BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER...

16
8 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS 1. Definisi Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh kita untuk melawan segala penyakit yang datang (Suzana, dkk, 2013).Suryoprajogo (2009), menyatakan bahwa HIV menyerang tubuh manusia dengan cara membunuh atau merusak sel-sel yang berperan dalam system kekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi menurun drastis. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang ditandai dengan gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh.Penderita AIDS mudah diserang infeksi oportunistik (infeksi yang disebabkan oleh kuman yang pada keadaan sistem kekebalan tubuh normal tidak terjadi) dan kanker dan biasanya berakhir dengan kematian (Djuanda, 2009). Sunaryati (2014), mengemukakan AIDS adalah penyakit infeksi yang menular.AIDS dapat menyerang sel darah putih yang dinamakan T- Lymphocytes, perlawanan tubuh dari serangan infeksi ketika terjadi kerusakan T-cell yang signifikan, seseorang tidak dapat melawan sebagian besar kuman yang masuk kedalam tubuhnya.Akibatnya tubuh mulai ditulari infeksi yang luar biasa dan menetap disana.Infeksi tersebut terkadang menyerang orang dengan system kekebalan (pertahanan) yang normal, tetapi tidak pernah berkembang.AIDS juga ditujuakan untuk tahapan infeksi HIV yang paling parah dan serius sehinggamengakibatkan kematian. Kematian penderita bukan semata-mata disebabkan oleh virus, UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep HIV / AIDS

1. Definisi

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang

sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh kita

untuk melawan segala penyakit yang datang (Suzana, dkk,

2013).Suryoprajogo (2009), menyatakan bahwa HIV menyerang tubuh

manusia dengan cara membunuh atau merusak sel-sel yang berperan

dalam system kekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk

melawan infeksi menurun drastis.

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala

gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency

Virus) yang ditandai dengan gejala menurunnya sistem kekebalan

tubuh.Penderita AIDS mudah diserang infeksi oportunistik (infeksi yang

disebabkan oleh kuman yang pada keadaan sistem kekebalan tubuh normal

tidak terjadi) dan kanker dan biasanya berakhir dengan kematian (Djuanda,

2009).

Sunaryati (2014), mengemukakan AIDS adalah penyakit infeksi yang

menular.AIDS dapat menyerang sel darah putih yang dinamakan T-

Lymphocytes, perlawanan tubuh dari serangan infeksi ketika terjadi

kerusakan T-cell yang signifikan, seseorang tidak dapat melawan sebagian

besar kuman yang masuk kedalam tubuhnya.Akibatnya tubuh mulai

ditulari infeksi yang luar biasa dan menetap disana.Infeksi tersebut

terkadang menyerang orang dengan system kekebalan (pertahanan) yang

normal, tetapi tidak pernah berkembang.AIDS juga ditujuakan untuk

tahapan infeksi HIV yang paling parah dan serius sehinggamengakibatkan

kematian. Kematian penderita bukan semata-mata disebabkan oleh virus,

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

9

tetapi penderita meninggal dapat juga disebabkan oleh penyakit lain yang

sebenarnya bisa ditolak jika system kekebalan tubuh tidak rusak.

2. Etiologi HIV / AIDS

AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL

II, LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency

Virus ( HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang

ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit

T.Penyebab penyakit AIDS adalah virus HIV dan saat ini telah diketahui

dua tipe yaitu tipe HIV-1 dan HIV-2. Infeksi yang terjadi sebagian besar

disebabkan oleh HIV-1, sedangkan HIV-2 benyak terdapat di Afrika Barat.

Gambaran klinis dari HIV-1 dan HIV-2 relatif sama, hanya infeksi oleh

HIV-1 jauh lebih mudah ditularkan dan masa inkubasi sejak mulai infeksi

sampai timbulnya penyakit lebih pendek (Martono, 2006).

3. Tanda dan Gejala

Nugroho (2014), menyatakan adapun gejala yang timbul dan bisa segera

kita kenali dari serangan AIDS antara lain :

a. Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang

lamanya 1-2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti Flu.

b. Fase supresi imun Simtomatik (3 Tahun) pasien akan mengalami

demam, keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare,

neuropati, keletihan ruam kulit, Lympanodenopathy, pertambahan

kognitif dan lesi oral.

c. Fase infeksi Human Immunodifecincy Virus (HIV) menjadi AIDS

(bervariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan

terdapat gejala infeksi opurtunistik yang paling umum adalah

pneumocystic carinii (PCC) pneumonia interstisial yang disebabkan

suatu protozoa, infeksi lain termasuk meningitis, kandidiasis,

cytomegalovirus, mikrobacterial, dan atipikal.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

10

d. Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan gejala

pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh selama lebih

dari 3 bulan.

e. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tanpa gejala diketahui

oleh pemeriksa kadarHuman Immunodeficiency Virus (HIV) dalam

darah akan diperoleh hasil positif.

4. Cara penularan HIV / AIDS

Chris (2013), menyatakanbahwa HIV hidup di semua cairan tubuh tetapi

hanya bisa menular melalui cairan tubuh tertentu yaitu :

a. Darah.

b. Air mani (cairan, bukan sperma).

c. Cairan vagina.

d. Air susu ibu (ASI).

Kegiatan yang dapat menularkan HIV adalah :

a. Hubungan Seks tidak aman / tanpa kondom.

b. Penggunaan jarum suntik / tindik / tato yang tidak steril secara

bergantian.

c. Tindakan medis yang memakai peralatan yang tidak steril, misalnya,

peralatan dokter gigi.

d. Penerimaan transfuse darah yang mengandung HIV.

e. Ibu HIV-Positif pada bayinya, waktu dalam kandungan, ketika

melahirkan atau menyusui.

HIV tidak dapat menular melalui antara lain :

a. Bersentuhan , berciuman, bersalaman dan berpelukan.

b. Peralatan makan dan minum.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

11

c. Penggunaan kamar mandi, berenang di kolam renang.

d. Gigitan nyamuk, tinggal serumah bersama ODHA.

5. Klasifikasi HIV/AIDS

Tabel 2.1Klarifikasi HIV/AIDS

Kelas Kriteria

Stadium klinis 1 1. Asimtomatik

Asimtomatik total CD4 : >500/ml 2. Limfadenopati generalisata persisten

Stadium klinis II sakit ringan 1. Penurunan berat badan 10 %

Total CD4 : 200-499 /ml 2. Ispa berulang

3. Herpes Zoster

4. Kelitis angularis

Stadium klinis III sakit sedang 1. Penurunan berat badan >10 %

2. Kandidiasis oral

3. TB paru

4. Limfadenopati generalisata

Stadium klinis IV sakit berat 1. HIV wasting syndrome

(AIDS) total CD4 : <200/ml 2. Pneumonia pneumosistis

3. Herpes simpleks >1 bln

4. Kandidiasis esophagus

5. TB ekstra paru

6. Sarkoma Kaposi

7. Retinitis CMV

8. Toksoplasmosis

9. Ensefalopati HIV

10.Meningitis kriptokus

11.Infeksi mykobakterium

non TB iseminata

Sumber : WHO 2006 Klasifikasi HIV / AIDS

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

12

Berdasarkan klasifikasi data diatas, makin kronis suatu penyakit terutama

pada pasien HIV / AIDS dapat mengganggu kemampuan untuk terlibat

dalam aktivitas yang menunjang perasaan berharga atau berhasil, makin

besar pengaruhnya pada peningkatan Harga diri. Penyakit HIV/AIDS

yang mengubah pola hidup dapat juga menurunkan perasaan nilai

diri.Sedangkan harga diri pada pasien HIV/AIDS adalah rasa ingin di

hormati, diterima, kompoten, dan bernilai.Orang dengan harga diri

rendah, sering merasa tidak dicintai dan sering mengalami depresi dan

ansietas.Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan orang tua, harga diri

pada orang dewasa mencakup ketidak berhasilan dalam pekerjaan, dan

kegagalan dalam hubungan.

6. Pemeriksaan Laboratorium HIV / AIDS

Human Immunodefeciency Virus dapat di isolasi dari cairan-cairan yang

berperan dalam penularan AIDS seperti darah, semen dan cairan serviks

atau vagina.Diagnosa adanya infeksi dengan HIV ditegakkan di

laboratoruim dengan ditemukannya antibodi yang khusus terhadap virus

tersebut.

a. Untuk pemeriksaan pertama biasanya digunakan Rapid Tes untuk

melakukan uji tapis. Saat ini tes yang cukup sensitif dan juga

memiliki spesifitas yang tinggi. Hasil yang positif akan diperiksa

ulang dengan menggunakan tes yang memiliki prinsip dasar tes yang

berbeda untuk meminimalkan adanya hasil positif palsu yaitu

ELISA. Rapid Tes hasilnya bisa dilihat dalam waktu kurang lebih 20

menit.

b. Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA), bereaksi terhadap

adanya antibodi dalam serum dengan memperlihatkan warna yang

lebih jelas apabila terdeteksi jumlah virus yang lebih besar. Biasanya

hasil uji ELISA mungkin masih akan negatif 6 sampai 12 minggu

setela pasien terinfeksi. Karena hasil positif palsu dapatmenimbulkan

dampak psikologis yang besar, maka hasil uji ELISA yang positif

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

13

diulang dan apabila keduanya positif maka dilakukan uji yang lebih

spesifik yaitu Western Blot.

c. Western Blot merupakan elektroporesis gel poliakrilamid yang

digunakan untuk mendeteksi rantai protein yang spesifik terhadap

DNA. Jika tidak ada rantai protein yang ditemukan berarti tes

negatif. Sedangkan bila hampir atau semua rantai protein ditemukan

berarti western blot positif. Tes ini harus diulangi lagi setelah 2

minggu dengan sampel yang sama. Jika western blot tetap tidak bisa

disimpulkan maka tes western blot harus diulangi lagi setelah 6

bulan. Jika tes tetap negatif maka pasien dianggap HIV negatif.

d. Polymerase Chain Reaction (PCR) Untuk DNA dan RNA virus HIV

sangat sensitif dan spesifik untuk infeksi HIV. Tes ini sering

digunakan bila tes yang lain tidak jelas. (Nursalam, 2007).

7. Kebijakan dan Upaya Penanggulangan HIV / AIDS

Infeksi HIV/AIDS merupakan suatu penyakit dengan perjalanan yang

panjang.Sistem imunitas menurun secara progresif sehingga muncul

infeksi – infeksi opportunistik yang dapat muncul secara bersamaan pula

dan berakhir pada kematian.Sementara itu hingga saat ini belum

ditemukan obat maupun vaksin yang efektif. Pengobatan HIV/AIDS

dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu :

a. Pengobatan suportif yaitu pengobatan untuk meningkatkan keadaan

umum penderita. Pengobatan ini terdiri dari pemberian gizi yang

baik, obat sintomatik, vitamin dan dukungan psikososial agar

penderita dapat melakukan aktivitas seperti semula/seoptimal

mungkin.

b. Pengobatan infeksi oportunistik Yaitu pengobatan yang ditujukan

untuk infeksi oportunistik dan dilakukan secara empiris.

c. Pengobatan antiretroviral Saat ini telah ditemukan beberapa obat

antiretroviral (ARV) yang dapat menghambat perkembangan HIV.

ARV bekerja langsung menghambat enzim reverse transcriptase atau

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

14

penghambat kerja enzim protease. Pengobatan ARV terbukti

bermanfaat memperbaiki kualitas hidup, menjadikan infeksi

oportinistik menjadi lebih jarang ditemukan dan lebih mudah diatasi

sehingga menekan morbiditas dan mortalitas dini, tetapi ARV belum

dapat menyembuhkan atau membunuh virus. Kendala dalam

pemberian ARV antara lain kesukaran Odha untuk minum obat

secara teratur, adanya efek samping obat, harga yang relative mahal

dan timbulnya resistensi HIV terhadap obat ARV.Karena belum

ditemukan obat yang efektif maka pencegahan penularan menjadi

sangat penting. Dalam hal ini pendidikan kesehatan dan peningkatan

pengetahuan yang benar mengenal patofisiologi HIV dan cara

penularannya menjadi sangat penting untuk diketahui oleh setiap

orang terutama mengenal fakta penyebaran penyakit pada kelompok

risiko rendah (bukan hanya pada kelompok yang berisiko tinggi) dan

prilaku yang dapat membantu mencegah penyebaran HIV.

B. Konsep Diri

1. Definisi Konsep Diri

Konsep diri didefenisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan

kepercayaan merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan

mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart, 2007).

Fitts (1999, dalam Agustiani, 2006) mengemukakan bahwa konsep

dirimerupakan aspek penting dalam diri seseorang, karna konsep diri

seseorangmerupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam

berinteraksi dalamlingkungan. Menjelaskan konsep diri secara

fenomenologis, dan ketikaindividu mempersepsikan dirinya, bereaksi

terhadap dirinya memberiakanarti dan penilaian serta membentuk abstraksi

tentang dirinya, berarti menunjukan kesadaran diri (self awarenees) dan

kemampuan untuk keluardari dirinya sendiri untuk melihat dirinya seperti

yang dilakukan terhadapdunia di luar dirinya.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

15

Konsep diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi sosial, sensasinya

juga didasarkan bagaimana orang lain memandangnya konsep diri sebagai

cara memandang individu terhadap diri secara utuh baik fisik, emosi,

intelektual, sosial dan spiritual. Istilah konsep diri di rancukan dengan

istilah lainnya, ada yang menyebut konsep diri itu diri, ada yang menyebut

nilai diri, da nada pula yang menyebut penerimaan diri.Akan tetapi, ada

pula yang membedakan istilah harga diri dengan konsep diri, dengan

memandang konsep diri merupakan bagian dari harga diri dan harga diri

merupakan konsep diri yang bersifat umum (Muhith, 2014).

2. Rentang Respon Konsep Diri

Respon individu terhadap konsep diri, berfungsi sepanjang rentang respon

dari adaptif sampai maladaptif.

Skema 2.1

Rentang respon konsep diri

Konsep diri positif Respon maladaptif

Aktualisasi diri Harga Diri rendah Depersonalisasi

Sumber : Stuart & Sunden (1995, dalam muhith, 2014)

a. Aktualisasi diri adalah pertanyaan diri tentang konsep diri yang positif

dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat

diterima.

b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang

positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun

yang negatif dari dirinya.

c. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya

negative dan merasa lebih rendah dari orang lain sering ditemukan

pada pasien HIV /AIDS.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

16

d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-

aspek identitas masa kanak-kanak kedalaman kematangan aspek

psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.

e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap

dirinya sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta

tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain terutama pada

pasien HIV/AIDS.

3. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

a. Faktor Prediposisi

Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri

seseorang faktor ini dapat dibagi sebagai berikut :

1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang

tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang

berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,

ketergantungan pada orang lain.

2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah serotip peran

gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.

3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi

ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan

perubahaan struktur sosial.

b. Stresor Pencetus

Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal,

yaitu :

1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau

menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.

2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang

diharapkan dari individu mengalaminya sebagai frustasi.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

17

4. Faktor-faktor Pembentuk Konsep Diri

Argyle (2000, dalam Adi, 2015) berpendapat bahwa terbentuknya konsep

diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Reaksi Dari Orang Lain

Caranya dengan mengamati pencerminan perilaku seseorang terhadap

respon orang lain, dapat dipengaruhi dari diri orang itu sendiri.

b. Perbandingan Dengan Orang Lain

Konsep diri seseorang sangat tergantung pada cara orang tersebut

membandingkan dirinya dengan orang lain.

c. Peranan Seseorang

Setiap orang pasti memiliki citra dirinya masing - masing, sebab dari

situlah orang tersebut memainkan peranannya.

d. Indentifikasi Terhadap Orang Lain

Pada dasarnya seseorang selalu ingin memiliki beberapa sifat dari

orang lain yang dikaguminya.

5. Komponen Konsep Diri

Stuart &Sunden, (1995, dalam Muhith, 2014), Konsep diri Dibagi menjadi

beberapa bagian antara lain :

a. Gambaran Diri

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar

dan tidak sadar.Sikap ini mencakup presepsi dan perasaan tentang

ukuran, bentuk, fungsi penampilan, dan potensi tubuh saat ini dan masa

lalu yang berkesinambungan di modifikasi dengan pengalaman baru

setiap individu.Gambaran diri berhubungan dengan kepribadian.Cara

individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada

aspek psikiloginya. Citra tubuh adalah sikap, presepsi keyakinan, dan

pengetahuan individu secara sadder atau tidak sadar terhadap tubuhnya

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

18

yaitu : ukuran, bentuk, struktur fungsi, keterbatasan, makna objek yang

kontak secara terus-memerus.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang,

seperti, munculnya stresor yang dapat menggangu integrasi gambaran

diri. Stresor-stresor tersebut dapat berupa:

1). Umpan Balik Interpersonal yang Negatif

Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan,

makian sehingga dapat membuat seseorang menarik diri.

2). Standard Sosial Budaya

Hal ini berkaitan dengan kultur social budaya yang berbeda pada

setiap orang dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya

tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu,

seperti adanya perasaan minder

3). Perubahan Tubuh Berkaitan

Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan

merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya

usia. Tidak jarang seseorang menanggapinya dengan respon negatif

dan positif.Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati

perubahan tubuh yang ideal.

Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan

tanda gejala, seperti :

a). Syok Psikologis

Syok psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak

perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan.Syok

psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas.Informasi

yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat

klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti

mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan

keseimbangan diri.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

19

b). Menarik diri

Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan,

tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar

secara emosional klien menjadi pasif, tergantung tidak ada

motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.

b. Ideal Diri

Ideal Diri adalah Presepsi individu tentang bagaimana ia harus

berprilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal

tertentu. Gangguan ideal diri adalah ideal diri terlalu tinggi, sukar

dicapai dan tidak realistis, ideal diri yang samar dan tidak jelas dan

cenderung menuntut. Individu cenderung menetapkan tujuan yang

sesuai dengan kemampuannya, kultur, realita, menghindari kegagalan

dan rasa cemas. Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung

respek terhadap diri, tetapi tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut, samar-

samar atau kabur. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan

membantu individu mempertahankan kemampuannya menghadapi

konflik atau kandisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk

mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.

Keliat, 1998, mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi

ideal diri :

1). Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas

kemampuannya.

2). Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.

3). Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang

realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasaan

cemas dan rendah diri.

4). Kebutuhan yang realistis.

5). Keinginan untuk menghindari kegagalan.

6). Perasaan cemas dan rendah diri.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

20

c. Peran

Peran adalah seperangkat prilaku yang diharapkan secara sosial yang

berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial.

Ada 5 faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan peran :

1) Kejelasan prilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran pada

pasien HIV/AIDS.

2) Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran pasien

HIV/AIDS.

3) Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan oleh

pasien HIV/AIDS.

4) Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran pada pasien

HIV/AIDS.

5) Kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran

terutama pasien HIV/AIDS.

d. Identitas

Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari

observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek

konsep diri sindiri sebagai satu kesatuan yang utuh.

Kepribadian yang sehat pada pasien HIV/AIDS Mempunyai ciri-ciri

konsep diri sebagai berikut :

1) Konsep diri yang positif.

2) Gambaran diri yang tepat dan positif.

3) Ideal diri yang realistis.

4) Harga diri yang tinggi.

5) Penampilan diri yang memuaskan.

6) Identitas yang jelas.

e. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Frekuensi

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

21

pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendahatauharga

diri yang tinggi. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat

remaja dan usia lanjut.

Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami

keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah

bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima

lingkungan

6. Aspek-Aspek Konsep Diri

Berk (1999, dalam dariyo, 2007 ) bahwa konsep diri adalah gambaran diri

yang bersifat menyeluruh terhadap keberadaan diri seseorang. Konsep diri

itu bersifat multi-aspek yaitu meliputi empat aspek antara lain :

a. Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis dalam diri berkaitan dengan unsur-unsur fisik, seperti

warna kulit, bentuk, berat atau tinggi badan, raut muka, memiliki

kondisi badan yang sehat

b. Aspek Psikologis

Aspek-aspek psikologis meliputi tiga hal yaitu :

1) Kognisi (kecerdasan, minat atau bakat, kreativitas, kemamampuan

konsentrasi).

2) Afeksi (ketahanan, ketekunan dan keuletan bekerja, motivasi

berprestasi, toleransi stres).

3) Konasi (kecepatan dan ketelitian bekerja).

c. Aspek Psiko-Sosiologis

Yang dimaksud psikososiologis adalah pemahaman individu yang

masih memiliki hubungan dengan lingkungan sosialnya.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

22

d. Aspek Psikoetika dan Moral

Aspek psikoetika dan moral adalah suatu kemampuan memahami dan

melakukan perbuatan berdasarkan nilai-nilai etika dan moralitas.

C. Hasil Penelitian Terkait

Sinaga (2015), menyatakan “pembentukan konsep diri dengan orang Hiv/Aids

(ODHA) di Kota Pekanbaru dalam perseftik fenomenologi”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembentukan konsep diri

dengan orang HIV/AIDS (ODHA) di Kota Pekanbaru p. Pendekatan kualitatif

dengan desain fenomenologi dengan teknik pengumpulan data observasi,

wawancara dan dokumentasi. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 6

Partisipan terdiri dari satu pendiri yayasan, dua dengan ODHA, satu orang lain

yang bekerja dibidang kesehatan, dan dua orang terdekat dengan ODHA. Data

di transkip dan di analisis menggunakan metode miles dan huberman yang

menghasilkan wawancara bahwa ODHA mengalami perubahan yang terjadi

dalam konsep diri mereka, mereka cenderung menunjukan bentuk-bentuk

reaksi sikap dan tingkah laku yang salah. Hal ini disebabkan ketidakmampuan

ODHA menerima kenyataan dengan kondisi yang dialami.

Menurut Wahyu, dkk (2012) dalam penelitian “konsep diri dan masalah yang

dialami orang terinfeksi HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui gambaran tentang konsep diri yang mengalami HIV/AIDS.

Metode penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif.Data penelitian didapat

langsung dari responden dengan jumlah sampel sebanyak 39 orang. Hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah yang dialami ODHA

bervariasi yaitu: mudah lupa, badan terlalu kurus, warna kulit yang tidak

memuaskan, sukar mengendalikan dorongan seksual, mengalami cemas atau

khawatir menghadapi sesuatu yang baru, dan belum mampu merencanakan

masa depan.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep HIV / AIDS sistem ...repository.sari-mutiara.ac.id/423/4/CHAPTER II.pdf · Pneumonia pneumosistis 3. Herpes simpleks >1 bln 4. Kandidiasis esophagus

23

D. Kerangka Teori

Gambaran penilaian tentang konsep diri dapat diketahui melalui tentang

respon diri dapat diketahui melalui tentang respon dari adaptif sampai dengan

maladaptive. Konsep diri itu sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu : citra

diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas.

Skema 2.2Kerangka Teori

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Sumber : Stuart stress adaptation model as related to self-consept respon

Konsep Diri :1. Gambaran Diri2. Harga Diri3. Peran Diri4. Ideal Diri5. Identitas Diri

Orang denganHIV/AIDS

(ODHA

Masyarakat

dan

keluarga

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA