FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ENGETAHUAN ALAM …repository.unib.ac.id/20395/1/2. PEMETAAN b...

31
i PENELITIAN PEMBINAAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN PEMBINAAN UNIVERSITAS BENGKULU JUDUL PENELITIAN PEMETAAN b VALUE UNTUK IDENTIFIKASI KERENTANAN WILAYAH TERHADAP GEMPABUMI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KABUPATEN BENGKULU UTARA TIM PENELITI Budi Harlianto, M.Sc/ 0207068601 Dr. M. Farid, MS/ 0008115905 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BENGKULU 2018

Transcript of FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ENGETAHUAN ALAM …repository.unib.ac.id/20395/1/2. PEMETAAN b...

  • i

    PENELITIAN PEMBINAAN

    LAPORAN AKHIR PENELITIAN PEMBINAAN

    UNIVERSITAS BENGKULU

    JUDUL PENELITIAN

    PEMETAAN b VALUE UNTUK IDENTIFIKASI KERENTANAN WILAYAH

    TERHADAP GEMPABUMI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN

    KEPADATAN PENDUDUK DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

    TIM PENELITI

    Budi Harlianto, M.Sc/ 0207068601

    Dr. M. Farid, MS/ 0008115905

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS BENGKULU

    2018

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Judul Penelitian

    Ketua Peneliti

    a. Nama Lengkap

    b. NIP/NIK /NUP

    c. NIDN/NUP d. Pangkat/ Golongan

    e. Jabatan Fungsional

    f. Fakultas/Jurusan

    g. Pusat Penelitian

    h. Alamat Institusi

    i. Telpon/Faks/E-mail

    : Pemetaan b value Untuk Indentifikasi Kerentanan

    Wilayah Terhadap Gempabumi Dengan

    Mempertimbangkan Kepadatan Penduduk di

    Kabupaten Bengkulu Utara

    : Budi Harlianto

    : - : 0207068601

    : - : -

    : MIPA/Fisika : Mitigasi Bencana

    : Jl. W.R Supratman Kandang Limun Kota

    Bengkulu

    : (0736) 20919, 21170 Ext.208/(0736) 20919

    Peneliti Anggota : 1 orang Nama Anggota 1

    NIDN/NUP

    Bidang Keahlian

    : Dr. M. Farid, MS

    : 0008115905 : Geofisika

    Biaya yang diusulkan tahun 2018 Biaya total penelitian

    : Rp. 7.500.000,- : Rp. 7.500.000,-

    Bengkulu, 9 November 2018

    Menyetujui, Ketua Peneliti,

    a.n. Ketua

    Sekretaris Jurusan Fisika,

    (Halauddin, S.Si., M.T) (Budi Harlianto, S.Si., M.Sc)

    NIP. 19710124 199903 1 001 NIDN. 0207068601

    Mengetahui,

    Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Dekan Fakultas MIPA

    kepada Masyarakat Unib

    (Dr. rer.nat. Totok Eka Suharto, MS) (Dr. Zul Bahrum C, MS)

    NIP. 195905031986021001 NIP. 195711251987021001

  • iii

    ABSTRAK

    Tingkat kerapuhan batuan (b value) merupakan parameter seismisitas yang dapat

    digunakan untuk menentukan daerah-daerah yang berpotensi menimbulkan gempabumi

    merusak pada masa akan datang sebagai usaha mitigasi bencana gempabumi. Penelitian

    mengenai b value dengan memepertimbangkan kepadatan penduduk di Kabupaten

    Bengkulu Utara bertujuan untuk mengetahui kerentanan suatau wilayah terhadap

    bencana gempabumi. b value dikaji berdasarkan data gempabumi yang pernah terjadi di

    Kabupaten Bengkulu Utara dan sekitarnya (tahun 1987 – 2017) didownload dari web

    USGS, sedangkan data kepadatan penduduk didownload dari web BPS Kabupaten

    Bengkulu Utara. Data kejadian gempabumi beserta atributnya kemudian clustering

    menjadi 12 cluster, setiap cluster dihitung magnitudo rata-rata dan magnitudo

    terkecilnya yang digunakan untuk menghitungan b value (persamaan Utsu (1965)

    dikenal dengan metode Estimasi Maksimum Likelihood (MLE)). Kemudian dibuat peta

    kontur sebaran b value dioverlay dengan sebaran kepadatan penduduk di Kabupaten

    Bengkulu Utara. Hasil penelitian menunukan magnitudo rata-rata berkisar antara Mw =

    5,3 sampai Mw = 5,7, magnitudo terkecil (Mw = 4,9) terdapat pada cluster 5. b value di

    Kab. Bengkulu Utara berkisar antara 0,7 (cluster 1) sampai 3,9 (cluster 12). Hasil

    overlay b value dengan kepadatan penduduk, wilayah yang paling rentan terhadap

    bencana gempabumi adalah cluster 9 (Kecamatan Lais) sedangkan wilayah yang aman

    terdapat pada cluster 3 (Kecamatan Napal Putih).

    Kata Kunci: b value, Kerentanan, Bencana, Gempabumi, Bengkulu Utara.

  • iv

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii

    ABSTRAK ........................................................................................................................ iii

    DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ v

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

    1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 4

    1.3 Kebaharuan ........................................................................................................ 5

    1.4 Tujuan Khusus ................................................................................................... 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 b value ............................................................................................................... 6

    2.2. Gempabumi ...................................................................................................... 7

    2.3. Gelombang Seismik .......................................................................................... 8

    2.4. Distribusi Frekuensi - Magnitudo ..................................................................... 9

    2.5. Penentuan Clustering Lokasi Gempabumi ....................................................... 10

    2.6. Kepadatan Penduduk ........................................................................................ 11

    BAB III PETA JALAN PENELITIAN ........................................................................... 13

    BAB IV METODE PENELITIAN

    4.1 Alat dan Data Penelitian .................................................................................... 14

    4.2. Lokasi Kejadian Gempabumi dari USGS yang Digunakan ............................. 14

    4.3. Pengolahan Data ............................................................................................... 14

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 17

    5.1 Hasil Penelitian .................................................................................................. 17

    5.2. Pembahasan ...................................................................................................... 21

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 23

    6.1 Hasil Penelitian .................................................................................................. 23

    6.2. Pembahasan ...................................................................................................... 23

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 22

  • v

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Distribusi Gempabumi yang Terjadi Disekitar Provinsi Bengkulu ........ 1

    Gambar 2. Peta Tatanan Tektonik Regional Sumatera ............................................. 2

    Gambar 3. Teori Elastic Rebound ............................................................................. 7

    Gambar 4. Penjalaran Gelombang P ......................................................................... 8

    Gambar 5. Penjalaran Gelombang S ......................................................................... 9

    Gambar 6. Clustering Sumber Gempabumi di Sekitar Sumatera Barat ........................... 10

    Gambar 7. Peta Sebaran Gempabumi dan Pembagian Cluster nya di Kabupaten

    Bengkulu Utara dan Sekitarnya ................................................................. 15

    Gambar 8. Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 16

    Gambar 9. Peta Sebaran Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bengkulu Utara ........ 18

    Gambar 10. Peta Sebaran b value di Kabupaten Bengkulu Utara ............................ 19

    Gambar 11. Peta Overlay Sebaran b value dengan Kepadatan Penduduk di

    Kabupaten Bengkulu Utara. .................................................................. 20

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Wilayah Bengkulu merupakan salah satu wilayah di Pulau Sumatra dengan

    tingkat seismisitas yang tinggi (Gambar 1). Gambar tersebut menunjukkan beberapa

    gempabumi yang terjadi di Pulau Sumatra dan disekitar wilayah Bengkulu.

    Gempabumi yang pernah terjadi dengan magnitudo yang tergolong besar seperti,

    gempabumi tahun 1797 (8,7-8,9 Mw), tahun 2004 (9,1 Mw), tahun 2005 (8,7 Mw),

    tahun 1833 (8,9-9,1 Mw), tahun 1861 (8,3-8,5 Mw), tahun 1935 (7,7 Mw).

    Sedangkan kejadian gempabumi dengan magnitudo besar dalam kurun waktu ±30

    tahun yang lalu, seperti gempabumi tahun 2000 (7,9 Mw) menyebabkan lebih dari 90

    orang meninggal dunia, 18.928 tempat tinggal rusak ringan dan 10.460 rusak berat,

    serta kerusakan sarana dan prasarana umum lainnya (www.pu.go.id, diakses pada

    tanggal 12 Mei 2018) dan gempabumi tahun 2007 (7,9 - 8,5 Mw) menyebabkan 3

    orang meninggal dunia, lebih dari 1.400 rumah rusak ringan dan 2.000 rusak berat

    (http://tagana.wordpress.com/2007/09/15/bengkulu-utara-paling-parah/diakses

    tanggal 9 Mei 2018).

    Gambar 1. Distribusi Gempabumi yang Terjadi Disekitar Provinsi Bengkulu

    (www.sciencedirect.com/science/article/pii, diakses 11 Mei 2018)

  • 2

    Kejadian-kejadian gempabumi tersebut disebabkan karena wilayah Bengkulu

    termasuk dalam wilayah pertemuan tiga lempeng tektonik butama dunia, yaitu

    lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasific. Dari ketiga lempeng

    tersebut yang paling berpengaruh terhadap aktivitas tektonik di Kabupaten Bengkulu

    Utara adalah lempeng India-Australia dan Eurasia. Pergerakan kedua lempeng

    tersebut membentuk zona subduksi di sekitar sebelah Barat Bengkulu Utara yang

    tergolong muda dengan sudut kemiringan 10-20 derajat, sehingga memungkinkan

    terjadinya gempabumi dangkal dengan energi yang besar (Riyadi et al., 2010). Selain

    itu akibat aktivitas pergerakan lempeng tersebut terbentuk Sesar Mentawai serta Sesar

    Semangko di sebelah Timurnya yang juga menjadi penyebab terjadinya gempabumi

    disekitar Bengkulu Utara, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

    Gambar 2. Peta Tatanan Tektonik Regional Sumatera

    Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa potensi kejadian gempabumi

    disekitar Kabupaten Benguku Utara masih cukup tinggi, hal ini mengingat aktivitas

    zona subduksi dan Sesar Semangko serta Sesar Mentawai yang tidak pernah bisa

  • 3

    dihentikan oleh siapa pun. Untuk meminimalisasi dampak bencana gempabumi,

    tentunya upaya mitigasi perlu dilakukan secara dini, tepat dan maksimal. Beberapa

    upaya mitigasi dapat dilakukan dengan penelitian sifat karakteristik batuan (site

    effect) yang makin intens, pemasangan jaringan pemantau yang representatif serta

    diseminasi informasi hasil-hasil penelitian dan pengamatan yang terkait. Salah satu

    upaya kewaspadaan terhadap bencana gempabumi pada wilayah Kabupaten Bengkulu

    Utara perlu dilakukan suatu kajian mendasar mengenai seismotektonik yang berbasis

    sejarah gempabumi. Seismisitas merupakan ukuran untuk membandingkan aktivitas

    seismik antara satu daerah dengan daerah lain. Parameter-parameter seismisitas

    merupakan harga numerik yang dapat digunakan sebagai ukuran tingkat kegempaan

    suatu daerah. Parameter seismisitas terdiri dari keaktifan seismik (a value) dan

    tingkat kerapuhan batuan (b value). Selain itu. berdasarkan pengamatan perubahan b

    value dapat diketahui aktivitas stress lokal di zona tumbukan antar lempeng, di

    sepanjang patahan dan di zona aftershock.

    Analisis terhadap parameter-parameter kegempaan tersebut diharapkan dapat

    menentukan daerah-daerah yang berpotensi menimbulkan gempabumi merusak pada

    masa yang akan datang sebagai usaha mitigasi bencana gempabumi. Oleh karena itu

    penelitian ini difokuskan pada analisis b value dari katalog gempabumi yang pernah

    terjadi disekitar Kabupaten Bengkulu Utara.

    Penelitian tentang sebaran variasi spasial b value telah di lakukan oleh para

    ahli di sejumlah wilayah yang memiliki tingkat seismisitas tinggi. Para ahli

    menyimpulkan bahwa b value bervariasi secara sistematis dan diperkirakan nilainya

    berkisar sekitar 1.0 (Schorlemmer and Winner, 2004). Selain itu beberapa ahli

    lainnya menunjukkan bahwa b value bervariasi secara signifikan di beberapa zona

    sesar (Wesnousky, 1983) dan b value juga bervariasi secara lateral terhadap

    kedalaman (Kulhanek, 2005).

    Beberapa peneliti di Indonesia, seperti Suwandi, dkk (2017) melakukan

    penelitian tentang Analisis Percepatan Tanah Maksimum, Intensitas Maksimum Dan

    Periode Ulang Gempa Untuk Menentukan Tingkat Kerentanan Seismik (b value) Di

    Jawa Barat (Periode Data Gempa Tahun 1974-2016). Hasil penelitian tersebut

  • 4

    menunjukkan bahwa percepatan tanah maksimum Metode Donovan berkisar antara

    27.76 Gal – 110.01 Gal dan b value yang berkisar antara 0.40 – 0.79. Selain itu

    Adzkia (2010) melakukan penelitian untuk menghitung b Value Menggunakan

    Metode Likelihood untuk daerah Sumatera Barat dan Sekitarnya (3 Juni 1909 – 23

    Desember 2009). Hasil penelitian tersebut diperoleh b value untuk 10 daerah

    penelitian berkisar antara 1,59 sampai 1,11. Hal ini menunjukan bahwa sebagai

    besar wilayah penelitian mempunyai keaktifan kegempaan yang cukup tinggi.

    Pemetaan zona labil tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis sifat

    dinamik tanah melalui beberapa parameter seperti Percepatan Getaran Tanah

    Maksimum (PGA), Indeks Kerentanan Seismik (IKS), Ground Shear Strain (GSS),

    Ketebalan Lapisan Sedimen, dan Kecepatan Gelombang Shear (Vs). Harlianto dkk

    (2016) melakukan pemetaan zona labil di Kabupaten Bengkulu Utara melalui

    parameter PGA dengan metode Kanai dan Katayama. Demikan juga untuk

    parameter IKS, GSS, dan Ketebalan Lapisan Sedimen sudah dilakukan oleh

    Harlianto dan Wahyudi (2013).

    Berdasarkan rekomendasi dari penelitan Suwandi, dkk (2017) dan Adzkia

    (2010) perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mempertimbangkan faktor lain

    selain tingkat seismisitas yaitu salah satunya kepadatan penduduk wilayah

    penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk melihat sebaran kepadatan penduduk

    terhadap sebaran b value yang dapat meningkatkan kerentanan suatu wilayah

    terhadap bencana gempabumi atau sebaliknya.

    Hasil dari penelitian ini diharapkandapat dijadikan bahan informasi kepada

    PEMDA maupun Pemerintah Pusat serta masyarakat sebagai studi awal dalam

    masalah mitigasi bencana gempabumi disekitar Kabupaten Bengkulu Utara,

    sehingga diharapkan dapat mewaspadai dan meminimalisir tingkat keruskan akibat

    gempabumi.

    1.2 Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian

    ini adalah bagaimana sebaran b value dengan menggunakan Metode Likelihood

  • 5

    Maksimum (MLM) dengan mempertimbangkan kepadatan penduduk di Kabupaten

    Bengkulu Utara.

    1.3 Kebaharuan

    Penelitian terdahulu pada umumnya tidak mempertimbangkan faktor lain

    selain tingkat seismisitas, sedangkan penelitian ini selain menghitung b value jugan

    mempertimbangkan faktor lain berupa kepadatan penduduk wilayah penelitian.

    1.4 Tujuan Khusus

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

    menganalisis nilai a sebagai tingkat keaktifan gempabumi dan b value sebagai tingkat

    kerapuhan batuan dan kerentanan terhadap bencana gempabumi di Kabupaten

    Bengkulu Utara.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 b Value

    Konstanta b atau dikenal dengan nilai-b (b value) merupakan parameter

    tektonik. Banyak ahli menyatakan bahwa nilai-b bergantung pada karakter tektonik

    dan tingkat stress atau struktur material suatu wilayah (Scholz, 1968; Hatzidimitriou,

    1985; Tsapanos, 1990). Variasi b value suatu wilayah berhubungan dengan

    heterogenitas struktur dan distribusi stress wilayah tersebut (Scholtz, 1968; Biswas,

    1988). b value dapat diperkirakan dengan cara statistik, salah satunya yang

    dikemukakan oleh Utsu (1965) yang dikenal dengan metode estimasi maksimum

    Likelihood (MLE) sebagaimana persamaan berikut :

    ……………………………………..……………(1)

    …………………………………..………………………(2)

    dimana M merupakan magnitude rata-rata dan min M merupakan magnitude

    minimum. Nilai-b dapat ditentukan juga dengan metode weigted least-squares (wLS).

    Nilai konstanta b dengan metode wLS dapat dihitung dengan persamaan :

    ………………………………………(3)

    Beberapa ahli mengatakan bahwa b value bersifat konstan dan bernilai sekitar

    1 (satu). Adapun perbedaan nilai ini disebabkan karena adanya perbedaan data dan

    metode perhitungan yang digunakan. Meskipun demikian sebagian besar berpendapat

    bahwa niali b bervariasi terhadap daerah dan kedalaman pusat gempa, serta

    tergantung pada keheterogenan dan distribusi ruang stress dari volume batuan yang

    menjadi sumber gempa.

  • 7

    2.2 Gempabumi

    Menurut Reid (1911) gempabumi merupakan gejala alam yang disebabkan

    oleh pelepasan energi regangan elastis batuan akibat akumulasi energi elastik dari

    peristiwa tekanan (stress) dan regangan (strain) pada kulit bumi yang terjadi terus-

    menerus sehingga menyebabkan daya dukung pada batuan akan mencapai maksimum

    yang kemudian dilepaskan secara tiba-tiba dalam bentuk gelobang elastik yang

    menjalar ke segala arah, teori ini disebut dengan teori elastic rebound seperti

    ditunjukkan pada Gambar 1.

    Gambar 3. Teori Elastic Rebound (Reid, 1911)

    Gempabumi berdasarkan kedalaman hiposenternya terdiri dari gempabumi

    dalam, menengah dan dangkal. Gempabumi dalam adalah gempabumi yang

    hiposenternya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempabumi

    menengah adalah gempabumi yang hiposenternya berada antara 60 sampai 300 km di

    bawah permukaan bumi. Gempabumi dangkal adalah gempabumi yang letak

    hiposenternya kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempabumi berdasarkan

    faktor penyebabnya terdiri atas gempabumi vulkanik, gempabumi tektonik, dan

    gempabumi runtuhan. Gempabumi vulkanik terjadi akibat adanya aktivitas magma,

    yang biasa terjadi sebelum dan setelah gunung api meletus. Gempabumi tektonik

    adalah gempabumi yang disebabkan oleh dislokasi atau perpindahan akibat

    pergesaran lapisan bumi yang terjadi secara tiba-tiba pada struktur bumi, yakni

    adanya stress dan strain. Gempabumi runtuhan adalah gempabumi yang disebabkan

  • 8

    oleh runtuhnya lobang-lobang di dalam bumi, seperti goa, bekas tambang, dan lain-

    lain, gempa ini jarang terjadi dan bersifat lokal (http://rezaaprilda.

    wordpress.com/category/geophysics/ diakses 5 Maret 2017).

    2.3. Gelombang Seismik

    Berdasarkan penjalarannya, gelombang seismik dibedakan menjadi:

    1. Gelombang Badan (Body Wave)

    Gelombang badan adalah gelombang yang menjalar dalam media elastik dan

    arah perambatannya ke seluruh bagian di dalam bumi. Berdasarkan gerak partikel

    pada mediadan arah penjalarannya, gelombang dapat dibedakan menjadi dua yaitu

    gelombang P dan gelombang S (Susilawati, 2008):

    a. Gelombang P (Gelombang Primer)

    Gelombang P adalah gelombang kompresi, gelombang longitudinal,

    gelombang dilatasi atau gelombang irotasional. Gelombang ini menginduksi

    gerakan partikel media dalam arah paralel terhadap arah penjalaran gelombang.

    Ilustrasi gelombang P ditampilkan pada Gambar 4.

    Gambar 4. Penjalaran Gelombang P (http://www.eas.purdue.edu)

    b. Gelombang S (Gelombang Sekunder)

    Gelombang S yaitu gelombang shear, gelombang tranversal atau gelombang

    rotasi. Gelombang ini menyebabkan gerakan partikel media dalam arah

    penjalaran gelombang. Ilustrasi gelombang S ditampilkan pada Gambar 5.

  • 9

    Gambar 5. Penjalaran Gelombang S (http://www.eas.purdue.edu)

    2.4. Distribusi Frekuensi-Magnitudo

    Relasi antara frekuensi dan magnitude oleh Gutenberg-Richter (1954)

    dinyatakan dalam suatu hubungan yang sederhana sebagai :

    N merupakan jumlah gempabumi dengan magnitude lebih besar atau sama

    dengan M. a dan b adalah konstanta. Konstanta a merupakan parameter aktivitas

    seismik yang secara umum mencerminkan tingkat seismisitas pada suatu wilayah

    selama periode tertentu dan biasa disebut juga sebagai index seismisitas. Nilai-a

    bervariasi untuk suatu daerah dengan daerah lainnya bergantung pada periode

    pengamatan serta ukuran ruangnya.

    Standar deviasi menggunakan formula:

    di mana n adalah jumlah gempa pada sampling perhitungan. a ditentukan

    dengan menggunakan formula berikut:

    di mana Mo adalah magnitude terkecil pada wilayah penelitian.

    Jumlah frekuensi kumulatif gempabumi per tahun atau disebut indeks

    seismisitas adalah

    ………………………………………………(7)

  • 10

    Dengan demikian dapat diformulasikan kemungkinan terjadinya satu kali atau

    lebih gempabumi dengan magnitude lebih besar dari M dalam periode T sebagai:

    ……………….………………………(8)

    Dengan diperoleh Ni(M) dapat dihitung kemungkinan waktu terjadinya

    kembali gempabumi merusak, yaitu :

    2.5. Penentuan Clustering Lokasi Gempabumi

    Penyebaran sumber gempabumi yang mengumpul di suatu daerah disebut

    dengan suatu clustering sumber gempabumi. Penentuan clustering sumber

    gempabumi di sekitar Kabupaten Bengkulu Utara dibagi menjadi dua cluster, yaitu

    clustering gempabumi yang bersumber dari laut (zona Subduksi) dan clustering

    gempabumi yang bersumber dari darat (sesar Semangko).

    Penentuan clustering sumber gempabumi di laut, secara umum didasarkan

    pada penyebaran pusat gempabumi yang terjadi pada tahun 1987 sampai 2017.

    Sedangkan penentuan slustering sumber gempabumi di darat menurut Schwartz dan

    Coopersmith (1984) meyimpulkan karakteristik seismik dari patahan dapat

    dikorelasikan dengan ketidakteraturan geometri dari patahan, maka patahan selalu

    mengalami rupture yang diakibatkan ketidakteraturan geometri patahan.

    Gambar 6. Clustering Sumber Gempabumi di Sekitar Sumatera Barat (Adzkia, 2010)

  • 11

    2.6. Kepadatan Penduduk

    Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk di

    suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang

    ditempati dinyatakan dengan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi.

    Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Jumlah penduduk

    yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk diwilayah

    tersebut, atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti: penduduk daerah perdesaan

    atau penduduk yang bekerja di sektor pertanian, sedangkan sebagai penyebut dapat

    berupa luas seluruh wilayah, luas daerah pertanian, atau luas daerah perdesaan

    (Adioetomo dan Samosir. 2013).

    Kepadatan penduduk di suatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian,

    namun dalam penelitian ini digunkan jenis yang pertama, yaitu: Kepadatan penduduk

    kasar (crude density of population) atau sering pula disebut dengan kepadatan

    penduduk aritmatika. Kepadatan penduduk aritmatik adalah perbandingan jumlah

    penduduk dengan luas seluruh wilayah dalam setiap km2 yang dihitung dengan

    persamaan:

    Penduduk Kabupaten Bengkulu Utara berdasarkan proyeksi penduduk tahun

    2016 sebanyak 293.099 jiwa yang terdiri atas 150.445 jiwa penduduk laki-laki dan

    142.654 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bengkulu

    Utara tahun 2016 mencapai 66 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah

    tangga 4 orang. Kepadatan Penduduk di 19 kecamatan cukup beragam dengan

    kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Argamakmur dengan kepadatan

    sebesar 1.307 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Enggano sebesar 8 jiwa/km2 (BPS

    Kab. Bengkulu Utara, 2017).

    Permasalahan kependudukan di Indonesia dan termasuk di Kab. Bengkulu

    Utara adalah jumlah penduduk yang besar dan laju pertumbuhan penduduk yang

    masih tinggi. Masalah kependudukan ini berdampak kepada bidang sosial, ekonomi,

  • 12

    poltik dan pertahanan, keamanan serta kebencanaan. Oleh karena itu perlu

    diperhatikan dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan yang dimaknai sebagai

    pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal

    antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung

    lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi

    kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan

    bangsa.

  • 13

    BAB III

    PETA JALAN PENELITIAN

    hasil terdahulu kinerja terbaru rencana masa depan

    Pemetaan Indeks Kerentanan

    Seismik (Kg) untuk Mitigasi

    Gempabumi di Kabupaten

    Bengkulu Utara (2013)

    Pemetaan Peak Ground

    Accelleration (PGA)

    dengan metode Kanai

    dan Katayama untuk

    Mitigasi Gempabumi di

    Kabupaten Bengkulu

    Utara (2016)

    Pemetaan b Value Untuk

    Indentifikasi Kerentanan

    Wilayah Dengan

    Memepertimbangkan

    Kepadatan Penduduk di

    Kabupaten Bengkulu Utara

    Pemetaan Potensi Lekuifaksi

    dengan Menggunakan Data

    Mikrotremor untuk Mitigasi

    Gempabumi di Kabupaten

    Bengkulu Utara

    Pemetaan jalur sesar aktif

    untuk Mitigasi Gempabumi di

    Kabupaten Bengkulu Utara

    Pemetaan Peak Ground Velocity

    (PGV) dengan Menggunakan Data

    Mikrotremor untuk Mitigasi

    Gempabumi di Kabupaten Bengkulu

    Utara

    Pemetaan Peak Ground Velocity

    (PGV) dengan Menggunakan Data

    Mikrotremor untuk Mitigasi

    Gempabumi di Kabupaten Bengkulu

    Utara

    Pemetaan Ketebalan

    Lapisan Sedimen (h)

    untuk Mitigasi

    Gempabumi di

    Kabupaten Bengkulu

    Utara (2014)

    Pemetaan Ground Shear

    Strain (ɤ) untuk Mitigasi

    Gempabumi di

    Kabupaten Bengkulu

    Utara (2015)

    Peta

    RTRW

    Berbasis

    Mitigasi

    Bencana

    Pemetaan Kecepatan

    Gelombang Shear

    (Vs30) menggunakan

    data Mikrotremor dan

    USGS untuk Mitigasi

    Gempabumi di

    Kabupaten Bengkulu

    Utara (2017)

  • 14

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Alat dan Data Penelitian

    1. Laptop pengolahan data

    2. Peta Administrasi Kab. Bengkulu Utara

    3. Data sekunder kejadian gempabumi dari USGS

    4. Data sekunder kepadatan penduduk dari BPS

    5. Perangkat lunak yang terdiri dari :

    a. Microsoft Windows XP

    b. Surfer 9 untuk peta kontur

    c. Arcgis 10.2 untuk pemetaan

    d. Microsoft Word 2007

    e. Microsoft Excel 2007

    4.2 Lokasi Kejadian Gempabumi dari USGS yang digunakan

    Data gempabumi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    gempabumi yang terjadi pada 1 januari 1987 – 31 Desember 2017 (30 tahun) yang

    terjadi disekitar Kabupaten Bengkulu Utara pada 2o15' sampai 4o LS dan 101o 32'

    sampai 102o 8’ BT dengan magnitudo ≥4 dan kedalaman ≤200 km (magnitudo dan

    kedalaman tersebut dipilih karena berpotensi mengakibatkan resiko kerusakan

    yang tinggi).

    4.3. Pengolahan Data

    Dalam penelitian data dilakukan beberapa langkah sistematis untuk

    menentukan b value atau nilai b sebagai berikut,

    1. Menyusun data historis gempabumi pada tahun 1987 – 2017 berdasarkan

    latitud, longitud, magnitudo dan kedalaman dengan batasan wilayah yang

    sudah ditentukan, kemudian digambar peta seismisitasnya.

  • 15

    2. Konversi jenis magnitudo gempabumi ke Magnitudo Momen (Mw) (Tabel

    1).

    Tabel 1. Korelasi Konversi Magnitudo Gempabumi

    Mw = 0,143Ms2 – 1.051 Ms + 7.285

    MW = 0,114mb2 – 0,556mb + 5,560

    Mw = 0,787Mg – 1,537

    mb = 0,125 ML2 – 0,389ML – 3.51

    ML = 0,717MD + 1,003

    3. Membagi Kabupaten Bengkulu Utara menjadi beberapa clustering,

    masing-masing grid 0.2o x 0.2° dengan menggunakan aplikasi Sistem

    Informasi Geografis (SIG) yaitu software ArcGIS 10.3.

    4. Memilah data magnitudo dan frekuensi gempa bumi yang terjadi pada

    lokasi penelitian sesuai dengan koordinatnya.

    5. Menghitung frekuensi kumulatif berdasarkan magnitudonya.

    6. Menentukan b value dengan menggunakan metode Likelihood maksimum

    dari persamaan (1).

    7. Pembuatan peta kontur sebaran b value

    8. Perhitungan niali kepadatan penduduk untuk masing-masing kecamatan di

    Kabupaten Bengkulu Utara

    9. Pembuatan peta kontur sebaran kepadatan penduduk

    10. Overlay petan sebaran b value dengan peta sebaran kepadatan penduduk

  • 15

    Gambar 7. Peta Sebaran Gempabumi dan Pembagian Cluster nya di Kabupaten Bengkulu Utara dan Sekitarnya

    4

    2 3 1

    5 6

    7 8 9

    10 11 12

  • 16

    Gambar 8. Diagram Alir Penelitian

    Mulai

    Download data gempabumi (1987-2017)

    dan data jumlah penduduk Kab. Bengkulu

    Penyeragaman magnitudo gempa menjadi Mw

    Pembuatan peta clustering lokasi gempabui

    Perhitungan b value dan kepadatan penduduk

    Analisis b value untuk daerah potensi gempabumi merusak

    Selesai

    b value dan nilai kepadatan penduduk

    Peta sebaran b value dan kepadatan penduduk

    Analisis daerah rentan terhadap bencana gempabumi

    Kesimpulan

  • 17

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1. Hasil Penelitian

    Berdasarkan data gempabumi periode 1987 – 2017 atau sekitar (30 tahun) yang

    diperoleh dari katalog BMKG, dapat diketahui gempa yang terjadi di sekitar

    Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 110 event gempabumi dengan magnitudo

    momen (Mw) berkisar 4,9 – 6,4.

    Kepadatan penduduk di 19 kecamatan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten

    Bengkulu Utara Tahun 2016, disajikan pada Tabel 5.1.

    Tabel 5.1. Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Wilayah

    Kabupaten Bengkulu Utara

    No Kecamatan

    Jumlah

    Penduduk

    (Jiwa)

    Luas

    Kecamatan

    (m2)

    Kepadatan

    Penduduk

    (Jiwa/km2)

    b value

    1 Kerkap 12.318 93,65 0,13 C12 3,98

    2 Air Napal 9.305 47,75 0,19 C12 3,98

    3 Air Besi 10.867 74,5 0,15 C9 3,10

    4 Lais 13.013 67,5 0,19 C9 3,10

    5 Batik Nau 13.146 86,25 0,15 C8 2,95

    6 Giri Mulya 14.463 162,75 0,09 C6 2,99

    7 Ketahun 30.639 531 0,06 C5 1,11

    8 Padang Jaya 24.108 520,1 0,05 C6&C9 2,99&3,10

    9 Napal Putih 8.006 234 0,03 C2&C3 1,15&2,35

    10 Putri Hijau 25.607 188,5 0,14 C1&C2 0,75&1,15 Ket: C = Cluster, C4, C7, C10, C11 berada di Samudra Hindia

  • 18

    Gambar 9. Peta Sebaran Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bengkulu Utara

    4

    2 3 1

    5 6

    7 8 9

    10 11 12

  • 19

    Gambar 10. Peta Sebaran b value di Kabupaten Bengkulu Utara

    4

    2 3 1

    5 6

    7 8 9

    10 11 12

  • 20

    Gambar 11. Peta Overlay Sebaran b value dengan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bengkulu Utara

  • 21

    5.2. Pembahasan

    Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode Likelihood

    maksimum dari persamaan (1) diperoleh b value di wilayah Kabupaten Bengkulu

    Utara dan sekitarnya berkisar antara 0,75 sampai 3,98. Secara teori b value

    merupakan parameter keadaan tektonik suatu daerah, berdasarkan hasil penelitian

    para ahli sebelumnya (Scholz, 1968) menyatakan bahwa b value yang tinggi

    memiliki tingkat kerapuhan batuan yang semakin tinggi dan daya tahan batuan

    terhadap stress rendah. Sedangkan b value yang kecil berarti semakin kecil tingkat

    kerapuhan batuannya dan daya tahan batuan terhadap stress besar. Berdasarkan

    Gambar 4 warna merah yang berada pada Cluster 6 dan, Cluster 12, dan Cluster 8

    yang meliputi wilayah Kecamatan Giri Mulya, Kecamatan Padang Jaya,

    Kecamatan Kerkap, dan Kecamatan Air Napal, serta Kecamatan Batik Nau

    mengindikasikan bahwa daerah tersebut memiliki b-value yang tinggi ini

    dibuktikan dengan banyaknya gempabumi yang terjadi pada wilayah-wilayah

    tersebut, terkhusus pada Cluster 8 yang merupakan dekat dengan zona subduksi.

    Sedangkan b-value yang rendah di tandai dengan warna hijau muda, berada pada

    Cluster 1, Cluster 2, Cluster 4, Cluster 10 dan Cluster 11 yang meliputi wilayah

    Kecamatan Putri Hijau, Kecamatan Napal Putih, dan wilayah laut (Samudra

    Hindia), Kabupaten Bengkulu Utara.

    Resiko (risk) merupakan besarnya kerugian atau kemungkinan terjadi

    korban manusia, kerusakan dan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh bahaya

    tertentu di suatau daerah pada suatu waktu tertentu. Resiko akibat bencana

    gempabumi selain disebabkan oleh potensi energi gempabumi juga disebabkan

    oleh tingkat kerentanan suatu wilayah terhadap bencana. Faktor kerentanan terdiri

    dari; faktor fisik (kekuatan struktur bangunan (rumah, jalan, dan jembatan)

    terhadap ancaman bencana), faktor sosial (kondisi demografi (kepadatan

    penduduk, jenis kelamin, usia, kesehatan, dan perilaku masyarakat), faktor

    ekonomi (kemampuan finansial masyarakat dalam menghadapi ancaman

  • 22

    bencana), dan faktor lingkungan (tingkat ketersediaan / kelangkaan sumber daya

    (lahan, air, udara) serta kerusakan lingkungan yang terjadi).

    Berdasarkan faktor-faktor kerentanan tersebut, maka dalam penelitian ini

    juga dipertimbangkan faktor sosial (kepadatan penduduk) di Kabupaten Bengkulu

    Utara. Kepadatan penduduk di beberapa kecamatan dalam wialayah Kabupaten

    Bengkulu Utara berkisar antara 0,03 jiwa/km2 (Kecamatan Napal Putih) sampai

    0,19 jiwa/km2 (Kecamatan Lais dan Kecamatan Air Napal).

    Berdasarkan hasil overlay antara sebaran b-value dengan kepadatan

    penduduk di Kabupaten Bengkulu Utara diperoleh bahwa b-value yang tinggi

    (warna merah) terdapat pada wilayah Kecamatan Giri Mulya, Kecamatan Padang

    Jaya, Kecamatan Kerkap, dan Kecamatan Air Napal, serta Kecamatan Batik Nau.

    Artinya wilayah-wilayah kecamatan (warna merah tersebut) jika terjadi bencana

    gempabumi akan mengalami kerusakan atau dampak yang paling parah

    dibandingkan dengan wilayah lain di Kabupaten Bengkulu Utara, karena wilayah-

    wilayah tersebut memiliki kerentanan yang tinggi baik ditinjau dari sisi kondisi

    batuan (geloginya) maupun dari sisi sosial masyarakatnya. Sedangkan b-value

    yang rendah (warna hijau muda) terdapat pada wilayah Kecamatan Putri Hijau,

    Kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara.

  • 23

    BAB VI

    KESIMPULAN

    6.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh magnitudo rata-rata berkisar

    antara Mw = 5,3 sampai Mw = 5,7, magnitudo terkecil (Mw = 4,9) terdapat pada

    cluster 5. b value di Kab. Bengkulu Utara berkisar antara 0,7 (cluster 1) sampai

    3,9 (cluster 12). Hasil overlay b value dengan kepadatan penduduk, wilayah yang

    paling rentan terhadap bencana gempabumi adalah cluster 9 (Kecamatan Lais)

    sedangkan wilayah yang aman terdapat pada cluster 3 (Kecamatan Napal Putih).

    6.2. Saran

    Penelitian ini dapat disempurnakan lagi dengan menambahkan kajian

    tentang probabilitas atau prediksi periode perulangan gempabumi yang terjadi di

    sekitar Bengkulu Utara

  • 24

    DAFTAR PUSTAKA

    Adioetomo., dan Samosir. 2013. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Salemba Empat.

    Adzkia, M., 2010, Perhitungan b Value Menggunakan Metode Likelihood untuk

    daerah Sumatera Barat dan Sekitarnya (3 Juni 1909 – 23 Desember

    2009). Skripsi . UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

    Gutenberg, B., and Richter, C. F., 1954. Seismicity of Earth and Associated

    Phenomenon, Princeton Univ. Press.

    Hamson, G. 2004. The Tectonic Evolution of East Timor and the Banda Arc.

    Honours Literature Review submitted as part of the B.Sc. (Hons) degree

    in the School of Earth Sciences, University of Melbourne.

    Harlianto, Budi, and H. Wahyudi., 2013. Pemetaan Percepatan Getaran Tanah

    Maksimum, Indeks Kerentanan Seismik Tanah, Ground Shear Strain, dan

    Ketebalan Lapisan Sedimen Untuk Mitigasi Bencana Gempabumi Di

    Kabupaten Bengkulu Utara. Diss. Universitas Gadjah Mada.

    Harlianto, B., Nanang Sugianto, Irkhos., 2016, Earthquake-prone Zonation of

    North Bengkulu Based on Peak Ground Acceleration of Katayama’s and

    Kanai’s Formula, International Journal of Advanced Engineering,

    Management and Science (IJAEMS), Vol-2, Issue-11, Nov- 2016, 1857 -

    1861.

    Hatzidimitriou, P., D., Papadimitriou Mountrakis and B. Papazachos, 1985. The

    seismic parameter b of the frequencymagnitude relation and its

    association with the geological zones in the area of Greece,

    Tectonophysics, 120, 141-151.

    Kulhanek, O. 2005. Seminar on b-value. Prague: Dept. of Geophysics: Charles

    University.

    Schorlemmer, D., Winner, S., 2004, Earthquake Statistic at Parkfield: Stationary

    of bValues, Journal of Geophysical Research, Vol. 109.

    Scholz, C.H., 1968. The frequencymagnitude relation of microfracturing in rock

    and its relation to earthquakes, Bull. Seismol. Soc. Am., 58, 399-415.

  • 25

    Schwartz, D.P. and Coppersmith, K.J., 1984, Fault behavior and characteristic

    earthquakes-- examples from the Wasatch and San Andreas fault zones:

    Journal of Geophysical Research, v. 89, p. 5681-5698.

    Susilawati, 2008. Penerapan Penjalaran Gelombang Seismik Gempa Pada

    Penelaahan Struktur Bagian Dalam Bumi. Karya Ilmiah. Universitas

    Sumatera Utara: Medan.

    Tsapanos, T., 1990. b-value of two tectonic parts in the circum-Pacific belt,

    Pageoph, 143, 229-242.

    Utsu, T., 1965. A method for determining the value of b in a formula of log N=a-

    bM showing the magnitude frequency relation for earthquakes, Geophys,

    Bull. Hokkaido Univ., 13, 99-103.

    USGS, 2018, Earthquake Catalogh (1987-2017), diunduh pada tanggal 8 Mei

    2018, dari http://earthquake.usgs.gov/hazards/apps/ vs30/custom.php

    www.pu.go.id, diakses pada tanggal 12 Mei 2018.

    www.sciencedirect.com/science/article/pii, diakses 11 Mei 2018

    http://tagana.wordpress.com/2007/09/15/ bengkulu-utara-paling-parah/diakses

    tanggal 8 Mei 2018.

    http://rezaaprilda. wordpress.com/category/geophysics/ diakses 5 Mei 2018

    http://www.eas.purdue.edu