BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandurepository.ump.ac.id/5717/3/Yumianti BAB...
-
Upload
doankhuong -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandurepository.ump.ac.id/5717/3/Yumianti BAB...
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Posyandu
1. Definisi Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan
pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia
sejak dini.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dan keluarga berencana.
Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapain Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
11
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
12
Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis
masyarakat yang sudah menjadi milik masyarakat serta menyatu dalam
kehidupan dan budaya masyarakat. Meskipun dalam satu dasa warsa
terakhir ini terjadi perubahan tatanan kepemerintahan di Indonesia, tetapi
Posyandu masih tetap ada di tengah-tengah masyarakat kita.
Peran serta masyarakat dalam mewujudkan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat amatlah penting. Wujud nyata bentuk peran serta
masyarakat antara lain muncul dan berkembangnya Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), misalnya Posyandu. Sebagai
indikator peran aktif masyarakat melalui pengembangan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) digunakan persentase desa yang
memiliki Posyandu. Posyandu merupakan wahana kesehatan
bersumberdaya masyarakat yang memberikan layanan 5 kegiatan utama
Kesehatan Ibu Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Gizi, Imunisasi
dan P2 Diare dilakukan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat.
Keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh
pada keadaan status gizi anak balitanya. Karena salah satunya tujuan
posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama
anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang
memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status
gizi balitanya terpantau (Kristiani, 2007).
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
13
Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kade-
kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari
puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.
Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya
mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi
perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak,
peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan
kesejahteraan sosial.
Keberadaan Posyandu sangat diperlukan dalam mendekatkan upaya
promotif dan preventif kepada masyarakat, utamanya terkait dengan upaya
peningkatan status gizi masyarakat serta upaya kesehatan ibu dan anak.
Peran dan dukungan Pemerintah kepada Posyandu melalui Puskesmas
sangat penting untuk memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan
kesehatan di Posyandu.
2. Prinsip Dasar Posyandu (Nasrul, 1997)
a. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat
perpaduan antara pelayanan profesional dan nonprofesional (oleh
masyarakat ).
b. Adanya kerja sama lintas program yang baik, Kesehatan ibu Anak
(KIA), Keluarga Berencana (KB), gizi immunisasi, penanggulangan
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
14
diare maupun lintas sektoral (Dep. KES. RI, Depdagri/Bangdes, dan
BKKBN ).
c. Kelembagaan masyarakat ( pos desa, kelompok timbang/pos timbang,
pos immunisasi, pos kesehatan lain-lain ).
d. Mempunyai sasran penduduk yang sama ( Bayi 0-1 tahun, anak balita
1-4 tahun, ibu hamil, Pasangan Usia Subur (PUS)).
e. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan Pengembangan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)/ Primary Health Care) PHC.
3. Tingkat Perkembangan Posyandu (Kemenkes, 2011)
a. Posyandu Pratama
Posyandu yang masih belum mantap kegiatannya, kegiatan belum
rutin setiap bulan, kader aktifnya terbatas kurang dari 5 orang.
b. Posyandu Madya
Sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, jumlah
kader tugas 5 orang atau lebih, cakupan program utamanya masih
rendah yaitu kurang dari 50%.
c. Posyandu Purnama
Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8x setahun, jumlah kader tugas
5 orang atau lebih, cakupan 5 program utamanya lebih dari 50% sudah
ada program tambahan bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang
masih sederhana.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
15
d. Posyandu Mandiri
Sudah dapat melaksanakan kegiatan secara teratur, jumlah kader rata-
rata 5 orang atau lebih, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada
program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50%
KK.
4. Tujuan Posyandu (Nasrul, 1997)
Tujuan pokok dari pelayanan pos pelayanan terpadu adalah untuk (Nasrul,
1997):
a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
c. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS)
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang
peningkatan kemampuan hidup sehat
e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
penduduk berdasarkan letak geografi.
f. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka
alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
16
5. Sasaran Posyandu (Nasrul, 1997)
Yang menjadi sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu adalah:
a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
b. Anak balita usia sampai 5 tahun
c. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas
d. Wanita Usia Subur
6. Fungsi Posyandu (Kemenkes, 2011)
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita
(AKBA).
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA).
7. Manfaat Posyandu (Kemenkes, 2011)
a. Bagi masyarakat
1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKB), dan
Angka Kematian Balita (AKBA).
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
17
2) Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu, bayi, dan balita.
3) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan
pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.
b. Bagi kader dan tokoh masyarakat
1) Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan
yang terkait dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Balita (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA).
2) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKB), dan Angka
Kematian Balita (AKBA).
c. Bagi Puskesmas
1) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, dan pusat
pelayanan kesehatan masyarakat primer.
2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
3) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
18
d. Bagi sektor lain
1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait
dengan upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Balita (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA) sesuai
kondisi setempat.
2) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu
sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing
sektor.
8. Kegiatan Posyandu (Nasrul, 1997)
a. Lima kegiatan posyandu ( Panca Krida Posyandu )
1) Kesehatan ibu dan anak
2) Keluarga berencana
3) Imunisasi
4) Peningkatan gizi
5) Penanggulangan diare
b. Tujuan kegiatan posyandu ( Sapta Krida Posyandu )
1) Kesehatan ibu dan anak
2) Keluarga berencana
3) Immunisasi
4) Peningkatan gizi
5) Penanggulangan diare
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
19
6) Sanitasi dasar
7) Penyediaan obat esensial
9. Kriteria Kunjungan Ke Posyandu
Dikatakan posyandu berhasil itu harus memenuhi target kunjungan
posyandu dalam 1 tahun. Sedangkan tahapannya adalah untuk posyandu
pratama frekuensi penimbangannya ≤ 8x per tahun, posyandu madya
frekuensinya ≥ 8x per tahun, posyandu purnama frekuensi
penimbangannya ≥ 8x per tahun dan posyandu mandiri frekuensi
penimbangannya ≥ 8x per tahun (Runjati, 2010. hal. 79).
Data hasil pengukuran antropometri diolah menggunakan klasifikasi
status gizi menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2000). Data
tingkat kehadiran balita dikategorikan menjadi dua, yaitu “Aktif” bila
hadir dalam kegiatan penimbangan di posyandu sebanyak ≥ 8 kali dalam
satu tahun,”Tidak aktif” apabila < 8 kali dalam satu tahun (Jahari, A.B.
2000).
Ibu dikatakan aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam mengunjungi
posyandu sebanyak ≥ 8 kali dalam 1 tahun, sedangkan ibu dikatakan tidak
aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam mengunjungi posyandu < 8 kali
dalam 1 tahun (Departemen Kesehatan RI, 2008b).
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
20
10. Pembentukan Posyandu (Kemenkes, 2011)
Pembentukan Posyandu bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan sumber daya. Langkah-
langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan tahapan berikut.
a. Pendekatan internal
Tujuannya adalah mempersiapkan para petugas sehingga bersedia dan
memiliki kemampuan mengelola Posyandu melalui berbagai orientasi
dan pelatihan dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas.
b. Pendekatan eksternal
Tujuannya adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh
masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu
melalui berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat setempat.
c. Survei mawas diri (SMD)
Tujuannya adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of
belonging) melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta
potensi yang dimiliki dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat
pemerintahan desa kelurahan dan forum peduli Kesehatan Kecamatan
(jika sudah terbentuk).
d. Musyawarah masyarakat desa (MMD)
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
21
Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang
mendukung pembentukan Posyandu atau forum peduli ke sehatan
kecamatan.
Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti (Nasrul, 1997):
1) Pos penimbangan balita
2) Pos immunisasi
3) Pos keluarga berencana desa
4) Pos kesehatan
5) Pos lainya yang dibentuk baru
11. Persyaratan Posyandu (Nasrul, 1997)
a. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita
b. Terdiri dari 120 kepala keluarga
c. Disesuaikan dengan kemampuan petugas ( bidan desa )
d. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau
kelompok tidak terlalu jauh.
12. Alasan Pendirian Posyandu (Nasrul, 1997)
a. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam
upaya pencegahan penyakit dan Pertolongan Pertamam Pada
Kecelakaan (PPPK) sekaligus dengan pelayanan Keluarga Berencana
(KB).
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
22
b. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat,
sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya
dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana.
13. Penyelenggara Posyandu (Nasrul, 1997)
a. Pelaksana kegiatan
Adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas.
Pada pelaksanaan pos pelayanan terpadu melibatakan petugas
puskesmas, petugas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) sebagai penyelenggara pelayanan profesiaonal dan peran
serta masyarakat secara aktif dan positif sebagai penyelenggara
pelayanan non profesional secara terpadu dalam rangka alih teknologi
dan swakelola masyarakat.
1) Dari segi petugas puskesmas:
a) Pendekatan yang dipakai adalah pengembangan dan pembinaan
Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
b) Perencanaan terpadu tingkat puskesmas (mikro planing), loka
karya mini.
c) Pelaksanaan melalui sistem 5 meja dan alih teknologi.
2) Dari segi masayarakat
a) Kegiatan swadaya masyarakat yang diharapkan adanya kader
kesehatan
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
23
b) Perencanaanya melalui musyawarah masyarakat desa
c) Pelaksanaanya melalui sistem 5 meja
Dukungan lintas sektoral sangat diharapkan mulai dari tahap
persiapa/perencanaan, pelaksanaan bahkan penelitian dalam rangka
meningkatan derajat kesehatan masyarakat, baik dalam segi motivasi
maupun teknis dari masing-masing sektor.
b. Pengelola posyandu
Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader
PKK, tokoh mayarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang
ada di wilayah tersebut.
14. Lokasi/Letak Posyandu (Nasrul, 1997)
a. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
b. Ditentukan oleh masyarakat sendiri
c. Dapat merupakan lokal tersendiri
d. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai
rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.
15. Pelayanan Kesehatan yang Dijalankan Posyandu (Nasrul, 1997)
a. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
1) Penimbangan bulanan
2) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badanya kurang
3) Immunisasi bayi 3-14 bulan
4) Pemberian oralit untuk menanggulangi diare
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
24
5) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.
b. Pemeliharaan kesehatan ibu hail, ibu menyusui, dan pasangan usia
subur.
1) Pemeriksaan kesehatan umum
2) Pemeriksaan kehamilan dan nifas
3) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil
penambah darah.
4) Immunisasi TT untuk ibu hamil
5) Penyuluhan kesehatan dan KB
6) Pemberian alat kontrasepsi KB
7) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
8) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
9) Pertolongan pertama pada kecelakaan
16. Sisitem Lima Meja dalam Posyandu (Nasrul, 1997)
a. Meja I
1) Pendaftaran
2) Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia
subur
b. Meja II
1) Penimbangan balita, ibu hamil
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
25
c. Meja III
1) Pengisian KMS
d. Meja IV
1) Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan
resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB
2) Penyuluhan kesehatan
3) Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan,
kondom.
e. Meja V
1) Pemberian immunisasi
2) Pemeriksaan kehamilan
3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
4) Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Untuk meja I sampai IV dilakukan oleh kader kesehatan dan untuk
meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya: dokter,
bidan, perawat, juru immunisasi dan lainya.
B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kunjungan Ke Posyandu
1. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai
hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan
kepercayaan (beliefs), tahayul (superstitions), dan penerangan-penerangan
yang keliru (mis-informations), (Soekanto, 2002).
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
26
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang
lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Alwi (2003) pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
behaviour). Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua
aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan
menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek
yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
objek tertentu.
Menurut Friedman (1998) menyatakan bahwa Pengetahuan merupakan
domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang,
maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang
tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan
berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui.
Menurut Notoatmodjo (2007) untuk mengubah pengetahuan
diperlukan kondisi belajar tertentu seperti:
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
27
1) Peserta didik harus disajikan fakta atau informasi sedemikian rupa
sehingga mereka mengerti.
2) Peserta didik mampu menyimpan fakta atau informasi dalam
ingatanya, sehingga fakta tersebut mudah diingat kembali bila
diperlukan.
3) Peserta didik mampu menyajikan informasi yang disajikan sehingga
dapat digunakan untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah
di lapangan nantinya.
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) ada 6 tingkatan pengetahuan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau
rangsangan yang telah diterima dengan cara menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
28
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi dapat
diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya.
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan
suatu materi kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu
dengan yang lain dapat ditunjukan dengan menggambarkan,
membedakan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru dengan dapat menyusun formulasi yang baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada. Pengetahuan diukur
dengan wawancara atau angket tentang materi yang akan di ukur
dari objek penelitian
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
29
3. Manfaat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(overt behavior). Pengetahuan seseorang akan lebih langgeng bila
didasari dengann perilaku dan pengalaman. Sebelumnya seseorang
mengadopsi perilaku batu, di dalam diri seseorang terjadi proposes
berurutan yakni:
1) Awarenes (kesedaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
2) Insert (merasa tertarik), dimana orang mulai tertarik stimulus, sikap
seseorang sudah mulai timbul.
3) Evaluation (menimbang-nimbang), dimana seseorang mulai
menimbang-nimbang terhadap baik buruknya stimulus bagi dirinya.
Hal ini berarti sikap seseorang sudah lebih baik.
4) Trial (mencoba), dimana orang mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.
5) Adaptasi, dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
30
4. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi
yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat
tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,
maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah
tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung
dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang
akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
31
Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan
menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.
2) Media masa / informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat
tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,
penyuluhan dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian
informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan
terhadap hal tersebut.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
32
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari
pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain.
Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
suatu pengetahuan.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia tengah (41-60 tahun)
seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada
usia dewasa. Sedangkan pada usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
33
produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari prestasinya. Semakin
tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai
dan sehingga menambah pengetahuan.
5. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan
Menurut Nursalam (2007) menyatakan bahwa pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas:
1) Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75% - 100%
2) Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56% - 75%
3) Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 56%
6. Definisi Sikap (Notoatmodjo, 2010)
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan ( senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik,
dan sebagainya. Jadi jelas disini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom
atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek. Sehingga
sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwan yang
lain.
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa
sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
34
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi
sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi tertutup
perilaku-perilaku tersebut diantaranya perilaku kunjungan ibu balita ke
posyandu. Hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dapat digambarkan
pada bagan gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1. Hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan (Notoatmodjo, 2010)
7. Komponen Pokok Sikap (Notoatmodjo, 2010)
Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2010) sikap itu terdiri dari
3 komponen pokok yakni:
1) Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek,
artinya bagaimana keyakinan, pendapat,atau pemikiran seseorang
terhadap posyandu misalnya, berarti bagaimana pendapat atau
keyakinan orang tersebut terhadap posyandu.
STIMULUS
(rangsangan)
PROSES
STIMULUS REAKSI
TERBUKA
(tindakan)
REAKSI TERTUTUP
(pengetahuan dan sikap)
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
35
2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek,
bagaimana penilaian (terkadang didalamnya faktor emosi) orang
tersebut terhadap objek. Seperti contoh bagaimana orang menilai
posyandu, apakah penting peranannya atau tidak.
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap
adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau
perilaku terbuka. Sikap adalah merupakan ancang-ancang untuk
bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan). Misalnya tentang
contoh sikap terhadap posyandu di atas, adalah apa yang dilakukan
bila ia mengikuti posyandu.
Ketiga komponen tersebut di atas secara bersama-sama membentuk
sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini,
pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
Sebagai contoh seorang ibu yang telah mengetahui tentang posyandu
(manfaat, tujuan, kegiatan, sasaran dan sebagainya). Pengetahuan ini akan
membawa ibu untuk berpikir dan berusaha setiap bulanya datang ke
posyandu. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja
sehingga ibu tersebut berniat akan rajin membawa balita ke posyandu
setiap bulan untuk mengetahui perkembangan dan kesehatan balitanya.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
36
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat
berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:
1) Menerima (receiving):
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima
stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap seseorang terhadap
kegiatan posyandu, dapat diketahui atau diukur dari keaktifan ibu
untuk datang ke posyandu setiap bulan.
2) Menanggapi (responding):
Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya seorang ibu
yang datang ke posyandu tersebut ditanya tentang balitanya oleh
kader, kemudian ia menjawab atau menanggapinya.
3) Menghargai (valuing):
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai
yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya
dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespons. Contoh ibu itu mendiskusikan
posyandu dengan suaminya, atau bahkan mengajak tetangganya untuk
datang ke posyandu.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
37
4) Bertanggung jawab (responsible):
Sikap yang paling tinggi tingkatanya adalah bertanggung jawab
terhadap apa yang diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap
tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko
bila ada orang lain yang mencemooh atau adanya risiko lain. Contoh
tersebut, ibu yang sudah mau datang ke posyandu, ia harus berani
untuk mengorbankan waktunya, atau mungkin kehilangan
penghasilannya, atau diomeli oleh mertuanya kerena meninggalkan
rumah, dan sebagainya.
8. Definisi Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan atau aktivitas utama yang dilakukan secara
rutin sebagai upaya untuk membiayai keluarga serta menunjang
kebutuhan rumah tangga. Salah satu alasan yang paling sering
dikemukakan bila ibu tidak membawa balitanya ke posyandu adalah
karena mereka harus bekerja.
Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan
ibu bisa bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali
tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang
hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang
dilakukannya akan membawanya kepada sesuatu keadaan yang lebih
memuaskan dari pada keadaan yang sebelumnya (Anoraga, 1998).
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
38
Ibu yang bekerja mempunyai waktu kerja sama seperti dengan
pekerja lainnya. Adapun waktu kerja bagi pekerja yang waktu siang 7
jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam satu
minggu, atau dengan 8 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 5
hari kerja dalam satu minggu. Sisa waktunya 16-18 jam digunakan
untuk kehidupan dalam keluarga, masyarakat, tidur, dan lain-lain
(Sastrohadiwiryo, 2003).
Bagi pekerja wanita, bagaimanapun juga mereka adalah ibu rumah
tangga yang sulit lepas begitu saja dari lingkungan keluarga. Wanita
mempunyai mempunyai beban dan hambatan lebih berat dibandingkan
rekan prianya. Dalam arti wanita harus lebih dulu mengatasi urusan
keluarga, suami, anak dan hal-hal yang menyangkut tetek bengek
rumah tangganya (Anoraga, 1998).
Aspek sosio ekonomi akan berpengaruh pada partisipasi
masyarakat di Posyandu. Semua ibu yang bekerja baik di rumah atau
luar rumah, keduanya akan tetap meninggalkan anak-anaknya untuk
sebagian besar waktu (Niven, 2000).
Menurut Khalimah (2007), kerja merupakan sesuatu yang
dibutuhkan oleh manusia. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang
hendak dicapainya dan harapan bahwa aktivitas kerja yang
dilakukannya akan membawanya kepada sesuatu keadaan yang lebih
memuaskan dalam upaya pemenuhan kebutuhan. Pekerjaan memilki
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
39
hubungan dengan pendidikan dan pendapatan serta berperan penting
dalam kehidupan sosial ekonomi dan berkaitan dengan faktor lain
seperti kesehatan. Hal tersebut sesuai menurut Khomsan (2007) bahwa
pekerjaan termasuk ke dalam salah satu sumber pendapatan dalam
keluarga dengan adanya pekerjaan tetap dalam suatu keluarga, maka
keluarga tersebut relatif terjamin pendapatannya setiap bulan.
Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup padat
akan mempengaruhi ketidakhadiran dalam pelaksanaan Posyandu.
Orang tua yang bekerja akan tidak mempunyai waktu luang, sehingga
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi aktivitas pekerjaan orang tua
semakin sulit datang ke Posyandu.
Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan
sendiri maupun keluarga. Faktor bekerja saja Nampak berpengaruh
pada peran ibu yang memiliki balita sebagai timbulnya suatu masalah
pada ketidakaktifan ibu kunjungan ke posyandu, karena mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan yang belum cukup, yang
berdampak pada kunjungan ke posyandu, serta tidak ada waktu ibu
mencari informasi karena kesibukan mereka dalam bekerja. Kondisi
kerja yang menonjol sebagai faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan
(Depkes, 2002). Hal ini dapat menyebabkan frekuensi ibu yang
memiliki balita untuk kunjungan ke posyandu akan berkurang.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
40
9. Dukungan Keluarga
Dukungan adalah bantuan, dorongan yang diberikan kepada orang
lain. Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap atau
tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga. Dan
anggota keluarga memandang bahwa orang yang mendukung akan selalu
siap memberikan pertolongan atau bantuan.
Dukungan keluarga merupakan cerminan dari dukungan sosial,
dimana oleh keluarga dukungan tersebut dipandang sebagai bentuk
bantuan yang dapat dimanfaatkan.
Istilah dukungan diterjemahkan dalam kamus bahasa Indonesia
sebagai berikut: sesuatu yang didukung, sokongan dan bantuan yang
diterima seseorang dari orang lain. Dukungan dapat diperoleh dari
lingkungan sosial terdekatnya seperti anggota keluarga, orang tua dan
teman. Dukungan sosial adalah hasil dari hubungan antara seseorang
dengan orang lain yang memberikan rasa aman, tentram, merasa optimis
dan berharga sebagai manusia (Kaplan, 1997)
Kane (1998) dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan
antara keluarga dengan lingkungan sosialnya, dukungan keluarga adalah
sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis
dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus
kehidupan.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
41
Menurut Wati (2005) terdapat tiga cara pemberian dukungan
keluarga yaitu:
1) Active mengagemen, dapat diberikan oleh salah satu anggota
keluarga dengan cara melibatkan individu dalam sebuah diskusi
dan menyatakan mengenai permasalahan perasaan individu.
2) Protective buffering, mengarah pada tingkah laku salah satu
anggota keluarga yang menyembunyikan kekhawatiran,
menyangkal kekhawatiran dan mengalah pada individu untuk
menghindari pertengkaran.
3) Over protective, mengarah pada tingkah salah satu anggota
keluarga yang mengabaikan kemampuan individu sehingga
individu memperoleh bantuan yang tidak diperlukan dan
aktivitasnya dibatasi.
10. Fungsi dukungan keluarga
Menurut Friedman (1998) keluarga mempunyai berbagai jenis
dukungan yang mempunyai fungsi berbeda-beda, yaitu:
1) Dukungan informasional
Berfungsi sebagai kolektor dan desiminator (penyebar)
informasi berbagai hal. Manfaat dari dukungan ini adalah sebagai
masukan atau penjelasan kepada anggota lain atas informasi atau
pengetahuan yang didapat. Sehingga masalah yang sedang dialami
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
42
dapat segera diatasi. Jenis informasi ini dapat berupa nasehat,
saran, petunjuk ataupun kritikan.
2) Dukungan penilaian
Merupakan bimbingan umpan balik, membimbing, dan
menengahi pemecahan masalah serta sebagai sumber dan validator
identitas anggota keluarga. Bentuk dukungan ini yaitu support,
penghargaan ataupun perhatian terhadap sesuatu yang telah dicapai
oleh anggota keluarga.
3) Dukungan instrumental
Berfungsi sebagai pertolongan praktis dan konkrit. Dalam hal
ini keluarga sebagai pengambil keputusan terhadap penanganan
yang harus segera diberikan baik dalam rumah ataupun tempat
pelayanan kesehatan (Klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit). Selain
itu keluarga merupakan penyedia kebutuhan utama seperti makan,
minum, tempat tinggal bagi anggota keluarga lainya.
4) Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk
beristirahat dan pemulihan serta membatu pengausaan terhadap
emosi. Dengan adanya dukungan ini diharapkan akan bermanfaat
bagi seorang yang sedang mengalami tekanan atau ketegangan
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.
Bentuk dukungan ini seperti rasa suka, cinta, empati dan perhatian.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
43
11. Sumber Dukungan Keluarga
Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang
dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau
diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan,
tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberi pertolongan dan bantuan jika
diperlukan). Dukungan sosial keluarga sosial keluarga internal, seperti
dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau
dukungan sosial keluarga eksternal (Friedman, 1998).
a. Manfaat Dukungan Keluarga
Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi
sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-
beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namaun demikian,
dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga
membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan
akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi
keluarga (Friedman, 1998).
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
44
C. Kerangka Teori
Gambar 2.2. Modifikasi Notoatmodjo (2010), Friedman (1998), Khomsah (2007) dan
Depkes (2002)
Awarenes
(kesedaran)
Insert (merasa
tertarik)
Evaluation
(menimbang-
nimbang)
Trial (mencoba)
Adaptasi
Pendidikan
Media
masa/informasi
Sosial budaya dan
ekonomi
Lingkungan
Pengalaman
Usia
Pengetahuan Kunjungan ke Posyandu
Dukungan keluarga
Dukungan
emosional
Dukungan
penghargaan
Dukungan
instrumental
Dukungan
emosional
Menerima
Menanggapi
Menghargai
Bertanggung
jawab
Kepercayaan Kehidupan
Kecenderungan
untuk bertindak
Sikap
Mencari nafkah
Sumber
pendapatan
Memenuhi
kebutuhan
sendiri maupun
keluarga
Pekerjaan
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
45
D. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan tentang
Posyandu
Sikap tentang
Posyandu
Kunjungan ke Posyandu
Pekerjaan ibu balita
Dukungan keluarga
untuk datang ke
Posyandu
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014
46
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dalam suatu penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh antara pengetahuan, sikap, pekerjaan, dan dukungan
keluarga terhadap kunjungan ibu balita ke posyandu.
Faktor Faktor Yang..., Yumianti , Keperawatan S1 UMP, 2014