BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1....

30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandu a. Pengertian Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya kesehatan bersumber Daya Manusia (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Yang paling utama adalah untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006, p:11). b. Tujuan Menurut Depkes (2006, p:12) tujuan diselenggarakan posyandu adalah : Tujuan Posyandu : 1) Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. 2) Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan tentang penurunan AKI dan AKB. 3) Mempercepat penerimaan NKKBs. 4) Meningkatnya peran lintas sektoral dalam penyelenggaraan posyandu, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Posyandu

a. Pengertian

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya kesehatan bersumber Daya

Manusia (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Yang paling utama adalah untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006, p:11).

b. Tujuan

Menurut Depkes (2006, p:12) tujuan diselenggarakan posyandu adalah :

Tujuan Posyandu :

1) Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

2) Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan

dasar, terutama yang berkaitan tentang penurunan AKI dan AKB.

3) Mempercepat penerimaan NKKBs.

4) Meningkatnya peran lintas sektoral dalam penyelenggaraan posyandu,

terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

5) Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan

dengan penurunan AKI dan AKB.

c. Sasaran

Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya adalah bayi, anak balita,

ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui dan pasangan usia subur.

d. Fungsi

Fungsi posyandu menurut Depkes RI (2006, p:13) adalah :

1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan

ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat

dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB.

2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

e. Manfaat

Manfaat posyandu berbeda-beda tergantung dari mana sisi kita melihat menurut

Depkes RI (2006, p:14-15) adalah :

1) Bagi Masyarakat

a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

b) Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan masalah

kesehatan terutama terkait Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

c) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor

terkait.

2) Bagi kader, pengurus posyandu dan tokoh masyarakat

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

a) Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait

dengan penurunan AKI dan AKB.

b) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membentuk masyarakat

dalam menyelesaikan masalh kesehatan terkait dengan penurunan AKI

dan AKB.

3) Bagi Puskesmas

a) Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan

kesehatan strata pertama.

b) Dalam lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

kesehatan sesuai kondisi setempat.

c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian

pelayanan secara terpadu.

4) Bagi sektor lain

a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan ,masalah

sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan

AKB sesuai kondisi setempat.

b) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.

f. Kegiatan Posyandu

Kegiatan posyandu meliputi Panca Krida Posyandu dan Sapta Krida Posyandu.

Kegiatan ini tergantung dari kesiapan masing-masing wilayah (Niken, 2009, p:

144).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

1) Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu) meliputi:

a) Kesehatan ibu dan anak

b) Keluarga berencana

c) Imunisasi

d) Peningkatan gizi

e) Penanggulangan diare

2) Tujuh kegiatan posyandu (Sapta Krida Posyandu) meliputi:

a) Kesehatan ibu dan anak

b) Keluarga berencana

c) Imunisasi

d) Peningkatan gizi

e) Penanggulangan diare

f) Sanitasi dasar

g) Penyediaan obat esensial

Pada saat ini dikenal beberapa kegiatan tambahan posyandu yang telah

diselenggarakan antara lain :

a. Bina Keluarga Balita (BKB)

b. Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA)

c. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

(KLB), misalnya: ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak,

difteri, pertusis, tetanus neonatorum.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

d. Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)

e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

f. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP)

g. Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan,

melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

h. Desa Siaga

i. Pos Malaria Desa (Polmades)

j. Kegiatan ekonomi produktif, seperti Usaha Peningkatan pendapatan

Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.

k. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan masyarakat (Tabumas).

g. Lokasi

Menurut Niken (2009, p:148) lokasi atau letak posyandu:

1) Posyandu berada di tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

2) Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.

3) Dapat merupakan lokasi tersendiri.

4) Bila tidak memungkinkan dapat dilaksankan di rumah penduduk, balai rakyat,

pos RT/RW atau pos lainnya.

h. Pembentukan

Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk

mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan

penanggulangan diare kepada masyarakat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100

balita. Dalam keadaan tertentu seperti geografis, dan atau jumlah balita lebih dari

100 orang, dapat dibentuk posyandu baru (Depkes RI, 2006, p:21).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

Menurut Niken (2009, p:146), syarat-syarat untuk mendirikan Posyandu di

suatu daerah adalah :

1) Minimal terdapat 100 balita dalam 1 RW.

2) Terdiri dari 120 kepala keluarga di wilayah tersebut.

3) Disesuaikan kemampuan petugas (bidan desa).

4) Jarak antara kelompok rumah, jumlah kepala keluarga dalam 1 tempat/

kelompok tidak terlalu jauh.

i. Penyelenggaraan Posyandu

Kegiatan posyandu diselenggarakan dalam sebulan selama kurang lebih 3 jam

pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh

masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan Posyandu dapat dilaksanakan di

pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RT

atau ditempat khusus yang dibangun masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan posyandu terdiri dari 5 progran utama yaitu KIA, KB,

Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan Diare yang dilakukan dengan ”Sistem lima

Meja” antara lain :

Meja I : Pendaftaran

Meja II : Penimbangan bayi dan Balita

Meja III : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)

Meja IV : Penyuluhan peorangan meliputi :

a. Mengenai balita berdasar hasil penimbangan berat badannya

naik atau tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan

tambahan, oralit dan vitamin A.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

b. Terhadap ibu hamil dengan resiko tinggi diikuti dengan

pemberian tablet besi.

c. Terhadap PUS agar menjadi peserta KB mandiri.

Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA,

Imunisasi dan pengobatan serta pelayanan lain sesuai dengan

kebutuhan setempat.

Untuk meja I sampai IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V

dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya : dokter, bidan, perawat, juru

imunisasi dan sebagainya (Depkes RI, 2006).

j. Tingkatan Posyandu

Indikator pemberdayaan masyarakat adalah tumbuh dan berkembangya

berbagai bentuk UKBM, khususnya posyandu. Menurut Depdagri (2002), semua

bentuk UKBM diharapkan mengembangkan indikator untuk menentukan

tingkatan perkembangan dari terendah sampai tertinggi sebagai berikut :

1) Posyandu Pratama

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang belum masih mantap,

kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan

ini dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya

kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.

2) Posyandu Madya

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8

kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan

tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih

rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti kelestarian kegiatan posyandu sudah

baik tetapi masih rendah cakupannya.

3) Posyandu Purnama

Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari

8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5

program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada

program tambahan, bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih

sederhana.

4) Posyandu Mandiri

Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan

5 (lima) program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat

telah menjangkau lebih 50% KK.

Menurut Depkes RI (2006, p:57), indikator tingkat perkembangan posyandu

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tingkat Perkembangan Posyandu

Indikator Pratama Madya Purnama MandiriJumlah Kader < 5 ≥ 5 atau lebih

Frekuensi Timbang< 8

kali/tahun8 kali atau lebih / tahun

Cakupan KIA < 50% > 50%Cakupan KB < 50% > 50%

Cakupan Imunisasi < 50% > 50%Cakupan D/S < 50% > 50%

Program Tambahan ( - ) > 50%Cakupan Dana < 50% > 50%

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

Sehat

Menurut Sembering (2004) sebagai keberhasilan posyandu tergambar melalui

cakupan SKDN, yaitu :

S : Semua balita di wilayah kerja posyandu

K: Balita yang ditimbang

D: Semua balita yang memiliki KMS

N: Balita yang naik berat badannya

Keberhasilan posyandu berdasarkan :

D/S : Baik/ kurangnya peran serta masyarakat

N/D : berhasil tidaknya program posyandu

Jenis indikator yang digunakan untuk setiap program disesuaikan dengan

prioritas program tersebut. Apabila prioritas program imunisasi di suatu daerah

adalah campak, maka indikator cakupan imunisasi yang digunakan adalah

cakupan imunisasi campak. Apabila prioritas program KIA adalah kunjungan

antenatal pertama (K1) maka indikator cakupan KIA yang digunakan adalah

cakupan K1.

k. Kendala-kendala Dalam Pelaksanaan Posyandu

Dalam pelaksanaanya, posyandu banyak mengalami kendala dan kegagalan

walaupun ada juga yang berhasil. Kegagalan dan kendala tersebut disebabkan

antara lain adalah sebagai berikut:

1) Kurangnya kader

2) Banyak terjadi angka putus (drop-out) kader

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

3) Kepasifan dari pengurus posyandu karena belum adanya pembentukan atau

resuffle pengurus baru dari kegiatan tersebut

4) Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

5) Sistem pencatatan buku register tidak lengkap atau kurang lengkap

6) Pelaksanaan kegiatan posyandu tidak didukung dengan anggaran rutin

7) Tempat pelaksanaan posyandu kurang representatif (di kelurahan, polindes,

atau gedung PKK), sehingga tidak memungkinkan menyediakan tempat

bermain bagi balita.

8) Ketepatan jam buka posyandu

9) Kebersihan tempat pelaksanaan posyandu

10) Kurangnya kelengkapan untuk pelaksanaan KIE

11) Kurangnya kelengkapan alat ukur dan timbangan

12) Kader posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan pelatihan atau

retraining sehingga kemampuan para kader yang aktif tidak memadai.

13) Kemampuan kader posyandu dalam melakukan konseling dan penyuluhan gizi

sangat kurang, sehingga aktifitas pendidikan gizi menjadi macet.

14) Penurunan kapabilitas puskesmas sejak krisis ekonomi dan reformasi sehingga

kemampuan membina dan memberikan fasilitas teknis kepada posyandu

melemah (menurun)

15) Dana operasional posyandu sangat menurun dan sarana operasional posyandu

banyak yang rusak atau tak layak pakai

16) Dukungan para stakeholder di tingkat daerah dalam kegiatan posyandu belum

bermakna sehingga belum dapat mengangkat kembali kegiatan posyandu

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

17) Posyandu hanyalah menjadi tempat masyarakat mengharapkan pemerintah,

dan akan kehilangan partisipasi manakala pemerintah sudah tidak terlibat lagi.

18) Fungsi manajemen belum berjalan dengan baik

19) Sarana dan peralatan yang ada di puskesmas dan posyandu masih kurang

20) Dana yang digunakan puskesmas untuk kegiatan posyandu sangat minim

sekali

2. Kader Posyandu

a. Pengertian

Kader adalah seorang tenaga sukareka yang direkrut dari, oleh dan untuk

masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan (Cahyo,

2010, p:10).

Seorang warga masyarakat dapat diangkat menjadi seorang kader Posyandu

apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Dapat membaca dan menulis

2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan

3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat

4) Mempunyai waktu yang cukup

5) Bertempat tinggal di wilayah posyandu

6) Berpenampilan ramah dan simpatik

7) Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu.

b. Peran dan Fungsi Kader

Menurut Niken (2009, p:130), peran dan fungsi kader sebagai pelaku

penggerakan masyarakat :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

1) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

2) Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa

3) Upaya penyehatan lingkungan

4) Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan anak balita

5) Pemasyarakatan keluarga sadar gizi (Kadarzi)

c. Tugas Kader Posyandu

Adapun tugas kader posyandu secara garis besar adalah sebagai berikut :

1) Melakukan kegiatan bulanan posyandu

a) Mempersiapkan pelaksanaan posyandu

(1) Tugas-tugas kader posyandu pada saat persiapan hari buka posyandu,

meliputi :

(a) Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi, KMS,

alat peraga, LILA, alat pengukur, obat-obat yang dibutuhkan (pil

besi, vitamin A, oralit), bahan/materi penyuluhan.

(b) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu

ibu-ibu untuk datang ke posyandu.

(c) Menghubungi pokja posyandu, yaitu menyampaikan rencana

kegiatan kepada kantor desa dan meminta mereka untuk

memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada hari buka

posyandu.

(d) Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian

tugas diantara kader posyandu baik untuk persiapan maupun

pelaksanaan kegiatan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

(2) Tugas kader pada kegiatan bulanan posyandu

(a) Tugas kader pada hari buka posyandu disebut juga dengan tugas

pelayanan 5 meja , meliputi :

1. Meja 1, yaitu bertugas mendaftar bayi atau balita, yaitu

menuliskan nama balita padda KMS dan secarik kertas yang

disalipkan pada KMS dan mendaftar ibu hamil, yaitu

menuliskan nama ibu hamil pada Formulir atau Register Ibu

Hamil.

2. Meja 2, yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan

mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan

dipindahkan pada KMS.

3. Meja 3, yaitu bertugas untuk mengisi KMS atau memindahkan

catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam

KMS anak tersebut.

4. Meja 4, yaitu bertugas menjelaskan data KMS atau keadaan

anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang digamabrkan

dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yangbersangkutan dan

memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu

pada data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai

masalah yang dialami sasaran.

5. Meja 5, yaitu merupakan kegiatan pelayanan sektor yang

biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, dan

lain-lain. Pelayanan yang diberikan antara lain : pelayanan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

Imunisasi, Pelayanan keluarga Berencana, pengobatan

Pemberian Pil penambah darah (zat besi), vitamin A, dan obat-

obatan lainnya.

(b) Kegiatan setelah pelayanan bulanan posyandu

Tugas-tugas kader setelah hari buka posyandu, meliputi :

1. Memindahkan catatan-catatan dalam Kartu menuju Sehat

(KMS) ke dalam buku register atau buku bantu kader.

2. Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan

kegiatan hari posyandu pada bulan berikutnya. Kegiatan

diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama ibu-ibu

yang rumahnya berdekatan (kelompok dasawisma).

3. Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan)

merupakan tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke

posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.

2) Melakukan kegiatan diluar posyandu :

a) Melaksanakan kunjungan rumah

(1) Setelah kegiatan di dalam posyandu selesai, rumah ibu-ibu yang akan

dikunjungi ditentukan bersama.

(2) Tentukan keluarga yang akan dikunjungi oleh masing-masing kader.

Sebaiknya diajak pula beberapa ibu untuk kunjungan rumah.

(3) Mereka yang perlu dikunjungi adalah :

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

(a) Ibu yang anak balitanya tidak hadir 2 (dua) bulan berturut-turut di

posyandu.

(b) Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin.

(c) Berat badannya tidak naik 2(dua) bulan nbrturut-turut.

(d) Berat badanya di bawah garis merah KMS.

(e) Sasaran posyandu yang sakit.

(f) Ibu hamil yang tidak mengahidri kegiatan posyandu 2 (dua) bulan

berturut-turut.

(g) Ibu hamil yang bulan lalu dikirim atau dirujuk kepuskesmas.

(h) Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya.

(i) Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul iodium

(j) Balita yang terlalu gemuk.

b) Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam

kegiatan posyandu

(1) Langsung ketengah masyarakat

(2) Melalui tokoh masyarakat atau pemuka agama atau adat

c) Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan, dan

berbagai uasha kesehatan masyarakat.

3) Melakukan kegiatan bulanan posyandu :

a) Mempersiapkan pelaksanaan posyandu

(1) Sehari sebelum pelaksanaan posyandu, kader memberikan informasi

kepada seluruh peserta posyandu mengenai kegiatan yang akan

dilaksankan di posyandu.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

(2) Alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan. Bila ada alat ayang

belum tersedia, dapat diusahakan dengan meminjam, meminta bantuan

pada petugas kesehatan atau bila mingkin membuat sendiri.

(3) Membagi tugas diantara para kader, dan bila perlu dapat menyertakan

ibu-ibu yang lain.

b) Kegiatan bulanan posyandu

c) Kegiatan setelah pelayanan bulanan posyandu

(1) Mencatat seluruh hasil kegiatan posyandu

(2) Membahas kegiatan-kegiatan posyandu lainnya.

(3) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan pada bulan

berikutnya (Cahyo, 2010,p:19-23).

d. Kader Aktif dan Kurang Aktif

Kader posyandu adalah siapa saja dari anggota masyarakat yang mau bekerja

sama secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup menggerakkan masyarakat

untuk melaksanakan kegiatan posyandu. Selain itu kader merupakan penggerak

dalam masyarakat khususnya dalam membantu atau mendukung keberhasilan

pemerintah dibidang kesehatan yang tidak mengharapkan imbalan berupa gaji

dari pemerintah melainkan bekerja secara sukarela.

1) Kader Aktif

Kader aktif adalah anggota masyarakat yang dipilih oleh masyarakat

setempat, mau dan mampu bekerja secara sukarela mengikuti kegiatan

posyandu dalam setiap bulan secara berturut-turut serta mengadakan kontak

dengan puskesmas atau aparatnya.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

Salah satu indikator untuk menentukan bentuk peran serta kader dalam

pelaksanaan posyandu, frekuensi penimbangan pertahun. Seharusnya

posyandu diselenggarakan setiap bulan. Jadi selama satu tahun ada 12 kali

penimbangan. Frekuensi kurang dari 8 dianggap rawan, sedangkan frekuensi

lebih dari 8 dianggap sudah cukup mapan. Kehadiran kader saat pelaksanaan

posyandu sangat menentukan kelancaran posyandu (Warta Posyandu, 2002, p:

6).

Kader sebagai motivator, sehingga kehadirannya dalam kegiatan

posyandu sangatlah penting, diharapkan dalam setiap bulan mengikuti

kegiatan minimal 8 kali dalam satu tahun (Budiono, 2000).

2) Kader Kurang Aktif

Kader kurang aktif menurut Suratiyah (2002) bisa disebabkan oleh

berbagai alasan antara lain :

(1) Sakit, baik yang bersangkutan sendiri, maupun salah satu anggota

keluarga yang sakit agak lama sehingga memerlukan perhatian dan

perawatannya.

(2) Repot, baik dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga maupun mencari

nafkah.

(3) Usia, merasa telah tua dan tidak mampu mengikuti perkembangan jaman.

(4) Sedang hamil atau sedang mempunyai bayi yang belum dapat

ditinggalkan.

Mengingat kegiatan posyandu meliputi 5 meja dimulai dari meja 1 hingga

meja 5, yaitu tenaga pelaksana dari meja 1 sampai dengan meja 4 adalah

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

kaderr, maka dibutuhkan 5 orang kader aktif setiap bulannya untuk

melaksanakan kegiatan posyandu hal ini sesuai dengan pedoman teknis

posyandu yang mensyaratkan jumlah kader aktif dari 5 orang per posyandu.

Maka dapat menggangu kelancaran kegiatan posyandu.

e. Partisipasi kader dalam kegiatan posyandu

Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

masyarakat atau pemerintah (Depkes RI, 1989:37).

Peran kader secara umum yaitu melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan

bersama dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat sedangkan peran

kader secara khusus terdapat beberapa tahap yang meliputi :

1) Tahap persiapan

Memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dan

bersama-sama masyarakat merencanakan kegiatan pelaksanaan kegiatan

ditingkat desa.

2) Tahap pelaksanaan

Melaksanakan penyuluhan kesehatan terpadu, mengelola kegiatan UKBM.

3) Tahap pembinaan

Menyelenggarakan pertemuan bulanan dengan dasawisma untuk membahas

perkembangan program dan masalah yang dihadapi keluarga, melakukan

kunjungan kerumah pada keluarga binaannya, membina kemapuan diri

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

melalui pertukaran pengalaman antar kader (Dinkes Propinsi Dati 1 Jateng,

1999: 5-6).

Partisipasi kader didalam suatu kegiatan posyandu dapat dibagi dalam beberapa

tingkat :

1) Pemakai atau pengguna

Pelaksanaan kegiatan posyandu memerlukan alat-alat yang diperlukan seperti

alat penimbangan, sehingga dalam hal ini kader mempunyai hak untuk

menggunakan alat tersebut saat melakukan penimbangan balita.

2) Pelaksana

Pelaksanaan kegiatan posyandu ada sebagian kader yang ikut membantu

dalam kegiatan posyandu (seperti penimbangan) tetapi tidak bersedia ikut

dalam kegiatan lainnya, seperti pertemuan kegiatan posyandu. Kader seperti

ini sudah berpartisipasi tetapi dalam peningkatan pelaksana.

3) Pengelola

Tingkat partisipasi yang dilakukan sudah lebih tinggi lagi karena yang

bersangkutan ikut akatif dalam berbagai kegiatan bukan hanya dalam

pelaksanaan tetapi juga hal-hal lain yang bersifat pengelolaan, seperti

merencanakan kegiatan dan pelaporan, pertemuan kaader dan sebagainya.

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader

1) Faktor dari masyarakat pada umumnya dipengaruhi oleh :

a) Manfaat kegiatan yang dilakukan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

Jika kegiatan yang diselenggarakan memberikan manfaat yang nyata dan

jelas bagi kader maka kesediaan kader untuk berpartisipasi lebih besar.

b) Adanya kesempatan untuk berperan serta

Kesediaan berpartisipasi juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau

ajakan untuk berpartisipasi dan kader melihat bahwa memang ada hal-hal

yang berguna dalam kegiatan itu.

c) Memiliki keterampilan tertentu yang bisa disumbangkan

Jika kegiatan yang dilaksanakan membuktikan orang-orang memiliki

keterampilan tertentu, maka hal ini akan menarik bagi oarang-orang yang

memiliki keterampilan tersebut.

d) Rasa memiliki

Rasa memiliki suatu kegiatan akan tumbuh jika sejak awal kegiatan

masyarakat sudah diikutsertakan. Jika rasa memiliki bisa ditumbuhkan

dengan baik, maka partisipasi kader dalam kegiatan di desa akan dapat

dilestarikan.

1) Faktor tokoh masyarakat

Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh-

tokoh masyarakat yang disegani ikut serta maka merreka akan tertarik juga

untuk berpartisipasi.

2) Faktor petugas

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

Petugas yang memiliki sikap yang baik seperti akrab dengan masyarakat,

menunjukkan perhatian pada kegiatan maasyarakat dan mampu mendekati

para tokoh masyarakat untuk berpartisipasi.

g. Bentuk-bentuk partisipasi

Bentuk partisipasi dapat dibedakan dalam :

1) Partisipasi karena terpaksa

Disini masyarakat berpartisipasi karena adanya ancaman atau sanksi.

2) Partisipasi karena imbalan

Disini partisipasi terjadi karena imbalan tertentu yang diberikan, baik dalam

bentuk imbalan materi maupun imbalan kedudukan.

3) Partisipasi karena kesadaran

Ini adalah bentuk partisipasi yang diinginkan, karena disini kader ikut

berpartisipasi atas dasar kesadaran (Depkes RI, 1989: 37-43)

h. Elemen- Elemen Partisipasi Masyarakat

Elemen-elemen partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut (Notoatmodjo,

2007, p:127-128):

1) Motivasi

Persyaratan uatama masyarakat untuk berpartisipasi adalah motivasi. Tanpa

motivasi masyarakat sulit untuk berpartisipasi disegala program. Timbulnya

motivasi harus dari masyarakat itu sendiri dan pihak luar hanya

merangsangnya saja. Untuk itu maka pendidikan kesehatan sangat diperlukan

dalam rangka merangsang tumbuhnya motivasi.

2) Komunikasi

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

Suatu komunikasi yang baik adalah yang dapat menyampaikan pesan, ide, dan

informasi masyarakat. Media massa seperti TV, radio, poster, film, dan

sebagainya. Sebagian adalah sangat efektif untuk menyampaikan pesan yang

akhirnya dapat menimbulkan partisipasi.

3) Kooperasi

Kerja sama dengan instansi-instansi di luar kesehatan masyarakat dan instansi

kesehatan sendiri adalah mutlak diperlukan. Adanya team work antara mereka

ini akan membantu menumbuhkan partisipasi.

4) Mobilisasi

Hal ini berarti bahwa partisipasi itu bukan hanya terbatas pada tahap

pelaksanaan program. Partisipasi masyarakat dapat dimulai seawal mungkin

sampai ke akhir mungkin, dari identifikasi masalah, menentukan prioritas,

perencanaan, program, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan program.

Juga hanya terbatas pada bidang kesehatan saja, melainkan bersifat

multidisiplin.

3. Teori Perilaku Menurut Lawrence Green

Green (1980) mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat untuk

membiuata perencanaan dan evaluasi kesehatan yang dikenal sebagai kerangka

PRECEDE ( predisposing, reinforcing and enabling causes in Educational

Diagnosis ang Evaluation. Kemudian disempurnakan pada thun 1991 menjadi

PRECEDE-PROCEED (Policy, Regulatory Organizational Construct in

Ediucational and Environmental Development) yang dilakukan bersama-sama

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

dalam proses perencanaan, implementasi dan evaluasi. PRECEDE digunakan

pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan program,

sedangkan PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria

kebijakan serta implementasi dan evaluasi ( Notoatmodjo, 2010, p:75).

Ada 3 ( tiga ) factor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya

masalah perilaku :

a. Faktor predisposisi (Predisposing) yaitu faktor yang mempermudah dan

mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Yang termasuk kelompok

predisposisi ini adalah :

1) Pengetahuan

2) Sikap

3) Nilai-nilai dan budaya

4) Kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku tertentu

tersebut.

5) Beberapa karakteristik individu, misalnya umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, pekerjaan.

b. Faktor pemungkin (Enabling) yaitu faktor yang memungkinkan untuk

terjadinya perilaku tertentu tersebut, terdiri atas :

1) Ketersediaan pelayanan kesehatan

2) Ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupunbiaya dan

sosial.

3) Adanya peraturan—peraturan dan komitmen masyarakat dalam

menunjang perilaku tertentu tersebut.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

c. Faktor penguat (Reinforcing) yaitu faktor yang memperkuat atau kadang-

kadang justru dapat memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut. Yang

termasuk faktor penguat antara lain : pendapat, dukungan, kritik baik dari

keluarga, teman-teman sekerja atau lingkungannya, bahkan juga dari petugas

kesehatan sendiri.

4. Pengetahuan

a. Definisi

Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap

obyek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo, 2010, p: 27).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal

saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui oendidikan non formal. Pengetahuan

tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positf dan aspek negatif.

Kedua aspek ini yang akan enentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek

positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

dikutip oleh Notoatmodjo (2007, p:12), salah satu bentuk objek kesehatan dapat

dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010, p:27) pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Temasuk kedalam pengetahuan tingkat ii adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ”tahu” ini

adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,

menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan

secara benar. Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan

yang baru. Denagan kata lain sintesi adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-

kriteria yang ada.

Dalam permasalah kesehatan, sering dijumpai bahwa persepsi masyarakat

tidak selalu sama dengan persepsi pihak petugas kesehatan. Untuk mencapai

kesepakatan atau kesamaan persepsi sehingga tumbuh keyakinan dalam hal

masalah kesehatan yang dihadapi diperlukan suatu proses komunikasi-

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

informasi-motivasi yang matang, sehingga diharapkan terjadi perubahan

perilaku seseorang.

c. Proses Perilaku ” TAHU”

Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Wawan dan dewi (2010, p:15-18),

perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati

langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum

mengadopsi perilaku dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,

yakni:

1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan

tertarik pada stimulus.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik

buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti

sikap responden lebih baik lagi.

4) Irial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

5) Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus.

Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan

sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan

seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan

dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial

budaya.

d. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

Menurut Arikunto (2006) yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2010, p18)

pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang

bersifat kualitatif, yaitu :

1) Baik : Hasil presentase 76% - 100 %

2) Cukup : Hasil presentase 56% - 75%

3) Kurang : hasil presentase >56%

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

B. KERANGKA TEORI

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader antara lain :

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Teori Lawrence Green (1991) dikutip oleh Notoatmodjo (2010).

Factor pendukung :

Fasilitas

Komitmen masyarakat

Keterjangkauan sumber

daya kesehatan

Perilaku

Pengetahuan

Factor penguat :

Keluarga

Teman

Tokoh masyarakat

Petugas kesehatan

Factor predisposisi :

Sikap

Nilai

Keyakinan

karakteristik

Partisipasikader

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-dinadwisep... · mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB,

C. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep yang satu

terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2005:

69).

Variable Independent : Variabel Dependent :

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

D. HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Ada hubungan antara pengetahuan dengan patrisipasi kader dalam kegiatan

posyandu

Faktor predisposisi:

Pengetahuan tentang

posyandu

Patisipasi kaderposyandu