BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria...

27
BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian Kematangan Karir Menurut Chaplin (2004), kematangan (maturation) diartikan sebagai: a. Perkembangan, proses mencapai kemasakan/ usia masak, b. Proses perkembangan yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun). Pengertian karir menurut Super dalam Sukardi (1994), karir adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja. Karir (career) atau vokasi (vocation) mengandung makna aktivitas bekerja yang darinya pelaku memperoleh imbalan finansial, kepuasan pribadi non finansial, membentuk (menjadi) gaya hidup, dan pelaku menghayati aktivitas bekerjanya sebagai panggilan hidup, dan aktivitas bekerja tersebut menjadi sumber kebahagiaan (Winkel, 2004). Berdasarkan pengertian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa karir adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja dan pengambilan keputusan menyangkut pekerjaan tersebut merupakan suatu proses yang 12 Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kematangan Karir

1. Pengertian Kematangan Karir

Menurut Chaplin (2004), kematangan (maturation) diartikan

sebagai:

a. Perkembangan, proses mencapai kemasakan/ usia masak,

b. Proses perkembangan yang dianggap berasal dari keturunan, atau

merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).

Pengertian karir menurut Super dalam Sukardi (1994), karir adalah

sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, dan kedudukan yang

mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja. Karir (career) atau vokasi

(vocation) mengandung makna aktivitas bekerja yang darinya pelaku

memperoleh imbalan finansial, kepuasan pribadi non finansial,

membentuk (menjadi) gaya hidup, dan pelaku menghayati aktivitas

bekerjanya sebagai panggilan hidup, dan aktivitas bekerja tersebut

menjadi sumber kebahagiaan (Winkel, 2004).

Berdasarkan pengertian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa karir

adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang

mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja dan pengambilan

keputusan menyangkut pekerjaan tersebut merupakan suatu proses yang

12

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

13

panjang serta pekerjaan itu sendiri berkembang walaupun dalam

pekerjaan yang sama.

Super dkk (dalam Komandyahrini dan Hawadi 2008) membagi

proses perkembangan karir atas lima tahap, yaitu:

a. Tahap pertumbuhan (Growth), dari lahir sampai usia 14 tahun.

Pada awal tahap ini, kebutuhan akan fantasi merupakan hal yang

dominan. Konsep diri yang dimiliki seseorang terbentuk melalui

identifikasi terhadap figur-figur kunci dalam keluarga dan dalam

lingkungan sekolah.

Tahap pertumbuhan (growth) terdiri dari 3 sub tahap, yaitu:

1) Sub tahap fantasi, usia 4-10 tahun

Ditandai dengan minat anak yang berangan-angan atau berfantasi

menjadi seorang yang diinginkan.

2) Sub tahap minat, usia 11- 12 tahun

Tingkah laku yang berhubungan dengan karir sudah mulai

dipengaruhi oleh kesukaan anak.

3) Sub tahap kapasitas, usia 13- 14 tahun

Individu mulai mempertimbangkan kemampuan pribadi dan

persyaratan pekerjaan yang ia inginkan.

b. Tahap penjajagan, usia 15- 24 tahun

Individu banyak melakukan penjajakan atau pencarian terhadap karir

apa yang cocok dengan dirinya. Tahap ini terdiri dari 3 sub tahap,

yaitu:

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

14

1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengkristalisasi

pilihan pekerjaan. Perkembangan karir bersifat lebih internal.

Individu mulai dapat menggunakan pilihannya dan mulai dapat

melihat bidang serta tingkat pekerjaan yang sesuai dengan dirinya.

2) Sub tahap peralihan, usia 18- 21 tahun

Perkembangan pada masa ini yaitu mengkhususkan pilihan

pekerjaan.

3) Sub tahap uji coba, usia 22- 24 tahun

Tugas perkembangan pada masa ini adalah mengimplementasikan

pilihan pekerjaan.

c. Tahap pemantapan/ kemantapan (Establisment), usia 25- 44 tahun

Tahap ini ditandai dengan masuknya individu ke dalam dunia

pekerjaan yang sesuai dengannya sehingga ia akan bekerja keras untuk

mempeetahankan pekerjaannya tersebut. merupakan masa paling

produktif dan kreatif. Tahap ini terdir dari 2 sub tahap, yaitu:

1) Sub tahap percobaan dengan komitmen (Trial with

Commitment), pada usia 25- 30 tahun

Individu sudah merasa nyaman dengan pekerjaanya sehingga ingin

terus mempertahankannya. Tugas perkembangan pada tahap ini

yaitu menstabilitasi pilihan pekerjaan

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

15

2) Sub tahap kemajuan (Advancement), usia 31- 44 tahun

Ada dua tugas perkembangan yang harus dipenuhi individu pada

masa ini. Pertama, individu mengkonsolidasi pilihan pekerjaannya.

Pada fase ini, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja menjadi

tujuan utama. Tugas yang kedua adalah melakukan peningkatan

dalam dunia pekerjannya.

d. Tahap pemeliharaan (Maintenance), usia 45- 59 tahun

Individu telah menetapkan pilihan pada suatu bidang karir sehingga

mereka hanya tinggal menjaga atau memelihara pekerjaan. Super

menjelaskan bahwa ada tiga tugas perkembangan yang harus dipenuhi

oleh individu pada tahap ini yaitu mempertahankan, keeping-up, dan

menginovasi pekerjaannya.

e. Tahap penurunan (Decline stage), dimulai pada usia 60 tahun- 64 tahun,

ada dua tugas perkembangan pada sub tahap ini, yaitu:

1) mengurangi tingkat pekerjaan secara efektif serta mulai

merencanakan pensiun. Hal ini ditandai dengan adanya

pendelegasian tugas atau kaderisasi sebagai salah satu langkah

mempersiapkan diri menghadapi pensiun.

2) Sub tahap pensiun, usia 70 tahun

Fase ini ditandai dengan masa pensiun dimana individu akhirnya

mulai menarik diri dari lingkungan kerjaanya.

Dapat disimpulkan bahwa proses perkembangan karir

merupakan tahapan dalam usaha untuk menyelesaikan tugas

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

16

perkembangan karir pada masa-masa tertentu individu. Proses yang terjadi

diawali dengan mulai pembentukan konsep diri serta pengenalan terhadap

karir. Selanjutnya proses mengenal lebih jauh pilihan dan mempersiapkan

diri untuk mencapai karir yang diharapkan. Memasuki pilihannya dan

penyesuaian diri setelah hal tersebut individu berusaha mempertahankan

dan meningkatkan inovasi kerjanya. Proses terakhir, individu mulai

mempersiapkan diri menghadapi masa pensiunnya.

Pada masa- masa tertentu dalam hidupnya individu dihadapkan

pada tugas-tugas perkembangan karir (vocational developmental task)

tertentu, yaitu:

1. Perencanaan garis besar masa depan (Crystallization) antara 14-18

tahun, yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri

dan situasi hidupnya

2. Penentuan (Specification) antara umur 18-24 tahun, yang bercirikan

mengarahkan diri ke bidang jabatan tertentu dan mulai memangku

jabatan tertentu

3. Pemantapan (Establishment) antara 24-35 tahun, yang bercirikan

membuktikan diri mampu memangku jabatan yang terpilih

4. Pengakaran (Consolidation) sesudah umur 35 tahun sampai masa

pensiun, yang bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh

senioritas (Super dalam Winkel, 1991).

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan teori diatas yaitu bahwa

individu memiliki tugas perkembangan karir pada masa-masa tertentu.

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

17

Tugas perkembangan karir tersebut diawali dari perencanaan masa depan,

mengarahkan diri sendiri kebidang yang tertentu, memantapkan diri dalam

pilihan bidang yang ditentukan dan konsolodasi sebagai tugas akhir

perkembangan karir.

Menurut Seligman (dalam Komandyahrini dan Hawadi 2008)

mendefinisikan bahwa terdapat lima faktor utama yang mempengaruhi

perkembangan karir seseorang, yaitu: keluarga, sosial ekonomi, gender

(jenis kelamin), faktor individual, dan dunia pekerjaan. Selain kelima

faktor di atas, ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kematangan

karir, yaitu faktor usia.

Super (dalam Zulkaida dkk 2007)mendefinisikan kematangan karir

sebagai keberhasilan seseorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan

karir yang khas pada tahap perkembangan tertentu.sedangkan menurut

Yost & Corbishly (dalam Komandyahrini dan Hawadi 2008) mengatakan

bahwa kematangan karir adalah keberhasilan dan kesiapan seseorang

untuk bernegosiasi dan membuat keputusan-keputusan karir sesuai dengan

tahapan perkembangan karirnya.

Menurut Rice & Dolgin (dalam Kumalaningtyas 2007),

kematangan pilihan karir adalah suatu kesiapan mental seseorang akibat

dari pengalaman yang telah diperolehnya untuk memilih karir, mengambil

keputusan karir, dan kemandirian untuk menghasilkan uang. Pendapat lain

mengatakan bahwa kematangan pilihan karir adalah penugasan tugas

perkembangan karir dari tingkat usia atau keefektifan dalam menangani

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

18

masalah khas pada tahap perkembangan usianya (Pietrofesa & Splete,

1975).

Kesimpulan dari teori diatas, kematangan karir adalah kesiapan diri

dan keberhasilan individu untuk melakukan tugas-tugas dalam

perkembangan karir sesuai dengan tahapan tertentu.

2. Faktor-faktor Kematangan Karir

Super & Overstree (dalam Kumalaningtyas 2007), mengemukakan

variabel yang mempengaruhi tingkat kematangan pilihan karir, yaitu:

a. Faktor biososial

Meliputi usia dan intelegensi. Faktor ini akan mempengaruhi

spesifikasi informasi yang diperoleh, perhatian, perencanaan, dan

penerimaan tanggung jawab pada pemilihan karir. Seseorang dengan

intelegensi yang tinggi akan lebih efektif dalam merencanakan karir.

b. Faktor lingkungan meliputi tingkat pekerjaan orang tua, kurikulum

sekolah, stimulasi kultur, kohesivitas keluarga.

c. Faktor pekerjaan meliputi lapangan kerja yang tersedia dan sifat

pekerjaan.

d. Faktor kepribadian meliputi konsep diri, kebutuhan, dorongan, dan

pola interaksi dengan lingkungan sosial.

e. Faktor prestasi remaja meliputi tingkat pendidikan, prestasi yang

diraih, keterlibatan dalam pendidikan di sekolah, dan kemandirian.

Miller & Form (dalam Pietrofesa & Splete 1975) menyebutkan

bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan karir yaitu:

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

19

sosialisasi anak dalam keluarga, pekerjaan dan tingkat pendidikan orang

tua, partisipasinya dalam kerja part-time ketika masih sekolah, dan

pencapaian pendidikan yang sukses. Sumber lain menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi antara lain kepribadian, ketertarikan terhadap

reward, ketersediaan informasi, pengalaman, pengetahuan tentang diri dan

pekerjaan, dan kemauan untuk meninjau aktivitas pilihan karir.

Enam faktor menurut Super dan Thompson (dalam Komandyahrini

dan Hawadi, 2008) yang mengidentifikasikan kematangan karir seseorang,

yaitu:

a. Kesadaran akan kebutuhan untuk membuat rancana ke depan.

Termasuk didalamnya adalah kesadaran seseorang dalam membuat

perencanaan karirnya.

b. Kemampuan mengambil keputusan

c. Informasi umum mengenai karir

d. Pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan sumber informasi

e. Pengetahuan mengenai dunia kerja dan kemampuan (skills)

f. Informasi yang lebih rinci mengenai pekerjaan

Menurut Seligman (dalam Komandyahrini dan Hawadi 2008),

faktor kematangan karir yang positif secara umum ditandai oleh suatu

urutan proses kehidupan yang meliputi antara lain :

a. Meningkatnya kesadaran diri

b. Meningkatnya pengetahuan akan pilihan-pilihan karir yang sesuai

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

20

c. Meningkatnya kesesuaian antara kemampuan, minat dan nilai dengan

karir yang diinginkan

d. Meningkatnya kesadaran akan karir yang diinginkan

e. Meningkatnya kemampuan perencanaan dan kesuksesan karir

f. Meningkatnya sikap yang berhubungan dengan karir (orientasi

berprestasi, kemandirian, perencanaan komitmen, motivasi, efikasi

diri)

g. Meningkatnya kepuasan dan kesuksesan dalam perkembangan

karirnya.

Faktor yang mengidentifikasi kematangan karir seseorang yaitu

kesadaran mengenai diri, pengetahuan mengeanai karir, kemampuan

perencanaan danpengambilan keputusan mengenai karir termasuk efikasi

diri. Selain itu faktor biososial yang meliputi usia dan intelegensi, dan

faktor lingkungan juga menjadi faktor yang mempengaruhi kematangan

karir.

Super (dalam Zulkaida dkk 2007) dan Tarsidi (2007)

mengidentifikasikan enam dimensi yang relevan dengan kematangan karir

remaja yaitu:

a. Orientasi terhadap pilihan karir

Yakni sejauh mana individu menyadari kebutuhan untuk memilih

suatu pekerjaan dan menyadari barbagai faktor yang berkaitan dengan

pemilihan pekerjaan tersebut

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

21

b. Informasi dan perencanaan

Yakni informasi yang reliabel yang dimiliki oleh individu untuk

membuat keputusan karir dan untuk membuat perencanan masa

depan yang logis dan kronologis

c. Konsistensi minat pekerjaan

Mengenai seberapa minat pekerjaan, konsisten minat remaja

berkaitan dengan berbagai pekerjaan dari waktu ke waktu

d. Kristalisasi sifat

Yakni atribut psikologis yang relevan dalam pembuatan keputusan

e. Kebebasan vocational

Kemandirian dalam pengalaman kerja

f. Hikmat (wisdom)

Dimensi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk

menentukan pilihan yang realistik yang konsisten dengan tugas

pribadinya.

Menurut Seligman (dalam Komandyahrini dan Hawadi, 2008)

kematangan vokasional dipengaruhi oleh keluarga, latar belakang sosial

ekonomi, gender, inteligensi dan bakat khusus, minat vokasional, harga

diri, dan kepribadian.

Identifikasi dimensi yang relavan dengan kematangan karir remaja

meliputi kebutuhan memilih pekerjaan dan faktor-faktor yang berkaitan

dengan pemilihan tersebut, pengetahuan tentang informasi pilihan

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

22

pekerjaan, konsistensi minat terhadap pekerjaan, pengambilan keputusan,

kebebasan dalam pekerjaan, dan hikmat.

3. Aspek-aspek Kematangan Karir

Aspek- aspek yang terdapat dalam tes VDI (Vocational

Development Inventori) yang dikembangkan oleh Crites dalam Pietrofesa

& Splete, (1975) untuk mengukur tingkat kematangan pilihan karir

mencangkup dua aspek utama, yaitu:

a. Aspek kemampuan

Meliputi kemampuan memecahkan masalah, kemampuan

merencanakan, kemampuan mengumpulkan informasi mengenai

pekerjaan, kemampuan penilaian diri dan seleksi tujuan.

b. Aspek sikap

Meliputi keterlibatan dalam memilih karir, orientasi pada pemilihan

karir, kemandirian dalam memilih karir, dan penggambaran sikap

dalam memilih karir.

Herr & Cramer dalam Pietrofesa & Splete (1975), menyebutkan

aspek-aspek kematangan pilihan karir yaitu kewaspadaan terhadap

perlunya menentukan pilihan karir, penggunaan sumber daya yang

dimiliki, kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan

karir, mampu membedakan minat dan nilai, kewaspadaan terhadap

hubungan antara masa sekarang dan masa depan, formulasi pilihan karir

yang digeneralisasikan, konsistensi terhadap pilihan, pemilihan informasi

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

23

tentang pekerjaan yang dipilih, merencanakan pekerjaan yang dipilih,

kebijaksanaan dalam memilih dan spesifikasi pilihan karir.

Menurut Super dalam Pietrofesa & Splete (1975) menyebutkan

bahwa kematangan pilihan karir sebagai kesamaan antara perilaku karir

seseorang dengan perilaku karir yang diharapkan pada tahap

perkembangan usia karir tersebut melibatkan proses pengambilan

keputusan dengan menunjukkan lima dimensi utama:

a. Orientasi pada pemilihan karir, dimana seseorang menunjukkan

perhatian pada masalah karir dan keefektifan sumber daya untuk

memenuhi tugas pengambilan keputusan.

b. Mengumpulkan informasi dan perencanaan mengenai karir yang

dipilih, dimana seseorang memperoleh informasi dan perencanan

yang spesifik serta bagaimana seseorang terlibat dalam kegiatan

perencanaan.

c. Konsistensi pilihan karir, dimana seseorang telah mantap dalam

memilih lapangan pekerjaan dan tingkat pekerjaan yang diinginkan.

d. Mengenali sifat diri, dimana seseorang mengetahui pola minat,

kematangan minat, senang bekerja, adanya perhatian terhadap

penghargaan kerja, kemandirian karir, serta mampu menerima

tanggung jawab untuk perencanaan dan pekerjaan.

e. Kebijaksanaan pemilihan karir, ditandai dengan adanya pertimbangan

terhadap kemampuan dan pilihan, level yang diminati dan level

pekerjaan yang dipilih, serta keadaan sosial ekonomi.

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

24

Crites dalam Metia (2004) mengemukakan bahwa kematangan

vokasional pada seseorang dapat dirumuskan ke dalam empat aspek yaitu :

a. Pemilihan pekerjaan yang realistis, meliputi 1) individu dapat

menyesuaikan antara kemampuan dengan pekerjaan yang dipilih, 2)

dapat menyesuaikan antara keinginan dengan pekerjaan yang dipilih,

dan 3) dapat mengambil keputusan dalam memilih pekerjaan yang

sesuai dengan sifat kepribadian dan keadaan dirinya.

b. Kompetensi pilihan pekerjaan, meliputi 1) mempunyai rencana yang

berhubungan dengan pemilihan pekerjaan, 2) memiliki pengetahuan

tentang pekerjaan yang dipilih, dan 3) individu berusaha mencari

informasi tentang masalah pekerjaan dan dunia kerja.

c. Sikap terhadap pemilihan pekerjaan, meliputi 1) individu aktif

berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, 2) bersikap

positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai kerja yang dipilihnya, dan 3)

ketidaktergantungan pada orang lain dalam memilih pekerjaan.

d. Kemantapan pemilihan pekerjaan, meliputi 1) mempunyai

kemantapan dalam pengambilan keputusan terhadap pekerjaan yang

dipilihnya, 2) mempunyai kemantapan dalam memilih pekerjaan

walaupun ada pengaruh dari orang lain atau keluarga, dan 3) individu

mempunyai kemantapan dalam pengambilan keputusan pada waktu

yang berbeda.

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

25

Hasil penelitian oleh Patton dana Creed dalam Komandyahrini dan

Hawadi (2008) menyimpulkan bahwa aspek yang berhubungan dengan

kematangan karir adalah:

a. Komitmen terhadap karir

b. Nilai kerja

c. Efikasi diri

d. Harga diri

e. Usia

f. Gender

g. Kemampuan untuk memilih karir

h. Komitmen terhadap karir dan ketidakmampuan untuk memutuskan

pilihan karir

Career Maturity Inventory (CMI) untuk mengukur kematangan

karir yang disusun oleh Crite yang diadaptasi ke dalam budaya Indonesia

oleh Zulkaida dkk (2007) terdiri dari:

a. Skala Sikap (Attitude Scale) mengungkap perasaan-perasaan, reaksi

subjektif, dan kecenderungan individu dalam memilih karir dan

memasuki dunia kerja. Ada lima konstruk sikap yang diukur yaitu:

keterlibatan dalam proses pemilihan karir, orientasi terhadap

pekerjaan, kemandirian dalam pembuatan keputusan karir, preferensi

terhadap faktor-faktor pemilihan karir, dan konsepsi terhadap proses

pemilihan karir (Savickas dalam Zulkaida dkk, 2007)

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

26

b. Tes Kompetensi (Competence Test) terdiri dari lima aspek, yaitu:

pengenalan diri (self-apparaisal), informasi pekerjaan (occupational

information), latar belakang keberhasilan (goal setting), rencana

(planning), dan kemampuan penyelesaian masalah (problem

solving).

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan aspek-aspek

kematangan karir meliputi pemilihan pekerjaan yang realistis, kompetensi

pilihan pekerjaan, sikap terhadap pemilihan pekerjaan, dan kemantapan

pemilihan pekerjaan.

B. Efikasi Diri

1. Pengertian Efikasi Diri

Menurut APA Dictionary of Psychology, Self-efficacy is an

individual’s capacity to act effectively to bring about result, especially as

perceiveived by the individual (APA Dictionary of Psychology, 2006).

Efikasi diri menurut Kamus APA yaitu kapasitas individu untuk bertindak

efektif untuk mencapai suatu hasil, khususnya yang dirasakan oleh

individu.

Bandura (1977), Efikasi diri adalah suatu keyakinan individu

bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu

dengan berhasil. Hal ini akan mengakibatkan bagaimana individu, merasa,

berfikir dan bertingkah laku (keputusan-keputusan yang dipilih, usaha-

usaha dan keteguhannya pada saat menghadapi hambatan), memiliki rasa

bahwa individu mampu mengendalikan lingkungan (sosial) nya.

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

27

Schunk dalam Komandyahrini dan Hawadi (2008) mendefinisikan

efikasi diri sebagai penilaian seseorang akan dirinya atau kemampuannya

yang berkaitan dengan tindakannya.

Kesimpulannya, efikasi diri adalah keyakinan diri individu

mengenai kemampuannya dalam mengerjakan suatu, dalam situasi tertentu

sehingga ia dapat berhasil/ sukses dalam mengerjakan hal tersebut.

2. Dimensi Efikasi Diri

Bandura (1977) menyebutkan bahwa ada tigas aspek yang dapat

digunakan untuk mengukur efikasi diri, yaitu :

a. Tingkat kesulitan tugas (Magnitude), bahwa setiap masalah memiliki

derajat kesulitan yang berbeda dan individu dapat mengukur tingkat

kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki untuk menyelesaikannya.

Jika individu telah menyusun masalah yang dihadapi dari derajat

paling mudah sampai paling sulit, maka efikasi diri akan mampu

memobilisasi ketrampilan dan pengetahuan sesuai dengan derajat

kesulitan masalah. Konsekuensi penyusunan strategi ini membawa

individu pada perilaku dalam pemecahan masalah berdasar pada

tingkat kemampuan yang dimiliki.

b. Luas bidang perilaku (Generality), berkaitan dengan derajat keluasan

bidang tugas yang mampu dikerjakan. Aspek ini berkaitan dengan

evaluasi efikasi diri yang berhubungan dengan keyakinan individu

tentang satu atau lebih tingkah laku yang mampu dikerjakan.

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

28

c. Tingkat keyakinan (Strenght), adalah aspek yang berkaitan dengan

tingkat kesungguhan individu pada pengharapan dan keyakinannya.

Kesungguhan atau kemantapan pada keyakinan dan harapan

mempengaruhi semangat, keuletan dan ketahanan mencapai tujuan.

3. Faktor-faktor Efikasi Diri

Efikasi diri seseorang menurut Bandura (1997) dipengaruhi oleh

empat komponen (sumber informasi) yaitu:

a. Pengalaman pencapaian prestasi (Mastery experiences )

Individu yang sebelumnya pernah mencapai pengalaman sukses

dalam suatu tugas akan memiliki keyakinan yang tinggi terhadap

kemampuannya, sehingga akan meningkatkan keyakinannya saat

menghadapi tugas berikutnya. Sebaliknya, individu yang sebelumnya

gagal akan merasa tidak mampu sehingga menurunkan keyakinannya

saat menghadapi tugas berikutnya.

b. Pengalaman orang lain (Vicarious experience)

Efikasi diri individu dapat dipengaruhi oleh model sosial, yaitu

orang-orang yang dianggap memiliki kemampuan sama dengannya.

Bila ia melihat orang lain tersebut berhasil maka akan meningkatkan

efikasi dirinya, namun bila ia melihat orang lain tersebut gagal maka

akan menurunkan efikasi dirinya. Pengaruh pengalaman orang lain

tersebut sangat tergantung pada karakteristik model, tingkat kesulitan

tugas, keadaan situasional dan keanekaragaman hasil yang dicapai

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

29

oleh model. Bila model yang diamati tidak sama dengan karakteristik

individu maka pengaruh efikasi makin kecil.

c. Persuasi sosial (bujukan secara lisan termasuk didalamnya)

Saran, nasihat, bimbingan yang positif dari orang lain dapat

meningkatkan keyakinan tentang ketrampilan dan kemampuan

seseorang. Ada dua kondisi yang mempengaruhi persuasi, yakni: (1)

ada kepercayaan terhadap orang yang memberi saran; dan (2)

tindakan yang disarankan utuk dicoba harus realistis bagi yang diberi

saran.

d. Kondisi psikologis dan emosional

Seseorang yang memiliki rasa takut, kecemasan, dan stres akan gagal

menyelesaikan tugas. Kegagalan tersebut akan membuat individu

merasa tidak mampu dan tidak yakin untuk menghadapi tugas

selanjutnya. Individu akan lebih berhasil bila tidak mengalami

pengalaman yang menekan yang dapat menurunkan keyakinannya.

Tinggi rendahnya efikasi diri bila dikaitkan dengan lingkungan yang

responsif dan tidak responsif akan menghasilkan empat bentuk

hubungan: 1) Jika efikasi diri tinggi dan lingkungan responsif maka

individu akan sukses; 2) Jika efikasi diri rendah dan lingkungan

responsif maka individu akan mengalami depresi ketika melihat

individu lain sukses pada tugas yang dianggap sulit; 3) Jika efikasi

diri tinggi dan lingkungan kurang responsif maka individu akan

protes melalui gerakan sosial atau kekuatan untuk memaksakan

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

30

perubahan, namun jika usahanya gagal maka mereka akan menyerah

dan mencari cara lain atau mencari lingkungan baru yang lebih

responsif; dan 4) Jika efikasi diri rendah dan lingkungan kurang

responsif maka individu akan apatis, menyerah tidak berdaya.

Efikasi diri memiliki empat komponen pokok yang merupakan

bentuk dari pengalaman langsung yang diperoleh individu yang dapat

membantunya meningkatkan penilaian terhadap efikasi diri. Individu

belajar melalui pengalaman orang lain serta dapat menjadikan

keberhasilan orang tersebut dapat dijadikan contoh dan motivasi pribadi.

Selain hal tersebut, persuasi verbal yaitu arahan melalui sugesti dapat

membantu mendorong untuk mencapai kesuksesan. Terakhir, situasi yang

menekan dapat mempengaruhi efikasi diri sehingga situasi yang dapat

menimbulkan tekanan cenderung dihindari.

Dengan demikian efikasi diri dapat ditingkatkan dengan

menggunakan empat sumber informasi efikasi diri yaitu: pengalaman yang

dialami langsung oleh individu tersebut, pengalaman orang lain, persuasi

sosial serta kondisi psikologis dan emosional individu tersebut. Semakin

banyak individu tersebut belajar dan memperoleh informasi efikasi diri

maka diharapkan tingkat efikasi diri individu tersebut akan semakin baik.

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

31

4. Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Perilaku dan Kognisi

Menurut Eggen dan Kautchak, pengaruh efikasi diri pada perilaku

dan kognisi sebagai berikut:

Tabel 2

Pengaruh efikasi diri pada perilaku dan kognisi

Aspek Individu Dengan Efikasi Diri

Tinggi

Individu Dengan Efikasi Diri

Rendah

Orientasi

Tugas

Menerima tantangan tugas Menghindari tantangan tugas

Usaha

Mencurahkan usaha yang tinggi

ketika berhadapan dengan tugas

menantang

Mencurahkan sedikit usaha

ketika berhadapan dengan tugas

menantang

Ketekunan

Tetap gigih ketika tujuan tidak

tercapai

Menyerah ketika tujuan tidak

tercapai

Keyakinan

Yakin akan sukses, mampu

mengontrol stress dan kecemasan

ketika tujuan tidak tercapai, yakin

mampu mengontrol lingkungan

Memfokuskan pada perasaan

incompetent, menunjukkan

kecemasan ketika tujuan tidak

tercapai, tidak yakin bahwa ia

mampu mengontrol lingkungan

Strategi Menghilangkan strategi yang

tidak perlu

Gigih dengan strategi yang tidak

perlu

Kinerja

Menunjukkan kinerja yang lebih

tinggi dibanding individu dengan

efikasi diri rendah, pada

kemampuan setara

Menunjukkan kinerja yang lebih

rendah dibanding individu

dengan efikasi diri tinggi, pada

kemampuan setara

Sumber: Eggen dan Kautchak (dalam Lailatushifah, 2004)

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan pengaruh efikasi

tinggi individu dalam perilakunya maka akan menerima tantangan tugas

yang diberikan, mencurahkan usaha yang tinggi dalam menhadapi tugas

yang menantang dan gigih ketika tujuan tidak tercapai. Individu dengan

efikasi diri tinggi secara kognisi maka ia yakin akan sukses, mampu

mengontrol stress serta kecemasan, dan yakin mampu mengontrol

lingkungan selain itu mampu menghilangkan strategi yang tidak perlu.

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

32

Hal-hal tersebut merupakan kebalikan dari individu dengan efikasi diri

rendah.

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Istilah adolesence/ remaja berasal dari kata latin adolescere (kata

bendanya adolescentia yang berarti remaja) yang berarti ”tumbuh menjadi

dewasa”. Istilah ini kemudian berkembang dan mempunyai arti yang lebih

luas mencangkup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik

(Hurlock,1980).

Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peserta didik

kelas XI dan XII yang berusia antara 15 sampai 18 tahun. Menurut

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bab 1 ayat (4), pengertian peserta didik adalah

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui

proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan tertentu. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non

formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jalur,

jenjang dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan

pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan

atau masyarakat (Afriyanti, 2007).

Pada tahun 1974, WHO (Sarwono, 2002) memberi definisi tentang

remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

33

mengemukakan tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi

sehingga secara lengkap sebagai berikut:

a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-

tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan

seksual.

b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi

dari kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Berdasarkan teori yang dikemukakan, remaja sebagai peserta didik

adalah individu yang berkembang secara biologik, psikologik serta

berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran

tertentu. Selain itu remaja juga mulai relatif lebih mandiri secara sosial-

ekonomi yang terlihat pada kematangan karir.

2. Ciri-ciri Remaja

Menurut Hurlock (1990) masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu

yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya.

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Ada beberapa periode yang lebih penting daripada beberapa

periode sebelumnya, karena akibatnya yang langsung terhadap sikap

dan perilaku dan ada lagi yang lebih penting karena akibat-akibat

jangka panjangnya. Ada periode yang penting karena akibat fisik dan

ada lagi karena akibat psikososial. Pada periode remaja kedua-duanya

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

34

sama penting. Perkembangan fisik yang cepat disertai dengan

cepatnya perkembangan mental pada masa awal remaja menimbulkan

perlunya penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai, dan minat

baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Peralihan tidak berarti terputus dengan berubah dari apa

yang terjadi sebelumnya, melainkan lebih sebuah peralihan dari satu

tahap perkembangan ke tahap berikutnya.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Ada empat perubahan yang terjadi pada remaja. Pertama,

meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tinggat

perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan minat

dan peran yang diharapkan oleh sekelompok sosial untuk diperankan

menimbulkan masalah baru. Ketiga, dengan berubahnya minat dan

pola perilaku maka nilai-nilai juga akan berubah. Keempat, sebagaian

besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja

menginginkan dan menuntut kebebasan tapi mereka sering takut

bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuannya

untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode memiliki masalahnya sendiri-sendiri, namun

masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh

anak laki-laki atau perempuan. Terdapat dua alasan, yaitu sepanjang

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

35

masa kanak-kanan masalahnya sering diselesaikan oleh orang tua dan

guru maka masa remajanya tidak berpengalaman dalam mengatasi

masalah. Kedua, para remaja merasa diri mereka mandiri sehingga

mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri dan menolak bantuan

orang tua dan guru.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada tahun-tahun awal remaja, penyesuaian diri dengan

kelompok teman sebaya masih tetap penting bagi anak laki-laki dan

perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri

dan tidak puas lagi menjadi sesama dengan teman dalam segala hal,

seperti sebelumnya.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Ada anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak

rapi, yang tidak dapat dipercya dan cenderung merusak dan

berperilaku merusak, menyebabkan orang ewasa yang membimbing

dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan

bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.

Anggapan tersebut mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja

terhadap dirinya sendiri.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis

Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana

yang ia inginkan dan bukan sebagimana adalannya terlebih dalam hal

cita-cita yang tidak realistisk ini tidak hanya bagi dirinya sendiri

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

36

tetapi bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya

emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.

h. Masa remaja sebagai masa perkembangan sosialnya

Pada usia remaja, wawasan sosial remaja putra dan putri

bertambah luas melampaui batas-batas keluarga dan jenisnya, yang

menimbulkan persoalan baru baginya. Dalam waktu ini para remaja

mengalami beberapa perubahan. Dalam pandangan masyarakat,

remaja adalah anak-anak bahkan diharapkan ia mampu memainkan

peranan yang berbeda, ia menemukan kelompok orang dewasa yang

bukan keluarganya, namun remaja harus bergaul dengan mereka.

Luas lingkup teman sebaya juga meningkat dan terbentuklah

kecenderungan kepada lawan jenisnya.

Berdasarkan teori diatas remaja mengalami masa dengan ciri-ciri

yaitu sebagai masa penting, masa peralihan, masa perubahan, masa

mencari identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa yang tidak

realistis, dan masa perkembangan sosialnya sehingga perlu adanya

bimbingan dan pendampingan agar dapat melaluinya dengan baik.

D. Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kematangan Karir Peserta Didik

Pada usia Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Atas

atau Kejuruan seseorang seharusnya dapat memilih dan merencanakan karir

secara tepat. Untuk itulah diperlukan kematangan karir. Kematangan karir

meliputi pengetahuan akan diri, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

37

memilih suatu pekerjaan, dan kemampuan untuk merencanakan langkah-

langkah menuju karir yang diharapkan (Crite dalam Zulkaida dkk, 2007).

Pilihan karir dan langkah-langkah pendidikan dan pelatihan yang

tepat akan mengantar seseorang menjadi individu yang mempunyai daya

saing dalam bursa kerja. Seorang yang mempunyai penilaian yang negaif

terhadap kemampuan dirinya dalam melakukan pilihan karir akan kehilangan

minat dan usaha untuk melakukan pengenalan diri dan pekerjaan, dan

mengalami kesulitan jika menghadapi masalah dalam pemilihan karir. Hal

tersebut akan berakibat pada rendahnya kematangan karir (Zulkaida dkk,

2007).

Seligman dalam Komandyahrini dan Hawadi (2008) mengatakan

salah satu ciri tingkat kematangan karir yang positif ditandai dengan

meningkatnya sikap yang berhubungan dengan kematangan karir yakni

efikasi diri (self-efficacy). Individu yang memiliki efikasi diri yang tingi akan

berpikir bahwa kesulitan atau rintangan selalu dapat diatasi melalui

pengembangan diri dan ketekunan. Sementara individu yang memiliki efikasi

diri rendah akan dengan mudah meyakini kesia-siaan akan usahanya dalam

menghadapi sesulitan. Menurut Seligman pula, bahwa salah satu faktor

individual yang mempengaruhi kematangan karir adalah efikasi diri (self-

efficacy).

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1251/3/Ria Rosshiana_BAB II.pdf · 14 1) Sub tahap sementara, 15- 17 tahun Tugas perkembangan pada

38

Berdasarkan kerangka pikir tersebut diatas dapat digambarkan

melalui bagan sebagai berikut:

E. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori di atas maka

diajukan hipotesis sebagai berikut: Ada Pengaruh Efikasi diri terhadap

Kematangan Karir Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri

1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2010/ 2011.

Peserta Didik

Efikasi Diri

a.) Tingkat kesulitan

tugas (magnitude)

b.) Luas bidang

perilaku

(generality)

c.) Tingkat keyakinan

(strenght)

Kematangan Karir

a.) Pemilihan kerja yang

realistis

b.) Kompetensi pilihan

c.) Sikap terhadap

pemilihan pekerjaan

d.) Kemantapan

pemilihan pekarjaan

Pengaruh Efikasi Diri..., Ria Rosshiana, Fakultas Psikologi UMP, 2011