BAB III (A4)

34
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PKL (PRAKTEK KERJA LAPANGAN) DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Industri / Perusahaan dan struktur organisasi 1. Organisasi dan Manajemen Industri/Perusahaan a. Gambaran umum Kontraktor adalah orang atau badan usaha yang bergerak dibidang jasa dan pembangunan dan melaksanakan pembangunan sehingga proyek tersebut dapat terwujud sesuai rencana. Hak dan kewajiban kontraktor adalah : (1) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa. (2) membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa. (3) Menyediakan alat keselamatan pekerjaan seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat (4) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan haria, mingguan, bulanan. (5) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Pada pembangunan tower Venetian Surabaya dilaksanakan pekerjaan Awal dimulai tanggal 10 November 2014 s/d 30 januari 2016 dengan keseluruhan 34 lantai. Proyek pembangunan Tower Venetian Surabaya dikerjakan oleh PT. PP (Persero) Tbk. Yang berlokasi di Jl, Raya Juanda No. 1 Surabaya 61253 sesuai dengan kontrak. b. Profil Konsultan Perencana PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk, disingkat PT PP (Persero)Tbk namun lebih populer dipanggil PT PP atau PP saja, adalah salah satu BUMN yang bergerak di bidang perencanaan dan konstruksi bangunan (real estate). Perusahaan ini berdiri tanggal 26 Agustus 1953 dengan 50

description

tentang laporan PKL 2 yang membahasa kedaan yang ada di lapangan dengan kondisi yang sebenarnya sesuia dengan teori

Transcript of BAB III (A4)

80

53

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PKL (PRAKTEK KERJA LAPANGAN) DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Industri / Perusahaan dan struktur organisasi

1. Organisasi dan Manajemen Industri/Perusahaan

a. Gambaran umum

Kontraktor adalah orang atau badan usaha yang bergerak dibidang jasa dan pembangunan dan melaksanakan pembangunan sehingga proyek tersebut dapat terwujud sesuai rencana.

Hak dan kewajiban kontraktor adalah :

(1) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.

(2) membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.

(3) Menyediakan alat keselamatan pekerjaan seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat

(4) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan haria, mingguan, bulanan.

(5) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

Pada pembangunan tower Venetian Surabaya dilaksanakan pekerjaan Awal dimulai tanggal 10 November 2014 s/d 30 januari 2016 dengan keseluruhan 34 lantai. Proyek pembangunan Tower Venetian Surabaya dikerjakan oleh PT. PP (Persero) Tbk. Yang berlokasi di Jl, Raya Juanda No. 1 Surabaya 61253 sesuai dengan kontrak.

b. Profil Konsultan Perencana

PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk, disingkatPT PP (Persero)Tbknamun lebih populer dipanggilPT PPatauPPsaja, adalah salah satuBUMNyang bergerak di bidang perencanaan dan konstruksi bangunan (real estate). Perusahaan ini berdiri tanggal26 Agustus 1953 dengan namaPembangunan Perumahan. Namanya berganti menjadiPN Pembangunan Perumahanmelalui Peraturan Pemerintah No 63 tahun1960. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI no. 39 tahun1971statusnya berubah menjadiPT Pembangunan Perumahan (Persero). Sebagai suatu BUMN, mayoritas (51%) kepemilikan saham PT PP dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sisanya (49%) dipegang karyawan dan manajemen PT PP. Sejak IPO, mayoritas (51%) saham dipegang pemerintah, 21,4% saham publik dan 27,6% saham dipegang karyawan dan manajemen PT PP. Bidang usaha utama BUMN ini adalah pelaksana konstruksi bangunan gedung dansipil. PT PP juga mengerjakan bidang usaha terkait lainnya, seperti manajemen gedung, pengembanganpropertidanrealti.

c. Latar Belakang Proyek

Kota Surabaya merupakan salah satu kota maju di Indonesia setelah Kota Jakarta. Kondisi ini membuat Pemerintahan Kota Surabaya gencar untuk mengembangkan lokasi baru yang akan dikembangkan menjadi pusat perdagangan dan bisnis. Salah satunya diwilayah Surabaya Barat, terdapat banyak lokasi shopping center seperti PTC (Pakuwon Trade Center), Lenmarc, Ciputra World, dan perumahan elite Graha Family. Lokasi sangat mudah untuk diakses karena dekat dengan pintu Tol (exit/enter) yang menghubungkan Surabaya Barat dengan Bandara Udata Juanda (Timur) dan Sidoarjo (Selatan) serta menuju ke gresik. Kondisi inilah yang menarik minat investor sangat tinggi untuk menanamkan modalnya di Kota Surabaya.

Proyek merupakan kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan bertujuan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Kegiatan proyek dalam proses mencapai hasil akhirnya dibatasi oleh waktu dan biaya. Berbeda dengan kegiatan operasional, proyek sifatnya dinamis, tidak rutin, multi kegiatan dengan intensitas berubah ubah, sera memiliki siklus yang pendek. Pelaksanaan proyek dalam organisasi pada umumnya dilakukan untuk mencapai tujuan khusus, aktivitasnya ditentukan dengan jelas kapan dimulai dan kapan berakhir, serta adanya pembatasan dana untuk menjalankan aktivitas proyek (Yudha K, 5 : 2015)

PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (Properti) memiliki tanah di daerah Surabaya Barat yang bertepatkan pada Jl. Abdul Wahab Siamin Kav 9 10 Surabaya ingin menginvestasikan tanahnya dengan di bangunkannya hunian karena melihat sudut pandang meningkatnya penduduk daerah Surabaya, dan kebutuhan beraktifitas yang banyak sehingga membangun Apartemen Grand Sungkono Lagoon. Sesuai dengan tujuan yang telah disampaikan dan letaknya yang cukup strategis maka di bangunlah 5 tower dan 1 low rise yang terdiri dari 4 gedung apartemen, 1 gedung yang berisi hotel dn office, dan 1 mall 4 lantai dengan fasilitas danau (lagoon) yang berada di tengahnya. Luas tanah 33.382 m2 dan yang digunakan 1120 m2 untuk pembangunan 1 tower apartemen.

d. Speseifiksai Proyek

Data umum Proyek Pembangunan Grand Sungkono Lagoon yaitu sebagai berikut:

Nama Pekerjaan:Venetian Tower Grand Sungkono Lagoon

Jenis Proyek: Gedung

Pengguna Jasa:PT. Pembangunan Perumahan Properti

Penyedia Jasa:PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Konstruksi

Pengawas Jasa:PT. Manajemen Konstruksi Utama

Alamat:Jl. Abdul Wahab Siamin Kav 9 10 Surabaya

Telpon/Fax.:(031) 8295659 Fax. (031)8299404

No. SPK :66/SPB/31206/PP/XI/2014

Tanggal SPK:10 November 2014

Tanggal Pelaksanaan :Setelah BAST (Menunggu Surat Serah Terima Lapangan)

Waktu Pelaksanaan:390 Hari Kalender

Waktu Pemelihaaan:180 Hari Kalender

Awal Kegiatan:10 November 2014

Akhir Kegiatan:30 Januari 2016

Nilai Kontrak:92.400.000.000,- (+PPN)

Retensi:5%

Jenis Kontrak :Lumpsum dan Provisional SUM

Cara Pembayaran :Dp 10% selanjutnya progress monthly (seperti draft kontrak)

Keterlambatan :Denda 1/1000mil, maksimal 5%

e. Lokasi Proyek

Lokasi Kegiatan Proyek Pembangunan Grand Sungkono Lagoon seluruhnya terdapat daerah Surabaya Barat dengan luas tanah 33.382 m2 dengan pembagian sebagai berikut :

1) 4 Tower Apartemen dengan luas tanah masing masing 5000 m2, jadi 4 x 5000 = 20.000 m2 dengan konsep high rise

2) 1 Tower terdiri dari hotel dan office dengan luas tanah 5000 m2 dan konsep High Rise= 2,50 km

3) 1 Mall dengan tinggi 4 lantai dengan luas tanah 5000 m2 dan konsep Low Rise= 1,80 km

4) Lagoon dengan Luas 382 m2

5) Total Perencanaan seluas 33.382 m2

f. Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan tugasnya kontraktor pelaksana selalu terikat oleh aturan aturan, baik yang dayang dari owner maupun peraturan yang sudah ada. Berikut adalah struktur organisasi dari perusahaan PT. PP (Persero) Tbk sebagai bentuk kontraktor pelaksana proyek pembangunan Tower Venetian Surabaya yang ditunjukkan oleh bagan 3.

Gambar Struktur Organisasi Perusahaan PT. Pembangunan Perumahan (persero) Tbk Proyek Grand Sungkono Lagoon ada di bawah ini :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Daftar uraian penjelasan dari struktur organisasi dan bahan bahan yang ada dalam lingkup organisasi yang ada dalam proyek itu adalah :

1) General Manager (G.M)

Yaitu jabatan tertinggi dalam sebuah struktur organisasi perusahaan. Tugas : umum seorang seorang General Manager secara umum biasanya dikatakan sebagai pemimpin perusahaan dan sebagai penanggung jawab dari sebuah perusahaan. Dimana dia bukan hanya mengarahkan namun juga memimpin setiap sistem yang ada si tubuh perusahaan tersebut.

2) Project Manager (P.M)

Yaitu pihak yang bertanggung jawab terhadap tercapainya sasaran proyek secara keseluruhan baik ditinjau pada biayanya, mutu, dan waktu. Dalam proyek pembangunan gedung dan hotel Grand Sungkono Lagoon ini yang berlaku sebagai Project Manager yaitu Didik Iswanto.

Tugas :

a) Pimpinan tertinggi dalam suatu proyek dan bertanggung jawab penuh atas segala aktifitas yang ada dan terjadi dalam proyek

b) Merencanakan strategi atau metode yang akan di pakai dalam melaksanakan pekerjaan.

c) Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan dilapangan berdasarkan gambar rencana proyek.

d) Merencanakan urutan pekerjaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan

3) Quality Control (Q.C)

Yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk menangani pengecekan pengendali mutu. Tugas :

a) Mengaplikasikan standart mutu yang telah ditetapkan oleh Quality Coordinator dilapangan.

b) Melakukan tes/uji terhadap bahan / hasil pekerjaan sesuai standart yang ditetapkan

c) Menyusun standart campuran (jobmix) sebagai acuan kerja dilapangan

d) Melaksanakan pengolahan pembuangan limbah B3

4) Safety Health and Enviroment (S.H.E.O)

Yaitu tugasnya meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan program keselamatan sesui dengan standart standart yang telah di tetapkan dan melaksanakan semua tugas dari koordinator safety serta mengkoordinir safety inspector dan safety man

5) Site Enginering Manager (S.E.M)

Yaitu memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan proyek dalam hubungannya dengan owner yang dilapangan, pengawasan lapangan, dan staf yang ada dibawahnya agar dapat berjalan sesuai dengan rencana baik yang menyangkut biaya, mutu, dan waktu serta membantu kelancaran proses penagihan. Tugas :

a) Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan

b) Menberikan cara-cara penyelesian atas usul usul perubahan design dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja, sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan pelaksanaan dilapangan

c) Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan dokumen kontrak

6) Pengendalian Operasional Proyek (P.O.P)

adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standart, menganalisis kemungkinan adana penyimpangan antra pelaksanaan dan daya digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai sasaran. Tugas :

a) Menentukan sasran proyek

b) Merncang standart dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran

c) Merancang atau menyusun sistem informasi, pemantauan, dan laporan hasil pelaksanaan pekerjaan

d) Mengumpulkan data hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan)

e) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan

f) Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standart, kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan

7) Quality Surveyor (Q.S)

Yaitu menghitung volume dan kebutuhan material bangunan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan baik gedung maupun infrasruktur. Tugas :

a) Menghitung luas m2 pekerjaan bangunan seperti pasangan batu bata, plesteran, dll

b) Merinci secara detail kebutuhan bahan dan perlatan sebagaimana yang telah direncanakan

c) Menyusun permintaan bahan dan peralatan sesuai kebutuhan-kebutuhan pelaksanaan pekerjaan

d) Mengontrol perincian bahan dan peralatan sesuai yang direncanakan baik terhadap jumlah maupun mutunya

8) Administrasi Kontrak

Tugas : membuat pembukuan arsip arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek

9) Logistik

Tugas logistik :

a) Mempelajari spesifikasi material dan jadwal penggunaan material

b) Membuat jadwal pengadaan material, berdasarkan jadwal penggunaannya

c) Melakukan pengadaan material sesuai jadwal

10) Peralatan dan barang (PENBAR)

Bertugas menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah didatangkan ke area proyek

11) Schedulling dan Progress (Pengendalian waktu)

Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana sehingga mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Pengendalian waktu menggunakan Time Schedule, Bar Chart dan Network planning

12) Staff M/E

Merancang dan melkasanakan tugas tugas perencanaan sumber daya listrik proyek

13) Arsitek

Orang yang membuat konsep / rancangan tentang gambar. Tugas :

a) Membuat gambar kerja pelaksanaan shop drawing sesuai arahan kepala teknik

b) Membuat gambar terlaksana atau (as built drawing) sesuai dengan arahan kepala teknik

c) Melaksanakan administrasi gambar

d) Mematuhi semua peraturan K3L yang berlaku di perusahaan

14) Drafter Arsitek

Bertugas mengola tata ruang bangunan yang menenntukan konsep design sebuah bangunan

15) Drafter Struktur

Bertugas menyiapkan gambar kerja (Shop Drawing) dan as drawing dalam pekerjaan struktur.

16) Site Operation Manager (S.O.M)

Tugas yaitu :

a) Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan dilapangan

b) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan dokumen kontrak

c) Memotivasi pelaksanaan agar mampu bekerja dengan tingkat efisien dan efektifitas yang tinggi

d) Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan

17) Koordinator pelaksana / GSP (General Superintendent) Tower, Podium, Arsitek

Mempimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pekerjaan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tetap terhdap segi waktu, biaya dan mutu. Kepala pelaksanaan bertanggung jawab kepada Site Manager dan membawahi pelaksnaan. Tugas :

a) Mengarahkan kegiatan subkon agar sesuai dengan yang ditetapkan

b) Mengkoordinir para pelaksana agara mencapai sesuai dengan yang direncanakan

c) Memantau dan mengontrol atas hasil kemajuan dan mengkoreksi atas terjadinya penyimangan

d) Memantau dan mengevaluasi bahan, tenaga, guna memenuhi kebutuhan operasional

e) Memantau dan mengarahkan pengguna alat agar bisa mencapai hasil yang maksimal

f) Mencatat hasil kemajuan pekerjaan yang telah di capai baik secara periodik maupun komulatif

g) mengevaluasi kemajuan pekerjaan terhadap perencana

h) membuat usulan usulan alternatif agar lebih cepat dan hemat

i) membuat daftar keperluan biaya atas kemajuan pekerjaan secara periodik

j) memantau dan mengevaluasi atas biaya yang terjadi dengan rencana yang telah ditetapkan

18) Pelaksana / SP (Superintendent)

Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pekerjaan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi biaya, waktu dan mutu . tugas :

a) Merinci serta menjelaskan maksud dan tujuan jenis pekerjaan kepada para pekerja sesuai dengan rencana kerja

b) Memimpin dan mengarahkan kepada pekerja agar mengahsilkan dengan kualitas baik dan kuantitas baik

c) Menilai dan mengevaluasi hasil kerja

d) Mengatur dan menjaga keselamatan

e) Menghitung dan mengevaluasi persediaan bahan, alat, dan tenaga

f) Mengatur pendistribusian penggunaan bahan, alat, dan tenaga

g) Menghitung secara mengajukan permintaan kebutuhan bahan, alat, dan tenaga

h) Memonitor pengiriman serta mengatur penempatan bahan, alat, dan tenaga yang di perlukan

19) Surveyor

Bertugas menentuka titik titik batas area proyek, menentukan elevasi, menentukan marking bangunan, pengecekan kedataran elevasi

20) Ark

Bertugas melakukan pengamanan, perbaikan, dan penyimpanan peralatan diproyek serta membuat data inventaris peralatan yang ada diproyek.

21) Site Adm. Manager (S.A.M)

Bertugas sebagai :

a) Bertanggungjawab atas penyelenggaraan adminstrasi dilapangan

b) Membuat laporan keuangan

c) Membuat secara rinci pembukuuan keuangan proyek

d) Menerima pembukuan arsip arsip selama melaksanakan proyek

22) Sak

Bertugas mengurus keuangan bersifat penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran serta bertanggung jawab sepenuhnya atas pengolahan keuangan proyek

23) Tax Officer

Bertugas menyusun rencana perajakan untuk optimalisasi pajak, melakukan koordinasi dengan perusahaan affiliasi dan bagian terkait dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan

24) General Affair

Bertugas memenuhi kebutuhan operasional pada internal perusahaan

25) Security Outsourcing

Bertugas melaksanakan pengamana secara menyeluruh dilokasi proyek

26) Office Boy

Membuat minuman / makanan ringan bagi karyawan, dan turut serta dalam menjaga keamanan kantor proyek (Direksi Keet).

g. Manajaemen Industri / Proyek

Menurut H. Kerzner (1982) yang melihat majemen proyek dari wawsan manajem berdasarkan fungsi dan bila digabungkan dengan pendekatan sistem, maka manajemnn proyekadalahmerencanakan,mengorganisir,memimpin,mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal maupun horosontal. Manajemen proyek tidak bermaksud meniadakan arus kegiatan vertikal atau mengadakan perubahan total terhadap manajemen klasik, tetapi ingin mamasukkan (incorporated) pendekatan, teknik serta metode yang spesifik untuk menanggapi tuntutan dan tantangan yang dihadapi berupa kegiatan proyek yang juga bersifat spesifik.

1) Perencanaan

Perencanaan berdasarkan teori berarti pemilihan, pemikiran secara mendalam dan penetapan sasaran. Tujuan dari perencanaan adalah mencari adanya keseimbangan di masa mendatang dan membuat rencana rencana untuk dimanfaatkan.

Perencanaan suatu proyek diawali dengan studi kelayakan (flexibility study). Studi kelayakan ini pada intinya yaitu argumentasi untuk melaksanakan pembangunan tersebut.

2) Pengaturan dan Penyediaan Staff

Dalam manajemen proyek, pengaturan atau peng-organisasian mancakup tentang mengatur dan menyediakan tenaga kerja serta ketetapan penentuan dan pengaturan pembagian tugas antara orang dan kelompok orang, dapat juga diartikan dengan hubungan timbal balik yang berimbang antara atasan dan bawahan.

3) Pengontrolan(Controlling)

Pengonrtolan dilakukan dalam proyek bertujuan untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan dalam proyek, apakah pekerjaan dalam proyek sesuai dengan jalur yang direncnakan ataukah ada penyimpangan dari rencana.

Pada prinsipnya ada 4 langkah yang perlu ditempuh dalam melakukan fungsi kontrol :

a) Adanya prestasi standart sebagai tolak ukurnya

b) Mengukur hasil prestasi kerja

c) Membandingkan dan mengevaluasi hasil prestasi aktual standart prestasi yang diharapkan.

d) Melakukan tindakan koreksi bilamana standart prestasi tidak tercapai.

4) Pihak pihak yang Terkait dengan Proyek

a) Pemilik Proyek

Adalah nama atau istilah dari Amerika Utara, yang artinya pemilik suatu proyek dan yang mendanai suatu proyek tersebut. Owner ini dapat perorangan atau lembaga swasta maupun pemerintah.Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan membayar biaya pekerjaan tersebut.

Hak dan Kewajiban Pengguna Jasa/Pemilik Proyek :

(1) Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor)

(2) Meminta Laporan secara periodik mengenai pelaksnaaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa

(3) Menyediakan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan

(4) Menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan

(5) Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan

(6) Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan jalan menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik

(7) Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).

(8) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikendaki.

Wewenang Pemilik Proyek atau Owner :

(1) Memberitahukan hasil secara tertulis kepada masing-masing kontraktor.

(2) Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahu secara tertulis kepada kontraktor jika terjadi hal-hal diluar kontrak yang ditetapkan.

(3) Membuat surat perintah kerja ( SPK )

(4) Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.

(5) Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi.

(6) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.

b) Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberitugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha swasta.

Dalam menerjemahkan ide pemilik ke dalam bentuk konsep yang lebih nyata tidak semudah yang dibayangkan, karena pada umunya pemilik tidak mempunyai keahlian dalam bidang proyek konstruksi. Untuk itu dibutuhkan lembaga tersendiri yang dikenal dengan istilah konsultan perencanan Lingkup pekerjaan konsultan perencana dalam bidang perancangan sangat ditentukan bagaimana ikatan kerjanya dengan pemilik proyek dalam bentuk arahan penugasan yang tentunya berdasarkan bidang konsultasi yang dikuasai.

Berbagai bidang konsultasi yang biasanya disediakan oleh konsultan perencana meliputi penyiapan paket kerja, survei, studi penelitian, dll.Menurut Hasan Dani dan Mas Suryanto (2007) Dalam proyek konstruksi tugas dan kegiatan dari konsultan perencana antara lain :

(1) Kegiatan pada tahap persiapan, yang meliputi pengumpulan data dan informasi lapangan, membuat penafsiran secara garis besar terhadap arahan penugasan, melakukan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana proyek, perizinan.

(2) Menyusun pra rancangan yang meliputi membuat rancangan tapak,perkiraan biaya dan mebgurus untuk mendapatkan izin pendahuluan, izin prinsip atau advice planing dari pemerintah daerah setempat

(3) Menyusun pengembangan rancangan pelaksanaan, yang meliputi pembuatan rancangan arsitektur beserta uraian dan visualisasi dua / tiga dimensi bila diperlukan, membuat rancangan struktur dan utilitas beserta analisis perhitungan

(4) Menyusun rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar gambar detail rencana kerja dan syarat syarat rincian volume pekerjaan, rencana anggaran biayadan menyusun dokumen perencanaan

(5) Mempersiapkan paket lelang, yang meliputi memmbantu pemilik proyek dalam menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan dalam menyusun program pelelangan

(6) Dalam kegiatan pelelangan membantu panitia pelelangan memberikan penjelasan termasuk menyusun berita acara penjelasan pekerjaan,membantu dalam evaluasi penawaran, menyusun ulang dokumen pelelangan dan melaksanakan tugas tugas yang sama jika pelelangan harus di ulang

(7) Melaksanakan pengawasan berkala, meliputi pengamatan terhadap proses konstruksi secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan teknik pelaksanaan konstruksi, memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama konstruksi, memberikan rekomendasi penggunaan material, menyusun laporan akhir perencanaan.

(8) Menyusun konsep petunjuk pemakaian dan pemeliharaan hasil proyek, buku manual operasi peralatan dan perlengkapan fasilitas dengan segala perubahan perubahan yang telah dilakukan selama konstruksi dan sesuai dengan as built drawing

c) Konsultan Pengawas

Biasanya konsultan pengawas digunakan apabila perancangan dilakukan oleh satu konsultan perencana dan pelaksanaan konstruksi fisik dilakukan oleh satu kontraktor.

Konsultan pengawas berfungsi untuk membantu pemilik proyek melaksanakan pengawasan pada tahap konstruksi fisik. Konsultan pengawas dapat dirangkap dengan konsultan perencana dan pemilihannya didasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

Hak dan kewajiban konsultan pengawas :

(1) Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.

(2) Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.

(3) Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek

(4) Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.

(5) Memperingatkan atau menegur pihak peleksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.

(6) Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.

(7) Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.

(8) Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shopdrawing pelaksana proyek.

(9) Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan( site Instruction)

d) Kontraktor

Kontraktor adalah orang atau badan usaha yang bergerak dibidang jasa dan pembangunan dan melaksanakan pembangunan sehingga proyek tersebut dapat terwujud sesuai rencana.

Hak dan kewajiban kontraktor adalah :

(6) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.

(7) membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.

(8) Menyediakan alat keselamatan pekerjaan seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat

(9) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan haria, mingguan, bulanan.

(10) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

2. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan pekerjaan dalam suatu Kontraktor merupakan suatu proses penggunaan tenaga, pikiran dan penetapan metode yang tepat untuk mencapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan tujuan.Dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta ketetapan waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut, maka akan menciptakan hasil pekerjaan yang baik dan memuaskan. Pada pelaksanaan pembangunan Apartemen 34 lantai ini di lakukan oleh :

Nama Pekerjaan:Venetian Tower Grand Sungkono Lagoon

Pengguna Jasa:PT. Pembangunan Perumahan Properti

Penyedia Jasa:PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Konstruksi

Lokasi Proyek:Jl. Abdul Wahab Siamin Kav 9 10, Surabaya

Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama 60 hari terhitung dari tanggal 17 Maret 2015 hingga 17 Mei 2015. Di bawah ini adalah aktivitas kerja yang dilakukan oleh penulis selama PKL di PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Proyek Grand Sungkono Lagoon wilayah Surabaya yang beralamat di Jalan Abdul Wahab Siamin Surabaya Jawa Timur.

Aktivitas yang selama penulis lakukan selama PKL di PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Proyek Grand Sungkono Lagoon terbagi dalam dua bagian yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil.

Kegiatan rutin adalah kegiatan yang sering dilakukan penulis selama PKL di PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Proyek Grand Sungkono Lagoon, sedangkan kegiatan insidentil adalah kegiatan yang sifatnya kadang-kadang dan sewaktu-waktu yang dilakukan penulis selama PKL di perusahaan tersebut.

Hari kerja untuk PT. PP (Persero) Tbk terhitung dari hari Senin sampai Minggu. Jam kerja untuk PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Proyek Grang Sungkono Lagoon dari hari Senin hingga Minggu terhitung dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB dan di hari libur nasional terhitung dari pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB dikarenakan proyek yang di kerjakan sehingga tidak ada libur sama sekali.

Untuk lebih rinci kegiatan penulis lakukan selama PKL dapat dilihat pada table 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Jurnal Kegiatan

Sumber : Agenda penuis selama PKL

No

Hari/Tanggal

Kegiatan

1

Selasa,17 Maret 2015

Perkenalan kepada para pegawai dan meresum RKS

2

Rabu, 18 Maret 2015

Melanjutkan meresum RKS dan menuju kelapangan untuk mengamati pembesian Raft Pondasi

3

Kamis, 19 Maret 2015

Mengamati dan persiapan pengeboran untuk penggantian tiang pancang yang hilang

4

Jumat, 20 Maret 2015

Mengamati pelaksanaan bore pile pada titik 1

5

Minggu, 22 Maret 2015

Mengamati persiapan pekerjaan bore pile pada titik 2 dan mengamati beton precast

6

Senin, 23 Maret 2015

Menghitung luasa shear wall dan mengamati pengecoran bor pile pada titik 2

7

Selasa,24 Maret 2015

Membantu mengukut pith lift dan mengerjakan tulangan shear wall

8

Rabu, 25 Maret 2015

Mengerjakan tulangan pelat pada basement beserta jarak sengkangnya

9

Kamis, 26 Maret 2015

Mengamati pekerjaan cutting pondasi dan bor pile pada titik 4

10

Jumat, 27 Maret 2015

Menghitung Pekerjaan arsitektur (drive way dan parking area)

11

Sabtu, 28 Maret 2015

Menghitung pekerjaan aristektur lift lobby dan ramp way

12

Minggu, 29 Maret 2015

Menghitung luasan pada lantai 21-27, 30 39 pada ruang stair dan drive room

13

Senin, 30 Maret 2015

Mengerjakan Qs pada lantai ground floor pekerjaan fan room

14

Selasa, 31 Maret 2015

Mengukur Suhu Termal beton (raft pondasi zone 4) pasca di cor dan mengerjakan Qs

15

Rabu, 1 April 2015

Melanjutkan pekerjaan arsitekural mengitung Qs

16

Kamis, 2 April 2015

Mengamati Proses Bore Pile pada zone 3 dan menghitung Qs basement 1

17

Jumat, 3 April 2015

Melanjutkan menghitung pekerjaan arsitek basement 1 dan membuat grafik suhu thermocouple zone 4

18

Sabtu, 4 April 2015

Menginput data suhu dan membuat grafik suhu thermocouple zone 4

19

Minggu, 5 April 2015

Mengamati persiapan mass concrete (pengecoran) zone 4

20

Senin, 6 April 2015

Input data survey lalu lintas pamekasan sampang

21

Selasa, 7 April 2015

Menghitung Pekerjaan arsitek (Qs) lantai 27 dan cek suhu thermocouple dilapangan.

22

Rabu, 8 April 2015

Melanjutkan Pekerjaan Qs Lantai 21 27, 30 39, dan mengukur suhu thermocouple zone 3

23

Kamis, 9 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 ( 2 x 24jam) kedua dan zone 4 sekaligus membuat grafik

24

Jumat, 10 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 (3 x 24jam) pertama pada zone 3 dan zone 4, sekaligus mengamati pekerjaan pemasangan kolom pada zone 4

25

Sabtu, 11 April 2015

Melanjutkan mengukur suhu pada zone 3 (3 x 24jam) kedua dan mengamati pengeboran bore pile pada zone 2 sekaligus mengamati pemasangan tower crane pada zone 1

26

Minggu, 12 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 dan 4 dan di lanjutkan foto progress

27

Senin, 13 April 2015

Mengukur suhu thermocouple dan mengamati pemasangan perancah

28

Selasa, 14 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 dan 4 di lanjutkan dengan pengamatan pemasangan dinding shearwall

29

Rabu, 15 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 dan 4 dan dijelaskan metode prefab pada balok dan kolom

30

Kamis, 16 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 dan 4 dan di print untuk periode 13 16 April 2015

31

Jumat, 17 April 2015

Mengukur suhu thermocouple dan menggambar waterstop (detail) yang dipasanga pada basement

32

Sabtu, 18 April 2015

Mengukur suhu thermocouple dan melanjutkan gambar detail potongan water stop

33

Minggu, 19 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 dan 4 siklus 4jam sekali dan foto progress kegiatan

34

Senin, 20 April 2015

Mengukur suhu thermocouple dan foto progress kegiatan

35

Selasa, 21 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 dan 4 dilanjutkan dengan menggambar potongan dari zone 1 sampai dengan zone 4

36

Rabu, 22 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 dan 4, dilanjutkan print grafik dan monithoring

37

Kamis, 23 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 dan 4, dilanjutkan mengamati bekisting slab

38

Jumat, 24 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 dan 4, menggambar denah rumah, menggambar denah pembagian zone 1 sampai zone 4, menggambar hitungan capping beam

39

Sabtu, 25 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 dan 4 dan mengamati pemasangan tower crane 2 (TC2) pada zone 1

40

Minggu, 26 April 2015

Mengukur suhu thermocouple terakhir pada zone 4 dan masih berlanjut dengan zone 3, mengamati pengecoran lantai kerja zone 1

41

Senin, 27 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3, mengamati pekerjaan raft pondasi zone 1

42

Selasa, 28 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3, mengamati pengecoran lantai kerja pada zone 2 ( lantai kerja setengah)

43

Rabu, 29 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 (setiap 4 jam sekali)

44

Kamis, 30 April 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 setiap 4 jam sekali

45

Jumat, 1 Mei 2015

Mengukur suhu thermocouple pada zone 3 setiap 4 jam sekali

46

Sabtu, 2 mei 2015

Melakukan pengecoran pada slab zone 3, dan mengukur suhu thermocouple zone 3, dan mengamati pengecoran kolom

47

Minggu, 3 mei 2015

Melakukan penegcekkan suhu thermocouple pada zone 3 dan pengamatan pengecoran pada slab basement 1

48

Senin, 4 mei 2015

Melakukan pengecekan suhu terakhir pada zone 3, pengamatan pembuatan raft pondasi zone 1 dan 2

49

Selasa, 5 Mei 2015

Menghitung beban merata menjadi beban terpusat pada 1/3 dari segitiga dengan kondisi jepit sendi

50

Rabu, 6 mei 2015

Mengerjakan perhitungan bekisting retaining wall dan survey lapangan persiapan pengecoran

51

Kamis, 7 mei 2015

Final mengerjakan perhitungan bekisting retaining wall, di print dilanjutkan ke MKU (pengawas)

52

Jumat, 8 mei 2015

Mengikuti kegiatan pengecoran raft pondasi zone 1 dan slump truck mixer (TM)

53

Sabtu, 9 mei 2015

Mengikuti kegitana pengecoran raft pondasi zone 2 (lantai kerja) dan slump truck mixer

54

Minggu, 10 mei 2015

Iatan pengecoran zone 2 raft pondasi cek suhu zone 1 dan slump truck mixer (TM)

55

Senin, 11 mei 2015

Mengikuti lagi kegiatan pengecoran zone 2 raft pondasi, cek suhu zone 1, dan slump truck mixer

56

Selasa, 12 mei 2015

Pengecekan suhu zone 1 dan 2, pegamatan lapangan slab zone 4

57

Rabu, 13 mei 2015

Pngecekan suhu zone 1 dan 2 , pengamatan lapangan lab zone 4 sekaligus pengecoran

58

Kamis, 14 mei 2015

Pengecekan suhu zone 1dan 2 , pengamatan kolom dan slab, print suhu dan asistensi perhitungan plat ke MKU (pengawas)

59

Jumat, 15 mei 2015

Mengerjakan perhitungan bekisting pelat, dan mengamati proses pemasangan bekisting di lapangan

60

Sabtu, 16 mei 2015

Pengecekan suhu zone 1 dan 2, slump pengecoran kolom, slab, dan dinding STP sekaligus perpisahan dengan semua karyawan PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Proyek Grand Sungkono Lagoon

Di atas terlihat hampir 2 bulan, karena pada pelaksanaan kerja lapangan ini tidak terhambat Sehingga kami bisa menyelesaikan dengan waktu sesuai dengan surat ketersedian karena kami juga melakukan lembur pada saat pengecoran agar sesuai dengan persyaratan yang ada yaitu 60 hari kerja (400jam).

Di bawah ini adalah deskripsi secara rinci selama 8 minggu penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di PT. PP (Persero) Tbk di mulai dari memasuki kegiatan pertama yaitu perkenalan tentang proyek yang akan dikerjakan yaitu meresume RKS. Dalam kegiatan ini penulis meresume beberapa metode dari yang telah di kerjakan disana, dan pada perjalanan minggu pertama di proyek ternyata ada permasalahan baru yaitu 10 titik pancang hilang dan dalam satu deret. Penulis menelusuri permasalahan yang ada, ternyata permasalahan diakibatkan bukan karena kelalaian dari pengerjaan, karena pekerjaan diserahkan kepada PT.PP (Konstruksi) sudah pemancangan. Untuk mengatasi masalah yang ada maka PT. PP (Konstruksi) menggunakan bor pile dikarenakan jika dilakukan pemancangan sangat susah medan yang dilewatinya.

Setelah pemasangan bore pile pada zone 4 selesai di lanjutkan dengan pengecoran raft pondasi pada zone 4 dan pengeboran untuk bore pile masih dilanjutkan pada zone 3. Sambil melakukan pengamatan lapangan kami di kantor juga membantu beberapa pengerjaan seperti menghitung luasan area pada setiap lantai. Lalu menghitung retaining wall pada tanah aktif dan pasif. Dilanjutkan dengan metode baru pada pengecoran untuk zone 3 menggunakan cooling pipe.

Setelah melakukan pengecoran pada zone 4 langkah selanjutnya yaitu melakukan pengecekan suhu Thermal dengan menggunakan alat yang disebut Thermocouple. Alat ini mengukur dari batas atas, tengah dan bawah. Mengukur menggunakan alat ini menunjukkan berapa besar suhu yang terjadi di dalamnya. Adapun batasan yaitu delta atas dan delta bawah tidak boleh melebihi 20C. Apabila suhu melebihi 20C maka perlu dilakukan tindak lanjut pada bangunan yang telah di lakukan pengecoran.

Sambil mengerjakan pengecekan suhu kami di lapangan juga mengamati pengerjaan pemasangan kolom pada zone 4 setelah di cor dan pemasangan PCH untuk melanjutkan pemasangan pembeian slab saat pemasangan kolom sudah selesai di cor. Kami juga mengamati barang yang datang seperti besi, sebelum masuk harus di tes dulu tegangannya dengan uji tarik di Lab ITS. Bukan hanya besi yang datang beton cair juga datang untuk melakukan pengecoran sebelum di tuangkan beton tersebut di uji slump untuk mengetahui kualitas beton dengan K400 (karakteristik) dengan acuan 16 cm 2cm.

Kami juga mengikuti pengecoran raft pondasi pada zone 2 dan zone 1 dengan membutuhkan 2.440 m3 sesuai dengan perhitungan Qs. Pengecoran ini dilakukan dimulai hari jumat sampai dengan hari senin dikarenakan medan yang cukup luas dan dilakukan secara bertahap. Karena pengecoran biasanya dilakukan saat tengah malam di karenakan agar suhu luar tidak mempengaruhi suhu beton yang dituangkan. Setelah kami mengikuti pengecoran pada pengecoran zone 1 dan 2, kami membantu untuk perhitungan bekesting kolom, balok, pelat dan reteraining wall. Pada perhitungan ini di bagi dengan beberapa mahasiswa yang kebetulan juga magang di proyek GSL.

Masuk pada minggu terakhir kami melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) namun kami masih di beri beberapa tugas seperti menghitung bekisting yang masih harus di revisi. Hampir sama dengan yang di kerjakan beberapa hari yang lalu. Namun yang ini beda proyek. Dan pada minggu ini juga penulis melakukan asistensi ke Dosen Pembmbing di Kampus agar dosen pembimbing mengetahui sejauh mana perkembangan penulis dalam mengerjakan laporan PKL tersebut. Dan tepat pada hari terakhir penulis tidak melakukan kegiatan kerja selain berbincang ringan dengan pembimbing PKL penulis selama di PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk proyek Grand Sungkono Lagoon. Perbincangan ringan ini tentunya kembali membahas tentang perkembangan laporan yang sudah saya serahkan kemarin ke dosen pembimbing yang ada di kampus. Dan judul yang diserahkan sudah di terima oleh dosen pembimbing kampus, sehingga tinggal melanjutkan dan merevisi beberapa penulisan yang masih salah. Perbincangan ini berlanjut pada feedback dan keuntungan apa saja yang bisa diambil ketika PKL, informasi dan data yang sekiranya dibutuhkan dan lain-lain. Tidak lupa di akhir penulis mengucapkan terimakasih dan salam perpisahan dengan semua pegawai yang terkait selama penulis melakukan kegiatan PKL di PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk proyek Grand Sungkono Lagoon, serta pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani hari demi hari pelaksanaan PKL yang penulis lakukan selama 60 hari (400jam) tersebut. Banyak pengalaman yang bisa diambil dalam PKL.

Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh penulis tidak terlepas dari panduan manajemen sebagai latar belakang dari Praktek Kerja Lapangan 2. Walaupun awalnya salah karena adanya peraturan yang baru dibuat. Namun kegiatan yang penulis lakukan di PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk proyek Grand Sungkono Lagoon berjalan dan berhubungan dengan latar belakang keilmuan penulis.

Selama PKL di PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk proyek Grand Sungkono Lagoon penulis diajarkan untuk membuat laporan harian (Mapping), mebuat metode baru cooling pipe, menggambar autocad potongan dari setiap zone yang akan dikerjakan, menggambar titik titik penanaman untuk mengukur suhu termal, menghitung luasan area, menentukan tulangan yang ada pada gambar untuk slab, menginput data suhu thermocouple yang didapat dari lapangan dan dibuatnya grafik harian, menghitung tanah aktif maupun pasif yang ada pada reteraining wall, menghitung perhitungan bekisting dari kolom, pelat, balok, dan reteraining wall, mengetahui proses pengecoran dari awal sampai akhir, dari penerimaan barang seperti beton cair maupun besi yang datang dan cara pengeluaran dari gudang.

Bagi penulis diajarkan bagaimana cara melakukan pemasukan dan pengeluaran barang sangatlah penting dan berguna, karena dalam dunia kerja mungkin sudah tidak ada waktu untuk belajar manajemen logistik lagi. Dan dalam kegiatan PKL ini penulis mendapatkan ilmu dan pengalaman penting dalam proses manajemen logistik sesuai dengan latar belakang keilmuan penulis.

Pada pembahasan deskripsi kegiatan ini, selain menguraikan semua kegiatan yang dilakukan selama praktek kerja lapangan berlangsung. Ada hal hal lain yang akan di bahas dalam deskripsi kegiatan ini, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Mekanisme Perencanaan Proyek

Dalam perencanaan proyek ini PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Properti mempunyai tanah disurabaya barat tepatnya di Jl. Abdul Wahab Siamin kav 9 10 dan kontraktor pelaksananya adalah PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Konstruksi untuk planning pekerjaan setiap hari dilakukan oleh Project Manager. Dalam pelaksanaan proyek harus membuat time schedule agar mengerti adanya kemajuan dan keterlambatan proyek.

b. Spesifikasi Produk

Dalam Perencanaan Proyek Pembangunan Gedung Tower Venetian ini, spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah bangunan setinggi 34 lantai. Dan rencana untuk luas bangunannya 1120 m2 dengan luas tanah 5000 m2.

c. Pengaturan dan Penyediaan Kerja

Pengaturan dan penyediaan tenaga kerja dalam Kontraktor sudah terdapat dalam masing masing perusahaan. Baik dalam tenaga kerja di kantor ataupun tenaga kerja di lapangan untuk melakukan survey.

d. Kontrolling

Untuk pengontrolan dalam konsultan perencana ini dilakukan dalam pekerjaan di kantor dan di lapangan ( survey ). Dalam kantor pengontrolan dilakukan ketika masing masing perkerja mengerjakan tugas untuk proyek ini, baik dari segi perhitungan, gambar, ataupun laporan. Dan untuk pengontrolan di lapangan yaitu dilakukan setiap hari sampai proyek tersebut selesai.

e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja sangat penting dalam sebuah proyek. Para pekerja selalu dihimbau akan pentingnya keselamatan kerja dengan slogan slogan yang dipasanga dilokasi proyek. Memakai helm dan sepatu proyek merupakan hal yang wajib dipatuhi oleh segenap elemen yang ada di proyek.

f. Lingkup Pekerjaan

Dalam manajemen logistik bangunan gedung ini, harus melalui tahap tahap yang di tentukan oleh pekerja diantaranya meliputi hal hal sebagai berikut :

1) Permintaan dari lapangan

2) Menghubungi suplier

3) Pembuatan purchase order (PO)

4) Kirim ke suplier

5) Barang dikirim

6) Diterima oleh gudang

7) Barang keluar dari gudang

8) Barang digunakan

3. Faktor faktor pendukung dan penghambat

a. Faktor Pendukung

Selama proses pelaksanaan Praktik Kerja Lapngan 2 (PKL 2) di proyek pembangunan Venetian Tower 34 lantai, kami menemukan beberapa faktor pendukung dan penghambat yang kami alami selama proses Praktik Industri ini :

1) Adanya perhatian yang cukup oleh pihak industri keadaan mahasiswa sehingga mahasiswa mendapatkan kemudahan dalam melaksanakan praktik industri.

2) Para pihak kontraktor memberikan kemudahan untuk para mahasiswa mendapatkan data-data yang memang diperlukan oleh mahasiswa dan diberi kesempatan untuk mengetahui bagaimana pekerjaan di sebuah konsultan perencana.

3) Dalam melaksanakan kegiatan Praktik Industri, mahasiswa mendapatkan banyak masukan-masukan ilmu yang sangat berharga dalam bidang keteknikan pada khususnya teknik sipil.

4) Dengan adanya praktik industri, mahasiswa dapat berhadapan langsung dengan dunia kerja pada suatu kondisi lapangan proyek pembangunan Venetian Tower 34 lantai.

b. Faktor Penghambat

Banyak faktor yang mempengaruhi pekerjaan pada suatu konsultan perencana. Salah satunya adalah faktor penghambat yang dapat memperlambat pekerjaan maka diperlukan faktor penghambat dalam pelaksanaan PKL 2 dan pelaksanaan diproyek. Sebisa mungkin faktor penghambat ini diminimalisasikan agar tercapai pekerjaan yang memuaskan. Beberapa faktor penghambat tersebut adalah sebagai berikut :

1)Karyawan dan staff kantor yang sedikit dan proyek yang banyak berdampak pada mahasiswa yang praktek di tempat tersebut. Agar di bantu setiap pekerjaannya.

2)banyaknya masalah yang terjadi dilapangan menyebabkan pengerjaan pada pembangunan Tower Venetian tersebut terlambat

3)Pada proyek pembangunan gedung ini tidak semua item pekerjaan yang dapat kami pantau secara keseluruhan. Karena pekerjaan yang cukup banyak dan dikerjakan secara bersamaan sehingga membuat mahasiswa tidak semuanya mendalami banyaknya pekerjaan yang dilakukan setiap harinya.

B. PEMBAHASAN

Pada proses manajemen logistik pada perusahaan yang kami tempati menggunakan cara yang sistematis. Pada proses dari awal permintaan barang sampai barang di pakai dilapangan akan kami jelaskan. Sebelum memasuki penjelasan barang datang sampai di pakai maka kami akan menjelaskan tentang perbedaan barang yang ada di proyek, barang dibedakan sesuai dengan fungsi dan volumenya. Barang di bagi menjadi 2 :

1. Barang Induk (Item Pareto)

2. Barang Bantu

Barang induk (Item Pareto) adalah barang yang memiliki volume besar dan sudah di rencanakan sesuai dengan perhitungan konsultan awal. Contohnya : besi, multiplek, dll. Sedangkan barang bantu adalah barang yang dibutuhkan sewaktu waktu di lapangan yang belum di rencanakan sebelumnya. Dan bisa juga barang yang penting dan harus dibeli sekarang (evently) karena bersifat tidak terus menerus. Contohnya : beton cair untuk pengecoran, palu, paku, antisol, dll

Dari kedua perbedaan barang yang sudah dijelaskan diatas juga berpengaruh pada cara permintaan barang yang dibutuhkan di lapangan. Kami jelaskan untuk permintaan barang induk (Item Pareto) dengan proses sesuai dengan gambar 3.10:

Gambar 3.10 Proses Permintaan Barang Induk sampai Gudang dan barang di pakai di Lapangan

Terlihat pada gambar bahwa item patero ini merupakan barang yang bervolume tinggi dan merupakan barang pokok. Dalam permintaan barang pokok ini permintaan barang ditujukan ke pusat yaitu PT. PP DVO III. Tahap awal adalah koordinator pelaksana/ GSP (General Superintendent) melaporkan bahan yang di butuhkan di lapangan ke bagian logistik, kemudian menuliskannya pada buku permintaan yang telah disediakan oleh logistik. Setelah itu logistik membuatkan SPPB (Surat Permintaan Pembelian Barang) yang di setujui oleh PM (Project Manager) yang bertandatangan dibawahnya. Dikirimkan surat tersebut kepusat, dan dari pihak pusat mengirimkan IPB (Instruksi Pembelian Barang) yang sudah ditentukan PT apa yang mengirimkan barang dan pihak proyek menunggu barang datang. Setelah barang datang pihak suplier memberikan surat jalannya kepada pihak logistik. Dan pihak logistik memberikan Bon Penerimaan dan Pengeluaran Barang (BPPB) kepada pihak suplier di lanjutkan dengan penyerahan tagihan yang biasanya di bayar dengan cara dicicil sesuai dengan perjanjian. Setelah barang sampai pada tempat di lanjutkan masuk ke gudang (ware house) barang masuk ini juga di catat pada buku administrasi dan dibuatkan Bon Penerimaan Gudang (BPG). Setelah barang masuk dan dicatat digudang dan memberi tahu GSP bahwa barang datang. GSP meminta barang tersebut sesuai dengan permintaan dilapangan dan logistik membuat Bon Penerimaan dan Pengeluaran Gudang (BPPG) untuk memberitahukan bahwa barang yang datang di pakai. Setelah barang keluar maka pembukuan administrasi akan menghitung berapa sisa yang ada pada gudang yang disebut LSB (Laporan Sedian Barang).

Item Pareto

Bon Penerimaan Barang

IPB (Instruksi Pengiriman Barang)

SPPB (Surat Permintaan Pembelian Barang)

Surat jalan

Laporan Sedian Barang (LSB)

Barang Keluar Gudang (BPPG)

Stock Gudang (BPG) Bon Penerimaan Gudang

Lampiran tagihan penjual + invoice + berkas lainnya

50