makalah posyandu

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagaimana tercantum pada pasal 3 Undang Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Dalam pelaksanaannya pembangunan kesehatan lebih diarahkan pada upaya untuk menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, sedangkan tingginya agka kematian ibu sangat erat kaitannya dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan. Upaya menurunkan tingkat kematian ibu dan anak secara operasional didesa/kelurahan dilakukan melalui pos pelayanan terpadu atau posyandu yaitu suatu pelayanan yang penyelenggaraan dan pelaksanaan dilakukan oleh masyarakat dan dibina oleh puskesmas. Sejak dicanangkan pada tahun 1984, pertumbuhan jumlah posyandu di Indonesia hingga tahun 1996 berjumlah 244.107 buah. Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan untuk memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terurama untuk ibu dan anak balita. Pos Pelayanan terpadu atau posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi (infant mortality rate), angka

Transcript of makalah posyandu

Page 1: makalah posyandu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagaimana tercantum pada

pasal 3 Undang Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Dalam

pelaksanaannya pembangunan kesehatan lebih diarahkan pada upaya untuk

menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran,

sedangkan tingginya agka kematian ibu sangat erat kaitannya dengan

kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan

pemeriksaan kesehatan selama kehamilan. Upaya menurunkan tingkat

kematian ibu dan anak secara operasional didesa/kelurahan dilakukan

melalui pos pelayanan terpadu atau posyandu yaitu suatu pelayanan yang

penyelenggaraan dan pelaksanaan dilakukan oleh masyarakat dan dibina

oleh puskesmas. Sejak dicanangkan pada tahun 1984, pertumbuhan jumlah

posyandu di Indonesia hingga tahun 1996 berjumlah 244.107 buah.

Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan untuk

memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan

terurama untuk ibu dan anak balita. Pos Pelayanan terpadu atau posyandu

merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan merupakan bagian dari

pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang

bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi (infant

mortality rate), angka kelahiran bayi (birth rate), dan angka kematian ibu

(maternal mortality rate), serta dalam rangka mempercepat terwujudnya

Norma Keluarga Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Depkes RI, 1998).

Desa Petir merupakan desa yang berada di kecamatan Kalibagor

Kabupaten Banyumas. Terdapat 5 Posyandu balita dan 2 Posyandu lansia di

desa Petir. Posyandu merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak

dapat dilaksanakan hanya oleh pemerintah, melainkan perlu peran serta

masyarakat (Dinkes RI, 1998). Untuk mempercepat angka penurunan

tesebut, diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan

memafaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat dan

ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan

Page 2: makalah posyandu

oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan

pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk

mewujudkan tujuan Posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu

pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader posyandu. Banyak faktor

yang mempengaruhi keaktifan kader diantaranya pengetahuan kader

tentang Posyandu, pengetahuan kader tentang Posyandu akan berpengaruh

terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifakan kegiatan

Posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja

Posyandu. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari

pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka

didapatkan rumusan masalah “Bagaimana kegiatan Posyandu yang

dilaksanakan di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir Kecamatan

Kalibagor?”.

C. Tujuan

1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan Posyandu di Posyandu Mugi Rahayu

IV Desa Petir Kecamatan Kalibagor.

2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan

Posyandu di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir Kecamatan

Kalibagor.

Page 3: makalah posyandu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga

Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain

melalui kader-kader yang terlatih dibidang kesehatan menyelenggarakan 5

(lima) program prioritas secara terpadu pada suatu tempat dan waktu yang

telah ditentukan dengan bantuan pelayanan dari petugas Puskesmas, bagi

jenis pelayanan dimana msayrakat tidak mampu memberikan sendiri

(Depkes RI, 1986).

B. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam

pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat,

oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta

pembinaan tehnis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang

mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak

dini. Yang dimaksud dengan nilai strategi untuk pengembangan sumber

daya manusia sejak dini yaitu dalam meningkatkan mutu manusia dimasa

mendatang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan

manusia ada 3 (tiga) intervensi (Sembiring, N. 2004), yaitu :

1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan

untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan

ibu sampai usia balita.

2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan

untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik

maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.

3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk

memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan

bangsa dan negara.

Agar kegiatan posyandu merupakan kegiatan warga masyarakat

setempat maka kader dan pemuka masyarakat berperan untuk

menumbuhkan kesadaran semua warga agar menyadari bahwa Posyandu

adalah milik warga. Pemerintah khususnya petugas kesehatan hanya

berperan membantu (Azwar, 2002).

Page 4: makalah posyandu

Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu

secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1)

Posyangu Pratama; (2) Posyandu Madya; (3) Posyandu Purnama dan (4).

Posyandu Mandiri (Depkes RI, 2006).

1. Posyandu Pratama (Warna Merah)

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang

ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin

serta jumlah kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab

tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah

kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah

memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.

2. Posyandu Madya (Warna Kuning)

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata

jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima

kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. %. Ini berarti, kelestarian

kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sudah baik tetapi masih

rendah cakupannya. Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan masyarakat

secara intensif, serta penambahan program yang sesuai dengan situasi

dan kondisi setempat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan

peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh

masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam

mengelola kegiatan Posyandu. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta

mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang

pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja

Posyandu.

3. Posyandu Purnama (Warna Hijau)

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) pada tingkat purnama adalah

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang frekuensinya lebih dari 8 kali

per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5

Page 5: makalah posyandu

program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah

ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang

masih sederhana. Intervensi pada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di

tingkat ini adalah :

a) Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan

masyarakat menentukan sendiri pengembangan program di Pos

Pelayanan Terpadu (Posyandu).

b) Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana

Sehat yang kuat, dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau

lebih. Untuk kegiatan ini dapat mengacu pada buku ‘Pedoman

Penyelenggaraan Dana Sehat’ dan ‘Pedoman Pembinaan Dana

Sehat’ yang diterbitkan oleh Dit Bina Peran Serta Masyarakat Depkes.

4. Posyandu Mandiri (Warna Biru)

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader

sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya >

50%, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah

memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola

masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di

wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan

termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.

Untuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) tingkat ini, intervensinya

adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat

tersebut menggunakan prinsip JPKM (Depkes, 1999). Adapun tahapan

pelayanan yang dilakukan dalam kegiatan Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu) oleh para kadernya antara lain :

a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dasar adalah pos pelayanan

terpadu yang tenaga pelayanannya hanya dilakukan oleh kader

kesehatan tanpa bantuan pihak puskesmas.

b. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lengkap adalah pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada masyarakat oleh petugas

kesehatan bersama kadernya, dalam memberikan pelayanan KB,

kesehatan ibu dan anak, imunisasi, perbaikan gizi dan

penaggulangan diare.

Page 6: makalah posyandu

c. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) pengembangan adalah

pelayanan terpadu yang tugas sepenuhnya ditangani oleh kader yang

telah diberikan pendidikan dalam bidang tertentu, misalnya tentang

gizi anak balita.

Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat

diuraikan sebagai berikut :

Page 7: makalah posyandu

Sumber: Depkes RI (2006)

C. Tujuan Penyelenggara Posyandu

Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai

berikut (Depkes RI, 2006) :

1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan

angka kelahiran

2. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil dan ibu

nifas

3. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

4. (NKKBS)

5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan

6. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.

D. Sasaran Posyandu

Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia

kurang dari 1 tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui

dan wanita PUS (pasangan usia subur).

E. Manfaat Posyandu

Adapun manfaat dari Posyandu adalah sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat

Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

2. Bagi Kader

Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi

terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI

dan AKB.

3. Bagi Puskesmas

Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan

kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

4. Bagi Sektor Lain

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya

penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat

b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu

sesuai dengan terpoksi masing-masing sektor (Wikipedia, 2007).

Page 8: makalah posyandu

F. Program Posyandu

Program kegiatan yang dilakukan di Posyandu, yang sekaligus

masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan antara lain mencakup:

keluarga berencana (KB), kesehatan ibu dan anak, imunisasi, peningkatan

gizi dan penanggulangan diare (Sembiring, 2004).

1. Keluarga Berencana (KB)

Pemerintah dalam rangka mengupayakan kesejahteraan

masyarakat selain melalui pembangunan dalam bidang ekonomi,

pembangunan fisik maka upaya yang tidak kalah penting adalah melalui

pertumbuhan penduduk supaya tidak berlebihan. Upaya yang

menyangkut pertumbuhan penduduk tersebut adalah melalui program

keluarga berencana (Depkes RI, 2006).

Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga

kehamilan terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran

diperjarang untuk membina kesehatan bagi keluarga. Keberhasilan KB

harus diikuti dengan penurunan angka kematian bayi dan anak balita atau

ibu keluarga atau sebaliknya, untuk itu maka perlu adanya upaya

peningkatan pelestarian pemakaian alat kontrasepsi yang efektif serta

pengayoman medis terhadap penderita. Dalam pelayanan Keluarga

berencana di posyandu antara lain : pembagian pil KB atau kondom,

suntikan KB, konsultasi KB, alat kontrasepsi dalam rahim dan imflan

(susuk) (Depkes RI, 2006).

2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Bahwa salah satu hal yang penting untuk mendukung

keberhasilan melahirkan bayi yang sehat adalah seorang ibu yang sehat

di waktu kehamilannya. Bayi yang akan lahir dari seorang ibu

ditumbuhkan oleh gizi di dalam rahim. Zat gizi tersebut diambil dari

bagian lain tubuh ibu melalui tali pusat. Bila ibu hamil kurang makan,

maka bayi yang akan dilahirkan kecil dan lemah karena itu kesehatan ibu

amatlah penting. Didalam program posyandu dalam pelayanan kesehatan

ibu dan anak yaitu pemberian pil tambah darah (ibu hamil), pemberian

imunisasi tetanus toxoid (TT), Imunisasi, penimbangan balita, pemberian

oralit dan pemberian makanan tambahan (PMT) (Depkes RI, 2006).

Kesehatan ibu hamil yang harus diperhatikan meliputi sebagai

berikut :

Page 9: makalah posyandu

a) Ibu hamil harus makan lebih banyak dibandingkan dengan sebelum

hamil

b) 1-2 piring nasi lebih banyak dari biasa dalam satu hari, ditambah

dengan sayur dan buah

c) Ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilan secara teratur kepada

petugas kesehatan minimal 4 kali selama hamil

d) Mendapatkan imunisasi tetanus toxoid (TT) sebanyak 2 kali

e) Sedangkan yang perlu diperhatikan untuk ibu menyusui dan nifas

mencakup :

1) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, untuk ibu nifas perawatan

kebersihan jalan lahir (vagina).

2) Pemberian vitamin A dosis tinggi dan tablet besi

3) Perawatan payudara

4) Senam ibu nifas

5) Jika ada tenaga kesehatan dan tersedia ruangan dilakukan

pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara

6) Pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ada

ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

3. Pelayanan Gizi

Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan

angka Kurang Kalori Protein (KKP) dan kebutaan karena kekurangn

vitamin A pada balita, serta anemia gizi pada ibu hamil. Tujuan ini dapat

dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan jalan memadukan

kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan dasar dan

keluarga berencana di posyandu. Dengan demikian sasaran pelayanan

gizi di posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan

pasangan usia subur (PUS). Pelayanan gizi di Posyandu meliputi :

pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan balita,

pendistribusian kapsul vitamin A, zat besi (Fe), pemberian larutan oralit,

penyuluhan gizi dan pemberian makanan tambahan (Depkes RI, 1990).

4. Imunisasi

Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau

resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu

penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu belum

tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 1997).

Page 10: makalah posyandu

Imunisasi didapatkan oleh anak melalui pemberian vaksin secara

sengaja. Imunisasi yang diberikan terdiri dari imunisasi BCG untuk

mencegah penyakit TBC (Tubercolosis), imunisasi DPT untuk mencegah

penyakit difteri, pertusis dan tetanus, imunisasi Polio untuk mencegah

penyakit kelumpuhan, imunisasi Campak untuk mencegah penyakit

campak dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis

(Depkes RI, 1999).

Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi

lengkap. Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di Posyandu

antara lain BCG, DPT I, II, III, Polio I, II, III,IV, Campak pada umur 9 bulan

dan Hepatitis B (Depkes RI, 1990).

Menurut program Departemen Kesehatan RI (1990), pemberian

imunisasi lengkap kepada balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali,

Polio empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali.

5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Menurut Depkes RI (2002), diare (mencret) adalah buang air

besar dengan frekuensi yang tidak normal dan konsistensinya lebih

lembek atau cair. Diare dapat terjadi secara perlahan-lahan, bertahap,

tiba-tiba dan perkembangannya cepat sekali. Diare adalah penyebab

utama kematian balita. Penanggulangan diare dapat dilakukan dengan :

memberikan oralit, bila oralit tidak ada membuat larutan gula garam, asi

dan makanan terus diberikan kepada anak seperti biasa.

G. Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu

Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos

imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru.

Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau

disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis,

jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan

sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah

didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan

posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang sudah ada, rumah

penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau ditempat khusus

dibangun masyarakat.

Page 11: makalah posyandu

Kegiatan Posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih dan diadakan

setiap bulan sekali penyelenggaraan dilakukan dengan “pola lima meja”

sebagaimana diuraikan antara lain (Depkes RI, 2000):

1. Meja 1: pendaftaran balita, ibu hamil dan menyusui

2. Meja 2: penimbangan bayi dan anak balita

3. Meja 3: pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)

4. Meja 4: peyuluhan program mengenai

a) Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui

pertumbuhan balita. Balita yang di bawah garis merah (BGM) harus

dirujuk ke tenaga kesehatan.

b) Pentingnya ASI eksklusif sampai anak berumur 6 bulan.

c) Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak

berumur > 6 bulan.

d) Pentingnya ibu memberiakan ASI sampai anak berumur 2 tahun.

e) Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada

balita.

f) Pentingnya pemberian vitamin A untuk mencegah kebutaan dan daya

tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus, bayi 6-13

bulan dan balita 1-5 tahun diberi satu kapsul vitamin A.

g) Pentingnya latihan /stimulasi perkembangan balita di rumah.

h) Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa

walaupun anak sedang diare.

i) Tentang bahaya infeksi saluran pernapasa akut (ISPA), balita batuk

pilek dengan napas sesak atau sukar bernapas harus dirujuk ke

tenaga kesehatan.

j) Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria,

campak, demam berdarah, dapat membahayakan jiwa anak.

k) Ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi.

Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan

pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.

5. Meja 5: Pelayanan kesehatan dan KB.

Memberikan pelayanan kesehatan lainnya dan KB bersama dengan

petugas kesehatan, seperti imunisasi, pemberian tablet besi, dan

pelayanan KB.

Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

Page 12: makalah posyandu

S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.

K : Semua balita yang memiliki KMS.

D : Balita yang ditimbang.

N : Balita yang naik berat badannya.

Keberhasilan Posyandu berdasarkan :

1.DS

Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan

2.ND

Berhasil tidaknya Program posyandu

3.KS

Cakupan kegiatan penimbangan (K/S)

4.DK

Kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K),

H. Struktur Posyandu

Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah

masyaarakat pada saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi

tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumber daya. Struktur

organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dan kader

Posyandu yang merangkap sebagai anggota.

Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah

(kelurahan/desa), selayaknya dikelola oleh suatu unit/ kelompok Pengelola

Posyandu yang keanggotaannya dipilih darikalangan masyarakat setempat.

Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih

dari para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas

dan tanggung jawab masing-masing unsur Pengelola Posyandu disepakati

dalam unit/kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat.

I. Pengelola Posyandu

Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat

musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-

kurangnya terrdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang

bendahara. Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:

1. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh mayarakat setempat.

2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi

masyarakat.

Page 13: makalah posyandu

3. Bersedia bekerja secara suakrela bersama masyarakat.

J. Kader Posyandu

Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota

masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk

menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan

kegiatan Posyandu secara sukarela. Ktriteria kader Posyandu antara lain

sebagai berikut (Zulkifli, 2003):

1. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.

2. Dapat membaca dan menulis huruf latin.

3. Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat.

4. Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemapuan dan waktu luang.

Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena

kesibukan yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang

bersedia aktif secara sukarela sebagai kader Posyandu. Untuk

mengatasinya kedudukan dan peranan kader Posyandu dapat digantikan

oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara purna/paruh waktu

sebagai kader Posyandu dengan mendapat imbalan khusus dari dana yang

dikumpulkan oleh dan dari masyarakat. Kriteria tenaga profesional antara

lain sebagai berikut:

1. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.

2. Berpendidikan sekurang-kurangnya SPM.

3. Bersedia dan mau bekerja secara purna/paruh waktu uantuk mengelola

Posyandu.

K. Tugas kegiatan kader

Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada

umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu

dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas

yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun

kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak

dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut

didalam maupun diluar Posyandu antara lain (Zulkifli, 2003):

1. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah:

a) Melaksanan pendaftaran.

b) Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.

c) Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan.

Page 14: makalah posyandu

d) Memberikan penyuluhan.

e) Memberi dan membantu pelayanan.

f) Merujuk.

2. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan

adalah:

a) Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan

penanggulan diare.

b) Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu.

c) Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai

dengan permasalahan yang ada:

1) pemberantasan penyakit menular.

2) Penyehatan rumah.

3) Pembersihan sarang nyamuk.

4) Pembuangan sampah.

5) Penyediaan sarana air bersih.

6) Menyediakan sarana jamban keluarga.

7) Pembuatan sarana pembuangan air limbah.

8) Pemberian pertolongan pertama pada penyakit.

9) P3K

10) Dana sehat.

11) Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan

kesehatan.

3. Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan:

a) Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan

survei mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMd,

menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa,

menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama

masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.

b) Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka

(kunjungan), alat peraga dan percontohan.

c) Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotng

ronyong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan

kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain.

d) Memberikan pelayanan yaitu, :

1) Membagi obat

Page 15: makalah posyandu

2) Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan

3) Mengawasi pendatang didesanya dan melapor

4) Memberikan pertolongan pemantauan penyakit

5) Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya

e) Melakukan pencatatan, yaitu:

1) KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb

2) KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya

3) Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan

balita yang diimunisasikan

4) Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang

dan yang naik timbangan

5) Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan

dirujuk

f) Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-

kesehatan dan upanya kesehatan lainnya.

g) Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-

20KK atau diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan

dengan memberikan informasi tentang upanya kesehatan

dilaksanakan.

h) Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga

binaan.

i) Melakukan pertemuan kelompok.

Page 16: makalah posyandu

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Desa Petir

a) Keadaan Geografis

Desa Petir adalah suatu desa yang berada diwilayah

kecamatan Kalibagor dengan luas 155.925 ha. Secara administratif

Desa Petir memiliki batas-batas:

- Sebelah utara : Desa Kalicupak

- sebelah selatan : Desa Pajerukan

- sebelah timur : Sungai Klawing

- sebelah barat : Kecamatan Sokaraja Wetan

Desa Petir terdiri dari 4 RW dengan 17 RT, dengan distribusi

RW 1 sebanyak 5 RT, RW 2 sebanyak 3 RT, RW 3 sebanyak 3 RT,

dan RW 4 sebanyak 6 RT.

Page 17: makalah posyandu

b) Keadaan Demografis

Jumlah penduduk Desa Petir berdasarkan data demografi Desa

Petir dapat diketahui jumlah penduduk pada tahun 2009 sejumlah

3.223 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah 1645 jiwa dan

penduduk perempuan sejumlah 1578 jiwa dengan jumlah KK sebanyak

845 KK.

c) Sarana Kesehatan

Desa petir memiliki sarana kesehatan berupa Poliklinik

Kesehatan Desa (PKD) dengan satu tenaga bidan, Posyandu lansia,

dan Posyandu balita yang terdiri dari lima kelompok posyandu yang

dilaksanakan secara rutin setiap bulan.

d) Kader Posyandu

Tabel 3.1 Jumlah Posyandu di Desa Petir

No Posyandu Tempat

1 Mugi Rahayu I RW 1

2 Mugi Rahayu II RW 2

3 Mugi Rahayu III RW 3

4 Mugi Rahayu IV RW 3

5 Mugi Rahayu V RW 4

Sumber: Buku Posyandu Desa Petir

Desa Petir memiliki lima posyandu yang tersebar di 4 RW yang

bernama Posyandu “Mugi Rahayu”. Kegiatan Posyandu dilakukan

sebulan sekali. Semua posyandu yang ada di Desa Petir termasuk ke

dalam Posyandu Purnama (kegiatan lebih teratur dan jumlah kader 5

orang).

Tabel 3.2 Kader Posyandu desa Petir

No. Wilayah Pelaksanaan Nama Kader

1. Mugi Rahayu I (RW 1) Tanggal 10 Murniah

Mujiatin

Ugi Ainawati

Asti Setiarini

Tri Wahyuni

2. Mugi Rahayu II (RW 2) Tanggal 12 Alyaumah Bariyani

Rumini

Tri Haryanti

Riati

Page 18: makalah posyandu

Maelina

3. Mugi Rahayu III (RW 3) Tanggal 15 Supriyati

Liarti

Siti Istiqamah

Umu Kulsum

4. Mugi Rahayu IV (RW 3) Tanggal 17 Suhirah

Astiah

Tri Haryani

Marlina

Jumiati

5. Mugi Rahayu V (RW 4) Tanggal 18 Puji Whayuni

Hadiyati

Murtini

Suparni

Waginem

e) Hasil Kegiatan Posyandu

Gambar 3.1 grafik jumlah balita di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir

Page 19: makalah posyandu

Januari

Febru

ari

Maret

April MeiJuni

Juli

Agustu

s

Septem

ber

Oktober

November

Desember

0

5

10

15

20

25

SKDN

Gambar 3.2 Grafik SKDN Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir

Januari

Febru

ari

Maret

April MeiJuni

Juli

Agustu

s

Septem

ber

Oktober

November

Desember

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

K/SD/SN/SN/D

Gambar 3.3 grafik cakupan KB Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir

Page 20: makalah posyandu

Januari

Febru

ari

Maret

April MeiJuni

Juli

Agustu

s

Septem

ber

Oktober

76.00%

77.00%

78.00%

79.00%

80.00%

81.00%

82.00%

83.00%

Cakupan KB

Cakupan KB

B. Pembahasan

1. Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, Posyandu

Mugi Rahayu IV desa Petir tergolong dalam Posyandu Madya, hal ini

dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

No. IndikatorStandar Posyandu

Purnama

Posyandu Mugi Rahayu IV Desa

Petir

1.Frekuensi

penimbangan>8 12

2.Rerata tugas

kader≥ 5 ≥ 5

3.Rerata cakupan

D/S≥ 50 % 100 %

4.Cakupan kululatif

KIA≥ 50 % 78,1 %

5.Cakupan kumulatif

KB≥ 50 % 80,57 %

6.Cakupan kumulatif

imunisasi≥ 50 % 95 %

7.Program

tambahan- +

8.Cakupan dana

sehat< 50 % < 50 %

Page 21: makalah posyandu

Semua indikator Posyandu Purnama telah dipenuhi oleh

Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir. Frekuensi penimbangan sudah

teratur setiap bulan, memiliki jumlah kader ≥ 5 yang sangat aktif dan

tanggap pada permasalahan kesehatan warga sekitar. Seluruh ibu yang

memiliki balita rutin untuk membawa anaknya ke posyandu setiap

bulannya, sehingga rerata cakupan D/S di Posyandu Mugi Rahayu IV

Desa Petir ini mencapai 100%.

Hampir seluruh ibu hamil dan ibu yang memiliki batita maupun

balita di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir selalu memeriksakan diri

saat kegiatan Posyandu dilaksanakan (78,1%). Begitu juga dengan

cakupan kumulatif KB yaitu sebesar 80,57%, masyarakat sekitar

Posyandu Mugi Rahayu IV sukses melakukan KB. Hal ini dapat dilihat dari

jumlah seluruh balita di Posyandu Mugi Rahayu IV yang berjumlah hanya

20 balita saja. Meskipun jumlah balita di Posyandu Mugi Rahayu IV ini

sedikit, namun para kader dan ibu balita semangat untuk melaksanakan

kegiatan Posyandu. Selain cakupan KIA dan KB, cakupan kumulatif

imunisasi di Posyandu Mugi Rahayu IV ini tergolong baik karena

mencapai 95%.

Indikator lain yang terpenuhi oleh Posyandu Mugi Rahayu IV untuk

menjadi Posyandu Pratama menurut Depskes RI (2006) yaitu adanya

program tambahan yang dilakukan seperti penyuluhan dan adanya

cakupan dana sehat dari PNPM maupun dari warga sendiri yang

meskipun belum mencapai < 50%.

Cakupan SKDN di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir selama

satu tahun (2010) sudah baik. Cakupan kegiatan penimbangan (K/S)

sudah mencapai 100%, tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan

(D/S) sudah mencapai 100%, kecenderungan status gizi (N/D) mencapai

75, 22%, serta efektifitas kegiatan (N/S) mencapai 75,22%.

2. Kegiatan Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir

Kegiatan Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir rutin diadakan,

tidak hanya dilakukan oleh para kader dan ibu yang memiliki balita saja.

Di Desa Petir semua kegiatan Posyandu dibantu dan dipantau oleh

seorang bidan desa. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,

kegiatan yang dilakukan di Posyandu Mugi Rahayu IV desa Petir

Kecamatan Kalibagor antara lain:

Page 22: makalah posyandu

a) Pendaftaran balita, ibu hamil dan menyusui

Sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu balita didaftarkan

dan dicatat namanya oleh kader.

b) Penimbangan bayi dan anak balita

Setelah mendaftar, kemudian balita ditimbang dan dicatat hasil

timbangannya lalu dibandingkan dengan catatan bulan lalu, hasil

timbangan naik atau turun.

c) Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)

Pengisian KMS oleh kader bertujuan untuk memantau pertumbuhan

anak sesuai dengan usianya atau tidak.

d) Peyuluhan program

Penyuluhan di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa petir dilakukan oleh

bidan desa dan para kader yaitu penyuluhan tentang pentingnya

menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan balita.

Balita yang di bawah garis merah (BGM) harus dirujuk ke tenaga

kesehatan, ASI eksklusif, dan MP ASI serta pentingnya imunisasi.

e) Pemeriksaan kesehatan dan KB

Pemeriksaan kesehatan yang ada di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa

Petir dilakukan oleh bidan desa. Pemeriksaan kesehatan tidak hanya

untuk balita saja, di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir ini banyak

lansia dan ibu hamil yang ikut memeriksakan dirinya. Selain itu,

tersedia pelayanan KB untuk Wanita Usia Subur (WUS).

f) Pembagian PMT dan MP ASI

PMT dan MP ASI tidak hanya ada pada penyuluhan, setelah balita

ditimbang akan memperoleh PMT ataupun MP ASI secara gratis,

serta pemberian tablet tambah darah, vitamin A, oralit.

3. Hambatan – hambatan Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Kelurahan

Sekaran

Dalam pelaksanaannya kegiatan Posyandu pada Posyandu Mugi

Rahayu IV di Desa Petir tidak selalu berjalan lancar atau tanpa

hambatan. Kesibukan warga (terutama kaum ibu) dalam mengurus

rumah tangganya sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan Posyandu.

Tidak semua warga dapat tepat waktu atau rutin mengikuti kegiatan

Posyandu yang akan dilaksanakan. Rutinitas ibu dengan kegiatan di

dalam rumah atau kegiatan kerjanya membuat mereka terkadang jarang

Page 23: makalah posyandu

atau enggan untuk datang ke Posyandu (Zulkifli, 2003). Hambatan dalam

pelaksanaan posyandu di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa petir yaitu

kegiatan ibu sebagai pedagang di pasar membuat balita tidak ada yang

mengantar untuk pergi ke Posyandu.

Hambatan lain dalam pelaksanaan kegiatan di Posyandu Mugi

Rahayu IV Desa Petir yaitu adanya gengsi yang tinggi dari orang tua

balita dan kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan balita. Pada

Posyandu Mugi Rahayu IV terdapat balita yang memiliki berat badan

Bawah Garis Normal (BGM). Ibu balita malu membawa anaknya untuk

memeriksakan balita ke posyandu. Hal ini membuat balita tidak medapat

pelayanan kesehatan, penanganan, dan rujukan dari tenaga kesehatan.

Selain itu Posyandu Mugi Rahayu IV tidak dapat memantau keadaan dari

balita tersebut.

Page 24: makalah posyandu

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir Kecamatan Kalibagor sudah

temasuk dalam Posyandu Pratama karena sudah memenuhi semua

ikdikator Posyandu Pratama sesuai dengan indikator yang disyaratkan

oleh Depkes RI (2006).

2. Kegiatan yang dilaksanakan di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir

antara lain pendaftaran balita, ibu hamil dan menyusui, penimbangan bayi

dan anak balita, pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat), peyuluhan

program, pemeriksaan kesehatan dan KB, pembagian PMT dan MP ASI.

3. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan Posyandu di

Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir Kecamatan Kalibagor antara lain

kegiatan ibu sebagai pedagang di pasar membuat balita tidak ada yang

mengantar untuk pergi ke Posyandu dan gengsi yang tinggi dari orang tua

balita dan kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan balita pada

balita BGM.

B. Saran

1. Para kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) hendaknya mampu

mempertahankan kegiatan – kegiatan yang sudah ada untuk mewujudkan

masyarakat yang sehat.

2. Pentingnya aktifitas atau kegiatan kader posyandu dalam peningkatan

keehatan maka perlu pemberdayaan kader posyandu melalui peatihan-

pelatihan bagi kader.

3. Meningkatkan kesadaran para ibu tentang pentingnya kesehatan balita

dan amsa pertumbuhan balit agar para ibu mau membawa anaknya untuk

memeriksakan diri di Posyandu.

4. Mensosialisakan pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada semua warga

agar warga tahu kapan kegiatan Posyandu dilaksanakan.

Page 25: makalah posyandu

DAFTAR PUSTAKA

Azwar dan Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi. PT. Grasindo, Jakarta.

Depkes RI. 1986. Posyandu, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Depkes RI. 1990. Anak Tumbuh Sehat Berkat Imunisasi, Jakarta.

Depkes RI. 1998. Hasil Pemetaan GAKY di 21 Propinsi. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Ditjen Binkesmas, Jakarta.

Depkes RI. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta.

Depkes RI. 2002. Pedoman Pemberantasan Diare 2010. Dirjen PPM & PLP, Jakarta.

Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Rineka Cipta, Jakarta.

Sembiring, N. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Bagian Kependudukan dan Biostatistik. FKM-USU, Medan.

Zulkifli. 2003. Posyandu dan kader Kesehatan. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli1.pdf. Diakses 20 November 2010