BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

41
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 Pengertian Cadangan Devisa Cadangan devisa merupakan sejumlah valuta asing yang disediakan oleh bank sentral disimpan dalam mempersiapkan berbagai transaksi luar negeri. Cadangan devisa bermanfaat dalam pembayaran perdagangan luar negeri, pembiayaan pembangunan negara, dan upaya menghindari krisis ekonomi yang mungkin terjadi di negara tersebut (Gandhi, 2006). Salvator berpendapat bahwa cadangan devisa adalah aset negara yang dapat digunakan untuk transaksi luar negeri bagi kebutuhan negara (Salvatore, 1996). Adapun Tambunan berpendapat bahwa tingkat cadangan devisa sangat bergantung oleh neraca pembayaran yang atau penjumlahan saldo transaksi berjalan dengan saldo neraca modal (Tambunan, 2001). International Monetary Fund (IMF) mengemukakan bahwa cadangan devisa adalah semua aset yang dikuasi Bank Indonesia yang dapat dimanfaatkan kapanpun saat dibutuhkan untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran, dalam rangka menjaga stabilitas moneter dengan melakukan intervensi di pasar valas. Simpanan dana itu dapat tersedia dalam berbagai jenis mata uang, seperti euro, poundsterling, dollar, yen, atau mata uang lain (Gandhi, 2006). Rumus cadangan devisa bisa ditulis seperti : Cdvt = (Cdvt1 + Tbt + Tmt)……………………………........ (2.1)

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cadangan Devisa

2.1.1 Pengertian Cadangan Devisa

Cadangan devisa merupakan sejumlah valuta asing yang disediakan oleh

bank sentral disimpan dalam mempersiapkan berbagai transaksi luar negeri.

Cadangan devisa bermanfaat dalam pembayaran perdagangan luar negeri,

pembiayaan pembangunan negara, dan upaya menghindari krisis ekonomi yang

mungkin terjadi di negara tersebut (Gandhi, 2006). Salvator berpendapat bahwa

cadangan devisa adalah aset negara yang dapat digunakan untuk transaksi luar

negeri bagi kebutuhan negara (Salvatore, 1996). Adapun Tambunan berpendapat

bahwa tingkat cadangan devisa sangat bergantung oleh neraca pembayaran yang

atau penjumlahan saldo transaksi berjalan dengan saldo neraca modal

(Tambunan, 2001).

International Monetary Fund (IMF) mengemukakan bahwa cadangan

devisa adalah semua aset yang dikuasi Bank Indonesia yang dapat dimanfaatkan

kapanpun saat dibutuhkan untuk membiayai ketidakseimbangan neraca

pembayaran, dalam rangka menjaga stabilitas moneter dengan melakukan

intervensi di pasar valas. Simpanan dana itu dapat tersedia dalam berbagai jenis

mata uang, seperti euro, poundsterling, dollar, yen, atau mata uang lain

(Gandhi, 2006).

Rumus cadangan devisa bisa ditulis seperti :

Cdvt = (Cdvt1 + Tbt + Tmt)……………………………........ (2.1)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

20

Dimana:

Cdvt = cadangan devisa pada tahun tertentu

Cdvt1 = cadangan devisa pada tahun sebelumnya

Tbt = transaksi berjalan

Tmt = transaksi modal

Cadangan devisa mempunyai peran yang penting dalam melakukan

aktifitas perdagangan luar negeri suatu negara, apabila tanpa cadangan devisa

yang tinggi maka perekonomian negara akan terhambat (Aditya, Wirawan,

2015). Cadangan devisa yang meningkat menandakan keadaan ekonomi negara

itu juga sangat baik, karena negara tersebut dapat membeli banyak barang dan

jasa artinya memiliki kemampuan untuk membeli lebih banyak barang dan jasa

(Curatman, 2010).

2.1.2 Komponen Cadangan Devisa

Komponen-komponen dalam cadangan devisa sebagai berikut (Gandhi, 2006) :

1) Emas Moneter (Monetary Gold)

Emas moneter didefinisikan sebagai kumpulan emas berbentuk batang

yang pegang oleh otoritas moneter. Emas moneter sudah memenuhi syarat-

syarat internasional tertentu dan dapat menjadi mata uang emas baik di luar

negeri dan di dalam negeri

2) Special Drawing Rights (SDR)

SDR merupakan pendapatan negara yang bersumber dari IMF untuk

negara-negara anggota. SDR dapat mendukung peningkatan ataupun

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

21

penurunan cadangan devisa negara anggota. SDR ini berperan dalam

membantu likuiditas internasional.

3) Reserve Position in the Fund (RPF)

RPF juga menjadi di bagian dari cadangan devisa negara didalam

rekening IMF dan menunjukkan tagihan hutang suatu negara beserta

kekayaan yang dimilikinya kepada IMF setelah terjadinya transaksi antar

anggota. Negara anggota juga dapat menarik jumlah reserve tranche

purchases sesuai dengan perjanjian hutang yang sudah disepakati.

4) Valuta Asing (Foreign Exchange)

Valas terdiri atas uang kertas asing dan simpanan, surat berharga dan

derivatif keuangan.

5) Tagihan Lainnya

Tagihan yang tidak termasuk kedalam 4 kelompok di atas.

2.1.3 Teori Cadangan Devisa

a. Teori Merkantilisme

Teori ini menunjukkan apabila suatu negara tersebut ingin maju artinya

negara tersebut harus melakukan kegiatan perdagangan internasional.

Dengan begitu, negara memperoleh surplus perdagangan yang berbentuk

perak dan emas yang bisa menjadi sumber kemakmuran negara (Basuki,

Prawoto, 2014).

Prinsip Teori merkantilisme (Untoro, 2010) :

1) Mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya

2) Mengaktifkan neraca perdagangan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

22

3) Memonopoli perdagangan

4) Melakukan perluasan koloni

5) Melakukan pembatasan impor serta peningkatan ekspor

b. Teori Keunggulan Mutlak (Adam Smith)

Teori ini menjelaskan bahwa suatu negara akan melakukan kegiatan

ekspor barang tertentu. Negara yang memiliki keunggukan mutlak,

mengimpor jenis barang yang tidak memiliki keunggulan mutlak

dibandingkan negara lain yang memproduksi barang tersebut, maka dari

itu, suatu negara akan melakukan ekspor atau impor suatu jenis barang

tertentu apabila negara tersebut mampu atau tidak mampu berproduksi

lebih atau lebih murah dibandingkan negara lain (Arifin, Wagiana, 2009).

Prinsip teori keunggulan mutlak sebagai berikut (Permatasari, 2018) :

Ada tiga teori mengenai keunggulan mutlak (Permatasari, 2018).

1) Mampu melakukan pengembangan produksi dengan cara berdagang

2) Mempunyai keunggulan dalam bidang teknologi dan iptek

3) Dapat memfokuskan negara kepada suatu bidang yang unggul

dibandingkan negara lain

c. Teori Keunggulan Komparatif (David Ricardo)

Teori ini menjelaskan bahwa suatu negara akan mengutamakan

kegiatan ekspor barang tertentu, apabila negara tersebut memiliki

keunggulan komparatif terbesar dan akan mengutamakan kegiatan impor

barang apabila negara tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif.

Oleh sebab itu, suatu negara akan melakukan ekspor barang, apabila

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

23

barang tersebut dapat diproduksi dengan biaya rendah dan akan

melakukan kegiatan impor barang apabila barang diproduksi di dalam

negeri dengan biaya yang lebih tinggi. (Arifin, Wagiana, 2009).

d. Teori Faktor Produksi (Hecksher & Ohlin)

Teori ini menjelaskan bahwa komoditas dalam produksi memerlukan

banyak faktor produksi dan faktor produksi yang langka diekspor untuk di

tukar dengan komoditas yang membutuhkan faktor produksi dalam jumlah

yang sebaliknya. Hal ini secara tidak langsung, apabila terdapat banyak faktor

produksi maka akan diekspor dan yang langka akan diimpor. Suatu negara

akan lebih banyak mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi

relatif banyak di negara tersebut dan akan mengimpor barang yang

menggunakan faktor produksi yang relatif langka. (Arifin, Wagiana, 2009).

2.2 Perdagangan Internasional

2.2.1 Pengertian Perdagangan Internasional

Menurut Boediono (1998), perdagangan internasional ialah perdagangan

yang dilaksanakan oleh negara atau pemerintah dengan beberapa negara lain

dalam menjalani suatu hubungan perdagangan dengan kesepakatan bersama

dan memberi beberapa manfaat tambahan yang dikenal dengan istilah gains

from trade. Perdagangan internasional dapat dilakukan antar individu dengan

individu, antar individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu

negara dengan pemerintah negara lain (Setiawan, Lestari, 2011). Suatu negara

melakukan aktifitas perdagangan dengan negara lain karena terbukanya

hubungan antar negara yang akan memperoleh keuntungan dari aktifitas

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

24

tersebut, sehingga setiap negara berusaha untuk melakukan efisiensi produksi

yang mampu menciptakan keunggulan komparatif terhadap negara lain. Pola

hubungan persahabatan antar negara dengan negara lain juga menjadi

pendorong terjadinya perdagangan intemasional dengan pola perdagangan tertentu

(Tambunan, 2000).

Ada empat alasan terjadinya perdagangan internasional (Halwani, 2005) :

1. Potensi SDA antarnegara yang berbeda-beda

2. Adanya sumber daya modal

3. Adanya sumber daya manusia

4. Majunya teknologi dan informasi

2.2.2 Teori Perdagangan Internasional

1. Teori Kaum Merkantilisme

Merkantilisme adalah teori ekonomi yang menyatakan bahwa

kesejahteraan dan kekayaan suatu negara hanya ditentukan oleh

banyaknya asset atau modal yang disimpan oleh negara yang

bersangkutan. Secara tidak langsung teori ini menyatakan bahwa besarnya

volume perdagangan global memegang peranan sangat penting. Menurut

kaum merkantilis, untuk mengembangkan ekonomi nasional dan

pembangunan ekonomi, jumlah ekspor harus lebih besar dari jumlah

impor. Setiap negara harus melakukan kebijakan 1) pemupukan logam

mulia dan 2) menciptakan neraca perdagangan aktif (Ekspor > Impor).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

25

2. Teori Keunggulan Absolut (Absolut Advantage)

Teori ini disampaikan oleh Adam Smith (1776) yang berpendapat

bahwa perdagangan bebas sebagai suatu kebijakan yang paling baik untuk

negara didunia. Suatu negara akan mengekspor barang apabila barang di

negera tersebuut mempunyai keunggulan absolut atas negara lain.

Sebaliknya, negara itu itu akan melakukan impor apabila mengalami

kerugian absolut untuk menghasilkan suatu barang (Salvatore, 1997).

3. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)

Menurut David Ricardo, teori keunggulan komparatif menekankan

bahwa perdagangan internasional dapat saling menguntungkan jika suatu

negara tidak memiliki keunggulan absolut atas suatu barang, tetapi

memiliki keunggulan komparatif artinya harga barang di suatu negara

relatif berbeda (Salvatore,1996). Dengan begitu, tiap negara dapat saling

bekerja sama untuk mengurangi tingkat kerugian atas produksi suatu

barang. Suatu negara dapat menghasilkan produk lalu mengekspornya

karena adanya kerugian absolut yang lebih kecil dibandingkan negara lain.

Negara tersebut juga dapat melakukan impor barang ketika negara itu

memiliki kerugian absolut yang lebih besar dibandingkan negara lain

(Salvatore, 1996).

4. Teori David Hume

Teori ini menunjukkan suatu mekanisme tanpa pemerintah dalam

mengatur perdagangan internasional. David Hume menyatakan bahwa

pemerintah tidak perlu mengatur perdagangan internasional, karena secara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

26

otomatis dengan mekanisme aliran emas, neraca perdagangan

internasional akan seimbang kembali. Hume menjelaskan jika suatu negara

surplus neraca pembayaran, maka akan terjadi aliran emas masuk yang

menyebabkan jumlah uang beredar bertambah. Jadi, menurut teori David

Hume, jika suatu negara surplus neraca perdagangan (ekspor > impor),

maka akan terjadi aliran emas masuk yang menyebabkan jumlah uang

beredar bertambah, yang artinya akan meningkatkan cadangan devisa.

5. Teori Modern

Teori modern adalah suatu teori perdagangan internasional yang

terjadi ketika suatu negara memproduksi dan mengekspor komoditi yang

berlimpah di negara itu dan melakukan impor untuk komoditi yang langka.

Tokoh ternama yang mengembangkan teori ini adalah Eli Hecksecher dan

Bertil Ohlin (Arifin, 2009). Teori klasik dan teori modern mempunyai

masing-masing kelemahan dalam sudut pandang tertentu. Salah satu

kelemahannya adalah menganggap semua pekerja bersifat homogen.

Padahal, setiap pekerja mempunyai latar belakang pendidikan dan keahlian

yang tidak sama (Arifin, 2009).

2.3 Neraca Pembayaran

2.3.1 Pengertian Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran merupakan jenis catatan keuangan yang dibuat secara

sistematis untuk mengatur transaksi ekonomi suatu negara. Perdagangan

internasional tersebut meliputi transaksi barang dan jasa dan aktivitas moneter

lainnya antar warga negara dalam negeri kepada warga negara luar negeri dalam

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

27

kurun waktu tertentu. (Hady, 2009). Ada dua jenis neraca pembayaran, yaitu

transaksi berjalan dan rekening modal. Kedua jenis tersebut dibagi kembali ke

dalam sisi kredit dan sisi debit. Sisi kredit adalah tempat pencatatan transaksi

bagian penerimaan pembayaran. Adapun Sisi debit adalah tempat pencatatan

transaksi bagian kewajiban pembayaran (Sugiyono, 2002).

2.3.2 Struktur Dasar Neraca Pembayaran :

Struktur neraca pembayaran terdiri atas dua jenis, yaitu transaksi berjalan

dan transaksi modal.

Neraca pembayaran terdiri dari :

a. Rekening Transaksi berjalan (current account)

Pada rekening transaksi berjalan, catatan pembayaran yang mencatat

semua transaksi barang dan jasa, serta seluruh jenis pembayaran. Transaksi

berjalan ini merupakan rekening yang mencatat nominal bersih dari sisi

kredit dan sisi debit. Apabila suatu negara terlalu banyak melakukan impor

dibandingkan ekspor, transaksi berjalan negara tersebut menjadi defisit.

Begitu pula dengan negara yang terlalu banyak ekspor dibandingkan

impor, transaksi berjalan menjadi surplus. Barang-barang yang dapat

diekspor dalam pencatatan transaksi berjalan ialah barang yang fisiknya

bisa dilihat, seperti tanah, kayu, tembakau, minyak, karet, dan sumber daya

alam lainnya. Pendapatan negara yang didapat dari ekspor SDA

dimasukkan ke dalam transaksi kredit karena negara mendapatkan

keuntungan atas penjualan tersebut. Begitu pula dengan kegiatan impor

yang dimasukkan ke dalam transaksi debit akibat dari kewajiban negara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

28

untuk membayar. Transaksi debit menyebabkan aliran dana menuju keluar

negeri, sedangkan transaksi kredit menyebabkan aliran dana masuk ke

dalam negeri (Kuncoro, 2009).

Rekening transaksi berjalan dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu

(Kuncoro, 2009) :

1. Neraca Perdagangan (balance of trade),

Neraca yang mencatat perbedaan nominal ekspor dan impor pada

perdagangan internasional.

2. Neraca Jasa (services balance)

Mencatat semua kegiatan ekspor dan impor termasuk pembayaran

bunga dan dividen, turis, dan militer.

3. Neraca Transfer Unilateral (unilateral transfers balance)

Mencatat hibah dari bantuan individu ataupun pemerintah. Hibah juga

dapat berasal dari dana militer dan sumber luar negeri. Pemasukan

dana dikategorikan kredit (+) dan penggunaan dana dikategorikan

debit (-).

b. Rekening Transaksi Modal (capital account)

Rekening transaksi modal menjadi bentuk dari aliran modal finansial

dan bagian dari neraca pembayaran. Rekening transaksi modal dimiliki

oleh suatu negara baik dalam jangka panjang seperti kegiatan penanaman

modal asing dan pembelian surat berharga serta kekayaan dalam jangka

pendek seurat berharga dengan waktu kurang dari setahun. Rekening ini

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

29

menjadi alat ukur adanya penjualan atau pembelian aset internasional

(Ekananda, 2014).

Transaksi rekening modal diklasifikasikan berikut (Kuncoro, 2009) :

1. Investasi Portofolio

Investasi portofolio bersifat jangka panjang dengan bentuk transaksi

atas asset keuangan, seperti obligasi dan saham.

2. Investasi modal lain

Transaksi yang melibatkan asset keuangan jangka pendek.

3. Investasi Asing Langsung (Direct Foreign Investment)

Investasi yang bertujuan melakukan pembangunan pabrik baru.

c. Rekening Cadangan (Reserve Account)

Rekening Cadangan (Reserve Account) dapat berbentuk cadangan uang,

emas, SDR, dan cadangan di IMF. Rekening cadangan ini dapat

dimanfaatkan untuk pembiayaan kegiatan impor dan penerbitan utang luar

negeri agar mendapat devisa.

d. Selisih Perhitungan (Error and Omission)

Selisih antara akun cadangan (reserve account) dengan saldo devisa dalam

monetary account yang dicatat oleh Bank Sentral.

2.3.3 Tujuan Neraca Pembayaran

Statistik neraca pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan

nasional mengingat salah satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor

impor barang dan jasa yang tercatat dalam neraca pembayaran (Sugiyono, 2002).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

30

Secara lengkap, berikut rincian neraca tersebut.

a. Mengetahui tentang peran sektor internasional dalam perekonomian.

b. Memberikan informasi tentang aliran dana antarnegara.

c. Mengetahui tentang struktur perdagangan negara.

d. Mengetahui tentang pinjaman luar negeri dan cadangan devisa negara

e. Berfungsi sebagai sumber untuk menyusun sistem pendapatan negara.

2.3.4 Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran

Konsep keseimbangan neraca pembayaran meliputi (Sugiyono, 2002) :

1. Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)

Transaksi yang termasuk dalam autonomus transaction adalah transaksi

yang mengakibatkan surplus atau defisit yang hanya transaksi yang

berupa ekspor dan impor barang, sehingga neraca pembayaran diukur

dengan besarnya surplus atau defisit dari kedua transaksi tersebut.

2. Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)

Dalam menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction

selain dihitung untuk ekspor dan impor juga dihitung untuk jasa,

termasuk pendapatan (income) dan transfer.

3. Basic Balance

Pada konsep ini autonomous transaction mencakup beberapa transaksi

berjalan, serta komponen dalam transaksi modal dan keuangan jangka

panjang.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

31

2.4 Ekspor

2.4.1 Pengertian Ekpor

Sistem perekonomian terbuka ditandai dengan adanya kegiatan melakukan

ekspor dan impor dengan negara lain di dunia. Ekspor adalah kegiatan

perdagangan antar negara dengan cara mengirim dan menjual barang atau jasa ke

luar negeri atau dengan cara mengeluarkan barang dari dalam negeri keluar

negeri dengan memenuhi ketentuan atau syarat yang berlaku. Kegiatan ekspor

meliputi total barang dan jasa yang dijual oleh satu negara ke negara lain,

termasuk di dalamnya barang, asuransi, dan jasa pada tahun tertentu (Meier, 1996

dan Sukirno, 2010).

Menurut Tan, ekspor ialah suatu kegiatan yang mempergadagangkan

produk antar negara (Tan, 2009), maka dari itu kegiatan ekspor mampu

menghasilkan aliran barang ke luar negeri yang memberikan kuntungan berupa

aliran pendapatan dalam bentuk devisa yang akan masuk ke dalam negeri (Karya,

2016). Kegiatan ekspor dilakukan dengan persetujuan masing - masing pihak

negara, baik dari perusahaan maupun pemerintah. Pada perekonomian terbuka,

sebagian dari output dijual di dalam negeri dan sebagian lagi diekspor ke luar

negeri. Hal ini terlihat dari pengeluaran output di atas pada perekonomian terbuka

Y yang terdiri dari empat komponen (Mankiw, 2006):

1. Cd, konsumsi barang dan jasa domestik.

2. Id, investasi barang dan jasa domestik.

3. Gd, pembelian pemerintah atas barang dan jasa domstik.

4. EX, ekspor barang dan jasa domestik.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

32

Pembagian pengeluaran ouput terdiri dari empat komponen ini ditunjukkan

dengan identitas Y = Cd + Id + Gd + EX. Jumlah dari tiga komponen pertama,

Cd + Id + Gd, adalah untuk barang dan jasa dalam negeri. Komponen keempat,

EX, adalah pengeluaran luar negeri untuk barang-barang dari dalam negeri.

Ada beberapa tujuan utama ekspor (Sutedi, 2014), yaitu:

a. Menghasilkan keuntungan melalui perluasan pasar.

b. Memperluas pasar dalam negeri melalui pendirian pasar baru di luar

negeri.

c. Menggunakan kapasitas yang berlebih untuk memperoleh keuntungan.

d. Menciptakan persaingan ekonomi di luar negeri.

Ekspor memiliki peranan yang utama dalam membangun suatu negara

berkembang seperti Indonesia, karena dengan melakukan kegiatan ekspor akan

memperoleh keuntungan berupa valas atau devisa yang mana akan membuat

cadangan devisa negara akan meningkat. Ekspor juga menunjukkan kekuatan

perekonomian negara (Sayoga, Tan, 2017). Kegiatan ekspor ini melibatkan dua

negara yang mana negara tersebut akan memberikan keuntungan dalam

meningkatkan permintaan barang atau jasa dari dalam negeri yang mampu

menghasilkan perusahaan-perusahaan besar, untuk mendorong pertumbuhan

perdagangan internasional agar mampu bersaing dengan negara lainnya

(Kuswantoro, 2017).

Transaki dari kegiatan ekspor yang menggunakan mata uang asing akan

menjadi devisa negara tersebut sehingga ekspor berbanding lurus dengan kas

devisa suatu negara (Kuswantoro, 2017). Indonesia memiliki banyak sumber

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

33

daya alam, maka dari itu pemerintah dan masyarakat dapat berperan serta guna

mengupayakan melindungi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan

sebaik-baiknya. Sehingga kekayaan SDA Indonesia dapat menjadi sumber

pemasukan devisa melalui kegiatan ekspor (Prathama R. 2004).

2.4.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor

Faktor - faktor yang menentukan tingkat ekspor suatu negara (Sukirno, 2006) :

1. Daya Saing dan Kondisi Ekonomi Negara Lain

Persaingan di perdangan internasional berpengaruh besar pada

kemampuan negara tersebut menjual barang-barang ekspor. Jumlah

penduduk di negara tujuan ekspor juga mempengaruhi jumlah besar

kecilnya pasar barang di negara tujuan.

2. Perlindungan Negara Lain

Negara-negara yang melindungi jenis barang tertentu dapat menurunkan

jumlah ekspor suatu negara pemasok.

3. Valuta Asing

Kenaikan mata uang negara pengimpor terhadap mata uang negara

pengekspor akan berdampak pada peningkatan daya beli negara

pengimpor.

2.5 Impor

2.5.1 Pengertian Impor

Impor dapat terjadi ketika suatu negara mengalami kekurangan produksi

bahan baku sehingga membutuhkan pasokan dari negara luar, alat pembayaran

yang digunakan dalam proses impor adalah mata uang asing yang didapat dari

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

34

cadangan devisa (Setiawina, 2016). Produk yang diimpor umumya adalah barang

yang tidak dapat diproduksi atau sudah dapat diproduksi di dalam negeri tetapi

belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan penjabaran, maka

impor adalah proses memasukkan barang atau jasa ke pasar suatu negara dengan

tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi atau barang modal (Benny, 2013).

Kegiatan ini terdapat pelaku pertukaran barang dan jasa disebut sebagai importir.

Faktor-faktor pendorong kegiatan impor meliputi 1. kualitas sumber daya manusia

dan teknologi terbatas, 2. terbatasnya barang atau jasa yang diproduksi, serta 3.

terdapat barang yang belum terpenuhi (Aditya, Wirawan, 2015).

Saat melakukan transaksi impor, terdapat proses pembelian dan adanya

pembayaran yang sah berupa mata uang asing yang berasal dari devisa negara

tersebut (Sonia, Setiawina, 2016). Kemampuan memproduksi barang yang mampu

bersaing dengan barang luar negeri dapat menentukan nilai impor, artinya nilai

impor bergantung pada tingkat pendapatan nasional suatu negara. Semakin tinggi

nilai pendapatan nasional berarti semakin rendah kemampuan suatu negara dalam

memproduksi barang tertentu, begitu juga sebaliknya. Hal ini mampu membuat

kebocoran pada pendapatan nasional yang akan terjadi defisit dalam neraca

pembayaran artinya nilai cadangan devisa ikut menurun (Juniantara, 2012). Pada

penelitian Agustina, Reny (2014) dalam melakukan aktivitas impor, pemerintah

Indonesia membiayai menggunakan cadangan devisa, jika nilai impor meningkat

maka cadangan devisa akan berkurang artinya menunjukkan bahwa terdapat

hubungan negatif antara impor dengan cadangan devisa (Agustina, Reny, 2014).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

39

sebaliknya, apabila nilai tukar valuta mengalami depresiasi atau mata uang

asing menurun dan mata uang lokal meningkat, maka akan menurunkan

keinginan ekspor dikarenakan harga barang ekspor rendah. Hal ini akan

menyebabkan defisit pada Neraca Pembayaran Internasional yang

selanjutnya menurunkan posisi cadangan devisa suatu negara, oleh karena

itu dalam menurut teori ini, dengan asumsi ceteris paribus, hubungan antara

nilai tukar dengan cadangan devisa adalah negatif.

2. Teori Purchasing Power Parity (PPP)

Purchasing Power Parity (PPP) atau Paritas daya beli adalah sebuah

metode yang digunakan untuk menghitung sebuah alternatif nilai tukar antar

mata uang dari dua negara ditentukan oleh tenaga beli uang tersebut di

masing-masing negara. Purchasing Power Parity mengukur berapa banyak

sebuah mata uang dapat membeli dalam pengukuran internasional, karena

barang dan jasa memiliki harga berbeda di beberapa negara. Dasar teorinya

adalah perbandingan nilai tukar menggunakan tingkat harga di masing-

masing negara (Hady, 2009).

2.7 Utang Luar Negeri

2.7.1 Pengertian Utang Luar Negeri

Keadaan ekonomi negara dapat distabilkan melalui berbagai upaya, seperti

meminjam uang ke luar negeri (hutang). Hutang ialah pinjaman dana atau

penerimaan negara yang berbentuk devisa yang dikonversikan ke mata uang

negara peminjam. Pinjaman luar negeri harus dilunasi dengan kondisi tertentu

atau sumber pembiayaan negara yang berasal dari luar negeri, lembaga keuangan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

40

internasional dalam bentuk devisa, barang atau jasa, jaminan harus dibayar

kembali sesuai kesepakatan (Rusniar, 2009). Suatu negara sangat membutuhkan

pinjaman luar negeri untuk menutupi kesenjangan antara target devisa dengan

hasil devisa yang diperoleh. Kesenjangan disebut dengan “foreign exchange gap”.

Utang luar negeri tersebut digunakan untuk menutupi defisit yang terjadi pada

transaksi berjalan. Kenaikan utang luar negeri yang terjadi di Indonesia

mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia masih bergantung pada sumber

dana luar negeri atau utang luar negeri (Asrianti, 2018).

Di Indonesia, hutang semakin meningkat dengan drastis sehingga

menyebabkan terjadinya krisis ekonomi, akibatnya Indonesia kembali melakukan

utang luar negeri yang baru agar dapat membayar utang yang lama. Pelunasan itu

harus segera dilakukan agar utang lama tidak jatuh tempo. Jumlah utang dan

bunga yang ditetapkan negara peminjam terus melilit negara yang berhutang dan

nominalnya bertambah tiap tahun. Hal itu membuat negara yang berhutang

mengalami kerugian besar untuk menyelesaikan bunga dan hutang-hutang lama.

(Todaro, 2000).

2.7.2 Jenis – Jenis Utang Luar Negeri

Utang luar negeri di negara berkembang dapat dibedakan menjadi tiga jenis

(Siregar, 2010) :

1. Pinjaman Resmi atau Official Development Fund (ODF)

Pinjaman resmi atau Official Development Fund (ODF) yaitu pinjaman

dengan persyaratan lunak dan resmi. Pinjaman ini diberikan dengan tujuan

membantu negara berkembang, yang disalurkan melalui lembaga

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

41

keuangan bilateral negara yang bersangkutan dan atau melalui lembaga

pembangunan multilateral dan bank, seperti Bank Dunia (World Bank),

Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Pembangunan Asia (ADB),

Bank Pembangunan Afrika (African Development Bank), dan Bank

Pembangunan Antar Amerika (Inter American Development Bank).

2. Kredit Ekspor

Kredit ekspor merupakan pinjaman semi resmi dengan persyaratan semi-

konsesi atau lunak. Kredit ekspor merupakan kredit yang digunakan

untuk membiayai kegiatan investasi dari modal kerja yang diberikan

dalam rupiah atau mata uang kepada seseorang atau negara pemasok.

Negara pengekspor memberikan kredit ini dengan suatu perjanjian atau

jaminan terentu dalam upaya meningkatkan produksi barang ekspor.

Secara umum, kredit ekspor disalurkan melalui bank ekspor dan impor

negara donor, seperti US Eximbank di Amerika Serikat, badan atau

lembaga pemerintah independen atau lembaga swasta yang ditunjuk oleh

pemerintah. Badan yang mengatur kebijakan pemberian kredit ekspor

berbeda dari satu negara ke negara lain. Jaminan dan persyaratan kredit

ekspor berbeda untuk pinjaman kepada sektor swasta dan pemerintah.

Penggunaan kredit ekspor terbatas pada pengadaan barang dan jasa di

negara donor dan negara lain seperti negara berkembang.

3. Pinjaman Swasta

Pinjaman swasta merupakan pinjaman yang berasal dari lembaga swasta

dan bank-bank atas dasar pertimbangan yang bersifat komersial dengan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

42

tujuan untuk pembangunan negara-negara berkembang. Pinjaman swasta

juga dapat menunjang peningkatan ekspor bagi negara-negara industri,

serta pinjaman swasta dalam bentuk lain yaitu berupa obligasi.

2.7.3 Peran Utang Luar Negeri dalam Pembangunan

Pinjaman atau utang luar negeri dapat memberikan dampak positif

terhadap pembangunan suatu negera. Utang luar negeri dilakukan oleh suatu

pemerintah negara dalam menangani kekurangan sumber daya keuangan untuk

mengatasi suatu situasi perekonomian yang tidak menentu, sehingga dana tersebut

berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran.

Menurut Sukirno (2000) pinjaman yang berasal dari luar negeri mempunyai

beberapa sumbangan penting dalam mewujudkan kestabilan di suatu negara,

yaitu:

1. Utang Luar negeri merupakan suplemen (tambahan) kepada dana yang

tersedia di dalam negeri. Oleh sebab itu lebih banyak investasi yang

dilakukan pemerintah dan swasta yang dapat dilaksanakan.

2. Utang luar negeri menyebabkan pemerintah tidak bersaing dengan

pihak swasta dalam menggunakan dana yang dikumpulkan di dalam

negeri maka tidak terjadinya kenaikan suku bunga dan tidak akan

berkurangnya investasi dari pihak swasta.

3. Utang luar negeri memungkinkan percepatan dalam pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi jangka panjang.

4. Utang luar negeri adalah dana yang berbentuk mata uang asing, dengan

demikian bantuan luar negeri akan memperkuat kedudukan neraca

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

43

pembayaran dan lebih menstabilkan nilai mata uang domestik. Suku

bunganya lebih rendah dari yang berlaku di pasaran dan terdapat tenggang

waktu yang relatif lama sebelum mulai membayar cicilannya.

Berikut ini adalah kelemahan-kelemahan dari utang luar negeri (Sukirno, 2010).

1. Negara yang meminjam dana harus membayarkan biaya bunga peminjaman.

2. Utang luar negeri di masa lampau tetap harus dibayar melalui valuta asing.

Maka dari itu, negara harus menyisihkan devisa negara untuk membayar

pinjaman tersebut.

3. Kegiatan ekspor yang tidak berkembang akan meyebabkan negara

mengalami tekanan pada neraca pembayaran. Akibatnya, negara harus

membayar biaya bunga serta cicilan utang luar negeri, yang dapat

mempengaruhi nilai kurs valutas.

4. Ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh negara peminjam atas

syarat berhutang yang ditetapkan negara pemilik dana.

2.7.4 Teori Utang Luar Negeri

1. Teori Debt Overhang Effect

Debt Overhang terjadi pada kondisi jumlah hutang besar dan berpotensi

tidak mencukupi untuk melunasi hutang yang akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi (Krugman, 1999). Teori ini menerengkan bahwa negara yang memiliki

jumlah hutang yang lebih besar baik secara eksternal maupun internal memiliki

kondisi lebih tinggi untuk mengalami default atau gagal bayar (Pattillo, 2002).

Utang mempunyai level yang optimal bagi suatu negara, hutang dapat

berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara hingga mencapai

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

44

batas tertentu, namun jika utangnya telah melebihi batas tersebut, akan

merugikan negara dan akan meningkatkan kemungkinan hutang yang

membengkak (Debt Overhang ) (Batiz, 1994)

2. Teori Two Gap Model

Teori two gap model didasari oleh adanya kesenjangan antara tabungan

dengan devisa. Kedua unsur itu menjadi kendala pada target pertumbuhan

ekonomi di negara berkembang. Ada beberapa alasan yang memunculkan teori

ini, salah satunya yaitu kebutuhan negara berkembang untuk meminjam atau

berutang dari negara lain. Dana dari pinjaman itu bertujuan untuk pembanguan

negara berkembang, baik pembangunan dalam negeri maupun luar negeri. Teori

ini juga sering disebut teori kesenjangan, yaitu antara investasi dan tabungan

serta kesenjangan antara impor dan ekspor. Chenery menilai bahwa bantuan

hutang dari luar negeri dapat menutupi kesenjangan yang terjadi (Jhingan,

2010). Utang luar negeri tersebut mewajibkan negara yang meminjam harus

memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan, seperti permasalahan suku

bunga, tenggang pembayaran, waktu yang diberikan untuk melunasi utang dan

jangka waktu dimana pokok utang harus dibayar lunas kembali (Jhingan, 2010).

2.8 Foreign Direct Investment

2.8.1 Pengertian Foreign Direct Investment

Investasi meruapakan hal yang sangat penting bagi suatu negara karena

investasi dilakukan dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa

yang akan datang (Tandelilin, 2000). FDI diartikan sebagai sejumlah dana

penanaman modal dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negar lain. FDI

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

45

adalah salah satu ciri dari sistem ekonomi yang mengglobal (Krugman, 2002).

Dalam investasi ini, pihak investor dilibatkan secara langsung dalam

melaksanakan operasional usahanya agar dinamika usaha yang menyangkut

tujuan perusahan tidak lepas dari kontribusi dari pihak yang bersangkutan atau

investor asing (Ambarsari, 2005).

Krugman (2009) menyatakan bahwa Foreign Direct Investment (FDI)

adalah arus modal internasional dimana perusahaan-perusahaan dari suatu negara

mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain, oleh karena itu dalam

prosesnya tidak hanya melakukan transfer sumber daya, tetapi juga adanya

penegakan kontrol terhadap perusahaan-perusahaan yang berada di luar negeri.

Foreign Direct Investment adalah aliran modal internasional suatu negara untuk

mendirikan suatu perusahaan dan memperluas cabang perusahaan mereka ke

negara lain. Foreign Direct Investment tidak hanya terkait dengan masalah

transfer sumber daya saja, tetapi terkait juga dengan masalah pengendalian.

FDI bisa dikatakan sebagai greenfield yaitu dengan membuka pabrik

baru atau anak perusahaan baru di negara lain ataupun merger dengan perusahaan

asing yang sudah ada di negara lain (Krugman, Obsfeld, 2003). Investasi asing

memiliki banyak manfaat dalam pertumbuhan ekonomi negara. Investasi asing

dapat menjadi modal pembangunan dan memberi dampak baik untuk sektor

moneter. Investasi dapat meningkatkan cadangan devisa, dengan adanya investasi

maka akan memberikan dampak sebagai penambahan gap atau selisih devisa

melalui penambahan valas. Dengan cadangan devisa yang cukup diharapkan mata

uang suatu negara akan stabil. Untuk mendukung masuknya investasi pemerintah

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

46

menerapkan devisa bebas yang memudahkan penanaman modal dari investor

asing (Tambunan, 2007).

Menurut Feldstein (2000) aliran FDI memiliki beberapa keuntungan, yaitu :

1. Mobilitas modal secara global membatasi suatu kemampuan pemerintah

dalam menciptakan kebijakan yang tidak benar atau kurang tepat

diterapkan.

2. Dengan melakukan diversifikasi yang dilakukan melalui investasi, aliran

dari suatu modal akan dapat mengurangi resiko yang terjadi dari

kepemilikan modal.

3. Integrasi global pasar modal dinilai akan dapat memberikan spread terbaik

dalam pembentukan legalitas,corporate governance, dan accounting rules.

4. Secara garis besar mobilitas modal dapat membatasi kemampuan

pemerintah dalam menciptakan atau membuat kebijakan yang tidak

tepat.

Motif suatu negara melakukan investasi dalam bentuk FDI (Hilmar, 2004) :

1. Mendapatkan competitive advantage melalui direct control.

2. Memperoleh return yang lebih tinggi, pajak yang lebih menguntungkan

dan infrastruktur yang lebih baik.

3. Memanfaatkan berbagai insentif dalam bentuk subsidi oleh pemerintah

lokal untuk menekan investasi.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

47

2.8.2 Jenis – jenis Investasi Asing

Jenis-jenis investasi asing digolongkan antara lain (Salvatore, 2014):

1. Investasi portofolio (portofolio investment)

Investasi portofolio Asing (Foreign Indirect Investment) adalah investasi

yang dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga

seperti saham dan obligasi. Investasi ini menyebabkan dana masuk ke

perusahaan yang menerbitkan surat berharga, namun belum tentu bisa

menciptakan kesempatan kerja atau lapangan kerja yang baru. Kalaupun

ada emiten setelah mendapat dana dari pasar modal, pasti digunakan untuk

mengembangkan usahanya atau membuka usaha baru. Tidak sedikit dari

dana yang masuk ke emiten hanya untuk memperkuat struktur permodalan

atau mungkin hanya untuk melunasi pinjaman bank. Selain itu, dalam

proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih keterampilan manajemen.

Pada penelitian ini yang dibahas tentang FDI karena memiliki pengaruh

yang lebih besar dalam jangka panjang dan dapat secara langsung

berkontribusi pada pembangunan negara berkembang seperti Indonesia.

2. Investasi langsung (direct investment)

Investasi langsung (FDI) adalah bentuk investasi dengan

membangun, membeli atau mengakuisisi perusahaan atau investasi pada

aset riil, atau investasi yang jelas wujudnya dan mudah dilihat. Investasi ini

dapat menghasilkan mafaat yang besar bagi masyarakat luas, berupa input

usaha, maupun ke depan, dalam bentuk output usaha yang merupakan input

bagi usaha lain. Investasi ini bersifat tetap serta jangka panjang, investasi

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

48

langsung memberikan kontribusi dalam penggunaan teknologi,

keterampilan manajemen, dan menciptakan lapangan kerja baru. Penting

untuk diperhatikan, lapangan kerja merupakan masalah yang cukup sulit

bagi pemerintah suatu negara untuk mengatasinya.

Investasi langsung ini memiliki peran yang sangat penting dalam

perekonomian suatu nagara, seperti Indonesia, karena selain sebagai

sumber peningkatan devisa negara, investasi asing juga berfungsi sebagai

alih teknologi, keterampilan manajemen, dan menciptakan lapangan

pekerjaan baru. Investasi asing langsung (FDI) juga dapat memberikan

beberapa keuntungan suatu negara diantaranya, penanaman modal asing

memberikan rasa aman yang lebih besar bagi negara tuan rumah, karena

dapat menghindari risiko yang terjadi akibat perkembangan ekonomi

kontemporer yang seringkali dramatis, terutama akibat perubahan uang

(Kuncoro, 2011)

2.8.3 Motif melakukan Foreign Direct Investment (FDI)

Terdapat beberapa alasan dan motif perusahaan multinasional melakukan

Foreign Direct Investment (FDI) antara lain (Salvatore, 2014) :

1) Memperoleh hasil yang tinggi disebakan oleh lebih tingginya tingkat

pertumbuhan diluar negeri, peraturan pajak yang baik, atau ketersediaan

infrastruktur yang lebih besar. Selain untuk memperoleh imbal hasil yang

tinggi tersebut, perusahaan multinasional juga melakukan diversifikasi.

2) Perusahaan internasional yang besar (monopolistik dan oligopolistik)

memiliki pengetahuan produksi yang khusus atau managerial skill yang

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

49

dapat digunakan dengan mudah di luar negeri dan tempat perusahaan yang

mempertahankan kendali langsungnya.

3) Memperoleh kendali sumber bahan baku yang diperlukan dan

menjamin pasokan tidak terganggu pada biaya atau harga serendah

mungkin.

4) Menghindari tarif dan hambatan lain yang dibebankan negara terhadap

impor atau untuk mengambil keuntungan dari berbagai subsidi pemerintah

dengan tujuan mendorong FDI.

5) Untuk memasuki pasar oligopolistik asing, persaingan di masa datang

dengan cara menambah perusahaan asing, dan untuk memperolch arus

karema kemampuan khusus yang dimiliki negara investor.

2.8.4 Teori Foreign Direct Investment

1. Neo-Classical Economic Theory

Teori ini menerangkan bahwa Foreign Direct Investment mempunyai

sumbangsi yang bermanfaat bagi pembangunan ekonomi negara tuan rumah

(host country), karena investasi asing yang dibawa ke negara tuan rumah (host

country) akan mampu menekan modal domestik untuk menggunakan pada

berbagai usaha. Dengan adanya investasi asing langsung maka suatu negara akan

memperoleh keuntungan bagi negara tuan rumah (host country) sehingga dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional negara itu sendiri.

(Lusiana, 2012).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

50

2. Dependency Theory

Teori ini bertentangan dengan ekonomi klasik yang menerangkan bahwa

investasi asing tidak menimbulkan makna bagi pembangunan ekonomi di negara

tuan rumah (host country). Para ekonom klasik menerangkan bahwa investasi

asing mampu menekan pertumbuhan ekonomi serta mampu menimbulkan

ketidakseimbangan pendapatan di negara tuan rumah (host country), sedangkan

teori ini menerangkan investasi asing sebagai ancaman terhadap kedaulatan

negara tuan rumah (host country) dan terhadap kebebasan pembangunan

kehidupan sosial dan budaya karena investasi cenderung memperluas cakupan

penggunaan pengaruh pemerintah asing di negara tuan rumah sehingga pengaruh

politik investasi asing di negara tuan rumah cukup besar. (Lusiana, 2012).

3. The Middle Path Theory

Teori ini menerangkan bahwa investasi asing memiliki aspek positif dan

negatif bagi negara tuan rumah (host country), karena itu tuan rumah harus

berhati-hati dan bijaksana. Beberapa negara-negara berkembang telah

menguraikan peraturan, termasuk peraturan untuk mengatur pemeriksaan dalam

perizinan dan memberikan insentif melalui kebijakan investasi. (Lusiana, 2012).

4. State Government Intervention Theory

Teori ini melihat pentingnya peranan negara yang otonominya mengarah

pada langkah kebijakan ekonomi salah satunya penanaman modal, fungsi negara

diyakini mampu campur tangan pada pasar untuk memperbaiki ketimpangan

pasar dan memberikan perlindungan kepada indurstri baru (invant industries),

kepentingan umum, pengusaha dalam negeri dan perlindungan lingkungan.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

51

Negara juga dapat memberikan perlindungan bagi kepentingan para investor

termasuk investor asing. Beberapa teori di atas menggambarkan varian pemikiran

dalam memahami kebijakan investasi yang dipilih yang menjadi dasar

pertimbangan kebijakan hukum investasi dari sisi modal dalam kaitannya dengan

kepentingan dan kedaulatan negara tuan rumah (host country). Indonesia saat ini

memerlukan investasi asing karena dapat membantu meningkatkan pendapatan

negara dan perekonomian masyarakat, serta pendapatan asli daerah, oleh karena

itu teori klasik dapat diwujudkan dengan tujuan agar mampu mendatangkan

investor asing ke Indonesia. (Lusiana, 2012).

2.9 Hubungan Antar Variabel

2.9.1 Hubungan Ekspor dengan Cadangan Devisa

Ekspor adalah kegiatan menjual barang yang diproduksi dalam negeri ke

luar negeri. Ekspor merupakan kegiatan penting dalam perdagangan internasional,

agar dapat mengekspor hasil produksi, suatu negara harus mampu memproduksi

barang atau jasa yang dapat bersaing di pasar global. Hasil dari transaksi kegiatan

ekspor dalam bentuk valuta asing yang sering disebut devisa (Sonia,

Setiawina, 2016). Hubungan ekspor dengan cadangan devisa adalah dengan

adanya peningkatan ekspor dari dalam negeri maka akan menyebabkan

pihak yang melakukan kegiatan ekspor memperoleh pendapatan dari hasil

kegiatan ekspornya di pasar perdagangan internasional, pendapatan tersebut

dalam bentuk valuta asing yang kemudian akan diinvestasikan di dalam negeri

dalam bentuk berupa tabungan rekening valuta asing yang merupakan sumber

pemasukan negara. Sehingga apabila tingkat ekspor mengalami penurunan maka

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

52

akan dibarengi dengan menurunnya jumlah cadangan devisa yang dimiliki suatu

negara. Sehingga ekspor adalah kegiatan perdagangan yang memberikan

rangsangan guna menimbulkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan

adanya pembangunan industri besar (Todaro, 2001).

2.9.2 Hubungan Nilai Impor dengan Cadangan Devisa

Impor yang dilakukan oleh suatu negara tergantung dari seberapa banyak

produk domestik bruto yang dimiliki oleh negara tersebut. Cadangan devisa

berperan penting dalam transaksi impor. Impor dilakukan karena suatu negara tidak

bisa mencukupi kebutuhan yang ada di dalam negeri sehingga mengharuskan untuk

mengimpor barang dari luar negeri agar kebutuhan dalam negeri bisa tercapai.

Kestabilan devisa negara dapat berkurang akibat dari tingginya aktivitas impor.

berkurangnya stabilitas devisa tersebut menandakan stabilitas ekonomi yang lemah

dari negara itu (Ahman, 2007). Impor merupakan pembelian dan pemasukan

barang dari luar negeri. Melalui impor, kebutuhan negara dapat terpenuhi. Teori

keunggulan Relatif atau Komparatif menjelaskan suatu negara akan akan

melakukan impor, jika barang tersebut diproduksi dengan biaya yang lebih tinggi.

Biaya produksi dalam negeri yang tinggi menimbulkan pembelian barang dari luar

negeri. Pembelian barang-barang luar negeri tersebut menggunakan alat transaksi

pembayaran berupa devisa. Semakin banyak mengimpor, suatu negara dianggap

tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan membutuhkan bantuan dari negara

lain. (Arifin, 2009).

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

53

2.9.3 Hubungan Nilai tukar dengan cadangan devisa

Perdagangan antar negara memerlukan pertukaran mata uang negara lain

yang merupakan proses penukaran valuta asing. Nilai tukar valuta asing atau

sering disebut kurs (rate of exchange) adalah harga satuan mata uang dalam

satuan mata uang lain. Hubungan nilai tukar terhadap cadangan devisa yaitu

semakin banyak valas atau devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan penduduk

suatu negara maka berarti makin besar kemampuan negara tersebut melakukan

transaksi ekonomi dan keuangan internasional dan semakin menguat pula nilai

mata uang. Kekuatan mata uang sebuah negara ditandai dengan nilai tukar

terhadap mata uang asing, dengan semakin menguatnya nilai tukar mata uang

negara sendiri, menunjukkan bahwa semakin kuatnya perekonomian negara

bersangkutan, sehingga akan dapat memperoleh lebih banyak devisa. (Agustina,

Reny, 2014)

Ketika nilai tukar rupiah melemah cadangan devisa mengalami penurunan,

apabila rupiah terus menerus mengalami pelemahan atau depresiasi maka akan

mengakibatkan berkurangnya cadangan devisa suatu negara. Untuk menstabilkan

nilai rupiah terhadap mata asing, maka solusi dari kebijakan Bank Indonesia

adalah menggelontorkan atau mengeluarkan cadangan devisa suatu negara dan

turun langsung meningkatkan intensitas dan mengintervensi ke pasar valuta asing

(valas). Semakin stabilnya nilai tukar maka akan mengurangi kebutuhan

cadangan devisa karena bank sentral tidak perlu lagi memiliki sejumlah besar

stok cadangan devisa untuk mempertahankan tingkat nilai tukar yang

ditetapkan (Adiningsih, 2008)

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

54

2.9.4 Hubungan Utang luar negeri dengan cadangan devisa

Negara-negara berkembang masih bergantung pada utang luar negeri

untuk pemasukan devisa, seperti Malaysia, Indonesia Filipina, dan negara

lainnya. Hutang luar negeri dapat berperan penting apabila digunakan dengan

maksimal untuk membangun negara. Hutang luar negeri mampu menambah

ketersediaan cadangan devisa apabila digunakan sebagai modal dalam negeri

untuk membangun perekonomian negara. Jika tidak digunakan maksimal maka

akan memperburuk kondisi perekonomian, terutama dalam hal kemampuan

negara untuk membayar utang beserta bunga yang telah disepakati. Berdasarkan

teori ketergantungan utang (Debt Overhang Theory), pada tingkat akumulasi

utang yang besar ternyata utang tersebut justru akan menyebabkan pertumbuhan

ekonomi akan menjadi lebih rendah. Hal ini dikarenakan dalam jangka panjang

utang akan lebih besar dari kemampuan membayar debitur, biaya dari bunga

utang diperkirakan akan mendesak investasi dari domestik dan asing yang

akhirnya menghambat pertumbuhan (Pattilo, 2002). Sebagian besar pinjaman

luar negeri digunakan untuk menutupi defisit negara berkembang melakukan

peminjaman utang luar negeri untuk menutupi defisit transaksi berjalan dan

sebagai pemupuk cadangan devisa negara. Cadangan devisa pada periode

selanjutnya menjadi pembayaran cicilan atas hutang dan bunganya (Tambunan,

2001). Utang luar negeri dapat menambah nilai cadangan devisa, yang awalnya

dalam bentuk pinjaman yang akan memperkuat cadangan devisa. Apabila utang

luar negeri diinvestasikan secara produktif maka akan menghasilkan tingkat

pengambilan cadangan devisa yang tinggi. (Putri, 2017)

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

55

2.9.5 Hubungan Foreign Direct Investment dengan cadangan devisa

Krugman (2009) berpendapat bahwa FDI merupakan arus modal yang

dimiliki suatu negara untuk mendirikan atau mengembangkan perusahaan di

negara luar, oleh karena itu tidak hanya terjadinya pemindahan sumber daya,

tetapi juga pemberlakuan kontrol terhadap perusahaan di luar negeri. FDI

memiliki hubungan dengan cadangan devisa, karena FDI yang masuk ke suatu

negara akan memberikan keuntungan kepada negara dalam bentuk peningkatan

teknologi, manajerial yang semakin modern, pengenalan teknik, dan manfaat

lainnya. Hal ini akan menciptakan kemungkinan besar pada cadangan devisa di

negara yang bersangkutan (Chopra, 2003).

Masuknya FDI ke suatu negara akan sangat membantu di dalam

peningkatan perekonomian dan meningkatkan cadangan devisa suatu negara

(Arndt, Sundrum, 2006). FDI memiliki peran yang besar dalam perekonomian

negara karena selain sebagai modal pembangunan juga membawa dampak

positif terhadap sektor moneter. Meningkatnya investasi asing akan mendorong

peningkatan cadangan devisa suatu negara (Tambunan, 2007). Dengan

ketersediaan cadangan devisa yang cukup diharapkan dapat menstabilkan nilai

rupiah agar tidak menyebabkan inflasi yang disebabkan oleh melemahnya nilai

tukar uang. Salah satu upaya untuk mendorong masuknya investasi asing ke suatu

negara adalah dengan pemerintah menerapkan kebijakan devisa bebas agar para

mempermudah investor untuk menanamkan modalnya didalam negeri sehingga

bersedia berinvestasi di Indonesia (Putri, 2017).

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

56

2.10 Penelitian Sebelumnya

Berikut adalah penelitian rujukan yang digunakan untuk membandingkannya

dengan penelitian ini.

1. Penelitian yang dilaksanakan oleh Jimmy, Benny (2013).

menganalisis tentang Ekspor dan Impor Pengaruhnya terhadap Posisi Cadangan

Devisa di Indonesia. Data yang digunakan adalah jenis data sekunder dalam

waktu 27 tahun. Penganalisisan data dilakukan melalui model regresi

berganda OLS (Ordinary Least Square). Penelitian ini menghasilkan

kesimpulan secara simultan maupun secara parsial variabel ekspor dan impor

berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. Dengan kata

lain, ekspor meningkat maka posisi cadangan devisa akan meningkat dan jika

impor meningkat maka posisi cadangan devisa akan turun.

2. Trisna (2016) meneliti tentang Pengaruh Penanaman Modal Asing

Terhadap Cadangan Devisa di Indonesia Studi Sebelum Dan Sesudah Krisis

Global. Penelitian ini dilaksanakan melalui analisis regresi linear berganda

dengan menggunakan data dari tahun 2005 hingga 2014 pada data triwulan

Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier Beganda. Hasil dari

penelitian ini yaitu diketahui bahwa ekspor neto, kurs dollar Amerika, PMA

berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa secara parsial.

Cadangan devisa memiliki rata-rata nilai lebih besar dibandingkan sebelum

terjadinya krisis. Cadangan devisa tidak dapat dijadikan tolak ukur bagi suatu

negara untuk terhindar dari krisis. Meskipun negara itu mempunyai banyak

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

57

cadangan devisa, krisis tetap saja dapat menimpa negara itu. Cadangan devisa

hanya berperan sebagai bantalan kekuatan ekonomi negara.

3. Penelitian Dessy Dianita S (2018) tentang Analisa Cadangan Devisa

Indonesia tahun 1990-2016. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis

dalam jangka pendek maupun jangka panjang pengaruh dari nilai tukar, suku

bunga BI rate, produk domestik bruto, dan krisis ekonomi terhadap cadangan

devisa baik secara parsial maupun simultan. Dalam melakukan penelitian ini

peneliti menggunakan Metode ECM. Hasil pengujian secara parsial baik dalam

jangka pendek maupun panjang dapat diketahui bahwa nilai tukar berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap cadangan devisa, dan dalam jangka pendek suku

bunga BI rate tidak berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan negatif

terhadap cadangan devisa dan dalam jangka panjang suku bunga BI rate tidak

berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap cadangan devisa,

selanjutnya cadangan devisa juga dapat dipengaruhi oleh produk domestik bruto

secara jangka pendek ataupun jangka panjang.Cadangan devisa dipengaruhi oleh

produk domestik bruto secara jangka pendek ataupun jangka panjang.

4. M. Febriyenti (2013) melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor yang

mempengaruhi Cadangan Devisa dan Net Ekspor di Indonesia tahun 2000-2011.

Analisis ini menggunakan model hubungan dua arah dan juga hubungan tidak

langsung antar variabel. Hasil pengujian Net ekspor, utang luar negeri, dan

cadangan devisa periode sebelumnya mempengaruhi cadangan devisa di

Indonesia. Sedangkan variabel Foreign Direct Invesment tidak mempengaruhi

cadangan devisa di Indonesia.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

58

6. Penelitian Putri (2017) tentang Analisis Pengaruh Ekspor, Penanaman

Modal Asing, dan Utang Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa di Indonesia

tahun 1996-2015 . Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kuantitatif. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode persamaan

regresi liner berganda dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian yang didapat

adalah variabel ekspor dan utang luar negeri berpengaruh positif dan signifikan

terhadap cadangan devisa di Indonesia, sedangkan variabel penanaman modal

asing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cadangan devisa.

7. Arize C. (2012) melakukan penelitian tentang Foreign Exchange

Reserves in Asia and Its Impact on Import Demand. Analisis menggunakan data

frekuensi triwulanan untuk India, Jepang, Korea, Singapura, dan Thailand.

Data diambil dari International Monetary Fund's International Financial

Statistics (IFS 2009). Penelitian menggunakan teknik OLS dinamis dan ARDL

untuk memperkirakan elastisitas permintaan jangka panjang dan pendek. Hasil

menunjukkan bahwa peningkatan cadangan devisa memiliki efek positif pada

permintaan impor. Selain itu, hasil pengujian lebih lanjut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan ekuilibrium jangka panjang yang unik dan signifikan secara

statistik antara impor riil, pendapatan riil, harga relatif, dan cadangan devisa riil.

8. Azzem (2019) melakukan penelitian tentang Impact of macroeconomic

variables on foreign exchange reserves: A case from Pakistan. Studi ini

bermaksud untuk menyelidiki dampak indikator makroekonomi terhadap

cadangan devisa dalam konteks Pakistan, menggunakan Model Vector

Autoregressive (VAR). Pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa permintaan

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

59

cadangan devisa sangat sensitif terhadap kerentanan akun modal dan kurang

responsif terhadap biaya peluangnya. Dari hasil Analisis kausalitas Granger

bahwa berbagai variabel makroekonomi gagal menyebabkan kausalitas terbalik.

Ini menunjukkan bahwa di Pakistan, permintaan cadangan devisa didorong oleh

stabilitas makroekonomi.

9. Penelitian Soekapdjo. S dan Danova, G. K. (2020) melakukan penelitian

tentang Pengaruh Makro Ekonomi terhadap Cadangan Devisa di ASEAN-5 .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh makro ekonomi terhadap

cadangan devisa di ASEAN-5, dengan menggunakan metode regresi data panel.

Data berupa kuartalan pada 2010-2018, yang berasal dari world bank dan

Bank Indonesia, dengan variabel terikat cadangan devisa dan variabel bebas

berupa kurs, inflasi, ekspor dan impor. Adapun hasilnya kurs dan ekspor

berpengaruh positif dan siginifikan terhadap cadangan devisa di ASEAN-5,

sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cadangan devisa

di ASEAN-5, akan tetapi impor tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa di

ASEAN-5. Dengan begitu diharapakan pemerintah terus menjaga kestabilan

inflasi, kurs dan komoditas dalam negeri serta minat investor asing di Indonesia.

Pihak pengusaha diupayakan terus melakukan inovasi dengan menggunakan

teknologi digital dan masyarakat meningkatkan penggunaan produk dalam

negeri.

10. Penelitian Deki, Pan Budi Marwoto dan Marheni (2017) tentang Anlisis

pengaruh Investasi Portofolio, Kurs, Hutang luar negeri dan neraca perdagangan

terhadap posisi cadangan devisa di Indonesia. Data yang digunakan Time series

dari kuartal pertama tahun 2005 hingga kuartal keempat tahun 2006. Data

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

60

dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa

cadangan devisa di Indonesia dipengaruhi secara signifikan dan positif oleh

variabel utang luar negeri dan neraca perdagangan. Sedangkan variabel investasi

portofolio dan pertukaran kurs dolar ke Indonesia dianggap tidak memiliki

pengaruh negatif terhadap cadangan devisa Indonesia.

11. Asbiyanti (2016) menganalisis tentang Pengaruh Ekspor, Impor,

Utang Luar Negeri dan Foreign Direct Investment (FDI) terhadap Cadangan

Devisa di ASEAN pada tahun 2011-2016. Model analisis yang digunakan yaitu

regresi berganda dengan tiga model regresi yaitu Pooled Least Square (PLS),

Fiexed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM). Hasil

penelitian yang diperoleh adalah variabel ekspor dan utang luar negeri (ULN)

berpengaruh positif terhadap cadangan devisa sedangkan Impor dan Foreign

Direct Invesment berpengaruh negatif terhadap cadangan devisa.

2.11 Kerangka Pemikiran

Indonesia sebagai salah satu negara yang menganut ekonomi terbuka

(open economy) yaitu perekonomian yang berinteraksi secara bebas dengan dunia

perekonomian negara lain. Dalam open economy ini, suatu negara sangat

mengandalkan kegiatan perdagangan internasional untuk mencapai tujuan

pembangunan nasional. Pembangunan nasional sangat membutuhkan dana yang

besar untuk dapat memenuhi semua kebutuhan negara. Dalam melakukan

pembangunan tersebut dibutuhkan pendanaan yang cukup besar. Pendanaan

tersebut dapat diperoleh dari kegiatan perdagangan internasional. Sumber dana

yang digunakan untuk membiayai transaksi internasional salah satunya

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

61

diperoleh dari cadangan devisa. Cadangan devisa diperoleh ketika suatu negara

melakukan kegiatan ekspor dan impor. Besarnya cadangan devisa ini diharapkan

dapat memperbaiki dan membangun perekonomian Indonesia menjadi lebih

baik, sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lain.

Dengan melakukan kegiatan ekpor dan impor maka akan terpenuhi

barang dan jasa dalam negeri dan terciptanya kerjasama antara negara dalam

berbagai bidang. Kegiatan ekspor adalah kegiatan perdagangan antara dua negara

yang biasa memberikan rangsangan untuk meningkatkan permintaan dalam

negeri yang menimbulkan pabrik industri-industri besar, guna memberikan

dorongan dalam dinamika pertumbuhan perdagangan luar negeri yang nantinya

suatu negara yang sedang berkembang bisa bersaing dengan negara-negara yang

lebih maju. Ketika suatu negara melakukan kegiatan perdagangan internasional

maka negara akan dapat berupa penerimaan dana dalam bentuk rupiah ataupun

mata uang asing (devisa). Akibatnya, nilai tukar uang negara berpengaruh besar

pada cadangan devisa (Kuswantoro, 2017). Selain itu cadangan devisa

dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya utang luar negeri dan investasi asing

langsung yang menjadi faktor penting dalam meningkatkan cadangan devisa.

Dengan demikian adanya fluktuasi ekonomi suatu negara secara otomatis akan

mempengaruhi negara yang menjadi mitranya. Berdasarkan perumusan masalah,

landasan teori dan berbagai penelitian sebelumnya, maka dapat dibentuk suatu

kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

62

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.12 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan teori dan penelitian

terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Ekspor :

H0 : Diduga ekspor tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia.

H1 : Diduga ekspor terdapat pengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia.

2. Variabel Impor

H0 : Diduga impor tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia.

H1 : Diduga impor terdapat pengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia.

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cadangan Devisa 2.1.1 ...

63

3. Variabel Nilai Tukar

H0 : Diduga nilai tukar tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa

Indonesia.

H1 : Diduga nilai tukar terdapat pengaruh terhadap cadangan devisa

Indonesia.

4. Variabel Utang luar negeri

H0 : Diduga utang luar negeri tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa

Indonesia.

H1 : Diduga utang luar negeri terdapat pengaruh terhadap cadangan devisa

Indonesia.

5. Variabel FDI

H0 : Diduga utang luar negeri tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa

Indonesia.

H1 : Diduga utang luar negeri terdapat pengaruh terhadap cadangan devisa

Indonesia.