BAB III AKUNTABILITAS KINERJA -...

113
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JE R BA S UK I M A W A B E Y A J AW A TIMUR III - 1 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Hasil pengukuran kinerja terhadap 11 Program (meliputi 7 Program Pembangunan dan 4 Program Rutin) dan 90 kegiatan (meliputi 85 kegiatan pembangunan dan 5 kegiatan yang termasuk ke dalam Program Rutin) sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2014, menunjukkan bahwa secara umum Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai kinerja baik terkait pelaksanaan pembangunan di bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan, meski masih terdapat beberapa indikator yang belum memenuhi target. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja. Untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten, maka penetapan indikator–indikator kinerja serta rencana pencapaiannya dilakukan sejak awal perencanaan program dan kegiatan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target dari setiap indicator kinerja sasaran dengan realisasi yang dicapai oleh indicator kinerja tersebut, sehingga diketahui selisih kinerjanya (performance gap). Berdasarkan performance gap tersebut, dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa mendatang. Dalam proses pengukuran kinerja tersebut, diperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan manfaat, efisiensi dan efektivitas. Penilaian tingkat capaian kinerja setiap sasaran dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) jenis skala penilaian pengukuran yang masing-masing terdiri dari 4 (empat) kategori sebagai berikut :

Transcript of BAB III AKUNTABILITAS KINERJA -...

Page 1: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 1 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Hasil pengukuran kinerja terhadap 11 Program (meliputi 7 Program Pembangunan dan 4 Program Rutin) dan 90 kegiatan (meliputi 85 kegiatan pembangunan dan 5 kegiatan yang termasuk ke dalam Program Rutin) sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2014, menunjukkan bahwa secara umum Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai kinerja baik terkait pelaksanaan pembangunan di bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan, meski masih terdapat beberapa indikator yang belum memenuhi target. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja. Untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten, maka penetapan indikator–indikator kinerja serta rencana pencapaiannya dilakukan sejak awal perencanaan program dan kegiatan.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target dari setiap indicator kinerja sasaran dengan realisasi yang dicapai oleh indicator kinerja

tersebut, sehingga diketahui selisih kinerjanya (performance gap). Berdasarkan performance gap tersebut, dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa mendatang. Dalam proses pengukuran kinerja tersebut, diperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan manfaat, efisiensi dan efektivitas.

Penilaian tingkat capaian kinerja setiap sasaran dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) jenis skala penilaian pengukuran yang masing-masing terdiri dari 4 (empat) kategori sebagai berikut :

Page 2: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 2 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

a. Apabila indikator sasaran bermakna capaian positif, maka skala penilaian yang digunakan adalah :

SKOR CAPAIAN KATEGORI 4 > 100 % Sangat baik 3 75 % - 100 % Baik 2 55 % - 74 % Cukup 1 < 55 % Kurang

b. Apabila indikator sasaran bermakna capaian negatif, maka skala penilaian yang digunakan adalah :

SKOR CAPAIAN KATEGORI 1 > 100 % Kurang 2 75 % - 100 % Cukup 3 55 % - 74 % Baik 4 < 55 % Sangat Baik

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1. Meningkatnya tenaga kerja yang terampil/ kompeten.

% peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi.

30,00 % 21,64 % 72,13

2. Meningkatnya tenaga kerja yang dimagang-kerjakan.

% peningkatan calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di : - Dalam negeri - Luar negeri

13,00 30,00

% %

9,08 25,31

% %

69,85 84,37

3. Meningkatnya produktivitas kerja.

% pertumbuhan produktivitas perusahaan/UKM yg diberi bimbingan konsultasi produktivitas.

30,00

% 42,09 % 140,30

4. Meningkatnya pelayanan pelatihan & produktivitas.

- Hasil survey IKM pelayanan pelatihan.

- Hasil survey IKM kepuasan pengguna tenaga kerja eks UPT PK

- Hasil survey pelayanan produktivitas.

81,00

75,00

81,15

79,94

75,75

79,07

98,69

101,00

97,44

5. Meningkatnya penempatan tenaga kerja di sektor formal.

• % penempatan pencari kerja. • Pengembangan jejaring

informasi lowongan kerja : • % perusahaan anggota aktif

PLKT. • % peningkatan mitra kerja

jejaring bursa kerja.

60,00

80,00

20,00

% % %

64,03

80,11

40,85

% % %

106,72

100,14

204,25

Page 3: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 3 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

6. Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja.

Hasil survey IKM : • Pelayanan penempatan tenaga

kerja. • Pelayanan TKI (Tenaga Kerja

Indonesia).

80,00

76,50

74,33

76,30

92,91

99,74

7. Meningkatnya per-luasan lapangan kerja di sektor informal.

% tenaga kerja di sektor informal yang mampu belajar usaha & mempunyai pendapatan tetap (usahanya tetap eksis).

97,00 % 97,50 % 100,52

8. Menurunnya perse-lisihan hub. industrial.

% penurunan kasus perselisihan hub. industrial.

15,00 % 6,08 % 40,53

9. Meningkatnya perbaikan syarat kerja & kesejahteraan pekerja.

• % peningkatan upah pekerja. • % peningkatan Peraturan

Perusahaan (PP) • % peningkatan Perjanjian Kerja

Bersama (PKB).

10,00 35,00

27,00

% % %

15,37 17,03

20,51

% % %

153,70 48,66

75,96

10. Meningkatnya pelayanan pembinaan hubungan industrial.

Hasil survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial.

81,25 82,87 101,99

11. Meningkatnya K3 yang kondusif.

• % penurunan kasus kecelakaan kerja.

• % peningkatan perusahaan yg mendapat penghargaan K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) : • Kecelakaan Nihil (Zero

Accident). • SMK3 (Sistem Manajemen K3).

17,00

25,00

25,00

% % %

14,23

17,05

47,37

% % %

83,71

68,20

189,48 12.

Meningkatnya kepe-sertaan jamsostek aktif.

% kepesertaan jamsostek aktif : • Orang (tenaga kerja). • Perusahaan.

40,00 67,00

% %

34,30 67,53

% %

85,75

100,79 13. Meningkatnya ling-

kungan kerja yang aman, higienis dan nyaman, serta tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif.

• % pengujian kualitas udara emisi & ambien.

• % pemeriksaan lingkungan kerja & tenaga kerja.

96,00

95,00

% %

90,49

100,00

% %

94,26

105,26

14. Meningkatnya pelayanan K3.

Hasil survey IKM pelayanan K3. 78,50 80,33 102,33

15. Meningkatnya angka kepemilikan dokumen kependudukan.

% kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui perekaman data e-KTP.

100 % 89,68 % 89,68

16. Meningkatnya realisasi pemberangkatan transmigrasi.

% penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (Kepala Keluarga).

70,00 % 44,43 % 63,47

17. Meningkatnya kemandirian transmigran.

% transmigran yg berhasil meningkatkan taraf ekonomi & sosialnya.

35,00 % 36,00 % 102,86

Page 4: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 4 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

3.1. CAPAIAN KINERJA DISNAKERTRANSDUK PROV. JAWA TIMUR

3.2.1 Sasaran 1 : Meningkatnya tenaga kerja yang terampil/kompeten

Dimaksudkan untuk mewujudkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi kesempatan kerja di dalam dan luar negeri. Indikator beserta capaian kinerjanya adalah sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 % peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi.

30,00 % 21,64% 72,13 10,05% -28,75% 37,99% 65,66% n.a

Penciptaan lapangan kerja yang produktif diawali oleh tersedianya tenaga

kerja yang kompeten. Untuk mendapatkan kompetensi kerja yang memadai, calon tenaga kerja harus dibekali pelatihan untuk memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan/keahlian tertentu. Seseorang yang telah mengikuti pelatihan kerja mendapat pengakuan atas keterampilan/kompetensinya berupa sertifikat keterampilan/kompetensi. Sertifikat keterampilan dikeluarkan oleh BLK atau Lembaga Pelatihan, sedangkan sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) atau LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi).

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Pada tahun 2014, target peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan/kompetensi sebesar 30%, realisasi 21,64% atau capaian kinerjanya sebesar 72,13% (kategori “cukup”).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 : Target sebesar 30%, realisasi 21,64% (capaian kinerjanya

72,13%). Lulusan pelatihan yang mendapat sertifikat keterampilan/

Page 5: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 5 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

kompetensi sebanyak 160.497 orang, terdiri dari peserta pelatihan LPKS (Lembaga Pelatihan Kerja Swasta) 152.208 orang dan pelatihan di UPT PK (BLK) 8.289 orang.

- Tahun 2013 : dari target peningkatan 30%, realisasi sebesar 10,05% atau capaian kinerjanya 33,50%. Lulusan pelatihan yang mendapatkan sertifikat keterampilan/kompetensi mencapai 131.940 orang, terdiri dari peserta pelatihan LPKS 109.560 orang dan pelatihan di UPT PK (BLK) 22.380 orang.

- Tahun 2012 : dari target peningkatan 20%, realisasi -28,75% (capaian kinerja -143,75%) atau turun dari tahun sebelumnya menjadi 119.888 orang, terdiri dari peserta pelatihan LPKS 103.880 orang dan pelatihan di

UPT PK (BLK) 16.008 orang. - Tahun 2011 : dari target peningkatan 10%, realisasi 37,99% (capaian

kinerja 379,9%). Lulusan pelatihan yang mendapatkan sertifikat keterampilan/kompetensi mencapai 168.262 orang, terdiri dari peserta pelatihan LPKS 158.674 orang dan pelatihan di UPT PK (BLK) 9.588 orang.

- Tahun 2010 : dari target kenaikan 5% realisasi 65,66% (capaian kinerjanya 1.313,2%). Lulusan pelatihan yang mendapatkan sertifikat keterampilan/ kompetensi mencapai 121.937 orang, terdiri dari peserta pelatihan LPKS 117.361 orang dan pelatihan di UPT PK (BLK) 4.576 orang. Kenaikan yang sangat signifikan di tahun 2010 dikarenakan mulai berjalannya pendataan pelatihan yang dilaksanakan oleh LPKS.

- Tahun 2009 : Lulusan pelatihan yang mendapatkan sertifikat keterampilan/ kompetensi mencapai 73.609 orang, terdiri dari peserta pelatihan LPKS 67.180 orang dan pelatihan di UPT PK (BLK) 6.429 orang. Tahun 2009 belum dapat ditentukan target kenaikannya karena di tahun 2008 data pelatihan dari LPKS belum tersedia secara akurat. Namun di tahun 2008 lulusan pelatihan yang mendapatkan keterampilan/kompetensi sebanyak 7.872 orang.

Page 6: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 6 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Diagram 3.1 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi tahun 2009 – 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi mencapai 21,64% atau belum memenuhi target Renstra sebesar 30%.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan : Salah satu pelayanan dasar SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah pelayanan pelatihan kerja, yang meliputi indikator (1) Besaran tenaga kerja yg mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, dengan target Nasional 75% di

tahun 2016, dan (2) Besaran tenaga kerja yg mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat, dengan target Nasional 60% di tahun 2016.

Perbandingan dengan Prov. Jawa Barat dan Jawa Tengah : • Indikator kinerja pelatihan Prov. Jawa Barat :

Jumlah tenaga kerja terlatih : a. Jumlah tenaga kerja yang memiliki sertifikat kompetensi : target 160

orang realisasi 160 orang (capaian 100%).

Page 7: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 7 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

b. Jumlah tenaga kerja yang memiliki sertifikat pelatihan : target 1.320 orang realisasi 2.588 orang (capaian 196,06%).

• Indikator kinerja pelatihan Prov. Jawa Tengah :

a. Jumlah tenaga kerja terampil berbasis kompetensi. b. Jumlah tenaga kerja terampil berbasis masyarakat. (Dalam proses penyusunan laporan kinerja)

Indikator kinerja pelatihan Prov. Jawa Barat dan Jawa Tengah berupa ”jumlah” tenaga kerja yang telah dilatih, sedangkan indikator kinerja Prov. Jawa Timur berupa % peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi, sehingga capaian kinerjanya tidak dapat dilakukan perbandingan. Jika diperbandingkan secara kuantitatif, lulusan pelatihan yang mendapatkan sertifikat keterampilan/kompetensi di Jawa Timur mencapai 160.497 orang, berasal dari pelatihan yang dilaksanakan oleh 16 UPT Pelatihan Kerja (BLK) Pemerintah Prov. Jawa Timur maupun Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS).

e. Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan/Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja : Besarnya angka kelulusan pelatihan mengindikasikan makin banyaknya calon tenaga kerja yang memiliki skill maupun kompetensi yang didukung oleh

sertifikat keterampilan dan/atau sertifikat kompetensi sebelum memasuki dunia kerja. Dengan bekal skill/kompetensi dan sertifikat, tenaga kerja yang telah dilatih lebih memiliki daya saing dan kekuatan tawar (bargaining position) untuk mengisi peluang di pasar kerja dalam maupun luar negeri. Pada saat yang bersamaan, untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki skill dan kompetensi memadai, serta mampu bersaing di pasar kerja dalam negeri maupun luar negeri, perlu didukung oleh ketersediaan sarana-prasarana lembaga pelatihan yang memadai sehingga output pelatihan yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan standar kompetensi yang diakui oleh pasar kerja di dalam maupun luar negeri. Hingga saat ini, kondisi sarana-prasarana maupun

Page 8: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 8 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

fasilitas pelatihan di 16 (enam belas) UPT Pelatihan Kerja atau BLK benar-benar belum memadai sehingga masih banyak diperlukan revitalisasi. Terkait hal tersebut, maka di tahun 2014 prioritas diarahkan pada : • Menyelesaikan reposisi 16 (enam belas) UPT Pelatihan Kerja atau BLK

menjadi bertaraf internasional. Terkait hal itu, salah satu fokusnya adalah pembangunan sarana-prasarana UPT Pelatihan Kerja (BLK), termasuk revitalisasi fasilitas lainnya, antara lain mesin/peralatan pendukung pelatihan agar lebih sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan dunia usaha. Dengan makin memadainya sarana-prasarana pelatihan, maka ke depan output pelatihan berupa tenaga kerja dengan skill/kompetensi memadai akan lebih meningkat, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

• Prioritas lainnya adalah pembangunan Tempat Uji Kompetensi (TUK) di UPT-

UPT Pelatihan Kerja, untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas pelaksanaan uji/sertifikasi kompetensi bagi tenaga kerja. Dengan demikian, semakin banyak tenaga kerja kompeten yang mendapatkan pengakuan atas kompetensi kerjanya melalui uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi.

• Efisiensi paket Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) dari Kemnakertrans RI. Sebagai gambaran, pada tahun sebelumnya paket Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) untuk tiap UPT PK rata-rata sebanyak

13 paket, tetapi pada tahun 2014 mengalami penurunan signifikan menjadi rata-rata hanya 3 paket untuk setiap UPT PK. Kondisi ini mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang dilatih serta lulusan pelatihan di tahun 2014.

Disamping itu, terjadi kenaikan jumlah siswa pelatihan dari LPKS karena mulai tahun 2014 diintensifkan pendataan pelatihan LPKS. Diberlakukannya Komite Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja (KA-LPK) memberi kontribusi terhadap pendataan, dimana LPKS saat ini telah memberikan data secara konkret.

Alternatif solusi yang telah dilakukan : • Menyelesaikan target pembangunan dan revitalisasi sarana-prasarana 16

UPT PK, dan pada saat bersamaan secara bertahap.

Page 9: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 9 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

• Mengintensifkan fungsi Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) untuk

mencetak tenaga kerja yang terampil/kompeten.

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di 16 UPT PK. Untuk sumber dana APBD, alokasi Rp. 55.250.000.000,- realisasi Rp. 52.996.830.637,- (95,92%). Untuk sumber dana APBN, alokasi Rp. 4.229.620.000,- realisasi Rp. 4.210.907.905,- (99,56%). Dari sisi personil, pencapaian indikator didukung oleh 286 Instruktur di 16 UPT PK. Namun keberadaan Instruktur ini semakin minim dengan banyaknya yang memasuki purna tugas, sehingga sangat diperlukan kaderisasi untuk menambah Instruktur baru dari segi kuantitas, sekaligus meningkatkan kapasitasnya melalui pelatihan dan pengembangan.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja • Pengembangan dan penguatan kompetensi antara lain dilakukan dengan

mewujudkan 16 (enam belas) UPT Pelatihan Kerja menjadi lembaga pelatihan berbasis kompetensi. Salah satu arah pengembangannya adalah terwujudnya UPT Pelatihan Kerja menjadi lembaga pelatihan berbasis kompetensi, juga menjadi TUK (Tempat Uji Kompetensi). Di Jawa Timur, kini terdapat 28 TUK di 11 (sebelas) UPT Pelatihan Kerja, yaitu untuk subkejuruan las, mesin logam, listrik, otomotif (roda 2 dan roda 4), multi media, aneka kejuruan, teknologi mekanik, pertanian, teknologi informatika, garmen, komputer, dan LMI (Logam Mesin Indonesia).

• Siswa yang dilatih menunjukkan peningkatan mutu melalui sertifikasi/uji

kompetensi. Hal ini disumbang oleh kebijakan Pemerintah Prov. Jawa Timur untuk mereposisi 16 (enam belas) UPT Pelatihan Kerja menjadi bertaraf internasional. Kurikulum pelatihan senantiasa dikembangkan dan

Page 10: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 10 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

disempurnakan agar lebih mengikuti perkembangan IPTEK dan kebutuhan pasar kerja di dalam negeri maupun luar negeri.

• Untuk mendukung peningkatan kompetensi tenaga kerja, pada tahun 2014

telah terbentuk 16 Production Training Center (PTC) di 10 (sepuluh) UPT Pelatihan Kerja, dari semula hanya ada 1 PTC di tahun 2011. Pembentukan PTC di beberapa UPT Pelatihan Kerja telah berkembang sangat pesat, mengingat PTC didirikan sebagai sebuah lembaga yang menjalankan fungsi pelatihan sekaligus berproduksi.

• UPT Pelatihan Kerja juga menjalankan fungsi penempatan lulusan di pasar kerja, yaitu mempertemukan lulusan dengan lowongan kerja, dan

diharapkan dapat menjembatani kerjasama antara perusahaan dengan lembaga pelatihan. Untuk mendukung fungsi tersebut, UPT didukung Kios 3in1 (pelatihan – sertifikasi – penempatan) guna meningkatkan partisipasi kalangan pendidikan dalam menciptakan tenaga kerja yang berkeahlian guna menekan pengangguran.

• UPT-UPT Pelatihan Kerja menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di wilayah kerjanya melalui Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan di bidang pelatihan, pemagangan atau penempatan kerja. Dengan demikian, alumni siswa pelatihan UPT PK memiliki banyak

kesempatan untuk mengembangkan keterampilan/kompetensinya dan berpeluang lebih besar untuk mengisi kesempatan kerja di sektor formal.

3.2.2 Sasaran 2 : Meningkatnya tenaga kerja yang dimagangkerjakan

Dimaksudkan untuk mewujudkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi kesempatan kerja di dalam dan luar negeri. Indikator dan capaian kinerjanya adalah sebagai berikut :

Page 11: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 11 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 % peningkatan calon tenaga kerja yang di-magangkerjakan di :

- Dalam negeri 13,00% 9,08%

69,85 93,16 6,01 -7,73 20,21 n.a

- Luar negeri 30,00% 25,31% 84,37 60,67 50,00 26,58 229,17 -73,33

Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang dilaksanakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan Instruktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, untuk menguasai keterampilan/keahlian tertentu. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas SDM agar menjadi terampil, kompeten dan produktif dengan meningkatkan keterlibatan/peran serta dunia usaha. Pemagangan merupakan langkah konkret pelaksanaan konsep link and match yang memastikan pendidikan dan pelatihan selaras dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga lebih memastikan lulusan pendidikan dan pelatihan kerja terserap di dunia kerja. Pemagangan dilaksanakan di dalam negeri maupun luar negeri (magang ke Jepang).

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Untuk magang dalam negeri, target peningkatan sebesar 13%, realisasi 9,08%, sehingga capaian kinerjanya mencapai 69,85% (kategori ’cukup’). Sedangkan untuk magang luar negeri, target peningkatan sebesar 30%, realisasi 25,31%, sehingga capaian kinerjanya sebesar 84,37% (kategori ’baik’).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014

dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 : Untuk magang dalam negeri, target peningkatan 13%,

realisasi 9,08% (capaian kinerjanya 69,85%), dimana tenaga kerja yang mengikuti magang sebanyak 5.946 orang, meliputi magang yang dilaksanakan Pemerintah 460 orang dan magang mandiri 5.486 orang yang

Page 12: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 12 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

dibina Disnakertransduk Prov. Jawa Timur. Untuk magang luar negeri, target peningkatan 30%, realisasi 25,31% (capaian kinerjanya 84,37%), dengan jumlah tenaga kerja yang dimagangkan sebanyak 302 orang.

- Tahun 2013 : Untuk magang dalam negeri, target peningkatan 11%, realisasi 93,16% (capaian kinerjanya 846,91%), dimana tenaga kerja yang dimagangkan 5.451 orang, meliputi magang yang dilaksanakan Pemerintah 760 orang dan magang mandiri 4.691 orang. Untuk magang luar negeri, target peningkatan 30%, realisasi 60,67% (capaian kinerjanya 202,23%), dengan jumlah tenaga kerja yang dimagangkan 241 orang.

- Tahun 2012 : Magang dalam negeri, target peningkatan 9%, realisasi 6,01%

(capaian kinerjanya 66,78%), dimana yang dimagangkan 2.822 orang, meliputi magang dari Pemerintah 700 orang dan magang mandiri 2.122 orang. Untuk magang luar negeri, target peningkatan 20%, realisasi 50% (capaian kinerjanya 250%), dengan jumlah yang dimagangkan 150 orang.

- Tahun 2011 : Magang dalam negeri, target peningkatan 7%, realisasi -7,73% (capaian kinerjanya -11,04%), dimana yang dimagangkan turun menjadi 2.662 orang, meliputi magang dari Pemerintah 580 orang dan magang mandiri 2.082 orang. Untuk magang luar negeri, target peningkatan 10%, realisasi 26,58% (capaian kinerjanya 265,8%), dengan jumlah yang dimagangkan 100 orang.

- Tahun 2010 : Magang dalam negeri, target peningkatan 5%, realisasi 20,21% (capaian kinerjanya 404,2%), dimana yang dimagangkan 2.885 orang, meliputi magang dari Pemerintah 800 orang dan magang mandiri 2.085 orang. Untuk magang luar negeri, target peningkatan 7%, realisasi 229,17% (capaian kinerjanya 3.273,86%) karena terjadi penambahan tenaga kerja magang yang sangat signifikan menjadi 79 orang.

- Tahun 2009 : Magang dalam negeri, target peningkatan 3%, yang dimagangkan 2.400 orang, meliputi magang dari Pemerintah 500 orang dan

magang mandiri 1.900 orang. Capaian kinerja peningkatan tidak dapat

Page 13: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 13 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

ditentukan karena data magang mandiri tahun 2008 belum tersedia secara akurat. Untuk magang luar negeri, target peningkatan 5%, realisasi -73,33% (capaian kinerja -146,67%) karena terjadi penurunan tenaga kerja magang sangat signifikan menjadi 24 orang (semula 90 orang di tahun 2008).

Diagram 3.2 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di dalam negeri tahun 2009 – 2014

Diagram 3.3 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di luar negeri tahun 2009 – 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja magang dalam negeri maupun magang luar negeri belum mencapai target Renstra (target peningkatan magang dalam negeri 13% dan magang luar negeri 30%).

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain

Perbandingan dengan Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : Baik Prov. Jawa Barat maupun Jawa Tengah tidak memiliki indikator kinerja pemagangan, sehingga capaian kinerjanya tidak dapat diperbandingkan.

Page 14: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 14 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

e. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja : • 16 UPT Pelatihan Kerja saat ini semakin banyak mengadakan kerjasama

(MoU) dengan perusahaan-perusahaan di wilayah kerjanya, sehingga banyak siswa yang telah mengikuti pelatihan dapat ditampung di perusahaan untuk dimagangkerjakan. Di samping itu, makin banyak perusahaan yang menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mengadakan magang kerja di perusahaannya. Namun dari segi % peningkatannya tidak terlalu signifikan, antara lain karena magang dari Pemerintah alokasinya tidak sebesar tahun sebelumnya.

• Di satu sisi, bertambahnya jumlah peserta magang Jepang dari tahun ke

tahun menunjukkan makin banyaknya calon siswa magang yang memenuhi syarat untuk belajar kerja di Jepang. Namun, calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan ke Jepang semakin kecil persentase kenaikannya karena ketatnya seleksi yang dilakukan langsung oleh Kemnakertrans RI serta IMM Jepang (Association for International Manpower Development of Medium and Small Enterprises).

Alternatif solusi yang telah dilakukan : Melakukan pembinaan program magang mandiri ke Kab./Kota untuk meningkatkan peluang tenaga kerja mendapatkan pembelajaran bekerja melalui program magang di perusahaan.

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di Bidang Pelatihan dan Produktivitas. Untuk sumber dana APBD, alokasi Rp. 840.000.000,- realisasi Rp. 839.076.000,- (99.89%). Untuk sumber dana APBN, alokasi Rp. 1.207.080.000,- realisasi Rp. 1.207.080.000,- (100%).

Page 15: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 15 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Dari sisi personil, pencapaian indikator ini didukung oleh personil Bidang Pelatihan dan Produktivitas sebanyak 23 orang.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja • Pembinaan program magang mandiri ke Kab./Kota untuk meningkatkan

peluang tenaga kerja mendapatkan pembelajaran bekerja melalui program magang di perusahaan.

• Mensosialisasikan dan mengoptimalkan FKJP (Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan) di Kab./Kota untuk mendorong pelaksanaan program magang dalam negeri di Kab./Kota.

3.2.3 Sasaran 3 : Meningkatnya produktivitas kerja

Dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas yang diarahkan pada program peningkatan kinerja UKM (usaha kecil dan menengah). Indikator dan capaian kinerjanya adalah sebagai berikut : INDIKATOR

KINERJA TARGET

2014 REALISASI

2014 % REALISASI 2013 2012 2011 2010 2009

% pertumbuhan pro-duktivitas perusahaan/ UKM yg diberi bimbingan konsultasi produktivitas.

30,00%

42,09% 140,30

26,83 24,34

23,89

n.a

n.a

Salah satu pola pendekatan produktivitas adalah peningkatan produktivitas (productivity improvement) yang diarahkan pada peningkatan kinerja UKM (usaha kecil dan menengah). Program utamanya adalah pelatihan berbasis manajemen kewirausahaan dan produktivitas maksimal 60 JP, sehingga tidak serta-merta dapat

meningkatkan produktivitas kerja karena jenis pelatihan lebih bersifat soft skill. Karenanya, pelatihan ditindaklanjuti dengan bimbingan konsultasi manajemen kewirausahaan dan produktivitas untuk mengimplementasikan materi yang telah diperoleh selama pelatihan, sesuai kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi

Page 16: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 16 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

oleh mantan peserta pelatihan, agar dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya. Jenis bimbingan konsultasi manajemen kewirausahaan dan produktivitas diantaranya berupa pembenahan sistem produksi dan tempat kerja, pembenahan administrasi dan pembukuan sederhana, pembuatan kelayakan usaha, sistem pemasaran, dan sebagainya, sesuai kebutuhan mantan peserta pelatihan, dengan kisaran waktu 1 s.d. 3 bulan. Pada tahun 2014, perusahaan eks peserta pelatihan yang mengikuti bimbingan konsultasi manajemen kewirausahaan dan produktivitas dipilih secara acak sebesar 36,43% (tiga tahun sebelumnya sampling hanya sebesar 5%). Sebelum dilakukan program bimbingan konsultasi, perusahaan diukur tingkat produktivitasnya, yaitu rasio antara omzet penjualan dengan jumlah tenaga

kerja (Rp/TK) untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilakukan perbaikan produktivitas melalui program bimbingan konsultasi. Pengukuran kembali dilakukan setelah dilakukan program bimbingan konsultasi untuk mengetahui kondisi akhirnya apakah mengalami peningkatan atau tidak.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Target pertumbuhan produktivitas perusahaan/UKM yang diberi bimbingan konsultasi produktivitas sebesar 30%, realisasi 42,09%. Dengan demikian, capaian kinerjanya sebesar 140,30% (kategori “sangat baik”).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya • Tahun 2014 : Target pertumbuhan produktivitas perusahaan/UKM yang

diberi bimbingan konsultasi produktivitas sebesar 30%, realisasi 42,09%, sehingga capaian kinerjanya 140,30%. Hasil pengukuran tingkat produktivitas 306 perusahan yang mengikuti bimbingan konsultasi menunjukkan bahwa tingkat produktivitas sebelum mengikuti program bimbingan konsultasi sebesar Rp. 1.769.025,49. Sedangkan tingkat produktivitas setelah program bimbingan konsultasi menjadi Rp. 2.513.593,73. Dengan demikian tingkat produktivitas 306 perusahaan

Page 17: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 17 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

mengalami pertumbuhan (peningkatan) rata-rata 42,09%. Artinya tiap tenaga kerja berkontribusi meningkatkan omzet penjualan sebesar 42,09%.

• Tahun 2013 : Dari target pertumbuhan produktivitas 26%, realisasi 26,83%

sehingga capaian kinerjanya 103,19%. Hasil pengukuran tingkat produktivitas 43 perusahan yang mengikuti program bimbingan konsultasi menunjukkan bahwa tingkat produktivitas rata-rata awal sebelum mengikuti bimbingan konsultasi adalah Rp. 1.664.300 per tenaga kerja. Sedangkan tingkat produktivitas rata-rata akhir setelah program bimbingan konsultasi menjadi Rp. 2.110.750 per tenaga kerja. Artinya, tingkat produktivitas 43 perusahaan mengalami peningkatan rata-rata 26,83%, dimana tiap tenaga kerja berkontribusi meningkatkan omzet penjualan sebesar 26,83%.

• Tahun 2012 : target pertumbuhan sebesar 23% realisasi 24,34% sehingga

capaian kinerjanya 105,83%. Hasil pengukuran tingkat produktivitas 40 perusahan yang mengikuti bimbingan konsultasi menunjukkan, tingkat produktivitas rata-rata awal sebelum mengikuti bimbingan konsultasi adalah sebesar Rp. 1.562.850 per tenaga kerja. Sedangkan tingkat produktivitas rata-rata akhir setelah bimbingan konsultasi sebesar Rp. 1.943.200 per tenaga kerja. Artinya, tingkat produktivitas 40 perusahan mengalami pertumbuhan rata-rata 24,34% (tiap tenaga kerja berkontribusi meningkatkan omzet penjualan 24,34%).

• Tahun 2011 : dari target pertumbuhan 20%, realisasi 23,89%, capaian

kinerja sebesar 119,45%. Hasil pengukuran tingkat produktivitas 37 perusahaan yang mengikuti bimbingan konsultasi menunjukkan bahwa tingkat produktivitas rata-rata awal sebelum mengikuti bimbingan konsultasi sebesar Rp. 1.525.500 per tenaga kerja. Sedangkan tingkat produktivitas rata-rata akhir setelah bimbingan konsultasi menjadi Rp. 1.889.900 per tenaga kerja. Dengan demikian tingkat produktivitas 37 perusahaan mengalami peningkatan rata-rata 23,89% (setiap tenaga kerja berkontribusi meningkatkan omzet penjualan sebesar 23,89%).

Page 18: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 18 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

• Tahun 2009 dan 2010 : belum dilakukan pengukuran secara spesifik

sehingga tidak dapat diperoleh data akurat (not available).

Diagram 3.4 Perkembangan target dan capaian kinerja

pertumbuhan produktivitas perusahaan/UKM yang diberi bimbingan konsultasi produktivitas tahun 2009 – 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014

Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja pertumbuhan produktivitas perusahaan/UKM yang diberi bimbingan konsultasi produktivitas mencapai 42,09% atau telah melebihi target Renstra sebesar 30%.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain • Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan (Permenakertrans Nomor 2 Tahun 2014) : Indikator SPM Bidang Ketenagakerjaan yang terkait dengan produktivitas tenaga kerja adalah besaran tenaga kerja yg mendapatkan pelatihan kewirausahaan, dengan target Nasional 60% di tahun 2016. Indikator

kinerja sasaran Disnakertransduk Prov. Jawa Timur terkait produktivitas tenaga kerja berbeda dengan indikator SPM, karena lebih menitikberatkan pada pertumbuhan produktivitas tenaga kerja UKM, mengingat tujuan akhir pembinaan produktivitas adalah agar tingkat produktivitas tenaga kerja meningkat sehingga berpengaruh positif terhadap perkembangan UKM. Namun Disnakertransduk Prov. Jawa Timur melakukan penghitungan capaian SPM pelayanan pelatihan kewirausahaan tahun 2014, dengan hasil

Page 19: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 19 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

44,21% (tenaga kerja yang mendaftar pelatihan kewirausahaan 1.900 orang dan yang mengikuti pelatihan 840 orang).

• Perbandingan dengan Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah :

- Indikator kinerja produktivitas kerja Prov. Jawa Barat : Tingkat produktivitas per tenaga kerja : target 21.670.930/orang, realisasi 21.670.930/orang (100%).

- Indikator kinerja produktivitas kerja Prov. Jawa Tengah : Jumlah tenaga kerja terampil berbasis kewirausahaan (masih proses penyusunan laporan kinerja)

Indikator kinerja produktivitas kerja Prov. Jawa Tengah berbeda dengan indikator di Jawa Timur yaitu : % pertumbuhan produktivitas tenaga kerja, sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan capaian kinerjanya. Sedangkan untuk Jawa Barat, indikatornya adalah ”jumlah” produktivitas per tenaga kerja. Dari sisi kuantitas, pertumbuhan produktivitas tenaga kerja sebelum mengikuti bimbingan konsultasi sebesar 1.769.025,49, dan setelahnya meningkat menjadi Rp. 2.513.593,73 atau mengalami pertumbuhan rata-rata 42,09%.

e. Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan/Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan

Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja : Peserta yang telah telah mendapatkan pelatihan dan bimbingan konsultasi produktivitas menerapkan ilmu/pengetahuan yang telah didapat dengan baik dan konsisten, sehingga berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja maupun usaha mereka. Alternatif solusi yang telah dilakukan : Mengintensifkan monitoring kepada binaan-binaan yang telah dilatih dan diberi bimbingan konsultasi produktivitas, agar dapat diberikan bimbingan perbaikan terhadap hal-hal yang menghambat usahanya. Dengan demikian, tingkat

Page 20: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 20 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

produktivitas tenaga kerja maupun perusahaan dapat dipertahankan bahkan mengalami peningkatan secara konsisten.

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di UPT PPTK Surabaya. Untuk sumber dana APBD, alokasi Rp. 3.350.000.000 realisasi Rp. 2.894.759.450 (86,41%). Untuk sumber dana APBN, alokasi Rp. 344.785.000 realisasi Rp. 334.695.000,- (97,07%). Dari sisi personil, pencapaian indikator ini didukung oleh 6 (enam) orang Instruktur Kejuruan Produktivitas dan Kewirausahaan.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan Pencapaian

Pernyataan Kinerja • Mengoptimalkan fungsi laboratorium produktivitas untuk melaksanakan

pengukuran, pelatihan serta pemberdayaan tenaga kerja maupun perusahaan/UKM yang dibina. Dengan demikian, dapat dipertahankan hasil-hasil yang telah dicapai serta selanjutnya dilakukan pengembangan melalui program-program yang sesuai secara berkesinambungan.

• Sebagai bentuk feedback bagi Disnakertransduk Prov. Jawa Timur, secara

berkala dilakukan survey kepuasan binaan untuk mengetahui sejauhmana hasil pembinaan/pendampingan produktivitas memberikan kontribusi yang nyata terhadap kemajuan usaha mereka. Hasil survey kepuasan menjadi bahan evaluasi Disnakertransduk Prov. Jawa Timur untuk meningkatkan mutu pelayanan pembinaan produktivitas dan kewirausahaan.

3.2.4 Sasaran 4 : Meningkatnya pelayanan pelatihan dan produktivitas

Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan jasa pelayanan pelatihan maupun pelayanan produktivitas melalui hasil pengukuran survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Indikator dan capaian kinerjanya adalah sebagai berikut :

Page 21: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 21 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 - Hasil survey IKM

pelayanan pelatihan. - Hasil survey IKM

kepuasan pengguna tenaga kerja eks siswa UPT PK

- Hasil survey IKM

pelayanan produktivitas.

81,00

75,00

81,15

79,94

75,75

79,07

98,69

101,00

97,44

79,98

n.a

78,25

79,39

n.a

81,01

78,10

n.a

n.a

76,17

n.a

n.a

76,70

n.a

n.a

Survey IKM pelayanan pelatihan dan produktivitas terdiri dari : • Survey IKM pelayanan pelatihan :

Dilakukan terhadap siswa pelatihan di 17 UPT Pelatihan (16 UPT Pelatihan Kerja dan UPT Pelatihan Kependudukan), baik pelatihan Institusional, pelatihan Non Institusional atau MTU (Mobile Training Unit), pelatihan Swadana/Pihak-III, maupun pelatihan kependudukan, dengan kriteria pelatihan PBK (Pelatihan Berbasis Kompetensi) dan PBM (Pelatihan Berbasis Masyarakat).

• Survey IKM kepuasan pengguna tenaga kerja eks siswa UPT PK :

Dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan di wilayah kerja 16 UPT Pelatihan Kerja (BLK), yang menempatkan tenaga kerja eks siswa UPT PK. Survey ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kepuasan perusahaan pengguna tenaga kerja terhadap kualitas tenaga kerja yang merupakan eks siswa UPT PK. Kualitas kerja eks siswa UPT PK menjadi salah satu indikator keberhasilan UPT PK dalam melatih calon tenaga kerja hingga memiliki skill maupun kompetensi kerja yang sesuai kebutuhan perusahaan. Survey IKM ini baru dilaksanakan pada tahun 2014, menindaklanjuti hasil rekomendasi dari Tim SAKIP KemenPAN dan RB di tahun 2013, untuk segera dilaksanakan di 16 UPT Pelatihan Kerja.

• Survey IKM pelayanan produktivitas :

Dilakukan terhadap perusahan/UKM yang mengikuti program bimbingan konsultasi produktivitas, untuk mengetahui dampaknya terhadap peningkatan produktivitas perusahaan/UKM.

Page 22: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 22 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 • Survey IKM pelayanan pelatihan :

Dari target nilai IKM 81,00 realisasi sebesar 79,94 atau capaian kinerjanya sebesar 98,69% (kategori “baik”).

• Survey IKM kepuasan pengguna tenaga kerja eks siswa UPT PK : Dari target nilai IKM 75,00 realisasi sebesar 75,75 atau capaian kinerjanya sebesar 101,00% (kategori “sangat baik”).

• Survey IKM pelayanan produktivitas :

Dari target nilai IKM 81,15 realisasi sebesar 79,07 atau capaian kinerjanya sebesar 97,44% (kategori “baik”).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 : Target nilai IKM pelayanan pelatihan sebesar 81,00, realisasi

79,94, capaian kinerjanya 98,69%. Target nilai IKM kepuasan pengguna tenaga kerja eks siswa UPT PK sebesar 75,00, realisasi 75,75, capaian kinerjanya 101,00%. Sedangkan target nilai IKM pelayanan produktivitas 81,15, realisasi sebesar 79,07 atau capaian kinerjanya 97,44%.

- Tahun 2013 : Target nilai IKM pelayanan pelatihan sebesar 80,00 terealisasi 79,98 atau capaian kinerjanya 99,98%. Untuk nilai IKM kepuasan pengguna

tenaga kerja eks siswa UPT PK tahun 2013 belum ada (not available) karena baru dilaksanakan pada tahun 2014 atas rekomendasi Tim SAKIP KemenPAN dan RB. Sedangkan untuk nilai IKM pelayanan produktivitas, target sebesar 81,10 realisasi 78,25 atau capaian kinerja 96,49%.

- Tahun 2012 : Target nilai IKM pelayanan pelatihan sebesar 79,00 realisasi 79,39 atau capaian kinerjanya 100,49%. Untuk nilai IKM kepuasan pengguna tenaga kerja eks siswa UPT PK tahun 2012 belum ada (not available). Adapun nilai IKM pelayanan produktivitas sebesar 81,01 (survey IKM pelayanan produktivitas baru dilakukan pertama kali di tahun 2012).

Page 23: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 23 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

- Tahun 2011 : Target nilai IKM pelayanan pelatihan sebesar 78,00 realisasi sebesar 78,10 atau capaian kinerjanya 100,13%. Sedangkan nilai IKM kepuasan pengguna tenaga kerja eks siswa UPT PK maupun IKM pelayanan produktivitas belum ada (not available).

- Tahun 2010 : Target nilai IKM pelayanan pelatihan sebesar 77,00 tercapai realisasi sebesar 76,17 atau capaian kinerjanya 98,92%. Adapun nilai IKM kepuasan pengguna tenaga kerja eks siswa UPT PK maupun IKM pelayanan produktivitas belum ada (not available).

- Tahun 2009 : Nilai IKM pelayanan pelatihan sebesar 76,70, dimana survey-nya pertama kali dilaksanakan pada tahun 2009. Sedangkan nilai IKM

kepuasan pengguna tenaga kerja eks siswa UPT PK maupun IKM pelayanan produktivitas belum ada (not available).

Diagram 3.5

Perkembangan target dan capaian kinerja hasil survei IKM pelayanan pelatihan tahun 2009 – 2014

Diagram 3.6 Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM kepuasan pengguna tenaga kerja eks siswa UPT PK tahun 2014

Page 24: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 24 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Diagram 3.7 Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan produktivitas tahun 2009 - 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja survey IKM pelayanan pelatihan telah mendekati target tahun kelima Renstra (mencapai nilai 79,94 dari target nilai IKM 81,00). Demikian pula dengan survey IKM pelayanan

produktivitas, telah mendekati target tahun kelima Renstra (mencapai nilai 79,07 dari target IKM 81,15). Sedangkan untuk survey IKM kepuasan pengguna tenaga kerja eks siswa UPT PK, di tahun pertama dilakukannya survey telah melebihi target Renstra (mencapai nilai 75,75 dari target IKM 75,00).

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain

Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : Tidak ada indikator kinerja hasil survey IKM pelayanan pelatihan dan produktivitas. Dengan demikian, hasil kinerjanya tidak dapat diperbandingkan.

e. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan Kinerja : Secara umum, capaian nilai IKM pelayanan pelatihan dan produktivitas berfluktuasi. Meski persentase penurunan nilai IKM sangat kecil yaitu kurang

Page 25: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 25 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

dari 1%, namun hal tersebut tetap menjadi bahan evaluasi, mengingat unit yang melaksanakan pelayanan pelatihan terdiri dari banyak UPT, terutama untuk IKM pelayanan pelatihan. Namun jika diamati secara keseluruhan, capaian nilai IKM pelayanan pelatihan maupun produktivitas pada periode tahun 2009 - 2012 berada pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’). Alternatif Solusi yang Dilakukan : Secara berkala, tiap tahun dilakukan evaluasi terhadap hasil survey IKM yang dilaksanakan terakhir kalinya. Setiap unit pelaksana pelayanan juga diwajibkan untuk melakukan analisis secara resmi dan tertulis terhadap hasil survey

(dititikberatkan pada item-item pelayanan yang mendapat nilai terkecil) serta melakukan evaluasi secara internal di masing-masing unit untuk perbaikan pelayanan di masa yang akan datang (analisis hasil survey IKM tiap unit pelaksana pelayanan tertuang di dalam laporan survey IKM tahunan).

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di UPT PPTK Surabaya. Untuk sumber dana APBD, alokasi Rp. 3.350.000.000 realisasi Rp. 2.894.759.450 (86,41%). Untuk sumber dana APBN, alokasi Rp. 344.785.000 realisasi Rp. 334.695.000,- (97,07%). Dari sisi personil, pencapaian indikator ini didukung oleh 6 (enam) orang Instruktur Kejuruan Produktivitas dan Kewirausahaan.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Secara keseluruhan, hasil survey IKM pelayanan pelatihan maupun produktivitas berada pada kinerja pelayanan ‘baik’. Hal ini diantaranya disumbang oleh keberadaan SPP (Standar Pelayanan Publik) sehingga UPT-UPT dalam melaksanakan pelayanan pelatihan berpedoman kepada SPP. Disamping itu, reposisi 16 UPT Pelatihan Kerja yang didukung keberadaan Kios 3in1 (pelatihan-

Page 26: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 26 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

sertifikasi-penempatan), Production Traning Center (PTC), TUK (Tempat Uji Kompetensi), keberadaan laboratorium produktivitas, serta sarana-prasarana pendukung lainnya turut berkontribusi terhadap tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan jasa pelatihan dan produktivitas.

3.2.5 Sasaran 5 : Meningkatnya penempatan tenaga kerja di sektor formal

Dimaksudkan untuk mewujudkan penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri. Indikator dan capaian kinerjanya sebagaimana deskripsi berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 • % penempatan pencari

kerja.

• Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja : - % perusahaan anggota

aktif PLKT. - % peningkatan mitra

kerja jejaring bursa kerja.

60,00%

80,00%

20,00%

64,03%

80,11%

40,85%

106,72

100,14

204,25

58,41

75,07

20,34

54,33

75,00

96,67

42,08

64,19

15,38

n.a

60,78

18,18

n.a

72,88

n.a.

Kegiatan penempatan tenaga kerja dilakukan melalui mekanisme Antar

Kerja, yaitu proses kegiatan penempatan tenaga kerja yang meliputi Informasi Pasar Kerja (IPK), pendaftaran lowongan, pendaftaran pencari kerja, bimbingan dan penempatan. Jenis Antar Kerja meliputi : a. AKL (Antar Kerja Lokal) atau kegiatan yang membantu proses penempatan

tenaga kerja antar Kab./Kota dalam satu provinsi; b. AKAD (Antar Kerja Antar Daerah) atau kegiatan yang membantu proses

penempatan tenaga kerja antar provinsi di dalam wilayah RI; c. AKAN (Antar Kerja Antar Negara) atau kegiatan yang membantu proses

penempatan tenaga kerja di luar negeri. Sebagai salah satu inovasi dalam menjalankan fungsi Lembaga

Penempatan Tenaga Kerja atau Bursa Kerja Pemerintah (BKP), pada akhir tahun

Page 27: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 27 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

2008 Disnakertransduk Prov. Jawa Timur membentuk Pusat Layanan Karir Terpadu (PLKT). Fungsi PLKT dikembangkan sebagai model pelayanan penempatan tenaga kerja (Public Employment Service) terutama menyangkut penyebaran informasi lintas kab/kota (kliring system), pembinaan lembaga bursa kerja, pembinaan petugas fungsional Pengantar Kerja dan kegiatan bimbingan konseling. PLKT sebagai pusat layanan penempatan kerja memfasilitasi pencari kerja, perusahaan pemberi kerja/pengguna tenaga kerja, maupun kalangan pendidikan dan mitra kerja lainnya. Tujuannya adalah untuk lebih mendekatkan jaringan mitra kerja serta mendekatkan hubungan antara dunia usaha dengan pencari kerja, terutama dari angkatan kerja muda terdidik yang mencari pekerjaan

di sektor formal, baik yang sudah menyelesaikan ataupun sedang dalam masa pendidikan. Pelayanannya dilakukan secara offline (pelayanan langsung) maupun online melalui website www.infokerja-jatim.com. Pada tahun 2014, PLKT mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Timur untuk layanan publik percontohan tingkat Prov. Jawa Timur dengan kategori pelayanan ‘baik’, melalui programnya yang diberi nama “Ayo Kerja”.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 • % penempatan pencari kerja :

Target sebesar 60%, realisasi 64,03% atau capaian kinerjanya sebesar

106,72% (kategori “sangat baik”). • Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja, terdiri dari :

- % perusahaan anggota aktif PLKT : Target sebesar 80%, realisasi sebesar 80,11% atau capaian kinerjanya 100,14% (kategori “sangat baik”).

- % peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja : Target 20%, realisasi sebesar 40,85% atau capaian kinerjanya 204,25% (kategori “sangat baik”).

Page 28: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 28 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 :

Untuk indikator % penempatan pencari kerja, target 60% realisasi 64,03% atau capaian kinerjanya 106,72%. Pencari kerja yang mendaftar sebanyak 499.684 orang, dan pencari kerja yang ditempatkan 319.942 orang. Untuk indikator pengembangan jejaring informasi lowongan kerja : (a) % perusahaan anggota aktif PLKT, target 80% terealisasi 80,11% atau

capaian kinerjanya 100,14%. Perusahaan anggota PLKT berjumlah 880, sedangkan yang aktif menginformasikan lowongan kerja berjumlah 705

perusahaan. (b) % peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja, target 20% realisasi

peningkatan sebesar 40,85% dari tahun lalu, atau capaian kinerjanya 204,25%. Mitra kerja pada jejaring bursa kerja (Bursa Kerja Khusus yang terkoneksi di website PLKT) berjumlah 100 lembaga, terdiri dari 15 BKK perguruan tinggi, 16 BKK UPT Pelatihan Kerja dan 69 BKK SMA/SMK.

- Tahun 2013 : Untuk indikator % penempatan pencari kerja, target 55% realisasi 58,41% atau capaian kinerjanya 106,2%. Pencari kerja yang mendaftar sebanyak 724.292 orang, dan pencari kerja yang ditempatkan 423.059 orang. Untuk indikator pengembangan jejaring informasi lowongan kerja : (a) % perusahaan anggota aktif PLKT, target 75% terealisasi 75,07% atau

capaian kinerjanya 100,09%. Perusahaan anggota PLKT berjumlah 694, sedangkan yang aktif menginformasikan lowongan kerja berjumlah 521 perusahaan.

(b) % peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja, target 20% realisasi peningkatan 20,34%, atau capaian kinerjanya 101,70%. Mitra kerja jejaring bursa kerja berjumlah 71 lembaga, meliputi 14 BKK perguruan

tinggi, 16 BKK UPT Pelatihan Kerja dan 41 BKK SMA/SMK.

Page 29: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 29 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

- Tahun 2012 : Untuk indikator % penempatan pencari kerja, target 48% realisasi 54,33% atau capaian kinerjanya 113,19%. Pencari kerja yang mendaftar sebanyak 874.223 orang, dan pencari kerja yang ditempatkan 474.989 orang. Untuk indikator pengembangan jejaring informasi lowongan kerja : (a) % perusahaan anggota aktif PLKT, target 70% dengan realisasi 75%

atau capaian kinerjanya 107,14%. Perusahaan anggota PLKT berjumlah 524, sedangkan yang aktif menginformasikan lowongan kerja berjumlah 393 perusahaan.

(b) % peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja, target 20% realisasi

peningkatan sangat signifikan sebesar 96,67% dari tahun sebelumnya, atau capaian kinerjanya 483,35%. Mitra kerja jejaring bursa kerja berjumlah 59 lembaga, terdiri dari 13 BKK perguruan tinggi, 16 BKK UPT Pelatihan Kerja dan 30 BKK SMA/SMK.

- Tahun 2011 : Merupakan tahun awal dilakukan penghitungan penempatan tenaga kerja sesuai SPM Ketenagakerjaan, dimana dicapai realisasi 42,08%. Pencari kerja yang mendaftar sebanyak 778.345 orang, dan pencari kerja yang ditempatkan 327.489 orang. Untuk indikator pengembangan jejaring informasi lowongan kerja : (a) % perusahaan anggota aktif PLKT, target 60% dengan realisasi 64,19%

atau capaian kinerjanya 106,98%. Perusahaan anggota PLKT berjumlah 444, sedangkan yang aktif menginformasikan lowongan kerja berjumlah 285 perusahaan.

(b) % peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja, target 10% realisasi peningkatan 15,38%, atau capaian kinerjanya 153,80%. Mitra kerja jejaring bursa kerja berjumlah 30 lembaga, meliputi 9 BKK perguruan tinggi, 16 BKK UPT Pelatihan Kerja, dan 5 BKK SMA/SMK.

- Tahun 2010 :

Page 30: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 30 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Belum bisa diperoleh data % penempatan pencari kerja (not available) mengingat pengukuran indikator ini baru dilakukan tahun 2011, sesuai dengan pelaksanaan SPM bidang ketenagakerjaan. Untuk indikator pengembangan jejaring informasi lowongan kerja : (a) % perusahaan anggota aktif PLKT, target 50% dengan realisasi 60,78%

atau capaian kinerjanya 121,56%. Perusahaan anggota PLKT berjumlah 283, sedangkan yang aktif menginformasikan lowongan kerja berjumlah 172 perusahaan.

(b) % peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja, target 5% realisasi peningkatan 18,18%, atau capaian kinerjanya 363,60%. Mitra kerja

jejaring bursa kerja berjumlah 26 lembaga, meliputi 7 BKK perguruan tinggi, 16 BKK UPT Pelatihan Kerja, dan 3 BKK SMA/SMK.

- Tahun 2009 : Belum bisa diperoleh data % penempatan pencari kerja (not available) mengingat pengukuran indikator ini baru dilakukan pada tahun 2011. Untuk indikator pengembangan jejaring informasi lowongan kerja : (a) % perusahaan anggota aktif PLKT, target 40% dengan realisasi 72,88%

atau capaian kinerjanya 182,20%. Perusahaan anggota PLKT berjumlah 118, sedangkan yang aktif menginformasikan lowongan kerja berjumlah 86 perusahaan.

(b) Pada satu tahun pertama PLKT berdiri, terdapat 22 BKK yang menjadi mitra kerja jejaring bursa kerja, yang terdiri dari 5 BKK perguruan tinggi, 16 BKK UPT Pelatihan kerja, dan 1 BKK SMA/SMK. Di tahun ini belum dapat ditentukan target peningkatan jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja, mengingat PLKT baru didirikan di akhir tahun 2008.

Page 31: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 31 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Diagram 3.6 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase penempatan pencari kerja tahun 2009 – 2014

Diagram 3.7 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase perusahaan anggota aktif PLKT tahun 2009 – 2014

Diagram 3.8 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja tahun 2009 – 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja penempatan pencari kerja maupun pengembangan jejaring informasi lowongan kerja telah melebihi target Renstra : Untuk % penempatan pencari kerja realisasi kinerjanya 64,03% dari target 60%. Untuk % perusahaan anggota aktif PLKT, realisasi mencapai 80,11% dari yang ditargetkan 80%. Adapun untuk % peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja realisasinya 40,85% atau dua kali lipat dari target 20%.

Page 32: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 32 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain • Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan (Permenakertrans Nomor 2 Tahun 2014) : Indikator kinerja penempatan tenaga kerja sama dengan indikator SPM untuk pelayanan penempatan tenaga kerja. Target capaian Nasional sebesar 40% di tahun 2016. Di tahun 2014, Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan penempatan tenaga kerja sebesar 64,03%, jauh melebihi target Nasional tahun 2016.

• Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov.

Jawa Tengah : • Indikator kinerja penempatan tenaga kerja Prov. Jawa Barat :

Jumlah serapan tenaga kerja melalui sektor usaha primer, sekunder dan tersier : target 450.000 orang dan realisasi 477.046 orang (capaian 106,01%).

• Indikator kinerja penempatan tenaga kerja Prov. Jawa Tengah :

a. Jumlah penempatan tenaga kerja AKAN. b. Jumlah penempatan tenaga kerja AKL. c. Jumlah penempatan tenaga kerja AKAD. (Dalam proses penyusunan laporan kinerja) Indikator kinerja penempatan tenaga kerja Prov. Jawa Barat dan Jawa Tengah berupa ”jumlah” penempatan, sedangkan indikator Prov. Jawa Timur berupa % penempatan pencari kerja. Dengan demikian tidak dapat dilakukan perbandingan capaian kinerja dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Secara kuantitas, pencari kerja di Jawa Timur yang ditempatkan di tahun 2014 sebanyak 319.942 orang. Sedangkan jumlah penempatan di Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan penempatan di Jawa Timur. Sementara itu, kedua Provinsi tersebut tidak memiliki indikator pengembangan jejaring informasi lowongan kerja. Pengembangan

Page 33: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 33 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

jejaring informasi lowongan kerja melalui Pusat Layanan Karir terpadu (PLKT) hanya ada di Disnakertransduk Prov. Jawa Timur.

e. Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan/ Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan/Kinerja : • Pada tahun 2014, meski penyerapan pencari kerja menunjukkan kinerja

sangat baik (64,03% dari pencari kerja yang mendaftar), secara kuantitas terjadi penurunan jumlah pencari kerja yang ditempatkan. Kondisi ini antara lain dikarenakan : - Penghematan alokasi APBN sebesar 35% berdampak pada turunnya

target perluasan kesempatan kerja di sektor informal; - Berkurangnya kontribusi penempatan dari Lembaga Pelatihan Kerja

Swasta (LPKS) akibat berkurangnya jumlah LPKS dari semula 988 menjadi 790 LPKS (terkait ijin operasional).

- Sulitnya menelusuri alumni Bursa Kerja Khusus (BKK) terutama dari perguruan tinggi pasca kelulusan;

- Kebijakan pengetatan penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Timur ke luar negeri, khususnya pada jabatan informal seperti Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) sebagai upaya perlindungan TKI,

sehingga angka penempatan TKI melalui program AKAN (Antar Kerja Antar Negara) berkurang.

• Perusahaan yang aktif menginformasikan lowongan pekerjaan melalui Pusat Layanan Karir Terpadu (PLKT) meningkat pesat. Hal ini merupakan kontribusi dari kegiatan promosi dan sosialisasi melalui bursa kerja bulanan, kebijakan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur terkait ”Pekan Pasar Kerja” yang berdampak pada makin intensifnya job fair Kab./Kota dan perguruan tinggi. Sarana media sosial juga terbukti cukup efektif mendorong penyebaran informasi keberadaan PLKT dan manfaatnya mengiklankan

lowongan kerja bagi perusahaan. Selain itu, dilakukan kunjungan job

Page 34: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 34 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

canvasing dan monitoring ke perusahaan anggota PLKT dan perusahaan baru oleh Petugas Fungsional Pengantar Kerja.

• Meningkatnya mitra kerja jejaring bursa kerja didorong kegiatan pemanduan

Bursa Kerja Khusus (BKK) yang mampu mengoptimalkan penempatan lulusan SMK dan perguruan tinggi. Selain itu, dilakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur serta Disnaker Kab./Kota untuk mengoptimalkan peran dan fungsi sekolah dan lembaga pelatihan kerja guna membantu penempatan alumninya.

Alternatif Solusi yang Dilakukan : Guna mengoptimalkan angka penyerapan tenaga kerja di pasar kerja formal maupun di sektor informal, dilakukan : • Sosialisasi dan pembinaan ke Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK, perguruan

tinggi, lembaga pelatihan kerja, serta Disnaker Kab./Kota untuk lebih mengefektifkan pelayanan dan pendataan penempatan kerja, khususnya alumni dari dunia pendidikan/alumni pelatihan.

• Bursa Kerja Bulanan, Pekan Pasar Kerja di bulan September (2 bulan pasca kelulusan), serta Bursa Kerja Bersama dengan Provinsi lain (Batam).

• Menggerakkan dan mendorong sektor-sektor lapangan usaha dan

keterlibatan SKPD lainnya untuk berkontribusi dalam perluasan lapangan kerja di Jawa Timur.

• Koordinasi dan peningkatan kemampuan SDM petugas antar kerja di

Disnaker Kab./Kota untuk memperkuat upaya penyerapan tenaga kerja.

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di Bidang Penempatan Tenaga Kerja serta UPT P3TKI Surabaya. Di Bidang Penempatan Tenaga kerja : sumber dana APBD, alokasi Rp. 6.400.000.000,- realisasi Rp. 6.061.958.024,- (94,72%). Sumber dana APBN, alokasi Rp. 1.005.898.000,- realisasi Rp. 876.070.750,- (87,09%).

Page 35: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 35 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Dari sisi personil, pencapaian indikator ini didukung oleh 6 (enam) orang Pejabat Fungsional Pengantar Kerja di Provinsi serta 19 Pengantar Kerja di Kab./Kota, ditambah dukungan personil dari petugas antar kerja baik di Provinsi maupun Kab./Kota.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Terdapat kondisi positif terkait kenaikan persentase penempatan tenaga kerja/pencari kerja di sektor formal, yang antara lain dikarenakan : • Naiknya angka penempatan melalui mekanisme AKL, AKAD dan AKAN yang

pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi maupun Kab./Kota; • Sebagai terobosan dalam mensosialisasikan, mengakomodasi peningkatan

lowongan kerja, mengoptimalkan penempatan tenaga kerja, dan mengefektifkan fungsi layanan penempatan tenaga kerja, Disnakertransduk Prov. Jawa Timur menggagas bursa kerja bulanan, Pekan Pasar Kerja di bulan September (2 bulan pasca kelulusan), serta Bursa Kerja Bersama dengan Provinsi lain (Batam). Hal ini berdampak signifikan terhadap peningkatan partisipasi perusahaan yang melaporkan lowongan kerja, serta peningkatan jumlah penempatan tenaga kerja.

• Jejaring kerjasama informasi bursa kerja dengan pihak-pihak yang

berkontribusi tinggi terhadap penyediaan peluang kerja (dunia industri, asosiasi profesi, satuan pendidikan menengah dan perguruan tinggi) sehingga info peluang kerja di sektor formal semakin terbuka, banyak dan mudah diakses pencari kerja.

• Kunjungan promosi, job canvasing dan monitoring ke perusahaan anggota PLKT maupun perusahaan baru oleh Pejabat Fungsional Pengantar Kerja maupun petugas antar kerja.

• Kerjasama dengan Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur, Disnaker Kab./Kota

dan perguruan tinggi untuk pembinaan Bursa Kerja Khusus/career centre.

Page 36: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 36 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

• Mengoptimalkan fungsi UPT Pelatihan Kerja (BLK) Disnakertransduk Prov.

Jawa Timur sebagai lembaga yang menjalankan fungsi pelatihan, peningkatan skill dan kompetensi, sekaligus penempatan tenaga kerja yang berkualitas sesuai kebutuhan pasar kerja.

• Penyebarluasan Informasi Pasar Kerja melalui website www.infokerja-jatim.com, twitter dan media massa. Website dan twitter dapat diakses pencari kerja, perusahaan/dunia usaha maupun institusi yang membutuhkan tenaga kerja. Penggunaan sarana IT sangat bermanfaat dalam menyediakan informasi pasar kerja yang aktual, murah dan membantu mempercepat layanan penempatan tenaga kerja.

3.2.6 Sasaran 6 : Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja

Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan jasa pelayanan penempatan tenaga kerja melalui hasil pengukuran survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Indikator dan capaian kinerjanya :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 Hasil survey IKM : - Pelayanan penempatan

tenaga kerja.

- Pelayanan TKI (Tenaga Kerja Indonesia).

80,00

76,50

74,33

76,30

92,91

99,74

74,81

71,27

74,66

72,35

76,25

67,17

78,56

76,43

79,07

75,77

Survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja terdiri dari : 1) Pelayanan penempatan tenaga kerja, meliputi pelayanan antar kerja, yakni (a)

informasi pasar kerja/bursa kerja/penempatan kerja offline dan online, (b) pencabutan perpanjangan Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing atau IMTA, (c) rekomendasi penempatan tenaga kerja antar daerah, (d) ijin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta atau LPTKS untuk antar kerja lokal, dan (e) ijin operasional kantor cabang Pelaksana Penempatan TKI Swasta atau PPTKIS.

Page 37: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 37 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

2) Pelayanan khusus TKI (Tenaga Kerja Indonesia), meliputi (a) rekomendasi Rencana Kebutuhan Calon TKI (RKCTKI) atau Surat Pengantar Rekrut TKI (SPR TKI), (b) surat pengantar rekomendasi endors visa ke Teto, (c) penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri atau KTKLN, (d) Pembekalan Akhir Pemberangkatan atau PAP, dan (e) counter TKI.

• Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014

• Survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja : Dari target nilai IKM 80,00 terealisasi sebesar 74,33 atau capaian kinerjanya 92,91% (kategori “baik”).

• Survey IKM pelayanan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) :

Dari target nilai IKM 76,50 terealisasi 76,30 atau capaian kinerjanya sebesar 99,74% (kategori “baik”).

• Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014

dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 : Target nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja 80,00,

realisasi 74,55, capaian kinerjanya 92,91%. Sedangkan target nilai IKM pelayanan TKI 76,50, realisasi 76,30 atau capaian kinerjanya 99,74%.

- Tahun 2013 : dari target nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja sebesar 79,80, terealisasi 74,81 atau capaiannya sebesar 93,75%. Sedangkan target nilai survei IKM pelayanan TKI sebesar 76,35, terealisasi sebesar 71,27 atau capaian kinerjanya 93,35%.

- Tahun 2012 : dari target nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja sebesar 79,60, realisasi 74,66 atau capaian kinerja 93,79%. Sedangkan target nilai IKM pelayanan TKI 76,20, terealisasi 72,35 atau capaian kinerjanya 94,95%.

- Tahun 2011 : target IKM pelayanan penempatan tenaga kerja sebesar 79,40 terealisasi 76,25 dengan capaian kinerja 96,03%. Sedangkan IKM pelayanan TKI targetnya sebesar 76,00 realisasi 67,17 dan capaian kinerja 87,74%.

Page 38: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 38 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

- Tahun 2010 : target IKM pelayanan penempatan tenaga kerja sebesar 79,20 terealisasi 76,56 dengan capaian kinerja 96,67%. Sedangkan untuk pelayanan TKI, target IKM-nya 75,90 dan realisasi 76,43 sehingga capaian kinerjanya 100,70%.

- Tahun 2009 : pada awal dilakukan survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja, capaiannya sebesar 79,07. Sedangkan untuk pelayanan TKI nilai IKM-nya sebesar 75,77.

Diagram 3.9 Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun 2009 – 2014

Diagram 3.10 Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan TKI tahun 2009 – 2014

• Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target

Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja survey IKM penempatan tenaga kerja maupun pelayanan TKI belum mencapai target tahun kelima Renstra. Pelayanan penempatan tenaga kerja mencapai nilai 74,33 dari target IKM 80,00. Sedangkan untuk survey IKM pelayanan penempatan TKI mencapai nilai 76,30 dari target IKM 76,50 (hampir mencapai target Renstra).

Page 39: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 39 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

• Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional

dan Provinsi Lain

Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : Prov. Jawa Barat maupun Jawa Tengah tidak memiliki indikator kinerja hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pelayanan penempatan tenaga kerja maupun pelayanan TKI, sehingga hasil kinerjanya tidak dapat diperbandingkan.

• Analisis Penyebab Kegagalan atau Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Kegagalan atau Penurunan Kinerja :

Capaian nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja maupun pelayanan TKI cenderung berfluktuasi. Untuk pelayanan penempatan tenaga kerja, disebabkan adanya perubahan pada beberapa jenis pelayanan. Pada awal dilakukannya survey IKM, jenis pelayanan yang di-survey termasuk pelayanan-pelayanan terkait Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA). Pelayanan IMTA kemudian dialihkan di UPT P2T Prov. Jawa Timur (pelayanan perijinan satu atap), lalu baru terbentuk Pusat Layanan Karir Terpadu (PLKT) Disnakertransduk Prov. Jawa Timur, sehingga terjadi perubahan jenis pelayanan yang di-survey dengan responden yang berbeda dan capaian nilai IKM tidak stabil. Adapun untuk pelayanan TKI, juga terdapat perubahan beberapa pelayanan menyesuaikan perkembangan pelayanan di UPT P3TKI. Meski demikian, capaian nilai IKM pada kedua jenis pelayanan tersebut pada tahun 2009 - 2014 berada pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’). Namun kecenderungan berfluktuasinya nilai IKM dari waktu ke waktu tetap diwaspadai dan menjadi bahan evaluasi. Alternatif Solusi yang Dilakukan : • Secara berkala, dilakukan evaluasi terhadap hasil survey IKM yang

dilaksanakan terakhir kalinya. Unit pelaksana pelayanan wajib melakukan analisis secara resmi dan tertulis terhadap hasil survey (dititikberatkan pada

Page 40: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 40 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

item-item pelayanan yang mendapat nilai terkecil) serta melakukan evaluasi internal untuk perbaikan pelayanan (analisis hasil survey IKM setiap unit pelaksana pelayanan tertuang di dalam laporan survey IKM tahunan).

• Memberikan coaching/arahan kepada personil pelayanan agar memiliki

kemampuan yang sama dalam memberikan informasi dan pelayanan kepada masyarakat.

• Merekondisi SOP (Standard Operating Procedure) yang ada, khususnya terkait pelayanan kepada masyarakat.

• Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di Bidang Penempatan Tenaga Kerja serta UPT P3TKI Surabaya. Di Bidang Penempatan Tenaga kerja : sumber dana APBD, alokasi Rp. 6.400.000.000,- realisasi Rp. 6.061.958.024,- (94,72%). Sumber dana APBN, alokasi Rp. 1.005.898.000,- realisasi Rp. 876.070.750,- (87,09%). Dari sisi personil, pencapaian indikator didukung oleh 6 (enam) orang Pejabat Fungsional Pengantar Kerja di Provinsi dan 19 Pengantar Kerja di Kab./Kota, ditambah dukungan petugas antar kerja baik di Provinsi maupun Kab./Kota.

• Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan

Pencapaian Pernyataan Kinerja Meski belum mencapai target Renstra, namun hasil survey IKM pelayanan pelayanan penempatan tenaga kerja serta TKI berada pada kinerja pelayanan ‘baik’. Ke depan, pencapaian hasil survey IKM akan didorong peningkatannya, terlebih dengan adanya program inovasi PLKT (Pusat Layanan Karir Terpadu) sebagai pusat layanan penempatan kerja yang memfasilitasi dan mendekatkan pencari kerja, perusahaan pemberi kerja/pengguna tenaga kerja, maupun kalangan pendidikan dan mitra kerja lainnya, yang melayani secara offline (pelayanan langsung) maupun online melalui website www.infokerja-jatim.com. Di samping itu, untuk pelayanan TKI juga terdapat program inovasi pelayanan

Page 41: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 41 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

TKI online melalui www.tkionline-jatim.com yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas pelayanan TKI secara keseluruhan.

3.2.7 Sasaran 7 : Meningkatnya perluasan lapangan kerja di sektor

informal

Dimaksudkan untuk mewujudkan pengembangan kesempatan kerja usaha mandiri dan padat karya produktif. Indikator dan capaian kinerja adalah :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 % tenaga kerja di sektor informal yang mampu belajar usaha & mempunyai pendapatan tetap (usahanya tetap eksis).

97,00% 97,50% 100,52 95,51% 95,86% 95% 95% 95%

Pemecahan isu pengangguran juga dilakukan melalui pembinaan perluasan kesempatan kerja di sektor informal. Untuk memperluas kesempatan kerja di dalam negeri, dilakukan langkah-langkah strategis untuk mendukung penempatan tenaga kerja di dalam negeri melalui penciptaan kegiatan yang produktif dan berkelanjutan dengan mendayagunakan potensi SDA, SDM dan teknologi tepat guna. Salah satu indikator yang menunjukkan perluasan kesempatan kerja di sektor informal melalui sektor ketenagakerjaan adalah tenaga kerja yang dibina di sektor informal usaha mandiri yang dirintisnya minimal tetap eksis. Artinya, tenaga

kerja yang dibina telah memiliki pendapatan tetap dari usahanya tersebut, usahanya tidak berhenti beroperasi, serta mampu menciptakan kesempatan kerja baru yang cukup tinggi dengan merekrut tenaga kerja baru di daerah sekitarnya.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Dari target % tenaga kerja di sektor informal yang mampu belajar usaha dan mempunyai pendapatan tetap (usahanya tetap eksis) sebesar 97%, terealisasi 97,50%, sehingga capaian kinerjanya 100,52% (kategori ”sangat baik”).

Page 42: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 42 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 : Target % tenaga kerja di sektor informal yang mampu belajar

usaha dan mempunyai pendapatan tetap (usahanya tetap eksis) sebesar 97%, terealisasi 97,50% atau capaian kinerjanya 100,52%. Jumlah binaan di sektor informal 160 orang, dan yang usahanya tetap eksis 156 orang. Sedangkan 4 orang tidak melanjutkan usahanya karena berganti usaha lain, dan ada pula yang mendapatkan pekerjaan di sektor formal.

- Tahun 2013 : dari target 95% binaan yang usahanya tetap eksis, terealisasi 95,51% (capaian kinerja 100,54%), dimana jumlah binaan di sektor informal

sebanyak 178 orang, yang tetap eksis 170 orang. 8 orang lainnya tidak melanjutkan usaha karena menjadi PNS, caleg, menjadi TKI ke luar negeri, dan bekerja di sektor formal.

- Tahun 2012 : dari target 93% binaan yang eksis di sektor informal, terealisasi 95,86% atau capaian kinerjanya 103,08%.

- Tahun 2011 : dari target 91% yang usaha mandirinya tetap eksis, realisasi 95% (capaian kinerjanya 104,40%).

- Tahun 2010 : dari target 89% yang usaha mandiri sektor informalnya tetap eksis, terealisasi sebesar 95% atau capaian kinerjanya sebesar 106,74%.

- Tahun 2009 : dari target 87% yang usaha mandiri sektor informalnya tetap eksis, realisasi 95% (capaian kinerjanya 109,20%).

Diagram 3.11 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase tenaga kerja di sektor informal yang mampu belajar usaha dan mempunyai pendapatan tetap (usahanya tetap eksis) tahun 2009 – 2014

Page 43: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 43 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja perluasan lapangan kerja di sektor informal mencapai 97,50% atau telah melampaui target Renstra sebesar 97%.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain

Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah :

• Indikator kinerja Prov. Jawa Barat : Jumlah wirausaha baru : target 1.180 orang dan realisasi 1.180 orang (capaian 100%).

• Indikator kinerja Prov. Jawa Tengah : Tidak ada.

Indikator kinerja perluasan lapangan kerja sektor informal Prov. Jawa Barat berupa ”jumlah”, sedangkan indikator Jawa Timur berupa % tenaga kerja di sektor informal yang mampu belajar usaha dan mempunyai pendapatan tetap (usahanya tetap eksis), sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan capaian kinerjanya. Secara kuantitas, tenaga kerja sektor informal yang mampu belajar usaha dan mempunyai pendapatan tetap (usahanya eksis) tahun 2014 sebanyak 156 orang.

e. Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan/Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan Kinerja : Secara keseluruhan, persentase tenaga kerja di sektor informal yang usahanya tetap eksis cenderung stabil (berkisar 95% dari jumlah binaan). Keberhasilan ini antara lain dikarenakan pembinaan yang dilakukan selain berupa materi manajemen usaha, mereka juga diberi bantuan stimulan serta pendampingan

Page 44: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 44 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

oleh petugas lapangan Kab./Kota dan Tenaga Kerja Sarjana (TKS). Seleksi calon peserta binaan juga dilakukan secara selektif, sehingga lebih memastikan peserta yang dibina dapat mempertahankan usahanya di sektor informal. Alternatif Solusi yang Dilakukan : • Program bimbingan usaha, bantuan stimulan sarana usaha, serta dampingan

teknis pengembangan usaha di lapangan. • Calon peserta wajib memiliki embrio usaha untuk menjamin agar usahanya

semakin berkembang dan tidak berhenti beroperasi di tengah jalan. f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di

Bidang Penempatan Tenaga Kerja. Untuk sumber dana APBD, alokasi Rp. 1.250.000.000,- realisasi Rp. 1.244.122.360,- (99,53%). Untuk sumber dana APBN, alokasi Rp. 1.978.065.000,- realisasi Rp. 1.808.452.750,- (91,43%). Dari sisi personil, pencapaian indikator didukung oleh 6 (enam) orang Pejabat Fungsional Pengantar Kerja di Provinsi serta petugas lapangan perluasan kesempatan kerja dan TKS (Tenaga Kerja Sarjana) di Kab./Kota, ditambah dukungan petugas antar kerja baik di Provinsi maupun Kab./Kota.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja • Upaya perluasan kesempatan kerja di tahun 2014 juga dilakukan melalui

Program Tenaga Kerja Sarjana (TKS) sebagai pendamping di bidang perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja. Tugas pokoknya sebagai pendamping kelompok usaha masyarakat dalam kegiatan padat karya, terapan teknologi tepat guna, kegiatan kewirausahaan atau kegiatan produktif lainnya yang dananya bersumber dari APBN maupun APBD. Program TKS bertujuan memberdayakan sarjana yang memiliki potensi/ kemampuan untuk membantu pendampingan di bidang perluasan kerja dan penempatan tenaga kerja. Melalui program TKS, angkatan kerja muda terutama lulusan sarjana diarahkan tidak hanya sebagai motivator, tetapi

Page 45: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 45 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

dalam jangka panjang sebagai tenaga pencipta perluasan kerja (job creator) terutama untuk membantu mengoptimalkan potensi SDA/SDM guna menciptakan lapangan kerja dan kesempatan kerja seluas-luasnya.

• Program pendampingan di lapangan oleh petugas lapangan Kab./Kota.

• Pemilihan calon peserta binaan secara selektif. 3.2.8 Sasaran 8 : Menurunnya perselisihan hubungan industrial

Dimaksudkan untuk mewujudkan hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat kerja. Indikator dan capaian kinerja adalah sebagai berikut :

INDIKATOR

KINERJA TARGET

2014 REALISASI

2014 % REALISASI 2013 2012 2011 2010 2009

% penurunan kasus perselisihan hubungan industrial.

15,00% 6,08% 40,53 -5,71% (naik)

63,35%

35,47%

-171,56% (naik)

3,11%

Perselisihan hubungan industrial merupakan perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha/gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena ada perselisihan hak, kepentingan, pemutusan hubungan kerja serta perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Dari target % penurunan kasus perselisihan hubungan industrial sebesar 15% penurunan, realisasinya hanya turun sebesar 6,08%. Dengan demikian, capaian kinerjanya 40,53% (kategori ”kurang”).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 : target penurunan kasus perselisihan hubungan industrial

sebesar 15%, realisasi 6,08% atau capaian kinerjanya 40,53%. Perselisihan hubungan industrial yang masuk ke Pengadilan Hubungan Industrial

Page 46: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 46 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

sebanyak 139 kasus atau hanya turun 9 kasus dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 148 kasus.

- Tahun 2013 : dari target penurunan sebesar 15%, kasus perselisihan justru naik 5,71% atau bertambah 8 kasus (dari 140 kasus menjadi 148 kasus) sehingga capaian kinerjanya menunjukkan -26,27%.

- Tahun 2012 : target penurunan kasus perselisihan hubungan industrial sebesar 15%, terealisasi sangat signifikan sebesar 63,35% sehingga capaian kinerjanya 422,33% (turun sebanyak 372 kasus, dari semula 382 kasus menjadi 140 kasus).

- Tahun 2011 : target penurunan kasus perselisihan hubungan industrial 10%,

turun sebesar 35,47% atau berkurang 210 kasus (592 kasus menjadi 382 kasus), sehingga capaian kinerjanya 354,70%.

- Tahun 2010 : dari target penurunan sebesar 5%, kasus perselisihan justru melonjak naik 171,56% atau bertambah 374 kasus (dari 218 kasus menjadi 592 kasus) sehingga capaian kinerjanya menunjukkan -343,12%.

- Tahun 2009 : di tahun 2009 persentase kasus perselisihan hubungan industrial turun sebesar 3,11% atau berjumlah 211 kasus.

Diagram 3.12 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial tahun 2009 - 2014

Page 47: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 47 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja penurunan kasus perselisihan hubungan industrial hanya mencapai 6,08% sehingga target Renstra sebesar 15% tidak tercapai.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan :

Indikator kinerja tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur untuk bidang hubungan industrial agak berbeda dengan indikator SPM untuk pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Indikator kinerja tujuan bidang hubungan industrial Disnakertransduk Prov. Jawa Timur menitikberatkan pada turunnya kasus perselisihan yang masuk ke Pengadilan Hubungan Industrial yang merupakan tahapan lebih lanjut dari kasus-kasus yang tidak dapat diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) sehingga harus mendapat penanganan yang lebih serius. Meski demikian, capaian SPM pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial di Jawa Timur tahun 2014 sebesar 47,90% (yang terdaftar sebanyak 167 kasus dan yang diselesaikan 80 kasus), sedangkan target Nasional tahun 2016 sebesar 50%.

Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : • Indikator kinerja Prov. Jawa Barat :

% penyelesaian kasus hubungan industrial : target 55% realisasi 75% (136,36%).

• Indikator kinerja Prov. Jawa Tengah : Jumlah perselisihan PHI/PHK dan keluh kesah (dalam proses penyusunan

laporan kinerja).

Page 48: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 48 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Indikator kinerja penyelesaian perselisihan hubungan industrial Prov. Jawa Barat berupa % sedangkan Prov. Jawa Tengah berupa ”jumlah”. Namun tidak dapat dilakukan perbandingan kinerja dengan Jawa Barat, karena indikator Jawa Timur lebih mengarah ke % penurunan kasus perselisihan. Perselisihan hubungan industrial yang masuk ke Pengadilan Hubungan Industrial sebanyak 139 kasus dan yang diputus 106 kasus (76,26%). Sedangkan Prov. Jawa Barat, kinerja penyelesaian kasus hubungan industrial sebesar 75%.

e. Analisis Penyebab Kegagalan atau Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Kegagalan atau Penurunan Kinerja :

Kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke Pengadilan Hubungan Industrial selama 5 (lima) tahun terakhir berfluktuasi. Idealnya, persentase kasus perselisihan hubungan industrial menurun secara bertahap yang mencerminkan semakin kondusifnya iklim hubungan industrial. Namun adanya kondisi yang tidak terduga serta faktor lainnya menyebabkan kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke Pengadilan Hubungan Industrial malah naik atau turun, diantaranya : • Naiknya Upah Minimum Kab./Kota (UMK) di Jawa Timur secara signifikan

beberapa tahun terakhir berimbas pada sulitnya dunia usaha di Jawa Timur

untuk bertahan, menyebabkan naiknya PHK yang berkontribusi signifikan terhadap kenaikan kasus perselisihan hubungan industrial (dari 4 jenis kasus perselisihan yang masuk ke Pengadilan Hubungan Industrial, PHK selalu mendominasi kasus rata-rata di atas 70%).

• Masyarakat makin sadar hukum sehingga makin banyak kasus perselisihan hubungan industrial yang seharusnya bisa diselesaikan terlebih dahulu melalui mekanisme Perjanjian Bersama, diajukan melalui jalur hukum.

• Keterbatasan jumlah tenaga fungsional Mediator Hubungan Industrial di

Jawa Timur. Di sisi lain, minat PNS untuk menjadi Mediator Hubungan Industrial juga minim karena beratnya beban tugas yang diemban.

Page 49: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 49 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

• Kendala komunikasi/koordinasi dengan instansi terkait, akibat penerapan

Otonomi Daerah yang membatasi kewenangan Provinsi. Alternatif Solusi yang Dilakukan : • Mengusulkan pegawai di bidang Hubungan Industrial Provinsi maupun

Kab./Kota untuk mengikuti Diklat Mediator Hubungan Industrial, dalam rangka menambah tenaga Mediator Hubungan Industrial.

• Mengoptimalkan komunikasi/koordinasi dengan instansi terkait, serta

pembinaan yang lebih intensif ke Kab./Kota berkenaan dengan permasalahan Hubungan Industrial.

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja. Untuk sumber dana APBD, alokasi Rp. 5.200.000.000,- realisasi Rp. 4.781.571.399,- (91,95%). Untuk sumber dana APBN, alokasi Rp. 6.347.447.000,- realisasi Rp. 6.175.386.000,- (97,29%). Dari sisi personil, pencapaian indikator didukung oleh 4 (empat) orang Mediator Hubungan Industrial di Provinsi serta 23 Mediator di Kab./Kota. Dukungan personil ini sangat tidak memadai jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan maupun tenaga kerja di Jawa Timur, sehingga fungsi menjaga kondisi

hubungan industrial termasuk penanganan perselisihan menjadi tidak optimal.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja • Salah satu upaya yang diharapkan dapat mendorong iklim hubungan

industrial yang kondusif di Jawa Timur adalah difungsikannya Unit Reaksi Cepat (URC) Penanganan Masalah Hubungan Industrial. Unit ini dimaksudkan untuk membantu Pemerintah dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan menjadi fasilitator untuk mencegah terjadinya perselisihan hubungan industrial yang berpotensi mengakibatkan timbulnya

Page 50: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 50 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

gejolak berupa unjuk rasa/pemogokan sebagai akibat dari keluh kesah yang tidak terselesaikan, dengan cara menginventarisir dan menganalisa faktor-faktor terjadinya keresahan untuk dicarikan pemecahan masalahnya. Sedangkan tujuannya adalah untuk penanganan dan pencegahan permasalahan perselisihan hubungan industrial secara cepat, tepat dan tidak berdampak. Dalam penanganannya, URC tetap berkoordinasi dengan pegawai teknis dan Pemerintah Kab./Kota setempat sesuai dengan prosedur dan kewenangan masing-masing.

• Secara intensif mengupayakan koordinasi dengan instansi terkait.

• Sebagai upaya meningkatkan kondisi hubungan industrial yang semakin

kondusif di Jawa Timur sekaligus menjamin perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja, telah dikeluarkan Peraturan Daerah Prov. Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain. Perangkat Perda ini diharapkan mampu meminimalisir penyimpangan pelaksanaan penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan penerima pemborongan dan perusahaan penyedia jasa pekerja (PPJP).

3.2.9 Sasaran 9 : Meningkatnya perbaikan syarat kerja dan

kesejahteraan pekerja

Dimaksudkan untuk mewujudkan hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat kerja. Indikator dan capaian kinerjanya adalah :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 - % peningkatan upah

pekerja.

- % peningkatan Pera-turan Perusahaan (PP)

- % peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

10,00%

35,00%

27,00%

15,37%

17,03%

20,51%

153,70

48,66

75,96

22,14%

39,95%

24,96%

8,08%

36,35%

42,42%

8,34%

26,37%

33,97%

7,54%

n.a

n.a

17,07%

n.a

n.a

Page 51: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 51 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

• Upah merupakan suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

buruh untuk pekerjaan/jasa yang telah/akan dilakukan, dinyatakan/dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan/peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antar pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun keluarganya. Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap, ditetapkan sebagai jaring pengaman agar upah tidak merosot, mengurangi kesenjangan upah terendah dengan tertinggi, dan meningkatkan penghasilan pekerja pada tingkat paling bawah.

• Peraturan Perusahaan (PP) adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh

pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan. Sedangkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) memuat hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha secara tertulis yang dibuat atas hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha/perkumpulan pengusaha.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 • Target % peningkatan upah pekerja sebesar 10%, realisasi kenaikan sebesar

15,37% sehingga capaian kinerjanya 153,70% (kategori ”sangat baik”). • Target % peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) sebesar 35%, realisasi

kenaikan sebesar 17,03% sehingga capaian kinerjanya 48,66% (kategori ”kurang’).

• Target % peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sebesar 27%, realisasi

kenaikan 20,51% sehingga capaian kinerjanya 75,96% (kategori ”baik’).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 :

(a) % peningkatan upah pekerja : target sebesar 10%, realisasi 15,37% atau capaian kinerjanya 153,70%. Rata-rata UMK Jawa Timur tahun 2014

Page 52: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 52 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

sebesar Rp. 1.314.942,- atau naik Rp. 175.212,- dibandingkan tahun sebelumnya.

(b) % peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) : target sebesar 35%, realisasi 17,03% atau capaian kinerjanya 48,66%. Jumlah PP sebanyak 3.649 atau bertambah 531 PP dibandingkan tahun sebelumnya.

(c) % peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) : target sebesar 27%, realisasi 20,51% atau capaian kinerjanya 75,96%. Jumlah PKB sebanyak 905 atau bertambah 154 PKB dibandingkan tahun sebelumnya.

- Tahun 2013 : (a) % peningkatan upah pekerja : target sebesar 9%, realisasi 22,14%

(kenaikan terbesar dalam 5 tahun terakhir) atau capaian kinerjanya 246%. Rata-rata UMK Jawa Timur tahun 2013 sebesar Rp. 1.139.730,- atau naik Rp. 206.610,- dibandingkan tahun sebelumnya.

(b) % peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) : dari target peningkatan jumlah PP sebesar 33%, realisasi 39,95% (capaian kinerja 108,94%), dimana jumlah PP bertambah 890 menjadi 3.118 PP.

(c) % peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) : dari target 25%, realisasi 24,96% (capaian kinerjanya 99,84%). Jumlah PKB bertambah sebanyak 150 dari tahun sebelumnya menjadi 751 PKB.

- Tahun 2012 : (a) % peningkatan upah pekerja : target sebesar 8%, realisasi 8,08% atau

capaian kinerjanya 101%. Rata-rata UMK Jawa Timur tahun 2012 Rp. 933.120,- atau naik Rp. 69.786,- dibandingkan tahun sebelumnya.

(b) % peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) : Target kenaikan sebesar 30%, realisasi 36,35% (capaian kinerja 121,17%), atau bertambah 594 PP menjadi 2.228 PP.

(c) % peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) : dari target kenaikan 22%, realisasi sebesar 42,42% (capaian kinerjanya 192,82%), dimana

jumlah PKB bertambah sebanyak 150 menjadi 601 PKB.

Page 53: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 53 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

- Tahun 2011 : (a) % peningkatan upah pekerja : target sebesar 8%, realisasi 8,34% atau

capaian kinerjanya 104,25%. Secara terinci, rata-rata UMK Jawa Timur tahun 2011 sebesar Rp. 863.334,- atau naik Rp. 66.431,- dibandingkan tahun sebelumnya.

(b) % peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) : Sementara itu, pada tahun 2011 jumlah PP di Jawa Timur dari target kenaikan 25%, terealisasi kenaikan sebesar 26,37% capaian kinerjanya sebesar 105,48%, dimana jumlah PP naik sebanyak 341 menjadi 1.634 PP.

(c) % peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) : dari target kenaikan

20%, jumlah PKB naik 33,97% (capaian kinerjanya 169,85%) atau 107 menjadi 422 PKB

- Tahun 2010 : (a) % peningkatan upah pekerja : Target sebesar 7%, realisasi 7,54% atau

capaian kinerjanya 107,71%. Rata-rata UMK Jawa Timur tahun 2010 sebesar Rp. 796.903,- atau naik Rp. 55.887,- dibandingkan tahun sebelumnya.

(b) % peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) : Tahun 2010 di Jawa Timur terdapat 1.293 PP. Kenaikan jumlah PP di tahun 2010 tidak bisa ditentukan targetnya (not available), karena pendataan saat itu masih sangat lemah/minim, terutama yang bersumber dari 38 Kab./Kota.

(c) % peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) : Tahun 2010 di Jawa Timur terdapat 315 PKB. Kenaikan jumlah PKB di tahun 2010 tidak bisa ditentukan targetnya (not available), karena pendataan pada saat itu masih sangat lemah/minim, terutama yang bersumber dari 38 Kab./Kota.

- Tahun 2009 : (a) % peningkatan upah pekerja : Target 7%, realisasi sebesar 17,07% atau

capaian kinerjanya 243,86%. Di tahun 2009 nilai rata-rata UMK Jawa

Timur sebesar Rp. 741.016,-.

Page 54: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 54 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

(b) % peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) : Tidak ada data PP yang akurat (not available), karena pendataan saat itu masih sangat lemah/minim, terutama yang bersumber dari 38 Kab./Kota.

(c) % peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) : Tidak ada data PKB yang akurat (not available), karena pendataan saat itu masih sangat lemah/minim, terutama yang bersumber dari 38 Kab./Kota.

Diagram 3.13 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan upah pekerja tahun 2009 – 2014

Diagram 3.14 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) tahun 2009 – 2014

Diagram 3.15 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tahun 2009 – 2014

Page 55: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 55 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja yang dicapai adalah sebagai berikut : • Untuk peningkatan upah pekerja, realisasi kinerjanya 15,37% telah jauh

melampaui target Renstra sebesar 10%. • Untuk peningkatan Peraturan Perusahaan (PP), realisasi kinerjanya baru

mencapai 17,03% dan masih cukup jauh dari target Renstra sebesar 35%. • Untuk peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), realisasi kinerjanya

mencapai 20,51% dan belum mencapai target Renstra sebesar 27%.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain

Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : • Indikator kinerja peningkatan upah pekerja :

Prov. Jawa Barat : % kenaikan UMK : target 5% realisasi 18,51% (capaian 370,2%). Prov. Jawa Tengah : % UMK terhadap KHL (dalam proses penyusunan laporan kinerja). Indikator kinerja peningkatan upah pekerja di Jawa Tengah berupa % UMK terhadap KHL. Sementara itu, indikator Prov. Jawa Barat dan Jawa Timur terdapat kesamaan, yaitu : % peningkatan upah. Kenaikan upah di Jawa Timur sebesar 15,37%, sedangkan Jawa Barat sebesar 18,51%.

• Kedua Provinsi ini tidak memiliki indikator terkait dengan PP maupun PKB

sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan.

Page 56: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 56 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

e. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja : • Kenaikan UMK di Jawa Timur menunjukkan bahwa secara bertahap dunia

usaha di Jawa Timur semakin memberikan upaya meningkatkan kesejahteraan pekerjanya. Selain itu, meningkatnya pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah menyebabkan daya beli masyarakat meningkat. Karena itu, mulai tahun 2013 nilai UMK dari 38 Kab./Kota se-Jawa Timur seluruhnya sudah mencapai bahkan ada yang melampaui 100% dari KHL.

• Meski terjadi kenaikan jumlah Peraturan Perusahaan (PP) di Jawa Timur,

jumlahnya belum sebanding dengan jumlah perusahaan. Masih banyak perusahaan belum memahami arti penting peran PP sebagai salah satu sarana untuk mendorong hubungan industrial yang kondusif di perusahaan.

• Terkait peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang cukup baik, hal ini sebagai akibat dari meningkatnya kesadaran pengusaha maupun Serikat Pekerja/Serikat Buruh sebagai mitra kerja di perusahaan akan pentingnya perundingan untuk merumuskan syarat-syarat kerja di perusahaan yang dituangkan melalui PKB.

Alternatif Solusi yang Dilakukan : • Terkait upaya peningkatan PP dan PKB di Jawa Timur, secara aktif

dikirimkan surat pemberitahuan kepada perusahaan yang masa berlaku PP-nya berakhir dalam waktu dekat.

• Diintensifkan sosialisasi dan pembinaan kepada Kab./Kota serta perusahaan

terkait arti pentingnya PP dan PKB.

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja. Untuk sumber dana APBD, alokasi Rp. 5.200.000.000,- realisasi Rp. 4.781.571.399,- (91,95%). Untuk

Page 57: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 57 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

sumber dana APBN, alokasi Rp. 6.347.447.000,- realisasi Rp. 6.175.386.000,- (97,29%). Dari sisi personil, pencapaian indikator ini didukung oleh 4 (empat) orang Mediator Hubungan Industrial di Provinsi serta 23 Mediator di Kab./Kota. Dukungan personil ini sangat tidak memadai apabila dibandingkan dengan jumlah perusahaan maupun tenaga kerja di Jawa Timur, sehingga berdampak pada tidak optimalnya pembinaan kelembagaan hubungan industrial.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja • Meski Upah Minimum Kab./Kota (UMK) menunjukkan kenaikan positif,

namun perlu diperhatikan dampak kenaikan UMK yang terlalu signifikan terhadap iklim investasi di Jawa Timur dan implikasinya terhadap keberadaan dunia usaha. UMK yang terlalu tinggi di sisi lain dapat mengakibatkan banyaknya usaha yang melakukan PHK sehingga sangat berpotensi mengurangi kesempatan kerja maupun angka penyerapan tenaga kerja di sektor formal.

• Perlu dimaksimalkan kegiatan-kegiatan pembinaan syarat-syarat kerja,

terutama yang terkait dengan pembentukan PP dan PKB. Kegiatan ini harus dilakukan secara sinergis bersama-sama Kab./Kota yang memiliki tanggung jawab atas pembinaan hubungan industrial di wilayah masing-masing.

3.2.10 Sasaran 10 : Meningkatnya pelayanan pembinaan hubungan

industrial

Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan pelayanan pembinaan hubungan industrial melalui hasil pengukuran survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Indikator dan capaian kinerjanya :

Page 58: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 58 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 Hasil survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial.

81,25 82,87 101,99 77,09 75,23 72,61 72,74 80,67

Survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial dilakukan terhadap

pihak-pihak yang mendapatkan layanan (a) penyelesaian perselisihan hubungan industrial lintas Kab./Kota, (b) penangguhan pelaksanaan ketetapan upah minimum Kab./Kota, (c) pengesahan peraturan perusahaan (PP) lintas Kab./Kota, dan (d) pendaftaran perjanjian kerja bersama (PKB) lintas Kab./Kota.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Dari target nilai IKM 81,25 terealisasi sebesar 82,87 atau capaian kinerjanya 101,99% (kategori “sangat baik”).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 : Target nilai IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial

sebesar 81,25, realisasi 82,87 atau capaian kinerjanya 101,99%. - Tahun 2013 : Target nilai IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial

sebesar 81,15, realisasi 77,09, capaian kinerjanya 95%. - Tahun 2012 : dari target nilai IKM pelayanan pembinaan hubungan

industrial sebesar 81,00, terealisasi 75,23 atau capaiannya sebesar 92,88%. - Tahun 2011 : target IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial sebesar

80,85 terealisasi 72,61 dengan capaian kinerja 89,81%.

- Tahun 2010 : target IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial sebesar 80,75 terealisasi 72,74 dengan capaian kinerja 90,08%.

- Tahun 2009 : pada awal dilakukan survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial, capaiannya sebesar 80,67.

Page 59: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 59 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Diagram 3.16 Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial tahun 2009 – 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun

2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial sebesar 82,87 atau telah melampaui target Renstra sebesar 81,25.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : Prov. Jawa Barat maupun Prov. Jawa Tengah tidak memiliki indikator kinerja hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pelayanan pembinaan hubungan industrial sehingga hasil kinerjanya tidak dapat diperbandingkan.

e. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan Kinerja : Capaian nilai IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial pada kurun waktu 2010 – 2011 sempat turun, dan mulai naik kembali mulai tahun 2012. Secara umum capaian nilai IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial selama tahun 2009 - 2012 berada pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25

Page 60: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 60 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’), namun dari segi pelayanan masih perlu mendapat evaluasi dan perbaikan. Alternatif Solusi yang Dilakukan : Secara berkala, dilakukan evaluasi terhadap hasil survey IKM yang dilaksanakan terakhir kalinya. Unit pelaksana pelayanan wajib melakukan analisis secara resmi dan tertulis terhadap hasil survey (dititikberatkan pada item-item pelayanan yang mendapat nilai terkecil) serta melakukan evaluasi internal untuk perbaikan pelayanan (analisis tertuang di dalam laporan survey IKM tahunan).

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di

Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja. Untuk sumber dana APBD, alokasi Rp. 5.200.000.000,- realisasi Rp. 4.781.571.399,- (91,95%). Untuk sumber dana APBN, alokasi Rp. 6.347.447.000,- realisasi Rp. 6.175.386.000,- (97,29%). Dari sisi personil, pencapaian indikator ini didukung oleh 4 (empat) orang Mediator Hubungan Industrial di Provinsi yang memberikan pelayanan pembinaan hubungan industrial.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Berdasarkan hasil survey IKM tahun 2014, beberapa langkah perbaikan yang akan terus dilakukan adalah mengadakan evaluasi dan pembinaan kepada petugas yang menangani pelayanan pembinaan hubungan industrial untuk memaksimalkan pelayanan kepada pengguna jasa.

3.2.11 Sasaran 11 : Meningkatnya K3 yang kondusif

Dimaksudkan untuk meningkatkan perlindungan hak-hak dasar pekerja/ buruh, termasuk pekerja perempuan dan anak. Indikator dan capaian kinerjanya :

Page 61: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 61 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 • % penurunan kasus

kecelakaan kerja.

• % peningkatan per-usahaan yg mendpt penghargaan K3 (Kesehatan & Kese-lamatan Kerja): • Kecelakaan Nihil

(Zero Accident).

• SMK3 (Sistem Manajemen K3).

17,00%

25,00%

25,00%

14,23%

17,05%

47,37%

83,71

68,20

189,48

9,75%

25,82%

18,75%

10,39%

29,11%

45,45%

-35,67% (naik)

47,92%

0,00%

-12,91% (naik)

-15,79% (turun)

266,67%

-42,36% (naik)

0,60%

20,00%

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan instrumen yang

memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan ini menjadi hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan karena K3 bertujuan mencegah, melindungi, bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja.

Salah satu upaya mendorong pembudayaan K3 di tempat kerja melalui penghargaan di bidang K3, yaitu penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penghargaan Kecelakaan Nihil diberikan kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil melaksanakan program K3 sehingga mencapai nihil kecelakaan kerja, juga yang telah berhasil mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa menghilangkan waktu kerja. Sedangkan penghargaan SMK3 diberikan kepada perusahaan yang telah menerapkan manajemen K3 di perusahaannya. SMK3

adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharan K3 untuk pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 • % penurunan kasus kecelakaan kerja :

Page 62: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 62 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Target penurunan sebesar 17%, realisasi 14,23% atau capaian kinerjanya 83,71% (kategori “baik”).

• % peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan K3, terdiri dari :

- Kecelakaan Nihil (Zero Accident) : Target peningkatan sebesar 25%, realisasi 17,05% atau capaian kinerjanya 68,20% (kategori “cukup”).

- SMK3 (Sistem Manajemen K3) : Target peningkatan 25%, realisasi 47,37% atau capaian kinerjanya 189,48% (kategori “sangat baik”).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 :

Untuk indikator % penurunan kasus kecelakaan kerja, target sebesar 17%, realisasi 14,23% (capaian kinerjanya 83,71%). Jumlah kecelakaan kerja sebanyak 6.635 kasus, turun 347 kasus dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk indikator % peningkatan perusahaan yg mendapat penghargaan K3 : (a) Kecelakaan Nihil : target 25%, realisasi 17,05% (capaian kinerjanya

68,20%). Jumlah penerima penghargaan sebanyak 405 atau naik 59 perusahaan.

(b) SMK3 : target 25%, realisasi 47,37% (capaian kinerjanya 189,48%). Jumlah penerima penghargaan sebanyak 56 atau naik cukup signifikan sebanyak 18 perusahaan.

- Tahun 2013 : Untuk indikator % penurunan kasus kecelakaan kerja : terjadi penurunan 9,75% dari target yang ditetapkan sebesar 15% (turun 754 kasus menjadi 6.982 kasus), sehingga capaian kinerjanya mencapai 65%. Untuk indikator % peningkatan perusahaan yg mendapat penghargaan K3 :

Page 63: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 63 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

(a) Kecelakaan Nihil : target peningkatan sebesar 25%, realisasi 25,82% (capaian kinerja 103,28%), atau naik 71 perusahaan menjadi 346 perusahaan.

(b) SMK3 : target 25% dan realisasinya sebesar 18,75% (capaian kinerja 75%), yaitu bertambah sebanyak 6 perusahaan menjadi 38 perusahaan.

- Tahun 2012 : Untuk indikator % penurunan kasus kecelakaan kerja, dari target 12%, realisasi penurunan 10,39% (turun 897 kasus menjadi 7.736 kasus) sehingga capaian kinerjanya 86,58%. Untuk indikator % peningkatan perusahaan yg mendapat penghargaan K3 :

(a) Kecelakaan Nihil : dari target peningkatan 20%, realisasi 29,11% (capaian kinerja 145,55%), atau bertambah 62 perusahaan sehingga menjadi 275 perusahaan.

(b) SMK3 : target peningkatan sebesar 25%, realisasi 45,45% (capaian kinerjanya 181,80%), atau bertambah 10 perusahaan menjadi 32 perusahaan.

- Tahun 2011 : Untuk indikator % penurunan kasus kecelakaan kerja, dari target penurunan kasus sebesar 10%, terjadi kenaikan 35,67% menjadi 8.633 kasus sehingga capaian kinerjanya -35,67%. Untuk indikator % peningkatan perusahaan yg mendapat penghargaan K3 : (a) Kecelakaan Nihil : target peningkatan 10%, realisasi mencapai 47,92%

sehingga capaian kinerjanya 479,20% (bertambah cukup signifikan sebanyak 69 perusahaan menjadi 213 perusahaan.

(b) SMK3 : target peningkatan 24%, realisasi 0% (capaian kinerjanya -100%) karena tidak ada peningkatan jumlah perusahaan dibandingkan tahun sebelumnya (tetap sebanyak 22 perusahaan).

Page 64: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 64 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

- Tahun 2010 : Untuk indikator % penurunan kasus kecelakaan kerja, dari target penurunan 7%, terjadi kenaikan 12,91% menjadi 6.363 kasus, sehingga capaian kinerjanya -18,44%. Untuk indikator % peningkatan perusahaan yg mendapat penghargaan K3 : (a) Kecelakaan Nihil : dari target kenaikan 5%, realisasi turun 15,79%

sehingga capaian kinerja -31,58% (turun 27 perusahaan sehingga menjadi hanya 144 perusahaan).

(b) SMK3 : dari target peningkatan 22%, realisasi 266,67% (capaian kinerja 1.212,14%), karena ada lonjakan penerima penghargaan SMK3

sebanyak 16 perusahaan sehingga menjadi 22 perusahaan. - Tahun 2009 :

Untuk indikator % penurunan kasus kecelakaan kerja, dari target penurunan 5%, kecelakaan kerja naik 42,36% menjadi 5.635 kasus, sehingga capaian kinerjanya -84,72%. Untuk indikator % peningkatan perusahaan yg mendapat penghargaan K3 : (a) Kecelakaan Nihil : capaian kenaikan hanya 0,60% (171 perusahaan)

dibandingkan tahun sebelumnya. (b) SMK3 : terjadi kenaikan sebesar 20% dibandingkan tahun sebelumnya

(6 perusahaan yang menerima penghargaan SMK3).

Diagram 3.17 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase penurunan kasus kecelakaan kerja tahun 2009 – 2014

Page 65: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 65 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Diagram 3.18 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan kecelakaan nihil (zero accident) tahun 2009 – 2014

Diagram 3.19 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan SMK3 tahun 2009 – 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014, realisasi kinerja K3 adalah sebagai berikut : • Untuk penurunan kasus kecelakaan kerja, realisasi kinerjanya mencapai

14,23% atau belum mencapai target Renstra sebesar 17%. • Untuk peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan Kecelakaan

Nihil (Zero Accident), realisasi kinerjanya mencapai 17,05% atau belum

mencapai target Renstra sebesar 25%. Sedangkan untuk perusahaan yang mendapat penghargaan SMK3, realisasi kinerjanya 47,37% atau jauh melebihi target Renstra sebesar 25%.

Page 66: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 66 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan : Indikator kinerja tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur untuk pengawasan ketenagakerjaan berbeda dengan indikator SPM, karena indikator kinerja tujuan pengawasan ketenagakerjaan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur lebih menitikberatkan pada turunnya kasus ketenagakerjaan secara menyeluruh, baik yang bersifat normatif maupun teknis. Meski demikian, Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan pengawasan ketenagakerjaan pada

tahun 2014 sebagai berikut : 1) Pemeriksaan perusahaan : capaian sebesar 20,67%, sedangkan target

Nasional pada tahun 2016 sebesar 45%. 2) Pengujian peralatan di perusahaan : capaian sebesar 19,36%, sedangkan

target Nasional pada tahun 2016 sebesar 50%. Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : Indikator kinerja kasus kecelakaan kerja : - Prov. Jawa Barat :

Jumlah kasus kecelakaan kerja : target 2.925 kali realisasi 2.925 kali (100%) - Prov. Jawa Tengah :

Jumlah kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (dalam proses penyusunan laporan kinerja).

Terkait indikator kecelakaan kerja, Prov. Jawa Barat dan Jawa Tengah berupa ”jumlah”, sedangkan Jawa Timur berupa % penurunan kasus. Dengan demikian, indikator ini tidak dapat diperbandingkan satu sama lain. Secara kuantitas, jumlah kecelakaan kerja di Jawa Timur pada tahun 2014 sebanyak 6.635 kasus, sedangkan di Jawa Barat sebanyak 2.925 kasus.

Page 67: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 67 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Baik Prov. Jawa Tengah maupun Jawa Barat tidak memiliki indikator penerimaan penghargaan di bidang K3.

e. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan Kinerja : • Idealnya, salah satu indikator dari terciptanya kondisi tempat kerja yang

kondusif ditunjukkan melalui turunnya angka kecelakaan di tempat kerja (dilaporkan melalui Dinas Kab./Kota). Mulai tahun 2009 hingga 2013, angka kecelakaan kerja di Jawa Timur bersifat fluktuatif. Bahkan pada periode tahun 2009 s.d. 2011 angka kecelakaan kerja di Jawa Timur selalu naik. Pada tahun 2014 jumlah kasus kembali turun, namun banyak pelaporan kasus kecelakaan kerja ringan. Kasus-kasus ini tidak sampai menghilangkan waktu kerja sehingga kasus kecelakaan kerja menjadi banyak secara kuantitas, tetapi secara kualitas bersifat ringan. Meski telah dilakukan berbagai sosialisasi maupun pembinaan di bidang K3, kasus kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak dapat diduga sebelumnya sehingga sulit untuk diperkirakan kejadiannya.

• Perusahaan di Jawa Timur yang mendapat penghargaan di bidang K3

menunjukkan peningkatan, yang menjadi indikasi makin tingginya kesadaran perusahaan untuk melaksanakan dan membudayakan K3 di tempat kerja. Pembudayaan K3 di tempat kerja sangat penting artinya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat menuju nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja guna peningkatan produksi dan produktivitas kerja.

Alternatif Solusi yang Dilakukan : • Peningkatan jumlah P2K3 dan mendorong lahirnya tokoh P2K3 di

perusahaan yang dapat memberikan motivasi tentang pentingnya keselamatan kerja di tempat kerja sehingga kesadaran akan pentingnya keselamatan di tempat kerja semakin meningkat;

Page 68: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 68 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

• Sosialisasi, pembinaan dan pengawasan K3 secara terus-menerus terhadap

seluruh perusahaan di Jawa Timur; • Memberdayakan serikat pekerja dalam kegiatan sosialisasi agar serikat

pekerja setempat turut mengawasi keselamatan di tempat kerja untuk meminimalisir terjadinya kasus kecelakaan kerja;

• Mendorong pembudayaan K3 di Jawa Timur melalui pemberian penghargaan

di bidang K3.

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan. Untuk sumber dana APBD, alokasi Rp. 5.791.900.000,- realisasi Rp. 5.448.630,686,- (94,07%). Untuk sumber dana APBN, alokasi Rp. 4.010.000.000,- realisasi Rp. 3.707.889.200,- (92,47%). Dari sisi personil, pencapaian indikator ini didukung oleh 13 orang Pejabat Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan di Provinsi, didukung oleh 130 Pengawas Kab./Kota. Terkait kekuatan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan, di Jawa Timur jumlahnya sangat tidak sebanding degan jumlah perusahaan maupun tenaga kerja. Hal ini mengakibatkan tidak optimalnya implementasi dan pembinaan norma ketenagakerjaan dan K3 di Jawa Timur.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan

Pencapaian Pernyataan Kinerja Implementasi pengawasan ketenagakerjaan meliputi 4 (empat) subsistem yang menjadi faktor penting, yaitu lembaga/instansi yang membidangi pengawasan ketenagakerjaan, SDM Pengawas Ketenagakerjaan yang kompeten dan independen dalam melaksanakan tupoksinya, mekanisme dan tata cara operasionalisasi pengawasan ketenagakerjaan, serta sarana-prasarana penunjang pelaksanaan sistem pengawasan ketenagakerjaan. Namun di lapangan banyak timbul permasalahan yang menyimpang dengan aturan yang ada akibat perbedaan kepentingan antara pekerja/buruh dengan pengusaha.

Page 69: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 69 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Atas kondisi tersebut, di Jawa Timur dibentuk Satgas (Satuan Tugas) Pengawasan Ketenagakerjaan se-Jawa Timur untuk merevitalisasi pengawasan ketenagakerjaan demi terpenuhinya hak-hak normatif pekerja. Keberadaan Satgas ini untuk membangun kembali pelaksanaan sistem pengawasan ketenagakerjaan di Jawa Timur.

3.2.12 Sasaran 12 : Meningkatnya kepesertaan Jamsostek aktif

Dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan perlindungan hak-hak dasar pekerja/buruh, termasuk pekerja perempuan dan anak. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 % kepesertaan jamsostek aktif : • Orang (tenaga

kerja) • Perusahaan

40,00%

34,30%

85,75

36,27%

37,18%

37,78%

37,93%

39,40%

67,00%

67,53%

100,79

66,34%

66,72%

65,66%

64,46%

62,66%

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu yang penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial.

Program jamsostek memberikan perlindungan kepada tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi dan wajib diikuti oleh setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 10 orang atau membayar seluruh upah paling sedikit Rp. 1.000.000,- atau lebih per bulan.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 • Untuk tenaga kerja peserta jamsostek aktif, target 40% terealisasi 46,74%

sehingga capaian kinerjanya 116,85% (kategori ”sangat baik”). • Untuk perusahaan peserta jamsostek aktif, target 67% terealisasi 67,26%

sehingga capaian kinerjanya 100,39% (kategori ”sangat baik”).

Page 70: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 70 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 :

• Tenaga kerja peserta jamsostek aktif : target 40% terealisasi 46,74%

atau capaian kinerjanya 116,85%. Jumlah tenaga kerja anggota BPJS Ketenagakerjaan 3.800.569 orang dan BPJS Kesehatan 1.770.620 orang, sehingga total peserta BPJS 5.571.189 orang. Sedangkan yang menjadi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan 1.303.520 orang dan BPJS Kesehatan 1.300.284 orang, sehingga total peserta aktif 2.603.804 orang.

• Perusahaan peserta jamsostek aktif : target 67% terealisasi 67,26% atau

capaian kinerjanya 100,39%. Jumlah perusahaan anggota BPJS Ketenagakerjaan 39.336 dan BPJS Kesehatan 13.029, sehingga total peserta BPJS 52.365 perusahaan. Sedangkan perusahaan peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan berjumlah 26.565 dan BPJS Kesehatan 8.656 perusahaan, sehingga total peserta aktif 35.221 perusahaan.

- Tahun 2013 : - Tenaga kerja peserta jamsostek aktif : target sebesar 39%, realisasi

sebesar 36,27% (capaian kinerja 93%) atau 1.246.783 orang. - Perusahaan peserta jamsostek aktif : target kepesertaan perusahaan

secara aktif pada program jamsostek sebesar 66%, realisasi sebesar 66,34% (capaian kinerja 100,52%) atau 21.673 perusahaan.

- Tahun 2012 : • Tenaga kerja peserta jamsostek aktif : dari target 38,00% realisasi

mencapai 37,18% (capaian kinerja 97,84%) atau 1.165.480 orang. • Perusahaan peserta jamsostek aktif : dari target kepesertaan aktif

perusahaan sebesar 65%, realisasi 66,72% (capaian kinerja 102,65%) atau 19.358 perusahaan.

- Tahun 2011 :

Page 71: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 71 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

• Tenaga kerja peserta jamsostek aktif : target 37% terealisasi 37,78%

(capaian kinerja 102,11%) atau 1.067.410 orang. • Perusahaan peserta jamsostek aktif : target 64% realisasi 65,66%

(capaian kinerja 102,59%) atau 16.702 perusahaan. - Tahun 2010 :

• Tenaga kerja peserta jamsostek aktif : target 36%, realisasi sebesar

37,93% (capaian kinerja 105,36) atau 1.004.885 orang. • Perusahaan peserta jamsostek aktif : dari target 63%, realisasi sebesar

64,46% (capaian kinerja 102,32%) atau 14.634 perusahaan. - Tahun 2009 :

• Tenaga kerja peserta jamsostek aktif : kepesertaan aktif tenaga kerja sebesar 39,40% (971.662 orang).

• Perusahaan peserta jamsostek aktif : kepesertaan aktif perusahaan pada

program Jamsostek di Jawa Timur sebesar 62,66% (12.699 perusahaan).

Diagram 3.20 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase kepesertaan jamsostek aktif (tenaga kerja) tahun 2009 – 2014

Diagram 3.21 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase kepesertaan jamsostek aktif (perusahaan) tahun 2009 – 2014

Page 72: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 72 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja kepesertaan Jamsostek (tenaga kerja maupun perusahaan) menunjukkan capaian yang telah melampaui target Renstra, dimana target kepesertaan Jamsostek aktif sebesar 40% dan kepesertaan perusahaan aktif sebesar 67%.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan : Indikator kinerja sasaran Disnakertransduk Prov. Jawa Timur terkait kepesertaan Jamsostek agak berbeda dengan indikator SPM, karena indikator kinerja sasaran Disnakertransduk Prov. Jawa Timur lebih merinci kepesertaan Jamsostek pada pekerja maupun perusahaannya, sedangkan pada SPM Bidang Ketenagakerjaan difokuskan pada pekerja yang menjadi peserta aktif Jamsostek. Meski demikian, Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM kepesertaan Jamsostek aktif tahun 2014 sebesar 47,21%, sedangkan target Nasional pada tahun 2016 sebesar 50%. Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : • Indikator kinerja kepesertaan Jamsostek aktif Prov. Jawa Barat : tidak ada.

• Indikator kinerja kepesertaan Jamsostek aktif Prov. Jawa Tengah : Jumlah peserta Jamsostek aktif (dalam proses penyusunan laporan kinerja).

Indikator kinerja kepesertaan Jamsostek aktif di Jawa Tengah dan Jawa Timur berbeda. Prov. Jawa Tengah indikatornya berupa ”jumlah” peserta Jamsostek aktif, sedangkan indikator Prov. Jawa Timur berupa % kepesertaan Jamsostek aktif (tenaga kerja dan perusahaan). Secara kuantitatif, tenaga kerja peserta

Jamsostek/BPJS aktif di Jawa Timur telah mencapai 2.603.804 orang.

Page 73: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 73 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

e. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan Kinerja : • Program Jamsostek pada tahun 2014 berubah menjadi penyelenggaraan

Jaminan Sosial oleh 2 (dua) BPJS, yaitu BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Hal ini berimplikasi langsung pada adanya transisi kepesertaan baik dari sisi tenaga kerja maupun perusahaan. Tenaga kerja yang menjadi peserta BPJS Kesehatan mengalami peningkatan karena adanya tambahan peserta dari BPJS Ketenagakerjaan, khususnya untuk program jaminan pelayanan kesehatan. Sedangkan dari sisi kepesertaan perusahaan, perlu didorong lebih intensif untuk menjadi peserta BPJS karena hingga saat ini masih banyak perusahaan yang belum memahami manfaat Jaminan Sosial serta masih kurangnya informasi terkait prosedur pendaftaran kepesertaan.

Alternatif Solusi yang Dilakukan : • Pembuatan MoU dengan BPJS Kesehatan (masih dalam proses) dan BPJS

Ketenagakerjaan (sudah selesai dibuat) terkait peningkatan kepesertaan dan penyelesaian atas ketidakpatuhan perusahaan/pemberi kerja.

• Mengintensifkan sosialisasi program Jaminan Sosial, bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, ditujukan kepada perusahaan

maupun Serikat Pekerja/Serikat Buruh. • Pemberian penghargaan Jamsostek Award bagi perusahaan yang melakukan

pendaftaran kepesertaan terbanyak (diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan).

• Pemberian kompensasi kepada perusahaan-perusahaan yang nihil/minim

kecelakaan kerja (diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan).

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan. Untuk sumber dana APBD, alokasi Rp.

Page 74: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 74 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

5.791.900.000,- realisasi Rp. 5.448.630,686,- (94,07%). Untuk sumber dana APBN, alokasi Rp. 4.010.000.000,- realisasi Rp. 3.707.889.200,- (92,47%). Dari sisi personil, pencapaian indikator ini didukung oleh 13 orang Pejabat Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan di Provinsi, didukung oleh 130 Pengawas Kab./Kota.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Sosialisasi program Jaminan Sosial, bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, ditujukan kepada perusahaan maupun Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

3.2.13 Sasaran 13 : Meningkatnya lingkungan kerja yang aman,

higienis dan nyaman, serta tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif

Dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja serta meningkatkan kegairahan kerja, efisiensi, produktivitas dan moril kerja. Indikator dan capaian kinerja sasarannya adalah :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 • % pengujian

kualitas udara emisi dan ambien.

• % pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja.

96,00% 90,49% 94,26 98,32% 98,82% 94,47% 87,55% 93,68%

95,00%

100,00%

105,26

100%

100%

93,48%

15,15%

83,33%

Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dan fungsi Pengawasan Ketenagakerjaan khususnya menyangkut norma keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja, maka hiperkes dan Keselamatan Kerja (KK) menangani kesehatan tenaga kerja secara menyeluruh, meliputi usaha-usaha kuratif, preventif, penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya, higiene dan lain-lain. Fungsi

Page 75: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 75 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

pengujian, pemeriksaan, penelitian dan pelatihan di bidang higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja semakin dirasa penting keberadaannya, terlebih sebagian kalangan industri masih rendah kesadarannya untuk melakukan pengujian dan pemeriksaan di bidang hiperkes, kurangnya penyerasian antara pekerja dengan lingkungan kerja dan gizi kerja, kurangnya pengawasan terhadap barang kimia berbahaya, pelayanan kesehatan kerja, dan terbatasnya pemahaman SDM usaha industri tentang pentingnya higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja. Fungsi ini sangat penting untuk mendukung tugas dan fungsi Pengawasan Ketenagakerjaan yang menyangkut deteksi dini penyakit akibat kerja.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014

• Untuk % pengujian kualitas udara emisi dan ambien, target 96% realisasi 90,49% sehingga capaian kinerjanya 94,26% (kategori ”baik”).

• Untuk % pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja, target 95%

terealisasi 100% sehingga capaian kinerjanya 105,26% (kategori ”sangat baik”).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 :

- % pengujian kualitas udara emisi dan ambien : target 96% realisasi 90,49% (capaian kinerja 94,26%). Jumlah perusahaan yang meminta pengujian sebanyak 694, dan pengujian dilakukan pada 628 perusahaan.

- % pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja : target 95% terealisasi 100% (capaian kinerja 105,26%). Perusahaan yang meminta pemeriksaan dan dilakukan pemeriksaan berjumlah 18.

- Tahun 2013 : • % pengujian kualitas udara emisi dan ambien : target 95,50%,

realisasi 98,32% (capaian kinerja 102,95%). Dari 654 perusahaan yang meminta pengujian, 643 perusahaan dapat dipenuhi.

Page 76: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 76 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

• % pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja : dari target 93%,

terealisasi sebesar 100% (capaian kinerja 107,53%), dimana dari 27 perusahaan yang meminta pemeriksaan, seluruhnya dapat dipenuhi.

- Tahun 2012 : • % pengujian kualitas udara emisi dan ambien : realisasi mencapai

98,82% (capaian kinerja 104,02%) dari target 95,00% (752 perusahaan yang diuji dari 761 perusahaan yang meminta pengujian).

• % pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja : dari target 90%,

terealisasi 100% (capaian kinerja 111,11%), dimana telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 15 perusahaan dari 15 perusahaan yang meminta pemeriksaan.

- Tahun 2011 : • % pengujian kualitas udara emisi dan ambien : target 94,50%

terealisasi 94,47% (capaian kinerja 99,97%), dimana dari 723 perusahaan yang meminta pengujian, telah diuji 683 perusahaan.

• % pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja : dari target 87% realisasi 93,48% (capaian kinerja 107,45%). Dari 46 perusahaan yang meminta pemeriksaan, telah diperiksa sebanyak 43 perusahaan.

- Tahun 2010 :

• % pengujian kualitas udara emisi dan ambien : target 94%, realisasi 87,55% (capaian kinerja 93,14%) yaitu dari 683 perusahaan yang meminta pengujian, dilakukan pengujian terhadap 598 perusahaan.

• % pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja : dari target 85%,

realisasi hanya 15,15% (capaian kinerja 17,82%) yaitu dari 33 perusahaan yang meminta pemeriksaan, hanya bisa dilakukan pemeriksaan terhadap 5 perusahaan.

Page 77: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 77 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

- Tahun 2009 : • % pengujian kualitas udara emisi dan ambien : pengujian terhadap

perusahaan sebesar 93,68% atau 430 perusahaan dari 459 perusahaan yang meminta dilakukan pengujian.

• % pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja : pemeriksaan terhadap perusahaan sebesar 83,33% atau 10 perusahaan dari 12 perusahaan yang meminta dilakukan pemeriksaan.

Diagram 3.22

Perkembangan target dan capaian kinerja persentase pengujian kualitas udara emisi dan ambien tahun 2009 – 2014

Diagram 3.23 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja tahun 2009 – 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja pengujian kualitas udara emisi dan ambien mencapai 90,49%, belum mencapai target Renstra sebesar 96%. Sedangkan untuk pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja, realisasi capaiannya sebesar 100% atau telah melampaui target Renstra (95%).

Page 78: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 78 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain

Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : Kedua Provinsi ini tidak memiliki indikator yang terkait dengan hiperkes dan keselamatan kerja sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan.

e. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan Kinerja : • UPT K2 secara konsisten telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO

17025:2005 dan saat ini sudah memasuki masa akreditasi ke-3 (identitas laboratorium : LP-332-IDN). Operasionalnya didukung oleh pegawai teknis fungsional yang kompeten, peralatan yang terkalibrasi, dan metode uji yang baku sehingga dapat menampilkan data hasil uji yang valid dan mampu telusur. Laboratorium UPT K3 mendapat penunjukan sebagai laboratorium lingkungan melalui Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/37/KPTS/ 013/2013 dan sertifikat kompetensi sebagai laboratorium lingkungan dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2012.

• Jumlah laboratorium udara di tingkat Nasional dan di Jawa Timur meningkat,

namun terdapat perbedaan biaya pelayanan. Biaya pelayanan pengujian di UPT K3 mengacu pada Pergub Jawa Timur No. 15 Tahun 2013 dirasakan oleh customer lebih tinggi dibandingkan laboratorium lainnya, bahkan dibandingkan laboratorium milik Badan Lingkungan Hidup Prov. Jawa Timur (hal ini diketahui melalui hasil feedback dari customer).

• Ketersediaan jumlah pegawai teknis dan peralatan laboratorium

mengakibatkan customer harus menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan pelayanan dari UPT K3.

• Terkait fungsi pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja, UPT K3 belum memiliki tenaga radiografer, sedangkan tenaga medis yang ada

Page 79: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 79 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

sangat terbatas jumlahnya. Keberadaan alat laboratorium medis juga masih terbatas.

Alternatif Solusi yang Dilakukan : • Menambah dukungan personil teknis Non PNS yang terdiri dari lulusan

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Teknik Kimia, K3 dan lain-lain yang telah memenuhi persyaratan teknis, kesehatan dan psikologi yang dipersyaratkan, sehingga sangat membantu pelayanan pengujian di UPT K3.

• Untuk menanggulangi kekurangan petugas medis, dilakukan pemeriksaan darah dengan sistem rujukan. Jika sampel/pasien jumlahnya banyak, maka dilaksanakan dengan sistem on call’ petugas medis dan bekerjasama dengan

radiografer eksternal.

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD di UPT K3 Surabaya, dengan alokasi Rp. 7.800.000.000,- realisasi Rp. 7.342.361.950,- (94,13%). Dari sisi personil, pencapaian indikator ini didukung oleh 15 orang Pejabat Fungsional Litkayasa. Namun jumlah pejabat fungsional ini tidak sebanding dengan banyaknya perusahaan/industri yang perlu diuji/diperiksa terkait hiperkes dan KK, sehingga pelaksanaan fungsi hiperkes dan KK menjadi tidak optimal.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja • Memperluas dan meningkatkan promosi pelayanan melalui penyelenggaraan

‘temu pelanggan’ secara rutin, yang melibatkan customer, pembuat kebijakan dan unsur pengawasan. Pertemuan ini juga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pelanggan dan hal-hal lain untuk pengembangan pelayanan.

• Peningkatan kemampuan/kompetensi teknis personil yang disesuaikan dengan kemajuan teknik maupun teknologi yang berkembang saat ini terkait

Page 80: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 80 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

proses produksi di perusahaan maupun kemajuan bidang laboratorium (meliputi metode uji dan peralatan uji).

• Pengadaan pegawai medis serta peralatan laboratorium medis untuk

menunjang pelayanan pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja. 3.2.14 Sasaran 14 : Meningkatnya pelayanan K3

Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan pelayanan K3 melalui hasil pengukuran survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Indikator dan capaian kinerjanya : INDIKATOR

KINERJA TARGET

2014 REALISASI

2014 % REALISASI 2013 2012 2011 2010 2009

Hasil survey IKM pelayanan K3.

78,50 80,33 102,33 79,55 77,85 74,87 77,14 76,10

Survey IKM ini dilakukan terhadap pihak yang menggunakan jasa pelayanan

(a) pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja, dan (b) pengujian kualitas udara.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014

Dari target nilai IKM 78,50 terealisasi sebesar 80,33 atau capaian kinerjanya 102,33% (kategori “sangat baik”).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 : target nilai IKM 78,50 terealisasi sebesar 80,33 atau capaian

kinerjanya 102,33%. - Tahun 2013 : nilai IKM ditargetkan sebesar 78,00, realisasi sebesar 79,55

(capaian kinerja 101,99%). - Tahun 2012 : dari target IKM 77,50, realisasi 77,85 (capaian kinerja

100,45%). - Tahun 2011 : target IKM 77,00 dengan realisasi 74,87 (capaian kinerja

97,23%).

Page 81: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 81 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

- Tahun 2010 : target 76,50 dan realisasi 77,14 (capaian kinerja 100,84%). - Tahun 2009 : pada awal dilakukan survey IKM, dicapai nilai IKM pelayanan

K3 sebesar 76,10.

Diagram 3.24 Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan K3 tahun 2009 – 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target

Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja IKM pelayanan K3 mencapai 80,33 atau telah melampaui target Renstra sebesar 78,50.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain

Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : Prov. Jawa Barat maupun Prov. Jawa Tengah tidak memiliki indikator kinerja berupa hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pelayanan K3 sehingga capaian kinerjanya tidak dapat diperbandingkan dengan Prov. Jawa Timur.

e. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan Kinerja : Secara umum capaian IKM pelayanan K3 selama tahun 2009 - 2012 berada pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’). Namun demikian, meski pelayanan K3 relatif sudah

Page 82: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 82 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

memenuhi target, masih tetap dilakukan pemantauan dan evaluasi untuk menjamin dan mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan. Alternatif Solusi yang Dilakukan : Secara berkala, dilakukan evaluasi terhadap hasil survey IKM. Unit pelaksana pelayanan wajib melakukan analisis secara resmi dan tertulis terhadap hasil survey (dititikberatkan pada item-item pelayanan yang mendapat nilai terkecil) serta melakukan evaluasi internal untuk perbaikan pelayanan (analisis hasil survey IKM tertuang di dalam laporan survey IKM tahunan).

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD di UPT K3 Surabaya,

dengan alokasi Rp. 7.800.000.000,- realisasi Rp. 7.342.361.950,- (94,13%). Dari sisi personil, pencapaian indikator didukung oleh 15 Pejabat Fungsional Litkayasa. Namun jumlah pejabat fungsional ini tidak sebanding dengan banyaknya perusahaan/industri yang perlu diuji/diperiksa terkait hiperkes dan KK, sehingga pelaksanaan fungsi hiperkes dan KK menjadi tidak optimal.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Berdasarkan hasil survey IKM tahun 2014, beberapa langkah perbaikan yang akan terus dilakukan adalah mengadakan evaluasi dan pembinaan kepada petugas yang menangani pelayanan K3 untuk memaksimalkan pelayanan kepada pengguna jasa.

3.2.15 Sasaran 15 : Meningkatnya angka kepemilikan dokumen

kependudukan

Dimaksudkan untuk mewujudkan tertib administrasi kependudukan dan perlindungan terhadap hak-hak penduduk terkait kepemilikan dokumen kependudukan. Indikator dan capaian kinerja sasaran ini adalah :

Page 83: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 83 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 % kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui pere-kaman data e-KTP.

100,00% 89,68% 89,68 88,05% 85,65% 89,50% n.a n.a

Dalam rangka tertib administrasi kependudukan, setiap penduduk wajib melaporkan peristiwa kependudukan/peristiwa penting yang dialaminya yang akan

membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan dokumen kependudukan yang dimilikinya kepada instansi pelaksana. Pesatnya pertumbuhan penduduk berpotensi memunculkan masalah kependudukan seperti KTP ganda, pemalsuan akte kelahiran dan sebagainya, sehingga perlu dilakukan penertiban data-data kependudukan. Untuk mewujudkan tertib administrasi kependudukan, Pemerintah membangun Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK) untuk memberlakukan sistem pengenal tunggal berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang menjadi syarat utama terwujudnya database kependudukan Nasional berbasis registrasi. Salah satu upaya untuk mewujudkan NIK adalah melalui penerapan e-KTP.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Dari target % kepemilikan e-KTP dengan NIK Tunggal melalui perekaman data e-KTP sebesar 100%, terealisasi 89,68%, sehingga capaian kinerjanya sebesar 89,68% (kategori “baik”).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 : target 100%, realisasi 89,68% atau capaian kinerja sebesar

89,68%, dimana dari 29.606.800 wajib KTP di 38 Kab./Kota, yang sudah melakukan perekaman data sebanyak 26.552.479 orang.

- Tahun 2013 : dari target kinerja 96% terealisasi 88,05% (capaian kinerjanya 91,72%), dimana dari 29.606.800 wajib KTP, yang sudah melakukan perekaman data sebanyak 26.068.959 orang.

Page 84: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 84 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

- Tahun 2012 : Dari target 90%, terealisasi 85,65% (capaian kinerja 95,17%), dimana dari 25.645.367 wajib KTP di 26 Kab./Kota, yang sudah melakukan perekaman data 19.972.343 orang.

- Tahun 2011 : dari 6.289.580 orang wajib KTP, yang sudah melakukan perekaman data sebanyak 5.629.240 orang.

- Tahun 2010 dan 2009 : Pemutakhiran data e-KTP di Jawa Timur termasuk Nasional baru dilaksanakan di tahun 2010, sehingga capaian kinerja tahun 2009 dan 2010 belum tersedia (not available).

Diagram 3.25 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui perekaman data e-KTP tahun 2009 – 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja kepemilikan e-KTP dengan NIK Tunggal melalui perekaman data e-KTP baru mencapai 89,68%, belum mencapai target Renstra sebesar 100%.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional

dan Provinsi Lain

Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : Indikator kinerja kepemilikan e-KTP Prov. Jawa Tengah : Jumlah kepemilikan KTP/e-KTP (dalam proses penyusunan laporan kinerja).

Page 85: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 85 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Capaian kinerja indikator kepemilikan e-KTP hanya dapat dibandingkan dengan Prov. Jawa Tengah, mengingat Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki nomenklatur organisasi yang sama, yaitu Disnakertransduk. Namun indikator kinerja kepemilikan e-KTP di Jawa Tengah tidak sama dengan indikator di Jawa Timur, dimana Prov. Jawa Tengah indikatornya berupa ”jumlah”, sedangkan indikator Jawa Timur adalah % persentase kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui perekaman data e-KTP, dengan target 100%. Dari segi jumlah, penduduk Jawa Timur yang sudah melakukan perekaman data e-KTP s.d. tahun 2014 sebanyak 26.552.479 orang.

e. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/

Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan Kinerja : • Pelaksanaan perekaman data pada tahun 2014 ternyata belum juga dapat

dituntaskan sepenuhnya karena adanya berbagai kendala, antara lain tidak seimbangnya jumlah peralatan yang ada dengan kapasitas perekaman data yang harus dilakukan (terbatasnya alat cetak e-KTP yang hanya sebanyak 2 (dua) unit per Kab./Kota sehingga pencetakan tidak optimal).

• Jaringan konsolidasi data hasil perekaman e-KTP sering berjalan lambat

(trouble). • Adanya Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 471.13/6626/SJ tanggal 18

Nopember 2014 perihal Klarifikasi Pemberitaan Media Massa Terkait Kolom Agama di e-KTP, sehingga proses pencetakan e-KTP dihentikan.

Alternatif Solusi yang Dilakukan : Kepala Disnakertransduk Prov. Jawa Timur menyampaikan surat kepada Menteri Dalam Negeri terkait Pelayanan Penerbitan e-KTP (surat Nomor 470/2825/106.06/2014 tanggal 9 Desember 2014) dan Pemberlakuan KTP Nonelektronik (surat Nomor 470/2960/106.06/2014 tanggal 29 Desember 2014).

Page 86: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 86 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di Bidang Kependudukan. Untuk APBD, alokasi Rp. 5.000.000.000,- realisasi Rp. 4.759.741.825,- (95,19%). Untuk APBN, alokasi Rp. 2.310.636.000 realisasi Rp. 1.604.758.600,- (69,45%). Dari sisi sumber daya, pencapaian indikator didukung oleh petugas pelayanan perekaman data e-KTP di Kab./Kota dan ketersediaan alat cetak e-KTP, namun kapasitasnya tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang harus melakukan perekaman data, sehingga perekaman/pencetakan e-KTP tidak optimal.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan

Pencapaian Pernyataan Kinerja Perekaman data dan pencetakan e-KTP tidak berjalan optimal sesuai target karena adanya berbagai kendala, antara lain tidak seimbangnya jumlah peralatan yang ada dengan kapasitas perekaman data yang harus dilakukan (terbatasnya alat cetak e-KTP yang hanya sebanyak 2 (dua) unit per Kab./Kota sehingga pencetakan tidak optimal). Di samping itu, jaringan konsolidasi data hasil perekaman e-KTP sering berjalan lambat (mengalami trouble).

3.2.16 Sasaran 16 : Meningkatnya realisasi pemberangkatan transmigrasi

Dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian dan integrasi transmigran dengan masyarakat sekitar melalui tahap penyesuaian pemantapan dan pengembangan di pemukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak lingkungan. Indikator dan capaian kinerjanya adalah :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 % penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (Kepala Keluarga).

70,00% 44,43% 63,47 84,79% 55,56% 63,08% 98,53% 45,12%

Page 87: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 87 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Penempatan transmigrasi asal Jawa Timur dilaksanakan melalui 3 (tiga) kategori, yaitu Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM), Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) dan Transmigrasi Umum (TU). Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) adalah jenis transmigrasi yang merupakan prakarsa transmigran yang bersangkutan atas arahan, layanan, dan bantuan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah bagi penduduk yang telah memiliki kemampuan, dan dilaksanakan oleh transmigran yang bersangkutan secara perseorangan atau kelompok. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) adalah jenis transmigrasi yang dirancang oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dengan mengikutsertakan badan usaha sebagai mitra usaha transmigran bagi penduduk yang berpotensi berkembang.

Sedangkan Transmigrasi Umum (TU) dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah bagi penduduk yang mengalami keterbatasan dalam mendapatkan peluang kerja dan usaha.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Dari target penempatan transmigran sebesar 70%, realisasi sebesar 44,43% sehingga capaian kinerjanya 63,47% (kategori “cukup”).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 : target sebesar 70%, realisasi 44,43% atau capaian kinerjanya

63,47%, dimana jumlah transmigran yang siap berangkat sebanyak 736 KK dan yang ditempatkan sebanyak 327 KK.

- Tahun 2013 : dari target 65%, realisasi sebesar 84,79% (capaian kinerja 130,45%), dimana transmigran yang ditempatkan sebanyak 797 KK dari 940 KK calon transmigran yang siap berangkat.

- Tahun 2012 : Realisasi sebesar 55,56% (ditempatkan 669 KK dari 1.204 KK yang siap berangkat) dari target 60% (capaian kinerja 92,60%).

- Tahun 2011 : dari target 55% direalisasikan 63,08% (capaian kinerjanya 114,69%).

Page 88: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 88 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

- Tahun 2010 : target 50% realisasi 98,53% (capaian kinerja 197,06%). - Tahun 2009 : dicapai 45,12% penempatan transmigran dan transmigran

yang siap berangkat. Diagram 3.26

Perkembangan target dan capaian kinerja persentase penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (KK) tahun 2009 – 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja penempatan transmigran sebesar 44,43% dan tidak mencapai target Renstra sebesar 70%.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain

Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah : • Indikator kinerja penempatan transmigrasi Prov. Jawa Barat :

Jumlah calon transmigran yang memili sertifikat pelatihan : target 87 KK dan realisasi 87 KK (capaian 100%).

• Indikator kinerja penempatan transmigrasi Prov. Jawa Tengah :

Jumlah penempatan transmigrasi (dalam proses penyusunan laporan kinerja).

Indikator kinerja penempatan transmigrasi di Prov. Jawa Barat dan Jawa Tengah tidak sama dengan indikator di Jawa Timur. Kedua Provinsi tersebut indikatornya berupa ”jumlah”, sedangkan indikator Jawa Timur berupa %

Page 89: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 89 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (KK). Jika berbicara dari sisi kuantitas, Jawa Timur pada tahun 2014 telah menempatkan 327 KK (963 jiwa).

e. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan Kinerja : Tidak tercapainya target angka penempatan transmigrasi asal Jawa Timur pada tahun 2014 dikarenakan : • Secara Nasional, alokasi penempatan transmigrasi mengalami penurunan

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (Kemnakertrans hanya menargetkan 2.732 KK untuk seluruh Indonesia). Hal ini dikarenakan prioritas program Pusat diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di daerah penempatan, antara lain permasalahan lahan yang tidak kunjung tuntas.

• Ketidaksiapan lokasi/daerah penempatan sehingga STP (Surat Terima

Penempatan) dari daerah tujuan/lokasi penempatan terlambat dikeluarkan. Hal ini berakibat pada keterlambatan SPP (Surat Perintah Pemberangkatan) yang dikeluarkan oleh Pusat, sehingga pengiriman transmigran asal Jawa Timur menjadi terhambat.

Alternatif Solusi yang Dilakukan : • Mengusulkan kepada Pusat terkait penambahan alokasi penempatan

transmigran asal Jawa Timur di tahun berikutnya sebanyak 736 KK. • Pemberangkatan transmigran yang terhambat akan dilaksanakan pada

tahun berikutnya (melalui program luncuran).

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di Bidang Mobilitas Penduduk. Untuk APBD, alokasi Rp. 5.900.000.000,- realisasi

Page 90: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 90 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Rp. 5.492.996.763,- (93,10%). Untuk APBN, alokasi Rp. 4.566.162.000 realisasi Rp. 3.077.908.960,- (67,41%). Dari sisi sumber daya, pencapaian indikator ini sangat dipengaruhi oleh alokasi penempatan dari Kemnakertrans, dan kesiapan daerah penempatan. Tahun 2014, Pemerintah Pusat mengurangi target penempatan transmigrasi karena program prioritas Pusat diarahkan untuk membenahi permasalahan di daerah penempatan. Di samping itu, lokasi penempatan transmigrasi banyak yang tidak siap sehingga STP terlambat dikeluarkan, berakibat pada keterlambatan SPP dan pengiriman transmigran. Akibatnya, ada calon transmigran yang tidak dapat diberangkatkan pada tahun 2014, dan baru akan diberangkatkan pada

tahun 2015 melalui program luncuran.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja • Untuk mengoptimalkan angka penempatan transmigran terutama yang

melalui Transmigrasi Umum (TU), dilakukan terobosan berupa program kerjasama Province to Province antara Prov. Jawa Timur dengan Prov. Kalimantan Timur. Program ini merupakan tindak lanjut kesepahaman bersama antara Pemerintah Prov. Jawa Timur, Pemerintah Prov. Kalimantan Utara dan Pemerintah Kab. Bulungan tentang kerjasama

penempatan transmigrasi asal Jawa Timur di Food Estate Delta Kayan Kab. Bulungan sejumlah 600 KK yang dilaksanakan melalui 3 tahap (tahun 2012 s.d. 2014 dengan target penempatan sebanyak 200 KK/tahun). Program ini menjadi satu-satunya program kerjasama antar daerah di bidang ketransmigrasian di Indonesia, yang menggunakan sharing dana antar pihak terkait. Setiap tahunnya selama tahun 2012 s.d. 2014 Pemerintah Prov. Jawa Timur mengalokasikan bantuan keuangan kepada Pemerintah Kab. Bulungan sebesar Rp. 7,5 milyar untuk pembangunan sarana-prasarana transmigran di lokasi tersebut.

Page 91: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 91 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

• Pemerintah Prov. Jawa Timur juga melakukan penjajagan kemungkinan

dilakukannya program sharing dana dengan Provinsi lain, diantaranya Prov. Kalimantan Barat.

3.2.17 Sasaran 17 : Meningkatnya kemandirian transmigran

Dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian dan integrasi transmigran dengan masyarakat sekitar melalui tahap penyesuaian pemantapan dan pengembangan di pemukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak lingkungan. Indikator dan capaian kinerjanya adalah :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2014

REALISASI 2014 % REALISASI

2013 2012 2011 2010 2009 % transmigran yang berhasil meningkat-kan taraf ekonomi dan sosialnya.

35,00% 36,00% 102,86 58,82% 22,56% n.a n.a n.a

Transmigrasi merupakan upaya Pemerintah dalam mencapai keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan produksi, dan meningkatkan pendapatan. Keputusan untuk bertransmigrasi pada prinsipnya diambil atas dasar kemauan sendiri dan keyakinan akan hidup yang lebih baik di daerah transmigrasi. Keberhasilan transmigran disebabkan oleh akal daya dan kewiraswastaan mereka yang memungkinkan untuk melihat dan memanfaatkan kesempatan-kesempatan guna memperbaiki hidup mereka. Indikator keberhasilan transmigran adalah pendapatan, perumahan, akses terhadap pendidikan, dan kepemilikan aset keluarga. Berkembangnya kehidupan ekonomi dan sosial transmigran yang ditandai meningkatnya pendapatan/penghasilan akan mempermudah akses bagi ketiga aspek lainnya (perumahan, pendidikan, dan kepemilikan aset keluarga).

Pada tahun 2014, Pemerintah Prov. Jawa Timur memperoleh penghargaan

Transmigration Aw ard 2014 dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Penghargaan ini diberikan kepada Pemerintah Prov. Jawa Timur atas kinerja yang

Page 92: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 92 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

sangat baik dalam memberikan peluang kepada masyarakat Jawa Timur untuk meningkatkan kesejahteraan melalui program transmigrasi.

Provinsi Jawa Timur juga menerbitkan Peraturan Daerah Prov. Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Transmigrasi, sehingga fasilitasi dan sasaran bidang ketransmigrasian tidak hanya dalam konteks menempatkan transmigran, akan tetapi meliputi peningkatan kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi, serta membangun kemandirian transmigran.

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Target % transmigran yang berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya sebesar 35%, dan terealisasi sebesar 36% sehingga capaian kinerjanya

102,86% (kategori ”sangat baik”).

b. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Sebelumnya - Tahun 2014 : Target sebesar 35%, terealisasi sebesar 36% atau capaian

kinerjanya 102,86%. Dari jumlah transmigran yang ditempatkan dan di-survey sebanyak 150 KK, yang mampu meningkatkan pendapatan sebanyak 54 KK. Secara terinci, pada tahun 2014 dilakukan survey dan monitoring di 6 lokasi (UPT) di 5 Provinsi, yaitu Poso - Prov. Sulawesi Tenggara, Ogan Komering Ilir – Prov. Sumatera Selatan, Bengkulu Tengah – Prov. Bengkulu, Bulungan – Prov. Kalimantan Utara, dan Konawe Selatan – Prov. Sulawesi Tenggara. Dari 150 KK yang di-survey, terdapat 54 KK (36%) yang penghasilan perbulannya mencapai di atas Rp. 1.000.000,- bahkan hingga Rp. 10.000.000,- (sebelum mengikuti transmigrasi, penghasilan mereka di bawah Rp. 1.000.000,- bahkan ada yang tidak memiliki penghasilan tetap). Dari 6 UPT yang di-survey, UPT Sungai Rambutan, Ogan Komering Ilir – Prov. Sumatera Selatan berpenghasilan paling signifikan, dimana 16 dari 25 KK telah memiliki penghasilan di atas Rp. 1.000.000,-.

Page 93: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 93 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

- Tahun 2013 : dari target 20% transmigran yang berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya di wilayah yang dilakukan survey, realisasi sebesar 58,82% atau capaian kinerjanya 210,07%. Survey dilakukan di 3 Provinsi, yaitu Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan. Untuk Provinsi Kalimantan Selatan dipilih 3 Kabupaten yaitu Kab. Banjar, Kab. Barito Kuala dan Kab. Kota Baru. Untuk Provinsi Kalimantan Timur dilakukan survei di Kab. Berau, sedangkan di Provinsi Sumatera Selatan berlokasi di Kab. Ogan Komering Ilir dan Kab. Ogan Ilir. Transmigran yang ditempatkan di 6 (enam) Kabupaten tersebut berjumlah 170 KK, dan 100 orang diantaranya berhasil meningkat pendapatan perbulannya. Jika

sebelum bertransmigrasi, penghasilan mereka perbulan berkisar Rp. 500.000 hingga Rp. 1 juta, maka setelah bertransmigrasi penghasilannya meningkat menjadi Rp 5 juta, bahkan hingga mencapai Rp 10 juta perbulan. Dari hasil survei, transmigran pada Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) di Kab. Banjar, Barito Kuala (Simpang Nungki), Kab. Berau dan Kab. Ogan Ilir berpenghasilan Rp. 5 juta s/d 10 juta, sedangkan transmigran di Kab. Barito Kuala (Sawahan), Kota Baru dan Kab. Ogan Komering Ilir berpenghasilan di bawah Rp. 5 juta.

- Tahun 2012 : transmigran yang berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya di wilayah yang dilakukan survey sebesar 22,56%. Survey dilakukan di 6 (enam) Kabupaten yang berada di 4 (empat) Provinsi, yaitu Kab. Donggala, Kab. Buol, dan Kab. Tojo Una-Una di Prov. Sulawesi Tengah, Kab. Gorontalo di Prov. Gorontalo, Kab. Luwu Timur di Prov. Sulawesi Selatan, dan Kab. Konawe di Prov. Sulawesi Tenggara, dengan jumlah transmigran sebanyak 328 orang. Dari jumlah transmigran tersebut, sebanyak 74 orang memiliki pendapatan perbulannya sebesar Rp. 1.000.000,- sampai dengan di atas Rp. 10.000.000,-. Secara terinci, jumlah transmigran yang pendapatannya berkisar 1 – 5 juta rupiah sebanyak 57

orang, transmigran yang pendapatannya berkisar 5 – 10 juta rupiah

Page 94: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 94 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

sebanyak 14 orang, dan transmigran yang pendapatannya di atas 10 juta rupiah sebanyak 3 orang.

- Tahun 2011 – 2009 : Pendataan terhadap transmigran yang berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya baru dilaksanakan pada tahun 2012, sehingga capaian kinerja untuk tahun 2009 sampai dengan 2011 masih belum tersedia (not available). Belum tersedianya data tersebut dikarenakan hingga tahun 2011 kinerja ketransmigrasian baru sampai pada penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi.

Diagram 3.27 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase transmigran yang berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya tahun 2009 – 2014

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009-2014 Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja transmigran yang berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya sebesar 36% atau telah melampaui target Resntra sebesar 35%.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar Nasional dan Provinsi Lain Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah :

Prov. Jawa Barat dan Jawa Tengah belum memiliki indikator keberhasilan transmigran sehingga tidak dapat diperbandingkan realisasi kinerjanya.

Page 95: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 95 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

e. Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan Kinerja, dan Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan Analisis Penyebab Keberhasilan atau Peningkatan Kinerja : Meski transmigran telah banyak yang berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya, namun masih ada transmigran yang relatif lebih sulit meningkatkan taraf hidupnya, antara lain karena lokasi permukimannya kurang produktif/ menghasilkan sehingga dibutuhkan upaya yang lebih keras dari transmigran. Alternatif Solusi yang Dilakukan : • Pembinaan intensif kepada para transmigran yang telah ditempatkan agar

dapat mengolah lahan secara lebih efektif sehingga lahan yang dikelola dapat lebih produktif/menghasilkan.

• Mengingat banyaknya lahan dengan tingkat kemiringan cukup ekstrim atau

lahan pasang surut yang memerlukan kerja ekstra keras untuk mengolahnya, diperlukan keterlibatan dinas terkait di Provinsi/Kabupaten lokasi transmigran untuk membantu memberikan jalan keluar.

• Kepada calon transmigran, tidak hanya diberikan Pelatihan Dasar Umum. Mereka juga diikutkan dalam pelatihan peningkatan kualitas berupa pelatihan pertanian terpadu (mixed farming) agar kelak mampu mengolah lahan transmigrasi secara optimal.

f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Upaya pencapaian indikator ini didukung oleh alokasi APBD maupun APBN di Bidang Mobilitas Penduduk. Untuk APBD, alokasi Rp. 5.900.000.000,- realisasi Rp. 5.492.996.763,- (93,10%). Untuk APBN, alokasi Rp. 4.566.162.000 realisasi Rp. 3.077.908.960,- (67,41%).

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Keberhasilan transmigran disebabkan oleh akal daya dan minat kewiraswastaan transmigran itu sendiri dalam memanfaatkan kesempatan guna memperbaiki

Page 96: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 96 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

taraf hidupnya. Kondisi daerah tujuan, luas dan kesuburan lahan, tingkat kesulitan pengolahan lahan juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan transmigran. Langkah perbaikan yang perlu dilakukan : - Pembangunan pemukiman transmigran selama ini dinilai belum mampu

sepenuhnya mendukung pengembangan kawasan secara optimal (banyak lokasi yang justru berada pada lokasi terpencil atau terisolasi). Karena sulitnya mendapatkan lokasi yang tidak terpencil, maka perkembangan kawasan transmigran yang telah ada menjadi solusi yang bisa dilakukan oleh Pusat maupun daerah penempatan transmigrasi.

- Peningkatan kualitas calon transmigran melalui pelatihan berbasis

kebutuhan pembangunan kawasan transmigrasi menjadi solusi untuk memperoleh transmigran yang berkualitas, yang memiliki kemampuan/kompetensi serta mampu memotivasi diri sendiri ataupun transmigran lainnya untuk menghadapi tantangan di daerah transmigrasi.

Page 97: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 97 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 16 17Meningkatnya tenaga kerja yg te rampil/ kompeten.

% peningkatan lulusan pelatih-an yg memiliki keterampilan atau kompetensi.

3.00 n.a - 5.00 65,66 1,313.20 10.00 37.99 379.90 20.00 -28.75 (turun)

-143.75 30.00 10.05 33.50 30.00 21.64 72.13

% peningkatan calon tenaga kerja yg dima-gangkerjakan di:

- Dalam negeri 3.00 n.a - 5.00 20.21 404.20 7.00 -7.73 -11.04 9.00 6.01 66.78 11.00 93.16 846.91 13.00 9.08 69.85

- Luar negeri 5.00 -73.33 (turun)

-146.67 7.00 229.17 3273.86 10.00 26.58 265.80 20.00 50.00 250.00 30.00 60.67 202.23 30.00 25.31 84.37

Meningkatnya produktivitas kerja.

% pertumbuhan produktivitas perusahaan/ UKM yg diberi bimbingan konsultasi produktivitas.

n.a n.a - n.a n.a - 20.00 23.89 119.45 23.00 24.34 105.83 26.00 26.83 103.19 30.00 42.09 140.30

Hasil survey IKM pelayanan pelatihan.

76.70 76.70 100.00 77.00 76.17 98.92 78.00 78.10 100.13 79.00 79.39 100.49 80.00 79.98 99.98 81.00 79.94 98.69

Hasil survey IKM kepuasan pengguna TK eks siswa UPT PK

n.a n.a - n.a n.a - n.a n.a - n.a n.a - n.a n.a - 75.00 75.75 101.00

Hasil survey IKM pelayanan produktivitas.

n.a n.a - n.a n.a - n.a n.a - 81.01 81.01 100.00 81.10 78.25 96.49 81.15 79.07 97.44

% penempatan pencari kerja.

n.a n.a - n.a n.a - 42.08 42.08 100.00 48.00 54.33 113.19 55.00 58.41 106.20 60.00 64.03 106.72

Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja :

- % perusahaan anggota aktif PLKT.

40.00 72.88 182.20 50.00 60.78 121.56 60.00 64.19 106.98 70.00 75.00 107.14 75.00 75.07 100.29 80.00 80.11 100.14

- % peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja.

n.a n.a - 5.00 18.18 363.60 10.00 15.38 153.80 20.00 96.67 483.35 20.00 20.34 101.70 20.00 40.85 204.25

Hasil survey IKM :

- Pelayanan penempatan tenaga kerja.

79.07 79.07 100.00 79.20 78.56 99.19 79.40 76.25 96.03 79.60 74.66 93.79 79.80 74.81 93.75 80.00 74.33 92.91

- Pelayanan TKI (Tenaga Kerja Indonesia).

75.77 75.77 100.00 75.90 76.43 100.70 76.00 67.17 88.38 76.20 72.35 94.95 76.35 71.27 93.35 76.50 76.30 99.74

Meningkatnya perluasan lapangan kerja di sektor informal.

% tenaga kerja di sektor informal yg mampu belajar usaha & mempunyai pendapatan tetap (usahanya tetap eksis).

87.00 95.00 109.20 89.00 95.00 106.74 91.00 95.00 104.40 93.00 95.86 103.08 95.00 95.51 100.54 97.00 97.50 100.52

3.00 3.11 103.67 5.00 -171.56 -343.12 10.00 35.47 354.70 15 63.35 422.33 15 -5.71 -20.71 15.00 6.08 40.53

(naik) (naik)

% peningkatan upah pekerja.

7.00 17.07 243.86 7.00 7.54 107.71 8.00 8.34 104.25 8 8.08 101.00 9.00 22.14 246.00 10.00 15.37 153.70

% peningkatan Peraturan Per-usahaan (PP).

n.a n.a - n.a n.a - 25.00 26.37 105.48 30.00 36.35 121.17 33.00 35.95 108.94 35.00 17.03 48.66

% peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

n.a n.a - n.a n.a - 20.00 33.97 169.85 22.00 42.42 192.82 25.00 24.96 99.84 27.00 20.51 75.96

Meningkatnya tenaga kerja yang dimagang-kerjakan.

Menurunnya perselisihan hub. Industrial

% penurunan kasus perselisihan hub. Industrial.

LAPORAN KINERJA

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

2009 2010 2011 2012 2013

Meningkatnya pelayanan pelatihan & produktivitas.

2014

Meningkatnya penempatan tenaga kerja di sektor formal.

Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja

Meningkatnya perbaikan syarat kerja & kesejahteraan pekerja

Page 98: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 98 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20Meningkatnya pelayanan pembinaan hub. Industrial.

Hasil survey IKM pelayanan pembinaan hub. Industrial.

80.67 80.67 100.00 80.75 72.74 90.08 80.85 72.61 89.81 81.00 75.23 92.88 81.15 77.09 95.00 81.25 82.87 101.99

Meningkatnya K3 yg kondusif.

% penurunan kasus kecelakaan kerja.

5.00 -42.36 (naik)

-84.72 7.00 -12.91 (naik)

-18.44 10.00 -35.67 (naik)

-35.67 12.00 10.39 86.58 15.00 9.75 65.00 17.00 14.23 83.71

% peningkatan perusahaan yg mendapat peng-hargaan K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) :

- Kecelakaan nihil (zero accident).

0.60 0.60 100.00 5.00 -15.79 (turun)

-31.58 10.00 47.92 479.20 20.00 29.11 145.55 25.00 25.82 103.28 25.00 17.05 68.20

- SMK3 (Sistem Manajemen K3)

20.00 20.00 100.00 22.00 266.67 1212.14 24.00 0.00 -100.00 25.00 45.45 181.80 25.00 18.75 75.00 25.00 47.37 189.48

% kepesertaan jamsostek aktif :- Orang (tenaga kerja) 35.00 39.40 112.57 36 37.93 105.36 37.00 37.78 102.11 38.00 37.18 97.84 39.00 36.27 93.00 40.00 46.74 116.85

- Perusahaan 62.00 62.66 101.06 63 64.46 102.32 64.00 65.66 102.59 65.00 66.72 102.65 66.00 66.34 100.52 67.00 67.26 100.39

% pengujian kualitas udara emisi & ambien.

93.68 93.68 100.00 94 87.55 93.14 94.50 94.47 99.97 95.00 98.82 104.02 95.50 98.32 102.95 96.00 90.49 94.26

% pemeriksaan lingkungan kerja & tenaga kerja.

83.33 83.33 100.00 85.00 15.15 17.82 87.00 93.48 107.45 90.00 100.00 111.11 93.00 100.00 107.53 95.00 100.00 105.26

Meningkatnya pelayanan K3.

Hasil survey IKM pelayanan K3.

76.10 76.10 100.00 76.50 77.14 100.84 77.00 74.87 97.23 77.50 77.85 100.45 78.00 79.55 101.99 78.50 80.33 102.33

Meningkatnya angka kepe-milikan dokumen kependudukan.

% kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui perekaman data e-KTP.

n.a n.a - n.a n.a - 89.50 89.50 100.00 90.00 85.65 95.17 96.00 88.05 91.72 100.00 89.68 89.68

Meningkatnya realisasi pem-berangkatan transmigrasi.

% penempatan transmigran di daerah penem-patan trans-migrasi (Kepala Keluarga).

45.12 45.12 100.00 50.00 98.53 197.06 55.00 63.08 114.69 60.00 55.56 92.60 65.00 84.79 130.45 70.00 44.43 63.47

Meningkatnya kemandirian transmigran.

% transmigran yg berhasil meningkatkan taraf ekonomi & sosialnya.

n.a n.a - n.a n.a - n.a n.a - 22.56 22.56 100.00 28.00 58.82 210.07 35.00 36.00 102.86

2013 2014

Meningkatnya lingkungan kerja yg aman, higienis & nyaman, serta tenaga kerja yg sehat, selamat & produktif.

2012

Meningkatnya kepesertaan jamsostek aktif

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

2009 2010 2011

3.2.2 Analisis Capaian Kinerja Jawa Timur Dibandingkan Nasional

• Target dan Capaian IKU RPJMD Prov. Jawa Timur 2009 – 2014 Terkait

Penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) : Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki 5 (lima) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang tertuang di dalam RPJMD Prov. Jawa Timur Tahun 2009 – 2014. Salah satu IKU RPJMD yang terkait langsung dengan kinerja bidang ketenagakerjaan dan

Page 99: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 99 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

ketransmigrasian adalah “Penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka)”. TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) merupakan rasio antara jumlah penganggur terbuka dengan jumlah angkatan kerja. Adapun target dan capaian penurunan TPT di Jawa Timur adalah sebagai berikut :

Target Capai-an

Target Capai-an

Target Capai-an

Target Capai-an

Target Capai-an

Target Capai-an

Tingkat Pengangguran Terbuka/ TPT (%)

6,20-6,40 5.08 6,00-6,20 4.25 5,80-6,00 4,16 5,60-5,80 4.12 5,40-5,60 4.33 5,20 - 5,40 4.19

2013 2014T A H U N

Indikator Kinerja

2009 2010 2011 2012

• Capaian : Perbandingan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Jawa

Timur dengan Nasional dan Provinsi Lainnya di Jawa : Indikator Kinerja Utama (IKU) Disnakertransduk Prov. Jawa Timur yang dituangkan di dalam Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur Tahun 2009 - 2014, khususnya yang berkaitan dengan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, dilaksanakan untuk mendukung penurunan TPT Jawa Timur. Jika diperbandingkan dengan capaian TPT secara Nasional, diperoleh gambaran mengenai capaian penurunan TPT Jawa Timur sebagaimana diagram berikut :

Sedangkan apabila diperbandingkan dengan capaian Nasional maupun 5 (lima) Provinsi lainnya yang berada di Pulau Jawa, diperoleh perbandingan capaian penurunan TPT selama 5 (lima) tahun berturut-turut sebagai berikut :

Page 100: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 100 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

NO WILAYAH CAPAIAN TPT (TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA)

THN 2009

THN 2010

THN 2011

THN 2012

THN 2013

THN 2014

1 NASIONAL 7,87% 7,14% 6,56% 6,14% 6,25% 5,94%

2 Provinsi Banten 13,42% 13,68% 13,06% 10,14% 9,90% 9,07%

3 Provinsi Jawa Barat 10,96% 10,33% 9,83% 9,08% 9,22% 8,45%

4 Provinsi DKI Jakarta 12,15% 11,05% 10,80% 9,87% 9,02% 8,47%

5 Provinsi Jawa Tengah 7,33% 6,21% 5,93% 5,63% 6,02% 5,68%

6 Provinsi DIY 6,00% 5,69% 3,97% 3,97% 3,34% 3,33%

7 Provinsi Jawa Timur 5,08% 4,25% 4,16% 4,12% 4,33% 4,19%

Dilihat menurut capaian selama 5 (lima) tahun berturut-turut, effort penurunan TPT di Jawa Timur sebesar 0,89 poin, yaitu dari 5,08% di tahun 2009 menjadi 4,19% di tahun 2014. TPT Jawa Timur sempat mengalami fluktuasi. Mulai tahun 2009 s.d 2012 TPT secara konsisten terus turun, namun di tahun 2013 terjadi kondisi tidak lazim dimana terjadi kenaikan TPT cukup signifikan, yaitu sebanyak 0,21 poin, sehingga mengurangi effort penurunan TPT selama 4 (empat) tahun pertama. Kenaikan TPT di tahun 2013 tidak hanya terjadi di Jawa Timur, melainkan juga di Provinsi lain termasuk Nasional. Pada tahun

2014, TPT Jawa Timur kembali turun 0,14 poin dibandingkan tahun 2013. Beberapa kondisi di Jawa Timur yang berpotensi menaikkan TPT antara lain : - Pada 2 (dua) tahun terakhir terjadi pengurangan pekerja (PHK) besar-

besaran oleh beberapa perusahaan rokok besar di Jawa Timur, yang sangat berpotensi meningkatkan jumlah penganggur di Jawa Timur.

- Penetapan UMK yang kenaikannya signifikan menyebabkan sentimen negatif terkait jaminan keamanan dan investasi biaya tinggi. Imbasnya, beberapa investor memindahkan investasinya ke tempat lain sehingga kesempatan kerja maupun penyerapan tenaga kerja di sektor formal makin terbatas.

- Penduduk yang bekerja di bawah 35 jam per minggu atau disebut “setengah penganggur” di Jawa Timur masih cukup tinggi, yaitu sebanyak 6.481.523 orang (33,57% dari total penduduk yang bekerja). Kelompok setengah penganggur sangat rentan berubah menjadi penganggur karena adanya

Page 101: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 101 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

waktu “stagnan” tidak bekerja, dan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti masa libur lebaran, musim, perubahan kebijakan di bidang ekonomi dan sebagainya.

- Penduduk yang bekerja di Jawa Timur terbanyak berada di sektor pertanian yaitu 7.261.367 orang (37,61%). Sektor pertanian didominasi oleh penduduk yang bekerja berpendidikan SD ke bawah dan tingkat produktivitasnya rendah. Kelompok ini juga cenderung merupakan buruh musiman.

- Di Jawa Timur masih cukup banyak penduduk yang bekerja dengan status pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar, yaitu sebanyak 3.176.437 orang atau 16,45%.

B. REALISASI ANGGARAN

Secara umum realisasi anggaran pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :

APBD

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI Rp.

ANGGARAN SETELAH P.APBD

REALISASI I % SISA Rp.

I. BELANJA TIDAK LANGSUNG 77.867.413.000 67.842.857.000 64.762.769.843 95,46 3.080.087.157 1 Gaji dan Tunjangan 60.354.481.000 53.913.750.000 51.865.624.483 96,20 2.048.125.517 2 Tambahan Penghasilan PNS 17.307.732.000 13.723.907.000 12.763.765.360 93,00 960.141.640 3 Intensif Pungutan Retribusi 205.200.000 205.200.000 133.380.000 65,00 71.820.000 II BELANJA LANGSUNG 128.285.000.000 129.341.000.000 122.564.883.916 94,76 6.776.116.084 I Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur 2.374.500.000 2.374.500.000 2.199.049.798 92,61 175.450.202

1 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

980.000.000 980.000.000 974.602.000 99,45 5.398.000

2 Pemeliharaan kendaraan 1.394.500.000 1.394.500.000 1.224.447.798 87,81 170.052.202 II Program Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur 552.630.000 1.108.630.000 928.227.508 83,73 180.402.492

3 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

552.630.000 1.108.630.000 928.227.508 83,73 180.402.492

III Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah

196.800.000 196.800.000 195.400.000 99,29 1.400.000

4 Penyusunan database SKPD sbg penunjang Pusat Data Prov Jatim

196.800.000 196.800.000 195.400.000 99,29 1.400.000

IV Program Peningk. Kualitas Pelayanan Publik

13.191.170.000 13.191.170.000 12.394.004.909 93,96 797.165.091

5 Pelayanan kepada masyarakat 13.191.170.000 13.191.170.000 12.394.004.909 93,96 797.165.091

Page 102: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 102 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI Rp.

ANGGARAN SETELAH P.APBD

REALISASI I % SISA Rp.

V Program Kependudukan 5.000.000.000 5.000.000.000 4.759.741.825 95,19 240.258.175 6 Penataan Administrasi Sistim Nomor

Induk Kependudukan (NIK) 1.800.000.000 1.800.000.000 1.639.929.250 91,11 160.070.750

7 Pembangunan dan pengembangan SIAK terpadu

1.400.000.000 1.400.000.000 1.396.446.125 99,75 3.553.875

8 Fasilitasi Sosialisasi, Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Kebijakan Umum dan Identitas Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil

1.800.000.000 1.800.000.000 1.723.366.450 95,74 76.633.550

VI Program Pengembangan Industrial dan Syarat Kerja

5.200.000.000 5.200.000.000 4.781.571.399 91,95 418.428.601

9 Pembinaan dan Pengembangan Syarat Kerja yang Harmonis

1.462.500.000 1.462.500.000 1.313.524.590 89,81 148.975.410

10 Fasilitasi pencegahan dan penyelesaian permasalahan hubungan industrial secara adil, konsisten, dan transparan

1.417.500.000 1.417.500.000 1.359.857.432 95,93 57.642.568

11 Mendorong pembentukan dan pemberdayaan lembaga-lembaga ketenagakerjaan

1.120.000.000 1.120.000.000 994.791.283 88,82 125.208.717

12 Pemberdayaan mediator, konsiliator dan arbiter

1.200.000.000 1.200.000.000 1.113.398.094 92,78 86.601.906

VII Program Mobilitas Penduduk 5.900.000.000 5.900.000.000 5.492.996.763 93,10 407.003.237 13 Kerja sama antar daerah provinsi,

kab/kota luar Jawa 4.162.500.000 4.162.500.000 3.857.793.238 92,68 304.706.762

14 Optimalisasi Penempatan Calon Transmigran

1.737.500.000 1.737.500.000 1.635.203.525 94,11 102.296.475

VIII Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

81.928.000.000 82.328.000.000 78.577.013.238 95,44 3.750.986.762

Bidang Pelatihan dan Produktivitas 5.500.000.000 5.640.000.000 5.424.472.284 96,18 215.527.716 15 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif Pada Bidang Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja

1.950.000.000 1.950.000.000 1.875.059.345 96,16 74.940.655

16 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Pengembangan Standar Kompetensi Kerja dan Sistem Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja

3.550.000.000 3.690.000.000 3.549.412.939 96,19 140.587.061

UPT PK SINGOSARI 3.150.000.000 3.150.000.000 3.059.379.864 97,12 90.620.136 17 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Singosari Malang

850.000.000 850.000.000 796.794.109 93,74 53.205.891

18 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT- PK Singosari Malang

1.500.000.000 1.500.000.000 1.470.686.795 98,05 29.313.205

Page 103: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 103 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI Rp.

ANGGARAN SETELAH P.APBD

REALISASI I % SISA Rp.

19 Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Industri Hasil Tembakau di UPT-PK Singosari Malang

800.000.000 457.408.500 453.232.050 99,09 4.176.450

Pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja masyarakat dilingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau UPT-PK Singosari

342.591.500 338.666.910 98,85 3.924.590

UPT PK JEMBER 2.950.000.000 2.950.000.000 2.916.028.000 98,85 33.972.000 20 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Jember

1.500.000.000 1.500.000.000 1.495.612.875 99,71 4.387.125

21 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT- PK Jember

750.000.000 750.000.000 748.426.125 99,79 1.573.875

22 Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Industri Hasil Tembakau di UPT-PK Jember

700.000.000 402.625.000 374.614.000 93,04 28.011.000

Pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja masyarakat dilingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau UPT-PK Jember

297.375.000 297.375.000 100,00 0

UPT PK PASURUAN 2.950.000.000 2.950.000.000 2.891.729.390 98,02 58.270.610 23 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Pasuruan

1.500.000.000 1.500.000.000 1.489.573.350 99,30 10.426.650

24 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT-PK Pasuruan

750.000.000 750.000.000 745.476.140 99,40 4.523.860

25 Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Industri Hasil Tembakau di UPT-PK Pasuruan

700.000.000 700.000.000 656.679.900 93,81 43.320.100

UPT PK MOJOKERTO 2.924.000.000 2.924.000.000 2.772.068.365 94,80 151.931.635 26 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Mojokerto

724.000.000 724.000.000 673.780.700 93,06 50.219.300

Page 104: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 104 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI Rp.

ANGGARAN SETELAH P.APBD

REALISASI I % SISA Rp.

27 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT- PK Mojokerto

1.500.000.000 1.500.000.000 1.433.413.265 95,56 66.586.735

28 Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Industri Hasil Tembakau di UPT-PK Mojokerto

700.000.000 489.691.500 478.035.900 97,62 11.655.600

Pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja masyarakat dilingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau UPT-PK Mojokerto

210.308.500 186.838.500 88,84 23.470.000

UPT PK JOMBANG 2.900.000.000 2.900.000.000 2.896.177.900 99,87 3.822.100 29 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Jombang

700.000.000 700.000.000 699.397.200 99,91 602.800

30 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT-PK Jombang

1.500.000.000 1.500.000.000 1.499.190.200 99,95 809.800

31 Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Industri Hasil Tembakau di UPT-PK Jombang

700.000.000 700.000.000 697.590.500 99,66 2.409.500

UPT PK TUBAN 3.200.000.000 3.200.000.000 3.008.312.484 94,01 191.687.516 32 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Tuban

1.500.000.000 1.500.000.000 1.439.773.199 95,98 60.226.801

33 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT- PK Tuban

850.000.000 850.000.000 832.785.785 97,97 17.214.215

34 Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Industri Hasil Tembakau di UPT-PK Tuban

850.000.000 728.510.000 617.533.900 84,77 110.976.100

Pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja masyarakat dilingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau UPT-PK Tuban

121.490.000 118.219.600 97,31 3.270.400

UPT PK NGANJUK 3.375.000.000 3.375.000.000 3.234.924.900 95,85 140.075.100

Page 105: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 105 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI Rp.

ANGGARAN SETELAH P.APBD

REALISASI I % SISA Rp.

35 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Nganjuk

675.000.000 675.000.000 617.394.800 91,47 57.605.200

36 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT- PK Nganjuk

1.500.000.000 1.500.000.000 1.492.248.100 99,48 7.751.900

37 Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Industri Hasil Tembakau di UPT Pelatihan Kerja Nganjuk

1.200.000.000 1.200.000.000 1.125.282.000 93,77 74.718.000

UPT PK SURABAYA 3.550.000.000 3.672.000.000 3.278.525.900 89,28 393.474.100 38 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Surabaya

1.100.000.000 1.162.000.000 859.591.200 73,98 302.408.800

38 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT-PK Surabaya

1.500.000.000 1.560.000.000 1.491.217.100 95,59 68.782.900

40 Pembinaan Kemampuan dan Ketrampilan Kerja Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau dan/ atau Daerah Penghasil Bahan Baku Industri Hasil Tembakau di UPT PK Surabaya

950.000.000 950.000.000 927.717.600 97,65 22.282.400

UPT PK SUMENEP 3.700.000.000 3.700.000.000 3.612.853.160 97,64 87.146.840 41 Penguatan Sarana dan Prasarana

Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja industri Hasil Tembakau di UPT Pelatihan Kerja Sumenep

1.700.000.000 1.700.000.000 1.630.421.820 95,91 69.578.180

42 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT- PK Sumenep

2.000.000.000 2.000.000.000 1.982.431.340 99,12 17.568.660

UPT PK SITUBONDO 4.400.000.000 4.400.000.000 4.231.450.100 96,17 168.549.900 43 Penguatan Sarana dan Prasarana

Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja industri Hasil Tembakau di UPT Pelatihan Kerja Situbondo

2.500.000.000 2.500.000.000 2.332.196.700 93,29 167.803.300

44 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT-PK Situbondo

1.900.000.000 1.900.000.000 1.899.253.400 99,96 746.600

UPT PK KEDIRI 2.950.000.000 3.088.000.000 2.893.043.200 93,69 194.956.800

Page 106: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 106 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI Rp.

ANGGARAN SETELAH P.APBD

REALISASI I % SISA Rp.

45 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Kediri

1.500.000.000 1.638.000.000 1.542.459.500 94,17 95.540.500

46 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT- PK Kediri

700.000.000 700.000.000 665.600.700 95,09 34.399.300

47 Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Industri Hasil Tembakau di UPT-PK Kediri

750.000.000 595.369.000 553.462.000 92,96 41.907.000

Pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja masyarakat dilingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau UPT-PK Kediri

154.631.000 131.521.000 85,05 23.110.000

UPT PK TULUNGAGUNG 3.375.000.000 3.375.000.000 3.327.364.400 98,59 47.635.600 48 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Tulungagung

675.000.000 675.000.000 671.878.500 99,54 3.121.500

49 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT-PK Tulungagung

1.500.000.000 1.500.000.000 1.490.604.700 99,37 9.395.300

50 Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Industri Hasil Tembakau di UPT Pelatihan Kerja Tulungagung

1.200.000.000 1.200.000.000 1.164.881.200 97,07 35.118.800

UPT PK MADIUN 3.375.000.000 3.375.000.000 3.235.658.425 95,87 139.341.575 51 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Madiun

1.500.000.000 1.500.000.000 1.439.427.500 95,96 60.572.500

52 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT- PK Madiun

675.000.000 675.000.000 640.661.825 94,91 34.338.175

53 Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Industri Hasil Tembakau di UPT Pelatihan Kerja Madiun

1.200.000.000 969.013.610 925.954.100 95,56 43.059.510

Page 107: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 107 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI Rp.

ANGGARAN SETELAH P.APBD

REALISASI I % SISA Rp.

Pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja masyarakat dilingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau UPT-PK Madiun

230.986.390 229.615.000 99,41 1.371.390

UPT PK PONOROGO 4.400.000.000 4.400.000.000 4.160.818.150 94,56 239.181.850 54 Penguatan Sarana dan Prasarana

Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja industri Hasil Tembakau di UPT Pelatihan Kerja Ponorogo

2.500.000.000 2.500.000.000 2.348.006.050 93,92 151.993.950

55 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT- PK Ponorogo

1.900.000.000 1.900.000.000 1.812.812.100 95,41 87.187.900

UPT PK BOJONEGORO 3.375.000.000 3.375.000.000 3.162.223.740 93,70 212.776.260 56 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT-PK Bojonegoro

675.000.000 675.000.000 597.855.740 88,57 77.144.260

57 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT-PK Bojonegoro

1.500.000.000 1.500.000.000 1.434.924.500 95,66 65.075.500

58 Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Industri Hasil Tembakau di UPT Pelatihan Kerja Bojonegoro

1.200.000.000 793.565.000 780.353.000 98,34 13.212.000

Pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja masyarakat dilingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau UPT-PK Bojonegoro

406.435.000 349.090.500 85,89 57.344.500

UPT PK WONOJATI 4.400.000.000 4.400.000.000 4.316.272.659 98,10 83.727.341 59 Penguatan Sarana dan Prasarana

Kelembagaan Pelatihan bagi Tenaga Kerja industri Hasil Tembakau di UPT Wonojati Malang

2.500.000.000 2.500.000.000 2.454.435.000 98,18 45.565.000

60 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT Wonojati Malang

1.900.000.000 1.900.000.000 1.861.837.659 97,99 38.162.341

UPT P2TK SURABAYA 3.350.000.000 3.350.000.000 2.894.759.450 86,41 455.240.550

Page 108: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 108 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI Rp.

ANGGARAN SETELAH P.APBD

REALISASI I % SISA Rp.

61 Pembinaan kemampuan dan ketrampilan kerja masyarakat di lingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau di UPT Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja di Surabaya

600.000.000 600.000.000 534.535.900 89,09 65.464.100

62 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja di Surabaya

2.750.000.000 2.750.000.000 2.360.223.550 85,83 389.776.450

UPT K3 SURABAYA 7.800.000.000 7.800.000.000 7.342.361.950 94,13 457.638.050 63 Penerapan manajemen limbah

industri hasil tembakau yang mengacu kepada analisis dampak lingkungan (AMDAL)

3.700.000.000 3.700.000.000 3.509.000.000 94,84 191.000.000

64 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT Keselamatan Kerja di Surabaya

1.500.000.000 1.500.000.000 1.372.680.500 91,51 127.319.500

65 Peningkatan Perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia dan Keselamatan Kesehatan Kerja

2.600.000.000 2.600.000.000 2.460.681.450 94,64 139.318.550

UPT P3TKI SURABAYA 3.484.000.000 3.484.000.000 3.148.644.300 90,37 335.355.700 66 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT Pelayanan Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja di Indonesia

1.984.000.000 1.984.000.000 1.804.317.875 90,94 179.682.125

67 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penyelenggaraan Program-Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di UPT Pelayanan Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja di Indonesia

1.500.000.000 1.500.000.000 1.344.326.425 89,62 155.673.575

UPT PELATIHAN KEPENDUDUKAN SURABAYA

6.820.000.000 6.820.000.000 6.769.944.617 99,27 50.055.383

68 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Peningkatan Revitalisasi dan Kualitas Lembaga Pelatihan Kerja di UPT Pelatihan Kependudukan di Balong Bendo

6.270.000.000 6.270.000.000 6.233.553.067 99,42 36.446.933

Page 109: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 109 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI Rp.

ANGGARAN SETELAH P.APBD

REALISASI I % SISA Rp.

69 Pembinaan kemampuan dan ketrampilan kerja masyarakat di lingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau di UPT Pelatihan Kependudukan di Balong Bendo

550.000.000 550.000.000 536.391.550 97,53 13.608.450

IX PROGRAM PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

5.791.900.000 5.791.900.000 5.448.630.686 94,07 343.269.314

70 Peningkatan Pengawasan, Perlindungan, dan Penegakan Hukum Ketenagakerjaan

2.495.000.000 2.495.000.000 2.387.011.835 95,67 107.988.165

71 Pembinaan dan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Sektor dengan Resiko Kecelakaan Kerja Tinggi

1.135.000.000 1.135.000.000 1.036.871.095 91,35 98.128.905

72 Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pengawasan Ketenagakerjaan

1.391.900.000 1.391.900.000 1.288.241.950 92,55 103.658.050

73 Peningkatan Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, baik Sektor Pekerja Formal maupun Informal

200.000.000 200.000.000 193.950.000 96,98 6.050.000

74 Peningkatan Pencegahan terhadap Eksploitasi dan Berbagai Bentuk Pekerjaan Terburuk Anak dan Pekerjaan Perempuan.,

570.000.000 570.000.000 542.555.806 95,19 27.444.194

X PROGRAM PERLUASAN DAN PENEMPATAN KERJA

6.300.000.000 6.400.000.000 6.061.958.024 94,72 338.041.976

75 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Pembentukan Tenaga Kerja Mandiri (TKM)

484.000.000 484.000.000 481.449.285 99,47 2.550.715

76 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Penciptaan Lapangan Kerja

766.000.000 766.000.000 762.673.075 99,57 3.326.925

77 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri

2.650.000.000 2.750.000.000 2.454.145.137 89,24 295.854.863

78 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri

1.100.000.000 1.100.000.000 1.081.088.594 98,28 18.911.406

79 Pengembangan dan Peningkatan Bimbingan Jabatan, Bursa Kerja Khusus, dan Bursa Kerja Pemerintah dan Swasta (BKP/BKS) Melalui PLKT

1.200.000.000 1.200.000.000 1.182.619.813 98,55 17.380.187

80 Penyempurnaan Peraturan dan Kebijakan Ketenagakerjaan Agar Tercipta Pasar Kerja yang Fleksibel

100.000.000 100.000.000 99.982.120 99,98 17.880

XI Program Perencanaan dan Pengembangan Program Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Kependudukan

1.850.000.000 1.850.000.000 1.726.289.766 93,31 123.710.234

Page 110: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 110 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI Rp.

ANGGARAN SETELAH P.APBD

REALISASI I % SISA Rp.

81 Perencanaan dan Sinkronisasi Program Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Kependudukan

719.000.000 719.000.000 643.096.566 89,44 75.903.434

82 Pengelolaan Data dan Informasi Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Kependudukan

590.000.000 590.000.000 561.348.250 95,14 28.651.750

83 Evaluasi dan Pelaporan Program Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Kependudukan

541.000.000 541.000.000 521.844.950 96,46 19.155.050

BELANJA LANGSUNG 128.285.000.000 129.341.000.000 122.564.883.916 94,76 6.776.116.084 Resume Belanja Non BL ( Belanja Gaji ). 77.867.413.000 67.842.857.000 64.762.769.843 95,46 3.080.087.157

JUMLAH TOTAL 206.152.413.000 197.183.857.000 187.327.653.759 95,00 9.856.203.241

APBN

No PROGRAM / KEGIATAN PAGU Rp.

SETELAH REVISI REALISASI % SISA

1. Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja/Dirjen BINA PENTA

4.045.913.000 2.983.963.000 2.684.523.500 89,97 299.439.500

Pembinaan Penempatan dan Perlindungan TKI Luar Negeri

194.248.000 128.198.000 126.875.400 98,97 1.322.600

Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja

2.521.665.000 1.978.065.000 1.808.452.750 91,43 169.612.250

Peningkatan Pengembangan Pasar Kerja 1.330.000.000 877.700.000 749.195.350 85,36 128.504.650 2. Program Pengembangan Hubungan

Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

6.347.447.000 6.347.447.000 6.175.386.000 97,29 172.061.000

Pengelolaan kelembagaan dan pemasyarakatan hubungan industrial

1.962.359.000 1.962.359.000 1.946.400.000 99,19 15.959.000

Peningkatan penerapan pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja

1.978.940.000 1.978.940.000 1.912.240.000 96,63 66.700.000

Konsolidasi pelaksanaan peningkatan intensitas pencegahan PHK dan penyelesaian hubungan industrial

563.750.000 563.750.000 497.060.000 88,17 66.690.000

Pengelolaan persyaratan kerja, kesejahteraan dan analisis diskriminasi

738.866.000 738.866.000 738.866.000 100,00 -

Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

1.103.532.000 1.103.532.000 1.080.820.000 97,94 22.712.000

3. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan

4.010.000.000 4.010.000.000 3.707.889.200 92,47 302.110.800

Peningkatan penerapan norma keselamatan dan kesehatan kerja

4.010.000.000 4.010.000.000 3.707.889.200 92,47 302.110.800

Page 111: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 111 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No PROGRAM / KEGIATAN PAGU Rp.

SETELAH REVISI REALISASI % SISA

4. Program Penataan Admiinistrasi Kependudukan

566.570.000 2.310.636.000 1.604.758.600 69,45 705.877.400

Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil

566.570.000 566.570.000 530.949.600 93,71 35.620.400

Laporan Penyelenggaraan Adminduk 1.744.066.000 1.073.809.000 61,57 670.257.000 5. Program Peningkatan Kompetensi

Tenaga Kerja dan Produktivitas 6.557.305.000 6.557.305.000 6.508.392.455 99,25 48.912.545

Bidang Latpro 1.464.070.000 1.464.070.000 1.449.624.400 99,01 14.445.600 Pemagangan 1.207.080.000 1.207.080.000 1.207.080.000 100,00 - Administrasi kegiatan di Dinas Provinsi 68.200.000 68.200.000 68.200.000 100,00 - Bimtek pengelolaan pelatihan 128.020.000 128.020.000 119.367.400 93,24 8.652.600 Optimalisasi komite akreditasi lembaga

pelatihan kerja 60.770.000 60.770.000 54.977.000 90,47 5.793.000

UPT - PK Surabaya Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 331.850.000 331.850.000 330.963.000 99,73 887.000

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 160.050.000 160.050.000 159.163.000 99,45 887.000 Pelatihan Berbasis Kompetensi dana

PNBP 171.800.000 171.800.000 171.800.000 100,00 -

UPT - PK Mojokerto Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 332.450.000 332.450.000 331.803.200 99,81 646.800

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 160.650.000 160.650.000 160.003.200 99,60 646.800 Pelatihan Berbasis Kompetensi dana

PNBP 171.800.000 171.800.000 171.800.000 100,00 -

UPT - PK Jember Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 300.390.000 300.390.000 300.021.200 99,88 368.800

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 128.590.000 128.590.000 128.302.200 99,78 287.800 Pelatihan Berbasis Kompetensi dana

PNBP 171.800.000 171.800.000 171.719.000 99,95 81.000

UPT - PK Singosari Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 332.450.000 332.450.000 331.095.605 99,59 1.354.395

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 160.650.000 160.650.000 159.520.305 99,30 1.129.695 Pelatihan Berbasis Kompetensi dana

PNBP 171.800.000 171.800.000 171.575.300 99,87 224.700

UPT - PK Kediri Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 299.190.000 299.190.000 298.690.000 99,83 500.000

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 127.390.000 127.390.000 126.890.000 99,61 500.000 Pelatihan Berbasis Kompetensi dana

PNBP 171.800.000 171.800.000 171.800.000 100,00 -

UPT - PK Pasuruan Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 298.590.000 298.590.000 297.432.800 99,61 1.157.200

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 126.790.000 126.790.000 125.919.900 99,31 870.100

Page 112: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 112 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No PROGRAM / KEGIATAN PAGU Rp.

SETELAH REVISI REALISASI % SISA

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana PNBP

171.800.000 171.800.000 171.512.900 99,83 287.100

UPT - PK Wonojati Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 298.590.000 298.590.000 295.316.200 98,90 3.273.800

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 126.790.000 126.790.000 124.231.200 97,98 2.558.800 Pelatihan Berbasis Kompetensi dana

PNBP 171.800.000 171.800.000 171.085.000 99,58 715.000

UPT - PK Situbondo Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 161.490.000 161.490.000 160.761.200 99,55 728.800

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 161.490.000 161.490.000 160.761.200 99,55 728.800 UPT - PK Ponorogo Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 300.390.000 300.390.000 300.390.000 100,00 -

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 128.590.000 128.590.000 128.590.000 100,00 - Pelatihan Berbasis Kompetensi dana

PNBP 171.800.000 171.800.000 171.800.000 100,00 -

UPT - PK Madiun Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 266.430.000 266.430.000 262.658.000 98,58 3.772.000

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 128.590.000 128.590.000 125.584.000 97,66 3.006.000 Pelatihan Berbasis Kompetensi dana

PNBP 137.840.000 137.840.000 137.074.000 99,44 766.000

UPT - PK Nganjuk Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 265.230.000 265.230.000 264.330.000 99,66 900.000

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 127.390.000 127.390.000 126.890.000 99,61 500.000 Pelatihan Berbasis Kompetensi dana

PNBP 137.840.000 137.840.000 137.440.000 99,71 400.000

UPT - PK Jombang Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 263.370.000 263.370.000 261.872.500 99,43 1.497.500

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 263.370.000 263.370.000 261.872.500 99,43 1.497.500 UPT - PK Tuban Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 263.370.000 263.370.000 262.640.000 99,72 730.000

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 263.370.000 263.370.000 262.640.000 99,72 730.000 UPT - PK Tulungagung Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 160.290.000 160.290.000 159.290.000 99,38 1.000.000

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 160.290.000 160.290.000 159.290.000 99,38 1.000.000 UPT - PK Sumenep Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 160.890.000 160.890.000 160.591.200 99,81 298.800

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 160.890.000 160.890.000 160.591.200 99,81 298.800 UPT - PK Bojonegoro

Page 113: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.iddisnakertrans.jatimprov.go.id/.../2016/12/lkj-2014-04-bab-iii.pdf · BAB III . AKUNTABILITAS KINERJA . Hasil pengukuran

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER BASUKI MAWA BEYA

JAWA TIMUR

III - 113 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No PROGRAM / KEGIATAN PAGU Rp.

SETELAH REVISI REALISASI % SISA

Pengembangan Standarisasi Kompetensi Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS

194.650.000 194.650.000 193.053.000 99,18 1.597.000

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 194.650.000 194.650.000 193.053.000 99,18 1.597.000 BLK Pacitan Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 163.890.000 163.890.000 160.748.200 98,08 3.141.800

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 163.890.000 163.890.000 160.748.200 98,08 3.141.800 BLK Kota Probolinggo Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 160.890.000 160.890.000 160.393.200 99,69 496.800

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 160.890.000 160.890.000 160.393.200 99,69 496.800 BLK Kab. Bangkalan Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 194.050.000 194.050.000 192.023.750 98,96 2.026.250

Pelatihan Berbasis Kompetensi dana RM 194.050.000 194.050.000 192.023.750 98,96 2.026.250 BPPD / P2TK Pengembangan Standarisasi Kompetensi

Kerja dan Program Pelatihan/BINALATTAS 344.785.000 344.785.000 334.695.000 97,07 10.090.000

Pelatihan kewirausahaan untuk pemula (RM)

164.785.000 164.785.000 164.785.000 100,00 -

Pelatihan kewirausahaan untuk pengembangan (RM)

75.225.000 75.225.000 75.225.000 100,00 -

Peningkatan produktivitas tenaga kerja 104.775.000 104.775.000 94.685.000 90,37 10.090.000 6. Program Pembangunan Kawasan

Transmigrasi/Dirjen P2KT 4.473.927.000 4.288.528.000 2.838.694.360 66,19 1.449.833.640

Fasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi

3.104.147.000 3.104.322.000 1.805.860.650 58,17 1.298.461.350

Partisipasi Masyarakat 856.000.000 676.426.000 632.885.160 93,56 43.540.840 Dukungan teknis dan manajemen Ditjen

P4Trans 513.780.000 507.780.000 399.948.550 78,76 107.831.450

7. Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi/Dirjen P2MKT

277.634.000 277.634.000 239.214.600 86,16 38.419.400

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya Ditjen P2MKT

277.634.000 277.634.000 239.214.600 86,16 38.419.400

JUMLAH 26.278.796.000 26.775.513.000 23.758.858.715 88,73 3.016.654.285