Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

26
63 LAMPIRAN I Unsur-Unsur Intrinsik yang terdapat novel “Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Tor Tema Sentral Tema Sampingan Kutipan Novel Keterangan Menyuburkan Pergerakan Nasionalisme Kehidupan seorang penulis muda (1) “Terakhir orang tua itu masih mencoba mengulangi seruannya: berorganisasi sebagai permulaaan, belajar berorganisasi secara modern, melaui praktek langsung” [Jejak Langkah: 196] (2) “Dalam pertemuan ini tidak ada raja, tidak ada patih, tidak ada wedana, tidak ada mantra. Semua sama tinggi dan sama rendah. Jadi, kalau setuju bilang setuju, kalau tidak bilang tidak. Sekarang siapa yang setuju Syarikat Priyayi didirikan?” [291] (3) “dan memang „Medan‟ harus bisa melenyapkan perbedaan-perbedaan yang bodoh dan ditonjol-tonjolkan oleh pengabdi kegoblokan” [538] (4) “telah aku sediakan diri jadi organisator. Jadi dalang dengan cerita pembangunan landasan organisasi bangsa ganda untuk jadi bangsa tunggal. Jadi Brahmana dan Sudra sekaligus. [547] (5) Malam itu kupelajari laporan-laporan yang datang dari daerah-daerah gula, baik dari surat-surat cabang maupun dari pembaca: Dalam penggalan novel tersebut, diketahui bahwa novel Jejak Langkah bercerita tentang munculnya pergerakan nasional mula-mula dengan perlawanan Minke bersama orang pribumi terhadap pembesar- pembesar Belanda melalui perpaduan organisasi dan juga menulis. Hal ini terlihat jelas dari penggalan novel di halaman 547 yang bercerita tentang keinginan Minke menjadi seorang organisator. telah aku sediakan diri jadi organisator. Jadi dalang dengan cerita pembangunan landasan organisasi bangsa ganda untuk jadi bangsa tunggal. Jadi Brahmana dan Sudra sekaligus.” Penggalan tersebut memperlihatkan bagaimana Minke ingin bebas dari kekuasaan Belanda terhadap pribumi. Penggalan novel Jadi dalang dengan cerita pembangunan landasan organisasi bangsa ganda Dicetak pada tanggal 2019-02-04 Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Transcript of Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

Page 1: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

63

LAMPIRAN I

Unsur-Unsur Intrinsik yang terdapat novel “Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer

Tema Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Tor

Tema Sentral Tema

Sampingan

Kutipan Novel Keterangan

Menyuburkan

Pergerakan

Nasionalisme

Kehidupan

seorang penulis

muda

(1) “Terakhir orang tua itu

masih mencoba mengulangi

seruannya: berorganisasi

sebagai permulaaan, belajar

berorganisasi secara modern,

melaui praktek langsung”

[Jejak Langkah: 196]

(2) “Dalam pertemuan ini tidak

ada raja, tidak ada patih,

tidak ada wedana, tidak ada

mantra. Semua sama tinggi

dan sama rendah. Jadi, kalau

setuju bilang setuju, kalau

tidak bilang tidak. Sekarang

siapa yang setuju Syarikat

Priyayi didirikan?” [291]

(3) “dan memang „Medan‟ harus

bisa melenyapkan

perbedaan-perbedaan yang

bodoh dan ditonjol-tonjolkan

oleh pengabdi kegoblokan”

[538]

(4) “telah aku sediakan diri jadi

organisator. Jadi dalang

dengan cerita pembangunan

landasan organisasi bangsa

ganda untuk jadi bangsa

tunggal. Jadi Brahmana dan

Sudra sekaligus. [547]

(5) Malam itu kupelajari

laporan-laporan yang datang

dari daerah-daerah gula, baik

dari surat-surat cabang

maupun dari pembaca:

Dalam penggalan novel

tersebut, diketahui

bahwa novel Jejak

Langkah bercerita

tentang munculnya

pergerakan nasional

mula-mula dengan

perlawanan Minke

bersama orang pribumi

terhadap pembesar-

pembesar Belanda

melalui perpaduan

organisasi dan juga

menulis. Hal ini terlihat

jelas dari penggalan

novel di halaman 547

yang bercerita tentang

keinginan Minke

menjadi seorang

organisator. “telah aku

sediakan diri jadi

organisator. Jadi dalang

dengan cerita

pembangunan landasan

organisasi bangsa ganda

untuk jadi bangsa

tunggal. Jadi Brahmana

dan Sudra sekaligus.”

Penggalan tersebut

memperlihatkan

bagaimana Minke ingin

bebas dari kekuasaan

Belanda terhadap

pribumi. Penggalan

novel “Jadi dalang

dengan cerita

pembangunan landasan

organisasi bangsa ganda

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 2: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

64

dengan cepat aku tulis

sebuah artikel berdasarkan

laporan-laporan itu, tentang

bagaimana keadilan diurus

disana. Tulisan ini akan jadi

batu pertama untuk

perkubuan terhadap

Sydikat.” [642]

untuk jadi bangsa

tunggal” mencerminkan

hasrat Minke yang ingin

memerdekakan pribumi

dari kekuasaan Belanda

yang telah merebut hak

mereka.

Pergerakan mula-mula

didasari dengan jiwa

nasionalisme Minke

yang akhirnya

membentuk organisasi-

organisasi dan juga

Koran „Medan‟ sebagai

jalan untuk

mempersatukan pribumi

dan merebut hak-haknya

yang telah dirampas oleh

pihak Belanda.

Penggalan novel berikut

“’Medan’ membuka

kesempatan kepada pada

setiap pribumi, tak

peduli berjabatan atau

tidak, untuk mengajukan

kesulitannya pada kami.

Dalam hal apapun”,

mengungkapkan

bagaimana Koran

„Medan‟ atau bakat

menulis Minke berhasil

membantu masyarakat

pribumi dalam

menemukan solusi atas

masalah-masalah yang

mereka hadapi baik dari

segi pertanian,

perkebunan, pendidikan,

dan aspek yang lainnya

Hampir dari keseluruhan

isi cerita menunjukkan

bahwa dengan organisasi

dan menulis Minke telah

membantu orang

pribumi yang telah

dianiaya dan haknya

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 3: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

65

telah direbut oleh

Belanda. Melalui Koran

„Medan‟ Minke

menununjukkan jiwa

nasionalismenya yang

tinggi untuk membantu

masyarakat pribumi

berdiri di atas kakinya

sendiri. Bahkan melalui

organisasi yang

didirikannya, masyarakat

pribumi semakin bersatu

dan juga kuat melawan

pembesar-pembesar

Belanda.

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 4: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

66

LAMPIRAN II

Unsur-unsur Intrinsik yang terdapat Novel Jejak Langkah‟ karya Pramoedya ananta toer

Amanat Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Tor

Amanat Pokok Amanat

Sampingan

Kutipan Novel Keterangan

Suburkanlah

pergerakan

nasionalisme

untuk kemajuan

bangsa dan

negara.

Menulislah demi

membela harkat

dan martabat

bangsa

(1) “Di sekolah diadakan acara

baru: sebuah “kuliah” umum

oleh orang luar, boleh juga

dihadiri para peminat dari luar

sekolah. Dengan hak sama

untuk mengajukan pendapat,

saran dan kritik.” [179]

(2) “terakhir orang tua itu

mencoba mengulangi

suaranya: berorganisasi

sebagai permulaan, belajar

berorganisasi secara modern,

melalui praktek langsung”

[196]

“Apa harus ku perbuat sekarang?

Perjuangan di jaman modern.

Tiba-tiba aku teringat pada kata-

kata Ter Haar di atas kapal dulu-

membutuhkan cara-cara yang

modern pula: berorganisasi.

Menjadi raksasa, kata dokter

Jawa pensiunan itu. Juga Mei.

Dengan bagian-bagian tubuh

yang lebih kuat dari jumlah

perorangan yang tergabung di

dalamnya. Mulailah

berorganisasi! Kan hatimu bukan

padang Pasir?” [255]

(3) ” Kamar bola ini di

kepung sepasukan serdadu,

termasuk moncong-moncong

meriam di tujukan ke sini –

hanya karena ada yang

menghendaki sekolah menengah.

Van Huevell di tangkap, di sekap

dalam istana yang Tuan lewati

tadi kemudian di angkat

langsung ke kapal, tak boleh lagi

Novel ini

mengamanatkan

pentingnya

berorganisasi,

bersekolah, dan

menulis bagi bangsa

pribumi untuk

menambah

pengetahuan sekaligus

untuk mengumpulkan

kekuatan dalam

melawan bangsa

Belanda

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 5: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

67

menginjakkan kaki di bumi

Hindia, kembali ke

Nederlan”(Ananta Toer, 2007:

30-31)

(4) ”Ikatan atara Nederlan dan

Hindia semakin hari semakin

erat. Persyaratan moderen

semakin mendekatkan dua

negeri yang berjauhan ini.

Persyaratan kerja pun semakin

baik, semakin tinggi. Juga di

Hindia satu kondisi baru

dituntut pada kita untuk

menyiapkan kaum terpelajar

pribumi memasuki jaman baru

ini. Kalau tidak, sehebat-

hebatnya mesin dan pabrik

baru yang di datangkan kemari,

tiada akan berguna kalau

pribumi tak dapat

menggunakannya.” (Ananta

Toer, 2007:

39)

(5) ”Kita berhutang budi pada

Hindia. Sedalam-dalamnya,

sebagai Eropa, sebagai keristen

kita akan berbuat sesuatu

kebaikan pada pribumi untuk

menyampaikan balas budi kita.

Bukan sekedar peraturan-

peraturan yang menguntungkan

mereka. Juga memperlengkapi

mereka dengan syarat-syarat

baru untuk dapat memasuki

jaman baru ini. Jembatan yang

sebaik-baiknya adalah

terpelajar pribumi.” (Ananta

Toer, 2007: 40)

(6) ”Sayang sekali. Memang bukan

maksudku hendak mengaggu

pelajaran Tuan-tuan. Biarpun

begitu coba Tuan-tuan pikirkan

barang sekedarnya. Mereka

telah mendatangkan guru-guru

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 6: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

68

dari Tionghoa dan Jepang,

golongan Arab mendatangkan

dari Tunisia dan Aljazair.

Mereka berkokoh tak

mengajarkan Belanda, tapi

inggris, lulusannya kelak

meneruskan di sekolah

singapura dan negeri-negeri

berbahasa inggris. Mereka akan

kembali ke Hindia seagai

terpelajar kelas satu. Kita akan

lebih ketinggalan lagi. Usaha

kita tak ada sampai sekarang.

Tak ada.” (Ananta Toer, 2007:

50)

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 7: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

69

LAMPIRAN III

unsur-unsur Intrinsik yang terdapat Novel „Jejak Langkah karya Pramoedya ananta toer

NO Penokohan Novel „Jejak Langkah‟ karya

Pramoedya Ananta Tor

Tokoh Penokohan Kutipan Novel Keterangan

1 Minke Pemberani

(1) “kubebaskan kedua

belah tanganku dan

mulai menyerang”

[Jejak Langkah: 17]

Dia seorang pemuda

yang pemberani

terbukti dengan

sikapnya yang gagah

berani melawan

perlakuan teman-

teman asramanya

yang ingin

mempermainkannya

ketika masuk asrama

pertama kalinya.

Bahkan dia berani

berkelahi demi

membela harga

dirinya. Dia juga

anak yang cerdas,

memiliki nilai yang

baik dalam

ijazahnya. Di

samping itu, dia

juga sangat berbakat

dalam menulis yang

membuatnya sangat

dicintai gubernur

Belanda yaitu

Jenderal Van Heutz.

Dengan bakat

menulisnya, dia pun

diundang ke istana

dalam pertemuan

penting gubernur

tersebut. Dia juga

anak yang patuh

pada ibunya. Dia

selalu meminta maaf

atas kesalahanya

yang mungkin

menyakiti perasaan

Cerdas (5) “hanya karena nilai baik

dalam ijazah tuan saja

keterlambatan masih

dimaafkan” [12]

(6) “aku bangga pada siswa

yang bisa menulis”

[25]

Patuh pada Ibunya (7)“ampun, bunda,

ampun, ampun” [75]

(8) “aku berjanji akan minta

ijin tidur di luar asrama

malam ini” [77]

Kurang disiplin (2) “betul, Tuan direktur.

Biar begitu aturan

untuk memuliakan

seseorang ibu tidak

menjadi batal karena

adanya sekolah dokter

ini” [JL: 78]

(3) “semestinya tuan

masuk tahun lalu

bukan? sekarang pun

tuan terlambat”

(4) “kan Tuan sendiri yang

sudah menyetujui

perjanjian dengan

sekolah untuk patuh

pada tata tertib?” [78]

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 8: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

70

ibunya. Dia selalu

meminta restu

ibunya dan sangat

menghormatinya.

Tetapi, dia kurang

disiplin dan kurang

taat dengan

peraturan

sekolahnya. Dia

sering melanggar

peraturan sekolah

dengan keluar

asrama dan tidur di

luar asrama untuk

kegiatan menulisnya

dan menemui

ibunya. Bahkan

sejak pertama masuk

sekolah S.T.O.V.I.A

dia juga terlambat

beberapa bulan dan

berani melawan

direktur sekolah

demi menemui

ibunya di luar

asrama.

2 Partotenejo Baik (1) “Partotenejo alias

Patrokleooo dengan giat

tanpa pamrih membantu

aku mengejar

ketinggalanku”[61]

Dia orang yang baik

yang selalu giat

membantu temannya

belajar untuk

mengejar

ketertinggalannya

dalam pelajaran

tanpa pamrih. Dia

juga suka

meminjamkan buku

catatanya pada

temannya. Akan

tetapi, dia penakut.

Dia tidak berani

melawan teman-

teman asramanya

yang

memperlakukannya

secara semena-

mena. Dia hanya

Penakut (2) “dia adalah orang yang

tidak berani melawan

kalau orang-orang itu

mengganggunya”

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 9: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

71

diam ketika teman-

temannya mulai usil

padanya.

3 Mei Setia pada suami (1) “aku lari memburu.

Mereka berjalan sejajar

dan tidak terlalu dekat.

Tiba-tiba aku lihat

temannya menarik

tangan Mei, dan istriku

menyingkirkan tangan

itu” [217]

Dia istri kedua yang

sangat setia pada

suaminya. Ternukti

dengan kesetiannya

menjaga cintanya

pada suaminya

ketika teman

organisasinya mulai

menarik tanganya

tetapi dia

menyingkirkan

tangan itu. Dia juga

setia menemani

suaminya dalam

menulis dan juga

berdiskusi tentang

pembentukan

organisasi. Selain

itu, dia juga

memiliki sifat yang

terbuka. Hal ini

terlihat sejak dia

berkenalan dengan

suaminya. Dia

menceritakan segala

masalah pribadinya.

Dia juga baik dan

penurut pada

suaminya. Dia

menuruti perkataan

suaminya yang

menyuruh dia untuk

mengurus diri dan

menjaga

kesehatanyya. Akan

tetapi, pada akhirnya

dia sering keluar

malam untuk

mengurusi

Terbuka (2) “mengherankan

keterbukaan gadis ini”

[96]

Penurut/Baik (3) “dulu dia memang baik,

penurut, selalu tinggal di

rumah pada waktunya.

Sekarang jarang

kelihatan dan

nampaknya lebih suka di

jalanan.” [218]

Aktif/suka keluar

malam

(4) “suka keluar malam

dengan kegiatan yang

tidak jelas

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 10: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

72

organisasi

bangsanya

Tionghoa. Dia mulai

aktif dengan segala

kegiatannya yang

akhirnya membuat

kesehatannya

memburuk dan

akhirnya meninggal

dunia.

4 Ter Haar Membela Minke (1) “dengan menulis,

dengan pengalaman

sebanyak itu, lahir dan

batin. Nampaknya ia

akan jadi siswa yang

cukup maju, Tuan. [25]

Dia sahabat yang

baik. Dia sangat

mendukung aktivitas

sahabatnya bahkan

usahanya dalam

mendirikan

organisasi. Dia

bahkan sering

membela sahabatnya

itu di depan kepala

sekolahnya dan juga

gubernur. Dialah

sahabat yang telah

memperkenalkan

Minke pada

gubernur Belanda

dan juga

memperkenalkan

bakat menulisnya.

Dia juga sosok yang

arif dan bijak.

Bahkan di saat

perang, dia selalu

setia menulis surat

untuk sahabatnya itu

untuk memberitahu

perkembangan

perang yang ada di

Bali.

Memotivasi Minke (2) “beruntung datang lagi

surat dari Ter Haar itu,

yang menaikkan kembali

semangatku” [277]

Arif (3) “temanku itu

nampaknya arif juga

akan ketidaktahuanku”

[31]

5 Jenderal

Van Heutsz

Ramah/Baik pada

Minke

“Van Heutsz Nampak mulai

tersinggung. Tawanya

hilang, keramahannya

lenyap. Kumisnya berayun-

ayun” [51]

Dia seorang

gubernur Belanda

yang menjabat pada

masa itu dan sangat

ramah pada Minke.

Dia bahkan

mempermudah

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 11: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

73

segala urusan Minke

dan sangat member

ruang padanya untuk

megembangkan

bakat menulisnya.

Selama

kepimpinannya,

Minke banyak

mendapat

keringanan dalam

mengurus segala

urusan Koran dan

organisasinya.

6 Ibu Badrun Baik/Penyayang (1) “denmas, ibu tidak

mengerti. Mengapa

denmas pilih tempat ini.

Kan disini tidak ada

gadis cemekel. Apa

perlu ibu carikan untuk

teman minum?” [73]

Dia ibu angkat yang

dipilih Minke

sekaligus rumahnya

menjadi tempat

tinggalnya di luar

asrama. Dari awal

pertemuan mereka,

Minke sudah

diperlakukan baik

olehnya. Dia sosok

ibu yang baik dan

penyayang terbukti

dengan mengangkat

anak yaitu menjadi

anaknya sendiri.

Dia juga

menyayangi Minke

dan istrinya deperti

anaknya sendiri. Dia

juga peduli dengan

permasalahan Minke

dan istrinya dan

memberikan solusi.

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 12: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

74

7 Bunda Lemah Lembut (1) “suaranya yang lemah

lembut menderu

menyambar-nyambar,

lebih perkasa dari

petirnya para dewa,

lebih ampuh dari

mantra semua dukun,

suara dari seorang ibu

yang mencinta” [75]

Dia sosok ibu yang

baik dan lemah

lembut. Dia selalu

sabar menghadapi

anaknya. Dia setia

mendengarkan keluh

kesah anaknya dan

mendukung segala

keputusannya

meskipun kadang

berseberangan

dengan keinginan

ayahnya. Selain itu,

dia juga ibu yang

sangat perhatian dan

penyayang. Terbukti

ketika dia beberapa

kali mengunjungi

anaknya di Batavia

dan datang jauh jauh

dari Bandung demi

melihat keadaan

anaknya. Dia juga

menyuruh anaknya

untuk menikah lagi

dan menerima gadis

Tionghoa untuk

diperistri oleh

anaknya. Dia selalu

menanyakan

kesulitan yang

dihadapi oleh

anaknya dan

mendoakan yang

terbaik buat cita-

citanya.

Perhatian/Penyayang (1) “seorang ibu selalu

mengampuni anaknya,

biarpun anak itu seperti

kau, yang baru pandai

membangun

kesengsaraan untuk

dirinya sendiri” [76]

(2) “aku datang terpanggil

oleh kesengsaraanmu,

nak. Surat-suratku tak

ada yang kau balas

selama ini” [76]

(3) “carilah istri, seorang

gasdis jawa sejati, biar

ada yang meringankan

penderitaanmu” [80]

(4) “kasihan, kau, nak,

tersiksa benar karena

pertanyaan bunda.

Lihat Bunda tak

menuntut apa-apa

darimu. Asal Bunda

dapat melihat kau

berbahagia, rasanya

lebih berbahagia lagi”

[83]

8 Sandiman Baik (1) “pada hari-hari

berikutnya ia

membuktikan diri

seorang pembantu

yang baik. Begitu

aku bangun tidur,

suratkabar telah

Dia seorang

pembantu yang

mengabdikan

dirinya untuk

membantu kegiatan

tuannya. Dia baik,

setia, dan penurut.

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 13: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

75

tersedia di dekat

kopi dan sarapan di

ruang depan” [272]

Terbukti ketika dia

selalu melakukan

apapun yang

diperintahkan

kepadanya. Dia juga

setia menemani dan

melindungi tuannya

dari serangan

musuh. Bahkan dia

rela berkorban demi

menjaga tuannya

dari serangan

musuh.

Setia (2) “Wardi dan

Sandiman, yang

mengetahui sesuatu,

mengirinkan di

belakangku.” [333]

(3) “atau Sandiman atau

Marko yang

mengawal. Kedua-

duanya tidak rela

melepas aku berjalan

sendiri.” [574]

(4) “bangun pagi itu

Sandiman dan Wardi

sudah berangkat

melakukan

tugasnya” [334]

9 Wardi Setia/Penurut (1) “Wardi dan

Sandiman, yang

mengetahui sesuatu,

mengirinkan di

belakangku.” [333]

(2) “bangun pagi itu

Sandiman dan Wardi

sudah berangkat

melakukan

tugasnya” [334]

Dia yang membantu

temannya

mendirikan Koran

„Medan‟. Dia

teman yang setia

dan penurut pada

temannya. Dia

menuruti perintah

Minke kepadanya

dan selalu

memberikan yang

terbaik atas tugas-

tugasnya. Dia

menjadi sahabat

yang berperan

penting dalam

membantu

10 Marko Pekerja Keras (1) “dalam beberapa

bulan Marko telah

menunjukkan

kemampuan

luarbiasa. Dari

seorang pembersih

kantor dan penjaga

keamanan, ia telah

Dia pria pekerja

keras. Dari awal dia

bekerja pada Minke,

dia telah

menunjukkan kerja

krasnya dan

melakukan yang

terbaik. Dia juga

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 14: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

76

dapat handset

sendiri.” [529]

bias mengerjakan

beberapa pekerjaan

di kantor dari mulai

menjadi penjaga

keamanan, dia juga

dapat handset sediri.

Dia juga seorang

yang setia pada

tuannya dengan

mengawalnya dalam

menjalankan

organisasi. Dia juga

penurut dan selalu

membantu

mengurus Koran

temannya dan

menyebar undangan

untuk pendirian

organisasi.

Setia (2) “atau Sandiman atau

Marko yang

mengawal. Kedua-

duanya tidak rela

melepas aku berjalan

sendiri.” [574]

Penurut (3) “set semua ini,

Marko. Muat

sebagai cerita

bersambung. Jangan

ada halaman cecer

atau rusak. Tak

bakal ada gantinya.

Keselamatan naskah

ini adalah juga

keselamatan jiwamu

sendiri. Baik Tuan.

Akan kubela naskah

ini Tuan.” [623]

11 Mama Baik/Bijaksana (1) “bagaimana kau,

Nak? Nampaknya

sudah baik. Kata

mama. Pangestu

mama, pangestu.

Suaranya begitu

manis dan lemah

lembut.

Dia mertua dari istri

pertama Minke. Dia

sangat perhatian dan

baik bahkan sangat

berjasa dalam

kesuksesan Koran

„Medan‟. Dia

mertua yang

bijaksana dan

penolong. Dia

mengirimkan

seorang juris untuk

membantu Minke

dalam penulisan

beritanya dan

membantu

masyarakat pribumi

dalam membela

haknya. Bukan

hanya itu saja.

Mama sosok yang

sangat baik dalam

membantu Minke

secara materi untuk

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 15: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

77

pendirian Koran

„Medan‟.

11 Prinses (1) Pemberani (2) “apa yang tuan-tuan

hendak akhiri?

Ulang Prinses untuk

ketiga kalinya.

“janganinjak

rumahku tanpa

ijinku. Akhiri

kunjungan tuan-tuan

ini; atau kutembak

tanpa ampun. [593]

(3) “istriku cukup

mengabdi pada

suami, dan itu sudah

mencukupi bagi

seorang pria pribumi

dari kalangan apa

pun dan di mana

pun” [587]

Dia istri ketiga

Minke. Dia

perempuan

pemberani yang

berani melindungi

suaminya dengan

menembak musuh

yang ingin

menghancurkan

keluarganya.

Bahkan dia berani

membunuh musuh

suaminya dengan

diam-diam. Dia

anak yang telah

diajarkan ayahnya

menembak sejak

kecil.

12 Mir

Frischboten

Baik/Perhatian “Mir dan Sandiman

mengantarkan aku dengan

taksi ke Buitenzorg. Mir

duduk di belakang menjaga

aku dan Sandiman bersama

sopir.” [647]

Dia teman yang baik

dan sangat

membantu Minke di

saat kesusahan. Dia

juga perhatian pada

Minke dengan

menanyakan status

perkawinan

sahabatnya itu. Dia

menyarankan Minke

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 16: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

78

untuk segera

menikah.

13 Hendrick Jujur/Baik “Frischboten seorang juris

yang jujur, dia akan

membantumu sepenuh hati”

[363]

Dia seorang juris

yang membantu

mendirikan Koran

„Medan‟. Dia orang

yang jujur dan

membantu sepenuh

hati. Dia sangat baik

pada Minke dan

senatiasa membantu

permasalahan yang

terjadi pada Koran

„Medan‟. Dia

mengabdikan

hidupnya untuk

bekerja pada Koran

Minke.

14 Ayah Keras/memiliki adat

Jawa yang kental

“kini ia tidak mearasa

terhina duduk sama tinggi

dengan anak dan

menantunya. Untuk pertama

kali ayahanda tidak merasa

rugi tidak mendapat

sembah. Mungkin ia sudah

merasa: di masa cucunya

kelak sembah akan hilang

dari bumi dan manusia

Jawa, tinggal yang berhati

budak masih

melakukannya.” [171-172]

Dia seorang bupati

dan keras terhadap

anaknya. Dia

memiliki adat Jawa

yang sangat kental.

Hal ini sangat

bertentangan dengan

anaknya.

15 Robert

Shuurhorf

Jahat (1) “di belakangku

berdiri seorang

peranakan Eropa,

tinggi dan besar,

berkumis tebal.

Sebuah tongkat

rotan sedang

dilengkung-

lengkungkan dengan

dua belah tangan.

Petnya tenggelam

menutupi jidat.

Matanya melotot

dan giginya

Dia mata-mata

Belanda yang

digunakan untuk

menghancurkan

organisasi dan

Koran „Medan‟. Dia

bahkan tega

melakukan

kekerasan untuk

menghentikan

Minke. Dia selalu

menghalangi

kegiatan Minke

dalam membela hak

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 17: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

79

meringis” [333]

(2) “ditemukannya

penulis surat palsu

membuktikan

adanya seorang yang

samar-samar

mendalangi

perbuatan ini. Orang

itu adalah : Robert

Shuurhof” [377]

masyarakat pribumi.

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 18: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

80

LAMPIRAN IV

unsur-unsur Intrinsik dalam Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Toer

NO Alur Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Tor

Alur Kutipan Novel Keterangan

1 Maju :

pengungkapan

cerita berjalan maju

sesuai urutan waktu

(1) “Memasuki alam Betawi, memasuki

abad duapuluh, juga kau,

sembilanbelas! Selamat tinggal!”

[1]

(2) “Yang penting dalam 1904 bukan

hanya itu. Naiknya Gubernur

Jenderal Van Heutsz telah

menggelisahkan negeri-negeri

merdeka dalam kantong-kantong

Hindia Belanda” [174]

(3) “Tahun 1907 rasa-rasanya akan

lewat dengan cepat sekiranya tak

terjadi peristiwa yang cukup

meninggalkan kesan” [302]

(4) “Pada tahun 1908 sekarang Belanda

telah berhasil mempengaruhi Raja

Gianyar, yang melakukan serangan

terhadap benteng Toh Pati,

mengepung dan kemudian

menjatuhkannya” [324]

(5) “Tahun 1911 menjanjikan

pergolakan yang lebih meriah. [598]

Cerita novel berawal

dari abad duapuluh

pada tahun 1901.

Kemudian cerita

bergerak maju ke tahun

1904. Kutipan novel

tersebut mnunjukkan

alur maju.

Terdapat alur maju.

Karena cerita

menceritakan tahun

1907 yang bergerak

maju dari tahun

sebelumnya.

Terlihat bahwa cerita

pada novel tersebut

menggunakan alaur

maju dimana

menceritakan cerita

secara beruntun dari

tahun ke tahun.

Pada kutipan tersebut

alur yang digunakan

juga adalah alur maju.

Terlihat dari tahun yang

digunakan berjalan

maju dari tahun

sebelumnya.

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 19: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

81

LAMPIRAN V

unsur- unsur Intrinsik dalam Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Toer

Latar Novel „Jejak Langkah‟ Karya Pramoedya Ananta Toer

Latar Kutipan Novel Keterangan

Waktu Tempat Sosial

Betawi (1) “Akhirnya bumi Betawi

terhampar di bawah kaki,

kuhirup udara darat dalam-

dalam.” [1]

terjadi pada

abad

duapuluh dan

umunya

cerita terjadi

di Bandung

dan di kantor

redaksi.

Lingkungan

social yang

ada yaitu

lingkungan

pemerintahan

Belanda dan

lingkungan

masyarakat

pribumi.

Abad

duapuluh

(2) “memasuki alam Betawi

memasuki abad duapuluh,

juga kau, sembilanbelas!

Selamat tinggal!” [1]

S.T.O.V.I.A (3) “Hanya satu alamat aku kenal;

S.T.O.V.I.A ini. Betapa

menyakitkan”[12]

Kamarbola

De Harmonie

Lingkungan

pejabat

Belanda

(4) “Kamarbola De Harmonie itu

mempesonakan. Besar, megah

mewah” [12]

Rumah Ibu

Badrun

Lingkungan

masyarakat

sederhana

(5) “Rumah Ibu Badrun ternyata

cocok juga untuk mengucilkan

diri. Kemari juga surat-suratku

dialamatkan. Dan kemari juga

Bunda datang menegok. Itu

terjadi setelah tujuh bulan

belajar. Sehabis jam pelajaran

siang” [73-74]

Kamar (6) “Tergolek di dalam kamar,

sedang di lantai, di atas tikar,

anak-anak pungut Ibu Badrun

telah nyenyak tidurnya dalam

kukuban asap obat nyamuk.”

[87]

Sore hari Perpustakaan (7) “Di perpustakaan sore itu,

hanya karena iseng, kubuka-

buka bundle Lembaran Negara”

[91]

Kramat

Kantor surat

kabar

(8) “Keesokannya, sebelum

menjeguk Mei, aku pergi ke

Kramat, masuk ke sebuah

kantor surat kabar lelang dan

memperkenalkan diri” [134]

Bandung (9) “Kubawa Mei berlibur ke B”

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 20: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

82

[137]

Losmen (10) “Ia kutempatkan di sebuah

losmen milik orang Tionghoa,

baru kemudian aku tinggalkan

dia untuk pulang pada orang

tua” [138]

Jepara (11) “Perjalanan kami

selanjutnya adalah ke Jepara”

[144]

Betawi (12) “Kembali ke Betawi Mei

mulai tumbuh sehat” [160]

Malam hari Istana

Rijswijk

Lingkungan

sosial

pegawai

negeri

(13) “Pada malam yang telah

ditentukan bersama istri aku

ikut hadir di istana Rijswijk.”

[165]

Menjelang

matari

tenggelam

Di kursi

taman

Gubernur

Jenderal Van

Heutz

(14) “Beberapa menit kemudian,

menjelang matari tenggelam,

aku telah duduk di kursi taman

di hadapan Gubernur Jenderal

Van Heutsz” [204]

Keesokan

harinya

Kantor

Koran lelang

(15) “Keesokan harinya dengan

setumpuk jawaban para siswa

aku bekerja di kantor Koran

lelang” [214]

Jam 2

malam

Kwitang (16) “Jam dua malam aku baru

selesai dan langsung menuju

Kwitang” [214]

Hari

berikutnya

Serang (17) “Hari berikutnya rumah aku

serahkan pada Sandiman. Ke

Serang” [273]

Di Pendopo

Patih

Meester

Cornelis

Lingkungan

organisator

(18) “Suatu hari yang indah

dalam hidupku, Tuhan telah

membimbing aku memimpin

rapat di Pendopo Patih Meester

Cornelis.” [290]

malam Di

percetakan

(19) “Sampai di percetakan

malam itu juga perasaan malu

masih juga lekat” [332]

Bandung (20) “Utusan Raden Tomo telah

datang ke Bandung untuk

menagih janji” [382]

Kantor

Redaksi

(21) “Seorang utusan B.O.

berkunjung ke kantor redaksi,

menyampaikan undangan

untuk menghadiri kongres II

Budi Oetomo tahun itu juga di

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 21: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

83

Yogyakarta” [400]

Beberapa

hari

kemudian

(Desember

1908)

Yogyakarta (22) “Beberapa hari kemudian

berangkatlah aku ke

Yogyakarta. Desember 1908”

[402]

Kroyan (23) “Sampai di Kroya semua

penumpang turun untuk

berganti kereta yang telah

kecapean” [402]

Losmen

Bogowonto

(24) “Losmen Bogowonto penuh

penginap, kamarku sempit

dijejal bersama tiga orang

pengunjung Kongres.” [425]

Warung (25) “Waktu Hans alias Hadji

Moeloek datang bersama Mas

Sadikoen, terpaksa mereka

kubawa ke warung sebelah”.

[425]

Sala (26) “Dari Yogja aku perlukan

berkunjung ke Sala untuk

mendengar-dengar tentang

nasib orang-orang Legium

Mangkunegaran.” [443]

Jam

setengah

lima sore

Pemondokan

Prinses Van

Kasituta

(27) “Jam setengan lima sore.

Pemondokan Prinses Van

Kasiruta adalah rumah seorang

keluarga Belanda bernama

Doornenbos” [472]

Sore hari Lapangan (28) “Sore keesokan harinya aku

diterima oleh Van Heutsz di

bawah pricel di tengah-tengah

kehijauan lapangan rumput

luas.” [487]

Lima belas

hari

kemudian

Sukabumi (29) “Lima belas hari kemudian

atas permintaan Tuan Raja dan

keluarganya aku datang ke

Sukabumi, dan diminta

menginap.” [508]

Kramat Lingkungan

elit

(30) “Sebuah gedung bertingkat

dari kayu jati telah kubeli,

terletak di jalan Kramat” [566]

Jawa Lingkungan

organisasi di

pulau Jawa

(31) “Beberapa kali telah

kujalani turne keliling Jawa

untuk melihat perkembangan

organisasi dari dekat.” [574]

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 22: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

84

Rumah Dewi

Sartika

(32) “Untuk menghibur hatinya,

aku bawa ia ke rumah Dewi

Sartika” [585]

Rumah sakit (33) “Pada suatu hari, sebelum

memasuki kantor redaksi,

kuperlukan datang

memeriksakan diri pada

seorang dokter Jerman.” [588]

Blora Lingkungan

sosial

keluarga

(34) “Dengan Prinses dan dengan

pengawalan Sandiman dan

beberapa orang kami berlibur

di Blora untuk menegok sanak-

sanak di sana.” [607]

Stasiun Cepu (35) “Di stasiun Cepu hari

berikutnya ternyata bukan

hanya seorang yang datang.”

[616]

Buitenzorg (36) “Bersama dengan ayah

mertua aku pulang ke

Buitenzorg.” [623]

Naripan-I (37) “Kami berangkat ke

Naripan-I” [658]

Bank (38) “Begitu aku memasuki Bank

beberapa orang berhenti

bekerja, khusus untuk melihat

aku.” [664]

Kantor

Sekretariat

Keresidenan

(39) “Perjalanan aku teruskan ke

kantor sekretariat keresidenan.”

[681]

Lembang (40) “Begitu muncul, Sandiman

terus aku bawa ke Lembang

dengan taksi.” [682]

Siang (41) “Selamat siang! Kami sudah

lama menunggu-nunggu Tuan.”

[12

Jam lima

kurang

seperempat

(42) “Jam lima kurang

seperempat sore teman itu

sudah datang menjemput” [29]

Pagi

sepulang

sekolah

(43) “Pagi-pagi balik ke sekolah.

Langsung dipanggil Tuan

Direktur” [78]

Hari

minggu

berikutnya

(44) “Hari minggu berikutnya

aku sengaja mencarinya. Pagi-

pagi berangkat bersepeda” [92]

Tahun

1904

(45) “1904, tahun sangat penting

dalam kehidupan kami.

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 23: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

85

Bagaimana bisa dinamai

penting? Seperti petir di langit

cerah datang sepucuk surat

untukku dengan alamat

sekolah” [165]

Tahun

1907

(46) “Tahun 1907 rasa-rasanya

akan lewat dengan cepat

sekiranya tak terjadi peristiwa

yang cukup meninggalkan

kesan” [302]

Tahun

1908

(47) “Pada tahun 1908 sekarang

Belanda telah berhasil

mempengaruhi Raja Gianyar,

yang melakukan serangan

terhadap benteng Toh Pati,

mengepung dan kemudian

menjatuhkannya” [324]

Tahun

1911

(48) “Tahun 1911 menjanjikan

pergolakan yang lebih meriah.

Thamrin Mohammad Thabrie

mendapat instruksi untuk

melepaskan keanggotaanya.”

[598]

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 24: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

86

LAMPIRAN VI

Unsur-unsur Intrinsik dalam Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Toer

NO Sudut Pandang Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Tor

Sudut Pandang Kutipan Novel Keterangan

1 Sudut pandang orang

pertama.

Pengarang

menggunakan sudut

pandang sebagai orang

pertama yang terlibat

langsung dalam cerita

serta menceritakan

cerita berdasarkan

sudut pandangya

sendiri.

(1) “Akhirnya bumi Betawi

terhampar di bawah kaki, kuhirup

udara darat dalam-dalam” [1]

(2) “Aku datang untuk jaya, besar

dan sukses.” [1]

(3) “Aku tidak menggeragap.

Alhamdulilah. Aku satu-satunya

pribumi dan satu-satunya bocah.

Kehormatan dari seorang

Jenderal penakluk Aceh, kata

orang, adalah kehormatan juga.

Kurasai Ter Haar menyinggung

kakiku dengan sepatunya” [52]

(4) “aku periksa kembali salinan-

salinan itu, aku beri beralamat.

Jurutulis itu memasukkan ke

dalam sampul, memberinya

perangko.” [270]

(5) “aku kayuh sepedaku pelan-

pelan dalam malam sejuk itu. Di

atasku langit bertaburan bintang.

Di sekelilingku ketenangan kota

Betawi di waktu malam.” [330]

(6) “beberapa kali telah kujalani

turne keliling Jawa untuk melihat

perkembangan organisasi dari

dekat: atau Sandiman atau Marko

yang mengawal. [574]

Kata ganti aku atau

ku yang digunakan

dalam novel tersebut

menunjukkan posisi

pengarang sebagai

pelaku utama dan

memakai sudut

pandang orang

pertama.

Pengarang

menceritakan cerita

secara langsung

dengan melibatkan

dirinya sebagai

pelaku utama serta

memakai sudut

pandang sebagai

orang pertama yang

mengalami peristiwa

dalam cerita

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 25: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

87

LAMPIRAN VII

Unsur-unsur Intrinsik dalam Novel „Jejak Langkah‟ Karya Pramoedya Ananta Toer

NO Gaya Bahasa Novel „Jejak Langkah‟ karya pramoedya Ananta Toer

Gaya bahasa Kutipan Novel Keterangan

1 Majas Repetisi 1.“ Selamat tinggal, kau, laut.

Selamat tinggal semua yang telah

terlewati. Kau pun tak terkecuali,

selamat tinggal.” [1]

2.” Aku malu pada bumi di bawah

kakiku, pada langit di atasku, pada

semua manusia di lingkunganku.”

3. Di balik hidup adalah maut. Di balik

persatuan adalah kehancuran.”[575]

Kata „ selamat

tinggal‟ kata „pada‟,

dalam penggalan

novel tersebut dipakai

berulang-ulang.

Penggalan novel

tersebut menggunakan

majas repetisi

2 Majas Metafora (1) “ sekarang bahkan menukik jatuh

bersama panji-panjinya sekali: jadi

pesakitan hanya karena hendak

membangun kejayaan dalam satu

malam, Seperti Bandung Bondowoso

membangun prambanan.‟‟[1] (2) “ dalam keadaan seperti burung

kehujanan aku tandatangani surat

perjanjian sebagai eleve.” [14]

[3] “ hatinyaseperti padang pasir

sahara, kering kerontang. Laut pun

akan hilang terhisap bila dituangkan”

[59]

Penggalan novel

tersebut menggunakan

majas metafora

dengan

membandingkan satu

benda dengan benda

lain secara langsung

dengan menggunakan

kata seperti, laksana,

bagaikan, ibarat

3 Hiperbola (1) “ Laut pun akan hilang terhisap

bila dituangkan” [59]

(2) “ Ai, hatiku mekar sebesar

gunung” [368]

(3) “ Tinggal aku seorang kini

menggapai-gapai, bergerayangan

maju dalam kegelapan “[ 400 ]

Dalam penggalan

novel tersebut,

pengarang

menggunakan majas

hiperbola yang

melukiskan keadaan

secara berlebihan.

4 Personifikasi (1)” gelas-gelas itu berdiri sejajar

seperti dua kekasih kesepian” [ 108]

(2)” Guruh mendehem-dehem dan

petir mengerjap-erjap pusing sendiri.

Hujan tumpah tanpa bercadang”

Majas personifikasi

juga digunakan

pengarang dengan

melukiskan benda

mati berperilaku

seperti manusia. Kata

guruh mendehem-

dehem menunjukkan

seolah-olah guruh

berperilaku seperti

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335

Page 26: Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer Tema Novel â€Jejak Langkah

88

manusia.

5 Sarkasme (1) “ mereka tak tahu apa-apa kecuali

mencari rejeki dan membiakkan diri.

Oh, makhluk-makhluk dalam

peternakan!” [266]

(2) “ Binatang buas itu telah

mengundang dekat ke kandangnya.

Agar mudah keluar masuk sarangnya”

[345]

Majas sarkasme juga

digunakan dala

penggalan novel

tersebut. Majas ini

digunakan untuk

Sindiran yang paling

kasar.

Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335