BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan...

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Tidur a. Definisi Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun bahkan hilang, dan dapat dibangunkan dengan rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan kesehatan (Asmadi, 2008). Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar (Hidayat, 2006). Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar setiap organisme untuk menjaga kondisi tubuh, tidur juga merupakan suatu proses dimana tubuh yang semula bekerja penuh akan turun saat tidur dan di saat tidur tersebut tubuh akan merilekskan organ tubuh dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak secara maksimal, dan juga membantu merileksasi kerja otak.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tidur

a. Definisi

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana

persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun bahkan

hilang, dan dapat dibangunkan dengan rangsangan yang cukup.

Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur

diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional,

fisiologis, dan kesehatan (Asmadi, 2008).

Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat

dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton,

1986), atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan

diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa

kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang,

dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang

bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi

penurunan respons terhadap rangsangan dari luar (Hidayat, 2006).

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa tidur

merupakan salah satu kebutuhan dasar setiap organisme untuk

menjaga kondisi tubuh, tidur juga merupakan suatu proses dimana

tubuh yang semula bekerja penuh akan turun saat tidur dan di saat

tidur tersebut tubuh akan merilekskan organ tubuh dan

memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak secara maksimal, dan juga

membantu merileksasi kerja otak.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

b. Fisiologi tidur

Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang

bergantian dengan priode yang lama dari keterjagaan. Siklus tidur

terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respon

prilaku. Dua sistem didalam batang otak, sistem pengaktifasi

retikulum dan daerah sinkronisasi bulbar diyakini bekerja bersama

mengontrol sifat siklus pada tidur formasi retikulum ditemukan

dibatang otak, ini membentang keatas sampai ke medula, pons, otot

tengah dan kemudian ke hipotalamus, ini bisa terjadi banyak sel

saraf dan serabut saraf mempunyai hubungan yang melalui impul

kedalam korteks serebral dan kedalam medula spinalis. Formasi

retikulum membantu reflek dan gerakan voliunter maupun aktifitas

kortek yang berkaitan dengan keadaan sadar penuh selama tidur,

sistem reticulum mengalami beberapa setimulasi dari korteks

serebral dan dari sel dan organ sensori tepi. Sebagai contoh : ketika

alam membangunkan kita dari tidur keadaan sadar apabila

menyadari bahwa harus mempersiapkan diri kita untuk hari ini.

Sensasi nyeri, tekanan dan suara menimbulkan keadaan terbangun

melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi oleh

korteks serebral dan sensasi tubuh selama tidur stimulasi dari

korteks adalah minimal (Potter & Perry, 2006).

c. Tahapan Siklus Tidur

Menurut (Asmadi, 2008), tahapan tidur dapat diklasifikasikan

dalam dua kategori yaitu tidur dengan gerakan bola mata yang

lambat Non-Rapid Eye Movement (NREM), dan tidur dengan

gerakan bola mata yang cepat Rapid Eye Movement (REM).

1) Tidur Non-REM

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan

dalam. Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat

dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang,

tekanan darah turun, frekuensi pernafasan menurun, proses

metabolisme menurun, dan gerakan bola mata melambat.

Tidur NREM memiliki empat tahap diantaranya:

a) Tahap I

Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang

beralih dari sadar menjadi tidur. Pada tahap I ini

ditandai dengan sesorang merasa rileks, seluruh otot

menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola

mata bergerak ke kiri ke kanan, kecepatan jantung dan

pernapasan menurun secara jelas. Seseorang yang tidur

pada tahap I ini dapat dibangunkan dengan mudah.

b) Tahap II

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh

terus menurun. Tahap II ini ditandai dengan kedua bola

mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot

perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan

pernapasan turun dengan jelas. Tahap II ini berlangsung

sekitar 10-15 menit.

c) Tahap III

Pada tahap ini, keadaan fisik lemah karena kekuatan

tonus otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan

jantung, pernapasan, dan proses tubuh pun ikut

mengalami penurunan akibat dominasi sistim saraf

parasimpatis. Sesorang yang tidur pada tahap III ini

sulit untuk dibangunkan.

d) Tahap IV

Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang

berada dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena

keadaan fisik yang sudah lemah lunglai, dan sulit

dibangunkan. Denyut jantung dan pernapasan menurun

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

sekitar 20-30%, pada tahap ini dapat terjadi mimpi,

selain itu tahap IV ini juga dapat memulihkan keadaan

tubuh.

Selama tidur malam sekitar 7-8 jam, seseorang

mengalami REM dan NREM bergantian sekitar 4-6

kali. Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur

NREM, maka akan menunjukan gejala-gejala sebai

berikut:

(a) Menarik diri, apatis, dan respon menurun.

(b) Merasa tidak enak badan.

(c) Ekpresi wajah kuyu.

(d) Malas bicara.

(e) Kantuk yang berlebihan.

2) Tidur REM

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif

atau tidur paradoksal. Hal tersebut berarti tidur REM ini

sifatnya nyenyak sekali, tidur REM ditandai dengan mimpi,

otot-otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata

cepat (mata cenderung bergerak bolak-balik), sekresi

lambung meningkat, gerakan otot tidak teratur, kecepatan

jantung dan pernafasan teratur sering lebih cepat, serta suhu

dan metabolisme meningkat.

Apabila seorang mengalami kehilangan tidur REM,

maka akan menunjukan gejala-gejala sebagai berikut:

a) Cenderung hiperaktif.

b) Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya

labil).

c) Nafsu makan bertambah.

d) Bingung dan curiga.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

Sedangkan apabila seseorang kehilangan tidur

keduanya, maka akan menunjukan manifestasi sebagai

berikut:

a) Kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan

menurun.

b) Tidak mampu untuk konsentrasi (kurang perhatian).

c) Terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan

kabur, mual, dan pusing.

d) Sulit melakukan aktifitas sehari-hari.

e) Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan

ilusi penglihatan atau pendengaran.

Perubahan tahap ke tahap cenderung beriringan

dengan pergerakan tubuh dan pergerakan untuk tidur yang

dangkal cenderung terjadi tiba-tiba, dengan perpindahan

untuk tidur yang nyenyak cenderung bertahap.

d. Fungsi Tidur

Kegunaan tidur masih belum jelas diketahui (Hodgson,

1991), tidur juga dipercaya dapat mengkontribusi pemulihan

fisiologis dan psikologis manusia (Oswald, 1984). Menurut teori,

tidur adalah waktu perbaikan dan persiapan untuk priode terjaga

berikutnya. Selama tidur NREM, fungsi biologis menurun (Potter

& Perry, 2006).

Tidur merupakan salah satu kebutuhan untuk memperbaiki

proses biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang

dalam (NREM tahap IV), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan

manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan

khusus seperti sel otak (Horne, 1983; mandleson, 1987; Born,

Muth & Fehm, 1988; dalam Potter & Perry, 2006).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

Menurut Kelly (2005) mengatakan bahwa manfaat tidur

sering diremehkan. Tidur nyenyak sangat penting dalam hal

menjaga tingkat energi untuk lingkaran kesibukan di kantor, di

rumah, bahkan aktifitas di waktu luang. Dengan tidur juga dapat

memacu pertumbuhan badan, merangsang pembentukan jaringan,

mempercepat penyembuhan dan dapat menurunkan jumlah

kolesterol di dalam darah sebab selama tidur REM berlangsung

banyak hormon adrenalin yang dilepas secara bergelombang atau

gelombang demi gelombang di dalam aliran darah yang akan

memberikan efek menyegarkan (Diahwati, 2001).

e. Pola tidur normal

Menurut Hidayat (2008), kebutuhan tidur pada manusia

bergantung pada tingkat perkembangan individu itu sendiri.

Tabel 2.1 kebutuhan tidur manusia berdasarkan usia dan tingkat

perkembangan.

Umur Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan

tidur

0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari

1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari

18 bulan – 3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari

3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari

6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari

12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari

18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari

40-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari

60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari

Menurut Lanywati (2001), secara umum pola tidur normal

diawali dengan tahap mengantuk, yaitu suatu keadaan saat

hubungan antara kesadaran dengan lingkungan berkurang. Jika

proses tidur berlanjut, maka kesadaran semakin berkurang dan

timbulah suatu tahap yang sering disebut sebagai tahap tidur ayam.

Tahap berikutnya merupakan tahap yang terakhir, yaitu tahap tidur

nyenyak.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

1) Pola tidur biasa

Pola tidur biasa juga sering disebut sebagai tidur Non-REM

(Non-Rapid Eye Morement). Pada keadaan ini, sebagian besar

organ tubuh secara berangsur-angsur menjadi kurang aktif,

pernafasan teratur, kecepatan denyut jantung berkurang, tonus

otot mulai berelaksasi, mata dan muka diam tanpa gerak. Fase

Non-REM berlangsing kurang lebih 1 jam, pada fase ini

biasanya orang masih dapat mendengar suara di sekitarnya.

2) Pola tidur paradoksal

Pola tidur paradoksal disebut juga sebagai tidur REM

(Rapid Eye Morement). Pada fase ini, akan terjadi gerakan-

gerakan mata secara cepat, denyut jantung dan pernafasan

yang naik turun, sedangkan otot-otot mengalami pengendoran

(relaksasi total). Fase tidur REM (fase tidur nyenyak)

berlangsung selama kurang lebih 20 menit. Pada fase ini,

sering timbul mimpi-mimpi, mengigau, atau bahkan

mendengkur. Dalam tidur malam yang berlangsung selama 6-8

jam, kedua pola tidur tersebut (REM dan Non-REM) terjadi

secara bergantian sebanyak 4-6 siklus.

f. Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur,

sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah,

mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar

mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih,

perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau

mengantuk (Hidayat, 2006).

Kualitas tidur adalah pengalaman subyektif. Hanya klien

yang dapat melaporkan apakah tidurnya cukup dan nyenyak atau

tidak. Apabila klien merasa puas dengan kuantitas dan kualitas

tidur yang dialaminya, hal tersebut dapat dianggap normal (Closs,

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

1988). Apabila klien mengaku, atau perawat mencurigai adanya

masalah tidur, diperlukan riwayat yang lebih rinci (Potter & Perry,

2006). Kualitas tidur menunjukan adanya kemampuan individu

untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat yang sesuai

kebutuhanya (Hidayat, 2008).

Selain itu, menurut Hidayat (2006), kualitas tidur seseorang

dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan

tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Tanda-tanda

kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda

psikologis.

1) Tanda fisik

Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di

kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat

cekung), kantuk yang berlebihan (sering menguap), tidak

mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat tanda-

tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing.

2) Tanda psikologis

Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak

enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung,

timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran,

kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan

menurun.

g. Gangguan tidur

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak di obati,

secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang

mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut:

insomnia; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketidak

terjagaan ditengah malam; atau rasa mengantuk yang berlebihan di

siang hari (Naylor & Aldrich, 1994; Potter & Perry, 2006).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

Menurut Tarwoto & Wartonah (2010) Gangguan pada tidur

seseorang diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Insomnia

Insomnia adalah ketidak mampuan memperoleh secara

cukup kualitas dan kuantitas tidur. Ada 3 macam insomnia

yaitu Initial Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur

tidak ada, Intermiten Insomnia merupakan ketidakmampuan

untuk tetap mempertahankan tidur sebab terbangun, dan

Terminal Insomnia adalah bangun lebih awal tapi tidak pernah

tertidur kembali. Penyebab insomnia adalah ketidakmampuan

fisik, kecemasan, dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah

banyak.

2) Hipersomnia

Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam,

biasanya disebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi,

beberapa penyakit ginjal, liver, dan metabolisme.

3) Parasomnia

Merupakan sekumpulan penyakit yang menggangu tidur

anak seperti samnabolisme (tidur sambil berjalan).

4) Narcolepsy

Suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh keinginan

yang tidak terkendali untuk tidur. Gelombang otak penderita

pada saat tidur sama dengan orang yang sedang tidur normal,

juga tidak terdapat gas darah atau endokrtin.

5) Apnoe tidur dan mendengkur

Mendengkur bukan dianggap sebagai ganguan tidur, namun

bila disertai apnoe maka bisa menjadi masalah. Mendengkur

disebabkan oleh adanya rintangan pengeluaran udara di hidung

dan mulut, misalnya amandel, adenoid, otot-otot di belakang

mulut mengendor dan bergetar. Periode apnoe berlangsung

selama 10 detik sampai 3 menit.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

6) Mengigau

Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi

sebelum tidur REM.

h. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur

Menurut Asmadi (2008), kualitas tidur yang diperoleh

senantiasa dipengaruhi oleh banyak faktor dan kebutuhan tidur

setiap orang berbeda-beda. Berikut faktor-faktor yang bisa

mempengaruhi tidur antaralain:

1) Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia

dapat tidur dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan

rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat

dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan

nyenyak. Misalnya, pada pasien yang menderita gangguan

pada sistim pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak nafas,

maka seseorang tidak mungkin dapat istirahat dan tidur.

2) Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi

seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang

memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak.

Sebaliknya lingkungan yang bising dan gaduh akan

menyebabkan seseorang sulit untuk tidur.

3) Stres psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada

frekwensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas

akan meningkatkan norepinefrin darah melalui sistim saraf

simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.

4) Diet

Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti

keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

seseorang mudah tidur. Sebaliknya, minuman yang

mengandung kafein maupun alkohol akan mengganggu tidur.

5) Gaya hidup

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.

Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan

nyenyak, sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan

menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.

6) Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek

menyebabkan tidur, ada pula yang sebaliknya menggangu

tidur. Misalnya, obat golongan amfetamin akan menurunkan

kualitas tidur REM.

2. Stres Psikologi

a. Definisi

Stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stresor

psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan)’’ (Hawari,

2001). Secara umum stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi

yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi.

Menurut vincent cornelli, sebagaimana dikutip oleh (grant brecht,

2000) bahwa yang dimaksut stres adalah gangguan pada tubuh dan

pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan,

yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan

individu di dalam lingkungan tersebut (Sunaryo, 2004).

Secara harfiah psikologi umumnya dimengerti sebagai

“ilmu jiwa”. Pengertian ini didasarkan pada terjemahan kata

Yunani: psyche dan logos. Psyhe nerarti “jiwa” atau “nyawa” atau

“alat untuk berfikir”. Logos berarti “ilmu” atau “yang mempelajari

tentang”. Dengan demikian, psikologi diterjemahkan ilmu yang

mempelajari jiwa (Irwanto, 2002).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

Kecemasan tentang masalah pribadi atau stuasi dapat

mengganggu tidur. Stres emosional menyebabkan seseorang

menjadi tenang dan seringkali mengarah frustasi apabila tidak

tidur. Sters juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras

untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau terlalu

banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan

tidur yang buruk (Potter & Perry, 2006).

b. Penyebab stres

Apabila ditinjau dari penyebab stres, menurut Kusmiati dan

Desminiarti (1990 dalam Sunaryo, 2004) dapat digolongkan

sebagai berikut:

1) Stres fisik

Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena

temperatur yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang

bising, sinar matahari, atau tersengat arus listrik.

2) Stres kimiawi

Stress ini disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat

beracun, gas, prinsipnya karena senyawa kimia.

3) Stres mikrobiologik

Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri

atau parasite.

4) Stres fisiologik

Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh,

diantaranya gangguan struktur tubuh, fungsi organ, jaringan

dan lain-lain.

5) Stres proses pertumbuhan dan perkembangan

Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan

perkembangan seperti pada masa bayi hingga tua.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

6) Stres psikis atau emosional

Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau

ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri

seperti hubungan interpersonal, social budaya, atau factor

keagamaan.

c. Tanda gejala stres

Kemampuan seseorang berbeda-beda dalam menghadapi

stres. Dari sisi jenis kelamin misalnya, wanita cenderung memiliki

level kortisol yang tinggi dalam aliran darahnya ketimbang pria.

Seseorang yang bersifat sensitif dan cenderung sering mengalami

stres sejak usia dini juga mudah sekali bereaksi menurunkan fungsi

tubuhnya terhadap hal-hal sepele sekalipun. Itu sebabnya kita perlu

mengetahui tanda-tanda dan gejala stres yang harus di kenali

sebagai berikut (Pangkalan Ide, 2008).

Tabel 2.2 : tanda dan gejala stres.

Fisik Psikologis Sikap

Sakit kepala

Gigi gemeretak

Tenggorokan tegang

dan kering

Rahang mengejang

Nyeri dada

Sesak napas

Jantung berdebar-

debar

Tekanan darah tinggi

Nyeri otot

Gangguan

pencernaan

Sembelit/diare

Keringatan

Tangan dingin,

berkeringat

Cepat lelah

Insomnia

Sering sakit

Cemas

Mudah jengkel

Merasa terancam

bahaya atau akan

mati

Banyak yang

dipikirkan

Merasa tak berdaya

Merasa apatis

Merasa tidak

berguna

Merasa buta

orientasi

Merasa tidak aman

Sedih

Defensif

Pemarah

Hipersensitif

Apatis

makan terus/tidak nafsu

makan

tidak sabar

suka berdebat

suka menunda-nunda

konsumsi alkohol atau

obat terlarang meningkat

merokok secara

berlebihan

menarik diri dan

mengurung diri

menghindari atau

mengabaikan tanggung

jawab

hasil kerjanya buruk

tidak bersemangat

mengabaikan kebersihan

diri

berubah dalam kegiatan

agama

hubungan dengan

keluarga dan teman

berubah

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

d. Tingkat stres

Menurut Rasmun (2004), stres dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu

stres ringan, sedang dan berat.

1) Stres ringan

Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek

fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh

setiap orang misalnya lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan.

Stres ringan biasanya hanya terjadi dalam beberapa menit atau

beberapa jam.

Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika

dihadapi terus menerus.

2) Stres sedang

Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga

beberapa hari. Contoh dari stresor yang menimbulkan stres

sedang adalah kesepakatan yang belum selesai, beban kerja

yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota

keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.

3) Stres berat

Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa

minggu sampai beberapa tahun. Contoh dari stresor yang dapat

menimbulkan stres berat adalah hubungan suami istri yang

tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang

lama.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres

Menurut Sunaryo (2004), setiap individu akan mendapat efek

stres yang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada beberapa faktor,

yaitu faktor biologis dan faktor psikoedukatif:

1) Faktor biologis: herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik,

neurofsiologik, dan neurohormonal.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

2) Faktor psikoedukatif/sosiokultural: perkembangan kepribadian,

pengalaman dan kondisi lain yang mempengaruhi.

f. Tahapan stres

Menurut Amberg (1979), sebagaimana dikemukakan oleh

Hawari (2001, dalam Sunaryo, 2004) bahwa tahapan stress sebagai

berikut:

1) Stres tahap pertama

Merupakan tahap yang paling ringan, yang disertai

perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu

menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang

dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam.

2) Stres tahap kedua

Pada tahap ini seseorang merasa letih sewaktu bangun pagi,

terasa lelah setelah makan siang, cepat lelh menjelang sore,

sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, denyut

jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot punggung

dan tengkuk semakin tegang dan tidak bias santai.

3) Stres tahap ketiga

Seseorang mengalami gangguan lambung dan usus seperti

keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur, gangguan pola

tidur seperti sulit untuk tidur kembali, tenaga seperti tidak ada,

perasaan tidak tenang, ketegangan otot semakin terasa.

4) Stres tahap keempat

Pada tahap ini seseorang akan merasa pekerjaan yang

menyenagkan menjadi membosankan, tidak mampu

melaksanakan tugas sehari-hari, kemampuan mengingat dan

konsentrasi menurun karena adanya perasaan ketakutan dan

kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya, gangguan pola

tidur.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

5) Stres tahap kelima

Ditandai adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak

mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana,

gangguan pada system pencernaan semakin berat dan perasaan

ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.

6) Stres tahap keenam

Tahap ini merupakan puncak dan seseorang mengalami

panik dan perasaan takut mati dengan ditemukan gejala seperti

detak jantung semakin keras, susah bernafas, terasa gemetar

seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau

pingsan.

g. Pengukuran tingkat stres

Tingkat stres adalah hasil penelitian terhadap berat

ringannya stress yang dialami seseorang. Tingkatan stres ini diukur

dengan menggunakan Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS

42) oleh Lovilbond & Lovilbond (1995). Psychometric Properties

of The Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) terdiri dari 42

item. DASS adalah seperangkat skala subyektif yang dibentuk

untuk mengukur status emosional negatif dari depresi, kecemasan

dan stres. DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara

konvensional mengenai status emosional, tetapi untuk proses yang

lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian dan pengukuran yang

berlaku di manapun dari status emosional, secara signifikan

biasanya digambarkan sebagai stres.

Kategori tingkatan stres menggunakan instrumen DASS 42

yang terdiri dari normal, ringan, sedang, berat dan sangat berat.

Jumlah skor dari pernyataan item tersebut, memiliki makna 0-14

(normal), 15-18 (ringan), 19-25 (sedang), 25-33 (berat), dan > 34

(sangat berat).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

3. Obat-obatan

a. Definisi

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang

dipergunakan oleh semua mahluk untuk bagian dalam dan luar

tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit

(Syamsuni, 2005).

b. Pengolongan obat

Obat dapat digolongkan berdasarkan kriteria, yaitu kegunaan

obat, cara penggunaan obat, cara kerja obat, undang-undang,

sumber obat, bentuk sediaan obat, serta proses fisiologis dan

biokimia dalam tubuh (Syamsuni, 2005).

c. Menurut kegunaan obat

Menurut Syamsuni (2005), penggolongan obat berdasarkan

kegunanya dalam tubuh, yaitu:

1) Untuk menyembuhkan (terapeutic);

2) Untuk mencegah (prophylaclic);

3) Untuk diagnosis (diagnostik).

d. Cara pembarian obat

Menurut Syamsuni (2005) berdasarkan cara penggunaanya,

obat digolongkan atas

1) Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam) melalui

oral-diberi etiket putih.

2) Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar) melalui

inplantasi, injeksi, membran muskosa, rektal, vagina, nasal,

opthalmic,aurical, collutio/gargarisma/gargle- diberi etiket biru.

e. Menurut cara kerja obat

Menurut Syamsuni (2005), penggolongan obat berdasarkan

cara kerjanya dalam tubuh, yaitu:

1) Lokal : obat yang berkerja pada jaringan setempat, seperti

pemakaian topikal

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

2) Sistemik : obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh, seperti

tablet analgetik.

f. Jenis obat yang mempengaruhi tidur

Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat

bebas menuliskan mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486

menulis insomnia, dan 281 menyebabkan kelelahan Buysse (1991,

dalam Poter & Perry 2006). Mengantuk dan deprivasi tidur adalah

efek samping mediksi yang umum. Mediksi yang diresepkan untuk

tidur seringkali memberi banyak masalah daripada keuntungan.

Orang dewasa muda dan deawasa tengah dapat terganggu pada

obat tidur untuk mengatasi stresor gaya hidupnya. Lansia

seringkali menggunakan variasi obat untuk mengontrol atau

mengatasi penyakit kroniknya, dan efek kombinasi dari beberapa

obat dapat mengganggu tidur secara serius, diantaranya yaitu

hipnotik, diuretik, antidepresan dan anti stimulan, alkohol, kafein,

penyekat beta, benzodiazepin, narkotik.

1) Obat yanag mengganggu tidur

a) Hipnotik

Menurut Syamsuni (2005), hipnotik adalah obat

yang bekerja sebagai depresan terhadap sistim saraf

pusat sehingga menyebabkan tidur, menambah

keinginan tidur, atau mempermudah tidur. Golongan

obat ini digunakan untuk mengatasi ansietas dan

insomnia, yaitu gannguan tidur.

Menurut Gery sehmitz, hans Lapper, & Michael

Heidrich (2003), salah satu jenis obat Hipnotik ialah

Zolpidem lama jam ± 6 jam, dan Zopiklon lama jam ±

7 jam.

Efek samping

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

(1) Vertigo dan linglung; nyeri kepala; kantuk

sepanjang hari dan hang over, lelah; gejala

psikotik dan amnesia anterograd (jarang).

(2) Otot lemah dan keragu-raguan berjalan (bahaya

jatuh).

(3) Setelah penggunaan zopiklon, relatif sering

(sampai 10% kasus) timbul pengecapan rasa

logam (disebabkan oleh ekskresi zat melalui

saliva di mulut).

b) Diuretik

Menurut Permadi (2006), obat diuretik adalah obat

yang berfungsi untuk meluruhkan air seni atau obat

yang berfungsi meningkatkan pembuangan air seni oleh

ginjal. (Gery sehmitz, 2003) juga berpendapat diuretik

adalah zat-zat yang mengakibatkan ekskresi urine.

Klasifikasi diuretik

(1) Diuretik osmotik : manitol, sorbitol

(2) Penghambat karboanhidrase : asetazolamid

(3) Diuretik jerat henle tipe furosemid : furosemid,

bumetamid, azosemid, torasemid.

(4) Diuretik jerat henie yang lain : asam etakrinat

(5) Diuretik tiazid : benzotiadiazin sebagai

hidroklorotiazid, mefrusid, xipamid, klortalidon.

(6) Diuretik penghambat kalium, antagonis

aldosteron : spironolakton, kaliumkanrenoat.

(7) Diuretik hemat kalium, tidak tergantung pada

aldosteron, tipe sikloamidin : amilorid,

triamteren.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

c) Antidepresan dan stimulan

Antidepresan merupakan obat yang digunakan

untuk menangani depresi. Tiga kelompok utama

antidepresan adalah inhibitor monoamin oksidase

(MAOI), selective serotonin re-uptake inhibitor (SSRI),

dan antidepresan trisiklik (TCA). => gangguan alam

perasaan (depresi psikosisi) (Brooker, 2005).

Stimulan adalah golongan obat yang dapat membuat

orang lebih aktif, lebih kuat bekerja, menghilangkan

kantuk, menggugah semangat, dan memberikan

perasaan tersedianya tenaga tanpa batas. Contoh

stimulan, yaitu amfetamin sejenis kokain (Budi

suryatin, 2004).

d) Alkohol

Alkohol adalah sekelompok senyawa organik.

Alkohol absolut (etanol yang mengandung kerang dari

1% air) kadang digunakan melalui injeksi untuk

meredakan neuralgia trigeminal dan nyeri lain yang

sulit ditangani. Etil alkohol (etanol) adalah minuman

alkohol yang mengandung bahan memabukkan. Etanol

menguatkan efek hipnotik dan penenang (Brooker,

2008).

e) Kafein

Kafein adalah zat stimulan yang terkemuka dan

paling kuat dalam kelompok obat-obatan yang disebut

methylxanthines. Kafein terjadi secara alami dalam

kopi, teh, dan coklat, serta kafein juga ditambahkan

pada berbagai minuman dan pada obat-obat penawar

(Semiun, 2006).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

f) Penyekat beta

Menurut Marliani dan Tantan (2007), obat-obat

golongan penyekat beta (beta blocker) ini dapat

menurunkan tekanan darah dengan menghambat kerja

hormon epinefrin (adrenalin) dan memperlambat

pengeluaran enzim renin yang dapat memproduksi

angiotensin II yang dapat menyebabkan pembuluh

darah menyempit. Kerja obat dari golongan ini terbagi

dua:

(1) Menghambat respon beta 1 yang dapat ditemukan

terutama pada jantung, disebut dengan beta bloker

kardioselektif yang mempunyai efek samping yang

minimal.

(2) Menhambat respon beta 1 dan beta 2 yang ditemukan

pada otot polos pembuluh darah dan otot bronkus.

Efeksamping yang paling sering adalah

menurunnya kemampuan untuk melakukan aktivitas

fisik berat, mudah lelah, keringat dingin pada telapak

tangan, sulit tidur, impotensi, hipoglikemi atau

menurunya kadar gula dalam darah yang cepat.

Contohnya propanolol, timolol, pindolol, penbutolol,

nadolol, atenolol, metoprolol, labetalol, carvedilol,

cartelol, bisoprolol, betaxolol, acebutolol.

g) Benzodiazepin

Menurut Kee dan Hayes (1996), benzodiazepin

mempunyai banyak kegunaan, seperti antikonvulsi,

antihipertensi, sedatif hipnotik, obat-obat preoperasi,

dan antiansietas. Kebanyakan dari benzodiazepin

dipakai terutama untuk ansietas yang berat atau yang

berkepanjangan; contohnya adalah klordiazepoksid

(Librium), diazepam (Valium), klorazepat dipotassium

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

(tranxene), oksazepam (serax), lorazepam (ativan),

alprazolam (xanax), prazepam (centrax), dan

halazepam (paxipam). Benzodiazepin bersifat larut

dalam lemak dan cepat diabsorsi dari saluran

gastrointestinal.

Efek samping:

Efek samping dari benzodiazepin adalah efek

sedasi, pusing, sakit kepala, mulut kering, penglihatan

kabur, kadang-kadang inkotinensia urin, dan konstipasi.

Reaksi yang merugikan adalah lekopenia (menurunya

jumlah sel darah putih) dengan gejala-gejala demam,

malaise, dan nyeri tenggorokan; toleransi terhadap

dosis obat pada pemakaian yang terusmenerus; dan

ketergantungan fisik.

2) Obat yang membantu tidur

a) Narkotika ( morfin/demerol)

Menurut Syamsuni (2005), narkotik (obat bius atau

daftar O = opium) merupakan obat yang diperlukan

dalam bidang pengobatan dan IPTEK serta dapat

menimbulkan ketergantungan dan ketagihan (adiksi)

yang sangat merugikan masyarakat dan individu apabila

digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter;

misalnya candu/ opium, morfin, petidin, metadon, dan

kodein.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

B. Kerangka Teori

Skema 2.1. Kerangka Teori : Faktor yang mempengaruhi pola tidur

pasien yang dirawat : (Asmadi, 2008; Potter & Perry, 2006).

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian pada tujuan teori maka dapat disusun kerangka

konsep sebagai berikut.

Variabel bebas Variabel terikat

Skema 2.2. Kerangka konsep penelitian

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (indenpendent variable) : Stres psikologi, obat-

obatan.

2. Variabel Terikat(dependent variable): Kualitas tidur.

Kondisi pasien kritis di ruang

intensif memiliki berbagai faktor

yang dapat mempengaruhi tidur

1. Stres psikologi

2. Obat-obatan Kualitas tidur

Kualitas tidur

Faktor-faktor yang mempengaruhi

tidur

a. Status kesehatan

b. Lingkungan

c. Stres Psikologi

d. Diet

e. Obat-obatan

f. Gaya hidup

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tidur merupakan suatu keadaan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ekarahmawa... · melalui sel dan organ tepi, keadaan terbangun di aktifasi

E. Hipotesis

1. Ada hubungan antara stres psikologis dengan kualitas tidur pasien

yang dirawat di ruang perawatan kritis di RSUD Tugurejo

Semarang.

2. Ada hubungan antara obat-obatan dengan kualitas tidur pasien

yang dirawat di ruang perawatan kritis di RSUD Tugurejo

Semarang.