BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi...

45
BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II.1.1. Definisi Hotel Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hotel (ho.tel) adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan; bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum. II.1.2. Definisi Kapsul Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kapsul (kap.sul) memiliki dua pengertian. (1) pembungkus kecil dari sejenis agar-agar tempat obat yang harus ditelan; (2) ruang khusus yang bertekanan udara tertentu yang digunakan oleh penerbang ruang angkasa (astronaut) dalam penerbangan ke angkasa luar. Dalam kasus ini, pengertian yang relevan dan memiliki hubungan yang lebih erat dengan pembahasan adalah pengertian nomor 2. Pengertian nomor 2 membawa definisi kapsul yang dimaksud dalam pembahasan ini cenderung condong kepada definisi kapsul ruang angkasa dimana kapsul ruang angkasa merupakan salah satu bagian dari pesawat ruang angkasa yang memiliki bentuk yang simpel dan pada umumnya kapsul ruang angkasa tersebut dapat diisi oleh astronot/penumpang sebanyak satu hingga tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua kebutuhan sehari-hari yang penting seperti udara, air, dan makanan. II.1.3. Definisi Hotel Kapsul Dikarenakan tidak ada definisi yang pasti mengenai hotel kapsul, maka definisi hotel kapsul diambil dari sumber-sumber yang dirasa cukup mampu untuk mewakili definisi dari hotel kapsul tersebut.

Transcript of BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi...

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1. Tinjauan Umum

II.1.1. Definisi Hotel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hotel (ho.tel) adalah

bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap

dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan; bentuk akomodasi

yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk

memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum.

II.1.2. Definisi Kapsul

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kapsul (kap.sul) memiliki

dua pengertian. (1) pembungkus kecil dari sejenis agar-agar tempat obat yang

harus ditelan; (2) ruang khusus yang bertekanan udara tertentu yang digunakan

oleh penerbang ruang angkasa (astronaut) dalam penerbangan ke angkasa luar.

Dalam kasus ini, pengertian yang relevan dan memiliki hubungan yang lebih

erat dengan pembahasan adalah pengertian nomor 2.

Pengertian nomor 2 membawa definisi kapsul yang dimaksud dalam

pembahasan ini cenderung condong kepada definisi kapsul ruang angkasa

dimana kapsul ruang angkasa merupakan salah satu bagian dari pesawat ruang

angkasa yang memiliki bentuk yang simpel dan pada umumnya kapsul ruang

angkasa tersebut dapat diisi oleh astronot/penumpang sebanyak satu hingga

tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua kebutuhan sehari-hari yang

penting seperti udara, air, dan makanan.

II.1.3. Definisi Hotel Kapsul

Dikarenakan tidak ada definisi yang pasti mengenai hotel kapsul, maka

definisi hotel kapsul diambil dari sumber-sumber yang dirasa cukup mampu

untuk mewakili definisi dari hotel kapsul tersebut.

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Menurut kamus bahasa inggris online Macmillan Dictionary, hotel

kapsul merupakan semacam hotel yang berada di Jepang dan digunakan

sebagai tempat untuk beristirahat dan menginap oleh orang-orang yang telah

selesai bekerja setiap harinya namun tidak sempat untuk pulang kerumah.

II.1.4. Lahirnya Hotel Kapsul

Hotel kapsul pertama yang dibuka yaitu Capsule Inn di Osaka Jepang.

Pada tahun 1972, seorang arsitek asal Jepang bernama Kisho Kurokawa

memiliki sebuah gagasan visioner mengenai “A Hotel for The Year 2001”

atau, “Sebuah Hotel untuk Tahun 2001”. Menurut proposal yang dia ajukan

tersebut, Hotel tidak lagi memiliki ruangan yang besar, namun hanya terdapat

ruang yang terbatas hanya untuk merangkak. Walau begitu, ruang untuk

merangkak itu tetap harus bersih, dan tetap dilengkapi dengan fasilitas

mendasar dan kenyamanan.

Disamping konsep futuristik yang dimiliki oleh proposal tersbut,

gagasan ini merupakan gagasan alternatif yang cukup masuk akal pada masa

dimana tarif taksi di kota besar Jepang pada tahun 1972 melonjak dari 50 Yen

menjadi 380 Yen (sekitar Rp. 5.500 menjadi Rp. 42.000). Hal ini sangat

merugikan para pekerja ibukota yang berdomisili di pinggiran kota. Hanya

dengan membayar 1.900 Yen atau sekitar Rp. 200.000 saja para pekerja lebih

memilih untuk menginap di hotel kapsul daripada harus menghadapi

perjalanan yang jauh dan mahal setiap harinya.

Ruang yang tersedia bagi pengunjung di hotel kapsul hanya berupa

ruangan untuk tidur yang dimensinya dikurangi secara ekstrim hingga kira-

kira hanya berukuran 2m x 1m x 1,25m saja sehingga ruangan tersebut kerap

disebut “kapsul”.

Gambar II.1.4.1: Detail Kapsul

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sumber: Google Image Search

Gambar II.1.4.2: Koridor Hotel Kapsul

Sumber: The Japan Times Online

Ruangan atau kapsul yang tersusun dari panel-panel modular plastik

serta fiberglass/acrylic ini dilengkapi dengan fasilitas hiburan. Pada umumnya

fasilitas yang diberikan antara lain televisi, konsol elektronik, dan bahkan

koneksi internet wireless.

Gambar II.1.4.3: Interior Hotel Kapsul

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sumber: The Japan Times Online

Kapsul-kapsul ini kemudian ditumpuk menjadi dua tingkat serta

dijejerkan memanjang sepanjang koridor. Di masing-masing kapsul yang

terletak dibawah dilengkapi dengan pijakan kaki untuk memudahkan

pengguna ketika hendak memasuki kapsul yang berada di atas. Karena

keterbatasan ruangan pada unit kapsul ini, maka kapsul ini memang

sepenuhnya hanya digunakan untuk tidur. Hal ini memaksa pengunjung untuk

menyimpan barang bawaannya di loker khusus yang sudah disediakan oleh

pihak hotel di ruangan yang berbeda.

Begitu juga dengan toilet dan kamar mandi. Ruangan yang seharusnya

cukup privat ini dibuat menjadi fasilitas bersama. Tidak seperti hotel pada

umumnya, kamar mandi dibuat menjadi komunal dan hal ini mengakibatkan

hotel kapsul tidak diperuntukkan bagi wanita pada masa pertama kali hotel ini

baru direalisasikan. Namun seiring berjalannya waktu pihak pengelola hotel

memberikan akomodasi khusus dan memisahkan unit-unit bagi pria dan

wanita.

Meskipun hotel kapsul tidak banyak diminati di luar negara Jepang dan

banyak memiliki keterbatasan seperti yang sudah disebutkan diatas, beberapa

hotel kapsul dilengkapi dengan restoran, sarana olahraga seperti kolam renang,

dan bahkan fasilitas-fasilitas hiburan.

II.2. Tinjauan Khusus Topik

II.2.1. Sustainable Design

Kata sustainability berasal dari bahas Latin sustinere yang berarti untuk

mempertahankan. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Inggris, terdapat hampir

10 makna dari kata sustain. Pengertian yang paling relevan diantaranya adalah

“mempertahankan”, “mendukung”, dan “menahan”.

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Menurut J.F. McLennan pada buku The Philosophy Of Sustainable

Design (2004) sustainable design adalah sebuah dasar psikologis pada sebuah

gerakan yang sedang berkembang pada pihak perorangan atau organisasi yang

secara harfiah mengkaji ulang bagaimana sebuah bangunan dirancang,

dibangun, dan dioperasikan untuk lebih bertanggung jawab terhadap

lingkungan dan responsif terhadap manusia. Secara lebih sederhana beliau

menambahkan bahwa maksud dibalik sustainable design adalah untuk

meminimalisir atau bahkan menghilangkan dampak negatif terhadap

lingkungan melalui desain yang pandai dan sensitif terhadap lingkungan.

Perwujudan dan produk yang diharapkan dari sustainable design

menggunakan energi yang terbarukan, minimnya dampak negatif terhadap

lingkungan, dan menghubungkan manusia dengan lingkungannya secara

timbal balik. Diluar kenyataan mengenai menghilangkan dampak negatif

terhadap lingkungan, sustainable design harus menghasilkan suatu karya atau

produk yang kreatif dan inovatif hingga mampu merubah dan “menggeser”

pola pikir dan kebiasaan umum yang pengguna selalu lakukan terhadap

produk tersebut.

Menghubungkan dengan pembahasan sebelumnya, Fan Shu-Yang, Bill

Freedman, dan Raymond Cote (2004) menyatakan pada umumnya sustainable

design merupakan reaksi umum terhadap krisis lingkungan global,

pertumbuhan yang amat pesat di aspek ekonomi, meledaknya jumlah populasi

manusia, menipisnya sumber daya alam, kerusakan ekosistem, dan juga

berkurangnya keanekaragaman hayati. Walaupun pada akhirnya

pengaplikasian sustainable design memiliki penerapan yang berbeda pada

masing-masing disiplin ilmu, namun terdapat beberapa prinsip-prinsip

mendasar mengenai sustainable design. Beberapa prinsip tesebut antara lain:

• Material Berdampak Rendah

Menggunakan material yang tidak mengandung racun, material yang

berasal dari proses daur ulang atau material yang tidak

membutuhkan energi yang besar dalam proses pengolahannya

• Efisiensi Energi

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Menggunakan material pabrikan yang diproduksi secara massal dan

juga tidak membutuhkan energi yang besar dalam proses

pengolahannya

• Kualitas dan Daya Tahan

Produk yang berkualitas dan memiliki daya tahan yang lebih lama

tidak harus diberikan perlakuan khusus secara berkala dan sering.

Mengurangi biaya dan energi yang harus kembali dikeluarkan untuk

maintenance atau produk pengganti.

• Daur Ulang

Produk, proses, dan material yang bisa didaur ulang.

• Pengukuran Dampak Emisi Karbon

Penghitungan ditentukan melalui pengukuran jumlah emisi karbon

yang dihasilkan dari pengolahan berbagai sumber daya alam.

• Standar Sustainable Design

Pedoman-pedoman dalam merancang berdasarkan filosofi

sustainable design yang diprakarsai oleh banyak badan dan

organisasi didunia seperti LEED (Leadership in Energy and

Environmental Design), IECC (International Energy Coservation

Code), dll.

• Sumber Daya Terbarukan

Material diharapkan berasal dari tempat yang tidak jauh dari lokasi

suatu produk itu diproduksi atau bersifat lokal. Selain itu material

yang mudah terurai ketika sudah tidak terpakai juga menjadi

pertimbangan.

Sustainable design masih merupakan filosofi perancangan yang

masih global. Sehingga sustainable design masih bisa terbagi menjadi

beberapa disiplin ilmu yang lebih spesifik antara lain:

• Sustainable Planning

• Sustainable Graphic Design

• Sustainable Agriculture

• Sustainable Architecture

• Dll.

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

II.2.2. Sustainable Architecture

Sustainable Architecture adalah istilah umum dalam disiplin ilmu

arsitektur yang menggambarkan teknik merancang yang secara sadar

mempertimbangkan lingkungan dalam proses perencanaannya.

Dalam konteks yang lebih luas, sustainable architecture berusaha

untuk meminimalisir dampak negatif yang dihasilkan oleh sebuah bangunan

dengan cara meningkatkan efisiensi dan sikap dalam memanfaatkan material,

energi, dan pemanfaatan ruang. Pemikiran mengenai sustainability atau

ecological design berfungsi untuk memastikan bahwa desain yang kita

ciptakan, sikap yang kita pilih, dan tindakan yang kita lakukan sebagai arsitek

tidak merusak dan mengganggu kesempatan dan masa depan generasi penerus

kita. Pada dasarnya satu-satunya sasaran yang diharapkan dari sustainable

architecture adalah efisiensi energi.

Seringkali sustainable architecture digunakan sebagai istilah yang

menjelaskan sebuah strategi, komponen-komponen, dan teknologi dalam

meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan sekaligus meningkatkan

kenyamanan dan taraf hidup di beberapa kasus yang terkait. Beberapa

komponen tersebut antara lain:

• Pencahayaan alami

• Kualitas udara dalam ruang

• Pemanas ruangan pasif (khusus yang mengalami musim dingin)

• Penghawaan alami

• Efisiensi energi

• Energi alternatif

• Meminimalisir limbah konstruksi

• Konservasi air

• Pengelolaan limbah padat

• Energi terbarukan

• Pelestarian tapak

• Dll

II.2.2.1. Pemanfaatan Energi

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Dalam mencapai sasaran pemanfaatan energi yang baik

dalam sebuah perancangan terdapat dua poin umum. Poin pertama

adalah penghematan energi, dan poin kedua adalah energi

terbarukan.

1. Penghematan Energi

Hal mendasar pertama yang mempengaruhi penghematan

energi adalah letak site dan orientasi bangunan pada tapak.

Desain bangunan yang pasif memungkinkan bangunan

tersebut dapat memanfaatkan energi yang dihasilkan oleh

matahari tanpa harus menggunakan alat atau panel solar yang

aktif sekalipun. Sebagai sumber daya alami, cahaya matahari

amat sangat dapat dimanfaatkan sebagai sumber utama

dalam pencahayaan alami pada sebuah bangunan sehingga

energi untuk menyalakan lampu dapat dikurangi dengan

lebih bijaksana.

2. Energi Terbarukan

Energi terbarukan terbagi menjadi beberapa cara. Antara lain

dengan pengaplikasian Solar Panel, Wind Turbine, dan solar

water heating.

II.2.2.2. Material

Berdasarkan pembahasan sebelumnya mengenai sustainable

design, material yang digunakan dalam perancangan sebuah produk

diharapkan merupakan material yang memiliki dampak negatif yang

rendah terhadap lingkungan, serta memanfaatkan material yang

dapat didaur ulang dalam jangka waktu yang pendek ataupun jangka

waktu yang panjang.

II.2.2.3. Manajemen Limbah

Memanfaatkan limbah rumah tangga juga menjadi salah satu

upaya kecil namun penting dalam filosofi sustainable design.

Sebagai contoh yang paling mudah dan dapat dilakukan oleh hunian

sederhana adalah pemanfaatn air bekas mandi atau cuci tangan dari

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

wastafel. Air yang merupakan elemen penting didalam hidup

manusia lebih baik dimanfaatkan secara lebih cerdas.

Air bekas mandi dan cuci tangan tersebut dapat diolah

kembali untuk keperluan non-konsumsi lain seperti menyirami

tanaman atau menyirami kloset.

II.2.3. Rainwater Harvesting

II.2.3.1. Latar Belakang Rainwater Harvesting

Menurut Janette Worm dan Tim van Hattum (2006) dalam

karya mereka yang berjudul Rainwater Harvesting for Domestic

Use, sebagian besar mayoritas penduduk di dunia banyak yang sulit

untuk mendapatkan akses terhadap air bersih untuk kebutuhan

domestik rumah tangga. Bahkan adapula yang sama sekali tidak

terdapat distribusi air bersih di negaranya. Berdasarkan alasan

tersebut, muncullah gagasan dimana air hujan dimanfaatkan sebagai

pemenuhan kebutuhan akan air bersih di beberapa kawasan tertentu.

Hingga kini gagasan tersebut masih tetap menjadi pilihan alternatif

bernilai dalam melengkapi kebutuhan sehari-hari.

Gambar II.2.3.1.1: Ilustrasi Rainwater Harvesting

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

Pada mulanya masyarakat memulai sistem rainwater

harvesting dengan mengumpulkannya di ember, tangki air, kolam,

dan juga sumur. Mereka telah menerapkan metode sederhana

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

tersebut selama bertahun-tahun lamanya. Kegunaan dari air hujan

yang mereka panen pun beragam. Mulai dari mencuci, mengairi

ladang, mandi, memasak, bahkan untuk diminum.

Dikarenakan beberapa alasan-alasan mendesak di masa kini

seperti:

1. Meningkatnya jumlah kebutuhan akan air bersih membuat

sistem pemanfaatan air sumur kadangkala tidak membantu

dan sistem pasokan air dari pemerintah tidak terorganisir

dengan baik, pemanfaatan air menjadi alternatif yang sangat

berguna.

2. Keberadaan air yang simpang siur pada air sumur, danau,

atau sungai bisa menjadi malapetaka. Tidak selalu tersedia

air yang bersih disana untuk beberapa jangka waktu.

3. Kualitas air sumur atau suplai dari PDAM kadangkala kerap

tercemar karena kecerobohan dan ulah manusia.

maka semakin banyak komunitas di penjuru dunia yang “kembali”

ke metode alternatif rainwater harvesting.

II.2.3.2. Keuntungan dan Kerugian Rainwater Harvesting

Dalam memikirkan gagasan untuk merancang sebuah sistem

rainwater harvesting sangat penting untuk mengetahui keuntungan

dan kerugian dari sistem tersebut. Keuntungan mendasar pertama

dari sistem rainwater harvesting adalah minimnya penggunaan

energi dalam proses penangkapan air hujan. Keuntungan ini sesuai

dengan prinsip sustainable design yang sudah dibahas pada

pembahasan sebelumnya.

Namun adapula kerugian paling mendasar dari sistem

rainwater harvesting. Kerugiannya adalah sebuah kenyataan bahwa

kita tidak bisa mengetahui secara pasti seberapa banyak dan kapan

hujan akan turun.

Berdasarkan buku Rainwater Harvesting for Domestic Use

(2006), berikut adalah beberapa keuntungan dan kerugian dari

sistem rainwater harvesting:

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Tabel II.2.3.2.1: Kelebihan dan Kekurangan Sistem Rainwater Harvesting

Kelebihan Kekurangan

Konstruksi Yang Sederhana.

Konstruksi sistem rainwater

harvesting cukup sederhana

hingga penduduk lokal dapat

dilatih untuk membuat sendiri.

Hal ini mengurangi biaya

pekerja.

Biaya Yang Cukup Tinggi.

Biaya dalam membangun sistem

rainwater harvesting sebagian

besar terpakai pada saat proses

pembangunan. Namun begitu

biaya dapat ditekan dengan

desain konstruksi sederhana dan

penggunaan material lokal

Perawatan Terjamin.

Perawatan berkala dan

maintenance dapat diawasi

oleh pemilik secara langsung.

Perawatan Intensif. Tuntutan

akan pentingnya perawatan

berkala kadangkala sering

dilupakan.

Kualitas Air Relatif Baik.

Kemungkinan lebih baik

daripada sumber air lain seperti

sumur.

Kualitas Air Juga Rawan.

Tercemar polusi, kotoran

burung, serangga, debu, dan

kotoran lain.

Minim Dampak Negatif. Air

hujan adalah sumber daya alam

terbarukan dan tidak merusak

lingkungan.

Suplai Air Bergantung

Kepada Musim. Musim

kemarau berkepanjangan

ditakutkan menghabiskan suplai

air hujan.

Sumber Air Dekat. Air hujan

yang sudah ditampung dapat

langsung dipergunakan karena

jarak penampungan air tidak

jauh.

Suplai Terbatas. Suplai dibatasi

oleh jumlah air hujan yang

turun, luas bidang penangkap air

hujan, serta kapasitas

penyimpanan air.

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

II.2.3.3. Prinsip Dasar

Menurut buku Rainwater Harveting for Domestic Use

(2006), pada dasarnya rainwater harvesting dapat didefinisikan

sebagai kumpulan aliran air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

keperluan domestik rumah tangga, kebutuhan agrikultural, dan

manajemen lingkungan.

Sistem rainwater harvesting terdiri dari 3 komponen dasar

yang penting. Antara lain:

1. Penangkap atau permukaan atap yang berfungsi untuk

menangkap air hujan.

2. Sistem pengiriman untuk memindahkan air hujan yang

sudah ditangkap dari penangkap atau permukaan atap ke

bak penyimpanan.

3. Bak penyimpanan atau tangki air untuk menyimpan air

hingga air itu dipergunakan.

Gambar II.2.3.3.1: Komponen-Komponen Rainwater Harvesting

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

Penangkap air hujan pada sistem rainwater harvesting

adalah sebuah permukaan yang secara langsung menerima tetesan

air hujan dan mengalirkan air hujan tersebut masuk kedalam sistem.

Patut diingat, air yang ditangkap oleh permukaan penangkap sama

sekali tidak layak untuk diminum. Untuk mencapai tahap tersebut

diperlukan berbagai tahap filtrasi dan penyaringan.

Berikutnya adalah sistem pengiriman air. Pada hunian rumah

pada umumnya contoh sistem pengiriman air yang paling sederhana

adalah pipa paralon atau talang air. Sistem pengiriman ini berfungsi

untuk mengrimkan air yang sebelumnya sudah ditangkap oleh

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

permukaan penangkap untuk menuju ke bak penyimpanan. Sistem

pengiriman air disarankan untuk diaplikasikan dengan baik dan teliti

karena sistem pengiriman air kerap menjadi titik yang paling rawan

dari rangkaian sistem rainwater harvesting.

Yang terakhir adalah bak penyimpanan. Pada mulanya air

hujan yang sudah dipanen dikumpulkan oleh masyarakat suatu

komunitas didalam sebuah ember atau tong. Namun semakin

berkembangnya teknologi dan semakin meningkatnya kebutuhan

akan air bersih per individu, maka bak penyimpanan yang

digunakan menggunakan bak dengan konstruksi baja atau beton

bertulang.

II.2.3.4. Pertimbangan Sebelum Perancangan

Sudah banyak komunitas-komunitas ataupun pihak

perorangan di seluruh dunia yang memanfaatkan sistem rainwater

harvesting sebagai sumber pemenuhan kebutuhan akan air bersih.

Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum

merancang sistem rainwater harvesting pada sebuah hunian untuk

keperluan domestik. Faktor-faktor tersebut antara lain:

• Faktor lingkungan (khususnya iklim)

• Faktor teknis

• Faktor kebutuhan air

• Faktor sosial

• Faktor finansial (relatif)

Faktor Lingkungan

Layak atau tidaknya suatu kawasan untuk diaplikasikan

sistem rainwater harvesting sangat bergantung kepada curah hujan

pada kawasan tersebut. Menurut buku Rainwater Harvesting for

Domestic Use (2006), curah hujan merupakan kunci utama dalam

mengetahui apakah penggunaan sistem rainwater harvesting mampu

bersaing dengan penggunaan sistem sumber air dari PDAM.

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Daerah yang berada di iklim tropis dengan musim kemarau

pendek sekitar 1 hingga 4 bulan disertai dengan beberapa hujan

badai berintensitas tinggi merupakan daerah yang memiliki kondisi

yang paling cocok untuk pengaplikasian sistem rainwater

harvesting. Sebagai tambahan menurut literatur yang sama,

pengaplikasian sistem rainwater harvesting pada daerah yang

berada di iklim tropis basah juga dapat cukup bermanfaat

dikarenakan umumnya kualitas air permukaan di daerah beriklim

tropis kurang terjamin dan sangat beragam sepanjang tahunnya.

Tabel II.2.3.4.1: Curah Hujan Rata-Rata per-Tahun Berdasarkan Iklim Kawasan

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan tahunan (dalam

mm) yang dimiliki Daerah Khusus Ibukota Jakarta selama 6 tahun

mulai dari 2001 – 2006 adalah:

Tabel II.2.3.4.2: Curah Hujan Bulanan Jakarta Tahun 2001 - 2006

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Januari 286 694 111 224 392 406

Februari 297 659 499 409 350 273

Maret 173 176 109 233 417 302

April 111 144 66 343 115 369

Mei 67 69 72 111 57 98

Juni 138 2 4 48 116 31

Juli 30 117 0 51 174 43

Agustus 79 0 0 0 39 10

September 10 0 23 0 30 0

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Oktober 134 3 227 39 200 0

November 125 49 189 78 102 28

Desember 92 109 430 209 92 112

Total 1542 2022 1730 1745 2084 1672

Rata-Rata 1799,16 mm/tahun

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Dikarenakan tidak adanya pola perkembangan curah hujan

yang konstan dan terus berubahnya rata-rata curah hujan di DKI

Jakarta selama sepuluh tahun terakhir, maka data curah hujan DKI

Jakarta dari tahun 2001-2006 tersebut dianggap sebagai data yang

dapat digunakan.

Berdasarkan jumlah dan referensi mengenai rata-rata curah

hujan per-tahun berdasarkan iklim kawasan dapat disimpulkan

bahwa curah hujan tahunan Kota Jakarta berada di kisaran 1500-

2000 mm.

Faktor Teknis

Selain faktor esensial seperti lingkungan, faktor lain yang

mempengaruhi konstruksi dari sistem rainwater harvesting adalah

tentu saja faktor teknis seperti:

• Penggunaan material penangkap air hujan yang tentu

saja kedap air seperti metal, keramik, asbestos, atau

semen.

• Ketersediaan area untuk penyimpanan air hasil

tangkapan.

• Jumlah pengguna air dan peruntukan penggunaan air.

• Ketersediaan sumber air lain seperti air permukaan atau

air dari PDAM sebagai alternatif ketika air hasil

rainwater harvesting habis.

• Tersedianya pekerja dan material lokal yang cocok

untuk perancangan dan manajemen sistem rainwater

harvesting.

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Di beberapa bagian di dunia seperti di Thailand, sistem

rainwater harvesting hanya digunakan sesekali ketika turun hujan

badai. Hasil tangkapan air hujan tersebut disaring, diproses dan

digunakan secara eksklusif hanya untuk minum. Berbeda dengan

kawasan yang berada di iklim tropis, kawasan yang berada di iklim

kering menangkap air hujan sebanyak mungkin untuk memenuhi

semua keperluan yang dibutuhkan oleh semua orang yang

membutuhkan di suatu komunitas atau hunian tertentu.

Menurut Janette Worm dan Tim van Hattum (2006), terdapat

4 jenis pengguna sistem Rainwater Harvesting. Antara lain:

1. Pengguna Tidak Berkala

Pengguna yang menyimpan persedian air hujan dalam

penyimpanan yang relatif kecil. Air yang ditangkap hanya

digunakan untuk beberapa hari. Pengguna ini umumnya

berada di wilayah yang pola hujannya teratur dan memiliki

sumber air lain yang lebih terpercaya.

2. Pengguna Berselang

Pengguna yang menggunakan sistem rainwater harvesting

ketika musim hujan panjang. Namun ketika musim kemarau

tiba, kebutuhan air dipenuhi oleh sumber air lain selain

rainwater harvesting sehingga air yang diperoleh dari

rainwater harvesting dapat digunakan sebagai sumber air

alternatif ketika sumber air lain kering atau mengalami

kelangkaan.

3. Pengguna Sebagian

Pengguna yang menggunakan air dari sistem rainwater

harvesting secara terus menerus sepanjang waktu namun

tidak mencukupi seluruh kebutuhan air yang diperlukan

sehingga peruntukan kebutuhan airnya dibagi. Sebagai

contoh, air hasil rainwater harvesting digunakan untuk

minum dan menyiram toilet sedangkan untuk keperluan

mandi dan mencuci tetap menggunakan air dari PDAM.

4. Pengguna Penuh

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Hanya menggunakan air yang berasal dari sistem rainwater

harvesting sepenuhnya untuk semua keperluan rumah tangga

sepanjang waktu. Pengguna seperti ini umumnya terpaksa

karena tidak tersedianya sumber air lain kecuali air hujan.

Penggunaan sistem rainwater harvesting secara terus

menerus membutuhkan manajemen dan perawatan yang

sangat baik serta tempat penyimpanan yang cukup besar agar

persediaan air ketika musim kemarau cukup.

Faktor Kebutuhan Air

Jumlah angka kebutuhan air per orang sangat beragam.

Keragaman ini dimulai dari perbedaan negara, komunitas tertentu,

atau bahkan rumah tangga. Perlu diingat pula jumlah penggunaan air

juga bisa berubah secara drastis pada musim yang berbeda. Didalam

Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006) dinyatakan bahwa

dalam keadaan terdesak dan krisis air, sedikitnya manusia dapat

menggunakan sebanyak 15 Liter air untuk mandi dan kebutuhan

higienis lainnya dalam sehari.

Menurut Fenty Wisnuwardhani (2006), kebutuhan air bersih

di perkotaan pasti meningkat jumlahnya dari periode ke periode

seiring dengan laju perkembangan dan pertambahan penduduk.

Pernyataan tersebut dijabarkan kedalam tabel seperti berikut.

Tabel II.2.3.4.3: Pedoman Konsumsi Air

Kategori Kota Jumlah

Penduduk

Konsumsi Air

Metropolitan >1.000.000 210 Liter/Orang/Hari

Besar 500.000-

1.000.000

170 Liter/Orang/Hari

Sedang 100.000-500.000 150 Liter/Orang/Hari

Kecil 20.000-100.000 90 Liter/Orang/Hari

Sumber: Kimpraswil

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sedikit berbeda dengan data berdasarkan hasil survey yang

dilakukan Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya

pada 2006 setiap orang Indonesia mengkonsumsi air rata-rata

sebanyak 144 Liter/Hari. Dari jumlah tersebut, pemakaian terbesar

digunakan untuk keperluan mandi yakni sebanyak 65 Liter per

Orang per Hari atau 45% dari total pemakaian air.

Lebih spesifik, Brian Edwards dan David Turrent dalam

Sustainable Housing Principles & Practice (2000) membandingkan

penggunaan air untuk mandi dan menyiram toilet yang efisien dan

tidak efisien.

Tabel II.2.3.4.4: Perbandingan Konsumsi Air

Penggunaan Efisien Penggunaan Tidak Efisien

Toilet 6 Liter/Flush 7.5 Liter/Flush

Mandi 3 Liter/Menit 15 Liter/Menit

Sumber: Sustainable Housing Principles & Practice

Faktor Sosial

Pertimbangan berikutnya adalah faktor sosial. Beberapa

faktor tersebut antara lain:

• Diharapkan ada alasan kuat yang melatar belakangi

butuhnya pengaplikasian sistem rainwater harvesting

pada komunitas atau hunian tertentu.

• Sebisa mungkin biaya desain harus terjangkau dan

efektif.

• Semua anggota komunitas atau penghuni harus

sepenuhnya mengerti, terlibat dan turut ikut serta dalam

mengoptimalisasi sistem rainwater harvesting.

Faktor Finansial

Faktor terakhir yang cukup penting adalah faktor finansial.

Tidak dipungkiri, perancangan sistem rainwater harvesting

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

membutuhkan biaya. Semua itu kembali kepada metode desain,

material yang dipilih, serta besarnya skala dan kapasitas sistem

rainwater harvesting tersebut.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, dapat disimpulkan

bahwa terdapat beberapa hal penting yang harus diketahui sebelum

merancang sistem rainwater harvesting. Antara lain:

1. Jumlah pengguna dan rata-rata konsumsi per harinya.

2. Data curah hujan lokal dan data pola curah hujan

lokal.

3. Jenis pengguna pada sistem (Tidak berkala,

berselang, sebagian, penuh).

4. Area penangkap air hujan (dalam m2).

Menurut Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006),

poin-poin krusial tersebut dapat dijabarkan menjadi sebuah skema

dasar menyerupai kerangka berpikir yang menjadi acuan dalam

perancangan awal sebuah sistem rainwater harvesting.

Gambar II.2.3.4.1: Skema Perencanaan Rainwater Harvesting

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

II.2.3.5. Perancangan Sistem Rainwater Harvesting

Berdasarkan Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006),

terdapat 5 langkah sistematis dalam merancang sebuah sistem

rainwater harvesting.

Tahap 1. Menentukan jumlah total kebutuhan air.

Tahap 2. Merancang area penangkap air hujan.

Tahap 3. Merancang sistem pengiriman air hujan.

Tahap 4. Menentukan ukuran penyimpanan air yang

diperlukan.

Tahap 5. Memilih desain penyimpanan air yang cocok untuk

proyek yang bersangkutan.

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Tahap 1. Menentukan Jumlah Total Kebutuhan Air

Total kebutuhan air yang akan digunakan sebagai acuan

adalah kebutuhan air per tahun. Untuk mengetahui jumlah tersebut

didapati persamaan:

Kebutuhan Air = Rata rata konsumsi air per orang x jumlah penghuni x 365 hari

Walaupun pada kenyataannya konsumsi air tiap orang pasti

berbeda, namun dengan asumsi rata-rata konsumsi harian orang,

persamaan ini dapat dijadikan acuan yang valid.

Selain kebutuhan air, perlu juga diketahui mengenai

perkiraan jumlah air yang akan diterima. Dengan menggunakan data

curah hujan yang tersedia, dan koefisien run-off, maka dapat

diketahui persamaan jumlah air yang akan diterima.

Supply = Rainfall x Area x Run-off coefficient

Supply = Rata-rata air yang akan diterima dalam setahun

Rainfall = Rata-rata curah hujan tahunan

Area = Area penangkap air hujan

Run-off coefficient = Koefisien Run-off

Tabel II.2.3.5.1: Koefisien Run-off

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

Tahap 2. Merancang Area Penangkap Air Hujan

Desain area penangkap air hujan diharapkan efisien dan

memenuhi luas rata-rata yang dibutuhkan agar meningkatkan jumlah

air yang dapat dipanen.

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Selain menurut aspek teknis tersebut, desain area penangkap

hujan juga diharapkan dapat menjadi komponen vocal point pada

bangunan sehingga komponen tersebut terlihat menarik dan tidak

mengganggu nilai estetika pada bangunan.

Tahap 3. Merancang Sistem Pengiriman Air Hujan

Desain sistem pengiriman air hujan juga diharapkan

berfungsi seefisien mungkin dengan mempertimbangkan jarak

antara area penangkap dengan bak penyimpanan. Tidak lupa untuk

tetap mempertimbangkan aspek-aspek utilitas arsitektural.

Pada umumnya, rainwater harvesting pada hunian

menggunakan sistem pengiriman dengan pengaplikasian talang air

di ujung genteng. Material yang digunakan sebagai talang pada

umumnya adalah Aluminium dikarenakan material Aluminium

memiliki sifat anti karat. Bentuk yang dapat digunakan beragam

antara lain kotak, setengah lingkaran, atau bentuk huruf “v”.

Gambar II.2.3.5.1: Contoh Jenis Talang

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

Namun, pengaplikasian talang tersebut dibatasi hanya pada

bangunan yang menggunakan atap miring. Lain halnya dengan

bangunan yang memiliki area penangkap air hujan dengan desain

khusus, sistem pengiriman tidak memerlukan talang air sebagai

komponen penyambung area penangkap dengan pipa pengirim.

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sedangkan untuk pipa pengirim cukup menggunakan pipa

PVC berdiameter 4 Inchi yang juga digunakan pada landed house

pada umumnya.

Tahap 4. Menentukan Ukuran Penyimpanan Air

Ukuran penyimpanan air dapat ditentukan berdasarkan

persamaan pertama pada tahap 1. Berdasarkan kebutuhan air dan

prakiraan jumlah air yang akan diperoleh, dapat diketahui pula

ukuran penyimpanan air yang dibutuhkan.

Tahap 5. Memilih Desain Penyimpanan Air

Desain penyimpanan yang cocok untuk proyek amat sangat

bergantung kepada kondisi tapak setempat dan zoning pada tapak

sekaligus bangunan.

II.3. Studi Literatur

II.3.1. Studi Literatur Hotel Kapsul

Sebelum merancang hotel kapsul di Tanah Abang, dibutuhkan referensi

proyek sejenis atau proyek yang menyerupai hotel kapsul sebagai bahan

pertimbangan dalam perancangan. Berikut beberapa proyek sejenis yang

penyusun gunakan sebagai referensi.

II.3.1.1. Nakagin Capsule Tower

Nakagin Capsule Tower merupakan salah satu karya arsitek

Jepang Kisho Kurokawa yang paling populer. Yang membuatnya

begitu populer adalah ide dan gagasannya yang begitu inovatif

terhadap kreasinya yang satu ini. Karya yang dibangun pada tahun

1972 ini merupakan karya arsitektur kapsul pertama di dunia.

Gambar II.3.1.1.1: Birdview Nakagin Capsule Tower

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sumber: ArchDaily

Modul ini diciptakan pada dasarnya karena alasan yang

sebelumnya sudah dibahas yaitu menyangkut kebutuhan akan

tempat peristirahatan bagi pebisnis yang bekerja selama hari kerja di

pusat kota Tokyo yang padat dan sibuk.

Proyek ini merupakan salah satu contoh baik dalam dunia

arsitektur terutama yang berhubungan dengan sustainable design

dan recycleability.

Tabel II.3.1.1.1: Keterangan Nakagin Capsule Hotel

Nakagin Capsule Hotel

Foto

Fasilitas Unit hotel kapsul, kamar mandi

dan WC, restoran

Massa Persegi panjang

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Bangunan

Struktur Modular yang dipasang ke core

inti bangunan.

Sirkulasi Single loaded

Jumlah Lapis 14

Kapasitas 140 orang

Jumlah Unit

Bangunan

140

Kelebihan Modul unit kapsul hotel dapat

dilepas dengan mudah ketika

dibutuhkan saat maintenance

Kekurangan Sirkulasi yang bersifat single

loaded mengakibatkan koridor

hotel membutuhkan pencahayaan

buatan setiap saat

140 unit kapsul yang tersedia ditumpuk dan disusun

sedemikian rupa serta diputar secara acak dan variatif terhadap inti

bangunan sehingga menimbulkan efek menarik dan dinamis pada

fasad bangunan hingga menjulang tinggi sebanyak 14 lantai.

Teknologi yang dikembangkan oleh Kisho Kurokawa mampu

membuat modul unit hotel kapsul ini terpasang ke inti bangunan

beton hanya dengan 4 baut bertekanan tinggi yang memudahkan

unit ketika harus dilepas pada keadaan tertentu.

Gambar II.3.1.1.2: Fasad Nakagin Capsule Hotel

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sumber: ArchDaily

Masing-masing kapsul berukuran 4m x 2,5m. Dengan

desain yang efisien, dimensi ruang sebesar 4m x 2,5m mampu

menampung satu orang pengunjung lengkap dengan berbagai

macam fasilitas seperti televisi, radio, lemari, meja kerja dan kamar

mandi beserta toilet. Masing-masing modul dapat dimanipulasi

program ruangnya hanya dengan menghubungkan dua unit kapsul

ke kapsul yang lain.

Gambar II.3.1.1.3: Interior Nakagin Capsule Hotel

Sumber: ArchDaily

Kapsul-kapsul tersebut dirancang agar mudah untuk dilepas

dari inti bangunan ketika harus dilakukan maintenance dan

perawatan. Walaupun begitu, semenjak pertama kali bangunan ini

rampung hingga saat ini sudah kurang lebih 34 tahun kapsul-kapsul

tersebut belum pernah dilepas dan dilakukan perawatan hingga

mengakibatkan kerusakan drainase dan pipa air.

II.3.1.2. 9 Hours Capsule Hotel

Hotel yang baru berumur kurang dari 1 tahun ini berada di

kawasan padat Kyoto, Jepang. Hotel kapsul ini menawarkan

kemewahan didalam ruang yang minim.

Gambar II.3.1.2.1: Unit 9 Hours Capsule Hotel

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sumber: Designboom

Hotel kapsul ini terdiri dari 9 lantai dan memiliki 125 unit

kapsul didalamnya. Selain unit kapsul yang memiliki desain yang

modern dan mewah ini, 9 hours capsule hotel ini juga memiliki

fasiltas antara lain ruang loker untuk penyimpanan barang, kamar

mandi bersama, serta lounge khusus untuk para pengunjung hotel

kapsul 9 hours.

Tabel II.3.1.2.1: Keterangan 9 Hours Capsule Hotel

9 Hours Capsule Hotel

Foto

Fasilitas Ruang loker, kamar mandi

bersama, lounge

Massa

Bangunan

Persegi panjang

Struktur Portal Beton

Sirkulasi Double loaded

Jumlah Lapis 9

Kapasitas 125 orang

Jumlah Unit 125

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Bangunan

Kelebihan Modul unit kapsul hotel ini

memiliki desain yang mewah, dan

dilengkapi dengan teknologi yang

modern

Kekurangan Kapsul-kapsul yang tersedia

hanya berupa tempat tidur

sehingga beberapa fasilitas harus

berbagi dengan pengunjung lain

Konsep dari perancangan dan nama hotel ini sendiri

bermula dari pola pemikiran kreatif pada esensi dari definisi hotel

kapsul itu sendiri. Nama 9 Hours merupakan total penjumlahan

waktu yang umumnya diluangkan oleh pengunjung ketika berada di

hotel kapsul. 1 jam untuk mandi, 7 jam untuk tidur, dan 1 jam untuk

istirahat santai.

Gambar II.3.1.2.2: Unit 9 Hours Capsule Hotel

Sumber: Designboom

Walaupun begitu, pengunjung masih tetap bisa meluangkan

waktu selama 17 jam di selama semalam saja dengan biaya 4900

Yen atau sekitar Rp. 530.000.

Selain desain yang modern dan mewah, unit kapsul ini

dilengkapi dengan teknologi canggih milik Panasonic yang

berhubungan dengan kontrol pencahayaan secara komputerisasi.

Komputerisasi pencahayaan milik Panasonic yang tertanam didalam

kapsul-kapsul ini mampu membuat lampu yang tadinya mati ketika

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

pengunjung tertidur akan menyala secara otomatis layaknya alarm

pada sebuah jam sesuai waktu yang dikehendaki pengunjung.

Gambar II.3.1.2.3: Teknologi Komputerisasi Cahaya

Sumber: Designboom

Hotel ini juga dilengkapi dengan beberapa kebutuhan

seperti peralatan mandi, sandal dan air minum yang dikemas dengan

sangat menarik.

Gambar II.3.1.2.4: Perlengkapan Mandi Hotel 9 Hours

Sumber: Designboom

II.3.1.3. Dasparkhotel

Sebenarnya Dasparkhotel bukan termasuk kategori hotel

kapsul hanya saja karakteristik Dasparkhotel hampir menyerupai

hotel kapsul. Sedikit berbeda dengan hotel kapsul yang

diperuntukkan bagi para pebisnis di kota besar dan padat,

Dasparkhotel diperuntukkan bagi turis dan peminat travelling.

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Gambar II.3.1.3.1: Interior Dasparkhotel

Sumber: Dasparkhotel

Tidak seperti dua referensi sebelumnya, Dasparkhotel

terletak di benua eropa spesifiknya di negara Jerman. Hotel unik

yang berada di sebuah taman bermain terbuka ini juga

mengutamakan teori sustainablity melalui penggunaan material

bekas. Dalam hal ini adalah pipa beton untuk saluran air atau biasa

disebut gorong-gorong.

Tabel II.3.1.3.1: Keterangan Dasparkhotel

Dasparkhotel

Foto

Fasilitas Unit hotel kapsul, kamar mandi,

toilet, minibar, cafe, dan fasilitas lain

yang disuplai oleh ruang publik

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Massa

Bangunan

Silinder

Struktur Beton bertulang pre-fabrikasi

Sirkulasi -

Jumlah Lapis 1

Kapasitas 10

Jumlah Unit

Bangunan

5

Kelebihan Modul unit hotel hampir tidak

memiliki biaya maintenance

dikarenakan karakteristik modul

yang kuat, cepat, dan simpel

Kekurangan Terbatasnya jumlah unit, kamar

mandi & toilet umum yang berbagi

Modul gorong-gorong seberat 9,5 Ton ini dapat diisi oleh

dua orang pengunjung. Selain difasilitasi dengan queen size bed,

modul gorong-gorong ini juga dilengkapi dengan tentunya sumber

listrik untuk lampu dan stop kontak. Tidak lupa sistem keamanan

kunci kamar yang menggunakan panel nomor digital yang kodenya

akan didapat oleh pengunjung ketika melakukan reservasi melalui

website.

Gambar II.3.1.3.2: Interior Dasparkhotel

Sumber: Dasparkhotel

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

II.3.2. Studi Literatur Rainwater Harvesting

Dikarenakan sulitnya menemukan referensi proyek Hotel Kapsul

sejenis yang menggunakan sistem rainwater harvesting, maka studi banding

yang dipilih lebih diutamakan kepada sistem rainwater harvesting.

II.3.2.1. Forest Life

Proyek residensial dari konsultan arsitek Belanda OOZE ini

salah satu contoh proyek hunian yang mengaplikasikan sistem

rainwater harvesting. Berlokasi di Gundala, (35 Km di selatan kota

Hyderabad) India, proyek ini dibangun di tapak yang berkarakter

seperti hutan.

Gambar II.3.2.1.1: Birdview Forest Life

Sumber: ArchDaily

Dengan mengedepankan filosofi sustainable design, proyek

ini sangat mengutamakan prinsip-prinsip desain yang sustainable

dimulai dari penghematan energi, pemilihan material, hingga sistem

rainwater harvesting.

Tabel II.3.2.1.1: Keterangan Forest Life

Forest Life

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Foto

Fasilitas Unit hunian, pusat olahraga, pusat

kebudayaan, kuil beribadah

Massa

Bangunan

Persegi panjang

Struktur -

Sirkulasi Grid

Jumlah Lapis 2

Kapasitas -

Jumlah Unit

Bangunan

430

Kelebihan Pola grid pada perancangan tapak yang

memudahkan sirkulasi.

Masing-masing unit dilengkapi taman.

Kekurangan Lokasi tapak jauh dari pusat kota.

Bangunan memanfaatkan air hujan yang turun di India

sebanyak 940 mm/tahun secara penuh untuk mandi, mencuci,

menyiram toilet, menyiram taman, bahkan minum. Air-air yang sudah

digunakan untuk keperluan mandi, cuci, dan menyiram toilet

disalurkan ke septic tank untuk melalui proses pengendapan dan

filtrasi hingga grey water tersebut dapat digunakan kembali untuk

keperluan menyiram tanaman.

Gambar II.3.2.1.2: Siklus Air Forest Life

Page 34: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sumber: ArchDaily

II.3.2.2. H&E Housing

H&E Housing yang berlokasi di Prancis merupakan proyek

terdepan yang dikelola berdasarkan propaganda Environmental

Quality and Sustainable Development. Berbagai aspek seperti air,

penghangatan ruang, dan listrik, semuanya direncanakan dengan baik

melalui perancangan kulit bangunan yang baik.

Gambar II.3.2.2.1: H&E Housing

Sumber: ArchDaily

Poin-poin yang diutamakan dalam perancangan hunian ini

antara lain:

Page 35: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

• Panel insulasi yang baik pada fasad bangunan

• Pemanas air menggunakan energi dari solar panel

• Aliran udara ganda untuk menjaga kualitas udara didalam

apartemen

• Rainwater harvesting untuk irigasi

• Green roof

Tabel II.3.2.2.1: Keterangan H&E Housing

H&E Housing

Foto

Fasilitas Unit hunian apartemen

Massa

Bangunan

Beragam

Struktur Portal Beton Bertulang

Sirkulasi Double loaded

Jumlah Lapis 7

Kapasitas -

Jumlah Unit

Bangunan

-

Kelebihan Balkon yang umumnya “mati”

menjadi bermanfaat untuk

menangkap air hujan.

Kekurangan Desain kurang cocok untuk di

wilayah yang beriklim tropis.

Page 36: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Air hujan ditangkap melalui balkon-balkon unit apartemen

dan dikirim ke bak penyimpanan dengan pipa-pipa pralon yang

menembus ke balkon di setiap lantai. Air hasil tangkapan hujan

digunakan untuk irigasi pada green roof yang berada di podium.

Sedangkan untuk irigasi taman di lantai dasar menggunakan air

resapan yang berasal dari bak penyimpanan tersebut.

Gambar II.3.2.2.2: Balkon dan Skema H&E Housing

Sumber: ArchDaily

II.4. Studi Lapangan Hotel Kapsul

II.4.1. Hotel Patra Jasa

Dikarenakan sulitnya menemukan hotel kapsul di indonesia

khususnya di DKI Jakarta, maka sebagai perbandingan yang relevan dipilih

hotel yang memiliki karakter yang paling mendekati dengan hotel kapsul yaitu

hotel bisnis. Walaupun hotel bisnis memang berbeda dengan hotel kapsul,

namun beberapa komponen dan fasilitas hotel bisnis cukup mampu untuk

dijadikan sebagai perbandingan bagi perancangan hotel kapsul.

Hotel yang dibuka pada tahun 1972 ini merupakan hotel bisnis yang

terletak di kawasan yang strategis yaitu di Bypass Jln. Jend A. Yani No. 2,

Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Hotel berbintang tiga ini diperuntukkan bagi

pebisnis menengah keatas dan terkadang digunakan untuk pelatihan-pelatihan

suatu perusahaan tertentu.

Gambar II.4.1.1: Hotel Patra Jasa Jakarta

Page 37: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel II.4.1.1: Keterangan Hotel Patra Jasa Jakarta

Hotel Patra Jasa Jakarta

Foto

Fasilitas 52 unit hotel, Restoran, Meeting/conference

room, Kolam renang, Lapangan Tenis, Taman.

Massa

Bangunan

Persegi panjang

Struktur Portal beton bertulang

Sirkulasi Double loaded

Jumlah

Lapis

5

Kapasitas 10

Jumlah

Unit

Bangunan

1

Seperti hotel pada umumnya, hotel ini memiliki ruang lobby sebagai

ruang penerima. Lobby tidak terlalu besar karena diasumsikan tidak akan

Page 38: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

terlalu banyak aktifitas yang terjadi di lobby kecuali aktifitas administratif

seperti check-in dan check-out. Lobby hanya dilengkapi oleh dua buah lift

pengunjung tanpa terdapat lift khusus barang sehingga sirkulasi servis menjadi

satu dengan sirkulasi pengunjung. Hal in terkadang sering sedikit mengganggu

pengunjung karena pegawai hotel, bellboy, atau pengurus laundry ikut

menggunakan fasilitas lift tersebut.

Gambar II.4.1.2: Lobby Hotel Patra Jasa

Sumber: Dokumen Pribadi

Fasilitas umum lain yang dimiliki oleh hotel Patra Jasa adalah

restoran. Restoran hanya diperuntukkan bagi para pengunjung hotel yang

menginap. Karena hotel Patra Jasa adalah hotel bisnis yang terkadang juga

digunakan untuk pertemuan dan pelatihan, maka restoran hanya boleh

digunakan oleh para peserta pelatihan dan panitia.

Gambar II.4.1.3: Restoran Hotel Patra jasa

Sumber: Dokumen Pribadi

Ruangan yang dimiliki oleh hotel Patra Jasa adalah sebanyak 52 unit.

52 unit kamar tersebut terbagi menjadi 3 tipe kamar antara lain tipe Suite,

Page 39: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Deluxe, dan Superior/Standard. Kamar Suite yang merupakan kamar dengan

ukuran yang paling besar terdapat di dua lantai teratas yaitu lantai 3 dan 4.

Dengan luas sebesar 46 m2, kamar tipe suite hanya terdiri dari 4 buah kamar.

Tipe berikutnya adalah kamar tipe deluxe. Tipe ini memiliki dimensi

sebesar 26 m2 dengan jumlah unit sebanyak 16 kamar dan tersebar di semua

lantai dari lantai 2 hingga lantai 4. Dengan dimensi kamar yang sama, tipe

kamar terakhir yaitu tipe superior/standard juga tersebar di tiga lantai dengan

jumlah sebanyak 24 kamar.

Tabel II.4.1.2: Keterangan Tipe Kamar Hotel Patra Jasa

Tipe Dimensi Jumlah Fasilitas

Suite 46 m2 4 Living room,

dining room,

pantry, Kamar

mandi, queen size

bed.

Deluxe 26 m2 16 Queen size bed,

Kamar mandi

Superior/Standard 26m2 24 2x Single bed,

Kamar mandi

II.4.2. Kesimpulan Studi Banding Hotel Kapsul

Dapat ditarik kesimpulan berdasarkan studi banding yang telah

dilakukan terhadap hotel bisnis Patra Jasa Jakarta. Kesimpulan tersebut antara

lain:

• Berdasarkan tuntutan proyek dan lokasi proyek, hotel kapsul

diperuntukkan bagi kalangan menengah kebawah. Berbeda dengan

hotel bisnis Patra Jasa yang diperuntukkan bagi karyawan-

karyawan menengah keatas suatu perusahaan dan instansi tertentu.

• Hotel kapsul tidak membutuhkan banyak fasilitas olahraga seperti

yang tersedia di hotel bisnis Patra Jasa. Hal ini dikarenakan

perbedaan waktu yang dimiliki oleh para pelaku kegiatan hotel

bisnis dan hotel kapsul. Pelaku kegiatan hotel bisnis khususnya

yang menginap masih akan memiliki waktu untuk rekreasi dengan

Page 40: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

berolahraga. Berbeda dengan pelaku kegiatan hotel kapsul yang

hanya berada di hotel untuk beristirahat. Kemungkinan terbesar

fasilitas olahraga yang tersedia di hotel kapsul hanyalah kolam

renang yang diperuntukkan bagi pengunjung dari luar kawasan

Tanah Abang yang tidak berbisnis atau berdagang.

• Hotel kapsul tidak memerlukan keragaman tipe unit kamar secara

eksklusif untuk menghemat waktu konstruksi dan pertimbangan

biaya berdasarkan pasar pengguna.

• Berdasarkan karakteristik pengguna, hotel bisnis Patra Jasa

dilengkapi dengan fasilitas ruang pertemuan sebagai pelengkap

kebutuhan pengunjung yang kerap mengadakan pelatihan dan

pertemuan. Ruang pertemuan tersebut tidak akan cocok bagi

pengguna hotel kapsul Tanah Abang yang cenderung berada di

bidang perdagangan. Fasilitas khusus yang harus dimiliki hotel

kapsul di Tanah Abang adalah ruang penyimpanan atau loker bagi

para pengguna untuk menyimpan barang dagangan atau belanjaan

dalam jumlah besar.

II.5. Tinjauan Tapak

II.5.1. Lokasi Tapak

Tapak berada di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, kecamatan

Tanah Abang, kelurahan Kampung Bali, kawasan Jatibaru, Jakarta Pusat.

Lebih spesifik, tapak berada di Jl. Jatibaru 5 Tanah Abang, Jakarta.

Gambar II.5.1.1: Lokasi Tapak

Page 41: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sumber: Dinas Tata Kota Jakarta

Tapak berada di kawasan yang sangat padat, dan dipenuhi oleh

pemukiman-pemukiman kumuh yang liar. Secara makro, tapak berada di

tengah-tengah kawasan pemukiman kumuh di Jatibaru. Lokasi relatif dekat

dengan stasiun kereta Tanah Abang yang terletak di sebelah barat dari lokasi

tapak. Stasiun Tanah Abang berada di jalan raya Jatibaru yang juga dilewati

oleh 5 jenis mobil angkutan umum mikrolet setiap harinya.

Kawasan perdagangan Tanah Abang yang bersebelahan langsung

dengan lokasi tapak juga memberikan beberapa efek positif dan negatif bagi

tapak. Di satu sisi, lokasi tapak dapat lebih terekspos oleh para pengunjung

pasar Tanah Abang, namun di sisi lain lokasi tapak yang cukup tersembunyi

dan strategis bisa menjadi suatu kekurangan bagi proyek.

Batas area lahan antara lain:

Utara : Pemukiman kumuh

Timur : Pemukiman kumuh dan pasar Tanah Abang

Barat : Pemukiman kumuh, jalan raya Jati Baru, dan stasiun

Tanah Abang

Selatan : Pusat grosir Tanah Abang

II.5.2. Luas, Ukuran dan Peraturan Tapak

Gambar II.5.2.1: LRK Tapak

Page 42: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Sumber: Dinas Tata Kota Jakarta

• Luas Lahan : 4937,4 m2

• KDB : 60%

Luas lantai yang boleh dibangun

: 4937,4 x 60%

: 2962,44 m2

• KLB : 7

Luas total bangunan yang boleh dibangun

: 4937,4 x 7

: 34561,8 m2

• Ketinggian Maksimum : 24

• Tata Ruang Lahan : Tipe massa bangunan tunggal

• Peruntukan Lahan : Wsn (Wisma Susun). Dapat didirikan Rumah

Susun Murah, atau Apartemen, Condominium dengan ketinggian 4

lantai atau lebih sesuai batasan yang ditetapkan dan rencana kota.

II.5.3. Kondisi Eksisting Tapak

Tidak banyak fungsi yang dapat ditinjau disekitar tapak dikarenakan

letak tapak berada di tengah-tengah blok besar kawasan Sentra Primer Tanah

Abang. Tapak diapit oleh hunian yang berupa kawasan pemukiman kumuh

yang luas di membujur dari sebelah utara hingga ke selatan serta pusat

Page 43: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

perbelanjaan yang berupa kawasan perdagangan grosir Tanah Abang yang

membujur dari timur ke selatan. Walaupun begitu, sebagian dari pemukiman

kumuh tetap dijadikan media untuk usaha dengan tetap berdagang.

Fungsi signifikan lain yang berada di sekitar tapak adalah sarana

transportasi yaitu stasiun Tanah Abang yang merupakan salah satu tolak ukur

utama dalam melatar belakangi perancangan proyek Hotel Kapsul ini. Stasiun

Tanah Abang merupakan salah satu stasiun kereta api yang menjadi tempat

pemberangkatan awal bagi kereta api jarak jauh. Tujuan terjauh antara lain ke

Bekasi, Jatinegara, Serpong, Bogor, bahkan Madiun.

Gambar II.5.3.1: Keyplan Tapak

Sumber: Google Maps

Keterangan:

1. Lokasi tapak

2. Area Pusat Grosir Tanah Abang

3. Kawasan Pemukiman Kumuh

4. Stasiun Kereta Tanah Abang

5. Kanal Banjir Barat

Hampir tidak ada vegetasi yang berarti pada tapak. Dikarenakan tapak

berada di kawasan pemukiman yang sangat padat, maka vegetasi yang ada

hanyalah vegetasi rumahan yang dimiliki oleh para penghuni pemukiman-

pemukiman tersebut dan berkisar antara tanaman pot dan atau pohon-pohon

pendek.

Berdasarkan perencanaan dari Dinas Tata Kota Jakarta, kawasan Tanah

Abang memang diperuntukkan sebagai kawasan komersil dan perdagangan.

Page 44: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

Pembagian blok-blok pada kawasan tersebut antara lain untuk perdagangan,

perkantoran, dan wisma susun. Perencanaan awal mengharapkan kawasan ini

menjadi kawasan bagi kalangan menengah keatas.

Namun seiring berjalannya waktu, peraturan dan ketentuan-ketentuan

yang sudah diatur oleh Dinas Tata Kota Jakarta tidak berjalan dengan baik dan

banyak pelanggaran-pelanggaran terjadi. Pelanggaran tersebut terus terjadi

sehingga kawasan Tanah Abang tersebut banyak ditempati oleh orang-orang

yang menetap secara permanen dan membangun hunian secara terus menerus

sehingga kawasan tersebut dipenuhi oleh pemukiman-pemukiman liar yang

otomatis mempengaruhi kualitas taraf hidup dan penurunan kelas.

Saat ini, kondisi sosial yang ada disekitar tapak cenderung masuk

kedalam kategori menengah kebawah. Jalanan-jalanan sempit yang tidak bisa

ditempuh oleh kendaraan roda empat atau lebih, memaksa masyarakat yang

mampu membeli sebuah mobil untuk merasa tidak perlu datang atau

beraktifitas di kawasan tersebut.

II.5.4. Potensi dan Kendala Tapak

Potensi Tapak

• Cenderung memiliki lokasi yang strategis

• Dekat dengan sarana tranportasi stasiun kereta Tanah Abang

• Memiliki akses yang mudah terhadap Pasar Tanah Abang

• Pencapaian mudah dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki

Kendala Tapak

• Tapak berada di kawasan dengan kepadatan tinggi

• Tidak adanya vegetasi membuat kawasan disekitar tapak terasa

sangat gersang

• Drainase buruk sehingga berpotensi terjadi banjir

• Padatnya pemukiman mengakibatkan langkanya air bersih

II.6. Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan-tinjauan tersebut, dapat disimpulkan beberapa poin-poin

yang akan dibahas pada tahap analisa. Antara lain:

Page 45: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1.1. II.1.2. Definisi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01125-AR Bab2001.pdf · tiga orang serta dilengkapi juga dengan semua

• Hotel Kapsul memiliki karakteristik tertentu dalam pencapaiannya.

Pendekatannya semakin spesifik dikarenakan letak proyek yang berada di

Tanah Abang.

• Penerapan filosofi sustainable design akan sangat berpengaruh pada

proyek yang berlokasi di kawasan padat penduduk khususnya Tanah

Abang.

• Tidak hanya bangunan yang bersangkutan, sistem rainwater harvesting

secara tidak langsung dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar tapak.