BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Hasil Penelitian …€¦ · · 2017-04-01dipengaruhi oleh...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Hasil Penelitian …€¦ · · 2017-04-01dipengaruhi oleh...
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya
Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud di sini adalah kajian
terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini.
Penelitian (survey) oleh Rex dan Frederick (2002) dengan judul artikel “Hotel
Room Inventory Management, an overbooking model”. Survey ini bertujuan untuk
memberikan suatu bentuk metode atau model yang dapat digunakan dalam membantu
manager room division pada sebuah hotel untuk mengoptimalkan tingkat room
overflow jika ditinjau dari segi finansial hotel.
Berdasarkan hasil survey, disimpulkan bahwa overflow masih memiliki alasan
yang baik untuk dijalankan oleh sebuah hotel, selama hotel tersebut memiliki
kepastian atau kontrak perjanjian tentang pembayaran seperti guarantees dari
reservasi kamar dan keuntungan dari penjualan kamar dengan harga yang lebih tinggi
dari harga umum (publish rate) atau oversales. Pihak hotel menjamin bahwa
operasional hotel akan tetap berjalan pada tingkat hunian kamar yang tinggi di saat
puncak musim (high/peak season) yang memiliki kemungkinan terjadinya room
overflow.
14
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah ditinjau
dari tujuan penelitian, dimana survey terdahulu bertujuan untuk mendapatkan hasil
dari kuesioner yang kemudian akan diolah dengan metode analisis deskriptif
kualitatif, yang nantinya digunakan untuk pengembangan hotel yang diteliti,
sedangkan penelitian sekarang bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor dari
permasalahan yang sudah ada atau terjadi pada sebuah hotel yang kemudian akan
diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dengan
teknik analisis faktor untuk memperoleh faktor dominan yang mempengaruhi
terjadinya room overflow di Kuta Central Park Hotel Bali. Sedangkan persamaannya
adalah sama – sama membahas tentang room overflow yang terjadi pada industri
perhotelan.
Penelitian dari Izatul Rizal Rahman (2012) yang berjudul “Upaya Guest
Service Attendant Dalam Menangani Room Overflow di Hotel ASTON Tuban Inn
Bali”. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor – faktor yang menyebabkan
terjadinya room overflow di Hotel ASTON Tuban Inn Bali dan menjelaskan beberapa
upaya yang dilakukan oleh pihak ASTON Tuban Inn Bali untuk menangani
permasalahan room overflow yang terjadi. Persamaan dari penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan sekarang adalah sama – sama membahas tentang room
overflow di suatu industri perhotelan. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sekarang adalah pada penelitian sebelumnya penulis hanya memaparkan
beberapa faktor – faktor penyebab terjadinya room overflow dan beberapa upaya yang
dilakukan untuk menangani permasalahan room overflow yang diperoleh dari hasil
15
wawancara dan dijelaskan dengan metode deskriptif kualitatif, sedangkan pada
penelitian sekarang penulis mengolah data yang diperoleh dari hasil kuisioner dengan
metode deskriptif kuantitatif menggunakan analisis faktor untuk memperoleh faktor
dominan (utama) yang menyebabkan terjadinya room overflow. Perbedaan kedua
adalah lokasi penelitian, dimana pada penelitian pertama dilakukan di Hotel ASTON
Tuban Inn Bali, sedangkan penelitian sekarang dilakukan di Kuta Central Park Hotel
Bali.
Penelitian dari Wartana (2009) yang berjudul “Faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada Como Shambala Estate at
Begawan Giri Ubud Bali”. Dalam penelitian ini produktivitas kerja karyawan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menurut pengamatan bahwa faktor pendidikan
dan latihan (diklat), disiplin kerja karyawan dan kepemimpinan yang mendapat
perhatian lebih karena saling berhubungan dalam mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan. Teknik analisis yang dipergunakan untuk dalam penelitian ini yaitu
Analisis Korelasi Parsial yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara
satu variabel bebas dengan satu variabel terikat, apabila variabel bebas lain yang
dianggap konstan. Analisis Determinasi Berganda, dimana analisis ini digunakan
untuk mengetahui besarnya kontribusi antara variabel X1, X2 dan X3 terhadap
variabel Y dalam bentuk persentase. Dan yang terakhir yaitu Analisis Regresi
Berganda, teknik analisis ini digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas.
Sedangkan teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah Non Probability
Sampling jenuh. Dalam penelitian terdapat tiga faktor yang snagat berpengaruh
terhadap tingkat produktivitas kinerja di Como Shambala Estate At Begawan Ubud
16
Bali yaitu Diklat, Disiplin Kerja dan Kepemimpinan. Diklat mempunyai pengaruh
yang dominan dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama
menggunakan analisis faktor dalam proses pengujian sample-nya. Sedangkan
perbedaannya adalah lokasi penelitiannya dan objek yang diteliti. Jika pada penelitian
sebelumnya yang menjadi objek penelitian adalah produktivitas kerja karyawan,
sedangkan pada penelitian yang sekarang yang menjadi objek penelitian adalah room
overflow.
Sedangkan penelitian berikutnya dilakukan oleh Adhadika (2013) yang
berjudul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja
industri pengolahan di Kota Semarang”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kinerja di Kota Semarang meliputi
pendidikan, upah, insentif, jaminan social, pengalaman kerja. Dalam penelitian ini
analisis data yang digunakan yaitu dengan Deteksi Asumsi Klasik berupa Deteksi
Multikolinearitas, Deteksi Autokorelasi, Deteksi Heteroskedatisitas, Deteksi
Normalitas. Selanjutnya analis data yang digunakan yaitu Statistik Analisis Regresi
diantaranya Koefisien Determinasi, Uji F, Uji Signifikasi Parameter Individual.
Sedangkan teknik pengambilan sampelnya yaitu menggunakan Non Probability
Sampling jenuh karena sampel yang digunakan yaitu semua karyawan. Dalam
penelitian ini terdapat 7 faktor yang mempengaruhi produktifikas kerja karyawan
yaitu upah, sifat tugas, kondisi kerja, hubungan kerja, keselamatan kerja dan jaminan
sosial. Dari ketujuh faktor ini yang paling dominan mempengaruhi produktivitas
kerja yaitu gaji.
17
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dalam penelitian
ini sama-sama membahas tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu
keadaan yang merugikan bagi perusahaan berdasarkan faktor-faktor yang telah
diambil dari konsep beberapa ahli. Faktor-faktor yang telah diambil, kemudian
ditentukan faktor yang paling dominan. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu objek
penelitiannya, jika dari kedua penelitian tersebut subjek penelitiannya adalah faktor -
faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, sedangkan dalam penelitian ini
yang menjadi objek penelitian yaitu faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya
room overflow. Perbedaan kedua adalah objek penelitiannya dimana penelitian
sebelumnya dilakukan di suatu perusahaan, sedangkan pada penilitian kali ini
dilakukan di hotel.
2.2 Tinjauan Konsep
2.2.1 Tinjauan Tentang Pariwisata dan Kepariwisataan
Pariwisata adalah segala sesuatu atau aktivitas manusia untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan orang lain yang sedang melakukan perjalanan (traveler),
disamping untuk memenuhi kebutuhan dirinya. (Arief. 2005 : 2)
Defenisi pariwisata menurut Prof. K. Morgenroth adalah keseluruhan
hubungan fenomena yang timbul dari perjalanan dan tinggalnya manusia, yang
bertujuan tidak untuk membangun atau menciptakan tempat tinggal tetap. (Arief.
2005 : 3)
18
Dalam ketetapan MPR No. I – II Tahun 1960 Kepariwisataan didefenisikan
sebagai berikut : “Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu
cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam member hiburan rohani dan jasmani
setelah beberapa hari bekerja, serta mempunyai modal untuk melihat – lihat daerah
lain (Pariwisata Dalam Negri) atau daerah lain (Pariwisata Luar Negeri” atau dalam
istilah asingnya disebut dengan Domestic Tourism dan International Tourism.
(Agusanwar. 2004)
2.2.2 Tinjauan Tentang Tamu
Menurut buku Himpunan Peraturan Usaha Akomodasi Bidang Usaha Hotel
(1992 : 2) dinyatakan bahwa : “Tamu hotel adalah setiap orang yang menginap dan
atau mempergunakan jasa – jasa lainnya yang disediakan oleh hotel”.
Menurut Agusanwar dalam bukunya yang berjudul Resepsionis Hotel (2004 :
12) umumnya jenis tamu yang menginap di hotel dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1) Domestic Tourist, yaitu wisatawan daerah/lokal yang menginap pada suatu hotel,
misalnya pada waktu weekends, special function, atau untuk aktifitas lainnya.
2) FIT (Free Independent Travelers), yaitu wisatawan internasional yang melakukan
perjalanan secara sendiri (individual) dan tidak terkait dalam suatu
rombongan/group.
3) GIT (Group Inclusive Group), yaitu rombongan wisatawan yang melakukan
perjalanan secara bersamaan dalam suatu paket tour.
19
4) SIT (Special Interest Tours), yaitu suatu rombongan yang berkunjung ke suatu
tempat, biasanya dengan tujuan khusus seperti mengunjungi Candi Borobudur, the
Games park of Africa, atau lainnya.
5) CIP (Commercially Important Persons), yaitu para tamu atau executive dari suatu
perusahaan besar yang selalu bepergian dan menginap di hotel yang mewah.
6) SPATT (Special Attention Guests), yaitu tamu – tamu yang membutuhkan
perhatian khusus, seperti tamu yang sudah tinggal lama di hotel, tamu yang sakit,
tamu yang sudah lanjut usia atau lainnya.
7) VIP (Very Important Persons), yaitu tamu – tamu yang dianggap penting dalam
sebuah hotel, seperti artis, tamu – tamu yang menginap di kamar mahal, atau
pejabat pemerintahan.
8) Regular guest, yaitu tamu yang biasa menginap di sebuah hotel, umumnya tamu
tersebut menginap di sebuah hotel tanpa melakukan reservasi terlebih dahulu.
Regular guest sering disebut juga dengan Walk – in Guest.
2.2.3 Tinjauan Tentang Hotel
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambing, perusahaan atau badan usaha
akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan
minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi
masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut maupun mereka
yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
20
Hotel juga dapat disimpulkan sebagai bangunan yang dikelola secara komersil
dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas
sebagai berikut :
a) Jasa penginapan
b) Pelayanan makanan dan minuman
c) Pelayanan barang bawaan
d) Pencucian pakaian
e) Penggunaan fasilitas prabot dan hiasan – hiasan yang ada di dalamnya. (Endar
Sri, 1996 : 8)
Menurut SK Menparpostel no. KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan
usaha dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi
yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersial. Menurut the American and Motel Association (AHMA)
sebagaimana dikutip oleh Steadmon dan Kasavana (dalam Suwithi, 2008) : a hotel
may be definied as an establishment whose primary business is providing lodging
facilities for the general public and which furnishes one or more of the following
services, room attendant service, uniformed service, laundering of linens and use of
furniture and fixtures. Yang dapat diartikan sebagai berikut : Hotel didefinisikan
sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan
fasilitas pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencuci pakaian dan dapat
menggunakan fasilitas atau perabotan dan menikmati hiasan - hiasan yang ada di
dalamnya.
21
2.2.4 Tinjauan Tentang Room Overflow
Room overflow adalah kondisi menerima pemesanan kamar yang jumlahnya
melebihi kapasitas yang dimiliki hotel (available room). Ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya room overflow, salah satunya adalah human error.
Kurangnya koordinasi diantara karyawan bagian pemesanan kamar (reservasi)
dengan bagian front office department sebuah hotel, serta kurang cermatnya
pengelolaan reservation plan/chart menjadi pemicu terjadinya kesalahan dalam
pemasukan reservasi baru. Faktor lain adalah adanya tamu in – house yang
memperpanjang masa tinggalnya dengan berbagai alasan seperti urusan bisnis yang
belum selesai dan lain – lain. (Endar. 1997).
Human error didefinisikan sebagai suatu keputusan atau tindakan yang
mengurangi atau berpotensial untuk mengurangi efektifitas, keamanan atau performa
suatu sistem (Mc. Cormick : 1993). Menurut Peters, human error adalah suatu
penyimpangan dari suatu performa standar yang telah ditentukan sebelumnya, yang
mengakibatkan adanya penundaan waktu yang tidak diinginkan, kesulitan, masalah,
insiden dan kegagalan.
Room overflow adalah salah satu dampak dari human error itu sendiri, hal ini
berkaitan dengan pengelolaan system charting/reservation plan. Menurut Endar
(1997), untuk hotel yang masih beroperasi secara manual, fungsi bagan perencanaan
reservasi merupakan sesuatu yang sangat pokok. Hal ini disebabkan karena dengan
melihat bagan tersebut, seorang petugas pemesanan dapat secara langsung menolak
22
atau menerima permintaan pemesanan kamar. Yang dimaksud dengan reservation
chart atau reservation plan adalah suatu bagan yang melukiskan suatu kemampuan
kamar yang ada pada saat tamu atau seseorang membuat pemesanan kamar. Tujuan
pembuatan reservation plan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak
penerima pemesanan kamar tentang ketersediaan kamar pada hotel tersebut sehingga
mereka bisa memberikan kepastian kepada calon tamu tentang ketersediaan kamar.
Sales Department merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap
terjadinya room overflow, karena sebagian besar tamu yang menginap melakukan
reservasi kamar melalui reservation hotel yang berada di lingkup Sales and
Marketing Department (Mc. Cormick, 1993:2).
2.2.5 Tinjauan Tentang Sales and Marketing
Sale adalah suatu kegiatan menawarkan sesuatu produk kepada konsumen,
sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan untuk menjadikan seseorang sebagai customer
atau pelanggan. Jadi sales di sini berarti penjualan. Marketing adalah suatu usaha
untuk memasyarakatkan hasil produksi perusahaan melalui berbagai cara agar hasil
produksi tersebut banyak diminati oleh masyarakat luas. Sedangkan Department
adalah bagian atau divisi. Jadi Sales and Marketing Department dapat diartikan
sebagai bagian ataupun divisi dari suatu perusahaan yang menangani penjualan dan
pemasaran dari produk yang dihasilkan (Sihite 1996:1). Definisi yang lengkap dari
manajemen yang terdapat dalam Sales and Marketing Department adalah sutau
fungsi yang melaksanakan segala perencanaan, penugasan dan pengawasan terhadap
23
kegiatan penjualan dari suatu perusahaan, dalam hal penerimaan tenaga penjual
(salesman), seleksi (recruiting), pengaturan latihan (training), pengarahan
(supervise), pengawasan (control), pembiayaan (cost), dan motivasi para salesman.
2.2.6 Tinjauan Tentang Reservasi Hotel
Dalam bahasa Inggris, reservation berarti pemesanan atau reservasi. Dalam
konteks kantor depan hotel, reservasi yang dimaksud adalah reservasi kamar hotel.
Kata booking juga dapat dipakai untuk menggantikan reservation. Reservasi dalam
arti yang lebih luas adalah satu seksi hotel yang tugas dan tanggung jawabnya
menangani permintaan pemesanan dari para calon tamu. Sebagian besar kegiatan
seksi reservasi dilakukan sebelum tamu datang ke hotel. (Bagyono. 2006 : 27).
Menurut Adi Soenarno (1995 : 160), istilah reservation atau reservasi adalah
pemesanan tempat atau kamar sebelum menginap di hotel. Hal itu dilakukan tamu
agar mendapat tempat (kamar) yang diinginkan pada waktu datang ke hotel yang
bersangkutan. Menurut R.S. Damardjati (2001 : 16), reservasi (booking) adalah
pemesanan tempat ( di restoran, night-club, theatre, shows atau tempat duduk dalam
pesawat udara, kereta api, intercity bus atau kamar dala hotel dan lain sebagainya.
Menurut Sugiarto (2000 : 65) menyebutkan ada beberapa sumber - sumbar reservasi,
yaitu :
24
1) Company (Perusahaan)
Perusahaan yang dapat dijadikan sumber pemesanan kamar adalah perusahaan
swasta, perusahaan asing, perusahaan gabungan (join venture) dan perusahaan
negara.
2) Travel Agent
Travel Agent merupakan suatu badan usaha yang bergerak dibidang jasa dengan
memberikan pelayanan berupa informasi kepada calon wisatawan yang akan
melakukan perjalanan wisata. Dalam kaitannya dengan industri perhotelan, travel
agent sangat membantu dalam memberikan informasi maupun dalam hal
pemasaran kamar hotel.
3) Airport Representative
Airport Representative merupakan karyawan hotel yang bertugas di bandara
untuk melayani tamu yang sudah melakukan pemesanan kamar hotel ataupun
yang akan melakukan pemesanan kamar.
4) Airline Agency (Perusahaan Penerbangan)
Perusahaan penerbangan selain sebagai sarana transportasi, juga sebagai partner
dalam pengisian tingkat hunian kamar hotel.
5) Government (Pemerintah)
Pemerintah merupakan sumber pendatang tamu yang subur, sebab dari
pemerintahan sangat sering melakukan perjalanan dinas dan memiliki sumber
yang sangat banyak seperti BUMN, departemen-departemen kenegaraan, dan
pemerintah daerah.
25
6) Central Reservation System (Sistem Pemesanan Terpusat)
Ada dua jenis Central Reservation System yaitu an affiliate reservation network
atau sebuah jaringan reservasi untuk hotel yang memilikimata rantai bisnis seperti
Hyatt, Hilton International, ASTON International, dan lain sebagainya. Serta an
non-affiliate reservation network, yaitu jaringan reservasi yang tidak terikat pada
mata rantai hotel.
7) Individu
Perorangan adalah sumber pemesanan kamar yang bersifat bebas, siapa saja dapat
melakukan pemesanan. Pemesanan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara mulai
dari telepon, email dan lain sebagainya.
8) Booking Engine
Pemesanan kamar melalui Booking Engine terhubung melalui jaringan internet.
Booking Engine ini tergantung pada website hotel untuk memasarkan kamar yang
akan dijual.
2.2.7 Tinjauan Tentang Guest Service Agent
Penerima tamu di kantor depan memiliki banyak istilah atau sebutan. Ada
yang menyebutnya dengan istilah front desk agent, front desk clerk, guest service
agent, guest room service dan receptionist. Semua istilah yang disebut di atas sama
artinya, hanya saja cara penyebutannya berbeda, sebagaimana yang dijelaskan oleh J.
Martin (1991 : 45) dalam bukunya Human Relation for the Hospitality Industry
bahwa :
26
”The front desk of a hotel or motel is usually the primary nexus between guest and
hotel or motel. The person working the front desk, whatever the job title – front desk
clerk, receptionist, guest service agent – is a person who register and checks the
guest in and out, keeps records by hand or computer, relates to the housekeeping and
other departments, and generally operates an information and record center”.
Berdasarkan pendapat Robert J. Martin, jelas bahwa istilah apapun yang dipakai
untuk menyebut penerima tamu, dia adalah seseorang yang bekerja atau bertugas di
depan hotel.
Sedangkan Renner (1981:114) dalam bukunya yang berjudul Basic Hotel
Front Office Procedures, menjelaskan bahwa bisa saja tamu melakukan kontak
pertama dengan seorang Doorman atau Bellboy, tetapi kebanyakan yang terjadi
adalah tamu berhubungan dengan Desk Clerk, karena bagian ini adalah wakil utama
hotel, manajemen dan seluruh karyawan yang bekerja di hotel tersebut. Kesan
pertama akan mempengaruhi pandangan tamu mengenai kualitas hotel saat mereka
sekedar berkunjung atau menginap di hotel tersebut.