BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan...

23
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut, tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas hubungan fungsional dan hubungan kerja. Dengan banyaknya pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi maka potensi terjadinya konflik sangat besar sehingga dapat dikatakan bahwa proyek konstruksi mengandung konflik yang cukup besar ( Ervianto, 2002). Penyelesaian proyek konstruksi harus berpegang pada tiga kendala (triple constraint), yang terdiri dari: 1. Biaya Proyek harus selesai dengan biaya yang tidak melebihi anggaran yang telah direncanakan. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana yang sangat besar dan jadwal yang bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek tetapi dipecah bagi komponen- komponennya, atau periode tertentu yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode. 2. Waktu Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan.Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu

kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek

menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam

rangkaian kegiatan tersebut, tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan antara pihak-pihak yang

terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas hubungan fungsional dan hubungan

kerja. Dengan banyaknya pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi maka

potensi terjadinya konflik sangat besar sehingga dapat dikatakan bahwa proyek

konstruksi mengandung konflik yang cukup besar ( Ervianto, 2002).

Penyelesaian proyek konstruksi harus berpegang pada tiga kendala (triple

constraint), yang terdiri dari:

1. Biaya

Proyek harus selesai dengan biaya yang tidak melebihi anggaran yang

telah direncanakan. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana yang

sangat besar dan jadwal yang bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya

ditentukan untuk total proyek tetapi dipecah bagi komponen-

komponennya, atau periode tertentu yang jumlahnya disesuaikan dengan

keperluan. Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek pun

harus memenuhi sasaran anggaran per periode.

2. Waktu

Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir

yang telah ditentukan.Bila hasil akhir adalah produk baru, maka

penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

5

3. Mutu

Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kreteria

yang dipersyaratkan.Memenuhi persyaratan mutu berarti mampu

memenuhi tugas yang dimaksudkan.

Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh

mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.Untuk itu diperlukan suatu

pengaturan yang baik, sehingga perpaduan antar ketiganya sesuai dengan yang

diinginkan, yaitu dengan manajemen proyek.

2.1.1 Karakteristik Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi mempunyai karakteristik sebagai berikut (Ervianto,

2002):

a. Bersifat unik, tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak

ada proyek identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek bersifat sementara

dan selalu terlibat grup bekerja yang berbeda-beda.

b. Membutuhkan sumber daya (resources), suatu proyek konstruksi

membutuhkan sumber daya dalam penyelesaiannya, yaitu pekerja dan

“sesuatu” (uang, mesin, metoda, material). Pengorganisasian semua sumber

daya tersebut dilakukan oleh manajer proyek. Dalam kenyataannya,

mengorganisasikan pekerja dibandingkan sumber daya lainnya. Apalagi,

pengetahuan yang dipelajari seorang manajer proyek bersifat teknis, seperti

mekanika rekayasa, fisika bangunan, computer science, contruction

management. Jadi, seorang manajer proyek secara tidak langsung

membutuhkan pengetahuan tentang teori kepemimpinan yang harus ia pelajari

sendiri.

c. Membutuhkan organisasi, setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan di

mana di dalamnya terlibat sejumlah individu dengan ragam keahlian,

ketertarikan, kepribadian dan juga ketidakpastian. Langkah awal yang harus

dilakukan oleh manajer proyek adalah menyatukan visi menjadi satu tujuan

yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

6

2.1.2 Jenis-Jenis Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok bangunan,

yaitu (Ervianto,2002):

A. Bangunan gedung, seperti perumahan, perkantoran, pabrik dan lain-lain

dengan cirri-ciri sebagai berikut:

a. Menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.

b. Dilaksanakan pada area dengan luas yang relatif kecil.

c. Dibutuhkan manajemen proyek terutama untuk memantau kemajuan

pekerjaan.

B. Bangunan sipil, seperti jalan, jembatan, bendungan dan infrastruktur lainnya

dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang.

b. Dilaksanakan untuk mengendalikan alam untuk kepentingan manusia.

c. Dilaksanakan untuk memberikan manfaat maksimal untuk manusia.

d. Manajemen proyek dibutuhkan terutama untuk memecahkan masalah.

2.2 Penjadwalan Proyek

Penjadwalan merupakan penggambaran dari suatu diagram waktu untuk

tiap item pekerjaan yang menentukan kapan suatu aktivitas dimulai, ditunda dan

diakhiri sehingga pemakaian sumber daya dapat disesuaikan dengan waktunya

dan menurut kebutuhan yang telah ditentukan.

Teknik penjadwalan untuk proyek konstruksi dapat dilakukan dalam

bentuk diagram balok (Bar Chart) diagram Jaringan (Network). Dari segi

penyusunan jadwal, diagram jaringan kerja dipandang sebagai langkah

penyempurnaan metode diagram balok.

2.2.1 Metode Diagram Balok (Bar Chart)

Rencana kerja yang paling sering dan banyak digunakan adalah diagram

batang (bar chart) atau Gant chart.Bar chart digunakan secara luas dalam proyek

konstruksi karena sederhana, mudah dalam pembuatannya dan mudah dimengerti

oleh pemakainya.

Bar chart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom

arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan

akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

7

digambarkan oleh panjangnya diagram batang (Ervianto,2002). Proses

penyusunan diagram batang dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

- Daftar item kegiatan, yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan

yang ada dalam rencana pelaksanaan pembangunan.

- Urutan pekerjaan, dari daftar item kegiatan tersebut di atas, disusun

urutan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan prioritas item kegiatan

yang akan dilaksanakan lebih dahulu dan item kegiatan yang akan

dilaksanakan kemudian, dan tidak mengesampingkan kemungkinan

pelaksanaan pekerjaan secara bersamaan.

- Waktu pelaksanaan pekerjaan, adalah jangka waktu pelaksanaan

dari seluruh kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan

sampai seluruh kegiatan berakhir. Waktu pelaksanaan kegiatan

diperoleh dari penjumlahan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan setiap item kegiatan.

2.2.2 Metode Jaringan kerja

Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja dipandang sebagai suatu

langkah penyempurnaan metode diagram balok, karena dapat memberikan jadwal

atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan oleh metode diagram balok,

seperti tidak tercantumnya informasi mengenai perkiraan kurun waktu

penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis dalam

hubungannya dengan penyelesaian proyek. Disamping itu jaringan kerja juga

berguna untuk:

1. Menyusun urutan kegiatan yang memiliki sejumlah besar komponen dengan

hubungan ketergantungan yang kompleks.

2. Membuat peerkiraan jadwal yang paling ekonomis.

3. Mengusahakan fluktasi minimal penggunaan sumber daya.

Jaringan kerja merupakan metode yang dianggap mampu menyuguhkan

teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan proyek dan

pada giliran selanjutnya dapat dipakai memperkirakan waktu penyelesaian

proyek.

Diantara berbagai versi analisis jaringan kerja, yang amat luas

pemakaiannya adalah Metode Jalur Kritis (Critical Path Method – CPM) dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

8

Metode Preseden Diagram (Preceden Diagram Method-PDM). Metode PDM

menghasilkan jaringan kerja yang relatif sederhana dibandingkan CPM, terutama

untuk kegiatan yang oleh karena satu dan lain har perlu dipecah-pecah menjadi

subkegiatan.

2.2.2.1 Metode Jalur Kritis (Critical Path Method-CPM)

Critical Path Method (CPM) termasuk klasifikasi activity on arrow

(AOA), sehingga dalam beberapa literature CPM kerap juga disebut dengan

Arrow Diagram Method (ADM).Dalam metode ini kegiatan digambarkan sebagai

anak panah yang menghubungkan dua lingkaran ataupun segiempat yang

mewakili dua peristiwa.Penulisan kejadian seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Simbol Kejadian

Sumber: Ervianto (2002)

Ekor anak panah merupakan awal dan ujungnya sebagai akhir

kegiatan.Nama dan kurun waktu kegiatan berturut-turut ditulis di atas dan di

bawah anak panah.Kejadian di awal dari anak panah disebut node “i”, sedangkan

kejadian di akhir anak panah disebut node “j”.Untuk lebih jelasnya,

penggambaran hubungan peristiwa dan kegiatan ini dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Hubungan peristiwa dan kegiatan pada ADM

Sumber: Ervianto (2002)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

9

Dalam pembuatan teknik penjadwalan menggunakan ADM tersebut perlu

diperhatikan hal-hal berikut:

a. Inventarisasi semua kegiatan pekerjaan yang akan dilakukan untuk

suatu proyek.

b. Menentukan logika ketergantungan antara satu kegiatan dengan

kegiatan lainnya serta urutan pelaksanaan kegiatan.

c. Berdasarkan kedua hal tersebut diatas (kegiatan dan hubungan

ketergantungan) dapat dibuat diagram jaringannya.

d. Masukkan unsur waktu untuk tiap-tiap kegiatan pekerjaan pada

jaringan diagram tersebut sehingga dapat diketahui jangka waktu

proyek.

e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan syarat-syarat yang ada.

Untuk lebih jelasnya penggunaan hubungan peristiwa dan kegiatan pada

ADM dicontohkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Arrow Diagram Method

Sumber: Ervianto (2002)

2.2.2.2 Metode Preseden Diagram (Preceden Diagram Method-PDM)

Kegiatan dalam Precedence Diagram Method (PDM) digambarkan

dengan lambang segi empat, karena letak kegiatan di bagian node sehingga sering

disebut juga Activity On Node (AON). Kelebihan Precedence Diagram Method

dibandingkan dengan Arrow Diagram adalah (Ervianto,2002):

a. Tidak diperlukan kegiatan fiktif/dummy sehingga pembuatan jaringan

menjadi lebih sederhana.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

10

b. Hubungan overlapping yang berbeda dapat dibuattanpa menambah

jumlah kegiatan.

Kegiatan dalam precedence diagram method diwakili oleh sebuah

lambang yang mudah diidentifikasi, misalnya:

Gambar 2.4 Alternatif 1, lambang kegiatan

Sumber: Ervianto (2002)

Gambar 2.5 Alternatif 2, lambang kegiatan

Sumber: Ervianto (2002)

dimana,

- ES : earliest start time atau waktu mulai paling awal. Bila waktu kegiatan

dinyatakan atau berlangsung dalam hari, maka waktu ini adalah hari paling

awal kegiatan dimulai.

- EF : earliest finish time atau waktu selesai paling awal suatu kegiatan. Bila

hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu

merupakan ES kegiatan berikutnya.

- LS : latest allowable start time atau waktu paling akhir kegiatan boleh mulai,

yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek

secara keseluruhan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

11

- LF : latest allowable finish time atau waktu paling akhir kegiatan boleh selesai

tanpa memperlambat penyelesaian proyek.

Hubungan antar kegiatan dalam metode ini digunakan sebuah garis

penghubung, yang dapat dimulai dari kegiatan kiri ke kanan atau dari kegiatan

atas ke bawah, tetapi tidak pernah dijumpai akhir dari garis penghubung ini di kiri

sebuah kegiatan.Jika kegiatan awal terdiri dari sejumlah kegiatan dan diakhiri

sejumlah kegiatan pula, maka dapat ditambahkan kegiatan awal dan kegiatan

akhir yang keduanya merupakan kegiatan fiktif/dummy, misalnya untuk kegiatan

awal ditambahkan kegiatan START dan kegiatan akhir ditambahkan FINISH.

Gambar 2.6 kegiatan fiktif

Sumber: Ervianto (2002)

Hubungan antara kegiatan dalam jaringan kerja ini dapat dibedakan

menjadi empat macam, yaitu:

1. Hubungan Finish To Start (FTS)

Jenis hubungan ini yang sering digunakan dalam Precedence

Diagram Method. Dalam FTS, hubungan ini dapat dikondisikan

menjadi tiga, yaitu:

- Finish To Start dengan lag = 0

- Finish To Start dengan lag positif

- Finish To Start dengan lag negative

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

12

Gambar 2.7 HubunganFinish To Start

Sumber: Ervianto (2002)

2. Hubungan Start To Start(STS)

Jenis hubungan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:

- Start To Start dengan lag = 0

- Start To Startdengan lag positif

- Start To Startdengan lag negative

Gambar 2.8 HubunganStart To Start

Sumber: Ervianto (2002)

3. Hubungan Finish To Finish (FTF)

Jenis hubungan ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

- Finish To Finish dengan lag = 0

- Finish To Finishdengan lag positif

- Finish To Finishdengan lag negative

Gambar 2.9 HubunganFinish To Finish

Sumber: Ervianto (2002)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

13

4. Hubungan Start To Finish (STF)

Hubungan ini memberikan penjelasan antara selesainya kegiatan

(j) dengan mulainya kegiatan terdahulu (i).Atau kegiatan (j) selesai

setelah kegiatan (i) mulai.

Gambar 2.10 HubunganStart To Finish

Sumber: Ervianto (2002)

Untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis, dan kemudian

menentukan jalur kritis, dapat dilakukan perhitungan ke depan (Forward

Analysis) dan perhitungan ke belakang (Backward Analysis).

Perhitungan ke depan (Forward Analysis) dilakukan untuk mendapatkan

besarnya ES dan EF. Sebagai kegiatan predecessor adalah kegiatan , sedangkan

kegiatan yang dianalisis adalah J.

Gambar 2.11 Hubungan kegiatan I dan J

Sumber: Ervianto (2002)

Besarnya nilai ESj dan EFj dihitung sebagai berikut:

1. ESj = ESi + SSij atau ESj = EFi + Fsij (2.1)

2. EFj = ESi + SFij atau EFj = EFi + FFij atau ESj + Dj (2.2)

Catatan:

a. Jika ada lebih dari satu anak panah yang masuk dalam suatu kegiatan,

maka diambil nilai terbesar.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

14

b. Jika tidak ada/diketahui FSij atau SSij dan kegiatan non spliteble, maka

ESj dihitung dengan cara sebagai berikut: ESj = EFj – Dj.

Perhitungan ke belakang (Backward Analysis) dilakukan untuk

mendapatkan besarnya LS dan LF.Sebagai kegiatan successor adalah kegiatan J,

sedangkan kegiatan yang dianalisis adalah I.

Gambar 2.12 Hubungan kegiatan I dan J

Sumber: Ervianto (2002)

Besarnya nilai LSj dan LFj dihitung sebagai berikut:

1. LFi = LFj + FFij atau LFI = LSj + FSij (2.3)

2. LSi = LSi + SSij atau LSj = EF + SFIJ atau LFi – Di (2.4)

Catatan:

a. Jika ada lebih dari satu anak panah yang keluar dari suatu kegiatan, maka

diambil nilai terkecil.

b. Jika tidak ada/diketahui FFij atau FSij dan kegiatan non splitable, maka

LFj dihitung dengan cara: LFj = LSi +Di.

Jalur kritis ditandai oleh beberapa keadaan sebagai berikut:

1. Earliest Start (ES) = Latest Start (LS)

2. Earliest Finish (EF) = Latest Finish (LF)

3. Latest Finish (LF) – Earliest Start (ES) = Durasi kegiatan

2.3 Sistematika Penyusunan Jaringan Kerja

Sistematika lengkap dari proses penyusunan jaringan kerja

(Soeharto,1997) adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan atau

memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang

merupakan komponen proyek.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

15

2. Menyusun kembali komponen-komponen tersebut pada butir satu, menjadi

mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika ketergantungan. Urutan

ini dapat berbentuk seri dan/atau pararel.

3. Memberikan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang dihasilkan dari

penguraian lingkup proyek.

4. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dan floatpada jaringan kerja. Jalur

kritis adalah jalur yang terdiri dari rangkaian kegiatan dalam lingkup proyek,

yang bila terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara

keseluruhan. Kegiatan yang berada pada jalur ini dinamakan kegiatan kritis.

Sedangkan float tenggang waktu suatu kegiatan tertentu yang nonkritis dari

suatu proyek.

5. Bila semua langkah-langkah di atas telah diselesaikan, dilanjutkan dengan

usaha-usaha meningkatkan daya guna dan hasil guna pemakaian sumber daya,

yang meliputi kegiatan:

a. Menentukan kegiatan yang paling ekonomis untuk memilih berbagai

alternatif jadwal dilihat dari segi biaya.

b. Meminimalkan fluktuasi pemakaian sumber daya untuk meningkatkan

efisiensi penelolaan proyek, dengan jalan sejauh mungkin mencegah naik

turun yang terlalu tajam dalam waktu yang relatif singkat terhadap

keperluan sumber daya, misalnya keperluan tenaga kerja.

Setelah tersusun rencana dan jadwal yang cukup realistis, kemudian dapat

digunakan sebagai tolak ukur atau alat pembanding dalam kegiatan pengendalian

pada tahap implementasi fisik.Pengendalian dilakukan dengan membandingkan

antara perencanaan jadwal dengan hasil pelaksanaan nyata di lapangan.

2.4 Penjadwalan Dengan Komputer

Salah satu keunggulan alat bantu komputer adalah kemampuan mengolah

data dalam jumlah besar dengan kemungkinan kesalahan yang kecil. Dengan

demikian penyusunan jadwal dapat lebih cepat dan teliti.Setiap saat situasi proyek

mengalami perubahan, komputer dapat melakukan perubahan tersebut dalam

waktu singkat.

Program penjadwalan dengan menggunakan komputer salah satunya

adalah Microsoft Project.Microsoft Project merupakan sistem perencanaan yang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

16

dapat membantun dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau

rangkaian pekerjaan. (Adi Kusrianto,2008)

Dalam penyusunan rencana sebuah proyek konstruksi, terlebih dahulu

dimasukkan data-data kegiatan ke dalam lembaran kerja. Setelah lembar kerja

diisi dengan data-data yang meliputi jenis kegiatan (task name), durasi kegiatan

(duration), awal kegiatan (start) serta hubungan masing-masing kegiatan,

Microsoft Project akan mengolah dan membuat diagram balok dan

memperlihatkan lintasan kritis yang terjadi dari jadwal yang telah dibuat.

2.5 Biaya Proyek

Perkiraan biaya memegang peranan yang penting dalam penyelenggaraan

suatu proyek. Segala sesuatu mengenai penyelenggaraan kegiatan proyek mulai

dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian akan dihitung dalam nilai

uang. Maka pengalaman dan ketelitian akan sangat penting dalam perhitungan

penyusunan perkiraan biaya proyek (Soeharto, 1997).

Ada beberapa jenis biaya yang berhubungan dengan pembiayaan suatu

proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu biaya langsung (direct

cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).

2.5.1 Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah semua biaya yang langsung berhubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan.Biaya langsung merupakan hasil

perkalian antara volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan. Biaya-biaya yang

merupakan unsur biaya langsungadalah :

1. Biaya bahan / material

Semua pekerja di rencanakan dipakai dari daerah sekitar proyek termasuk

operator dan mekanik alat berat, sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.

Bahan yang di perlukan sepanjang tersedia dan memenuhi syarat diambil dari

daerah sekitar proyek. Biaya bahan atau material terdiri dari biaya pembelian

material, biaya transportasi, biaya penyimpanan material dan kerugian akibat

kehilangangan atau kerusakan material.

2. Biaya pekerja atau upah

Biaya pekerja atau upah adalah biaya yang dikeluarkan untuk menggaji para

pekerja yang melaksanakan proyek. Biaya pekerja dibedakan atas:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

17

a. Upah harian

Upah harian yaitu upah yang dibayar per satuan waktu.Sementara untuk

menentukan besarnya upah dipengaruhi oleh jenis keahlian pekerja, lokasi

pekerjaan, jenis pekerjaan dan lain-lain.

b. Upah borongan

Upah ini dibayar tergantung pada hasil negosiasi atau kesepakatan

bersama antara kontraktor dengan pekerja atau kelompok kerja atas satu

atau lebih item pekerjaan.Besarnnya upah ini tergantung dari besarnya

volume pekerjaan yang dikerjakan.

c. Upah berdasarkan produktivitas

Besarnya upah ini tergantung banyaknya pekerjaan yang dapat

diselesaikan oleh pekerja dalam satuan waktu tertentu. .

2.5.2 Biaya Tak Langsung (Indirec Cost)

Biaya tak langsung adalah semua biaya proyek yang tidak secara langsung

berhubungan dengan konstruksi dilapangan, tetapi biaya ini harus ada dan tidak

dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tak

langsung adalah sebagai berikut:

1. Biaya overhead

Biaya yang termasuk overhead adalah komponen biaya yang meliputi

pengeluaran operasi perusahaan yang dibebankan kepada proyek (biaya

menyewa kantor, biaya rekening listrik, air, telepon, biaya pemasaran, gaji

karyawan) dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, jaminan dan ijin-ijin usaha

serta biaya rapat lapangan (site meeting).

2. Biaya tak terduga (contingence)

Biaya tak terduga adalah cadangan biaya dari suatu perkiraan biaya atau

anggaran untuk dialokasikan pada butir-butir yang belum ditentukan, yang

menurut pengalaman dan statistik menunjukkan selalu diperlukan. Pada

umumnya biaya ini diperlukan antara 0,5%-5% dari biaya total proyek. Yang

termasuk biaya tak terduga adalah sebagai berikut:

a. Kesalahan

- Kealpaan pemborong dalam memasukkan beberapa pos pekerjaan.

- Gambar yang kurang lengkap

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

18

b. Ketidakpastian yang subjektif

- Ketidakpastian yang subjektif timbul karena interprestasi yang

subjektif terhadap bestek

- Ketidakpastian subjektif yang lainnya adalah fluktuasi harga material

dan upah buruh yang tidak tepat diperkirakan.

c. Ketidakpastian yang objektif

Ketidakpastian yang objektif adalah ketidakpastian tentang perlu tidaknya

suatu pekerjaan dilakukan atau tidak, dimana ketidakpastian itu ditentukan

objek diluar kemampuan manusia.

d. Varian efisensi

Varian efisiensi adalah variansi efisiensi dari sumber-sumber daya, yaitu

efisensi dari buruh, peralatan dan material.

3. Biaya peralatan

Biaya peralatan terdiri dari biaya pembelian peralatan, biaya sewa, biaya

operasi, biaya pemeliharaan, biaya operator, biaya mobilisasi, dan lain-lain

yang terkait dengan peralatan

Pejumlahan dari biaya langsung dan biaya tak langsung ini merupakan

biaya total yang digunakan selama pelaksanaan proyek. Besarnya biaya ini sangat

tergantung oleh lamanya waktu pelaksanaan proyek .Keduanya berubah sesuai

dengan kemajuan proyek.Meskipun tidak ada rumus tertentu, umumnya makin

lama proyek berjalan makin tinggi komulatif biaya tak langsung yang diperlukan

(Soeharto, 1999).

2.6 Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas merupakan faktor mendasar yang mempengaruhi

performansi kemampuan bersaing dalam industri konstruksi.Peningkatan tingkat

produktivitas berelasi terhadap waktu yang dibutuhkan, khusunya berasal dari

pengurangan biaya yang dikonsumsi oleh pekerja bangunan (Ervianto, 2008).

Ervianto (2004), dalam bukunya Teori-Aplikasi Manajemen Proyek

Konstruksi mengatakan bahwa produktivitas didefenisikan sebagai rasio antara

output dan input, atau rasio antara hasil produk dengan total sumber daya yang

digunakan. Selain itu beliau juga mengungkapkan dalam jurnal yang

berjudulPengukuran Produktivitas Kelompok Pekerja Bangunan Dalam Proyek

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

19

Konstruksi (2008), pengertian produktivitas tersebut biasanya dihubungkan

dengan produktivitas pekerja dan dapat dijabarkan sebagai perbandingan antara

hasil kerja dan jam kerja.

Jenis dan intensitas kegiatan proyek dapat berubah cepat sepanjang

siklusnya sehingga penyedian jumlah tenaga kerja, jenis keterampilan dan

keahlian harus mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang sedang

berlangsung.Untuk itulah diperlukan suatu parameter yang sangat penting yaitu

produktifitas tenaga kerja yang digunakan untuk mengukur efisiensi kerja.

Menurut Soeharto (1997), definisi indeks produktifitas dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Indeks Produktifitas =

Jumlah jam−orang yang sesungguhnya digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu

jumlah −jam orang yang diperlu kan untuk menyelesaikan pekerjaan identik pada kondisi standar

(2.5)

Kondisi standar adalah kondisi rata-rata dimana indeks produktifitas diberi angka

= 1,0. Jika indeks produktifitas > 1,0 berarti produktifitas tenaga kerja kurang dari

standar. Sebaliknya, jika indeks produktifitas < 1,0 berarti produktifitas tenaga

kerja melebihi standar yang ditetapkan (Soeharto, 1997).

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas tenaga kerja di lapangan

antara lain:

1. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu.

Kondisi geografis lokasi proyek, iklim, cuaca, tempat penampungan tenaga

kerja serta sarana bantu yang berupa peralatan konstruksi sangat berpengaruh

terhadap produktifitas tenaga kerja.

2. Supervisi, perencanaan dan koordinasi.

Melihat lingkup tugas dan tanggung jawabnya terhadap pengaturan pekerjaan

dan penggunaan tenaga kerja di lapangan, maka kualitas pengawas lapangan

sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas secara menyeluruh.

3. Komposisi kelompok kerja.

Perbandingan jam-orang pengawas lapangan terhadap total jam-orang

kelompok kerja yang dipimpinnya menunjukkan indikasi besarnya rentang

pengendalian yang dimiliki.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

20

4. Kerja lembur.

Walaupun bertujuan untuk mengejar sasaran jadwal, kerja lembur dapat

berakibat pada menurunnya efisiensi kerja.

5. Pengalaman pekerja.

Seorang atau sekelompok tenaga kerja yang melakukan pekerjaan yang

identik secara berulang-ulang diharapkan dapat menaikkan tingkat

produktivitasnya untuk menyelesaikan pekerjaan berikutnya. Semakin lama

seseorang bekerja pada satu jenis pekerjaan yang sama, maka keterampilannya

akan semakin meningkat dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan satu unit pekerjaan tertentu. Adanya peningkatan pengalaman

kerja akan mengakibatkan frekuensi kesalahan berkurang, terjadi peningkatan

kualitas metode kerja, penggunaan peralatan yang lebih baik, produk yang

dihasilkan lebih baik dari sebelumnya dan tentunya lebih efektif dalam

memanfaatkan waktu.

6. Ukuran besar proyek.

Semakin besar ukuran proyek, maka produktifitas pekerja akan cenderung

menurun.

7. Kepadatan tenaga kerja.

Kepadatan tenaga kerja adalah jumlah luas tempat kerja bagi setiap tenaga

kerja. Semakin tinggi jumlah pekerja per area atau semakin turunnya luas area

per pekerja, maka kegiatan per area akan semakin sibuk, atau dengan kata lain

kelancaran pekerjaan akan terganggu dan mengakibatkan penurunan

produktifitas.

2.7 Mempersingkat Waktu Penyelesaian Proyek (Akselerasi / Crashing)

Pemendekan sebuah aktivitas disebut crashing.Waktu terpendek yang

mungkin dari aktivitas, yang secara realitas dapat diselesaikan disebut crash time.

Biaya langsung untuk menyelesaikan sebuah aktivitas dalam crash-timenya

disebut crash cost (Gray dan Larson, 2007).

Kegiatan dalam suatu proyek dapat dipercepat dengan berbagai cara (Ervianto,

2004), yaitu:

- Dengan mengadakan shif pekerjaan.

- Dengan memperpanjang waktu kerja (lembur)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

21

- Dengan menggunakan alat bantu yang lebih produktifitas.

- Menambah jumlah pekerja.

- Dengan menggunakan material yang dapat lebih cepat

pemasangannya.

- Menggunakan metode konstruksi lain yang lebih cepat.

Hubungan antara waktu dan biaya digambarkan pada Gambar 2.13 . Pada

Gambar 2.13 (kiri) titik A menunjukkan titik normal sedangkan titik B adalah titik

dipersingkat. Garis yang menghubungkan titik A dengan B disebut kurva waktu-

biaya. Sedangkan pada Gambar 2.13 (kanan) merupakan grafik biaya – durasi

proyek.

Gambar 2.13 Hubungan waktu – biaya normal dan dipersingkat untuk satu

kegiatan (kiri), grafik biaya- durasi proyek (kanan)

Sumber : Gray dan Larson (2007)

Seperti yang terlihat dalam grafik yang menunjukkan hubungan antara

biaya langsung, biaya tak langsung, dan total biaya dalam suatu grafik dan terlihat

bahwa biaya optimal didapat dengan mencari biaya proyek terkecil.

Penambahan biaya akan memberikan besaran perbedaan biaya akibat

percepatan waktu sesuai dengan banyaknya waktu percepatan. Besarnya

penambahan biaya per satuan waktu dinyatakan dengan cost slope (CS) yang

dapat dihitung untuk tiap jenis kegiatan yang dipercepat. Rumus yang digunakan

untuk menghitung cost slope adalah (Gray dan Larson,2007):

TcTn

CnCcSlopeCost

(2.6)

dimana, Cc = Biaya dipercepat Cn = Biaya normal

Tn = Waktu normal Tc = Waktu dipercepat

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

22

2.8 Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja

Ketepatan waktu menyelesaikan suatu proyek sangat dipengaruhi oleh

produktivitas tenaga kerja yang dilibatkan. Secara teoritis, keperluan rata-rata

jumlah tenaga kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang

dinyatakan dalam jam-orang atau bulan-orang (man-month) dibagi dengan kurun

waktu pelaksanaan. Untuk merencanakan tenaga proyek yang realistis perlu

diperhatikan bermacam-macam faktor, diantaranya yang terpenting adalah sebagai

berikut:

1. Produktivitas tenaga kerja

2. Tenaga kerja periode puncak

3. Jumlah tenaga kerja kantor pusat

4. Perkiraan jumlah tenaga kerja konstruksi di lapangan

5. Meratakan jumlah tenaga kerja guna mencegah gejolak (fluctuation) yang

tajam.

Besarnya penambahan tenaga kerja yang diperlukan dapat dihitung

dengan rangkaian rumus sebagai berikut:

a. Produktivitas grup pekerja

normal durasi

pekerjaan volume =

(2.7)

b. Jumlah tenaga kerja

= koefisien analisa x produktifitas grup pekerja (2.8)

c. Konversi tenaga kerja ke pekerja

pekerjajumlah x kerja tenagakoefisien

pekerjakoefisien = (2.9)

d. Penambahan tenaga kerja

nambahanpek.set.pejumlah x kerja tenagakoefisien

pekerjakoefisien = (2.10)

e. Produktivitas perhari/pekerja

penambahansetelah pekerjajumlah

pekerja grup tasproduktivi = (2.11)

f. Produktivitas per hari setelah penambahan

= prod.perhari/pekerja x jmlh.pek.set.penambahan (2.12)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

23

g. Jumlah penambahan tenaga kerja

Koefisien analisa x prod.grup pekerja set.penambahan (2.13)

h. Perhitungan Crash Duration

penambahansetelah pekerja prod.grup

pekerjaan volume =

(2.14)

i. Crash cost

= normal ongkos pekerja perhari + biaya penembahan tenaga kerja

perhari (2.15)

j. Cost Slope

durationcrash -duration normal

cost normal -cost crash = (2.16)

2.9 Menghitung Biaya Percepatan dengan Least Cost Analysis

Least Cost Analysis dipakai sebagai bahan pertimbangan

pengambilan keputusan dalam melakukan percepatan waktu dan suatu

proyek untuk mendapatkan total biaya percepatan yang minimal

(Soeharto,1999). Pada prinsipnya teori Least Cost Analysis dipakai untuk

menentukan kondisi optimal biaya dan waktu dalam proses pelaksanaan

suatu proyek dimana proses tersebut menuntut untuk dilakukannya

percepatan terhadap proyek itu. Dalam kondisi normal (tidak perlu

percepatan), proyek akan mempunyai waktu maksimum dan biaya yang

minimum, sedangkan pada kondisi dibutuhkan percepatan durasi

pelaksanaan maka akan diperoleh waktu minimum dengan biaya yang

maksimum yang dapat diterima.

Untuk mempercepat durasi proyek, maka yang harus dipercepat

adalah kegiatan-kegiatan yang ada pada lintasan kritis. Percepatan tersebut

dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya menambah tenaga kerja,

melakukan kerja lembur, menambah peralatan, merubah metoda

pelaksanaan dan lain-lain. Dengan melakukan percepatan durasi kegiatan

maka akan mengakibatkan tambahan biaya, sebagai contoh adalah bila

ingin mempercepat tercapainya karakteristik kuat tekan beton yang

disarankan dengan menggunakan bahan additive beton, maka kuat tekan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

24

beton yang disarankan dapat dicapai dalam waktu 14 hari yang biasanya

dalam waktu 28 hari. Tambahan biaya akan terjadi untuk penggunaan

additive, penambahan tenaga kerja, penambahan alat dan sebagainya.

Untuk menganalisa lebih lanjut huhungan antara waktu dan biaya

suatu kegiatan, dipakai definisi berikut :

a. Kurun waktu normal (Normal Time)

Merupakan kurun waktu yang diperlukan untuk melakukan

kegiatan sampai selesai, dengan cara yang efisien tetapi diluar

pertimbangan adanya kerja lembur dan usaha-usaha khusus

lainnya, seperti menyewa peralatan yang lebih canggih.

b. Kurun waktu dipercepat (Crash Time)

Merupakan waktu tercepat untuk menyelesaikan kegiatan yang

secara teknis masih mungkin dilakukan. Dalam hal ini dianggap

sumber daya bukan merupakan hambatan.

c. Biaya normal(Normal Cost)

Merupakan biaya langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan

kegiatan dengan kurun waktu normal.

b. Biaya untuk waktu dipercepat (Crash Cost)

Merupakan jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan kegiatan

dengan kurun waktu yang sudah dipercepat.

Hubungan antara waktu dan biaya digambarkan dalam seperti pada

grafik di Gambar 2.8 di bawah ini. Titik A menunjukkan titik normal,

sedangkan B adalah titik dipersingkat, Garis yang menghubungkan titik A

dengan B disebut kurva waktu biaya.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

25

Waktu

Normal

Waktu

dipercepat

Biaya

Normal

Biaya untuk

waktu

dipercepat

Biaya

Waktu

B

A

Titik

dipercepat

Titik

normal

Penambahan biaya akan memberikan besaran perbedaan biaya

akibat percepatan waktu sesuai dengan banyaknya waktu percepatan.

Besarnya penambahan biaya per satuan waktu dinyatakan dengan Cost

Slope (CS) yang dapat dihitung untuk tiap jenis kegiatan yang dipercepat.

Rumus yang dipakai untuk menghitung Cost Slope (CS) adalah :

(2.16)

Keterangan : Cc = crash cost (biaya dipercepat)

Cn = normal cost (biaya normal)

Tn = normal time (waktu normal)

Tc = crash time (waktu dipercepat)

Gambar 2.14 Hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk satu kegiatan

Sumber: Soeharto (1999)

CS = TcTn

CnCc

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang ... proyek. e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan ... LFj = LSi +Di. Jalur

26

Seiring dengan berkurangnya waktu pelaksaan karena percepatan

maka biaya overhead dan biaya lain yang besarnya tergantung waktu akan

menjadi lebih kecil. Komponen biaya ini sering disebut biaya tidak

langsung.