BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan...

21
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan Penelitian Terdahulu Landasan penelitian terdahulu merupakan landasan yang digunakan untuk menguatkan hipotesis yang dibuat oleh peneliti saat ini. Selain itu juga digunakan peneliti sekarang sebagai bahan referensi, karena ada sebagian isinya memiliki keterkaitan dengan penelitian saat ini. Landasan penelitian terdahulu pada penelitian saat ini diambil dari jurnal Tsiotsou (2005), Budiman (2012), Nurtjahjanti (2012) dan skripsi Purba (2012). Adapun persamaan penelitian terdahulu dan sekarang yaitu sama- sama meneliti tentang produk berupa barang, utamanya berkaitan dengan produk fashion; sama-sama meneliti tentang hal yang berhubungan dengan persepsi, kualitas dan minat beli; variabel terikatnya sama-sama berupa minat beli (ada tambahan variabel terikat selain minat beli pada sebagian penelitian terdahulu); serta variabel bebasnya sama-sama persepsi kualitas (ada sebagian penelitian terdahulu yang ditambah variabel lain selain persepsi kualitas). Perbedaan penelitian terdahulu dan sekarang ialah pada metode analisis data (ada sebagian yang sama) dan variabel bebasnya yang berbeda pada penelitian Budiman (2012). Landasan penelitian terdahulu pada penelitian ini dipilih sesuai dengan penelitian sekarang. Gambaran lengkap landasan penelitian terdahulu pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1 yang tersaji berikut.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Landasan penelitian terdahulu merupakan landasan yang digunakan

untuk menguatkan hipotesis yang dibuat oleh peneliti saat ini. Selain itu juga

digunakan peneliti sekarang sebagai bahan referensi, karena ada sebagian

isinya memiliki keterkaitan dengan penelitian saat ini. Landasan penelitian

terdahulu pada penelitian saat ini diambil dari jurnal Tsiotsou (2005), Budiman

(2012), Nurtjahjanti (2012) dan skripsi Purba (2012).

Adapun persamaan penelitian terdahulu dan sekarang yaitu sama- sama

meneliti tentang produk berupa barang, utamanya berkaitan dengan produk

fashion; sama-sama meneliti tentang hal yang berhubungan dengan persepsi,

kualitas dan minat beli; variabel terikatnya sama-sama berupa minat beli (ada

tambahan variabel terikat selain minat beli pada sebagian penelitian terdahulu);

serta variabel bebasnya sama-sama persepsi kualitas (ada sebagian penelitian

terdahulu yang ditambah variabel lain selain persepsi kualitas). Perbedaan

penelitian terdahulu dan sekarang ialah pada metode analisis data (ada sebagian

yang sama) dan variabel bebasnya yang berbeda pada penelitian Budiman

(2012).

Landasan penelitian terdahulu pada penelitian ini dipilih sesuai dengan

penelitian sekarang. Gambaran lengkap landasan penelitian terdahulu pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1 yang tersaji berikut.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

9

Tabel 2.1 Landasan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan Tahun

Judul Variabel Metode Analisis

Hasil

Rodoula Tsiotsou (2005)

Perceived Quality Levels and their Relation to Involvement, Satisfaction, and Purchase Intentions

The dependent variables: products involvement, overall satisfaction and purchase intention. The independent variable: perceived sports shoe quality

MANOVA (Multi -variate Analysis of Variance) ANOVA (Analysis of Variance) Pair-wise comparisons using the Tukey test

Consumers perceiving the quality of their sport shoes to be of high quality report higher involvement and satisfaction with them and higher intentions to buy them again The biggest difference was detected in satisfaction. Perceived quality explained 44% of the variance in satisfaction. The second biggest difference was detected in product involvement (explained variance 0.225) followed by purchase intentions (explained variance 0.157) Consumers perceiving the quality of their sport shoes being of medium or high do not differ significantly in their purchase intentions. This dinning indicates that a threshold might exist in perceived quality. When perceived quality passes this threshold, consumers will have the same (higher) intentions to buy a product regardless of their satisfaction and involvement level with it

Santi Budiman (2012)

Analysis of Consumer Attitudes to Purchase

The dependent variabel: purchase

SEM (The structural

These results show that intrinsic factors had positive influence on consumer attitudes towards pirated

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

10

Intentions of Counterfeiting Bag Product in Indonesia

intention Independent variables: attitudes towards counterfeit, lawfulness attitudes and consumption status

equation modeling)

handbags addition, a more positive attitude of consumers towards pirated bags will further strengthen the purchasing intentions and conversely the higher the status of a consumer's consumption will only further weaken the intention of purchasing the product bag pirated

Harlina Nurtjahjanti (2012)

Hubungan antara Persepsi terhadap Harga dan Kualitas Produk dengan Minat Membeli produk fashion online shop di Facebook pada mahasiswa Politeknik X Semarang

Variabel terikat: minat membeli produk fashion online-shop di Facebook Variabel bebas: persepsi terhadap Harga dan persepsi terhadap kualitas produk

Analisis regresi ganda Uji hipotesis dengan analisis regresi ganda pada SPSS 16.0 for Windows

Persepsi terhadap harga dan kualitas produk secara silmultan mampu menjelaskan perubahan minat membeli produk fashion online shop di Facebook sebesar 50.1%

Johanes Saktiawan Purba (2012)

Analisis Pengaruh Persepsi Nilai Konsumen terhadap Minat Beli Produk Private Label Hypermarket Carrefour di Kota Semarang

Variabel terikat: minat beli Variabel bebas: loyalitas merek, persepsi harga, dan persepsi kualitas

Analisis regresi linear berganda

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa loyalitas merek, persepsi harga, dan persepsi kualitas terbukti secara signifikan mempengaruhi minat beli. Loyalitas merek berpengaruh lebih tinggi terhadap minat beli daripada persepsi harga dan persepsi kualitas

Sumber: Data Diolah dari penelitian Tsiotsou (2005), Budiman (2012), Nurtjahjanti (2012) dan Purba (2012)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

11

B. Landasan Teori

1. Perilaku Konsumen & Konsumen

American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen

sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan

kejadian di sekitar kita, dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam

hidup mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010), perilaku konsumen

adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan

pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa

yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.

Menurut Kotler & Armstrong (2001), konsumen didefinisikan sebagai

individu atau kelompok yang berusaha memenuhi atau mendapatkan barang

atau jasa untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya. Menurut Undang-

Undang Perlindungan Konsumen (UUPK), konsumen adalah setiap orang

pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi diri

sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan.

2. Persepsi dan Jenis Persepsi

Perception is defined as the process by which an individual selects,

organizes, and interpretsstimuli into a meaningful and coherent picture of

the world. It can be described as “how we see the world around us. “Two

individuals may be exposed to the same stimuli under the same apparent

conditions, but how each person recognizes, selects, organizes, and

interprets these stimuli is a highly individual process based on each

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

12

person’s own needs, values and expectation (Schiffman & Kanuk, 2010).

Solomon dalam Prasetijo & Ihalauw (2005) mendefinisikan persepsi sebagai

proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilih,

kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan. Sensasi datang dan diterima

oleh manusia melalui panca indera yaitu mata, telinga, hidung, mulut, dan

kulit yang disebut juga sistem sensorik. Input sensorik atau sensasi yang

diterima oleh sistem sensorik manusia disebut juga dengan stimulus.

Solomon dalam Ferrinadewi (2008) menggambarkan proses persepsi pada

gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Proses Perseptual

(Solomon dalam Ferrinadewi, 2008)

Seperti gambar 2.1, stimulus eksternal dapat diterima oleh konsumen

melalui beberapa saluran. Melalui sensor penyerap, bahan mentah tersebut

akan memicu terjadinya proses internal. Konsumen akan teringat oleh

kenangan masa lalunya sesudah ia menginterpretasi atau memaknai stimulus

yang diterimanya. Konsumen dapat terdorong untuk membeli produk

tersebut. Proses persepsi terjadi secara cepat, otomatis, dan tidak disadari

Paparan Perhatian Interpretasi

Eksternal Stimuli

Mata Telinga Hidung Mulut/lidah Kulit

Panca Indera

Pandangan Bunyi Bau Rasa Raba

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

13

oleh konsumen. Oleh karena itu, pemasar dapat memanfaatkan peran sensor

penyerap ini dalam upaya memenangkan persaingan dengan menciptakan

diferensiasi.

Ferrinadewi (2008) mengemukakan bahwa persepsi berbeda dengan

sensasi. Sensasi merupakan proses awal penerimaan stimulus. Seperti

digambarkan pada gambar 2.2, sensasi adalah proses dimana berbagai

informasi yang dibawa oleh stimulus eksternal diterima oleh panca indera

konsumen. Informasi tersebut akan menjadi pengetahuan bagi konsumen

tentang dunia sekitarnya. Sensasi harus dibedakan dengan persepsi karena

dalam proses persepsi terlibat beberapa aktivitas kognisi yaitu perhatian dan

interpretasi. Pada sensasi proses yang lebih berkaitan dengan rasa

konsumen.

Sensasi Persepsi

Gambar 2.2 Persepsi dan Kognisi

(Ferrinadewi, 2008)

Ketika konsumen disajikan sebuah sampel produk tas, proses sensasi

terjadi ketika ia melihat desain menarik tas tersebut atau halusnya tekstur

Eksternal Stimuli

Panca Indera

Paparan Perhatian Interpretasi Mata Telinga Hidung Mulut/lidah Kulit

Pandangan Bunyi Bau Rasa Raba

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

14

bahan tas. Kemudian terjadi persepsi tentang baik buruknya tas tersebut

berdasarkan pengalamannya di masa lalu. Persepsi merupakan cara

bagaimana konsumen memberi makna pada rangkaian rangsangan tersebut

dan ini ialah proses kognisi. Beberapa ahli berpendapat bahwa dalam proses

kognisi juga terjadi penalaran yaitu aktivitas dimana seseorang

menghubungkan beberapa stimulus yang nampak. Kedua proses ini

berlangsung secara simultan dengan perasaan atau emosi.

Menurut Thoha (2006) dilihat dari segi individu setelah melakukan

interaksi dengan obyek yang dipersepsikannya maka hasil persepsi itu dapat

dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Persepsi Positif (Tepat)

Persepsi positif adalah persepsi yang menggambarkan segala

pengetahuan (tahu tidaknya atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang

diteruskan oleh pemanfaatannya. Hal itu akan diteruskan dengan

keaktifan atau menerima dan mendukung terhadap obyek yang

dipersepsikan.

b. Persepsi Negatif (Tidak Tepat)

Persepsi negatif adalah persepsi yang menggambarkan segala

pengetahuan (tahu tidaknya atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang

tidak selaras dengan obyek yang dipersepsi. Hal itu akan diteruskan

dengan kepasifan atau menolak dan menentang terhadap obyek yang

dipersepsikan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

15

3. Kualitas Produk dan Dimensi-Dimensinya

Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya

produk, perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya.

Pembeli akan membeli produk kalau merasa cocok, karena itu produk harus

disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran

produk berhasil. Pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada

keinginan pasar atau selera konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong

(2001), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang

dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Mc Charty dan Perrefault

(2003) mengemukakan bahwa produk merupakan hasil dari produksi yang

akan dilempar kepada konsumen untuk didistribusikan dan dimanfaatkan

konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.

International Organization for Standardization atau ISO dalam Suardi

(2003), mendefinisikan kualitas sebagai derajat atau tingkat karakteristik

yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan atau keinginan.

Deming dalam Yamit (2004) mendefinisikan kualitas adalah apapun yang

menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Drucker dalam Kotler (2004)

melihat kualitas datangnya dari pelanggan dimana kualitas dalam jasa dan

produk bukanlah apa yang Anda masukkan ke dalamnya, tetapi apa yang

diperoleh klien atau pelanggan Anda. Welch dari GE dalam Kotler (2004)

menyimpulkan betapa pentingnya kualitas itu, dimana kualitas merupakan

garansi terbaik yang kita miliki atas dukungan dari para pelanggan,

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

16

pertahanan kita yang terkuat dari persaingan asing dan jalan satu-satunya

menuju pertumbuhan dan pendapatan yang berkesinambungan.

Garvin (1994) dalam Yamit (2004) mengidentifikasi lima pendekatan

perspektif kualitas yang salah satunya user-based approach. Kualitas dalam

pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada

orang yang memandangnya dan produk yang paling memuaskan preferensi

seseorang atau cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan produk

yang berkualitas paling tinggi. Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan

konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda

pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah kepuasan maksimum yang

dapat dirasakannya.

Menurut Kotler (2005) kualitas produk adalah keseluruhan ciri dari

suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan

yang dinyatakan atau tersirat. Menurut Lupiyoadi (2001) menyatakan bahwa

konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa

produk yang mereka gunakan berkualitas. Karakteristik kualitas dari suatu

produk sangat multidimensional, karena produk dapat memberikan

kepuasan dan nilai kepada pelanggan dalam banyak cara. Karakteristik

beberapa produk secara kuantitatif mudah ditentukan, seperti berat, panjang

dan waktu penggunaan. Beberapa karakteristik yang lain, seperti daya tarik

produk ialah bersifat kualitatif. Martinich dalam Yamit (2004)

mengemukakan spesifikasi dari dimensi kualitas produk yang relevan

dengan pelanggan dapat dikelompokkan dalam enam dimensi, yaitu:

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

17

a. Performance (Kinerja Produk)

Karakteristik operasi dasar dari suatu produk yang menjadi fungsi dasar

suatu produk.

b. Range and Type of Features (Kemampuan atau Keistimewaan yang

Dimiliki Produk)

Selain fungsi utama dari suatu produk, pelanggan sering kali tertarik

pada kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki produk.

c. Reliability and Durability (Kehandalan dan Daya Tahan Produk)

Kehandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa lama

produk dapat digunakan hingga perbaikan diperlukan.

d. Maintainability and Serviceability (Kemudahan Pengoperasian dan

Perbaikan Produk)

Kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan

maupun ketersediaan komponen pengganti.

e. Sensory Characteristics (Penampilan, Daya Tarik dan Corak Produk)

Penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera dan beberapa faktor

lainnya yang mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas.

f. Ethical Profile and Image (Etik, Profil dan Citra Produk)

Profil kualitas, citra produk dan citra merek di mata konsumen.

4. Persepsi/ Kesan Kualitas terhadap Produk

Kualitas merupakan bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap

produk. Pengertian kesan kualitas menurut David A.Aaker dalam Rangkuti

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

18

(2004) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau

keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang

diharapkan. Kesan kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk seperti

dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.3 DiagramNilai dari Kesan Kualitas

(Freddy Rangkuti, 2004)

Terdapat lima keuntungan kesan kualitas sebagai berikut.

a. Alasan membeli

Kesan kualitas sebuah produk memberikan alasan yang penting untuk

membeli. Hal ini mempengaruhi produk-produk mana yang harus

dipertimbangkan, dan selanjutnya mempengaruhi produk dan merek yang

akan dipilih.

b. Diferensiasi/posisi

Diferensiasi mempunyai arti merupakan suatu karakteristik penting dari

produk untuk memposisikannya dalam dimensi kesan kualitas produk.

Kesan Kualitas

Alasan untuk membeli

Perluasan brand

Minat saluran distribusi

Harga optimum

Diferensiasi/posisi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

19

c. Harga optimum

Keuntungan ini memberikan pilihan-pilihan didalam menetapkan harga

optimum.

d. Minat Saluran distribusi

Keuntungan ini yaitu meningkatkan minat para distributor dikarenakan

adanya suatu arti penting bagi para distributor, pengecer serta berbagai

saluran distribusi lainnya sehingga kejadian ini akan membantu

perusahaan dalam perluasan distribusi.

e. Perluasan Brand

Kesan kualitas dapat dieksploitasi dengan cara mengenalkan berbagai

perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek tertentu untuk masuk

kedalam kategori produk baru.

5. Minat Beli

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), minat adalah

kecenderungan hati, gairah atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

Minat menunjukkan adanya suatu ketertarikan terhadap sesuatu. Crow and

Row dalam Djaali (2007) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan

gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan

dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan

itu sendiri. Minat ini dapat ditunjukkan dengan lebih menyukai sesuatu hal

daripada yang lainnya ataupun dapat ditunjukkan dengan melakukan suatu

aktivitas yang disenanginya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

20

Menurut Ajzen (2005), minat dapat dijelaskan melalui teori perilaku

terencana (Theory of Planned Behavior) yang merupakan pengembangan

dari teori tindakan beralasan (Theory of Reasoned Action) oleh Fishbein dan

Ajzen (2005). Teori perilaku terencana didasarkan pada asumsi bahwa

individu dapat berperilaku secara bijaksana, sehingga mereka

memperhitungkan semua informasi yang ada baik secara implisit maupun

eksplisit dan mempertimbangkan akibat dari perilaku mereka. Minat

merefleksikan kesediaan individu untuk mencoba melakukan suatu perilaku

tertentu. Minat memiliki korelasi yang tinggi dengan perilaku, oleh karena

itu dapat digunakan untuk meramalkan perilaku (Ajzen, 2005).

Teori perilaku terencana ini mengatakan bahwa minat seseorang untuk

menunjukkan atau tidak menunjukkan suatu perilaku merupakan faktor

yang paling menentukan apakah suatu perilaku terjadi atau tidak.

Berdasarkan teori ini pula, Ajzen (2005) mengemukakan bahwa minat

terdiri dari tiga aspek sebagai berikut.

a. Attitude toward the behavior (Sikap terhadap perilaku)

Sikap adalah evaluasi individu secara positif atau negatif terhadap

benda, orang, institusi, kejadian, perilaku atau minat tertentu.

Berdasarkan teori ini, sikap individu terhadap suatu perilaku diperoleh

dari keyakinan terhadap konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku

tersebut, yang diistilahkan dengan behavioral beliefs (keyakinan terhadap

perilaku).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

21

Keyakinan terhadap perilaku menghubungkan perilaku dengan

hasil tertentu, atau beberapa atribut lainnya seperti biaya atau kerugian

yang terjadi saat melakukan suatu perilaku. Dengan perkataan lain,

seseorang yang yakin bahwa sebuah tingkah laku dapat menghasilkan

outcome yang positif, maka individu tersebut akan memiliki sikap yang

positif, begitu juga sebaliknya.

b. Subjective norm (Norma subyektif)

Ajzen (2005) mengasumsikan bahwa norma subyektif ditentukan

oleh adanya keyakinan normatif (normative belief) dan keinginan untuk

mengikuti (motivation tocomply). Keyakinan normatif berkenaan dengan

harapan-harapan yang berasal dari referen atau orang dan kelompok yang

berpengaruh bagi individu (significant others) seperti orang tua,

pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya, tergantung pada

perilaku yang terlibat.

Norma subyektif tidak hanya ditentukan oleh referen, tetapi juga

ditentukan oleh motivation to comply. Secara umum, individu yang yakin

bahwa kebanyakan referen akan menyetujui dirinya menampilkan

perilaku tertentu, dan adanya motivasi untuk mengikuti perilaku tertentu,

akan merasakan tekanan sosial untuk melakukannya. Sebaliknya,

individu yang yakin bahwa kebanyakan referen akan tidak menyetujui

dirinya menampilkan perilaku tertentu, dan tidak adanya motivasi untuk

mengikuti perilaku tertentu, maka hal ini akan menyebabkan dirinya

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

22

memiliki subjective norm yang menempatkan tekanan pada dirinya untuk

menghindari melakukan perilaku tersebut.

c. Perceived behavior control (Kontrol perilaku yang dirasakan)

Kontrol perilaku menggambarkan tentang perasaan self efficacy

atau kemampuan diri individu dalam melakukan suatu perilaku. Ajzen

(2005)menjelaskan bahwa perilaku seseorang tidak hanya dikendalikan

oleh dirinya sendiri, tetapi juga membutuhkan kontrol, misalnya berupa

ketersediaan sumber daya dan kesempatan bahkan keterampilan tertentu.

Dalam beberapa situasi, satu atau dua faktor saja dapat digunakan untuk

menjelaskan intensi, dan kebanyakan ketiga faktor ini masing-masing

berperan dalam menjelaskan intensi.

Tiap individu memiliki perbedaan bobot dari antara ketiga faktor

tersebut mana yang paling mempengaruhi individu tersebut dalam

berperilaku. Sehingga kesimpulannya seseorang akan melakukan suatu

perilaku tertentu jika orang tersebut mengevaluasi perilaku tersebut

secara positif, ditambah individu tersebut mendapatkan tekanan dari

sosial untuk melakukan perilaku tersebut, serta individu tersebut percaya

bisa dan memiliki kesempatan untuk melakukan perilaku tersebut.

Menurut Ajzen (2005), minat memiliki korelasi yang tinggi dengan

perilaku, oleh karena itu dapat digunakan untuk meramalkan perilaku. Hal

ini dapat juga berlaku pada perilaku membeli. Pengukuran terhadap minat

membeli individu dapat meramalkan bahwa individu tersebut akan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

23

melakukan perilaku membeli. Terdapat 3 aspek minat membeli yang berasal

dari aspek-aspek minat berperilaku dari Ajzen (2005), yaitu sebagai berikut.

a. Sikap konsumen terhadap perilaku membeli

Seseorang yang yakin bahwa sebuah tingkah laku dapat

menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan

memiliki sikap yang positif, begitu juga sebaliknya. Sehingga apabila

individu yakin perilaku membeli yang dia lakukan akan menghasilkan

outcome yang positif, maka individu tersebut memiliki sikap yang positif

terhadap perilaku membeli, begitu pun sebaliknya.

b. Norma subjektif terhadap perilaku membeli

Aspek ini berkenaan dengan harapan-harapan yang berasal dari

referen atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu

(significant others) seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja

atau lainnya, tergantung pada perilaku yang terlibat. Sehingga individu

yang yakin bahwa kebanyakan referen akan menyetujui dirinya

menampilkan perilaku membeli, dan adanya motivasi untuk melakukan

perilaku membeli pada suatu produk, maka hal ini akan menyebabkan

individu tersebut memiliki subjective norm yang menempatkan tekanan

pada dirinya untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk.

c. Kontrol perilaku terhadap perilaku membeli

Kontrol perilaku merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya

faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghalangi individu untuk

melakukan suatu perilaku. Dalam hal ini, contoh dari faktor-faktor yang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

24

memfasilitasi misalnya adanya uang yang dapat digunakan individu

untuk membeli suatu produk. Contoh lainnya ialah adanya transportasi

dan waktu yang memungkinkan individu untuk membeli suatu produk.

Sedangkan contoh faktor-faktor yang menghalangi individu untuk

membeli suatu produk ialah tidak adanya dana, waktu dan habisnya suatu

produk yang ingin dibeli seseorang.

Menurut Mc. Carthy (2003), pengertian minat beli konsumen

merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli

barang dan jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Menurut Durianto,

dkk (2001), niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan

dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa

banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli

merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana

pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat

beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen

terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan perilaku konsumen

pada masa yang akan datang. Minat membeli terbentuk dari sikap konsumen

terhadap produk dari keyakinan konsumen terhadap kualitas produk.

Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan

menyebabkan menurunnya minat beli konsumen.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

25

6. Indikator Minat Beli

Minat beli ialah sesuatu diperoleh dari proses belajar dan proses

pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan

suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu

keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen

harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di

dalam benaknya itu. Efek hierarki minat beli digunakan untuk

menggambarkan urutan proses munculnya keyakinan (beliefs) (Mowen

dalam Oliver, 2006). Ferdinand (2006), mengidentifikasi minat beli melalui

indikator-indikator sebagai berikut.

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang

yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini

hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari

informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

7. Persepsi Dimensi-Dimensi Kualitas terhadap Minat Beli

Ketika kualitas merupakan konsep multidimensi yang tidak dapat

dengan mudah didefinisikan atau diukur, sebuah pembeda bisa dibuat antara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

26

kualitas obyektif dan persepsi kualitas. Kualitas obyektif mengacu pada

keunggulan teknis sebenarnya dari produk yang dapat diverifikasi dan diukur

(Monroe & Krishman dalam Tsiotsou, 2005). Sebaliknya, persepsi kualitas

adalah penilaian konsumen tentang keunggulan produk secara keseluruhan

atau superioritas (Zeithaml dalam Tsiotsou, 2005). Persepsi Kualitas produk

yang dirasakan merupakan penilaian global mulai dari "buruk" sampai "baik",

ditandai dengan tingkat abstraksi yang tinggi dan mengacu pada pola

konsumsi tertentu (Tsiotsou, 2005).

Pentingnya persepsi dimensi-dimensi kualitas berasal dari dampak

menguntungkan pada minat pembelian, meskipun temuan penelitian

bertentangan telah dilaporkan dalam literatur. Beberapa sarjana mendukung

efek langsung yang positif dari pengaruh persepsi kualitas pada minat

pembelian (Carman; Boulding, Staelin & Zeithaml; Parasuraman et al. dalam

Tsiotsou, 2005), yang lain hanya melaporkan efek tidak langsung melalui

kepuasan (Cronin & Taylor; Sweeney, Soutar, & Johnson dalam Tsiotsou,

2005), dan yang lain lagi berpendapat bahwa keduanya mempunyai hubungan

(Tsiotsou 2004 dalam Tsiotsou, 2005). Perlu dicatat, bahwa efek ganda

(langsung dan tidak langsung) dari kualitas produk yang dirasakan pada minat

pembelian telah ditemukan pada produk barang, sementara efek tunggal

(langsung) telah dilaporkan dari studi yang berfokus pada layanan.

Meskipun persepsi kualitas umumnya diperlakukan sebagai konstruk

pasca pembelian (Holbrook & Corfman; Roest & Pieters dalam Tsiotsou,

2005), beberapa sarjana (Rust & Oliver dalam Tsiotsou, 2005) mendukung

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

27

gagasan bahwa kualitas yang dirasakan dibangun baik pada pra- dan pasca-

pembelian, karena mereka berpendapat bahwa sebelumnya pengalaman

produk tidak diperlukan untuk menilai kualitas.

C. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir atau juga disebut sebagai kerangka konseptual

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting

(Sekaran dalam Widayat, 2004). Variabel dari faktor persepsi dimensi-dimensi

kualitas produk pada penelitian ini diadopsi dari Martinich dalam Yamit

(2004) yaitu performance, range and type of features, reliability and

durability, maintainability and serviceability, sensory characteristics dan

ethical profile and image. Persepsi positif pada konsumen mengenai kualitas

produk dimungkinkan akan menimbulkan minat beli. Indikator minat beli di

sini diadopsi dari Ferdinand (2006) yang terdiri dari minat transaksional, minat

refrensial, minat preferensial dan atau minat eksploratif. Gambaran kerangka

pikir pada penelitian ini disajikan pada gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.4 Kerangka Pikir Hubungan Persepsi Kualitas terhadap Minat Beli

Persepsi Dimensi-Dimensi

Kualitas Produk

Minat Beli

Konsumen

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan ...eprints.umm.ac.id/20395/3/jiptummpp-gdl-liayuliana-36594-3-babii.pdfB. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen & Konsumen American

28

D. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, penelitian terdahulu, kajian

teoritis, dan kerangka pikir sebagai kaitan keseluruhan, maka dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut: Persepsi dimensi-dimensi kualitas

berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen tas wanita di gerai

Elizabeth Malang.