BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari...

25
13 BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL Ikan Foti adalah salah satu tempat terjadinya fenomenologi sosial yang menonjol dalam masyarakat Amarasi Barat. Seperti yang sudah penulis sampaikan pada bab sebelumnya, dalam kawasan Ikan Foti berkembang cerita-cerita mistis dan mitos. Penulis tertarik pada cerita-cerita itu, sehingga hendak mengkaji tentang memori kolektif Ikan Foti dan pengaruhnya bagi perilaku sosial Masyarakat Timor Amarasi Barat. Berdasarkan pandangan dan pemikiran para ahli, Penulis berupaya mengungkapkan memori kolektif, kekuasaan, strategi kebudayaan dan pengaruh perilaku sosial dalam pokok pikiran sebagai berikut: pengertian memori kolektif, terbentuknya memori kolektif, tipologi memori dan memori kolektif. Pengertian perilaku sosial, bentuk-bentuk perilaku sosial, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial. A. Memori Kolektif 2.1 Pengertian Memori Kolektif Menurut Para Tokoh Memori merupakan sebuah fenomena yang bersifat individu. Dimulai dari aktivitas mengingat-ingat yang terjadi di dalam kepala sendiri. Seseorang dapat melakukan aktivitas mengingat-ingat ketika sedang berbicara, mendengarkan dan masih banyak lagi cara mengingat- ingat. Pemikiran tentang memori sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, namun perspektif sosial pada memori baru muncul di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pertama kali digunakan secara kontemporel oleh Maurice Halbwachs (1925) dan banyak mendapat pengaruh dari filsuf Prancis Henri Bergson dan sosiolog Emil Durkheim. 1 1 Fowler Bridget, The Obituary as Collective Memory, (London: Routledge, 2007) 25.

Transcript of BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari...

Page 1: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

13

BAB II

MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL

Ikan Foti adalah salah satu tempat terjadinya fenomenologi sosial yang menonjol dalam

masyarakat Amarasi Barat. Seperti yang sudah penulis sampaikan pada bab sebelumnya, dalam

kawasan Ikan Foti berkembang cerita-cerita mistis dan mitos. Penulis tertarik pada cerita-cerita

itu, sehingga hendak mengkaji tentang memori kolektif Ikan Foti dan pengaruhnya bagi

perilaku sosial Masyarakat Timor Amarasi Barat. Berdasarkan pandangan dan pemikiran para

ahli, Penulis berupaya mengungkapkan memori kolektif, kekuasaan, strategi kebudayaan dan

pengaruh perilaku sosial dalam pokok pikiran sebagai berikut: pengertian memori kolektif,

terbentuknya memori kolektif, tipologi memori dan memori kolektif. Pengertian perilaku sosial,

bentuk-bentuk perilaku sosial, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial.

A. Memori Kolektif

2.1 Pengertian Memori Kolektif Menurut Para Tokoh

Memori merupakan sebuah fenomena yang bersifat individu. Dimulai dari aktivitas

mengingat-ingat yang terjadi di dalam kepala sendiri. Seseorang dapat melakukan aktivitas

mengingat-ingat ketika sedang berbicara, mendengarkan dan masih banyak lagi cara mengingat-

ingat. Pemikiran tentang memori sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, namun perspektif sosial

pada memori baru muncul di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pertama kali digunakan

secara kontemporel oleh Maurice Halbwachs (1925) dan banyak mendapat pengaruh dari filsuf

Prancis Henri Bergson dan sosiolog Emil Durkheim.1

1Fowler Bridget, The Obituary as Collective Memory, (London: Routledge, 2007) 25.

Page 2: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

14

Secara umum ada 2 jenis memori yaitu memori individu dan memori kolektif.Memori

individu adalah memori yang dimiliki masing-masing orang, sedangkan memori kolektif adalah

memori yang dialami oleh sekelompok orang atau komunitas.

Menurut Halbwachs, memori kolektif berakar dan mengacu pada pengalaman sosial yang

nyata, yang berbaur dengan aspek spasial. Artinya bahwa, memori diingat kembali dengan

mengkaji berdasarkan jangka waktu dan mengumpulkan kembali tempat-tempat yang

digunakan dan mengkaji pola-pola yang tercipta di dalamnya, di mana semua hal tersebut pasti

akan berkaitan dengan kelompok orang. Sebab inti dari memori sebenarnya adalah memori

sosial bukan memori individual. Halbwachs mengakui bahwa setiap individu memiliki memori

untuk satu dimensi tertentu dari suatu peristiwa yang sama. Walaupun begitu memori akan

selalu berkaitan dengan faktor sosial seperti keluarga,tradisi, kepercayaan, budaya dan tempat.

Artinya bahwa ingatan kolektif sebuah masyarakat tertanam di dalam kesadaran para

warganya.2

Paul Connerton dalam tulisannya mau menjelaskan bagaimana semuanya diawali terutama

dengan unsur ingatan. Hal ini, berkaitan dengan suatu kelompok masyarakat sosial yang

mencoba untuk memulai dengan hal yang sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa memori

sosial ini adalah memori bersama suatu kelompok.Dalam semua model pengalaman, yang

menjadi dasar dari sebuah pengalaman, tidak terlepas dari pengalaman sebelumnya, sebuah

pengalaman dapat terorganisir berdasarkan ingatan. Karya ingatan dioperasikan dalam banyak

cara, baik secara eksplisit dan implisit, dan di berbagai tingkatan yang berbeda dari pengalaman.3

Pengetahuan tentang semua manusia dilihat dari masa lalu dan dengan demikian kita akan

memiliki pengetahuan tentang jejak mereka, jejak manusia pada masa lalu itulah yang dapat

2 Maurice Halbwachs, On Collective Memory, (New York: University Of Chicago Press, 1992)151.

3 Paul Connerton, How Societies Remember, (Inggris: Cambridge University Press, 1989) 6.

Page 3: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

15

dikatakan sebagai sebuah sejarah. Sebuah rekonstruksi sejarah adalah bentuk dari memori sosial.

Tapi rekonstruksi sejarah masih diperlukan bahkan ketika memori sosial mempertahankan

kesaksian langsung dari suatu peristiwa, suatu rekonstruksi sejarah perlu dilihat berdasarkan

memori sosial yang ada karena pada akhirnya hal itu akan menjadi sebuah bentuk signifikan dari

memori sosial kelompok. Ketika sebuah sejarah direkontruksi dan dibuat dalam sebuah

dokumen, hal itu juga hendak menunjukan bahwa itu bagian dari membangun sebuah ingatan

bersama dalam suatu kelompok.4 Ingatan bersama itu, menurut Paul bukan hanya dengan narasi-

narasi tetapi juga diritualkan.

Dari berbagai pengertian akan memori kolektif, maka dapat dilihat bahwa memori akan

selalu berkaitan dengan manusi atau kelompok manusia, dan juga pengalaman atau informasi

yang dimiliki oleh manusia atau kelompok manusia itu sendiri.

2.2 Memori Bukanlah Sejarah

Meskipun sama-sama berhubungan dengan masa lalu, menurut beberapa tokoh memori

dan sejarah adalah 2 hal yang berbeda. Maurice Halbwach yang dikutip Mark Crinson bahwa

memori bertentangan dengan sejarah.

Halbwach saw history as an instrumental and overly rationalised version

of the past, by contrast with memory which was intimately linked with

collective experience. Memory, for Halbwach, bound groups of people

together, recharging their commonality by reference to the physical spaces

and previous instances, often founding moment, of that collective

identity.5

Menurut Halbwach, sejarah merupakan sarana penyimpanan atau proses

menyimpan apa yang terjadi di masa lalu dengan cara dirasionalisasikan. Sedangkan

memori lebih mengarah kepada bagaimana pengalaman kolektif yang dimiliki oleh

sekelompok orang yang memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut akan saling

4 Connerton, How Societies Remember, 10.

5 Halbwachs, On Collective Memory, 128.

Page 4: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

16

menyesuaikan dengan setting ruang yang dimiliki sekelompok orang tersebut, serta

membentuk identitas bersama kelompok. Ketika sekelompok orang dihadapkan dengan

sebuah space, kesamaan atau identitas kelompok tersebut akan dapat mempengaruhi

dan ikut juga merubah citra space.6

Namun, hubungan saling mempengaruhi ini tidak terjadi hanya satu arah melainkan

terjadi dua arah. Kelompok orang tersebut akan mempengaruhi citra space yang

ditempati, tetapi tidak hanya mereka yang akan memberi pengaruh, karena orang

tersebut akan menyesuaikan diri dengan space yang ditempati. Inilah yang dimaksud

Halbwach dengan memori, di mana ada pengalaman, saling beradaptasi dan

menciptakan suatu identitas, bukan hanya menyimpan cerita masa lalu.7

2.3 Terbentuknya Memori Pada Sebuah Tempat

Julian Thomas dalam bukunya time,culture and identity berargumen bahwa, “in order to

understand the past we must understand places”.8 Menurutnya bahwa gagasan akan place akan

menjadi suatu gagasan yang menarik untuk dikaji oleh para arkeolog dalam mengkaji apa yang

terdapat dalam masa lalu. Place menjadi tempat di mana bermacam-macam interaksi terjadi,

terutama yang dilakukan oleh manusia serta manusia dan lingkungannya. Manusia adalah

makhluk sosial, di mana interaksi telah menjadi kebutuhan untuk bertahan hidup.9

Selain itu Bachelard yang dikutip oleh Thomas berpendapat bahwa place menjadi faktor

penting ketika ingin mengkaji masa lalu, karena manusia biasanya akan lebih sulit mengingat

berapa lama sebuah peristiwa terjadi pada masa lalu, dari pada di mana peristiwa tersebut

6 Halbwachs, On Collective Memory,143.

7 Halbwachs, On Collective Memory, 147.

8 Julian Thomas, Time, Culture and Identity,(London: Routledge,1998) 35.

9Thomas, Time, Culture and Identity, 37.

Page 5: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

17

terjadi. Jika hal ini terjadi, berapa lama hal tersebut berlangsung biasanya dikaji dari bagaimana

aktivitas manusia terjadi pada place.10

2.1.1 Space dan Place

Secara harfiah, ruang atau space berasal dari bahasa Latin, yaitu spatium yang

berarti ruangan atau luas (extent).Jika dilihat dalam bahasa Yunani dapat diartikan sebagai

tempat (topos) atau lokasi (choros) yaitu ruang yang memiliki ekspresi kualitas tiga

dimensi. Sedangkan place atau tempat adalah bidang atau wadah yang digunakan sebagai

tempat usaha yang akan kita jalankan nantinya. Kita harus memilih tempat usaha yang

sangat berpotensi mendatangkan keuntungan untuk kita.11

Space dan place memiliki hubungan timbal balik dan memiliki ciri masing-masing.

Menurut Roger Trancik, sebuah space akan ada kalau dibatasi sebagai sebuah ruang, dan

sebuah space akan menjadi place kalau mempunyai arti dari lingkungan yang berasal dari

budaya daerahnya. Artinya bahwa place akan dibentuk oleh space jika memiliki ciri khas

dan suasana tertentu bagi lingkungannya.Secara lebih mendalam dengan memperhatikan

perilaku manusia di dalam konsep tersebut.Ia mengamati bahwa abstrak ruang di dalam

citra manusia akan lebih konkret jika dapat dialami sebagai tempat, dan istilah waktu

menjadi lebih konkret jika dilihat sebagai suatu kejadian.12

2.2.1 Kualitas dari Place

Menurut Thomas selain identitas, aktivitas manusia juga akan membentuk kualitas

tempat. Kualitas tempat didapat dari rasa terbiasa (akan suasana dan kondisi) sebagai efek

dari proses interpretasi terhadap pengalaman yang dirasakan. Identitas dan kualitas inilah

yang akan membentuk karakter tempat. Bagi tiap manusia yang pernah ada di sana dan

10

Thomas, Time, Culture and Identity, 40. 11

Halbwachs, On Collective Memory, 139. 12

Halbwachs, On Collective Memory, 150.

Page 6: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

18

merasakan identitas, kualitas, serta karakter, akan ada nada memori yang tersimpan

mengenai tempat itu.13

Kualitas Place bersifat objektif dan tepat, namun tidak dapat dinamai.Semua tempat

pasti memiliki karakter yang terbentuk dari pola-pola kejadian atau peristiwa yang terjadi

didalamnya. Maka dari itu, walaupun kualitas tidak dapat dinamai, kita akan tetap dapat

mendefinisikannya, namun semua itu harus dimulai dengan pengertian bahwa semua

tempat memiliki karakter yang terbentuk dari pola-pola atau kejadian-kejadian yang selalu

terjadi di dalamnya.

2.3.1 Place sebagai wadah bagi memori

Place dapat mencakup berbagai macam hal seperti rumah secara keseluruhan, lokasi,

ruang terbuka ataupun ruang publik yang terdapat dalam satu kota. Berbicara tentang Place

juga akan sejalan dengan rasa dari place tersebut yang menjawab pertanyaan tentang

bagaimana sifat suatu lokasi, di mana sifat tersebut yang kemudian menjadikannya disebut

place.14

Menurut Thomas dalam bukunya Time, Culture and Identity bahwa sebuah space

akan dapat bertransformasi menjadi place, jika terdapat aktivitas manusia di dalamnya.

Thomas berpendapat manusia dan tempat saling berhubungan. Keberadaan manusia tidak

terlepas dari tempat ia berada, dan keberadaan tempat tidak terlepas dari aktivitas manusia.

Aktivitas manusia, kepekaan manusia akan keberadaannya dan menjadikannya sesuatu

yang berguna untuk membentuk ruang menjadi sebuah tempat dan memberikan identitas.15

Manusia-manusia yang pertama kali berkegiatan di place, aktivitasnya menjadi

pembentuk identitas dan karakter dari place, mungkin sudah sulit untuk ditemukan. Namun

13

Thomas, Time, Culture and Identity, 60. 14

Dolores Hayden, The Power Of Place, (Massasuchetts: MIT Press,1999), 26. 15

Thomas, Time, Culture and Identity, 65.

Page 7: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

19

setidaknya, bagaimana bentuk dan pola aktivitas manusia yang terjadi di dalam sebuah

place tersebut, membentuk identitas serta karakter dari place, dan dapat menjadi sumber

untuk mengkaji apa yang terjadi pada masa lalu.

2.4.1 Place memori

Selain adanya argument mengenai place sebagai wadah bagi memori, ada pula yang

dikenal sebagai place memory. Menurut Hayden place merupakan wadah yang stabil dan

teguh serta memberikan kontribusi kekuatan yang khas kepada memori hingga yang paling

dasar. Memori yang tajam dan aktif pasti akan terhubung secara langsung dengan place,

saling mendukung dan terjadi secara parallel. Dapat dikatakan, memori adalah sesuatu yang

secara natural akan berorientasi pada place, atau setidak-tidaknya keberadaan memori

didukung oleh place. Hal inilah yang disebut sebagai place memory, di mana antara

memori dan place saling berhubungan dan mendukung.16

Casey berpendapat bahwa place memory akan membantu manusia untuk membentuk

lingkungannya dan juga membantu menjelaskan atau mengartikan apa yang terjadi pada

masa lalu. Place memory adalah kunci atau inti dari sebuah tempat untuk mengkaji apa

yang terjadi di masa lalunya. Place memory akan memicu memori yang terjadi di dalam

sebuah place, siapa saja yang berbagi di dalamnya. Place memory juga mampu

merepresentasikan memori tersebut kepada orang luar yang tidak menjadi bagian dari

pembentukan memori didalamnya.17

2.4 Tipologi Memori dan Memori Kolektif

Memori-memori yang berusaha ditangkap ini, tentunya sangat beragam konteksnya

sehingga perlu ditipologikan bukan dengan maksud membedakan, tetapi untuk menunjukkan

16

Hayden, The Power Of Place,30. 17

Hayden, The Power Of Place, 50.

Page 8: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

20

terbentuknya suatu memori menjadi memori kolektif.Memori-memori individu tidak sendirinya

membentuk memori kolektif, karena itu diperlukan adanya pengikat atau suatu bentuk

representasi untuk menggabungkan memori-memori yang ada mengenai suatu topik. Untuk itu

sebagai langkah awal memahami memori kolektif diperlukan suatu pemetaan dengan tipologi

memori.

Tipologi memori kolektif sering sering tergantung pada penggunaannya

oleh siapa, untuk siapa, dan dengan akibat apa.Tipologi-tipologi ini hanya

membantu kita untuk memahami memori apa yang kita hasilkan, ubah,

hancurkan, dan pertahankan, dan bagaimana kita melakukan semua itu.

Jelas tipologi-tipologi seperti ini ada bahayanya karena sering

mengotakkan, menyerderhankan pemikiran dan pemahaman kita, tapi

membentuk tipologi adalah juga suatu langkah awal untuk mencoba

memahami keragaman, kedalaman dan keluasan memori kolektif.18

Dalam penelitiannya Kusno tentang memori poskolonial dalam ruang publik di Jakarta,

Kusno menggunakan tipologi yang merajut proses pengingatan dan pelupaan yang melibatkan

tatanan lingkungan fisik di ruang publik. Tipologi yang digunakan dalam tulisannya adalah

memisahkan memori, mengatasi memori, penaklukan memori, memasarkan memori, dan

memori yang tak terwadai.19

Dalam memisahkan memori, terjadi usaha untuk seoloh-olah membagi memori dalam era

lama dan era baru.Hal ini dapat dimaknai melalui ruang fisik yang dibuat sedemikian rupa

sebagai tanda perubahan jaman. Hal ini dititik beratkan bukan pada pembentukan pengingatan

terhadap masa lalu, tetapi pembentukan wacana pelupaan, seakan-akan kapasitas memori itu

terbatas sehingga perlu dikosongkan untuk diisi memori yang baru. Walaupun di balik usaha

untuk memisahkan memori ini terdapat usaha untuk melupakan, teknik ini di pakai untuk

membentuk memori kolektif di ruang publik.20

18

Abidin Kusno,Ruang Publik, Identitas dan Memori Kolektif, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2009) 25. 19

Kusno,Ruang Publik, Identitas dan Memori Kolektif, 30. 20

Kusno,Ruang Publik, Identitas dan Memori Kolektif, 33.

Page 9: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

21

Penaklukan memori merupakan salah satu tipologi memori yang dibentuk oleh Soeharto

selama masa orde baru. Dengan mengumpulkan memori akan Soeharto ke dalam “orde lama”,

Soeharto menciptakan ruang untuk menampung memori-memori kolektif yang harus dilupakan

atau dihindari masyarakat. Penguasaan ruang publik, terapi kejutan dan teknik tontonan

merupakan perangkat untuk menaklukan memori orde baru.21

Memori-memori yang tidak terwadahi ini tidak mendapat tempat di ruang publik karena

tidak sejalan dengan memori resmi atau karna terlalu besar sehingga tidak mampu terwadai oleh

siapapun. Walaupun tidak terwadai dalam suatu ruang publik, ia tetap berkeliaran dan

menghantui ruang publik itu. Memori macam ini sering timbul dari pengalaman peristiwa

kekerasan buatan manusia.22

B. Strategi Kebudayaan

C.A.Van Peursen pada bagian awal buku Strategi Kebudayaan menjelaskan bahwa pada

awalnya, orang banyak berpendapat tentang konsepsi kebudayaan yang hanya meliputi segala

manivestasi dari kehidupan manusia yang berbudi luhur dan yang bersifat rohani saja. Akan

tetapi, kebudayaan diartikan sebagai manifestasi dari seluruh aspek kehidupan setiap orang dan

kehidupan setiap kelompok orang. Manusia tidak dapat hidup begitu saja di tengah alam.Oleh

karena itu, untuk dapat hidup, manusia harus mengubah segala sesuatu yang telah disediakan

oleh alam.Misalnya, beras agar dapat dimakan harus diubah dulu menjadi nasi.23

Terwujudnya suatu kebudayaan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu hal-hal yang

menggerakkan manusia untuk menghasilkan kebudayaan sehingga dalam hal ini kebudayaan

merupakan produk kekuatan jiwa manusia sebagai makhluk Tuhan yang tertinggi.Oleh karena

itu, walaupun manusia memiliki tubuh yang lemah bila dibandingkan dengan binatang seperti

21

Kusno,Ruang Publik, Identitas dan Memori Kolektif, 37. 22

Kusno,Ruang Publik, Identitas dan Memori Kolektif, 40. 23

C. A. Van Peursen, Startegi Kebudayaan, (Jogyakarta: Kanisius 1976), 16-17.

Page 10: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

22

gajah, harimau, dan kerbau, tetapi dengan akalnya manusia mampu untuk menciptakan alat

sehingga akhirnya dapat menjadi penguasa dunia.Dengan kualitas badannya, manusia mampu

menempatkan dirinya di seluruh dunia.Tidak seperti binatang, yang hanya dapat menempatkan

diri di dalam lingkungannya.Oleh karena itu, manusia dikatakan sebagai insan budaya.Dan

karena kebudayaan meliputi segala perbuatan manusia, maka kebudayaan selalu diperluas dan

didinamisir. Irama kehidupan manusia yang begitu cepat dengan sendirinya akan

mempengaruhi perubahan tersebut.24

Kekayaan dan keanekaragaman sejarah kebudayaan manusia sangat sulit untuk

digambarkan secara lengkap. Tapi, menurut Peursen, sejarah kebudayaan umat manusia ini

dapat di pilah menjadi 3 tahap, yaitu:

Tahap Mistis

yaitu sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib di

sekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-dewa alam raya atau kekuasaan kesuburan, seperti

dipentaskan dalam mitologi-mitologi yang dinamakan bangsa-bangsa primitif. Akan

tetapi berbagai bentuk mitologi inipun dalam dunia modern masih dapat dilihat.25

Dalam

hal ini juga mistis mempunyai kaitan dengan mitos. Mitos adalah sebuah cerita yang

memberikan pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang, dalam arti mitos itu

memberikan arah kepada kelakuan manusia, dan merupakan pedoman untuk

kebijaksanaan manusia.Manusia dapat turut serta mengambil bagian dalam kejadian-

kejadian sekitarnya dan dapat menanggapi daya-daya kekuatan alam. Menurut Peursen

ada tiga fungsi mitos yaitu pertama; menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan-kekuatan

ajaib. Mitos itu tidak memberikan bahan informasi mengenai kekuatan-kekuatan itu,

24

Van Peursen, Startegi Kebudayaan, 34. 25

Van Peursen, Startegi Kebudayaan, 37.

Page 11: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

23

tetapi membantu manusia agar dia dapat menghayati daya-daya itu sebagai suatu

kekuatan yang mempengaruhi dan menguasai alam dan kehidupan sukunya.26

Kedua;

mitos memberi jaminan bagi masa kini.27

Ketiga; memaparkan strategi yang menyeluruh,

mengatur dan mengarahkan hubungan antar manusia dan daya-daya kekuatan alam.28

Tahap Ontologis

yaitu sikap manusia yang tidak lagi hidup dalam kepungan kekuasaan dan kekuatan

mistis, melainkan secara bebas ingin meneliti segala hal. Manusia mengambil jarak

terhadap segala sesuatu yang dahulu dirasakan sebagai kepungan. Ia mulai menyusun

suatu ajaran atau teori mengenai dasar hakikat segala sesuatu (ontologi) dan mengenai

segala sesuatu menurut perinciannya (ilmu-ilmu). Seseorang bisa melihat bahwa

ontologis itu berkembang dalam lingkungan kebudayaan kuno yang sangat dipengaruhi

oleh filsafat dan ilmu pengetahuan.29

Ada tiga fungsi ontologis yaitu pertama; membuat

suatu peta mengenai segala sesuatu yang mengatasi manusia. Artinya bahwa sikap

ontologis berusaha menampakkan dunia transenden itu, dunia yang mengatasi manusia,

bahkan menjadikannya sesuatu yang dapat dimengerti.30

Kedua; mitos-mitos masih

dipakai, tetapi lebih sebagai suatu alat atau saran untuk menerangkan sesuatu atau

menuturkan sesuatu yang sukar diungkapkan dengan cara lain.31

Ketiga; menyajikan

pengetahuan tentang hal ikhwal dunia ini, menonjolkan pengetahuan sistematis yang

dapat dikontrol dan menggali sebab musabab segala sesuatu.32

26

Peursen, Startegi Kebudayaan, 38. 27

Peursen, Startegi Kebudayaan, 39. 28

Peursen, Startegi Kebudayaan, 41. 29

Peursen, Startegi Kebudayaan, 55. 30

Peursen, Startegi Kebudayaan, 59. 31

Peursen, Startegi Kebudayaan, 64-65. 32

Peursen, Startegi Kebudayaan, 66.

Page 12: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

24

Tahap Fungsionil

yaitu sikap dan alam pikiran yang tidak begitu terpesona lagi oleh lingkungannya (sikap

mistis), ia tidak lagi dengan kepala dingin ambil jarak terhadap objek penyelidikannya

(sikap ontologis), ia ingin mengadakan relasi-relasi baru, suatu kebertautan yang baru

terhadap segala sesuatu dalam lingkungannya. Beberapa aspek ciri tahapan fungsional

yang digambarkan oleh Van Peursen adalah orang mencari hubungan-hubungan antara

semua bidang; arti sebuah kata atau sebuah perbuatan maupun barang dipandang menurut

peran atau fungsi yang dimainkan dalam keseluruhan yang saling bertautan.33

Ada tiga

aspek fungsionil yaitu pertama; bagaimana manusia mencarai hubungan yang paling tepat

terhadap daya-daya kekuatan sekitarnya atau menjadikan semuanya itu sesuatu yang

dapat dilami.34

Kedua; bagaimana memberi dasar kepada masa kini, dalam arti peristiwa

yang terjadi dahulu kala menjamin suksesnya perbuatan-perbuatan masa kini.35

Ketiga;

menyerupai aspek-aspek macam itu dalam tahap mistis dan ontologis, ialah peranan

pengetahuan. Dalam sikap fungsionil pun orang ini menambahkan pengetahuan. Tetapi

yang dicari di sini lain daripada apa yang menurut sikap ontologis pantas dicari.36

Menurut Peursen, sifat tegang menjadi ciri khas perkembangan budaya manusia. Manusia

mempertaruhkan diri, mengarahkan diri kepada sesuatu atau kepada seorang lain dengan segala

gairah hidup dan emosi-emosinya. Sikap eksistensil merupakan ciri khas bagi tahap fungsional:

orang mencari relasi-relasi, kebertalian sebagai penganti bagi jarak dan pengetahuan objektif.37

Dalam memandang alam dan masyarakat, manusia mengarahkan diri kepada dunia sekitarnya,

manusia diikutsertakan untuk makin mengisi arti dunia. Manusia makin aktif mencampuri

33

Peursen, Startegi Kebudayaan, 85. 34

Peursen, Startegi Kebudayaan, 92. 35

Peursen, Startegi Kebudayaan, 96. 36

Peursen, Startegi Kebudayaan, 98. 37

Peursen, Startegi Kebudayaan, 87.

Page 13: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

25

perkembangan alam dan sejarah. Dalam memandang pekerjaan dan organisasi, pekerjaan tidak

lagi dipandang sebagai sebuah benda, semacam substansi yang dapat diperdagangkan. Bekerja

merupakan suatu cara untuk memberi isi kepada eksistensinya sebagai manusia, untuk

menjadikan kemanusiaan seseorang sesuatu yang nyata; kalau tidak, maka pekerjaan itu menjadi

hampa, tanpa arti, dan tak dapat dibenarkan. Akibat finansial dari pekerjaan, pendapatan

dipandang sebagai salah satu faktor bersama faktor-faktor yang lain. Yang menentukan adalah

bagaimana manusia berfungsi dalam keseluruhan dengan penuh arti atau tidak.38

Dalam memandang peranan pengetahuan, orang ingin menambah pengetahuan. Yang

dipentingkan adalah bagaimana itu ada? Artinya, cara sesuatu menampakkan diri pada manusia,

cara untuk dapat mempergunakan barang-barang itu, fungsi-fungsi yang dapat dijalankan. Dalam

memandang budaya, kebudayaan adalah cara manusia mengekspresikan diri, caranya ia mencari

relasi-relasi yang tepat dengan dunia sekitarnya. Dalam memandang Tuhan, pertanyaan

mengenai Tuhan diketengahkan secara fungsional; “Bagaimana Tuhan dapat dikongkritkan

dalam hubungan sehari-hari?”39

Tahap perkembangan manusia ini terjadi pada kehidupan manusia secara keseluruhan, akan

tetapi yang dipentingkan di sini adalah strategi-strategi yang dilakukan secara berbeda. Apa yang

dinamakan manusia primitif dengan dongeng-dongeng mistisnya, diapun dapat mendekati

sesuatu secara fungsionil. Sebaliknya, dalam kehidupan masyarakat modern sekalipun, unsur

magis, pengaruh mitos-mitos dari ideology yang berkembang selalu ada. Karena setiap kemajuan

berdampingan dengan pergulatan batin dalam setiap kebudayaan. Daya negatif yang disebabkan

38

Peursen, Startegi Kebudayaan, 102-105. 39

Peursen, Startegi Kebudayaan, 106-107.

Page 14: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

26

oleh nafsu kekuasaan, cinta diri, akan selalu berhadapan dengan sikap positif yang selalu

membuka diri untuk kepentingan bersama.40

Strategi kebudayaan sebenarnya lebih luas dari hanya sekedar menyusun suatu politik

tertentu mengenai kebudayaan. Sebuah strategi kebudayaan akan selalu mencermati ketegangan

antara sikap terbuka (transendensi) dengan sikap tertutup (imanensi) dalam pertautan antara

manusia dan kekuasaan-kekuasaan disekitarnya. Kebudayaan mempunyai gerak pasang surut

antara manusia dengan berbagai kekuasaan yang berkembang.Ketegangan antara imanensi dan

transendensi, disertai dengan kebijaksanaan atau strategi yang mengatur ketegangan itu agar

menjadi suatu yang lebih baik bagi kehidupan manusia.41

Penulis dapat mengilustrasikan bahwa apabila kebudayaan dipandang sebagai sekolah umat

manusia, maka pendidikan terus-menerus, pendidikan yang tidak ada tamatnya, sepanjang

sejarah hubungan manusia dengan berbagai kekuasaan yang berkembang akan selalu

membutuhkan rencana-rencana baru. Dan dalam rencana baru itulah menurut Peursen sebuah

strategi kebudayaan diperlukan. Dengan kata lain budaya adalah strategi untuk bertahan hidup

dan menang. Inti dari budaya bukanlah budaya itu sendiri, melainkan strategi kebudayaan.

C. Kekuasaan

Dalam kehidupan suatu masyarakat, kekuasaan mempunyai peran yang sangat penting.

Dengan adanya kekuasaan, suatu masyarakat dapat diatur menjadi baik, sejahtera, dan

sebagainya, namun menjadi sebaliknya jika suatu kekuasaan ditungganggi oleh berbagai

kepentingan politik di dalamnya.

Menurut Moore dan Hendry, kekuasaan adalah kekuatan dalam masyarakat yang membuat

tindakan terjadi, sehingga dengan menelitinya kita bisa mengenali siapa yang mengendalikan

40

Peursen, Startegi Kebudayaan, 110-111. 41

Peursen, Startegi Kebudayaan, 30.

Page 15: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

27

dan demi kepentingan siapa.42

Salah satu cara untuk memahami cara kerja dari kekuasaan dalam

masyarakat adalah dengan melihat pada dunia politik. Kekuasaan politik mengendalikan banyak

aspek dalam kehidupan seperti berapa besar pajak yang kita bayar atau kondisi layanan

kesehatan masyarakat. Kekuasaan ini ditegaskkan lewat orang-orang tertentu seperti hakim,

polisi atau sipir penjara.Ada juga kekuasaan lewat suara nurani seperti guru, orang tua atau

majikan atau kita dapat menyebutnya kekuasaan personal.43

Menurut Michael Mann, masyarakat terdiri atas berbagai jaringan kekuasaan sosiopasial

(ruang sosial). Menurutnya, kekuasaan memiliki empat sumber yaitu ideology, ekonomi, militer

dan politik. Seseorang yang menelaah kekuasaan harus menganalisis tidak hanya struktur politik

melainkan juga budaya politik.44

Istilah budaya politik ini didefinisikan sebagai pengetahuan,

ide-ide, dan sentimen-sentimen politik yang beredar pada suatu tempat dan waktu tertentu.

Cara-cara pewarisan pengetahuan, ide-ide, dan sentimen-sentimen ini adalah melalui satu

generasi ke generasi berikut baik di sekolah, keluarga dan lingkungan.45

Contohnya di Inggris

pada abad ke-17, fakta bahwa anak-anak tumbuh besar dalam keluarga patriarkal tentu akan

lebih memudahkan mereka menerima sistem masyarakat patriarkal tanpa mempertanyakannya.

Anak-anak diajarkan bahwa kepatuhan kepada raja merupakan perintah kitab suci yang

berbunyi hormati ayahmu.46

Menurut Foucault asal mulanya sebuah kekuasaan adalah dari pengetahuan. Jauh sebelum

Foucault berbicara secara eksplisit mengenai isu kekuasaan, fokus perhatian pada karya-karya

awalnya adalah pada sejarah pengetahuan. Namun yang menjadi perhatiannya bukan

penyelidikan mengenai suatu bentuk pengetahuan spesifik dalam sebuah disiplin ilmu dari waktu

42

Linda Thomas & Shan Wareing, Bahasa Masyarakat dan Kekuasaan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007),18. 43

Thomas & Wareing, Bahasa Masyarakat dan Kekuasaan, 18. 44

Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2015), 113. 45

Burke, Sejarah dan Teori Sosial, 113. 46

Burke, Sejarah dan Teori Sosial, 113.

Page 16: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

28

ke waktu, melainkan sejarah pengetahuan sebagai sebuah episteme, yakni suatu bentuk

pengetahuan yang otoritatif pada suatu masa tertentu. Penyelidikan sejarah ini bertolak dari

pertanyaan bagaimana suatu bentuk pengetahuan, yakni konsep-konsep atau pernyataan-

pernyataan, terorganisasi secara tematis sehingga ia menjadi otoritatif dan legitimate dalam

menerangkan segala sesuatu. Struktur pengetahuan yang otoritatif dan legitimate ini

mempengaruhi praktik-praktik sosial individu, baik cara berpikir, berbicara, maupun bertindak

sebagai sebuah rezim dalam suatu kebenaran atau pengetahuan benar yang final dan bersifat

universal. Kebenaran tidak lain merupakan kasus-kasus khusus mengenai kekeliruan yang pada

suatu masa tertentu diakui otoritatif dan legitimate belaka, seperti pada kasus Galileo.47

Suatu bentuk pengetahuan, dalam pandangan Foucault, dari masa ke masa bukan suatu

perkembangan yang evolutif, melainkan sebagai pergeseran dari satu bentuk pengetahuan ke

bentuk pengetahuan lain yang otoritatif pada masa tertentu sebagai sebuah rezim wacana.

Arkeologi digunakan dalam studi sejarah untuk menangkap apa yang disebut oleh Foucault

sebagai episteme. Episteme merupakan bentuk pengetahuan yang telah dimantapkan sebagai

pemaknaan terhadap situasi tertentu pada suatu jaman tertentu. Ia dapat dipandang sebagai

disposisi pengetahuan yang khas pada suatu zaman.48

Klaim kebenaran itu merupakan bentuk beroperasinya kekuasaan sebagai suatu wacana yang

mempengaruhi institusi-institusi sosial dan praktik-praktik sosial. Itulah kenapa dalam

pandangan Foucault kekuasaan itu tidak beroperasi secara negatif melalui aparatus yang koersif,

menekan, dan menindas. Pada konteks ini kekuasaan beroperasi secara positif dan produktif.

Artinya, karena wujud kekuasaan itu tidak nampak, maka beroperasinya kekuasaan menjadi

tidak disadari dan memang tidak dirasakan oleh individu sebagai praktik kekuasaan yang

47

Abdil Mughis Mudhoffir, Teori kekuasaan Michel Faucault; tantangan bagi sosiologi politik,(Jakarta: Jurnal

Sosiologi Masyarakat, 2013), 80. 48

Mudhoffir, Teori kekuasaan Michel Faucault; tantangan bagi sosiologi politik, 81.

Page 17: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

29

sebenarnya mengendalikan tubuh individu. Kekuasaan dapat diketahui dan dirasakan melalui

efek-efeknya. Bentuk pengetahuan atau rezim wacana yang otoritatif itu merupakan efek dari

kekuasaan tersebut. Ia tidak bisa dipisahkan dari aparatus yang dapat mengendalikan apakah

pengetahuan itu otoritatif atau tidak. Distingsi antara yang benar dan yang salah juga melibatkan

aparatus ilmiah yang memproduksi pengetahuan melalui ritus-ritus kebenaran, yakni melalui

dasar empiris sebagai legitimasi bagi kebenaran pengetahuan itu.49

Pemantapan pengetahuan sehingga ia menjadi khas, melibatkan berlangsungnya operasi

kekuasaan yang tidak lepas dari bagaimana pengetahuan yang ilmiah berelasi dengan

pengetahuan awam. Pemantapan itu berlangsung pada level wacana (discourse). Sebagai sebuah

episteme, dalam hubungannya dengan pengetahuan ilmiah ia tidak lagi berdiri sebagai suatu cara

pandang dalam melihat pembedaan dan pemisahan antara yang benar dari yang salah, melainkan

pemisahan dalam ranah praktis antara yang mungkin dari yang tidak mungkin dilakukan atau

dipikirkan dengan pendasaran pengetahuan yang ilmiah. Melalui episteme, strategi beoperasinya

kekuasaan dalam pengetahuan dapat diketahui. Foucault menggunakan arkeologi untuk

menginvestigasi retakan-retakan zaman berdasarkan episteme, yakni mengetahui bagaimana

terjadinya perubahan rezim pengetahuan dari suatu masa. Dan tentu saja terjadinya perubahan itu

melibatkan beroperasinya kekuasaan.50

Secara implisit, Foucault sebenarnya ingin mengatakan bahwa rezim wacana itu merupakan

bentuk dari kekuasaan. Wacana dapat berwujud sebagai praktik-praktik yang mengorganisasikan

dan terorganisasikan, yang mengubah konstelasi sosial dan yang menghasilkan, dan wacana

sebagai yang memiliki otonomi dan klaim atas kebenaran dan kontekstualisasi sebuah

pengetahuan. Oleh karena itu, dalam pandangan Foucault yang terinspirasi oleh Nietzsche, tidak

49

Mudhoffir, Teori kekuasaan Michel Faucault; tantangan bagi sosiologi politik, 81. 50

Mudhoffir, Teori kekuasaan Michel Faucault; tantangan bagi sosiologi politik, 81.

Page 18: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

30

ada suatu kebenaran atau pengetahuan benar yang final dan bersifat universal. Kebenaran tidak

lain merupakan kasus-kasus khusus mengenai kekeliruan yang pada suatu masa tertentu diakui

otoritatif dan legitimate belaka.51

Rezim wacana yang bersandar pada definisi-definisi ilmiah itu menggambarkan disposisi

suatu pengetahuan pada masa tertentu yang berimplikasi terhadap praktik sosial. Dengan

demikian, setiap masa memiliki watak pengetahuan yang khas dan definisi kebenaran yang khas

pula.52

Jadi, kekuasaan dalam pengetahuan dan kekuasaan dalam bahasa adalah dua hal yang

mempunyai keterikatan satu sama lain. Bahasa seseorang adalah gambaran pengetahuannya.

Bahasa juga merupakan suatu tindakan pembentuk dunia, semacam aktivitas yang mengandung

tujuan di dalamnya.Tujuan yang melekat dalam bahasa bisa menjadi suatu kepentingan politik,

dimana bahasa dieksploitasi sebagai jalan (kuda tunggangan) untuk mencapai suatu kekuasaan.53

D. Perilaku Sosial

2.6. Pengertian Perilaku Sosial

Nilai adalah sesuatu yang dipandang berharga oleh orang atau kelompok orang serta

dijadikan sebagai acuan perilaku, tindakan maupun pengartian arah hidup. Artinya bahwa dalam

setiap pengalaman hidup pastilah akan terjadi interaksi dan ketergantungan antar individu dalam

kelompok yang dapat terlihat dalam setiap perilaku sosial.54

Perilaku sosial adalah sifat saling ketergantungan yang merupakan keharusan dalam

menjamin keberadaan manusia. Salah satu buktinya bahwa manusia membutuhkan pertolongan

orang lain dalam memenuhi kebutuhan dalam hidup. Artinya bahwa kelangsungan hidup

51

Mudhoffir, Teori kekuasaan Michel Faucault; tantangan bagi sosiologi politik, 82. 52

Mudhoffir, Teori kekuasaan Michel Faucault; tantangan bagi sosiologi politik, 86. 53

Fauzi Fashri, Pierre Bourdieu: Menyingkap Kuasa Simbol, (Yogyakarta: JALASUTRA Anggota IKAPI,

2007), 92. 54

Mudji Sutrisno & Hendra Putranto, Teori-Tori Kebudayaan,(Yogyakarta:Kanisius,2005), 67.

Page 19: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

31

manusia ini bersifat saling membutuhkan dan mendukung dalam kebersamaan. Oleh karena itu,

manusia dituntut untuk mampu bekerjasama, saling menghargai, menghormati, toleransi dan

tidak menggangu hak orang lain dalam bermasyarakat.55

Perilaku sosial seseorang dapat terlihat dalam pola responnya atau reaksinya terhadap

hubungan timbal balik antar kelompok maupun pribadi. Perilaku itu ditunjukkan dengan

perasaan, tindakan, sikap keyakinan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial

seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-

beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun,

sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadinya. Sementara

di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung

sendiri.

Dari penjelasan di atas, pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Artinya bahwa

sejak dilahirkan manusia membutuhkan hubungan atau pergaulan dengan orang lain untuk

memenuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi sosial di

antara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini dikarenakan tidak

ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-

potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu

pada awalnya dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang

ditunjukkannya adalah perilaku sosial.56

Oleh karena itu, pembentukan perilaku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor

baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Pada aspek eksternal situasi sosial

memegang peranan yang cukup penting. Situasi sosial diartikan sebagai tiap-tiap situasi di

55

David Krech., et all, Individual In Society,(Kogakusha Tokyo: McGraw-Hill, 1962), 50. 56

W.A.Gerungan,Psikologi Sosial,(Bandung:Refika Aditama,2009),28.

Page 20: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

32

mana terdapat saling hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain

setiap situasi yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial dapatlah dikatakan sebagai situasi

sosial.57

2.7.Bentuk-Bentuk Perilaku Sosial

Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap sosialnya.

Menurut Akyas Azhari, sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu,58

sedangkan sikap sosial adalah suatu sikap yang dinyatakan dengan cara yang sama dan

berulang-ulang oleh obyek sosial yang menyebabkan terjadinya cara tingkah laku secara

berulang-ulang terhadap salah satu obyek sosial.59

Ada berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang yang merupakan karakter atau

kepribadian yang diamati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Contohnya dalam

kehidupan berkelompok, cenderung perilaku sosial seseorang dalam kelompok akan terlihat

dengan jelas sifatnya di antara kelompok yang lain.60

Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-

sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu sebagai berikut:

1. Kecenderungan Perilaku Peran61

Sifat Pemberani dan Pengecut secara sosial

Orang yang memiliki sifat pemberani secara sosial, biasanya dia suka

mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak segan melakukan

sesuatu perbuatan yang sesuai norma di masyarakat dalam mengedepankan

kepentingan bersama sekuat tenaga. Sedangkan sifat pengecut menunjukkan perilaku

57

Gerungan, Psikologi Sosial, 77. 58

Akyas Azhari, Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta: PT Teraju, 2004), 161. 59

Gerungan, Psikologi Sosial, 80. 60

Gerungan, Psikologi Sosial, 151-152. 61

Gerungan, Psikologi Sosial, 153-156.

Page 21: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

33

atau keadaan sebaliknya, seperti suka mempertahankan haknya sambil

menghancurkan norma sosial, malu dan segan berbuat untuk mengedepankan

kepentingannya.

Sifat Berkuasa dan Sifa Patuh

Orang yang memiliki sifat sok berkuasa dalam perilaku sosial biasanya

ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi kepada kekuatan,

percaya diri, berkemauan keras, suka memberi perintah dan memimpin langsung.

Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku sosial yang

sebaliknya, misalnya kurang tegas dalam bertindak, tidak suka memberi perintah

dan tidak berorientasi kepada kekuatan dan kekerasan.

Sifat inisiatif secara sosial dan pasif

Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya suka mengorganisasi kelompok, tidak

suka mempersoalkan latar belakang, suka memberi masukan atau saran-saran dalam

berbagai pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih kepemimpinan. Sedangkan

sifat orang yang pasif secara sosial ditunjukkan oleh perilaku yang bertentangan

dengan sifat orang yang aktif, misalnya perilakunya yang dominan diam, kurang

berinisiatif, tidak suka memberi saran atau masukan.

Sifat mandiri dan tergantung

Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala sesuatunya dilakukan

oleh dirinya sendiri, seperti membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan

cara-cara sendiri, tidak suka berusaha mencari nasihat atau dukungan dari orang lain,

dan secara emosional cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang ketergantungan

cenderung menunjukkan perilaku sosial sebaliknya dari sifat orang mandiri,

Page 22: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

34

misalnya membuat rencana dan melakukan segala sesuatu harus selalu mendapat

saran dan dukungan orang lain, dan keadaan emosionalnya relatif labil.

2. Kecenderungan Perilaku dalam Hubungan Sosial62

Dapat Diterima atau ditolak oleh orang lain

Orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain biasanya tidak

berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf dan tulus

menghargai kelebihan orang lain. Sementara sifat orang yang ditolak biasanya suka

mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.

Suka bergaul dan tidak suka bergaul

Orang yang suka bergaul biasanya memiliki hubungan sosial yang baik, senang

bersama dengan yang lain dan senang berpergian. Sedangkan orang yang tidak suka

bergaul menunjukkan sifat dan perilaku yang sebaliknya.

Sifat ramah dan tidak ramah

Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang, dan

suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.

Simpatik atau tidak simpatik

Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap perasaan dan keinginan

orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas. Sedangkan orang yang

tidak simpatik menunjukkna sifat-sifat yang sebaliknya.

3. Kecenderungan Perilaku Ekspresif63

Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerjasama)

62

Gerungan, Psikologi Sosial, 157-160. 63

Gerungan, Psikologi Sosial, 160-163.

Page 23: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

35

Orang yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan sosial sebagai

perlombaan, lawan adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya diri sendiri.

Sedangkan orang yang tidak suka bersaing menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya

Sifat agresif dan tidak agresif

Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik langsung atau pun

tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada penguasa, suka

bertengkar dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif menunjukkan

perilaku yang sebaliknya.

Sifat kalem atau tenang secara sosial

Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain,

mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu jika ditonton orang.

Sifat suka pamer atau menonjolkan diri

Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari pengakuan,

berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.

2.8.Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial

Pada umumnya para budayawan sepakat mengatakan bahwa masyarkat kolektif itu

direkatkan dan dihidupkan oleh dominan nilai-nilai kebersamaan, sedangkan masyarakat

individualis lebih dihidupkan oleh nilai-nilai otonomi pribadi dan kebebasan kreatif individu,

dimana diri dihargai karena keunikan dan harkatnya sebagai pribadi.64

Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk

perilaku sosial seseorang, yaitu sebagai berikut:

1. Perilaku dan karakteristik orang lain65

64

Mudji Sutrisno & Hendra Putranto, Teori-Tori Kebudayaan,(Yogyakarta:Kanisius,2005), 68. 65

Robert A Baron & Donn Byrne, Psikologi Sosial (Jilid 2) (Edisi 10),(Jakarta: Erlangga,2005), 280.

Page 24: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

36

Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter santun,

ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-orang berkarakter

santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan orang-orang

berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh perilaku seperti itu. Pada aspek ini

guru memegang peranan penting sebagai sosok yang akan dapat mempengaruhi

pembentukan perilaku sosial siswa karena ia akan memberikan pengaruh yang cukup

besar dalam mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu perbuatan.

2.Proses Kognitif66

Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi

dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya

seorang calon pelatih yang terus berpikir agar kelak di kemudian hari menjadi pelatih

yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan orang lain akan terus berupaya dan berproses

mengembangkan dan memperbaiki dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain

misalnya seorang siswa karena selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses

dalam pembelajaran penjaskes maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas jasmani

yang ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang akan mendukung teman-temannya untuk

beraktivitas jasmani dengan benar.

Perspektif kognitif menekankan pada pandangan bahwa kita tidak bisa memahami

perilaku seseorang tanpa mempelajari proses mentalnya. Jadi untuk dapat memahami

perilaku seseorang, seringkali kita mengabaikan informasi tentang apa yang dipikirkan

oleh seseorang. Dalam hal ini, proses kognitif dapat mempengaruhi perilaku sosial

seseorang tentang kekuasaan. Kekuasaan yang dimaksudkan adalah ketika si A

mendengar cerita dari Si B tentang si C yang suka menfitnh, akhirnya perilaku sosial si

66

Baron & Byrne, Psikologi Sosial (Jilid 2) (Edisi 10), 282.

Page 25: BAB II MEMORI KOLEKTIF DAN PERILAKU SOSIAL€¦ · Pengetahuan tentang semua manusia . dilihat dari . masa lalu dan dengan demikian kita akan memiliki pengetahuan tentang jejak mereka,

37

A terhadap si C akan berubah sesuai dengan cerita yang diketahui. Ini berarti seseorang

dapat berkuasa atas orang lain melalui cerita-cerita yang di dengarkan, sehingga

mempengaruhi perilakunya terhadap orang tersebut. Ada contoh lain juga yang terdapat

dalam Alkitab yaitu untuk memberi legitimasi tentang kekuasaan Daud diseluruh Israel,

maka Daud mengembangkan cerita bahwa Daudlah yang telah membunuh Goliad,

sedangkan pada Kitab Samuel mengatakan yang lain bahwa yang membunuh Goliad

adalah Elkana.

3.Faktor Lingkungan67

Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang. Misalnya

orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa berkata dengan

keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan

masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.

4.Tatar Budaya sebagai tempat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi68

Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin akan terasa

berperilaku sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang beretnis

budaya lain atau berbeda.

67

Baron & Byrne, Psikologi Sosial (Jilid 2) (Edisi 10), 285. 68

Baron & Byrne, Psikologi Sosial (Jilid 2) (Edisi 10), 288.