BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL...
![Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/1.jpg)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
1. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah disingkat UMKM adalah sebuah istilah
yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha
yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998
pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan
perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Dapat dinyatakan bahwa UMKM merupakan usaha yang mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan mengatasi masalah
pengangguran di Indonesia. Sementara itu usaha besar hanya mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi, namun aspek penyerapan tenaga kerja sangat kecil. Hasil
analisis ini senada dengan pernyataan Dhard Dan Lydall (1961), dan Tambunan,
et. al (2002) dalam Heriyadi (2012).
Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah menurut
undang-undang no. 20 tahun 2008, adalah:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro, yakni:
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/2.jpg)
7
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus
juta rupiah).
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil, yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang memenuhi kriteria usaha
menengah, yakni:
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/3.jpg)
8
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).
2. Pendidikan Usaha Mikro Kecil Menengah
Pendidikan merupakan sesuatu usaha untuk meningkatkan kualitas
manusia yang berlangsung seumur hidup, dalam pengalihan pengetahuan oleh
seseorang kepada orang lain, baik yang bersifat langsung dilingkungan keluarga,
sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Pendidikan memainkan peran yang
fundamental dalam perkembangan pribadidan sosial yang membuka pintu
kedunia (Lungwati, 2006:11).
Menurut Sutrijat yang dikutip Eti (2004:10) menjelaskan tingkat
pendidikan adalah banyaknya waktu yang dihabiskan oleh seseorang untuk
mengikuti atau menempuh jalur pendidikan sekolah, bukan jenjang pendidikan
yang diselesaikan. Lama tidaknya proses menentukan kemampuan seseorang
untuk membedakan sesuatu yang benar maupun yang salah, membedakan
perbuatan yang harus dilakukan atau dihindari. Pendidikan lebih mengarah
kepada pembentukan kedewasaan seseorang, sikap social dalam kemampuan
berpokir.
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/4.jpg)
9
Menurut Dendasurono dalam Dipo (2003:12) menyatakan bahwa
kemajuan dibidang pendidikan telah semakin memperkuat cara berfikir
masyarakat menuju masyarakat modern yang lebih rasional dan pragmatis. Dan
semuanya akhirnya mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan diambil
termasuk keputusan untuk menyekolahkan anaknya.
Pendidikan yang dilakukan orangtua sangat berpengaruh terhadap
pendidikan anaknya. Jika orangtua hanya mendapatkan jenjang pendidikan dasar
saja maka anaknya akan mendapatkan pendidikan dasar saja, tergantung dari
pemikiran orangtuanya yang sudah mengikuti perkembangan jaman atau hanya
meniru pola pikirnya saja tidak tau jenjang pendidikan yang harus ditempuh
anaknya untuk bekal masa depannya nanti.
Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap tindakan dan
sikap mereka, terutama dalam memberikan respon yang datang dari luar.
Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan memberikan respon terhadap
sesuatu yang lebih tinggi akan akan memberika respon terhadap sesuatu yang
lebih rasional dibandingkan dengan seseorang yang berpendidikan rendah. Orang
yang berpendidikan lebih tinggi akan dalam menanggapi sesuatu akan berpikir
sejauh mana keuntungan bagi mereka.
3. Jenis usaha
a. Pedagang besar
Menurut Alma (2000:111) Pedagang besar ialah segala aktifitas marketing
yang menggerakan barang-barang dari produksen kepedagang eceran atau
kelembaga-lembaga lainnya.
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/5.jpg)
10
Untuk meneliti apakah kegiatan distribusi itu merupakan kegiatan
perdagagngan besar atau bukan, ada 3 macam sifat yang harus diperhatikan:
1) Motif pembelian, motif ini memiliki tujuan bahwa barang bukan untuk
dikonsumsi tetapi untuk dijual kembali dengan memperoleh keuntungan
2) Jumlah pembelian, dimanakah jumlah batasan pembelian itu merupakan
pembelian perdagangan besar atau eceran. Yang dimaksud perdagangan
eceran ialah pembelian yang dimaksudkan untuk diri sendiri atau keluarga,
sendiri/kawan sendiri.
3) Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut, mengenai cara berusaha ada
beberapa kriteria yaitu:
a) Perdagangan besar mempunyai usaha yang diskriminatif, hanya melayani
pedagang eceran, tidak melayani semua konsumen
b) Transaksi perdagangan besar adalah besar, dalam arti lebih besar dari
kebutuhan sehari-hari
c) Harga-harga dapat berubah sesuai situasi. Bukan seperti pada pedagang,
tetapi dapat diadakan korting, kredit, cara-cara pengiriman dan sebagainya.
Pada umumnya produk yang dihasilkan pedagang besar?usaha besar tidak
selau atau boleh dikatakan agak sulit untuk menjangkau para pembeli kecil
ditempat terpencil. Selain daerah terpencil sulit dijangkau juga daya beli didaerah
terpencil pada umumnya juga rendah. Sebagai jalur distribusinya mereka
menggunakan warung atau kios kecil yang banyak dijumpai dan terbesar
(Nitisusastro, 2010:39).
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/6.jpg)
11
b. Pedagang eceran
Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran adalah sangat
penting dalam proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa usaha perdagangan besar
dan eceran, sulit produsen menyalurkan barangnya, walau beberapa produksen
dapat langsung menyalurkan barang kepada produksen dapat langsung
menyalurkan barang kepada konsumen atau kepengecer, tapi kegiatan tidak dapat
diandalkan dan dan tidak efisien. Sedangkan pedagang eceran adalah orang-orang
atau took-toko yang kerja utamanya mengecerkan barang.
Menurut Siropolis (1994) yang dikutip Nitisusastro (2010:37)
memberikan sedikit gambaran bahwa yang masuk dalam kategori pedagang
eceran/usaha kecil antara lain usaha yang dijalankan oleh pasangan suami istri,
seperti warung makan, atau toko merancang disekitar perumahan.
Pedagang eceran dengan karakteristik sekalanya yang serba terbatas
ternyata memiliki sejumlah kekuatan. Kekuatan dimaksud terletak pada
kemampuan melakukan flekbilitas dalam menghadapi berbagai tantangan
lingkungan. Diantara sejumlah kekuatan yang ada pada usaha kecil/pedagang
eceran adalah, fleksibilitas untuk berkreasi, kemampuan untuk berkreasi,
kemampuan untuk melakukan inovasi dan kemampuan melakukan tindakan yang
tidak mungkun dilakukan oleh pengusaha besar Nitisusastro (2010:38).
4. Jiwa Dan Kompetensi UMKM
a. Jiwa UMKM
Menurut Suryana (2003:2) Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan
oleh orang-orang yang memiliki jiwa wirausahawan, yaitu orang yang :
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/7.jpg)
12
1) Percaya Diri
Orang yang tinggi percaya diri adalah orang yang sudah menantang
jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam ini adalah pribadi yang independen dan
sudah mencapai tingkat maturity (kematangan individu).Karakteristik
kematangan seseorang adalah tidak tergantung pada orang lain, dia memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi, objektif, dan kritis. Dia tidak begitu saja menyerap
pendapat atau opini orang lain, tetapi dia mempertimbangkan secara kritis.
Berdasarkan penjelasan tersebut, percaya diri tinggi akan membantu seseorang
wirausaha yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Seorang wirausaha akan lebih
mempertimbangkan segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya.
2) Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Wirausahawan tidak memperhatikan prestise dulu, prestasi kemudian.
Wirausahawan lebih suka pada prestasi baru kemudian setelah berhasil
prestisenya akan naik. Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita
berusaha menyingkirkan prestise. Berdasarkan paparan tersebut, seorang
wirausaha harus berorientasi pada tugas dan hasil. Wirausahawan harus
mengutamakan pekerjaannya, dengan pekerjaan yang dilakukan secara maksimal
maka akan mendapatkan sebuah prestasi atau hasil yang didapatkan.
3) Pengambilan Risiko
Anak muda sering dikatakan menyukai tantangan. Mereka tidak takut
mati. Inilah salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang
penuh resiko dan tantangan. Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa dalam
wirausaha yang penuh tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/8.jpg)
13
tidak laku, dan sebagainya. Semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh
perhitungan. Berdasarkan paparan tersebut, seorang wirausaha harus bias
mengambil resiko. Kesulitan dalam mengembangkan atau menjalankan usaha
adalah sebuah resiko yang akan dihadapi. Wirausahawan harus memiliki
pertimbangan dan perhitungan matang untuk mengatasi resiko yang menghadang.
4) Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing individu.
Sifat kepemimpinan sudah banyak dipelajari dan dilatih tetapi tergantung pada
masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang
yang dipimpin. Berdasarkan paparan tersebut, sifat kemimpinan harus melekat
pada diri wirausahawan. Wirausahawan adalah seseorang yang akan memimpin
jalannya sebuah usaha, wirausahawan harus bisa memimpin pekerjanya agar dapat
menjalankan usaha dengan baik.
5) Keorisinilan
Sifat orisinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Orisinil ialah
sifat tidak mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide
yang orisinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti
baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau
reintegrasi atau komponenkomponen yang sudah ada, sehingga melahirkan
sesuatu yang baru. Berdasarkan paparan tersebut, sifat keorisinilan behubungan
dengan mengkombinasikan berbagai hasil usaha yang ada dengan hal yang asing.
Menciptakan inovasi sangat penting untuk bersaing demi melancarkan sebuah
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/9.jpg)
14
usaha, karena inovasi akan menciptakan sebuah kreasi atau hal baru yang bisa
dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah usaha.
6) Berorientasi ke Masa Depan
Seorang wirausaha haruslah perspektif, mempunyai visi kedepan apa yang
hendak dilakukan. Sebuah usaha bukan didirikan untuk sementara, tetapi untuk
selamanya. Faktor kontinuitasnya harus dijaga dan pandangan harus ditujukan
jauh ke depan. Dalam menghadapi pandangan ke depan, seorang wirausaha akan
menyusun perencanaan dan setrategi yang matang, agar jelas langkah yang akan
dilaksanakan. Berdasarkan paparan tersebut, orientasi ke masa depan harus
diperhatikan. Sebuah usaha tidak semata-mata musiman, usaha dijalankan untuk
selamanya. Strategi yang matang akan membuat sebuah usaha akan berjalan
berkelanjutan.
Berdasarkan definisi di atas, seorang wirausaha mempunyai jiwa yang
harus melekat pada dirinya. Seorang wirausaha dapat menjalankan usahanya jika
mempunyai pencaya diri yang tinggi, harus bias mengkodisikan bidang usaha
untuk maju, bisa memimpin pekerja, dan bias merencanakan usaha secara matang
juga mengutamakan pekerjaan daripada hasil. (Putra, 2012)
b. Kopetensi UMKM
Menurut Suryana (2003:4) wirausaha yang sukses pada umumnya ialah
mereka yang memiliki kompetensi, yaitu seseorang yang memiliki ilmu
pengetahuan, ketrampilan, dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi,
nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.
Wirausaha tidak hanya memerlukan pengetahuan tapi juga ketrampilan.
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/10.jpg)
15
Ketrampilan-ketrampilan tersebut diantaranya ketrampilan manajerial,
ketrampilan konseptual dan ketrampilan memahami, mengerti, berkomunikasi,
dan berelasi dan ketrampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan,
ketrampilan mengatur dan menggunakan waktu dan ketrampilan lainnya secara
spesifik.
Dalam wirausaha, kopetensi inti (core copetency) adalah kreativitas dan
inovasi dalam rangka menciptakan nilai tambah untuk meraih keunggulan dengan
berfokus pada pengembangan pengetahuan dan keunikan (seperti citra).
Ketrampilan, pengetahuan, dan kemampuan merupakan kopetensi inti wirausaha
untuk menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi tawar-menawar yang
kuat dalam persaingan (Suryana, 2006:6).
B. Minat Menyekolahkan Anak
1. Pengertian Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto 2010:180). Reber dalam
Syah (1997: 136) Minat tidak termasuk istilah yang popular dalam psikolog
karena ketergantungannya yang banyak pada factor-faktor internal lainnya seperti
: pemusatan perhatian keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.
Menurut Hikgard dalam Slameto (2010:57) minat adalah kecendrungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/11.jpg)
16
yang dimintai seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa
senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Minat juga berkaitan dengan perasaan
yang tidak tadap dipaksakan tetapi minat yang telah ada apabila tidak
dibangkitkan akan mengendap sehingga seseorang akan menjadi pasif (Slameto
2010:53).
Minat (interest) berarti kecenderungan yang tinggi atau keingginan yang
besar terhadap sesuatu (Syah, 2010: 133). Menurut Winkle (1991: 105) Minat
adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek, merasa tertarik pada
bidang / hal tertent, dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Dari uraian para ahli di atas, dapat disimpulan bahwa minat adalah suatu
keinginan yang ingin dipelajari dan dikuasai tanpa ada paksaan, untuk
memperoleh sesuatu yang ingin dicapai dengan perasaan senang untuk
mewujudkan sesuatu yang diinginkan. Jadi minat sangat berpengaruh pada diri
orangtua (wirausahawan) untuk mewujudkan cita-cita anaknya untuk menuju
pendidikan.
2. Unsur-Unsur Yang Dapat Menimbulkan Minat
Menurut Tijan (1997:72) dalam Lungwati mengemukakan bahwa unsur-
unsur yang dapat menimbulkan minat ada empat, yaitu:
a. Bakat merupakan potensi yang sejak lahir dan bakat ini dapat timbul dan
berkembang dalam lingkungan memungkinkan. Untuk mengembangkan
bakat ini tergantung pada pendidikan, lingkungan maupun kesempatan yang
ada.
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/12.jpg)
17
b. Cita-cita yang dimiliki seseorang akan dijadikan sebagai modal untuk
menimbulkan minat, misalnya seseorang yang berbuat untuk masuk ke
perguruan tinggi maka ia akan lebih giat lagi belajarnya.
c. Perasaan senang pada seseorang anak akan menimbulkan minat, karena
seseorang atau anak apabila menaruh minat terhadap barang atau manusia
maka ia akan merasa senang.
d. Perhatian merupakan kesadaran untuk mengikuti sesuatu yang disertai dengan
adanya perasaan dalam perhatian terjadilah proses kombinasi.
Sedangkan unsur-unsur yang dapat menimbulkan minat menurut
Tripujiuta (2006) dalam Kartika (2013:11-12) adalah:
a. Perasaan senang
Perasaan senang merupakan aktivitas psikis yang didalamnya subjek
menghayati nilai-nilai dari suatu objek. Minat dengan perasaan senang pasti akan
menimbulkan rasa semangat pada diri seseorang. Perasaan senang ini samngat
berpengaruh terhadap semangat menyekolahkan anaknya, sehingga melaluai
semangat maka penilaian seseorang positif yang trungkap dalam perasaan senang.
Dan apa bila perasaan orangtua senang untuk menyekolahkan anaknya maka
segala usaha akan dilakukan agar anaknya bias sekolah.
b. Perasaan tertarik
Seseorang akan merasa tertarik pada sesuatu bila sesuai dengan
pengalaman yang didapatkan sebelumnya dan mempunyai sangkut paut dengan
nilainya. Seseorang yang tertarik pada ilmu pasti akan mulai melakukan
pendekatan agar memperoleh pengetahuan tersebut dan sebaliknya bila tidak
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/13.jpg)
18
menginginkan pasti akan menghindar. Pengalamnan orangtua pada masa lalu yang
kurang baik tentu tidak ingin kembali pada anaknya , oleh karena itu orangtua
ingin memberikan bekal yang cukup untuk anaknya, salahsatunya dengan
menyekolahkan anaknya.
c. Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
itupun semata-mata tertuju pada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.
Untuk menjamin hasil belajar yang baik. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian denngan cara
mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi/bakatnya (Slameto, 2013:56).
Perhatian diartikan sebagai pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu
kepada suatu objek dan kesadaran pada suatu aktivitas. Perhatian bersifat lebih
sementara dan ada hubungan dengan minat, perhatian ada kalanya menghilang,
sedangkan minat lebih bersifat menetap. Menurut Slameto (2010:57) menyatakan
bahwa minat berkaitan dengan perasaan yang tidak dipaksakan, tetapi minat yang
telah ada bila tidak dibangkitkan akan mengendap sehingga seseorang menjadi
pasif. Karena itu usaha membengkitkan atau menimbulkan tidak boleh diabaikan.
Dari beberapa unsur diatas sangat berpengaruh terhadap minat karena
unsur-unsur di atas dapat menimbulkan adanya keinginan atau ketertarikan
terhadap sesuatu. Jadi minat sangat berpengaruh terhadap keinginan yang dicita-
citakan termasuk minat untuk memperoleh sesuatu yang dianggap baik.
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/14.jpg)
19
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Menurut Djali (2011), Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
menyekolahkan anak adalah:
a) Faktor keturunan
Faktor keturunan juga turut mempengaruhi minat seseorang, karena ia juga
dipengaruhi oleh kehidupan orangtuanya. Misalnya orangtuanya yang bekerja
sebagai wirausahawan, maka minatnya pun menjadikan anaknya menjadi seorang
wirausahawan. Tetapi hal ini tidak mutlak, melainkan hanya kecenderungan
berpengaruh terhadap minat anak dan orangtua tersebut.
Setiap pemikiran orangtua juga berbeda-beda, ada yang mengikuti
perkembangan zaman ada juga yang tidak. Orangtua yang memikirkan masa
depan anaknya untuk lebih baik dalam pendidikan untuk berkelanjutan hidup
nanti juga lebih bagus. Tapi ada juga yang lebih memfokuskan untuk meneruskan
generasi orangtuanya.
b) Faktor ekonomi keluarga
Faktor tingkat ekonomi adalah salah satu penyebabnya. Bagi keluarga
yang berkecukupan, mereka biasanya akan memilih menyekolahkan anaknya
kesekolah yang bagus tanpa mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki
anaknya. Karena biasanya orangtua mereka lebih sibuk untuk mencari nafkah
ketimbang memperhatikan perkembangan anaknya. Sedangkan bagi keluarga
yang kurang mampu jangankan untuk menyekolahkan anaknya, untuk makam saja
mereka harus banting tulang mencari sesuap nasi dan biasanya anak mereka
disuruh untuk bekerja bersama orang tuanya dari pada sekolah.
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/15.jpg)
20
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, missal makan,
pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas
belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-
buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga
mempunyai cukup uang (Slameto, 2013:63).
c) Faktor lingkungan keluarga
lingkungan tempat tinggal, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan
masyarakat. Kondisi lingkungan keluarga yang nyaman dan mendukung akan
sangat berpengaruh terhadap minat menyekolahkan anak. Demikian juga halnya
dengan keberadaan tingkat pendapatan keluarga yang mempunyai peranan penting
terhadap proses perkembangan dan proses pendidikan anak.
Menurut Sarwono (2003: 16) dalam keluarga dibina dalam kebiasaan cara
berfikir, bersikap, dan cita-cita yang mendasari kepribadian anak serta
mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari kehidupan sehari-hari dalam
lingkungan keluarga sering dijumpai suasana wajar yang menjadi suasana
pendidikan. Peringatan dan nasehat ayah, ibu merupakan bimbingan dan
menumbuhkan pengertian dalam diri anak.
Faktor yang sangat berpengaruh dalam minat ini adalah fakor lingkungan
keluarga karena faktor ini yang menentukan minat menyekolahkan anak,
memeutuskannya dari pendapat keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
dimana hubungan antara yang satu dengan yang lain berdasar simpati dan kasih
saying yang timbul dari hati.
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/16.jpg)
21
4. Minat Menyekolahkan Anak
Pengertian minat menyekolahkan anak adalah suatu daya gerak yang
mendorong cenderung merasa tertarik, menyayangi dan memperhatikan secara
terus menerus terhadap proses perubahan perilaku yang disengaja sebagai akibat
interaksi individu dengan lingkungan tanpa ada yang mendorong untuk
menyekolahkan anak (Kartika, 2013: 10).
Menurut kusuma (2010:21) dalam Hartini (2013:7) Minat orangtua dalam
menyekolahkan anak adalah suatu kecenderungan orangtua dalam memilihkan
sekolah untuk anak yang berhubungan dengan gerak dan perbuatan yang serta
dengan tujuan tertentu yang tidak terpisah dengan gejala mengenal dan perasaan
demi untuk memberikan suatu yang terbaik untuk anaknya.
Minat menyekolahkan anak adalah keinginan yang kuat untuk
menyekolahkan anak adalah keinginan yang kuat untuk menyekolahkan anak
sebagai akibat adanya interaksi antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri
(lingkungan), karena walau bagaimanapun orangtoalah yang mempunyai peran
besar untuk menjadikan dan mendukung anaknya untu mengenyam pendidikan.
Dari beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa
kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu yang akan datang dari
sanubari tanpa ada yang menyuruh dan suatu keadaan jiwa yang mengandung
unsur perasaan senang dan tertarik terhadap kegiatan menyekolahkan anak dengan
selalu memperhatikan perkembangan informasi tentang persekolahan yang pada
akhirnya menimbulkan keinginan untuk ikut berpartisipasi dalam menyekolahkan
anak.
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/17.jpg)
22
5. Jenis pekerjaan dan Minat Menyekolahkan Anak
Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan, dsb),
pencaharian yang dijadikan, pokok kehidupan sesuai yang dilakukan untuk
mendapat nafkah.
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk tujuan
tertentu yang dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Manusia perlu bekerja
untuk mempertahankan hidupnya. Dengan bekerja seseorang akan mendapatkan
uang. Uang yang diperoleh dari hasil bekerja tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup (Lusi, 2013).
Jenis pekerjaan ada bermacam-macam. Ada pekerjaan menghasilkan
barang dan ada pula pekerjaan yang menyediakan jasa. Pekerjaan menghasilkan
barang dapat dilihat hasilnya. Adapun pekerjaan memberikan jasa hanya dapat
dirasakan manfaat dari layanannya (Anonim a, 2013).
Jenis pekerjaan orangtua bermacam-macam ada yang pedagang kecil dan
pedagang besar. Disini berpengaruh terhadap minat orangtua untuk
menyekolahkan anaknya. Pedagang ada yang berhasil pasti akan mementingkan
pendidikan anaknya, orangtua ingin menyekolahkan anaknya kesekolah yang
berkualitas baik. Sedangkan pekerjaan orangtua yang kurang berhasil biasanya
menyuruh anaknya untuk sekolah yang biasa saja dan ada juga menyuruh anaknya
untuk membantu pekerjaan orangtua daripada sekolah.
Menurut Crow and Crow dalam (Djaali, 2011 : 121) mengatakan bahwa
minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/18.jpg)
23
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Menurut (Dalyono, 2010) minat juga dapat
timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Minat yang besar
terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai /
memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.
Menurut Slameto (2003:53), menyatakan bahwa minat berkaitan dengan
perasaan yang tidak dapat dipasksakan tetapi minat yang telah ada bila tidak
dibangkitkan akan mengendap sehingga seseorang menjadi pasif. Oleh karena itu
usaha membangkitkan atau menumbuhkan minat tidak boleh diabaikan
membangkitkan minat sesuatu objek yang baru menggunakan minat yang telah
ada, deangan menarik perhatian menceritakan sedikit tentang hal yang di minati
kemudian diarahkan ke hal yang sesungguhnya.
Tanner dan Tanner dalam Slameto (2003:181), menyatakan agar dalam
berusaha membentuk minat-minat baru dengan jalan memberikan informasi
mengenai hubungan antara satu bahan dengan bahan yang laku dan menguraikan
kegunaanya di masa yang akan datang. Menurut Dalyono (2010) minat dapat
timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Minat yang besar
terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk mencapai atau memperoleh
benda atau tujuan yang diminayti itu.
Dari beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pekerjaan
orangtua sangat berpengaruh terhadap minat menyekolahkan anak karena tanpa
bekerja orangtua tidak dapat menyekolahkan anaknya dengan baik, orangtua pasti
ingin pendidikan anaknya bagus dibandingkan orangtuanya. Pekerjaan orangtua
yang berhasil pastia akan menyekolahkan anaknya ke sekolah yang bagus
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/19.jpg)
24
berkualitas baik karena keinginan orangtua menyekolahkan anaknya ke
pendidikan yang bagus.
C. Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian Lungawati (2006) yang berjudul Hubungan antara
tingkat pendidikan dengan minat menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih
tinggi (studi kasus pada pedagang perantau Desa Bantarbarang Kec. Rembang
Kab. Purbalingga). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar
tingkat pendidikan dengan minat menyekolahkan anak kejenjang yang lebih tinggi
(studi kasus pada pedagang perantau Desa Bantarbarang). Pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan random sampling. Penelitian ini dianalisis
dengan metode distribusi frekuensi menggunakan uji normalis dan homogenitas.
Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara
pendidikan dengan minat menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Nur Hayati (2013) berjudul Kajian
minat orangtua menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi di Kecamatan
Kersana Kabupaten Brebes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat
orangtua menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi di Kecamatan Kersana
Kabupaten Brebes. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
area sampling dan stratified sampling. Metode penelitian ini dianalisis secara
deskriptif kualitatif menggunakan analisis skoring. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa minat orangtua menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi 20,56%
termasuk dalam kategori minat sedang, dan 58,88% termasuk dalam kategori
minat tinggi.
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/20.jpg)
25
Perbedaan penelitian yang sekarang dengan yang terdahulu adalah dalam
penelitian yang sekarang peneliti membahas tenteng kajian tingkat pendidikan
usaha mikro kecil menengah (UMKM) terhadap minat menyekolahkan anak ke
jenjang yang lebih tinggi di Desa Alangamba Kec. Binangun Kab. Cilacap. Jadi
peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan usaha
mikro kecil menengah terhadap minat menyekolahkan anak.
Berdasarkan penelitian yang akan dilaksanakan maka peneliti
menggunakan penelitian yang relevan sebagai berikut:
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/21.jpg)
26
Tabel 2.1 penelitian yang relevan
Nama dan
Tahun
Lungwati (2006) Sri Nur Hayati (2013) Ragil Asih Lestari (2014)
Judul Hubungan antara tingkat
pendidikan dengan minat
menyekolahkan anak ke
jenjang pendidikan yang
lebih tinggi (studi kasus
pada pedagang perantau
Desa Bantarbarang Kec.
Rembang Kab.
Purbalingga)
Kajian minat orangtua
menyekolahkan anak
kejenjang yang lebih
tinggi di Kecamatan
Kersana Kabupaten
Brebes.
Kajian Tingkat pendidikan
usaha mikro kecil menengah
terhadap minat
menyekolahkan anak ke
jenjang yang lebih tinggi di
Desa Alangamba
Kecamatan Binangun
Kabupaten Cilacap.
Tujuan
Penelitia
n
Untuk mengetahui
hubungan antar tingkat
pendidikan dengan minat
menyekolahkan anak
kejenjang pendidikan yang
lebih tinggi (studi kasus
pada pedagang perantau
Desa Bantarbarang,
Kecamatan Rembang,
Kabupaten Purbalingga)
Untuk mengetahui
minat orangtua
menyekolahkan anak
ke jenjang yang lebih
tinggi di Kecamatan
Kersana Kabupaten
Brebes.
Untuk mengetahui
hubungan antara tingkat
pendidikan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM)
dengan minat
menyekolahkan anak di
Desa Alangamba,
Kecamatan Binangun,
Kabupaten Cilacap.
Pengam
bilan
Sempel
Menggunakan random
sampling
Menggunakan teknik
area sampling dan
stratified sampling
menggunakan random
sampling
Analisis
Data
Distribusi frekuensi
menggunakan uji normalis
dan uji homogenitas
Deskriptif kualitatif
menggunakan analisis
skoring
Deskriptif kuantitatif
menggunakan analisis
scoring dan korelasi product
moment
Hasil
Penelitia
n
Terdapat hubungan positif
yang signifikan antara
minat dengan pendidikan
dengan minat
menyekolahkan anak ke
jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
minat orangtua
menyekolahkan anak
ke jenjang yang lebih
tinggi 20,56% termasuk
dalam kategori minat
sedang, dan 58,88%
termasuk dalam
kategori minat tinggi.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang
positif antara tingkat
pendidikan usaha mikro
kecil menengah dengan
minat menyekolahkan anak
dan tergolong cukup.
D. Kerangka Pikir
Pendidikan merupakan masalah yang penting dalam memajukan
sumberdaya manusia. Pendidikan tidak saja menambah pengetahuan akan tetapi
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/22.jpg)
27
juga meningkatkan ketrampilan bekerja, sehingga meningkatkan produktivitas
kerja serta dapat meningkatkan ketrampilan bekerja, sehingga meningkatkan
kesejahteraan hidup lebih baik lagi.
Wirausahawan yang berpendidikan mempunyai wawasan yang lebih luas
sehingga akan mempengaruhi pola pemikiran dalam kehidupan berkeluarga
maupun bermasyarakat. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan menimbulkan
cita-cita terhadap pendidikan anaknya, bakat yang menurun dan wawasan
orangtua tarhadap pendidikan.
Dengan tingakat pendidikan yang tinggi, maka minat wirausahawan dalam
menyekolahkan anaknya juga tinggi dan sebaliknya, tingkat pendidikan yang
rendah maka minat wirausahawan dalam menyekolahkan anknya juga rendah,
sehingga latar belakang pendidikan wirausahawan akan menentukan keberhasilan
pendidikan anaknya.
Gambar 2.2 Krangka Pikir
Wirausahawan
Minat menyekolahkan
anak
Tingkat Pendidikan
wirausahawan
Pola pikir
wirausahawan
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014
![Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil Menengah ...repository.ump.ac.id/5631/3/BAB II_RAGIL ASIH LESTARI_GEOGRAFI'14.pdf · Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022110301/5cabab9288c993123c8d9374/html5/thumbnails/23.jpg)
28
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis
sebagai berikut : tingkat pendidikan wirausahawan berpengaruh positif terhadap
minat menyekolahkan anak di Desa Alangamba, Kecamatan Binangun,
Kabupaten Cilacap.
Kajian Pendidikan Wirausahawan…, Ragil Asih Lestari, FKIP UMP, 2014