BAB II TINJAUAN PUSTAKA...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA...
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Penelitian oleh Reza Achmad Furqoni, Mahardika Prasetya Aji,
Sulhadi pada tahun 2016 tentang Pengembangan Filter Air Dengan
Bahan Keramik Untuk Peningkatan Kualitas Air Sungai. Penelitian
tersebut menghasilkan Semakin berkurangnya massa keramik dalam
komposisi filter air maka akan semakin berkurang pula debit dan nilai
permeabilitasnya. Variasi komposisi bahan dasar dan bahan
penyangga yang paling optimum adalah variasi 1 (30cm : 60cm).
2. Penelitian oleh Suci Fitria Sari dan Joko Sutrisno pada tahun 2018
tentang Penurunan Total Coliform Pada Aair Tanah Mengunakan
Membran Keramik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Membran keramik dengan komposisi tanah liat 50%, sekam padi 20%,
dan zeolit 30% memiliki efisiensi lebih besar dalam menurunkan nilai
total coliform pada air tanah dibandingkan membran keramik dengan
komposisi tanah liat 60%, sekam padi 20%, dan zeolit 20%. Membran
keramik dengan komposisi tanah liat 50%, sekam padi 20%, dan zeolit
30% mampu menurunkan nilai total coliform hingga 230 MPN/100ml,
sedangkan membran keramik dengan komposisi tanah liat 60%,
sekam padi 20%, dan zeolit 20% mampu menurunkan nilai total
coliform sebesar 226 MPN/100ml.
B. Telaah Pustaka Lain
1. Air
Air merupakan zat yang paling dibutuhkan bagi kehidupan
manusia. Air yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan
secara langsung dapat dipakai di kehidupan. Batasan air bersih adalah
air yang dapat digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya
yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak.(Kumalasari dan Satoto, 2011)
6
Selain untuk tubuh, air juga digunakan untuk menunjang kegiatan
kehidupan manusia. Misalnya untuk irigasi pertanian, pendinginan dan
pencucian mesin industri dan proses industri, transportasi laut dan
sungai, serta untuk kegiatan rumah tangga seperti memasak, mencuci
dan mandi. (Kumalasari dan Satoto, 2011)
Namun tidak semua air yang tersedia tersebut dapat digunakan
begitu saja terutamaoleh manusia, melainkan hanya yang telah
memenuhi kriteria tertentu dan air bersih yang benar-benar dapat
langsung dimanfaatkan oleh manusia. Sesuai dengan Permenkes No.
416 Tahun 1990 tentang air bersih, air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari adalah yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan air minum sendiri
yaitu air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Syarat kesehatan dari kualitas air tersebut
meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika kimia, dan radioaktif. Hal ini
menjadikan air bersih terutama air minum sesuatu yang penting untuk
selalu ada bagi manusia. Sejalan dengan peningkatan jumlah populasi
manusia ditambah beberapa factor seperti rusaknya daerah tangkapan
air dan pencemaran lingkungan telah mengakibatkan terjadinya
krisis air bersih baik secara global maupun di Indonesia sendiri. Potensi
sebagai negara yang kaya air, ternyata tidak mampu menghindarkan
Indonesia dari krisis air bersih. Setiap kali musim kemarau tiba
berbagai daerah mengalami kekeringan air. Bahkan ketika musim
penghujan pun krisis air bersih tetap mengintai lantaran
surplus air yang kerap mengakibatkan banjir sehingga sumber air tidak
dapat dimanfaatkan. Krisis air bersih membuat sebagian besar
penduduk Indonesia terutama di daerah-daerah sulit air mengkonsumsi
air yang seharusnya tidak layak minum.
a. Karakteristik Air
1) Karakteristik fisik air:
7
a) Kekeruhan: dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan
anorganik dan organic yang terkandung dalam air seperti
lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
b) Temperatur: kenaikan temperature air menyebabkan
penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut
yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap
akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi.
c) Warna air: dapat ditimbulkan oleh kehadiran mikoorganisme,
bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak
senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
d) Solid (zat padat): kandungan zat padat menimbulkan bau
busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen
terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari
kedalam air.
e) Bau dan rasa: dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam
air seperti alga serta olehadanya gas seperti H2S yang
terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya
senyawa-senyawa organik tertentu.
2) Karakteristik kimia air :
a) pH : pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi
rasa, korosivitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa
asam dan basa lebih toksik dalam bentuk molekul, Disosiasi
senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH. Tingkat
keasaman suatularutan yang diukur dengan skala 0 s/d 14.
Tinggi rendahnya pH air sangat dipengaruhi oleh
kandungan mineral lain yang terdapat dalam air. pH air
standar adalah 6,5 s/d 8,5. Air dibawah 6,5 disebut asam,
sedangkan di atas 8,5 disebut basa.
b) DO (dissolved oxygen) : jumlah oksigen terlarut dalam air
yang berasal dari fotosintesis dan absorbs atmosfer/udara.
Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik.
8
Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi
(Kristianto, 2014).
c) BOD (biological oxygen demand) : banyaknya oksigen dalam
ppm atau miligram/liter (mg/l) yang dibutuhkan oleh
mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan – bahan organic
(zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara
biologi. BOD dan COD digunakan untuk memantau kapasitas
self purification badan air penerima (Kristianto,2014).
d) COD (chemical oxygen demand) : banyaknya oksigen dalam
ppm atau miligram/liter (mg/l) yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan organik secara kimia (Kristianto, 2014).
Reaksi: + 95% terurai Zat Organik + O2 → CO2 + H2O
e) Kesadahan : kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi
efektivitas pemakaian sabun, tetapi sebaliknya dapat
memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk
industry (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya
kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang
tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang
tinggi dalam air.
f) Senyawa-senyawa kimia yang beracun : kehadiran unsur
arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan
racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang
agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam
air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau logam,
menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasioleh
oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
9
2. Sumber Air
a. Air laut
Air laut mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl.
Kadar garam NaCl dalam air laut sebesar 3%, dengan ini maka air
laut tidak memenuhi syarat untuk air bersih (Sutrisno, 2006)
b. Air Hujan
Air hujan dalam keadaan murni sangat bersih, karena adanya
pengotoran dari udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran
industri/debu dan lain sebagainya, maka untuk menjadikan air
hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air
hujan, jangan dimulai pada saat hujan mulai turun karena masih
banyak mengandung kotorankotoran. (Sutrisno, 2006)
c. Air Permukan
Air permukaan adalah air yang terdapat dipermukaan tanah seperti
sungai, danau, rawa dan sebagainya. Dibanding dengan sumber-
sumber air lainnya air permukaan mudah sekal mengalami
pencemaran. Disamping pencemaran disebabkan oleh kegiatan-
kegiatan manusia dan juga oleh flora dan fauna. Adapun yang
dikatakan air permukaan adalah:
1) Air Sungai
Penggunaan air bersih haruslah diolah terlebih dahulu,
mengingat air bersihh ini pada umumnya derajat pengetorannya
lebih tinggi.
2) Air Rawa/Danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna kuning-coklat yang
disebabkan oleh adanya zat-zat organisme yang telah membusuk
misalnya asam humus dalam air. Dengan adanya pembusukan
kadar zat organisme sangat tinggi, maka umunya kadar Fe dan
Mn akan tinggi pula.
3) Air Tanah
Kedudukan air tanah terbagi tiga bagian:
10
a) Air Tanah Dangkal
b) Air Tanah Dalam
c) Mata Air
3. Sumber Pencemaran Air
a. Limbah Pertanian
Pada bidang pertanian, banyak digunakan zat kimia untuk
memelihara dan menyuburkan pertanian. Misalnya penggunaan
senyawa organoklor yang difungsikan sebagai insektisida
(pembasmi hama serangga), penggunaan fungisida (pembasmi
cendawan), dan penggunaan herbisida (pembasmi rumput-
rumputan). (Kumalasari dan Satoto, 2011)
Pupuk pertanian di satu pihak membantu kita untuk
meningkatkan produksi pangan. Namun, kelebihan penggunaan
pupuk pun akan menyeb abkan pencemaran air. Kelebihan pupuk
tersebut tidak berguna bagi tanaman, bahkan kalau terlarut dalam
air akan terbawa oleh aliran air, pupuk akan terkumpul di suatu
tempat, misalnya empang danau, dan waduk. Pupuk tersebut akan
menyuburkan tumbuhan-tumbuhan air. Jenis tumbuhan tersebut
tumbuhnya begitu cepat sehingga sifatnya mengganggu.
(Kumalasari dan Satoto, 2011)
b. Limbah Industri
Limbah industri jika tidak diolah terlebih dahulu dapat
merusak lingkungan. Berikut beberapa limbah industri yang cukup
berbahaya bagi manusia :
1) Pencemaran Merkuri (Hg dan senyawa Hg)
Merkuri dan senyawanya digunakan di dalam industri
pembuatan gas Cl2 dan soda api dari larutan NaCl. Gas klor
banyak digunakan untuk zat pemutih pada industri kertas, kain,
pencuci hama, dan sebagainya. Limbah industri tersebut
dibuang ke laut atau sungai, tanpa pengolahan terlebih dahulu,
sehingga Hg serta senyawa Hg terbawa aliran sungai dan
11
tenggelam di dasar laut atau sungai, dimana berat jenis Hg dan
senyawanya lebih besar daripada berat jenis air laut dan air
sungai. (Kumalasari dan Satoto, 2011)
Bakteri di dasar sungai aktif terhadap Hg dan senyawanya
membentuk senyawa Hg yang larut dalam air. Bakteri yang
mengandung senyawa Hg ada yang dimakan oleh ikan kecil di
air, yang kemudian dimakan oleh ikan yang lebih besar atau
binatang laut lainnya. Ikan dan binatang laut tersebut dimakan
manusia. Jadi, perpindahan senyawa Hg dari dasar laut atau
sungai berpindah melalui rantai makanan dari binatang kecil
sampai pada manusia. (Kumalasari dan Satoto, 2011)
2) Minyak sebagai Pencemar Air
Sebagian besar minyak pencemar berasal dari cara kerja
kapal. Kapal atau tanker yang minyaknya sudah di pompa ke
luar saat berlabuh menjadikannya dalam keadaan tidak stabil
dan tidak seimbang. Untuk mencapai kestabilan kembali, air
laut dipompa kembali ke dalam tangki minyak yang kosong,
dimana air laut akan bercampur dengan sisa minyak dalam
tangki tersebut. Ketika kapal tersebut kembali mengangkut
minyak, air laut yang bercampur dengan minyak yang beada di
dalam tanker langsung dipompa ke lepas pantai. (Kumalasari
dan Satoto, 2011)
Akibat dari peristiwa tersebut, minyak yang berat jenisnya
lebih kecil daripada berat jenis air laut akan mengapung dan
menutupi permukaan air laut. Karena lapisan tipis minyak akan
mengurangi daya serap gas oksigen serta karbondioksida dari
udara, bahkan menghalangi sinar matahari yang akan masuk ke
dalam air laut. Hal tersebut sangat mengganggu proses
fotosintesis tumbuhan laut. Berkurangnya oksigen yang
terlarut akan mengganggu kehidupan ikan dan binatang laut
lainnya. (Kumalasari dan Satoto, 2011)
12
c. Limbah Rumah Tangga
Penduduk yang tinggal di pemukiman, perumahan, dan
perkampungan dalam kesehariannya menggunakan detergen untuk
mencuci pakaian, perkakas rumah tangga, bahkan mungkin
kendaraan bermontor. Detergen mempunyai daya larut terhadap
minyak maupun lemak cukup baik, sehingga daya bersihnya
terhadap kotoran minyak cukup tinggi. Namun, limbah detergen
suli diuraikan oleh bakteri mikroorganisme. (Kumalasari dan
Satoto, 2011)
Senyawa detergen yang mengandung fosfat bersifat sebagai
pupuk sehingga dapat menyuburkan tumubuhan air, seperti eceng
gondok yang mengganggu. Peristiwa tersebut disebut dengan
istilah eutrofikasi (ledakan jumlah alga dan fitoplankton). Ledakan
jumlah alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya
untuk fotosintesis. Karena terlalu banyak alga dan fitoplankton
akan mengalami kematian secara massal, serta terjadi kompetisi
dalam mengkonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada
tempat tersebut. Sisa respirasi akan menghasilkan banyak CO2
sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan menyebabkan
kematian massal pada hewan-hewan di perairan tersebut.
(Kumalasari dan Satoto, 2011)
4. Air dan Gangguan Kesehatan
Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar
secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang
ditularkan melalui air disebut sebagai waterborne dissease atau water-
related disease. Terjadinya suatu penyakit tentunya memerlukan adanya
agens dan terkadang vektor. Berikut beberapa contoh penyakit yang
dapat ditularkan melalui air berdasarkan tipe agens penyebabnya :
a. Penyakit viral : hepatitis viral, poliomieitis
b. Penyakit bakterial : kolera, disentri, tifoid, diare
c. Penyakit protozoa : amebiasis, giardiasis.
13
d. Penyakit helmintik : askariasis, whip worm, hydatid disease
e. Leptospiral : weil’s disease
Sementara itu, penyakit – penyakit yang berhubungan dengan air
dapat dibagi dalam kelompok – kelompok berdasarkan cara
penularannya. Mekanisme penularan penyakit sendiri terbagi menjadi
empat, yaitu :
a. Water borne mechanism
Mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut
atau sistem pencernaan. Contoh penyakit yang ditularkan melalui
mekanisme ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri
basiler, dan poliomielitis. (Chandra, 2006)
b. Water washed mechanism
Mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan
umum dan perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara
penularan, yaitu :
1) Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak.
2) Infeksi melalui kulit dan mata, seperti skabies dan trakhoma.
3) Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit
leptospirosis. (Chandra, 2006)
c. Water based mechanism
Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agens
penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh
vektor atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air.
Contohnya skistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus
medinensis. (Chandra, 2006)
5. Persyaratan Air Bersih
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MEN.KES/PER/IX/1990 air bersih adalah air yang digunakan
untuk keperluan sehari – hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Kualitas air harus
14
memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikroiologi,
fisika,kimia dan radioaktif. Pengawasan kualitas air bertujuan untuk
mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat
mengganggu dan membahayakan kesehatan, serta meningkatkan
kualitas air. Berikut beberapa parameter air bersih :
a. Parameter Fisik
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 persyaratan air bersih yang harus
memenuhi persyaratan fisik yaitu :
1) Kekeruhan
Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber
air lain. Pertama air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit
dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau penjernihan.
(Chandra, 2006)
Sedangkan air sungai merupakan air permukaan yang
cenderung mudah mendapatkan kontaminasi sehingga untuk
memanfaatkannya memerlukan suatu proses pengolahan,
terutama untuk menurunkan kekeruhannya. (Depkes, 1994)
Berdasarkan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990
persyaratan air bersih untuk kekeruhan kadar maksimum yang
diperbolehkan adalah 25 skala NTU.
2) Bau
Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990
persyaratan air bersih untuk bau adalah tidak berbau.
3) Padatan Terlarut (TDS)
TDS biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik dan
gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik
pula. Selanjutnya, efek TDS ataupun kesadahan terhadap
kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebabnya. (Juli
Soemirat Slamet, 2000)
15
Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990 kadar
maksimal untuk TDS adalah 1500 mg/l.
4) Rasa
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 persyaratan air untuk rasa adalah
tidak berasa. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan
kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
Rasa logam/amis, rasa pahit, asin dan sebagainya. Efeknya
tergantung pula pada penyebab timbulnya rasa tersebut.
(Slamet, 2000)
b. Parameter Kimia Organik
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 persyaratan air bersih harus
memenuhi persyaratan kimia yaitu :
1) Zat Organik
Zat organik merupakan indikator umum bagi pencemaran.
Apabila zat yang dapat dioksidasi besar, maka ia
menunjukkan adanya pencemaran. (Slamet, 2000).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 persyaratan air untuk zat
organik adalah 10 mg/l. Jika melebihi baku mutu dapat
menyebabkan timbulnya bau yaang tidak sedap dan
menyebabkan sakit perut.
2) Zat non Organik
Air bersih tidak boleh mengandung Aldrin dan Dieldrin,
Benzena, Benzo (a) pyrene Chlordane (total isomer),
Colorofom, DDT, Detegen dan zat-zat kimia organik lainnya
melebihi baku mutu yang telah di tentukan di dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990.
16
c. Parameter Kimia
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990
persyaratan air bersih harus memenuhi persyaratan kimia yaitu :
1) Derajat keasaman (pH)
pH merupakan salah satu faktor yang sangat penting
mengingat pH dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba di
dalam air. Sebagian besar mikroba akan tumbuh dengan baik
pada pH 6-8, pH juga akan dapat menyebabkan perubahan
kimiawi di dalam air.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 persyaratan
air untuk pH adalah 6,5 – 9,2. Apabila lebih kecil dari pada
6,5 atau lebih besar dari pada 9,2 maka akan menyebabkan
korosifitas pada pipa air yang dibuat dari logam dan dapat
mengakibatkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi
racun yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
2) Air Raksa (Hg)
Air raksa atau hydrargyum (Hg) adalah metal yang
menguap pada temperatur kamar. Hg merupakan racun
sistemik dan diakumulasi di hati, ginjal, limpa dan tulang.
Oleh tubuh Hg di ekskresikan lewat urine, feces, keringat,
saliva dan air susu. Keracunan Hg akan menimbulkan gejala
susunan saraf pusat (SSP) seperti kelainan kepribadian dan
tremor, convulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan
diri, iritasi, depresi, dan rasa ketakutan. (Slamet, 2000)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 persyaratan air bersih untuk Hg
adalah 0,001 mg/l. Jika di dalam air terdapat air melebihi
baku mutu, akan menyebabkan keracunan sel – sel tubuh,
kerusakan ginjal,hati dan syaraf, keterbelakangan mental dan
cerebral polcy pada bayi.
17
3) Arsen (As)
Arsen (As) adalah metal yang mudah patah, berwarna
keperakan dan sangat toxik. (Juli Soemirat Slamet, 2000).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 persyaratan air bersih untuk As
adalah 0,05 mg/l.
d. Besi (Fe)
Besi atau ferrum (Fe) adalah metal berwarna keperakan,
liat dan dapat dibentuk. Di alam didapat sebagai hematit. Di
dalam air minum Fe menimbulkan rasa, warna (kuning),
pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri pada
besi, dan kekeruhan. (Slamet, 2000)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
416/MENKES/PER/IX/1990 persyaratan air bersih untuk Fe
adalah 0,1-1,0 mg/l. Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh
untuk pembentukan hemoglobin, tetapi dalam dosis besar
dapat merusak dinding usus. Kematian seringkali disebabkan
oleh rusaknya dinding usus ini. Debu Fe juga dapat
diakumulasi di dalam alveoli, dan menyebabkan
berkurangnya fungsi paru-paru. (Slamet, 2000)
e. Fluorida (F)
Fluorida adalah senyawa fluor. Fluor (F) adalah halogen
yang sangat reaktif, karenya di alam selalu di dapat dalam
bentuk senyawa. Fluorida anorganik bersifat lebih toksik dan
lebih iritant daripada yang organik. (Slamet, 2000)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
416/MENKES/PER/IX/1990 persyaratan air bersih untuk
Flourida adalah 1,0 mg/l. Keracunan khronis menyebabkan
orang menjadi kurus, pertumbuhan tubuh terganggu, terjadi
fluorosis gigi serta kerangka. Pada kasus keracunan berat
18
akan terjadi cacat tulang, kelumpuhan, dan kematian.
(Slamet, 2000)
f. Cadmium (Cd)
Cadmium adalah metal berbentuk kristal putih keperakan.
Cd di dapat bersama-sama dengan Zn, Cu, Pb, dalam jumlah
yang kecil. Tubuh manusia tidak memerlukan Cd dalam
fungsi dan pertumbuhannya, karenya Cd sangat beracun bagi
manusia. (Slamet, 2000)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
416/MENKES/PER/IX/1990 persyaratan air bersih untuk
Cadmium adalah 0,01 mg/l. Keracunan akut akan
menyebabkan gejala gasterointestinal, dan penyakit ginjal.
Gejala klinis keracunan Cd sangat mirip dengan penyakit
glomerulo-nephritis biasa, hanya pada fase lanjut dari
keracunan Cd ditemukan patah tulang punggung yang
multiple. (Slamet, 2000)
g. Timbal ( Pb)
Pb adalah racun sistemik. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 persyaratan
air bersih untuk Pb adalah 0,05 mg/l. Keracunan Pb akan
menimbulkan gejala: rasa logam dimulut, garis hitam pada
gusi, gangguan/ GI, anorexia, mutah-mutah, kolik,
encephalitis, wrist drop, irritabel, perubahan kepribadian,
kelumpuhan dan kebutaan. Pada keracunan akut, terjadi
gejala meninges dan cerebral diikuti dengan stupor, coma,
dan kematian. (Slamet, 2000)
d. Parameter Mikro biologi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 kandungan mikro bilogi air besih
tidak boleh melebihi 50 MPN per 100 ml (bukan air perpipaan)
dan 10 MPN per 100 ml (air perpipaan). Parameter MPN (total
19
koliform) hanya berupa indikator bagi berbagai mikroba yang
dapat berupa parasit (protozoa, metazoa, tungau), bakteri patogen
dan virus. (Slamet, 2000)
e. Parameter Radio Aktivitas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 radio aktifitas pada air bersih tidak
boleh melebihi 0,1 Bq/L untuk Aktifitas Alpha (Gross Alpha
Activity) dan 1,0 Bq/L untuk Aktifitas Beta (Gross Beta Activity).
6. Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos
yang artinya suatubentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan
keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan
barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, tembikar,
dansebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah
liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan
bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat (Budiyanto, 2008).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia keramik memiliki arti
barang- barang yang terbuat dari tanah liat, dicampur dengan bahan-
bahan lain dan kemudian dibakar barang tembikar (porselen). Pada
umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan
kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum
dipakai adalah feldpar,ball clay, kuarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik
sangat ditentukan oleh struktur kristal,komposisi kimia, dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu, sifat keramik juga tergantung pada
lingkungan geologi tempat bahan diperoleh. Secara umum strukturnya
sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas. Kurangnya
beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan
keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga
menjadi konduktor panas yang jelek. selainitu keramik mempunyai
sifat rapuh, keras, dan kaku. Pada prinsipnya keramik terbagi atas:
20
a. Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan
menggunakan bahan alam seperti kuarsa, kaolin, tanah liat
(clay) dan sebagainya. Yang termasuk barang dan kegunaan
keramik adalah barang pecah belah (dinnerware), keperluan
rumah tangga (tile,bricks), dan untuk industri (refractory).
b. Keramik halus atau Fine ceramics (keramik modern atau
biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering
ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat
dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam,
seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO, dll).
Penggunaannya termasuk dari elemen pemanas, semi
konduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
(Joelianingsih, 2004)
Sifat yang paling umum dan mudah dilihat secara fisik pada
kebanyakan jenis keramik adalah brittle atau rapuh, hal ini dapat kita
lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas,
kendi, gerabah, tembikar dan sebagainya. Sifat lainnya adalah keramik
tahan terhadap suhu yang tinggi, sebagai contoh keramik tradisional
yangterdiri dari clay, flint , dan feldspar tahan sampai dengan suhu
1200°C, keramik teknik seperti keramik oksida mampu tahan terhadap
suhu tinggi hingga mencapai 2000°C. Barang tanah liat Jepang
dikatakan memperlihatkan variasi teknik dan gaya terbanyak di dunia,
dan peralatan makan masa kini yang kebanyakan adalah tembikar atau
porselen mempunyai bentuk dan warna hiasan yang banyak.
7. Tanah Liat (Clay)
Lempung (clay) dikenali sebagai tanah liat, merupakan sejenis
material halus, berbentukkepingan, gentian atau hablur yang terbentuk
dari batuan sedimen dengan ukuran butir < 1/256 mm (skala
wentworth), clay tersusun atas grup alumina silikat (seperti Al, Fe,
Mg, Si) bisa terbentuk di laut (marine clay) atau di darat (terestrial
clay), dengan proses pembentukan dapat secara allogenic clay (dari
21
luar cekuangan sedimentasi), atau secara authigenic clay (terbentuk
didalam lingkaran sedimentasi), misalnya perubahan atau proses
alterasi darimineral feldspar menjadi clay mineral. Lempung (clay)
membentuk gumpalan keras dan kaku apabila kering, bersifat plastis
dan melekit apabila basah terkena air dan bersifat viterius bila dibakar
pada suhu tinggi.
Yang termasuk clay adalah: ball clay, fire clay, kaolin, dan brick
clay. Ball clay biasanya digunakan untuk pembuatan keramik putih,
memiliki plastisitas tinggi dan tegangan patah yang baik. Fire
clay merupakan lempung yang terdiri dari mineral kaolinit yang
bentuk kristalnya tidak sempurna, mengandung sedikit mika kuarsa
dan mineral lempug yang bersifat lunak dan tidak mempunyai
perlapisan, fire clay tahan terhadap suhu tinggi (> 1500oC). Fire
clay terbentuk karena soil yang yang tertimbun oleh sedimen lain
didaratan atau cekungan lakustrin ataupun delta yang umumnya
mengandung batu bara. Fire clay digunakan untuk refraktori dan batu
tahan panas.
8. Aditif
Dalam pembuatan filter keramik, hal yang perlu diperhatikan
yaitu bahan-bahan aditif yang digunakan dalam komposit keramik,
yang mana dari jenis aditif inilah performadari clay filter yang
dihasilkan dapat dioptimumkan. Baik itu dari segi porositas,
permeabilitas, kuat tekan, hingga kemampuannya dalam menyaring
kontaminan-kontaminan berbahaya pada sumber air seperti logam
berat, coliform, serta pengaruh pada turbiditasnya. Berikut bahan-
bahan aditif yang sering digunakan dalam pembuatan filter keramik
berbahan dasar clay :
a. Sekam Padi
Biomassa dari tumbuhan banyak mengandung selulosa,
termasuk sekam padi yang mengandung 32,12% selulosa,
22,48% hemiselulosa, serta 22,34% lignin. Material yang
22
mengandung selulosa dapat mengabsorpsi kation logam dari
medium larutan. Kandungan selulosa dalam sekam padi inilah
yang membuatnya berpotensi dimanfaatkan sebagai biosorben
logam berat dari medium air (Kumar, 2010). Sekam padi banyak
didapat di daerah pertanian, jumlahnya melimpah dan harganya
murah. Sekam padi yang dihaluskan dengan mesin penepung
digunakan sebagai bahan pengisi yang nantinya akan terbakar
habis sewaktu pembakaran dan meninggalkan alur-alur halus.
Ukuran butiran sekam padi akan mempengaruhi kecepatan
aliran dan juga kekuatan dari elemen filter.
Filter keramik menggunakan tepung sekam padi yang telah
disaringdengan ayakan berukuran mesh 60 dan mesh 30 atau
yang setara. Bahan pengisi lainnya yang dapat digunakan adalah
serbuk gergaji, kertas daur ulang dan bubuk kopi. Pemeriksaan
terhadap efektifitas filter dengan menggunakan bermacam-
macam bahan pengisi perlu dilakukan untuk mendapatkan bahan
pengisi yang tepat. (Sukarma, 2011)
b. Karbon Aktif
Karbon aktif adalah bahan yang mengandung karbon yang
telah ditingkatkan daya absorpsinya. Aktivasi merupakan suatu
proses yang menyebabkan perubahan fisik padapermukaan
karbon melalui penghilangan hidrokarbon, gas-gas dan air dari
permukaantersebut sehingga permukaan karbon semakin luas
dan berpori. Sehingga akan lebih mudahmenyerap zat-zat lain
(Sudirjo, 2006). Karbon aktif atau karbon berpori digunakan
secaraluas sebagai adsorben dalam proses industri untuk
menghilangkan sejumlah pengotor,terutama yang berhubungan
dengan zat warna, pengolahan limbah, pemurnian air, obat-
obatan, yang biasanya digunakan dalam bentuk bubuk. Untuk
adsorben gas biasanaya dalam bentuk padatan (granular).
23
Bahan baku utama dalam pembuatan karbon aktif adalah
semua bahan anorganik yang memiliki kandungan karbon tinggi
seperti tempurung kelapa, kayu, gambut, tulang, batubara, dan
lain-lain. Secara umum faktor yang menyebabkan adanya
dayaserap karbon aktif antara lain adalah:
1) Dengan adanya pori-pori mikro yang sangat banyak
jumlahnya pada karbon akti, akan menimbulkan gaya
kapiler yang menyebabkan adanya daya serap.
2) Luas permukaan yang dimiliki karbon aktif dapat
menimbulkan daya serap yang tinggi. Luas permukaan
disini lebih dimaksudkan luas permukaan internal yang
diakibatkan pori-pori yang berukuran sangat kecil.
c. Zeolit
Zeolit merupakan kelompok mineral aluminium silikat
terhidrasi dari logam-logamalkali dan alkali tanah (terutama Ca
dan Na) denga n rumus umum Lm Alx Siy Ozn HO, (l = logam),
di mana m, n, x, y, dan z adalah komposisi dalam fraksi mol
(Rambo, 2006). Dalam struktur tiga dimensi zeolit mempunyai
rongga-rongga yang berhubungan satu dengan yang lain dan
merupakan saluran-saluran kosong ke segala arah dengan
ukuran sangat tergantung dari garis tengah logam alkali atau
alkali tanah yang ada pada struktur tersebut. Struktur tiga
dimensi dari mineral zeolit ini terdiri dari kumpulan (SiO4) dan
(AlO4) dengan perbandingan Si : Al sangat bervariasi dan
tergantung pada jenis mineralnya. Penggunaan zeolit secara
komersial adalah berdasarkan salah satu atau lebih dari
kemampuan sifat fisik atau kimia yang dimilikinya, antara lain
(1) pertukaran ion, (2) adsorbsi dan sifat penyaring molekuler,
(3) katalisis, (4) dehidrasi, dan rehidrasi (Wigayati, 1997).
24
d. Serbuk Besi
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam
penggunaannya. Salah satu kelemahan yang dijumpai adalah
sifat membrane yang rapuh dan mudah patah (brittle). Untuk
memperkuat struktur keramik yang dibuat Nasir dan Budi
(2011) menambahkan konsentrasi serbuk besi.
e. Koloid Perak
Larutan perak nitrat ditambahkan pada bagian dalam dan
luar filter, yang meresap ke dalam dinding filter melalui pori-
pori. Perak nitrat akan membentuk koloid didalam badan filter,
dan berfungsi sebagai biosida, pembunuh bakteri dan virus.
Sepanjang waktu kontak terpenuhi (kecepatan pengaliran filter
tidak terlalu besar) bakteri pathogen yang akan berkontak
dengan perak akan mati. Perak juga berfungsi untuk mencegah
tumbuhnya kembali bakteri pada pemukaan filter dan dalam
bahan keramik itu sendiri. Saat ini beberapa Negara sedang
mengembangkan filter keramik yang dikombinasi dengan perak
ke dalam filter, dimana perak berfungsi sebagai bactericide.
9. Pembuatan Filter Keramik
a. Filter Keramik Berbentuk Pot (Clay-Pot Ceramic Filter)
Filter keramik ini mengikuti rancangan filter keramik dari
Resource Development International – Cambodia (RDIC), dimana
elemen dari filter terbuat dari lempung halus, bahan pengisi dan
air. Setelah dibakar filter dilapisi larutan perak nitrat. Lempung
dapat dibentuk dengan mudah dan apabila dibakar dalam
tungku, susunan kimianya berubah menjadi kuat, sedikit berpori
dan tidak larut dalam air. Pot filter yang normal dapat menyaring
air dalam jangka waktu yang sangat lama melalui pori-pori. Pori-
pori ini dapat menyaring hamper semua bakteri, protozoa dan
telur cacing, selain juga kotoran, endapan dan bahan organik.
Bahan pengisi seperti sekam padi atau serbuk gergaji ditambahkan
25
pada campuran lempung yang membentuk filter. Apabila dibakar
pada suhu tinggi, bahan pengisi akan terbakar dan menyisakan
alur-alur halus dalam lempung yang terbakar. Air akan mengalir
dengan mudah melalui alur-alur tersebut dibandingkan dengan
melalui pori-pori (Sukarma, 2011)
https://inhabitat.com/6-ways-to-purify-water-without-expensive-
technology/
Gambar 2.1. Filter Keramik Berbentuk Pot
b. Membran Keramik
Teknologi membran mulai digunakan sebagai alat penjernihan
air pada tahun 1960 an melalui perkembangan dengan membran
sintetik perrformansi tinggi. Penerapan membran untuk pengolahan
air dengan menggunakan material baru dan berbagai konfigurasi.
Selanjutnya penggunaan membran digunakan untuk pengolahan air
laut pada tahun 1970. Dengan keberhasilan penggunaan membran
untuk pengolahan air bersih mapun air laut, maka teknologi
membran terus berlajut sebagai alternative pengolahan dan
diterima oleh pasar. Seiring dengan peraturan tentang air bersih
yang lebih banyak dan ketat, maka teknolgi membran bisa sebagai
pilihan teknologi yang memungkinkan mempunyai efektifitas dan
efisiensi yang tinggi (Amjad, 1993). Pada membran keramik
susunan, bentuk, dan ukuran pori menjadi kunci karakterisasi
membran karena membran keramik tersebut dibuat dari material
yang berupa butiran-butiran partikel melalui proses penyiapan
26
serbuk material keramik, pengadonan, pencetakan, pengeringan
dan sintering, dimana setiap proses sangat mempengaruhi kualitas
membran yang dihasilkan. Membran keramik yang digunakan
sebagai water filter dapat berbentuk cakram (disk) dan silinder
yang difabrikasi dengan metode cetak tangan maupun
menggunakan tekan mekanik seperti hydroulic press (kompaktor
hidrolik) dan hot press.
https://html1-f.scribdassets.com/6811509p6o5crjy3/images/12-
54d7e5c3bb.jpg
(a) (b)
Gambar 2.2. Membran keramik
27
C. Kerangka Konsep
Air Sungai
1. Fe
2. Mn
Kualitas
Pemeriksaan hasil
setelah melalui
saringan clay filter
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
proses saringan
clay filter
1. pH
2. Hg
3. As
4. F
5. Cd
6. Pb
Kimia
Fisika Bakteriologis
Hasil