BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL...

23
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 1. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah disingkat UMKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.” Dapat dinyatakan bahwa UMKM merupakan usaha yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Sementara itu usaha besar hanya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, namun aspek penyerapan tenaga kerja sangat kecil. Hasil analisis ini senada dengan pernyataan Dhard Dan Lydall (1961), dan Tambunan, et. al (2002) dalam Heriyadi (2012). Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah menurut undang-undang no. 20 tahun 2008, adalah: a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro, yakni: Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

1. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah disingkat UMKM adalah sebuah istilah

yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha

yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998

pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil

dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan

perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

Dapat dinyatakan bahwa UMKM merupakan usaha yang mampu

mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan mengatasi masalah

pengangguran di Indonesia. Sementara itu usaha besar hanya mampu mendorong

pertumbuhan ekonomi, namun aspek penyerapan tenaga kerja sangat kecil. Hasil

analisis ini senada dengan pernyataan Dhard Dan Lydall (1961), dan Tambunan,

et. al (2002) dalam Heriyadi (2012).

Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah menurut

undang-undang no. 20 tahun 2008, adalah:

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro, yakni:

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

7

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus

juta rupiah).

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil, yakni:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, orang

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang memenuhi kriteria usaha

menengah, yakni:

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

8

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00

(lima puluh milyar rupiah).

2. Pendidikan Usaha Mikro Kecil Menengah

Pendidikan merupakan sesuatu usaha untuk meningkatkan kualitas

manusia yang berlangsung seumur hidup, dalam pengalihan pengetahuan oleh

seseorang kepada orang lain, baik yang bersifat langsung dilingkungan keluarga,

sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Pendidikan memainkan peran yang

fundamental dalam perkembangan pribadidan sosial yang membuka pintu

kedunia (Lungwati, 2006:11).

Menurut Sutrijat yang dikutip Eti (2004:10) menjelaskan tingkat

pendidikan adalah banyaknya waktu yang dihabiskan oleh seseorang untuk

mengikuti atau menempuh jalur pendidikan sekolah, bukan jenjang pendidikan

yang diselesaikan. Lama tidaknya proses menentukan kemampuan seseorang

untuk membedakan sesuatu yang benar maupun yang salah, membedakan

perbuatan yang harus dilakukan atau dihindari. Pendidikan lebih mengarah

kepada pembentukan kedewasaan seseorang, sikap social dalam kemampuan

berpokir.

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

9

Menurut Dendasurono dalam Dipo (2003:12) menyatakan bahwa

kemajuan dibidang pendidikan telah semakin memperkuat cara berfikir

masyarakat menuju masyarakat modern yang lebih rasional dan pragmatis. Dan

semuanya akhirnya mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan diambil

termasuk keputusan untuk menyekolahkan anaknya.

Pendidikan yang dilakukan orangtua sangat berpengaruh terhadap

pendidikan anaknya. Jika orangtua hanya mendapatkan jenjang pendidikan dasar

saja maka anaknya akan mendapatkan pendidikan dasar saja, tergantung dari

pemikiran orangtuanya yang sudah mengikuti perkembangan jaman atau hanya

meniru pola pikirnya saja tidak tau jenjang pendidikan yang harus ditempuh

anaknya untuk bekal masa depannya nanti.

Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap tindakan dan

sikap mereka, terutama dalam memberikan respon yang datang dari luar.

Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan memberikan respon terhadap

sesuatu yang lebih tinggi akan akan memberika respon terhadap sesuatu yang

lebih rasional dibandingkan dengan seseorang yang berpendidikan rendah. Orang

yang berpendidikan lebih tinggi akan dalam menanggapi sesuatu akan berpikir

sejauh mana keuntungan bagi mereka.

3. Jenis usaha

a. Pedagang besar

Menurut Alma (2000:111) Pedagang besar ialah segala aktifitas marketing

yang menggerakan barang-barang dari produksen kepedagang eceran atau

kelembaga-lembaga lainnya.

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

10

Untuk meneliti apakah kegiatan distribusi itu merupakan kegiatan

perdagagngan besar atau bukan, ada 3 macam sifat yang harus diperhatikan:

1) Motif pembelian, motif ini memiliki tujuan bahwa barang bukan untuk

dikonsumsi tetapi untuk dijual kembali dengan memperoleh keuntungan

2) Jumlah pembelian, dimanakah jumlah batasan pembelian itu merupakan

pembelian perdagangan besar atau eceran. Yang dimaksud perdagangan

eceran ialah pembelian yang dimaksudkan untuk diri sendiri atau keluarga,

sendiri/kawan sendiri.

3) Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut, mengenai cara berusaha ada

beberapa kriteria yaitu:

a) Perdagangan besar mempunyai usaha yang diskriminatif, hanya melayani

pedagang eceran, tidak melayani semua konsumen

b) Transaksi perdagangan besar adalah besar, dalam arti lebih besar dari

kebutuhan sehari-hari

c) Harga-harga dapat berubah sesuai situasi. Bukan seperti pada pedagang,

tetapi dapat diadakan korting, kredit, cara-cara pengiriman dan sebagainya.

Pada umumnya produk yang dihasilkan pedagang besar?usaha besar tidak

selau atau boleh dikatakan agak sulit untuk menjangkau para pembeli kecil

ditempat terpencil. Selain daerah terpencil sulit dijangkau juga daya beli didaerah

terpencil pada umumnya juga rendah. Sebagai jalur distribusinya mereka

menggunakan warung atau kios kecil yang banyak dijumpai dan terbesar

(Nitisusastro, 2010:39).

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

11

b. Pedagang eceran

Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran adalah sangat

penting dalam proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa usaha perdagangan besar

dan eceran, sulit produsen menyalurkan barangnya, walau beberapa produksen

dapat langsung menyalurkan barang kepada produksen dapat langsung

menyalurkan barang kepada konsumen atau kepengecer, tapi kegiatan tidak dapat

diandalkan dan dan tidak efisien. Sedangkan pedagang eceran adalah orang-orang

atau took-toko yang kerja utamanya mengecerkan barang.

Menurut Siropolis (1994) yang dikutip Nitisusastro (2010:37)

memberikan sedikit gambaran bahwa yang masuk dalam kategori pedagang

eceran/usaha kecil antara lain usaha yang dijalankan oleh pasangan suami istri,

seperti warung makan, atau toko merancang disekitar perumahan.

Pedagang eceran dengan karakteristik sekalanya yang serba terbatas

ternyata memiliki sejumlah kekuatan. Kekuatan dimaksud terletak pada

kemampuan melakukan flekbilitas dalam menghadapi berbagai tantangan

lingkungan. Diantara sejumlah kekuatan yang ada pada usaha kecil/pedagang

eceran adalah, fleksibilitas untuk berkreasi, kemampuan untuk berkreasi,

kemampuan untuk melakukan inovasi dan kemampuan melakukan tindakan yang

tidak mungkun dilakukan oleh pengusaha besar Nitisusastro (2010:38).

4. Jiwa Dan Kompetensi UMKM

a. Jiwa UMKM

Menurut Suryana (2003:2) Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan

oleh orang-orang yang memiliki jiwa wirausahawan, yaitu orang yang :

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

12

1) Percaya Diri

Orang yang tinggi percaya diri adalah orang yang sudah menantang

jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam ini adalah pribadi yang independen dan

sudah mencapai tingkat maturity (kematangan individu).Karakteristik

kematangan seseorang adalah tidak tergantung pada orang lain, dia memiliki rasa

tanggung jawab yang tinggi, objektif, dan kritis. Dia tidak begitu saja menyerap

pendapat atau opini orang lain, tetapi dia mempertimbangkan secara kritis.

Berdasarkan penjelasan tersebut, percaya diri tinggi akan membantu seseorang

wirausaha yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Seorang wirausaha akan lebih

mempertimbangkan segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya.

2) Berorientasi pada Tugas dan Hasil

Wirausahawan tidak memperhatikan prestise dulu, prestasi kemudian.

Wirausahawan lebih suka pada prestasi baru kemudian setelah berhasil

prestisenya akan naik. Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita

berusaha menyingkirkan prestise. Berdasarkan paparan tersebut, seorang

wirausaha harus berorientasi pada tugas dan hasil. Wirausahawan harus

mengutamakan pekerjaannya, dengan pekerjaan yang dilakukan secara maksimal

maka akan mendapatkan sebuah prestasi atau hasil yang didapatkan.

3) Pengambilan Risiko

Anak muda sering dikatakan menyukai tantangan. Mereka tidak takut

mati. Inilah salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang

penuh resiko dan tantangan. Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa dalam

wirausaha yang penuh tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

13

tidak laku, dan sebagainya. Semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh

perhitungan. Berdasarkan paparan tersebut, seorang wirausaha harus bias

mengambil resiko. Kesulitan dalam mengembangkan atau menjalankan usaha

adalah sebuah resiko yang akan dihadapi. Wirausahawan harus memiliki

pertimbangan dan perhitungan matang untuk mengatasi resiko yang menghadang.

4) Kepemimpinan

Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing individu.

Sifat kepemimpinan sudah banyak dipelajari dan dilatih tetapi tergantung pada

masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang

yang dipimpin. Berdasarkan paparan tersebut, sifat kemimpinan harus melekat

pada diri wirausahawan. Wirausahawan adalah seseorang yang akan memimpin

jalannya sebuah usaha, wirausahawan harus bisa memimpin pekerjanya agar dapat

menjalankan usaha dengan baik.

5) Keorisinilan

Sifat orisinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Orisinil ialah

sifat tidak mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide

yang orisinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti

baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau

reintegrasi atau komponenkomponen yang sudah ada, sehingga melahirkan

sesuatu yang baru. Berdasarkan paparan tersebut, sifat keorisinilan behubungan

dengan mengkombinasikan berbagai hasil usaha yang ada dengan hal yang asing.

Menciptakan inovasi sangat penting untuk bersaing demi melancarkan sebuah

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

14

usaha, karena inovasi akan menciptakan sebuah kreasi atau hal baru yang bisa

dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah usaha.

6) Berorientasi ke Masa Depan

Seorang wirausaha haruslah perspektif, mempunyai visi kedepan apa yang

hendak dilakukan. Sebuah usaha bukan didirikan untuk sementara, tetapi untuk

selamanya. Faktor kontinuitasnya harus dijaga dan pandangan harus ditujukan

jauh ke depan. Dalam menghadapi pandangan ke depan, seorang wirausaha akan

menyusun perencanaan dan setrategi yang matang, agar jelas langkah yang akan

dilaksanakan. Berdasarkan paparan tersebut, orientasi ke masa depan harus

diperhatikan. Sebuah usaha tidak semata-mata musiman, usaha dijalankan untuk

selamanya. Strategi yang matang akan membuat sebuah usaha akan berjalan

berkelanjutan.

Berdasarkan definisi di atas, seorang wirausaha mempunyai jiwa yang

harus melekat pada dirinya. Seorang wirausaha dapat menjalankan usahanya jika

mempunyai pencaya diri yang tinggi, harus bias mengkodisikan bidang usaha

untuk maju, bisa memimpin pekerja, dan bias merencanakan usaha secara matang

juga mengutamakan pekerjaan daripada hasil. (Putra, 2012)

b. Kopetensi UMKM

Menurut Suryana (2003:4) wirausaha yang sukses pada umumnya ialah

mereka yang memiliki kompetensi, yaitu seseorang yang memiliki ilmu

pengetahuan, ketrampilan, dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi,

nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.

Wirausaha tidak hanya memerlukan pengetahuan tapi juga ketrampilan.

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

15

Ketrampilan-ketrampilan tersebut diantaranya ketrampilan manajerial,

ketrampilan konseptual dan ketrampilan memahami, mengerti, berkomunikasi,

dan berelasi dan ketrampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan,

ketrampilan mengatur dan menggunakan waktu dan ketrampilan lainnya secara

spesifik.

Dalam wirausaha, kopetensi inti (core copetency) adalah kreativitas dan

inovasi dalam rangka menciptakan nilai tambah untuk meraih keunggulan dengan

berfokus pada pengembangan pengetahuan dan keunikan (seperti citra).

Ketrampilan, pengetahuan, dan kemampuan merupakan kopetensi inti wirausaha

untuk menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi tawar-menawar yang

kuat dalam persaingan (Suryana, 2006:6).

B. Minat Menyekolahkan Anak

1. Pengertian Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto 2010:180). Reber dalam

Syah (1997: 136) Minat tidak termasuk istilah yang popular dalam psikolog

karena ketergantungannya yang banyak pada factor-faktor internal lainnya seperti

: pemusatan perhatian keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.

Menurut Hikgard dalam Slameto (2010:57) minat adalah kecendrungan

yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

16

yang dimintai seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa

senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Minat juga berkaitan dengan perasaan

yang tidak tadap dipaksakan tetapi minat yang telah ada apabila tidak

dibangkitkan akan mengendap sehingga seseorang akan menjadi pasif (Slameto

2010:53).

Minat (interest) berarti kecenderungan yang tinggi atau keingginan yang

besar terhadap sesuatu (Syah, 2010: 133). Menurut Winkle (1991: 105) Minat

adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek, merasa tertarik pada

bidang / hal tertent, dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Dari uraian para ahli di atas, dapat disimpulan bahwa minat adalah suatu

keinginan yang ingin dipelajari dan dikuasai tanpa ada paksaan, untuk

memperoleh sesuatu yang ingin dicapai dengan perasaan senang untuk

mewujudkan sesuatu yang diinginkan. Jadi minat sangat berpengaruh pada diri

orangtua (wirausahawan) untuk mewujudkan cita-cita anaknya untuk menuju

pendidikan.

2. Unsur-Unsur Yang Dapat Menimbulkan Minat

Menurut Tijan (1997:72) dalam Lungwati mengemukakan bahwa unsur-

unsur yang dapat menimbulkan minat ada empat, yaitu:

a. Bakat merupakan potensi yang sejak lahir dan bakat ini dapat timbul dan

berkembang dalam lingkungan memungkinkan. Untuk mengembangkan

bakat ini tergantung pada pendidikan, lingkungan maupun kesempatan yang

ada.

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

17

b. Cita-cita yang dimiliki seseorang akan dijadikan sebagai modal untuk

menimbulkan minat, misalnya seseorang yang berbuat untuk masuk ke

perguruan tinggi maka ia akan lebih giat lagi belajarnya.

c. Perasaan senang pada seseorang anak akan menimbulkan minat, karena

seseorang atau anak apabila menaruh minat terhadap barang atau manusia

maka ia akan merasa senang.

d. Perhatian merupakan kesadaran untuk mengikuti sesuatu yang disertai dengan

adanya perasaan dalam perhatian terjadilah proses kombinasi.

Sedangkan unsur-unsur yang dapat menimbulkan minat menurut

Tripujiuta (2006) dalam Kartika (2013:11-12) adalah:

a. Perasaan senang

Perasaan senang merupakan aktivitas psikis yang didalamnya subjek

menghayati nilai-nilai dari suatu objek. Minat dengan perasaan senang pasti akan

menimbulkan rasa semangat pada diri seseorang. Perasaan senang ini samngat

berpengaruh terhadap semangat menyekolahkan anaknya, sehingga melaluai

semangat maka penilaian seseorang positif yang trungkap dalam perasaan senang.

Dan apa bila perasaan orangtua senang untuk menyekolahkan anaknya maka

segala usaha akan dilakukan agar anaknya bias sekolah.

b. Perasaan tertarik

Seseorang akan merasa tertarik pada sesuatu bila sesuai dengan

pengalaman yang didapatkan sebelumnya dan mempunyai sangkut paut dengan

nilainya. Seseorang yang tertarik pada ilmu pasti akan mulai melakukan

pendekatan agar memperoleh pengetahuan tersebut dan sebaliknya bila tidak

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

18

menginginkan pasti akan menghindar. Pengalamnan orangtua pada masa lalu yang

kurang baik tentu tidak ingin kembali pada anaknya , oleh karena itu orangtua

ingin memberikan bekal yang cukup untuk anaknya, salahsatunya dengan

menyekolahkan anaknya.

c. Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa

itupun semata-mata tertuju pada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.

Untuk menjamin hasil belajar yang baik. Agar siswa dapat belajar dengan baik,

usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian denngan cara

mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi/bakatnya (Slameto, 2013:56).

Perhatian diartikan sebagai pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu

kepada suatu objek dan kesadaran pada suatu aktivitas. Perhatian bersifat lebih

sementara dan ada hubungan dengan minat, perhatian ada kalanya menghilang,

sedangkan minat lebih bersifat menetap. Menurut Slameto (2010:57) menyatakan

bahwa minat berkaitan dengan perasaan yang tidak dipaksakan, tetapi minat yang

telah ada bila tidak dibangkitkan akan mengendap sehingga seseorang menjadi

pasif. Karena itu usaha membengkitkan atau menimbulkan tidak boleh diabaikan.

Dari beberapa unsur diatas sangat berpengaruh terhadap minat karena

unsur-unsur di atas dapat menimbulkan adanya keinginan atau ketertarikan

terhadap sesuatu. Jadi minat sangat berpengaruh terhadap keinginan yang dicita-

citakan termasuk minat untuk memperoleh sesuatu yang dianggap baik.

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

19

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Menurut Djali (2011), Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

menyekolahkan anak adalah:

a) Faktor keturunan

Faktor keturunan juga turut mempengaruhi minat seseorang, karena ia juga

dipengaruhi oleh kehidupan orangtuanya. Misalnya orangtuanya yang bekerja

sebagai wirausahawan, maka minatnya pun menjadikan anaknya menjadi seorang

wirausahawan. Tetapi hal ini tidak mutlak, melainkan hanya kecenderungan

berpengaruh terhadap minat anak dan orangtua tersebut.

Setiap pemikiran orangtua juga berbeda-beda, ada yang mengikuti

perkembangan zaman ada juga yang tidak. Orangtua yang memikirkan masa

depan anaknya untuk lebih baik dalam pendidikan untuk berkelanjutan hidup

nanti juga lebih bagus. Tapi ada juga yang lebih memfokuskan untuk meneruskan

generasi orangtuanya.

b) Faktor ekonomi keluarga

Faktor tingkat ekonomi adalah salah satu penyebabnya. Bagi keluarga

yang berkecukupan, mereka biasanya akan memilih menyekolahkan anaknya

kesekolah yang bagus tanpa mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki

anaknya. Karena biasanya orangtua mereka lebih sibuk untuk mencari nafkah

ketimbang memperhatikan perkembangan anaknya. Sedangkan bagi keluarga

yang kurang mampu jangankan untuk menyekolahkan anaknya, untuk makam saja

mereka harus banting tulang mencari sesuap nasi dan biasanya anak mereka

disuruh untuk bekerja bersama orang tuanya dari pada sekolah.

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

20

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak

yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, missal makan,

pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas

belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-

buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga

mempunyai cukup uang (Slameto, 2013:63).

c) Faktor lingkungan keluarga

lingkungan tempat tinggal, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan

masyarakat. Kondisi lingkungan keluarga yang nyaman dan mendukung akan

sangat berpengaruh terhadap minat menyekolahkan anak. Demikian juga halnya

dengan keberadaan tingkat pendapatan keluarga yang mempunyai peranan penting

terhadap proses perkembangan dan proses pendidikan anak.

Menurut Sarwono (2003: 16) dalam keluarga dibina dalam kebiasaan cara

berfikir, bersikap, dan cita-cita yang mendasari kepribadian anak serta

mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari kehidupan sehari-hari dalam

lingkungan keluarga sering dijumpai suasana wajar yang menjadi suasana

pendidikan. Peringatan dan nasehat ayah, ibu merupakan bimbingan dan

menumbuhkan pengertian dalam diri anak.

Faktor yang sangat berpengaruh dalam minat ini adalah fakor lingkungan

keluarga karena faktor ini yang menentukan minat menyekolahkan anak,

memeutuskannya dari pendapat keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

dimana hubungan antara yang satu dengan yang lain berdasar simpati dan kasih

saying yang timbul dari hati.

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

21

4. Minat Menyekolahkan Anak

Pengertian minat menyekolahkan anak adalah suatu daya gerak yang

mendorong cenderung merasa tertarik, menyayangi dan memperhatikan secara

terus menerus terhadap proses perubahan perilaku yang disengaja sebagai akibat

interaksi individu dengan lingkungan tanpa ada yang mendorong untuk

menyekolahkan anak (Kartika, 2013: 10).

Menurut kusuma (2010:21) dalam Hartini (2013:7) Minat orangtua dalam

menyekolahkan anak adalah suatu kecenderungan orangtua dalam memilihkan

sekolah untuk anak yang berhubungan dengan gerak dan perbuatan yang serta

dengan tujuan tertentu yang tidak terpisah dengan gejala mengenal dan perasaan

demi untuk memberikan suatu yang terbaik untuk anaknya.

Minat menyekolahkan anak adalah keinginan yang kuat untuk

menyekolahkan anak adalah keinginan yang kuat untuk menyekolahkan anak

sebagai akibat adanya interaksi antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri

(lingkungan), karena walau bagaimanapun orangtoalah yang mempunyai peran

besar untuk menjadikan dan mendukung anaknya untu mengenyam pendidikan.

Dari beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa

kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu yang akan datang dari

sanubari tanpa ada yang menyuruh dan suatu keadaan jiwa yang mengandung

unsur perasaan senang dan tertarik terhadap kegiatan menyekolahkan anak dengan

selalu memperhatikan perkembangan informasi tentang persekolahan yang pada

akhirnya menimbulkan keinginan untuk ikut berpartisipasi dalam menyekolahkan

anak.

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

22

5. Jenis pekerjaan dan Minat Menyekolahkan Anak

Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan, dsb),

pencaharian yang dijadikan, pokok kehidupan sesuai yang dilakukan untuk

mendapat nafkah.

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk tujuan

tertentu yang dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Manusia perlu bekerja

untuk mempertahankan hidupnya. Dengan bekerja seseorang akan mendapatkan

uang. Uang yang diperoleh dari hasil bekerja tersebut digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup (Lusi, 2013).

Jenis pekerjaan ada bermacam-macam. Ada pekerjaan menghasilkan

barang dan ada pula pekerjaan yang menyediakan jasa. Pekerjaan menghasilkan

barang dapat dilihat hasilnya. Adapun pekerjaan memberikan jasa hanya dapat

dirasakan manfaat dari layanannya (Anonim a, 2013).

Jenis pekerjaan orangtua bermacam-macam ada yang pedagang kecil dan

pedagang besar. Disini berpengaruh terhadap minat orangtua untuk

menyekolahkan anaknya. Pedagang ada yang berhasil pasti akan mementingkan

pendidikan anaknya, orangtua ingin menyekolahkan anaknya kesekolah yang

berkualitas baik. Sedangkan pekerjaan orangtua yang kurang berhasil biasanya

menyuruh anaknya untuk sekolah yang biasa saja dan ada juga menyuruh anaknya

untuk membantu pekerjaan orangtua daripada sekolah.

Menurut Crow and Crow dalam (Djaali, 2011 : 121) mengatakan bahwa

minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

23

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Menurut (Dalyono, 2010) minat juga dapat

timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Minat yang besar

terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai /

memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.

Menurut Slameto (2003:53), menyatakan bahwa minat berkaitan dengan

perasaan yang tidak dapat dipasksakan tetapi minat yang telah ada bila tidak

dibangkitkan akan mengendap sehingga seseorang menjadi pasif. Oleh karena itu

usaha membangkitkan atau menumbuhkan minat tidak boleh diabaikan

membangkitkan minat sesuatu objek yang baru menggunakan minat yang telah

ada, deangan menarik perhatian menceritakan sedikit tentang hal yang di minati

kemudian diarahkan ke hal yang sesungguhnya.

Tanner dan Tanner dalam Slameto (2003:181), menyatakan agar dalam

berusaha membentuk minat-minat baru dengan jalan memberikan informasi

mengenai hubungan antara satu bahan dengan bahan yang laku dan menguraikan

kegunaanya di masa yang akan datang. Menurut Dalyono (2010) minat dapat

timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Minat yang besar

terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk mencapai atau memperoleh

benda atau tujuan yang diminayti itu.

Dari beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pekerjaan

orangtua sangat berpengaruh terhadap minat menyekolahkan anak karena tanpa

bekerja orangtua tidak dapat menyekolahkan anaknya dengan baik, orangtua pasti

ingin pendidikan anaknya bagus dibandingkan orangtuanya. Pekerjaan orangtua

yang berhasil pastia akan menyekolahkan anaknya ke sekolah yang bagus

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

24

berkualitas baik karena keinginan orangtua menyekolahkan anaknya ke

pendidikan yang bagus.

C. Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian Lungawati (2006) yang berjudul Hubungan antara

tingkat pendidikan dengan minat menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih

tinggi (studi kasus pada pedagang perantau Desa Bantarbarang Kec. Rembang

Kab. Purbalingga). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar

tingkat pendidikan dengan minat menyekolahkan anak kejenjang yang lebih tinggi

(studi kasus pada pedagang perantau Desa Bantarbarang). Pengambilan sampel

pada penelitian ini menggunakan random sampling. Penelitian ini dianalisis

dengan metode distribusi frekuensi menggunakan uji normalis dan homogenitas.

Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara

pendidikan dengan minat menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Nur Hayati (2013) berjudul Kajian

minat orangtua menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi di Kecamatan

Kersana Kabupaten Brebes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat

orangtua menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi di Kecamatan Kersana

Kabupaten Brebes. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

area sampling dan stratified sampling. Metode penelitian ini dianalisis secara

deskriptif kualitatif menggunakan analisis skoring. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa minat orangtua menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi 20,56%

termasuk dalam kategori minat sedang, dan 58,88% termasuk dalam kategori

minat tinggi.

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

25

Perbedaan penelitian yang sekarang dengan yang terdahulu adalah dalam

penelitian yang sekarang peneliti membahas tenteng kajian tingkat pendidikan

usaha mikro kecil menengah (UMKM) terhadap minat menyekolahkan anak ke

jenjang yang lebih tinggi di Desa Alangamba Kec. Binangun Kab. Cilacap. Jadi

peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan usaha

mikro kecil menengah terhadap minat menyekolahkan anak.

Berdasarkan penelitian yang akan dilaksanakan maka peneliti

menggunakan penelitian yang relevan sebagai berikut:

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

26

Tabel 2.1 penelitian yang relevan

Nama dan

Tahun

Lungwati (2006) Sri Nur Hayati (2013) Ragil Asih Lestari (2014)

Judul Hubungan antara tingkat

pendidikan dengan minat

menyekolahkan anak ke

jenjang pendidikan yang

lebih tinggi (studi kasus

pada pedagang perantau

Desa Bantarbarang Kec.

Rembang Kab.

Purbalingga)

Kajian minat orangtua

menyekolahkan anak

kejenjang yang lebih

tinggi di Kecamatan

Kersana Kabupaten

Brebes.

Kajian Tingkat pendidikan

usaha mikro kecil menengah

terhadap minat

menyekolahkan anak ke

jenjang yang lebih tinggi di

Desa Alangamba

Kecamatan Binangun

Kabupaten Cilacap.

Tujuan

Penelitia

n

Untuk mengetahui

hubungan antar tingkat

pendidikan dengan minat

menyekolahkan anak

kejenjang pendidikan yang

lebih tinggi (studi kasus

pada pedagang perantau

Desa Bantarbarang,

Kecamatan Rembang,

Kabupaten Purbalingga)

Untuk mengetahui

minat orangtua

menyekolahkan anak

ke jenjang yang lebih

tinggi di Kecamatan

Kersana Kabupaten

Brebes.

Untuk mengetahui

hubungan antara tingkat

pendidikan Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM)

dengan minat

menyekolahkan anak di

Desa Alangamba,

Kecamatan Binangun,

Kabupaten Cilacap.

Pengam

bilan

Sempel

Menggunakan random

sampling

Menggunakan teknik

area sampling dan

stratified sampling

menggunakan random

sampling

Analisis

Data

Distribusi frekuensi

menggunakan uji normalis

dan uji homogenitas

Deskriptif kualitatif

menggunakan analisis

skoring

Deskriptif kuantitatif

menggunakan analisis

scoring dan korelasi product

moment

Hasil

Penelitia

n

Terdapat hubungan positif

yang signifikan antara

minat dengan pendidikan

dengan minat

menyekolahkan anak ke

jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

minat orangtua

menyekolahkan anak

ke jenjang yang lebih

tinggi 20,56% termasuk

dalam kategori minat

sedang, dan 58,88%

termasuk dalam

kategori minat tinggi.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang

positif antara tingkat

pendidikan usaha mikro

kecil menengah dengan

minat menyekolahkan anak

dan tergolong cukup.

D. Kerangka Pikir

Pendidikan merupakan masalah yang penting dalam memajukan

sumberdaya manusia. Pendidikan tidak saja menambah pengetahuan akan tetapi

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

27

juga meningkatkan ketrampilan bekerja, sehingga meningkatkan produktivitas

kerja serta dapat meningkatkan ketrampilan bekerja, sehingga meningkatkan

kesejahteraan hidup lebih baik lagi.

Wirausahawan yang berpendidikan mempunyai wawasan yang lebih luas

sehingga akan mempengaruhi pola pemikiran dalam kehidupan berkeluarga

maupun bermasyarakat. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan menimbulkan

cita-cita terhadap pendidikan anaknya, bakat yang menurun dan wawasan

orangtua tarhadap pendidikan.

Dengan tingakat pendidikan yang tinggi, maka minat wirausahawan dalam

menyekolahkan anaknya juga tinggi dan sebaliknya, tingkat pendidikan yang

rendah maka minat wirausahawan dalam menyekolahkan anknya juga rendah,

sehingga latar belakang pendidikan wirausahawan akan menentukan keberhasilan

pendidikan anaknya.

Gambar 2.2 Krangka Pikir

Wirausahawan

Minat menyekolahkan

anak

Tingkat Pendidikan

wirausahawan

Pola pikir

wirausahawan

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

28

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis

sebagai berikut : tingkat pendidikan wirausahawan berpengaruh positif terhadap

minat menyekolahkan anak di Desa Alangamba, Kecamatan Binangun,

Kabupaten Cilacap.

Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014