BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Di Amerika saja, terdapat kurang lebih 700 (tujuh ratus) Co ......
-
Upload
nguyenthuan -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Di Amerika saja, terdapat kurang lebih 700 (tujuh ratus) Co ......
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 6
BAB II
PEMAHAMAN TENTANG
CO-WORKING SPACE
Di dalam bab pemahaman tentang Co-working Space ini, terdapat
beberapa pembahasan yang akan dijelaskan, yaitu tinjauan teori, kajian terhadap
proyek sejenis, dan spesifikasi umum proyek.
2.1 Tinjauan Teori
Pembahasan dalam tinjauan teori ini meliputi sejarah co-working,
pemahaman co-working dan Co-working Space, teori dan tipologi Co-working
Space.
2.1.1 Sejarah Co-working
Pada tahun 2005, Brad Neuberg mencetuskan ide yang inovatif ini dengan
mulai menggunakan kata “co-working” untuk menggambarkan ruang fisik yang
awalnya disebut “9-5 group”. Neuberg mengorganisir sebuah co-working site
bernama “Hat Factory” di San Fransisco, sebuah apartemen sekaligus tempat
bekerja untuk 3 (tiga) orang pekerja teknologi, dan dibuka untuk umum pada
siang harinya. Brad juga salah satu pendiri “Citizen Space”, sebuah Co-working
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 7
Space pertama yang benar-benar hanya digunakan sebagai tempat bekerja saja.
Sejak Neuberg membuka tempat ini, jumlah Co-working Space di berbagai
wilayah meningkat 2 (dua) kali lipat setiap tahunnya.
Konsep co-working ini sudah terlebih dahulu popular di Eropa, banyak
warganya yang menerapkan sistem kerja seperti ini. Begitu juga di Inggris, konsep
co-working ini sangat berkembang pesat, bahkan beberapa keberadaan Co-
working Space di negara ini telah didukung oleh pemerintah setempat. Tidak
heran jika Inggris disebut-sebut sebagai salah satu negara yang berniat
mengadopsi konsep Co-working Space (tekno.compas.com, Semangat Kolaborasi
di Tepi Margonda, 9 Oktober 2015, 11:00 WITA).
Sekarang, Co-working Space telah hadir di seluruh dunia. Di Amerika saja,
terdapat kurang lebih 700 (tujuh ratus) Co-working Space yang tersebar di
berbagai negara bagian. Pada tahun 2012, beberapa Co-working Space seperti
NextSpace, BLANKSACES, Link Coworking, WorkBar Boston, CoCo, dan 654
Croswell mendirikan organisasi The League of Extraordinary Coworking Spaces.
2.1.2 Pemahaman Co-working dan Co-working Space
A. Pengertian Co-working
Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford, definisi kata co-working adalah
penggunaan kantor atau lingkungan kerja lainnya dengan orang-orang yang
bekerja sendiri atau bekerja untuk perusahaan yang berbeda, biasanya untuk
berbagi peralatan, ide, dan pengetahuan. Co-working merupakan sebuah gaya
bekerja yang membutuhkan lingkungan kerja bersama dan kegiatan mandiri yang
berbeda dengan lingkungan kerja di kantor pada umumnya, para co-worker
biasanya tidak bekerja dalam satu perusahaan atau organisasi yang sama. Gaya
bekerja seperti ini sering digunakan oleh para freelancer, kontraktor independen,
atau orang yang sering bepergian dan bekerja di tempat yang berpindah-pindah.
Co-working juga menjadi tempat bertemu sekumpulan orang yang bekerja secara
independen dan saling berbagi pengalaman, ilmu, serta informasi. Orang-orang
tersebut biasanya akan menjadi akrab dan saling menghargai, tidak sedikit juga
dari mereka mampu menciptakan hal-hal yang baru dari apa yang telah mereka
bicarakan.
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 8
Gaya bekerja secara co-working ini menawarkan solusi bagi mereka yang
biasanya bekerja secara terisolasi di dalam rumah dan dalam waktu yang sama
juga membuat mereka melupakan sejenak suasana rumah yang biasanya
membosankan dan mengganggu kinerja bekerja mereka. Mereka yang bekerja dan
aktif menggunakan teknologi digital sebagai alat kerjanya tentu saja lebih memilih
menggunakan sistem kerja yang lebih fleksibel seperti co-working ini.
B. Pengertian Co-working Space
Secara harfiah, Co-working Space merupakan sebuah ruang bersama yang
digunakan untuk melakukan pekerjaan dan bertujuan untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan para startup atau freelancer dalam mengerjakan
perkerjaannya. Co-working space ini tidak sekedar tempat secara fisik, melainkan
bagaimana membangun sebuah komunitas yang baik dari para co-worker. Akan
tetapi, tidak semua co-working space ini membangun komunitas.
Co-working Space ini memiliki keuntungan secara materi, yaitu para
pengunjung dapat menghemat pengeluaran untuk menyewa kantor yang pada
umumnya dibanderol cukup tinggi. Dan beberapa keuntungan secara non-materi,
seperti.
1. Lingkungan kerja yang lebih kondusif.
2. Pengunjung dapat berbagi wawasan dengan pengunjung lainnya.
3. Pengunjung dapat membangun komunitas dan membuka bisnis lain.
4. Masuk ke dalam radar media.
5. Mendapatkan semua kebutuhan yang diperlukan dalam menyelesaikan
pekerjaan di satu tempat.
Konsep desain Co-working Space memang sedikit berbeda dengan kantor
pada umumnya. Tempat ini tidak akan diisi oleh 1 (satu) perusahaan saja,
melainkan merupakan para pekerja individual atau kelompok-kelompok kecil
yang membutuhkan tempat sementara untuk bekerja tanpa harus mengeluarkan
biaya sewa kantor yang pada umumnya cukup mahal. Tempat ini akan
menyediakan meja dan kursi untuk para pekerja, mahasiswa/i atau siapa saja yang
ingin mengerjakan tugasnya sekaligus bersantai dengan menyantap kopi ataupun
minuman dan makanan ringan lainnya.
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 9
Desain meja dan kursi sengaja diciptakan menyerupai meja kerja pada
umumnya lengkap dengan lampu kerja dan stop kontak yang memadai. Sistem
pelayanan yang digunakan adalah penyewaan meja. Dengan menyewa 1 (satu)
meja di Co-working Space ini, pengunjung akan mendapatkan paket minuman dan
makanan ringan, layanan Wi-Fi berkecepatan tinggi, loker penyimpanan barang,
serta akses menggunakan mesin fax, printer, dan scanner yang telah disediakan.
Akan tetapi, Co-working Space juga akan menyediakan tempat khusus bagi
mereka yang hanya ingin bersantai dan menghabiskan waktu luang.
2.1.3 Teori Co-working Space
Tidak terdapat keseragaman teori atau format khusus dalam perancangan
Co-working Space. Terdapat berbagai macam jenis Co-working Space yang
menyediakan layanan yang berbeda-beda, ada yang murni sebagai tempat bekerja,
ada yang sekaligus bisa digunakan sebagai tempat tinggal atau bermalam, ada
juga yang memiliki fasilitas mentoring dengan dukungan dari korporasi besar.
Tujuan utamanya bukan sekadar menyewakan ruang perkantoran,
melainkan sebagai sebuah tempat komunitas yang sinergis tempat para
entrepreneur penggunanya bisa mengembangkan jejaring mereka dan
menghasilkan ide-ide baru (Uzzaman, 2015:160).
2.1.4 Tipologi Co-working Space
Dengan perkembangan Co-working Spaces yang cukup pesat di dunia,
bentuk yang berbeda dari cara berbisnis mulai bermunculan. Sehingga terdapat 5
(lima) kategori Co-working Spaces yang dapat dibangun untuk memfasilitasinya,
yaitu.
A. Midsize and Big Community Co-working Spaces
Pada kategori ini akan ditemukan classical Co-working Space yang pada
umumnya memberikan layanan dan tempat untuk 40 (empat puluh) co-workers
(2nd
Global Coworking Survey, 2011). Kategori ini didefinisikan berdasarkan
jumlah atau kapasitas workspace, bukan dari sebuah perusahaan atau industri
khusus, sehingga memungkinkan untuk memperluas tempat, memperbanyak
kapasitas, dan merubah konsep desainnya. Pusat Co-working Spaces dari sebuah
industri akan masuk ke dalam kategori ini. Contohnya dapat dilihat pada Betahaus
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 10
di Berlin atau Coworking-Networks HUB yang memiliki beberapa kantor cabang
yang tersebar di berbagai tempat.
B. Small Community Co-working Spaces
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, bagaimana sebuah komunitas
kantor dapat dikatakan memiliki sebuah Co-working Space. Apakah dapat
dikatakan sebuah Co-working Space jika 3 (tiga) orang desainer grafis bekerja
bersama-sama dalam sebuah ruangan untuk menghemat biaya sewa kantor? Tidak
juga. Hal ini berarti bahwa sebuah collaborative workspace kecil dengan 10
(sepuluh) tempat bekerja dapat dikatakan sebagai Small Community Co-working
Space. Dan sering kali Co-working Space tipe ini memiliki suasana yang penuh
cinta dan kasih sayang serta atmosfer yang sangat tidak formal, contohnya dapat
dilihat pada Parisian Soleilles Cowork di Paris.
C. Corporate Powered Co-working Spaces
Meningkatnya jumlah perusahaan besar yang menemukan cara-cara
berbisnis yang baru, membuat Co-working Space ini menjadi sebuah tambahan
tempat yang dibutuhkan untuk mengorganisir cara bekerja, melakukan riset, dan
mencari inovasi baru yang dapat dimanfaatkan perusahaan besar untuk
meningkatkan kinerja dan pendapatan perusahaannya. Pada tipe ini, Co-working
Space tersebut akan memiliki akses terbatas, seperti hanya bisa digunakan oleh
para pekerja yang bekerja dibawah perusahaan tersebut. Akan tetapi, agar konsep
co-working ini lebih bisa tercapai, tidak tertutup kemungkinan Co-working Space
tipe ini akan membuka layanannya untuk para pekerja dan para freelancer yang
bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Contoh kategori ini dapat dilihat pada
Network Orange Coworking Space di Toronto, dimana tempat mereka bekerja
disponsori oleh ING Direct Bank. Contoh lainnya yaitu Hannover Coworking
Space Modul 57, yang disponsori oleh TUI Germany.
D. University Related Co-working Spaces
Co-working Space merupakan tempat yang ideal untuk mengaplikasikan
atau mencoba ilmu dan pengetahuan yang baru diperoleh. Tempat ini akan
menjadi jembatan antara teori dan praktek yang akan membantu para pelajar
untuk mengerti dan mendalami sebuah proyek. Contoh yang paling menonjol
dapat dilihat pada Startup Sauna di Helsinki, yaitu sebuah proyek yang dimulai
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 11
oleh mahasiswa dari Aalto University. Contoh lainnya adalah Reynolds School of
Journalism, yaitu sebuah sekolah tambahan pada University of Nevada, dimana
yang selanjutnya bekerja sama dengan Coworking Space Reno Collective. The
Eberhard Karls University di Tubingen sudah memiliki Co-working Space mereka
sendiri di dalam kampusnya.
E. Pop-Up Co-working Spaces
Pop-Up Co-working Spaces merupakan tempat yang berisikan oleh
komunitas aktif yang berkegiatan sementara. Tempat ini biasanya dibuat untuk uji
coba untuk sebuah Co-working Space permanen di masa yang akan datang atau
dibangun oleh sebuah perusahaan atau industri tertentu untuk menyelesaikan
sebuah proyek tertentu, seperti sebuah proyek yang melibatkan banyak kelompok
internal perusahaan dan partner kerja sama dari luar perusahaan. Contohnya yaitu
Coworking Space of the Swiss Federal Railways.
Bentuk lain dari Pop-Up Co-working Spaces ini adalah sebuah bangunan
yang diciptakan oleh pemiliknya untuk digunakan sementara. The City of Lucerne
memberikan penggunaan sementara pada bangunan kolam renang indoor mereka
untuk dijadikan sebagai private operator. Tempat ini menyediakan showrooms,
lokakarya dan ruang bekerja dengan biaya sewa yang cukup murah.
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 12
2.2 Kajian terhadap Proyek Sejenis
Kajian terhadap proyek sejenis dilakukan pada 3 (tiga) proyek sejenis,
yaitu Co-working Space yang ada di Bali. Berikut penjabaran hasil dari observasi
lapangan yang dilakukan pada bulan Oktober 2015.
2.2.1 Hubud, Ubud
A. Gambaran Umum
Hubud adalah Co-working Space pertama di Ubud yang didirikan oleh 3
(tiga) ekspatriat bernama Peter Wall, John Alderson, dan Steve Munroe. Tempat
ini didesain dengan konsep tempat terbuka yang dikelilingi taman dan dilengkapi
dengan fasilitas seperti internet yang cepat, printer, scanner, mesin foto copy, dan
ruang seminar. Suasana di dalam Hubud dapat dilihat pada Gambar 2.1.
B. Lokasi
Hubud berlokasi di daerah pariwisata dimana banyak wisatawan dan
ekspatriat yang tinggal di daerah itu, yaitu di Jalan Monkey Forest 88X Ubud –
Gianyar, Bali – Indonesia 80571. Untuk lokasi lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.2 dan Gambar 2.3.
Gambar 2.1 Suasana di dalam Hubud, Ubud
Sumber: http://cdn1.tnwcdn.com/wp-
content/blogs.dir/1/files/2014/02/hubud.png
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 13
C. Tinjauan Non-arsitektural
Hubud memiliki operating hour selama 24 jam setiap harinya, sehingga
member bisa datang kapan saja untuk bekerja. Terdapat 3 (tiga) orang Host atau
Receptionist yang menjaga dan melayani para pengunjung dan member selama 6
(enam) jam kerja dalam 3 (tiga) shift kerja yang berbeda, yaitu first shift pukul
08.00 WITA s/d 14.00 WITA, middle shift pukul 10.00 WITA s/d 16.00 WITA,
dan late shift pukul 14.00 WITA s/d 20.00 WITA. Setelah pukul 20.00 WITA,
Hubud akan dijaga oleh security guard hingga first shift dan para Host datang
keesokan harinya.
Terdapat kurang lebih 300 (tiga ratus) orang tercatat sebagai member tetap
pada Co-working Space ini dengan persentase 95% merupakan warga asing. Bagi
yang ingin bekerja di Hubud, diwajibkan untuk mendaftar sebagai member
dengan biaya yang berbeda-beda, seperti Rp 500.000 untuk 25 jam kerja per bulan
atau Rp 2,5 juta untuk jam kerja tak terbatas selama satu bulan. Co-working
Space ini juga sering mengadakan acara gratis seperti meetup atau diskusi dengan
berkolaborasi dengan berbagai komunitas yang bisa diikuti oleh member.
D. Tinjauan Arsitektural
Hubud memiliki luasan total sebesar 500 m2
(Lihat Gambar 2.22).
Material bangunan utama yang digunakan untuk penyusun dinding dan atap
adalah bambu dan kayu untuk menghadirkan kesan alami pada bangunan (Lihat
Gambar 2.4, Gambar 2.9, Gambar 2.15, Gambar 2.21, Gambar 2.20). Lantai
Gambar 2.3 Peta lokasi Hubud, Ubud
Sumber: https://maps.google.com/
Gambar 2.2 Peta Pulau Bali
Sumber:
http://www.tourbalimurah.com/ten
tang-bali.html
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 14
pada Hubud menggunakan lantai kayu parket, baik di Indoor Work Space ataupun
di Semi-Outdoor Work Space untuk menserasikan dengan material utama (bambu)
dan menghadirkan kesan natural serta hangat (Lihat Gambar 2.13). Co-working
Space ini mampu menampung pengunjung maksimal hingga 100 orang (tidak
termasuk kapasitas conference room dan meeting room).
Terdapat berbagai fasilitas yang disediakan oleh Hubud yang dapat
dinikmati para member, yaitu.
1. Full Speed Wi-fi up to 50 mbps (Powered by BizNet and Speedy Instant).
2. Indoor and Semi-Outdoor Work Space (Lihat Gambar 2.5, Gambar 2.6,
Gambar 2.7, Gambar 2.11, Gambar 2.17, Gambar 2.18, Gambar 2.19).
3. Conference Room / Ruang Seminar (kapasitas 10-20 orang).
4. Meeting Room / Ruang Pertemuan (kapasitas 4-6 orang) (Lihat Gambar
2.14).
5. Skype Room (kapasitas 1 orang) (Lihat Gambar 2.12).
6. Fax, Fotocopy, Printer & Scanner (Lihat Gambar 2.8).
7. BitCoin machine.
8. Hubud Bookshare (Lihat Gambar 2.8).
9. Café Living Food Lab (Lihat Gambar 2.16).
10. Kitchen (Self Treat) (Lihat Gambar 2.10).
11. Locker.
12. Weekly Events / acara mingguan (Business Coach, Skill Sharing, Yoga,
Bali Bungkus, Member Lunch/Social Hour, Cinta Bahasa Course).
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 15
Gambar 2.5 Meja Host dekat pintu masuk
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.6 Area Indoor Work Space
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.8 Fasilitas printer, fotocopy, bookshare
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.7 Area Individual Work Space
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.4 Hubud: Hub in Ubud
Sumber: Hasil Observasi Lapangan
2015
Gambar 2.9 Pintu masuk Hubud
Sumber: Hasil Observasi Lapangan
2015
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 16
Gambar 2.10 Kitchen dan meja untuk bersantap
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.11 Area work space di bawah langit-
langit atap (lantai 3)
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.14 Meeting Room berkapasitas 4-6 orang
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.15 Bambu sebagai material utama
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.12 Skype Room
kapasitas untuk 1 orang
Sumber: Hasil Observasi Lapangan
2015
Gambar 2.13 Lantai kayu parket
Sumber: Hasil Observasi Lapangan
2015
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 17
Gambar 2.18 Taman rindang yang dapat digunakan
sebagai tempat untuk yoga dan acara lainnya
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.17 Suasana Semi-Outdoor Work Space
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.16 Café Living Food
Lab yang terdapat pada Hubud
Sumber: Hasil Observasi Lapangan
2015
Gambar 2.21 Ruang janitor, panel
listrik, dan shoe rack
Sumber: Hasil Observasi Lapangan
2015 Gambar 2.20 Atap expose material kayu dan bambu
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.19 Semi-Outdoor Work Space memiliki
view ke hamparan sawah
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 18
Ga
mb
ar
2.2
2 B
lok
pla
n p
ada
Hu
bu
d,
Ub
ud
Su
mb
er:
Has
il O
bse
rvas
i L
apan
gan
(O
kto
ber
20
15
)
GA
RD
EN
SEM
I
OU
TDO
OR
WO
RK
SPA
CE
C
AFE
JAN
ITO
R
KIT
CH
EN
ENTR
AN
CE
CO
NFE
REN
CE
RO
OM
IND
OO
R W
OR
K S
PA
CE
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 19
2.2.2 Lineup Hub, Kuta
A. Gambaran Umum
Lineup Hub merupakan sebuah Co-working Space yang terletak di Sunset
Road Kuta dan dibuka sekitar bulan Mei tahun 2013. Mereka mempunyai 2 (dua)
lantai dengan berbagai fasilitas seperti wi-fi, ruang seminar, coffee brewer, dan
PlayStation 4 yang bisa dimainkan di waktu senggang. Suasana di dalam Lineup
Hub dapat dilihat pada Gambar 2.23, Gambar 2.26, Gambar 2.27, Gambar
2.28, dan Gambar 2.29.
B. Lokasi
Lineup Hub berlokasi di Sunset Permai 3, Jalan Sunset Road, Kuta –
Badung, Bali – Indonesia 80361 (Lihat Gambar 2.24 dan Gambar 2.25).
Gambar 2.23 Suasana di dalam Lineup Hub, Seminyak
Sumber: http://e27.co/wp-content/uploads/2015/04/lineup-hub-seminyak.jpg
Gambar 2.25 Peta Lokasi Lineup Hub, Kuta
Sumber: https://maps.google.com/
Gambar 2.24 Peta Pulau Bali
Sumber:
http://www.tourbalimurah.com/ten
tang-bali.html
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 20
C. Tinjauan Non-arsitektural
Lineup Hub beroperasi setiap hari Senin hingga Sabtu mulai pukul 10 pagi
hingga 1 malam. Pengunjung Lineup Hub tidak selalu sama setiap harinya dan
pengunjung WNA (Warga Negara Asing) lebih mendominasi tempat ini. Dan
hingga saat ini (11 Oktober 2015), Lineup Hub mempunyai 30 (tiga puluh) orang
sebagai member tetapnya. Co-working Space ini hanya memperkerjakan 3 (tiga)
orang pegawai sebagai receptionist di seluruh shift kerja (pagi, sore, dan malam).
Lineup Hub memiliki rencana untuk membuka layanannya hingga 24 jam full,
tetapi mereka terkendala tidak terdapatnya pegawai yang berkeinginan untuk
bekerja pada shift tengah malam hingga subuh.
Kisaran harga untuk member di Lineup Hub juga berbeda-beda, mulai dari
Rp 1 juta per bulan untuk paket Basic (yakni hanya bisa mendapatkan akses 5 hari
kerja dalam sebulan, serta diskon jika ingin menambah jumlah hari), hingga Rp
2,9 juta untuk paket Full-Time (mendapat akses tak terbatas selama sebulan,
prioritas lebih menggunakan ruang seminar, menggunakan loker, dan lainnya).
Bisa juga menggunakan paket harian yakni sebesar Rp 250.000 untuk satu hari.
D. Tinjauan Arsitektural
Lineup Hub terbangun diatas lahan yang hanya seluas 75 m2 dengan luas
bangunan 150 m2
(2 lantai) (Lihat Gambar 2.30). Kolom bangunan terbuat dari
baja expose dan dinding menggunakan material bata expose. Lantai pada Lineup
Hub menggunakan lantai kayu parket dan menghadirkan kesan natural dan hangat.
Kapasitas pada Co-working Space ini terbatas hanya untuk 20 hingga 30 orang
(tidak termasuk kapasitas conference room). Terdapat berbagai fasilitas yang
disediakan oleh Co-working Space ini, yaitu.
1. Full Wi-fi & AC Room.
2. 20 (dua puluh) Personal Computer
3. Conference Room / Ruang Seminar (kapasitas 10-15 orang).
4. Coffee Brewer.
5. Fotocopy, Printer & Scanner.
6. Drink Cooler & Dispenser.
7. Locker.
8. PlayStation 4 & LED Television.
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 21
Gambar 2.26 Suasana Lantai 1 di Lineup Hub
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.27 Meja Host
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.29 Tempat untuk bersantai sambil bekerja
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
Gambar 2.28 Suasana Lantai 2 di Lineup Hub
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 22
Ga
mb
ar 2
.30 B
lok
pla
n p
ada
Lin
eup
Hub
, K
uta
Su
mb
er:
Ob
serv
asi
Lap
ang
an (
Ok
tob
er 2
015
)
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 23
2.2.3 WAVE, Kuta
A. Gambaran Umum
WAVE merupakan sebuah Co-working Space yang didirikan oleh Ryuta
Saito dan Noritaka Kobayashi pada Februari 2014. Mereka ingin memfasilitasi
inovator, startup, komunitas, atau individu; sebuah tempat bekerja dan
berkolaborasi. Co-working Space yang terletak di Kuta ini menyediakan wi-fi,
printer, scanner, mesin foto copy, serta air mineral gratis bagi para member.
WAVE juga bisa dijadikan tempat untuk mengadakan berbagai acara. Suasana di
dalam WAVE dapat dilihat pada Gambar 2.31 dan Gambar 2.34.
B. Lokasi
WAVE Bali Co-working Space terletak di Jalan Patih Jelantik Blok PM 1
No. 17 Istana Kuta Galeria, Kuta – Badung, Bali – Indonesia 80361 (Lihat
Gambar 2.32 dan Gambar 2.33).
Gambar 2.32 Peta Pulau Bali
Sumber:
http://www.tourbalimurah.com/ten
tang-bali.html
Gambar 2.33 Peta lokasi WAVE Co-working Space
Sumber: https://maps.google.com/
Gambar 2.31 Wave Bali Co-working Space
Sumber: https://d1h69ey09xg1xv.cloudfront.net/wp-
content/uploads/2014/07/wave-bali-co-working-space.jpg
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 24
C. Tinjauan Non-arsitektural
Di antara semua Co-working Space di Bali, WAVE termasuk yang paling
murah. Member bisa memilih paket mingguan yakni sebesar Rp 150.000, paket 2
mingguan Rp 300.000, dan paket bulanan sebesar Rp 500.000. Bagi Anda yang
hanya ingin mampir bekerja di WAVE sehari atau dua hari, Anda tetap bisa
menggunakan fasilitas di WAVE dengan harga yang bisa dinegosiasikan. WAVE
beroperasi mulai dari jam 10 pagi hingga 6 malam.
D. Tinjauan Arsitektural
WAVE hanya memiliki luasan sebesar 80 m2
(Lihat Gambar 2.36).
Terdapat area personal space dengan kursi dan meja seperti pada bar. Terdapat
juga public space dengan kursi dan meja yang dapat digunakan bersama (Lihat
Gambar 2.35). Dinding dicat berwarna putih memberikan kesan bersih dan
tenang. Lantai menggunakan lantai parket memberikan kesan hangat dan natural
yang cocok diterapkan pada tempat bekerja. Terdapat berbagai fasilitas yang
disediakan oleh Co-working Space ini, yaitu.
1. Full Wi-fi & AC Room.
2. Conference Room / Ruang Seminar (kapasitas 10-15 orang).
3. Coffee Brewer.
4. Fotocopy, Printer & Scanner.
5. Drink Cooler & Dispenser.
6. Locker.
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 25
Gambar 2.34 Suasana meja Host
Sumber: Hasil Observasi Lapangan
2015
Gambar 2.35 Public Space Lt. 1
Sumber: Hasil Observasi Lapangan
2015
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 26
Ga
mb
ar
2.3
6 B
lok
pla
n p
ada
WA
VE
, K
uta
Su
mb
er:
Ob
serv
asi
Lap
ang
an (
Ok
tob
er 2
015
)
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 27
2.3 Spesifikasi Umum Proyek
Di dalam spesifikasi umum ini akan dijelaskan tentang pengertian, fungsi
dan tujuan, klasifikasi, civitas dan aktifitas yang diwadahi, dan struktur organisasi
pengelola dari sebuah Co-working Space.
2.3.1 Pengertian
Co-working Space adalah sebuah ruang bersama yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan dan bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan para startup, freelancer, ataupun mahasiswa/i dalam mengerjakan
pekerjaannya.
2.3.2 Fungsi dan Tujuan
Co-working Space memiliki tujuan untuk mewadahi para startup,
freelancer, ataupun mahasiswa/i dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik
dan maksimal. Untuk itu, Co-working Space memiliki fungsi sebagai berikut.
1. Penyedia tempat untuk bekerja, bersosialisasi, sekaligus bersantai.
2. Penyedia berbagai fasilitas penunjang untuk menyelesaikan pekerjaan.
2.3.3 Klasifikasi
Terdapat beberapa tipe atau kategori Co-working Space yang dapat
digunakan dalam perancangan Co-working Space, yaitu.
1. Midsize and Big Community Co-working Spaces.
2. Small Community Co-working Spaces.
3. Corporate Powered Co-working Spaces.
4. University Related Co-working Spaces.
5. Pop-Up Co-working Spaces.
2.3.4 Civitas dan Aktifitas yang Diwadahi
Secara umum, civitas dalam sebuah Co-working Space dapat dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu.
A. Pengguna Tetap
Yang dimaksud dengan pengguna tetap yaitu pengguna yang akan
beraktivitas dalam Co-working Space untuk jangka waktu lama. Pengguna tetap
tersebut adalah para pengelola Co-working Space itu sendiri, baik manajer
maupun karyawan yang bekerja di Co-working Space tersebut. Yang
dikategorikan sebagai pengguna tetap adalah sebagai berikut.
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 28
1. Pimpinan
Contoh: CEO (Chief Executive Officer) dan Co-founder.
Secara umum, aktifitas yang dilakukan oleh kelompok pimpinan ini dalam
Co-working Space adalah.
(1) Memimpin pengelolaan Co-working Space.
(2) Melakukan koordinasi / rapat.
(3) Mengembangkan Co-working Space.
2. Pengelola
Contoh: Manajer dan Koordinator.
Secara umum, aktifitas yang dilakukan oleh kelompok pengelola ini dalam
Co-working Space adalah.
(1) Mengelola segala fasilitas dan aktifitas dalam Co-working Space.
(2) Melakukan koordinasi / rapat.
(3) Membuat laporan kegiatan.
3. Administrasi
Contoh: Host dan IT Specialist.
Secara umum, aktifitas yang dilakukan oleh kelompok administrasi ini
dalam Co-working Space adalah.
(1) Melakukan pekerjaan administratif dan keuangan.
(2) Melakukan koordinasi / rapat.
(3) Memasarkan dan promosi.
4. Servis
Contoh: Cleaning service dan Security.
Secara umum, aktifitas yang dilakukan oleh kelompok servis ini dalam
Co-working Space adalah.
(1) Melakukan pekerjaan servis dan pemeliharaan Co-working Space.
(2) Melakukan koordinasi / rapat.
B. Pengguna Tidak Tetap
Yang dimaksud dengan pengguna tidak tetap adalah pengguna yang akan
beraktivitas dalam Co-working Space untuk waktu yang relatif singkat. Yang
dikategorikan sebagai pengguna tidak tetap adalah sebagai berikut.
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 29
1. Anggota / Member
Anggota atau yang biasa disebut dengan member merupakan mereka yang
telah terdaftar dan melakukan administrasi untuk mendapatkan berbagai
fasilitas yang telah disediakan oleh Co-working Space. Secara umum,
aktifitas yang dilakukan oleh member dalam Co-working Space adalah.
(1) Mengerjakan tugas / pekerjaan pribadi.
(2) Melakukan administrasi.
(3) Mengikuti kegiatan mingguan (weekly events).
(4) Melakukan rapat pertemuan / seminar.
2. Pengunjung
Pengunjung merupakan mereka yang hanya datang tanpa melakukan
administrasi pendaftaran. Secara umum, aktifitas yang dilakukan oleh
pengunjung dalam Co-working Space adalah.
(1) Mengerjakan tugas / pekerjaan pribadi.
(2) Menghadiri rapat pertemuan / seminar.
2.3.5 Struktur Organisasi Pengelola
Tidak ada peraturan baku dalam struktur organisasi pengelola sebuah
fungsi Co-working Space. Dari hasil tinjauan objek sejenis di lapangan, setiap
objek memiliki kemiripan dalam struktur organisasi pengelola yang digunakan.
Kesimpulan struktur organisasi pengelola sebuah Co-working Space dapat dilihat
pada Gambar 2.37.
CEO / CO-FOUNDER
COMMUNICATIONS
MANAGER
EVENTS MANAGER OPERATIONS
MANAGER
IT SPESIALIST VIDEOGRAPHER HOST
CLEANING
SERVICE SECURITY
Gambar 2.37 Struktur organisasi pengelola pada co-working space
Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015
0
SEMINAR TUGAS AKHIR 2015
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 30
2.3.6 Fasilitas
Fasilitas yang disediakan dalam sebuah co-working space tergantung dari
kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh pihak pemilik sebuah Co-working Space.
Dari hasil tinjauan objek sejenis di lapangan, berikut merupakan beberapa fasilitas
yang dapat dinikmati dan digunakan oleh pengunjung atau member dalam sebuah
Co-working Space, yaitu.
1. Full Speed Wi-fi.
2. Indoor, Semi-Outdoor, and Outdoor Work Space.
3. Conference Room / Ruang Seminar
4. Meeting Room / Ruang Pertemuan
5. Skype Room
6. Fax, Fotocopy, Printer & Scanner.
7. Wrap Up Corner (tempat untuk penjilidan laporan).
8. Bookshare.
9. Café.
10. Kitchen (Self Treat).
11. Locker.
12. Weekly Events / acara mingguan