BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9....

33
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Banyak penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan meneliti pengaruh keputusan merger dan akuisisi terhadap reaksi pasar modal. Penelitian yang dilakukan oleh Nike (2013) dengan judul “Analisis Dampak Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Abnormal Return (AR) Saham Perusahaan Akuisitor yang Terdaftar di BEI tahun 2006-2008”, menunjukkan adanya perbedaan signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisi. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Christian (2010) dengan judul “Dampak Publikasi Merger dan Akuisisi Perusahaan yang Termasuk dalam LQ-45 Terhadap AR dan Volume Perdagangan Saham”, menunjukkan hasil pengujian average abnormal return (AAR) terdapat perbedaan rata-rata abnormal return tetapi tidak signifikan sebelum dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi perusahaan LQ45. Hasil pengujian average trading volume activity (ATVA) menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi. Sedangkan penelitian lain oleh Niswah (2015) mengenai reaksi pasar modal sebelum dan sesudah peristiwa penguatan tertinggi dolar US terhadap rupiah, secara umum menunjukkan hasil analisis dari variabel abnormal return yaitu terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada periode

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Banyak penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan meneliti pengaruh

keputusan merger dan akuisisi terhadap reaksi pasar modal. Penelitian yang

dilakukan oleh Nike (2013) dengan judul “Analisis Dampak Pengumuman

Merger dan Akuisisi Terhadap Abnormal Return (AR) Saham Perusahaan

Akuisitor yang Terdaftar di BEI tahun 2006-2008”, menunjukkan adanya

perbedaan signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah

pengumuman merger dan akuisi. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh

Christian (2010) dengan judul “Dampak Publikasi Merger dan Akuisisi

Perusahaan yang Termasuk dalam LQ-45 Terhadap AR dan Volume

Perdagangan Saham”, menunjukkan hasil pengujian average abnormal return

(AAR) terdapat perbedaan rata-rata abnormal return tetapi tidak signifikan

sebelum dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi perusahaan LQ45. Hasil

pengujian average trading volume activity (ATVA) menunjukkan terdapat

perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata trading volume activity (TVA)

sebelum dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi.

Sedangkan penelitian lain oleh Niswah (2015) mengenai reaksi pasar

modal sebelum dan sesudah peristiwa penguatan tertinggi dolar US terhadap

rupiah, secara umum menunjukkan hasil analisis dari variabel abnormal

return yaitu terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada periode

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

11

sebelum dan sesudah peristiwa tersebut. Hasil analisis dari variabel trading

volume activity, juga menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata trading

volume activity pada periode sebelum dan sesudah peristiwa. Penelitian yang

dilakukan oleh Hilda (2016) juga menunjukkan adanya perbedaan aktivitas

volume perdagangan atau TVA sebelum dan saat pengumuman peristiwa

MEA. Namun, hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Diah

(2015) mengenai analisis reaksi pasar modal terhadap perubahan harga BBM.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan

pada ATVA sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman penurunan BBM.

Antoniadis, et al (2014) melakukan penelitian mengenai merger dan

akuisisi pada sektor perbankan di Yunani, dengan judul “Mergers and

Acquisitions in the Greek Banking Sector: An Event Study of A Proposal”.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya abnormal return yang tidak

signifikan pada tiap perusahaan target. Kemudian penelitian yang dilakukan

Elif Akben-Selcuk (2015) dengan judul “Do Mergers and Acquisitions Create

Value for Turkish Target Firms? An Event Study Analysis”. Hasilnya

pemegang saham dari perusahaan target Turkish yang terlibat dalam aktivitas

merger dan akuisisi mendapat Cumulative Abnormal return yang positif dan

signifikan. Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian sebelumnya yang

menunjukkan keuntungan terbanyak dari merger dan akusisi bertambah pada

perusahaan target dan pengakuisisi membayar premi untuk mengontrol hak-

hak perusahaan target.

Berikut adalah tabel ringkasan dari penelitian terdahulu:

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

12

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil 1 Nike Astria

(2013)

Analisis Dampak

Pengumuman Merger

dan Akuisisi

Terhadap Abnormal

return Saham

Perusahaan Akuisitor

yang Terdaftar di BEI

tahun 2006-2008

1. Abnormal

return

1. Terdapat abnormal return yang

signifikan, sehingga hal tersebut

menunjukkan bahwa adanya reaksi

pasar yang signifikan terhadap

pengumuman merger dan akuisisi

perusahaan.

2 Hilda „Asla

Mari‟a

(2016)

Reaksi Pasar Modal

Indonesia Terhadap

Peristiwa Masyarakat

Ekonomi ASEAN

(MEA) 2015 (Studi

pada Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia)

1. Abnormal

return

2. Trading

volume

activity

1. hasil pengujian Average Abnormal

return (AAR) terdapat perbedaan

rata-rata abnormal return yang

signifikan pada sebelum-saat

peristiwa, namun tidak signifikan

pada saat-sesudah dan sebelum-

sesudah peristiwa.

2. hasil pengujian Average Trading

volume activity menunjukkan

terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap rata-rata Trading volume

activity pada sebelum-saat

peristiwa, namun tidak signifikan

pada saat-sesudah dan sebelum-

sesudah peristiwa.

3 Niswah

Qurrotulaini

(2016)

Reaksi Pasar Modal

Sebelum dan Sesudah

Peristiwa Penguatan

Tertinggi Dolar US

Terhadap Rupiah

Tahun 2015

1. Abnormal

return

2. Trading

volume

activity

1. hasil analisis dari variabel

abnormal return secara umum

menunjukkan adanya perbedaan

rata-rata abnormal return pada

periode sebelum dan sesudah

peristiwa tersebut. Sehingga pasar

bereaksi atas peristiwa

2. hasil analisis dari variabel trading

volume activity, juga menunjukkan

terdapat perbedaan rata-rata trading

volume activity pada periode

sebelum dan sesudah peristiwa

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

13

Lanjutan Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil

4 Christian

Eka Siawan

Putra

(2010)

Dampak Publikasi

Merger dan Akuisisi

Perusahaan yang

Termasuk dalam LQ-

45 Terhadap

Abnormal return dan

Volume Perdagangan

Saham (Event Study)

pada Perusahaan

yang Terdaftar di BEI

1. Abnormal

return

2. Trading

volume

activity

1. Hasil pengujian Average Abnormal

return (AAR) terdapat perbedaan

rata-rata abnormal return tetapi

tidak signifikan sebelum dan

sesudah peristiwa merger dan

akuisisi perusahaan LQ45

2. Hasil pengujian Average Trading

volume activity menunjukkan

terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap rata-rata Trading volume

activity sebelum dan sesudah

peristiwa merger dan akuisisi

5 Diah

Andarini

(2015)

Analisis Reaksi Pasar

Modal Terhadap

Perubahan Harga

BBM (Event Study

Kenaikan dan

Penurunan Harga

BBM pada

Perusahaan Food and

Beverages yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

1. Abnormal

return

2. Trading

volume

activity

1. hasil pengujian Average Abnormal

return (AAR) tidak terdapat

perbedaan rata-rata abnormal

return yang signifikan pada

sebelum dan sesudah kenaikan

BBM, namun terdapat perbedaan

signifikan pada sebelum dan

sesudah pengumuman penurunan

BBM.

2. hasil pengujian Average Trading

volume activity menunjukkan

terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap rata-rata Trading volume

activity pada sebelum dan sesudah

kenaikan BBM maupun penurunan

BBM.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

14

Lanjutan Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil

6 Antoniadis,

et al (2014)

Mergers and

Acquisitions in the

Greek Banking

Sector: An event

study of proposal

1. Abnormal

return

1. Hasil penelitian menunjukkan

adanya abnormal return yang tidak

signifikan pada tiap perusahaan

target

7 Elif Akben-

Selcuk

(2015)

Do mergers and

acquisitions create

value for Turkish

target firms? An

event study analysis

1. Abnormal

return

1. Hasilnya pemegang saham dari

perusahaan target Turkish yang

terlibat dalam aktivitas merger dan

akuisisi mendapat Cumulative

Abnormal return yang positif dan

signifikan

2.2 Pasar Modal dan Instrumennya

2.2.1 Pengertian Pasar Modal

Menurut Brigham (2014, p.190) Pasar modal merupakan pasar untuk utang

jangka menengah dan jangka panjang serta saham perseroan. Sedangkan

menurut Jogiyanto (2014, p.29) pasar modal merupakan tempat bertemu

antara pembeli dan penjual dengan resiko untung dan rugi. Pasar modal

merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka

panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.

Definisi pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia adalah pasar untuk

berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan.

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi

lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi

(www.idx.co.id). Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

15

pasar modal merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual dalam jual

beli utang jangka menengah dan jangka panjang serta saham perseroan,

dimana individu maupun perusahaan dapat memberikan dana atau

mendapatkan dana di pasar modal tersebut.

2.2.2 Instrumen pasar modal

Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2014, p.29-55) instrumen pasar modal

meliputi sekuritas berjangka panjang yang lebih beresiko daripada sekuritas

di pasar uang. Sekuritas di pasar modal jauh lebih beragam daripada yang

ditemukan di pasar uang. Bodie et al. membagi pasar modal ke dalam empat

segmen yaitu:

1. Pasar Obligasi Jangka Panjang, pasar obligasi meliputi pinjaman atau

isntrumen utang dengan jangka lebih panjang dibandingkan yang

diperdagangkan di pasar uang. Pasar ini terdiri atas nota utang

(Treasury note) dan obligasi negara AS, obligasi korporat, obligasi

negara bagian, sekuritas hipotek, dan utang lembaga federal.

2. Pasar Saham, pasar ini terdiri atas saham biasa dan saham preferen.

3. Pasar Derivatif untuk Opsi dan Kontrak Berjangka. Pasar derivatif

menyediakan pembayaran yang tergantung pada nilai aset lain seperti

harga komoditas, harga obligasi, dan saham atau nilai indeks pasar.

Nilai dalam pasar ini diturunkan (derive) dari nilai aset lain.

Sedangkan, menurut Jogiyanto (2014, p.8) macam-macam aktiva

keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal yaitu:

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

16

1. Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed-income securities), fixed-

income securities dapat berupa Treasury bond (yaitu seperti T-bill

tetapi dengan jatuh tempo jangka-panjang berkisar 10 sampai 30

tahun, dapat juga disingkat sebagai T-bond), surat-surat berharga agen

federal (federal agency securities), municipal bond (surat berharga

yang dikeluarkan oleh pemerintah kota, airport), corporate bond

(dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan) dan convertible-bond (bond

yang dapat dikonversikan ke saham).

2. Saham-saham (sekuritas ekuitas), terdiri dari saham biasa dan saham

preferen.

Opsi dan kontrak berjangka diperdagangkan di pasar turunan. Pasar turunan

adalah pasar dimana nilai dari surat-surat berharganya merupakan jabaran

dari surat berharga lain yang terkait (Jogiyanto, 2014, p.9).

Instrumen pasar modal yang diperjual belikan di Bursa Efek Indonesia

meliputi saham, surat utang (obligasi korporasi, surat utang negara, sukuk

korporasi, surat berharga syariah negara, dan efek beragun aset), derivatif

(kontrak opsi saham dan kontrak berjangka indeks efek), reksadana, syariah,

dan exchange traded fund (ETF). (www.idx.co.id)

2.3 Efisiensi Pasar Modal

Pasar efisien adalah pasar yang bereaksi dengan cepat dan akurat untuk

mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan

informasi yang tersedia (Jogiyanto, 2014, p.547). Bodie et al menjelaskan

bahwa harga sekuritas biasanya merefleksikan seluruh informasi yang tersedia

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

17

bagi investor yang memperhatikan nilainya. Menurut hipotesis pasar efisien,

ketika informasi baru seputar harga suatu saham tersedia, maka harga akan

segera menyesuaikan sedemikian rupa sehingga pada setiap waktu harga

saham akan sama dengan estimasi yang pasar nilai tentang sekuritas tersebut.

(Bodie et al , 2014, p.11).

Bentuk-bentuk efisiensi pasar menurut Jogiyanto (2014, p.548) yang

pertama adalah efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient

market) yaitu bentuk efisiensi pasar yang ditinjau dari segi ketersediaan

informasi saja. Bentuk efisiesi pasar yang kedua adalah efisiensi pasar secara

keputusan (decisionally efficient market) yaitu bentuk efisiensi pasar yang

dapat dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan

berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia.

Menurut Fama (1970) dalam Jogiyanto (2014, p.549), bentuk utama dari

efisiensi pasar secara informasi ada tiga yaitu informasi masa lalu, informasi

sekarang yang sedang dipublikasikan, dan informasi privat.

1. Efisiensi pasar bentuk lemah, yaitu pasar yang harga-harga dari

sekuritasnya secara penuh mencerrminkan informasi masa lalu.

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat, yaitu pasar yang harga-harga

dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi yang

dipublikasikan. Informasi yang dipublikasika dapat berupa informasi

yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang

mempublikasikan informasi, contohnya pengumuman laba,

pengumuman pembagian dividen, pengumuman merjer dan akuisisi,

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

18

dan lain-lain. Selanjutnya informasi yang mempengaruhi harga-harga

sekuritas sejumlah perusahaan berupa peraturan pemerintah atau

peraturan dari regulator, contohnya regulasi untuk meningkatkan

kebutuhan cadangan yang harus dipenuhi oleh semua bank-bank.

Kemudian informasi yang mempengaruhi harga-harga sekuritas semua

perusahaan yang terdaftar di pasar saham

3. Efisiensi pasar bentuk kuat, yaitu pasar yang harga-harga dari

sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi termasuk

informasi privat.

Menurut Jogiyanto (2014, p.555) pembagian efisiensi pasar berdasarkan

ketersediaan informasi saja tidaklah cukup. Efisiensi pasar perlu juga dilihat

berdasarkan kecanggihan pelaku pasar dalam mengolah informasi untuk

pengambilan keputusan. Jogiyanto menyebut efisiensi pasar jika semua

informasi tersedia dan semua pelaku pasar dapat mengambil keputusan

dengan canggih sebagai efisiensi pasar secara keputusan. Efisiensi pasar

secara keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat

menurut Fama yang didasarkan pada informasi yang didistribusikan.

2.4 Signalling Theory

Brigham dan Houston (2006, p.40) menjelaskan bahwa signalling theory

ialah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan dalam memberikan

petunjuk kepada investor mengenai bagaimana cara pandang manajemen

terhadap prospek perusahaaan. Brigham mencontohkan signaling theory

dengan pengumuman penawaran saham. Pengumuman penawaran saham

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

19

biasanya akan dianggap sebagai suatu sinyal bahwa prospek perusahaan tidak

terlalu cerah.

Menurut Jogiyanto (2008, p.529) informasi yang dipublikasikan sebagai

suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam

pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung

nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman

tersebut diterima oleh pasar.

2.5 Penggabungan Usaha

Penggabungan Usaha di Indonesia diatur dalam Bab VIII Pasal 122 s.d

137 Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang

Perseroran Terbatas. Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa

penggabungan usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu

Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang

telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang

menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima

penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang

menggabungkan diri berakhir karena hukum.

Brigham menjelaskan bahwa (2013, p. 739) “acquiring company is a

company that seeks to acquire another firm. Target company means a firm

that another company seeks to acquire”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa

perusahaan pengakuisisi adalah perusahaan yang mencari perusahaan lain

untuk diakuisisi dan perusahaan target merupakan perusahaan yang akan

diakuisisi oleh perusahaan pengakuisisi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

20

Macam-macam penggabungan usaha menurut Ross et al. dalam Anis

Aprilianti (2015, p.17):

1. Konsolidasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara mendirikan

perusahaan baru untuk mengambil alih kekayaan bersih dua atau lebih

perusahaan lain. Sehingga dapat di ilustrasikan perusahaan A

bergabung dengan perusahaan B menjadi perusahaan C.

2. Merger, penggabungan usaha ini serupa dengan konsolidasi, namun

dalam merger, perusahaan pengakuisisi mempertahankan nama dan

identitasnya, dan mengakuisisi semua aset dan kewajiban dari

perusahaan yang diakuisisi. Setelah merger, perusahaan yang diakuisisi

tidak lagi ada sebagai entitas bisnis terpisah. Pada akhirnya perusahaan

yang digabung akan menghilang dan menjadi bagian dari building firm.

3. Akuisisi, PSAK No. 22 Tahun 1994 tentang Akuntansi Penggabungan

Usaha mengatakan bahwa akuisisi adalah suatu penggabungan usaha

dimana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi memperoleh kendali

atas aset neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi dengan

memberikan aset tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau

mengeluarkan saham.

Merger dan akuisisi merupakan suatu cara pengembangan dan

pertumbuhan perusahaan. Merger dan akuisisi dilakukan oleh perusahaan-

perusahaan untuk mencapai sasaran strategis dan sasaran finansial tertentu.

Keduanya melibatkan penggabungan dua organisasi yang seringkali berbeda

dari segi karakter perusahaan, budaya, dan sistem nilainya. Pihak-pihak yang

berkepentingan pada perusahaan yang melakukan merger seperti pemegang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

21

saham dan para manajer merupakan dua dari kelompok pemegan saham yang

memiliki kepentingan atas berhasilnya suatu merger (Sudarsanam, 1999, p.1).

2.5.1 Pengertian Merger

Menurut DePamphilis (2015, p.23), merger dapat dideskripsikan

berdasarkan perspektif hukum dan perspektif ekonomi.

1. Perspektif Hukum

“A merger is a combination of two or more firms, often comparable in

size, in which all but one ceases to exist legally”. DePamphilis

mendefinisikan merger adalah kombinasi dua atau lebih perusahaan,

pada umumnya perusahaan dengan ukuran perusahaan yang sebanding,

dimana salah satu perusahaan akan berhenti secara legal.

2. Perspektif Ekonomi

“Business combinations may also be defined depending on whether the

merging firms are in the same (horizontal) or different industries

(conglomerate) and on their positions in the corporate value chain

(vertical).” Dalam perspektif ekonomi menurut DePamphilis kombinasi

bisnis dapat didefinisikan berdasarkan merger perusahaan yang sama

(horizontal) atau dari industri yang berbeda (konglomerat) dan pada

posisi rantai nilai perusahaan (vertikal).

Pengertian lain mengenai merger menurut Brigham (2006, p.468) adalah

semua kombinasi yang membentuk satu unit ekonomi dari dua atau lebih unit

ekonomi sebelumnya. Brigham (2013, p.738) menyatakan “In the vast

majority of merger situations, one firm (generally the larger of the two)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

22

decides to buy another company, negotiates a price with the management of

the target firm, and the acquires the target company.”, dari kutipan Brigham

tersebut dapat dipahami bahwa di sebagian besar situasi merger, satu

perusahaan (umumnya merupakan perusahaan yang lebih besar) memutuskan

untuk membeli perusahaan lain, menegosiasikan harga dengan manajemen

perusahaan target, dan mengakuisisi perusahaan target

2.5.2 Jenis Merger

Menurut Brigham (2006, p.472) tipe-tipe merger yaitu; merger horizontal,

merger vertikal, merger kongenerik, dan merger konglomerasi.

1. Merger Horizontal, terjadi ketika sebuah perusahaan bergabung

dengan perusahaan lain di dalam suatu lini bisnis yang sama.

2. Merger Vertikal, suatu merger yang terjadi di antara sebuah

perusahaan dengan salah satu pemasok atau pelanggannya.

3. Merger Kongenerik, suatu merger perusahaan-perusahaan di dalam

industri umum yang sama, di mana tidak terdapat hubungan pelanggan

atau pemasok di antara keduanya.

4. Merger Konglomerat, terjadi ketika perusahaan-perusahaan yang tidak

saling berhubungan bergabung, contohnya akuisisi Mobil Oil atas

Montgomery Ward.

2.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Merger

Kelebihan merger menurut Harianto dan Sudomo (2001, p.641) adalah

pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding

pengambilalihan yang lain. Sedangkan kekurangan merger yaitu harus ada

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

23

persetujuan dari pemegang saham masing-masing perusahaan, untuk

mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama (Harianto dan

Sudomo, 2001, p.642).

2.5.4 Pengertian Akuisisi

Pengertian akuisisi menurut DePamphilis (2015, p.24) adalah “ An

acquisition occurs when a company takes a controlling interest in another

firm, a legal subsidiary of another firm, or selected assets of another firm,

such as a manufacturing facility. They may involve the purchase of another

firm’s assets or stock, with the acquired firm continuing to exist as a legally

owned subsidiary”. Dari kutipan tersebut, DePamphilis menjelaskan bahwa

sebuah akuisisi terjadi ketika sebuah perusahaan mengambilalih kendali

bunga pada perusahaan lain, anak perusaahaan yang sah dari perusahaan lain,

atau aset yang dipilih dari perusahaan lain seperti fasilitas manufaktur.

Perusahaan yang melakukan akuisisi juga dapat melibatkan pembelian aset

atau saham perusahaan lain, dengan perusahaan yang diakuisisi tersebut tetap

ada sebagai anak perusahaan yang dimiliki secara hukum.

Selain itu pengertian menurut Sudarsanam (1999, p.2) mengenai akuisisi

adalah sebuah perjanjian, dimana sebuah perusahaan membeli aset atau

saham perusahaan lain, dan para pemegang saham dari perusahaan yang

menjadi sasaran akuisisi berhenti menjadi pemilik perusahaan.

2.5.5 Jenis Akuisisi

Klasifikasi akuisisi berdasarkan bentuk dasar akuisisi (Abdul Moin, 2003,

p.71):

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

24

1. Akuisisi Saham

Akuisisi saham yaitu dengan membeli saham perusahaan tersebut,

baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain

(saham atau obligasi). Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan

dalam memilih akuisisi saham:

a) Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) dan pemungutan suara

b) Dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat

berhubungan langsung dengan pemegang saham target lewat tender

offer

c) Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk

menghindari manajemen perusahaan target yang seringkali

menolak akuisisi tersebut

d) Seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan

target tetap tidak mau menyerahkan saham mereka untuk dibeli

dalam tender offer, sehingga perusahaan target tetap tidak

sepenuhnya terserap ke perusahaan yang mengakuisisi.

2. Akuisisi Asset

Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan

membeli aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan

perusahaan dari kemungkinan memiliki pemegang saham minoritas,

yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham. Akuisisi asset

dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva

yang dibeli.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

25

Berdasarkan keterkaitan operasinya, akuisisi dikelompokkan sebagai

berikut (Sudarsaman, 1999, p.648)

1. Akuisisi Horizontal

Akuisisi horizontal terjadi pada dua perusahaan yang berada di

industri bisnis sejenis. Akuisisi jenis ini menghasilkan perluasan

operasi perusahaan dalam jenis produk tertentu dan pada saat yang

sama mengurangi jumlah pesaing. Akuisisi horizontal dilakukan untuk

mencapai skala ekonomi, mengurangi persaingan dalam industri

tersebut, dan terkonsentrasinya struktur pasar pada industri tersebut.

2. Akuisisi Vertikal

Akuisisi vertikal terjadi pada saat perusahaan mengakuisisi pemasok

atau pelanggan, yang mlibatkan perusahaan pada tahapan proses

produksi (supply chain). Dengan adanya penggabungan vertical maka

harga jual produk perusahaan bisa lebih rendah sehingga volume

penjualan bisa meningkat. Keuntungan ekonomi dari vertical berasal

dari kendali perusahaaan yang meningkat selama penerimaan bahan

mentah atau pendistribusian barang jadi.

3. Akuisisi Konglomerat

Akuisisi konglomerat menyangkut penggabungan perusahaan-

perusahaan yang memiliki usaha yang berbeda-beda dan tidak ada

kaitannya. Akuisisi konglomerat dilakukan dalam rangka melakukan

diversifikasi usaha untuk antisipasi pendapatan di masa mendatang,

sehingga pasr yang dimiliki perusahaan menjadi bertambah dan

jangkauan konsumen juga lebih besar.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

26

Sedangkan, dilihat dari proses melakukannya, akuisisi dapat dikategorikan

menjadi dua:

1. Hostille Takeover (pengambilalihan secara paksa)

Tindakan akuisisi yang dilakukan secara paksa biasanya dilakukan

dengan cara membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin

dikuasai di pasar modal dengan harga diatas harga pasar.

Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan

karyawan dan manajer untuk diganti orang baru dalam rangka

melakukan efisiensi pada operasional perusahaan. Penelitian

menunjukkan bahwa perusahaan target yang diakuisisi secara paksa

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Memiliki kinerja saham yang kurang baik di dalam industrinya dan

di dalam semua pasar

b) Menghasilkan keuntungan yang sedikit selama proses akuisisi

c) Memiliki pemegang saham yang sangat rendah di dalamnya

daripada perusahaan sejenisnya.

2. Friendly Takeover (pengambilalihan secara sukarela)

Pengambilalihan secara sukarela merupakan proses pengambilalihan

yang dikehendaki oleh kedua belah pihak, yaitu perusahaan

pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi.

2.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi

DePamphilis (2015, p.420) menjelaskan kelebihan dan kekurangan

akuisisi aset dalam perspektif pembeli dan penjual.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

27

1. Perspektif Pembeli (Pengakuisisi)

Kelebihan dari akuisisi aset menurut sudut pandang pengakuisisi yaitu

pengakuisisi menjadi selektif terhadap aset mana yang akan dibeli.

Pengakuisisi tidak bertanggung jawab atas kewajiban perusahaan

target kecuali diasumsikan berdasarkan kontrak. Namun, pengakuisisi

dapat dianggap bertanggung jawab atas kewajiban tertentu, seperti

klaim lingkungan, pajak properti, dan di beberapa negara bagian yaitu

kewajiban pensiun, dan klaim pertanggungjawaban produk yang

substansial.

Kekurangan dari akuisisi aset menurut sudut pandang pengakuisisi

yaitu, kehilangan Net Operating Losses dan kredit pajak perusahaan

target, selain itu hak atas aset seperti lisensi, waralaba dan hak paten

tidak dapat ditransfer. Pengakuisisi harus mencari persetujuan dari

pelanggan dan vendor untuk mentransfer kontrak yang ada pada

pengakuisisi. Transkasi akuisisi sering kali lebih kompleks dan mahal,

karena aset yang diakuisisi harus tercantum dalam lampiran pada

perjanjian definitive, penjualan dan hak milik untuk setiap aset yang

ditransfer harus dicatat, dan pernyataan hak pengalihan pajak harus

dibayar. Selain itu, persetujuan pemberi pinjaman mungkin diperlukan

jika aset yang akan dijual digunakan sebagai jaminan pinjaman.

2. Perspektif Penjual (Perusahaan target)

Kelebihan penjual (perusahaan target) dari akuisisi aset menurut sudut

pandang perusahaan target yaitu perusahaan mampu mempertahankan

eksistensi dan dengan demikian kepemilikan aset berwujud dan aset

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

28

tak berwujud seperti lisensi, waralaba, hak paten tidak diperoleh oleh

pengakuisisi. Perusahaan target tetap memiliki hak untuk

menggunakan semua kredit pajak dan akumulasi Net Operating

Losses untuk melindungi pendapatan masa depan dari pajak.

Kekurangan akuisisi aset dari perspektif perusahaan target adalah

potensi perpajakan ganda dari pengakuisisi.

DePamphilis (2015, p.421) juga menjelaskan kelebihan dan kekurangan

akuisisi saham dalam perspektif pembeli dan penjual.

1. Perspektif Pembeli (Pengakuisisi)

Kelebihan akuisisi saham menurut perspektif pengakuisisi yaitu

meliputi transfer otomatis semua aset dengan saham perusahaan

target, penghindaran pernyataan hak pengalihan pajak, dan pengalihan

Net Operating Losses dan kredit pajak kepada pengakuisisi.

Pembelian saham perusahaan target menyediakan kontinuitas kontrak

dan identitas perusahaan.

Kerugiannya pembeli bertanggung jawab atas semua kewajiban yang

tidak diketahui. Dasar pajak perusahaan target ditanggung oleh

pengakuisisi dengan biaya historis. Pemegang saham yang tidak setuju

adanya akuisisi memiliki hak untuk mendapatkan penilaian saham.

Pembelian saham tidak mengakhiri perjanjian serikat pekerja atau

imbalan kerja karyawan.

2. Perspektif Penjual (Perusahaan target)

Perusahaan target sering memilih pembelian saham untuk pembelian

aset, karena perusahaan target terbebas dari obligasi masa depan,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

29

karena semua kewajiban dialihkan kepada pembeli (pengakuisisi), dan

perusahaan target dapat menunda pembayaran pajak jika bentuk

pembayarannya sebagian besar adalah saham pembeli (pengakuisisi).

Kekurangan akuisisi saham menurut perusahaan target adalah

ketidakmampuan untuk mempertahankan aset tertentu dan kehilangan

Net Operating Losses, kredit pajak, dan hak kekayaan intelektual.

2.5.7 Motif Melakukan Merger dan Akuisisi

Menurut Brigham (2006, p.468) motif-motif utama di belakang merger

perusahaan adalah:

1. Sinergi, yaitu kondisi di mana keadaan secara keseluruhan lebih besar

daripada jumlah masing-masing bagian; dalam suatu merger sinergis,

nilai setelah merger akan melebihi jumlah nilai dari perusahaan-

perusahaan secara terpisah sebelum merger terjadi.

2. Pertimbangan pajak, sebagai contoh perusahaan yang menguntungkan

dan berada di rentang tarif pajak tertinggi dapat mengakuisisi sebuah

perusahaan yang memiliki akumulasi pajak dalam jumlah yang besar.

Kerugian secara pajak ini selanjutnya dapat langsung diubah menjadi

penghematan pajak daripada dibawa ke tahun berikutnya dan

digunakan di masa mendatang.

3. Pembelian aktiva di bawah penggantinya, terkadang perusahaan akan

dipandnag sebagai kandidat akuisisi karena biaya penggantian

aktivanya jauh lebih tinggi daripada nilai pasarnya.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

30

4. Diversifikasi, hal ini akan membantu menstabilisasi keuntungan

perusahaan dan akibatnya memberikan keuntungan bagi para

pemiliknya.

5. Insentif pribadi manajer, berhubungan dengan kepentingan pribadi

manajer

6. Nilai residu, yaitu nilai sebuah perusahaan jika aktiva-aktiva yang

dimilikinya dijual per bagian.

2.6 Saham

2.6.1. Pengertian Saham

Situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) mendefinisikan saham

sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam

suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Untuk menyertakan modal tersebut,

maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas

asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS). Menurut Jogiyanto (2014, p.29) saham merupakan bukti pemilikan

sebagian dari perusahaan. Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka

kesimpulan dari pengertian saham adalah suatu bukti penyertaan modal pada

suatu perusahaan, yang menjadikannya tanda kepemilikan atas perusahaan

tersebut.

Menurut situs resmi Bursa Efek Indonesia, ada dua keuntungan yang

diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham :

1. Dividen, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan

berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

31

2. Capital gain, yaitu merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.

Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di

pasar sekunder.

Selain keuntungan, investasi saham juga berpotensi mendatangkan

kerugian bagi investor, diantaranya adalah:

1. Capital Loss, yaitu merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu

kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli

2. Risiko likuidiasi, yaitu merupakan risiko dimana perusahaan yang

sahamnya dimiliki kemudian dinyatakan bangkrut oleh pengadilan

atau perusahaan tersebut dibubarkan. (www.idx.co.id)

2.5.2 Jenis-Jenis Saham

Pada umumnya menurut Jogiyanto (2014, p.141) saham dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen

(preferred stock).

1. Saham Biasa

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini

biasanya dalam bentuk saham biasa. Pemegang saham adalah pemilik dari

perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan

operasi perusahaan.

Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah:

a. Hak Kontrol, yakni hak pemegang saham biasa untuk memilih

pemimpin perusahaan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

32

b. Hak Menerima Pembagian Keuntungan, yakni hak pemegang

saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan

perusahaan

c. Hak Preemptif, yakni hak untuk mendapatkan persentasi

kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan

lembar saham untuk tujuan melindungi hak control dari pemegang

saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan

nilai.

2. Saham Preferen

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan

antara obligasi dan saham biasa. Saham ini mempunyai hak-hak prioritas

lebih dari saham biasa. Hak-hak prioritas tersebut adalah:

a. Hak Preferensi Terhadap Dividen, yakni hak untuk menerima

deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham

biasa.

b. Hak Dividen Kumulatif, yakni hak kepada pemegang saham

preferen untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang

belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima

dividennya.

c. Hak Preferen Pada Waktu Likuidasi, yakni hak saham preferen

untuk mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan

dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuidasi.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

33

2.5.3 Harga Saham

Bodie, Kane, dan Marcus menyatakan bahwa harga sekuritas biasanya

merefleksikan seluruh informasi yang tersedia bagi investor yang

memperhatikan nilainya (Bodie et al., 2014, p.11).

Menurut Suad Husnan (2001, p.38) terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi harga saham yaitu:

1. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa

yang akan datang.

2. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS (Earning per

Share) terkait erat dengan peningkatan harga saham. Jika fluktuasi

EPS makin tinggi, maka makin tinggi pula perubahan harga pasarnya.

3. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian saat ini dan sekarang

salah satunya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masa lalu dan saat

ini. Jika kondisi perekonomian stabil dan mantap, maka investor

optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang sehingga

arga saham cenderung stabil dan sebaliknya.

2.5.4 Return Saham

Menurut Jogiyanto (2014, p.235) return merupakan hasil yang diperoleh

dari investasi. Return dapat berupa, return realisasi (realized return) dan return

ekspektasi (expected return). Return realisasi adalah return yang sudah

dihasilkan dari investasi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai

salah satu pengukur kinerja dari perusahaan, dan berguna sebagai dasar

penentuan return eskpektasi dan resiko dimasa datang.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

34

Sedangkan return ekspektasi adalah return yang belum terjadi dan

diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang dari hasil investasi.

Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2014, p.610) menjelaskan untuk

mengestimasi return yang diharapkan digunakan tiga model, yaitu;

1. Mean Adjusted Model

Model disesuaikan rata-rata (Mean Adjusted Model) ini menganggap

bahwa return ekspektasi bernilai konstan dan sama dengan rata-rata

return realisasi sebelumnya selama periode estimasi return yang

diharapkan dihitung dengan cara membagi return realisasi suatu

perusahaan pada periode estimasi dengan lamanya periode estimasi.

( ) ∑

Dimana :

( ) = Return ekspektasi sekuritas ke-1 pada periode peristiwa ke-t

= Return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasike-j

= Lamanya periode estimasi, yaitu t1 sampai dengan t2

Periode estimasi umumnya merupakan periode sebelum periode

peristiwa. Periode peristiwa disebut juga periode pengamatan atau

jendela peristiwa.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

35

2. Market Model

Dalam model pasar, return yang diharapkan dihitung melalui 2 tahap.

Pertama membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data

realisasi selama periode estimasi. Model ekspektasi ini dapat dibentuk

dengan megunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) untuk

memperoleh parameter α (alfa) dan β (beta). Setelah model-model

estimasi dari tiap sekuritas diperoleh selanjutnya adalah menghitung

return estimasi untuk hari-hari periode jendela. Return ekspektasi untuk

sekuritas i pada hari ke–t dapat diestimasi dengan memasukan nilai

return indeks pasar untuk hari ke-t ke dalam model ekspektasinya.

Langkah selanjutnya adalah menghitung abnormal return. Abnormal

return dihitung dari selisih antara return sesungguhnya pada periode

jendela dengan return ekspektasi pada periode jendela yang telah didapat

sebelumnya. Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar dilaukan

dengan dua tahap, yaitu membentuk model ekspektasi dengan

menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan

model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode

jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik

regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan:

Dimana;

= Return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

= Intercept untuk sekuritas ke-i

= Koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

36

= Return indeks pasar pada periode estimasi ke-j

( )

= Kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

3. Market Adjusted Model

Market Adjusted Model atau model disesuaikan pasar menganggap

bahwa return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks

pasar periode peristwa. Dengan menggunakan model ini tidak perlu

mengunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena

return saham yang diestimasi adalah indeks pasar. Persamaan yang

digunakan untuk menghitung abnormal return dengan model ini adalah

sebagai berikut;

Dimana;

= Abnormal return dari masing-masing saham i pada hari ke-t

= Actual return saham i pada hari ke-t

= Return pasar pad hari ke-t

2.5.5 Abnormal return

Abnormal return atau excess return menurut Jogiyanto (2014, p. 609)

merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return

normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan

oleh investor). Dengan demikian, return taknormal (abnormal return) adalah

selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

37

Menurut Jogiyanto (2014, p. 610) return realisasi merupakan return yang

terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap

harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus ( - )/ .

Sedangkan, return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Brown

dan Warner (1985) mengestimasi return ekspektasi menggunakan model

estimasi mean-adjusted model, market model dan market-adjusted model.

2.5.6 Trading volume activity

Boonvorachote dan Lakmas (2016) menjelaskan trading activity sebagai:

“The meaning of trading activity itself is quite broad. Most literarture definse

trading activity as trading volume, open interest, and number of

transactions”. Boonvorachote dan Lakmas menjelaskan bahwa trading

activity memiliki arti yang luas. Banyak literatur yang mendefiniskan trading

activity sebagi volume perdagangan, open interest, dan jumlah transaksi.

Boonvorachote dan Laksmi menambahkan bahwa:

“Several studies have suggested a positive contemporaneous relathionship

between price changes and trading volume as known by the mixture of

distribution hypothesis (MDH). The MDH explains that the positive

relationship between price votality and trading voume happens because of

factor-information innovation. As information is unobservable the proxy of

information flow can be categorized to several observable variables such as

trading activity (trading volume and open interest). Any unexpected

information can affect both vitality and trading activity contemporaneously,

therefore vitality and trading activity are expected to be positively

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

38

correlated”. Beberapa studi telah menjelaskan hubungan positif antara

perubahan harga dan volume perdagangan yang dikenal sebagai mixture of

distribution hyphotesis (MDH). MDH menjelaskan hubungan positif antara

votalitas harga dan volume perdagangan terjadi karena faktor informasi.

Karena informasi tidak dapat diobservasi, proxy arus informasi dapat

dikategorikan ke beberapa variable yang dapat diamati seperti halnya

aktivitas perdagangan (volume perdagangan dan open interest). Setiap

informasi yang tidak diharapkan dapat mempengaruhi votalitas dan aktivitas

perdagangan secara bersamaan, oleh karena itu votalitas dan aktivitas

perdagangan diharapkan berkorelasi positif.

Menurut Foster (1986) dalam Suad Husnan (2006, p.63) menyatakan

bahwa TVA merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk

melihat tingkat likuiditas suatu saham, TVA adalah beberapa kali terjadinya

transaksi jual beli saham bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Berikut

adalah rumus untuk menghitung volume perdagangan saham:

TVA=

Jika TVA semakin besar maka saham tersebut semakin likuid, sebaliknya jika

TVA semakin kecil maka saham tersebut tidak likuid.

2.7 Studi Peristiwa

Jogiyanto (2014, p.585) mendefinisikan studi peristiwa (event study)

sebagai studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang

informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Menurut Bodie,

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

39

Kane & Marcus (2014, p.369), studi peristiwa menggambarkan teknik

penelitian keuangan empiris yang memungkinkan peneliti untuk menilai

dampak dari kejadian tertentu terhadap harga saham perusahaan. Sehingga,

dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa studi peristiwa adalah

studi yang mempelajari dampak dari suatu peristiwa yang dipublikasikan oleh

perusahaan.

Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari

suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar

bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk

melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung

informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman

tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya

perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan

menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan

abnormal return. Jika pengukuran reaksi menggunakan abnormal return,

maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan

informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Namun, apabila

tidak mengandung informasi maka tidak memberikan abnormal return kepada

pasar (Jogiyanto, 2014, p.586).

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

40

2.8 Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat

digambarkan kerangka penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Sumber: Data Dioleh, 2017

Fenomena:

Merger dan akuisisi yang

dilakukan oleh perusahaan

perbankan di Indonesia

Landasan Teori

1. Jogiyanto (2014)

2. Bodie et al (2014)

3. DePhampilis (2015)

4. Brigham & Houston (2006)

Perhitungan Abnormal return

𝐴𝑅𝑖𝑡=𝑅𝑖𝑡-𝐸(𝑅𝑖𝑡)

Perhitungan Trading volume activity

𝑇𝑉𝐴𝑖 𝑡= ∑𝑆𝑎 𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎 𝑎𝑎𝑛 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡

∑𝑆𝑎 𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎 𝑎𝑎𝑛 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 (𝑙𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡)

Uji Paired Sample t-Test

Pembahasan Hasil Penelitian

Kesimpulan dan Saran

Studi Empiris

1. Nike Astria (2013)

2. Hilda „Asla Mari‟a (2016)

3. Niswah Qurrotulaini (2016)

4. Antoniadis et al (2014)

5. Elif Akben-Selcuk (2015)

Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Merger dan Akuisisi

(Event Study pada Industri Perbankan yang terdaftar di BEI

periode 2010-2015)

Uji Normalitas

Implikasi Hasil Penelitian

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

41

Kerangka pikir penelitian ini menjelaskan pola pikir dalam melakukan

penelitian. Penelitian ini didasari oleh fenomena merger dan akuisisi yang

dilakukan oleh perusahaan perbankan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan

dalam Industri Perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang

melakukan Merger dan Akuisisi pada periode 2010- 2015. Penelitian yang

dilakukan dengan studi peristiwa ini meneliti dampak dari suatu pengumuman

yaitu merger dan akuisisi pada reaksi pasar modal terhadap perusahaan

akuisitor. Reaksi pasar dilihat dari abnormal return saham dan trading

volume activtiy yang dilihat dari harga penutupan saham perusahaan.

Abnormal return saham dan trading volume activity dapat menunjukkan

bagaimana pasar bereaksi dengan adanya pengumuman merger dan akuisisi.

Hasil Penghitungan abnormal return dan trading volume activity akan diuji

normalitas terlebih dahulu. Dari uji kenormalan data, langkah-langkah dalam

pengujian hipotesis adalah pengujian data dengan menggunakan Uji Sample

Paired T-test. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui signifikasi

perbedaan antara rata-rata sebelum dan sesudah pengumuman Merger dan

Akuisisi. Pengambilan kesimpulan didasarkan pada: Jika nilai probabilitas (p)

< 0,05 maka Ho ditolak, jika nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.

Setelah dilakukan pengujian data, dilakukan analisis dan pembahasan pada

hasil pengujian tersebut. Tahap terakhir adalah menentukan kesimpulan dari

hasil penelitian yang telah diperoleh.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/1268/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 21. · Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1. Abnormal return 2.

42

2.9 Hipotesis

Suatu pengumuman atau peristiwa yang mengandung informasi, maka

diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima

(Jogiyanto, 2014, p.586). Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah,

dan tujuan penelitian, maka rumusan hipotesis ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1

= Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum

dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi

Hipotesis 2

= Terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan

sebelum dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi