BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

51
IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT NI GUSTI AYU MADE NIA R. 81 BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN PROFESINYA DIKAITKAN DENGAN KEWAJIBAN PELAPORAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 3. 1. Kedudukan Profesi Advokat dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia Profesi menuntut pemenuhan nilai moral dari pengembannya. Nilai moral merupakan kekuatan yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Kebutuhan tertinggi yang seharusnya ada pada setiap penyandang profesi merupakan kebutuhan akan aktualisasi diri, akan tampak pada profesi yang berpredikat luhur (officium nobile). 91 Advokat merupakan salah satu profesi hukum yang telah dikenal dunia sejak ratusan tahun yang lalu. Keberadaan profesi advokat erat hubungannya dengan penegakan hukum dan keadilan berdasarkan aspirasi keadaan sosial, hak asasi manusia dan demokrasi. Advokat merupakan salah satu profesi hukum tertua di dunia sejak zaman romawi profesi advokat dikenal dengan nama officium nobellum dan orang yang mengerjakannya disebut opera liberalis yang sekarang dikenal sebagai advokat atau lawyer. Fungsi advokat lahir dalam pola peradilan Romawi-Republik (zaman advokat Cicero-sebelum masehi), yaitu dua pihak 91 Shidarta, Op. Cit., h. 107.

Transcript of BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

Page 1: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

81

BAB III

HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN PROFESINYA

DIKAITKAN DENGAN KEWAJIBAN PELAPORAN BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN

DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

3. 1. Kedudukan Profesi Advokat dalam Sistem Peradilan Pidana

Indonesia

Profesi menuntut pemenuhan nilai moral dari pengembannya. Nilai moral

merupakan kekuatan yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur.

Kebutuhan tertinggi yang seharusnya ada pada setiap penyandang profesi

merupakan kebutuhan akan aktualisasi diri, akan tampak pada profesi yang

berpredikat luhur (officium nobile).91

Advokat merupakan salah satu profesi hukum yang telah dikenal dunia

sejak ratusan tahun yang lalu. Keberadaan profesi advokat erat hubungannya

dengan penegakan hukum dan keadilan berdasarkan aspirasi keadaan sosial, hak

asasi manusia dan demokrasi. Advokat merupakan salah satu profesi hukum tertua

di dunia sejak zaman romawi profesi advokat dikenal dengan nama officium

nobellum dan orang yang mengerjakannya disebut opera liberalis yang sekarang

dikenal sebagai advokat atau lawyer. Fungsi advokat lahir dalam pola peradilan

Romawi-Republik (zaman advokat Cicero-sebelum masehi), yaitu dua pihak

91 Shidarta, Op. Cit., h. 107.

Page 2: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

82

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bersengketa, masing-masing dibela oleh advokat dan hakim duduk objektif dan

tak berpihak di atas mereka.92

Keberadaan dan kedudukan Advokat sebagai unsur penegak hukum di

Indonesia tidak perlu lagi diragukan, baik sebelum dan sesudah Indonesia

merdeka, dengan demikian perjalanan sejarah advokat yang panjang di Indonesia

menandakan advokat telah memainkan perannya yang tidak kecil dalam

mewujudkan penegakan hukum yang adil dan berwibawa.93 Apabila dilihat dari

dasar hukum yang ada, keberadaan advokat sebelum era reformasi belum diatur

secara khusus, masih tersebar dalam berbagai peraturan perundang-undangan,

baik yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda maupun yang

dikeluarkan oleh pemerintahan Indonesia, kemudian setelah era Reformasi,

dibentuklah UU Advokat.

Pasal 24 ayat (1) UUD RI Tahun 1945 menyatakan bahwa, kekuasaan

kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

hukum dan keadilan. Oleh karena itu, selain pelaku kekuasaan kehakiman yaitu

MA dan MK, badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan

kehakiman juga harus mendukung terlaksananya kekuasaan kehakiman juga harus

mendukung terlaksananya kekuasaan kehakiman yang merdeka. Salah satunya

adalah profesi advokat yang bebas, mandiri dan bertanggungjawab, sebagaimana

diatur dalam UU Advokat.

92 Abdul Kadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2001,

h. 61-62.

93 Yahman dan Nurtin Tarigan, Op. Cit., h. 59.

Page 3: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

83

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pasal 1 UU Advokat, menjelaskan bahwa advokat adalah orang yang

berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang

memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan undang-undang ini. Berdasarkan

uraian tersebut maka dapat dilihat bahwa cakupan advokat meliputi profesi

pekerjaan yang berkaitan dengan pengadilan, juga dalam UU Advokat,

menegaskan bahwa advokat adalah orang yang melakukan pekerjaannya baik

didalam maupun di luar pengadilan. 94 Adapun dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (selanjutnya disebut KUHAP) tidak menyebut advokat

melainkan penasehat hukum sebagaimana diatur pada Pasal 1 angka 13 KUHAP

dijelaskan bahwa “Penasehat Hukum adalah seorang yang memenuhi syarat yang

ditentukan oleh atau berdasar Undang-Undang untuk memberi bantuan hukum”.

Menggunakan istilah penasehat hukum, bantuan hukum, kuasa dari beberapa

Pasal dalam Undang-Undang ini maka advokat harus senantiasa menjunjung

tinggi profesi advokat sebagai profesi yang mulia (officium nobile), karena dengan

profesi tersebut dapat memberikan bantuan hukum atau jasa hukum kepada

masyarakat atau klien, baik di dalam maupun di luar pengadilan kepada pencari

keadilan. Sejak diberlakukannya UU Advokat semua istilah pengacara, penasihat

hukum, pengacara praktik ataupun sebagai konsultan hukum sudah tidak ada

perbedaan lagi, semua istilah tersebut disebut dengan Advokat. Sebagai negara

hukum maka adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum

(equality before the law). Advokat sebagai salah satu unsur sistem peradilan

94 V. Harlen Sinaga, Dasar-Dasar Profesi Advokat, Erlangga, Jakarta, 2011, h. 3.

Page 4: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

84

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

merupakan salah satu pilar dalam menegakkan supremasi hukum dan hak asasi

manusia.

Ketentuan Pasal 5 ayat (1) UU Advokat memberikan status kepada

Advokat sebagai penegak hukum yang mempunyai kedudukan setara dengan

penegak hukum lainnya yaitu polisi, jaksa, dan hakim atau yang lebih dikenal

dengan istilah catur wangsa. Pasal 5 UU Advokat menyebutkan bahwa Advokat

berstatus sebagai penegak hukum, bebas, dan mandiri. Kedudukan tersebut

memerlukan suatu organisasi yang merupakan satu-satunya wadah profesi

advokat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) UU Advokat, yaitu

organisasi advokat merupakan satu-satunya wadah profesi advokat yang bebas

dan mandiri yang dibentuk sesuai dengan ketentuan undang-undang ini dengan

maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas profesi advokat. Oleh karena itu,

organisasi advokat yaitu PERADI, pada dasarnya adalah organ negara dalam arti

luas yang bersifat mandiri (independent state organ) yang juga melaksanakan

fungsi negara.95

Profesi advokat merupakan profesi yang bebas dan mandiri namun

bertanggung jawab untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk

usaha membudayakan masyarakat untuk menyadari hak-hak fundamental mereka

di depan hukum. Demikian juga bahwa advokat sebagai salah satu unsur dari

sistem peradilan merupakan salah satu pilar dalam menegakkan supremasi hukum

dan HAM di Indonesia, bahkan sering juga disebut advokat merupakan pengawal

(guardian) yang tangguh untuk konstitusi.

95 Lihat pertimbangan hukum putusan MK Nomor 014/PUU-IV/2006 mengenai pengujian

Undang-Undang Advokat.

Page 5: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

85

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dalam proses litigasi diketahui bahwa advokat merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari proses peradilan, sepanjang advokat yang bersangkutan

diberikan kuasa untuk membala hak-hak kliennya dalam segala tingkatan

pemeriksaan, apakah kliennya sebagai tersangka/terdakwa dalam perkara pidana

maupun sebagai penggugat/tergugat dalam perkara perdata maupun dalam

perkara-perkara lainnya yang diselesaikan melalui forum-forum khusus

(Alternative Dispute Resolution/ADR). Dalam eksistensi yang demikian penting

dan luas, advokat tentu banyak atau bahkan selalu berhubungan dengan unsur

formal penegak hukum, tergantung jenis dan karakter kasus yang ditanganinya.

Profesi advokat sebagai landasan idealisme telah dipatri dalam kode etik

advokat yang memiliki nilai-nilai persamaan secara universal yaitu pejuang

keadilan, yang di dalam pelaksanaannya antara lain mewujudkan peradilan yang

bersih dan berwibawa. Hal ini sangat penting terutama setelah dikaitkan dengan

pernyataan dari seorang sosiolog Amerika Serikat menuliskan bahwa peranan

advokat dan hakim dalam penegakan hukum memegang peranan yang sangat

penting, karena ditangan hakim dan advokatlah sifat dan warna hukum itu banyak

ditentukan.96 Dikatakan demikian karena dua lembaga ini sama-sama memiliki

prinsip kemandirian (independency) dari berbagai kekuasaan, sehingga memiliki

kebebasn yang luas untuk menerapkan dan menafsirkan hukum. Advokat harus

dapat bertindak sebagai elemen untuk menjaga keseimbangan-keseimbagan dalam

masyarakat yang di dalam teori politik sering disebut theory check and balance,

kendatipun tidak melalui kekuasaan yang ada padanya tetapi melalui tekanan

96 Yahman dan Nurtin Tarigan, Op.Cit., h. 61.

Page 6: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

86

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

moral dan argumentasi-argumentasi hukum yang konstruktif dan doktrin-doktrin

hukum yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan konstitusi.97

Pentingnya kedudukan advokat sebagaimana dirumuskan dalam

pertemuan internasional pada “the World Conference of the Independence of

Justice” yang diadakan di Montreal, Canada 5 s/d 10 Juni 1983 yang disponsori

oleh PBB yang dirumuskan kedudukan advokat adalah sebagai berikut: 98 “A

person qualified and authorized to practice before the court and to advice and

represent his clients in legal matter”. (Terjemahan bebas: Seorang yang

memenuhi kualifikasi dan diberi otoritas untuk praktik di persindangan dan

memberikan nasihat dan mewakili kliennya dalam masalah hukum). Selain itu,

Basic Principles on the Role of Lawyers menyatakan bahwa advokat dalam

menjalankan profesi bebas dari segala bentuk intimidasi, intervensi, dan gangguan

termasuk di dalamnya tuntutan secara hukum. International Bar Association (IBA)

Standards for the Independence of Legal Profession 99 bahkan lebih luas

mendefinisikan bahwa advokat tidak hanya kebal dari tuntutan hukum secara

pidana dan perdata, tetapi juga administratif, ekonomi, maupun sanksi atau

intimidasi lainnya dala pekerjaan membela dan memberi nasihat kepada kliennya

secara sah

Advokat memiliki peran penting dalam upaya penegakan hukum. Setiap

proses hukum, baik pidana, perdata, tata usaha negara, bahkan tata negara, selalu

97 Ibid h. 62.

98 Ibid, h.98.

99 Ibid, h. 99.

Page 7: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

87

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

melibatkan profesi Advokat yang kedudukannya setara dengan penegak hukum

lainnya. Dalam upaya pembelaan tersangka atau terdakwa, terutama praktik mafia

peradilan, advokat dapat berperan besar untuk menimbulkan dan/atau memutus

mata rantai praktik mafia peradilan yang terjadi. Peran tersebut dijalankan atau

tidak bergantung kepada profesi advokat dan organisasi advokat yang telah

dijamin kemerdekaan dan kebebasannya dalam UU Advokat. Kemandirian dan

kebebasan yang dimiliki oleh profesi advokat, tentu harus diikuti oleh adanya

tanggung jawab masing-masing advokat dan organisasi profesi yang

menaunginya. Ketentuan UU Advokat telah memberikan rambu-rambu agar

profesi advokat dijalankan sesuai dengan tujuan untuk menegakkan hukum dan

keadilan. Oleh karena keberadaan advokat sangat penting, maka dalam

menjalankan fungsi dan tugasnya perlu diberikan hak imunitas.

3.2. Kode Etik Advokat dan Tanggung Jawab Profesi Advokat

3.2.1. Kode Etik Advokat

Profesionalisme tanpa etika menjadikannya bebas sayap (vleugel vrij)

dalam arti tanpa kendali dan tanpa arahan. Sebaliknya, etika tanpa

profesionalisme menjadikannya lumpuh sayap (vleugel lam) dalam arti tidak maju

bahkan tidak tegak.100 Menurut filsuf Yunani Aristoteles, etika digunakan untuk

menunjukkan filsafat moral yang menjelaskan fakta moral tentang nilai dan norma

moral, perintah, tindakan kebajikan dam suara hati. Kata moral lebih mengacu

100 Ibid., h. 86.

Page 8: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

88

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pada baik buruknya manusia sebagai manusia, menuntun manusia bagaimana

seharusnya ia hidup atau apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Etika adalah ilmu, yakni pemikiran rasional, kritis, dan sistematis tentang

ajaran-ajaran moral. Etika menuntun seseorang untuk memahami mengapa atau

atas dasar apa ia harus mengikuti ajaran moral tertentu. Dalam artian ini, etika

dapat disebut filsafat moral.101 Yang dimaksud dengan etika profesi adalah norma-

norma, syarat-syarat, dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh

sekelompok orang yang disebut kalangan profesional. Orang yang menyandang

suatu profesi tertentu disebut seorang profesional. Selanjutnya, Oemar Seno Adji

mengatakan bahwa peraturan-peraturan mengenai profesi pada umumnya

mengatur hak-hak yang fundamental dan mempunyai peraturan-peraturan

mengenai tingkah laku atau perbuatan dalam melaksanakan profesinya yang

dalam banyak hal disalurkan melalui kode etik.102

Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki

cita-cita dan nilai bersama. Mereka membentuk suatu profesi yang disatukan

karena latar belakang pendidikan yang sama dan bersama-sama memiliki keahlian

yang tertutup bagi orang lain. Maka dari itu, profesi menjadikan suatu kelompok

mempunyai tanggung jawab khusus.103 Salah satu profesi yang keberadaannya

berhubungan erat dengan kehidupan kita semua adalah advokat. Profesi advokat

101 E.Y. Kanter, Etika Profesi Hukum Sebuah Pendekatan Sosio-Religius, Storia Grafika,

Jakarta, 2002, h. 2.

102 Oemar Seno Adji, Etika Profesional dan Hukum: Profesi Advokat, Erlangga, Jakarta,

1991, h. 8.

103 Yahman dan Nurtin Tarigan, Op. Cit., h. 87

Page 9: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

89

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sebagai profesi yang bebas, mandiri dan bertanggung jawab dalam menegakkan

hukum perlu dijamin dan dilindungi oleh undang-undang. Selain peraturan

perundang-undangan sebagai sumber hukum yang mengatur segala peran dan

fungsi profesi advokat juga didasarkan melalui kode etik.

Kode etik menjadi hukum tertinggi yang dibebankan kepada advokat

sebagai suatu kewajiban, tetapi juga memberikan jaminan dan perlindungan dalam

pelaksanaan profesinya. Dasar hukum kode etik advokat Indonesia di dasarkan

pada ketentuan Pasal 33 UU Advokat. Kode etik dan ketentuan tentang dewan

kehormatan profesi advokat telah ditetapkan pada 23 Mei 2002 dinyatakan

mempunyai kekuatan hukum secara mutatis mutandis menurut UU Advokat

sampai ada ketentuan baru yang dibuat organisasi advokat.104 Kode etik advokat

memberikan kewajiban kepada advokat untuk selalu jujur dan bertanggungjawab

dalam melaksanakan profesinya baik kepada klien, pengadilan, negara,

masyarakat, dan terutama pada dirinya sendiri. Profesi yang mencirikan

profesionalisme seorang advokat yang menjunjung tinggi supremacy of moral

bukan hanya supremacy of law sehingga tercapailah apa yang disebut sebagai

keadilan yang substantif.

Menurut Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI), terdapat suatu pernyataan

bahwa setiap calon advokat yang diambil sumpahnya, wajib mengikuti ketentuan-

ketentuan yang telah dirumuskan. Pentingnya Kode Etik Advokat sama halnya

dengan penegasan hukum yang berlaku dalam pergaulan masyarakat. Namun

secara karakteristik, kode etik hanya berlaku dalam lingkup profesi itu sendiri.

104 Andika Wijaya dan Wida Viece Ananta, Ujian Profesi Advokat, Gramedia, Jakarta,

2017, h. 12.

Page 10: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

90

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Seorang advokat baru dapat dikenakan sanksi hukum apabila telah terbukti secara

kode etik melakukan pelanggaran dan pelanggarannya pun harus dilihat dalam

ranah hukumnya.

Adapun jenis etika profesi Advokat Indonesia terdiri atas lima bagian

besar, yaitu mengenai kepribadian advokat, hubungan dengan klien, hubungan

dengan teman sejawat, cara bertindak dalam menangani perkara, dan, ketentuan

lain yang tidak termasuk dalam empat bagian sebelumnya. Kode Etik Profesi

Advokat dalam hubungannya dengan klien yang paling utama adalah

mendahulukan kepentingan klien dari pada kepentingan pribadi. Selain itu,

seorang advokat harus menjaga kerahasiaan klien seumur hidup. Sekali membela

klien, seorang advokat dilarang untuk membela orang lain yang berhadapan

dengan orang yang pernah menjadi kleinnya, untuk menjaga kerahasiaan mantan

kliennya. Berhubungan dengan surat kuasa, seorang advokat harus menggunakan

hak-haknya sesuai dengan keadaan klien. Advokat tidak dibenarkan memberikan

keterangan yang menyesatkan kepada klien dan mengekang kebebasan klien

dalam mempercayai advokat lain.

Kode Etik Profesi Advokat dalam hubungannya dengan rekan sejawat

yang paling utama adalah saling mempercayai dan menghargai. Apabila klien

mempercayakan advokat lain untuk menangani perkaranya, maka advokat yang

terdahulu harus menyerahkan semua keterangan dan dokumen milik klien

kepadanya. Kode Etik Profesi Advokat dalam hubungannya dengan cara

menangani perkara yang paling utama adalah advokat dalam menjalankan

profesinya harus berdasarkan iktikad baik. Seorang advokat tidak dibenarkan

Page 11: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

91

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

untuk menemui saksi-saksi dari pihak lawan untuk mendengarkan keterangannya

di luar persidangan.

Sanksi yang dikenakan untuk pelanggaran kode etik diatur dalam Pasal 7

UU Advokat dan Pasal 16 Kode Etik Advokat Indonesia, disesuaikan dengan

berat ringannya pelanggaran yang dilakukan oleh advokat, yaitu:

a. Peringatan biasa diberikan apabila sifat pelanggarannya tidak berat.

b. Peringatan keras diberikan bilamana sifat pelanggarannya berat atau advokat

mengulangi pelanggaran kode etik yang pernah dilakukannya atau tidak

mengindahkan sanksi pelanggaran kode etik yang diterimanya.

c. Pemberhentian sementara diberikan bilamana sifat pelanggarannya berat,

tidak mengindahkan dan menghormati sanksi peringatan keras, serta masih

mengulangi melakukan pelanggaran pelanggaran kode etik

d. Pemecatan dari organisasi advokat diberikan bilamana advokat melakukan

hal yang merendahan martabat organisasi dan profesi.

Berdasarkan Pasal 26 ayat (4) UU Advokat, pengawasan kode etik advokat

dilakukan oleh organisasi advokat. Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka

organisasi advokat membentuk Dewan Kehormatan. Tugas dan wewenang dari

Dewan Kehormatan adalah memeriksa dan mengadili pelanggaran Kode Etik

Profesi Advokat berdasarkan tata cara yang dirumuskan oleh Dewan Kehormatan

itu sendiri. Dalam hierarki organisasi PERADI, kedudukan Dewan Kehormatan

PERADI sejajar dengan kedudukan ketua umum. Pengawasan yang dilakukan

oleh dewan kehormatan masih bersifat pasif, artinya dewan kehormatan tidak

secara aktif mencari advokat yang melakukan pelanggaran kode etik. Pelanggaran

kode etik profesi akan diproses oleh dewan kehormatan setelah memperoleh

pengaduan secara tertulis dari pihak lain, yaitu rekan sesama profesi, klien, klien

lawan, maupun masyarakat.

Page 12: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

92

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Untuk mengajukan pengaduan ke Dewan Kehormatan, pelapor harus

membawa bukti-bukti yang cukup berkaitan dengan pengaduannya. Kode Etik

Advokat sebagaimana yang telah disahkan pada tanggal 23 Mei 2002 dalam Bab

II tentang Kepribadian Advokat Pasal 2 dan Pasal 3 mengatur tentang persyaratan

profesi advokat, yaitu:

Pasal 2:

Advokat Indonesia adalah warga negara Indonesia yang bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan

keadilan dan kebenaran dilandasi moral yang tinggi, luhur dan mulia, dan

yang dalam melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi hukum, Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia, kode etik advokat serta sumpah

jabatannya.

Pasal 3:

a. Advokat dapat menolak dan memberi nasihat dan bantuan hukum

kepada setiap orang yang memerlukan jasa dan/atau bantuan hukum

dengan pertimbangan oleh karena tidak sesuai dengan keahliannya dan

bertentangan dengan hati nuraninya, tetapi tidak dapat menolak dengan

alasan karena perbedaan agama, kepercayaan politik, dan kedudukan

sosialnya;

b. Advokat dalam melakukan tugasnya tidak bertujuan semata-mata

untuk memperolah imbalan materi tetapi lebih mengutamakantegaknya

hukum, kebenaran, dan keadilan;

c. Advokat dalam menjalankan profesinya adalah bebas dan mandiri serta

tidak dipengaruhi oleh siapa pun dan wajib memperjuangkan hak-hak

asasi manusia dalam negara hukum Indonesia;

d. Advokat tidak dibenarkan untuk melakukan pekerjaan lain yang dapat

merugikan kebebasan, derajat, dan martabat advokat;

e. Advokat harus senantiasa menjunjung tinggi profesi advokat sebagai

profesi terhormat (officium nobile).

Kode etik yang mengatur mengenai kepribadian advokat sangat berkaitan

erat dengan etika. Etika merupakan filsafat moral untuk mendapatkan petunjuk

tentang perilaku yang baik berupa nilai-nilai luhur dan aturan-aturan pergaulan

yang baik dalam hidup bermasyarakat dan kehidupan pribadi seseorang. Etika

moral ini menumbuhkan kaidah-kaidan atau nomra-norma etika yang mencakup

Page 13: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

93

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

teori nilai tentang hakikat apa yang baik dan apa yang burk, dan teori tentang

perilaku (conduct) tentang perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk.105

Dari ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf a. Kode Etik Advokat

Indonesia dapat disimpulkan bahwa seorang advokat dalam menjalankan

profesinya, harus selalu berpedoman kepada:

a. Kejujuran profesional (profesional honesty) sebagaimana terungkap dalam

Pasal 3 huruf a. Kode Etik Advokat Indonesia dalam kata-kata “oleh

karena tidak sesuai dengan keahliannya”; dan

b. Suara hati manusia (dictate of conscience).

Keharusan bagi setiap advokat untuk selalu berpihak kepada yang benar

dan adil dengan berpedoman kepada suara hati nuraninya berarti bahwa bagi

advokat Indonesia tidak ada pilihan kecuali menolak setiap perilaku yang

berdasarkan “he who pays the piper calls the tune” karena pada hakikatnya

perilaku tersebut adalah pelavuran profesi advokat. 106 Keperluan bagi advokat

untuk selalu bebas mengikuti suara hati nuraninya adalah karena di dalam lubuk

hati nuraninya, manusia menemukan suatu hukum yang harus ditaati. Suara hati

nurani senantiasa mengajak manusia untuk melakukan yang baik dan

mengelakkan yang jahat. Hati nurani adalah inti yang paling rahasia dan sakral

dari manusia.107

105 Purwoto S. Gandasubrata, Renungan Hukum, Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) Cabang

Mahkamah Agung RI, Jakarta, 1998, h. 92.

106 Fred B.G. Tumbuan, Kode Etik Adalah Pedoman Penghayatan Profesi Advokat

sebagai Penegak Hukum: Rekaman Proses Workshop Kode Etik Advokat Indonesia Langkah

Menuju Penegakan, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Jakarta, 2004, h. 39.

107 Ibid.

Page 14: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

94

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Satu-satunya profesi yang menyandang predikat sebagai profesi yang

mulia (officium nobile) adalah advokat. Predikat itu sesungguhnya bukan gelar

kehormatan yang diberikan masyarakat atau penguasa, namun karena para

advokat telah berjasa kepada masyarakat dan negara. Akan tetapi, predikat itu

muncul karena tanggung jawab yang dibebankan kepada advokat.108

Kode etik yang mengatur mengenai kepribadian advokat sangat berkaitan

erat dengan etika, yang bertujuan agar orang hidup bermoral baik dan

berkepribadian luhur, sesuai dengan etika moral yang dianut oleh

kesatuan/lingkungan hidupnya (dalam hal ini adalah negara Indonesia yang

berdasarkan dan berideologikan Pancasila).109 Sehingga sudah sepantasnya jika

seseorang advokat harus memiliki kepribadian yang luhur dan mulia, berikaitan

dengan predikat yang disandangnya sebagai profesi yang mulia. Berpegang

dengan kode etik tersebut, seorang advokat harus memiliki integritas, komitmen,

keberanian dan profesionalisme dalam menegakkan hukum dan keadilan. Oleh

karena itu, apabila advokat tidak memahami dengan baik kualitas kepribadian

tersebut maka keberadaannya akan membawa pengaruh yang kurang baik bagi

masyarakat. Jadi, profesi advokat yang dikenal sebagai officium nobelium/

officium nobile adalah profesi luhur, mulia, dan bermartabat oleh karenanya

mutlak mengedepankan kode etik advokat dan sumpah advokat untuk

menegakkan keadilan, kebenaran, dan ketertiban.

108 Otto Hasibuan, Kode Etik Advokat Indonesia Problematik Substansi dan

Pelaksanaannya, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Jakarta, 2004, h.10.

109 Purwoto S. Gandasubrata, Loc.Cit.

Page 15: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

95

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.2.2. Tanggung Jawab Profesi Advokat

Advokat memiliki tanggung jawab dalam menjalankan profesinya, baik

kepada dirinya sendiri maupun terhadap lembaga atau organisasi advokat yang

menaunginya. Tanggung jawab tersebut muncul dari kesadaran terhadap diri

sendiri dan disesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Ketika Advokat tidak menjalankan profesinya sebagaimana mestinya, ia akan

menerima sanksi organisatoris dari organisasi advokat.

Tanggung jawab profesi terdiri atas 2 (dua) macam, yaitu tanggung jawab

profesi berdasarkan kode etik organisasi profesi yang bersangkutan (intern), dan

tanggung jawab profesi berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan

(ekstern). Tanggung jawab profesi yang berdasarkan hukum didefinisikan sebagai

tanggung jawab hukum pemberi jasa atau pengemban profesi atas jasa yang

diberikan kepada klien atau tanggung jawab hukum pengemban profesi terhadap

pihak ketiga.

Menurut Franz Magnis Suseno, sebagaimana yang dikutip oleh E.

Sumaryono dalam “Etika Profesi Hukum Norma-Norma bagi Penegak Hukum”

menyatakan bahwa setiap pemegang profesi dituntut dua jenis keharusan, yaitu

keharusan untuk menjalankan profesinya secara bertanggung jawab, serta

keharusan untuk tidak melanggar hak-hak orang lain. 110 Secara umum, tugas

seorang advokat adalah menjadi penasihat hukum dalam perkara-perkara yang

dihadapi oleh kliennya. Profesi advokat memiliki peran yang penting dalam upaya

110 E. Sumaryono, Etika Profesi Hukum Norma-Norma Bagi Penegak Hukum, Kanisius,

Yogyakarta, 1995, h. 148.

Page 16: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

96

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

penegakan hukum sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Setiap

proses hukum, baik pidana, perdata, tata usaha negara, bahkan tata negara, selalu

melibatkan profesi advokat yang kedudukannya setara dengan penegak hukum

lainnya. Adapun dalam upaya pemberantasan tindak pidana pencucian uang,

advokat berperan besar dalam memutus mata rantai praktik mafia peradilan yang

terjadi. Secara yuridis maupun sosiologis advokat memiliki tanggung jawab yang

sangat besar dalam penegakan hukum.

Advokat menjalankan profesinya berdasarkan ilmu pengetahuan, sekaligus

dilaksanakan dengan ethic conduct untuk memberikan pelayanan yang memiliki

profesionalitas, akuntabilitas, berdikari, dan penuh tanggung jawab. Mengenai hal

ini, Theodorus Yosep Parera menjelaskan:

Aspek knowledge, kode etik, profesional, mandiri, dan akuntabel itulah yang

membedakan kehormatan profesi advokat dari pekerjaan-pekerjaan biasa.

Pekerjaan biasa, adalah pekerjaan yang lebih berorientasi pada usaha untuk

memperoleh sumber penghidupan atau memperoleh upah bagi hidup sehari-

hari. Berbeda dengan itu, seseorang profesional akan bekerja dengan

keahlian tinggi, bekerja atas dasar iktikad mulia, menjunjung tinggi nilai-

nilai kebajikan, bekerja di bawa kontrol kode etik, tidak merendahkan diri

menjadi orang upahan, serta merawat limpahan kehormatan (honoraria).111

Menegaskan kembali apa yang dijelaskan oleh Theodorus Yosep di atas,

bahwa di dalam melaksanakan pekerjaan atau profesinya, Advokat diliputi oleh

etika profesi, pun termasuk di dalamnya berhubungan dengan klien. Pada

penjelasan umum UU Advokat ditegaskan pula sebagai berikut:112

Dalam undang-undang ini diatur secara komprehensif berbagai ketentuan

penting yang melingkupi profesi Advokat, dengan tetap mempertahankan

prinsip kebebasan dan kemandirian Advokat, seperti dalam pengangkatan,

111 Theodorus Yosep Parera, Op. Cit, h. 3.

112 Penjelasan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.

Page 17: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

97

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pengawasan, dan penindakan serta ketentuan bagi pengembangan organisasi

Advokat yang kuat di masa mendatang. Di samping itu diatur pula berbagai

prinsip dalam penyelenggaraan tugas profesi Advokat khususnya dalam

peranannya dalam menegakkan keadilan serta terwujudnya prinsip-prinsip

negara hukum pada umumnya.

Theodorus Yosep Parera menegaskan kembali bahwa fungsi dan peranan

Advokat antara lain sebagai berikut:

a. Memperjuangkan Hak-Hak Asasi Manusia dan Negara Hukum Indonesia;

b. Melaksanakan Kode Etik Advokat;

c. Memegang teguh sumpah advokat dalam rangka menegakkan hukum,

keadilan, dan kebenaran;

d. Menjunjung tinggi serta mengutamakan idealisme (nilai keadilan,

kebenaran, dan moralitas);

e. Melindungi dan memelihara kemandirian, kebebasan, derajat dan martabat

advokat;

f. Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan advokat terhadap masyarakat

dengan cara belajar terus-menerus (continuous legal education) untuk

memperluas wawasan dan ilmu hukum;

g. Memelihara kepribadian advokat karena profesi advokat merupakan profesi

yang terhormat (officium nobile)

h. Menjaga hubungan baik dengan klien maupun dengan teman sejawat;

i. Memberikan pelayanan hukum (legal services);

j. Memberikan nasehat hukum (legal advice);

k. Memberikan konsultasi hukum (legal consultation)

l. Memberikan pendapat hukum (legal opinion)

m. Memberikan informasi hukum (legal information)

n. Memberikan menyusun kontrak-kontrak (legal drafting)

o. Membela kepentingan klien (litigation)

p. Mewakili klien di muka pengadilan (legal representation)

q. Memberikan bantuan hukum dengan Cuma-Cuma kepada masyarakat yang

lemah dan tidak mampu (legal aid/pro bono publik).113

Berdasarkan hal tersebut di atas, melaksanakan kewajiban untuk

melaporkan perbuatan klien yang terindikasi kejahatan tertentu merupakan hal

yang cukup sulit, secara khusus merujuk pada poin huruf (h) yaitu menjaga

hubungan baik dengan klien maupun dengan teman sejawat. Dengan demikian

113 Theodorus Yosep Parera, Op. Cit., h. 6-7.

Page 18: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

98

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

untuk dapat melaksanakan kewajiban pelaporan sebagaimana dikehendaki oleh PP

No. 43 Tahun 2015 adalah cukup menemukan kesulitan dan tantangan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Theodorus Yosep Parera juga menjelaskan

hubungan antara advokat dan klien sebagai berikut:114

“Hubungan antara advokat dengan klien tentu saja berkaitan dengan

pekerjaan utama advokat, yaitu:

a) pemberian nasihat hukum kepada klien yang memerlukannya;

b) pembelaan kepentingan klien;

c) membuat draft kontrak (perjanjian) nagi kepentingan para pihak yang

berminat untuk mengadakan hubungan hukum;

d) memfasilitasi kepentingan masyarakat yang menjadi kliennya dalam

suatu proses perundingan guna menyelesaikan perselisihan hukum;

e) dan lain-lain bentuk pelayanan hukum yang diperlukan dunia usaha”.

Adapun ketentuan mengenai hubungan advokat dengan klien yang

tercantum pada Pasal 4 Kode Etik Advokat Indonesia yaitu:

a. Advokat dalam perkara-perkara perdata harus mengutamakan penyelesaian

dengan jalan damai;

b. Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat menyesatkan

klien mengenai perkara yang sedang diurusnya;

c. Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang

ditanganinya akan menang;

d. Dalam menentukan besarnya honorarium advokat wajib mempertimbangkan

kemampuan klien;

e. Advokat tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak

perlu;

f. Advokat dalam mengurus perkara cuma-cuma harus memberikan perhatian

yang sama seperti terhadap perkara untuk mana ia menerima uang jasa;

g. Advokat harus menolak mengurus perkara-perkara yang menurut

keyakinannya tidak ada dasar hukumnya;

h. Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yag diberitahukan

oleh klien secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah

berakhirnya hubungan antara advokat dan klien itu;

i. Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya

pada saat yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang bersangkutan;

j. Advokat mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau lebih harus

mengundurkan diri sepenuhnya dari kepengurusan kepentingan-kepentingan

114 Ibid, h. 9.

Page 19: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

99

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tersebut, apabila di kemudian hari timbul pertentangan kepentingan antara

pihak-pihak yang bersangkutan;

k. Hak retensi advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak akan menimbulkan

kerugian kepentingan klien.

Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa advokat dalam melaksanakan

jabatannya dituntut harus profesional, ini terlihat dalam melaksanakan tugasnya

advokat tidak boleh menguntungkan dirinya sendiri. Dalam hal ini advokat

berbeda dengan profesi notaris, yang mana notaris harus bersifat netral bagi para

pihak meski ia diminta bantuan hukum oleh salah satu pihak sebagaimana Pasal

16 ayat (1) UUJN. Selain itu, dalam melaksanakan tugas jabatannya, seorang

advokat harus berpegang teguh pada kode etik advokat. Kode etik advokat pada

dasarnya merupakan sebuah etika atau norma-norma dasar yang menjadi acuan

bagi advokat dalam menjalankan profesinya. Profesi advokat dalam melaksanakan

tugas jabatannya harus selalu dilandasi dengan sikap bertanggung jawab.

Bertanggung jawab disini dimaksudkan bahwa setiap advokat dalam melakukan

suatu perbuatan akan selalu dilandasi dengan hukum, moral, dan kode etik

advokat. Seorang advokat memiliki tanggung jawab moral dalam menjalankan

profesinya yaitu dituntut harus bersikap realistis dan kritis, orientasi diri ini akan

mendorong seorang advokat untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang

diberikan untuk kepentingan diri sendiri dan klien seperti yang telah dijelaskan di

atas. Profesi advokat harus bersedia memberi pertanggungjawaban atas tindakan-

tindakan yang dilakukannya dalam membela kliennya.

Pada dasarnya, advokat tetaplah manusia yang berarti advokat memiliki

kewajiban untuk saling menghormati dan menghargai sesama manusia. Advokat

memiliki suatu kebebasan bicara selayaknya warga negara dan dilindungi oleh

Page 20: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

100

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

hukum atas tindakannya. Advokat tidak dibenarkan untuk melakukan penghinaan

atau penuduhan dengan kata-kata yang menyakitkan hati kepada pihak lawannya.

Advokat diharapkan sedapat mungkin menghindari tindakan yang melukiskan

secara gelap kelakuan lawan dan kecenderungan untuk melakukan peghinaan dan

ucapan yang bertentangan dengan kepentingan tugas umum yang diembannya.

Ketika advokat tidak menjalankan profesinya sebagaimana mestinya, maka ia

akan menerima sanksi dari organisatoris advokat.115

Seorang advokat memiliki tanggung jawab moral dalam menjalankan

profesinya yaitu dituntut harus bersikap realistis dan kritis, orientasi diri ini akan

mendorong seorang advokat untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang

diberikan untuk kepentingan diri sendiri dan klien seperti yang telah dijelaskan di

atas. Profesi advokat harus bersedia memberi pertanggungjawaban atas tindakan-

tindakan yang dilakukannya dalam membela kliennya.

3.3. Batasan Hak Imunitas Advokat dalam Menjalankan Profesi

Advokat merupakan jabatan kepercayaan yang harus selaras menjalankan

tugas dan fungsi sebagai orang yang dipercaya, oleh sebab itu advokat harus

melaksanakan prinsip-prinsip viduciaryduty terhadap klien sebagai kewajiban

ingkar advokat (verschoningshplicht).116 Sehubungan dengan kedudukan dalam

menjalankan tugas profesi sebagai penegak hukum Advokat diberikan

perlindungan hukum dengan berbagai hak, yaitu pada Pasal 16 UU Advokat yang

115 Yahman dan Nurtin Tarigan, Op. Cit., h. 97.

116 Fauzie Yusuf Hasibuan, Hak Imunitas Advokat, Universitas Jayabaya, Jakarta, h. 10.

Page 21: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

101

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dinyatakan bahwa advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana

dalam menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan

pembelaan Klien dalam sidang pengadilan. Hak yang diatur di dalam UU Advokat

itu merupakan implementasi atau ditafsirkan sebagai imunitas/kekebalan yang

dimiliki oleh advokat dalam menjalankan profesinya. Secara eksplisit Pasal 16

UU Advokat memang tidak mengatur tentang hak imunitas namun secara implisit

Pasal 16 UU Advokat itu mengandung pengertian bahwa hak yang dimiliki oleh

advokat merupakan bentuk imunitas/kekebalan yang diberikan oleh undang-

undang kepada profesi advokat dalam menjalankan tugas profesinya.

Imunitas yang dimiliki advokat dapat diartikan sebagai hak atas kekebalan

yang dimiliki oleh advokat dalam menjalankan profesinya dalam rangka membela

kepentingan kliennya. Imunitas adalah salah satu hak keistimewaan yang wajib

dimiliki advokat, karena merupakan bagian dari kebebasan profesi sesuai dengan

amanat International Bar Association Standards for the Independent of the Legal

Profession (IBA Standards). Namun dalam praktiknya masih sulit membedakan

sejauh mana imunitas melekat pada Advokat.117

Menurut Pasal 16 UU Advokat menegaskan bahwa profesi advokat tidak

dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas

profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien di dalam

sidang pengadilan. Akan tetapi imunitas yang diberikan oleh UU Advokat tidak

117 Silvia Daryanti, Nyoman Serikat PJ, dan Purwoto, “Pertanggungjawaban Pidana

Advokat Pelaku Tindak Pidana Suap Terhadap Hakim (Studi Kasus Putusan Nomor

1319K/Pid.Sus/2016)”, Diponegoro Law Journal, vol. 6 No. 2 (2017) April 2017,

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/article/view/19621/0, h. 12, diakses pada 25 Februari

2021.

Page 22: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

102

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

berjalan sebagaimana mestinya, tidak sedikit advokat dalam menjalankan

profesinya terjerat masalah hukum dan akhirnya menjadi Tersangka.118

Dalam bagian hak-hak dan tugas advokat, butir 8 IBA Standards

disebutkan bahwa:

“Seorang advokat tidak boleh dihukum atau diancam hukuman, baik itu hukum

pidana, perdata, administratif, ekonomi maupun sanksi atau intimidasi lain dalam

pekerjaan membela dan memberi nasehat kepada klien dan kepentingan klien

secara sah”

Butir 7 IBA Standards tentang profesi hukum menyatakan bahwa:

“Seorang advokat tidak boleh disamakan atau diidentifikasikan sama dengan

klien atau perbuatan yang menjadi tujuan klien, sekalipun perbuatan itu

populer atau tidak populer”.

Ketentuan tersebut telah diatur juga dalam UU Advokat pada Bab IV

tentang Hak dan Kewajiban advokat. Kewajiban dan hak advokat diatur pada

Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 18, dan Pasal 19 UU Advokat. Pasal 14 UU

Advokat menentukan bahwa “advokat bebas mengeluarkan pendapat atau

pernyataan dalam membela perkara yang menjadi tanggung jawabnya di dalam

persidangan dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan

perundang-undangan”. Berdasarkan penjelasan Pasal 14 UU Advokat dijelaskan

bahwa yang dimaksud dengan bebas adalah tanpa tekanan, ancaman, hambatan,

tanpa rasa takut atau perlakuan yang merendahkan martabat profesi. Kebebasan

dimaksud dengan Kode Etik Profesi dan perundang-undangan.

118 Solehoddin “Menakar Hak Imunitas Profesi Advokat”, Rechtidee Jurnal Hukum, vol.

10 No.1 (2015), https://journal.trunojoyo.ac.id/rechtidee/article/download/1141/969, h. 113,

diakses pada 14 Februari 2021.

Page 23: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

103

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pasal 15 UU Advokat menentukan bahwa “Advokat bebas dalam

menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi tanggung

jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan perundang-

undangan”. Adapun yang dimaksud bebas terkait dengan melaksanakan tugas

profesi advokat tersebut adalah tanpa ada tekanan dan ancaman yang akan

menimbulkan rasa takut atau ada perlakuan yang merendahkan harkat dan

martabat profesi sebagai officium nobile. Konsekuensi hak imunitas bagi profesi

Advokat yaitu tidak dapat dituntut secara perdata maupun pidana. Jadi jelas

sesuai dengan uraian di atas, dapat dipahami bahwa ketentuan Pasal 15 UU

Advokat, imunitas adalah proteksi terhadap advokat dalam menjalankan tugasnya

untuk membela kepentingan kliennya di luar persidangan maupun ketika

mendampingi kliennya dalam suatu dengar pendapat di lembaga perwakilan

rakyat.

Dasar pemberian kekebalan kepada advokat pada Pasal 16 UU Advokat

bahwa Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam

menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan klien dalam

sidang pengadilan. Namun dalam perkembangannya, Mahkamah Konstitusi

mengabulkan permohonan perkara Nomor 26/PUU-XI/2013 tentang pengujian

Pasal 16 UU Advokat. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 26 PUU-XI-2013 telah

melegitimasi Pasal 16 UU Advokat mengenai imunitasnya dalam menjalankan

profesi diluar lingkungan peradilan. Hal itu disebabkan karena adanya

pertentangan dengan hak konstitusional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28D

ayat (1), 28G ayat (1) dan Pasal 28H ayat (2) UUD NRI Tahun 1945. Mahkamah

Page 24: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

104

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Konstitusi mengabulkan permohonan perkara Nomor 26/PUU-XI/2013. Implikasi

dari putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 26/PUU-XI/2013 jika ditinjau dari segi

yuridis bahwa Pasal 16 UU Advokat bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak

memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang dimaknai “Advokat tidak dapat

dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya

dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien di dalam maupun di luar

sidang pengadilan”. Sedangkan dari segi praktis bahwa dengan dikeluarkannya

putusan Nomor 26/PUU-XI/2013 oleh MK mengakibatkan pelaku bantuan hukum

dalam hal ini advokat mendapat perlindungan di dalam maupun di luar sidang

pengadilan serta klien tidak dapat dengan mudah menuntut seorang advokat baik

secara perdata maupun pidana.119

Maksud iktikad baik adalah menjalankan tugas profesi demi tegaknya

keadilan berdasarkan hukum untuk membela kepentingan kliennya dalam dalam

setiap tingkat peradilan di semua lingkungan peradilan. Artinya bahwa advokat

dalam menjalankan profesinya harus benar-benar berdasarkan hukum dan kode

etik advokat. Profesi hukum menuntut persyaratan dan standarisasi yang tinggi

terhadap seorang advokat dalam menjalankan profesinya tidak diperbolehkan

melakukan hal-hal yang justru melanggar hukum dan kode etik dengan berlindung

di balik hak imunitas.

119 Ni Made Desika Ermawati Putri dan I Made Tjatrayasa, “Implikasi Putusan Nomor

26/PUU-XI/2013 Mengenai Judicial Review Pasal 16 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003

tentang Advokat Terhadap Perlindungan Hukum Profesi Advokat”, Kertha Wicara, vol. 4 No. 1,

2015, https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/view/12012/8312, h. 4, diakses pada 14

Februari 2021.

Page 25: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

105

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pengertian luar sidang dalam putusan Mahkamah Konstitusi itu adalah

pembelaan advokat sejak kliennya diperiksa dan ditersangkakan di luar

persidangan. Susanti Adi Nugroho berpendapat bahwa imunitas advokat tidak

dapat diberikan secara mutlak. Advokat tidak kebal hukum sehingga ia tetap dapat

dimintakan pertanggungjawabannya. Terlebih lagi, advokat adalah profesi yang

sifatnya profesional dan klien berhak mendapatkan upaya terbaik dari seorang

advokat. Frasa “dalam persidangan” ini adalah tidak hanya dalam ruang

persidangan itu sendiri, tetapi setiap tindakan yang diperlukan saat melakukan

proses persidangan itu sendiri, baik di pengadilan tingkat pertama hingga

peninjauan kembali. Apabila terjadi kesalahan saat memberikan pendapat

hukumnya, mereka dapat dimintai pertanggungjawaban. Dengan kata lain tidak

dilindungi oleh hak imunitas.120

Peran advokat di luar pengadilan tersebut telah memberikan sumbangan

berarti bagi pemberdayaan masyarakat serta pembaruan hukum nasional termasuk

juga dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Oleh karena itu, tujuan UU

Advokat di samping melindungi advokat sebagai organisasi profesi, yang paling

utama adalah melindungi masyarakat dari jasa advokat yang tidak memenuhi

syarat-syarat yang sah atau dari kemungkinan penyalahgunaan jasa profesi

advokat. Adanya pendapat tersebut, maka Mahkamah Konstitusi menegaskan

bahwa ketentuan Pasal 16 UU Advokat harus dimaknai advokat tidak dapat

dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya

120 Teguh Prasetyo, Hukum dan Sistem Hukum Berdasarkan Pancasila, Media Perkasa,

Yogyakarta, 2013, h. 34.

Page 26: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

106

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien di dalam maupun di luar

sidang pengadilan.

Kemudian berdasarkan Pasal 18 ayat (2) UU Advokat menentukan bahwa:

“Advokat tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela perkara oleh

pihak yang berwenang dan/atau masyarakat”. Hal ini sebagai perwujudan dari

sikap tindak seorang advokat yang profesional dan proporsional, karena advokat

bertindak atas kepercayaan yang diberikan oleh kliennya untuk membela

kepentingannya baik di dalam maupun di luar pengadilan, sehingga sikap dan

tindakannya atas dasar persetujuan dan sepengetahuan kliennya dan bukan atas

kehendaknya sendiri.

Advokat sebagai profesi yang mulia (officium nobile) memiliki kebebasan

dalam melaksanakan tugasnya.121 Hal ini diartikan advokat tidak terikat dalam

melaksanakan tugasnya. Hal ini diartikan advokat tidak terikat pada hierarki

birokrasi. Advokat juga bukan merupakan aparat negara sehingga advokat

diharapkan mmapu berpihak kepada kepentingan masyarakat atau kepentingan

publik. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka kedudukan sosial dari advokat

yang demikian itu telah menimbulkan pula tanggung jawab moral bagi advokat

yang bukan hanya bertindak sebagai pembela konstitusi namun juga bertindak

sebagai pembela hak asasi manusia, khususnya yang berkaitan dengan hak-hak

publik.122

121 Theodorus Yosep Parera, Op. Cit., h. 2.

122 Adnan Buyung Nasution, Arus Pemikiran Konstitunasionalisme: Advokat, tanpa

penerbit, Jakarta, 2007, h. 1.

Page 27: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

107

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Selanjutnya hak yang dimiliki oleh advokat adalah hak untuk melindungi

dokumen dan rahasia klien. Berdasarkan Pasal 19 UU Advokat, menyebutkan

bahwa:

Pasal 19:

(1) Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh

dari kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh

undang-undang;

(2) Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk

perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau

pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi

elektronik advokat.

Pasal 9 Kode Etik dan Ketentuan tentang Dewan Kehormatan

Advokat/Penasehat Hukum Indonesia mengatur bahwa:

1. Profesi Advokat/Penasehat Hukum adalah profesi yang mulia dan

terhormat (officium nobile), menjalankan tugas pekerjaan menegakkan

hukum, keadilan dan kebenaran, sejajar selaku penegak hukum di

pengadilan bersama jaksa dan hakim (offer’s of the courth) yang dalam

tugas pekerjaannya dibawah lindungan hukum dan undang-undang.

2. Advokat/ Penasehat Hukum tidak dapat diperiksa sebagai tersangka oleh

yang berwajib dalam perkara dari klien yang ditangani.

3. Advokat/Penasehat Hukum memiliki imunitas hukum secara perdata dan

pidana baik dalam membuat statement (pernyataan-pernyataan) yang

dibuat dalam iktikad baik maupun dalam pledoi (pembelaan hukum),

tertulis atau lisan, ataupun di dalam penampilannya dimuka pengadilan,

tribunal ataupun otoritas hukum ataupun otoritas administrasi.

Salah satu hak yang penting bagi advokat dalam menjalankan profesinya

adalah hak atas kebebasan menjalankan fungsi sebagai penasihat hukum. Terkait

dengan kebebasan, seorang advokat tidak hanya kebal dari tuntutan hukum pidana

dan perdata, tetapi juga administratif, ekonomi, maupun sanksi atau intimindasi

lainya dalam pekerjaan advokat sebagai akibat hukum yang diberikan klien

melalui surat kuasa, membela dan memberi nasehat kepada klien dengan cara

Page 28: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

108

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iktikad baik.123 Terkait dengan pemberian hak advokat tidak dapat dituntut di

depan pengadilan, Ismail Saleh memberikan pedoman empat pokok yang harus

diperhatikan para advokat adalah sebagai berikut:

a. Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang advokat harus

mempunyai integritas moral yang mantap. Dalam hal ini, segala

pertimbangan moral harus melandasi pelaksanaan tugas profesinya.

Walaupun akan memperoleh imbalan jasa yang tinggi, namun sesuatu

yang bertentangan dengan moral yang baik harus dihindari;

b. Seorang advokat harus jujur, tidak hanya pada kliennya, juga pada

dirinya sendiri. Ia harus mengetahui akan batas-batas kemampuannya,

tidak memberi janji-janji sekedar untuk menyenangkan kliennya, atau

agar si klien tetap mau memakai jasanya;

c. Seorang advokat harus menyadari akan batas-batas kewenangannya. Ia

harus mentaati ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku tentang

seberapa jauh ia dapat bertindak dan apa yang boleh serta apa yang

tidak di tempat kedudukannya sebagai advokat;

d. Sekalipun keahlian seseorang dapat dimanfaatkan sebagai upaya yang

lugas untuk mendapatkan uang, namun dalam melaksanakan tugas

profesinya ia tidak semata-mata didorong oleh pertimbangan uang.

Seorang advokat yang Pancasilais harus tetap berpegang teguh kepada

rasa keadilan yang hakiki, tidak terpengaruh oleh jumlah uang, dan

tidak semata-mata hanya menciptakan alat bukti formal mengejar

adanya kepastian hukum.

Berdasarkan pendapat tersebut, advokat harus memenuhi pedoman-

pedoman tersebut diatas agar dalam menjalankan profesinya tidak dapat dituntut

di depan pengadilan. Advokat harus memahami batasan-batasan kewenangan

advokat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait

dengan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam menjalankan

profesinya. Menurut Otto Hasibuan, “lingkup imunitas advokat seharusnya

meliputi juga tindakan di luar persidangan, iktikad baik dari advokat yang

bersangkutan dan tindakan tersebut termasuk dalam lingkup tugas profesinya.

123 Solehoddin, Op. Cit., h. 99.

Page 29: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

109

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tanpa iktikad baik, seorang advokat tidak memiliki imunitas sehingga layak di

proses secara hukum”.124

Pemberian imunitas untuk advokat dengan tujuan agar dijamin oleh

undang-undang dalam membela kepentingan kliennya, dan tidak dihinggapi rasa

takut pada saat membela. Advokat harus dilindungi oleh negara dalam

melaksanakan tugas profesinya oleh karena itu advokat diberi perlindungan

imunitas dengan syarat tidak melanggar hukum dan peraturan perundang-

undangan. Keberlakuan imunitas melekat pada advokat dengan persyaratan utama

bahwa advokat melakukan pekerjaannya dengan iktikad baik. Pengertian iktikad

baik dapat ditelusuri melalui bagaimana frase ini diungkapkan dalam bahasa asing

in good faith (Inggris) dan de bonne fot (Perancis). Iktikad baik merupakan sendi

dalam hukum perjanjian.125 Pengertian iktikad baik dalam Kamus Istilah Hukum

Fockema Andre Belanda Indonesia yang mengatakan iktikad baik (goede trow)

berarti maksud, semangat yang menjiwai para peserta dalam hubungan hukum.”

Dari definisi iktikad baik ini dapat mempunyai arti dua hal yaitu:126

- Definisi ini dapat melengkapi hal-hal umum, sehingga dapat diterapkan

dalam hubungan keperdataan maupun hubungan kepidanaan;

- Pengertian ini tidak dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan atau

norma hukum, melainkan lebih dari itu menyangkut latar belakang maksud

dan semangat yang menjiwai mengapa suatu perbuatan dilakukan oleh

advokat dalam menjalankan tugasnya.

124 Hukum Online, “Hak Imunitas Advokat Tergantung Iktikad Baik”,

http://www.hukumonline.com/berita/b-aca/hol15478/hak-imunitas-advokat-tergantung-iktikad-

baik, diakses pada 15 November 2020.

125 Subekti, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta, 2005, h. 41.

126 Meirza Aulia Chairani, ‘Hak Imunitas Advokat Terkait Melecehkan Ahli’, Justitia

Jurnal Hukum, vol. 2 No. 1, (2018) April 2018, http://journal.um-

surabaya.ac.id/index.php/Justitia/article/view/1236/1374, h. 6, diakses pada 16 Februari 2021.

Page 30: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

110

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan hal tersebut di atas, imunitas/kekebalan yang dimiliki oleh

advokat haruslah dipakai secara tepat. Penggunaan hak kekebalan secara absolut

dapat membuat advokat dianggap sebagai pelindung para penjahat. Advokat

Luhut M.P Pangaribuan menyatakan bahwa suatu proses di Dewan Kehormatan

Profesi, menjelaskan bahwa jika ada dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh

seorang advokat, maka imunitas atau kekebalan hukum advokat itu tidak berlaku,

misalnya dengan cara-cara yang melanggar hukum. Lain halnya apabila seorang

advokat menasehati kliennya dengan iktikad baik, seperti memberi masukan

kepada kliennya untuk mempersiapkan tim ahli yang banyak agar menyatakan

bahwa kliennya tidak bersalah. Hal ini dilindungi oleh hak imunitas. Sejalan

dengan pendapat Advokat Luhut M.P Pangaribuan, mantan Hakim Agung Susanti

Adi Nugroho menjelaskan bahwa imunitas Advokat tidak dapat diberikan secara

mutlak. Advokat tidak kebal hukum sehingga ia tetap dapat dimintakan

pertanggungjawabannya. Terlebih lagi, advokat adalah profesi yang sifatnya

profesional dan klien berhak mendapatkan upaya terbaik dari seorang Advokat.

Kaitannya dengan batasan hak imunitas, advokat menjalankan profesinya

di dasarkan atas kuasa dari klien, sehingga dalam menjalankan profesinya tersebut

harus sesuai dengan kuasa dari klien tersebut. Melakukan perbuatan di luar dari

kuasa, maka hak imunitas tersebut tidak melindungi advokat. Dengan demikian

hak imunitas advokat hanya berlaku bagi mereka yang menjalankan profesinya

dalam membela kliennya dengan iktikad baik. Ukuran iktikad baik ini adalah

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan tidak melanggar hukum,

serta dengan berdasarkan Kode Etik Advokat seorang profesi advokat dalam

Page 31: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

111

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menjalankan profesinya harus bebas dan mandiri, serta tidak dipengaruhi oleh

siapapun dan wajib memperjuangkan hak-hak asasi manusia.

Seperti yang dijelaskan pada ketentuan Pasal 19 UU Advokat, perihal yang

tidak dibenarkan, yakni membuka rahasia klien karena rahasia jabatan, membuka

rahasia jabatan klien kepada penegak hukum lain. Membuka rahasia perkara

adalah suatu yang dilarang oleh UU Advokat dan kode etik. Lebih lanjut, Pasal 4

Kode Etik Advokat Indonesia ini juga menyatakan bahwa Advokat wajib

memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh klien secara

kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya hubungan

antara advokat dan klien itu. Selain ketentuan dalam Kode Etik Advokat, Advokat

sebagai profesi yang berdasarkan keahlian dan kepercayaan secara hukum

mendapatkan hak imunitas atau kekebalan hukum. Kepercayaan yang diberikan

oleh klien karena ada jaminan kerahasiaan atas informasi yang diberikan pada

seorang profesi advokat sebagaimana tercantum dalam ketentuan Pasal 19 UU

Advokat.

Kekebalan hukum tidak berarti profesi beyond the law, kekebalan artinya

dalam menjalankan jabatannya sebagai advokat dapat perlindungan dari hukum

sebagai perbuatan pribadi dan kepercayaan yang diberikan kepadanya itu tidak

pernah dapat dibuka kepada siapapun termasuk untuk menjadi saksi dalam satu

proses peradilan, kecuali atas persetujuan yang bersangkutan atau atas perintah

undang-undang. Oleh karena itu, apabila ada panggilan untuk menjadi saksi atas

Page 32: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

112

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

keterangan yang diberikan kepadanya secara rahasia, seorang profesional dapat

menolaknya. Sebab apabila rahasia itu dibuka maka akan menjadi satu delik.127

Bahkan di Amerika Serikat, kerahasiaan informasi sangat dipegang teguh

oleh para advokat, seluruh informasi yang diberikan oleh klien harus tetap

dirahasiakan meskipun informasi tersebut dapat membantu orang yang tidak

bersalah bebas dari penjara, tetapi dewasa ini aturan mengenai kerahasiaan

informasi tersebut memiliki pengecualian, yang berarti boleh dilanggar dalam

rangka pencegahan “substantial bodily harm or reasonably certain death”.128

Berdasarkan Pasal 170 ayat (1) KUHAP bahwa: “mereka yang karena

pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat

diminta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu

hal yang dipercayakan kepada mereka”. Akibat dari pelanggaran atas ketentuan

ini diatur dalam Pasal 322 KUHP, yang menyatakan bahwa:

“Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya

karena jabatan atau pencahariannya, baik yang sekarang maupun yang

dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau

pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah”.

Instrument hak ingkar bagi advokat merupakan suatu kewajiban hukum

yang melekat pada tugasnya, kewajiban itu akan berakhir apabila dihadapkan pada

panggilan hukum seperti memberikan kesaksian kesaksian di muka pengadilan

baik dalam proses perdata maupun pidana, meskipun demikian kewajiban

127 Luhut M.P. Pangaribuan, Hukum Acara Pidana: Surat Resmi Advokat Di Pengadilan

Praperadilan, Eksepsi, Pledoi, Duplik, Memori Banding, Kasasi, dan Peninjauan kembali, Cet. I,

Papas Sinar Sinanti, Jakarta, h. 64.

128 Oey, Valentino Winata, dan Wisnu Aryo Dewanto, “Batasan Terhadap Imunitas

Advokat Yang Diperluas Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 26/PUU-XI/2013”,

Jurnal Ilmu Hukum, vol. 16 No. 1 (2020) Februari-Juli 2020, http://jurnal.untag-

sby.ac.id/index.php/dih/article/download/294/pdf, h. 43, diakses pada 20 Februari 2021.

Page 33: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

113

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menyimpan rahasia dengan mempergunakan hak yang diatur pada Pasal 1909 ayat

(2) angka 3 butir e Burgerlijk Wetboek (selanjutnya disebut BW) dan Pasal 170

KUHAP.

Pasal 1909 BW ayat (1) dan ayat (2) menegaskan semua orang yang

cakap untuk menjadi saksi diharuskan memberikan kesaksian dimuka hakim.

Namun dapatlah meminta dibebaskan dari kewajiban memberikan kesaksian:

1e. siapa yang ada pertalian keluarga darah dalam garis ke samping dalam

derajat kedua atau semula dalam salah satu pihak;

2e. siapa yang ada pertalian darah dalam garis lurus tak terbatas dalam garis

ke samping dalam derajat kedua dengan suami atau istri salah satu

pihak;

3e. siapa yang kondisi kedudukannya, pekerjaannya atau jabatannya

menurut undang-undang diwajibkan merahasiakan sesuatu, namun

hanyalah semata-mata mengenai hal-hal yang pengetahuannya

dipercayakan kepadanya sebagai demikian.

Pasal 170 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP menegaskan “mereka yang karena

pekerjaan, harkat martabat atau jabatan diwajibkan menyimpan rahasia, dapat

meminta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi,

yaitu tentang hal yang dipertanyakan kepada mereka. Hakim menentukan sah atau

tidak segala alasan untuk permintaan tersebut”. Berdasarkan ketentuan pasal a quo

advokat dapat menggunakan hak ingkar untuk mengundurkan diri sebagai saksi

dan dibebaskan dari kewajiban untuk memberikan keterangan sebagai saksi.

Secara teoritis ada 3 (tiga) bentuk untuk mengetahui jabatan apa saja yang

wajib menyimpan rahasia:129

- Sistem blanko, artinya diserahkan pada praktik;

129 Luhut M.P. Pangaribuan, “Penegakan Etika Bagi Advokat, Perhimpunan Advokat

Indonesia”, Peradi, https://www.peradi.co/media/file/artikel/penegakan-etika-bagi-advokat.pdf, h.

10, diakses pada 9 Februari 2021

Page 34: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

114

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

- Enunsiatif, artinya dirinci tapi tidak lengkap sehingga praktik dapat

mengisinya;

- Atau gabungan (1) dan (2), yang dianut di negara antara lain Perancis dan

Belgia;

- Limitatif, artinya disebutkan secara rinci jabatan-jabatan itu seperti dianut di

Jerman;

- Sistem inggris yang hanya memberikan hak tolak itu pada legal adviser,

barrister, dan solicitor.

Melihat pengaturan dalam KUHAP dan BW tidak tegas telah menganut

yang mana dari bentuk-bentuk di atas. Sebab dalam penjelasan Pasal 170 ayat (1)

KUHAP itu disebutkan “pekerjaan atau jabatan yang menentukan adanya

kewajiban untuk menyimpan rahasia ditentukan oleh peraturan perundang-

undangan”. Dalam UU Advokat ditentukan bahwa advokat wajib merahasiakan

segala sesuatu yang diketahui karena profesinya. Kemudian pada ketentuan Pasal

170 ayat (2) KUHAP menyatakan bahwa “hakim menentukan sah atau tidaknya

segala alasan untuk permintaan tersebut”. Adanya ketentuan tersebut di atas, maka

setidaknya Indonesia menganut bentuk yang ketiga yaitu gabungan enunsiatif dan

blanko, artinya hanya beberapa profesi disebut memiliki kewajiban menyimpan

rahasia itu dan selebihnya apakah profesi lain memilikinya diserahkan pada

kenyataan dalam praktik yang akan dinilai oleh hakim.

Hak ingkar merupakan pengecualian terhadap ketentuan umum yang

menyatakan bahwa setiap orang yang cakap berkewajiban memberikan kesaksian

dimuka pengadilan, baik dalam proses perdata maupun pidana. Apakah hak ingkar

ini merupakan suatu hak untuk tidak bicara (verschonigrecht) atau suatu

kewajiban untuk tidak bicara (verschoningplicht). Hal ini penting diketahui

sehubungan dengan ketentuan lain yang diatur lebih lanjut di dalam Pasal 1909

ayat (1) BW dan Pasal 322 KUHP. Pasal-pasal tersebut telah menjelaskan bagi

Page 35: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

115

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

seorang advokat untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan hak ingkar yang

menjadi hak profesional, apakah dengan demikian seorang advokat dapat menolak

memberikan keterangan kesaksian khusus dalam proses penyidikan, penuntutan,

dan persidangan, menjawab hal ini dikemukakan tiga teori yang berkembang

dalam rahasia pekerjaan, yaitu:130

- Teori absolut yang menekankan kepada “membuka rahasia itu tidak akan

dapat dianggap telah membantu suatu kejahatan, menyimpan rahasia

merupakan hak yang absolut”.

- Teori yang hendak menghapuskan rahasia pekerjaan. Menurut teori ini hak

tolak bagi menyimpan rahasia pekerjaan harus dicabut.

- Teori relatif (nisbi). Pemberian keterangan tergantung pada situasi yang

konkrit yang dapat dipertimbangkan secara rasio iktikad baik.

Berdasarkan teori-teori di atas, profesi advokat dihadapkan pada pilihan

yang sangat dilematis, apakah advokat akan memilih berdasarkan pertimbangan

kepentingan masyarakat umum/negara atau menjaga kepentingan profesi. Pada

dasarnya kedua pilihan tersebut menimbulkan resiko. Hambatan

pengimplementasian hak imunitas advokat dibagi menjadi 2 (dua) faktor. Pertama,

faktor internal yang berasal dari advokat dan organisasi. Perilaku advokat yang

kurang menjunjung kode etik advokat serta organisasi advokat yang terpecah

belah mengakibatkan tidak adanya kontrol terhadap perilaku advokat yang

mengakibatkan tidak adanya pengawasan terhadap implementasi hak imunitas

advokat. Kedua, faktor eksternal yang berasal dari penegak hukum lain (polisi,

jaksa, hakim) dan dari masyarakat umum (pihak lawan atau keluarga korban).

Kurangnya pemahaman penegak hukum lain serta masyarakat umum mengenai

130 Fauzie Yusuf Hasibuan, Op. Cit, h. 12.

Page 36: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

116

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

hak imunitas advokat tersebut mengakibatkan implementasi hak imunitas advokat

tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai ketentuan dalam UU Advokat.131

Jika advokat memilih melepaskan hak dan kewajiban profesi untuk

menyimpan rahasia jabatan dengan konsekuensi dapat dituntut berdasarkan Pasal

322 KUHP. Oleh karena itu, advokat harus menyiapkan diri untuk menghadapi

tuntutan tersebut dengan alasan yang logis dan beriktikad baik guna menghindari

kesalahan atau pertanggungjawaban pidana. Sedangkan apabila mempergunakan

hak ingkar dan tetap merahasiakan maka advokat dituntut berdasarkan Pasal 224

jo. Pasal 522 KUHP. Advokat harus dengan bijak mempergunakan hak ingkar

yang diberikan kepada jabatan profesi, maka advokat harus dapat mengetahui hak

ingkar yang diberikan kepada jabatan profesi sesuai dengan ketentuan dalam

berbagai perundang-undangan terkait dengan hak ingkar.

Dalam hal pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang,

advokat juga berperan dalam hal pemberantasannya yaitu dengan adanya

kewajiban untuk melaporkan adanya transaksi keuangan mencurigakan yang

diatur dalam UU PPTPPU. Hal ini pastinya menimbulkan suatu keresahan bagi

pelaku pencucian uang yang menggunakan profesi sebagai gatekeeper atau

memanfaatkan profesi advokat untuk melakukan tindak pidna pencucian uang.

Namun ada juga pelaku kejahatan yang berlindung pada imunitas yang dimiliki

oleh advokat tersebut, padahal perlu diketahui bahwa dalam ketentuan Pasal 19

UU Advokat telah diatur bahwa kerahasiaan advokat itu berlaku “kecuali

ditentukan lain oleh undang-undang”. Dalam hal ini UU PPTPPU telah mengatur

131 Go Lisanawati dan Njoto Benarkah, Op. Cit., h. 58.

Page 37: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

117

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ketentuan terkait kerhasaiaan profesi advokat tersebut. Terkait dengan kerahasiaan

pengguna jasa/klien yang diatur dalam Surat Edaran Pusat Pelaporan dan Analisis

Transaksi Keuangan Nomor 02 Tahun 2019 tentang Pedoman Penerapan Prinsip

Mengenali pengguna Jasa dan Penyampaian Laporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan Bagi Profesi diatur sebagai berikut:

a. Profesi tidak melanggar kewajiban untuk menjaga kerahasiaan pengguna jasa

apabila menyampaikan LTKM kepada PPATK. Adapun ketentuan tersebut

diatur dalam UU PPTPPU sebagai berikut:

- Pasal 28 UU PPTPPU menyatakan bahwa pelaksanaan kewajiban

pelaporan oleh Pihak Pelapor dikecualikan dari ketentuan kerahasiaan

yang berlaku bagi pihak perlapor yang bersangkutan.

- Pasal 41 ayat (2) UU PPTPPU menyatakan bahwa penyampaian data dan

informasi oleh instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta kepada

PPATK dikecualikan dari ketentuan kerahasiaan.

- Pasal 45 UU PPTPPU menyatakan bahwa dalam melaksanakan

kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini,

terhadap PPATK tidak berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan

dan kode etik yang mengatur kerahasiaan.

b. Dalam hal profesi merasa ragu akan melanggar ketentuan mengenai menjaga

kerahasiaan pengguna jasa dan melanggar sumpah, maka PPATK

menyerahkan kepada Profesi untuk pengambilan keputusannya, yang tentunya

memiliki konsekuensi hukum apabila tidak memenuhi peraturan perundang-

undangan.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

kewajiban pelaporan oleh Pihak Pelapor dikecualikan dari ketentuan kerahasiaan

yang berlaku bagi pihak perlapor yang bersangkutan. Perlu diketahui dan

dipahami dari ketentuan pada Pasal 28 UU PPTPPU a quo agar pelaku kejahatan

pencucian uang tidak berlindung pada hak imunitas yang dimiliki oleh profesi

advokat. Advokat memiliki imunitas sehingga tidak dapat dituntut baik secara

perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya untuk kepentingan

klien di dalam maupun di luar persidangan, namun imunitas itu tidak berlaku

Page 38: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

118

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mutlak, karena terdapat batas-batas tertentu yakni kode etik profesi advokat, UU

Advokat, UU PPTPPU, serta iktikad baik yang dimiliki oleh profesi advokat.

Setiap tindakan yang melampaui batasan tersebut maka advokat dapat diproses

secara hukum dan sanksi berdasarkan peraturan berlaku.

Terkait dengan ratio legis pengaturan hak imunitas advokat sebagai bentuk

perlindungan dalam menjalankan profesinya, dapat dijelaskan bahwa pemahaman

mengenai hak imunitas advokat tersebut sebaiknya tidak ditafsirkan secara luas

karena akan menimbulkan dampak sosial karena advokat akan menjadi warga

negara yang memiliki hak istimewa atau menjadi warga negara kelas satu.

Pemahaman hak imunitas advokat tersebut hanya dapat berlaku pada saat advokat

melaksanakan tugasnya.132 Alasan yang mendasar advokat diberikan perlindungan

hak imunitas karena dalam membela kliennya mereka tidak boleh dikenai

hukuman pidana maupun perdata, selama pembelaan yang dilakukan tanpa

melanggar hukum. Namun demikian, hak imunitas yang dijamin oleh undang-

undang tersebut bukan berarti menjadikan advokat sebagai profesi yang

dibebaskan dari segala bentuk tuntutan hukum. Undang-undang hanya melindungi

advokat yang membela kliennya secara proporsional sesuai kebutuhan pembelaan

dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

masih dalam batasan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik advokat.

Sebalikya setiap perbuatan yang bersifat melanggar hukum yang dilakukan oleh

advokat tentunya tidak dilindungi oleh UU Advokat.

132 Yahman dan Nurtin Tarigan, Op. Cit., h. 76.

Page 39: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

119

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.4. Kasus yang Melibatkan Advokat dalam Tindak Pidana Pencucian

Uang

Profesi advokat merupakan salah satu dari sekian banyak profesi yang

sangat rentan terlibat dalam aktifitas pencucian uang. Karena profesi advokat,

memiliki ruang gerak yang luas dalam melakukan segala aktifitas untuk kliennya.

Misalnya, profesi advokat dapat memanfaatkan ilmu pengetahuannya, serta

jaringan yang ia miliki untuk melakukan tindak pidana pencucian uang dengan

mudah. Hal-hal tersebut yang menjadikan profesi advokat sebagai kuda hitam

dalam aktifitas pencucian uang. Para pelaku pencucian uang di Indonesia, yang

melibatkan pekerja birokrasi seperti aparatur sipil negara yang korup dan pelaku

tindak pidana pada umumnya, akan merasa khawatir jika teridentifikasi

transaksinya oleh penyedia jasa keuangan. Oleh karenanya, salah satu modus

operandi tindak pidana pencucian uang adalah menggunakan jasa dari profesi

advokat sebagai gatekeeper.133

Adapun dapat dilihat pada kasus Wa Ode Nurhayati terdakwa kasus

korupsi dan pencucian uang Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID)

Tahun Anggaran 2011, dua pengacara Wa Ode Nurhayati yaitu Arbab Paproeka

dan Wa Ode Nur Zainab menerima aliran dana ratusan juta rupiah. Dana itu

berasal dari rekening Wa Ode Nurhayati yang merupakan terdakwa kasus korupsi

dan pencucian uang Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) Tahun

Anggaran 2011. Dalam surat dakwaan, Wa Ode Nurhayati disebut menerima uang

dari tiga pengusaha terkait penentuan Kabupaten Aceh Besar, Pidie Jaya, Bener

133 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, “Laporan Tahunan 2014”, PPATK

(Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), Jakarta, 2015, h. 19.

Page 40: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

120

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Meriah, dan Kabupaten Minahasa sebagai penerima DPID. Sementara, Arbab dan

Wa Ode Nur Zainab masing-masing menerima aliran dana sebesar Rp. 100 juta

pada 3 Mei 2011 dan Rp. 150 juta pada 25 September 2010. Penuntut umum

menyebut kedua pengacara Wa Ode Nurhayati menerima transfer uang yang

diduga berasal dari tindak pidana. Wa Ode menerima beberapa kali transaksi uang

dengan jumlah Rp. 50.5 miliar dalam kurun waktu oktober 2010 sampai

September 2011. Jumlah ini di luar pendapatan Wa Ode Nurhayati sebagai

anggota DPR. Arbab tercatat sebagai mantan Anggota DPR periode 2004-2009,

sedangkan Wa Ode Nur Zainab masih satu keluarga dengan Wa Ode Nurhayati.

Apabila melihat rumusan Pasal 5 ayat (1) UU TPPU, kedua advokat Wa Ode

Nurhayati dapat dikenakan pasal TPPU tersebut

Pasal 5 UU TPPU menentukan bahwa:

“Setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan,

pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan

harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil

tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.

1000.000.000 (satu miliar rupiah)”.

Untuk dapat mengkategorikan honorarium advokat sebagai uang hasil

tindak pidana harus dipenuhi unsur “patut diduganya” sebagaimana dijelaskan

dalam penjelasan Pasal 5 ayat (1) UU PPTTPU bahwa: “Yang dimaksud dengan

"patut diduganya" adalah suatu kondisi yang memenuhi setidak-tidaknya

pengetahuan, keinginan, atau tujuan pada saat terjadinya Transaksi yang

diketahuinya yang mengisyaratkan adanya pelanggaran hukum”. Dengan

demikian, jika advokat sudah menduga atau mengetahui sumber

honorariumnya adalah memang berasal dari hasil tindak pidana barulah advokat

Page 41: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

121

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tersebut dapat ditindak karena selain melanggar UU PPTPPU, juga bertentangan

dengan Pasal 3 Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI).

Tekait aliran dana itu, Ketua Dewan Kehormatan PERADI Leonard

Simorangkir mempertanyakan apakah uang itu terkait pembayaran jasa advokat

atau tidak. Leonard Simorangkir juga menyatakan bahwa “Advokat yang

menerima uang atau transfer dari kliennya tidak dapat dianggap melakukan TPPU,

asalkan sebagai pembayaran fee atau biaya advokat”. Pembayaran fee tentu

dilakukan dalam jumlah yang wajar dan transparan. Dalam hal jumlah

pembayaran sangat besar dan fantastis, advokat patut mempertanyakan, walaupun

tidak ada ketentuan yang mengatur besaran fee advokat. Selain itu, advokat harus

menjelaskan aliran dana itu. Namun, jika ternyata transfer uang itu

adalah fee advokat yang dikirimkan dalam jumlah yang wajar dan transparan,

uang tersebut harus dianggap berasal dari sumber yang halal. Hal ini sejalan

dengan ketentuan Pasal 16 UU Advokat bahwa jika advokat menjalankan

profesinya dengan iktikad baik, tidak dapat dituntut baik pidana maupun perdata

Advokat dalam melakukan pendampingan kliennya tidak ada batas

honorarium yang diberikan oleh klien, belum ada pengaturan terkait besaran

honorarium yang diterima oleh Advokat. Honorarium atas jasa hukum seorang

advokat, pada prinsipnya ditetapkan secara wajar berdasarkan persetujuan antara

advokat dengan kliennya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 21 ayat (2) UU

Advokat. Jadi tidak ada standar atau tarif baku mengenai honorarium jasa hukum

advokat. Ari Yusuf Amir menyatakan bahwa menentukan tarif seorang advokat

memang persoalan gampang-gampang sulit. Honorarium di Indonesia dalam

Page 42: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

122

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menangani perkara hukum belum ada aturan yang baku. Oleh karena itu masing-

masing law firm mempunyai standar sendiri-sendiri terkait honorarium.134

Pendapat Leonard berbeda dengan pengamat hukum pidana, Gandjar L

Bondan. Menurut Gandjar, Pasal 5 UU TPPU melarang setiap orang menerima

atau menguasai penempatan, berdasarkan hubungan transaksi apapun harta

kekayaan yang diketahui atau patut diduga sebagai hasil tindak pidana.

Berdasarkan ketentuan tersebut, Gandjar L. Bondan ini berpendapat bahwa jasa

pengacara termasuk sebagai salah satu bentuk “menerima” atau “menguasai”.

Gandjar L. Bondan menyatakan bila kliennya adalah pengusaha dan berpotensi

memiliki kekayaan yang besar, seorang advokat dapat menafsirkan uang jasa

pengacaranya berasal dari pendapatan sang klien. Namun, apabila kliennya adalah

seorang pegawai negeri, dia patut menduga harta kliennya berasal dari tindak

pidana. 135 Apabila advokat tetap berkeinginan membela klien, seharusnya

menerima pembayaran dalam jumlah yang wajar berdasarkan kepatutan besarnya

kekayaan si pegawai negeri.

Wa Ode Nur Zainab dalam perkara tersebut membantah uang yang

ditransfer Wa Ode sebagai fee advokat. Uang itu adalah pinjaman Nur Zainab dari

Wa Ode dalam konteks sebagai keluarga. Kejadian pinjam-meminjam itu juga

terjadi pada tahun 2010. Saat menerima pinjaman uang, Wa Ode Nur Zainab

memang tak menanyakan asal-usul uang. Wa Ode Nur Zainab mengaku, sejak

134 Ari Yusuf Amir, Strategi Bisnis Jasa Advokat, Navila Idea, Yogyakarta, 2008, h. 180.

135 Hukum Online, “Dewan Kehormatan Minta Pegacara Wa Ode Jalaskan Aliran Dana”,

https://m.hukumonline.com/berita/baca/lt4fdaa2ff414df/dk-peradi-minta-pengacara-wa-ode-

jelaskan-aliran-dana, diakses pada 29 November 2020.

Page 43: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

123

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

awal dirinya mendampingi pemeriksaan Wa Ode Nurhayati di KPK. Terkait

pernyataan Leonard yang meminta avokat menjelaskan fee yang dikirim dalam

jumlah tidak wajar dan transparan, Wa Ode Nur Zainab mempertanyakan apakah

ada kewajiban dalam UU Advokat atau Kode Etik yang mengharuskan advokat

menanyakan asal-usul uang honorarium.

Terkait dengan hal tersebut, dengan adanya Advokat tidak mengetahui

aliran dana tersebut berasal darimana patut diduga adanya kesengajaan untuk

merahasiakan aliran dana tersebut, meskipun UU Advokat memberikan hak untuk

merahasiakan data-data klien, namun dikecualikan dalam kondisi seperti ini, maka

dari itu perlu dibuktikan (pembuktian) apakah advokat tersebut tidak mengetahui

aliran dana tersebut atau memang sengaja menutupi asal-usul aliran dana tersebut.

Namun, apabila advokat menerima pembayaran yang wajar sebagai imbalan jasa

yang dilakukannya dengan iktikad baik, Advokat tidak dapat diidentikkan dengan

kliennya meskipun kliennya adalah terdakwa pencucian uang.

Profesi advokat merupakan profesi yang beresiko dimanfaatkan oleh

pelaku kejahatan. Penegasan pada argumentasi dimaksud adalah bagi para

penyandang profesi advokat yang menyalahgunakan keahlian dan keuntungan dari

profesinya, untuk melaksanakan suatu aktifitas pidana yang dapat merugikan

negara. Misalnya, kerjasama yang dilakukan secara bersama-sama dengan

kliennya dalam suatu aktifitas pencucian uang. Profesi advokat juga dinilai

merupakan suatu pilihan pokok dari pelaku kejahatan sebagai sarana dalam

melaksanakan aktifitas pencucian uang secara aman, karena terdapat aturan dasar

dari profesi advokat yang dapat dimanfaatkan sebagai wadah berlindung dari

Page 44: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

124

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

suatu aktifitas kejahatan. Aturan dasar yang dimaksud adalah terkait aturan

kerahasiaan klien yang tidak secara bebas dapat dibongkar, atau diketahui oleh

aparat penegak hukum lainnya. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, maka

untuk sebagian penyandang profesi advokat berasumsi dapat berlindung di balik

aturan kerahasiaan klien untuk menutupi suatu permasalahan yang tidak

dibenarkan oleh aturan hukum pada umumnya.

Seyogyanya, profesi advokat tidak berlindung dalam aturan kerahasiaan

klien hanya demi menutupi suatu kejahatan, karena tindakan tersebut merupakan

pencideraan terhadap profesi advokat yang dikenal sebagai officium nobile.

Seharusnya sebagai bagian dari profesi hukum, profesi advokat dapat memberikan

kontribusi yang positif, misalnya tidak ragu melaporkan tindak pidana pencucian

uang kepada PPATK sebagai bentuk upaya memberantas tindak pidana pencucian

uang. Sesungguhnya di dalam upaya pelaksanaan rezim anti pencucian uang,

peranan profesi advokat merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah, dan

memberantas aktifitas pencucian uang. Sebab bagi para advokat yang memiliki

pengetahuan di bidang hukum akan sangat membantu aparat penegak hukum

lainnya, dalam upaya pencegahan, dan pemberantasan tindak pidana pencucian

uang. Misalnya peran advokat dalam mengidentifikasi dan melaporkan transaksi

keuangan yang tidak wajar atau mencurigakan kepada PPATK.

Sehubungan dengan Pihak Pelapor dalam Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang yang memasukkan advokat sebagai Pihak Pelapor,

advokat wajib melaporkan tindak pidana pencucian uang yang diketahui. Namun

ketentuan Pasal 19 ayat (1) UU Advokat, menyatakan bahwa ketika dugaan

Page 45: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

125

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pencucian uang itu dilakukan oleh klien advokat, advokat memiliki kewajiban

untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya

karena hubungan profesinya.

Kewajiban menjaga rahasia ini juga yang disinggung Ketua Umum DPN

Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) hasil Munas Pekanbaru, Fauzie

Yusuf Hasibuan dalam acara sosialisasi PP No. 43 Tahun 2015 oleh Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Fauzie Yusuf Hasibuan

yakin banyak advokat yang tak setuju atau komplain terhadap Peraturan

Pemerintah tersebut. Apalagi tingkat peraturan itu adalah berupa Peraturan

Pemerintah (PP) yang secara hierarkis berada di bawah UU Advokat. Fauzie

Yusuf Hasibuan juga menjelaskan sudah menjadi standar Internasional bahwa

advokat tidak boleh diintervensi dengan ancaman pidana maupun perdata.

Kewajiban melaporkan transaksi pencucian yang bisa saja dianggap intervensi

jika itu dianggap sebagai pelaporan yang membuka rahasia jabatan.136

Seorang advokat yang beriktikad baik melakukan pembelaan tak bisa

dikenakan sanksi pidana atau perdata. Advokat, berdasarkan hati nuraninya, bisa

melihat baik dan buruk sesuatu perbuatan. Karena itu, fauzie menilai kewajiban

melapor bagi advokat sebenarnya tidak perlu ada. Namun Kepala PPATK,

Muhammad Yusuf, mengingatkan agar jangan sampai advokat terseret masalah

hukum hanya karena tidak melaporkan transaksi mencurigakan kepada PPATK.

Advokat rentan dimanfaatkan pelaku tindak pidana pencucian uang untuk

136 Hukum Online, “Kewajiban Lapor TPPU Bagi Advokat Dikritik”, 2015,

https://m.hukumonline.com/berita/baca/lt55c82ea581ba8/kewajiban-lapor-tppu-bagi-advokat-

dikritik/, diakses pada 16 Februari 2021.

Page 46: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

126

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan. Kewajiban

pelaporan bagi advokat justru untuk menjaga marwah dan melindungi profesi

advokat.

Chandra Hamzah, juga menepis kekhawatiran kalangan advokat. PP No.

43 Tahun 2015 tetap mengedepankan asas kerahasiaan klien. “Ketentuan Pasal 8

ayat (2) tersebut ada pengecualian bagi advokat. Jadi tidak semuanya harus

dilaporkan. Pasal 8 ayat (2) PP No. 43 Tahun 2015 mengecualikan advokat dari

kewajiban lapor dalam rangka memastikan posisi hukum Pengguna Jasa dan

penanganan suatu perkara, arbitrase, atau alternatif penyelesaian sengketa.

Chandra Hamzah mengakui pengaturan tentang jenis jasa apa yang diberikan

advokat dan dibebani kewajiban lapor belum dijelaskan secara detail dan rinci.

Mantan Kepala PPATK, Yunus Husein, berpendapat senada. Advokat dan profesi

lain yang diwajibkan seperti notaris dan akuntan tak perlu khawatir berlebihan.

Mereka dikenakan lapor transaksi mencurigakan jika menjalankan tindakan untuk

kepentingan atau untuk dan atas nama pengguna jasa. Meski melayangkan kritik,

Fauzi Yusuf Hasibuan mengapreasiasi jika penyusunan PP Nomor 43 Tahun 2015

itu dilandasi niat baik melindungi profesi advokat. Kalau memang advokat

melakukan tindakan kegiatan atas nama kliennya, yang berhubungan dengan

kegiatan keuangan klien itu harus dilaporkan, lebih dari itu tidak.137

Berdasarkan kasus tersebut di atas, advokat melakukan hal yang

melanggar hukum yakni hukum pidana juga melanggar kode etik advokat itu

sendiri. Advokat memiliki kode etik yang ditetapkan oleh organisasi advokat.

137 Ibid.

Page 47: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

127

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kode etik ini berlaku mengikat advokat sebagai dasar sikap dan tindakan advokat

dalm menjalankan profesinya.138 Setiap advokat diangkat dan disumpah sebelum

menjalankan profesinya. Sumpah ini menjadi benteng sikap advokat dalam

menjalankan profesinya. Tanggung jawab advokat adalah memberikan jasa

hukum, sehingga pelanggaran terhadap tanggung jawab adalah pelanggaran

terhadap sumpah advokat.139 Karena sumpah advokat diatur didalam UU Advokat,

maka pelanggaran sumpah advokat berarti melanggar UU Advokat tersebut.

Apalagi dalam melaksanakan profesinya, advokat melakukan perbuatan

melanggar hukum, maka advokat melanggar undang-undang, kode etik advokat,

dan sumpah advokat.140

Menurut Theodorus Yosep Parera, hak imunitas advokat merupakan hak

yang sangat istimewa, oleh karena itu imunitas tidak boleh diberikan untuk

sembarangan tujuan.141 Hak imunitas diberikan untuk menjaga dan melindungi

sesuatu yang sangat istimewa. Ada dua hal sakral yang perlu dilindungi melalui

imunitas, yaitu peran advokat memberi perimbangan kekuatan (equality of arms)

dalam proses hukum dan peran menjaga due process (peradilan yang tidak

memihak).

138 Ade Waldemar, “Fungsi Advokat Dalam Perkara Korupsi”, Jurnal Era Hukum, vol 11

No. 2 (2019), https://journal.untar.ac.id/index.php/hukum/article/download/5462/3515, h. 733,

diakses pada 21 Februari 2021.

139 Ibid, h. 733.

140 Ibid.

141 Theodorus Yosep Parera, Op. Cit., h. 127.

Page 48: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

128

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Peran perimbangan kekuatan harus dijaga oleh karena dalam rangkaian

proses hukum atau peradilan, posisi seseorang tersangka ataupun terdakwa

ataupun pencari keadilan lainnya tidak sekuat posisi penyidik, penuntut, dan

hakim baik dari sisi kekuasaan atau kewenangan maupun dari sisi penguasaan

hukum. 142 Sehingga untuk menghindari hal tersebut, diperlukan kehadiran

advokat untuk membantu memperjuangkan hak-hak hukum tersangka atau

terdakwa, sehingga proses hukum dapat berjalan secara seimbang. Peran menjaga

due process, mengharuskan seorang advokat bertindak sebagai a devil’s advocate

yang wajib bersuara dalam hal mengontrol dan mengoreksi mitranya (penegak

hukum lain) agar terhindar dari kesesatan dan pelanggran.143 Jikalau hal ini tidak

dilindungi oleh imunitas, maka seorang advokat akan mudah dikriminalisasi dan

diintimidasi. Ketika kekuasaan aparat tidak dikontrol, maka penyalahgunaan

wewenang terbuka lebar, yang pada ujungnya klien akan mengalami arbitrary

process (proses hukum yang sewenang-wenang).

Dalam menjalankan misi mulia tersebut, seorang advokat dijamin

kebebasannya, yang diartikan tanpa tekanan, ancaman, hambatan, tanpa rasa

takut, atau perlakuan yang merendahkan martabat profesi. 144 Selain jaminan

kebebasan advokat dalam menjalankan profesinya, hal kedua yang penting adalah

142 Mariske Myeke Tampi, Jeffry Pri, dan Priscilla Purnomoputri, “Hak Imunitas Advokat

Dalam Menjalankan Profesi”, Law Review, vol. 18 No. 1 (2018) Juli 2018,

https://ojs.uph.edu/index.php/LR/article/download/1161/417, h. 105, diakses pada 25 Februari

2021.

143 Theodorus Op. Cit., h. 127-128.

144 Dalam Basic Principles on the Role of Lawyers ditegaskan bahwa pemerintah wajib

menjamin bahwa advokat dalam menjalankan profesinya harus bebas dari segala bentuk

intimidasi, intervensi, dan gangguan, termasuk didalamnya tuntutan secara hukum.

Page 49: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

129

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

imunitas, meski demikian, kebebasan dan imunitas itu tidaklah absolut, tetapi

dengan batas-batas tertentu yakni batas Pasal 14 dan Pasal 15 UU Advokat,

memberi batas kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan, serta itikad

baik, pada Pasal 16 UU Advokat. Jadi setiap tindakan yang melampaui atau diluar

tiga hal tersebut tidak bisa dilindungi oleh hak imunitas.

Jaminan kebebasan dan imunitas yang diberikan kepada advokat

merupakan jaminan untuk melawan pihak-pihak manapun yang melakukan

tekanan, ancaman, manipulasi, hambatan, intimidasi, dan tindakan atau perlakuan

lain yang bersifat merendahkan harkat dan martabat profesi advokat ketika

menjalankan tugas profesinya. Semua langkah yang berupa perlawanan, apalagi

jika dilakukan dengan itikad baik, yakni demi tegaknya keadilan berdasarkan

hukum untuk membela kepentingan kliennya, maka mutlak dilindungi oleh hak

imunitas.145

Terdapat dua perspektif yang dapat dilihat pada saat menelaah itikad baik,

yaitu itikad baik yang bersifat subjektif dan objektif. Iktikad baik yang bersifat

subjektif berkenaan dengan sikap batin atau kejujuran seorang advokat dalam

menjalankan tugasnya. Sedangkan Iktikad baik yang bersifat objektif lebih kepada

hal-hal yang terdapat di luar diri seorang advokat, seperti tindakan yang dilakukan

haruslah berpedoman pada norma-norma yang sesuai dengan masyarakat atau

yang dianggap patut dalam masyarakat. Dalam menilai dan mengetahui apakah

pada saat melakukan pekerjaannya seorang advokat itu didasarkan dengan itikad

baik atau tidak, maka perlu diketahui apa motivasi atau motif dan alasan

145 Mariske Myeke Tampi, Jeffry Pri, Priscilla Purnomoputri, Op. Cit., h. 106.

Page 50: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

130

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

perbuatan hukum yang dilaksanakan seorang advokat pada saat membela

kliennya.

Apabila ditelisik lebih jauh UU Advokat dan Kode Etik Advokat

Indonesia, maka dapat diartikan bahwa hak imunitas seorang advokat dilindungi

sepanjang melaksanakan tugas profesinya dengan itikad baik sesuai dengan Pasal

16 UU Advokat, hak imunitas dilindungi sepanjang tidak melakukan perbuatan

yang bertentangan dengan kewajiban kehormatan atau harkat dan martabat

profesinya, juga tidak melanggar peraturan perundang-undangan atau perbuatan

tercela sesuai dengan Pasal 6 huruf d dan e Kode Etik Advokat, dan hak imunitas

dilindungi selama advokat mengemukakan pendapat secara proporsional dan tidak

berlebihan baik di dalam sidang terbuka maupun sidang tertutup sesuai dengan

Pasal 7 huruf g Kode Etik Advokat “Advokat bebas mengeluarkan pernyataan-

pernyataan atau pendapat yang dikemukakan dalam sidang pengadilan dalam

rangka pembelaan dalam suatu perkara yang menjadi tanggung jawabnya baik

dalam sidang terbuka maupun dalam sidang tertutup yang dikemukakan secara

proporsional dan tidak berkelebihan dan untuk itu memiliki imunitas hukum baik

perdata maupun pidana”. Dengan demikian, berdasarkan UU Advokat dan Kode

Etik Advokat Indonesia, advokat tidak dilindungi hak imunitasnya apabila

terbukti melaksanakan tugasnya atas dasar iktikad yang tidak baik, melakukan

perbuatan yang bertentangan dengan kode etik dan perbuatan tercela, juga

melanggar peraturan perundang-undangan. Oleh sebab itu, advokat dalam

melaksanakan tugas profesinya harus teliti dan selektif dalam memilih langkah

apa yang hendak diambilnya saat membela klien.

Page 51: BAB III HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MENJALANKAN …

131

TESIS HAK IMUNITAS ADVOKAT … NI GUSTI AYU MADE NIA R.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Advokat tidak boleh bertindak dengan semaunya, mengacuhkan martabat

profesi, mengesampingkan peraturan perundang-undangan, kode etik, serta

iktikad baik. Bahwasanya seorang advokat harus menjadi sosok penegak hukum

yang menjunjung tinggi hukum, menjaga kredibilitas dan nama baik profesi, serta

hal yang terpenting yakni tiap tindakan yang diambil harus didasarkan atas iktikad

baik.