BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode...

13
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel (Nursalam, 2003), dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor dan risiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat (point approach) (Notoatmodjo, 2003). Dalam penelitian ini menggambarkan kondisi antara karakteristik perawat yang terdiri dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status kepegawaian, lama bekerja dan tingkat pengetahuan dengan penerapan komunikasi terapeutik dalam tindakan keperawatan. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh subyek penelitian yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Arikunto, 2002). Penelitian ini menggunakan populasi perawat yang bekerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Soewondo Kendal pada bulan Mei 2008 dengan jumlah populasi sebesar 73 orang (Data Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. 47

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

49

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan

penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel (Nursalam, 2003),

dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

dinamika korelasi antara faktor dan risiko dengan efek dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat (point

approach) (Notoatmodjo, 2003). Dalam penelitian ini menggambarkan

kondisi antara karakteristik perawat yang terdiri dari umur, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, status kepegawaian, lama bekerja dan tingkat

pengetahuan dengan penerapan komunikasi terapeutik dalam tindakan

keperawatan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subyek penelitian yang memiliki kuantitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulannya (Arikunto, 2002). Penelitian ini menggunakan

populasi perawat yang bekerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum

Daerah dr. H. Soewondo Kendal pada bulan Mei 2008 dengan jumlah

populasi sebesar 73 orang (Data Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.

47

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

50

Soewondo Kendal 2008) dan klien yang di rawat di ruang rawat inap

Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Soewondo Kendal pada waktu yang

sama. Namun untuk mendapatkan responden yang homogen maka dalam

penelitian ini menggunakan 5 ruang rawat inap yaitu ruang Anggrek,

Bougenvile, Cempaka, Flamboyan, dan Kenanga.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang akan diteliti

atau sebagian dari jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Hidayat, 2007). Sampel pada penelitian ini adalah perawat yang

bekerja di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.

Soewondo Kendal selama penelitian dilaksanakan.

Penentuan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Sampling Jenuh (Total Sampling) untuk sampel perawat, dimana semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sedangkan besar responden

klien yang dirawat di ruang rawat inap menyesuaikan jumlah sampel

perawat.

Sampel perawat dalam penelitian ini memiliki kriteria inklusi

antara lain:

a. Bersedia menjadi responden.

b. Perawat pelaksana.

c. Yang bertugas pada saat penelitian dilaksanakan.

Dan kriteria ekslusi:

a. Perawat yang tidak masuk kerja karena sakit atau cuti kerja.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

51

b. Perawat yang mengikuti pendidikan atau pelatihan saat dilakukan

penelitian.

c. Perawat struktural.

Responden klien dalam penelitian ini memiliki kriteria inklusi

antara lain:

a. Bersedia menjadi responden.

b. Lama perawatan minimal 3 x 24 jam.

c. Usia lebih dari 17 tahun dengan asumsi klien memahami komunikasi

yang dilakukan oleh perawat .

d. Tidak ada masalah dengan pendengaran dan gangguan kognisi.

e. Tidak mengalami penurunan tingkat kesadaran.

Sesuai dengan teknik sampling yang digunakan yaitu Total

Sampling maka diperoleh sampel untuk perawat sejumlah 73 responden

namun pada penelitian didapatkan jumlah perawat sesuai kriteria inklusi

sebanyak 33 responden sedangkan jumlah responden klien yang dirawat di

ruang rawat inap menyesuaikan besar sampel perawat dengan pembagian

strata sebagai berikut:

Ruang Anggrek, Bougenvile, (VIP) : 11 responden

Ruang Cempaka : 8 responden

Ruang Flamboyan : 6 responden

Ruang Kenanga : 8 responden

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

52

C. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Instrumen Hasil Ukur Skala

1 Umur Usia yang dialami seorang perawat yang dihitung dari tanggal lahir sampai penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun.

Kuesioner A Usia dalam tahun Interval

2 Jenis kelamin

Identitas gender yang dimiliki seorang perawat

Kuesioner A Laki-lakiPerempuan

Nominal

3 Tingkat pendidikan

Proses belajar secara formal yang terakhir ditempuh oleh perawat dengan mendapatkan ijazah keperawatan

Kuesioner A SPKDIII KeperawatanS1 Keperawatan

Ordinal

4 Lama bekerja

Waktu yang telah dilalui seorang perawat dari pertama kali bekerja sampai dilakukan penelitian dalam tahun

Kuesioner A lama dalam tahun Interval

5 Status Kepegawaian

Status jabatan yang dimiliki oleh perawat yang bekerja di rumah sakit

Kuesioner A PNSPTT

Nominal

6 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang perawat tentang segala hal mengenai komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian tindakan keperawatan.

Kuesioner B berisi10 pertanyaan dalam bentuk multiple choice

Nilai tertinggi dari jawaban pernyataan ini adalah 10 dan nilai terendah 0. Kurang: bila Skor 0 - ≤ 30% dari total nilai. Cukup: bila Skor > 30% - ≤ 60% dari total nilai.Tinggi: bila Skor > 60% - 100% dari total nilai.

Ordinal

7 Penerapan komunikasi terapeutik

Pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat dalam tindakan keperawatan mulai dari fase orientasi sampai fase terminasi yang dinilai oleh pasien.

Kuesioner C berisi 20 pernyataan dengan penilaian Selalu : 3 Kadang-kadang : 2 Tidak pernah : 1

Nilai tertinggi dari jawaban pernyataan ini adalah 60 dan nilai terendah 20.

Interval

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

53

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian

ini adalah dengan pemberian kuesioner pada responden penelitian. Sebelum

kuesioner diberikan, responden diberi penjelasan tentang tujuan penelitian

kemudian dianjurkan untuk menandatangani lembar persetujuan sebagai

responden. Data karakteristik perawat dapat diperoleh dengan memberikan

kuesioner A kepada perawat sebagai responden dan kuesioner B diberikan

kepada perawat sebagai responden untuk mendapatkan data tentang

pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik serta kuesioner C

diberikan kepada perawat dan klien di ruang rawat inap untuk mendapatkan

data tentang penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat. Sebelum mengisi

kuesioner responden diberi penjelasan tentang cara pengisian dan jika ada

responden yang kesulitan untuk menulis atau membaca maka peneliti akan

mengisikan atau membacakan sesuai dengan jawaban yang dipilih oleh

responden, kemudian hasilnya diambil saat itu juga.

1. Instrumen

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner A yang terdiri dari pernyataan yang berhubungan dengan

karakteristik perawat terdiri dari 6 item pernyataan antara lain; nama

dalam inisial, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, status

kepegawaian dan kuesioner B terdiri dari 10 item pertanyaan untuk

mendapatkan data tentang tingkat pengetahuan perawat tentang

komunikasi terapeutik dengan penilaian maksimal 10 dan minimal 0

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

54

dengan kategori menurut Waridjan (1999) yaitu kurang (bila skor 0 - ≤

30% dari total skor), cukup (bila skor > 30% - ≤ 60% dari total skor),

tinggi (bila skor > 60% - 100% dari total skor).

Kemudian kuesioner C berisi pernyataan yang berhubungan dengan

penerapan komunikasi terapeutik dalam tindakan keperawatan oleh

perawat sebanyak 20 item pernyataan, pemberian nilai untuk penyataan

adalah jika jawaban tidak pernah nilai 1, kadang-kadang nilai 2, dan selalu

nilai 3 sehingga total skor berkisar antara 20-60. Kuesioner yang

digunakan peneliti dalam pengumpulan data merupakan hasil dari

pengembangan peneliti berdasarkan literatur yang dipakai. Instrumen

tersebut terlampir pada lampiran II.

2. Uji coba instrumen.

Sebelum instrumen digunakan dilakukan uji coba terlebih dahulu

yaitu dengan pengujian validitas dan reliabilitas.

a. Pengujian validitas instrument.

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2003). Uji

validitas pada penelitian ini menggunakan panel ahli yaitu penulis

melakukan konsultasi dengan ahli dalam bidang komunikasi terapeutik

yaitu dua orang dosen pengampu mata kuliah Komunikasi dalam

Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Semarang. Dari uji ekspert tersebut diperoleh hasil

untuk kuesioner pengetahuan soal pertama sampai kesepuluh

mendapatkan nilai 4 yang artinya sudah relevan dengan tujuan

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

55

penelitian, sedangkan kuesioner penerapan komunikasi terapeutik

nomor satu sampai dua puluh mendapatkan nilai 4 yang berarti juga

tiap-tiap item pernyataan sudah relevan dengan tujuan penelitian

kemudian kuesioner disempurnakan sesuai saran dan selanjutnya

dilakukan uji validitas ekternal dengan cara menguji cobakan pada 15

orang perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Kota Semarang

untuk kuesioner A dan kuesioner B, dan kuesioner C untuk 15 klien

yang dirawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Kota Semarang

kemudian data yang diperoleh dihitung korelasinya antara masing-

masing pernyataan dengan skor total ini digunakan rumus teknik

korelasi product moment dengan menggunakan komputer program

SPSS for Windows release 11.5.

Rumus korelasi product moment:

( ){ } ( ){ }2222

Y)X(-XY)N(

YYNXXNR

Σ−ΣΣ−Σ

∑∑∑=

Keterangan :

R : korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan

X : skor butir

Y : skor total (Arikunto, 2005)

Hasil penghitungan tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel

nilai product moment. Apabila hasil uji dari tiap item pernyataan

ternyata r hitung > r tabel , maka item pernyataan tersebut valid dan dapat

digunakan. Namun apabila r hitung < r tabel , maka item pernyataan

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

56

tersebut tidak valid (Sugiyono, 2007). Berdasarkan hasil uji validitas

terhadap 15 perawat dan 15 klien, hasil pengujian menunjukkan bahwa

masing-masing item pernyataan pada variabel pengetahuan perawat

mengenai komunikasi terapeutik dalam penelitian ini menunjukkan

sebagai indikator yang valid. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel (0.532) yaitu (0.5355 -

0.8337). Pada uji validitas untuk variabel penerapan komunikasi

terapeutik dalam penelitian ini menunjukkan sebagai indikator yang

valid. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien r hitung > r tabel yaitu

(0.5363 – 0.8388) sehingga pernyataan dikatakan valid. Hasil validitas

dapat dilihat pada lampiran.

b. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur

suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil

yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil

ukuran yang sama (Nasution, 2004)

Pengujian reliabel instrumen pada penelitian ini menggunakan

rumus Alpha Cronbach. Instrumen dimana kuesioner dikatakan

reliabel jika indek reliabilitas yang diperoleh paling tidak mencapai

lebih dari 0,60 sampai mendekati satu (Sugiyono, 2007).

Rumus Alpha Cronbach (Sugiyono, 2007)

( )

Σ−

= 2

2

11 t

i

ss

kkn

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

57

Keterangan :

n : Reliabilitas instrument2isΣ : mean kuadrat kesalahan

k : mean kuadrat antar subjek2ts : Varian total

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, kuesioner

variabel pengetahuan dan kuesioner variabel penerapan komunikasi

terapeutik dalam penelitian ini menunjukkan sebagai indikator reliabel.

Hal ini ditunjukkan kuesioner variabel pengetahuan dengan r alpha

0.8779 dan r alpha 0.9344 sehingga keduanya dinyatakan reliabel

karena r alpha lebih dari 0.6 dan mendekati satu (Sugiyono, 2007).

E. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Adapun langkah-langkah dari pengolahan data meliputi :

a. Editing dataKuesioner yang dikembalikan oleh responden diperiksa

kebenaran dan kelengkapannya jika ada yang belum lengkap, maka

responden diminta untuk melengkapinya.

b. Coding

Coding merupakan suatu metode untuk mengkonversikan data

yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam simbol yang cocok

untuk keperluan analisis terhadap pertanyaan dan jawaban yang

dianjurkan. Kode untuk penyataan adalah jika jawaban tidak pernah

kode 1, kadang-kadang kode 2, selalu kode 3. Kode untuk jenis

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

58

kelamin adalah laki-laki kode 1, perempuan kode 2. Kode untuk

tingkat pendidikan adalah SPK kode 1, DIII keperawatan kode 2, S1

keperawatan kode 3. Kode untuk status kepegawaian adalah PNS kode

1, PTT kode 2. Kode untuk tingkat pengetahuan adalah tinggi kode 1,

cukup kode 2, kurang kode 3.

c. Entry data

Data yang didapat dari penelitian kemudian dimasukkan ke

dalam komputer dengan menggunakan program SPSS for window

release 11.5. Adapun data tersebut berupa variabel yang ada dalam

penelitian ini yaitu karakteristik perawat (umur, jenis kelamin,

pendidikan, lama kerja, status kepegawaian), pengetahuan perawat dan

penerapan komunikasi terapeutik.

d. Tabulasi data

Setelah entry data kemudian data tersebut dikelompokkan dan

ditabulasikan, sehingga diperoleh frekuensi dari masing-masing

variabel.

2. Analisis data

Analisis data dilakukan dengan komputer menggunakan program

SPSS for window release 11.5.

a. Univariat

Unit ini digunakan untuk mendiskripsikan frekuensi dari

masing-masing variabel, baik variabel bebas yaitu karakteristik

perawat yang terdiri dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

59

status kepegawaian, lama bekerja dan tingkat pengetahuan maupun

variabel terikat yaitu penerapan komunikasi terapeutik melalui

prosentase dan distribusi frekuensi.

b. Bivariat

Analisa bivariat untuk mencari hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat. Sebelum dilakukan analisis data, semua data

variabel yang berbentuk numerik yaitu kuesioner pengetahuan dan

kuesioner komunikasi terapeutik dilakukan pengujian kenormalan

dengan menggunakan uji kenormalan Kolmogorof Smirnov. Data

penelitian dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikasinya

>0.05. Jika berdistribusi normal menggunakan analisis korelasi

Pearson Product Moment untuk variabel numeri k.

1) Untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas umur, tingkat

pendidikan, lama kerja, dan tingkat pengetahuan dengan variabel

terikat penerapan komunikasi terapeutik menggunakan uji korelasi

Pearson Product Moment karena variabel berskala ordinal dan

interval/rasio dan berdistribusi normal. (Sandjaja, 2006).

2) Sedangkan untuk variabel bebas jenis kelamin dan status

kepegawaian dengan variabel terikat penerapan komunikasi

terapeutik menggunakan uji Point Biseral karena variabel berskala

nominal dan interval/rasio (Sandjaja, 2006). Kemudian diperkuat

dengan uji Anova.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

60

Dari uji statistik tersebut dapat ditetapkan:

1) Hipotesa penelitian Ha diterima dan Ho ditolak jika dengan p

value lebih kecil dari alpha 0,05.

2) Hipotesa penelitian Ha ditolak dan Ho diterima p value lebih besar

dari alpha 0,05.

F. Etika Penelitian

1. Informed Consent

Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden, terlebih dahulu

peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset. Tujuannya adalah responden

mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti

selama pengumpulan data. Jika responden setuju untuk diteliti maka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek menolak, maka peneliti

tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Anonimity

Untuk tetap menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden, tapi peneliti menggunakan kode tertentu

untuk masing-masing responden.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin

oleh peneliti. Data tersebut hanya akan disajikan / dilaporkan pada pihak

yang terkait dengan penelitian dan jika sudah tidak dibutuhkan lagi maka

seluruh data akan dimusnahkan.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu... · komunikasi terapeutik keperawatan dalam pemberian

61

4. Pengunduran Diri

Jika ada responden yang mengundurkan diri sebagai responden, maka hal

itu adalah suatu kelaziman dan tidak ada yang boleh melarang termasuk

peneliti sendiri.

G. Jadwal Penelitian

Terlampir pada lampiran 10.