BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · dengan adanya sebuah produksi film, seorang...
Transcript of BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · dengan adanya sebuah produksi film, seorang...
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1. Proses Kerja Produser
Menurut Morissan (2014:274) Produser adalah “Orang yang bertanggung
jawab mengubah ide gagasan kreatif ke dalam konsep yang praktis dan dapat di
jual. Keterampilan produksi merupakan hal yang mendasar pada proses pembuatan
program di dunia pertelevisian, tanpa keahlian ini program yang baik serta unik
tidak dapat dibuat. Tetapi keterampilan saja tidak cukup, kreatifitas serta
kemampuan berpikir yang dimiliki juga sangat berpengaruh agar terciptanya suatu
program yang sukses.
Menurut Eva Arifin, (2014:264). “Seorang produser harus memiliki wawasan
dan ilmu pengetahuan tentang program televisi secara keseluruhan dan harus dapat
menuangkan kemampuan ide, gagasan kreatifitasnya dalam pembuatan program
televisi, atau mampu melakukan koordinasi, kontribusi dan distribusi produk secara
sistematik, efektif dan efisien”.
Berdasarkan teori diatas, maka produser adalah orang yang harus memiliki
wawasan dalam bidang penyiaran secara menyeluruh, serta orang yang memiliki
kedudukan dan tanggung jawab atas semua rekan tim nya dan program nya dengan
melakukan kontribusi secara maksimal kepada tim agar terciptanya suatu program
televisi yang sukses.
Selain itu, seorang produser memiliki tanggung jawab yang sangat besar
dengan adanya sebuah produksi film, seorang produser juga harus mengetahui proses
pengerjaan pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Mulai dari mendapatkan ide
cerita, menyiapkan anggaran produksi, membuat jadwal, mengawasi pelaksanaan produksi
hingga selesai, serta tanggung jawab dalam manajemen produksi.
Adapun tugas dari produser itu sendiri adalah sebagai berikut :
A. Dapat membantu promosi melalui sebuah kreatifitas dan imajinaf dengan
mempergunakan berbagai macam kreasi program dan menghasilkan identitas yang jelas
pada persepsi audien pada program tertentu.
B. Memiliki banyak kemampuan dan kemahiran serta komitmen profesioal di dalam dunia
penyiaran.
C. Menyiapkan semua komponen dari awal sampai akhir pada waktu proses perekaman
yang akan dikerjakan sebelum jadwal penyiaran.
D. Dapat melakukan penyiaran sendiri dan dapat mengambil suatu keputusan pada
kelayakan sebuah program yang akan disiarkan.
E. Bertanggung jawab pada jadwal siar dan narasumber serta topik yang akan disiarkan.
Beberapa hal diatas tercantum dalam buku Broadcasting, to be a broadcaster,
Menurut Eva Arifin (2014:265–267). “Dalam prakteknya sesuai dengan peran serta
tanggung jawab yang di emban oleh sorang produser, produser juga di wajibkan
mengkontrol kegiatan produksi baik dari segi pra produksi, produksi, serta pasca produksi”.
Sedangkan menurut Suprapto (2014:54). “Produser adalah seorang yang di tunjuk
mewakili produser pelaksana (excecutive produser) untuk melakukan apa yang di
kehendaki oleh produser pelaksana.” Pada tahap praproduksi produser wajib menetukan
tema yang akan dibahas dalam programnya, apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan
produksi nanti, membuat jadwal shooting, memutuskan siapa talent yang akan dipakai serta
mengatur dan mempersiapkan semua kebutuhan yang akan digunakan pada saat produksi
nanti. Pada tahap produksi produser bertugas untuk mengawasi kegiatan produksi, serta
mengatasi kendala kendala yang ada pada saat kegiatan produksi berlagsung. Produser juga
mengatur keefisienan waktu pada saat produksi berlangsung agar tidak over time dari
jadwal yang telah disepakati.
Selanjutnya pada tahap pasca produksi, produser melakukan evaluasi serta memantau
kegiatan editing. Disini produser mengawasi baik dari pengumpulan bahan editing sampai
kemajuan editing, juga bertugas mengawasi pemotongan gambar apakah layak atau tidak
untuk disiarkan dan disajikan kepada khalayak luas.
3.1.1. Pra Produksi
Dalam Memproduksi program televisi produser harus mengatur masa pra produksi
dari masa perencanaan, persiapan, perorganisasian, komunikasi, pengumpulan informasi
serta megecek segala hal sebelum proses shooting berlangsung. Proses yang penulis
lakukan sebagai seorang produser sebelum memasuki tahap produksi Menurut Effendy
(2015:25) Antara lain:
1. Rapat Produksi
2. Mengajukan Proposal
3. Jadwal Shooting (Shooting Schedule)
4. Call Sheet
5. Anggaran
6. Menyusun tim produksi
Peran produser dalam persiapan produksi dimulai dari pembuatan jadwal, prakiraan
anggaran, pengrecrewtan crew, pemilihan peralatan shooting, pencarian talent, kontrak
kerja, konsumsi, transport, sampai serta perencanaan perencanaan untuk memperlancar
kegiatan produksi.
Juga mengadakan rapat rapat untuk melakukan diskusi tentang apa saja yang akan
dilakukan saat membuat suatu program, mengenai konten apa saja serta cara pengemasan
program secara menyeluruh dan terperinci, serta merencanakan semua hal yang berkaitan
dengan proses produksi nanti.
Menurut Irwanto (2014:33). “Perencanaan merupakan unsur yang sangat penting,
karena siaran memiliki pengaruh dan dampak besar yang sangat kuat dan besar”. Dari teori
diatas maka dapat disimpulkan bahwa produser melakukan kegiatan perencanaan secara
menyeluruh sebelum melakukan kegiatan produksi untuk memastikan saat kegiatan
produksi berlangsung tidak ada hal-hal yang tidak dinginkan.
Pada tahap ini pula produser melakukan pencarian lokasi untuk dijadikan lokasi
shooting yang sesuai dengan hasil dari diskusi dengan crew, serta melakukan perjanjian
dengan pengurus lokasi setempat. Selain itu juga melakukan casting untuk menemukan
host yang cocok untuk program yang dibuat, dan juga mempersiapkan alat alat untuk
keperluan shooting atau produksi, agar produksi berjalan dengan lancar.
Menyusun tim produksi adalah proses dimana tim kreatif di bentuk. Menurut
Diki Umbara dan Wahyu Wary Pintoko (2015:151) “Tim kreatif merupakan sekumpulan
orang yang bertangung jawab atas ide cerita, mulai dari ide dasar hingga pada naskah
selesai. Bahkan pada beberapa acara tim kreatif juga terlibat hingga produksi berlangsung.
Setelah melakukan segala persiapan, produser beserta tim yang ada membuat
sebuah dummy atau contoh program yang akan dibuat pada saat produksi nanti, hal ini
dilakukan dengan tujuan agar pada saat produksi nanti seluruh tim memiliki gambar tentang
kendala apa yang nantinya akan muncul pada saat produksi, dan dari situ dapat
meminimalisir terjadinya hal hal yang juga tidak di inginkan.
Menyusun Tim Produksi
Adapun Team yang terlibat dalam proses produksi ini adalah :
1. Imam Taqiudin Sebagai Produser
2. Imam Taqiudin Sebagai Sutradara
3. Mario Pinsensius Sebagai Penulis naskah
4. Prabowo Sebagai Penata Kamera
5. Prabowo Sebagai Penata Cahaya
6. Dimas Surya Sebagai Penata Suara
7. Mario Pinsensius Sebagai Penata Artistik
8. Ratu Nia Aryanti Sebagai Penyunting Gambar
3.1.2. Produksi
Menurut FFTV IKJ-KFT Dalam Supriyadi dll (2014:91) “Peran produser dalam
tahap produksi adalah memastikan jalan nya produksi adalah memastikan jalan nya
produksi dan mengontrol agar berjalan sesuai dengan rencana serta selalu berkoordinasi
dengan semua anggota tim”.
Proses produksi akan berjalan dengan baik jika pra produksi sudah matang.
Sebagimana Menurut Diki Umbara dan Wahyu Wary Pintoko (2015:153) “Produksi akan
berjalan dengan baik ketika semua proses di pra produksi sudah di lakukan dengan baik.
Segala kekurangan di pra produksi hendak nya segera di selesaikan agar tidak mengganggu
kelancaran pada proses berikut nya yakni produksi”.
Proses produksi merupakan tahapan yang paling utama karena dalam proses ini lah
semua hasil meeting (rapat) dapat terealisasikan. Penulis ditugaskan untuk mengawasi dan
mengkoordinir crew bertujuan agar mendapat arahan apabila crew mendapat kesulitan.
Mengawasi semua crew saat sedang produksi agar dapat mengetahui kendala apa saja yang
terjadi dan kemungkinan kemungkinan apa saja yang akan dialami dalam kegiatan produksi
ini, dari situ produser dapat memberikan keputusan kepada seluruh tim untuk melakukan
apa yang seharusnya dilakukan agar kendala yang ada dapat teratasi dengan baik. Selain itu
produser juga berperan untuk memenuhi kebutuhan crew, tentang apa saja yang akan
dibutuhkan serta digunakan untuk menunjang keberhasilan produksi dalam segi teknis .
3.1.3. Pascaproduksi
Menurut Mabruri (2014:101) Menyatakan bahwa “Tahap berikutnya adalah tahap
akhir atau editing. Hal yang di lakukan bukan sekedar memilih dan menggabungkan saja,
tetapi lebih dari itu. Pemilihan sentuhan seni juga perlu di lakukan, seperti meberi visual
effect atau sound effect yang mendukung jalan nya cerita”.
Menurut Effendy (2015:92) “Saat proses pasca produksi produser hanya
memonitoring proses editing agar tidak keluar dari konsep yang telah di tetapkan. Namun
ada beberapa hal yang harus di lakukan di antara nya memilih tempat editing dan
mengumpulkan report seperti script continuity report, camera report, sound script report
agar kerja editor lebih mudah”. Saat masa pasca produksi merupakan tahap akhir dari suatu
proses penciptaan karya. Sebagai seorang produser selain memonitoring karya editor yang
di dampingi oleh sutradara, penulis juga bekerja menyusun proposal dalam bentuk laporan
yang di lakukan dan merevisi kembali penulisan secara benar agar hasil yang maksimal
baik proposal dan karya yang di buat sesuai dengan standarisasi kelulusan.
Melakukan evaluasi bersama dengan crew yang terkait untuk di presentasikan,
mencari jalan terbaik untuk mengantisipasi agar kesalahan yang sama tidak terjadi lagi.
Setelah melakukan evaluasi produser juga berperan dalam mengawasi kegiatan editing
yang di lakukan oleh editor, sejauh mana kegiatan editing di lakukan dan memantau
prosesnya secara bertahap sampai semua yang diharapkan dalam tahap praproduksi dan
produksi dapat tercipta dengan sukses. Selain itu juga menugaskan semua tim yang ada
untuk memberikan laporan kerja mereka guna disusun dan menjadikannya arsip dalam
kegiatan produksi kali ini sekaligus melakukan evaluasi lagi.
3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser
Menurut Sam Sarumpaet “Produser adalah seorang yang membuat film dan
bertanggung jawab secara langsung dan melaksanakannya secara sadar“. (2014:43).
Menurut Trianton (2014:82) menyatakan bahwa “Tugas seorang produser adalah
memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan bersama,
baik aspek kreatif maupun management produksi dengan anggaran yang telah di setujui
oleh excecutive produser.
Menurut Rahmawati dan Rusnandi (2015:22) “Produser adalah seseorang yang
bertanggung jawab secara umum terhadap seluruh produksi”. Menjadi seorang produser
sangat memegang tanggung jawab yang besar. Segala sesuatu nya harus di perhitungkan
dengan matang. Dari segi waktu, keuangan, juga kekompakan tim. Penulis sebagai
produser juga ada di dalam diri prnulis. Seorang produser harus memiliki sifat aktif dan
tegas untuk terus terlibat dalam pembuatan film. Mulai dari perencanaan hingga proses
editing karena produser memiliki tanggung jawab penuh atas seluruh produksi. Penulis
mencari dan mendapat ide atau tema untuk diproduksi, mengawasi dan mengontrol
kegiatan produksi sampai pascaproduksi.
Dalam produksi ini, produser bertanggung jawab seperti:
A. Ikut membantu menemukan ide cerita
B. Menyusun perancangan dan konsep design produksi
C. Mencari calon pemain dan ikut andil dalam proses casting
D. Membantu dan mengatur proses reading serta rehearsal
E. Mencari lokasi shooting dan mengurus perizinan lokasi
F. Menyediakan sarana dan pra sarana penunjang shooting
G. Mengumpulkan dana untuk proses produksi dari setiap personil tim
H. Mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan yang terjadi selama masa pra produksi,
produksi dan pasca produksi berlangsung.
I. Membuat jadwal shooting untuk kru dan talent
J. Mengatur tim dan mengawasi jalan nya produksi sesuai dengan jadwal dan design
produksi yang telah di tentukan
K. Bertanggung jawab atas seluruh hasil produksi baik dari awal maupun hasil akhir
produksi
3.1.5. Proses Penciptaan Karya
Pada tahap ini tim melaksanakan semua yang telah di sepakati pada tahap sebelum
nya sebagai tahap pelaksanaaan sebagaimana telah di paparkan oleh Andi Fachrudin
(2015:4) “Di sebut sebagai tahap pelaksanaaan atau pembuktian karena di sini lah titik
seseorang memberi bentuk pada ide atau gagasan baru, untuk meyakinkan bahwa gagasan
tersebut dapat di gunakan”.
A. Konsep Kreatif
Pada tahap ini produser mulai melakukan rundingan bersama dengan kru yang ada,
lalu konsep yang telah dibuat akan dirundingkan kembali bersama dengan sutradara dan
penulis naskah agar dikembangkan menjadi suatu program yang menarik dan dapat
dikemas secara berbeda dari kebanyakan acara yang sejenis. Selanjutnya membicarakan
konsep teknis dan persiapan persiapan yang akan dilakukan untuk pengambilan gambar
yang menarik serta teknik pengambilan beauty shoot agar para audien tidak bosan dengan
sajian gambar dan agar gambar yang ditampilkan dalam setiap frame menjadi daya tarik
tersendiri. Disamping itu juga ada pembahasan tentang konten apa yang akan di pilih
dalam produksi kali ini serta informasi apa saja yang akan diberikan baik dari unsur hiburan
dan juga pemberian informasi kepada audien.
B. Konsep Produksi
Saat produksi berlangsung, seorang produser dapat memantau kegiatan produksi
tersebut, mengatur jadwal, serta mempersiapkan apa saja yang akan digunakan dalam
kegiatan produksi, baik dari segi alat serta peralatan lain yang bersifat pendukung agar
produksi berjalan lancar.
Pemantauan yang di lakukan oleh produser pada saat produksi sangat dibutuhkan
agar pada kegiatan produksi selanjutnya, kendala kendala yang terjadi tidak akan terulang
dan dapat diantisipasi dengan cermat agar kegiatan produksi selanjutnya berjalan baik. Hal
tersebut dilakukan sjuga untuk evaluasi tim.
C. Konsep Teknis
Pada kegiatan produksi kamera yang akan digunakan adalah kamera SONY HXR-
NX5 agar gambar yang dihasilkan mendukung format HD dan tentunya untuk kepentingan
kualitas gambar, di samping itu penggunaan yang sudah dikuasi oleh tim tentunya sangat
mempengaruhi kegiatan produksi. Untuk audio sendiri menggunakan Wireless Clip on G4
ME2 Dan Zoom mic F8, karena selain penggunaan yang cukup mudah, disini kami hanya
menggunakan 5 clip on. Cilp on yang digunakan dalam kegiatan produksi ini adalah
Senheizer di karenakan daya tangkap suara yang jernih dan team juga sudah memahami
penggunannya. Lalu digunakan lighting kinoflo 4 Feet 4 Bank Sebanyak 3 buah untuk
mendukung pencahayaan pada lokasi shooting. Selanjutnya pada tahap editing digunakan
Komputer core i5 650, Motherboard intel h55, Ram 8 Gb ddr3, Hardisk 500Gb 7200rpm
Vga Eksternal GT1030 2Gb agar proses editing berjalan lancar dan untuk meminimalisir
kendala dalam tahap editing.
3.1.6. Kendala Produksi Dan Solusi nya
Kendala yang terjadi dalam kegiatan produksi Talkshow “Anak Millenials” ini
adalah
1. Sulit nya menemukan ide yang menarik dalam proses pra produksi, karena tim merasa
bingung mana tema yang menarik untuk di angkat. Solusi nya tim menentukan salah satu
konsep terbaik yang sudah di rancang dan menentukan konsep nya melalui voting tim
2. Sulit nya menemukan narasumber yang memiliki pengalaman, bakat dan inspirasi yang
menarik akhir nya tim menentukan casting dengan mewawancarai calon narasumber agar
mendapat cerita, pengalaman narasumber yang terbaik.
3. Sulit nya menemukan host yang cocok yang klop akhir nya tim melakukan casting agar
tercipta nya keserasian antar host sehingga tercipta nya program acara yang menarik, luwes
dan tidak kaku
4. Sulit nya menemukan lokasi yang cocok sehingga tim harus mondar-mandir mencari
lokasi terbaik. Setelah survei ke berbagai tempat akhir nya tim menemukan Warbox cafe
sebagai tempat untuk lokasi shooting program “Anak Millenials”.
5. Harga alat yang terlalu mahal. Solusi nya tim mengurangi alat-alat yang tidak terlalu di
butuhkan dalam proses produksi
6. Durasi yang terlalu over pada saat editing dan akhir nya tim menentukan obrolan dan
konten yang menarik untuk di tayangkan
7. Budget yang over dari perkiraan. Solusi nya tim melakukan patungan kembali untuk
menutupi over dana yang ada
8. Lokasi Yang Terlampau Jauh Membuat Host, Kru Dan Pangisi Acara Terjebak Macet di
Mobil Dan Menyebabkan Proses Produksi Hampir Ngaret
3.1.7. Lembar Kerja Produser
A. Deskripsi Program
B. Working Schedule
C. Breakdown Budget
D. Shoting Schedule
E. Call Sheet
F. Daily Production Report
G. Equipment List
3.1.7. Lembar Kerja Produser
Pada kesempatan kali ini, penulis sebagai produser sangat senang sekali mendapat
jobdesk ini. Menambah pengalaman baru serta ilmu yang baru mengenai apa itu produser,
cara bekerja nya seperti apa dll. Begitu banyak perjalanan yang di lalui dari awal
pembentukan team, merumuskan ide dan konsep hingga hasil dispro dan kasil karya dapat
di acc oleh dosen pembimbing. Pada kesempatan ini penulis sebagai produser ingin
berterima kasih kepada Dosen Pembimbing Ibu Mike Indarsih M.Si yang telah sabar
membimbing tim kami dari awal hingga selesai. Para tim (crew) yang telah bekerja sama
dengan baik pada proses karya kali ini. Tak lupa para host dan narasumber yang sudah
membantu dalam proses karya kali ini. Tanpa mereka semua karya ini tidak akan tercipta
dengan baik. Juga BSM Entertainment sebagai tempat untuk sewa alat, Dan Warbox Cafe
sebagai tempat yang di gunakan untuk lokasi shooting. Kerja keras yang sangat panjang
sudah di lewati bersama. Suka duka tercipta selama ini. Keringat dan lelah, letih tentu
sangat di rasakan. Namun ini menjadi motivasi penulis agar lebih semangat lagi
menghadapi dunia broadcast yang sebenar nya. Semoga kelak kami dapat bekerja sama
kembali dalam program-program / karya yang lain. Serta tali silaturahmi yang tidak pernah
terputus.
DESKRIPSI PROGRAM
Kategori program : Hiburan
Media : Televisi
Format Program : Talkshow
Judul Program : Anak Millenials
Durasi Program : 24 Menit
Target Audien : Umur Remaja 14-20 Tahun
Dewasa 21-35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Dan Perempuan
Status Ekonomi Sosial : Golongan B
B : Menengah ke atas
Karakteristik Produksi : Taping Record Multi Camera
Jam Tayang : Senin – Jumat Pkl. 19.00 – 19.30 WIB
Alasan : Karena Pada Jam Tersebut Termasuk Jam Prime
Time Dimana Seluruh Keluarga Sedang Berkumpul Bersama
WORKING SCHEDULE
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 21.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.1
Working Schedule
No Tahap Aktifitas Target Per Minggu
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PRA
PRODUKSI
Pembentukan
Kelompok
V
2 Perumusan
Ide & Konsep
V
3 Bimbingan 1 V
4 Bimbingan 1 V
5 Bimbingan
Bab 2
V
6 Bimbingan
Bab 2
V
7 PRODUKSI
Produksi V
8 PASCA
PRODUKSI
Evaluasi
Produksi
V
9 Bimbingan
Karya & Bab
3
V
10 Bimbingan
Karya & Bab
3
V
11 Bimbingan
Karya & Bab
3
V
12 Bimbingan
Karya & Bab
3, Bab 4 & 5
V
13 Acc Dispro &
Karya
V
BREAKDOWN BUDGET
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 21.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.2
Breakdown Budget
No Item Harga Satuan Unit Harga Total Catatan
PRA PRODUKSI
1 Surat Menyurat Rp. 1.000,00 8 LBR Rp. 8.000,00
2 Perizinan Rp. 25.000,00 2X PP Rp. 25.000,00
3 Fotocopy Naskah,
Rundown
Rp. 102.000,00 1 Bh Rp. 102.000,00
4 Cetak Foto Dan
Tambahan Fotocopy
Rp. 27.000,00 1 Bh Rp. 27.000,00
TOTAL Rp. 162.000,00
PRODUKSI (Alat)
1 Multicam HD 3 Cam Rp. 4.500.000,00 1 Set Rp. 4.500.000,00
2 Wireless Clip On G4 ME
2
Rp. 200.000 5 Set Rp. 1.000.000
3 Zoom F8 Rp. 250.000,00 1 Set Rp. 250.000,00
4 Lighting Kino Flo 4 Feet
4 Bank
Rp. 150.000,00 2 Bh Rp. 300.000,00
5 Audioman Rp. 500.000 1 Org Rp. 500.000,00
6 Crew Set Rp. 150.000,00 2 Org Rp. 300.000,00
7 Mobil Alat Rp. 250.000,00 1 Bh Rp. 250.000,00
8 BBM, TOL, Parkir Rp. 100.000,00 1 Set Rp. 100.000,00
9 TOTAL Rp. 7.200.000,00
PRODUKSI (Talent)
1 Host (Halilintar Saragih) Rp. 1.000.000,00 1 Org Rp. 1.000.000,00
2 Host (Tata) Rp. 1.000.000,00 1 Org Rp. 1.000.000,00
3 Narasumber (Irwan
Permadi)
Rp. 500.000,00 1 Org Rp. 500.000,00
4 Narasumber (M. Ibrahim) Rp. 500.000,00 1 Org Rp. 500.000,00
5 Narasumber (Wane A) Rp. 500.000,00 1 Org Rp. 500.000,00
6 Narasuber (Jefry F) Rp. 500.000,00 1 Org Rp. 500.000,00
7 Narasumber (M Rafly) Rp. 500.000,00 1 Org Rp. 500.000,00
TOTAL Rp. 4.500.000,00
PRODUKSI (Lain-Lain)
1 Sewa Lokasi Dan
Property
Rp. 875.000,00 1 Set Rp. 875.000,00
2 Makan Siang Rp. 20.000,00 10
Box
Rp. 200.000,00
3 Makan Malam Rp. 20.000,00 20
Box
Rp. 400.000,00
4 Dus Aqua Rp. 32.000,00 2 Box Rp. 64.000,00
5 Aqua Botol Rp. 3000,00 1 Bh Rp. 3000,00
6 Tisu Rp. 21.000,00 1 Bh Rp. 21.000,00
7 White Coffee U/ Crew Rp. 6000,00 2 Bh Rp. 12.000,00
8 Good Day U/ Crew Rp. 13.000,00 5 Bh Rp. 65.000,00
9 Flashdisk 64 GB Rp. 200.000,00 1 Bh Rp. 200.000,00
10 Memorycard 64 GB Rp. 225.000,00 1 Bh Rp. 225.000,00
11 Card Reader Rp. 100.000,00 1 Bh Rp. 100.000,00
12
TOL, PARKIR Rp. 25.000,00 1 Bh Rp. 25.000,00
TOTAL Rp. 2.190.000,00
PASCA PRODUKSI
1 EDITOR Rp. 500.000 1 Org Rp. 500.000
TOTAL
KESELURUHAN
Rp. 14.552.000
SHOOTING SCHEDULE
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 21.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.3
Shooting Schedule
NO Hari & Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan
1 JUMAT,
24-MEI-2019
12.00-13.00 WIB Kumpul Team Produksi, Breefing
Dan Makan Siang
2 13.00-14.00 WIB Persiapan Produksi, Setting Alat &
Make Up, Hair Do Talent
3 14.00-15.00 WIB Pengambilan Gambar Segmen I
4 16.00-17.00 WIB Pengambilan Gambar Segmen II
5 17.00-18.00 WIB Pengambilan Gambar Segmen III
6 18.00-19.00 WIB Istirahat & Makan Malam
7 19.00-20.00 WIB Evaluasi Produksi
8 20.00-21.00 WIB Pembersihan Alat & Perjalanan Pulang
CREW CALL SHEET
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 21.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.4
Crew Call Sheet
Nama Job Desk NIM Nomor Telepon
Imam Taqiudin Produser & Sutradara 42161074 08558249997
Mario Pinsensius Penulis Naskah 42160004 081574175544
Prabowo Penata Kamera & Penata Suara 42161070 081380084235
Ratu Nia Aryanti Penata Artistik & Penyunting Gambar 42160999 087888176999
Dimas Surya Bintara Penata Cahaya 42160544 089635452315
DAILY PRODUCTION REPORT
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 21.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.5
Daily Production Report
Keterangan Terjadwal Terlaksana
Crew Call 12.00 WIB 12.00 WIB
Talent Call 12.00 WIB 12.00 WIB
1st Camera Roll 14.00 WIB 14.00 WIB
Peran Pemeran Usia Kostum On
Location
Wrap Take
Host Halilintar
Saragih
25
Tahun
Blezer Biru Muda,
Kaos Putih Polos,
Sepatu Sneakers
12.00 WIB 21.00 WIB
Putih
Host Tata Cecilia 22
Tahun
Kemeja Wanita
Kantoran Kuning,
Celana Putih, Sepatu
Highheels Kuning
12.00 WIB 21.00 WIB
Narasumber Irwan
Permadi
22
Tahun
Kaos Putih Polos,
Jaket Bomber
Kuning, Celana
Hitam, Sepatu
Hitam
12.00 WIB 21.00 WIB
Narasumber Muhammad
Ibrahim
18
Tahun
Kemeja Putih Motif,
Celana Jeans Biru,
Sepatu Sneakers
12.00 WIB 21.00 WIB
Narasumber Wane Aziz 18
Tahun
Kemeja Putih Polos,
Celana Bahan
Hitam, Sepatu
Sneakers
12.00 WIB 21.00 WIB
Narasumber Muhammad
Rafly
18
Tahun
Kaos Putih Polos,
Jaket Bomber
Hitam, Celana
Chinos Krem,
12.00 WIB 21.00 WIB
Sepatu Sneakers
Narasumber Jefry
Ferniandy
18
Tahun
Kemeja Putih Polos,
Celana Jeans Hitam,
Sepatu Sneakers
12.00 WIB 21.00 WIB
EQUIPMENT LIST
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 21.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.6
Equipment List
No Nama Seri Jumlah Keterangan
1 Kamera Sony HXR-NX5 3 Sewa
2 Tripod bowl 50mm 3 Sewa
3 Charger Sony 3 Sewa
4 Baterai Sony 6 Sewa
5 Headphone Sony 6 Sewa
6 Zoom Mic F8 1 Sewa
7 Clip On G4 ME2 5 Sewa
8 Lensa CANON EF 16 – 35 MM f 2.8 3 Sewa
9 Lighting Kinoflo 4 Feet 4 Bank 3 Sewa
10 Converter Metabones 1 Sewa
11 Switcher SE 2200 (6 Channel Input HD) 1 Sewa
12 Laptop Asus X452E 1 Milik Sendiri
3.2 Proses Kerja Sutradara
Menurut Naratama (2014:20) “Sutradara Televisi adalah seseorang yang
mampu mengarahkan dan menciptakan sebuah karya seni audio-visual dalam bentuk format
acara televisi drama atau nondrama engan menggunakan sistem rekaman gambar
elektronik, baik untuk Single camera maupun Multi camera
Menurut Morissan, M.A (2015:275) “Sutradara adalah orang yang bertanggung
jawab menerjemahkan kata-kata tertulis (naskah) menjadi suara atau gambar tertentu.
Sutradara bertugas memvisualkan konsep naskah yang abstrak ke dalam bentuk nyata.
Sutradara bertugas membangun sudut pandang dari setiap adegan yang akan menentukan
pilihan (shot), penempatan dan gerakan kamera. Sutradara bertanggung jawab mengatur
tingkat dramatisasi cerita, kecepatan dan aliran suara, dan gambar. Ia memeragakan dan
mengarahkan setiap adegan dan juga memberikan perintah dan saran dalam seluruh proses
pengambilan gambar dan editing. Sutradara harus mampu mempertahankan minat audiens
untuk terus menonton. Sutradara bekerja dengan seluruh tim kreatif dan teknis”.
Dari paparan teori di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sutradara
televisi itu adalah seseorang yang bertugas mengarahkan program televisi baik drama
maupun nondrama yang mampu mengarahkan dan menciptakan karya seni dengan pilihan
shoot dan aliran audio di setiap segmentasi acara nya dengan kreatifitas kru-kru serta tetap
mempertahankan minat audiennya.
Selain membuat sebuah karya yang menarik, tugas sutradara juga mencari ide
kreatif, agar setiap naskah yang di berikan penulis dapat di visualisasikan sesuai dengan
konsep awal melalui shoot-shoot yang di arahkan sutradara melalui pengambilan gambar
oleh cameraman. Dan yang terpenting sutradara juga harus memiliki jiwa kepemimpinan
karena dia yang akan mengarahkan semua kru yang ada di lapangan seperti cameraman,
audio, artistik, lighting dan editor.
Dalam penyutradaraan televisi juga perlu di kaji hubungan antara kebutuhan
artistik dan kebutuhan teknis dimana dalam industri televisi kita mengenal sistem rekaman
gambar visual dengan menggunakan single camera dan multicamera. Kebutuhan artistik
untuk produksi single camera. Demikian juga kebutuhan teknis lainnya, seperti penataan
cahaya, penataan audio, penataan rekaman gambar, dan kebutuhan kekuatan sumber tenaga
listrik.
3.2.1 Pra Produksi
Menurut Latief Dan Udud, (2015:148) “Tahapoan pelaksanaan pembahasan dan
pencarian ide atau gagasan perencanaan merupakan tahapan awal untuk membuat suatu
program yang di sebut sebagai pra produksi (pre production)
Sebelum terjun ke lapangan, sebagai sutradara akan mengadakan briefing bersama
kru-kru untuk menjelaskan konsep program acara yang akan di produksi, sampai peralatan
apa saja yang akan di pakai saat produksi.
Menurut Naratama (2014:11) “Director adalah seorang yang bertanggung jaab
terhadap kualitas gambar (film) yang tampak di layar dimana di dalam nya ia bertugas
mengontrol sistem sinemaik, pengambilan pemeran, kredibilitas dan kontinuitas cerita yang
di sertai elemen-elemen dramatik pada produksi nya”.
Dalam pra produksi, peran triangle system sangat penting. Karena di dalam pra
produksi produser, sutradara dan penulis naskah harus merencanakan sebuah ide awal yang
matang dengan segala macam kemungkinan yang akan terjadi, agar memperkecil ada nya
hambatan ketika produksi. Yang di hasilkan pada saat pra produksi dari triangle system
adalah:
A. Penentuan ide cerita
B. Hunting lokasi
C. Analisis naskah
D. Pembuatan director treatment
E. Blocking kamera
F. Casting host
G. Metode pelaksanaaan produksi dan pasca produksi
H. Merancang penjadwalan produksi
I. Mendampingi editor
J. Memberikan masukan untuk ilustrasi musik
Langkah-langkah di atas merupakan strategi yang penulis terapkan dalam rapat tim kami.
Agar dapat di visualkan dan di jelaskan kepada tim kreatif lapangan seperti kameraman,
penata suara, penata cahaya, dan artistik. Sehingga menjadi rangkaian program yang
menarik di mata penonton nya.
3.2.2 Produksi
Menurut Latief dan Udud (2015:152) Produksi adalah upaya mengubah naskah
menjadi bentuk audio video (AV) Produksi berupa pelaksanaan perekaman gambar
(taping) atau siaran langsung (live).
Dalam proses produksi sutradara berperan penting dalam mengarahkan para pemain,
mengarahkan seorang camera person dalam pengambilan gambar yang sesuai dengan
konsep yang sudah di diskusikan sebelum nya.
Menurut Muttaqin (2015:138) “Jika di telusuri lebih dalamdi balik pemilihan shot
banyak pesan yang ingin di sampaikan seorang penilis. Di sinilah peran sutradara
memvisualkan nya” Pada saat produksi sutradara juga harus memikirkan jalan cerita yang
menarik dan di sukai penonton karena di dalam produksi sutradara harus menuntun dan
mengarahkan seorang juru kamera (cameraman) dalam setiap pengambilan detaik shoot,
selain itu sutradara mengecek kembali peralatan yang akan di pakai pada saat shooting
agar tidak ada yang tertinggal, dan penulis naskah juga membantu mengingatkan
kelengkapan alat produksi yang akan di gunakan.
Pada saat produksi, sutradara harus mengembangkan naskah atau solosi, walaupun
banyak kendala yang terjadi maupun ada yang tidak sesuai dengan naskah awal tapi
sutradara harus memikirkan atau memberikan masukan ide-ide menarik secara langsung di
lokasi. Dan sutradara juga harus bisa mengarahkan seorang talent yang bertindak sebagai
host, agar bisa berekspresi dan membawakan acara sesuai dengan kemauan konsep yang
sudah di buat atas kesepakatan bersama.
3.2.3 Pasca Produksi
Menurut Nogroho (2014:110) “Tahapan pasca produksi merupakan suatu kerja
tahap terakhir dari bahan yang telah di produksi baik, baik dengan satu kamera maupun
beberapa kamera”.
Menurut Mabruri (2013:100) menyatakan bahwa “Tahap berikutnya adalah tahap
terakhir atau editing. Hal yang di lakukan bukan sekedar memilih gambar dan
menggabungkan saja tetapi nsentuhan seni juga perlu di lakukan, seperti memberi visual
effect, atau sound effect yang mendukung jalan nya cerita
Pada tahap pasca produksi sutradara harus bekerja sama dengan editor
mendampingi di meja editing agar program acara talkshow “Anak Millenials” dapat
menjadi program yang menarik sesuai konsep. Sutradara yang di temani oleh penulis
naskah dan produser harus membantu editor dalam penyusunan gambr, dan penata suara
harus memberikan musik yang di kehendaki oleh sutradara agar seimbang sesuai naskah
dan memiliki sebuah kekuatan di setiap segmen nya.
3.2.4 Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Menurut Naratama (2014:26-27) Pemahaman tentang peran seorang sutradara televisi
antara lain:
A. Sutradara sebagai pemimpin
Jiwa kepemimpinan, itulah modal utama seorang sutradara. Tanpa leadership, seorang
sutradara tidak bisa membuat atau mengembangkan karya seni sesuai yang di inginkan
atau yang menjadi kebutuhan khalayak saat ini.
B. Sutradara sebagai seniman
Sebagai kreator, yang bertanggung jawab terhadap karya akhir tayangan visual, seorang
sutradara di tuntut untuk menjadi seorang seniman yang mempunyai cita rasa yang tinggi
tentang suatu nilai kesenian dan kebudayaan. Kecintaan akan suatu budaya adalah faktor
yang menyentuh setiap sendi-sendi imajinasi seni visual, baik dalam bentuk dramatik
maupun nondramatik. Sehingga memberikan kesan yang selalu baru dalam penayangan
program-program acara televisi.
C. Bertanggung jawab membuat alur cerita (treatment) yang bisa di mengerti
D. Bertanggung jawab mengarahkan juru kamera (cameraman) agar mendapat gambar atau
shoot yang baik
E. Bertanggung jawab membantu editor saat editing.
Sebagai sutradara, penulis juga mempunyai tanggung jawab yang sangat besar
karena setiap apa yang penulis putuskan dalam pra produksi, produksi, dan pasca produksi
menjadi tanggung jawab penulis di kemudian hari. Sutradara juga mempunyai tanggung
jawab terhadap kru-kru lain saat berada di lapangan
3.2.5 Proses Penciptaan Karya
Dalam program Talkshow “Anak Millenials” penulis sebagai sutradara harus
menguasai teknik pengambilan gambar, karena teknik pengambilan gambar merupakan hal
yang sangat penting dalam pembuatan sebuah karya program nondrama. Sutradara juga
harus merangkai shoot yang cantik agar selalu terlihat menarik dan memiliki kekuatan bagi
program “Anak Millenials”, selain itu setiap program acara harus memiliki ciri khas dan
keunikan kemasan dalam pengambilan gambar
A. Konsep Kreatif
Dalam proses pembuatan suatu karya talkshow harus melakukan penemuan
ide, menulis naskah, setelah itu barulah tercipta judul “Anak Millenials” Yang
memiliki tujuan memberikan informasi beragam tentang anak-anak muda yang
mempunyai bakat unik dan menarik untuk di bahas. Sehingga “Anak Millenials”
memiliki daya tarik tersendiri yang dapat memikat hati para penonton dan tidak
melewatkan dari setiap episode yang akan di tayangkan setiap hari nya. Dengan konsep
yang sederhana namun memiliki konten yang menarik dengan gaya host yang asik dan
menggelitik membuat “Anak Millenials” mempunyai ciri dan keunikan tersendiri.
B. Konsep Produksi
Dalam konsep produksi sutradara ikut ambil bagian dalam melakukan survei
tempat agar mendapat bayangan gambar yang bagus pada saat shooting di lapangan
dan mempermudah sutradara menentukan shoot-shoot yang akan di ambil pada saat
produksi agar mendapat shoot yang bagus dan bervariasi hingga menarik minat
penonton. Seorang sutradara juga harus bisa membuat treatment dan menguasai
treatment yang ada setiap segmen nya. Agar mampu bekerjasama dengan crew
lapangan dan tim yang lain dapat megerti shoot yang di inginkan sesuai dengan konsep
tetapi memiliki daya tarik yang khas. Dan yang lebih pening harus menguasai lokasi
dimana saat shooting berlangsung agar tidak membuang waktu yang ada dan dapat
memaksimalkan tenaga, waktu dan dana yang ada
C. Konsep Teknis
Dalam konsep teknis, sutradara bekerja sama dengan kru-kru terutama juru
kamera dalam menentukan angle kamera, blocking kamera, shoot per adegan,
pergerakan kamera, dan pencahayaan serta artistik nya mau di buat seperti apa
sehingga menciptakan kesamaaan yang serasi atau senada dan penonton pun dapat
menikmati nya
Misalkan dalam program acara Talkshow “Anak Millenials” ada 4 segmen,
tetapi karena keadaan yang tidak memungkinkan akhir nya di rombak menjadi 3
segmen, karena pada saat editing, durasi terlalu berlebihan sehingga ada beberapa
bagian yang harus di potong.
Dalam proses teknik editing, sutradara dan penulis membantu editor dalam
menentukan per adegan di segmen sesuai konsep, penentuan musuk per segmen hingga
menimbulkan rasa harmonisasi dari setiap pergerakan yang ada dalam adegan. Kru
editing juga harus memiliki rasa ketika mengedit program agar tidak mengulang dan
bisa menghemat waktu dan tenaga yang ada agar lebih efisien. Dan produser juga
berhak memberikan masukan, saran atau keputusan kalau memang di perlukan dalam
proses editing akhir sebelum di tayangkan kepada khalayak luas.
3.2.6 Kendala Produksi dan Solusi nya
A. Sulit nya menemukan ide yang menarik dalam proses pra produksi, karena tim
merasa bingung mana tema yang menarik untuk di angkat. Solusi nya tim menentukan
salah satu konsep terbaik yang sudah di rancang dan menentukan konsep nya melalui
voting tim
B. Sulit nya menemukan narasumber yang memiliki pengalaman, bakat dan inspirasi
yang menarik akhir nya tim menentukan casting dengan mewawancarai calon
narasumber agar mendapat cerita, pengalaman narasumber yang terbaik.
C. Sulit nya menemukan host yang cocok yang klop akhir nya tim melakukan casting
agar tercipta nya keserasian antar host sehingga tercipta nya program acara yang
menarik, luwes dan tidak kaku
D. Sulit nya menemukan lokasi yang cocok sehingga tim harus mondar-mandir
mencari lokasi terbaik. Setelah survei ke berbagai tempat akhir nya tim menemukan
Warbox cafe sebagai tempat untuk lokasi shooting program “Anak Millenials”.
E. Harga alat yang terlalu mahal. Solusi nya tim mengurangi alat-alat yang tidak terlalu
di butuhkan dalam proses produksi
F. Durasi yang terlalu over pada saat editing dan akhir nya tim menentukan obrolan
dan konten yang menarik untuk di tayangkan
G. Budget yang over dari perkiraan. Solusi nya tim melakukan patungan kembali untuk
menutupi over dana yang ada
3.2.7 Lembar Kerja Sutradara
A. Konsep Penyutradaraan
B. Casting List
C. Director Treatment
D. Script Breakdown Sheet
3.2.7 Lembar Kerja Sutradara
Pada kesempatan kali ini, penulis sebagai sutradara sangat senang sekali
mendapat jobdesk ini. Menambah pengalaman baru serta ilmu yang baru mengenai apa
itu sutradara, cara bekerja nya seperti apa dll. Begitu banyak perjalanan yang di lalui
dari awal pembentukan team, merumuskan ide dan konsep hingga hasil dispro dan
kasil karya dapat di acc oleh dosen pembimbing. Pada kesempatan ini penulis sebagai
produser ingin berterima kasih kepada Dosen Pembimbing Ibu Mike Indarsih M.Si
yang telah sabar membimbing tim kami dari awal hingga selesai. Para tim (crew) yang
telah bekerja sama dengan baik pada proses karya kali ini. Tak lupa para host dan
narasumber yang sudah membantu dalam proses karya kali ini. Tanpa mereka semua
karya ini tidak akan tercipta dengan baik. Juga BSM Entertainment sebagai tempat
untuk sewa alat, Dan Warbox Cafe sebagai tempat yang di gunakan untuk lokasi
shooting. Kerja keras yang sangat panjang sudah di lewati bersama. Suka duka tercipta
selama ini. Keringat dan lelah, letih tentu sangat di rasakan. Namun ini menjadi
motivasi penulis agar lebih semangat lagi menghadapi dunia broadcast yang sebenar
nya. Semoga kelak kami dapat bekerja sama kembali dalam program-program / karya
yang lain. Serta tali silaturahmi yang tidak pernah terputus.
KONSEP PENYUTRADARAAN
Jiwa penyutradaraan itulah modal utama seorang sutradara. Menurut Naratama
(2014:28-29) “Tanpa Leadership, anda tidak akan pernah bisa menciptakan sebuah
karya seni yang anda inginkan”.
Menurut Naratama (2014:192) Dalam buku nya “Menjadi Sutradara Televisi”,
Talkshow adalah Program Diskusi atau Panel diskusi yang di ikuti lebih dari satu
pembicara atau narasumber untuk membicarakan suatu topik tertentu.
Penulis pada kesempatan kali ini menjabat sebagai seorang sutradara di program
“Anak Millenials” adalah sebuah tantangan baru yang pada akhir nya di jadikan
sebagai pengalaman berharga hidupn penulis yang kelak dapat bermanfaat ketika
berada dalam dunia pertelevisian, di karenakan penulis pada semester sebelum nya
belum pernah menjadi sutradara dalam program Non Drama Talkshow.
Sutradara televisi harus selalu mengerti tentang trend, warna baru dan teknik-
teknik dari belahan dunia sehingga menjadi kaya akan referensi yang akan membuka
cakrawala pencarian ide menjadi lebih luas dan penonton pum akan menyukai karya
kita yang selalu mengikuti selera penonton.
CASTING LIST
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 21.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.7
Casting List
NO PEMERAN KARAKTER FOTO PEMERAN SIFAT FISIK
1 Halilintar
Saragih
(HOST)
Periang, Baik Hati
dan mudah
berkomunikasi
Usia 25 Tahun,
Tinggi 170 CM
Rambut hitam,
bentuk badan
yang proporsional
Gambar III.1
Halilintar Saragih 2 Tata Cecilia
(Host)
Kemampuan
komunikasi yang
Baik, baik hati,
senang bergaul
Cantik, Berambut
Panjang Berkulit
Putih. Usia 22
Tahun & Tinggi
168 CM
Gambar III.2
Tata Cecilia
3 Irwan Permadi
(Narasumber)
Mudah Bergaul
dengan orang lain,
mempunyai jiwa
desain dan
kreatifitas yang
tinggi
Ganteng,
Berambut
Pendek,
Berjambul,
Berkulit Putih,
Usia 22 Tahun &
Tinggi 175 CM
Gambar III.3
Irwan Permadi
4 Muhammad
Ibrahim
(Narasumber)
Mampu Ber akting
dengan baik,
humoris,hobi nya
menyanyi
Ganteng,
Berambut
pendek, Tinggi
170 CM,
Berpostur kurus
Gambar III.4
Muhammad Ibrahim
5 Wane Aziz
(Narasumber)
Senang bercanda,
Keturunan afrika,
Hobi bermain bola
Berkulit Hitam,
Tinggi 183 CM,
Berambut Hitam,
Usia nya masih
18 Tahun
Gambar III.5
Wane Aziz
6 Muhammad
Rafly
(Narasumber)
Suka
menggombal,
humoris, hobi nya
bermain bola
Tinggi 170 CM,
Berambut
pendek, dan
mempunyai
postur badan
yang kurus
Gambar III.6
Muhammad Rafly
7 Jefry Ferniandy
(Narasumber)
Hobi nya menulis
lagu, tidak suka
makan sayur,
bercita-cita
menjadi aktor
yang hebat
Tinggi nya 172
CM, Postur badan
kurus, rambut
agak panjang dan
berponi
Gambar III.7
Jefry Ferniandy
DIRECTOR TREATMENT
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 21.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.8
Director Treatment
NO SEG SHOOT
SIZE
ANGLE MOVING TEMPAT VIDEO DIALOG AUDIO KET
1 1 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host
membuka
program
“Anak
Millenials”
Hallo semua
nya senang
sekali saya
halilintar
saragihdan....”
2 1 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host
menjelaskan
apa itu
Program
“Anak
Millenials”
“Kamu mau
tau enggak
“Anak
Millenials itu
seperti apa?”
3 1 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host undang
narasumber
pertama
Irwan
Permadi
“Narasumber
kita yang
pertama
adalah seorang
designer...”
4 1 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host chit-
chat dengan
Irwan
Permadi
“Irwan apa
kabar?? Udah
berapa lama
sih jadi
designer?..”
5 1 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host closing
Segmen 1
“Tadi kita
sudah
bincang-
bincang
dengan
Permadi...”
6 2 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host
Opening
Segmen 2
“Kembali lagi
di Anak
Millenials,
berkarya tidak
mengenal
usia...”
7 2 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host chit-
chat kembali
dengan
Irwan
“Ternyata
Irwan ini juga
pemenang dari
ajang...”
8 2 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host
berpamitan
dengan
Irwan
Oke thank you
Irwan, nanti
kita akan cit
chat lagi di
segmen
berikut nya...”
9 2 Longshoot Eye Still Warbox Host closing “Kita masih
To
Medium
shoot
Level Cafe Segmen 2 ada
Narasumber
berikut nya
jadi jangan
kemana-
mana...”
10 3 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host
opening
segmen 3
“Itu dia hasil
karya anak
muda
indonesia,
Saya pengen
kenalan
dengan
Narasumber
berikut nya...”
11 3 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host chit
chat dengan
Yantra
Udrata
Hallo, Yantra
Udrata
Indonesia.
Boleh di
kenalin gak
nama nya
satu-satu...”
12 3 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host closing
segmen 3
“Jangan
kemana-mana
tetap di Anak
Millenials,
berkarya tidak
mengenal usia
13 4 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host
opening
Segmen 4
Balik lagi di
Anak
Millenials,
Berkarya tidak
mengenal
usia...”
14 4 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Warbox
Cafe
Host undang
team Yantra
Udrata yang
lain
“Kalo boleh
tau nama nya
komunitas itu
kan banyak ya
kenapa yang
datang cuma 2
orang...”
15 4 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Warbox
Cafe
Host
bermain
Games
bersama
Irwan dan
Yantra
“Nah
mumpung lg
pd kumpul nih
gimana kalau
kita bermain
games...”
16 4 Longshoot
To
Medium
shoot
Eye
Level
Still Warbox
Cafe
Host closing
program
“Terima kasih
untuk semua
yang telah
menyaksikan
Anak
Millenials...”
SCRIPT BREAKDOWN SHEET
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 21.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.9
Script Breakdown Sheet
NO LOKASI SET SEG INT
/ EXT
WA
KTU
CAST WARDROBE PROPS
1 Warbox
Cafe
Center
Stage
Opening
Segmen
1
INT Sore Host Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
2 Warbox
Cafe
Center
Stage
Host
Invite
Irwan
Permadi
INT Sore Host Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
3 Warbox
Cafe
Center
Stage
Host
Chit-
INT Sore Host,
Narasum
Kemeja
Casual, Celana
Cue Card
Chat
Dengan
Irwan
ber Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
4 Warbox
Cafe
Center
Stage
Closing
Semgen
1
INT Sore Host Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
5 Warbox
Cafe
Center
Stage
Opening
Segmen
1
INT Sore Host Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
6 Warbox
Cafe
Center
Stage
Host
Chit-
Chat
Dengan
Irwan
INT Sore Host,
Narasum
ber
Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
7 Warbox
Cafe
Center
Stage
Host
Berpamit
an
INT Sore Host,
Narasum
ber
Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Cue Card
Dengan
Irwan
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
8 Warbox
Cafe
Center
Stage
Host
Closing
Segmen
2
INT Sore Host Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
9 Warbox
Cafe
Center
Stage
Host
Opening
Segmen
3
INT Sore Host Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
10 Warbox
Cafe
Center
Stage
Invite
Narasum
ber 2
“Yantra”
INT Sore Host Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
11 Warbox
Cafe
Center
Stage
Chit-chat
Dengan
Narasum
ber 2
INT Sore Host,
Narasum
ber
Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Cue Card
“Yantra” Celana Bahan,
Blezer
12 Warbox
Cafe
Center
Stage
Closing
Segmen
3
INT Sore Host Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
13 Warbox
Cafe
Center
Stage
Opening
Segmen
4
INT Sore Host Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
14 Warbox
Cafe
Center
Stage
Host
Menjelas
kan
Peraturan
Games
INT Sore Host Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
15 Warbox
Cafe
Center
Stage
Host
Bermain
Games
Bersama
Yantra
INT Sore Host,
Narasum
ber
Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Cue Card,
Cue Card
Games, Foto
Aktor
Blezer
16 Warbox
Cafe
Center
Stage
Chit-chat
dan
Pesanc
Narasum
ber
INT Sore Host,
Narasum
ber
Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
17 Warbox
Cafe
Center
Stage
Closing
Program
INT Sore Host,
Narasum
ber
Kemeja
Casual, Celana
Jeans, Sepatu
Sneakers,
Celana Bahan,
Blezer
Cue Card
3.3 Proses Kerja Penulis Naskah
Naskah adalah ide dasar yang diperlukan dalam sebuah produksi dari segala
format acara. Kualitas sebuah naskah sangat menentukan hasil akhir dari sebuah
program. Maka dari itu dalam sebuah produksi program ada pihak yang
bertanggung jawab sebagai penulis naskah.Dalam pembuatan program talkshow
Anak Millenials ini, Penulis berperan sebagai penulis naskah. Seperti yang kita
ketahui untuk program non drama talkshow. Penulis naskah adalah seorang pekerja
kreatif yang menulis cerita dan scenario,atau scenario saja, istilah asingnya disebut
script writer.
Script writer adalah seorang yang bertugas menyiapkan script atau naskah
untuk kepentingan sebuah program siaran. Penulis naskah harus menciptkan sebuah
ide yang menarik sehingga penulis naskah dapat membuat penonton merasa seakan
ikut dalam suatu program.Keberhasilan sebuah program bergantung pada
bagaimana naskah yang dibuat oleh seorang penulis naskah,karena semua yang
akan disampaikan kepada audience bersumber pada naskah. Maka dari itu konsep
yang dibuat juga harus matang,untuk mendapatkan konsep yang matang penulis
naskah harus melakukan berbagai macam survey dan riset seputar hal yang akan
dibahas.selain itu penulis naskah juga harus mempunyai pengetahuan yang luas.
Menurut Irwanto dkk (2014:57) “Penulis naskah adalah senias professional
yang menciptakan dan meletakkan dasar acuan bagi pemuatan talkshow dalam
bentuk (format) naskah atau ide cerita.”
Seorang penulis naskah harus memiliki pengetahuan yang luas untuk
melengkapi segala data yang di perlukan dalam sebuah naskah program acara.
penulis naskah juga bertugas mendampingi pengisi acara, memberikan arahan untuk
pengisi acara. Arahan atau briefing ini dilakukan untuk memberikan gambaran apa
saja yang harus dilakukan ketika sudah on camera atau proses produksi sudah
dimulai.Dalam proses pembuatan karya acara non drama ini melewati 3 tahap yaitu
tahap pra produksi, produksi, pasca produksi.
3.3.1 Pra Produksi
Menurut Supriyadi dkk (2014:52) “Kreator / ide cerita mengeksplorasi
berbagai ide kreatif yang dapat tertuang dan diproduksi secara apik.Pada saat
pertemuan pertama tim dilakukan, semua anggota dibebaskan untuk memberikan
ide dan saran untuk pembuatan program yang akan di produksi.
Seluruh crew di bebaskan untuk menuangkan ide dan banyak ide yang
muncul baik dari penulis maupun dari crew yang lain. Selain melalui beberapa kali
pertemuan wajib yang diadakan setiap hari senin dan kamis, dan memikirkan
beberapa pertimbangan tim memutuskan untuk memilih program non drama talk
show dengan mengangkat tema Anak-anak muda yang mempunyai bakat serta hobi
yang menarik serta dapat memberikan informasi dan inspirasi bagi masyarakat
Program yang berjudul “Anak Millenials”.
Sebagai penulis naskah tahap Pra produksi merupakan proses terpenting
dalam menciptakan sebuah karya,karena proses pra produksi dapat dikatakan
sebagai ruang kerja bagi penulis naskah. Pada proses inilah penulis mendapatkan
ruang dan waktu yang cukup untuk menyanjikan bahan naskah yang akan diolah
lebih matang.
Menurut Kusumawati (2014:53) “Penulis naskah dalam pra produksi,
“Melakukan revisi naskah hingga final dan siap untuk di produksi dari sebuah ide
penulis mulai melaksanakan tugasnya untuk mempersiapkan konten perkonten isi
acara, membuat sinopsis, treatment, naskah sampai rundown. Namun tak jarang
dalam pembuatan naskah harus melewati beberapa tahap revisi sesuai dengan
permintaan produser dan sutradara”.
3.3.2 Produksi
Menurut Windratno (2015:59) “Menjadi sarana komunikasi seluruh kerabat
kerja”. Penulis harus dapat menerjemahkan naskahnya kepada seluruh tim yang
bertugas, karna naskah tersebut akan menjadi media komunikasi antara satu divisi
dengan divisi lain.
Seorang penulis naskah harus ikut serta dalam melancarkan pengambilan
gambar dan membantu sutradara dalam mengatur setiap pembahasan yang ada
disetiap segmen agar sesuai dengan naskah yang telah dibuat.Pada tahap produksi
penulis tidak banyak berperan, karna seorang penulis naskah lebih banyak bekerja
pada tahap praproduksi, dimana pada saat praproduksi penulis mengembangkan
sebuah ide menjadi naskah yang akan dijadikan acuan semua anggota tim dalam
proses produksi.
3.3.3 Pasca Produksi
Menurut Supriyadi dkk (2014:94) menggunakan bahwa “aktivitas pasca
produksi untuk seseorang penulis naskah yaitu relative tidak betanggung jawab pada
fase ini‟‟.
Setelah melakukan produksi tahap akhir penulis dan kru melihat kembali
hasil produksi dan mulai melakukan proses editing yang di kerjakan oleh
penyunting gambar (editor). Sebagai penulis naskah, penulis berusaha menjaga alur
cerita yang ada di dalam naskah, penulis juga tetap berkomunikasi dengan editor
dan sutradara. Apabila terdapat perubahan alur dalam proses editing. Dalam
melakukan proses editing seluruh tim berkumpul dan ikut membantu memberikan
saran untuk audio visual yang akan diambil. Sebagai seorang penulis harus
mengetahui gambar yang akan diambil serta lagu atau instrument musik apa yang
cocok untuk dimasukan kedalam Talkshow “Anak Millennials” pada saat proses
editing agar pesan yang ingin disampaikan oleh penulis sampai ke masyarakat.
Penulis juga harus kritis terhadap editor dalam melakukan proses
penyuntingan gambar, karena semua plot dalam naskah harus sesuai treatment yang
telah di buat, oleh karena itu penulis juga harus teliti dengan visual yang sudah di
rufcut oleh editor,dan tidak jenuh untuk melihat kembali hasil editing.
3.3.4 Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Menurut Supriyadi dkk (2014:49) “Penulis naskah, orang yang bertanggung
jawab pada pembuatan naskah, data riset sekaligus berperan sebagai televisi
maupun film.Bertugas sebagai seorang penulis naskah bisa dikatakan sebagai
penentu dibalik panggung layar kaca televisi . Namun sebagai seorang penulis
naskah tentu sudah harus mengetahui hal- hal apa yang menjadi tanggung jawab
sebagai penulis naskah :
1. Membuat Naskah
Berbekal hasil riset bersama tim sebelum produksi maka penulis naskah
bergegas merangkai dan mengembangkan hasil riset tersebut ke dalam
sebuah naskah, karena naskah menjadi sebuah patokan dalam proses
produksi maka menulis naskah harus sesuai dengan keadaan ditempat
tersebut. Pembuatan naskah juga harus di dasari oleh konsep yang ada
ditempat tersebut karena saat proses produksi nanti pengambilan gambar
harus sesuai dengan penulis naskah agar gambar yang diambil nanti tidak
terjadi jumping dengan naskah yang dibuat.
2. Membuat Daftar Pertayaan
Dalam melakukan wawancara atau sesi Tanya jawab dengan
narasumber,penulis naskah harus menyiapkan beberapa daftar pertayaan
yang akan ditanyakan kepada narasumber,pertayaan pun harus sesuai
dengan kondisi yang ada ditempat tersebut agar tidak ada lagi kesalahan
maksud dan tujuan apa yang akan ditanyakan.
3. Wawancara
Dalam sesi wawancara penulis naskah harus menyiapkan pertayaan
wawancara dengan sebaik-baiknya agar jawaban keluar dari narasumber bisa
memancing narasumber untuk menjawab secara antusias dan lebih
memberikan informasi jelas bagi para penonton.
4. Mengembangkan ide /Gagasan
Sebuah konsep saja tidak cukup untuk penulis naskah bias mengembangkan
ide dan gagasan yang variatif maka mencari tahu tantang liputan /talkshow
yang akan dilakukan sangatlah membantu. Mencari informasi bias lewat
media buku,internet dan program televisi karena dari situ penulis bisa lebih
mengembangkan konsep untuk menjadikan pengemasan acara itu berbeda
dari acara yang lainnya
Maka dari itu seorang penulis naskah harus mempunyai ide-ide kreatif dan dapat di
cerna oleh sutradara serta kru. seorang penulis naskah juga harus mempunyai
karakter yang kritis, karena pada tahap penulisan akan menentukan sebuah karya
yang menarik untuk di tayangkan. Seorang penulis naskah sangat penting, mulai pra
produksi, produksi, pasca produksi untuk mengembangkan ide cerita, dengan
melakukan riset lokasi daerah Jakarta timur. selain itu tugas dan peranan seorang
penulis naskah adalah membuat naskah berupa sinopsis, penulisan TOR dan
penulisan naskah itu sendiri yaitu lembat pertayaan dalam talkshow tenatang “Anak
Millenials”. karena pembuatan talkshow harus mengumpas tentang ide cerita lebih
jelas agar masyarakat tahu tentang “Anak Millenials”. Penulis naskah juga harus
berperan sebagai host dan mewawancai 2 narasumber yaitu Irwan dan Yantra agar
narasumber bisa menceritakan fakta dari isi cerita tentang pengalaman tersebut.
3.3.5 Proses Penciptaan Karya
Langkah awal penulis naskah adalah melakukan diskusi dengan seluruh tim
untuk menentukan ide dan tema yang akan di angkat. Setelah itu penulis mencari
informasi dan banyak refrensi audio visual untuk memunculkan banyak ide kreatif
yang bertujuan untuk membuat naskah semakin menarik baik secara tertulis maupun
audio visual. Kemudian penulis melakukan pengembangan ide berdasarkan
masukan dan saran yang diberikan oleh sutradara maupun crew yang lainnya.
3.3.5.1. Konsep Produksi
Penulis dan tim produksi melakukan kesepakatan untuk melakukan
produksi selama lima hari berdasarkan jadwal yang telah diatur oleh produser. Pada
saat produksi semua jobdesk akan menggali kemampuan masing-masing
berdasarkan peran yang di pilih.
3.3.5.2. Konsep Teknis
Penulis menggunakan media kertas pada saat pertemuan rapat dengan tim
dan saat riset tujuan supaya untuk memudahkan penulis jika ada hal yang harus
dicatat, dan juga mudah untuk di bawa kemana-mana. Karena untuk riset survey
lokasi tidak hanya ke satu tempat saja.
3.3.6 Kendala dan Solusinya Penulis Naskah
1. Kendala Pertama : Sulitnya mencari buku dengan tahun minimal 2014.
Solusi nya dengan meminjam buku yang ada di perpustakaan mercu buana
2. Kendala kedua : Penulis naskah juga harus tau tata penulisan dari segi sisi
tulisan, huruf, ukuran penulisan. Solusi nya dengan bertanya pada teman
bagaimana cara penulisan yang baik dan benar.
3. Kendala ketiga : Sulit memiliki kedua jobdesk berbeda, Solusi nya saya
tetap belajar dan terus belajar dan terus berjuang mencari buku,dan
mendalami jobdesk tertentu.
3.3.7 Lembar Kerja Penulis Naskah
A. Konsep Penulis Naskah
B. Sinopsis
C. Script Breakdown
D. Rundown
KONSEP PENULIS NASKAH
Penulis membuat naskah berdasarkan ide awal yang telah disepakati oleh
tim dan kemudian di kembangkan melalui informasi dan data-data hasil riset yang
dilakukan oleh penulis. Setelah data-data terkumpul penulis mulai menyusun dan
merangkai naskah persegmen. Konsep penulisan naskah yang dibuat oleh penulis
dalam program talk show yang berjudul Anak Millennials bertujuan memberikan
informasi seputar hobi yang banyak diminati oleh kalangan muda. Dalam acara
berdurasi dua puluh empat menit ini, penulis menuangkan ide-ide kreatif penulis
banyak menonton acara Talkshow non drama lainnya agar dapat mengembangkan
naskah menjadi semakin kreatif dan menarik.
Dengan melihat banyak refrensi penulis beserta tim menentukan tema apa
saja yang akan ditampilkan oleh program Anak Millennials. Pada saat proses
pembuatan naskah penulis bersama tim juga turut adil dalam membuat naskah demi
kesepakatan bersama. Setelah naskah selesai dibuat, produksi pun dimulai.Bahasa
yang digunakan dalam naskah adalah bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti
dan host pun tidak terlalu kaku dalam membawakannya.
SINOPSIS
“Anak Millennials” merupakan program acara televisi non drama dengan
format Talkshow yang berdurasi 24 menit. Dengan dipandu oleh dua host laki-laki
dan perempuan, program Anak Millennials ini mengusung pembahasan bakat dan
hobi dari para narasumber. Tayangan ini terdiri dari 3 segmen, dimana pada setiap
segmen nya akan terdapat beragam informasi yang seru dan menarik.
Pada setiap episodenya Anak Millennials akan membahas bakat dan hobi
yang berbeda, dan akan menghadirkan narasumber yang berkompeten pada bidang
yang sedang dibahas. Anak Millennials akan menghadirkan pembahasan yang
menarik di setiap segment, dan di sertai dengan games serta menampilkan adu bakat
antar narasumber.
Segmen satu diawali dengan opening yang dipandu oleh dua host, laki-laki
dan perempuan. Setelah opening kedua host memamnggil narasumber yang akan
hadir. pada episode kali ini Anak Millennials menghadirkan sesorang desainer.
Setelah sesi wawancara selesai, host menutup segmen tersebut. Pada segment dua
Host akan kembali berbincang dengan narasumber yang juga merupakan finalis
dari ajang Mister tourism jawa barat 2019. Narasumber yang ini memiliki bakat
yang sudah dari sejak kecil. Host akan melihat dan memberi informasi tentang
prestasi yang sudah dirahinya..
Segmen ketiga ini akan ada Komunitas Film Yantra Udrata Indonesia. Host
akan membahas bagaimana seluk belik, sejarah dari komuitas tersebut. Setelah
Berbincang, Host akan bermain games bersma para bintang tamu. Setelah games
selesai host bertanya pertanyaan terakhir kemudian menutup acara.
SCRIPT BREAKDOWN
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 21.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
SEGMEN 1
BUMPER IN
HOST OPENING PROGRAM
AL & TATA
HALLO SEMUA NYA APA KABAR?? KETEMU LAGI DENGAN KITA AL DAN
TATADI PROGRAM “ANAK MILLENIALS”...
KARENA BERKARYA TIDAK MENGENAL USIA...
APASIH PROGRAM ANAK MILLENIALS ITU??
AL
ANAK MILLENIALS ADALAH SEBUAH PROGRAM TALKSHOW YANG
MENGUPASTENTANG ANAK-ANAK MUDA YANG MEMPUNYAI BAKAT, DAN
DAPAT MENGINSPIRASI BAGI ORANG LAIN
DALAM PROGRAM INI KITA AKAN MEMBAHAS SEGALA KEHIDUPAN DAN
INSPIRASI YANG ADA DALAM BINTANG TAMU TERSEBUT.
DAN DALAM PROGRAM INI JUGA AKAN MENAMPILKANBAKAT DARI PARA
NARASUMBER.MULAI DARI: MENYANYI, MENARI, AKTING DLL
ADA JUGA SEGMEN GAMES PENGETAHUANYANG AKAN MENGUJIKE AKTIFAN
DAN ILMUPENGETAHUAN NARASUMBER TERSEBUT.
TATA
NAH NARASUMBER KITA YANG PERTAMAADA SEORANG DESIGNER MUDA,
UMUR NYA SIH MASIH 11-12 SAMA AKU YAAAH HEHEHETAPI PRESTASI
NYA DALAM MENGESIGN BAJU SUDAH GAK DI RAGUKAN LAGI. DAN DIA
JUGA MERUPAKAN MISTER TOURISM JAWA BARAT 2019 DAN MENDAPATKAN
GELAR SEBAGAI MISTER PHOTOGENIC 2019
HOST INVITE NARASUMBER PERTAMA “IRWAN PERMADI”
NAH SEKARANG KITA PANGGIL AJA IRWAN PERMADI...
IRWAN PERMADI ON STAGE
HOST SALAM-SALAMAN DENGAN NARASUMBER, DAN MEMPERSILAHKAN
UNTUK DUDUK
AL
#PERTANYAAN 1
IRWAN INI KAN DI KENAL BANGET YAA DENGAN DESIGN BAJU NYA YANG
KECE-KECE... APA YANG MENDORONG MU UNTUK MENJADI SEORANG
DESIGNER?
IRWAN
(MENJAWAB)
TATA
#PERTANYAAN 2
DARIMANA INSPIRASI UNTUK MEMBUAT DESIGN BAJU TERSEBUT?
IRWAN
(MENJAWAB)
AL
#PERTANYAAN 3
PERNAH ENGGAK SIH KAMU BUNTU DALAM MENEMUKAN SEBUAH IDE
DESIGN PAKAIAN?
IRWAN
(MENJAWAB)
TATA
#PERTANYAAN 4
APA REAKSI ATAU KESAN TERBAIK ATAS KARYA DAN DESAIN BAJU YANG
KAMU BUAT DAN APA REAKSI ATAU KESAN TERBURUK NYA??
IRWAN
(MENJAWAB)
AL
#PERTANYAAN 5
SIAPA YANG MENJADI INSPIRASI DALAM MEMBUAT SEBUAH DESIGN
PAKAIAN??
IRWAN
(MENJAWAB)
AL & TATA CLOSING SEGMEN 1
AL
NAH ITU DIA KITA SUDAH BERBINCANG-BINCANG DENGAN IRWAN
PERMADI, SEORANG DESAINER MUDA YANG SUDAH SUKSES DI USIA NYA
DAN DIA JUGA ADALAH MISTER TOURISM 2019. APA ITU MISTER
TOURISM 2019?
KITA AKAN BAHAS SESAAT LAGI...
BUMPER OUT
COMMERCIAL BREAK SEGMEN 1
SEGMEN 2
BUMPER IN
HOST OPENING PROGRAM
AL & TATA
KEMBALI LAGI DI PROGRAM TER KECE SAAT INI DENGAN HOST TER
KECE “ANAK MILENIALS”...
KARENA BERKARYA TIDAK MENGENAL USIA...
AL
#PERTANYAAN 6
DI SEGMEN SEBELUM NYA KITA SUDAH MENGULIK SEDIKIT TENTANG
MISTER TOURISM JAWA BARAT 2019.
NAH APA SIH MISTER TOURISM JAWA BARAT ITU??
IRWAN
(MENJAWAB)
TATA
#PERTANYAAN 7
APA YANG DI LAKUKAN SELAMA MENGIKUTI AJANG
MISTER TOURISM JAWA BARAT 2019?
IRWAN
(MENJAWAB)
AL
#PERTANYAAN 8
BERAPA LAMA MASA KARANTINA DI AJANG TERSEBUT,
DAN SUDAH KE DAERAH MANA SAJA?
IRWAN
(MENJAWAB)
TATA
#PERTANYAAN 9
PENGALAMAN APA AJA SIH YANG DI DAPAT SELAMA IKUT AJANG
TERSEBUT?
IRWAN
(MENJAWAB)
AL
#PERTANYAAN 10
ADA KEINGINAN ENGGAK UNTUK MENGIKUTI AJANG YANG LEBIH BESAR
LAGI? APA MISAL NYA?
IRWAN
(MENJAWAB)
TATA
AL
NAHHH TADI KITA UDAH NGOBROL-NGOBROL BANYAK NIH GENGS DENGAN
IRWAN, SEMOGA MENGINSPIRASI KALIAN YAA..
THANK YOU IRWAN...
AL & TATA BERPAMITAN DENGAN IRWAN
SEGMEN 3
TATA
NARASUMBER KITA SELANJUT NYA NIH GENGGSS, KITA AKAN
MENGUNDANG IBRAHIM DAN WANE. MEREKA ADALAH PERWAKILAN ANAK-
ANAK BERBAKAT YANG TERGABUNG DALAM KOMUNITAS FILM “YANTRA
UDRATA INDONESIA”. WALAUPUN MEREKA MASIH SMA, TAPI FILM YANG
MEREKA BUAT BERSAMA YANTRA, SUDAH CUKUP BANYAK DI ANTARA NYA
FILM MEREKA YANG BERJUDUL: SOCIAL TOXIC,KULANTUNKAN SURAT AR-
RAHMAN,SATU HARI BERSAMA BAPAK,CATATAN SEKOLAHKU, CATATAN 10
MENIT DLL. NAH PENASARAN KAN?? YUK KITA PANGGIL AJA INILAH
MEREKA...
YANTRA ON STAGE
HOST SALAM-SALAMAN DENGAN YANTRA,
DAN MEMPERSILAHKAN UNTUK DUDUK
AL
#PERTANYAAN 11
HALLO KALIAN APA KABAR, MUNGKIN DI ANTARA PEMIRSA BANYAK YANG
UDAH TAU NIH MEREKA SIAPA... TAPI BUAT YANG BELUM KENAL, YUK
KITA KENALAN DENGAN MEREKA. SEBUTIN NAMA NYA SATU PER SATU
YANTRA
(MENYEBUTKAN NAMA MEREKA SATU PERSATU)
TATA
#PERTANYAAN 12
NAHHH SEKARANG GUE MAU NANYA NIH UNTUK YANG BELUM TAU, APA
SIH “YANTRA UDRATA INDONESIA” ITU?
YANTRA
(MENJAWAB)
AL
#PERTANYAAN 13
SEJAK KAPAN TERBENTUK DAN BAGAIMANA SEJARAH AWAL NYA?
YANTRA
(MENJAWAB)
TATA
#PERTANYAAN 14
APA SAJA JUDUL FILM YANG UDAH KALIAN BUAT?
DAN BAGAIMANA KITA BISA MENONTON KARYA KALIAN (YOUTUBE/WEB
NYA?)
YANTRA
(MENJAWAB)
AL
#PERTANYAAN 15
APA SAJA PENGHARGAAN YANG SUDAH KALIAN TERIMA?
YANTRA
(MENJAWAB)
TATA
#PERTANYAAN 16
PERNAH TERFIKIR AKAN MENDAPAT PENGHARGAAN SEBANYAK ITU?
YANTRA
(MENJAWAB)
AL
#PERTANYAAN 17
KALIAN KAN MASIH SEKOLAH JUGA, GIMANA SIH BAGI WAKTU ANTARA
SEKOLAH DENGAN KOMUNITAS INI?
YANTRA
(MENJAWAB)
CLOSING SEGMEN 3
SESAAT LAGI KITA AKAN BERBINCANG-BINCANG KEMBALI DENGAN
MEREKA
JANGAN KEMANA-MANA YAA TETAP DI “ANAK MILLENIALS” BERKARYA
TIDAK MENGENAL USIA...
BUMPER OUT
COMMERCIAL BREAK SEGMEN 3
SEGMEN 4
BUMPER IN
HOST OPENING PROGRAM
AL & TATA
KEMBALI LAGI DALAM ACARA “ANAK MILLENIALS”...
KARENA BERKARYA TIDAK MENGENAL USIA...
#GAMES
NAHHH SOBAT MILLENIALS, SEKARANG KITA MAU NANTANG MEREKA NIH
UNTUK “TEBAK AKTOR”
(REFERENSI PERMAINAN INDONESIA PINTAR)
JADI, CARA MAIN NYA ADALAH DARI MEREKA AKAN DI BAGI 2 TEAM
TEAM A
IBRAHIM, WANE DAN IRWAN
TEAM B
RAFLY,JEFRI DAN HOST CEWEK
TUGAS KALIAN ADALAH UNTUK TEAM A :
WANE MEMEGANG SEBUAH KERTAS DENGAN FOTO SEORANG AKTOR.
TUGAS IBRAHIM DAN IRWAN ADALAH MENEBAK SIAPA AKTOR TERSEBUT
MISAL NYA: AKTOR?? PEMAIN FILM DEAR NATHAN?? MUDA??
JAWAB : JEFRI NICOL
WANE DAN IRWAN BERTUGAS UNTUK MEMBERIKAN CLUE BERUPA KATA
“IYA, TIDAK DAN BISA JADI”
PERMAINAN BERLANGSUNG SELAMA 3X
LANJUT KE TEAM B DENGAN RULES YANG SAMA
DAN UNTUK TEAM B RAFLY MEMEGANG SEBUAH KERTAS DENGAN FOTO
SEORANG AKTRIS.
TUGAS RAFLY ADALAH MENEBAK SIAPA AKTRIS TERSEBUT
MISAL NYA: AKTRIS?? PEMAIN FILM SUZANA?? BELUM MENIKAH??
JAWAB : LUNA MAYA
JEFRI DAN TATA BERTUGAS UNTUK MEMBERIKAN CLUE BERUPA KATA
“IYA, TIDAK DAN BISA JADI”
SETELAH GAMES SELESAI AL & TATA CLOSING PROGRAM
OKEEE TERIMA KASIH BANYAK NIHHH UNTUK SELURUH NARASUMBER YANG
UDAH HADIR PADA HARI INI... TERIMA KASIH BANYAK JUGAA UNTUK
SEMUA BUAT SOBAT MILLENIALS YANG UDAH NONTON ANAK MILLENIALS.
SAMPAI JUMPAAA
HOST DAN NARASUMBER JOGET HAPPYYY
CREDIT TILLE
-END-
RUNDOWN PROGRAM
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : Jumat, 24-Mei-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 13.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 17.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.10
Rundown Program
N
O
URUTAN
ACARA
PENGISI
ACARA
TEKNIK
KAMERA
DUR KET PROPS
1 BUMPER IN 00.00.15
OPENING HOST HOST 1,
HOST 2
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
00.00.30 HOST
MENYAPA
SELURUH
AUDIENCE
YANG ADA DI
STUDIO DAN
MEMBACAKA
N NARASI
OPENING
PROGRAM
2 VT VT VT 00.00.30
3 HOST INVITE
NARASUMBER
PERTAMA
“IRWAN
PERMADI”
DAN
MEMASUKI
STAGE
HOST 1,
HOST 2,
IRWAN
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
4 NARASUMBER
PERTAMA ON
STAGE
HOST SALAM-
SALAMAN
DENGAN
NARASUMBER,
DAN
MEMPERSILAH
KAN UNTUK
DUDUK
HOST 1,
HOST 2,
IRWAN
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
00.00.15
5 HOST CHIT
CHAT DENGAN
HOST 1,
HOST 2,
KAMERA 1
(CLOSE UP
00.04.00 HOST CHIT
CHAT
NARASUMBER
PERTAMA
IRWAN IRWAN)
KAMERA 2
(CLOSE UP
HOST 1)
KAMERA 3
(CLOSE UP
HOST 2)
DENGAN
NARASUMBE
R PERTAMA
6 HOST CLOSING
SEGMEN 1
HOST 1,
HOST 2
KAMERA 2
(TWO
SHOOT)
HOST
00.00.15
7 BUMPER OUT VT VT 00.00.15 VT VT
8 COMMERCIAL
BREAK
SEGMEN 1
VT VT 00.02.00 VT VT
9 BUMPER IN VT VT VT VT VT
10 HOST OPENING
PROGRAM
SEGMEN 2
HOST 1,
HOST 2
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
00.00.15 HOST
OPENING
PROGRAM
SEGMEN 2
POSISI MASIH
DI TEMPAT
DUDUK
11 HOST KEMBALI
CHIT-CHAT
DENGAN
BINTANG
TAMU
HOST 1,
HOST 2,
IRWAN
KAMERA 1
(CLOSE UP
IRWAN)
KAMERA 2
(CLOSE UP
HOST 1)
KAMERA 3
(CLOSE UP
HOST 2)
00.02.30 HOST CHIT-
CHAT
DENGAN
BINTANG
TAMU
SELEMPA
NG MR.
TOURISM
JABAR
2019
12 HOST
BERTERIMA
KASIH DAN
BER PAMITAN
DENGAN
NARASUMBER
PERTAMA
HOST 1,
HOST 2,
IRWAN
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
KAMERA 2
(TWO
SHOOT)
HOST
00.00.30 HOST
BERTERIMA
KASIH DAN
BER PAMITAN
DENGAN
NARASUMBE
R PERTAMA
13 HOST CLOSING
SEGMEN 2
HOST 1,
HOST 2
KAMERA 2
(TWO
00.00.30
SHOOT)
HOST
14 BUMPER OUT VT VT VT VT VT
15 COMMERCIAL
BREAK
SEGMEN 1
VT VT 00.02.00 VT VT
16 BUMPER IN VT VT VT VT VT
17 HOST
MEMBACAKAN
NARASI
SEGMEN 3
HOST 1,
HOST 2
KAMERA 1
(TWO
SHOOT)
HOST
00.00.30 HOST
MEMBACAKA
N NARASI
SEGMEN 3
18 HOST INVITE
NARASUMBER
KEDUA
(YANTRA) DAN
MEMASUKI
STAGE
HOST 1,
HOST 2
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
HOST
00.00.15 HOST INVITE
NARASUMBE
R KEDUA
(YANTRA)
DAN
MEMASUKI
STAGE
19 NARASUMBER
KEDUA ON
STAGE
HOST SALAM-
SALAMAN
DENGAN
NARASUMBER,
DAN
MEMPERSILAH
KAN UNTUK
DUDUK
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
GROUP
00.00.15 NARASUMBE
R KEDUA ON
STAGE
HOST SALAM-
SALAMAN
DENGAN
NARASUMBE
R,
DAN
MEMPERSILA
HKAN UNTUK
DUDUK
20 HOST CHIT
CHAT DENGAN
NARASUMBER
KEDUA
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
KAMERA 1
(LONGSHO
OT PD
SEMUA
NARASUM
BER 2
KAMERA 2
(CLOSE
UP) SAMA
YANTRA
00.05.00 HOST CHIT-
CHAT
DENGAN
NARASUMBE
R KEDUA
MEMBACAKA
N
PERTANYAA
N DARI 15 S/D
25
YANG
BICARA
KAMERA 3
(TWO
SHOOT)
HOST
21 HOST CLOSING
SEGMEN 3
HOST 1,
HOST 2
KAMERA 3
(TWO
SHOOT)
HOST
00.00.15 HOST 1
CLOSING
SEGMEN 3
22 BUMPER OUT
VT VT 00.00.15 VT VT
23 COMMERCIAL
BREAK
SEGMEN 3
VT VT 00.02.00 VT VT
24 BUMPER IN
VT VT VT VT VT
24 HOST OPENING
PROGRAM
SEGMEN 3
HOST 1,
HOST 2
KAMERA 3
(TWO
SHOOT)
HOST
00.00.15 HOST
OPENING
PROGRAM
SEGMEN 3
25 HOST KEMBALI
CHIT CHAT
DENGAN
NARASUMBER
KEDUA
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
SEMUA
NARASUM
BER 2
KAMERA 2
(CLOSE
UP) SAMA
YANTRA
YANG
BICARA
KAMERA 3
(TWO
SHOOT)
HOST
00.02.30 HOST CHIT
CHAT
DENGAN
NARASUMBE
R KEDUA
MEMBACAKA
N
PERTANYAA
N DARI 26 S/D
30
26 RULES GAMES HOST 1,
HOST 2,
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
HOST 1,
00.00.30 HOST
MEMBACAKA
N RULES /
ATURAN
HOST 2 DALAM
BERMAIN
GAMES
26 HOST &
NARASUMBER
MAIN GAMES
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
00.02.00 HOST &
NARASUMBE
R MAIN
GAMES 2
“TEBAK
SELEB”
KERTAS
BERISI
FOTO
AKTOR /
AKTRIS
28 HOST INVITE
IRWAN MASUK
LAGI KE STAGE
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
,
IRWAN
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
KAMERA 2
(CLOSE
UP) HOST
KAMERA 3
(CLOSE
UP)
KE
NARASUM
BER YG
BICARA
00.00.30 HOST INVITE
IRWAN
MASUK LAGI
KE STAGE
29 HOST
MEMBERIKAN
PERTANYAAN
PAMUNGKAS
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
,
IRWAN
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
KAMERA 2
(CLOSE
UP) HOST
KAMERA 3
(CLOSE
UP)
KE
NARASUM
BER YG
BICARA
00.02.00 HOST
MEMBERIKA
N
PERTANYAA
N
PAMUNGKAS
PADA IRWAN
DAN YANTRA
30 HOST 1 DAN 2 HOST 1, KAMERA 1 00.00.30
CLOSING
PROGRAM
HOST 2,
YANTRA
,
IRWAN
(LONGSHO
OT)
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
KAMERA 2
(CLOSE
UP) HOST
KAMERA 3
(CLOSE
UP)
KE
NARASUM
BER YG
BICARA
31 HOST DAN
NARASUMBER
JOGET
HAPPYYY
+ CREDIT
TITTLE
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
,
IRWAN
KAMERA 1
(LONGSHO
OT)
HOST 1,
HOST 2,
YANTRA
KAMERA 2
(CLOSE
UP) HOST
KAMERA 3
(CLOSE
UP)
KE
NARASUM
BER YG
BICARA
00.00.30
3.4 Proses Kerja Camera Person
Menurut Kusumawati (2014:68) “Camera Person adalah seorang yang
bertugas merekam gambar dengan menggunakan perangkat keras kamera video
yang direkam melalui video,hardisk atau media penyimpanan lainnya sesuai dengan
arahan sutradara atau pengarah acara.
Menurut penulis seorang camera person mempunyai tugas dan bertanggung
jawab dengan gambar yang ia rekam dan seorang yang harus ada dalam produksi
serta kamera person membantu sutradara dalam upaya perjemahan dari bahasa
tulisan ke bahasa visual. Sudut pengambilan gambit amat menentukan keberhasilan
penyampaian pesan dalam program yang telah di buat.
3.4.1 Pra Produksi
Menurut Kusumawati dkk (2017:69) “Pra produksi merupakan tahap yang
paling menentukan hasil gambar yang baik”. kamera person ikut berperan sekali
dalam pembuatan ide atau gagasan dan mempelajari naskah yang akan di produksi
serta menyiapkan kamera apa saja yang di butuhkan sesuai konsep yang di angkat
dan mengilustrasikan naskah ke dalam sebuah bentuk gambar dan tata letak kamera
kepada tim agar terciptannya hasil gambar yang diinginkan.
3.4.2 Produksi
Camera person untuk mempelajari naskah dan director treatment untuk
menjadi acuan seorang penulis dan mendiskusikan angel dan teknik pengambilan
kepada sutradara. Menurut Kusumawati dkk (2017:75) “Segala perencanaan yang
telah dipersiapkan dalam tahap pra produksi,akan direalsasikan pada tahap
produksi. seorang Penata kamera akan membantu atau pengarah acara untuk
menterjemahkan bahasa tulisan ke dalam bahasa visual.
Ada beberapa istilah dalam pergerakan kamera untuk seorang penata kamera
menurut Kusumawati dkk (2017:99)“ movement(pergerakan kamera) pergerakan
kamera (camera movement) sangat penting untuk di lakukan oleh penata kamera”.
Yaitu :
1. Panning
Panning adalah teknik pengambilan gambar dengan cara membelokan
badan kamera secara horizontal tanpa merubah posisi kamera.
2. Tilting
Tilting adalah teknik pengambilan gambar dengan cara mengerakkan
badan kamera secara vertical.
3. Tracking
Tracking adalah teknik yang dilakukan dengan cara mendekatkan
kamera dengan objek atau menjauhkan kamera dari objek.
4. Zooming
Zooming adalah teknik pergerakan lensa kamera yang dilakukan dengan
menggunakan tombol wide angel (W) dan tombol tele (T).
5. Arching
Arcing adalah teknik pengambilan gambar dengan cara bergerak
mengelilingi objek, gerakan ini dapat dilakukan dengan setengah
lingkaran atau satu lingkaran penuh .
6. Crane
Crane adalah teknik pengambilan gambar dengan alat penyaggah yang
disebut crane,jimmy jip atau porta jip.
7. Crabbing
Crabbing adalah pergerakan kamera dengan cara bergerak ke samping ke
kanan atau kiri layaknya kepiting yang sedang.
8. Following Pan
Following Pan adalah mempertahankan fokus pada objek yang bergerak
mendekati atau menajuhi kamera,namun tetap fokus pada objek yang ada dalam
gambar .
3.4.3 Pasca Produksi
Menurut Kusumawati dkk (2014:77) “Camera person pada tahap ini juga
bertugas untuk menyusun kamera report untuk memper-mudah pekerjaan editor”.
Namun dalam tahapan pasca produksi tidak menutup kemungkinan penulis
harus ikut serta mendampingi proses editing video untuk membantu editor dan
sutradara untuk memilih gambar yang telah diambil pada waktu shooting melalui
panduan camera report. Penggabungan ide antara sutradara dan editor untuk
bekerjasama agar tecsiptanya hasil akhir yang sempurna. Setelah melewati tahap pra
produksi dan produksi, tim segera melanjutkan ke dalam tahap pasca produksi.
Dalam tahap pasca produksi ini penulis sebagai camera person memberikan
masukan kepada editor mengenai stock gambar yang akan digunakan dalam
program Talkshow “Anak Millennials”, untuk tahap pasca produksi penata kamera
terkadang diminta bantuan oleh editor untuk menjelaskan hal – hal tertentu yang
bisa jadi tidak dimengerti oleh editor, namun biasanya hal ini bisa dihandle oleh
sutradara atau produser. Untuk memudahkan editor dalam bekerja.
Pada tahap ini penulis Talkshow “Anak Millennials” penulis membuat
camera report untuk mempermudah pemilihan gambar di meja editing, cameramen
person juga mendampingi editor untuk memilih gambar-gambar yang akan diambil
agar lebih berkesinambungan, memilih momen yang diinginkan sutradara agar
dapat terbentuk satu-kesatuan program dokumenter yang menarik.
3.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Camera Person
Seorang kameramen secara umum mempunyai tugas dan tanggung jawab
Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana
produksi,mempelajari naskah, memilih peralatan kamera serta penunjangnya,
bekerjasamadengan sutradara dalam membuat shoot list dan blocking kamera,
mempersiapkan alat-alat dan mengecek kembali perlengkapan apa saja yang akan di
butuhkan pada saat produksi, seperti kamera video, tripod, slider kamera, dan
lainnya dalam kondisi baik. Penulis dan sutradara bekerja sama dalam hal
mengvisualisasikan naskah kedalam audio visual (AV), agar hasil adegan yang
dibuat tidak keluar dari naskah yang telah dibuat.
Selain itu penulis dan sutradara membuat blocking kamera, dan kamera
report, untuk menjadi panduan dalam pengambilan gambar dan mempermudah saat
proses syuting berlangsung. Penata kamera sangat bertanggung jawab dalam hal
pengambilan gambar dan mengikutti blocking kamera dan shot list yang sudah
dibuat agar gambar yang dihasilkan sesuai arah sutradara dan pra produksi. Penulis
juga bertanggung jawab dalam hal komposisi pengambilan gambar dan pergerakan
kamera dengan sempurna. Penulis juga harus membantu peran sutradara untuk
mengatur blocking camera dan tata letak cahaya yang akan digunakan dalam sebuah
produksi.
Menurut Windratno (2014:77) “Secara umum tugas dan tanggung jawab penata
kamera meliputi :
A. Memilih kamera yang akan digunakan buat liputan dan shoting
presenter.
B. Bertukar pikiran dengan sutradara terkait dengan komposisi gambar.
C. Mengoperasikan kamera untuk mengambil gambar yang dibtuhkan.
D. Membuat katalog liputan untuk mempermudah jika sewaktu gambar
E. Mulai membereskan alat kamera”.
3.4.5 Proses Penciptaan Karya
Penulis sebagai camera person mempunnyai peran dan tanggung jawab
tersendiri seperti profesi lainya camera person adalah sebagai crew produksi televisi
yang mempunyai tanggung jawab yang spesifik.
Menurut Windratno Haryo (2014:67) “secara umum tugas dan tanggung
jawab penata kamera meliputi:
1. Mempermudah tim produksi khususnya camera person untuk mengingat
kembali gambar – gambar yang telah di rekam.
2. Untuk mengetahui gambar – gambar mana saja yang digunakan untuk proses
editing.
3. Sebagai pedoman editor dalam melakukan proses editing.
Peran dan tanggung jawab seorang camera person berpengaruh sangat
penting dengan apa yang dihasilkan pada saat pra produksi, produksi dan pasca
produksi.camera person juga membantu Sutradara dalam upaya penerjemahan dari
bahasa tulisan ke bahasa visual melalui pemilihan angle, komposisi dan pergerakan
kamera serta pencahayaan.Dalam tahap produksi penulis sebagai camera person
harus ada dalam produksi berlangsung agar terciptanya proses produksi untuk
Menghasilkan gambar yang sudah ada dalam director treatment, serta bertanggung
jawab penuh akan peralatan yang ia gunakan dalam produksi maupun hasil gambar
yang ia rekam. Dalam pasca produksi penulis ikut membantu memilih shoot demi
shoot umtuk kebutuhan gambar yang akan di rangkai mengikuti proses kamera
rought cut dan fine cut baik offline maupun online.
3.4.6. Kendala Produksi Dan Solusinya
Dalam suatu produksi yang sedang berlangsung pasti ada suatu kendala
yang di hadapi oleh penulin dan tim produksi lainya namun semua yang ada harus
tetap dihadapi, dan di cari solusi terbaik, demi berjalanya kelancaran saat produksi
berlangsung seperti :
1. Sebelum produksi saya menyewa alat kamera di penyewaan barang di BSM,
saya menyewa seharga yang tertera di web mereka. Solusi nya kami
patungan untuk penyewaan alat-alat untuk di produksi.
2. Sebelum shooting saya dan crew mengeset alat di mana alat-alat itu di
tempatkan karena tempat yang kami sewa untuk syuting kecil jadi saya yang
mengambil alih menata letak alat-alat karena kendala di tegangan listrik
yang tidak memungkinkan. Solusi nya kami tidak menggunakan ac karena
tegangan listrik yang kurang memadai.
3.4.7. Lembar Kerja Camera Person
A. Konsep Camera Person
B. Spesifikasi Kamera
C. Floor Plan
KONSEP CAMERA PERSON
Dalam produksi drama televisi “Anak Millennials” penulis bertanggung
jawab sebagai penata kamera Pada tahap pra produksi, penulis harus mendiskusikan
sudut pengambilan kamera bersama Produser, Sutradara dan Penulis Naskah agar
mendapat sudut pengambilan yang paling baik di dalam produksi drama televisi
“Anak Millennials”, mendampingi sutradara pada saat mencari lokasi lalu
mengambil gambar lokasi untuk menentukan posisi blocking kamera serta pilihan
sudut pengambilan gambar. Konsep yang dibuat dalam Talkshow ini lebih
menekankan kepada hal yang bersifat natural dengan look dan mood yang wajar
tidak ada hal yang berlebihan dari segi pengambilan gambar, teknis, angle, kamera,
komposisi gambar, warna, camera movement, hingga pencahayaan lighting.
Selanjutnya, pada tahap produksi, penulis melakukan pengambilan gambar sesuai
blocking kamera, Camera Angle, dan Camera Movement yang sudah dibuat saat
pra produksi dan bertanggung jawab atas keseluruhan peralatan kamera. sehingga
konsep awal yang sudah dibuat saat pra produksi dapat tercapai. Ketika pasca
produksi, penulis mendampingi editor dalam melihat hasil pengambilan gambar saat
produksi di lapangan dengan acuan Camera Report yang telah penulis buat,
mengikuti setiap tahap editing bersama editor guna mengetahui kebutuhan gambar,
warna, letak shot dan shot pilihan yang diinginkan dalam Naskah.
SPESIFIKASI KAMERA
Tabel III.11
Spesifikasi Kamera
Spesifikasi Sony HXR-NX5R NXCAM Camcorder
Imaging
Image Sensor 3-Chip 1/2.8" CMOS Sensor
Sensor Resolution 2.07 MP
Gain -6 to 30 Db
Minimum Illumination 1.2 lux at 1/30 Shutter Speed
Lens
Focal Length 4.1 to 82mm
35mm Equivalent Focal Length 28.8 to 576mm
Optical Zoom Ratio 20x
Maximum Aperture f/1.6
Minimum Aperture f/11
Filter Size 72 mm
Control Rings Focus Ring Zoom Ring
Focus Control Autofocus Manual Focus
Camera
Shutter Speed 1/3 to 1/10,000 sec
Built-In ND Filter
Mechanical Filter Wheel with 2
Stop (1/4), 3 Stop (1/8), 6 Stop
(1/64) ND Filters
Built-In Microphone Type Stereo
Recording Media
1 x SDXC/Memory Stick PRO
Duo Hybrid Card Slot 1 x
SDXC Card Slot
Max Digital Zoom 40x
Recording
Broadcast System Compatibility NTSC
Recording Modes
XAVC S 4:2:0 8-Bit: 1920 x
1080p at 23.98/29.97/59.94 fps
(50 Mb/s) AVCHD 4:2:0 8-
Bit: 1920 x
1080p at 23.98/29.97/59.94 fps
(17 to 28 Mb/s) 1920 x
1080i at 59.94 fps (17 to
24 Mb/s) DV: 720 x
576i at 59.94 fps (25 Mb/s)
Audio Recording 2-Channel
IP Streaming FTP, FTPS, MPEG2, RTMP,
UDP: 1920 x 1080
Interfaces
Video Connectors
1 x BNC (3G-SDI) Output 1 x
HDMI Output 1 x
BNC (Composite) Output
Audio Connectors
2 x 3-Pin XLR Input 1 x 1/8"
(3.5 mm)
Stereo Headphone Output 1 x
1/8" (3.5 mm) Stereo Output
Other I/O 1 x 3.5 mm LANC Input 1 x
USB Micro-B Output
Wireless Interfaces 2.4 GHz Wi-Fi Video Output,
Audio Output
Display
Display Type LCD
Screen Size 3.5"
Screen Resolution 1,560,000 Dots
EVF
EVF Display Type OLED
Screen Size .39"
EVF Resolution 1,440,000 Dots
Power
Battery Type Sony L-Series
Power Connectors 1 x Barrel Input
Power Consumption
7.8 W
General
Accessory Mount 1 x Multi-Interface Shoe
Tripod Mount 1/4"-20 Thread
Built-In Light Yes
Dimensions 15.3 x 7.9 x 7" / 38.86 x 20.07 x 17.78 cm
Weight 4.7 lb / 2.1 kg
Environmental
Operating Temperature 32 to 104°F / 0 to 40°C
Storage Temperature -4 to 140°F / -20 to 60°C
Gambar III.8
Sony NXCAM HXR-NX5
Spesifikasi Camera Sony NXCAM HXR-NX5
- Shape: Horizontal
- Optical Sensor Type / Size: 1/3 Inch-type 3 ClearVid CMOS
- Valid Pixel: 10.37MP
- Valid Video Pixel: 1.04MP
- Resolusi: 1920x1080 - Full HD
- Optical Zoom: 20x
- Digital Zoom: 1.5x
- LCD Monitor: 3.2 inch-type, XtraFine LCD
- Recording Media: Flash Memory, SD Card, SDHC Card, Memory Stick PRO
Duo, Memory Stick PRO-HG Duo, Memory Stick XC-HG Duo
A. Spesifikasi Rinci
- Touch Panel: ya
- Finder: ya
- Koneksi: HD-SDI & HDMI Output
- Tipe Baterai: Rechargeable Battery Pack (NP-F570) Lithium Battery (CR2025)
- Battery Life: Approx. 370 min (NP-F970:fully charged batt.)
- Dimensi (WxHxD): 173 x 187 x 342 mm (Lens hood with Lens cover)
- Berat: 2200 gram.
FLOOR PLAN
Gambar III.9
Floor Plan Penata Kamera
3.5. Proses Kerja Penyunting Gambar
Penyunting gambar bekerja atau bertanggung jawab untuk memanipulasi dan
sebagai penggabung dari seluruh shoot yang telah di ambil pada saat proses produksi
sehingga akan menjadi sebuah keutuhan cerita yang sesuai dengan naskah hingga menjadi
sebuah karya.penyunting gambar juga bias di sebut sebagai editor
Menurut Latief dan Utud (2015: 140) “Editor atau penyunting gambar adalah
sebutan bagi orang yang bertanggung jawab memotong gambar dan suara yang di
hasilkan”. Di sebut juga picture editor atau video tape editor. seorang editor harus
mempunyai “sense of art” karena di dalam bekerja ada unsur kreatif, ketelitian, kecermatan,
dan eksekusi di lapangan berjalan baik, hasilnya mungkin saja kurang baik. Sebaliknya
walau konsepnya biasa-biasa saja, dan pengambilan gambar nya juga biasa-biasa saja,
namun dalam proses editing, diberi sentuhan artistic, unsur seni, dan imformasi, program
tersebut bisa menjadi baik dan enak di tonton.
Menurut Supriyadi dkk (2014:148) “Sebagian besar film atau program televisi yang
di sajikan kepada penonton atau pemirsa, biasanya terlebih dahulu melalui proses
penyuntingan (editing). dan proses editing film atau program dapat tersaji dengan
kronologis, runut, tersusun, sehingga ceria bisa di pahami penonton.
3.5.1. Pra Produksi
Proses pra produksi merupakan tahapan awal dalam pembuatan karya drama
maupun non drama. pada tahap pra produksi penulis sebagai penyunting gambar belum
bekerja sepenuh nya, tetapi pada tahap ini editor tidak begitu saja lepas tangan, melainkan
ikut serta dalam memberikan ide-ide pembentukan naskah dan penentuan shoot agar
pengemasan bisa lebih menarik. penulis dan juga sebagai penyunting gambar ikut serta
dalam mengawasi dan membantu memberikan sedikit ide berupa masukan dan antisipasi
agar semua keinginan proses produksi dapat tercapai.
Menurut Worhington dan supriyadi dkk, (2014:83) “Rapat produksi menjadi bagian
vital dalam proses produksi .seluruh aspek teknis terkait dengan produksi dianalisa serta
ditetapkan pada rapat ini”. Selain itu rapat redaksi juga berguna untuk mempererat
hubungan kerja sama antara tim”
Penulis sebagai seorang penyunting gambar beserta rekan lainnya mulai melakukan
pemilihan konsep yang akan dijadikan sebagai karya tugas akhir.setelah melakukan tahap
diskusi yang panjang,penulis dan rekan lainnya sepakat untuk memilih konsep yang telah di
buat oleh penulis naskah dengan judul „Anak Millenials”.
Menurut Latief (2015:148) “Pra produksi adalah tahapan pelaksanaan pembahasan
dan pencarian ide, gagasan, perencanaan, pemilihan pengisi acara (talent) lokasi, dan
kerabat kerja (kru)‟‟
Dalam tahap pra produksi ini penlis menyimpulkan proses ini berperan sangat vital
sebelum melakukan proses produksi,supaya pada tahap produksi dapat dikerjakan sesuai
dengan konsep yang sudah didiskusikan sebelumnya oleh tim.
3.5.2. Produksi
Pada tahap ini penulis ikut membantu proses produksi dengan meminta shoot
tambahan apabila pengambilan shot dirasa kurang, keterlibatan penulis pada tahapan ini
akan memudahkan editor pada pasca produksi nantinya, Penulis sudah mendapatkan
gambaran mengenai proses pengambilan gambar.
Menurut Supriayadi dkk (2014:90) „‟Proses produksi adalah salah satu atau seluruh
anggota tim produksi mengeksekusi desain produksi yang telah di buat sebelumnya, ini
berarti langkah awal memasuki masa produksi, kelak tahapan ini berakhir sesaat setelah
sutradara mengucapkan kata “Cut” terakhir dalam produksi program talkshow itu‟‟.
Sebelum masuk ke tahapan pasca produksi, dalam tahap ini penulis melangkah
ketahapan persiapan penyuntingan gambar yaitu mempersiapkan berbagai bahan maupun
alat atau media penyuntingan gambar yag mendukung proses pasca produksi nantinya.
Menurut latief (2015:152) “Pengertian produksi (production) adalah upaya
mengubah naskah menjadi bentuk audio video (AV), Produksi berupa pelaksanaan
perekaman gambar (taping) atau siaran langsung (live)‟‟
Kegiatan produksi ini perperan sangat penting untuk menghasilkan sebuah karya
audio visual yang baik, sehingga diperlukan kerjasama yang baik diantara para crew yang
terlibat, Kreatifitas juga sangat di perlukan untuk menunjang proses produksi yang akan
dilaksanakan.
3.5.3. Pasca Produksi
Di tahap ini penulis sebagai editor bertanggung jawab untuk melakukan editing atau
proses penyuntingan gambar yang akan digunakan lalu menyusunya menjadi sebuah karya
yang utuh sesuai naskah sehingga suatu program layak untuk di tayangkan.
Pada tahapan ini editor mulai bekerja sepenuhnya, melakukan proses editing pada
tahap pasca produksi, Dengan menggunakan alat yang telah tersedia, editor memulai
tahapan editing dari proses load data hingga preview hasil editing yang berupa file format
AVCHD.
Menurut Rahmawati dan Rusnadi (2011:36) „‟Editor dalah seorang yang melakukan
penyuntingan gambar pada pasca produksi‟‟. Pengerjaan pascaproduksi ini dikerjakan
menggunakan software editing Adoble Premire Pro CC 2017 dan untuk animasi nya
penulis menggunakan Adoble After Effect CC 2017 kedua software tersebut sama-sama
keluaran Adoble System Inc.
Apabila semua proses telah di lalui editor melakukan review editing bersaa tim agar
dapat Melihat atau Mengkoreksi jika terdapat kesalahan dala proses pengeditan. Setelah itu
penulis Menabahkan backsound, grafis serta transisi sesuai dengan kebutuhan
naskah.Sehingga hasilnya Menjadi cerita yang utuh dan dapat di nikmati penonton nya.
Setelah melalui proses produksi seorang editor akan mendapatkan kumpulan hasil shot dari
penata kamera, yang nantinya akan disusun hingga membentk sebuah cerita yang utuh, lalu
melangkah ketahap pasca produksi yaitu proses penyuntingan gambar dan mixing.
Menurut Latief (2015:155) „‟Pasca produksi (postproduction) adalah tahapan akhir
dari proses produksi program sebelum on air. Dalam tahapan pasca produksi program yang
sudah di rekam harus melalui beberapa proses,di antaranya editing , offline, online, insert,
graphic, narasi, effect visual, dan audio serta mixing‟‟.
3.5.4. Peran dan Tanggung Jawab Penyunting Gambar
Peran dan tanggung jawab seorang penyunting gambar tidaklah mudah, karena
seorang penyunting gambar harus kreatif dan terampil dalam menyusun gambar agar
menjadi sebuah karya audio visual yang sesuai dengan konsep yang sudah di buat
sebelumnya .
Menurut Supriyadi dkk (2014:82) “Mengoprasikan peralatan editing pada pasca
produksi . Sering membuat atau membantu dalam kreatif keputusan editing”.
Seorang penyunting gambar memiliki peran dan tanggung jawab untuk
mengoprasikan peralatan editing yang ada, memilih gambar pada ketersediaan stockshoot
yang cukup dan baik sesuai dengan kebutuhan program, dan bertanggung jawab atas hasil
akhir dalam proses penciptaan karya audio visual.
3.5.5. Proses Penciptaan Karya
A. Konsep Kreatif
Konsep editing yang editor buat pada program ini yaitu pada tahapan awal editor
membuat desain bumper yang menarik dan sesuai dengan tema program ini.Desain bumper
yang penulis aplikasikan pada program itu yaitu berupa bumper 2D yang dibuat dengan
Adobe After Effects 2017 dengan pilihan-pilihan warna yang cerah, dan bentuk font yang
familiar. Editor juga membuat desain template menggunakan Adobe After Effect dengan
warna yang cerah dan jenis font standar untuk memasukan nama host, narasumber, dan
juga beberapa informasi yang ada ke dalam video agar terlihat menarik. kemudian editor
memilih dan meletakkan video berdasakan urutan segment, editor menggabungkan video
dari multi kamera dan memilih dari kamera mana saja yang paling menarik untuk di
tampilkan supaya bisa di nikmati oleh penonton, transisi yang editor gunakan yaitu cut to
cut serta menggunakan disolve di beberapa bagian supaya lebih halus dan enak di tonton
sebelum akhirnya di render.
B. Konsep Produksi
Konsep produksi yang editor lakukan pada saat pro produksi adalah editor
berdiskusi kepada tim untuk meminta shoot shoot yang di butuhkan dalam proses editing.
kemudian editor membuat grafis-grafis yang akan di pakai pada program ini seperti bumper
program dan desain template.
Pada saat produksi editor lebih mengutamakan pada proses penyimpanan data file
video dengan membuat dan menandai sebuah folder pada hardisk pc yang akan digunakan
untuk editing berdasarkan kamera satu master dan kamera tiga yang sesuai hari pada saat
shoting, setelah memasuki pada tahap pasca produksi editor memulai untuk melakukan
rought cut terlebih dulu dengan melihat naskah .
Setelah itu editor lanjut untuk melakukan fine cut berdiskusi pada
sutradara,kemudian lanjut memasukan template dan CV crew, credit tittle, dan backsound
music yang sudah di buat sebelumnya
C. Konsep Teknis
pada konsep teknis penulis sebagai penyunting gambar akan mempersiapkan alat-
alat yang dibutuhkan sebelum memulai proses editing, adapun alat-alat yaitu sebuah
Speaker, Laptop, Hardisk, 500 Gb 7200 rpm, VGA external GT1030 2Gb, Led monitor
core i5 650 Motherboard inter h55 Ram 8Gb ddr3,Os Windows 10
Editior juga menggunaan software yang menduung untu proses editing ini ,software
yang editor pakai untuk mengedit keseluruhan video yaitu adoble premire cc2017,editor
juga menggunakan software adoble After effect CC 2017 untuk membuat desain templete
3.5.6. Kendala Produksi dan Solusinya
1. PC yang penulis gunakan tidak bekerja secara maksimal dan menyebabkan proses
rendering dan exporting berjalan sangat lambat. Solusi nya mengganti pc yang mempunyai
kapasitas mumpuni
2. Editor kesusahan untuk menyesuaikan durasi di akibatkan over durasi. Solusinya
berdiskusi dengan sutradara untuk minta persetujuan bagian mana saja yang akan di
hilangkan
3. File yang terlalu besar dan salah satu file ada yang corrupt sehingga susah mencari PC
yang yang sesuai untuk mengedit solusinya membeli hardisk baru dan mengganti pc editor
3.5.7. Lembar Kerja Penyunting Gambar
A. Laporan Penyunting Gambar
B. Breakdown Editing
C. Proses Pembuatan ID Program
3.5.7. Lembar Kerja Penyunting Gambar
Penulis sebagai penyunting gambar pada saat produksi mempunyai kesulitan karena
tema yang akan di ambil berbeda pendapat satu sama lain, akhirnya kita memutuskan salah
satu tema untuk di ajukan saat bimbingan hari pertama, namun tema tersebut belum bisa di
acc di karena kan ada pertimbangan dengan masalah bajet dan lokasi yang membutuhkan
lebih banyak biaya, akhirnya tim pulang dan berdiskusi lagi, di karenakan tidak ada waktu
lagi akhirnya tim sepakat untuk mengambil tema yang sudah ada walau dengan berbagai
resiko dan bajet yang sudah di tentukan oleh produser. Pada saat produksi, penulis sebagai
editor ikut serta produksi dan mengawasi jalan nya produksi, disitu penulis berangkat ke
lokasi pukul 10 pagi. Saat produksi editor bantu setting lokasi dan membantu talent saat
produksi berlangsung.
Di saat pasca produksi penulis menyerahkan beberapa memory yang terdiri dari file,
audio, kamera master, kamera 1, kamera 2 serta memory dari switcher. Pihak BSM
Mengizinkan untuk membawa pulang sementara sampai dapat untuk mengcopy. Di
karenakan kita tidak mempunyai hardisk atau memory yang munpuni untuk mengcopy
semua data. Hari kedua pasca produksi penulis dan produser membeli memory baru untuk
mengcopy data di karenakan pihak BSM meminta segera dan di kembalikan.
Saat pasca produksi penulis kesulitan membuka file yang dari switcher dan sudah
mencoba di beberapa PC dan laptop akan tetapi tidak bisa, ternyata file yang dari switcher
tersebut corrupt dan tidak bisa di edit, disitu penulis terpaksa penulis mengedit file secara
manual yang dari 3 camera, di karenakan tidak mempunyai alat editor yang mumpuni
penulis putuskan mengedit di beberapa rumah kawan yang mempunyai aplikasi dan PC
editing, disitu penulis ngedit dari pagi kadang pulang sampai tengah malam.
Saat kerja editing penulis menggunakan Sofware Adoble Premire CC 2017, selesai
editing ternyata over durasi yaitu mencapai 50 menit, melebihi ketentuan, saat itu penulis
diskusi dengan produser dan kami menyeleksi bagian mana saja yang bisa kami hilangkan
untuk menyesuikan durasi yang sudah di tentukan, penulis dan produser sempat beberapa
kali bolak balik mencari pc buat edit revisi di karenakan karya belum layak dan kami
mengikuti arahan dari ibu dosen pembimbing apa saja ke kurangan lebihnya dan diperlukan
penambahan atau pengurangan.
LAPORAN PENYUNTING GAMBAR
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : Jumat, 24-Mei-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 13.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 17.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.12
Laporan Penyunting Gambar
No Segment EXT/INT Keterangan
Visual Audio SFX Transisi Video
Effect
Durasi
1 1 Bar - - - - 00:00:02:00
2 Bsi Logo - - - - 00:00:03:05
3 program Id - - - - 00:00:02:00
4 Universal
Counting
Leader
- - - - 00:00:03:00
5 Bumper in - - - 00:00:30:00
6 INT Opening Vo - cutting Templet
Name
00:01:48:25
7 INT Invite nara
sumber 1
Vo - 00:02:18:30
8 INT Chit-chat
nara sumber
Vo - Template
Name
00:07:06:10
9 INT Closing
segment 1
Vo - 00:07:07:17
10 INT Keterangan
nara sumber
Instrumental - Text 00:07:13:29
11 Bumper out - 00:07:21:10
12 INT Commercial - 00:07:22:37
break
13 Bumper in - 00:07:30:38
14 2 INT Opening
segment 2
Vo - Template
Name
00:08:05:43
15 INT Chit-chat Vo - Template
Name
00:10:04:48
16 INT Closing
segment 2
Vo - 00:10:30:06
17 Keterangan
narasumber
Instrumental - Text 00:10:34:21
18 Bumper out
seg 2
- 00:10:43:18
19 Commercial
break
- 00:10:46:24
20 3 Bumper in
segmen 3
- 00:10:53:32
21 INT Opening
segment 3
Vo - Template
Name
00:11:04:38
22 INT Memanggil
narasumber
Vo - Template
name
00:11;19:49
23 INT Chit-chat Vo - Template 00:15:56:29
Name
24 INT Closing
segment 3
- 00:16:06:27
25 INT Keterangan
nara sumber
Instrumental - Text 00:16:11:06
26 Bumper out - 00:16:19:19
27 Come break - 00:16:21:17
28 4 Bumper in
segment 4
- 00:16:28:48
29 INT Opening
seg 4
Vo - dissolve Template
Name
00:16:34:08
30 INT Chit-chat Vo - Template
Name
00:16:53:34
31 INT Manggil
narasumber
Vo - 00:17:08:08
32 INT Perkenalan
nara sumber
seg 4
Vo - Template
Name
00:17:35:24
33 INT Memanggil
nara sumber
1
Vo - 00:17:56:09
LOGGING PICTURE
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
34 INT Maen
gamez
Vo - Template
(photo)
00:21:26:42
35 INT closing Vo - 00:24:24:17
Credit tittle - Backsound
(dance
tonight)
00:24:42:30
Copy right - 00:24:47:17
BTS - dissolve 00:25:15:33
Cv crew Dance
tonight
(BCL)
- dissolve 00:25:41:02
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 18.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.13
Logging Picture
No Logging Time Vidio Audio
1 00:00-00:30 Bumper in Bumper in
2 00:01-48:25 Openinghost
(multycam,Master
shot,Medium Shot)
Voice over
3 00:02-18:30 InviteNarasumber
(multy cam,master
shot,medium shot)
Voice Over
4 00:07-06:10 Chit–chat(Multy Cam
master Shot,medium
shot)
Voice Over
5 00:07-07:17 Closing Segment 1 Voice Over
6 00:07-30:38 Bumper Out/In+
Comercial Break
7 00:08-05:43 Opening Segment
2(multy cam,medium
shot,full,shot)
Voice Over
8 00:10-04:48 Chit-chat Voice Over
9 00:10-30:06 Closing Segment 2 Voice Over
10 00:11-04:38 Bumper In/Out
+Comercial Break
11 00:11-19:49 Opening Segment 3
(multyCam,medium
Shot,master shot)
Voice Over
12 00:15-56:29 Chit-chat (multy
cam,master
shot,medium shot)
Voice Over
13 00:16-06:27 Closing Segment 3
(multycam,master
shot,medium shot)
Voice Over
14 00:16:28:48 BumperOut/In
+Comercial
Break(multy
cam,master
shot,medium shot)
15 00:16-34:08 Opening Segment 4
(mastershot,long
shot,medium shot)
Voice Over
16 00:16-53:43 Chit-chat(master
shot,long shot)
Voice Over
17 00:17-56:09 memanggil
narasumber(master
shot,long shot)
Voice Over
18 00:21-26:42 Maen Games(master
cam,long shot
medium shot)
Voice Over
19 00:24-24:17 Closing
(multycam,medium
shot,long shot)
Voice Over
20 00:25-15:33 BTS + Cv Crew Dance Tonight
(BCL)
PROSES PEMBUATAN ID PROGRAM
1. Bar and tune
Gambar III.10
Bar And Tune
2. Counting Leader
Gambar III.11
Counting Leader
3. Logo BSI
Gambar III.12
Logo UBSI
4. Program ID
Gambar III.13
Program ID
5. Bumper Program
Gambar III.14
Bumper Program
6. Isi Conten
Gambar III.15
Isi Konten
7. Credit Tittle
Gambar III.16
Credit Tittle
8. Copyright
Gambar III.17
Copyright
SPESIFIKASI ALAT EDITING
HARDWARE
Core i5 650
Motherboard Intel H55
Ram 8Gb ddr3
Hardisk 500 gb 7200 rpm VGA External GT1030 2Gb
SOFWARE
OS Windows 10
Software Editing Adobe Premire CC 2017
Adoble After Effect CC 2017
3.6 Proses Kerja Penata Suara
Penata suara atau audio engineer adalah orang yang bertanggung jawab
dalam mengatur pelaksanaan perekaman dan pengolahan suara dalam sebuah drama
televisi. Penulis sebagai penata suara berdiskusi dengan sutradara mendengarkan
hasil audio yang di record. Penulis juga melakukan seleksi suara yang sesuai dengan
gambar dan memilih audio yang tidak banyak noisenya melihat dan
mensingkronkan audio dengan hasil gambar.
Menurut Irwanto M.I.Kom, dkk (2014:13) penata suara adalah “Orang yang
bertanggung jawab soal teknik dan artistik tata suara, control audio level, balance,
serta kualitas semua aspek penyuaraan, baik pada saat rehearsal, live, atau taping,
maupun saat pasca produksi”.
3.6.1 Pra Produksi
Pada tahap pra produksi penulis dan seluruh anggota tim berkumpul untuk
membahas tentang ide cerita untuk Non Drama “ Anak Millennials”, setelah ide
cerita di sepakati kemudian di lanjutkan oleh penulis naskah untuk pembuatan
naskah. Setelah naskah selesai dan membedah naskah bersama seluruh anggota tim,
penulis merancang konsep pengambilan suara sesuai dengan naskah dan permintaan
sutradara.
Selain itu penulis juga bertugas merapihkan, menjaga serta memeriksa
segala peralatan yang digunakan pada saat sebelum dan setelah shooting.Penulis
sebagai penata suara juga tidak lupa mengambil suara atmosfer di lokasi shooting
karna dengan adanya atmosfer memberitahu lokasi shooting dimana.Sebelum
shooting dimulai penulis terlebih dahulu bergerak mencari atmosfer sekitar lokasi
shooting.
3.6.2 Produksi
Menurut Rusman Latief (2015:187) “Penata suara juga bertanggung jawab
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas audio secara keseluruhan
selama proses produksi berlangsung”.
Pada tahap produksi, penulis menyiapkan semua alat yang akan di gunakan
untuk pengambilan audio ketika shooting, penulis juga berkordinasi dengan penata
kamera untuk mengatur posisi yang tepat agar ketika perekaman suara berlangsung
boom mic yang digunakan tidak masuk kedalam gambar yang diambil. Dalam tahap
produksi Talkshow “Anak Millennials” seluruh audio yang terekam menggunakan
ZOOM H4n, dan Clipon Shennheiser MKH-416.
3.6.3 Pasca Produksi
Pada saat tahap pasca produksi penulis dan editor saling memberikan saran
saat memasukan musik di dalam tugas Talkshow “Anak Millennials”.
Menurut Rusman Latief (2015:133) “Post production atau pasca produksi
adalah tahap penyelesaian atau tahap akhir penyempurnaan materi program untuk
siaran yang proses produksinya di lapangan atau studio telah selesai.
Di tahap ini penulis berkordinasi dengan editor untuk melakukan seleksi
suara yang sesuai dengan gambar, mengatur level suara dan memilih audio yang
tidak banyak noise serta menyamakan ambients dalam tiap scene
3.6.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Suara
Menurut Effendy (2014:76) “tata suara sebaiknya mendapat perhatian
dalamdalam sebuah produksi film”.baik pada saat pra produksi, produksi hingga
pasca produksi seorang penata suara memiliki peran penting serta tanggung jawab
seperti membuat treatment audio sebagai panduan saat proses produksi. Secara
umum tugas seorang Penata Suara adalah sebagai berikut :
a. Merekam suara dialog pemain yang ada di naskah.
b. Menyiapkan segala peralatan audio yang berkaitan dengan perekaman
suara atmo, foley, dialog, voice over dan efek suara lainnya.
c. Meminta waktu untuk merekam stok suara yang diperlukan pada saat
shooting
atau setelah shooting.
d. Menjaga seluruh peralatan audio pada saat proses produksi berlangsung.
e. Menyiapkan ilustrasi music yang diperlukan.
3.6.5 Proses Penciptaan Karya
A. Konsep Kreatif
Setalah proses bedah naskah bersama seluruh tim, penulis sebagai penata
suara mendapat ide untuk menentukan ilustrasi musik,efek suara yang dapat
memperkuat pengadeganan sehingga bisa membuat penonton larut dan terbawa
suasana karya Talkshow televisi “Anak Millennials”.
B. Konsep Produksi
Dalam tahap produksi penulis melakukan perekaman dialog secara langsung
agar suara pemain terdengar natural. Seluruh masalah audio baik itu dialog, voice
over, sound effect, atau backsound yang digunakan untuk memperkuat suasana
diserahkan kepada penulis.
1. Musik
Music dimaksudkan untuk mempertegas sebuah video talkshow agar lebih
menarik di dengar. Apabila musik dimaksudkan sekedar latar belakang,maka musik
masuk kategori element effect suara.
2. Back Sound
Back Sound dimaksudkan untuk mengiringi sebuah potongan video agar
penonton tidak jenuh menontonnya.
3. Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik adalah suara baik dihasilkan melalui instrument musik atau
bukan yang disertakan untuk memperkuat suasana atau perekaman langsung sebagai
latar belakang adengan saat itu.
4. Sound Effect
Suara yang ditimbulkan oleh aksi dan reaksi dalam program dalam elemen
efek suara.efek suara perlu untuk memanjakkan telinga penonton,maka penata suara
yang baik akan memasukkan semua bunyi yang masuk akal dengan cerita dan
menghilangkan semua yang tidak perlu. Dalam pembuatan sound effect beberapa
segment menggunakan sound effect dari meja editing.
C. Konsep Teknis
Sebelum proses produksi dimulai penulis membuat konsep teknis
berdasarkan imajinasi dan permintaan sutradara, Penulis di tuntut untuk tepat dalam
memposisikan mikrofon berdasarkan type of shot, agar suara terdengar bagus dan
terekam dengan baik. Penulis juga membuat laporan produksi guna kebutuhan
sound-past.Pada perancangan drama televisi yang berjudul “Anak Millennials” ini
penulis menentukan untuk menggunakan media perekam seperti ZOOM F8 Multi
Track, Sennheiser EW 100 G4-ME2 Wireless Lavalier,dan Clip on
3.6.6.Kendala Produksi Dan Solusinya
Kendala saya sebelum produksi yakni mencari uang patungan yang bernilai
2.250.000,00 Sebelum produksi saya menyiapkan alat audio yang akan di gunakan nanti,
dan langsung memasang alat audio ke bintang tamu dan host. Sebelum mulai acara nya
saya mengetes alat audio apakah bekerja apa tidak, setelah mengetes alatnya saya
menyuruh produser untuk segera mulai, tiba-tiba listrik padam karena tegangan listrik tidak
memuaskan, Solusi nya saya meminta solusi ke teman crew saya untuk mematikan AC.
3.6.7. Lembar Kerja Penata Suara
A. Konsep Penata Suara
B. Treatment Audio
C. Spesifikasi Kebutuhan Alat
KONSEP PENATA SUARA
Dalam program talkshow “Anak Millenials penulis mencari dan mengambil
referensi dari program Ini talkshow dan Hitam putih. Di karenakan pada talkshow ini
mempunyai konsep audio yang berbeda.
Penulis juga menambahkan backsound agar program ini terliha lebih menarik.
Untuk backsound penulis memakai instrumental yang asik untuk di dengar. Semua itu
bertujuan untuk memberikan isi program menjadi lebih menarik.
TREATMENT AUDIO
Project Tittle : ANAK MILLENIALS Date : JUMAT, 24-MEI-2019
Producer : Imam Taqiudin First Take : 14.00 WIB
Director : Imam Taqiudin Est. Warp Take : 18.00 WIB
Location : Warbox Cafe On Location : 12.00 WIB
Tabel III.14
Treatment Audio
No Segmen Script Equipment Atmosfer Volley Musik
1 1 Program ID VT - - Program
ID
2 1 Host : Opening
segmen 1
Clip On
Sennheiser
- -
3 1 Host Chit-chat
dengan Naasumber
pertama
Clip On
Sennheiser
(3)
- -
4 1 Host : closing
segment 1
Clip On
Sennheiser
- -
5 1 Bumper Out speaker - - Bumper
Out
6 Comercial Break - -
7 2 Bumper In speaker - - Bumper in
8 2 Host : opening
segment 2
Clip On
Sennheiser
- -
9 2 Host
Bintang tamu
Clip On
Sennheiser
(5)
- -
10 2 Host : closing
segment 2
Clip On
Sennheiser
- -
11 2 Bumper Out speaker - - Bumper
Out
12 Iklan - -
13 3 Bumper In speaker - - Bumper In
14 3 Host : opening
segment 3
Clip On
Sennheiser
- -
15 3 Host
Bintang Tamu
Clip On
Sennheiser
(8)
- -
16 3 Bumper Out speaker - - Bumper
Out
Iklan - -
4 Bumper In speaker - - Bumper In
4 Host : Main Games
bersama
Narasumber
Clip On
Sennheiser
(8)
16 Host : closing acara Clip On
Sennheiser
- -
17 Bumper Out speaker - - Bumper
Out
SPESIFIKASI KEBUTUHAN ALAT
Nama Barang Harga
Clip On(7 Buah) RP 700.000
-Clip On Sennheiser
Gambar III.18
Clip On Shenheiser
Sennheiser EW 100 G4-ME2
Wireless Lavalier Microphone System(5 Buah) RP 1.000.000
Gambar III.19
Wireless Lavalier Microphone System
Kabel Canon To Canon RP. 200.00
Stabilizer RP 125.000
Gambar III.20
Kabel Canon To Canon
Zoom F8 Rp 250.000
Gambar III.21
Wireless Intercom
Eatec UL5S 5-Person Full-Duplex Wireless Intercom(5 buah) Rp
1.500.000
Gambar III.22
Headset
Total Rp3.775.000
3.7 Proses Kerja Penata Artistik
Menurut Irwanto dkk (2014:193) “Tata artistik merupakan salah satu unit
kerja pada program penyiaran televisi atau tim produksi film yang berfungsi sebagai
penunjang acara siaran tv atau produksi film”. Penata artistik merupakan suatu hal
yang penting dalam menciptakan suasana dalam sebuah produksi acara darma,
televisi, film maupun program non drama. Penata artistik juga dapat mendukung
suasana dan karakter pemain dalam layar dan termasuk juga sebagai daya tarik
sebuah acara. Artistik merupakan suatu usaha menciptakan nyata yang diperlihatkan
langsung ke penonton.
3.7.1 Pra Produksi
Menurut Rusman Latif dan Yusiatie Utud (2015:5) “Produksi adalah
serangkaian kegiatan yang dan dikerjakan sebelum pelaksanaan pengambilan
gambar,yang meliputi editing naskah,pembuatan set, pencairan lokasi, dan
pemilihan pemain atau narasumber.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh penata artistik pada tahap ini
menurut Irwanto dkk (2014:204-205).
1. Planning meeting dalam pertemuan perencaan program televisi/produksi
talkshow produser menyerahkan draf skrenario. Dalam hal ini produser
didampingi sutradara.
2. Melakukan bedah skenario/naskah, ini untuk mengetahui semua set yang di
perlukan untuk semua adengan yang termasuk dalam sebuah talkshow, jadi
setiap adengan, setiap percakapan yang mengaitkan pada sebuah keadaan,
maka penata harus mulai membuat list set / breakdown tata artistik apa saja
yang diperlukan.
3. Menentukan tim / divisi yang berada dibawah tanggung jawab artistik.
4. Melakukan riset atau hunting lokasi untuk menentukan menyesuaikan lokasi
dengan naskah yang di inginkan produser. Perencanaan lokasi berdasarkan
script yang telah di dapat. Kemudian dalam proses selanjutnya adalah
menemukan lokasi dan meneliti tempat tersebut. Lokasi yang digunakan
harus praktis dan sekiranya dapat direalisasikan kedalam perencanaan teknis
dan non teknis. Kemudian dilakukan penjajakan lokasi-lokasi harus benar-
benar diteliti apakah aman dan terlindungi dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
5. Interior lokasi, bila dengan alasan penghematan anggaran, demi keaslian.
6. Merinci apa saja yang di butuhkan dalam membuat talkshow. Jika sudah
tahu set apa saja yang dibutuhkan maka ia sudah dapat memulai
membuat checklist benda-benda apa sajah yang dibutuhkan. Tak hanya
property kecil sebagai pemanis dari sebuah ruangan.
7. Penata artistik memberikan gambar lokasi yang dibutuhkan kepada set
designer kemudian beberapa uraian lokasi ini dipaparkan dalam bentuk floor
plan. Berikut nya,masing – masing department mempelajari apa - apa yang
harus disiapkan,kebutuhan set dekorasi-dekorasi, property, serta grafik
adalah hal-hal yang sangat serius diperhitungkan secara detail oleh penata
artistik .
3.7.2 Produksi
Menurut Irwanto dkk (2014:207) “Pada saat produksi maka tiap scene
penata artistik perlu ada dan berada di dekat sutradara untuk memastikan gambar
yang diambil sesuai dengan yang diharapkan, sesuai dengan skenario dan
tampakkan gambar pun terlihat nyata”.
Menurut Rusman Latief (2015:138) “Seseorang penata artistik yang bertugas
menata,mendesain lokasi pengambilan gambar baik di studio maupun di luar studio
sesuai dengan karakteristik program talkshow”.
3.7.3 Pasca Produksi
Menurut Irwanto dkk (2014:207) “Tahap ini evaluasi dari semua divisi yang
terdapat dalam penata artistik, dilihat dari kekurangan-kekurangan pada saat
pengambilan gambar”. Kemudian juga mengambilkan dan merapihkan semua
property dan peralatan art lainnya.
Menurut Rusman Latief (2015:139) “Pada saat set panggung seorang penata
artistik harus berada di lokasi mengawasi seluruh aktivitas pembangunan set up,
agar pembangunannya sesuai yang direncanakan”.
3.7.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Artistik
Menurut Rusman Latief (2015:138) “Penata Artistik adalah seorang yang
mengatur serta bertanggung jawab dalam rancangan design tata artistik yang
mengarahkan pada unsur – unsur yang bernilai seni serta keindahan dalam penataan
artistk, property, kustom atau busana juga tata rambut dan make up.
Seorang Penata Artistik atau Art Director biasanya juga di sebut sebagai Art
Designer yaitu seorang yang megatur dan menyesuaikan kustom atau busana yang
akan dikenakan oleh para host maupun narasumber sesuai dengan Pembawa yang
akan direkam. Sebagai seorang penata artistik harus mengerti set atau setting dari
penempatan semua benda yang dilihat penonton saat menyaksikan talkshow
tersebut.
Dan berikut ini mrupakan peran dan tanggung jawab seorang penata artistik:
1. Membuat konsep tata artistik dasar sesuai dengan permintaan sutradara
2. Menyamkan visi dan misi bersama penulis naskah, produser dan sutradara
3. Menvisualisasikan konsep yang ada terdapat dalam naskah atau scenario
4. Membentuk penampilan host atau memperkuat karakter para host dan
narasumber
5. Penempatan property sesuai dengan naskah
6. Membuat sutradara menentukan konsep tata ruang
7. Mencari referensi konsep tata artistik
8. Mengamankan property sebelum dan sesudah shooting
9. Mendata ulang semua property setelah shooting dan selesai
3.7.5 Proses Penciptaan Karya
A. Konsep Kreatif
Setelah penulis membaca naskah yang sudah dibuat oleh script writer
dengan judul “Anak Millennials” penulis cukup tertarik dengan jalan cerita yang
ada, dan penulis akan melakukan riset lokasi shooting di cafe, karena sesuai jalan
cerita yang ada di naskah, adegan atau scenenya lebih banyak di ruangan . Dari segi
konsep kreatif, penulis akan membuat beberapa set, diataranya set cafe seorang
Artistik, karena disini pemeran utamanya berprofesi sebagai seorang artistik. jadi
penulis harus membuat set ruangan layak ya talkshow seorang artistik, menyiapkan
lukisan-lukisan gedung, alat-alat gambar, berkas-berkas, dan lain sebagainya. sesuai
adegan yang ada di naskah.
Set ruang tamu, untuk set ruang tamu penulis menyiapkan property foto, vas
bunga, karena lokasi yang diinginkan harus sudah tersedia property yang lainnya
seperti meja, kursi dan lain sebagainya, maka penulis hanya menambahkan sedikit
properti dan menatanya. penulis menata property seperti kursi dan meja, yaitu kursi
santai dan meja. ruang santai, penulis menyiapkan property dan buku-buku sejarah
yang akan di tata di ruang santai, dan di buat senyaman mungkin agar terlihat cocok
untuk melakukan aktivitas yang santai. Setelah mengimajinasikan dan merincikan
pembuatan konsep, penulis melakukan riset beberapa lokasi shooting yaitu sebuah
tempat talskhow tersebut, dan memilih tempat yang starategis mana yang cocok
untuk lokasi shooting dan sesuai yang diinginkan Sutradara.
B. Konsep Produksi
Ketika proses produksi seorang art director harus cekatan dalam hal
menanggapi dan mempersiapkan kostum apa saja dan make up yang akan
digunakan talent pada setiap scene yang berbeda waktu tempat . Begitu pula dengan
menyiapkan dan menata set lokasi yang akan dipakai untuk take pada setiap scene
.maka penulis harus sangat cekatan dalam mengerjakan jobdesk nya, dan
memanfaatkan setiap waktu untuk menyiapkan Wardrobe, Makeup, Property, dan
Hand Property.
C. Konsep Teknis
Dari segi konsep teknis beberapa properti yang digunakan Talkshow “Anak
Millennials” adalah properti asli artinya dalam setiap scene ada beberapa
mengunakankan properti yang ada di lokasi shooting. Sebagai penambah, di set
adapun penulis menambahkan dan membuat beberapa alat sebagai pelengkap untuk
menyerupai set yang di butuhkan.Untuk menunjang terciptanya sebuah karya yang
bagus penulis selalu mencoba untuk membuatnya seperti asli penulis bekerja sama
dengan lighting untuk menciptakan suasana yang pas sesuai kebutuhan dan
kemauan sutradara dan penata kamera. Untuk set ruangan tidak terlalu banyak
penambahan property, karena di lokasi sudah cukup tersedia properti-properti yang
diinginkan oleh penulis maupun Sutradara
3.7.6. Kendala Produksi Dan Solusinya Penata Artistik
Saya tidak mengerti tentang penata artistik namun saya harus mengerti tentang
jobdesk saya sendiri dan belajar tentang jobdesk penata artistik.
3.7.7. Lembar Kerja Penata Artistik
A. Konsep Tata Artistik
B. Breakdown Tata Artistik
C. Deskripsi Lokasi
D. Floor Plan
E. Set Desain
KONSEP TATA ARTISTIK
Dalam Talkshow yang berjudul “Anak Millennials”, penulis melakukan
bedah naskah dan melakukan riset dan survei lokasi, dan menghasilkan 1 setting
lokasi, 1 indoor,sesuai jalan cerita dan keinginan Sutradara.
Kalau untuk set lainnya penulis menambahkan beberapa properti untuk
memberi kesan nyata pada seluruh set yang akan penulis buat, penulis juga
menyediakan properti tambahan, make up dan wardrobe sesuai dengan kebutuhan
naskah yang penulis akan buat.
BREAKDOWN TATA ARTISTIK
1. Property and Hand Property
Untuk Properti dan hand properti, penulis menyiapkan barang atau bahan
cadangan apabila terjadi pengulangan take pada bahan atau barang yang harus di
ganti dengan yang baru.
2. Wardrobe
Untuk wardrobe sendiri penulis memilih kostum yang lebih terlihat anggun
untuk tallent wanita dan terlihat santai untuk tallent laki-laki sesuai jalan cerita
sebuah program talkshow “ Anak Millennial”.
3. Makeup
Untuk make up penulis memilih lebih Natural, karena sesuai dengan
masing- masing karakter yang ada di dalam sebuah program talkshow “ Anak
Millennial”.
1. Property
Gambar III.23
Sepatu Host Hallintar Saragih
Gambar III.24 Gambar III.25
Anting Host Tata Cecilia Gelang Host Tata Cecilia
Gambar III.26
Sepatu Host Tata Cecilia
2. Wardrobe
Gambar III.27 Gambar III.28
Celana Host Hallintar Saragih Kaos Host Hallintar Saragih
Gambar III.29 Gambar III.30
Blezer Host Hallintar Saragih Celana Host Tata Cecilia
Gambar III.31 Gambar III.32
Baju Host Tata Cecilia Blezer Host Tata Cecilia
3. Make up
Gambar III.33
Gambar III.34
Make up Host Tata Make up Host Tata
Gambar III.35 Gambar
III.36
Make up Host Tata&Hallintar Saragih Make up Host Tata
Gambar III.37 Gambar III.38
Make up Tata Make up Tata
Gambar III.39
Make up Tata
FLOOR PLAN
Gambar III.40
Floor Plan Penata Artistik
3.8 Proses Kerja Penata Cahaya
Dalam produksi Talkshow “Anak Millenials” penulis bertanggung jawab
sebagai penata cahaya, menurut Rusma Latief (2014:53) “Penata cahaya adalah
orang yang bertugas merencanakan pengaturan cahaya-cahaya yang berasal dari
beberapa sumber terhadap orang-orang atau suatu dekorasi yang lain sehingga
merupakan satu-kesatuan yang mendukung dan memenuhi persyaratan teknis,
artistik, dan dramatik”.
Menurut Sarwo Nugroho (2014:142) “Penata cahaya yang baik untuk drama
televisi adalah agar dapat menghasilkan gambar yang menarik sesuai dengan
tuntutan naskah serta rencana produksinya. Dengan demikian, penata cahaya
(lighting operator) di tuntut untuk terus mengembagkan daya reka dan daya
ciptanya.”Sedangkan penulis menyimpulkan bahwa penata cahaya adalah orang
yang mengatur dan bertanggung jawab atas pencahayaan yang ada pada talkshow,
yang di mana dimulai dengan tahap pra produksi sampai pasca produksi.
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan
peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan
menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang,
waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam sebuah Talkshow
(mise en scene).
Seperti halnya mata manusia, kamera membutuhkan cahaya yang cukup agar
bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan, penonton akan bisa melihat
seperti apa bentuk obyek, di mana. Sesuai yang sudah di jelaskan di atas, peranan
cahaya amat sangat penting, atau bisa dibilang inti sebuah visual. Dengan adanya
cahaya kita bisa mewujudkan keinginan sang Sutradara dan kita dapat
memvisualkan cerita yang sudah dibuat oleh sang penulis naskah.
3.8.1 Pra Produksi
Menurut Sarwo Nugroho (2014:107) “Ditahap pra produksi ini penata
cahaya memahami dan mendalami naskah yang akan di produksi, mengadakan rapat
dengan produser dan sutradara untuk menyatukan persepsi dan mengetahui apa
keinginan dari produser dan sutradara. Tidak lupa membuat konsep pencahayaan
dan blocking lighting yang tepat sesuai dengan yang tertera pada naskah, melakukan
hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran penempatan pencahayaan yang tepat
dan mendata keperluan peralatan teknis yang dibutuhkan pada saat produksi.”
Berdasarakan kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa seorang penata
cahaya haruslah memahami naskah dan mengadakan rapat dengan sutradara dan
kameramen agar mengerti apa saja kebutuhan pencahaayaan yang nantinya akan
dipakai. Setelah penulis membaca naskah, penulis mendapat gambaran untuk
menggunakan lighting HMI 575, Kinoflo, Redhead, dan beberapa LED, penulis
juga akan memastikan apakah sesuai dengan kemauan kameramen. Penulis juga
membuat konsep dan menentukan cahaya seperti apa yang diinginkan, baik
penentuan cahaya indoor.
3.8.2 Produksi
Yang dimaksud dengan produksi adalah pelaksanaan pengubahan bentuk
naskah menjadi bentuk visual sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku bagi
televisi. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kelengkapan
pencahayaan, mengoperasikan perlengkapan peralatan lighting dengan baik dan
benar sesuai dengan blocking lighting yang telah dibuat pada saat pra produksi agar
didapat hasil yang memuaskan.”
Menurut Sarwo Nugroho (2014:108). Berdasarakan kutipan diatas penulis
menyimpulkan bahwa seorang penata cahaya harus dapat mengoperasikan peralatan
lighting yang dibutuhkan dengan sebaik-baiknya dan juga menempatkan lighting
pada posisi blocking yang telah dibuat, dan tetap mengikuti keinginan Sutradara dan
Kameramen agar mendapatkan hasil yang sesuai dan maksimal.
Penulis juga tidak lupa melakukan komunikasi dengan crew teknis yang
lainnya agar tidak ada kesalah pahaman pada saat produksi. Pada talkshow ini
penulis memiliki konsep yang sesuai untuk meberikan cahaya yang sama dengan
keadaan asli di lokasi yang akan digunakan untuk pengambilan gambar. Pada scene
ruang penulis menggunakan lampu HMI 575 sebagai key light, penulis juga
menggunakan kinoflo sebagai fill light, dan tambahan LED untuk menerangi bagian
yang masih terasa gelap sesuai keinginan kameramen dan sutradara, dan juga
sebuah redhead.
3.8.3 Pasca Produksi
Pemeriksaan ulang hasil gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah
di produksi, menganalisa hasil akhir gambar, dan mendata kekurangan dari gambar
yang telah diambil serta mengevaluasi hasil akhir gambar.”
Menurut Sarwo Nugroho (2014:110). “Pada tahap pasca produksi tidak
banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang penata cahaya pada tahap ini selain melihat
hasil gambar bersama soerang editor serta menganalisa dan mengevaluasi juga mendata apa
saja yang menjadi kekurangan pencahayaan pada gambar yang telah diambil”.
3.8.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya
Menurut Rusman Latief (2015:177) “Dalam pra produksi Talkshow “Anak
Millennials” Peran dan tanggung jawab penulis menyiapkan lighting dan beberapa
alat lainnya, penulis juga mengatur penempatan pencahayaan yang tepat sesuai
dengan blocking lighting agar dapat menghasilkan ruang dan dimensi yang di
inginkan, serta mengatur cahaya agar terlihat seperti warna aslinya.
Dan tidak lupa penulis bersama sutradara berdiskusi untuk mempelajari
naskah kemudian menentukan warna cahaya apa yang ingin dipakai dalam proses
pembuatan drama televisi dan juga penata cahaya perlu mengetahui keinginan atau
interpretasi sutradara.
Dalam tahap produksi talkshow “Anak Millennials” penulis memaksimalkan
cahaya yang ada pada suatu ruangan dengan menggunakan prinsip dasar Three
Points Lighting yaitu Key light, Fill light, dan Back light. Apabila masih ada yang
terlihat gelap atau kurang cahaya, penulis akan menggunakan lampu tambahan agar
cahaya terlihat sempurna dikamera dan sesuai apa yang di inginkan oleh sutradara,
dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang,
waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam sebuah talkshow.
Dalam pasca produksi talkshow “Anak Millennials” penulis mereview hasil
gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah diproduksi, menganalisa hasil
akhir gambar, dan mendata kekurangan dari gambar yang telah diambil serta
mengevaluasi hasil akhir gambar.
3.8.5 Proses Penciptaan Karya
A. Konsep Kreatif
Pada Talkshow ini penulis memiliki konsep yang sesuai untuk memeberikan
cahaya yang sama dengan keadaan asli di lokasi yang akan digunakan untuk
pengambilan gambar. Pada scene ruang penulis menggunakan lampu HMI 575
sebagai key light, penulis juga menggunakan kinoflo sebagai fill light, dan
tambahan LED untuk menerangi bagian yang masih terasa gelap sesuai keinginan
sutradara dan kameramen. Dan juga sebuah redhead untuk menerangi luar ruangan
agar terlihat seperti cahaya siang hari atau night for day.
B. Konsep Produksi
Konsep produksi pada pembuatan Non drama talkshow “Anak Millennials”
konsep warna cahaya yang diinginkan sutradara adalah bersifat natural namun tetap
menambahkan cahaya pendukung untuk lebih mendramatisir pada saat adegan
tertentu.
Menurut Sarwo Nugroho (2014:143) dalam tata cahaya, ada tiga prinsip
dasar lighting yaitu Back Light : Cahaya dari belakang subjek denga arah kamera
dan diatur hingga jatuh pada kepala dan bahu pada subjek, penyinaran ini
membentuk garis tepi pada subjek (rim light) yang memisahkan pada latar belakang
dan untuk menambah ketajaman yang nyata dengan memberikan kontras sehingga
tampak kesan tiga dimensi. Key Light : Penyinaran ter arah yag utama yang jatuh
pada subjek menghasilkan bayangan kuat, memberikan tekanan segi yang menarik
dari wajah artis dan membentuk dimensi pada kepala dan wajah. Fill Light : Cahaya
yang digunakan untuk melunakan bayangan yang dihasilkan oleh lampu key light
ataupun lampu lainnya.
C. Konsep Teknis
Konsep teknis pada pembuatan talkshow “Anak Millennials” Penulis
menggunakan lampu HMI 575, Kinoflo 4 Bank 4 Feet, LED 15”, dan Redhead.
Kenapa penulis memilih lampu HMI 575 karena HMI tipe ini menghasilkan cahaya
yang kuat dengan kontras yang kuat untuk digunakan sebagai key light, dengan
karakter seperti ini penulis hanya perlu memberikan cutting cahaya yang di
keluarkan oleh lampu HMI ini. Penulis juga menggunakan 2 buah lampu Kinoflo
karena lampu kinoflo lebih menyebar cahaya secara merata dan memancarkan
cahaya yang lembut dengan shadow yang tipis. Penulis juga menggunakan lampu
LED 15” 4 buah untuk membuat fill light tambahan atau membantu efek back light
pada scene tertentu. Dan penulis juga menggunakan sebuah Redhead untuk
membuat cahaya matahari buatan pada scene-scene tertent
3.8.6 Kendala dan Solusinya Penata Cahaya
Bayangan Yang menjadi pantulan pada kamera. Solusi nya penata
cahaya memindahkan posisi kamera agar bayangan tersebut tidak
muncul lagi.
3.8.7 Lembar Kerja Penata Cahaya
A. Konsep Penata Cahaya
B. Lighting Sheet
C. Floor Plan
D. Spesifikasi Alat
KONSEP PENATA CAHAYA
Pada pembuatan talkshow “Anak Millennials” penulis melakukan tugasnya
dari tahap pra produksi yaitu mulai dari membedah naskah sampai di akhiri dengan
membuat blocking lighting. Perencanaan pengambilan gambar, story board,
sehingga memiliki panduan dalam mengatur shoot.”
Tidak lupa penulis berdiskusi dengan produser, sutradara, dan penata
kamera untuk menentukan warna cahaya apa yang nantinya akan digunakan, dan
penulis juga berdiskusi untuk mengatur tentang tata letak posisi lighting dan
equipment yang akan digunakan pada saat proses shooting nantinya. Pada tahap
produksi, “Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kelengkapan
pencahayaan, mengoperasikan perlengkapan peralatan lighting dengan baik dan
benar sesuai dengan blocking lighting yang telah dibuat pada saat pra produksi agar
didapat hasil yang memuaskan.
Menurut Sarwo Nugroho (2014:108) “Penulis sebagai penata cahaya
menyiapkan equipment lighting yang telah disepakati bersama pada tahap pra
produksi kemudian mengatur tata letak lighting sesuai dengan apa yang telah
dikonsepkan pada saat pra produksi bersama produser, sutradara, dan penata
kamera”.
Menurut Sarwo Nugroho (2014:110) “Pada tahap terakhir yaitu bagian tahap
pasca produksi, tidak banyak hal yang dapat dilakukan oleh penulis”. Hal-hal yang
dapat dilakukan penulis pada saat pasca produksi hanya melihat kembali hasil
gambar yang telah masuk proses editing kemudian mengevaluasi bagian mana saja
yang mengalami masalah dalam proses pengambilan gambar pada saat produksi”.
Pemeriksaan ulang hasil gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah
diproduksi, menganalisa hasil akhir gambar, dan mendata kekurangan dari gambar
yang telah diambil serta mengevaluasi hasil akhir gambar.Ketiga tahap tersebut
berjalan dengan sangat baik karena adanya bantuan semua tim yang begitu solid
sehingga terciptalah hasil yang begitu memuaskan untuk semua tim.
FLOOR PLAN
Gambar III.41
Floor Plan Penata Cahaya
SPESIFIKASI ALAT
Spesifikasi Lighting
Kinoflo
jumlah kinoflo 2 Input Voltage : 100-240 VAC, 50/60 Hz Lamps : 4- 75W, 4
F75/T12 – optional Ballast : Switch dimming, included Mounting : 3/8 included,
Baby, Junior optional Weight Fixture : 11.5 lb (5.2 kg) Ballast : 6.1 lb (2.7 kg)
Kinoflo Set : - Ballast (1x) - C-Stand (1x) - Cable Connector (1x)
Gambar III.42
Lighting Kinoflo