Modal Kerja (Working Capital)

13
MODAL KERJA (WORKING CAPITAL) Ditulis Oleh: M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Managing Director HARD-Hi SMART CONSULTING Website : www.hardhismart-consulting.blogspot.com Contact : 0878-7063-5053

description

Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx. Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Bagi perusahaan yang membutuhkan Jasa Konsultan Pelatihan dan Konsultan SDM Hubungi Kami : HARD-Hi SMART CONSULTING (Fast Response : 0878-7063-5053)

Transcript of Modal Kerja (Working Capital)

Page 1: Modal Kerja (Working Capital)

MODAL KERJA (WORKING CAPITAL) Ditulis Oleh: M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Managing Director HARD-Hi SMART CONSULTING Website : www.hardhismart-consulting.blogspot.com Contact : 0878-7063-5053

Page 2: Modal Kerja (Working Capital)

2

MODAL KERJA (WORKING CAPITAL) PENGERTIAN MODAL KERJA

Modal Kerja (Working Capital) adalah berhubungan erat dengan operasi

perusahaan sehari-hari dan juga menunjukkan Margin of Safety bagi para

kreditur jangka pendek perusahaan. Dengan modal kerja yang cukup

memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien dan

perusahaan tidak akan mengalami kesulitan.

KONSEP-KONSEP MODAL KERJA Ada 3 (tiga) konsep definisi yang umum digunakan mengenai Modal Kerja,

yakni :

1. Konsep Kuantitatif (Quantitatif Concept of Working Capital).

Modal Kerja menurut konsep kuantitatif ini adalah :

“ Seluruh Harta / Aktiva Lancar Perusahaan “. Jadi, konsep ini menitik-beratkan pada jumlah yang diperlukan untuk

mencukupi kebutuhan dana (fund) bagi operasi jangka pendek perusahaan.

Konsep ini disebut juga dengan Modal Kerja Kotor (Gross Working Capital).

2. Konsep Kualitatif (Qualitatif Concept of Working Capital).

Dalam konsep ini pengertian Modal Kerja adalah “ Kelebihan Harta

Lancar Perusahaan terhadap Hutang Lancarnya ”.

Jadi, Modal Kerja di sini adalah Modal Kerja Bersih (Net Working Capital).

Bersifat kualitatif karena menunjukkan Harta Lancar Harus Lebih Besar dari

Hutang Lancar (Hutang Jangka Pendek) nya.

Page 3: Modal Kerja (Working Capital)

3

3. Konsep Fungsional (Functional Concept of Working Capital).

Konsep ini menitik-beratkan pada fungsi dari dana (fund) yang dimiliki

perusahaan untuk menghasilkan “Laba Periode Sekarang (Current

Income)”. Namun tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan Current

Income tersebut. Ada sebagian dana yang akan digunakan untuk

menghasilkan “Laba Periode Y.A.D.”, yaitu diantaranya : Asset jenis

Gedung/Bangunan, Mesin-mesin, Pabrik, Alat-alat dan aktiva-aktiva tetap

lainnya.

Dari aktiva-aktiva tetap tersebut yang menjadi bagian dari Modal Kerja

dalam Periode Berjalan (Current Period) adalah Biaya Penyusutan

(Depreciation Expense).

Jadi Modal Kerja menurut konsep ini adalah : “Seluruh Biaya Penyusutan

dari Aktiva Tetap Perusahaan ditambah Selisih Harta Lancar atas

Hutang Lancar (Modal Kerja Bersih).

Jadi, Kesimpulan Konsep Modal Kerja adalah sebagai berikut :

KUANTITATIF : Current Assets (disebut sbg: Modal Kerja Kotor). KUALITATIF : Current Assets dikurangi dengan Current

Liabilities (disebut sbg: Modal Kerja Bersih).

FUNGSIONAL : Depreciation of Fixed Assets ditambah dengan

Modal Kerja Bersih.

Page 4: Modal Kerja (Working Capital)

4

PENTINGNYA MODAL KERJA

1. Sebagian besar waktu perusahaan digunakan untuk mengelola Modal

Kerja, karena masalah modal kerja merupakan masalah sehari-hari

(rutin) bagi perusahaan.

2. Memungkinkan untuk dapat dilunasinya seluruh kewajiban-kewajiban

jangka pendek (Current Liabilities) perusahaan yang telah jatuh tempo

tepat pada waktunya.

3. Memungkinkan untuk dapat melayani pelanggan (Customer) dengan

lebih memuaskan karena tersedianya persediaan dalam jumlah yang

cukup yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

4. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat memberikan syarat

pembayaran (pemberian kredit) yang lebih lunak dan menguntungkan

bagi para pelanggannya.

5. Dana yang tertanam dalam harta lancar biasanya lebih dari 50%

(setengahnya) total harta perusahaan (terutama untuk perusahaan jenis

manufaktur).

6. Peningkatan Penjualan (Sales) berhubungan langsung dan erat sekali

dengan harta lancar perusahaan.

7. Meskipun perusahaan dapat menghindarkan diri dari Investasi dalam

Harta Tetap (Fixed Assets) dengan jalan Menyewa (Leasing) tetapi tidak

dapat menghindari investasi dalam Harta Lancar (Current Asset) yaitu

antara lain : Kas, Piutang dan Persediaan.

8. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih

efisien karena tak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa

yang dibutuhkan perusahaan.

Page 5: Modal Kerja (Working Capital)

5

SUMBER MODAL KERJA (SOURCES OF FUND) Pada dasarnya, Modal Kerja terdiri dari 2 (dua) bagian pokok, yaitu :

1. Modal Kerja Permanent (Permanent Working Capital).

Yaitu Jumlah Minimum Modal Kerja yang harus tersedia agar

perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

2. Modal Kerja Variable (Variable Working Capital).

Yaitu Modal Kerja yang jumlahnya bervariasi dan fleksibel tergantung

dari kebutuhan-kebutuhan di luar aktivitas yang biasa (extraordinary

operation).

Permanent Working Capital seyogianya dibiayai dari Dana Pemilik

(Stock Holder’s Equity).

Variable Working Capital boleh dan wajar bila dibiayai dari dana luar

perusahaan (misal: pinjaman dari bank, kredit dari supplier atupun

dana dari pihak ketiga di luar perusahaan).

Jadi, SUMBER-SUMBER MODAL KERJA adalah :

Kenaikan dalam Modal (Equity), misal :

- Laba Usaha (Profit) atas operasi yang dilakukan.

- Biaya Depresiasi / Amortisasi.

- Emisi Saham Baru

- Keuntungan (Gain) dari penjualan Marketable Security.

Penurunan dalam Harta Tetap (Fixed Asset), misal :

- Biaya Penyusutan Harta Tetap (Depreciation Expense).

- Penjualan Harta Tetap perusahaan (yang menyebabkan

naiknya Harta Lancar, misal : Kas, Piutang).

Page 6: Modal Kerja (Working Capital)

6

Kenaikan dalam Hutang Jangka Panjang (Longterm Debt) :

- Mengeluarkan (Emisi) Obligasi.

- Menambah Pinjaman dari Bank, dsb.

PENGGUNAAN MODAL KERJA (APPLICATION OF FUND) Penggunaan Modal Kerja adalah Yang mengakibatkan Turunnya Dana Modal

Kerja, yaitu :

1. Turunnya Modal (Equity) :

Kerugian (Loss) yang diderita perusahaan setelah dikurangi

dengan Biaya Penyusutan.

(karena biaya penyusutan merupakan bagian dari modal

kerja berdasarkan konsep fungsional).

Kerugian (Loss) atas penjualan Surat-surat Berharga (Marketable

Securities).

Pembayaran Dividen kepada Para Pemegang Saham (Stock

Holder).

2. Naiknya Harta Tetap (Fixed Asset) :

Pembelian Harta Tetap (Gedung, Mesin, Kendaraan, Pabrik, dll).

Investasi Jangka Panjang (Longterm Investment).

Pembentukan dana-dana yang merubah jenis perkiraan dari

Harta Lancar menjadi Harta Tetap, seperti :

o Dana Pelunasan Obligasi.

o Dana Pensiun Pegawai.

o Dana Ekspansi, dsb.

Page 7: Modal Kerja (Working Capital)

7

3. Turunnya Hutang Jangka Panjang (Longterm Debt) :

Pelunasan atas Hutang-hutang Jangka Panjang.

Pemotongan (discount) atas rescheduling Hutang J. Panjang.

KEBUTUHAN MODAL KERJA

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya modal kerja adalah :

1. Tingkat Operasi Perusahaan.

Tingkat operasi perusahaan dapat diukur dari produksi atau

penjualannya. Semakin tinggi tingkat produksi dan at

ual secara tunai (cash). Semakin lama jangka waktu kreditnya, maka

semakin besar piutang yang terjadi yang berarti pula semakin besar

dana perusahaan yang tertanam dalam piutang tersebut dan tidak dapat

diputarkan (turning over).

Misalnya :

Perusahaan yang tingkat penjualannya Rp. 120 juta per-tahun dengan

jangka waktu kredit rata-rata selama 2 bulan (lamanya piutang baru

dapat tertagih) dan tingkat keuntungan (profit margin) sebesar 10%,

maka akan membutuhkan dana untuk membelanjai piutang tersebut

sebesar Rp. 18 juta (=Rp.120.000.000,- / 6 x 0,90).

Bandingkan kalau jangka waktu kreditnya yang hanya selama 1 bulan,

maka dana yang dibutuhkan hanya sebesar Rp.9 juta (=Rp.120.000.000

/ 12 x 0,90).

2. Kebijakan Persediaan.

Bagi perusahaan yang membeli bahan baku dalam jumlah yang sedikit

akan membutuhkan modal kerja yang sedikit pula dibandingkan dengan

perusahaan yang melakukan kebijakan pembelian bahan baku yang

banyak. Begitu juga terhadap persediaan barang setengah jadi (work in

Page 8: Modal Kerja (Working Capital)

8

process) yang besar berarti tertanamnya dana modal kerja perusahaan

dalam persediaan tersebut, dibandingkan dengan bila persediaan

barang setengah jadinya relatif sedikit.

MENGHITUNG KEBUTUHAN MODAL KERJA

Ada beberapa cara (metode) yang biasanya dipakai untuk mengetahui dan

menghitung kebutuhan akan modal kerja. Namun secar umum, kebutuhan

modal kerja dalam satu periode (biasanya satu tahun) di waktu yang akan

datang dapat diperhitungkan sebagai berikut :

Kebutuhan Periode Perputaran Rata-rata Pengeluaran = X Modal Kerja Modal Kerja Kas Per-periode Periode Perputaran Modal Kerja :

Dimulai sejak kas diinvestasikan ke dalam komponen-komponen modal kerja

sampai kembali lagi menjadi kas.

Rata-rata pengeluaran kas per-periode :

Adalah hasil perhitungan secara rata-rata dari seluruh pengeluaran kas yang

terjadi untuk melaksanakan kegiatan perusahaan sehari-hari, yang dimulai dari:

pembelian bahan baku, pembayaran upah dan gaji tenaga kerja, pembayaran

biaya overhead pabrik serta biaya-biaya operasi di kantor pusat, dsb.

PEDOMAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DANA

Pemenuhan kebutuhan modal kerja merupakan salah satu fungsi pembelanjaan

(financing). Permasalahan utama yang dihadapi dalam pemenuhan

kebutuhanmodal kerja adalah pemilihan sumber dana. Dalam melakukan

pemilihan sumber dana yang akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan modal

kerja harus memperhitungkan beban bunga dan jangka waktu pelunasannya.

Page 9: Modal Kerja (Working Capital)

9

Untuk memenuhi kebutuhan dana yang bukan berasal dari pinjaman spontan,

dikenal ada 3 (tiga) macam pendekatan, yaitu :

1. Matching Approach.

Matching approach adalah pendekatan bagi rencana pemenuhan

kebutuhan modal kerja yang dikaitkan dengan umur aktiva yang akan

dibiayai. Dengan pendekatan ini, perusahaan akan memilih sumber dana

yang jatuh temponya tidak lebih singkat (lebih panjang) dari umur aktiva

yang dibelanjai.

2. Aggressive Approach.

Adalah Pendekatan rencana pemenuhan kebutuhan modal kerja yang

lebih banyak menggunakan pinjaman jangka pendek daripada dengan

pinjaman jangka panjang. Dalam pendekatan ini, sebagian aktiva

permanen (fixed asset) dibelanjai dengan pinjaman jangka pendek.

3. Conservative Approach.

Adalah pendekatan rencana pemenuhan kebutuhan dana yang lebih

banyak menggunakan sumber dana jangka panjang (hutang jangka

panjang). Dalam pendekatan ini, perusahaan membelanjai sebagian

aktiva lancarnya dengan pinjaman jangka panjang. Pendekatan ini

dikatakan konservatif karena sebagian besar dana pinjaman yang

digunakan jatuh temponya lama (long tenor) sehingga perusahaan

memiliki keleluasaan (kemudahan) dalam melakukan pelunasan kembali

atas pinjaman-pinjaman tersebut.

PENGELOLAAN UANG KAS DAN BANK

Pada prinsipnya uang kas dan bank adalah sama, hanya perbedaan antara

keduanya adalah :

- Kas adalah : Uang kas yang ada di tangan (cash on hand).

Page 10: Modal Kerja (Working Capital)

10

- Bank adalah : Uang kas yang ada di bank (cash on bank).

Tujuan utama pengelolaan kas adalah untuk memberi cukup likuiditas dalam

memenuhi kebutuhan perusahaan sehari-hari, baik yang direncanakan maupun

yang tidak terduga, serta menjaga agar jumlah kas seminimal mungkin

sehingga memungkinkan kontribusi bagi tercapainya pendapatan investasi

yang dikehendaki.

Ada 3 (tiga) motif utama mengapa perusahaan mempertahankan uang kas

(tidak seluruhnya diinvestasikan kedalam harta lainnya), yaitu :

Motif untuk Transaksi (Transaction Motive)

Motif untuk Berjaga-jaga (Precautionary Motive)

Motif untuk Spekulasi (Speculative Motive)

Keuntungan-keuntungan Perusahaan memiliki kas yang memadai :

1. Perusahaan akan memperoleh potongan tunai atas pembelian (cash

discount), maka apabila perusahaan tidak mengambil kesmpatan ini

konsekuensinya ada biaya yang ditanggung perusahaan.

% Discount 365 Biaya = X 100% - % Discount J. Waktu Kredit - J.Waktu Discount

Contoh :

Syarat Pembayaran 2/10, n/30 (artinya: jangka waktu kredit adalah 30

hari, namun bila dibayar dalam waktu 10 hari maka akan diberikan

potongan sebesar 2%). Jika kesempatan discount ini tidak diambil oleh

perusahaan dikarenakan kurang / tidak adanya uang kas untuk membayar,

maka perusahaan se-olah-olah akan menanggung biaya sebesar :

Page 11: Modal Kerja (Working Capital)

11

2% 365 Biaya = X 100% - 2% 30 - 10

= 0,0204 X 18,25 = 37.23 %.

2. Adanya kas yang memadai dapat memperkuat posisi perusahaan di mata

kreditur, karena kas yang cukup merupakan unsur penting dalam analisa

kredit untuk rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio / acid

test ratio) perusahaan.

3. Dengan memiliki uang kas yang cukup berarti perusahaan telah siap untuk

menghadapi keadaan-keadaan yang darurat, seperti misalnya : pemogokan

tenaga kerja, PHK karyawan maupun kampanye pemasaran dari para

pesaing.

4. Jumlah kas yang memadai juga berguna untuk mengambil manfaat dari

kesempatan bisnis yang menguntungkan yang mungkin sewaktu-waktu

muncul secara tiba-tiba.

Cara Membuat Kas Lebih Efektif

Ada beberapa cara yang umum dan biasa dilakukan untuk membuat uang kas

lebih efektif, yakni :

Penarikan Uang Tunai dilakukan secepat-cepatnya :

Hal ini berkaitan erat dengan penagihan piutang. Salah satu cara

yang paling mudah untuk meningkatkan arus kas masuk (cash

inflow) adalah dengan mempercepat cairnya tagihan / piutang.

Melakukan Sistem Peramalan Kas (Cash Forcasting) :

Perusahaan harus membuat anggaran kas (cash budget) yang berisi

rencana penerimaan dan pengeluaran kas, serta posisi perusahaan

Page 12: Modal Kerja (Working Capital)

12

akibat penerimaan dan pengeluaran kas tersebut, selama periode

yang tercakup dalam anggaran perusahaan.

Memainkan Kas mengambang (floating) :

Memainkan kas mengambang dengan memperkecil “waktu

pengangguran” uang tunai yang tersedia di Bank.

Masa Mengambang (Floating Time) adalah jarak (Interval) waktu

antara cek ditulis sampai si penerima cek dapat menguangkan

dana tersebut.

Jenis-jenis masa mengambang (floating time) : 1. Mail Time Float.

Interval waktu antara pelanggan mengirimkan cheque

sampai cheque tersebut diterima oleh penjual barang/jasa.

2. Processing Float.

Waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi rekening

pelanggan dan men-deposit-kan cheque-nya.

3. Transit Float.

Masa mengambang sehubungan dengan waktu kliring

(clearing) dalam sistem perbankan.

Masa Mengambang (floating time) menguntungkan bagi si

pembeli namun merugikan bagi si penjual barang/jasa.

Memainkan kas mengambang :

Mempercepat sistem pengumpulan / penagihan kas dengan

cara mengurangi masa mengambang yang merugikan (the

reduction of negative float).

Page 13: Modal Kerja (Working Capital)

13

Memperlambat pembayaran secara kas dengan cara

menambah masa mengambang yang menguntungkan (the

increase of positive float).

Cara mempercepat penagihan dengan mengurangi mail time float

dan processing float adalah dengan titik-titik penagihan yang ter-

desentralisasi (decentralized collection points)., yaitu :

Bagian penagihan melibatkan tenaga penjualan di lapangan

untuk menerima pembayaran kemudian memasukkannya ke

bank setempat (local bank).

Dengan melakukan Sistem Kotak Pos (Lock Box System),

yaitu para pelanggan diminta untuk mengirimkan pembayaran /

cheque ke kotak pos khusus. Dengan suatu bentuk kerjasama

dengan pihak bank, kemudian bank setempat mengambil

cheque-cheque tersebut lalu mendepositkannya dan mulai

melakukan proses kliring, yang kemudian memberitahukan

kepada perusahaan penjual tentang pembayaran tersebut

yang telah diterimanya.