BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1...

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk lembaga yang bergerak dalam dunia usaha juga tidak dapat terlepas dari kebutuhan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang dipergunakan untuk melangsungkan kegiatan operasionalnya sehari-hari disebut modal kerja. Kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan modal kerja, antara lain: pembayaran untuk pembelian bahan, upah dan gaji karyawan, dan macam-macam biaya yang diharapkan dapat diterima kembali dalam waktu singkat melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasional berikutnya. Demikian seterusnya, diterima dari hasil penjualan dan dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak lebih dari satu tahun. Dengan demikian pengertian modal kerja adalah bersangkutan dengan keseluruhan dana yang digunakan selama periode akuntansi tertentu yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan untuk periode akuntansi yang bersangkutan (current income). Tetapi ini tidak berarti bahwa semua dana yang digunakan menghasilkan current income adalah unsur modal kerja. Misalkan dana yang ditanamkan dalam deposito berjangka dimana setiap bulannya menghasilkan

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Modal Kerja

Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk lembaga

yang bergerak dalam dunia usaha juga tidak dapat terlepas dari kebutuhan dana, baik

untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi

jangka panjangnya. Dana yang dipergunakan untuk melangsungkan kegiatan

operasionalnya sehari-hari disebut modal kerja. Kegiatan-kegiatan yang dibiayai

dengan modal kerja, antara lain: pembayaran untuk pembelian bahan, upah dan gaji

karyawan, dan macam-macam biaya yang diharapkan dapat diterima kembali dalam

waktu singkat melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan

dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasional berikutnya. Demikian

seterusnya, diterima dari hasil penjualan dan dipergunakan untuk membiayai kegiatan

operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak lebih dari

satu tahun.

Dengan demikian pengertian modal kerja adalah bersangkutan dengan

keseluruhan dana yang digunakan selama periode akuntansi tertentu yang

dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan untuk periode akuntansi yang

bersangkutan (current income). Tetapi ini tidak berarti bahwa semua dana yang

digunakan menghasilkan current income adalah unsur modal kerja. Misalkan dana

yang ditanamkan dalam deposito berjangka dimana setiap bulannya menghasilkan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

pendapatan dalam bentuk bunga. Dengan demikian maka pengertian modal kerja

menurut konsep pertama ini adalah meliputi keseluruhan dana yang digunakan

selama periode akuntansi tertentu yang dimaksudkan untuk menghasilkan current

income dimana penggunaan dananya adalah sesuai tujuan utama didirikannya

perusahaan yang bersangkutan. (John Soeprihanto. 1997. hal:11)

Suatu analisa terhadap sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting

bagi penganalisa intern maupun ekstern, disamping masalah modal kerja ini erat

hubungannya atau margin of safety pada kreditur terutama kreditur jangka pendek.

Adanya modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi

dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau

menghadapi bahaya-bahaya yang memungkinkan timbul karena adanya krisis atau

kekacauan keuangan.

Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana

yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena

adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya

adanya ketidak cukupan maupun mis – management dalam modal kerja merupakan

sebab utama kegagalan perusahaan. Sehingga suatu perusahaan dituntut untuk

mampu mengelola modal kerja perusahaan secara efektif dan efisien sebab dalam

kegiatan sehari-hari perusahaan (baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan

industri) harus menghadapi permasalahan modal kerja. (S. Munawir. 2004. hal: 114)

Jumlah modal kerja yang cukup sangatlah penting, namun untuk menentukan

modal kerja bukanlah pekerjaan yang mudah karena modal kerja yang dibutuhkan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

perusahaan tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. (S.Munawir.

2004. hal:117)

Untuk mempermudah penentuan elemen-elemen modal kerja, dikenal adanya

tiga macam konsep, yaitu: (Handoyo Wibisono. 1998. hal: 71)

1. Konsep kuantitatif

Konsep ini menitik beratkan pada segi kuantitas dana yang tertanam

dalam aktiva yang periode perputarannya singkat. Modal kerja menurut

konsep ini adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar, dan sering disebut modal

kerja bruto.

2. Konsep kualitatif

Konsep ini mempertimbangkan dua kepentingan perusahaan yang

terdiri dari pembiayaan operasional sehari-hari dan pemenuhan kewajiban

terhadap pihak luar (kreditur) yang akan segera jatuh tempo. Dengan

demikian modal kerja menurut konsep kualitatif adalah kelebihan jumlah

aktiva lancar diatas hutang lancar, dan sering disebut modal kerja netto.

3. Konsep fungsional

Konsep ini lebih mendasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan

pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan untuk periode yang

bersangkutan (current income). Dengan demikian modal kerja menurut

konsep fungsional terdiri dari: kas, pihutang usaha, persediaan, depresiasi

aktiva tetap untuk periode yang bersangkutan.

2.1.2 Jenis-jenis Modal Kerja

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

Jenis-jenis modal kerja menurut W. B. Taylor digolongkan dalam:

(Bambang Riyanto. 2001. hal: 61)

1. Modal kerja permanen

Yaitu modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk dapat

menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus

menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen ini dapat

dibedakan dalam :

1.1. Modal kerja primer

Yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan

untuk menjamin kontinuitas usahanya.

1.2. Modal kerja normal

Yaitu modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas

produksi yang normal dalam artian dinamis.

2. Modal kerja variabel

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan

perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan dalam:

2.1. Modal kerja musiman

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan

karena fluktuasi musim.

2.2. Modal kerja siklis

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan

karena fluktuasi konjungtur.

2.3. Modal kerja darurat

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya

keadaan yang darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

Besar kecilnya kebutuhan dari kedua jenis modal kerja tersebut dapat disebabkan

oleh beberapa hal:

1. Volume penjualan; faktor ini adalah faktor yang paling utama karena

perusahaan memerlukan modal kerja untuk menjalankan aktivitasnya, yang

mana puncak dari aktivitasnya itu adalah aktivitas penjualan.

2. Pengaruh musiman; fluktuasi penjualan akan mengakibatkan perbedaan

jumlah kebutuhan modal kerja dan hal inilah yang menimbulkan adanya

modal kerja variabel.

3. Kemajuan teknologi; perkembangan teknologi mempengaruhi proses

produksi menjadi lebih cepat dan lebih ekonomis.

4. Beberapa kebijaksanaan dapat pula merubah besarnya modal kerja seperti:

politik penjualan kredit, politik persediaan besi bahan dasar, atau persediaan

besi kas.(Indriyo. 1981. hal: 29)

2.1.3 Unsur-unsur Modal Kerja

Unsur-unsur modal kerja yang memiliki peranan penting dalam

pengembangan suatu perusahaan (baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan

industri) antara lain:

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

1. Kas

Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat

likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada didalam perusahaan berarti

makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai

resiko yng lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya.

Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk dapat

mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena makin besarnya

kas berarti makin banyaknya uang yang menganggur sehingga akan

memperkecil profitabilitasnya. Sebaliknya kalau perusahaan hanya mengejar

profitabilitas saja akan berusaha agar semua persediaan kasnya dapat

diputarkan atau dalam keadaan bekerja. Kalau perusahaan menjalankan

tindakan tersebut berarti menempatkan perusahaan itu dalam keadaan likuid

apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

Untuk menentukan berapa jumlah kas yang sebaiknya harus

dipertahankan oleh suatu perusahaan belum ada standar rasio yang bersifat

umum. Meskipun demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat

digunakan sebagai pedoman didalam menentukan jumlah kas yang harus

dipertahankan dengan besarnya aktiva lancar ataupun hutang lancar.

(Bambang Riyanto.2001. hal: 54)

Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualan.

Perbandingan antara jumlah penjualan dengan jumlah rata-rata

menggambarkan tingkat perputaran makin baik, hal ini berarti makin tinggi

efisiensi penggunaan kasnya, tetapi tingkat perputaran kas yang ada

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

berlebihan dapat bererti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu kecil

untuk volume penjualan yang bersangkutan,

Pengeluaran kas dari perusahaan dapat bersifat terus menerus atau

kontinue, misalnya pengeluaran kas untuk membayar gaji karyawan. Tetapi

disamping itu juga ada aliran kas keluar yang sifatnya tidak terus menerus

atau bersifat intermitent, misalnya pengeluaran untuk pembayaran bunga,

pajak dan sebagainya. Selain aliran kas keluar juga terdapat aliran kas masuk

seperti pada kas keluar. Didalam aliran kas masukpun terdapat aliran kas yang

bersifat kontinue dan intermitent.

2. Piutang

Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya

kebanyakan perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan

kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan

piutang langganan, dan barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadi aliran kas

masuk yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian

maka piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan

berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja. (Bambang

Riyanto. 2001. hal:85)

Sebelum piutang diberikan kita harus menilai lebih dulu penerima kredit

ini. Dalam arti karakternya, kapasitas usahanya, modalnya, jaminan

hutangnya serta kondisi perusahaannya. Penilaian sesudah piutang diberikan,

dilakukan dengan tujuan dari piutang yang ada sekarang berapa sebenarnya

yang betul-betul dapat membayar, agar perusahaan tidak salah perkiraan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

Penilaian sesudah piutang diberikan dimaksudkan untuk menentukan

besarnya resiko yang akan ditanggung perusahaan berhubungan dengan

pemberian piutang tersebut. (John Soeprihanto.. 1998. hal:32)

3. Persediaan barang

Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja

merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus

menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory

merupakan masalah dalam pembelanjaan aktif, seperti halnya dalam investasi

dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau

alokasi modal dalam inventory mempunyai efek yang langsung terhadap

keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya dalam investasi

dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan. (Bambang Riyanto.

2001. hal: 72)

2.1.4 Sumber-sumber Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja yang permanen sebaiknya dibiayai oleh

pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah modal

kerja yang dibiayai atau yang berasal dari investasi pemilik perusahaan akan

semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar

kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit, dan semakin besar

jaminan bagi kreditur jangka pendek. Disamping dari investasi para pemilik

perusahaan, kebutuhan modal kerja yang permanen dapat pula dibiayai dari

penjualan obligasi atas jenis hutang jangka panjang lainnya, tetapi dalam hal

ini perusahaan harus mempertimbangkan jatuh tempo dari hutang jangka

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

panjang ini, disamping itu juga harus mempertimbangkan beban bunga yang

harus dibayar oleh perusahaan. (S. Munawir, 2004, hal: 5)

Menurut Djarwanto Ps. 2004.hal:96, bahwa modal kerja dapat berasal

dari beberapa sumber yakni:

1. Pendapatan bersih

Modal kerja diperoleh dari hasil penjualan barang dan hasil-hasil

lainnya yang meningkatkan uang kas dan piutang. Tetapi sebagian dari

modal kerja ini harus digunakan untuk menutup HPP penjualan dan biaya

usaha yang telah dikeluarkan untuk memperoleh revenue yakni berupa

biaya penjualan dan biaya administrasi. Jadi sebenarnya yang merupakan

sumber modal kerja adalah pendapatan bersih dan jumlah modal kerja

yang diperoleh dari operasi jangka pendek, dan ini bisa ditentukan dengan

cara menganalisis laporan perhitungan laba rugi perusahaan.

2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga

Surat-surat berharga sebagai salah satu pos aktiva lancar dapat dijual

dan dari penjualan ini akan timbul keuntungan penjualan surat-surat

berharga yang menunjukkan pergeseran bentuk pos aktiva lancar dari pos

surat-surat berharga menjadi pos kas. Keuntungan yang diperoleh

merupakan sumber penambahan modal kerja. Sebaliknya jika terjadi

kerugian maka modal kerja akan berkurang.

3. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar

lainnya

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan

aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang

tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan aktiva tidak lancar

tersebut menjadi kas akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih

penjualan aktiva tidak lancar tesebut. Keuntungan atau kerugian dari

penjualan investasi jangka panjang dan aktiva lancar lainnya dapat

dimasukkan kedalam insedentil.

4. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik

Utang hipotek, obligasi, dan saham dapat dikeluarkan oleh

perusahaan apabila diperlukan sejumlah modal kerja. Pinjaman jangka

panjang berbentuk obligasi biasanya tidak begitu disukai karena adanya

beban bunga disamping kewajiban mengembalikan pokok pinjamannya.

5. Dana penjualan dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya

Pinjaman jangka pendek bagi beberapa perusahaan merupakan

sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama tambahan modal kerja

yang diperlukan untuk membelanjai kebutuhan modal kerja musiman,

siklis, keadaan darurat atau kebutuhan jangka pendek lainnya. Karena

ketergantungan akan kredit bank dan kredit jangka pendek lainnya, maka

adanya kredit rating yang tinggi tingkatannya bagi perusahaan yang

bersangkutan adalah sepenuhnya penting.

6. Kredit dari supplier

Salah satu sumber modal kerja yang penting adalah kredit yang

diberikan oleh supplier. Material, barang-barang supplies dan jasa-jasa

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

bisa dibeli secara kredit atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan

kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran

piutang sebelum waktu utang harus dilunasi, perusahaan hanya

memerlukan sejumlah kecil modal kerja.

Dari uraian tentang sumber-sumber modal kerja tersebut dapat

disimpulkan bahwa modal kerja akan bertambah apabila:

1. Adanya kenaikkan sector modal baik yang berasal dari laba maupun

adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik

perusahaan.

2. Adanya pengurangan atau penurunn aktiva tetap yang diimbangi dengan

bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualn aktiva tetap maupun

melalui proses depresiasi.

3. Adanya penambahan hutng jangka panjang baik dlm bentuk obligasi ,

hipotek atu hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan

bertambahnya aktiva lancar.

2.1.5 Perputaran Modal Kerja

Perputaran modal kerja dimulai pada saat arus keluar dana diinvestasikan

kedalam unsur-unsur modal kerja sampai masuk kembali lagi menjadi kas

berikutnya. Telah dikemukakan diatas bahwa perputaran modal kerja bagi

perusahaan dagang atau jasa relatif lebih cepat atau tinggi dari pada

perusahaan industri.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

Periode perputaran modal kerja adalah lamanya rata-rata dana terikat

dalam modal kerja selama satu proses produksi. Periode terikatnya modal

kerja tergantung tingkat perputaran modal kerja. Hal ini perlu diketahui oleh

pimpinan atau pengusaha sebab jangka waktu terikatnya dana atau periode

perputaran modal kerja merupakan salah satu faktor untuk menentukan

besarnya kebutuhan modal kerja perusahaan. Semakin pendek waktu

perputaran modal kerja semakin kecil kebutuhan modal kerja, dan sebaliknya

semakin panjang waktu perputaran modal kerja semakin besar pula kebutuhan

modal kerja. Sekali lagi, bahwa jangka waktu terikatnya dana sangat

tergantung pada periode normal operasi perusahaan dari masing-masing unsur

modal kerja tersebut. Secara lebih terperinci panjangnya periode terikatnya

setiap unit modal kerja adalah tergantung pada:

1. Jangka waktu lamanya kredit pembeli yang harus diberikan kepada

supplier bahan mentah.

2. Jangka waktu lamanya bahan mentah disimpan digudang.

3. Jangka waktu lama berlangsungnya setiap proses produksi.

4. Jangka waktu lamanya barang jadi disimpan digudang.

5. Cara penjualan hasil produksinya, dengan tunai atau dengan kredit.

6. Jangka waktu lamanya kredit penjual yang harus diberikan kepada

langganan.

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Modal Kerja

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

Menurut S. Munawir. 2004. Hal: 117, bahwa untuk menentukan jumlah

modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan bukanlah merupakan

hal yang mudah, karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan

tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Sifat atau tipe dari perusahaan

Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif akan lebih rendah bila

dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri. Sifat dari

perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-

modalnya sebagian besar pada aktiva tetap atau plant and equipment yang

digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat.

2. Waktu yang dibutuhkan untuk memprodusir atau memperoleh barang yang

akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut

Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung

dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual.

Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memprodusir atau

memperoleh barang tersebut makin bear pula modal kerja yang dibutuhkan.

Disamping itu harga pokok penjualan persatuan barang juga akan

mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan, semakin besar

harga pokok penjualan persatuan baranga yang dijual akan semakin besar

pula kebutuhan akan modal kerja.

3. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan

digunakan untuk memprodusir barang sangat mempengaruhi jumlah modal

kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat

kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, makin sedikit

uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan bahan atau barang

dagangan, sebaliknya bila pembayaran atas barang atau bahan yang dibeli

tersebut harus dilakukan dalm jangka waktu yang pendek maka uang kas

yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula.

4. Syarat penjualan

Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada pembeli

akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus

diinvestasikan dalam sektor piutang. Untuk memperendah dan mempekecil

jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang dan untuk

memperkecil resiko adanya pihutang yang tak dapat ditagih, sebaiknya

perusahaan memberikan potongan tunai kepada para pembeli, karena

dengan demikian para pembeli akan tertark untuk segera membayar

hutngnya dalam periode diskonto.

5. Tingkat perputaran persediaan

Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan

tersebut ganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat

perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan

semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran tinggi, maka

harus diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan secara teratur dan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

efisien. Semakin cepat dan semakin tinggi tingkat perputaran akan

memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan

harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu juga akan

menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan

tersebut.

2.1.7 Arti Pentingnya Modal Kerja

Modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai

pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan

modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan dan

memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien

tanpa mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja juga akan memberikan

beberapa keuntungan antara lain:

a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai

dari aktiva lancar.

b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat

pada waktunya.

c. Memungkinkan untuk memilih persediaan dalam jumlah yang cukup untuk

melayani para konsumennya.

d. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih

menguntungkan kepada para langganannya.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih

efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa

yang dibutuhkan.

2.1.8 Kebijakan-kebijakan Modal Kerja

Kebijakan-kebijakan perusahaan dalam mengelola modal kerja

dimaksudkan untuk mencapai tiga tujuan yaitu:

1. Likuiditas yang cukup

Tujuan yang paling penting dalam mengelola modal kerja adalah untuk

mencapai likuiditas sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat

menjalankan kegiatan perusahaan sehari-hari.

2. Meminimumkan resiko

Manajemen berusaha meminimumkan resiko atas ketidak mampuan

membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek atau yang harus segera

dipenuhi.

3. Memperbesar nilai perusahaan

Yaitu berusaha untuk memaksimumkan nilai sekarang atas saham biasa dan

nilai perusahaan.

Menurut Wasis.1993. Hal: 73, bahwa Welker Stanton mengemukakan bahwa

penentuan modal kerja yang tepat itu tergantung pada dua hal yaitu;

1. Sikap manajer terhadap resiko

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi uang kas, persediaan piutang dan lain-

lain harta lancar.

Empat prinsip yang dikemukakan oleh Welker Stanton yaitu:

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

1. Menyangkut hubungan antara besarnya modal kerja dengan besarnya

penjualan

2. Modal harus diinvestasikan kedalam setiap komponen modal kerja, sejauh

hal itu dapat memberikan kenaikan modal sendiri.

3. Resiko yang diakibatkan oleh jenis modal yang dipergunakan untuk

membelanjai modal kerja.

4. Makin besar perbedaan (disparitas) hari jatuh tempo kredit jangka pendek

dengan aliran penerimaan yang dapat diharapkan dari kredit tersebut, makin

besar pula resikonya.

2.1.9 Analisa Ratio Modal Kerja

Menurut S. Munawir. 2004. Hal: 71 bahwa ratio menggambarkan suatu

hubungan atas pertimbangan antara suatu jumlah yang lain dan dengan

menggunakan alat analisis berupa ratio ini dapat menjelaskan atau memberikan

gambaran baik atau buruknya keadaan suatu posisi keuangan dalam perusahaan,

terutama apabila angka tersebut dibandingkan dengan angka pembanding yang

digunakan sebagai standar.

Lebih lanjut S. Munawir mengemukakan bahwa ratio modal kerja adalah

ratio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterprestasikan posisi

keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk

mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, juga penting

bagi kreditur jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau setidaknya

mengetahui prospek dari devidend dan pembayaran bunga dimasa yang akan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

datang (S. Munawir. 2001. hal: 71). Adapun untuk menilai posisi keuangan

jangka pendek J. Fred Westos, Eugene F. Brigham. 1993. Hal: 57 memberikan

beberapa ratio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan

menginterprestasikan data tersebut.

1. Ratio aktivitas atau perputaran

Yaitu ratio yang mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumber daya

perusahaan. Semua ratio-ratio ini menyangkut perbandingan antara tingkat

penjualan dengan investasi berbagai rekening aktiva.

a. Perputaran kas

Analisis perputaran kas digunakan untuk menilai kemampuan

modal yang diinvestasikan dalam kas yang berputar dalam suatu periode

tertentu.

rata-ratakaspendapatankas perputaran =

2nakhir tahu kas tahun awal kasrata-rata kas +

=

Perputaran kas yang rendah menunjukkan kas tidak produktif, akan

tetapi jika perputaran kas terlalu tinggi dapat menyebabkan kekurangan

kas dan mengganggu likuiditas.

b. Perputaran piutang

Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan

yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran

waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

perputaran piutang tersebut (turnover receivable) yaitu dengan membagi

total penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata. Rata-rata piutang

kalau memungkinkan dapat dihitung secara bulanan (saldo tiap-tiap akhir

bulan di bagi tiga belas) atau tahunan yaitu saldo awal tahun dibagi dua.

pihutangrataRataPenjualanpihutangPerputaran−

=

c. Perputaran modal kerja

Untuk menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan ratio antara

total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata tersebut. Ratio ini

menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan

menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan

untuk tiap rupiah modal kerja.

rataratakerjamodalpenjualankerjamodalPerputaran

−=

2. Rentabilitas ekonomi

Rentabilitas mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan, maka dengan demikian tingkat rentabilitas

yang tinggi dapat merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula.

Mengukur efisiensi perusahaan dengan mendasarkan pada jumlah

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

keuntungan saja kurang tepat, karena keuntungan yang tinggi belum

tentu diikuti dengan tingkat rentabilitas yang tinggi pula.

Menggunakan rentabilitas untuk mengukur efisiensi suatu

perusahaan merupakan cara yang baik karena suatu perusahaan akan

sulit untuk dapat meningkatkan rentabilitasnya tanpa meningkatkan

efisiensi.

Sedangkan rentabilitas ekonomis adalah kemampuan suatu

perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk

menghasilkan laba. (Bambang Riyanto. 2004) Rentabilitas ekonomis

merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan

total aktiva, dan ini dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas

perusahaan. Dalam menghitung rentabilitas ekonomis ini investasinya

adalah total asset atau rata-rata total aktiva. Sedangkan laba yang

digunakan adalah hanya laba yang diperoleh dari operasi perusahaan.

Rumus rentabilitas ekonomis adalah sebagai berikut:

Rentabilitas Ekonomi: Profit Margin x Turn Order Operating Asset

Tinggi rendahnya earning power ditentukan oleh dua faktor yaitu:

1. Profit margin (PM)yaitu perbandingan antara laba operasi (net

operating income) dengan penjualan bersih (net sales).

Perbandingan ini dinyatakan dalam persentase. Jadi profit margin

dapat diukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh

perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

Profit Margin = BersihPenjualan

OperasiLaba x 100%

Net operating income ( laba) adalah laba sebelum bunga dan

pajak, sedang hasil penjualan (net sales) adalah penjualan bersih.

2. Turnover of operating asset (TOA) yaitu kecepatan berputarnya

total bersih (operating asset) dalam satu periode tertentu. Turnover

tersebut dapat ditentukan dengan membagi penjualan bersih

dengan total bersih.

Turn Over Operating Asset: BersihTotal

BersihPenjualan

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales,

sedangkan turnover of operating assets dimaksudkan untuk

mengetahui efisiensi perussahaan dengan melihat pada kecepatan

perputaran operating assets dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir

dari percampuran kedua efisiensi profit margin dan operating asset,

turnover menentukan tinggi rendahnya earning power.

3. Rasio efisiensi

a. Tingkat perputaran aktiva lancar (TPAL) yakni berapa kali rata-rata

aktiva lancar digunakan untuk membayar ongkos dan biaya (cost dan

expense). Dihitung dengan membagi total cost dan expense dengan rata-

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

rata total aktiva lancar. Rata-rata total aktiva lancar adalah aktiva lancar

awal periode ditambah aktiva lancar akhir periode dibagi dua.

TPAL = LancarAktivaTotalrataRata −

+ ExpenseCostTotal

RTAL = 2

TahunAkhirLancarAktivaTahunAwalLancarAktiva +

b. Tingkat keuntungan atas aktiva lancar rata-rata (TKALR).

Dihitung dengan membagi net income dengan rata-rata aktiva

lancar.

TKALR = lancaraktivarataRata −

IncomeNeti x 100%

c. Tingkat keuntungan perperputaran aktiva lancar (TKPAL)..

Dihitung dengan membagi tingkat keuntungan atas aktiva lancar

rata-rata dengan besarnya tingkat perputaran aktiva lancar.

TKPAL = TPAL

TKALR

2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis

Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal kerja dan

kelancaran usaha pada perusahaan yaitu dengan menggunakan cara

analisis rasio aktivitas (perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran

modal kerja), rentabilitas ekonomi (analisis profit margin, dan turnover

operating asset), dan rasio efesiensi (Tingkat perputaran aktiva lancar

(TPAL), Tingkat perputaran aktiva lancar rata-rata (TPALR), Tingkat

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s1-2008...operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak

keuntungan perputaran aktiva lancar (TKPAL)). Maka kerangka

pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Rasio

Perpu

Perpu

Perpu

Kelancaran Usaha

Rentabilitas Ekonomi:

PM

TOA

Modal Kerja

Efisiensi

Aktivitas:

taran kas

taran piutang

taran Modal

Rasio Efisiensi