21.00
Perusahaan Produksi :NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit P
Nama Program :Eksitensi kampung pitu Director :Luthfi R
Durasi : 13 Menit tanggal : 22 April 2019
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Call crew 08.00 09.00
Produksi 10.00 10.00
Evaluasi metting 19.00 19.00
Perusahaan Produksi :NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit P
23
Nama Program :Eksitensi kampung pitu Director :Luthfi R
Durasi : 13 Menit tanggal : 23 April 2019
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Call crew 08.00 13.00
Produksi 14.00 14.00
Evaluasi metting 21.00 21.00
24
3.1.7.8.Equipment List
Tabel III.6Equipment List
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Perusahaan Produksi :NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit P
Nama Program :Eksitensi kampung pitu Director :Luthfi R
Durasi : 13 Menit
No Nama Seri Jumlah Keterangan
1 Camera Sony MC 1500 1 Sewa
2 Charger sony BCW+126 1 Sewa
3 Tripod Velbon DV 7000 N 1 Sewa
4 Lighting YN + battery 140
(npf-570)
1 Sewa
5 Batre Sony 1 Sewa
6 Clip On Sennheizer 1 Sewa
7 Audio Zoom H4N 1 Sewa
8 Laptop Lenovo V310 1 Milik Sendiri
25
Proses Kerja Sutradara
26
3.2 Proses kerja sutradara
Menurut Gerzon Ron Ayawaila (2017:49) “menyutradarai dokumenter agak
berbeda dengan menyutradarai program lain nya apalagi jika di bandingkan dengan
penyutradaraan fiksi seperti FTV atau sinetron misalnya tidak ada actor yang bisa di
arahkan dengan total oleh sutradara.”
Di dalam dokumenter ada subjek seperti narasumber yang cara pengarahan
nya berbeda seperti pengarahan actor drama.
3.2.1 Pra Produksi
Menurut Gerzon Ron Ayawaila, dkk (2017:30) “film dokumenter membutuhkan
pendalaman isi cerita dengan cara melakukan riset yang matang agar menghasilkan
film dokumenter yang bermutu”
Dalam pra poduksi ini sutradara melakukan analisa naskah yang menyangkut isi
cerita, memberikan informasi, dan semua hal yang berhubungan dengan nilai nilai
yang penting dalam film documenter, dan kemudian merangkai nya dan menyusun
alur cerita yang akan penulis buat, analisa yang di lakukan sutradara didiskusikan
bersama tim, kemudian merumuskan konsep penytradaraan untuk film tersebut.
Setiap tim kerja sudah menyiapkan lokasi pilihan nya masing masing beserta
hal-hal lain serta informasi mengenai hal tersebut. Kami juga berdiskusi sama-sama
untuk menentukan lokasi pada akhirnya kami sepakat untuk menentukan lokasi di
kota Yogyakarta tepatnya di Gunung Kidul, di Gunung Kidul kami mencari
informasi tentang adanya kampung 7 atau yang biasa di sebut kampung pitu di
daerah Gunung Kidul, sebuah kampung yanghanya boleh di huni 7 keluarga. Oleh
karna itu Sutradara bersama dengan tim kerja lain nya seperti, produser,Penulis
Naskah, Camera person dan penyunting gambar setuju dengan lokasi tersebut.
27
Dengan selesai tahapan pertama kemudian di lanjutkan ke tahap yg ke dua yang
di dapat dari internet, sutradara memulai ke tahap ke dua, sutradara mulai berdiskusi
kepada tim untuk menentukan ide-ide dan konsep cerita. Sutradara mulai merancang
konsep yang di bantu oleh penulis naskah. Selanjutnya tahap kerja sutradara mulai
menganalisa TOR atau Trem Of Reference yang di buat oleh penulis naskah.
Sutradara beserta tim kerja melakukan riset, di lokasi riset kami mengunjungi
rumah saudara dari produser kami untuk bersilaturahmi yang kebetulan rumah nya
berdekatan dengan kampung pitu, selanjutnya meminta izin untuk menginap selama
2 minggu. Sudtradara mulai merancang director treatment untuk tahap produksi
untuk pengambilan gambar bersama camera person.
3.2.2 Produksi
Menurut Anton Mabruri KN (2018:150) “sutradara mengarahkan seluruh aspek
teknis dan element kratif produksi program atau acara televisi sesuai kesepakatan
produser kemudian mengaplikasikannya dengan prinsip-prinsip sinematografi
(vidoegrafi) dan broadcast”
Melakukan persiapan awal, sutradara harus memeriksa persiapan yang akan di
bawa dan di gunakan untuk shooting atau selama produksi. Sutradara melakukan
diskusi bersama tim kerja mengenai blocking camera hingga pengambilan gambar
selanjutnya pada saat produksi sutradara mendampingi camera person untuk
pengambilan gamnbar dari director treatment yang sudah di buat. Pada saat produksi
sutradara harus memiliki rencana ketika ada perubahan konsep atau moment
pengambil gambar ketika produksi berlangsung.
Sutradara mengarahkan shoot kepada camera person untuk mengambil aspek
menarik yaitu aktivitas di kampung pitu
28
Hari pertama sutradara dan tim menemui narasumber untuk melakukan
wawancara Mbah Yatno selaku sesepuh di kampung pitu yang mengetahui sejarah di
kampung pitu setelah wawancara tim mengambil stock shot yang ada di kampung
pitu.
Hari kedua produksi di lakukan untuk mewawancarai POKDARWIS
(Kelompok Sadar Wisata) dan dilanjutkan mengikuti aktivitas berupa ritual wiwitan
dan ritual telaga guyangan yang di lakukan oleh sesepuh kampung pitu dan
mengambil establish di atas gunung merapi purba.
Hari ketiga produksi tim menuju ke balai desa ngelanggeran untuk bertemu
kepala desa Pak Senen untuk melakukan wawancara dan melanjutkan perjalanan ke
Ikon Gunung Kidul dan Jogja kota untuk pengambilan stock shot
Setelah semua selesai sutradara dan tim bersama sama merivew untuk memilih
wawancara mana yang penting dan tidak penting tidak hanya hasil wawancara,
suitradar juga melakukan review stock shot dan visual gambar untuk di hadirkan
dalam film Dokumenter “EKSISTENSI KAMPUNG PITU”
3.2.3 Pasca produksi
Menurut Gerzon Ron Ayawaila, dkk (2017:52) “Tahap Paska Produksi
merupakan tahapan menarik dalam pembuatan dokumenter kolaborasi atau sutradara
dengan editor sudah dimulai” Pada saat shooting selesai sutradara dan penyunting
gambar berdiskusi untuk meilih milih bagian wawancara dan shot apa saja yang di
masukan ke dalam editing. Sutradara juga harus bekerja sesuai konsep yang di
sepakati bersama tim, selama proses editing sutradara ikut mendampingi untuk
memberi masukan apa saja yang terpenting dalam pembuatan film dokumenter
“EKSISTENSI KAMPUNG PITU”
29
Pada tahap selanjutnya proses editing sutradara memberikan music dan subtitle
untuk membuat film dokumenter sesuai konsep yang di ingin kan.
3.2.4 Peran dan tanggung jawab sutradara
Dalam proses tahap produksi film dokumenter “EKSISTENSI KAMPUNG PITU”
ini sutradara telah melakukan tugas nya antara lain :
1. Mengikuti rangkaian seluruh rapat produksi.
2. Memimpin jalan nya produksi.
3. Mengerahkan tim untuk bertanggung jawab dengan peran nya masing
masing.
4. Mengarah kan dan menenangkan narasumber yang gugup.
5. Bertanggung jawab pada hasil karya sampe video telah layak di pertontonkan.
Peran sutradara juga harus memotivasi dan memberikan semangat kepada tim
agar bekerja dengan baik dan efektif, karena masa-masa produksi merupakan dimana
masa yang melelahkan dan menguras waktu yang cukup banyak, selain itu sutradara
juga harus membangun mood yang baik kepada seluruh tim yang tergabung saat
produksi.
3.2.5 Proses penciptaan karya
Proses kerja penulis sebagai seorang sutradara atau director mempunyai
tantangan tersendiri karena dibutuhkan jiwa kepemimpinan didalamnya, jiwa
kepemimpinan adalah modal utama seorang sutradara. Tidak ada pernah dapat
tercipta sebuah karya seni dalam bentuk audio visual yang diinginkan apabila tidak
terdapat jiwa kepemimpinan dan loyalitas dari sang-sutradara. Sebagai seorang
30
pimpinan kreatif sutradara harus mendapatkan kepercayaan dari teman satu
kelompok.
a. Konsep Kreatif
Sutradara membuat film dokumenter ini berawal dari objek wisata di gunung
kidul. Sutradara juga bertanya kepada teman – teman di Kampus, ternyata masih
belum banyak yang tahu tentang ke unikan kampung pitu yg hanya boleh di huni
oleh 7 kepala keluarga.
Proses pembuatan karya menggunakan shoot-shoot yang menarik sesuai konsep
visual dari tim inginkan. Mencari moment-moment yang terjadi ketika pembuatan
dokumenter dan secepat mungkin mendapatkan moment-moment itu menjadi visual
yang baik.
b. Konsep Produksi
Proses penciptaan karya program Dokumenter ditentukan dengan anggota
tim. Setelah konsep sudah disepakati, kami melakukan riset ke Jogjakarta gunung
kidul. Observasi ke lokasi supaya mendapatkan gambar - gambar yang sesuai
konsep. Diskusi dan saling tukar pikiran kepada tim atau semua anggota harus
terjalin kompak dan kerjasama yang baik, sehingga produksi akan berjalan lancar
tanpa ada kendala selisih paham kepada anggota lain.
c. Konsep Teknis
Sutradara memakai metode Close up, Medium Close up, Long Shot, Medium
Long Shot, dan Lain-lain.
Pada saat produksi penulis dan tim memilih menggunakan kamera tipe Sony
HXR - MC1500T kamera tersebut sudah memenuhi standar penyiaran serta gambar
31
yang dihasilkan baik. Sedangkan pada proses teknis editing software yang digunakan
adalah Adobe Primer Pro CC 2017, karena program editing tersebut adalah program
yang paling dikuasai editor dan sering digunakan pada pembuatan karya-karya
sebelumnya.
3.2.6. Kendala Produksi Dan Solusinya
Pada setiap produksi suatu film pasti ada kendala produksi yang muncul
dilapangan, dan sutradara harus bisa memikirkan solusi dan kendala dengan
disepakati bersama tim.
Berikut kendala yang tim alami diantaranya :
1. Pada saat mengarahkan narasumber untuk wawancara tersebut sering kali
gugup dan mengucapkan kata yang kurang jelas.
Solusinya: penulis selalu mengingatkan narasumber untuk selalu tenang.
2. Pada saat wawancara tim mengalami kesulitan dalam berbahasa di karenakan
narasumber berbahasa jawa dan tim kami tidak mengerti bahasa jawa
Solusinya : tim mengajak salah satu saudara yg tinggal di sana untuk
menerjemahkan bahasa.
3. Pada saat ingin produksi atau riset tim harus melalui medan yang terjal
sehingga mobil tim kami tidak kuat untuk menanjak untuk sampai di
kampung pitu .
Solusinya: Tim berjalanan kaki untuk melewati jalan yang menanjak
Berdasarkan kendala yang sudah dijelaskan diatas, memang
merupakan bagian yang akan dihadapi saat membuat sebuah program baik
pra produksi, pasca produksi maupun saat produksi berlangsung.
32
Lembar Kerja Penyutradaraan
1. Konsep Penyutradaraan.
2. Outline naskah.
3. Director Treatment.
33
3.2.7.1. Konsep sutradara
Film documenter yang berjudul Eksistensi kampungPitu ini menceritakan tentang
ke unikan dan keseharian yang di lakukan di kampung pitu dengan konsep ke aslian
yang natural dari setiap gambar, sebuah kampung yang terletak di Gunung Kidul
YOGYAKARTA yang hanya boleh di huni oleh 7 kepala keluarga, serta menapilkan
beragam budaya kearifan local berupa ritual ritual yang di lakukan oleh sesepuh di
kampung pitu dengan beberapa wawancara untuk memberikan informasi atau sejarah
dari kampung pitu.
Sutradara mendampingi camera person untuk mengambil sebuah gambar dengan
konsep yang sudah di buat pada saatn pra produksi
Dalam film dokumenter ini sutradara juga mengamati kehidupan yang ada di
kampung pitu mulai dari mbah yatno sebagai sesepuh menjelaskan sejarah di
kampung pitu .
34
3.2.7.2. Outline Naskah
Tabel III.7Outline naskah
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Perusahaan Produksi :NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit Prihantini
Nama Program :Eksitensi kampung pitu Director :Luthfi R
Durasi : 13 Menit
NO VIDEO
AUDIO
1
Bars And Tones Backsound
2 Logo BSI Natural sound
35
3
Program ID Natural sound
4
Universal Counting Leader Backsound
5 Gambar suasan jogja di nol kilometer - Suara Jalanan
6 Gambar gapura selamat datang Gunung
Kidul
(VO)
Gunung Kidul adalah sebuah kabupaten yang sangat mudah ditempuh
dengan berkendara darat dari pusat kota Jogjakarta. Bentuk permukaan
Gung Kidul yang berbukit bukit menyajikan pemandangan alam yang
menawan, menjadikan Gunung Kidul surge pariwisata bagi wisatawan.
7 Gambar ikon Gunung Kidul -Musik gamelan
36
8 Gambar pemandangan gunung kidul beserta
judul film
-Musik gamelan
9 Gambar petunjuk arah menuju kampung pitu (VO)
Kampung pitu ialah kampung yang hanya dihuni oleh tujuh kepala
keluarga ini, berlokasi di kabupaten Gunung Kidul dan terletak disisi
timur Gunung Api Purba Nglanggeran. Asal mula keberadaan
masyrakat yang tinggal di Kampung Pitu ini, bermula ketika
ditemukannya pohon kinah gadung wuluh oleh seorang Abdi Dalem
Keraton Jogjakarta. Pohon tersebut tergolong langka, selain langa di
dalam pohon ini terdapat sebuah benda pusaka yang konon memiliki
keuatan besar. Abdi dalem Keraton Jogjakarta memerintahkan kepada
siapa saja yang mampu untuk membersihkan area sekitar pohon akan
diberi imbalan berupa tanah secukupnya untuk anak dan keturunannya.
10 Gambar suasana di kampung pitu
11 Gambar hewan ternak di kampung pitu
37
12 Gambar rumah di kampung pitu -Backsound Gamelan
13 Gambar ayam sedang mencari makan
14 Gambar warga kampung pitu sedang
menjemur pakaian di pagi hari
15 Gambar warga sedang memahat kayu
sebagai aktivitas di kampung pitu
-Suara Asli
-Backsound Gamelan
16 Gambar mbah yatno (sesepuh) sedang
mengasah gergaji
- Suara Asli
- Backsound Gamelan
38
17 Gambar mbah yatno (sesepuh) sedang
berduduk di temani dengan ajing nya yang
sedang bermain
- Suara asli
18 Gambar mbah yatno sedang duduk di rumah - suara asli
19 Gambar mbah yatno sedang menggetuk
bambu
- Suara asli
20 Wawancara mbah yatno (sesepuh) Suara Mbah Yatno :
Jadi saya tinggal disini itu udah tidak ingat, maksutnya itu jadi ya
kapannya itu saya jadi keluarga disini itu berapa tahunnya tidak saya
catatatin. Jadi ya kurang lebih sekitar 50 tahunan.
Jadi saya generasi ke 4 lalu anak saya itu ke 5, sedikit lagi atau sebentar
lagi sudah generasi ke 6, nah yang sekarang sudah termasuk generasi ke
21 Gambar mbah yatno sedang memeriksa
hewan ternak nya
39
22 Wawancara mbah yatno(sesepuh) 5.
-Backsoun Gamelan
23 Gambar mbah yatno sedang mengangkat
kayu dan membereskan kayu
24 Gambar mbah yatno membuat arang kayu (VO)
Mbah Yatno adalah salah satu sesepuh di kampung pitu, yang juga
merupakan keturunan ke – 4 dari eyang Iro Kromo. Ia tinggal bersama
istri dan anaknya. Keseharian mbah yatno ialah bertani, mengurus
hewan ternak dan mencari kayu bakar untuk dijadikan arang.
-Backsound Gamelan
25 Gambar istri mbah yatno sedang memotong
singkong
26 Gambar foto mbah yatno dan istri di ruang
tamu
27 Gambar istri mbah yatno sedang berbicara
dan melihat
28 Wawancara mbah yatno Wawancara Mbah Yatno :
Sejarahnya kampung pitu, sebelumnya ini dinamakan kampung pitu itu 29 Gambar telaga guyangan
40
30 Wawancara mbah yatno namanya telaga guyangan. Kemudian desa telaga guyangan itu ada
tanaman kanjeng ratu yaitu pohon kayu kinah atau gadung wuluh.
Selanjutnya Abdi dalem Jogjakarta Diningrat mengadakan sayembara
siapa yang betah atau yang bisa menetap di desa Telaga itu akan
diberikan tanah secukupnya untuk merawat Pohon kayu kinah atau
gadung wuluh, kemudian yang telaga guyangan ini Iro Kromo dari
Banyumas.
Iro kromo ini mengadakan asal mula asal usul sehingga sampai
sekarang generasi ke 5. Eyang
Iro Kromo keturunan awal mula yang betah menetap di telaga guyangan
31 Gambar telaga guyangan
32 Gambar telaga guyangan dari sudut berbeda
33 Wawancara mbah yatno
34 petunjuk arah pendopo kampung pitu
35 Gambar pendopo kampung pitu
36 gambar pendopo di kampung pitu
37 Wawancara mbah yatno
38 Gambar suasana luar rumah kampung pitu
41
39 Gambar kambing mencari rumput itu hanya 7 kepala keluarga
-Backsound Gamelan
40 Wawancara mbah yatno
41 Gambar suasana kuburuan sesepuh kampung
pitu
42 Gambar batu nisan sesepuh kampung pitu
eyang iro kromo
43 Wawancara mbah yatno
44 Gambar batu nisan warga kampung pitu
45 Gambar kuburan para sesepuh kampung pitu
46 Gambar papan petunjuk arah kampung pitu (VO)
Di kampung pitu mbah Redjo adalah orang yang dituakan, karena
usianya yang sudah mencapai 100 tahun, mbah Redjo dijadikan juru
47 Gambar salah satu pembuatan pembuatan
arang kayu
42
48 Gambar sesepuh mbah rejo kunci Kampung Pitu. Di usianya yang sudah sangat tua ini mbah Redjo
lebih sering menyendiri dan agak sulit diajak berkomunikasi, karena
itulah mbah Redjo yang menjadi juru kunci Kampung Pitu saat ini
diwakili oleh mbah yatno.
-Backsound Gamelan
49 Detail tangan mbah rejo
50 Gambar mbah rejo
51 Suasana rumah mbah rejo
52 Detail gambar kaki mbah rejo
53 Gambar mbah rejo
54 Gambar pemandangan pgunungan Backsound gamelan
55 Gambar persawahan di daerah gung kidul (VO)
Ritual wiwitan adalah wujud syukur kepada sang pencipta, karena telah
diberi rizki yang melimpah. Ritual wiwitan dilaksanakan setiap musim
tanam tiba. Ritual wiwitan ini menggunakan nasi liwet, kalawijo, ayam
56 Gambar pemotongan ayam yang akan di
potong untuk ritual wiwitan
57 Gambar anak kecil sedang mencabut bulu
43
ayam yg sudah di potong panggang, kembang, dan abon abon berisi uang.
- Backsound Nembang 58 Proses menyiapkan semua perlengkapan
untuk ritual wiwitan
59 Gambar mbah yatno sedang menyiapkan
perlengkapan wiwitan
60 Mbah yatno dan keluarga berjalan menuju
sawah untuk ritual wiwitan
(VO)
Jika semua perlatan sudah lengkap mbah Yatno dan keluarga berangkat
menuju sawah untuk menggelar upacara wiwitan.
- Backsound Nembang
61 suasana pemandangan kampung pitu Backsound nembang
62 Mbah yatno dan pak Aan akan memulai
ritual wiwitan
Backsound nembang
44
63 Mbah yatno membakar dupa (VO)
Membakar dupa bertanda upacara wiwitan dimulai iringi dengan doa
doa tertentu oleh sesepuh yang memimpin upacar wiwitan.
- Backsound Nembang
64 Gambar mbah yatno dan pak aan sedang
membaca doa doa khusus di ritual
Backsound nembang
65 Wawancara pak aan Suara Pak Aan :
Wiwitan bagi warga kami warga kampung tujuh ini masih
membudidayakan adat wiwitan. Wiwitan itu apa? Wiwitan itu adalah
kita bersyukur, kasih doa atau ritual di tepi sawah kaitannya
kedepannya biar menanam padi kedepannya itu padi yang kita tanam
biar hasilnya melimpah dan baik tidak dimakan hama seperti itu.
45
- Backsound nembang
66 Mbah yatno dan pak aan melanjutkan ritual
di telaga guyangan
(VO)
Selain ritual wiwitan, ritual lain yang dilakukan mbah Yatno adalah
ritual Telaga Guyangan. Konon tempat ini adalah tempat pemandian
kuda sembrani atau kuda gaib milik bidadari, untuk memilih harinya
biasanya dilakukan hari selasa kliwon atau jumat kliwon dan ritual ini
hanya boleh dilakukan oleh seorang yang sudah dianggap sesepuh
dikampung pitu.
67 Mbah yatno membakar dupa untuk memulai
ritual
(VO)
Ritual ini bertujuan untuk meminta bantuan dari penunggu telaga
guyangan agar dijauhkan dari hal – hal yang tidak diingankan saat
adanya kegiatan penting di kampung pitu.
46
68 Gambar dupa yang terbakar Suara gamelan
69 Gambar mbah yatno dan pak aan membaca
doa di ritual telaga guyangan
Suara gamelan
70 Gambar suasana telaga guyangan Suara gamelan
71 Wawancara dedi setiawan ketua RT
kampung pitu
Suara Dedi Setiawan :
Jaman dulu dua ampu yang dimana dua ampu itu mendapat wasiat
untuk menjaga daerah sini dan untuk keturunan keturunan ampu
tersebut diberi beberapa lahan untuk digunakan tempat tinggal. Namun
dari keturunan – keturunan empu tersebut hanya tujuh yang mampu
menghuni ataupun kuat tinggal didaerah sini.
47
71 Wawancara Triana Purba pokdarwis Suara triana purba :
Jadi menurut saya, Kampung Pitu adalah yang diyakini oleh warga
masyarakat bahwa disitu hanya boleh ditinggali oleh 7 kepala keluarga,
jadi disitu tidak boleh dan tidak boleh kurang itu menurut juru kunci
yang ada disana dan memang letaknya pun secara geografis sebelah
utara berbatasan langsung dengan desa Terbah, untuk sebelah timur
berbatasan langsung dengan desa Nglegi, dan untuk bagian selatan dan
barat itu karena dia adalah masuk di desa Nglanggeran, salah satu
didesa Nglanggeran jadi menurut para sesepuh bahwa disana itu pernah
ada istilah perjanjian antara salah satu pihak keraton bahwa disitu itu
72 Gambar tulisan selamat datang tempat wisata
gung api purba
48
73 Gambar papan situs geologi ngelanggran ada perjanjian dengan juru kunci disana memang tidak boleh dan tidak
boleh kurang 7 kepala keluarga.
74 Wawancara Triana Purba pokdarwis
75 Gambar suasana rumah kampung pitu
76 Wawancara Triana Purba pokdarwis
49
77 Wawancara kepala desa Suara kepala desa :
Terkait dengan jumlah warga ataupun kepala keluarga disalah satu
sebuah rt memang secara umum di Indonesia diatur oleh undang –
undang maupun peraturan pemerintah juga nanti turunnya ke Perda,
namun demikian di daerah – daerah terpencil atau yang boleh dikata
sulit medan itu termasuk yang ada di Nglanggeran ini dijadikan satu
wilayah RT, karena supaya nanti koordinasinya itu lebih mudah dan
lebih cepat. Jadi kalau khususnya di Nglanggeran karena memang ada
50
78 Gambar balaidesa ngelanggran wilayah wilayah yang terpencil itu tidak menjadi permasalahan di
pemerintahan desa maupun di pusat itu tidak ada yang dimasalahkan di
Kampung Pitu itu.
79 Wawancara kepala desa
80 Wawancara Dedi setiawan RT kampung pitu Suara Dedi Setiawan :
Kalau kedepannya ingin Kampung Pitu semakin maju, semakin baik,
tetap rukun gotong royong dan menjadi kawasan ekowisata yang lebih
baik lagi kedepannya.
- Backsound instrument
51
81 Wawancara mbah yatno Suara Mbah Yatno :
Pokoknya harapan kampung pitu itu dari angan angan saya supaya
Kampung Pitu bisa makmur, anak dan cucu bisa lancar7 mencari
sandang dan pangan untuk menghidupi sekeluarga semuanya
- Backsound instrument
82 Penutup rangkuman film (VO)
Adanya segala budaya dan keunikan yang dimiliki menumbuhkan
kepercayaan, bahwa apa yang mereka jalankan selama ini mampu
menjalan kan keaslian dan kelangsungan kampung pitu
- Backsound instrument
52
3.2.7.3. Director Treatment
Tabel III.8 director Treatment
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Production Company : NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit Prihantini
Project Title : Eksistensi kampung pitu Director : Luthfi Rustiawan
Durasi : 13 Menit scripwriter : Krismonisa
NO SHOT VISUAL DIRECTION AUDIO
SHOT SIZE MOVE ANGLE
1 1
LS
STILL
EYE LEVEL
Gambar Susana jogja nol kilo meter - backsound gamelan
2 2
MCU
STIILL
LOW ANGLE
Gambar gapura selamat datang di
Gunung Kidul
-backsound gamelan
-(VO)
53
3 3
MS
PAN RIGHT
EYE LEVEL
Gambar Ikon Gunung Kidul -(VO)
-backsound gamelan
4 4
MCU
STILL
EYE LEVEL
Gambar papan petunjuk kampung
pitu
-(VO)
-backsound gamelan
5 5
LS
STILL
EYE LEVEL
Gambar rumah di kampung pitu -(VO)
-backsound gamelan
6 6
FS
PAN RIGHT
EYE LEVEL
Gambar salah satu rumah kampung
pitu
-(VO)
-backsound gamelan
7 7
MCU
STILL
EYE LEVEL
Gambar sapi sedang di kandang -(VO)
-backsound gamelan
8 8
FS
STILL
LOW ANGLE
Gambar motor yang sedang lewat -(VO)
-backsound gamelan
54
9 9 FS STILL EYE LEVEL Gambar kambing yang sedang
mencari makan
-(VO)
-backsound gamelan
10 10 LS PAN RIGHT EYE LEVEL Suasana rumah -(VO)
-backsound gamelan
11 11 VLS STILL EYE LEVEL Anak kecil sedang duduk di motor -Suara asli
-(VO)
-backsound gamelan
12 12 MS STILL EYE LEVEL Anak kecil sedang bermain dengan
ibu nya
-Suara wawancara
pak nawawi
-instrument
backsound
13 13 MS STILL EYE LEVEL Anjing yang sedang tiduran -(VO)
-backsound gamelan
14 14 MS STILL EYE LEVEL Ibu ibu yang sedang menjemur -(VO)
55
- backsound gamelan
15 15 MCU STILL LOW ANGLE Bapak bapak yang sedang memahat
kayu
-suara asli
-backsound gamelan
16 16 MS STILL EYE LEVEL Mbah yatno sedang mengasah
gergaji
-Suara asli
17 17 MS STILL EYE LEVEL Mbah yatno sedang duduk -Suara asli
18 18 MS STILL EYE LEVEL Mbah yatno mengetuk bamboo -Suara asli
19 19 MCU STILL EYE LEVEL Wawancara mbah yatno -Suara wawancara
mbah yatno
56
20 20 MS FOLLOW EYE LEVEL Mbah yatno sedang membuat arang
kayu
-Suara wawancara
mbah yatno
21 21 MCU STILL EYE LEVEL Wawancara mbah yatno -Suara wawancara
mbah yatno
-backsound insrumen
22 22 MS STILL EYE LEVEL Mbah yatno sedang mengangkat
kayu
-Suara wawancarara
mbah yatno
-backsound
instrument
23 23 MS STILL LOW ANGLE Mbah yatno sedang menggali tanah -(VO)
-backsound
instrumen
57
24 24 MS STILL EYE LEVEL Istri mbah yatno sedang mencari
singkong
-(VO)
-backsound
instrumen
21 21 MS TILL UP LOW ANGLE Foto mbah yatno dan istri -(VO)
-backsound
instrument
22 22 MLS STILL EYE LEVEL Gambar istri mbah yatno -(VO)
-backsound
instrumen
23 23 MCU STILL EYE
LEVEL
Wawancara mbah yatno -suara wawancara
mbah yatno
58
24 24 LS PAN LEFT EYE LEVEL Suasana telaga guyangan -Suara wawancara
mbah yatno
-backsound
instrument
25 25 MCU STILL EYE LEVEL Wawancara mbah yatno -suara wawancara
mbah yatno
-backsound
instrument
26 26 LS PAN LEFT EYE LEVEL Suasana telaga guyangan -suara wawancara
mbah yatno
-backsound
instrument
27 27 LS TILT HIGH ANGLE Suasana telaga guyangan -suara wawancara
59
DOWN mbah yatno
--backsound
instrument
28 28 MCU STILL EYE LEVEL Wawancara mbah yatno -suara wawancara
mbah yatno
-backsound
instrument
29 29 FS STILL LOW ANGLE Gambar pendopo kampung pitu -suara wawancara
mbah yatno
-Instrument
backsound
60
30 30 CU STILL LOW ANGLE Atap pendopo kampung pitu -suara wawancara
mbah yatno
-Instrument
backsound
31 31 MCU STILL EYE LEVEL Wawancara mbah yatno -suara wawancara
mbah yatno
Instrument
backsound
32 32 FS STILL EYE LEVEL Suasana rumah kampung pitu -suara wawancara
mbah yatno
61
Instrument
backsound
33 33 MS STILL EYE LEVEL Gambar kambing sedang berantem -suara wawancara
mbah yatno
Instrument
backsound
34 34 MCU STILL EYE LEVEL Wawancara mbah yatno -suara wawancara
mbah yatno
Instrument
backsound
35 35 FS STILL EYE LEVEL Kuburan sesepuh kampung pitu -suara wawancara
62
mbah yatno
Instrument
backsound
36 36 CU STILL EYE LEVEL Batu nisan Eyang Iro Kromo -suara wawancara
mbah yatno
Instrument
backsound
37 37 MCU STIL EYE LEVEL Wawancara mbah yatno -suara wawancara
mbah yatno
Instrument
backsound
63
38 38 CU STILL EYE LEVEL Gambar batu nisan -suara wawancara
mbah yatno
Instrument
backsound
39 39 FS PAN RIGHT EYE LEVEL Suasana kuburan di kampung pitu -suara wawancara
mbah yatno
Instrument
backsound
40 40 MCU STILL LOW ANGLE Plang petunjuk kampung piTu -suara wawancara
mbah yatno
Instrument
64
backsound
41 41 CU STILL EYE LEVEL Gambar pembuatan arang kayu -(VO)
Instrument
backsound
42 42 MCU PAN LEFT EYE LEVEL Gambar mbah rejo -(VO)
Instrument
backsound
43 43 CU STILL EYE LEVEL Detail tangan mbah rejo -(VO)
Instrument
backsound
44 44 MS STILL EYE LEVEL Gambar mbah rejo -(VO)
65
Instrument
backsound
45 45 FS PAN LEFT EYE LEVEL Suasana rumah mbah rejo -(VO)
Instrument
backsound
46 46 CU STILL HIGH ANGLE Detail kaki mbah rejo -(VO)
Instrument
backsound
47 47 MCU STILL EYE LEVEL Gambar mbah rejo -(VO)
Instrument
66
backsound
48 48 LS STILL EYE LEVEL Gambar persawahan
Backsound nembang
49 49 CU STILL EYE LEVEL Gambar ayam yang akan di potong
Backsound nembang
50 50 MCU STILL EYE LEVEL Anak kecil sedang mencabuti bulu
ayam yg sudah di potong
Backsound nembang
51 51 MCU FOLLOW EYE LEVEL Gambar perlengkapan ritual wiwitan -(VO)
Backsound nembang
52 52 MCU STILL EYE LEVEL Detail gambar ayam yg sudah di
siapkan untuk wiwitan
-(VO)
Backsound nembang
53 53 MS FOLLOW EYE LEVEL Mbah yatno sedang menyiapkan -(VO)
67
perlengkapan untuk ritual wiwitan
Backsound nembang
54 54 LS STILL EYE LEVEL Berjalan menuju ritual wiwitan
Backsound nembang
55 55 MLS FOLLOW EYE LEVEL Mengikiti ritual wiwitan -(VO)
Backsound nembang
56 56 LS PAN LEFT EYE LEVEL Suasana pemandangan
Backsound nembang
57 57 MCU STILL EYE LEVEL Mbah yatno yang sedang duduk di
tepi sawah
Backsound nembang
58 58 CU STILL EYE LEVEL Gambar pak aan sedang memandang
perlengkapan ritual
Backsound nembang
68
59 59 CU STILL EYE LEVEL Membakar dupa -(VO)
Backsound nembang
60 60 LS STILL EYE LEVEL Suasana sawah yg akan di ritual -(VO)
Backsound nembang
61 61 MS STILL LOW ANGLE Mbah yatno sedang membaca doa -(VO)
Backsound nembang
66 62 MCU STILL EYE LEVEL Wawancara pak Aan -wawancara pak Aan
63 63 CU STILL EYE LEVEL Melakukan ritual di telaga guyangan (VO)
64 64 CU PAN LEFT EYE LEVEL Suasan ritual di telaga guyangan (VO)
65 65 MS STILL EYE LEVEL Gambar mbah yatno dan pak aan (VO)
69
sedang ritual di telaga guyangan
66 66 LS PAN RIGHT EYE LEVEL Suasana telaga guyangan (VO)
67 67 MS STILL EYE LEVEL Wawancara ketua RT dedisetiawan Suara wawancara
ketua RT
68 68 MCU STILL EYE LEVEL Wawancara POKDARWIS Suara wawancara
pokdarwis
69 69 LS STILL EYE LEVEL Gambar tulisan gunung api purba Suara wawancara
pokdarwis
70 70 MS STILL EYE LEVEL Wawancara kepala desa Pak Senen Suara wawancara
kepala desa
71 71 LS STILL EYE LEVEL Suasana balai desa Suara wawancara
kepala desa
72 72 FS STILL LOW ANGLE Papan kecamatan balaidesa Suara wawancara
kepala desa
70
73 73 MCU STILL EYE LEVEL Wawancara ketua RT mengenai
harapan
Wawancara ketua rt
-instrument
backsound
74 74 MCU STILL EYE LEVEL Wawancara mbah yatno mengenai
harapan dan penutup
-Wawancara mbah
yatno
-instrument
backsound
71
Proses Kerja Penulis Naskah
72
3.3 Proses Kerja Penulis Naskah
Naskah adalah ide dasar yang diperlukan dalam sebuah produksi dari segala
format acara. Kualitas sebuah naskah sangat menentukan hasil akhir dari sebuah
program. Maka dari itu dalam sebuah produksi program ada pihak yang bertanggung
jawab sebagai penulis naskah. Dalam produksi program acara Dokumenter
“Eksistensi Kampung Pitu” penulis bertanggung jawab sebagai penulis naskah.
Menurut Anton Mambruri KN (2018:152) menyimpulkan bahwa, “Penulis
Naskah adalah seseorang yang bertugas menulis naskah untuk kebutuhan suatu karya
visual."
Keberhasilan sebuah program bergantung pada bagaimana naskah yang dibuat
oleh seorang penulis naskah, karena semua yang akan disampaikan kepada audience
bersumber pada naskah. Maka dari itu konsep yang dibuat juga harus matang, untuk
mendapatkan konsep yang matang penulis naskah harus melakukan berbagai macam
survey dan riset seputar hal yang akan dibahas. Selain itu penulis naskah juaga harus
mempunyai pengetahuan yang luas.
Pekerjaan penulis naskah adalah menciptakan sebuah cerita secara utuh,lengkap
dengan bayangan visual yang akan ditayangkan (deskripsi visualnya)bagus tidaknya
hasil sebuah tontonan tergantung dari kualitas naskah yang ditulisoleh seorang
penulis naskah.
Dalam pembuatan program dokumenter, tugas penulis naskah ialah membantu
tim untuk mengumpulkan data-data yang peroleh dari hasil riset, membuat daftar
pertanyaan, serta melakukan wawancara dengan narasumber. Setelah mendapatkan
73
data dan informasi yang diperlukan kemudian penulis membuat naskah atau
skenario.
3.3.1 Pra Produksi
Menurut Mira Herlina (2017:62) “Ide sebuah karya dokumenter harus mampu
menjadi informasi yang spesifik dan detail dengan mengingat keterbatasan waktu
penayangan atau durasi dan pendanaan dalam membuat sebuah karya dokumenter.”
Pada saat pertemuan pertama tim dilakukan, semua anggota dibebaskan untuk
memberikan ide dan saran untuk pembuatan program yang akan diproduksi. Seluruh
tim dibebaskan untuk menuangkan ide dan banyak ide yang muncul baik dari penulis
maupun dari tim yang lain. Setelah melalui beberapa kali pertemuan dan memikirkan
beberapa pertimbangan tim memutuskan untuk memilih program Dokumenter yang
berjudul “ Eksistensi Kampung Pitu”
Sebagai penulis naskah tahap pra produksi merupakann proses terpenting dalam
menciptakan sebuah karya, karena proses pra produksi dapat dikatakan sebagai ruang
kerja bagi penulis naskah. Pada proses inilah penulis mendapatkan ruang dan waktu
yang cukup untuk menyajikan bahan naskah yang akan diolah lebih matang.
Pada saat pra produksi penulis pun melakukan tahap riset, tahapan riset dimulai
dengan riset pustaka atau riset literature yaitu melakukan penggalian informasi yang
sebanyak – banyaknya melalui berbagai bahan bacaan, baik dari Koran, majalah,
dengan teknologi masa kini sangat mudah mendapatkan informasi awal dengan
melakukan browsing internet.
74
Menurut I Gede Putu Wiranegara (2017:31) “tanpa riset yang mendalam tidak
mungkin mendapatkan cerita film documenter yang bermutu dan bermanfaat serta
menarik di tonton.”
Dalam pembuatan program dokumenter, langkah awal setelah melakukanriset,
baik riset pustaka dan langsung ketempat peristiwa, pada programdokumenter,
penulis membuat Term Of Reference (TOR) untuk memandualur tersebut.
3.3.2 Produksi
Memasuki tahap produksi, penulis sebagai seorang penulis naskah ikut serta
membantu mendampingi produser, sutradara, dan camera person dalam
memvisualisasikan sebuah naskah hingga menjadi sebuah tontonan yang
menarik,berbekal wawancara yang telah dilakukan untuk membantu kebutuhan
materi penulis memiliki bayangan visual dan mendiskusikannya dengan sutradara,
agar memenuhi stock shoot yang dibutuhkan.
Menurut Anton Mabruri KN (2018:171) “Naskah syuting bisa dijadikan
referensi serta paduan untuk semua pihak yang terkait dalam produksi.”
Penulis harus dapat menerjemahkan naskahnya kepada seluruh tim yang
bertugas, karena naskah tersebut akan menjadi media komunikasi antara satu divisi
dengan divisi lain. Seorang penulis naskah harus ikut serta dalam melancarkan
pengambilan gambar dan membantu sutradara dalam mengatur setiap pembahasan
yang ada disetiap segmen agar sesuai dengan naskah yang telah dibuat.
75
Dapat dikatakan tahapan produksi menjadi tahapan yang penuh dengan
tantangan bagi semua tim yang terlibat. Karena pada tahap inilah tim akan
melaksanakan semua persiapan yang telah dilakukan pada tahap pra produksi,
penulis haru bekerja sama dengan produser dan sutradara.
3.3.3 Pasca Produksi
Pasca produksi adalah tahapan akhir dalam produksi program acara. Semua
video dan audio yang telah diambil pada tahap produksi akan direview sebelum
memasuki proses editing. Pada tahap ini penulis tidak terlalu banyak bekerja, penulis
memberikan laporan yang dibutuhkan editor untuk memilih mana saja gambar yang
akan diambil untuk dijadikan bahan editing.
Menurut Diki Umbara (2017:52) “Ada dua naskah dalam documenter, yang
pertama adalah shot script yakni script yang dibuat penulis naskah sebagai paduan
documenter dilapangan dan yang kedua, dinamakan pro-shot script , yakni naskah
yang dibuat setelah shooting selesai.” Ini bertujuan untuk membantu editor dalam
menyusun struktur cerita yang sudah dibuat.
Pada tahappasca produksi ini, penulis terlibat langsung dalam proses editing,
penulismemiliki peran untuk menemani editor terutama dalam
memberikanpengarahan terhadap shot-shot yang telah ada dan juga menuntun
agarkerja editor tidak berbeda dari naskah editing yang telah ditentukan.
Penulis menjaga komunikasi dengan editor dsn sutradara dalam menjaga alur
agar penyusunan setiap pembahasan sesuai dengan naskah yang telah dibuat, serta
mengecek kembali durasi persegmen. Dalam tahap ini penulis harus teliti karena
program yang akan ditayangkan harus layak tayang, naskah VO harus seusai dengan
yang divisualisasikan.
76
Penulis juga harus memperhatikan apabila ada penambahan atau pengurangan
dialog supaya bisa merevisi naskah yang akan dimasukan ke dalam laporan produksi.
Dalam proses ini seluruh tim berkumpul dan dibebaskan untuk memberikan saran
dalam pengemasan visual.
3.3.4 Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Dalam sebuah produksi program acara, penulis naskah sangat penting dan
dibutuhkan oleh tim produksi. Jika dilihat dari definisinya, penulis naskah adalah
orang yang mengembangkan ide menjadi sebuah naskah yang akan dijadikan acuan
oleh seluruh tim dalam melakukan persiapan untuk produksi dan Menurut Anton
Mabruri KN (2018:65) “ Penulis naskah sebagai penaggung jawab ide” . Dengan
adanya konsep dan ide yang telah disepakati merupakan kewajiban seorang penulis
naskah untuk menuangkan ide ke dalam bentuk naskah. Maka sudah jelas tanggung
jawab utama seorang penulis naskah adalah membuat naskah produksi yang akan
dipegang oleh hampir seluruh kru yang terlibat dalam produksi program acara.
Ada pun peran dan tanggung jawab seorang penulis naskah yaitu :
1. Mengembangkan ide menjadi naskah, dalam memutuskan sebuah ide
penulis dibantu dengan semua tim terutama produser dan sutradara, ketika
satu ide sudah muncul penulis segera melaksanakan tugas utamanya.
Berbekal hasil riset dan data yang diperoleh, penulis merangkai
pembahasaan di setiap segmennya.
2. Tidak hanya membuat naskah, penulis juga bertugas untuk membuat
konsep program seperti synopsis, Term of reference, dan naskah vo.
Semuanya dibuat pada tahap pra produksi.
77
3. Membuat daftar pertanyaan, untuk sesi bersama narasumber harus
mempunyai bekal beberapa pertanyaan. Disini penulis bertanggung jawab
membuat daftar pertanyaan yang sesuai dengan perannya dalam
masyarakat..
4. Merevisi naskah apabila ketika produksi terdapat perubahan konten
maupun dialog untuk melengkapi data laporan produksi.
3.3.5 Proses Penciptaan Karya
1. Konsep Kreatif
Dalam pembuatan karya program acara documenter ini, langkah awal
penulis naskah adalah melakukan diskusi dengan seluruh tim untuk
menentukan ide dan cerita yang akan diangkat. Setelah itu penulis mencari
informasi dan banyak referensi audio visual untuk memunculkan banyak ide
kreatif yang bertujuan untuk membuat naskah semakin menarik baik secara
tertulis maupun audio visual. Kemudian penulis melakukan pengembangan
ide berdasarkan masukan dan saran yang diberikan oleh sutradara maupun
tim yang lainnya. Penulis menampung semua masukan dan saran, serta
melihat refrensi dari program documenter yang sudah tayang. Dan akhirnya
penulis pun mendapatkan ide kreatif yaitu berjudul “Eksistensi Kampung
Pitu”. Pada saat menulis naskah penulis menggunakan imajinasi sendiri tapi
masih dibatasi oleh data data yang sudah diperoleh dari hasil riset.
78
2. Konsep Produksi
Pada konsep produksi penulis dan tim produksi melakukan
kesepakatan untuk melakukan produksi selama dua minggu berdasarkan
jadwal yang telah diatur oleh produser. Pada saat produksi semua jobdesk
akan menggali kemampuan masing – masing berdasarkan peran yang dipilih.
Dalam hal ini penulis menyesuaikan naskah dengan gambar yang akan di
ambil. Tidak lupa juga penulis berkoordinasi dengan sutradara, jika ada
wawancara yang tidak bisa dilakukan karena kondisi cuaca, maka penulis
harus merubah naskah yang sudah ada dengan ide sutradara tetapi tidak
merubah alur yang telah dibuat.
3. Konsep Teknis
Untuk konsep teknis, penulis menggunakan media kertas pada saat
pertemuan rapat dengan tim dan saat riset tujuan supaya untuk memudahkan
penulis jika ada hal yang harus dicatat, dan juga mudah untuk dibawa kemana
– mana. Karena untuk riset survey lokasi tidaj hanya ke satu tempat saja.
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, penulis mulai mengetik di
Microsoft Word dengan aturan yang telah ditetapkan oleh kampus. Font yang
digunakan ada Times New Roman berukuran 12 dan ketentuan lainnya yang
juga ditetapkan oleh kampus yaitu durasi, untuk karya program documenter
kampus menetapkan 15 menit untuk durasi.
79
3.3.6 Kendala Produksi dan Solusi
Kendala pertama, penulis mengalami kesulitan dalam menghubungi salah satu
narasumber untuk melakukan riset melalui telefon dikarenakan sinyal yang kurang
memadai di daerah tempat tinggal narasumber. Solusinya penulis menghubungi
narasumber untuk riset disaat narasumber bekerja.
Kendala kedua, saat akan berangkat untuk produksi penulis dan tim harus
menjadwalkan ulang dikarenakan bertepatan dengan pemilu 2019 . Solusinya penulis
dan tim menjadwalkan ulang dengan berangkat setelah pemilihan umum.
Kendala ketiga, saat produksi penulis kesulitan berkomunikasi dengan
narasumber dikarenakan narasumber berkomunikasi dengan bahasa jawa. Solusinya
penulis meminta salah satu kerabat dekat narasumber yang terbiasa berbahasa
Indonesia untuk menerjemahkan apa yang narasumber katakan.
Kendala keempat, saat melakukan editing penulis kesulitan menerjemahkan apa
yang dikatakan narasumber dalam video. Solusinya penulis meminta bantuan kepada
tim lain untuk membantu menerjemahkan percakapan narasumber di video.
80
Lembar Kerja Penulis Naskah
1. Konsep penulis naskah.
2. (TOR) Term Of Reference
3. Narasumber dan Pertanyaan
4. Transkip Wawancara
5. Voice Over
81
3.3.7.1.Konsep Penulisan Naskah
Penulis membuat naskah berdasarkan ide awal yang telah disepakati oleh tim
dan kemudia dikembangkan melalui informasi dan data-data hasil riset yang
dilakukan oleh penulis. Setelah data data terkumpul penulis mulai menyusun dan
merangkai naskah.
Konsep penulis naskah dalam dokumenter televisi berjudul“Eksistensi
Kampung Pitu”,ingin memberikan sebuahprogram dokumenter mengenai suatu
informasi sejarah adanya Kampung Pitu di daerah Desa Ngglangeran, Jogjakarta.
Muncul ide untuk membuat dokumenter televisi ini, dan penulis inginmengetahui
lebih dalam mengenai sejarah munculnya kampung tersebut dan keberagaman
upacara adat di kampung pitu. Ide-ide bermunculan untuk mengangkat
informasisejarah ini agar penonton atau masyarakat diluar daerah Desa
Ngglanggeran, Jogjakarta mengetahui hal ini melalui program dokumenter televisi
penulis.
Pada saat proses pembuatan naskah penulis bersama tim juga turut andil
dalam membuat naskah demi kesepakatan bersama. Setelah naskah dibuat, produksi
pun dimulai. Bahasa yang dilakukan dalam naskah adalah bahasa sehari – hari yang
mudah dimengerti dan narasumber pun tidak terlalu kaku saat diwawancarai.
3.3.7.2.(TOR) Term Of Reference
Production Company: Natural Production Produser : Inggit P
Project Title : Eksistensi Kampung Pitu Director : Luthfi R
Durasi : 13 Menit Penulis Naskah : Krismonisa
1. Masalah
Film ini berlatar belakang dari Kampung Pitu atau Kampung Tujuh yang
berada di Desa Ngglanggeran, Jogjakarta. Terdapat ketidaktahuan apakah
82
Jumlah keluarga yang ada di Kampung Pitu ini hanya terdapat 7 kepala keluarga
saja?
2. Fokus
Kami mengangkat film dokumenter ini tentang keunikan Kampung Pitu yaitu
selama ratusan tahun hanya dihuni 7 keluarga saja. Desa yang ditemukan oleh
Abdi Dalem Yogyakarta dulu. Tepat di puncak Gunung Nglanggeran, tempat
dimana Kampung Pitu berada.
3. Angle
Angle cerita dari film dokumenter ini ialah membahas tentang keunikan dan
sejarah ditemukannya Kampung Pitu
.
83
3.3.7.3.Narasumber dan Pertanyaan
Tabel III.9 Narasumber dan
pertanyaan
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Production Company: NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit P
Project Title : Eksistensi Kampung Pitu Director : Luthfi R
Durasi : 13 Menit Penulis Naskah : Krismonisa
No. Nama
narasumber
Usia Keterangan No telp
talent
Casting
1 Mbah Yatno 80
Tahun
- Luthfi
Rustiawan
2 Pak Aan 40tahun - Luthfi
Rustiawan
3. Pak Triyana
Purba
40
tahunn
Luthfi
Rustiawan
4. Pak senen 50
tahun
Luthfi
Rustiawan
5. Pak Dedi
Setiawan
30
tahun
Luthfi
Rustiawan
84
Narasumber I
Juru Kunci Kampung Pitu , Mbah Yatno :
1. Sudah berapa lama mbah tinggal dikampung pitu?
2. Dikampung pitu bapak tinggal dengan siapa saja?
3. Sudah ada berapa generasi di Kampung Pitu?
4. Bagaimana terbentuknya kampung pitu?
5. Apa harapan bapak kedepannya untu kampung pitu?
Narasumber II
Generasi ke – 5 Kampung Pitu, Aan :
1. Apa arti dan tujuan dari upacara wiwitan?
Narasumber III
Ketua Rt Kampung Pitu, Dedi Seiawan :
1. Bagaimana sejarah kampung pitu yang bapak ketahui?
2. Apa harapan bapak kedepannya untuk Kampung Pitu?
Narasumber IV
Kelompok Sadar Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Triyana Purba :
1. Bagaimana terbentuknya Kampung Pitu menurut sundung pandang bapak
sebagai sejarawan?
85
2. Bagaimana letak geografis kampung pitu?
Narasumber V
Kepala Desa Kampung Pitu, Senen :
3. Bagaimana terbentuknya RT di Kampung Pitu dengan hanya 30
penduduk?
4. Segmentasi Durasi
1. Segment 1 :
“Pengenalan”
a. Membahas Jogjakarta
b. Membahas Kampung pitu
c. Membahas sesepuh Kampung Pitu
2. Segment 2 :
“Penjelasan”
a. Ritual Telaga Guyangan
b. Ritual Wiwitan
3. Segment 3 :
“Isi dan penutup”
a. Kesan dan Harapan untuk kampung Pitu
3.3.7.4.Sinopsis
Film dokumenter ini menginformasikan tentang mitos sebuah kampung yang
selama ratusan tahun hanya dihuni 7 keluarga saja. Desa yang konon ditemukan oleh
Abdi Dalem Yogyakarta dulu. Tepat di puncak Gunung Nglanggeran, tempat dimana
86
Kampung Pitu berada dan belum dihuni oleh satu orang pun. Seorang Abdi Dalem
Keraton Yogyakarta pergi kesana dan menemukan sebuah pohon yang sangat langka
bernama pohon Kinang Gadung Wulung, didalam pohon tersebut ia menemukan
sebuah keris yang memiliki kesaktian tinggi. Siapapun yang berhasil menjaga keris
pusaka ini dan membersihkan daerah disekitarnya akan mendapat imbalan tanak
untuk anak keturunannya dan itu membuat siapun yang berhasil melaksanakannya
yang mampu bertahan di Kampung Pitu. Banyak orang sakti ingin tinggal disana
untuk mengukur kekuatan mereka, namun tetap saja hanya orang orang „Pilihan
Alam‟ yang dapat bertahan hingga saat ini.
87
3.3.7.5.Transkip Wawancara
Tabel III.10Transkip wawancara
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Production Company: NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit P
Project Title : Eksistensi Kampung Pitu Director : Luthfi R
Durasi : 13 Menit Penulis Naskah : Krismonisa
1. Wawancara Sesepuh Kampung Pitu , Mbah Yatno :
No Start Finish Isi Wawancara
1. 00:02:08 00:02:48 Jadi saya tinggal disini itu udah
tidak ingat, maksutnya itu jadi
ya kapannya itu saya jadi
keluarga disini itu berapa
tahunnya tidak saya catatatin.
Jadi ya kurang lebih sekitar 50
tahunan. Jadi saya generasi ke 4
lalu anak saya itu ke 5, sedikit
lagi atau sebentar lagi sudah
generasi ke 6, nah yang
sekarang sudah termasuk
generasi ke 5.
2. 00:03:13 00:04:54 Sejarahnya kampung pitu,
sebelumnya ini dinamakan
88
kampung pitu itu namanya
telaga guyangan. Kemudian
desa telaga guyangan itu ada
tanaman kanjeng ratu yaitu
pohon kayu kinah atau gadung
wulung. Selanjutnya Abdi
dalem Jogjakarta Diningrat
mengadakan sayembara siapa
yang betah atau yang bisa
menetap di desa Telaga itu akan
diberikan tanah secukupnya
untuk merawat Pohon kayu
kinah atau gadung wulung,
kemudian yang telaga guyangan
ini Iro Kromo dari Banyumas.
Iro kromo ini mengadakan asal
mula asal usul sehingga sampai
sekarang generasi ke 5. Eyang
Iro Kromo keturunan awal mula
yang betah menetap di telaga
guyangan itu hanya 7 kepala
keluarga
3. 00:12:03 00: Pokoknya harapan kampung pitu
itu dari angan angan saya supaya
89
Kampung Pitu bisa makmur,
anak dan cucu bisa lancar7
mencari sandang dan pangan
untuk menghidupi sekeluarga
semuanya.
2. Wawancara generasi ke 5 , Aan :
No Start Finish Isi Wawancara
1. 00:07:24 00:07:48 Wiwitan bagi warga kami warga
kampung tujuh ini masih
membudidayakan adat wiwitan.
Wiwitan itu apa? Wiwitan itu
adalah kita bersyukur, kasih doa
atau ritual di tepi sawah
kaitannya kedepannya biar
menanam padi kedepannya itu
padi yang kita tanam biar
hasilnya melimpah dan baik
tidak dimakan hama seperti itu.
3. Wawancara Ketua Rt Kampung Pitu, Dedi Setiawan :
90
No Start Finish Isi Wawancara
1. 00:08:43 00:09:23 Jaman dulu dua ampu yang
dimana dua ampu itu mendapat
wasiat untuk menjaga daerah
sini dan untuk keturunan
keturunan ampu tersebut diberi
beberapa lahan untuk digunakan
tempat tinggal. Namun dari
keturunan – keturunan empu
tersebut hanya tujuh yang
mampu menghuni ataupun kuat
tinggal didaerah sini.
2. 00:11:45 00:12:01 Kalau kedepannya ingin
Kampung Pitu semakin maju,
semakin baik, tetap rukun
gotong royong dan menjadi
kawasan ekowisata yang lebih
baik lagi kedepannya.
91
4. Wawancara Kelompok Sadar Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran,
Triyadi Purba :
No Start Finish Isi Wawancara
1. 00:09:24 00:10:40 Jadi menurut saya, Kampung
Pitu adalah yang diyakini oleh
warga masyarakat bahwa disitu
hanya boleh ditinggali oleh 7
kepala keluarga, jadi disitu tidak
boleh dan tidak boleh kurang itu
menurut juru kunci yang ada
disana dan memang letaknya
pun secara geografis sebelah
utara berbatasan langsung
dengan desa Terbah, untuk
sebelah timur berbatasan
langsung dengan desa Nglegi,
dan untuk bagian selatan dan
barat itu karena dia adalah
masuk di desa Nglanggeran,
salah satu didesa Nglanggeran
jadi menurut para sesepuh
bahwa disana itu pernah ada
istilah perjanjian antara salah
satu pihak keraton bahwa disitu
92
itu ada perjanjian dengan juru
kunci disana memang tidak
boleh dan tidak boleh kurang 7
kepala keluarga.
5. Wawancara Kepala Desa Kampung Pitu, Senen :
No Start Finish Isi Wawancara
1. 00:10:41 00:11:35 Terkait dengan jumlah warga
ataupun kepala keluarga disalah
satu sebuah rt memang secara
umum di Indonesia diatur oleh
undang – undang maupun
peraturan pemerintah juga nanti
turunnya ke Perda, namun
demikian di daerah – daerah
terpencil atau yang boleh dikata
sulit medan itu termasuk yang
ada di Nglanggeran ini dijadikan
satu wilayah RT, karena supaya
nanti koordinasinya itu lebih
mudah dan lebih cepat. Jadi
kalau khususnya di Nglanggeran
karena memang ada wilayah
93
wilayah yang terpencil itu tidak
menjadi permasalahan di
pemerintahan desa maupun di
pusat itu tidak ada yang
dimasalahkan di Kampung Pitu
itu.
94
3.3.7.6.Voice Over
Tabel III.11Voice over
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Production Company: NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit P
Project Title : Eksistensi Kampung Pitu Director : Luthfi R
Durasi : 13 Menit Penulis Naskah : Krismonisa
No Segment Start Finish VO
1 1 00:00:25 00:00:43 Gunung Kidul adalah sebuah
kabupaten yang sangat mudah
ditempuh dengan berkendara darat
dari pusat kota Jogjakarta. Bentuk
permukaan Gunung Kidul yang
berbukit bukit menyajikan
pemandangan alam yang
menawan, menjadikan Gunung
Kidul surga pariwisata bagi
wisatawan.
2 1 00:00:50 00:01:36 Kampung pitu ialah kampung
yang hanya dihuni oleh tujuh
kepala keluarga ini, berlokasi di
kabupaten Gunung Kidul dan
95
terletak disisi timur Gunung Api
Purba Nglanggeran. Asal mula
keberadaan masyrakat yang
tinggal di Kampung Pitu ini,
bermula ketika ditemukannya
pohon kinah gadung wulung oleh
seorang Abdi Dalem Keraton
Jogjakarta. Pohon tersebut
tergolong langka, selain langa di
dalam pohon ini terdapat sebuah
benda pusaka yang konon
memiliki keuatan besar. Abdi
dalem Keraton Jogjakarta
memerintahkan kepada siapa saja
yang mampu untuk membersihkan
area sekitar pohon akan diberi
imbalan berupa tanah secukupnya
untuk anak dan keturunannya.
3 1 00:02:53 00:03:12 Mbah Yatno adalah salah satu
sesepuh di kampung pitu, yang
juga merupakan keturunan ke – 4
dari eyang Iro Kromo. Ia tinggal
bersama istri dan anaknya.
Keseharian mbah yatno ialah
96
bertani, mengurus hewan ternak
dan mencari kayu bakar untuk
dijadikan arang.
4 1 00:04:55 00:05:19 Di kampung pitu mbah Redjo
adalah orang yang dituakan,
karena usianya yang sudah
mencapai 100 tahun, mbah Redjo
dijadikan juru kunci Kampung
Pitu. Di usianya yang sudah
sangat tua ini mbah Redjo lebih
sering menyendiri dan agak sulit
diajak berkomunikasi, karena
itulah mbah Redjo yang menjadi
juru kunci Kampung Pitu saat ini
diwakili oleh mbah yatno.
5 2 00:05:33 00:05:54 Ritual wiwitan adalah wujud
syukur kepada sang pencipta,
karena telah diberi rizki yang
melimpah. Ritual wiwitan
dilaksanakan setiap musim tanam
tiba. Ritual wiwitan ini
menggunakan nasi liwet, kalawijo,
ayam panggang, kembang, dan
abon abon berisi uang.
97
6 2 00:06:13 00:06:21 Jika semua perlatan sudah lengkap
mbah Yatno dan keluarga
berangkat menuju sawah untuk
menggelar upacara wiwitan.
7 2 00:07:00 00:07:10 Membakar dupa bertanda upacara
wiwitan dimulai iringi dengan doa
doa tertentu oleh sesepuh yang
memimpin upacar wiwitan.
8 2 00:07:48 00:08:16 Selain ritual wiwitan, ritual lain
yang dilakukan mbah Yatno
adalah ritual Telaga Guyangan.
Konon tempat ini adalah tempat
pemandian kuda sembrani atau
kuda gaib milik bidadari, untuk
memilih harinya biasanya
dilakukan hari selasa kliwon atau
jumat kliwon dan ritual ini hanya
boleh dilakukan oleh seorang yang
sudah dianggap sesepuh
dikampung pitu.
9 2 00:08:23 00:08:36 Ritual ini bertujuan untuk
meminta bantuan dari penunggu
telaga guyangan agar dijauhkan
dari hal – hal yang tidak
98
diingankan saat adanya kegiatan
penting di kampung pitu.
10 3 00:12:27 00:12:42 Adanya segala budaya dan
keunikan yang dimiliki
menumbuhkan kepercayaan,
bahwa apa yang mereka jalankan
selama ini mampu
mempertahankan keasrian dan
keaslian menjaga sinergi dengan
alam serta kelangsungan kampung
pitu.
99
Proses Kerja Penata Kamera
100
3.4 Proses Kerja camera person
Menurut Nina kusumawati Dkk (2017:68) “Penata kamera adalah seorang yang
bertugas merekam gambar dengan menggunakan perangkat keras kamera video yang
direkam melalui pita video, memory, hard disk atau media penyimpanan lainya
sesuai dengan arahan sutradara atau pengarah acara.”
Dalam kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa seorang penata kamera yang
hanya mengoperasikan kamera saja belum dapat dikatakan sebagai penata kamera
profesional, jika telah mempelajari dan memahami teori dasar penata kamera, serta
memiliki jam terbang atau pengalaman produksi yang cukup.
Setiap gambar yang dihasilkan sangat penting terhadap pesan dan informasi apa
yang akan disampaikan kepada penonton. Penentuan jenis shot size (ukuran gambar),
angle (sudut) dan movement (pergerakan) pada tahap pra produksi tentunya juga
mempengaruhi pesan dan informasi yang akan diberikan nantinya pada saat
produksi.
3.4.1. Pra Produksi
Menurut Nina kusumawati Dkk (2017:69) “Tahap pra produksi merupakan tahap
yang paling menentukan hasil gambar yang baik. Pada tahap ini, penata kamera akan
melakukan beberapa pekerjaan yang bersifat teknis maupun non teknis meliputi:
A. Mempersiapkan fasilitas yang akan mendukung jalanya proses produksi
(pemilihan kamera, peralatan penunjang, memilih lensa dll).
B. Membuat desain kreatif meliputi riset, merangsang story board dan floor plan
C. Membuat shot list
101
D. Mempelajari naskah yang akan diproduksi
E. Mempelajari teknis produksi khususnya teknis kamera.
F. Diskusi dengan sutradara atau pengarah acara untuk mencapai visi dan misi
produksi yang sama.
Dalam kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa penata kamera harus dapat
mempersiapkan segala sesuatu perencanaan seacara matang, agar hasil yang didapat
akan sesuai yang diinginkan.
Dalam perencanaan pra produksi penata kamera juga harus memperhitungkan
perlengkapan apa saja yang diperlukan dalam membuat drama televisi ini, agar tidak
ada kesalahpahaman antara naskah, cerita dan pengambilan gambar yang sudah
ditentukan sutradara.
3.4.2. Produksi
Menurut Himawan pratista (2018:129) “Dalam sebuah produksi film, ketika
seluruh aspek mise-en-scene telah tersedia dan adegan telah siap untuk diambil
gambarnya, pada tahap inilah unsur sinemafotografi mencakup perlakuan sineas
terhadap kamera serta stok filmnya (data mentah).”
Dalam kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa tugas seorang penata
kamera pada saat produksi adalah membantu sutradara untuk menterjemahkan
bahasa tulisan kedalam visual. Penentuan jenis jenis shot size (ukuran gambar), angle
(sudut) dan movement (pergerakan) tentunya juga akan mempengaruhi peran dan
informasi yang akan disampaikan kepada penonton.
102
3.4.3. Pasca Produksi
Menurut Nina kusumawati Dkk (2017:77) “Pada tahap tahap pasca produksi
tidak banyak hal yang dilakukan oleh penata kamera. Untuk produksi drama, penata
kamera biasanya membantu sutradara dan editor untuk menjelaskan hal-hal yang
kurang dimengerti, Namun biasanya sutradara dan produser dapat menjelaskan
langsung kepada editor.”
Dalam kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa tugas seorang penata
kamera pada tahap ini membantu editor untuk menjelaskan hal-hal tertentu yang bisa
jadi tidak mengerti pada editor dalam hal stock shot (persediaan gambar) dan hasil
gambar selama produksi. Namun, hal ini biasanya bisa ditangani oleh sutradara atau
produser.
3.4.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Kamera
Mengoperasikan kamera; sering juga melakukan pencahayaan untuk acara
sederhana, ketika bekerja terutama dibidang produksi, mereka kadang-kadang
disebut videographers . Irwanto. M.IKom (2019:82)
Gambar-gambar yang ada dalam sebuah tayangan visual seperti program TV,
Sinetron, Berita TV dll merupakan hasil kinerja penata kamera yang bekerja sama
dengan tim produksi. Gambar-gambar yang dihasilkan tentunya memiliki proses
yang panjang sebelum akhirnya dapat disaksikan oleh audience dan khalayak.
Nina kusumawati Dkk (2017:69)
Secara umum tugas dan tanggung jawab penata kamera adalah berdiskusi
Dengan produser serta sutradara, membahas tentang produksi serta memahami
103
naskah dan juga berdiskusi tentang bagaimana agar mendapat gambar yang baik.
Penata kamera juga memilih peralatan kamera serta penunjangnya, bekerja sama
dengan sutradara televisi saat sedang pengambilan gambar atau shooting.
3.4.5. Proses Penciptaan Karya
1. Konsep kreatif
Penata kamera berperan juga dalam memberi konsep kreatif, terutam adalam
pengambilan gambar. Hal yang harus penata kamera lakukan adalah memberi ide
tentang angle (sudut) yang menarik agar penonton tidak merasa jenuh, dan seorang
penata kamera juga mempunyai rasa (sense of art) kreatif dalam menciptakan sebuah
gambar, serta juga membangun (mood) suatu visual dan keseimbangan gambar.
Penulis juga berdiskusi serta memberi saran kepada sutradara tentang
pengambilan gambar, sehingga memiliki pemilihan gambar saat produksi
berlangsung, Dengan begitu gambar-gambar yang dihasilkan pun akan menjadi lebih
dan bervariasi.
2. Konsep produksi
Sebagai penata kamera dalam proses produksi mempunyai tanggung jawab
menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan saat produksi. Seperti kamera dan tripod,
konsep pada saat produksi sebagai sebagai penata kamera sudah seharusnya
mengikuti sutradara dalam pengambilan gambar yang sutradara inginkan. Penata
kamera juga harus menyiapkan stock shot (persediaan gambar) sebanyak mungkin
agar mempermudah dan memberikan banyak pilihan bagi editor saat penyuntingan
gambar.
104
Penata kamera juga bertanggung jawab dalam keselarasan warna dari shot
yang dihasilkan pada saat produksi, serta kesesuaian gambar yang diambil serta yang
sudah direncanakan dalam director treatment sebelumnya. Faktor lokasi yang
berbeda-beda dalam ruangan atau indoor.
3. Konsep teknis
Konsep teknis sangat dibutuhkan, dengan mentukan blocking camera
(penempatan letak kamera) berdasarkan floor plan yang sudah dibuat oleh penata
artistik, shot list dan director treatment yang sudah dibuat oleh sutradara, serta
mempersiapkan alat sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan dalam skenario.
Penulis sebagai penata kamera menggunakan peralatan pununjang
pengambilan gambar , kamera SONY HXR MC 1500P dan TRIPOD VELBON DV
700 N
3.4.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Kendala dalam produksi film dokumenter “Eksistensi kampung pitu” pada
lokasi syuting karena lokasi ada diatas gunung dan jalur pendakian yang sulit, ketika
hari pertama syuting kaki tersiram air panas , Dan kesulitan dalam berbahasa karna
bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa
Solusi beradaptasi dengan lingkungan sekitar agar Produksi berjalan dengan
lancar, dalam kesulitan bahasa kita menggunakan kerabat dari produser yang tinggal
di daerah tersebut
105
Lembar Kerja Penata Kamera
1. Konsep Camera Person
2. Camera Report
3. Spesifikasi Kamera
106
3.4.7.1.Konsep Camera Person
Menyajikan sebuah program dokumenter televisi yang mengandung sebuah
pesan dan misi secara tersirat dengan adanyavisual yang mampu mewakili yang
benar-benar terjadi dimasyarakat tanpa dilebih-lebihkan yang dikemas dengan
konsep kreatif yang menarik.
107
3.4.7.2.Camera Report
Tabel III.12Camera report
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Production Company : NATURAL PRODUCTION Produser : Inggit Prihantini
Project Title : Eksistensi kampung pitu camera person : Aditya Suranta
Durasi : 13 Menit
No
Time
Code
Visual
Video
Shot Size Angle Moving
1 00:19:23 Long shot Eye level Still Kamera still merekam 0 km jogjakarta
2 00:30:11 Long shot Low angle Still Kamera still merekam Gapura selamat datang gunung kidul
3 00:34:15 Extreme Long shot Low angle Zoom Out
Kamera Zoom out merekam Gapura selamat datang gunung
kidul
4 00:43:04 Medium Long shot Eye level Pan Right Kamera bergerak merekam dari kiri kekanan tulisan gunung
108
kidul
5 00:49:24 Extreme Long shot Low angle Till Down
Kamera bergerak merekam dari atas kebawah pemandangan
gunung kidul
6 00:57:04 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam Tulisan petunjuk arah kampung pitu
7 00:59:16 Long shot Eye level Still Kamera still merekam pemandangan suasana kampung pitu
8 00:01:05 Medium Long shot Eye level Pan Right
Kamera bergerak merekam dari kiri kekanan suasana rumah
warga
9 00:01:08 Close up Eye level Still Kamera still merekam kandang dan sapi
10 00:01:12 Medium Long shot Low angle Still
Kamera still merekam warga yang membawa rumput
menggunakan motor
11 00:01:17 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam kambing memakan rumput
12 00:01:23 Medium shot Eye level Pan Right Kamera bergerak merekam dari kiri kekanan rumah warga
13 00:01:28 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam dua orang anak dan motor
14 00:01:32 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam ibu dan anak
109
15 00:01:36 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam ayam
16 00:01:41 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam ibu menjemur pakaian
17 00:01:46 Close up Eye level Still Kamera still merekam bapa yang memahat kayu
18 00:01:50 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam bapa yang memahat kayu
19 00:01:54 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam mbah yatno yang menggergaji
20 00:01:58 Close up Eye level Still Kamera still merekam wajah mbah yatno
21 00:02:02 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam mbah yatno dan anjingnya
22 00:02:07 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam mbah yatno yang sedang duduk
23 00:02:11 Medium shot Eye level Till down
Kamera bergerak merekam dari atas kebawah mbah yatno
memukul bambu
24 00:02:15 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam wawancara mbah yatno
25 00:02:19 Medium Close up Eye level Follow Kamera bergerak merekam kegiatan mbah yatno
26 00:02:29 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam mbah yatno melihat hewan ternak
27 00:02:39 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam wawancara mbah yatno
110
28 00:02:41 Medium Long shot Eye level Still Kamera still merekam mbah yatno mengangkat kayu
29 00:02:48 Medium Close up Eye level Follow Kamera bergerak merekam mbah yatno membereskan kayu
30 00:02:55 Medium Close up Low angle Follow Kamera bergerak merekam mbah yatno mencangkul tanah
31 00:03:03 Medium Close up Eye level
Follow Kamera bergerak merekam istri mbah yatno mengupas
singkong
31 00:03:12 Close up Eye level Till down
Kamera bergerak merekam dari atas ke bawah foto mbah
yatno dan istrinya
32 00:03:17 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam istri mbah yatno
33 00:03:21 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam wawancara mbah yatno
34 00:03:26 Long shot Eye level Pan left
Kamer bergerak merekam dari kanan kekiri suasana telaga
guyangan
35 00:03:31 Long shot Eye level Pan left
Kamer bergerak merekam dari kanan kekiri suasana pohon
dan telaga guyangan
36 00:03:39 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam wawancara mbah yatno
111
37 00:03:44 Long shot Eye level Pan left
Kamera bergerak merekam dari kanan kekiri suasana telaga
guyangan
38 00:03:52 Long shot Eye level Till down
Kamera bergerak merekam dari atas ke bawah suasana telaga
guyangan
39 00:03:57 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam wawancara mbah yatno
40 00:04:01 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam penunjuk arah pendopo kampung pitu
41 00:04:06 Long shot Eye level Still Kamera still merekam pendopo kampung pitu
42 00:04:10 Close up Low angle Still Kamera still merekam atap pendopo kampung pitu
43 00:04:12 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam wawancara mbah yatno
44 00:04:18 Long shot Eye level Still Kameral still merekam bilik kayu bakar
45 00:04:22 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam dua ekor kambing
46 00:04:25 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam wawancara mbah yatno
47 00:04:36 Long shot Eye level Still Kamera still merekam makam sesepuh kampung pitu
48 00:04:39 Close up Eye level Still Kamera still merekam makam mbah eyang iro dikromo
112
49 00:04:43 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam wawancara mbah yatno
50 00:04:49 Close up Eye level Still Kamera still merekam makam sesepuh
51 00:04:53 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam makam sesepuh
52 00:04:58 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam petunjuk arah kampung pitu
53 00:05:02 Close up Eye level Still Kamera still merekam proses pembuatan arang kayu
54 00:05:05 Medium Close up Eye level Pan left Kamera bergerak merekam dari kanan ke kiri mbah rejo
55 00:05:08 Close up Eye level Still Kamera still merekam tangan mbah rejo
56 00:05:11 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam mbah rejo
57 00:05:13 Long shot Eye level Pan left
Kamera bergerak merekam dari kanan kekiri situasi rumah
mbah rejo
58 00:05:16 Close up Eye level Still Kamera still merekam kaki mbah rejo
59 00:05:20 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam mbah rejo
60 00:05:26 Extreme Long shot Eye level Still
Kamera still merekam pemandangan gunung diatas puncak
gunung api purba
113
61 00:05:32 Extreme Long shot Eye level Still Kamera still merekam pemandangan
62 00:05:36 Close up High angle Still Kamera still merekam proses penyembelihan ayam
63 00:05:38 Medium Close up Eye level Follow
Kamera bergerak merekam anak kecil (bondan) yang sedang
mencabuti bulu ayam
64 00:05:43 Medium Close up Eye level Follow
Kamera bergerak merekam mbah yatno yang sedang
mempersiapkan bahan bahan untuk ritual
65 00:05:54 Close up Eye level Follow
Kamera bergerak merekam ayam yang sudah dibakar/bahan
untuk ritual
66 00:05:59 Medium Close up Eye level Follow
Kamera bergerak merekam mbah yatno yang sedang
mempersiapkan bahan bahan untuk ritual
67 00:06:03 Medium Long shot Eye level Still
Kamera still merekam rombongan keluarga mbah yatno yang
jalan menuju tempat ritual
68 00:06:11 Medium Long shot Eye level Follow
Kamera bergerak merekam rombongan keluarga mbah yatno
yang jalan menuju tempat ritual
114
69 00:06:30 Medium Long shot Eye level Follow
Kamera bergerak merekam rombongan keluarga mbah yatno
yang jalan menuju tempat ritual
70 00:06:40 Medium Long shot Eye level Follow
Kamera still merekam rombongan keluarga mbah yatno yang
jalan menuju tempat ritual
71 00:06:44 Medium Long shot Eye level Follow
Kamera still merekam rombongan keluarga mbah yatno yang
jalan menuju tempat ritual
72 00:06:47 Extreme Long shot Eye level Pan left
Kamera bergerak merekam dari kanan keikiri pemandangan
kampung pitu
73 00:06:52 Medium shot Eye level Pan left
Kamera bergerak merekam dari kanan kekiri mbah yatno
memulai ritual wiwitan dan bahan bahan ritual
74 00:06:56 Close up Low angle Still Kamera still merekam wajah pak aan
75 00:06:59 Close up Low angle Still Kamera still merekam wajah mbah yatno
76 00:07:01 Close up High angle Still Kamera still merekam mbah yatno membakar dupa
77 00:07:06 Medium Long shot Eye level Still Kamera still merekam suasana sawah , bahan bahan ritual dan
115
bakaran dupa
78 00:07:10 Medium shot Low angle Still Kamera still merekam mbah yatno yang membaca doa
79 00:07:13 Medium shot High angle Still
Kamea still merekam mbah yatno dan pak aan yang sedang
melakukan ritual wiwitan
80 00:07:18 Close up High angle Follow
Kamera bergerak merekam pak aan yang sedang melakukan
ritual wiwitan
81 00:07:24 Close up High angle Till up
Kamera bergerak merekam bahan bahan ritual dan bergerak
keatas pemandangan sawah
82 00:07:28 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam wawancara pak aan
83 00:07:52 Long shot Low angle Still
Kamera still merekam mbah yatno dan pak aan menuju telaga
guyungan untuk melaksanakan ritual
84 00:07:58 Long shot Low angle Still
Kamera still merekam mbah yatno dan pak aan menuju telaga
guyungan untuk melaksanakan ritual
85 00:08:02 Medium Long shot High angle Still Kamera still merekam mbah yatno dan pak aan yang sedang
116
melakukan ritual telaga guyangan
86 00:08:06 Close up Eye level Follow
Kamera bergerak merekam mbah yatno dan pak aan yang
sedang melakukan ritual telaga guyangan
87 00:08:15 Close up Eye level Follow
Kamera still merekam mbah yatno dan pak aan yang sedang
melakukan ritual telaga guyangan dan membakar dupa
88 00:08:21 Close up Eye level Still Kamera still merekam bakaran dupa
89 00:08:26 Long shot Eye level Pan left
Kamera bergerak merekam dari kanan kekiri mbah yatno dan
pak aan melaksanakan ritual
90 00:08:32 Medium shot Low angle Still
Kamera still merekam mbah yatno dan pak aan yang sedang
melaksanakan ritual
91 00:08:37 Medium shot Eye level Still
Kamera still merekam mbah yatno dan pak aan yang sedang
melaksanakan ritual
92 00:08:40 Long shot Eye level Still
Kamera bergerak merekam dari kanan kekiri mbah yatno dan
pak aan melaksanakan ritual
117
93 00:08:43 Long shot Pan right Still
Kamera bergerak merekam dari kiri ke kanan pemandangan
telaga guyangan
94 00:08:51 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam wawancara pa rt dedi setiawan
95 00:09:30 Medium shot Eye level Still
Kamera still merekam wawancara podarwis desa wisata
ngelanggeran
96 00:09:55 Long shot Low angle Still
Kamera still merekam Selamat datang dikawasan ekowisata
Gunung api purba
97 00:09:59 Medium shot Eye level Till down
Kamera bergerak merekam dari atas kebawah piagam di
sekertariat gunung api purba
98 00:10:09 Long shot Eye level Still Kamea still merekam situs geografis ngelanggeran
99 00:10:16 Medium shot Eye level Still
Kamera still merekam wawancara podarwis desa wisata
nglanggeran
100 00:10:21 Medium shot Low angle Still Kamera still merekam sekretariat Pokdarwis ngelanggeran
101 00:10:28 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam wawancara podarwis desa wisata
118
ngelanggeran
102 00:10:33 Long shot Eye level Still Kamera still merekam suasana kampung pitu
103 00:10:40 Medium shot Eye level Still
Kamera still merekam wawancara pokdarwis desa wisata
nglanggeran
104 00:10:48 Medium shot Eye level Still
Kamera still merekam wawancara pak senen (kepala desa
nglanggeran)
105 00:11:00 Long shot Low angle Still Kamera still merekam balai desa nglanggeran
106 00:11:03 Medium shot Low angle Still Kamera still merekam ruang kepala desa
107 00:11:06 Medium shot Eye level Still
Kamera still merekam wawancara pak senen (kepala desa
nglanggeran)
108 00:11:11 Long shot Eye level Still Kamera still merekam suasana balai desa
109 00:11:20 Medium shot Eye level Still
Kamera still merekam wawancara pak senen (kepala desa
nglanggeran)
110 00:11:25 Long shot Eye level Still Kamera still merekam suasana balai desa
119
111 00:11:29 Long shot Eye level Still Kamera still merekam suasana balai desa
112 00:11:33 Medium shot Eye level Still
Kamera still merekam wawancara pak senen (kepala desa
nglanggeran)
113 00:11:40 Medium shot Low angle Still
Kamera still merekam tulisan kecamatan patuk kantor kepala
desa nglanggeran
114 00:11:49 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam wawancara pa rt dedi setiawan
115 00:12:08 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam wawancara mbah yatno
116 00:12:31 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam Tulisan petunjuk arah kampung pitu
117 00:12:33 Medium Long shot Eye level Still
Kamera still merekam iringan keluarga mbah yatno
melaksanakan ritual wiwitan
118 00:12:37 Close up High Angle Still
Kamera still merekam bakaran dupa dan bahan bahan ritual
wiwtan
119 00:12:40 Long shot Eye level Still
Kamera still merekam bahan bahan ritual wiwitan dan
persawahan
120
120 00:12:41 Medium shot Eye level Still Kamera still merekam wawancara pa rt dedi setiawan
121 00:12:43 Medium Close up Eye level Still Kamera still merekam wawancara mbah yatno
122 00:12:45 Long shot Eye level Still Kamera still merekam suasana telaga guyangan
123 00:12:48 Long shot Low angle Still Kamera still merekam pohon
124 00:12:52 Extreme Long shot Eye level Till up Kamera bergerak dari bawah keatas suasana gunung kidul
121
3.3.7.3.Spesifikasi Kamera
(gambar III.1 kamera sony HXR MC 1500 P)
Spesifikasi tentang SONY HXRMC 1500 P
Spesifikasi Dasar
Shape : Horizontal
Optical Sensor Type / Size :1/4 –INCH TYPE Exmor RC MOS with clearvid pixel
array
Resolusi : 1920x1080-Full HD
720x576
1440x1080-HD
Optical Zoom : 12x
Digital Zoom : 160x
LCD monitor : 2.7-inch type, Clear photo LCD plus, approx. 230,400
dots, 16:9 aspect ratio
Ukuran hard drive : 32GB
Recording media : SD Card, SDHC Card, SDXC Card, Memory Stick
PRO-HG Duo HX, Memory Stick PRO Duo, Memory
Stick PRO-HG Duo
122
Spefikasi Rinci
Thouch Panel : ya
Finder : ya
Koneksi : Mix Input: Stereo mini jack (x1)p3. 5mm A/V
Output: HDMI, Component and Composite Remote
Connector: Stereo mini-minijack(p2.5mm)
HDMI output: HDMI Connector, Audio output: HDMI
Headphones : Stereo minijack (p3.5mm)
USB : Mini-AB/Hi-Speed(x1)
Tipe baterai : NP-F570 Rechargeable battery pack
Battery life : Continuous recording time approx. 280 min (FH,
LCD NP-F570 fully charged batt)
Ukuran
Dimensi : 255 (W) x 232 (H) x 456 (D) mm
Berat : 2700gram tanpa baterai
123
Proses Kerja Editor
124
3.5 Proses Kerja Editor
Sebagian besar film atau program televisi yang disajikan kepada penonton
atau pemirsa, biasanya biasanya terlebih dahulu melaui proses penyuntingan
(editing). Dari proses editing film atau program dapat tersaji dengan
kronologis,runut,tersusun,sehingga cerita bisa dipahami penonton. Meski ada pula
tanpa editing – biasanya short movie – namun penonton tetap bias menangkap inti
ceritanya. Demikian lah pekerjaan editor dalam melakukan editing. Irwanto ( 2019 :
148).
3.5.1. Pra Produksi
RitmiK editing telah dikembangkan sejak awal oleh bapak sineas Hollywood,
D.W. Griffith. Seperti diperlihatkan dalam Intolerance (1916). Pada sebuah adegan
aksi kejar-mengejar antara mobil dan kereta api. Griffith secara bergantian
memotong shot kereta api dengan shot sebuah mobil yang mengejarnya dengan
durasi shot yang pendek. Himawan Pratista (2018 : 174 ).
Dalam Kutipan diatas seorang editor pada proses Pra Produksi adalah.
Seorang Editor bersama Produser dan Sutradara menentukan proses untuk
menghubungkan shot-shot yang akan digunakan dalam film.
3.5.2. Produksi
Defenisi editing pada tahap produksi adalah Proses pemilihan serta
peyambungan gambar-gambar yang telah di ambil. Sementara defenisi editing
setelah filmnya selesai (siap ditonton) adalah tehnik-tehnik yang digunakan untuk
menghubungkan tiap shot-nya. Himawan Pratista (2018 : 169)
125
Dalam Kutipan diatas seorang editor pada proses Produksi adalah.
Menganalisa scenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam scenario dan
mengungkapkan penilaian nya paada sutradara.
3.5.3. Pasca Produksi
Dalam proses editing ini seorang editor bertanggung jawab untuk
menghubungkan shot-shot yang telah diambil kemudian menjadi satu peristiwa yang
utuh dalam rangkaian scene atau pun sequence agar mempunyai makna dan pesan
yang dapat ditangkap oleh audience nya. Editor adalah orang yang paling berperan
pada saat pelaksanaan editing, karena seorang editor tidak hanya mengerti
permasalahan teknis tetapi juga harus mempunyai sisi kreativ yang tinggi.
Irwanto,M.IKOM ( 2019 : 148).
Dalam kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa tugas seorang Editor
pada saat pasca produksi adalah. Menghaluskan hasil final edit (trimming) hingga
film selesai dalam proses editing ( picture lock).
3.5.4. Peran dan Tanggung Jawab Editor
Bertanggung jawab atas penambahan tulisan, gambar atau suara sehingga
mudah dimengerti dan dapat dinikmati oleh audience. Memotong-motong dan
merangkai potongan gambar sehingga menjadi suatu tayangan yang utuh dan
menarik.
126
3.5.5. Proses Penciptaan Karya
1.Konsep kreatif
Karya program dokumenter bagaimana menjadi salah satu cara menyampaikan
fakta dengan mengemasnya secara subjektif.
a. Konsep produksi
Dokumenter secara umum bekerja dengan cara berlawanan tidak ada pemain
atau subjek yang di ikuti oleh pembuat film.
b. Konsep teknis
Kebebasan editor sebagai eksekutor program dokumenter televisi di akhir
pembuatan, tentunya memiliki tanggung jawab yang besar.
3.5.6. Kendala dan Solusi
Terlalu banyaknya bahan-bahan yang akan diolah dalam meja editing sehingga
membutuhkan waktu yang lama dalam penyuntingan gambar. Dan terkadang terjadi
eror pada laptop proses pengerjaan Solusinya, Review kembali semua gambar
produksi dan memahami naskah editing offline dan treatment yang sudah dibuat,
Dan berkordinasi dengan sutradara dan penulis naskah. Dan berdiskusi dengan team
bagaimana mengatasi eror pada laptop.
127
Lembar Kerja Editor
1. Konsep kerja editor.
2. Laporan editing.
3. Pembuatan Program ID
4. Spesifikasi Editing
5.
128
3.5.6.1.Konsep Kerja Editor
Seseorang yang bertanggung jawab mengkontruksi cerita secara estetisdari
shoot-shoot yang dibuat berdasarkan naskah dan konsep penyutradaraan sehingga
menjadi sebuah program dokumenter televisi yang utuh.
Seorang editor dituntut memiliki sense of story telling (kesadaran/rasa/indra
penceritaan). Yang kuat artinya editor harus sangat mengerti akan kontruksi dari
struktur cerita yang menarik, sertakadar dramatic yang ada di dalam shoot-shoot
yang disusun dan mampu mesinambungkan aspek emosianalnya dan membentuk
irama adegan atau cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir pr
129
3.3.7.2.Laporan Editing
Tabel III.13Laporan editing
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Perusahaan Produksi : UBSI Produser : Inggit Prihantini
Nama Program : Natural Production Director : Lutfi Rustiawan
Durasi : 13 menit
NO
INT
/EX
T
KETERANGAN
VISUAL TITLE AUDIO SFX TRANSISI VIDEO
EFFECT
DURA
SI
1 Color Bars - - Bars and
Tone
Cut To - 5 dtk
2 Universitas BSI - - - Cut To - 5 dtk
130
3 ID Program Natural
Production
- - Cut To - 6 dtk
4 Universal Counting Leader - - Writing
SFX
- - 5 dtk
5 0.km jogja malioboro - Ambience
kendaraan &
Music
Dip To
Black &
Constant
Power
Timelapse 11 dtk
6 Gapura selamat datang gunung
kidul
- vo & music Cut To - 4 dtk
7 Gapura selamat 130ating gunung
kidul
- vo & music Cross
Dissolve&C
onstant
Zoom out 9 dtk
131
Powet
8 Tulisan gunung kidul - Vo & music Dip To
Black
- 6 dtk
9 Shot Pemandangan Gunung
Kidul
Eksistensi
Kampung
Pitu
Music Cross
Dissolve,
Dip To
Black &
Constant
Powet
8 dtk
10 Tulisan Petunjuk Arah
Kampung Pitu
- Vo & music Cut To &
Constant
Power
- 5 dtk
11 Suasana Kampung Pitu - Ambience
Alam, Vo &
Cut To - 3 dtk
132
Music
12 Suasana Rumah warga - Ambience
Alam, Music &
Vo
Cut To - 7 dtk
13 Shot Sapi - Music &Vo Cut To - 4 dtk
14 Warga yang membawa rumput
menggunakan motor
- Music ,Vo
&Ambience
Kendaraan
Cut To - 5 dtk
15 Kambing sedang memakan
rumput
- Music &Vo Cut To - 6 dtk
16 Shot Rumah Warga - Music &Vo Cut To - 5 dtk
17 Kegiatan Warga - Ambience
Alam, Music
Cut To - 5 dtk
133
&Vo
18 Kegiatan Warga - Ambience
Alam, Music &
Vo
Cut To - 3 dtk
19 Shot Anjing Mbah Yatno - Music &Vo Cut To - 5 dtk
20 Kegiatan Warga Music &Vo Cut To&
Constant
Power
- 5 dtk
21 Kegiatan Warga - Ambience
Alam, Music &
Vo
Cut To&
Constant
Power
- 8 dtk
22 Shot Embah Yatno Sedang
Menggergaji
- Ambience
Alam
Dip To
Black &
Constant
- 5 dtk
134
Power
23 Shot Embah Yatno Sedang
Menggergaji
- Ambience
Alam
Cut To Close Up 4 dtk
24 Shot Embah Yatno Sedang
Duduk Di Depan Rumah
- Ambience
Alam
Cut To - 4 dtk
25 Shot Embah Yatno Sedang
Berkegiatan Di Rumah
- Ambience
Alam
Cut To - 5 dtk
26 Shot Embah Yatno Membuat
Arang Kayu
- Ambience
Alam
Cut To - 4 dtk
27 Wawancara Embah Yatno Mbah Yatno
Juru Kunci
Jadi saya
tinggal
disini itu
udah
tidak
Music Cut To &
Additive
Dissolve
4 dtk
135
ingat
28 Shot Embah Yatno Membuat
Arang Kayu
- maksudn
ya itu
jadi ya
kapanny
a itu
saya
Music Cut To - 9 dtk
29 Mbah Yatno Sedang Memeriksa
Keadaan Ternak
- jadi
keluarga
disini itu
berapa
tahunnya
tidak
saya
Music Cut To &
Constant
Power
- 9 dtk
136
catatatin.
Jadi ya
kurang
lebih
sekitar
50
tahunan
30 Wawancara Embah Yatno - Jadi saya Music Cut To &
Constant
Power
- 2 dtk
31 Shot Embah Yatno Sedang
Mencari Kayu
- generasi
ke 4 lalu
anak
saya itu
Music Cut To - 8 dtk
137
ke 5
32 Shot Mbah Yatno Sedang
Membuat Tempat Pembakaran
Kayu
- sedikit
lagi atau
sebentar
lagi
sudah
generasi
ke 6, nah
yang
sekarang
sudah
termasuk
generasi
ke 5.
Music Cut To - 6 dtk
138
33 Shot Mbah Yatno Sedang
Menggali Tanah Utuk
- Music & Vo Cut To 9 dtk
34 Shot Istri Mbah Yatno Sedang
Memanen Singkong
- Music & Vo Cut To - 8 dtk
35 Shot Foto Mbah Yatno Dan Istri - Music & Vo Cut To - 5 dtk
36 Shot Istri Mbah - Sejarahn
ya
Music & Vo Cut To - 4 dtk
37 Wawancara Embah Yatno Mbah Yatno
Juru Kunci
138ampo
ng pitu,
sebelum
nya ini
dinamak
an
Music Cut To &
Additive
Dissolve
- 5 dtk
38 Shot Telaga Guyangan - 138ampo Music Cut To - 5 dtk
139
ng pitu
itu
namanya
telaga
guyanga
n.
39 Shot Telaga Guyangan - Kemudia
n desa
telaga
guyanga
n itu ada
tanaman
kanjeng
ratu
Music Cut To - 7 dtk
140
40 Wawancara Mbah Yatno - yaitu
pohon
kayu
kinah
atau
gadung
wuluh.
Music Cut To - 6 dtk
41 Shot Telaga Guyangan - Selanjut
nya Abdi
dalem
Jogjakart
a
Diningra
t
Music Cut To
&Cross
Dissolve
- 7 dtk
141
42 Shot Telaga Guyangan - mengada
kan
sayemba
ra siapa
yang
betah
atau
yang
bias
Music Cut To
&Cross
Dissolve
- 6 dtk
43 Wawancara Mbah Yatno - menetap
di desa
Telaga
Music Cut To - 4 dtk
44 Shot Petunjuk Arah Pendopo
Kampung Pitu
- itu akan
diberika
Music Cut To - 5 dtk
142
n tanah
secukup
nya
45 Shot Pendopo Kampung Pitu - untuk
merawat
Pohon
kayu
kinah
Music Cut To - 4 dtk
46 Shot Tulisan Kampung Pitu
Diatas Bangunan Pendopo
- atau
gadung
wuluh
Music Cut To 3 dtk
47 Wawancara Mbah Yatno - kemudia
n
pendatan
Music Cut To &
Constant
Power
- 6 dtk
143
g yang
48 Shot Rumah Tua Kampung Pitu - telaga
guyanga
n ini
Eyang
Music Cut To - 5 dtk
49 Shot Kambing Ternak Warga
Kampung Pitu
- Iro
Kromo
dari
Banyum
as.
Music Cut To - 4 dtk
50 Wawancara Mbah Yatno - Iro
kromo
ini
mengada
Music Cut To &
Additive
Dissolve
- 12 dtk
144
kan asal
mula
asal usul
sehingga
sampai
sekarang
51 Shot Tempat Pemakaman Warga
Kampung Pitu
- generasi
ke 5.
Music Cut To - 5 dtk
52 Shot Batu Nisan Eang Wiro Dik
Romo
- Kemudia
n Eyang
Iro
Kromo
Music Cut To - 5 dtk
53 Wawancara Mbah Yatno - keturuna
n awal
Music Cut To 7 dtk
145
mula
yang
54 Shot Batu Nisan - betah
menetap
di telaga
Music Cut To - 4 dtk
55 Shot Tempat Pemakaman Warga
Kampung Pitu
- guyanga
n itu
hanya 7
kepala
keluarga.
Music Cut To - 6 dtk
56 Shot Tulisan Kampung Pitu - Music & Vo Cut To &
Constant
Powe
- 5 dtk
57 Shot Asap Bakaran Kayu - Music & Vo Cut To - 4 dtk
146
58 Shot Mbah Rejo - Music & Vo Cut To - 4 dtk
59 Shot Tangan Mbah Rejo - Music & Vo Cut To - 3 dtk
60 Shot Mbah Rejo - Music & Vo Cut To - 3 dtk
61 Shot Rumah Mbah Rejo - Music & Vo Cut To - 5 dtk
62 Shot Kaki Mbah Rejo - Music & Vo Cut To - 4 dtk
63 Shot Mbah Rejo - Music & Vo Cut To &
Dib To
Black
- 7 dtk
64 Shot Matahari Tenggelam - Music Cut To, Dib
To Black &
Constant
Powe
Timelapse 6 dtk
65 Shot Pemandangan Pesawahan - Music Cut To - 4 dtk
147
&Constan
Power
66 Shot Persiapan Ritual Wiwitan - Music Cut To - 3 dtk
67 Shot Persiapan Ritual Wiwitan - Music &Vo Cut To - 6 dtk
68 Shot Persiapan Ritual Wiwitan - Music &Vo Cut To - 12 dtk
69 Shot Persiapan Ritual Wiwitan - Music & Vo Cut To - 6 dtk
70 Shot Persiapan Ritual Wiwitan - Music & Vo Cut To - 4 dtk
71 Shot Menuju Tempat Melakukan
Ritual Wiwitan
- Music Cut To - 7 dtk
72 Shot Menuju Tempat Melakukan
Ritual Wiwitan
- Music & Vo Cut To - 19 dtk
73 Shot Menuju Tempat Melakukan
Ritual Wiwitan
- Music Cut To - 10 dtk
148
74 Shot Menuju Tempat Melakukan
Ritual Wiwitan
- Music Cut To - 4 dtk
75 Shot Menuju Tempat Melakukan
Ritual Wiwitan
- Music Cut To - 3 dtk
76 Shot Pemandangan Sekitar
Tempat Ritual Wiwitan
- Music Cut To - 5 dtk
77 Mbah Yatno Sedang Melalukan
Ritual Wiwitan
- Music Cut To - 4 dtk
78 Pak Aan Anak Mbah Yatno
Melaksanakan Ritual Wiwitan
Bersama-sama
- Music Cut To - 3 dtk
79 Mbah Yatno Sedang Melalukan
Ritual Wiwitan
- Music Cut To - 3 dtk
80 Mbah Yatno Sedang Membakar - Music & Vo Cut To - 6 dtk
149
Dupa tanda Ritual Wiwitan
dimulai
81 Mbah Yatno Sedang Melalukan
Ritual Wiwitan
- Music & Vo Cut To - 5 dtk
82 Mbah Yatno Sedang Melalukan
Ritual Wiwitan
- Music & Vo Cut To - 4 dtk
83 Mbah Yatno Sedang Melalukan
Ritual Wiwitan
- Music & Vo Cut To - 6 dtk
84 Ritual Wiwitan - Music Cut To - 7 dtk
85 Ritual Wiwitan - Music Cut To &
Dip To
Black
- 4 dtk
86 Wawancara Pak Aan Tentang
Ritual Wiwitan
Pak Aan
Generasi Ke
Wiwitan
bagi
Additive
Dissolve
- 25 dtk
150
5 warga
kami
warga
150ampo
ng tujuh
ini masih
membud
idayakan
adat
wiwitan.
Wiwitan
itu apa?
Wiwitan
itu
&Cut To
151
adalah
kita
bersyuku
r, kasih
doa atau
ritual di
tepi
sawah
kaitanny
a
kedepan
nya biar
menana
m padi
152
kedepan
nya itu
padi
yang kita
tanam
biar
hasilnya
melimpa
h dan
baik
tidak
dimakan
hama
seperti
153
itu.
87 Ritual Telaga Guyangan - Vo Cut To - 5 dtk
88 Ritual Telaga Guyangan - Vo Cut To - 4 dtk
89 Ritual Telaga Guyangan - Vo Cut To - 5 dtk
90 Ritual Telaga Guyangan - Vo Cut To - 9 dtk
91 Ritual Telaga Guyangan - Vo Cut To - 6 dtk
92 Ritual Telaga Guyangan - Vo Cut To - 5 dtk
93 Ritual Telaga Guyangan - Vo Cut To - 6 dtk
94 Ritual Telaga Guyangan - Vo Cut To - 5 dtk
95 Ritual Telaga Guyangan - Vo Cut To - 2 dtk
96 Ritual Telaga Guyangan - Vo Cut To - 3 dtk
154
97 Shot Lokasi Ritual Telaga
Guyangan
- Dip To
Blacak &
Cut To
- 7 dtk
98 Wawancara Pak RT 154ampong
Pitu
- Jaman
dulu dua
ampu
yang
dimana
dua
ampu itu
mendapa
t wasiat
untuk
menjaga
Ambience
Alam
Dip To
Black,
Constant
Power &
Additive
Dissolve
- 40 dtk
155
daerah
sini dan
untuk
keturuna
n
keturuna
n ampu
tersebut
diberi
beberapa
lahan
untuk
digunaka
n tempat
156
tinggal.
Namun
dari
keturuna
n –
keturuna
n empu
tersebut
hanya
tujuh
yang
mampu
menghun
i ataupun
157
kuat
tinggal
didaerah
sini.
99 Wawancara Triyana Purba
Podarwis Desa Wisata
Ngelanggeran
Triyana
Purba
Podarwis
Desa Wisata
Ngelanggera
n
Jadi
menurut
saya,
Kampun
g Pitu
adalah
yang
diyakini
oleh
warga
Ambience
Alam
Cut To,
Constant
Power &
Additive
Dissolve
- 25 dtk
158
masyara
kat
bahwa
disitu
hanya
boleh
ditinggal
i oleh 7
kepala
keluarga,
jadi
disitu
tidak
boleh
159
dan tidak
boleh
kurang
itu
menurut
juru
kunci
yang ada
disana
dan
memang
letaknya
pun
10 Shot Selamat Datang Ekowisata - secara Ambience Cut To - 4 dtk
160
0 Gunung Api Purba Ngelanggeran geografis Alam
10
1
Shot piagam penghargaan sebelah
utara
berbatas
an
langsung
dengan
desa
Terbah,
untuk
sebelah
timur
berbatas
an
Ambience
Alam
Cut To 10 dtk
161
langsung
dengan
desa
Nglegi,
dan
untuk
bagian
selatan
dan barat
itu
10
2
Shot pentunjuk Situs Geologi
Ngelanggeran
- karena
dia
adalah
masuk di
Ambience
Alam
Cut To - 7 dtk
162
desa
Nglangg
eran,
salah
satu
didesa
Nglangg
eran
10
3
Wawancara Triyana Purba
Podarwis Desa Wisata
Ngelanggeran
- jadi
menurut
para
sesepuh
bahwa
disana
Ambience
Alam
Cut To - 4 dtk
163
itu
10
4
Shot Ruangan Sekretariat
Podarwis Ngelanggeran
- pernah
ada
istilah
perjanjia
n
Ambience
Alam
Cut To - 6 dtk
10
5
Wawancara Triyana Purba
Podarwis Desa Wisata
Ngelanggeran
antara
salah
satu
pihak
Ambience
Alam
Cut To 6 dtk
10
5
Shot Rumah Warga Kampung
Pitu
- keraton
bahwa
disitu itu
ada
Ambience
Alam
Cut To - 6 dtk
164
perjanjia
n
10
6
Wawancara Triyana Purba
Podarwis Desa Wisata
Ngelanggeran
- dengan
juru
kunci
disana
memang
tidak
boleh
dan tidak
boleh
kurang 7
kepala
keluarga.
Ambience
Alam
Cut To &
Constant
Gain
- 8 dtk
165
10
7
Wawancara Kepala Desa Pak Senen
Kepala Desa
Terkait
dengan
jumlah
warga
ataupun
kepala
keluarga
disalah
satu
sebuah rt
memang
secara
umum di
Indonesi
Ambience
Alam
Additive
Dissolve &
Constant
Gain
- 11 dtk
166
a
10
8
Shot Balai Desa Ngelanggeran - diatur
oleh
undang –
undang
maupun
Ambience
Alam
Cut To Zoom Out 3 dtk
10
9
Shot Ruangan Kepala Desa - peratura
n
pemerint
ah juga
nanti
turunnya
ke Perda,
Ambience
Alam
Cut To - 3 dtk
10 Wawancara Kepala Desa - namun Ambience Cut To - 4 dtk
167
9 demikian
di daerah
– daerah
terpencil
atau
yang
Alam
11
0
Shot Balai Desa Ngelangggeran - boleh
dikata
sulit
medan
itu
termasuk
yang ada
di
Ambience
Alam
Cut To Zoom Out 9 dtk
168
Nglangg
eran ini
dijadikan
satu
wilayah
RT,
11
1
Wawancara Kepala Desa - karena
supaya
nanti
koordina
sinya itu
lebih
mudah
dan lebih
Ambience
Alam
Cut To - 4 dtk
169
cepat
11
2
Shot Balai Desa Ngelanggera - Jadi
kalau
khususn
ya di
Nglangg
eran
karena
Ambience
Alam
Cut To - 6 dtk
11
3
Shot Balai Desa Ngelanggera - memang
ada
wilayah
wilayah
yang
terpencil
Ambience
Alam
Cut To - 3 dtk
170
itu
11
4
Wawancara Kepala Desa - tidak
menjadi
permasal
ahan di
pemerint
ahan
desa
maupun
di
Ambience
Alam
Cut To - 7 dtk
11
5
Shot Balai Desa Ngelanggera - pusat itu
tidak ada
yang
dimasala
Ambience
Alam
Cut To - 5 dtk
171
hkan di
Kampun
g Pitu
itu.
11
6
Wawancara Pak RT Kampung
Pitu Harapan
Dedi
Setiawan
Ketua RT
Kalau
kedepan
nya ingin
Kampun
g Pitu
semakin
maju,
semakin
baik,
tetap
Ambience
Alam & Music
Additive
Dissolve
- 20 dtk
172
rukun
gotong
royong
dan
menjadi
kawasan
ekowisat
a yang
lebih
baik lagi
kedepan
nya.
11
7
Wawancara Mbah Yatno
Harapan
Mbah Yatno
Juru Kunci
Pokokny
a
Ambience
Alam & Music
Additive
Disslove
22 dtk
173
harapan
kampung
pitu itu
dari
angan
angan
saya
supaya
Kampun
g Pitu
bisa
makmur,
anak dan
cucu bisa
&Constant
Gain
174
lancar7
mencari
sandang
dan
pangan
untuk
menghid
upi
sekeluar
ga
semuany
a.
11
8
Shot Tulisan Kampung Pitu - Music & Vo Cut To &
Constan
- 3 dtk
175
Gain
11
9
Shot Ritual Wiwitan - Music & Vo Cut To - 3 dtk
12
0
Shot Ritual Wiwitan - Music & Vo Cut To - 4 dtk
12
1
Shot Pak RT Kampung Pitu - Music & Vo Cut To - 2 dtk
12
2
Shot Mnah Yatno - Music & Vo Cut To - 1 dtk
12
3
Shot Telaga Guyangan - Music & Vo Cut To &
Constant
Gain
- 5 dtk
12
4
Shot Pohon Berputar - Music Cut To &
Constant
- 4 dtk
176
Gain
12
5
Shot Pemandangan Gunung
Kidul
- Music Cut To &
Constant
Gain
- 6 d
t
k
177
3.5.7.3.Pembuatan Program ID
A. Bars and Tone
(gambar III.2 Bars and tone)
B. Universitas UBSI
(gambar III.3 universitas Bina Sarana Infprmatika)
C. Program ID
(gambar III.4 program ID)
178
D. Universal Counting Leader
(gambar III.5 Universal counting leader)
E. Judul Program
(gambar III.6 judul program)
F. Conten ( isi program )
(Gambar III.7 isi program)
179
G. Kerabat Kerja
(Gambar III.8 kerabat kerja)
H. Ucapan Terimakasih
(Gambar III.9 Ucapan terima kasih)
I. Copy Right
(Gambar III.10 Copy right)
180
J. CV Kru
(Gambar III.11 CV crew Produser)
(Gambar III.12 CV crew Sutradara)
(Gambar III.13 CV crew penulis naskah)
181
(Gambar III.14 CV crewcamera person)
(Gambar III.15 CV crew Editor)
K. Behind The Scene
(Gambar III.16 Behind The Scene)
182
L. Poster Karya Tugas Akhir
(Gambar III.17 Poster Karya Tugas Akhir)
183
M. Cover Karya Tugas Akhir
(Gambar III.18 Cover Karya Tugas Akhir)
184
N. Cover Dalam Lebel CD
(Gambar III.19 Cover Dalam Lebel CD)
O. Laptop acer
(Gambar III.20 laptop Acer)
185
3.5.7.4.Spesifikasi Editing
Tabel III.14 Spesifikasi editing
Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
Perusahaan Produksi : Natural Production Produser : Inggit Prihantini
Program : Eksistensi kampung pitu Director : Lutfi Rustiawan
Durasi : 13 Menit
NO Equipment Spesifikasi Merk Aset
1 PC
Windows 10
64 bit
Intel®
Core™ i5-
7200U
2.5GHz with
Turbo Boost
up to 3.1GHz
NVIDIA®
Geforce®
940MX with
2 GB
Dedicated
Acer Aspire
E 14 E5-
475G-5574
Milik Sendiri
186
VRAM
4 GB DDR4
Memory
1000 GB
HDD
2 Mouse Logitech Milik Sendiri
3 Headset Logitech Milik Sendiri
4 Software
Adobe
Premiere Pro
CC 2017
Milik Sendiri
5 Adobe
Photoshop
CC 2017
Milik Sendiri