BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam...

22
htt://digilib.unimus.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Proses Keperawatan 1. Pengertian kinerja Kinerja merupakan catatan keluaran hasil pada suatu fungsi jabatan atau seluruh aktivitas kerja dalam periode tertentu. Kinerja juga merupakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang dikerjakan. Seseorang memiliki kemampuan, kemauan, usaha serta dukungan dari lingkungan sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Kemampuan dan usaha akan menghasilkan motivasi, kemudian setelah ada motivasi seseorang akan menampilkan perilaku untuk bekerja (Nasution, 2005). Kinerja adalah kelakuan atau kegiatan yang berhubungan dengan tujuan organisasi, dimana organisasi tersebut merupakan keputusan dari pimpinan. Kinerja bukan outcome, konsekuensi atas hasil dari suatu perbuatan, tetapi kinerja adalah perbuatan atau aksi itu sendiri, disamping itu kinerja adalah multidimensi sehingga untuk beberapa pekerjaan spesifik mempunyai beberapa bentuk komponen kerja, yang dibuat dalam batas hubungan variasi dengan variabel lain. Kinerja dengan prestasi kerja yaitu proses melalui organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan (Nasution, 2005). Menurut Ilyas (2001), kinerja adalah penampilan hasil karya personel dalam suatu organisasi. Sedangkan menurut Prawirosentono (1999), kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. 7

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

7

htt://digilib.unimus.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Proses Keperawatan

1. Pengertian kinerja

Kinerja merupakan catatan keluaran hasil pada suatu fungsi jabatan

atau seluruh aktivitas kerja dalam periode tertentu. Kinerja juga merupakan

kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang

dikerjakan. Seseorang memiliki kemampuan, kemauan, usaha serta

dukungan dari lingkungan sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Kemampuan dan usaha akan menghasilkan motivasi, kemudian setelah ada

motivasi seseorang akan menampilkan perilaku untuk bekerja (Nasution,

2005).

Kinerja adalah kelakuan atau kegiatan yang berhubungan dengan

tujuan organisasi, dimana organisasi tersebut merupakan keputusan dari

pimpinan. Kinerja bukan outcome, konsekuensi atas hasil dari suatu

perbuatan, tetapi kinerja adalah perbuatan atau aksi itu sendiri, disamping

itu kinerja adalah multidimensi sehingga untuk beberapa pekerjaan spesifik

mempunyai beberapa bentuk komponen kerja, yang dibuat dalam batas

hubungan variasi dengan variabel lain. Kinerja dengan prestasi kerja yaitu

proses melalui organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan

(Nasution, 2005).

Menurut Ilyas (2001), kinerja adalah penampilan hasil karya personel

dalam suatu organisasi. Sedangkan menurut Prawirosentono (1999), kinerja

adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang

dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral

maupun etika.

7

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

8

htt://digilib.unimus.ac.id

2. Model teori kinerja

Penampilan kerja atau job performance sebagai bagian dari

profesiansi kerja adalah menyangkut apa yang dihasilkan seseorang dari

perilaku kerja. Tingkat sejauh mana seseorang berhasil menyelesaikan

tugasnya disebut profesi (level of performance). Individu ditingkat prestasi

kerja disebut produktif. Job performance (penampilan kerja) adalah hasil

yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku dalam pekerjaan yang

bersangkutan. Menurut teori Atribusi atau Expectancy Theory, penampilan

kerja dirumuskan sebagai berikut : P = M X A, dimana P (performance), M

(motivasi), A (Ability), sehingga dapat dijelaskan bahwa performance adalah

hasil interaksi antara motivasi dengan ability (kemampuan dasar). Dapat

dikatakan bahwa orang yang tinggi motivasinya, tetapi memiliki

kemampuan dasar yang rendah akan menghasilkan performance yang

rendah, begitu pula halnya dengan orang yang sebenarnya mempunyai

kemampuan dasar yang tinggi tetapi rendah motivasinya (Wijono, 2000).

Kajian terhadap teori kinerja, dilakukan untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi kinerja personal. Gibson menyampaikan model teori kinerja

dan melakukan analisis terhadap sejumlah variabel yang mempengaruhi

perilaku dan kinerja yaitu variabel individu, variabel psikologi,dan variabel

organisasi dengan uraian sebagai berikut.

a. Variabel individu, dikelompokkan pada sub variabel kemampuan, latar

belakang dan geografis. Sub variabel kemampuan dan ketrampilan

merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja.

Sedangkan variabel geografis mempunyai efek tidak langsung pada

perilaku dan kinerja individu

b. Variabel psikologis, terdiri dari sub variabel persepsi, sikap, kepribadian

belajar dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga,

tinkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel geografis.

Variabel psikologis merupakan variabel yang kompleks dan sulit diukur

dan sukar mencapai kesepakatan karena seseorang individu masuk dan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

9

htt://digilib.unimus.ac.id

bergabung dalam organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, dan

ketrampilan yang berbeda satu dengan yang lainnya.

c. Variabel organisasi, berefek tidak langsung terhadap perilaku kenerja

individu yang digolongkan dalam sub variabel sumber daya,

kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Sub variabel

imbalan berpengaruh untuk meningkatkan motivasi kerja yang pada

akhirnya secara langsung akan meningkatkan kinerja individu (Winardi,

2004).

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi kinerja adalah kemampuan

dan motivasi. Kemampuan adalah kapasitas individu untuk melaksanakan

berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan keseluruhan

seseorang pada hakekatnya tersusun dari faktor yaitu kemampuan

intelektual dan kemampuan fisik. Sedangkan motivasi adalah kemauan atau

keinginan di dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak

(Wijono, 2000).

Menurut Nursalam 2002), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah supervisi dan gaya kepemimpinan. Supervisi adalah melakukan

pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan

yang dilakukan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah

segera diberikan petunjuk dan bimbingan yang bersifat langsung guna

mengatasinya. Gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh tiga faktor utama

yaitu diri sendiri sebagai pemimpin, kelompok yang dipimpin dan situasi.

Performa atau kinerja adalah tampilan riil yang dapat dilakukan oleh

subyek di tempat kerja atau pada unit-unit layanan yang dibutuhkan. Faktor

penentu kinerja terdiri dari tiga faktor yaitu pengetahuan,ketrampilan dan

sikap atau nilai dasar (Danim, 2008).

3. Pengertian Perawat

Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu nutrix yang berarti

merawat atau memelihara. Harlley cit menjelaskan pengertian dasar seorang

perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat, memelihara,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

10

htt://digilib.unimus.ac.id

membantu, serta melindungi seseorang karena sakit, cedera (injuri) dan

proses penuaan. Menurut Depkes RI (2002), perawat professional adalah

perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan

keperawatan mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

sesuai dengan kewenangannya (Sudarma, 2008).

Menurut Undang-Undang RI No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan,

mendefinisikan perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan

kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang

dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 647/Menkes/SK/IV/2000 yang

kemudian diperbaharui dengan Kepmenkes RI No.1239/Menkes/SK/XI/

2001 tentang registrasi dan praktek keperawatan, dijelaskan bahwa perawat

adalah orang-orang yang telah lulus dari pendidikan perawat baik didalam

maupun di luar negeri sesuai ketentuan perundang-undangan yang

berlaku (Asmadi, 2008).

Perawat profesional menurut PPNI (Persatuan Perawat Nasional

Indonesia) adalah tenaga keperawatan yang berasal dari jenjang pendidikan

tinggi keperawatan (ahli madya, ners, ners spesialis, ners konsultan).

Pengertian perawat menurut International Council of Nursing (ICN) adalah

seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan,

berwenang di Negara yang bersangkutan untuk memberikan pelayanan , dan

bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta

pelayanan terhadap pasien (Ali, 2001).

4. Kinerja Perawat

Penilaian kinerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh

manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan

produktifitasnya. Proses penilaian kinerja dapat dilakukan secara efektif

dalam mengarahkan perilaku pegawai dalam rangka menghasilkan jasa

keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. Perawat manajer dapat

menggunakan proses aprasial kinerja untuk mengatur arah kerja dalam

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

11

htt://digilib.unimus.ac.id

memilih, melatih, bimbingan perencanaan karir, serta pemberian

penghargaan kepada perawat yang berkompeten. (Depkes. RI, 2002)

Ukuran pengawasan yang digunakan oleh manajer perawat guna

mencapai hasil organisasi adalah sistem penilaian pelaksanaan kerja

perawat. Melalui evaluasi reguler dari setiap pelaksanaan kerja pegawai,

manajer harus dapat mencapai beberapa tujuan. Hal ini berguna untuk

membantu kepuasaan perawat dan untuk memperbaiki pelaksanaan kerja

mereka, memberitahu perawat bahwa kerja mereka kurang memuaskan serta

mempromosikan jabatan dan kenaikan gaji, mengenal pegawai yang

memenuhi syarat penugasan khusus, memperbaiki komunikasi antara atasan

dan bawahan serta menentukan pelatihan dasar untuk pelatihan karyawan

yang memerlukan bimbingan khusus. (Depkes. RI, 2002)

Prinsip-prinsip penilaian kinerja perawat adalah sebagai berikut.

a. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja

orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati. Karena diskripsi kerja

dan standar pelaksanaan kerja disajikan pegawai selama orientasi sebagai

tujuan yang harus diusahakan, pelaksanaan kerja sebaiknya dievaluasi

berkenaaan dengan sasaran-sasaran yang sama.

b. Sampel tingkah laku perawat yang cukup representative sebaiknya

diamati dalam rangka evaluasi pelaksanaan kerjanya. Perhatian harus

diberikan untuk mengevaluasi tingkah laku umum atau tingkah laku

konsistennya serta guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

c. Perawat sebaiknya diberi salinan diskripsi kerjanya, standar pelaksanaan

kerja, dan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan

evaluasi sehingga baik perawat maupun supervisior dapat mendiskusikan

evaluasi dari kerangka kerja yang sama.

d. Jika diperlukan, manajer sebaiknya menjelaskan area mana yang akan

diprioritaskan seiring dengan usaha perawat untuk meningkatkan

pelaksanaan kerja

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

12

htt://digilib.unimus.ac.id

e. Pertemuan evaluasi sebaiknya menjelaskan area mana yang akan

diprioritaskan seiring dengan usaha perawat untuk meningkatkan

pelaksanaan kerja .

f. Baik laporan evaluasi maupun pertemuan sebaiknya disusun dengan

terencana sehingga perawat tidak merasa kalau pelaksanaan kerjanya

sedang dianalisa (Depkes RI,2002).

Jenis alat evaluasi pelaksanaan kerja perawat yang umum digunakan

antara lain yaitu laporan tanggapan bebas dan chek list pelaksanaan kerja

a. Laporan tanggapan bebas yaitu pemimpin atau atasan diminta

memberikan komentar tentang kualitas pelaksanaan kerja bawahan dalam

jangka waktu tertentu. Karena tidak adanya petunjuk yang harus

dievaluasi, sehingga penilaian cenderung menjadi tidak sah. Alat ini

kurang obyektif karena mengabaikan satu atau lebih aspek penting,

dimana penilai hanya berfokus pada salah satu aspek.

b. Chek list pelaksanaan kerja terdiri dari daftar kriteria pelaksanaan kerja

untuk tugas yang penting dalam deskripsi kerja karyawan, dengan

lampiran formulir dimana penilai dapat menyatakan apakah bawahan

dapat memperlihatkan tingkah laku yang dinginkan atau tidak.

(Nursalam, 2002).

5. Pengertian Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode sistematis dan Ilmiah yang

digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau

mempertahankan keadaan biologis, psikolagis, sosial dan spiritual yang

optimal melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan,

penentuan rencana keperawatan, melaksanakan keperawatan serta evaluasi

tindakan keperawatan (Suarli & Bahtiar , 2009).

Menurut Effendy (1995), proses keperawatan didefinisikan sebagai

suatu proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan

meningkatkan pasien sampai ketahap maksimum dan juga merupakan

pendekatan ilmiah yang terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, penentuan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

13

htt://digilib.unimus.ac.id

diagnosis keperawatan, perumusan intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan dan evaluasi keperawatan

6. Pengertian Dokumentasi Proses Keperawatan

Dokumentasi keperawatan merupakan dokumen yang penting bagi

asuhan keperawatan di rumah sakit yang merupakan bukti dari pelaksanaan

keperawatan yang mengunakan metode proses keperawatan dan catatan

tentang tanggapan atau respon pasien terhadap tindakan medis, tindakan

keperawatan atau reaksi pasien terhadap penyakit (Suarli & Bahtiar, 2009).

Menurut Nursalam (2008), pendokumentasian proses keperawatan

merupakan metode yang tepat untuk mengambil keputusan yang sistematis,

problem solving dan riset lebih lanjut. Format proses keperawatan

merupakan kerangka atau dasar keputusan dan tindakan termasuk juga

pendokumentasian hasil berfikir dan asuhan keperawatan. Dokumentasi

proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah,

perencanaan, intervensi. Perawat kemudian mengobservasi dan

mengevaluasi respon pasien terhadap intervensi yang diberikan dan

mengkomunikasikan informasi tersebut kepada profesi kesehatan lainnya.

Pengkajian ulang dan evaluasi respon klien terhadap intervensi keperawatan

dan tindakan medis dapat sebagai penunjuk dan kesinambungan dalam

proses keperawatan dan adanya perubahan dalam setiap tahap.

7. Pengertian Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Proses

Keperawatan

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kinerja perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan adalah catatan

keluaran hasil dari seluruh aktifitas kerja perawat yang merupakan bukti dari

pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit dengan menggunakan

metode proses keperawatan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

14

htt://digilib.unimus.ac.id

8. Tahap-tahap Pendokumentasian proses Keperawatan

Uraian tahap-tahap pendokumentasian proses keperawatan menurut

Nursalam (2008) adalah sebagai berikut.

a. Dokumentasi Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah metode yang sistematis untuk memperoleh data

dan informasi yang penting tentang keadaan dan status kesehatan pasien

dalam rangka pemenuhan kebutuhannya.

Tujuan dari pendokumentasian data pengkajian keperawatan

adalah sebagai berikut.

1) Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan respon pasien yang unik.

2) Untuk menggabungkan dan mengorganisasi data dari beberapa

sumber yang dikumpulkan menjadi satu sehingga masalah kesehatan

klien dapat dianalisis dan diidentifikasi.

3) Untuk memberikan dasar guna penulisan rencana asuhan keperawatan

yang efektif.

Perawat menggunakan semua informasi pasien yang diperoleh dari

wawancara, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium dan

diagnostik lainnya untuk mencapai tujuan tersebut di atas. Pengkajian

harus lengkap dan seakurat mungkin. Pengumpulan data untuk

kelengkapan informasi status kesehatan atau masalah pasien harus terus

menerus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah-masalah baru dan

mengubah prioritas klinis. Standar dokumentasi untuk pengkajian adalah

perawat mendokumentasikan data pengkajian keperawatan dengan cara

sistematis, komprehensif, akurat dan terus menerus.

Petunjuk penulisan pengkajian adalah sebagai berikut.

1) Gunakan format yang sistematis untuk mencatat pengkajian yang

meliputi : riwayat pasien masuk rumah sakit, respon pasien yang

berhubungan dengan persepsi kesehatan pasien, riwayat pengobatan,

data pasien rujukan, pulang dan keuangan.

2) Gunakan format yang telah tersusun untuk pencatatan.

3) Kelompok data-data berdasarkan model pendekatan yang digunakan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

15

htt://digilib.unimus.ac.id

4) Tuliskan data obyektif tanpa bias (tanpa mengartikan), menilai ,

memasukkan pendapat pribadi.

5) Sertakan pernyataan yang mendukung interpretasi data obyektif.

6) Jelaskan observasi dan temuan secara sistematis termasuk definisi

karakteristiknya.

7) Ikuti aturan atau prosedur yang dipakai dan disepakatidi instansinya.

8) Tuliskan secara jelas dan ringkas.

b. Dokumentasi Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tertulis yang tegas dan

jelas tentang masalah kesehatan pasien, penyebabnya dan faktor yang

menunjang. Sifat diagnosa keperawatan yaitu berorientasi pada

kebutuhan dasar manusia, menggambarkan tanggapan atau respon

individu terhadap proses penyakit, kondisi dan situasi,berubah bila

respon pasien berubah serta tidak berorientasi pada keadaan patologi.

Kegiatan yang dilakukan meliputi memilih data, mengelompokkan data,

mengenal masalah, menyusun daftar masalah, menyusun referensi dan

kesimpulan serta menegakkan diagnosa. Pada tahap ini perawat

membutuhkan pengetahuan tentang definisi karakteristik yang

mendukung setiap diagnosis.

Petunjuk penulisan diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut.

1) Pemakaian PE dan PES (problem, etiologi, sign/symptom) untuk

format diagnosa aktual.

2) Catat diagnosa keperawatan potensial dalam sebuah problem/format

etiologi.

3) Pemakaian terminogi berdasar kepada standar diagnosa keperawatan

dari NANDA.

4) Merujuk pada daftar yang dapat diterima, bentuk diagnosa

keperawatan untuk catatan standar dalam saku atau ringkasan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

16

htt://digilib.unimus.ac.id

5) Memulai penulisan pernyataan diagnosa dengan mengubah

redaksinya ke dalam suatu keadaan diagnosa keperawatan yang

distandarkan.

6) Pastikan data mayor dan penunjang data minor karakteriktik

pendefinisian diperoleh dokumentasi bagian pengkajian pasien untuk

menegakkan diagnosa keperawatan. Pastikan definisi karakteristik

(data mayor dan data minor) telah didokumentasikan pada bagian

pengkajian untuk menegakkan diagnosis keperawatan.

7) Pernyataan awal dalam perencanaan keperawatan ditulis di daftar

masalah dan didokumentasikan dalam catatan keperawatan.

8) Hubungkan tiap-tiap diagnosis keperawatan bila saling merujuk dan

memberikan laporan perubahan atau perkembangan.

9) Setiap pergantian dinas perawat, gunakan diagnosis keperawatan

sebagai pedoman pengkajian, intervensi dan evaluasi.

10) Catatan bahan perawatan adalah dasar untuk pertimbangan dari

langkah-langkah proses keperawatan.

11) Pendokumentasian semua diagnosis keperawatan harus

merefleksikan dimensi dalam masalah yang berorientasi pada sistem

pendokumentasian perawat.

12) Suatu agenda atau catatan mungkin diperlukan untuk membuat

diagnosis keperawatan dan system pendokumentasian yang relevan.

c. Dokumentasi Rencana Intervensi Keperawatan

Rencana Intervensi keperawatan adalah pedoman tertulis untuk

melaksanakan tindakan keperawatan dalam membantu pasien dalam

memecahkan masalah serta memenuhi kebutuhan kesehatannya dan

mengkoordinir staf perawatan dalam pelaksanaan perawatan. Kriteria

penentuan rencana tindakan yaitu disusun berdasarkan tujuan asuhan

keperawatan, melibatkan pasien/keluarga,mempertimbangkan latar

belakang budaya pasien dan keluarga, harus berupa kalimat instruksi

serta menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien. Kegiatan yang

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

17

htt://digilib.unimus.ac.id

dilakukan membuat prioritas, menentukan tujuan, membuat order

keperawatan/rencana intervensi keperawatan, menentukan kriteria

evalausi. Standar dokumentasi untuk hal ini adalah perawat dapat

mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang mencerminkan

hubungan yang serasi antar diagnosis keperawatan secara umum,

perintah intervensi keperawatan dan criteria hasil yang diharapkan.

Petunjuk penulisan rencana tindakan keperawatan adalah sebagai

berikut.

1) Sebelum menuliskan rencana asuhan keperawatan, kaji ulang semua

data yang ada. Sumber data yang memuaskan meliputi pengkajian

awal pada saat pertama kali klien masuk rumah sakit, diagnosis

keperawatan pada saat pertama kali masuk rumah sakit, keluhan

utama klien/alasan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan,

hasil pemeriksaan laboratorium, latar belakang sosial budaya, riwayat

kesehatan dan pemeriksaan fisik, observasi dari profesi kesehatan lain.

2) Daftar dan jenis masalah aktual, resiko dan potensial.

3) Tuliskan kriteria hasil dengan jelas, khusus dan teratur.

4) Selalu ditanda tangani dan diberi tanggal rencana tindakan.

5) Mulai rencana tindakan dengan menggunakan kata kerja.

6) Tuliskan rasional dari rencana tindakan.

7) Rencana tindakan harus dicatat sebagai hal yang permanen.

8) Pasien dan keluarganya jika memungkinkan diikut sertakan dalam

perencanaan.

9) Rencana tindakan harus sesuai dengan waktu yang ditentukan dan

diusahakan untuk selalui diperbarui.

d. Dokumentasi Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah melaksanakan tindakan keperawatan

berdasarkan asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu

mengamati keadaan bio-psiko-sosio-spiritual pasien, sesuai dengan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

18

htt://digilib.unimus.ac.id

waktu yang telah ditentukan, mencuci tangan sebelum dan sesudah

melaksanakam kegiatan, menerapkan etika keperawatan serta

mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien. Kegiatan yang

dilakukan meliputi melihat data dasar, mempelajari rencana,

menyesuaikan rencana, menentukan kebutuhan bantuan, melaksanakan

tindakan keperawan sesuai rencana yang telah disusun, analisa umpan

balik, mengkomunikasikan hasil asuhan keperawatan.

Petunjuk penulisan intervensi keperawatan adalah sebagai berikut.

1) Ditulis secara jelas, ringkas dari pengobatan atau tindakan dalam

bentuk kata kerja.

2) Menjelaskan alasan tindakan harus dilaksanakan.

3) Menuliskan hasil tindakan.

4) Menuliskan tanggal, waktu, nama jelas, dan tanda tangan perawatyang

melakukan.

e. Dokumentasi Evaluasi

Evaluasi adalah mengkaji respon pasien terhadap standar atau

kriteria yang ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai. Penulisan pada

tahap evaluasi proses keperawatan yaitu terdapat jam melakukan

tindakan, data perkembangan pasien yang mengacu pada tujuan,

keputusan apakah tujuan tercapai atau tidak, serta ada tanda tangan atau

paraf. Kegiatan yang dilakukan meliputi menggunakan standar

keperawatan yang tepat, mengumpulkan dan mengorganisasi data,

membandingkan data dengan kriteria dan menyimpulkan hasil yang

kemudian ditulis dalam daftar masalah. Petunjuk penulisan evaluasi

keperawatan adalah sebagai berikut.

1) Sebelum menulis kesimpulan evaluasi dengan data yang mendukung

penilaian perawat. Contoh data pendukung pada pasien dengan

myocardial infark : tidak ada dyspnea, pasien tampak nyaman.

Penilaian perawat : toleransi aktivitas meningkat atau status cardiac

stabil.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

19

htt://digilib.unimus.ac.id

2) Mengunakan evaluasi intervensi keperawatan dengan pernyataan

evaluasi formatif yang menjelaskan respon cepat pasien terhadap

intervensi keperawatan atau prosedur.

3) Menggunakan pernyataan evaluasi sumatif ketika pasien dipindah ke

fasilitas lain atau dipulangkan.

4) Catatan evaluasi sumatif untuk setiap hasil yang diharapkan

diidentifikasi pada perencanaan keperawatan pasien.

5) Menulis pernyataan evaluasi yang merefleksikan keadaan

perkembangan pasien terhadap tujuan.

9. Tujuan Utama dan Manfaat Pendokumentasian Proses Keperawatan

Menurut Suarli & Bahtiar (2009) bahwa tujuan utama

pendokumentasian keperawatan adalah sebagai berikut.

a. Komunikasi, yaitu sebagai alat komunikasi antar tim agar

kesinambungan pelayanan kesehatan yang diberikan dapat tercapai, tidak

terjadi tumpang tindih dalam memberikan pelayanan dan pemulangan.

b. Pendidikan, yaitu informasi tentang gejala-gejala penyakit, diagnosa,

tindakan keperawatan, respon klien dan evaluasi tindakan keperawatan,

bagi mahasiswa keperawatan dan tim kesehatan lainnya.

c. Pengalokasian dana berharga untuk dapat merencanakan tindakan yang

tepat dan sesuai dengan dana yang tersedia.

d. Evaluasi merupakan dasar untuk melakukan evaluasi terhadap hasil

implementasi asuhan keperawatan, menjamin kelanjutan asuhan

keperawatan bagi pasien, dan menilai prestasi kerja staf keperawatan.

e. Jaminan mutu yaitu memberi jaminan pada masyarakat akan mutu

pelayanan keperawatan yang diberikan

f. Dokumen yang sah merupakan bukti nyata yang dapat digunakan bila

didapatkan penyimpangan atau apabila diperlukan di pengadilan

g. Penelitian, yaitu catatan pasien merupakan sumber daya yang berharga

yang dapat digunakan untuk penelitian.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

20

htt://digilib.unimus.ac.id

Secara umum catatan pasien digunakan untuk memantau mutu

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien dan kompetensi

(kemampuan dan keterampilan) tenaga perawat yang memberikan

pelayanan tersebut.

Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting dilihat

dari berbagai aspek, seperti aspek hokum, kualitas pelayanan, komunikasi,

keuangan, pendidikan, penelitian, dan akreditasi (Nursalam, 2008).

Penjelasan mengenai aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut.

a. Hukum

Semua catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi resmi

yang bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah (miscondact) yang

berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai

pemberi jasa dan pasien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi

dapat dipergunakan sewaktu-waktu. Dokumentasi dapat dipergunakan

sebagai barang bukti di pengadilan. Dokumentasi yang secara hukum

dapat dipertanggungjawabkan yaitu menulis nama pasien pada setiap

halaman catatan, jangan mencatat dengan pensil, segera melakukan

pencatatan setelah melakukan tindakan,tulisan harus dapat dibaca,

menggunakan istilah atau singkatan yang lazim digunakan, tidak

menghapus atau menggunakan cairan koreksi jika melakukan

kesalahan serta setiap selesai tindakan harus dibubuhi tanda tangan dan

nama terang.

b. Kualitas pelayanan

Pendokumentasian data pasien yang lengkap dan akurat akan memberi

kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah

pasien. Dan untuk mengetahui sejauh mana masalah pasien dapat

teratasi dan seberapa jauh masalah dapat diidentifikasi dan dimonitor

melalui dokumentasi yang akurat. Hal ini akan membantu

meningkatkan kualitas (mutu) pelayanan keperawatan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

21

htt://digilib.unimus.ac.id

c. Komunikasi

Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam terhadap

masalah yang berkaitan dengan pasien. Perawat atau profesi kesehatan

lain dapat melihat dokumentasi yang ada dan sebagai alat komunikasi

yang dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.

d. Keuangan

Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua asuhan keperawatan yang

belum, sedang dan telah diberikan didokumentasikan dengan lengkap

dan dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya

keperawatan bagi pasien.

e. Pendidikan

Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut

kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan

sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi peserta didik atau

profesi keperawatan.

f. Penelitian

Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang

terdapat di dalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan

sebagai bahan/objek riset dan pengembangan profesi keperawatan.

g. Akreditasi

Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran

dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien. Dokumentasi keperawatan juga menunjukkan tingkat

keberhasilan pemberian asuhan keperawatan yang diberikan guna

pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat

bagi peningkatan kualitas pelayanan, juga bagi individu perawat dalam

mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

22

htt://digilib.unimus.ac.id

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat dalam

Pendokumentasian Proses Keperawatan

1. Pengetahuan Perawat dalam Pendokumentasian Proses Keperawatan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Winkel (1996), pengetahuan mencakup akan hal-hal yang

pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi

fakta, kaidah dan prinsip serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang

disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk

ingatan, mengingat (recall) atau mengenal kembali ( recognition).

Berdasarkan pengertian di atas, pengetahuan perawat dalam

pendokumentasian proses keperawatan adalah hal-hal yang diketahui oleh

perawat tentang proses keperawatan yang kemudian digunakan untuk

pendokumentasian sebagai bukti dari pelaksanaan asuhan keperawatan di

rumah sakit.

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu sebagai berikut.

a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya (recall) dan merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

b. Memahami (comprehention), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

23

htt://digilib.unimus.ac.id

d. Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintasis (synthesis), menunjuk pada suatu kamampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek atau materi

(Notoatmodjo, 2003).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yangn ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut (Budiono,

1998).

2. Sikap Perawat dalam Pendokumentasian Proses Keperawatan

Secara umum, sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk

berespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, obyek atau situasi

tertentu.Sikap mengandung penilaian emosional atau afektif (senang,

benci, sedih dan sebagainya), disamping komponen kognitif (pengetahuan

tentang obyek tersebut) serta aspek konotif ( kecenderungan bertindak)

(Notoatmodjo, 2003). Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya

tambahan informasi tentang obyek tersebut, melalui persuasi serta tekanan

dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1997).

Berdasarkan uraian di atas, sikap perawat dalam pendokumentasian

proses keperawatan adalah respon atau penilaian emosional atau

pandangan perawat tentang praktek pendokumentasian proses

keperawatan.

Berbagai tingkatan dalam sikap menurut Notoatmodjo (2003) adalah

sebagai berikut.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

24

htt://digilib.unimus.ac.id

a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus

b. Merespon (responding) adalah memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan

c. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga

d. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab terhadap segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap

yang paling tinggi.

3. Motivasi Perawat dalam Pendokumentasian Proses Keperawatan

Menurut kamus Bahasa Indonesia Modern, karangan Muhammad

Ali, motif diartikan sebagai sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan,

dasar pikiran dan pendapat seseorang atau sesuatu yang menjadi pokok.

Pengertian motivasi yang diturunkan dari pengertian motif tersebut di atas

adalah sesuatu yang pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk

bekerja (Arep dkk, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, motivasi perawat dalam

pendokumentasian psoses keperawatan adalah dorongan atau keinginan

perawat untuk bertindak/berperilaku ke arah tujuan yang lebih baik yaitu

untuk dapat mendokumentasikan psoses keperawatan menjadi lebih baik.

Secara singkat, manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan

gairah kerja, sehingga produktifitas kerja meningkat. Sementara itu,

manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang

termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya

pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu

yang sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan pekerjaannya

(Arep dkk,2003).

Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya

akan membuat orang senang melakukannya. Orangpun akan merasa diakui

atau dihargai. Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

25

htt://digilib.unimus.ac.id

bagi orang yang termotivasi, orang akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi

karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang

mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang

bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan,

semangat juangnya akan tinggi. Hal ini akan memberikan suasana bekerja

yang bagus di semua bagian ( Arep dkk, 2003).

B. Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi, Winardi (2004); Wijono (2000); Danim (2000).

Gb.1 Kerangka Teori

Pendokumentasian

Proses

Keperawatan

Faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja:

Individu

Psikologi : Sikap

Organisasi

Internal : Motivasi

Penentu : Pengetahuan

Dokumentasi Proses

Keperawatan :

Pengkajian

Diagnosis Keperawatan

Intervensi

Implementasi

Evaluasi

Kinerja Perawat

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

26

htt://digilib.unimus.ac.id

D. Kerangka Konsep

Gb.2 Kerangka Konsep

Berdasar kerangka teori, banyak faktor yang mempengaruhi kinerja

seseorang/perawat, faktor-faktor tersebut tidak semuanya dapat dilakukan

penelitian. Penelitian yang dilakukan dibatasi pada pengetahuan, sikap dan

motivasi yang berkaitan dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian

proses keperawatan.

E. Variabel Penelitian

Variabel didefinisikan sebagai karakteristik subyek penelitian yang

berubah dari satu subyek ke subyek lain. Variabel adalah karakteristik suatu

subyek, bukan subyek atau bendanya sendiri. Menurut fungsinya dalam

penelitian, khususnya dalam hubungan antar variabel, terdapat beberapa jenis

variabel antara lain adalah variabel bebas/variabel independen/variabel resiko

dan variabel terikat/variabel dependen/variabel tergantung/variabel efek.

Variabel bebas adalah variabel yang bila ia berubah akan mengakibatkan

perubahan variabel lain, sedangkan variabel yang berubah akibat perubahan

variabel bebas ini disebut sebagai variabel terikat (Sastroasmoro & Ismael,

2006).

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan

motivasi perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan dan variabel

terikatnya adalah kinerja perawat dalam pendokumentasian proses

keperawatan.

Pengetahuan

Kinerja perawat dalam

pendokumentasian proses

keperawatan

Sikap

Motivasi

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

27

htt://digilib.unimus.ac.id

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis (pernyataan), yaitu

suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk

menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak,

berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian.

Hipotesis juga merupakan sebuah pernyataan tentang hubungan antara dua

variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris (Hidayat, 2009).

Hipotesis merupakan suatu kesimpulan sementara atau jawaban sementara dari

rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Nursalam,2003).

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian proses keperawatan di ruang rawat inap Paviliun

Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.

2. Ada hubungan antara sikap perawat dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian proses keperawatan di ruang rawat inap Paviliun

Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.

3. Ada hubungan antara motivasi perawat dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian proses keperawatan di ruang rawat inap Paviliun

Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Perawat dalam ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-noorhidaya... · keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. ... Dokumentasi

28

htt://digilib.unimus.ac.id