BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi...

68
128 BAB III HUKUM KEWARISAN BADUY A. Hukum Kewarisan Islam Hukum waris dalam Islam dalam Bahasa Arab dinamakan ilmu faraid artinya ilmu “pembagian”, atau lebih jelas di artikan suatu ilmu yang menerangkan tata cara pembagian harta dari seseorang yang telah meninggal dengan pembagian-pembagian yang telah ditentukan untuk dibagikan kepada yang berhak menerimanya. 1 Dalam istilah hukum yang berlaku digunakan kata kewarisan, dengan mengambil kata asal waris” dengan tambahan awal “ke” dan akhiran “an”. Kata waris itu sendiri dapat berarti orang pewaris sebagai subjek dan dapat berarti pula proses. Dalam arti yang pertama mengandung makna “hal ihwal orang yang menerima harta warisan” dalam arti kedua mengandung kata “hal ihwal peralihan harta dari yang mati 1 Saifuddin arif, Praktek Pembagian Harta Peningalan Berdasarkan Hukum Waris Isla, (Jakarta: PP Darunnajah, 2007), h. 5

Transcript of BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi...

Page 1: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

128

BAB III

HUKUM KEWARISAN BADUY

A. Hukum Kewarisan Islam

Hukum waris dalam Islam dalam Bahasa Arab dinamakan

ilmu faraid artinya ilmu “pembagian”, atau lebih jelas di artikan

suatu ilmu yang menerangkan tata cara pembagian harta dari

seseorang yang telah meninggal dengan pembagian-pembagian

yang telah ditentukan untuk dibagikan kepada yang berhak

menerimanya.1

Dalam istilah hukum yang berlaku digunakan kata

kewarisan, dengan mengambil kata asal “waris” dengan

tambahan awal “ke” dan akhiran “an”. Kata waris itu sendiri

dapat berarti orang pewaris sebagai subjek dan dapat berarti pula

proses. Dalam arti yang pertama mengandung makna “hal ihwal

orang yang menerima harta warisan” dalam arti kedua

mengandung kata “hal ihwal peralihan harta dari yang mati

1 Saifuddin arif, Praktek Pembagian Harta Peningalan Berdasarkan

Hukum Waris Isla, (Jakarta: PP Darunnajah, 2007), h. 5

Page 2: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

129

kepada yang masih hidup”. Arti terakhir ini yang digunakan

dalam istilah hukum.2

Sedangkan menurut bahasa waris ialah berpindahnya

sesuatu dari seseorang kepada orang lain atau dari satu kaum

kepada kaum yang lain. pengertian menurut bahasa ini tidaklah

terbatas hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan harta, tetapi

mencakup harta benda dan non harta benda. Adapun dalam itilah

lain, waris adalah perpindahan hak kebendaan dari orang yang

meninggal dunia kepada ahli waris yang masih hidup.3

Menurut KHI pasal 171 huruf a yang dimaksud dengan

hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang

pemindahan hak kepemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris,

menentukan siapa –siapa yang berhak menjadi ahli waris dan

berapa bagiannya masing-masing. Harta warisan menurut hukum

Islam yaitu, sejumlah harta benda serta segala hak dari yang

meninggal dunia dalam keadaan bersih. Artinya, harta

2 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: Kencana,

2004), h. 7 3 Muhammad Ali Ash shabuni, Pembagian Harta Waris Menurut

Islam, (Jakarta: Gema Insani Pers 2001), h33

Page 3: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

130

peninggalan yang diwarisi oleh para ahli waris adalah sejumlah

harta benda serta segala hak, setalah dikurangi dengan

pembayaran hutang-hutang pewaris dan pembayaran-pembayaran

lain yang diakibatkan oleh wafatnya si peninggal waris.4

Sementara itu, harta warisan menurut KHI pasal 171 huruf e

memberi pengertian yaitu harta bawaan yang ditambah bagian

dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris

selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurasan jenazah,

pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabat.

Dasar dan sumber utama dari Hukum Islam sebagai

hukum agama adalah Alqur‟an dan sunnah Nabi. Yang secara

langsung mengatur permasalahan kewarisan tersebut antara lain:

Surat an-Nisa ayat 7 :

هورجال حرك ا م انصيب ل قربنوٱهوٱل حرك ا م صيب اولونساء ل نٱهو

نو قرباحركٱل م نولونساءصيب ا ل قربنوٱهو

ٱل ا روط ف ي

4 Muhammad Yasir Fauzi, Legislasi Hukum Kewarisan di Indonesia,

Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Vol 9, No. 2 Agustus 2016, h.63

Page 4: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

131

Artinya: “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta

peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita

ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan

kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang

telah ditetapkan.”

Ketentuan dalam ayat ini merupakan sebuah landasan dalam

menunjukka bahwa dalam agama Islam antara laki-laki dan

perempuan sama-sama mempunyai hak atas waris, bahwa

perempuan merupakan subjek hukum yang mempunyai hak dan

kewajiban. Bahwa Islam mengakui wanita sebagai subjek hukum,

dalam keadaan tertentu mampunyai hak waris, di jelaskan dalam

ayat Al-qur‟an sebagai berikut:

Surat An-Nisa Ayat 8:

حوإذا ثض ٱهقس ا ول

بأ موٱهقر ت يوٱل م س ىفٱل ىٱرزق ل ا وقل ي

عروفا ي ل ق

Artinya: “Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat,

anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu

(sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang

baik”.

Surat An-Nisa ayat 9:

Page 5: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

132

ولخش ي ٱل ا ق فويخ ى عوي ا خاف فا ع ط ث ي ذر ى خوف ي ا حرك ل لل ٱ

ا لسديد اق ولقل

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang

lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.

Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan

hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Surat An-Nisa ayat 10:

إن ي ٱل ل يو

أ كونميأ ت ٱل ا ار ى بط ف كون

يأ ا إن ا عو

يرا ع نس وسيصو

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak

yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh

perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-

nyala (neraka).

Surat An-Nisa ayat 11:

يصيكى ٱلل ظ ح ن ير ر ل للذ ى دك ول

أ نف ي ثي

ل ٱ ق ف نساء ك فإن

ي ذورٱذنخ فو ا فو ة حد و ج ك ن وإ حرك ا ي ٱلصف ا د ح و هك ي ة

ول

Page 6: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

133

ا دسي حرٱلس ا لكم ن ك ن ۥإ ل يك ى ه إن ف ل ۥو ورذ و ل ۥو ه ا ة

أ

يلٱلثود فل كن إن فۥف ة إخ ي

دس ل ٱلس و

أ ا ة يص ث وصي عد ب ي

ي

أ حدرون ل ؤكى ا ب

وأ ؤكى ءاةا ىدي ي فريظث عا نف هكى قرب

هأ لل ٱ

إن ٱلل ا احمي نعوي ك

Artinya: Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian

pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki

sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika

anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka

dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan

itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk

dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari

harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai

anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia

diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat

sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara,

maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian

tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)

sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-

anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang

lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan

dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana.

Surat An-Nisa ayat 12:

Page 7: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

134

يا صف ۞وهكى ل و ل كن فإن ول ل يك هى إن جكى و ز

أ حرك

عفوكى ب ٱلر ول ن دي و

أ ا ة ي يص ث وصي د ع ب ي حرك ا عم ب ٱلر ا م

ول كى ه يك ى ه ن إ هكىحركخى ن ك ن فإ فو ل و ٱلث ي حركخىن ا م

و

أ ث و لل رث ي ن رج ن ك وإن دي و

أ ا ة حصن ث وصي عد ب ة

رأ م ۥولٱ و

أ خ

أ

ا ي د ح و فوك خج

دس أ ٱلس

أ ا ك ثفإن فك لك ذ ي ف كء ش ى

ٱلثودن ي ث وصي ار مظ ير غ دي و

أ ا ة يص ث وصي عد ب هي وٱلل ٱلل ى عوي

حويى

Artinya: Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang

ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai

anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu

mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah

dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar

hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu

tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu

mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan

dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang

kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika

seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak

meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi

Page 8: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

135

mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang

saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari

kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-

saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu

dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat

olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi

mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian

itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.

Ayat-ayat diatas adalah ayat yang menjelaskan kewarisan

secara langsung serta masih ada lagi ayat-ayat yang berkaitan

dengan kewarisan yang menjadi sumber dan rujukan dasar hukum

kewarisan.

Hadist dari Muhammad Abdullah Ibnu Abbas yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhori:

ل عويوسوىقا للع بيصلىا ال ع سرضياللع عتا ا:عإة لحق أ

وا ضةأ ر,اهفرائ قيفلولىرجنذل واهألبخارئ)فاة (ر

“Berikanlah faraidh (bagian yang ditentukan) itu kepada yang

berhak dan selebihnya kepada laki-laki dari keturunan laki-laki

yang terdekat.”5

5 Al-bukhori, Shahih Bukhari, (Kairo: Darr wa Mathba Asy-

Sya‟biy,T.t) juz. IV, h. 181

Page 9: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

136

Hadist Nabi yang diriwayatkan dari Imron bin Hussein

menurut riwayat Imam Abu Daud:

لأناة قا يوسوىف للعو لىا بيص تىال نرجنأ نةحسيأ را عع

س للكالسد فقا تفالىيييراح تىيا (رواهأةداو)اةاةن

“Dari Umron bin Husain bahwa seorang laki-laki mendatang

nabiSaw. Sambil berkata: “bahwa anak laki-laki dari anak laki-

laki saya meninggal dunia, apa yang dapat dari harta

warisannya”.Nabi Berkata: “kamu mendapat seperenam”.

Adapun syarat pembagian warisan serta halangan untuk

menerima warisan menurut Islam adalah sebagai berikut:

1. Tiga syarat mendapatkan harta peninggalan atau warisan,

ayitu:

a. Pewaris benar-benar telah meninggal dunia. Baik

meninggal (mati) hakiki, yaitu kematian seseorang

yang dapat diketahui tanpa harus melalui pembuktian,

bahwa seorang telah meninggal dunia, maupun mati

hukmi, adalah kematian seseorang yang secara

yuridis ditetapkan melalui putusan hakim dinyatakan

Page 10: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

137

telah meninggal dunia, ini bisa terjadi seperti dalam

kasus seseorang dinyatakan hilang (al-mafqud) tanpa

diketahui dimana dan bagaimana keadaannya.

b. Ahli waris benar-benar masih hidup ketika pewaris

meninggal dunia, atau dengan putusan hakim

dinyatakan masih hidup pada saat pewaris meninggal.

Maka, jika dua orang yang saling mempunyai hak

waris satu sama lain meninggal bersama-sama, tetapi

tidak dapat diketahui siapa yang mati lebih dulu, maka

di antara mereka tidak terjadi waris-mewarisi.

Misalnya, orang yang meninggal dalam satu

kecelakaan penerbangan, tenggelam, kebakaran dan

sebagainya.6

c. Benar-benar dapat diketahui adanya sebab warisan

pada ahli waris, atau dengan kata lain, benar-benar

dapat diketahui bahwa ahli waris bersangkutan berhak

waris. Syarat ketiga ini disebutkan sebagaisuatu

penegasan yang diperlukan, terutama di pengadilan

6 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Waris Islam, (Yogyakarta: UII Press,

2001), Cet. 14, h. 20

Page 11: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

138

meskipun secara umum telah disebutkan dalam sebab-

sebab kewarisan.

2. Adanya beberapa sebab yang menjadi penghalang bagi

seseorang untuk mendapatkan warisan, dalam fiqih

mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi

dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

mencegah ahli waris dari mendapatkan seluruh haknya,

seperti membunuh, atau murtad, yaitu keluar dari agama

atau beda agama. Hajb bish syakhshy yakni adanya orang

yang lebih berhak daripadanya sehingga memahjubkan

(menghalanginya) untuk memperoleh bagian harta waris.7

a. Berbeda agama antara pewaris dan ahli waris. Alasan

penghalang ini adalah hadits Nabi yang mengajarkan

bahwa orang muslim tidak berhak waris atas harta

orang kafir dan orang kafir tidak berhak waris harta

orang muslim.

7 Muhammad Jawad Mughaniyah, Fiqh Lima Mazhab, terjemah

Masykur, Afif Muhammad, Idrus Al-Kaff, (Jakarta: Lentera Basri Tama,

2004), h568

Page 12: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

139

b. Pembunuhan. Hadits Nabi mengajarkan bahwa

pembunuhan tidak berhak mewaris atas peninggalan

orang yang dibunuh. Yang dimaksud dengan

membunuh adalah membunuh dengan sengaja yang

mengandung unsur pidana. Sementara pembunuhan

yang tidak menjadi penghalang mewarisi adalah:

1) Pembunuhan karena khiilaf

2) Pembunuhan yang dilakukan oleh orang yang

tidak cakap melakukan perbuatan hukum.

3) Pembunuhan yang dilakukan karena tugas, dan

4) Pembunuhan karena „uzur untuk membela diri.

c. Perbudakan. Perbudakan dianggap sebagai

penghalang waris mewarisi ditinjau dari dua sisi. Oleh

karena itu, budak tidak dapat mewarisi harta

peninggalan dari ahli warisnya dan tidak dapat

mewariskan harta untuk ahli warisnya, niscaya yang

memiliki warisan tersebut adalah tuannya, sedangkan

budak tersebut merupakan orang asing (bukan anggota

keluarga yuannya). Budak juga tidak dapat

Page 13: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

140

mewariskan harta peninggalan kepada ahli warisnya

karena dianggap tidak mempunyai sesuatu.

d. Perbedaan tempat tinggal (Berlainan Negara),

sebenarnya perbedaan kewarganegaraan ini tidak

melarang para pemeluk agama Islam untuk saling

mewarisi dengan demikian para ulama telah

bersepakat bahwa meskipun tempat tinggal berjuahan

atau bahkan berbeda tempat tinggal (negara) seorang

muslim tetap menjadi pewaris kerabat muslim lainnya.

Sedangkan hajb bish syakhshy terdiri dari dua macam

yaitu:

a. Hajb hirman terhalangnya seseorang untuk

memperoleh seluruh bagian harta warisan, padahal

seharusnya ia mendapatkannya. Seperti terhalangnya

kakek oleh seorang ayah. Ada 6 orang yag tidak dapat

di hajb hirman sehingga selama meraka akan

Page 14: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

141

mendapatkan warisan yaitu: anak laki-laki kandung,

anak perempuan kandung, ayah, ibu, suami dan istri.8

b. Hajb Nuqsha‟n, yaitu berkurangnya bagian seorang

ahli waris dari semestinya yang ia terima karena

adanya orang lain. Dengan demikian Hajb Nuqsha‟n

tidak menghalangi sama sekali orang yang berhak

menerima waris namun mengurangi bagiannya

sehingga ia tidak dapat memperoleh bagiannya secara

maksimal.

Dalam kewarisan Islam ada beberapa asas yang berkaitan dengan

peralihan harta kepada ahli waris, cara pemilikan harta oleh yang

menerima kadar jumlah harta dan waktu terjadinya peralihan

harta. Asas-asas tersebut yaitu:

1. Asas Ijbari

Asas Ijbari ialah pengalihan harta dari seseorang

yang meninggal dunia kepada ahli warisnya berlaku

dengan sendirinya menurut ketetapan Allah. Tanpa

8 Muhammad Ali Al-Sabonuni, Hukum Kewarisan, Terjemah,

Hamdan Rasyid, (Jakarta: Dar Al-Kutub Al-Islamiyah, 2005), h. 107

Page 15: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

142

digantungkan kepada kehendak pewaris dan ahli warisnya

dan asas ini dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:

a. Dari segi pewaris, mengandung arti bahwa sebelum

meninggal ia tidak dapat menolak peralihan harta

tersebut. Apa pun kemauan pewaris terhadap hartanya,

maka kemauannya dibatasi oleh ketentuan yang

ditetapkan oleh Allah. Oleh karena itu sebelum

meninggal ia tidak perlu memikirkan atau

merencanakan sesuatu terhadap hartanya, karena

dengan meninggalnya seseorang secara otomatis

hartanya beralih kepada ahli warisnya.

b. Dari segi peralihan harta, mengandung arti bahwa

harta orang yang meninggal itu beralih dengan

sendirinya, bukan dialihkan oleh siapa-siapa kecuali

oleh Allah. Oleh karena itulah kewarisan dalam Islam

diartikan dengan peralihan harta, bukan pengalihan

harta karena pada peralihan berarti beralih dengan

sendirinya sedangkan pada kata pengalihan ialah

usaha seseorang.

Page 16: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

143

c. Dari segi jumlah harta yang beralih, dari segi jumlah

dapat dilihat dari kata “mafrudan” secara etimologis

berarti telah ditentukan atau telah diperhitungkan,

kata-kata tersebut dalam terminologi ilmu Fikih,

berarti sesuatu yang telah diwajibkan Allah

kepadanya, yaitu berarti bagian waris sudah

ditentukan.

d. Dari segi penerima peralihan harta itu, yaitu bahwa

penerima harta, dan mereka yang berhak atas harta

peninggalan itu sudah ditentukan secara pasti.

2. Asas Bilateral

Yang dimaksud dengan asas bilateral dalam

hukum kewarisan Islam adalah seseorang menerima hak

kewarisan dari kedua belah pihak kerabat, yaitu dari garis

keturunan perempuan maupun keturunan laki-laki. Untuk

labih jelasnya asas bilateral ini dapat dilihat dalam surah

an-Nisa ayat : 7, dan 11. Dalam ayat 7 dijelaskan

dikemukakan bahwa seorang laki-laki berhak memperoleh

warisan dari pihak ayahnya maupun ibunya. Begitu juga

Page 17: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

144

dengan perempuan mendapat warisan dari kedua belah

pihak orang tuanya. Ayat ini merupakan dasar bagi

kewarisan bilateral selanjutnya dipertegas dalam surah an-

Nisa:11

ٱيصيكى لل حظ ن ير لر ىللذ دك ول

أ نٱف ي ثيل ء ا نس ك فإن

ق يٱف اذنخ و ةف حد و نكج احركوإ ي ذورا ف ٱفو لص ي ةول

ا ي حد و سٱهك د حرلس ا لكم ن ك ن ۥإ ل يك ى ه إن ف ۥول

وورذ ۥول يفل ه ا ة

د ٱأ للثو ن ك ن ۥفإ ي

فل ة س ٱإخ د لس ي

ي

أ ن حدرو ل ؤكى ا ب

وأ ؤكى ءاةا ي د و

أ ا ة يص ث وصي عد ىب

ي ظث فري عا قربهكىنف

هٱأ لل ن ٱإ لل ا احمي ي عو ن ك

Artinya : Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian

seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang

anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan

lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta

Page 18: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

145

yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja,

maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang

ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta

yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai

anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak

dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya

mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai

beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam.

(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah

dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar

hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu,

kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih

dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan

dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Bijaksana.

3. Asas Individual

Yang dimaksud asas individual ini adalah, setiap ahli

waris (secara individu) berhak atas bagian yang

didapatkan tanpa terikat kepada ahli waris lainnya.

Dengan demikian bagian yang diperoleh oleh ahli waris

secara individu berhak mendapatkan semua harta yang

telah menjadi bagiannya. Ketentuan ini dapat dijumpai

dalam ketentuan Alquran surat an-Nisa ayat 7 yang secara

garis besar menjelaskan bahwa anak laki-laki maupun

perempuan berhak menerima warisan dari orang tuanya

dan karib kerabatnya, terlepas dari jumlah harta yang

Page 19: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

146

telah ditentukan. Yang mengemukakan bahwa bagian

masing-masing ahli waris ditentukan.

4. Asas Keadilan Berimbang

Yang dimaksud asas keadilan berimbang adalah

keseimbangan antara hak dengan kewajiban dan

keseimbangan antara yang diperoleh dengan kebutuhan

dan kegunaan. Dengan perkataan lain dapat dikemukakan

bahwa faktor jenis kelamin tidak menentukan dalam hak

kewarisan.

5. Kewarisan Akibat Kematian

Hukum waris Islam memandang bahwa terjadinya

peralihan harta hanya semata-mata karena adanya

kematian. Dengan perkataan lain harta seseorang tidak

dapat beralih apabila belum ada kematian. Apabila

pewaris masih hidup maka peralihan harta tidak dapat

dilakukan dengan pewarisan.

B. Hukum Kewarisan Adat

Page 20: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

147

Ada beberapa perbedaan pendapat mengenai pengertian

hukum adat, yang dikemukakan oleh berbagai ahli dalam bidang

hukum adat, baik dari sarjana Indonesia maupun dari sarjana luar

negeri. Akan tetapi secara umum, pengertian hukum adat adalah

suatu aturan atau hukum yang tidak tertulis dalam peraturan

perundang-undangan, yang meliputi peraturan hidup, dan

meskipun tidak ditetapkan oleh pihak yang berwajib atau

pemerintah, namun ditaati dan didukung oleh masyarakat

berdasarkan atas keyakinan yang telah turun temurun dari nenek

moyang yang kemudian dijadikan kekuatan hukum.9

Sistem hukum adat bersumber dari peraturan-peraturan

hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang serta

dipertahankan oleh masyarakat dengan penuh kesadaran.

Sehingga hukum adat mempunyai tipologi tradisional yang

berpangkal pada keinginan nenek moyang, yang diterapkan

9 Dwi Sulastri, Pengantar Hukum Adat, (Bandung: CV, Pustaka Setia,

2015), cet 1, h. 26

Page 21: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

148

dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun dalam

kancah sosial lainnya.10

Hukum adat biasa nya berbeda dari satu daerah terhadap

daerah lainnya, perbedaan terjadi karena kondisi tempat, bahasa,

dan kebiasaan masyarakat yang berbeda pula. Misalnya orang

Minangkabau datang ke daerah Sunda dengan membawa tradisi-

tradisinya, secara cepat mereka akan mengikuti adat Sunda.

Setiap daerah mempunyai adat lokal yang sesuai dengan

karakteristik dan kebiasaan yang tumbuh dan berkembang pada

masyarakat tersebut.

Hukum adat yang tumbuh dan berkembang di Indonesia

diantaranya adalah hukum adat keagamaan, hukum adat

perantauan, hukum adat teritorial, dan hukum adat genealogis.11

Penjelasan undang-undang dasar 1945 dalam BAB VI

Pasal 18 ayat 18 ayat (2) menyatakan bahwa dalam teritoir negara

Indonesia terdapat lebih kurang 250

zelfbesturendelandelandchappen dan volksgemeenschappen

10

Dwi Sulastri, Pengantar Hukum Adat,......h. 5 11

Dwi Sulastri, Pengantar Hukum Adat,......h. 26

Page 22: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

149

seperti desa di Jawa dan Bali, negeri Minangkabau, dusun dan

marga di palembang dan sebagainya. Daerah-daerah itu

mempunyai susunan asli, dan oleh karenanya dapat dianggap

sebagai daerah yang bersifat istimewa. Negara Republik

Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa

tersebut dan segala peraturan negara yang mengenai daerah-

daerah itu akan mengingati hak-hak asal-usul daerah tersebut.12

Istilah “hukum adat” adalah terjemahan dari istilah dalam

bahasa Belanda “adatrecht”. Orang pertama yang menggunakan

istilah “adatrecht” adalah Snouck Hurgronje, beliau seorang ahli

sastra ketimuran berkebangsaan Belanda. Istilah tersebut, yang

kemudian dikutip dan dipakai selanjutnya oleh Van Vollenhoven

sebagai istilah teknis – yusridis.13

Istilah kebiasaan adalah terjemahan dari bahasa Belanda

gewoonte, sedangkan istilah adat berasal dari istilah Arab yaitu

12

Anonimus, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, (Jakarta: Sekjen

MPR RI, 2011), h. 51 13

Bushar Muhammad, Asas-Asas Hukum Adat Suatu Pengantar,

(Jakarta: Pradanja Paramita, 1991), h. 9

Page 23: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

150

adah, yang dimaksudkan juga kebiasaan. Jadi istilah kebiasaan

dan adat mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan.14

Ilmu hukum membedakan pengertian kebiasaan dan adat,

perbedaan itu dapat dilihat dari segi pemakaiannya sebagai

prilaku atau tingkah laku manusia , atau dilihat dari segi sejarah

pemakaian istilahnya dalam hukum di Indonesia.15

Sebagai prilaku manusia istilah biasa berarti apa yang

selalu terjadi, apa yang lazim terjadi, sehingga kebiasaan berarti

kelaziman. Misalnya mengucapkan salam adalah kebiasaan orang

Islam kepada orang lain yang beragama Islam, sedangkan

menjawab salam tidak saja kebiasaan perseorangan akan tetapi

juga kebiasaan masyarakat. Apabila kebiasaan itu selalu

dilakukan oleh orang banyak, maka kebiasaan itu menjadi adat,

jadi adat adalah kebiasaan pribadi yang diterima dan dilakukan

oleh masyarakat.16

14

Halim Hadikusuma, Bahasa Hukum Indonesia, (Bandung: PT,

Alumni, 2013), Cet, ke 5, h. 29 15

Halim Hadikusuma, Bahasa Hukum Indonesia,..........h. 30 16

Halim Hadikusuma, Bahasa Hukum Indonesia,............h. 37

Page 24: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

151

Perundang-undangan di Indonesia membedakan pemakaian

istilah kebiasaan dan adat, ada kebiasaan di luar perundang-

undangan dan ada kebiasaan yang diakui perundang-undangan,

sedangkan adat selalu diartikan di luar perundangan karena tidak

tertulis.

Hukum adat merupakan hukum yang tidak bisa lepas dari

masyarakat Indonesia. Karena pada dasarnya masyarakat

Indonesia telah patuh terhadap hukum adat yang merupakan

hukum tidak tertulis yang telah mendarah daging bagi masyarakat

Indonesia sejak dilahirkan.17

Hukum adat merupakan istilah teknis ilmiah yang

menunjukan aturan-aturan atau kebiasaan-kebiasaan masyarakat

tertentu tidak secara tertulis dalam suatu aturan yang dibuat oleh

pemerintah, namun hukum adat tersebut dapat tumbuh dan

berkembang pada masyarakat sekitar atau adat lokal.

Mendefinisikan hukum adat sangat sulit sekali karena:

17

Soerojo Wihnjodipoero, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat,

(Jakarta: Gunung Agung, 1995), Cet, XIV, h.78

Page 25: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

152

1. Hukum adat itu masih dalam pertumbuhan;

2. Hukum adat secara langsung selalu membawa kita kepada

dua keadaan yang justru merupakan sifat dan pembawaan

hukum adat itu, ialah

a. Tertulis dan tidak tertulis

b. Pasti atau tidak pasti;

c. Hukum raja, atau hukum rakyat, dan sebagainya.18

Hukum adat merupakan hukum yang hidup di negara

Indonesia, yang memiliki jiwa, sifat, serta kepribadian sendiri,

kepribadian Indonesia dan berdasarkan Pancasila, sedang

bentuknya bisa tertulis maupun tidak tertulis. Dalam masyarakat

Indonesia terdapat tiga macam persekutuan hukum, yaitu:

1. Persekutuan hukum genealogis, yang warganya mempunyai

hubungan erat atas keturunan yang sama, dan faktor

keturunan (genealogis faktor) merupakan hal yang penting

sekali.

18

Imam Sudarajat, Asas-Asas Hukum Adat, (Yogyakarta: Liberti,

2008), h. 6

Page 26: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

153

2. Persekutuan hukum teritorial, yang warganya terikat oleh

suatu daerah dan wilayah tertentu, yang faktor teritorial

(teritorial faktor) merupakan hal yang penting sekali,

3. Persekutuan hukum genealogis-teritorial, yang faktor

genealogis maupun faktor teritorial mempunyai tempat yang

berarti.19

Beberapa definisi hukum adat yang dikemukakan oleh para

ahli hukum atau sarjana hukum, yaitu:

a. R. Supomo

R. Supomo membagi definisi hukum adat yaitu:

1) Hukum adat adalah hukum non statuair, adalah hukum

yang sebagian besar merupakan hukum kebiasaan dan

sebagian kecil hukum Islam. Hukum adat ini juga

meliputi hukum yang berdasarkan keputusan-

keputusan hakim yang berisi asas-asas hukum, hukum

adat berurat dan berakar pada kebudayaan tradisional.

19

Soekanto, Meninjau Hukum Adat Indonesi, (Jakarta: CV, Rajawali,

1981), h15

Page 27: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

154

2) Hukum adat adalah hukum tidak tertulis, hukum yang

hidup sebagai peraturan kebiasaan yang dipertahankan

dalam pergaulan hidup baik di kota-kota maupun di

desa-desa, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 32

UUDS 1950.

Dapat disimpulkan bahwa hukum adat yang

tidak tertulis menurut R. Soepomo adalah:

a) Peraturan legislatif yang tidak tertulis;

b) Hukum yang hidup dalam hukum

kenegaraan;

c) Keputusan-keputusan Hakim;

d) Hukum kebiasaan, termasuk aturan pedesaan

dan keagamaan.20

b. Soekanto

Hukum adat adalah kompleks adat-adat yang

kebanyakan tidak dikitabkan, tidak dikodifikasikan dan

bersifat paksaan memiliki sanksi hukum.21

20

Dewi Sulastri, Pengantar Hukum Adat, (Bandung: CV, Pustaka

Setia, 2015), Cet. 1, h. 26

Page 28: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

155

c. Hazairin

1) Adat adalah resapan kesusilaan dalam masyarakat,

yaitu bahwa kaidah-kaidah adat itu berupa kaidah-

kaidah kesusilaan yang sebenarnya telah mendapat

pengakuan umum dalam masyarakat itu.22

2) Perbedaan sifat dan corak antara kaidah kesusilaan

dengan kaidah hukum dapat dilihat dari bentuk

perkuatannya (sanksinya). Dalam ajaran Islam dikenal

dengan ahkamu khamsah yaitu 1). Fardu (wajib), 2.

Haram (larangan), 3. Sunnah-mandub-mustahab

(anjuran), 4. Makruh (celaan), 5. Jaiz (kebolehan).23

d. M.M. Djojodigoeno

Hukum adat adalah hukum yang hidup yang pada

pelaksanaannya tidak terkait pada ugeran-ugeran (norma)

hukum (pepacak-pepacak perundangan dan norma preseden

21

C. Dewi Wulansari, Hukum Adat Indonesia Suatu Pengantar,

(Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), Cet. 3, h. 4 22

Hazairin, Kesusilaan dan Hukum, (Jakarta: Tinta Mas, 1952), Lihat

pula, C. Dewi Wulansari, Azas Adat Indonesia Suatu Penganta, (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2014), Cet. 3, h.5 23

Hazairin, Hadist Kewarisan dan Sistem Bilateral, (Jakarta: Tinta

Mas, 1962), h. 8

Page 29: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

156

yang telah ada. Hukum adat apabila dilawan dengan hukum

perundang-undangan, maka hukum adat itu adalah hukum

yang tidak bersumber pada peraturan.24

Ada dua kategori sumber hukum, yaitu sumber

kekuasaan negara dan kekuasaan rakyat:

1) Kekuasaan negara meliputi:

a) Perundangan, sebagai keputusan legislatif;

b) Keputusan pejabat, seperti keputusan eksekutif

atau yudikatif

2) Kekuasaan rakyat meliputi:

a) Adat kebiasaan;

b) Keputusan kelembagaan;

c) Pemberontakan terhadap kekuasaan

pemerintah dan perang saudara.25

e. Soediman Kartohadiprodjo

1) Perbedaan hukum adat dan hukum tidak tertulis

24

Djojodigoeno, Asas-Asas Hukum Adat, (Yogyakarta: Gajahmada,

1958), h. 7 25

Djojodigoeno, Asas-Asas Hukum Adat..h. 7

Page 30: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

157

Memang hukum adat itu berbentuk tidak tertulis

tetapi tidak dapat dilupakan bahwa dunia pemikiran

(denkstruktur) yang menjadi dasar hukum adat adalah

jauh berlainan dari hukum tidak tertulis atau hukum

kebiasaan sebagaimana terdapat dalam pasal 15 AB.

Istilah hukum adat tidak tertulis lebih luas artinya dari

hukum adat. Oleh karena hukum adat adalah suatu jenis

hukum tidak tertulis yang tertentu, yang mempunyai dasar

pemikiran yang khas, yang prinsipil berbeda dengan dari

hukum tertulis lainnya. Hukum adat yang karena tersusun

dengan dasar pemikiran tertentu yang prinsipal berbeda

dengan pemikiran hukum barat.26

2) Hukum nasional harus berdasarkan hukum adat

Hukum itu sebagai gejala dan pergaulan yang

hidup selalu bergejolak, dalam keadaan dorong-

mendorong dengan gejala yang lain. Oleh kerana itu

26

Soediman Kartohadiprodjo, Hukum Nasional Beberapa Tcatatan,

(Jakarta: Bima Cipta, 1968), h. 28

Page 31: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

158

hukum nasional harus berlandaskan hukum adat atau asas-

asas pemikiran hukum adat.27

f. Bushar Muhammad

Hukum adat adalah hukum yang mengatur tingkah

laku manusia Indonesia dalam hubungan satu sama lain, baik

yang merupakan keseluruhan kelaziman, kebiasaan dan

kesusiliaan yang benar-benar hidup di masyarakat adat karena

dianut dan dipertahankan oleh anggota masyarakat, maupun

keseluruhan peraturan-peraturan yang mengenai sanksi atas

pelanggaran yang ditetapkan dalam keputusan para penguasa

adat (mereka yang mempunyai kewibawaan dan berkuasa

memberi keputusan dalam masyarakat adat itu, yaitu dalam

keputusan lurah, penghulu, wali tanah, kepala adat, dan

hakim)

g. H. Halim Hadikusuma

Istilah hukum adat berasal dari bahasa Arab Hukm dan

Adah. Kata Huk‟m (jama: ahkam) mengandung arti perintah

atau suruhan, sedangkan kata adah berarti kebiasaan. Dari

27

Soediman Kartohadiprodjo, Hukum Nasional Beberapa

Tcatatan,.......h. 28

Page 32: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

159

kedua kata itu lahirlah istilah hukum adat yang mengandung

arti aturan kebiasaan.

Pengertian hukum adat menurut sejarah Barat :

1) Cornelis Van Vollenhoven

Cornelis Van Vollenhoven sebagai orang pertama

yang telah menjadikan hukum adat sebagai ilmu pengetahuan,

sehingga hukum adat dapat sejajar dengan hukum dan ilmu

hukum yang lain. Ia mengartikan bahwa hukum adat adalah

himpunan peraturan tentang prilaku yang berlaku bagi orang-

orang pribumi dan orang-orang timur asing pada satu pihak

mempunyai sanksi (karena bersifat hukum) dan dalam

keadaan tidak dikodifikasikan (karena adat).28

Rumusan

Cornelis Van Vollenhoven sangat tepat untuk

mendeskripsikan adat rech pada zaman tersebut bukan untuk

hukum adat masa kini.29

2) Berend Ter Haar Bzn

28

Van Vollenhoven, Orientasi dalam Hukum Adat Indonesia,

(Jakarta: Jambatan, 1983), h. 14. Lihat pula, Hilman Hadikusuma, Pengantar

Ilmu Hukum Adat Indonesia, (Bandung: Mandar Maju, 2003), h. 13 29

Abdurrahman, Hukum Adat Menurut Perundang-Undangan

Republik Indonesia, (Jakarta: Cendana Press, 1984), h. 17-18

Page 33: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

160

Hukum adat adalah keseluruhan aturan yang

menjelma dari keputusan-keputusan para fungsionaris hukum

(dalam arti luas) yang mempunyai kewibawaan serta

mempunyai pengaruh dan yang dalam pelaksanaan

berlakunya serta merta dan ditaati dengan sepenuh hati.30

Adat dapat dikatakan hukum ketika adanya keputusan

tentang hukum oleh para petugas hukum masyarakat atau

petugas hukum adat. Pendapat Ter Haar Bzn banyak

dipengaruhi oleh pemikiran Jhon Chipman Gray dari Inggris

dengan teorinya “ all the law is judge made law” (semua

hukum itu adalah hukum keputusan hakim), sebagaimana

yang berlaku di negara-negara Anglo Saxon (Amerika

Serikat, Afrika Selatan) yang menganut sistem “pradilan

preseden” dimana para hakim wajib mengikuti yurisprudensi

keputusan hakim terdahulu. Sistem ini tidak sejalan dengan

sistem peradilan Belanda di Indonesia yang berpegang pada

hukum kodifikasi.

30

Ridwan Halim, Hukum Adat dalam Tanya Jawab, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1985), h 12

Page 34: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

161

Istilah waris di dalam kelengkapan istilah hukum

waris adat diambil alih dari bahasa Arab yang telah menjadi

bahasa Indonesia, dengan pengertian bahwa di dalam hukum

waris adat tidak semata–mata hanya menguraikan tentang

waris dalam hubungannya dengan ahli waris, tetapi lebih luas

dari itu.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, hukum waris

adat adalah hukum adat yang memuat garis–garis ketentuan

tentang sistem dan asas–asas hukum waris, tentang harta

warisan, pewaris dan waris serta cara bagaimana harta

warisan itu di alihkan penguasaan dan pemillikannya dari

pewaris kepada ahli waris. Hukum waris adat sesungguhnya

adalah hukum penerusan harta kekayaan dari satu generasi

kepada keturunannya. Dalam hal ini perhatikan bagaimana

pendapat para ahli hukum adat di masa lampau tentang

hukum waris adat.

TEER HAAR Menyatakan :

“… het adaterfrecht de rechtsregelen, welke

betrekking hebben op het boeiende, eeuwige process van

Page 35: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

162

doorgeven e overgaan van het materiele en immateriele

vermogen van generatie.”31

“… hukum waris adat adalah aturan–aturan hukum

yang mengenai cara bagaimana dari abad ke abad penerusan

dan peralihan dari harta kekayaan yang berwujud dan tidak

berwujud dari generasi ke generasi.”

SOEPOMO menyatakan :

“ hukum adat waris membuat peraturan–peraturan

yang mengatur proses meneruskan serta mengoperkan

barang–barang harta benda dan barang–barang yang tidak

berwujud benda (immateriele goederen) dari suatu angkatan

manusia (generatie) kepada turunannya.”32

Dengan demikian hukum waris itu memuat ketentuan–

ketentuan yang mengatur cara penerusan dan peralihan harta

kekayaan (berwujud atau tidak berwujud) dari pewaris kepada

para ahli waris nya. Cara penerusan dan peralihan harta

kekayaan itu dapat berlaku sejak pewaris masih hidup atau

31

Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, (Bandung : PT Citra

Aditya Bakti, 2003), h. 7. 32

Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat,,..... h. 8.

Page 36: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

163

setelah pewaris meninggal dunia. Jadi bukanlah sebagaimana

dikemukakan WIRJONO.

“… pengertian “warisan” ialah, bahwa warisan itu

adalah soal apakah dan bagaimanakah pelbagai hak–hak

dan kewajiban–kewajiban tentang kekayaan seorang pada

waktu ia meninggal dunia akan beralih kepada orang lain

yang masih hidup.”33

Jadi warisan menurut Wirjono adalah cara

penyelesaian hubungan hukum dalam masyarakat yang

melahirkan sedikit banyak kesulitan sebagai akibat dari

wafatnya seorang manusia, dimana manusia yang wafat itu

meninggalkan harta kekayaan. Perhatikan istilah warisan

diartikan sebagai cara penyelesaian bukan diartikan

bendanya. Kemudian cara penyelesaian itu sebagai akibat dari

kematian seorang, sedangkan kami mengartikan warisan itu

adalah bendanya dan penyelesaian harta benda seseorang

kepada ahli warisnya dapat dilaksanakan sebelum ia wafat.34

33

Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat,...... h. 8. 34

Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat,,..... h. 10

Page 37: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

164

Hukum waris adat itu mempunyai corak dan sifat –

sifat tersendiri yang khas, Indonesia yang berbeda dari

Hukum Islam maupun hukum barat. Sebab perbedaannya

terletak dari latar belakang alam fikiran bangsa Indonesia

yang berfalsafah Pancasila dengan masyarakat yang Bhineka

Tunggal Ika. Latar belakang itu pada dasarnya adalah

kehidupan bersama yang bersifat tolong menolong guna

mewujudkan kerukunan, keselarasan dan kedamaian dalam

hidup.35

Bangsa Indonesia murni alam fikirannya berazas

kekeluargaan dimana kepentingan hidup yang rukun damai

lebih diutamakan dari sifat–sifat kebendaan dan

mementingkan diri sendiri. Jika pada belakangan ini nampak

sudah banyak kecenderungan adanya keluarga–keluarga yang

mementingkan kebendaan dengan merusak kerukunan hidup

kekerabatan atau ketetanggaan maka hal itu merupakan suatu

35

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Waris Indonesia, Sumur, Bandung,

1978, h. 41

Page 38: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

165

krisis akhlak, antara lain disebabkan pengaruh kebudayaan

asing yang menjajah alam fikiran bangsa Indonesia.36

Harta warisan menurut hukum waris adat tidak

merupakan kesatuan yang dapat dinilai harganya, tetapi

merupakan kesatuan yang tidak terbagi atau dapat terbagi

menurut jenis macamnya dan kepentingan para ahli warisnya.

Harta warisan adat tidak boleh dijual sebagai kesatuan, dan

uang penjualan itu lalu dibagi–bagikan kepada para ahli waris

menurut ketentuan yang berlaku sebagaimana didalam

Hukum Waris Islam atau hukum waris barat.

Harta warisan adat terdiri dari harta yang tidak dapat

dibagi–bagikan penguasaan dan pemilikannya kepada para

ahli waris dan ada yang dapat dibagikan. Harta yang tidak

terbagi adalah milik bersama para ahli waris, ia tidak boleh

dimiliki secara perseorangan, tetapi ia dapat dipakai dan

dinikmati.

Harta warisan adat yang tidak terbagi dapat digadai

jika keadaan sangat mendesak berdasarkan persetujuan para

36

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Waris Indonesia,......h. 43

Page 39: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

166

tua–tua adat dan para anggota kerabat bersangkutan. Bahkan

jika harta warisan yang terbagi kalau akan dialihkan (dijual)

oleh ahli waris kepada orang lain harus dimintakan pedapat

diantara para anggota kerabat, agar tidak melanggar hak

ketetanggaan dalam kerukunan kekerabatan.37

Seperti telah dikemukakan bahwa hukum waris

merupakan salah satu bagian dari sistem kekeluargaan yang

terdapat di Indonesia. Oleh karena itu, pokok pangkal uraian

tentang hukum waris adat bertitik tolak dari bentuk

masyarakat dan sifat kekeluargaan yang terdapat di Indonesia

menurut sistem keturunan. Setiap sistem keturunan yang

terdapat dalam masyarakat Indonesia memiliki kekhususan

dalam hukum warisnya yang satu sama lain berbeda-beda,

yaitu :

1. Sistem Patrilineal, yaitu kekeluargaan yang menarik

garis keturunan pihak nenek moyang laki-laki.

37

Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat,.......h. 10.

Page 40: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

167

2. Sistem Matrilineal, yaitu sistem kekeluargaan yang

menarik garis keturunan pihak nenek moyang

perempuan.

3. Sistem Parental atau Bilateral, yaitu sistem yang

menarik garis keturunan dari dua sisi baik dari pihak

ayah maupun dari pihak ibu. Didalam sistem ini

kedudukan anak laki-laki dan perempuan dalam

hukum waris sama dan sejajar.

Dari ketiga keturunan di atas, mungkin masih ada

variasi yang lain yang merupakan perpaduan dari ketiga

sistem tersebut, misalnya sistem patrilineal beralih-alih

(alternerend) dan sistem unilateral berganda (dubbel

unilateral) namun tentu saja masing-masing sistem memiliki

ciri khas yang berbeda dengan sistem yang lainnya.

Di samping sistem kekeluargaan yang sangat

berpengaruh terhadap pengaturan hukum adat waris terutama

terhadap penetapan ahli waris dan bagian harta peninggalan

yang diwariskan, hukum adat waris mengenal tiga sistem

kewarisan yaitu :

Page 41: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

168

a. Sistem kewarisan individual yaitu sistem kewarisan

yang menentukan bahwa para ahli waris mewarisi

secara perorangan, misalnya di : Jawa, Batak,

Sulawesi, dan lain-lain.

b. Sistem kewarisan kolektif, yaitu sistem menentukan

bahwa para ahli waris mewarisi harta peninggalan

secara bersama-sama (kolektif) sebab harta

peninggalan yang diwarisi itu tidak dapat dibagi-bagi

pemiliknya kepada masing-masing ahli waris.

c. Sistem kewarisan mayorat, yaitu sistem kewarisan

yang menentukan bahwa harta peninggalan pewaris

hanya diwarisi oleh seorang anak.38

Atau pengalihan

hak penguasaan atas harta yang tidak terbagi-bagi itu

dilimpahkan kepada anak tertua yang bertugas sebagai

pemimpin rumah tangga.39

Sistem pewarisan mayorat

contohnya di Pulau Bali, dimana anak laki-laki tertua

mempunyai hak mayorat tetapi dengan kewajiban

38

Eman Suparman, Hukum Waris Indonesia dalam Presfektif Islam,

Adat, dan BW, (Bandung: PT Refika Aditama 2014), h 43. 39

Hilman Hadikusuma, Hukum Keluarga Adat, Jakarta, Fajar Agung,

1987, h. 29.

Page 42: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

169

memelihara adik-adiknya serta mengawinkan

mereka.40

Azas mayorat dalam pewarisan anak sulung ini dapat

menjadi lemah, apabila di antara anak lelaki yang lebih muda

menuntut agar harta warisan orang tua dibagi guna modal

kehidupan keluarganya. Di Bali keadaan ini sudah mulai

berkembang, bahwa sistem mayorat melemah karena anak

sulung tidak lagi menetap menunggu rumah tua, melainkan

telah pula mengikuti perkembangan zaman hidup di kota.41

Ketiga sistem pewarisan tersebut masing masing tidak

langsung menunjuk pada satu bentuk susunan masyarakat

tertentu tempat sistem pewarisan itu berlaku. Sistem tersebut

dapat ditemukan juga dalam berbagai bentuk susunan

masyarakat, bahkan dalam satu bentuk susunan masyarakat

dapat ditemui lebih dari satu sistem pewarisan.

40

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Waris Indonesia, Bandung, Sumur,

1978, h. 153 41

Hilman Hadikusuma, Hukum Keluarga, … h. 74.

Page 43: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

170

Kemudian di dalam hukum waris adat dikenal

beberapa prinsip (azas umum) di antaranya adalah sebagai

berikut :

1) Jika pewarisan tidak dapat dilaksanakan secara

menurun, maka warisan ini dilakukan secara ke atas

atau ke samping. Artinya yang menjadi ahli waris

ialah pertama-tama anak laki atau perempuan dan

keturunan mereka. Kalau tidak ada anak atau

keturunan secara menurun, maka warisan itu jatuh

pada ayah, nenek dan seterusnya keatas. Kalau ini

juga tidak ada yang mewarisi adalah saudara-saudara

sepeninggalan harta dan keturunan mereka yaitu

keluarga sedarah menurut garis kesamping, dengan

pengertian bahwa keluarga yang terdekat

mengecualikan keluarga yang jauh.

2) Menurut hukum adat tidaklah selalu harta peninggalan

seseorang itu langsung dibagi di antara para ahli waris

ketika si pewaris meninggal dunia, tetapi merupakan

satu kesatuan yang pembagiannya ditangguhkan dan

Page 44: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

171

adakalanya tidak dibagi sebab harta tersebut tidak

tetap merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dibagi

untuk selamanya.

3) Hukum adat mengenal prinsip penggantian tempat

(Plaats Vervulling). Artinya seorang anak sebagai ahli

waris dari ayahnya, maka tempat dari anak itu

digantikan oleh anak-anak dari yang meninggal dunia

tadi (cucu dari sepeninggalan harta).

4) Dikenal adanya lembaga pengangkatan anak (adopsi),

dimana hak dan kedudukan juga bisa seperti anak

sendiri (kandung).42

Dalam masyarakat terutama masyarakat pedesaan

sistem keturunan dan kekerabatan adat masih tetap

dipetahankan dengan kuat. Hazairin mengatakan bahwa hukum

waris adat mempunyai corak tersendiri dari alam pikiran

masyarakat yang tradisional dengan bentuk kekerabatan yang

sistem keturunannya patrilineal, matrilineal, parental atau

bilateral.

42

Hilman Hadikusuma, Hukum Keluarga, … h. 82

Page 45: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

172

Harta warisan merupakan objek hukum waris yang

berarti semua harta yang ditinggalkan oleh seseorang yang

meninggal dunia (pewaris). Pengertian harta dalam hal ini tidak

saja menyangkut harta yang mempunyai nilai ekonomis saja,

melainkan meliputi pula harta yang mempunyai arti religius.

Soeripto menjelaskan bahwa setiap keluarga Hindu Bali

mempunyai harta / kekayaan keluarga berupa harta benda baik

yang mempunyai nilai-nilai magis religius yaitu yang ada

hubungannya dengan keagamaan/upacara-upacara keagamaan

dan harta tidak mempunyai nilai magis religius antara lain :

harta akas kaya, harta jiwa dana, harta druwe gabro.

Ditinjau dari macamnya, harta warisan menurut

hukum adat dapat dibedakan menjadi :

1) Harta Pusaka

Harta Pusaka adalah harta yang mempunyai nilai

magis religius dan lazimnya tidak dibagi-bagi. Proses

pewarisannya dipertahankan di lingkungan keluarga

secara utuh dan turun temurun jangan sampai keluar dari

lingkungan keluarga. Di Bali harta pusaka ini umumnya

Page 46: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

173

berkaitan dengan tempat-tempat persembahyangan,

sehingga keutuhannya tetap dipertahankan demi

kepentingan keagamaan dan bukan untuk kepentingan

lain. Hal ini mengingat masyarakat Bali yang mayoritas

menganut agama Hindu. Adapun yang termasuk jenis

harta pusaka di Bali adalah sanggah, keris pengentas,

alat-alat upacara, tanah bukti pemerajaan, laba pura dan

druwe tengah.

2) Harta Bawaan

Harta bawaan adalah harta warisan yang asalnya

bukan didapat karena jerih payah bekerja sendiri dalam

perkawinan melainkan merupakan pemberian karena

hubungan cinta kasih, balas jasa atau karena sesuatu

tujuan. Pemberian ini dapat terjadi dalam bentuk benda

tetap atau barang bergerak. Di Bali harta bawaan ini

disebut harta bebaktan yang terdiri dari :

a) Harta akas kaya yaitu harta yang diperoleh

suami / istri masing-masing atas jerih payah

sendiri sebelum masuk jenjang perkawinan.

Page 47: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

174

Setelah kawin dan mereka hidup rukun

sebagai suami istri, maka harta aksa kaya ini

jadi harta bersama / druwe gabro.43

b) Harta jiwa dana yaitu pemberian secara tulus

ikhlas dari orang tua kepada anaknya baik

laki-laki maupun wanita sebelum masuk

perkawinan. Pemberian jiwa dana ini bersifat

mutlak dan berlaku seketika, ini berarti bahwa

penerima jiwa dana dapat

memindahtangankan harta tersebut tanpa

meminta izin dari saudara-saudaranya. Begitu

pula apabila anak wanita yang kawin keluar,

istri yang cerai dari suamnya, ia tetap berhak

membawa harta jiwa dana tersebut.

3) Harta Bersama

Harta bersama yaitu harta yang diperoleh suami istri

dalam perkawinan. Pada hukum adat Bali disebut harta

43

Ter Haar Bzn, Asas-asas dan Susunan Hukum Adat,

Diterjemhakan oleh K. Ng. Soebekti Proesponoto, Pradnya Paramita, Jakarta,

1982, h. 226

Page 48: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

175

druwe gabro. Penyebutan istilah harta bersama ini

ternyata belum ada keseragaman di Bali, ada yang

menyebut guna kaya, maduk sekaya, pekaryan sareng,

peguna kaya, sekaya bareng kalih dan sebagainya. Apabila

terjadi perceraian, barang-barang yang disebut barang guna

kaya (druwe gabro) itu harus dibagi dua sama rata.44

Menurut hukum adat anak-anak dan si peninggal warisan

merupakan golongan ahli waris yang terpenting. Oleh karena

mereka pada hakikatnya merupakan satu-satunya golongan ahli

waris, sebab lain-lain anggota keluarga tidak menjadi ahli waris,

apabila si peninggal warisan meninggalkan anak-anak. Jadi

dengan adanya anak-anak, maka kemungkinan lain-lain anggota

keluarga dari peninggal warisan untuk menjadi ahli waris

tertutup.45

Imam Sudiyat,46

memberikan pendapat bahwa pada

umumnya yang menjadi ahli waris ialah para warga yang paling

44

I Ketut Artadi, Hukum Adat Bali dengan Aneka Masalahnya

Dilengkapi dengan Yuriprudensi, Cetakan Kedua, Bali, Setia Kawan, 1987, h.

27.

46

Iman Sudiyat, Peta Hukum Waris Indonesia, Kertas Kerja

Simposium Hukum Waris Nasional, 1983, h. 162.

Page 49: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

176

karib dalam generasi berikutnya, ialah anak-anak yang dibesarkan

di dalam keluarga/brayat si pewaris, yang pertama-tama mewarisi

ialah anak-anak kandung. Jadi ahli waris utama dalam hukum

adat adalah anak kandung dan dasar mewaris dalam hukum adat

adalah hubungan darah. Apabila pewaris tidak mempunyai anak

kandung maka anak angkat berhak atas warisan sebagai anak,

bukan sebagai orang asing. Sepanjang perbuatan ambil anak telah

menghapuskan perangainya sebagai orang asing dan

menjadikannya perangai anak, maka anak angkat berhak atas

warisan sebagai seorang anak.47

Menurut hukum adat Bali yang menganut sistem

kekeluargaan patrilineal maka yang menjadi ahli waris adalah

anak laki-laki, sedangkan anak perempuan tidak sebagai ahli

waris. Sebagai pengecualian dari sistem patrilineal dalam hukum

kekeluargaan Bali, apabila pewaris hanya mempunyai anak

perempuan maka si anak dapat dijadikan sentana rajeg dengan

melakukan perkawinan nyeburin yaitu di wanita kawin dengan si

laki-laki dengan menaik laki-laki itu ke alam keluarganya. Di sini

47

Ter Haar Bzn, Asas-asas dan Susunan Hukum, … h. 218.

Page 50: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

177

si wanita menjadi berkedudukan sebagai laki-laki, sedangkan si

laki-laki berkedudukan sebagai perempuan. Bagi si wanita akan

berlaku hukum kewarisan yang lazim berlaku untuk laki-laki di

keluarga itu. Bagi laki-laki yang kawin nyeburin, kedudukannya

dalam warisan adalah sebagai wanita.48

C. Sistem Kewarisan Baduy

Ahli waris adalah orang yang menurut aturan tertentu

berhak menerima harta warisan dari seseorang yang telah

meninggal, aturan tersebut tentu saja harus disepakati oleh orang-

orang yang terlibat didalamnya karena kalo tidak, masalah seperti

ini menjadi petaka bagi keluarga yang ditinggalkan. Berebut

harga warisan orang tua tidak jarang membuat orang lupa akal

sehatnya oleh karna itu lah keberadaan yang mengatur masalah

harta warisan sangat diperlukan.49

Di “Baduy Luar” tidak adanya stratifikasi atau kasta.

Dalam pembagian warisan pun tidak ada perbedaan antara anak

48

I Ketut Artadi, Hukum Adat Bali, … h. 38. 49

Saleh Danasasmita dan Anis Djatisunda, Kehidupan Masyarakat

Kanekes, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral

Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara

Javanologi, 1984/1985), h.65.

Page 51: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

178

laki-laki dan perempuan. Warisan itu di bagi dengan rata.

Warisan di “Baduy Luar” seperti kalung, perabotan rumah

tangga, Leuit dan lain-lain. Di “Baduy Dalam” pun sama warisan

itu di bagi rata antara anak laki-laki dan perempuan, yang dapat

membedakan bentuk warisan saja seperti emas di “Baduy Dalam”

itu tidak ada. Di Cibeo, Cikartawana dan juga Cikeusik bentuk

warisan nya itu berupa perabotan rumah tangga dan leuit.50

Dalam pembagian harta warisan di Baduy cukup berbeda-

beda, seperti di “Baduy Dalam”, dalam pembagian harta

warisannya di sama ratakan tidak membedakan laki-laki ataupun

perempuan akan tetapi sang anak tertua akan mendapatkan harta

warisannya dan bagi sang ibu atau istri tidak memiliki atas

warisannya.” Biasanya harta yang diwariskan adalah benda-

benda seperti : peralatan rumah dan lumbung padi untuk tanah di

Baduy Luar dilarang di wariskan di karenakan tanah di Baduy

Dalam adalah milik bersama.51

50

Asep Kurnia, dan Ahmad Sihabudin, Saatnya Baduy Bicara,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010, h. 43 51

Asep Kurnia, dan Ahmad Sihabudin, Saatnya Baduy

Bicara,.........h. 48

Page 52: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

179

Menurut keterangan Mang Yardi dari Cibeo, dalam

perkara warisan, suku Baduy lebih cenderung menganut model

masyarakat patrilineal; anak laki-laki mewarisi bagian harta lebih

besar ketimbang anak perempuan. “Sebenarnya sama, warisan

untuk anak laki-laki maupun untuk anak perempuan. Bedanya

anak laki-laki mewarisi tanggung jawab lebih besar untuk

memelihara adat. Membimbing keluarga tetap pada jalur

kehidupan adat. Lurus dan adil sesuai aturan adat Baduy. “ Ujar

Ayah Mursid sedikit mengoreksi. Hal ini menunjukan bahwa

penghormatan terhadap kedudukan dan peran kaum perempuan di

masyarakat “Baduy Dalam” sangat baik.52

Dalam pembagian harta waris berdasarkan adat

masyarakat Baduy tidak hanya satu sistem pembagian, tergantung

masyarakat daerah atau kampung mana yang melaksanakan

pembagian warisan. Dikarenakan dalam masyarakat Baduy ada

satu desa yang menganut agama Islam, yang mana dalam

pembagian waris menurut Islam meski belum secara keseluruhan

52

Wawancara pribadi dengan Yardi (Tokoh masyarakat Cibeo Baduy

Dalam ) Kanekes, Leuwidamar, 28 Juli 2018 .

Page 53: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

180

merujuk pada faraidh yang selama ini digunakan oleh masyarakat

muslim pada umum nya.53

Berbeda dengan masyarakat “Baduy Dalam”, yang mana

dalam pembagian sistem warisnya menggunakan hukum waris

tersendiri. Yang mana dalam pembagian warisnya sangat

dipengaruhi dengan sistem kekerabatan yang berlaku.54

Sistem kekerabatan masyarakat Baduy sama dengan

kekerabatan masyarakat Sunda lainnya yang dijalani secara

parental. Hubungan kekerabatan ini tidak dipengaruhi oleh status

kewarganegaraan. Orang Tangtu, orang Panamping, dan orang

Dangka yang mempunyai hubungan darah tetap menjadi kerabat.

Perbedaan status hanya mempengaruhi kemungkinan perkawinan

diantara mereka. Seorang cucu Puun yang tinggal di Panamping

atau Dangka tetap akan diakui sebagai cucunya walaupun ia

53

Wawancara pribad dengan KH. Asid, yang biasa dipanggil Haji

Rosid ( Tokoh Agama di Kampung Cicakal Girang ) Kanekes, Leuwidamar, 22

Agustus 2018 . 54

Wawancara pribad dengan KH. Asid, yang biasa dipanggil Haji

Rosid ( Tokoh Agama di Kampung Cicakal Girang ) Kanekes, Leuwidamar, 22

Agustus 2018 .

Page 54: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

181

kehilangan hak untuk mewarisi jabatan kakeknya, karena jabatan

Puun hanya boleh dipegang oleh oarang Tangtu.55

Dalam sistem kekerabatan Baduy, hubungan lineal

(keturunan langsung ke atas ke bawah), hubungan kolateral

(sejajar atau menyamping) dan hubungan affinal (terjadi karena

perkawinan) berlaku sistem dan istilah yang sama seperti yang

digunakan oleh masyarakat sunda dulur Baduy. Kalau ada

perbedaan istilah justru terjadi dengan istilah yang digunakan di

daerah Banten.56

Secara umum dapatlah dikemukakan bahwa dalam

penggunaan istilah kekerabatan lineal terdapat pergeseran istilah

dalam bahasa sunda yang sekarang dibandingkan dengan Bahasa

Sunda kuno. Urutan keturunan sesudah ego dalam kropak 630

dan 632 adalah : anak-indung-umpi-cicip-muning-santana-

anggasantana-pratisantana-putuh wakas (putus jejak).57

55

Saleh Danasasmita dan Anis Djatisunda, Kehidupan Masyarakat

Kanekes. h.65 56

Wawancara pribadi dengan Jaro Saija, Kanekes, Leuwidamar, 28

Juli 2018. 57

Saleh Danasasmita dan Anis Djatisunda, Kehidupan Masyarakat

Kanekes, h.66.

Page 55: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

182

Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang

menjadi ahli waris dalam hukum waris adat masyarakat Baduy

adalah sama dengan kewarisan yang berlaku secara umum. Akan

tetapi masyarakat Baduy tidak membagikan harta warisan ke

garis keturunan ke atas (ayah, ibu dan kakek). dan dapat

disimpulkan bahwa yang mendapat hak waris dalam masyarakat

Baduy adalah : anak laki–laki, anak perempuan, dan terus garis

keturunan ke bawah.

D. Proses Pembagian Harta Waris

Dalam praktek pembagian warisan masyarakat Baduy,

hampir sama dengan pembagian warisan pada umumnya. Harta

warisan dibagikan setelah pewaris meninggal dunia dan setelah

jenazah pewaris selesai dimakamkan oleh keluarga dan para tetua

adat setempat.58

Dalam pembagian harta warisan dibagikan dengan dihadiri

oleh para anggota keluarga yang terdiri dari istri atau suami,

anak, saudara laki – laki dan saudara perempuan. Akan tetapi

58

Wawancara pribadi dengan Jaro Saija, Kanekes, Leuwidamar, 28

Juli 2018

Page 56: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

183

meskipun dalam pembagian harta warisan dihadiri oleh para

saudara, dalam pembagian harta warisan hanya dibagikan kepada

keturunan saja atau anak. Dan tidak dibagikan kepada suami

ataupun istri yang ditinggalkan. Menurut pendapat lain, proses

dan pengatur pembagian warisan diataur oleh sabah-sabah

mereka dengan disaksikan oleh para Kokolotan Lembur, Sanak

keluarga dari kedua orang tua nya bahkan harus disaksikan oleh

tokoh adat yang terdekat dengan tempat dimana mereka tinggal.

Untuk menunjukan kejelasan tentang hak-hak dari pembagian

tersebut, maka pembagian tersebut diperlihatkan secara terbuka

sehingga tidak ada sakwa sangka antara para pewaris di keluarga

mereka. Misalnya satu keluarga punya anak laki-laki satu orang,

anak perempuan tiga orang. Maka bila orang tua mereka

meninggal seluruh harta kekayaan keluarga tersebut harus dibagi

rata menjadi empat bagian yang sama. Khusus untuk anak laki-

laki memiliki kewajiban lebih dalam hal tanggung jawab untuk

membimbing, mengarahkan, dan meluruskan hak-hak anak

lainnya.59

59

Zaenal Abidin, dkk, Nilai-Nilai Tradisional Masyarakat Baduy,

Page 57: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

184

Mereka juga mengenal adanya istilah wasiat orang tua.

Makasud wasiat disini adalah penitipan keputusan orang tua

tentang pemberian hak warisan khusus pada anak bukan anak

kandung ( anak pulung/anak asuh) atau pada kerabat tertentu

yang disetujui oleh anak-anak mereka dan ada saksi nya. Besar

kecilnya, banyak tidaknya warisan yang diperoleh anak asuh atau

kerabat tersebut tergantung pada isi wasiatnya, dan ini harus

dipatuhi oleh sabah-sabah mereka. Wasiat di Baduy tidak berupa

surat atau tulisan atau dalam bentuk akte notaris ( belum ada

budaya tulisan ), tetapi dalam bentuk ucapan lisan dengan

disaksikan oleh orang tertentu dan sabah-sabah nya. Menurut

hukum Islam pengangkatan anak tidak membawa akibat hukum

dalam hal hubungan darah, hubungan wali-mewali dan hubungan

waris mewaris dengan orang tua angkat. Ia tetap menjadi ahli

waris dari orang tua kandungnya dan anak tersebut tetap

memakai nama daria ayah kandungnya. Dengan demikian, anak

angkat tidak mewarisi harta peninggalan orang tua angkatnya.

Untuk melindungi hak dari anak angkat tersebut, maka orang tua

Pusat Kajian Sejarah dan Budaya (PKSB), 2016, h. 46

Page 58: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

185

angkat dapat memberikan wasiat asalkan tidak melebihi 1/3 harta

peninggalannya.60

Harta kekayaan yang menjadi bahan pembagian warisan

adalah seluruh kekayaan yang ada yang menjadi milik orang tua

nya, baik dalam bentuk barang, uang, emas atau tanah garapan

maupun tanah milik yang berada dilokasi luar Baduy. Secara rinci

adalah61

:

1. Rumah

2. Leuit (Lumbung Padi)

3. Barang atau alat rumah tangga

4. Pakaian

5. Uang

6. Emas untuk orang Baduy Luar

7. Tanah garapan

8. Tanah milik

9. Gadayan

10. Pohon-pohonan

60

Zaenal Abidin, dkk, Nilai-Nilai Tradisional Masyarakat

Baduy,...........h. 47 61

Asep Kurnia, dan Ahmad Sihabudin, Saatnya Baduy

Bicara,........... h. 220

Page 59: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

186

Untuk menghindari terjadinya kekisruhan atau

persengketaan dikemudian hari terutama pembagian harta, tanah,

dan rumah, pada umumnya orang tua memberikan hak warisan

ketika masih hidup dengan cara diberikan ancang-ancang atau

rencana penunjukan areal hak warisan dalam bahasa mereka

disebut sebagai “ akuan sementara “, dengan ditunjukan batas-

batas yang menjadi hak anak-anak mereka. Pada masalah tertentu

karena keterbatasan kekayaan, misalnya kasus pembagian rumah,

rumah hanya satu, sedangkan anak ada 4, maka

dimusyawarahkan rumah itu dibagaimanakan. Bila hasil

musyawarah dibagi 4, maka rumah itu ditaksir harganya dulu,

kemudian hasil taksiran itu dibagi 4 dan biasanya ada anak yang

menanggung jawab untuk membeli. Terkadang diberikan kepada

anak tertua dengan pemikiran rasa kasih sayang, tetapi

berdasarkan musyawarah.62

Dan dalam masyarakat Baduy pun dikenal dengan istilah

ahli waris pengganti yang dapat menggantikan orang tuanya yang

lebih dulu meninggal dari kakek nya yang memiliki harta

62

Asep Kurnia, dan Ahmad Sihabudin, Saatnya Baduy

Bicara,........... h. 225

Page 60: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

187

warisan. Karena memang di Indonesia Dalam hukum adat

mengenal prinsip ahli waris pengganti. Yang mana seorang anak

dapat bertindak sebagai ahli waris pengganti dari ayahnya. Begitu

juga ada kesamaan dalam hal cucu yang tidak mendapat bagian

bila adanya anak laki – laki yang menjadi penghalang.63

Dalam pembagian warisan masyarakat Baduy dikenal

juga istilah batalnya warisan, yang mana batalnya atau

dihapuskannya hak waris ini disebabkan dengan keluarnya

anggota keluarga dari tanah Baduy, seperti masyarakat Baduy

yang keluar ke kota dan menetap menjadi orang kota maka secara

otomatis hak warisnya terputus, begitu juga masyarakat Baduy

yang keluar dan menjadi penghuni Baduy muslim dan masuk

Islam maka hak warisnya juga teruputus secara langsung. Dalam

hukum kewarisan Islam ada tiga penghalang mewaris/batalnya

warisan yaitu:64

1. Pembunuhan

63

Idris Ramulyo, Perbandingan Pelaksanaan Hukum Kewarisan

Islam Dengan Kewarisan Menurut Kitab Undang – Undang Hukum Perdata

(BW), Cet Ke – 2, (Jakarta: Sinar Grafika. 2000), h.123 64

Sayid Sabiq, Fikih Sunah Jilid IV “Faraid (Waris)” ..................h.

28

Page 61: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

188

Apabila seseorang ahli waris membunuh pewaris,

misalnya seseorang anak membunuh ayahnya maka ia tidak

berhak mendapatkan warisan. Pembunuhan yang dilakukan ahli

waris terhadap pewarisnya menyebabkan ia terhalang haknya

untuk mewarisi. Karena itu, yang terpenting adalah bagaimana

membuktikan bahwa seseorang telah bersalah melakukan

pembunuhan terhadap si pewaris. Mengingat, banyak cara yang

ditempuh seseorang untuk mengahabisi nyawa orang lain,

termasuk si korban adalah keluarganya sendiri.

2. Berbeda Agama

Berbeda agama berarti agama pewaris berbeda dengan

agama ahli waris.65

Misalnya pewaris beragama Islam, sedangkan

ahli warisnya beragama Kristen, atau sebaliknya.

Imam Ahmad ibn Hanbal dalam salah satu pendapatnya

mengatakan bahwa apabila seseorang ahli waris masuk Islam

sebelum pembagian warisan dilakukan, maka ia tidak terhalang

65

Ahmad Kuzairi, Sistem Asabah (Dasar Pemindahan Hak Milik

Atas Harta Tinggalan) Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1996 h, 62

Page 62: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

189

untuk mewarisi. Alasannya, karena status berlainan agama sudah

hilang sebelum harta warisan dibagi.66

3. Perbudakan

Perbudakan menjadi penghalang mewarisi, bukanlah

karena status kemanusiannya, tetapi semata-mata karena status

formalnya sebagai hamba sahaya (budak).(Ibid., hal 39.) Islam

sangat tegas tidak menyetujui adanya perbudakan, sebaliknya

Islam sangat menganjurkan agar setiap budak hendaknya

dimerdekakan. Pada hakikatnya, perbudakan tidak sejalan dengan

nilai-nilai kemanusiaan dan rahmat yang menjadi ide dasar ajaran

Islam.

Sementara itu di dalam Pasal 173 KHI seseorang

terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan hakim yang

telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dihukum karena :

Dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau

menganiaya berat pada pewaris.

66

Ahmad Kuzairi, Sistem Asabah (Dasar Pemindahan Hak Milik

Atas Harta Tinggalan) ,.......h. 73

Page 63: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

190

Dalam masyarakat Baduy apabila ahli waris dari yang

meninggal sudah tidak ada semua atau dengan kata lain tidak ada

ahli warisnya maka harta warisan yang berupa rumah, alat-alat

rumah tangga, lumbung padi, tanah serta lainnya akan dijual,

dan uang hasil penjualannya akan digunakan untuk kepentingan

bersama dalam memenuhi kebutuhan kampung. Misalnya

membeli bambu untuk saluran air dan juga pembangunan

jembatan.67

Pembagian warisan dipimpin atau diatur oleh saudara si

mayit yaitu mamang (paman). Dan bilamana tidak ada ahli waris

maka mamang (paman) yang mengatur warisan disini tetap tidak

mendapat bagian, akan tetapi ia yang bertanggung jawab atas

harta warisan yang harus dijual. Dan memanfaatkannya untuk

kepentingan bersama.68

Perihal penentuan hubungan kewalian, sama seperti pada

umumnya yang mana hubungan kewalian dan hubungan nasab

diperoleh dengan melalui perkawinan, dan adapun hal lain yang

67

Wawancara pribadi dengan Jaro Saija, Kanekes, Leuwidamar, 28

Desember 2018 68

Wawancara pribadi dengan Yardi (Toko Masyarakat Cibeo Baduy

Dalam ) Kanekes, Leuwidamar, 28 Desember 2018

Page 64: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

191

menjadikan hubungan kekerabatan yang dapat dijadikan ahli

waris itu adalah pengangkatan anak atau dengan kata lain “anak

pulung” seperti yang sudah dijelaskan di atas.69

Ditinjau dari segi hukum adat, terdapat (istilah) yang

menunjukkan mengenai keinginan perlakuan harta milik

seseorang setelah orang tersebut meninggal dunia. Cara pertama

dikenal dengan hibah wasiat yang merupakan pengaruh dari

Hukum Islam. Yang mana dalam perbuatan pemilik memiliki

tujuan agar bagian tertentu dari harta kekayaannya

diperuntukkan bagi salah seorang ahli warisnya sejak saat

pewaris yang bersangkutan meninggal kelak. Pada suatu

kesempatan, dihadapan para ahli waris, sipemilik menyebutkan

harta tertentu yang disediakan untuk anak tertentu pula.70

Kompilasi Hukum Islam menetukan kewajiban orang tua

angkat untuk memberikan wasiat wajibah kepada anak angkatnya

untuk kemashlahatan anak angkat sebagaimana orang tua angkat

telah dibebani tanggung jawab untuk mengurus segala

69

Wawancara pribad dengan KH. Asid, yang biasa dipanggil Haji

Rosid ( Tokoh Agama di Kampung Cicakal Girang ) Kanekes, Leuwidamar, 22

September 2018 . 70

Abdul Ghofur Anshori, Filsafat Hukum Hibah dan Wasiat Di

Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011). h. 64.

Page 65: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

192

kebutuhannya. Kendati secara dalil naqli tidak ditemukan secara

eksplisit, tetapi hal itu dapat dikaitkan dengan firman Allah

antara lain dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 10671

:

ا ي

أ ي ي ٱل حدكى

أ حض إذا ةيكى دة صه ا ي تءا ٱل ي ثح ٱلصيان ٱث ف بخى ض خى

أ إن يركى غ ي ءاخران و

أ كى ي عدل ضذوا ر

ٱل

صيتث ي تخكى ص

تنفأ بسٱل ات ن عد ب ي ٱلص ة و ة ن ا فيقس ٱلل ن إٱرحبخى ة تي نض ۦل دة صه كخى ل و ب قر ا ذ ن ك ول ا ث ٱلل ل إذا ا ن إ

ي ١٠٦ٱلأذ

“ Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang

kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, Maka

hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di

antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan

kamu, jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu

ditimpa bahaya kematian. kamu tahan kedua saksi itu sesudah

sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya

bersumpah dengan nama Allah, jika kamu ragu-ragu: "(Demi

Allah) kami tidak akan membeli dengan sumpah Ini harga yang

sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib

kerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian

Allah; Sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk

orang-orang yang berdosa".

Sedangkan mengenai ketentuan besar wasiat sebanyak–

banyaknya 1/3 (sepertiga) dari harta warisan sesuai dengan Hadis

Riwayat Al-Bukhari dari Saad bin Abi Waqqas :

71

Mushaf al-Bantani, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Majelis Ulama

Indonesia Provinsi Banten (Serang: LPQ Kemenag. RI, 2012).

Page 66: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

193

طر قال ل قلت أوصي بمالي كله قال ل قلت فالشه قلت يا رسىل الله

الثلث قال فالثلث والثلث كثير إوهك أن تدع ورثتك أغىياء خير مه أن تدعهم

كفهفىن الىهاس في أيديهم عالة يت

Artinya: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku mau berwasiat

untuk menyerahkan seluruh hartaku (kepada putrid tunggalku, pent.)”.

Beliau bersabda, “Tidak boleh”. Aku berkata, “Kalau setengahnya?”

Beliau bersabda, “Tidak boleh”. Aku berkata, “Kalau sepertiganya?”

Beliau bersabda: “Ia sepertiganya dan sepertiga itu sudah banyak.

Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan

kaya itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam

keadaan miskin lalu mengemis kepada manusia dengan

menengadahkan tangan-tangan mereka.72

Meskipun demikian, wasiat itu pada hakekatnya akan

lebih baik dan utama serta lebih patut apabila jumlah wasiat

dikurang dari sepertiga harta peninggalan, karena Nabi

Muhammad SAW senang wasiat dengan kurang dari sepertiga.73

Mengenai „Ashobah, tidak ada satupun masyarakat Baduy

yang mengenal sistem „Ashobah karena setiap harta warisan

harus dibagikan habis kepada anak dan keturunan saja,

masyarakat Baduy tidak mengenal yang namanya bagian-bagian

72

Muttafaq „alaih: Shahiih al-Bukhari (V/363, no. 2742), dan ini

lafazhnya, Shahiih Muslim (III/250, no. 1628), Sunan Abi Dawud (VIII/64, no.

2847), Sunan an-Nasa-i (VI/242). 73

Sidik Tono, Kedudukan Wasiat dalam Sistem Pembagian Harta

Peninggalan, (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, DIrektorat

Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, 2012), h.90.

Page 67: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

194

yang enam macam yang biasa dikenal dengan furudh al-

muqoddaroh yaitu 1/2, 1/4, 1/8, 2/3, 1/3, 1/6, yang mana bagian-

bagian tersebut adalah bagian yang sudah ditentukan untuk para

ahli waris yang ditinggalkan.74

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa tokoh

masyarakat Baduy Luar maupun “Baduy Dalam”, tidak ada

sumber atau acuan yang menjadi undang-undang atau aturan tetap

dalam pembagian warisan. Akan tetapi di daerah Baduy muslim

sudah mengenal dan menggunakan istilah Musyawarah yang

mana hal tersebut mereka kenal dengan sebutan Mashlahat.75

Khusus di “Baduy Luar” karena hukum adat mereka

membolehkan terjadinya penceraian maka kekayaan sesegera

mungkin dibagikan atau diberikan pada anak dan mantan istrinya

sebagai bentuk pertanggungjawaban kepala keluarga agar anak

dan mantan istri bisa mandiri. Bapaknya kembali berusaha dan

berupaya untuk mendapatkan harta kekayaan dengan keluarga

74

Wawancara pribad dengan KH. Asid, yang biasa dipanggil Haji

Rosid ( Tokoh Agama di Kampung Cicakal Girang ) Kanekes, Leuwidamar, 22

September 2018 . 75

Wawancara pribad dengan KH. Asid, yang biasa dipanggil Haji

Rosid ( Tokoh Agama di Kampung Cicakal Girang ) Kanekes, Leuwidamar, 22

September 2018

Page 68: BAB III HUKUM KEWARISAN BADUYrepository.uinbanten.ac.id/4612/4/BAB 3.pdf · mawaris terbagi menjadi 2 macam yaitu, hijb bil washafi dan hajb bish syakhshy. Hajb bil washafi adalah

195

barunya. Dalam hal ini anak yang tadi tetap berhak meminta

bantuan kepada bapaknya walau sudah berkeluarga dengan istri

yang baru. Di masyarakat Baduy peranan bapak sebagai kepala

rumah tangga sangat menentukan dalam hal pembagian

warisan.76

Khusus pembagian warisan “Baduy Dalam” ada catatan

khusus, yaitu mereka tidak diperkenankan meiliki emas dan

memiliki tanah tambahan tidak dikenalnya penceraian maka

pembagian harta warisan semakin mudah dan semakin adil. Harta

kekayaan yang didapat dibagi sebagai warisan lebih utama adalah

leuit, rumah, pepohonan, tanah akuan/ tanah garapan, pendek kata

selain emas dan tanah milik.77

76

Wawancara pribad dengan KH. Asid, yang biasa dipanggil Haji

Rosid ( Tokoh Agama di Kampung Cicakal Girang ) Kanekes, Leuwidamar, 22

September 2018 77

Wawancara Pribadi dengan Jaro Sami, Cikeusik, Kanekes

Leuwidamar, 20 Desember 2018.