BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan...

21
6 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi nelayan, sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Sehingga banyaknya penelitian yang sejenis dapat memacu perkembangan dalam penelitian kali ini. Namun, penelitian tersebut memiliki perbedaan maupun kesamaan. Penelitian tersebut dapat berupa jurnal, skripsi, maupun dalam bentuk tesis. Heryansyah,dkk (2013) berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Nelayan Di Kabupaten Aceh Timur. Menyatakan bahwa pokok masalah yang dikaji adalah pengaruh modal, jumlah nelayan, jarak tempuh dan ukuran kapal terhadap produksi nelayan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Multiple Linear Regressian Model dengan teknik regresi kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/OLS).. Hasil analisis menunjukkan bahwa modal, jumlah nelayan, jarak tempuh dan ukuran kapal berpengaruh signifikan terhadap produksi nelayan, sedangkan pendidikan berpengaruh tidak signifikan terhadap produksi nelayan di Kabupaten Aceh Timur. Ari Wahyu Prasetyawan (2011) berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Nelayan Tasik Agung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Menyatakan bahwa pokok masalah adalah mendeskripsikan modal, tenaga kerja, lama melaut, iklim dan hasil produksi, dan mengetahui seberapa besar pengaruh modal, tenaga kerja, lama melaut dan iklim terhadap hasil produksi nelayan.

Transcript of BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan...

6

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi nelayan,

sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Sehingga banyaknya

penelitian yang sejenis dapat memacu perkembangan dalam penelitian kali ini.

Namun, penelitian tersebut memiliki perbedaan maupun kesamaan. Penelitian

tersebut dapat berupa jurnal, skripsi, maupun dalam bentuk tesis.

Heryansyah,dkk (2013) berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Produksi Nelayan Di Kabupaten Aceh Timur. Menyatakan bahwa

pokok masalah yang dikaji adalah pengaruh modal, jumlah nelayan, jarak tempuh

dan ukuran kapal terhadap produksi nelayan. Metode analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Multiple Linear Regressian

Model dengan teknik regresi kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/OLS).. Hasil

analisis menunjukkan bahwa modal, jumlah nelayan, jarak tempuh dan ukuran

kapal berpengaruh signifikan terhadap produksi nelayan, sedangkan pendidikan

berpengaruh tidak signifikan terhadap produksi nelayan di Kabupaten Aceh Timur.

Ari Wahyu Prasetyawan (2011) berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Nelayan Tasik Agung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

Menyatakan bahwa pokok masalah adalah mendeskripsikan modal, tenaga kerja,

lama melaut, iklim dan hasil produksi, dan mengetahui seberapa besar pengaruh

modal, tenaga kerja, lama melaut dan iklim terhadap hasil produksi nelayan.

7

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi.

Hasil analisis deskriptif diperoleh modal dalam kategori rendah, tenaga kerja dalam

kategori sedikit, lama melaut dalam kategori cukup panjang, iklim dalam kategori

baik dan hasil produksi dalam kategori cukup tinggi. Dan hasil Analisis regresi

menunjukkan adanya pengaruh positif antara modal, tenaga kerja, lama melaut, dan

iklim terhadap hasil produksi nelayan Tasik Agung.

Sujarno (2008) berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat. Menyatakan bahwa pokok

permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh modal

kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut terhadap pendapatan

nelayan di Kabupaten Langkat. Metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pemberian skor, uji validitas, uji reliabilitas, dan pengujian

hipotesis. Hasil pengujian diperoleh nilai F statistik sebesar 3,1236 yang lebih besar

dari F0,05(5,94)= 2,30, jadi secara bersama-sama modal kerja, tenaga kerja,

pengalaman, dan jarak tempuh melaut mempengaruhi pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

B. Kajian Teori

1. Pembangunan Ekonomi

Perkembangan ekonomi sangatlah menjadi impian untuk dapat meningkatkan

tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Pembangunan ekonomi yaitu usaha-usaha

dalam meningkatkan taraf hidup suatu bangsa selain itu tujuan dari pembangunan

ekonomi juga untuk meningkatkan produktivitas. Produktivitas merupakan

perbandingan antara input dan output yang dapat dihasilkan, dimana salah satu

8

ukurannya adalah dengan dapat mengatur dan memanfaatkan sumber daya yang

telah ada sebaik mungkin agar dapat mencapai hasil yang optimal.

Dengan adanya pembangunan ekonomi tentu akan meningkatkan besaran

output atau kekayaan suatu perekonomian maupun kelompok, dengan demikian

secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan tiap kelompok. Untuk itu

perlu adanya pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang telah ada dengan

sistim dan peraturan yang sesuai demi mendapatkan hasil yang optimal.

2. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam merupakan semua pemberian alam ataupun segala sesuatu

yang sudah tersedia baik yang hidup maupun tidak hidup yang ada di bawah atau

di atas bumi yang dapat bermanfaat bagi manusia dalam hubungannya dengan

keadaan social dan ekonomi tertentu.

Sumber daya alam dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui mencakup udara,

energy, matahari, dan air hujan.

b. Sumber daya alam yang dapat diperbarui meliputi kualitas tanah, hutan,

margasatwa. (Irawan dan Suparmoko,1979)

Ada atau tersedianya sumber daya alam belum tentu akan dapat memberikan

perubahan ekonomi dan tidak adanya sumber daya alam bukan pula menjadi

halangan untuk mencapai perubahan ekonomi. Maka perlu adanya teknik

pemanfaatan yang memadai sehingga dapat memberikan perubahan ekonomi

suatau daerah atau negara.

9

Salah satu sumber daya yang telah ada dan cukup besar memberikan

kontribusi dalam memberikan perubahan ekonomi ataupun meningkatkan

pendapatan masyarakat adalah sumber daya perikanan dimana potensi perikanan di

Indonesia sangatlah tinggi.

3. Perikanan Tangkap Indonesia

Perikanan tangkap merupakan salah satu potensi wiraswasta yang dapat

dilakukan oleh semua masyarakat Indonesia khususnya yang berdomisili di pesisir

pantai. Luasnya laut Indonesia dan panjangnya garis pantai Indonesia menjadi

alasan utama besarnya potensi perikanan tangkap di Indonesia. Menurut Apridar

(2010:2)

“Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,5 juta ton

pertahun dan dari seluruh potensi sumber daya tersebut, guna menjaga

keberlanjutan stok ikan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,12

juta ton pertahun namun pemanfaatanya baru mencapai 4,4juta ton”(Setkab.go.id

2016). Melihat potensi yang dimiliki laut Indonesia maka terlihat peluang besar

dalam mengembangkan usaha perikanan Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian kemungkinan masyarakat

Indonesia dapat sejahtera oleh hasil dari perikanan laut khususnya sumber daya

ikan.

4. Pengertian dan Klasifikasi Nelayan

a. Pengertian Nelayan

Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di

Indonesia para nelayan biasanya bermukiman di daerah pinggir pantai atau

10

pesisir laut (Saastrawidjaya,2002). Sehingga nelayan dapat dikatakan sebagai

orang yang secara aktif melakukan kegiatan penangkapan ikan atau biota laut

lainnya demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Kegiatan yang dilakukan tidak

hanya ketika menangkap ikan dilaut saja melainkan dapat juga membuat

jaring, alat atau perlengkapan menangkap ikan dan lain sebagainya yang

berkaitan untuk mendapatkan ikan dilaut dan ahli mesin, masak serta ahli

dalam bidang lain untuk bekerja diatas kapal juga dapat dikatakan sebagai

nelayan.

b. Klasifikasi Nelayan

Terdapat berbagai macam klasifikasi nelayan diantaranya adalah

menurut undang-undang perikanan yaitu:

1). Nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariaanya melakukan

penangkapan ikan (sumber: Pasal 1 Angka 10. Undang-Undang Nomor

45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31

Tahun 2004 Tentang Perikanan).

2). Nelayan kecil

Nelayan kecil adalah orang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang

mengunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 Gross Ton (GT).

(sumber: Pasal 1 Angka 10. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009

Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004

Tentang Perikanan).

11

Klasifikasi nelayan berdasarkan kapal atau perahu diantaranya:

a). <5GT

b). <10 GT

c). 11-20GT

d). 21-30GT

e). 30GT (Rukun Nelayan Brondong Blimbing 2017)

Nelayan bukanlah entitas tunggal, mereka terdiri dari berbagai

kelompok. Dilihat dari segi pemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibedakan

menjadi tiga kelompok, yaitu (Mulyadi, 2005: 7) :

(1). Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik

orang lain.

(2). Nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang

dioperasikan oleh orang lain.

(3). Nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap

sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain.

Menurut (Tarigan 2000 dalam Arifin, 2010), berdasarkan pendapatnya,

nelayan dapat dibagi menjadi:

(a). Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni nelayan yang pendapatan

seluruhnya berasal dari perikanan.

(b). Nelayan sambil utama, yakni nelayan yang sebagian besar

pendapatannya berasal dari perikanan.

(c). Nelayan sambilan tambahan, yakni nelayan yang sebagian kecil

pendapatannya berasal dari perikanan.

12

(d). Nelayan musiman, yakni orang yang dalam musim-musim tertentu saja

aktif sebagai nelayan.

5. Teori Produksi

Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga

nilai barang tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang

digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang di

hasilkan dari suatu proses produksi.(sri adiningsih, 1999 : 3-4).

Produksi juga dapat diartikan sebagai proses pemanfaatan atau

pendayagunaan segala sumber yang telah tersedia dengan melibatkan faktor-faktor

produksi (input) yang diharapkan dapat mewujudkan hasil produk (output) yang

terjamin kualitasnya, dan terkelola dengan baik demi memenuhi kebutuhan

manusia. Jumlah output yang dihasilkan bergantung pada jumlah input atau modal

kerja yang digunakan.

Produksi dapat ditingkatkan dengan cara (Soekartawi, 1990):

a. Menambah jumlah salah satu input yang digunakan.

b. Menambah jumlah beberapa input (lebih dari satu) dari input yang digunakan.

Menurut Ahmad (2004:116), pengertian produksi mengalami perkembangan

yang dapat diuraikan sebagai berikut : a) Menurut aliran Fisiokrat, produksi adalah

kegiatan untuk menghasilkan barang baru (product nett). b) Menurut aliran Klasik,

produksi adalah kegiatan menghasilkan barang. Barang yang dihasilkan tidak harus

barang baru, tetapi bisa juga barang yang hanya diubah bentuknya. c) Pengertian

produksi terus berkembang. Pada akhirnya para ekonom memberikan pengertian

13

produksi sebagai kegiatan menghasilkan barang maupun jasa, atau kegiatan

menambah manfaat suatu barang

6. Fungsi Produksi

Menurut Joesron dan Suhartati (2003) produksi merupakan hasil akhir dari

proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input.

Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah

mengkombinasi antara input sehingga dapat menghasilkan output.

Sedangkan Fungsi produksi Cobb-Douglas memberi pengertian bahwa fungsi

produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih

variabel dimana variabel yang satu disebut dengan variabel dependen, yang terdiri

dari satu variabel titik bebas (Y) dan yang lain disebut variabel independen yang

menjelaskan, variabel bebas (X). (Soekartawi, 1990). Secara sistematik fungsi

persamaan Cobb- Douglas dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑌 = 𝑎𝑋1𝑏1 𝑋2

𝑏2 … … 𝑋𝑛𝑏𝑛𝑒𝑢 …

𝐿𝑛𝑌 = 𝐿𝑛𝑎 + 𝑏1𝐿𝑛𝑋1 + 𝑏2𝐿𝑛𝑋2 + ⋯ … . + 𝑏𝑛𝐿𝑛𝑋𝑛 + e…

Dimana:

Y = variabel yang dijelaskan

X = variabel yang menjelaskan

a,b = besaran yang akan diduga

u = kesalahan (disturbance term)

e = logaritma natural

14

Pada persamaan diatas terlihat bahwa nilai b1,b2,b3,...bn adalah tetap

walaupun variabel yang terlibat telah dilogaritma. Hal ini karena b1,b2,b3,...bn

pada fungsi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas X terhadap Y, dan jumlah

elastisitas adalah merupakan return to scale. Penggunaan fungsi produksi Cobb-

Douglas dalam penyelesaiannya selalu dilogaritma dan di ubah bentuk menjadi

fungsi produksi linier. (Soekartawi, 1990).

Menurut Mankiw (2005) faktor produksi adalah input yang digunakan untuk

menghasilkan barang dan jasa. Dua faktor produksi yang paling penting adalah

modal dan tenaga kerja.

Menurut Sukirno (2010) fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di

antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Fungsi produksi

selalu dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut:

Q = f (K, L, R, T)

Dimana :

Q : Jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi.

K : Jumlah stok modal

L : Jumlah tenaga kerja

R : Kekayaan Alam

T : Tingkat Teknologi

15

Pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung

kepada jumlah modal, tenaga kerja, kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang

digunakan. Untuk satu tingkat produksi tertentu, dapat pula digunakan gabungan

faktor produksi yang berbeda.

Menurut (Rahardja,2001), Produksi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu

Produksi Total (total product). Produksi Marginal (Marginal Product) dan Produksi

Rata-rata (Average Product). Produk total (Total product) adalah banyaknya

produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor-faktor produksi. Produksi

marginal (Marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan

penggunaan faktor produksi dan rata-rata (Average Product) adalah rata-rata output

yang dihasilkan per unit faktor produksi.

a. Produk Total

Adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Produk

total akan berubah menurut banyak sedikitnya faktor variabel yang digunakan

(Lipsey, 2001: 174). Kurva produksi atau Total Physical Production Function (TPP)

adalah kurva yang menunjukkan hubungan produksi total dengan satu input

variabel sedangkan input-input lainnya dianggap tetap. Notasi penulisan kurva

produksi adalah sebagai berikut:

TPP = f(X)

Dimana :

TPP = output total dan X = jumlah input variabel yang digunakan.

16

Jika hanya satu macam input variabel yang digunakan pada kasus produksi

ini yaitu tenaga kerja (L), maka dapat ditulis sebagai berikut :

Q = f(L)

Dimana :

Q = tingkat output

L = jumlah tenaga kerja yang digunakan.

Dari kurva produksi atau Total Physical Production Function (TPP) dari

fungsi diatas dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Lipsey, 2001: 174

Gambar 2.1. Kurva Produksi Total dari Satu Input Variabel L

b. Produksi Rata-Rata

Produksi rata-rata adalah total produksi dibagi dengan jumlah faktor produksi

yang digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut. Jadi, produksi rata-rata

adalah perbandingan output faktor produksi (output-input ratio) untuk setiap tingkat

output dan faktor produksi yang bersangkutan (Sudarman, 1997: 126).

17

AP = Q/L

Sumber : Sudarman, 1997: 126

Gambar 2.2. Kurva Produksi Rata-Rata

c. Produktivitas Marginal

Produktivitas marginal atau Marginal Physical Product (MPP) adalah

tambahan kuantitas output yang dihasilkan dengan menambah satu unit input itu,

dengan menganggap konstan seluruh input lainnya (Nicholson, 2002: 161).

𝑀𝑃𝑃𝐿 =𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡=

∆𝐹(𝑄)

∆𝐿=

∆𝑄

∆𝐿

𝑀𝑃𝑃𝐿

Sumber : Nicholson, 2002: 161

Gambar 2.3. Kurva Produksi Marginal

Q

0

𝐴𝑃𝑃𝐿

L

L

0

Q

18

Produktivitas fisik marginal yang semakin menurun (Diminishing Marginal

Physical Productivity), produktifitas fisik marjinal suatu input tergantung pada

beberapa banyak input ini digunakan. Misalnya tenaga kerja (sementara itu jumlah

peralatan, pakan, dan lain-lain dipertahankan tetap). Pada akhirnya menunjukkan

suatu kerusakan pada produktifitasnya, sehingga akibatnya output yang di dapat

justru akan turun. Gambaran di atas menunjukkan berlakunya Law of Diminishing

Marginal Productivity yaitu apabila salah satu input ditambah penggunaannya

sedang input-input lainnya tetap maka tambahan yang dihasilkan dari setiap

tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit yang ditambahkan

mula-mula meningkat, tetapi kemudian akan menurun apabila input tersebut terus

di tambah.

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Nelayan

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi produksi nelayan,namun

dalam penelitian ini akan diambil 3(tiga) faktor yang mempengaruhi peningkatan

produksi nelayan dan akan diuraikan sebagai berikut:

a. Modal

Menurut Irawan dan Suparmoko (1979: 96) modal adalah semua bentuk

kekayaan yang dapat digunakan, langsung maupun tidak langsung, dalam produksi

untuk menambah output. Lebih khusus dapat dikatakan bahwa kapital terdiri dari

barang-barang yang dibuat untuk proses produksi pada saat yang akan datang.

Modal sebagai alat pendorong perkembangan ekonomi meliputi investasi dalam

pengetahuan teknik, perbaikan-perbaikan dalam pendidikan, kesehatan dan

keahlian.

19

Modal dalam kegiatan produksi nelayan dibedakan menjadi 2 yaitu modal

tetap dan modal bergerak. Dimana modal tetap yaitu modal atau biaya yang

dikeluarkan untuk proses produksi yang tidak dapat habis dalam sekali proses

produksi seperti kapal atau perahu, mesin, alat tangkap dan lain sebagainya

sedangkan modal bergerak yaitu biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi

yang dapat habis dalam satu kali produksi seperti bahan bakar solar, es batu, rokok,

bahan makanan, dan lain sebagainya.

Modal yang digunakan pada produksi nelayan di Pelabuhan Perikanan

Nusantara Brondong Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan terdiri atas biaya

perawatan dan biaya pengeluaran produksi. Semakin besar modal yang digunakan,

maka akan semakin besar pula hasil produksi nelayan yang didapat. Indikator dari

modal itu sendiri diantaranya:

1). Biaya perawatan

Biaya perawatan adalah biaya yang dipakai nelayan untuk merawat

perlengkapan yang digunakan untuk melaut. Seperti perahu, alat tangkap, box

ikan, alat tangkap, dan mesin perahu.

2). Biaya produksi

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan nelayan untuk

pengeluaran-pengeluaran biaya secara langsung dalam proses produksi.

Seperti: bahan bakar, es, garam, dan bahan makanan.

Faktor biaya perawatan dan biaya produksi masuk kedalam penelitian ini

karena produksi nelayan sendiri dipengaruhi oleh biaya perawatan dan biaya

produksi. Sama halnya dalam teori produksi dimana jumlah output akan bergantung

20

pada jumlah modal kerja yang digunakan. Dengan kata lain adanya modal kerja

nelayan baru dapat pergi melaut untuk menangkap ikan dan mendapatkan hasil

produksi. Makin besar modal kerja maka makin besar pula hasil tangkapan ikan

yang diperoleh (produksi). Dengan mennggunakan satuan rupiah.

b. Tenaga Kerja

Tenaga kerja menurut Basir Barthos (2001: 265) adalah tiap orang yang

mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna

menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sedangkan

menurut UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja

adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang

dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Tenaga kerja merupakan faktor penting yang perlu diperhitungkan dalam

proses produksi namun tidak hanya itu jumlah tenaga kerja harus disesuaikan

dengan kebutuhannya dan kualitas tenaga kerja juga perlu diperhitungkan untuk

mendapatkan hasil produksi yang optimal.

Dalam kegiatan nelayan perlu adanya tenaga kerja, semakin banyak jumlah

tenaga kerja maka peluang mendapatkan hasil produksi ikan yang banyak akan

semakin tinggi pula dikarenakan akan mempermudah pengoperasian alat tangkap

dalam penangkapan ikan, namun jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam

kegiatan melaut juga harus disesuaikan dengan kapasitas kapal atau perahu yang

akan digunakan.

Oleh karena itu, tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja

atau yang disebut juga sebagai anak buah kapal (ABK) yang akan digunakan dalam

21

satu kapal atau perahu untuk proses mencari ikan dan memperoleh hasil produksi

nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kecamatan Brondong

Kabupaten Lamongan. Dengan menggunakan satuan orang.

c. Lama Melaut

Setidaknya ada tiga pola penangkapan ikan yang lazim dilakukan oleh ne-

layan. Pertama adalah pola penangkapan lebih dari satu hari. Penangkapan ikan

seperti ini merupakan penangkapan ikan lepas pantai. Jauh dekatnya daerah tangka-

pan dan besar kecilnya perahu yang digunakan menentukan lamanya melaut. Kedua

adalah pola penangkapan ikan satu hari. Biasanya nelayan berangkat melaut sekitar

pukul 14.00 mendarat kembali sekitar jam 09.00 hari berikutnya. Penangkapan ikan

seperti ini biasanya dikelompokkan juga sebagai penangkapan ikan lepas pantai.

Ketiga pola penangkapan ikan tengah hari. Penangkapan ikan seperti ini merupakan

penangkapan ikan dekat pantai. Umumnya mereka berangkat sekitar jam 03.00 dini

hari atau setelah subuh, dan kembali mendarat pagi harinya sekitar jam 09.00

(Masyhuri, 1999)

Lama melaut dimaksutkan sebagai lamanya waktu yang diperlukan nelayan

untuk melakukan penangkapan ikan, mulai dari berangkat sampai ke tempat tujuan

atau sasaran hingga kembali ke dermaga. Semakin lama waktu yang digunakan

nelayan maka waktu untuk mencari tempat sasaran yang tepat, dan jarak yang

semakin jauh memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan

yang lebih banyak.

Lama melaut disini mengidentifikasikan bahwa semakin banyak waktu yang

digunakan untuk melaut nelayan tidak selalu mendapatkan hasil tangkapan yang

22

yang banyak. Hal ini menandakan bahwa ketersediaan ikan laut semakin menipis

(karena laut sudah dalam kondisi over fishing), sehingga memungkinkan apabila

hasil tangkapan yang diperoleh sedikit meskipun lama waktu yang digunakan untuk

melaut banyak (Fita Ikha dan Waridin, 2006).

Nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong biasanya waktu yang

digunakan untuk melaut berkisar antara 8-15 hari tergantung pada perbekalan

makanan yang dibawa dan keadaan laut. Alat tangkap yang digunakan beragam

namun yang menjadi dominan adalah pancing dan payang.

Berdasarkan uraian di atas lama melaut pada nelayan di Pelabuhan Perikanan

Nusantara Brondong Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan dalam proses

produksi pada penelitian ini adalah lama waktu yang digunakan nelayan untuk

mencari ikan dilaut dan kembali lagi ke daratan dan di ukur dengan menggunakan

satuan hari.

d. Hasil Produksi

Hasil produksi merupakan hasil akhir atau jumlah keluaran (output) yang

dapat diperoleh dari proses produksi. Hasil produksi ditujukan untuk dapat

meningkatkan pendapatan yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan manusia itu

sendiri, sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan dalam pengetahuan teknik

maupun alokasi dana input agar mencapai output yang maksimal.

Setiap usaha pasti menginginkan hasil output mengalami peningkatan,

begitupula dengan nelayan yang selalu mengharapkan hasil tangkapan ikan selalu

meningkat tiap hari sehingga diharapkan pula pendapatan nelayan akan meningkat.

Menurut Suhartati dalam buku Teori Ekonomi Mikro (2003:139) menyatakan

23

bahwa produsen dianggap akan selalu memilih tingkat output (Q) yang dapat

memperoleh keuntungan total maksimum yaitu kondisi yang memaksimalkan

perbedaan antara total pendapatan dan total biaya. Teori tersebut dapat

diaplikasikan dalam kehidupan nelayan dimana jika dapat memilih, nelayan tentu

akan memilih tingkat output yang maksimum dan terus bertambah setiap harinya.

Seperti halnya teori tentang total revenue (TR) yang dikemukakan oleh Roger

(2000:163) yang menyatakan bahwa berbagai harga persatuan ( Unit ) kali jumlah

permintaan. Inilah besarnya pendapatan yang diterima oleh penjual suatu produk

yang berharga, P untuk sejumlah Q satuan yang terjual. Pendapatan marginal

(marginal revenue, MR) didefinisikan sebagai besarnya perubahan pendapatan

total berkaitan dengan perubahan satu-satuan jumlah penjualan. Berdasarkan teori

Roger tersebut dapat di artikan bahwa semakin banyak jumlah ikan yang ditangkap

oleh nelayan maka semakin besar potensi pendapatan yang diperoleh nelayan. Ikan

diartikan sebagai unit output yang mampu menghasilkan pendapatan yang diterima

nelayan sehingga semakin banyak tangkapan ikan maka semakin banyak pula

potensi pendapatan yang diperoleh nelayan.

Berdasarkan kajian di atas hasil produksi pada nelayan di PPN Brondong

Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan dalam proses produksi pada penelitian

ini adalah hasil yang didapat nelayan dalam mencari ikan dilaut dan di ukur dengan

menggunakan satuan kg.

8. Kerangka Berfikir

Dalam kerangka berfikir akan digambarkan dan dijelaskan secara teoritis

antara variable terikat yang dipengaruhi oleh variable bebas. Variable terikat adalah

24

produksi nelayan yang akan dipengaruhi oleh variable bebas yaitu modal, tenaga

kerja, dan lama melaut.

Produksi nelayan dapat dipengaruhi dari adanya faktor modal, tenaga kerja

dan lama melaut. Faktor modal akan mempengaruhi tingkat jumlah tangkapan ikan

dengan kata lain semakin besar modal yang dipertaruhkan maka akan semakin

meningkat pula output yang dihasilkan. Modal dalam hal ini adalah modal yang

digunakan nelayan untuk sekali melaut seperti, bahan bakar solar, es batu, garam,

rokok, makanan dan lain sebagainya. Tenaga kerja adalah banyaknya jumlah anak

buah kapal/orang yang pergi melaut dalam satu kapal atau perahu, semakin banyak

jumlah anak buah kapal yang ikut melaut dapat mempengaruhi produksi nelayan

serta pendapatan. Lama melaut adalah berapa hari waktu yang ditempuh dalam

sekali melaut, semakin jauh jarak yang ditempuh dan lama waktu yang digunakan

maka akan memiliki kemungkinan besar mendapatkan ikan yang lebih banyak.

Dengan demikian dalam penelitian dapat disusun kerangka pemikiran

hubungan antara modal, tenaga kerja, dan lamanya waktu melaut terhadap produksi

nelayan yang dapat digambarkan sebagai berikut:

25

Gambar 2.4

Kerangka Pemikiran

C. Perumusan Hipotesis

Dari penjelasan yang telah dipaparkan diatas, berdasarkan permasalahan yang

diambil, serta beberapa faktor yang telah ditentukan untuk dijadikan bahan

penelitian, maka akan diajukan hipotesa sementara sebagai berikut :

H1 : Diduga bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara modal,

tenaga kerja dan lama melaut terhadap hasil produksi nelayan di

Tenaga Kerja (X2)

Jumlah tenaga kerja

Satuan Orang

Lama Melaut (X3)

Lamanya melaut

Satuan hari

Hasil produksi nelayan (Y)

Jumlah ikan dengan satuan kg

Modal (X1)

a. Biaya Perawatan

b. Biaya Produksi

Satuan Harga

26

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Kecamatan Brondong,

Kabupaten Lamongan.