BAB II LANDASAN TEORI - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/students/paper/penulisan...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/students/paper/penulisan...
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Elektrolisa
Elektrolisa adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik.
Alat elektrolisa terdiri atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau leburan),
dan dua elektroda, anoda dan katoda. pada anoda terjadi reaksi oksida sedangkan
pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi.
Pada suatu percobaan elektrolisa reaksi yang terjadi pada katoda bergantung
pada kecenderungan terjadinya reaksi reduksi. Elektrolisa NaCl pada berbagai
keadaan menunjukkan pentingnya suasana sistem yang dielektrilisa. Jika larutan
NaCl yang sangat encer dielektrolisa menggunakan elektroda platina maka reaksi
pada kedua elektroda sebagai berikut ;
anoda : 2 H2O →O2 + 4 H+ + 4 e
katoda : 2 H2O + 2 e → H2 + 2 OH-
Jika larutan cukup pekat, reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
anoda : 2 Cl- → Cl2 + 2 e
katoda : 2 H2O + 2 e → H2 + 2 OH-
Jika leburan NaCl dielektrolisis maka reaksi pada elektroda adalah sebgai berikut :
6
anoda : 2 Cl- → Cl2 + 2 e
katoda : Na+ + e → Na
Jika pada elektrolisis larutan NaCl digunakan raksa sebagai katoda, reaksi-reaksi pada
elektroda adalah sebagai berikut :
anoda : 2 Cl- → Cl2 + 2 e
katoda : Na+ + e → Na
Natrium yang berbentuk melarut dalam raksa membentuk amalgam.
Melanjutkan percobaan Michelson dan Carlisle tentang elektrolisa, Michael
Faraday (1791-1867) pada tahun 1833 mengemukakan gagasan terkuantisasinya
muatan listrik menjadi unit-unit muatan, dengan menunjukkan bahwa jumlah zat yang
beraksi pada elektroda-elektroda sel elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah arus
yang melalui sel tersebut. Selain dari pada itu ia membuktikan bahwa jika jumlah
arus tertentu mengalir melalui beberapa sel elektrolisa, maka akan dihasilkan jumah
ekivalen masing-masing zat.
Yang kemudian oleh Stoney pada tahun 1874, dan diperkuat oleh J.J.
Thomson pada tahun 1897, dihipotesiskan adanya zarah pembawa unit muatan listrik,
yang lalu dinamakan elektron. Sebagaimana resin, elektron itu dikatakan
menghasilkan muatan listrik negatif maka elektronpun dikatakan bermuatan listrik
negatif.
7
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan
listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)
metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung
metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif
dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan"
selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena
kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di
awan.
Gambar 2.1 prinsip dasar kapasitor
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk
dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1
coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat
bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan
8
tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus
dapat ditulis :
Q = C.V
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Kelompok kapasitor elektrolitik terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan
dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk
kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa
kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya
menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif
katoda. Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium,
magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat
dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi
ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas.
Elektroda metal yang dicelup kedalam larutan elektrolit (sodium borate) lalu diberi
tegangan positif (anoda) dan larutan elektrolit diberi tegangan negatif (katoda).
Oksigen pada larutan elektrolit terlepas dan mengoksidai permukaan plat metal.
Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-
oksida (Al2O3) pada permukaannya.
9
Gambar 2.2 Kapasitor Elco
Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan
elektrolit (katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai
dielektrik.
Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak
digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah
adalah Aluminium. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium
ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang
kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan lain-lain, yang
sering juga disebut kapasitor elco.
Bahan elektrolit pada kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang
padat. Disebut elektrolit padat, tetapi sebenarnya bukan larutan elektrolit yang
menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida.
Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun
menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu
10
kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus
bocor yang sangat kecil. Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi
relatif mahal.
Namun disini penulis membahas Elektrolisa dengan cara melakukan
percobaan yang bertujuan menentukan tara kimia listrik dan muatan elementer. Dan
teori percobaan dengan cara elektrolisa ini diharuskan menentukan besarnya tara
kimia listrik terlebih dahulu, bila arus listrik searah dialirkan melalui sel elektrolit
yang berisi larutan garam AB, maka garam tersebut akan terurai sebagai berikut :
AB→ A+ + B‾
Ion yang bermuatan positif akan menempel pada elektroda negatif (katoda). Dengan
menimbang katoda sebelum dan sesudah dialiri arus listrik, maka dapat diketahui
jumlah logam yang menempel pada elektroda tersebut.
…………………………(1)
dimana :
W = Jumlah massa yang diendapkan
z = Tara kimia listrik
I = Arus listrik
t = Waktu elektroda
W = z I t
11
Percobaan elektrolisa diatas dapat digunakan untuk menghitung muatan
elementer dari percobaan millikan. Setiap ion tembaga menerima dua muatan
elektron dari katoda yang mengakibatkan ion itu menjadi atom netral dan menempel
pada elektroda tersebut. Apabila terdapat N atom Cu yang dipindahkan, jumlah
muatan listrik yang berpindah ialah 2 e N. Maka muatan elementer dapat dihitung,
………………….(2)
dimana :
e = Muatan elementer (Coulomb)
A = Berat atom Cu (63,5 gram / mole)
W = Jumlah massa yang diendapkan
N0 = Bilangan Avogadro (6,02 x 1023 atom / mole)
Gambar 2.3 Rangkaian elektrolisa
2.1.1 Tara Kimia Listrik
Tara kimia listrik adalah sel elektrolit (larutan elektrolit) yang berisi larutan
garam (CuSO4) dialiri arus listrik searah dan sel-sel elektrolit itu akan terurai dan
AIt e =
2WN0
K AK Acatu daya
A
RG
+-
12
berkumpul pada elektroda-elektrodanya. (Petunjuk Praktikum Fisika Dasar STMIK
Jakarta STI&K : Hal 31–32 : 2002)
Dan cara menghitung besanya tara kimia listrik digunakan rumus sebagai
berikut :
……….……………….(3)
dimana :
z = Tara kimia listrik
∆W = Jumlah zat yang diendapkan
I = Besarnya arus listrik yang digunakan
t = Lamanya waktu pelapisan dalam detik
2.1.2 Muatan Elementer
Sejarah kelistrikan diawali dengan diamatinya bahan ambar atau resin yang
bahasa Yunaninya elektron, hal yang apabila digosok dengan kulit binatang berbulu
akan dapat menarik benda-benda halus dan ringan yang setelah menempel padanya
lalu ditolaknya.
Sifat demikian ternyata tertularkan pada benda lain yang disinggungkan atau
ditempelkan padanya, yang oleh karenanya benda itu lalu dikatakan bermuatan ke-
ambar-an atau resinious.
∆W z =
It
13
Hal yang sama ternyata terjadi pula pada kaca yang digosok dengan kain
sutera, yang penularannya menjadikan benda lain yang ditempelkan padanya
bermuatan ke-kaca-an atau vitrious.
Pada tahun 1733, Francois du Fay menemukan kenyataan bahwa di alam
hanya ada 2 jenis muatan saja, yakni muatan resinious dan muatan vitrious, dan 2
benda yang muatannya sama akan tolak-menolak dan sebaliknya 2 benda akan tarik-
menarik jika muatannya berbeda.
Kemudian Benyamin Franklin (1706-1790) menemukan kenyataan bahwa 2
jenis muatan resinious dan vitrious itu kalau digabungkan akan saling meniadakan
seperti halnya dengan bilangan positif dan negatif. Sejak itu muatan resinious disebut
muatan listrik negatif dan muatan vitrious disebut muatan listrik positif.
Dan cara menghitung besarnya muatan elementer digunakan rumus sebagai
berikut :
………………….(4)
dimana :
e = Muatan elementer
∆W = Jumlah massa yang diendapkan
I = Besarnya arus listrik yang digunakan
t = Lamanya waktu pelapisan dalam detik
N0 = Bilangan Avogadro (6,02 x 1023 atom / mole)
A = Berat atom Cu = 63,5 gram / mole
AIt e =
2∆WN0
14
2.1.3 Peralatan yang dibutuhkan
1. Sel elektrolit larutan CuSO4
Berfungsi sebagai suatu larutan tembaga sulfat yang digunakan untuk
mediator konduktor hantaran listrik yang akan dilihat berapa banyak kristal
tembaga yang menempel pada elektroda atau plat katoda tembaga (Cu).
2. Elektroda tembaga (Cu)
Lempengan tembaga atau plat katoda yang akan dicelupkan pada tembaga
sulfat.
3. Catu daya DC
Berfungsi sebagai alat sumber tenaga atau sumber listrik.
4. Amperemeter
Berfungsi sebagai alat pengukur besarnya arus listrik yang mengalir.
5. Pengering elektroda tembaga (Cu)
Berfungsi sebagai media pengering yang digunakan untuk mengeringkan
lempengan tembaga atau plat katoda.
6. Amplas
Berfungsi untuk membersihkan plat katoda.
7. Hambatan geser
Berfungsi sebagai alat untuk menstabilkan arus listrik yang mengalir.
8. Timbangan
Berfungsi sebagai alat mengukur berat plat katoda agar diketahui jumlah
massa sebelum dan sesudah diendapkan pada sel elektrolit larutan CuSO4.
15
9. Stopwatch
Berfungsi sebagai alat mengukur waktu yang ditentukan saat melakukan
percobaan praktek
Gambar 2.4 Peralatan Untuk Percobaan Elektrolisa
2.2 Definisi Kesalahan
Dalam pencarian suatu nilai atau pengukuran, selalu dihadapi suatu kesalahan
sehingga nilai yang di dapat seringkali berlainan, yaitu antara nilai yang di dapat
dengan menggunakan rumus. Salah satu contoh, misalnya akan membandingkan nilai
data pengamatan praktikum dengan nilai data pengamatan berdasarkan perhitungan
atau rumus. Nilai yang didapatkan kadang berlainan, walaupun tidak jauh berbeda,
hal ini tergantung dari metode yang digunakan. Bila menemukan hal seperti itu,
berarti telah mengalami suatu kesalahan, semakin kecil suatu nilai kesalahan, maka
nilai tersebut semakin mendekati nilai aslinya. Jadi fungsi kesalahan adalah untuk
mengetahui sejauh mana nilai yang diinginkan mendekati nilai yang sebenarnya.
_z =
∑zn
16
Kesalahan Relatif
Suatu pengukuran yang dilakukan pada praktikum dan mendapatkan nilai,
disebut kesalahan relatif. Dibawah ini adalah rumus-rumus yang digunakan dalam
menentukan praktikum elektolisa :
1. Menghitung besarnya tara kimia listrik
a.
(gr / A dt)………………..(5)
b.
(gr / A dt)………..…….(6)
c.
(gr / A dt)………………..(7)
d.
…………..(8)
∆z = √n. ∑z2 - (∑z)2
n2 . (n-1)
zperc
= ( z ± ∆z )
Kesalahan Relatif = _ x 100 % z
∆z
17
dimana :
∑z = Jumlah tara kimia listrik
n = Jumlah data
∆z = Perubahan tara kimia listrik
_z = Rata-rata kimia listrik
2. Menghitung besarnya muatan elementer
a.
(Coulomb)………(9)
b.
(Coulomb)………(10)
c.
(Coulomb)………(11)
d.
(Coulomb)………(12)
∆e = √n. ∑e2 - (∑e)2
n2 . (n-1)
_e =
∑en
eperc
= ( e ± ∆e )
Kesalahan Relatif = _ x 100 % e
∆e
18
Kesalahan Literatur
Apabila suatu pengukuran tertentu diulang beberapa kali, maka nilai yang
didapat pada umumnya tidak sama, karena itulah kesalahan yang ditimbulkannya
disebut kesalahan literatur (pengamatan). Faktor-faktor yang menyebabkan adalah
kesalahan menaksir (estimasi) dan kondisi yang tidak stabil.
Rumusnya :
Tara kimia listrik
……..(13)
zlit = 3,26 x 10-4 gr / A dt
Muatan elementer
.….(14)
elit = 1,6 x 10-19 Coulomb
2.3 Tujuan Praktek Elektrolisa
Tujuan dari praktek elektrolisa yaitu untuk menentukan tara kimia listrik dan
muatan elementer dengan cara elektrolisa, seperti pembuktian yang disebut
a. Hukum Faraday I : “jumlah zat yang dihasilkan pada elektroda sebanding dengan
jumlah arus yang dialirkan pada zat tersebut”
Kesalahan literatur = x 100% z
lit
zperc
- zlit
Kesalahan literatur = x 100% e
lit
eperc
- elit
19
b. Hukum Faraday II : “jumlah zat-zat yang dihasilkan oleh arus yang sama didalam
beberapa sel yang berbeda sebanding dengan berat ekuivalen zat-zat tersebut”.
Jadi Hukum Faraday ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
dengan
M = jumlah zat
Q = jumlah listrik dalam Coulomb
A = Massa atom
F = tetapan Faraday (1 Faraday 96 500 Coulomb)
n = perubahan elektron (A/n = berat ekivalen)
2.4 Sekilas Tentang Turbo Pascal
Bahasa pascal merupakan salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi
yang mempunyai beberapa kelebihan, merupakan bahasa yang memungkinkan
penulisan pemrograman menjadi lebih baik.
Pascal adalah bahasa tingkat tinggi (High Level Language) yang orientasinya
pada segala tujuan. Dirancang oleh Prof. Niklous Wirth dari Tekhnikal University di
Zurich, Swiss. Nama pascal diambil sebagai penghargaan terhadap Blaise Pascal, ahli
matematika dan philosopy terkenal di abad 17 dari prancis. Pascal diciptakan untuk
20
membantu mengajar program komputer secara sistematis, khususnya untuk
memperkenalkan pemrograman yang terstruktur (Structured Programing). Pascal
adalah bahasa yang ditujukan untuk membuat program terstruktur.
Ada beberapa versi dari pascal seperti : UCSD (University of California at
San Diego Pascal), Apple Pascal, Turbo Pascal dan sebagainya. Pada masa itu, pascal
hanya dapat dipergunakan komputer-komputer besar UCSD yang melapori aplikasi
pascal berbagai jenis mesin kompuer, termasuk pada mini komputer dan
mikrokomputer. (H.M Jogiyanto, Teori dan Aplikasi Program komputer Bahasa
Pascal : Hal 1 : 1995)
2.4.1 Sejarah Bahasa Pascal
Bahasa pascal, dirancang tahun 1970 oleh seorang ahli ilmu komputer dari
swiss yang bernama Niklous Wirth. Bahasa pascal mempunyai akar dalam bahasa
ALGOL 60, ALGOL W dan suatu ide yang tertuang dalam tulisan Hoorie yang
berjudul “Notes on Data Structure”
Bahasa pemrograman pascal mendukung cara pemrograman yang sistematis,
sehingga urutan perintah yang dituliskan terstruktur menurut logika yang lebih
sederhana atau biasa disebut teknik pemrograman terstruktur (Structure
Programming).
Pada dasarnya prinsip utama dari pemrograman terstruktur itu adalah jika
ada suatu proses telah sampai pada suatu titik tertentu, maka proses selanjutnya tidak
boleh melompat lagi kebaris sebelumnya, kecuali untuk proses berulang, sehingga
teknik pemrograman terstruktur ini sering disebut sebagai “Go To Less
21
Programming”. (H.M Jogiyanto, Teori dan Aplikasi Program komputer Bahasa
Pascal : Hal 3 : 1995)
2.4.2 Struktur Program Pascal
Program adalah kumpulan instruksi atau perintah yang disusun sehingga
mempunyai urutan logika yang benar untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Dengan demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
program, khususnya mengenai aturan penulisan.
Program Nama-program (nama program)
User {deklarasi piranti}
Label {deklarasi label}
Const {deklarasi konstanta}
Type {deklarasi tipe data}
Procedure ;
Function ;
Begin
{awal program utama}
<statement-statement dari program nama-program>
{akhir program}
End.
22
Struktur program pascal dapat dilihat pada gambar diatas ini. Program biasa
diawali dengan nama program, diikuti dengan deklarasi piranti, deklarasi label,
konstanta, tipe data, prosedur, fungsi dan akhir program utama.
2.4.3 Tipe Data dalam Pascal
Dalam pascal, semua perubah (variabel) yang akan dipakai harus sudah
ditentukan tipe datanya. Dengan menentukan tipe data suatu perubah, sekaligus
menentukan batasan nilai perubah tersebut dan jenis operasi yang dilaksanakan atas
perubah tersebut.
Adapun tipe datanya adalah sebagai berikut :
1. Tipe Integer
Adalah tipe data yang nilainya tidak mempunyai titik desimal dan didalam
tipe integer ini terdapat 5 tipe data lagi yaitu : shortint, integer, logint, byte,
word. Operator-operator yang dapat dikerjakan adalah : +, -, *, div, mod.
Contoh : Var Buku, Pensil, Total : Integer ;
2. Tipe Boolean
Data tipe boolean mempunyai dua nilai yakni true dan false, operator yang
dapat digunakan ialah and, or, not. Dan tipe ini biasanya digunakan sebagai
kondisi persyaratan yang akan menghasilkan nilai benar atau salah.
Contoh : if (umur > = 20) AND (umur < = 30)
23
3. Tipe Char
Dalam pascal char digumakan untuk mendefinisikan tipe data yang nilainya
merupakan himpunan karakter yang dikenal komputer. Tipe ini ditulis
diantara tanda petik (‘).
Contoh : b : = chr (a + 32) ; {chr (97) adalah huruf ‘a’}
4. Tipe Real
Konstanta tipe adalah bilangan yang berisi titik desimal dan nilainya bisa
negatif atau positif. Tipe real sendiri mempunyai 5 macam tipe data, yaitu :
real, single, double, extanded dan comp.
Contoh : Var E, m : real;
5. Tipe String
Data bertipe string adalah data yang berisi sederetan karakter yang banyak
bisa berubah-ubah sesuai kebutuhan, yaitu 1 sampai 255 karakter.
Contoh : Var
Nama : string;
6. Tipe Larik atau Array
Tipe larik atau array adalah tipe data terstruktur yang mempunyai komponen
dalam jumlah yang tetap dan setiap komponen mempunyai tipe data yang
sama. Posisi masing-masing komponen dalam larik atau array dalam nomor
indek parameter yang digunakan dapat berupa sembarang tipe integer,
kecuali longint.
Contoh ; Nama : array [1..20] of string [20]
24
7. Tipe Rekaman
Sama halnya dengan larik, rekaman (record) adalah sekumpulan data yang
berbeda hanya di dalam larik elemennya harus bertipe sama, sedangkan
rekaman dapat sama atau berbeda.
8. Tipe Himpunan
Himpunan (set) adalah kumpulan objek yang mempunyai tipe data sama dan
urutan penulisannya tidak diperhatikan.
9. Tipe Berkas
Berkas (file) adalah sekumpulan jumlah komponen yang bertipe sama, yang
jumlahnya tidak tertentu, dan biasanya tersimpan dalam media penyimpanan
luar. Berkas dapat berupa disk file yang media penyimpanannya berupa
cakram magnetis, pita magnetis, kartu plong atau dengan piranti logika yaitu
dengan statement input dan output (papan ketik dan layar tampilan).
10. Tipe Pointer
Tipe data yang memungkinkan pemakai untuk menggunakan perubah
bersifat dinamis.
2.4.4 Operasi Aritmatika
Ada beberapa operasi yang dapat dilakukan oleh pascal antara lain ;
1. Perkalian (*)
2. Pembagian (/) dan (div)
25
3. Sisa pembagian (mod)
4. Pertambahan (+)
5. Pengurangan (-).
Dan beberapa fungsi lain seperti : abs (harga mutlak), sqr (pangkat dua),
arctan (menghitung arctangent), cos (cosinus), exp (pangkat bilangan pokok atau
natural), ln (logaritma dengan bilangan natural), sin (sinus), sqrt (akar kuadrat), trunc
(memotong nilai).
2.4.5 Statement Masukan dan Keluaran
Setiap program yang dibuat dapat dikatakan selalu menggunakan statement
sebagai hasil oleh keluaran komputer agar dapat diketahui tetapi tidak semua program
memerlukan statement masukan walaupun presentasi sangat kecil.
Statement keluaran write dan writeln
Statement ini digunakan untuk mencetak hasil pengolahan data (keluaran).
Penggunaan dari kedua statement ini,adalah :
1. Write digunakan untuk mencetak beberapa argumen pada baris yang sama
2. Writeln yang tidak diikuti argumen hanya akan mencetak satu baris kosong
3. Writeln yang diikuti dengan argumen akan mencetak nilai argumen tersebut dan
berpindah ke baris berikutnya.
Statement masukan read dan readln
Statement read tidak memperhatikan batas baris, rinci data akan selalu dibaca
tidak tergantung apakah mereka ada dibaris yang sama atau tidak. Sedangkan
26
statement readln memulai pembacaan data pada posisi baris saat itu dan meneruskan
keawal baris baru setelah pembacaan selesai.
2.4.6 Pengulangan dan Pemilihan
Dalam pascal ada beberapa pilihan proses jika ditemukan suatu kondisi
tertentu dalam program. Adapun pemilihan proses tersebut adalah sebagai berikut :
a. If Then
Pilihan tunggal, yakni jika ada satu pilihan yang disediakan.
b. If Then Else
Pilihan ganda, yakni dengan memilih satu dari dua pilihan yang disediakan.
c. If Then Else If
Pilihan jamak, pemilihan proses yang disediakan lebih dari dua pilihan yang
harus dipilih salah satu.
d. Case
Pemilihan proses untuk sejumlah pilihan jawaban.
Sedangkan untuk proses pengulangan yang dapat digunakan dalam pascal
adalah sebagai berikut :
1. While Do
Statement ini akan terus dilaksanakan sampai kondisi yang dinyatakan tidak
terpenuhi
2. Repeat Until
Cara kerja dari statement ini adalah kebalikkan dari while do, pengulangan akan
terus dilaksanakan selama kondisi belum terpenuhi
27
3. For Do
Sama seperti statement while dan repeat, statement for digunakan untuk
statement pengulangan, perbedaannya dalam statement for pengulangan yang
dilakukan sudah ditentukan terlebih dahulu sebagai nilai awal dan nilai akhir.
2.5 Flowchart
Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di
dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama
untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Pada waktu akan
menggambarkan suatu bagan alir, analis sistem atau pemrogram dapat mengikuti
pedoman – pedoman sebagai berikut ini :
1. Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri dari
suatu halaman.
2. Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas.
3. Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan
berakhirnya.
4. Masing – masing kegiatan di dalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata
yang mewakili suatu pekerjaan, misalnya :
- “Persiapkan” dokumen
- “Hitung” gaji
5. Masing – masing kegiatan di dalam bagan alir harus di dalam urutan yang
semestinya.
28
6. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain harus ditunjukkan
dengan jelas menggunakan simbol penghubung.
7. Gunakanlah simbol – simbol bagan alir yang standar.
2.5.1 Program Flowchart
Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang
menjelaskan secara rinci langkah – langkah dari proses program. Bagan alir program
dibuat dari derivikasi bagan alir sistem. Bagan alir program dibuat dengan
menggunakan simbol. (Hartono Jogiyanto, Analis dan Disain Sistem Informasi : Hal
802 : 1999)
2.5.2 Simbol - Simbol Program Flowchart
Simbol Input / Output Simbol Input / Output
Digunakan untuk mewakili
data Input / Output.
Simbol Proses Simbol Proses
Digunakan untuk
Mewakili suatu proses.
Simbol Garis Alir Simbol Garis Alir (flow lines symbol)
Digunakan untuk menunjukkan
arus dari proses.
29
Simbol Penghubung Simbol Penghubung (connector symbol)
Digunakan untuk menunjukkan sambungan dari bagan
alir yang terputus dihalaman yang sama atau dihalaman
lainnya.
Simbol Keputusan Simbol Keputusan (decision symbol)
digunakan untuk suatu penyeleksian kondisi didalam
program.
Simbol Proses Terdefinisi Simbol Proses Terdefinisi (predifined process symbol)
Digunakan untuk menunjukkan suatu operasi yang
rinciannya ditunjukkan di tempat lain.
Simbol Persiapan Simbol Persiapan (preparation symbol)
Digunakan untuk memberi niali awal suatu besaran.
Simbol Titik Terminal Simbol Titik Terminal (terminal point symbol)
Digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari
suatu proses.
Gambar 2.5 Simbol – simbol yang digunakan di bagan alir program