BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1...

35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem atau harga diri adalah penilaian yang dibuat individu untuk menggambarkan sikap menerima atau tidak menerima keadaan dirinya, dan menandakan sampai seberapa jauh individu itu percaya bahwa dirinya mampu, sukses dan berharga (Pohan, 2006). Sejalan dengan teori tersebut, Baron & Byrne (2004) menyatakan bahwa self esteem adalah evaluasi yang dibuat oleh setiap orang, sikap umum dari seseorang untuk mempertahankan tentang diri mereka sendiri. Self esteem berhubungan dengan cara pendekatan yang dilakukan oleh seseorang terhadap hidupnya (Riyanti, 2005). Orang yang mempunyai perasaan baik terhadap dirinya cenderung bahagia, sehat, sukses dan mampu menyesuaikan diri. Namun orang yang menilai dirinya negatif mempunyai kecenderungan khawatir, tidak sehat, depresi, pesimis mengenai masa depan dan cenderung melakukan kesalahan. Menurut Coopersmith (1967), self esteem merupakan pengalaman subjektif yang dimanifestasikan oleh individu melalui laporan verbal dan perilaku ekspresif lainnya.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Harga Diri pada Residen NAPZA

1. Pengertian Harga Diri

Self esteem atau harga diri adalah penilaian yang dibuat individu untuk

menggambarkan sikap menerima atau tidak menerima keadaan dirinya, dan

menandakan sampai seberapa jauh individu itu percaya bahwa dirinya mampu,

sukses dan berharga (Pohan, 2006). Sejalan dengan teori tersebut, Baron & Byrne

(2004) menyatakan bahwa self esteem adalah evaluasi yang dibuat oleh setiap

orang, sikap umum dari seseorang untuk mempertahankan tentang diri mereka

sendiri.

Self esteem berhubungan dengan cara pendekatan yang dilakukan oleh

seseorang terhadap hidupnya (Riyanti, 2005). Orang yang mempunyai perasaan

baik terhadap dirinya cenderung bahagia, sehat, sukses dan mampu menyesuaikan

diri. Namun orang yang menilai dirinya negatif mempunyai kecenderungan

khawatir, tidak sehat, depresi, pesimis mengenai masa depan dan cenderung

melakukan kesalahan. Menurut Coopersmith (1967), self esteem merupakan

pengalaman subjektif yang dimanifestasikan oleh individu melalui laporan verbal

dan perilaku ekspresif lainnya.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

Self esteem merupakan penilaian terhadap diri sendiri yang dibuat individu dan

dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki orang lain dan menjadi pembanding

(Baron & Byrne, 2004). Harga diri merupakan penilaian diri yang dipengaruhi

oleh sikap, interaksi, penghargaan dan penerimaan orang lain terhadap individu

(Harper, 2002). Harga diri juga dapat diartikan evaluasi positif dan negatif tentang

diri sendiri yang dimiliki seseorang. Evaluasi ini memperlihatkan bagaimana

individu menilai dirinya sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan

keberhasilan yang diperolehnya (Shahizan, 2003). Penilaian tersebut terlihat dari

penghargaan mereka terhadap keberadaan dan keberartian dirinya. Harga diri juga

dapat didefinisikan sebagai evaluasi positif yang menyeluruh tentang dirinya.

(Hurlock, 2004). Self esteem is how we think and feel about ourselves maksudnya

“harga diri adalah bagaimana kita berpikir dan merasa tentang diri kita sendiri”

(Powell, 2004).

Harga diri merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Maslow dalam

teori hierarki kebutuhannya menempatkan kebutuhan individu akan harga diri

sebagai kebutuhan pada level puncak, sebelum kebutuhan aktualisasi diri. Hal ini

karena harga diri individu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku yang

ditampilkannya.

Harga diri tidak hanya sebatas bagaimana individu menilai dirinya tetapi juga

merupakan nilai-nilai individu, persetujuan, penghargaan hadiah atau rasa suka

terhadap dirinya sendiri (John, 2004). Self esteem adalah bagaimana individu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

mengevaluasi diri mereka, termasuk juga bagaimana individu tersebut

mengartikan diri mereka (Scheier, 2001).

Berdasarkan uraian di atas, harga diri adalah penilaian individu tentang dirinya

sendiri secara positif atau negatif yang dipengaruhi oleh hasil interaksinya dengan

orang-orang yang penting di lingkungannya serta dari sikap, penerimaan,

penghargaan dan perlakuan orang lain terhadap dirinya.

2. Perkembangan Harga Diri

Coopersmith (1967), menerangkan empat faktor utama yang memberi

peranan pada perkembangan self-esteem, yaitu:

a. Banyaknya jumlah penghargaan, penerimaan, dan perhatian yang diterima

seseorang dari significant others dalam kehidupannya.

Pada kenyatannya seseorang menilai dirinya seperti apa yang dinilai oleh

orang lain. Setiap individu akan berbeda dalam memberikan makna terhadap

keberhasilan yang ingin dicapai dalam beberapa area pengalaman. Perbedaan

ini merupakan fungsi dari nilai-nilai yang diinternalisasi dari orang tua dan

figur signifikan lainnya dalam hidup.

b. Sejarah dan kegagalan seseorang

Keberhasilan memiliki makna yang berbeda-beda pada tiap orang.

Pemaknaan yang berbeda-beda terhadap keberhasilan ini disebabkan oleh

faktor individu dalam memandang kesuksesan dalam suatu seting sosial

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

tertentu kemungkinan lebih memaknakan keberhasilan dalam bentuk

pekerjaan, kekuasaan penghormatan, independensi, dan kemandirian pada

konteks sosial lain, yang lebih dikembangkan makna keberhasilan dalam

bentuk kemiskinan, ketidakberdayaan, penolakan, keterikatan kepada suatu

bentuk ikatan sosial dan ketergantungan. Hal ini tidak berarti bahwa

masyarakat memiliki nilai-nilai tertentu mengenai apa yang dianggap berhasil

atau gagal dan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh individu.

c. Nilai-nilai dan aspirasi

Setiap individu akan berbeda dalam menentukan cara bagaimana mereka

mencapai tujuan yang ingin diraihnya, individu bebas memilih nilai-nilai.

Tetapi karena individu menghabiskan waktu bertahun-tahun di rumah,

kelompok teman sebaya dan dilingkungan masyarakat. Hal ini yang akan

membawa individu untuk menerima standar nilai yang berbeda, namun, akan

tetap menggunakan standar tersebut sebagai prinsip dasar untuk menilai

keberartian dirinya.

Penilaian diri meliputi perbandingan antara performance dan kapasitas

aktual dengan aspirasi dan standar personalnya. Jika standar tersebut tercapai,

khususnya dalam area tingkah laku yang bernilai, maka individu akan

mengumpulkan bahwa dirinya adalah orang yang berharga.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

d. Sikap-sikap individual dalam merespon evaluasi terhadap dirinya

Banyak pengalaman yang merupakan sumber evaluasi diri yang negatif

dan sebaliknya banyak pula pengalaman yang menghasilkan penilaian diri

yang positif. Individu yang memiliki defences mampu mengatasi stimulus

yang mencemaskan, mampu menjaga ketenangan diri, dan tingah lakunya

efektif.

Individu dengan self esteem tinggi memiliki suatu bentuk mekanisme

pertahanan diri tertentu yang memberikan individu tersebut kepercayaan diri

pada penilaian dan kemampuan dirinya, serta meningkatkan perasaan mampu

untuk menghadapi situasi yang menyulitkan.

Proses terbentuknya self esteem diawali dengan penilaian individu terhadap

dirinya sendiri yang merupakan hasil interpretasi subjektif individu terhadap

umpan balik yang berarti dalam kehidupannya (guru, teman sebaya, atau terutama

orang tua) dan perbandingan dengan standar atau nilai kelompok atau budaya

(Burns,1993) dengan demikian perlakuan dan penilaian orang tua pada masa-masa

sebelumnya juga akan mempengaruhi self esteem individu pada masa akhir

(Coopersmith,1967).

Di dalam Self esteem terkandung pengertian “apa dan siapa diri saya” segala

sesuatu yang berhubungan dengan seseorang, selalu mendapat penilaian

berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Atribut-atribut yang melekat dalam diri

individu akan mendapat feedback dari orang lain dalam proses interaksi yang

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

merupakan proses dimana individu menguji performance, kapasitas, dan atribut-

atribut dirinya yang memperlihatkan standar dan nilai diri yang terinternalisasi dari

masyarakat dan orang-orang signifikan. Hal ini yang kemudiann membetuk

gambaran diri.

Self esteem mencakup dua proses psikologi yang mendasar (Burns,1994):

a. Proses dari evaluasi diri (Self evaluation)

b. Proses dari penghargaan diri (Self Worth)

Masing-masing proses tersebut saling melengkapi satu sama lain.

Coopersmith (1967) menyatakan bahwa self worth lebih mendasar pada manusia

daripada self evaluation.

Self esteem dalam hubungannya dengan self evaluation mengacu kepada

pembuatan conscious judgement berkenaan dengan arti dan nilai pentingnya

seseorang atau segi-segi yang ada pada seseorang. Apapun yang berhubungan

dengan kondisi dalam diri seseorang menjadi dasar bagi proses evaluasi yang

melibatkan suatu atau kombinasi dari beberapa tujuan, misalnya prestise atau

prestasi.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

3. Aspek-Aspek Harga Diri

Menurut Maslow (1994), aspek-aspek harga diri individu, yaitu :

a. Penghargaan dari diri sendiri

Penghargaan dari sendiri adalah berupa keyakinan bahwa individu

merasa aman dengan keadaan dirinya, merasa berharga dan adekuat.

Ketidakmampuan merasakan diri berharga membuat individu merasa rendah

diri, kecil hati, tidak berdaya dalam menghadapi kehidupan. Perasaan

berharga terhadap diri dapat ditumbuhkan melalui pengetahuan yang baik

tentang diri serta mampu menilai secara obyektif kelebihan-kelebihan maupun

kelemahan-kelamahan yang dimiliki. Jadi, individu dapat menghargai dirinya

bila individu mengetahui siapa dirinya.

b. Penghargaan dari orang lain

Keberartian ini dikaitkan dengan penerimaan, perhatian, dan afeksi yang

ditunjukkan oleh lingkungan. Bila lingkungan memandang individu memiliki

arti, nilai, serta dapat menerima inidividu apa adanya maka hal itu

memungkinkan individu untuk dapat menerima dirinya sendiri, yang pada

akhirnya mendorong individu memiliki harga diri tinggi atau yang positif.

Sebaliknya bila lingkungan menolak dan memandang individu tidak berarti

maka individu akan mengembangkan penolakan dan mengisolasi diri. Sulit

untuk mengetahui apakah orang lain sebenarnya menghargai atau tidak, oleh

sebab itu individu perlu merasa yakin bahwa orang lain berpikir baik tentang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

dirinya. Ada banyak cara supaya orang lain menghargai individu, antara lain

melalui reputasi, status sosial, popularitas, prestasi, atau keberhasilan lainnya

di dalam lingkungan masyarakat, kerja, sekolah, dan lain-lain.

Aspek-aspek yang dikemukan Maslow tersebut di atas masih bersifat global.

Aspek-aspek harga diri secara lebih rinci dikemukakan oleh Coopersmith (1967),

dimana aspek-aspek harga diri bergantung pada pola asuh orangtua dan orang-orang di

sekitarnya, kondisi rumah tangga dan lingkungan antar pribadi. Adapun aspek-aspek

harga diri menurut Coopersmith (1967) adalah:

a. Perasaan berharga

Perasaan berharga merupakan perasaan yang dimiliki individu yang sering

kali muncul dari pernyataan yang bersifat pribadi, seperti pintar, sopan dan baik.

Rasa keberhargaan individu timbul karena keberhargaan dirinya sendiri dan

penilaian dari orang lain, terutama orang tua. Penilaian ini sangat bergantung pada

pengalaman perasaan individu, yaitu apakah individu merasa berharga atau tidak.

Individu yang menganggap dirinya berharga serta dapat menghargai orang lain

umumnya memiliki harga diri yang tinggi. Individu yang merasa dirinya berharga

cenderung dapat mengontrol tindakan-tindakannya terhadap dunia di luar dirinya,

dapat mengekspresikan dirinya dengan baik dan dapat menerima kritik dengan

baik.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

b. Perasaan mampu

Merupakan perasaan yang dimiliki individu pada saat ia merasa mampu

mencapai suatu hasil yang diharapkan. Perasaan mampu merupakan hasil persepsi

individu mengenai kemampuannya yang akan mempengaruhi pembentukan harga

diri dari individu tersebut. Individu yang memiliki perasaan mampu umumnya

memiliki nilai-nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi yang realistis.

Mereka biasanya menyukai tugas baru, menantang, aktif dan tidak cepat bingung

bila segala sesuatu berjalan di luar rencana. Mereka tidak menganggap dirinya

sempurna melainkan tahu keterbatasan dan mengharap adanya pertumbuhan

dalam dirinya. Bila individu merasa telah mencapai tujuannya secara efisien, maka

individu akan memberi penilaian yang tinggi bagi dirinya

c. Perasaan diterima

Bila individu merupakan bagian dari suatu kelompok dan merasa bahwa

dirinya diterima serta dihargai oleh anggota kelompok lainnya, maka individu

akan merasa bahwa dirinya diikutsertakan atau diterima. Individu akan memiliki

nilai positif tentang dirinya sebagai bagian dari kelompok bila mengalami perasaan

diterima. Sebaliknya, individu akan mempunyai penilaian negatif tentang dirinya

bila mengalami perasaan tidak diterima. Perasaan diterima atau diikutsertakan

yang dialami individu akan menyebabkan individu tersebut lebih bahagia dan

efektif menghadapi tuntutan dari lingkungan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan aspek-aspek harga diri adalah

perasaan diterima, perasaan mampu dan perasaan berharga.

4. Tingkatan Self Esteem

Tingkat Self esteem antar individu dengan yang lainnya berbeda selanjutnya

(Coopersmith 1967), ia kemudiann mengulas karakteristik umum yang tampak

pada individu dengan berbagai tingkat self esteem, yaitu:

a. Self esteem tinggi

Individu yang memiliki self esteem tinggi yaitu individu yang puas

dengan karakter dan kemampuan diri. Adanya penerimaan dan penghargaan

diri yang positif, ini memberikan rasa aman dalam menyesuaikan diri atau

bereaksi terhadap stimulus dari lingkungan sosial.

Individu mempercayai persepsi diri sendiri, sehingga tidak terpaku pada

kesukaran-kesukaran personal. Pendekatan mereka terhadap orang lain

menunjukan harapan-harapan yang secara positif dapat mereka terima.

Mereka tidak sensitif terhadap kritik dan lingkungannya, tetapi menerima dan

mengharapkan masukan verbal dan non verbal dari orang lain untuk menilai

dirinya.

Mereka mempertimbangkan diri mereka sebagai individu yang bernilai,

penting, dan berharga. Mereka mempercayai pandangan serta pengalaman diri

sebagai nyata (real) dan benar (true), terdapat kekonsistenan akan persepsi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

dan pandangan yang mereka miliki serta mampu mengendalikan pengaruh

dari orang lain.

b. Tingkat Self esteem rendah

Individu memiliki “lack of confidence” dalam menilai kemampuan dan

atribut-atribut dalam diri. Adanya penghargaan diri yang buruk ini, membuat

individu tidak mampu untuk mengekspresikan diri dalam lingkungan sosial.

Mereka tidak puas dengan karakteristik dan kemampuan-kemampuan diri

sehingga ketidakpastian dan ketidakyakinan diri ini menumbuhkan rasa tidak

aman terhadap keberadaan diri dilingkungan. Kondisi ini mempengaruhi

penyesuaian diri di lingkungan sosial. Mereka merupakan individu yang

pesimis yang perasaannya dikendalikan oleh peristiwa-peristiwa eksternal.

Merasa tidak mampu dalam menghadapi sesuatu yang menuntut

kemampuannya. Sehingga, individu cenderung dependen, pasif, dan tidak

mau berpartisipasi serta bersikap konform terhadap lingkungan. Individu

merasa terasing, tidak disayangi, tidak mampu mengekspresikan atau

mempertahankan diri dan terlalu lemah untuk mengatasi kekurangan. Peka

terhadap kritik, terbenam di dalam masalah-masalah menyembunyikan diri

dari interaksi sosial yang mungkin akan konfromitas lebih lanjut tentang

ketidak kompetenan yang dibayangkan.

Perbedaan gaya berespon terhadap diri sendiri dan orang lain menyatakan

kondisi Self esteem yang tinggi-rendah. Mereka mungkin mengalami

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

peristiwa yang sama, namun dengan perbedaan tingkat self esteem ini akan

signifikan berhubungan dengan pola-pola dan gaya berespon seseorang dalam

beradaptasi dengan tuntutan lingkungan.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

Secara umum harga diri mempengaruhi bagaimana individu akan berfungsi

dalam kehidupannya sehari-hari. Individu dengan harga diri rendah akan

cenderung memiliki motivasi yang rendah. Sementara individu dengan harga diri

tinggi akan lebih dapat berperilaku secara efektif (Branden, 1994).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penghargaan seseorang atas dirinya

menurut (Coopersmith, 1981), yaitu:

a. Penerimaan atau penghinaan terhadap diri

Individu yang merasa dirinya berharga akan memiliki penilaian diri yang

lebih baik dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami hal tersebut.

Individu yang baik akan mampu menghargai dirinya sendiri, menerima diri,

tidak menganggap dirinya rendah, melainkan mengenali keterbatasan dirinya

sendiri dan mempunyai harapan untuk maju dan memahami potensi yang

dimilikinya. Sebaliknya, individu dengan harga diri rendah umumnya akan

menghindar dari persahabatan, cenderung menyendiri, tidak puas akan

dirinya, walaupun sesungguhnya orang yang memiliki harga diri yang rendah

memerlukan dukungan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

b. Kepemimpinan dan popularitas

Penilaian atau keberartian diri diperoleh seseorang pada saat ia

berperilaku sesuai dengan tuntutan yang diberikan oleh lingkungan sosialnya

yaitu kemampuan seseorang untuk membedakan dirinya dengan orang lain

atau lingkungannya. Pada situasi persaingan, seseorang akan menerima

dirinya serta membuktikan seberapa besar pengaruh dan kepopulerannya.

Pengalaman yang diperoleh dalam situasi itu membuktikan individu lebih

mengenal dirinya, berani menjadi pemimpin atau menghindari persaingan.

c. Keluarga dan orangtua

Keluarga dan orangtua memiliki porsi yang besar yang mempengaruhi

harga diri, ini dikarenakan keluarga merupakan modal pertama dalam proses

imitasi. Alasan lainnya karena perasaan dihargai dalam keluarga merupakan

nilai yang penting dalam mempengaruhi harga diri.

d. Keterbukaan dan kecemasan

Individu cenderung terbuka dalam menerima keyakinan, nilai-nlai, sikap,

moral dari seseorang maupun lingkungan lainnya jika dirinya diterima dan

dihargai. Sebaliknya, seseorang akan mengalami kekecewaan bila ditolak

lingkungannya.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

Menurut (Frey & Carlock, 1993), faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu:

a. Interaksi dengan manusia lain

Awal interaksi adalah dengan Ibu yang kemudian meluas dengan figur lain

yang akrab dengan individu. Ibu yang memiliki minat, afeksi, dan kehangatan akan

menimbulkan harga diri yang positif, karena anak akan merasa dicintai dan

diterima seluruh kepribadiannya.

b. Sekolah

Sekolah adalah lingkungan penting kedua setelah keluarga. Jika individu

memiliki persepsi yang baik mengenai sekolah, akan cenderung memiliki harga

diri yang positif. Jika sekolah dianggap tidak memiliki umpan balik yang positif

bagi individu, maka harga diri akan cenderung rendah. Harga diri yang tinggi

umumnya akan dikaitkan dengan keberhasilan akademik pula.

c. Pola asuh

Bagaimana pola asuh orang tua akan mempengaruhi harga diri anak.

d. Keanggotaan kelompok

Jika individu merasa diterima dan dihargai oleh kelompok, individu akan

mengembangkan harga diri lebih baik dibanding individu yang merasa terasing.

e. Kepercayaan dan nilai yang dianut individu

Harga diri yang tinggi dapat dicapai bila ada keseimbangan antara nilai dan

kepercayaan yang dianut oleh individu dengan kenyataan yang didapatkannya

sehari-hari.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

f. Kematangan dan herediter

Individu yang secara fisik tidak sempurna dapat menyebabkan perasaan

negatif terhadap dirinya.

Sehingga Individu yang memiliki self esteem tinggi memiliki ciri-ciri, dapat

menerima dan mengapresiasikan dirinya sendiri dalam kondisi apapun, merasa nyaman

dengan keadaan dirinya, berprasangka baik terhadap dirinya sendiri, jika tidak bagi

orang lain, setidaknya bagi dirinya sendiri serta memiliki kontrol emosi yang baik dan

terbebas dari perasaan yang tidak menyenangkan, kemarahan, ketakutan, kesedihan

dan rasa bersalah, dapat merancang, merencanakan, dan merealisasikan segala sesuatu

yang diharapkan atau menjadi tujuan hidupnya secara optimal.

Self esteem yang tinggi akan berpengaruh secara positif pada sikap dan perilaku

individu untuk lebih optimis terhadap masa depannya, misalnya individu yang optimis

akan masa depannya berusaha menggapai pengharapan dengan pemikiran yang positif,

yakin akan kelebihan yang dimiliki. Individu yang optimis biasa bekerja keras menghadapi

stress tantangan sehari-hari secara efektif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh berpikir positif terhadap

peningkatan harga diri seseorang. Artinya semakin tinggi berpikir positif maka

semakin tinggi harga diri dan sebaliknya semakin rendah berpikir positif maka akan

semakin rendah pula harga dirinya. Sumbangan efektif (SE) menunjukkan seberapa

besar peran atau kontribusi berpikir positif dengan harga diri dilihat dari koefisien

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

determinasi atau r² = 0,536 yaitu sebesar 53,6%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh

berpikir positif terhadap harga diri sebesar 53,6%, maka 46,4% harga diri yang lainnya

dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar faktor berpikir positif (Putri, 2015).

B. Pelatihan Berpikir Positif

1. Pengertian Pelatihan

Alloy, Acocella & Bootzin (1996), menjelaskan bahwa intervensi dalam

bentuk pelatihan memiliki beberapa keunggulan, antara lain menumbuhkan

harapan, kebersamaan, memperoleh informasi berkaitan dengan gagasan

psikologis dan cara mengatasinya, mendapatkan dukungan sosial dan

interpersonal, meniru perilaku yang berhasil, membangun kebersamaan dalam

kelompok, dan sarana katarsis.

Alloy, Acocella & Bootzin (1996), juga menyampaikan keunggulan yang

lebih spesifik dari metode pelatihan, antara lain memberikan kesempatan bagi

anggota kelompok untuk dapat belajar mencontoh tingkah laku anggota lain

(modeling), belajar menerapkan pengetahuan dari anggota lain (guidance), dan

memberikan informasi satu sama lain (edukasi).

Pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan

keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seseorang

individu sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan (training) adalah cara atau

perbuatan melatih. (Kamil, 2007). Pelatihan merupakan suatu proses belajar

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

mengajar terhadap pengetahuan dan ketrampilan tertentu serta sikap agar peserta

semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin

baik, sesuai dengan standar (Tanjung, 2003). Sementara menurut Rivai (2005),

pelatihan secara singkat didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan

kinerja saat ini dan kinerja dimasa mendatang.

Proses perubahan perilaku individu tentunya harus melalui sebuah proses

pembelajaran atau learning. Barker (dalam Wortman, Loftus & Weaver, 1999)

menjelaskan proses pembelajaran sebagai proses perubahan permanen sebuah

perilaku yang dapat diamati (observable behavior) melalui pengalaman dengan

lingkungan. Menurut Bloom (1977), sasaran belajar yang efektif dapat meliputi

tiga elemen perilaku yang akan diubah, yaitu sasaran kognitif, afektif dan

psikomotor. Metode intervensi yang mencakup pada ketiga elemen tersebut adalah

training atau pelatihan.

Dari uraian di atas, pelatihan dapat diartikan sebagai proses belajar singkat

yang di dalamnya terdapat serangkaian aktivitas yang dirancang untuk

meningkatkan keahlian untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja dimasa

mendatang.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

2. Berpikir Positif

Berpikir positif merupakan suatu kesatuan cara berpikir yang menyeluruh

sifatnya, karena mengandung gerak maju yang penuh daya cipta terhadap unsur-

unsur yang nyata dalam kehidupan manusia. Setiap pemikir positif akan melihat

setiap kesulitan dengan cara yang gamblang dan polos, serta tidak mudah

terpengaruh sehingga menjadi putus asa oleh berbagai tantangan ataupun

hambatan yang dihadapi. Seorang pemikir positif juga tidak akan mencari dalih

untuk bisa menghindar dari kesulitan. Berpikir positif juga selalu didasarkan pada

fakta, bahwa setiap masalah pasti ada pemecahannya. Suatu pemecahan yang

didapat melalui proses intelektual yang sehat (Peale, 2009).

Berpikir positif berhubungan dengan perilaku hidup optimal dan jumlah

samar peristiwa buruk yang dialami dalam hidup. Individu dengan pola pikir yang

cenderung pesimis lebih pasif dibandingkan dengan orang yang optimis dan

cenderung berpikir positif. Individu yang pesimistik memiliki kemungkinan yang

lebih kecil untuk melangkah menghindari dan menghentikan peristiwa buruk yang

dialaminya. Dalam rangka membentuk sikap positif terhadap suatu keadaan yang

tidak menyenangkan akan membuat individu melihat keadaan tersebut secara

rasional, tidak mudah putus asa ataupun menghindar dari keadaan tersebut, tetapi

justru akan mencari jalan keluarnya. Individu yang berpikir positif akan

mengarahkan pikiran-pikirannya ke hal-hal yang positif, akan lebih banyak

berbicara tentang kesuksesan daripada kegagalan, cinta kasih daripada kebencian,

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

kebahagiaan daripada kesedihan, keyakinan daripada ketakutan, serta kepuasan

daripada kekecewaan, sehingga akan bersikap positif dalam menghadapi tuntutan

kehidupannya.

Pembahasan mengenai berpikir positif telah banyak diajukan oleh para pakar

kognitif di atas. Hanya saja definisi yang paten mengenai berpikir positif

nampaknya belum terdeskripsikan secara konseptual dan teoritis. Untuk

mempermudahnya dengan menggabungkan kesamaan pendapat antara kedua

tokoh itu, berpikir positif dapat dideskripsikan sebagai suatu cara berpikir yang

lebih menekankan pada hal-hal yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain

maupun situasi yang dihadapi. Individu yang menggunakan pola pikir positif

berarti secara tidak langsung melahirkan keyakinan bahwa setiap masalah akan

ada jalan pemecahannya (Elfiky, 2009).

Pola pikir positif adalah cara berpikir yang optimistis terhadap lingkungan dan

dirinya sendiri. Individu yang biasa berpikir positif tidak mudah menyalahkan diri

sendiri ataupun lingkungan apabila terjadi kesalahan. Kecenderungan berpikir

individu baik positif maupun negatif akan membawa pengaruh terhadap

penyesuaian dan kehidupan psikisnya (Elfiky, 2009).

Albrecht (1980) menyatakan bahwa dalam berpikir positif tercakup aspek-

aspek sebagai berikut :

a. Harapan yang positif. Dalam melakukan sesuatu lebih memusatkan

perhatian pada kesuksesan, optimisme, pemecahan masalah dan menjauhkan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

diri dari perasaan takut akan kegagalan, serta selalu menggunakan kata-kata

yang mengandung harapan, seperti : “Saya dapat melakukan”, “Mengapa

tidak” atau “Mari kita coba”.

b. Afirmasi diri. Afirmasi diri yaitu memusatkan perhatian pada kekuatan diri

sendiri dengan dasar pemikiran bahwa setiap orang sama berartinya dengan

orang lain.

c. Pernyataan yang tidak menilai. Dalam hal ini adalah suatu pernyataan yang

lebih menggambarkan keadaan diri daripada menilai keadaan, bersifat luas

dan tidak fanatik dalam berpendapat. Pernyataan ini dimaksudkan sebagai

pengganti pada saat seseorang cenderung memberikan pernyataan yang

negatif terhadap suatu hal.

d. Penyesuaian diri terhadap suatu kenyataan. Yaitu mengakui kenyataan dan

segera menyesuaikan diri, menjauhkan diri dari penyesalan, frustasi dan

menyalahkan diri sendiri. Ditambahkan oleh Anderson (1980) bahwa

menerima masalah dan menghadapinya adalah salah satu ciri dari berpikir

positif. Masalah bukanlah suatu hal yang harus dihindari atau disesali,

melainkan bagian dari hidup yang harus dihadapi.

Lebih lanjut Albrecht (1980) menyatakan bahwa dengan mengarahkan

perhatian pada hal-hal positif dan menggunakan bahasa yang positif untuk

membentuk dan mengekspresikan pikiran akan mendatangkan kesan-kesan yang

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

positif pada pikiran dan perasaan individu. Hal ini merupakan substansi dari

berpikir positif.

Menurut Albrecht (1980) strategi utama untuk belajar berpikir positif adalah

dengan cara meniadakan atau menghilangkan perkataan dan pikiran-pikiran yang

berkonotasi negatif. Diasumsikan bahwa pola pikir yang negatif menjadi pangkal

timbulnya emosi yang mengalahkan diri sendiri, sehingga akan menyulitkan

individu dalam menghadapi perubahan-perubahan dan dapat memunculkan

berbagai gangguan terutama gangguan psikologis

Sehingga dapat disimpulkan bahwa berpikir positif merupakan cara berpikir

secara logis yang memandang sesuatu dari segi positifnya baik terhadap dirinya

sendiri, orang lain, maupun keadaan lingkungannya

3. Pelatihan Berpikir Positif

Berpikir positif merupakan suatu ketrampilan kognitif yang dapat dipelajari

melalui pelatihan. Pada prinsipnya melalui pelatihan berpikir positif ini diharapkan

seseorang mengalami proses pembelajaran ketrampilan kognitif dalam

memandang peristiwa yang dialami.

Pelatihan berpikir positif dalam penelitian ini adalah usaha intervensi kognitif

yang bertujuan untuk menghilangkan distorsi kognitif, yaitu pikiran-pikiran

irasional terhadap diri maupun lingkungan, dan mengubahnya menjadi pola pikir

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

yang rasional. Dengan demikian pelatihan berpikir positif ini diharapkan mampu

merekonstruksi pikiran dari yang sebelumnya negatif menjadi positif.

Pelatihan berpikir positif dapat di identifikasikan sebagai pelatihan yang

menekankan suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada sudut pandang dan

emosi yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang

dihadapi.

Pada prinsipnya melalui pelatihan berpikir positif ini diharapkan seseorang

mengalami proses pembelajaran keterampilan kognitif dalam memandang

peristiwa yang dialami. Limbert (2004) dari penelitiannya menyimpulkan bahwa

berpikir positif mempunyai peran dapat membuat individu menerima situasi yang

tengah dihadapi secara lebih positif.

4. Sesi Pelatihan Berpikir Positif

Materi pelatihan berpikir positif dalam penelitian ini, berupa materi-materi

yang tercakup pada aspek-aspek yang dinyatakan oleh Albrecht (1980) berikut ini:

a. Harapan yang positif (positive expectation)

Yaitu melakukan sesuatu dengan lebih memusatkan perhatian pada

kesuksesan, optimisme, pemecahan masalah dan menjauhkan diri dari

perasaan takut akan kegagalan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

b. Afirmasi diri (Self affirmative)

Yaitu memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri secara

positif. Dalam hal ini individu menggantikan kritik pada diri sendiri dengan

memfokuskan pada kekuatan diri sendiri.

c. Pernyataan yang tidak menilai (non judgement talking)

Yaitu suatu pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan daripada

menilai keadaan. Pernyataan ataupun penilaian ini di maksudkan sebagai

pengganti pada saat seseorang cenderung memberikan pernyataan atau

penilaian yang negatif. Aspek ini akan sangat berperan dalam menghadapi

keadaan yang cenderung negatif.

d. Penyesuaian diri yang realistik (realistic adaptation)

Yaitu mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri dari

penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri.

Beberapa aspek di atas kemudian dikonversikan dalam beberapa sesi

pelatihan untuk diberikan kepada peserta seperti :

Pertama, aspek harapan positif menjadi sesi pertama dalam rangkaian

pelatihan yaitu dengan memberikan permainan berpasangan bagi para peserta.

Tujuannya adalah mengetahui harapan peserta sebelum dan sesudah pelatihan.

Permainan dalam sesi ini diharapkan menjadi salah satu dasar harapan dari para

peserta pelatihan. Pandangan yang positif menjadi hal yang sangat penting untuk

melahirkan harapan yang baik. Hal ini hanya akan terlihat bagi seseorang yang

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

selalu berpikiran positif. Bagi seseorang dengan pikiran positif, harapannya akan

selalu terlihat baik dan memandang masa depannya dengan penuh optimis. Orang

yang selalu berpikiran positif terhadap masa depannya dalam situasi dan kondisi

apapun mereka akan selalu berusaha dengan gigih dan berupaya untuk lebih

mempersiapkan dirinya dengan menyematkan harapan-harapan baru di dalamnya

(Aziz, 2010). Individu yang berpikir positif akan mengarahkan pikiran-pikirannya

ke hal-hal yang positif, akan berbicara tentang kesuksesan daripada kegagalan,

cinta kasih daripada kebencian, kebahagiaan daripada kesedihan sehingga individu

akan bersikap positif dalam menghadapi permasalahan (Albrecht, 1994).

Kedua, aspek afirmasi dapat dikonversikan menjadi beberapa sesi dalam

pelatihan seperti satu menit pujian, lawan pikiran negatifmu, permainan post

happy dan materi pikiran positif. Satu menit pujian merupakan sesi pertama pada

pertemuan kedua, sesi ini diharapkan peserta dapat fokus dalam mengikuti seluruh

rangkaian pelatihan. Lawan pikiran negatifmu, merupakan sesi kedua setelah

pembukaan pelatihan pada pertemuan kedua, dalam sesi ini peserta diharapkan

mampu mengetahui dan memahami pola pikir negatif dan kemudian mampu

mengubah pola pikir negatif menjadi pola pikir positif. Permainan “post happy”,

permainan ini merupakan permainan yang terdapat pada sesi keempat setelah

pembukaan. Tujuan dari permainan ini adalah perserta dapat saling memberi

motivasi satu sama lain. Materi pikiran positif merupakan sesi pelatihan

menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas kepada para peserta yang

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

diharapkan peserta dapat memahami serta menerapkan teknik berpikir positif

guna menghadapi peristiwa dalam kehidupannya. Empat sesi hasil konversi aspek

ini peserta diharapkan mampu menemukan pikiran negatif yang kemudian dirubah

menjadi pikiran positif. Orang yang berkepribadian positif kesehariannya akan

mempunyai alasan untuk merasa bangga terhadap dirinya sendiri karena seseorang

tersebut memang layak mendapatkan itu. Memusatkan perhatian pada kekuatan

diri sendiri, melihat diri secara positif dengan dasar pikiran bahwa setiap individu

sama berartinya dengan individu lain (Albrecht, 1994).

Ketiga, pernyataan tidak menilai terdapat pada sesi kenalilah dirimu, sesi ini

diharapkan peserta dapat mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan

berkaitan dengan pola pikir. Dalam sesi ini metode yang digunakan yaitu

permainan kelompok, lembar tugas. Pernyataan tidak menilai ini dimaksudkan

sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung untuk memberikan pernyataan

negatif terhadap suatu hal (Albrecht, 1994). Pernyataan tidak menilai sama artinya

dengan penggambaran kenyataan yaitu menerima kenyataan yang ada, paham

betul bahwa perubahan pasti akan terus terjadi dan tidak mungkin bisa ditolak,

apabila mengalami kegagalan akan mencoba lagi pada kesempatan lain untuk

mencapai tujuan, tidak akan pernah merasa takut menerima sesuatu yang berasal

dari luar dirinya serta memiliki pikiran terbuka sehingga semua saran dan ide dari

orang lain dapat dipertimbangkan dengan baik.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

Keempat adalah penyesuaian terhadap kenyataan, terdapat empat sesi dalam

aspek ini diantaranya materi pikiran negatif, tugas pikiran-pikiran negatifku, dan

tips melawan pikiran negatif. Sesi-sesi di atas merupakan penjabaran dari

mengakui kenyataan dengan segera menyesuaikan diri, menjauhkan dari

penyesalan, kasihan diri, dan menyalahkan diri, menerima masalah dan berusaha

menghadapinya adalah salah satu ciri dari orang yang berpikir positif. Mereka

menganggap masalah sebagai bagian kehidupan yang harus dihadapi (Albrecht,

1994). Bagi orang yang berpikir positif, ia akan merasakan masalah sebagai proses

untuk dijalani. Mereka tahu untuk mencapai kesuksesan haruslah melalui berbagai

macam rintangan yang kemudian dijadikan tameng proses ke depan (Aziz, 2010).

C. Pelatihan Berpikir Positif untuk Peningkatkan Harga Diri

Berpikir positif adalah pemusatan perhatian pada hal-hal positif dan menggunakan

bahasa yang positif untuk mengekspresikan pikiran (Albrecht, 1980). Memusatkan

perhatian pada sisi yang positif dalam suatu keadaan yang dihadapinya akan membantu

individu dalam menghadapi situasi yang mengancam dan menimbulkan tekanan

(Cridder, 1983).

Berpikir positif membuat individu mampu memusatkan perhatian pada hal-hal

positif dari berbagai permasalahan yang dihadapi, atau dalam arti lain (Tentama 2010).

Dengan berpikir positif, seseorang dapat menghadapi setiap permasalahan dengan

semangat dan energi yang besar karena mampu melihat hal positif di balik kondisi yang

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

kurang menyenangkan. Hal ini didukung pendapat Hill & Ritt (2004) yang mengatakan

berpikir positif juga membantu seseorang dalam memberikan sugesti positif pada diri

saat menghadapi kegagalan, saat berperilaku tertentu, dan membangkitkan motivasi.

Kemampuan berpikir positif telah terbukti dapat meningkatkan penerimaan diri,

meningkatkan pengelolaan depresi, serta dapat menangani sikap pesimis (halide,

2007).

Individu yang memiliki harga diri rendah memilih NAPZA sebagai sarana untuk

mengembalikan kestabilan emosinya, sehingga menimbulkan rasa aman pada diri

mereka. Penelitian mengenai remaja yang menggunakan mariyuana mengalami

perubahan positif pada harga dirinya. Demikian juga pada pemakai kokain merasa

meningkat dalam keyakinan diri dan hubungan sosialnya ketika dalam keadaan

memakai (Kerst, 1989).

Berpikir positif merupakan suatu ketrampilan kognitif yang dapat dipelajari

melalui pelatihan, individu yang pesimis melalui pelatihan berpikir positif akan

mengalami proses pembelajaran ketrampilan kognitif dalam memandang berbagai

peristiwa yang dialami (Lestari, 2005).

Anwar Prabu (2003), mengemukakan bahwa pelatihan adalah proses pendidikan

jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, yang

mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam tujuan terbatas. Berpikir

positif merupakan suatu keterampilan kognitif yang dapat dipelajari melalui pelatihan.

Pada prinsipnya melalui pelatihan berpikir positif ini diharapkan subjek mengalami

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

proses pembelajaran keterampilan kognitif dalam memandang peristiwa yang dialami.

Limbert (2004) dari penelitiannya menyimpulkan bahwa berpikir positif mempunyai

peran dapat membuat individu menerima situasi yang tengah dihadapi secara lebih

positif.

Pelatihan berpikir positif didasarkan pada asumsi bahwa manusia memiliki

kesanggupan untuk berpikir, maka manusia mampu untuk melatih dirinya sendiri untuk

mengubah atau menghapus keyakinan yang merusak dirinya sendiri (Corey, 2007).

Pelatihan berpikir positif akan melatih residen untuk memikirkan ulang respon dari

pengalaman-pengalaman tidak nyaman yang pernah diterimanya. Apabila mampu

merubah respon pengalaman tersebut dari yang semula negative menjadi respon yang

positif, maka residen akan dapat mengurangi pemikiran yang negative tentang keadaan

diri, menumbuhkan penerimaan diri, sehingga meningkatkan harga diri residen.

Dalam tinjauan pustaka dijelaskan bahwa kecenderungan individu dengan harga

diri rendah rentan terhadap aktivitas penyalahgunaan NAPZA dan perilaku-perilaku

negatif lainnya. Pelatihan berpikir positif mampu mengarahkan subjek untuk merubah

pemikiran negative melalui analisa diri budaya subjek. Faktor penyebab lain

penyalahguna NAPZA selain faktor dalam diri individu, juga sangat terpengaruh faktor

eksternal dari individu, sehingga dalam pelatihan ini menggunakan pembentukan

dinamika kelompok pelatihan yang solid. Strategi mengatasi masalah (coping) dalam

penelitian ini juga dikembangkan secara fleksibel dan kreatif dalam setiap materi,

khususnya materi “lawan pikiran negatifmu”.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

Selain materi pelatihan secara inti, pelatihan ini juga memberikan materi tambahan

berupa ice breaking dan membangun harapan. Materi ini dimaksudkan dapat

mendorong subjek penelitian untuk dapat mengikuti pelatihan dengan perasaan

nyaman dan santai, sehingga subjek dapat terlibat sepenuhnya untuk mengikuti

jalannya pelatihan. Kondisi rileks yang diciptakan tetapi tetap serius ini dapat

membantu peserta pelatihan untuk tetap dalam kondisi optimal, sehingga peserta

pelatihan dapat menggunakan kemampuan berpikirnya dalam taraf optimal.

Intensitas dan jadwal dalam pelatihan ini yang didesain dua sesi dalam hari yang

berbeda diharapkan memberikan efek untuk mereduksi tekanan pada subjek. Hal

tersebut tidak terlepas dari pengambilan jadwal pada hari sabtu dan minggu untuk

mengurangi efek menekan, mengingat hari aktif yang lain digunakan sebagai jadwal

Therapeutic Community.

Variasi metode dalam pelatihan (ceramah, diskusi, latihan atau penugasan, game,

presentasi dan juga wawancara individual) berhasil memberikan nuansa lebih hidup,

rileks, ceria, menantang tapi santai dan lebih bersemangat selama berlangsungnya

pelatihan sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan harga diri residen.

Selain itu metode ini juga dapat mendorong subjek pelatihan untuk berlatih memahami

ide dan pendapat orang lain, menerima perbedaan, dan mendiskusikan perbedaan atau

ketidaksepahaman dalam kelompok. Hal lain yang dicapai dalam metode ini adalah

timbulnya keberanian subjek untuk mengemukakan pendapat dan keterlibatan subjek

dalam memerankan suatu tugas serta keberanian subjek untuk menyampaikan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

informasi kepada orang lain di depan kelompok. Metode dalam kegiatan ini juga

terbukti meningkatkan keterampilan sosial subjek dalam bentuk presentasi,

komunikasi dan membangun relasi sosial dengan orang lain dalam forum kelompok.

Berikut efek berpikir positif seseorang berdasarkan pendapat dan penelitian ilmiah

yang telah dilakukan. Peneliltian dilakukan oleh 173 mahasiswa telah berhasil

menemukan bahwa berpikir positif mempunyai hubungan signifikan dengan kondisi

psikologis yang positif, dan dinyatakan tidak adanya hubungan dengan afek negatif

serta simtom psikologis. Orang yang berpikir positif tinggi mampu menunjukkan

tingkat kondisi psikologis yang lebih positif, antara lain dilihat dari afek, harga diri,

kepuasan umum dan kepuasan yang bersifat khusus (Goodhart, 1985). Penelitian

Herbadi (2007) juga membuktikan adanya hubungan kebiasaan berpikir secara negatif

dengan rendahnya harga diri.

Beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa berpikir positif mempunyai

pengaruh yang positif terhadap kondisi psikologis dan merupakan salah satu metode

yang baik untuk meningkatkan harga diri.

Sehingga dengan mengubah pola berpikir menjadi positif, harga diri dapat

ditingkatkan, karena dengan berpikir positif membuat individu cenderung berperasaan

positif serta memandang tujuan hidup lebih baik, serta mampu memotivasi dirinya

sendiri untuk mencapai harapan positif dalam kehidupannya.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

D. Landasan Teori

Self esteem adalah penilaian yang dibuat individu untuk menggambarkan sikap

menerima atau tidak menerima keadaan dirinya, dan menandakan sampai seberapa

jauh individu itu percaya bahwa dirinya mampu, sukses dan berharga (Pohan, 2009).

Dalam psikologi sosial, istilah Self esteem digunakan sebagai bagian dari dimensi

afektif dalam self concept, sedangkan dimensi kognitif dalam self concept disebut self

image. Para ahli sering menggunakan Self esteem untuk menandakan bagaimana

seseorang mengevaluasi dirinya. Evaluasi ini akan memperlihatkan bagaimana

penilaian individu tentang penghargaan dirinya, percaya akan kemampuannya, dan

adanya pengakuan atau penerimaan dari orang lain. Kata Esteem berasal dari bahasa

latin aestimare, yang berarti ”to estimate or to appraise” (menilai). Self esteem

merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya terutama

mengenai sikap menerima, menolak, juga indikasi besarnya kepercayaan individu

terhadap kemampuannya, keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan,

(Coopersmith,1967).

Menurut Coopersmith (1967), harga diri adalah aspek kepribadian yang penting

sebagai penilaian yang dibuat individu terhadap dirinya sendiri. Harga diri yang tinggi

akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Harga diri merupakan evaluasi diri yang

ditegakkan dan dipertahankan oleh individu, yang berasal dari interaksi individu

dengan orang–orang yang terdekat dengan lingkungannya, dan dari jumlah

penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain yang diterima individu.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

Istilah self esteem sering digunakan para ahli untuk menandakan bagaimana

seseorang mengevaluasi dirinya. Evaluasi ini akan memperlihatkan bagaimana

penilaian individu tentang penghargaan terhadap dirinya, percaya bahwa dirinya

memiliki kemampuan atau tidak, adanya pengakuan (penerimaan) atau tidak. Self

esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya

terutama mengenai sikap menerima atau menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan

individu terhadap kemampuannya, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan. Secara

singkat self esteem adalah “personal judgment” mengenai perasaan berharga atau

berarti yang di ekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya,

Proses penilaian diri muncul dan penilaian subjektif terhadap keberhasilan, yang

dipengaruhi oleh nilai yang diletakkan pada berbagai area kapasitas dan tampilan,

diukur dengan membandingkan antara tujuan dan standar pribadi, dan disaring melalui

kemampuan untuk mempertahankan diri dalam menghadapi kegagalan. Melalui proses

tersebut akhirnya individu sampai pada penilaian tentang kemampuan, keberartian,

kesuksesan, dan keberhargaan dirinya (Coopersmith, 1967).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah

evaluasi terhadap perasaan dan penilaian individu tentang dirinya. Harga diri

berpengaruh besar terhadap harapan individu, tingkah laku dan penialaian individu

terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Penilaian tersebut mencerminkan sikap

penerimaan atau penolakan terhadap diri dan seberapa jauh individu percaya bahwa

dirinya berharga.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

Kemampuan tersebut memungkinkan faktor kognitif pada individu menjadi lebih

berperan terhadap perilaku yang dilakukan. Setiap individu mempunyai kemampuan

kognitif dan kematangan psikologis yang akan terus berkembang.

Perkembangan kognitif individu memungkinkannya untuk berpikir logis,

membuat abstraksi, berpikir tentang masa depan, melihat hubungan sebab akibat,

memperkirakan masa depan dan mampu mengatasi masalahnya. Individu masih

seringkali berpikir berdasarkan informasi yang tidak lengkap dan diwarnai oleh

konsepsi-konsepsi yang seringkali berdasarkan penilaian yang keliru, melihat sesuatu

secara negatif atas apapun yang terjadi dan pengalaman masa lampau, bukan kenyataan

yang sekarang.

Berpikir positif mempunyai pengaruh yang positif terhadap kondisi psikologis,

kesehatan fisik dan merupakan metode yang baik untuk meningkatkan harga diri.

Residen yang mampu menerapkan pemikiran yang positif, akan memusatkan

perhatiannya pada sisi yang positif, mengembangkan penilaian yang positif dan

memproses informasi yang positif. Sebagaimana individu merasakan kepuasan akan

hidupnya, memiliki perasaan yakin akan kualitas diri, menerima karakteristik

pribadinya dan optimis pada kesuksesan akan masa depannya (Caprara & Steca, 2006).

Limbert (2004), dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa berpikir positif

mempunyai peran membuat individu dapat menerima situasi yang tengah dihadapi

secara lebih positif.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa seorang dengan harga diri

rendah, cenderung akan menilai dirinya kurang atau cenderung berpikir negatif bila

dibanding orang lain. Penilaian ini berkaitan dengan cara pandang residen terhadap

dirinya dengan berpikir negatif yang dapat mengakibatkan rendahnya harga diri,

sehingga pecandu narkoba akan “terbenam” pada perasaan tidak mampu, tidak berguna

dan merasa pesimis. Hal ini akan sangat merugikan perkembangan kepribadiannya

dimana perlu diupayakan intervensinya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan yang memperhatikan proses berpikir

dengan pelatihan, yaitu serangkaian pelatihan berpikir positif untuk mengubah pola

pikir negatif yang dirancang guna melatih ketrampilan untuk meningkatkan harga diri

residen NAPZA. Pelatihan Berpikir Positif membuat individu mampu bertahan dalam

situasi yang rawan distres (Kivimaki, 2005). Selain itu Seligman (2008) juga

menemukan bahwa kondisi psikologis yang positif pada diri individu dapat

meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan beragam masalah dan tugas. Berpikir

positif juga membantu seseorang dalam memberikan sugesti positif pada diri saat

menghadapi kegagalan, saat berperilaku tertentu, dan membangkitkan motivasi (Hill

& Ritt, 2004).

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2929/3/BAB II.pdf · A. Harga Diri pada Residen NAPZA 1. Pengertian Harga Diri Self esteem

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

a. Ada perbedaan harga diri antara kelompok eksperimen dan kelompok control,

harga diri pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

b. Terdapat perbedaan harga diri pada kelompok eksperimen sebelum pelatihan

dan setelah pelatihan, setelah pelatihan harga diri lebih tinggi dari pada

sebelum pelatihan.