BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1....

22
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertian Pengertian sebuah keluarga adalah yang terdiri dari orang–orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang hidup bersama dalam satu rumah tangga, anggota–anggotanya saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, mempunyai peran sosial dan menggunakan kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri (Friedman, 1998). Pengertian keluarga yang lain adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi dalam perannya masing–masing, menciptakan serta membedakan kebudayaan (Effendy, 1998). Ada juga yang mengemukakan pengertian sebuah keluarga sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang tinggal bersama karena hubungan darah, perkawinan, adopsi atau perjanjian bersama. Sebagai sebuah sistem keluarga mempunyai pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan seorang individu yang merupakan bagian dari sistem dan menentukan apakah seorang individu akan berhasil dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena itu apabila dalam keluarga terjadi disfungsi apa saja (penyakit, cidera, perpisahan)

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga

1. Pengertian

Pengertian sebuah keluarga adalah yang terdiri dari orang–orang

yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang

hidup bersama dalam satu rumah tangga, anggota–anggotanya saling

berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, mempunyai peran sosial

dan menggunakan kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa

ciri unik tersendiri (Friedman, 1998). Pengertian keluarga yang lain adalah

dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan

darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu

rumah tangga, berinteraksi dalam perannya masing–masing, menciptakan

serta membedakan kebudayaan (Effendy, 1998).

Ada juga yang mengemukakan pengertian sebuah keluarga

sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang

tinggal bersama karena hubungan darah, perkawinan, adopsi atau

perjanjian bersama. Sebagai sebuah sistem keluarga mempunyai pengaruh

yang begitu kuat terhadap perkembangan seorang individu yang

merupakan bagian dari sistem dan menentukan apakah seorang individu

akan berhasil dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena itu apabila

dalam keluarga terjadi disfungsi apa saja (penyakit, cidera, perpisahan)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

10

yang mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga maka akan

mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan keluarga secara

keseluruhan. Keluarga merupakan jaringan yang mempunyai hubungan

erat dan bersifat mandiri dimana masalah seseorang individu

mempengaruhi anggota keluarga dan seluruh keluarga (Effendy, 1998).

Peran keluarga sangat penting untuk setiap aspek perawatan

anggota keluarga, terutama pada kuratif (pengobatan). Apabila ada

anggota keluarga yang sakit, keluarga juga yang akan memperhatikan

individu tersebut secara total, menilai, dan memberikan perawatan yang

dibutuhkan untuk mencapai suatu keadaan sehat sampai tingkat optimum,

mengingat prioritas tertinggi dari keluarga adalah kesejahteraan anggota

keluarga.

2. Tipe keluarga

Tipe Keluarga menurut Effendy (1998) yaitu:

a. Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu, dan anak–anak.

b. Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti ditambah

dengan sanak saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, saudara

sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c. Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

11

d. Keluarga duda / janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi

karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga Kabitas (Cahabitation), adalah orang yang menjadi satu

tanpa (Cahabitation), adalah orang yang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

3. Fungsi Keluarga

Keluarga juga mempunyai fungsi–fungsi yang seharusnya

dilakukan agar tercipta keluarga yang bahagia, sejahtera seperti yang

diidamkan semua orang. Fungsi keluarga menurut Effendy (1998)

meliputi:

a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang

utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan

anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini

dibutuhkan untuk perkembangan individu dan pesikososial anggota

keluarga.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social

placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih

anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk

memenuhi kebutuhan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

12

d. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi

untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perwatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care

function), yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan

anggota keluarga agar tetap memiliki produktifitas tinggi. Fungsi ini

dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

4. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu

dipahami dan dilakukan, meliputi:

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan

karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena

kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga

habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan–

perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun

yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi

perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan

keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,

dan seberapa besar perubahannya.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

13

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

untuk memutuskan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang

dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan

dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai

keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan

tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga

sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan

kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di

institusi pelayanan keseshatan atau di rumah apabila keluarga telah

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

d. Memodifikasi lingkungan lingkungan keluarga untuk menjamin

kesehatan keluarga.

Sumber–sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan atau manfaat

pemeliharaan lingkungan, pentingnya hygiene sanitasi, kekompakan

antara anggota keluarga.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

14

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi

keluarga

Keberadaan fasilitas kesehatan, keuntungan yang dapat diperoleh dan

fasilitas kesehatan terjangkau oleh keluarga (Suprajitno, 2004)

5. Pemegang Kekuasaan dalam keluarga

Pemegang kekuasaan dalam keluarga menurut (Effendy, 1998) yaitu :

a. Patriakal, yang dominan dan pemegang kekuasaan dalam keluarga

adalah di pihak ayah.

b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga

adalah di pihak ibu.

c. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah

dan ibu.

6. Pengambilan keputusan dalam perawatan kesehatan keluarga

Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala

keluarga atau anggota keluarga yang dituakan, mereka yang menentukan

masalah dan kebutuhan keluarga.

Dasar pengambilan keputusan tersebut yaitu :

a. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga

b. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing–masing

anggota keluarga

c. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap

keluarga atau anggota keluarga yang bermasalah (Effendy, 1998).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

15

B. Dukungan Keluarga

1. Pengertian

Pengertian sebuah dukungan keluarga merupakan proses yang

terjadi terus menerus disepanjang masa kehidupan manusia. Dukungan

keluarga berfokus pada interaksi yang berlangsung dalam berbagai

hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasi oleh individu. Dukungan

keluarga mengacu pada dukungan–dukungan sosial yang dipandang oleh

anggota keluarga sebagai suatu yang dapat diakses untuk keluarga

(dukungan keluarga bisa / tidak digunakan tetapi anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan bantuan). Dukungan keluarga dapat berupa dukungan

keluarga internal seperti dukungan suami atau istri atau dukungan dari

saudara kandungan dan dapat juga berupa dukungan keluarga eksternal

yang didapat dari sahabat, teman dan tetangga bagi keluarga inti

(Friedman, 1998).

2. Jenis Dukungan Keluarga

Terdapat empat jenis atau dimensi dukungan menurut (Friedman,

1998) yaitu:

a. Dukungan Emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi meliputi

ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap anggota keluarga

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

16

untuk memilih tempat pelayanan kesehatan (misalnya umpan balik,

penegasan).

b. Dukungan Penghargaan

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah (menambah

penghargaan diri).

c. Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit.

Mencakup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan,

waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong dengan pekerjaan

waktu saat mengalami stress.

d. Dukungan Informatif

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan penyebar informasi

tentang dunia. Mencakup memberi nasehat, petunjuk–petunjuk,

sarana–sarana atau umpan balik.

Bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan

semangat, motifasi, pemberian nasehat dan saran atau mengawasi tentang

pengobatan. Dukungan keluarga juga merupakan perasaan individu yang

mendapat perhatian, disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari

masyarakat.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

17

C. Pelayanan Kesehatan

1. Sarana Pelayanan Kesehatan

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau

masyarakat. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh individu,

kelompok, masyarakat, lembaga pemerintahan, ataupun swadaya

masyarakat (LSM). Upaya mewujudkan kesehatan tersebut, dapat dilihat

dari dua aspek, yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan.

Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek, yakni: kuratif (pengobatan

penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit

atau cacat). Sedangkan peningkatan kesehatan mencakup dua aspek,

yakni: preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan

kesehatan itu sendiri).

Untuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan

dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang disebut sarana kesehatan.

Jadi sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya penyelenggara pelayanan

kesehatan, pada umumnya dibedakan menjadi tiga.

a. Sarana Pelayanan kesehatan primer (primary care)

Sarana atau pelayanan kesehatan bagi kasus–kasus atau penyakit

ringan. Sarana pelayanan kesehatan primer ini adalah sarana yang

paling dekat pada masyarakat, artinya pelayanan kesehatan paling

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

18

pertama yang menyentuh masalah kesehatan di masyarakat. Misalnya:

puskesmas, poliklinik, dokter praktek swasta, dan sebagainya.

b. Sarana pelayanan kesehatan tingkat dua (secondary care)

Sarana atau pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus–kasus atau

penyakit–penyakit dari sarana pelayanan kesehatan primer. Artinya,

sarana pelayanan kesehatan ini menangani kasus–kasus yang tidak atau

belum bisa ditangani oleh sarana kesehatan primer karena peralatan

atau keahliannya belum ada. Misalnya puskesmas dengan rawat inap

(puskesmas pusat), rumah sakit kabupaten, rumah sakit tipe D dan C,

dan rumah bersalin.

c. Sarana pelayanan kesehatan tingkat tiga (tertiary care)

Sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus–kasus yang tidak dapat

ditangani oleh sarana–sarana pelayanan kesehatan primer dan sarana

kesehatan sekunder. Misalnya rumah sakit propinsi, rumah sakit tipe B

atau A.

Sarana pelayanan kesehatan primer disamping melakukan pelayanan

kuratif, tetapi juga melakukan pelayanan rehabilitatif, preventif, dan

promotif. Oleh sebab itu puskesmas khususnya, dikatakan melakukan

pelayanan kesehatan yang komprehensif (preventif, promotif, kuratif,

dan rehabilitatif) (Notoatmodjo, 2003).

2. Mutu Pelayanan

Pemanfaatan pelayanan dipengaruhi oleh mutu pelayanan.

Batasan tentang mutu pelayanan antara lain adalah (Azwar, 1998) :

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

19

a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang

sedang diamati.

b. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program.

c. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang jasa, yang

didalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau

pemenuhan kebutuhan para pengguna.

d. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.

Mutu pelayanan bersifat multi dimensional. Tiap orang

tergantung dari latar belakangnya dan kepentingan masing–masing dapat

saja melakukan penilaian dari dimensi yang berbeda. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Robert dan Prevost (1987) yang dikemukakan oleh

Azwar (1998) bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, mutu pelayanan

kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi

kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas dengan pasien,

keprihatinan serta keramah–tamahan petugas dalam melayani pasien, dan

atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh pasien.

3. Puskesmas

Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional sebagai

pusat pengembangan kesehatan masyarakat dan membina peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam

bentuk kegiatan pokok (Trihono, 2005).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

20

Pemanfaatan puskesmas adalah suatu usaha memanfaatkan

puskesmas dalam pengobatan untuk mengobati anggota-anggota keluarga

yang menderita penyakit atau masalah kesehatan.

Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas meliputi

pelayanan:

a. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan jalan memberikan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan

5) Olahraga secara teratur

6) Rekreasi

7) Pendidikan seks

b. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, melalui kegiatan–kegiatan:

1) Imunisasi masal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.

2) Pemerikasaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,

puskesmas, maupun kunjungan rumah.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

21

3) Pemberian vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas

ataupun dirumah.

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

c. Upaya Kuratif

Upaya Kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota–

anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah

kesehatan, melalui kegiatan–kegiatan:

1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing).

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari

puskesmas dan rumah sakit.

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu

bersalin dan nifas.

4) Perawatan buah dada.

5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

Untuk pemberian terapi, diperlukan kolaborasi dengan dokter, perawat

hanya memberikan dan mengawasi penggunaan obat, tetapi tidak

menentukan terapi pasien (Effendy, 1998).

d. Upaya Rehabilitatif

Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita–penderita yang

dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok–kelompok tertentu yang

menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, Cacat fisik dan

lainnya, dilakukan melalui kegiatan–kegiatan:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

22

1) Latihan fisik, bagi yang mengalami ganguan fisik seperti: penderita

kusta, patah tulang dan kelainan bawaan

2) Latihan–latihan fisik tertentu bagi penderita–penderita penyakit

tertentu, misalnya: TBC (latihan napas), penderita stroke melalui

fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat

(Effendy, 1998).

Visi dari puskesmas sesuai dengan yang tertera dalam buku

Pedoman Kerja Puskesmas ialah (Effendy, 1998):

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah

kerjanya.

b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Adapun misi puskesmas ialah melaksanakan enam kegiatan

pokok puskesmas yaitu (Trihono, 2005) :

a. Promosi kesehatan

b. Kesehatan lingkungan

c. Kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana

d. Perbaikan gizi masyarakat

e. Pemberantasan Penyakit Menular

f. Pengobatan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

23

4. Perilaku Masyarakat Sehubungan dengan Pelayanan Kesehatan

Perilaku kesehatan seseorang menurut (Notoatmodjo, 2003)

ditentukan oleh:

a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau

perawatan kesehatannya.

b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya.

c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas

kesehatan.

d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan

atau keputusan.

e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak.

Teori WHO, 1980 mengemukakan bahwa perilaku seseorang

tatau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh:

a. Pemikiran dan perasaan meliputi pengetahuan, persepsi, sikap,

kepercayaan dan peniaian terhadap objek.

b. Orang penting sebagai preverensi.

c. Sumber daya meliputi fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya.

d. Perilaku normal, kebiasaan, nilai–nilai dan penggunaan sumber–

sumber dalam masyarakat (kebudayaan) (Notoatmodjo, 2003).

Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit,

dan tidak merasakan sakit (disease but no illness) sudah barang tentu tidak

akan bertindak apa–apa terhadap penyakit tersebut. Tetapi bila mereka

diserang penyakit dan juga merasakan sakit, maka baru akan timbul

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

24

berbagai macam perilaku dan usaha. Respons seseorang apabila sakit

adalah sebagai berikut:

a. Tidak bertindak/kegiatan apa–apa (no action)

Alasannya antara lain bahwa kondisi yang demikian tidak mengganggu

kegiatan atau kerja mereka sehari-hari. Mungkin mereka beranggapan

bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau gejala yang dideritanya

akan lenyap dengan sendirinya. Tidak jarang pula masyarakat

memprioritaskan tugas–tugas lain yang dianggap lebih penting

daripada mengobati sakitnya. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa

kesehatan belum merupakan prioritas di dalam hidup dan

kehidupannya. Alasan lain yang sering kita dengar adalah fasilitas

kesehatan yang diperlukan sangat jauh letaknya, para petugas

kesehatan tidak simpatik, judes, tidak responsive, dan sebagainya. Dan

akhirnya alas an takut dokter, takut pergi ke rumah sakit, takut biaya,

dan sebagainya.

b. Tindakan mengobati sendiri (self treatment)

Dengan alasan sama yang telah diuraikan. Alasan tambahan dari

tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat tersebut sudah

percaya kepada diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasar pada

pengalaman–pengalaman yang lalu usaha–usaha pengobatan sendiri

sudah dapat mendatangkan kesembuhan. Hal ini mengakibatkan

pencarian pengobatan keluar tidak diperlukan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

25

c. Mengobati pengobatan ke fasilitas–fasilitas pengobatan tradisional

(traditional remedy)

Untuk masyarakat pedesaan khususnya, pengobatan tradisional ini

masih menduduki tempat teratas dibanding dengan pengobatan–

pengobatan yang lain. Pada masyarakat yang masih sederhana,

masalah sehat-sakit adalah lebih bersifat budaya daripada gangguan–

gangguan fisik. Identik dengan itu pencarian pengobatanpun lebih

berorientasi kepada sosial-budaya masyarakat daripada hal–hal yang

dianggapnya masih asing. Dukun (bermacam-macam dukun) yang

melakukan pengobatan tradisional merupakan bagian dari masyarakat,

berada di tengah–tengah masyarakat, dekat dengan masyarakat, dan

pengobatan yang dihasilkan adalah kebudayaan masyarakat, lebih

diterima oleh masyarakat daripada dokter, mantri, bidan, dan

sebagainya yang masih asing bagi mereka seperti juga pengobatan

yang dilakukan dan obat–obatnya pun merupakan kebudayaan mereka.

d. Mencari pengobatan dengan membeli obat–obat ke warung–warung

obat (chemist shop) dan sejenisnya, termasuk ke tukang–tukang jamu.

Obat–obat yang mereka dapatkan pada umumnya adalah obat–obat

yang tidak memakai resep sehingga sukar untuk dikontrol. Namun

demikian sampai sejauh ini pemakaian obat–obat bebas oleh

masyarakat belum mengakibatkan masalah yang serius. Khusus

mengenai jamu sebagai untuk pengobatan (bukan hanya untuk

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

26

pencegahan saja) makin tampak peranannya dalam kesehatan

masyarakat. Untuk itu perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam.

e. Mencari pengobatan ke fasilitas–fasilitas modern yang diadakan oleh

pemerintah atau lembaga–lembaga kesehatan swsta, yang

dikategorikan kedalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit.

f. Menacari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang

diselenggarakan oleh dokter praktek (private medicine).

Dari uraian–uraian di atas, tampak jelas bahwa persepsi

masyarakat terhadap sehat–sakit adalah berbeda dengan konsep kita

dengan sehat–sakit. Demikian juga persepsi sehat–sakit antara kelompok–

kelompok masyarakat pun akan berbeda–beda pula. Persepsi masyarakat

terhadap sehat–sakit erat hubungannya dengan perilaku pencarian

pengobatan. Kedua pokok pikiran tersebut akan mempengaruhi atas

dipakai atau tidak dipakainya fasilitas kesehatan yang disediakan. Apabila

persepsi sehat–sakit masyarakat belum sama dengan konsep sehat–sakit

kita, maka jelas masyarakat belum tentu atau tidak mau menggunakan

fasilitas yang diberikan. Bila persepsi sehat–sakit masyarakat sudah sama

dengan pengertian kita, maka kemungkinan besar fasilitas yang diberikan

akan mereka pergunakan (Notoatmodjo, 2003).

Ada dua faktor yang mempengaruhi pemanfaatan puskesmas :

pengobatan (Notoatmodjo, 2003) :

1. Faktor eksternal

a. Dukungan keluarga

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

27

b. Kepercayaan

c. Mutu pelayanan kesehatan

d. Perilaku seseorang terhadap pelayanan kesehatan

2. Faktor Internal

a. Motivasi ingin sembuh

b. Tingkat pendidikan

c. Pengetahuan

d. Mendapatkan pelayanan yang memuaskan

D. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Puskesmas

dalam Pengobatan.

Keluarga merupakan suatu kelompok yang dapat menimbulkan,

mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah–masalah kesehatan yang

ada dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan berawal

sampai ke penyelesaian dipengaruhi oleh keluarga. Keluarga mempunyai

peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga dan

bukan individu sendiri yang mengusahakan tercapainya tingkat kesehatan

yang diinginkan. Disamping itu keluarga berperan penting dalam

memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan saat anggota keluarga ada yang

sakit. Salah satu tugas keluarga sendiri dibidang kesehatan yaitu

memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat bagi

keluarga.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

28

Dukungan keluarga sangat diperlukan sesuai dengan tugas keluarga.

Dukungan keluarga merupakan dukungan yang diberikan oleh keluarga

kepada anggota keluarga yang memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan di

puskesmas dalam hal pengobatan. Jenis dukungan keluarga berupa dukungan

emosional. Dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan

informatif. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan keluarga internal

seperti dukungan suami atau istri atau dukungan dari saudara kandung. Dan

dapat juga berupa dukungan keluarga eksternal yang didapat dari sahabat,

teman dan tetangga bagi keluarga inti. Mengingat pentingnya dukungan

keluarga dalam memilih tempat pelayanan kesehatan khususnya puskesmas

untuk mengatasi masalah kesehatan (berobat), maka dukungan keluarga

terhadap pemanfaatan puskesmas dalam hal pengobatan sangat berhubungan

atau berkaitan erat (Friedman, 1998).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

29

E. Kerangka Teori

Skema 2.1

Faktor Eksternal : 1. Dukungan keluarga

a. Dukungan Emosional b. Dukungan penghargaan c. Dukungan instrumental d. Dukungan Informatif

2. Kepercayaan 3. Mutu Pelayanan Kesehatan 4. Perilaku seseorang terhadap pelayanan

kesehatan Faktor Internal : 1. Motivasi Ingin Sembuh 2. Tingkat Pendidikan 3. Pengetahuan 4. Mendapatkan Pelayanan yang Memuaskan

Kuratif (pengobatan)

Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Preventif (pencegahan)

Promotif (peningkatan kesehatan)

Pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.

Kategori: 1. Sering 2. Kadang-kadang 3. Tidak Pernah

Sumber : Effendy (1998), Notoatmodjo (2003)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mohamadkho... · Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,

30

F. Kerangka Konsep

Skema 2.2

Variabel Independent Variabel Dependent

Dukungan Keluarga

Pemanfaatan Puskesmas dalam pengobatan

G. Variabel Penelitian

1. Variabel Independent

Variabel Independent berupa dukungan keluarga.

2. Variabel Dependent

Veriabel Dependent berupa Pemanfaatan Puskesmas dalam pengobatan.

H. Hipotesis

Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan puskesmas

dalam pengobatan di Desa Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.